FISIKA
-
Upload
frenky-azuandi -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
description
Transcript of FISIKA
FISIKA
1. Contoh Makhluk Hidup yang Mendengar Secara Infrasonik, Audiosonik,
dan Ultrasonik
A. Frekuensi Infrasonik = < 20 Hz
Frekuensi infrasonik yakni frekuensi yang tidak dapat ditangkap oleh panca indera, seperti
gempa bumi, tanah longsor, dsb. Contoh makhluk hidup yang mampu mendengar frekuensi
infrasonik adalah jangkrik, nyamuk, gajah, cicak, semut, kudanil dll.
B. Frekuensi Audiosonik = 20 Hz - 20.000 Hz
Frekuensi audiosonik yakni frekuensi yang dapat ditangkap oleh panca indera, seperti
bernyanyi, berteriak, dsb. Contoh makhluk hidup yang mampu mendengar frekuensi
audiosonik adalah manusia, kucing, ayam, bebek, sapi, tikus, kambing, kuda, domba, dll.
C. Frekuensi Ultrasonik = > 20.000 Hz
Frekuensi ultrasonik yakni frekuensi yang tidak dapat didengar karena frekuensinya
terlampau besar. Contoh makhluk hidup yang mampu mendengar frekuensi ultrasonik adalah
kelelawar, anjing, lumba-lumba, paus, dll.
2. Bagian-Bagian Telinga dan Fungsinya
1. Telinga bagian luar yaitu daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran
2. Telinga bagian tengah terdiri dari gendang telinga, 3 tulang pendengar ( martil, landasan dan
sanggurdi) dan saluran eustachius.
3. Telinga bagian dalam terdiri dari alat keseimbangan tubuh, tiga saluran setengah lingkaran,
tingkap jorong, tingkap bundar dan rumah siput (koklea)
Fungsi bagian-bagian indra pendengar :
a. Daun telinga, lubang telinga dan liang pendengaran berfungsi untuk menangkap dan
mengumpulkan gelombang bunyi.
b. Membran Timpani berfungsi untuk menangkap getaran.
c. Gendang telinga berfungsi untuk menerima rangsang bunyi dan meneruskannya ke bagian
yang lebih dalam, yakni dari udara ke tulang pendengaran.
d. Tiga tulang pendengaran ( tulang martil, landasan dan sanggurdi) berfungsi untuk
memperkuat getaran dan meneruskannya ke koklea atau rumah siput.
e. Tingkap jorong, tingkap bundar, tiga saluran setengah lingkaran dan koklea (rumah siput)
berfungsi untuk mengubah impuls dan diteruskan ke otak. Tiga saluran setengah lingkaran
juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh.
4. Serumen: Melindungi telinga dari kerusakan dan infeksi.
5. Saluran Eustachius: Menghubungkan telinga tengah dengan bagian telinga belakang.
3. Mekanisme Pendengaran
Bunyi ditangkap dan diterima oleh telinga luar, seperti daun telinga, lubang telinga, dan
liang pendengaran, kemudian melewati membran timpani yang telah menangkap bunyi dari
telinga luar tadi. Setelah menerima rangsang bunyi, gendang telinga kembali meneruskannya
ke tulang-tulang pendengaran. Disini, tulang martil, landasan, dan sanggurdi mereka
memperkuat getaran/impuls dan kemudian meneruskannya kembali ke koklea/rumah siput
dan merangsang saraf di sekitar cairan rumah siput dan dikirim ke otak. Selanjutnya di otak,
suara tersebut diolah sehingga dapat mendengar dan mengartikannya.
4. Faktor yang Mengakibatkan Seseorang Kehilangan Pendengaran
Gangguan pendengaran bisa terjadi pada siapa saja dan pada semua umur , bisa sementara
dan bahkan permanen. Gangguan pendengaran disebabkan karena salah satu atau lebih,
bagian dari telinga tidak dapat berfungsi secara normal.
Jenis Gangguan Pendengaran :
1. Gangguan Pendengaran Konduktif : Terjadi ketika gelombang suara terhalang masuknya
dari lubang telinga dan gendang telinga menuju ke rumah siput ( koklea ) dan Saraf
Pendengaran (Auditory Nerve).
Beberapa penyebab gangguan pendengaran ini :
Infeksi Telinga Tengah (otitis media)
Peradangan yang ditimbulkan menyebabkan cairan yang menumpuk di telinga tengah serta
dapat merusak gendang telinga.
Kista di liang telinga
Tumor di telinga tengah
Sumbatan Cerumen atau Benda Asing (kotoran telinga)
Pengapuran atau kekakuan pada:
- Gendang telinga (timpanosklerosis)
- Tulang-tulang pendengaran (otosklerosis)
2. Gangguan Pendengaran Sensorineural/Saraf : Terjadi ketika rumah siput ( koklea) atau
saraf pendengaran fungsinya menurun. Disebabkan adanya kerusakan pada telinga bagian
dalam atau pada jalur saraf pendengaran ke otak dan biasanya bersifat menetap/permanen.
Beberapa penyebab gangguan pendengaran ini :
Faktor Usia
Dikenal dengan presbikusis. Terjadi secara berangsur-angsur, sehingga kadang-kadang tidak
disadari.
Paparan terhadap Kebisingan
Suara mesin di pabrik atau suara musik yang keras dapat menyebabkan gangguan
pendengaran.
Penyakit atau Trauma
Penyakit Meniere Syndrome (disertai dengan vertigo, mual, dan tinitus), tumor, cedera
kepala waktu lahir, dan juga dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti TORCHS
(toksoplasma, rubella, citomegalovirus, herpes, dan syphilis), dan diabetes melitus.
Obat-obatan (ototoxic) seperti: pemakaian aspirin dosis tinggi, beberapa antibiotika,
diuretika, dan kemoterapi. Sebaiknya selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum
mengkonsumsi obat-obatan.
Faktor-Faktor Lain:
Merokok dapat menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah ke telinga dalam.
Faktor genetika/keturunan.
Akibat dari penyakit sistemik lainnya.
3. Gangguan Pendengaran Campuran : Campuran atau gabungan antara gangguan
pendengaran konduktif dan saraf. Dimana gangguan pendengaran ini disebabkan karena
adanya gangguan pada jalur konduktif dan sensorineural/saraf.
Derajat Gangguan Pendengaran, berdasarkan ambang dengar hantaran udara :
Normal: 0 - 20 dB
Kurang Dengar :
- Ringan (mild hearing loss) : 21 - 40 dB
- Sedang (moderate hearing loss) : 41 - 70 dB
- Berat (severe hearing loss) : 71 - 90 dB
Tuli (deaf) : > 90 dB
5. Efek-Efek Gelombang Ultrasonik
Gelombang ultrasonik dapat memberikan efek, baik mekanik, panas, kimiawi maupun
biologis. Atau perubahan – perubahan siklik yang terjadi pada perambatan gel ultrasonik :
getaran partikel, perubahan tekanan, peruabahan densitas, dan perubahan suhu.
Semua perubahan di atas bersifat sementara dan pengaruhnya sangat kecil, banyaknya
panas yang timbul di dalam jaringan tubuh ditentukan oleh : intensitas, lamanya pemaparan,
dan koefisien absorpsi jaringan. Pemakaian gel ultrasonik dan intensitas tinggi dapat
menimbulkan fenomena kavitasi pada medium yang berupa cairan. Faktor yang menambah
keamanan penggunaan USG yang banyak dipakai saat ini mempunyai intensitas < 10
MW/Cm2.
1. Mekanik
Membentuk emulsi asap/awan dan disintegrasi beberapa benda padat. Ini bisa digunakan
untuk mendeteksi lokasi batu empedu.
2. Panas
Sebagian ultrasonik mengalami refleksi pada titik yang bersangkutan dan sebagian lagi pada
titik tersebut mengalami perubahan panas. Pada jaringan bisa terjadi pembentukan rongga
dengan intensitas tinggi.
3. Kimia
Gelombang ultrasonik menyebabkan oksidasi dan hidrolisis ikatan polyester
4. Biologis
Efek ini sebenarnya merupakan gabungan antara efek-efek di atas, misalnya panas
menimbulkan dilatasi pembuluh darah. Ultrasonik juga meningkatkan permeabilitas
membran sel dan kapiler serta merangsang aktivitas sel. Otot mengalami paralisis dan sel-sel
hancur, bakteri dan virus dapat pula hancur. Keletihan akan terjadi jika frekuensi ultrasonik
ditingkatkan.
6. Aplikasi Gelombang Ultrasonik di Bidang Kesehatan
Pemeriksaan bagian dalam tubuh manusia dengan Ultrasonik dinamakan USG
(Ultrasonografi) merupakan aplikasi gelombang bunyi dalam bidang kedokteran.
Pemeriksaan dengan menggunakan Ultrasonografi memanfaatkan sifat gelombang yaitu bisa
dipantulkan termasuk gelombang bunyi. Sebagai contoh aplikasi gelombang bunyi dalam
bidang kedokteran adalah pemeriksaan janin dan ibu hamil oleh dokter spesialis kandungan
dan kebidanan. Dengan mengamati layar monitor dokter bisa mengetahui ukuran janin,
denyut jantung sampai jenis kelamin, maka dokter bisa memonitor pertumbuhan serta
kesehatan janin.
Pemeriksaan dengan Ultrasonografi lebih aman dibandingkan dengan pemeriksaan
menggunakan sinar-x (sinar Rontgen) baik bagi ibu yang mengandung atau bagi janin.
Ultrasonik tidak akan merusak material yang dilewatinya karena ultrasonik merupakan salah
satu gelombang mekanik sehingga pemeriksaan Ultrasonografi disebut Pengujian tak
merusak (non destructive testing) disingkat NDT. Aplikasi gelombang bunyi dalam bidang
kedokteran yang lain adalah penggunaan ultrasonografi untuk pemeriksaan kanker pada hati
dan otak.
Kelebihan penggunaan Ultrasonografi dibanding penggunaan sinar x adalah:
Ultrasonografi lebih aman untuk melihat janin di dalam rahim ibu hamil dibanding sinar x
karena sinar x dapat meng-ionisasi sel hidup
Ultrasonografi dapat digunakan terus menerus untuk melihat pergerakan serta perkembangan
sebuah janin
Ultrasonografi dapat mengukur kedalaman suatu benda di bawah permukaan kulit melalui
selang waktu dipancarkan sampai dipantulkan kembali gelombang ultrasonik. Sedangkan
gambar yang dihasilkan oleh sinax datar tanpa petunjuk jarak letak sebuah benda atau
kedalaman benda.
Ultrasonigrafi mampu mendeteksi perbedaan antar jaringan-jaringan lunak dalam tubuh yang
tidak dapat dilakukan oleh sinar x sehingga mampu menemukan tumor atau gumpalan lunak
di tubuh manusia.
Gelombang ultrasonik dengan intensitas yang sangat tinggi, yaitu 107W/m2, digunakan
untuk diagnosa dan pengolahan seperti menghancurkan jaringan dalam tubuh yang tidak
diinginkan (misalnya tumor atau batu ginjal). Gelombang ultrasonic dapat juga digunakan
untuk terapi, misalnya untuk memberi pemanasan pada bagian tubuh yang luka.
7. Rumus dan Penggunaannya pada Efek Doppler
Ketika kita mendekati sumber bunyi maka frekuensi yang terdengar akan lebih keras.
Sebaliknya jika kita menjauhi sumber bunyi maka frekuensi yang didengar akan lebih kecil.
Peristiwa ini pertama kali dipikirkan oleh fisikawan Austria bernama Christian Andreas
Doppler (1803 – 1855). Dengan demikian peristiwa seperti ini dikenal dengan efek Doppler.
Efek Doppler adalah sebuah peristiwa jika ada sebuah sumber bunyi dan pendengar yang
bergerak relative satu sama lain (menjauhi atau mendekati) maka frekuensi yang didengar
oleh pendengar tidak sama dengan frekuensi yang dipancarkan oleh sumber bunyi.
Maka untuk menentukan berapa besar frekuensi yang didengar oleh pendengar bisa kita
cari dengan persamaan sebagai berikut :
Fp = V ± Vp / V ± Vs x Fs Keterangan :
Fp : Frekuensi pendengar (Hz)
Fs : Frekuensi sumber bunyi (Hz)
V : Kecepatan merambatnya gelombang di udara (m/s)
Vp : Kecepatan pendengar (m/s)
Vs : Kecepatan sumber bunyi (m/s)
Dari rumus di atas, terdapat beberapa ketentuan penggunaannya (+-) mengenai rumus itu
sendiri, yakni :
Jika sumber bunyi bergerak mendekati pendengar maka kecepatan sumber bunyi (Vs)
bernilai negatif (Vs = -), jika bergerak sebaliknya maka bernilai positif (Vs = +)
Jika pendengar mendekati sumber bunyi maka kecepatan pendengar (Vp) bernilai positif (Vp
= +), jika bergerak sebaliknya maka bernilai negatif (Vp = - )