BATUK

• Batuk adalah refleks fisiologis sebagai mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari saluran pernafasan. Batuk bukanlah merupakan suatu penyakit, namun merupakan gejala adanya gangguan di saluran pernafasan. Namun bila batuk itu berlebihan, maka batuk akan sangat mengganggu aktivitas. Refleks batuk dapat ditimbulkan oleh berbagai sebab.

• Batuk bermula dari suatu rangsang pada reseptor batuk. Reseptor ini berupa serabut saraf non mielin halus yang terletak baik di dalam maupun di luar rongga toraks. Yang terletak di dalam rongga toraks antara lain terdapat di laring, trakea, bronkus dan di pleura. Jumlah reseptor akan semakin berkurang pada cabang-cabang bronkus yang kecil, dan sejumlah besar reseptor didapat di laring, trakea, karina dan daerah percabangan bronkus. Reseptor bahkan juga ditemui di saluran telinga, lambung, hilus, sinus paranasalis, perikardial dan diafragma.

Refleks batuk terdiri dari 5 komponen utama

• Reseptor batuk,• Serabut saraf aferen, • Pusat batuk, • Susunan saraf  eferen dan • Efektor.

batuk dipicu oleh stimulasi ujung saraf oleh bahan kimi (asam, kapsaisin) maupun mekanik (polutan, suhu). Satu kanal ion kationik, yaitu transient receptor potencial vanilloid tipe 1 (TRPV1) dan transient receptor potencial ankyrin tipe 1(TRPA1) yang terdapat pada rapidly adapting receptors dan serat tipe C, diduga sebagi pemicu adanya batuk.

Sinyal batuk diterima oleh serabut saraf aferen yang diteruskan lewat n. vagus, n. laringeal superior, n. trigeminal, dan n. gloso farigeal kepusat batuk yang berada pada nukleus traktus solitarius. Setelah dipresepsikan oleh nukleus traktus solitarius, pusat batuk mengirim sinyal eferen melalui saraf-saraf laringeal dan saraf spinal keberbagai efektor, diantaranya pita suara, otot-otot ekpiratorius, dan otot polos bronkial.