Firmansyah Putra Fst

138
PERANCANGAN SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT PARU- PARU MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Skripsi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Oleh : FIRMANSYAH PUTRA 206091004049 FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011/1432

Transcript of Firmansyah Putra Fst

  • PERANCANGAN SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI PENYAKIT

    PARU- PARU MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

    Skripsi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

    Sarjana Teknik Informatika

    Fakultas Sains dan Teknologi

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

    Oleh :

    FIRMANSYAH PUTRA

    206091004049

    FAKULTAS SAIN DAN TEKNOLOGI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2011/1432

  • i

    KATA PENGANTAR

    Asslamualaikum Wr.Wb

    Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat,

    nikmat dan ridho-Nya lah penulis mempunyai kesempatan untuk menyelesaikan laporan tugas

    akhir ini sebagai syarat kelulusan pendidikan sarjana program strata 1 (S1) Jurusan Teknik

    Informatika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Tahap demi tahap telah dilalui dalam penyusunan laporan ini, dan memerlukan

    perjuangan yang keras untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Namun, penulis menyadari

    bahwa dalam laporan tugas akhir ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan yang

    disebabkan keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis.

    Banyak pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan, pengarahan dan bantuannya kepada

    penulis dalam menyelesaikan laporan tugas akhir ini. Dalam kesempatan ini penulis

    mengucapkan terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada :

    1. Bapak Dr. Ir. Syopiansyah Jaya Putra, MSIS selaku Dekan Fakultas Sains dan

    Teknologi.

    2. Bapak Ir. Bakri La Katjong, M.Kom, MT selaku ketua jurusan Teknik Informatika.

    3. Ibu Viva Arifin,MM.Si selaku pembimbing I atas bimbingan, saran dan arahan yang

    diberikan kepada penulis.

    4. Bapak Hendra Bayu Suseno, M.Kom selaku pembimbing II atas bimbingan dan saran

    yang diberikan kepada penulis

    5. Seluruh staf pengajar dan karyawan dilingkungan Fakultas Sains dan Teknologi jurusan

    Teknik Informatika.

  • ii

    6. Kedua orang tuaku, mamaku Nurdiani Lukman dan papaku Lukman SE yang telah

    memberikan doa,dukungan, kasih sayang dan bantuannya baik berupa moril maupun

    materiil kepada penulis

    7. Kakakku (Ludiani Lukman)dan Adikku (Fatriani Lukman,Yuliani Lukman,Alfarizi) dan

    keponakanku faisal berkat kalian aku mempunyai semangat buat menyelesaikan tugas

    akhir ini.

    8. Buat kekasihku tercinta, Ika Malgi Ulfa terimah kasih atas doanya,saran, dan dukungan

    dalam penyusunan tugas akhir ini.

    9. Temanku Jamrudin terimah kasih untuk photo copy dan print murahnya serta dukungan

    dan sarannya dalam penyusunan tugas akhir ini.

    10. Teman-teman dari The Tamfan (Dadang,Raihan,Arif,Jodi,Jajang,Jamrudin,Qori,Ruslan

    Tarno) yang sudah mau menemani hari-hari di counter.

    11. Teman-teman facility apartement Belleeza Harlan,Budi, dan Nando yang sudah mau

    maklumi penulis karena sering telat kerja.

    12. Semua teman-teman TI-B dan TI-A angkatan 2006 dan semua pihak yang telah banyak

    memberikan bantuannya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Sesungguhnya

    kalian semua adalah merupakan investasi yang tak ternilai dengan apapun. I Love You

    For All.

    Semoga Allah SWT membalas segala budi baik yang telah dilakukan kepada semua pihak yang

    telah banyak membantu dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

    Akhir kata, dengan segala kerendahan hati semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua

    pihak yang membutuhkan, terutama bagi penulis dan bagi pembaca pada umumnya. Mohon maaf

  • iii

    atas segala kekurangannya, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah

    Nya kepada kita semua. Amin.

    Jakarta, Agustus 2011

    Penulis

  • iv

    ABSTRAK

    Firmansyah Putra, Sistem Pakar Identifikasi Penyakit Paru dan Pernafasan Menggunakan

    Metode Forward Chaining (Dibawah bimbingan Ibu Viva Arifin dan Bapak Hendra Bayu

    Suseno)

    Salah satu perkembangan komputer adalah Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence),

    yang merupakan bagian dari ilmu komputer. Kecerdasan Buatan merupakan salah satu bagian

    dari ilmu komputer yang membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti

    dan sebaik yang dilakukan oleh manusia. Agar komputer bisa bertindak seperti dan sebaik

    manusia, maka komputer juga harus diberikan pengetahuan, dan mempunyai kemampuan untuk

    menalar.

    Sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang dirancang agar dapat melakukan

    penalaran seperti layaknya seorang pakar pada suatu bidang keahlian tertentu. Akan tetapi harus

    diketahui bahwa sistem pakar ini bukanlah untuk menggantikan fungsi dari seorang pakar dalam

    hal ini seorang dokter spesialis paru dan pernafasan, dan akan tetapi hanya diperuntukkan

    sebagai perlengkapan dan alat bantu yang terbatas, karena sistem pakar ini hanya bersifat

    konsulatatif dan tidak seperti halnya seorang dokter spesialis yang dapat mengidentifikasi

    penyakit tertentu dengan suatu pemikirannya.

    Permasalahan yang ada adalah, bagaimana merancang dan membuat suatu alat

    bantu untuk dapat mempelajari dan mengetahui penyakit paru dan pernafasan beserta gejalanya

    dengan menggunakan teknologi informasi agar masyarakat umum dapat mengetahui gejala-

    gejala penyakit paru dan pernafasan sehingga ditemukan cara penanganannya, yakni software

    komputer.

    Pada perancangan dan pembuatan aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit paru

    dan pernafasan ini berisikan antara lain konsultasi, knowledge base, dan daftar istilah. Aplikasi

    sistem pakar ini menggunakan pemograman PHP MySql Version 2.5 dan Macromedia

    Dreamwaver MX 2004.

    Kata Kunci : Sistem Pakar, Expert System, AI (Artificial Intelligence), Kecerdasan Buatan,

    Penyakit Paru Dan Pernafasan

  • Daftar Isi

    Kata Pengantar i

    Abstrak iv

    BAB I PENDAHULUAN 1

    1.1. Latar Belakang Masalah 1

    1.2. Perumusan Masalah 3

    1.3. Pembatasan Masalah 3

    1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 4

    1.5. Sistematika Penulisan 6

    BAB II LANDASAN TEORI 8

    2.1. Aplikasi 8

    2.2. Kecerdasan Buatan 9

    2.3. Sistem Pakar 10

    2.3.1. Ciri,Karakteristik,Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar 13

    2.3.2. Komponen Sistem Pakar 15

    2.3.3. Teknik Representasi Pengetahuan 17

    2.3.4. Metode Forward Chaining 18

    2.4. Penyakit Paru-Paru dan Pernafasan 20

    2.4.1. Jenis Penyakit Paru-Paru dan Pernafasan 20

    2.4.2. Influenza 21

    2.4.3. Tuberkulosis (TBC) 22

    2.4.4. Bronkitis 23

    2.5. Alat Bantu Pengembangan Sistem 24

    2.5.1. Data

    2.5.2. Sistem 25

    2.5.3. Data Flow Diagram (DFD) 25

    2.5.4. Bagan Alir (Flowchart) 27

    2.6. Pemograman PHP dan Database MySqL 28

    2.6.1. Sekilas Tentang PHP 28

    2.6.2. Sejarah Singkat MySqL 30

    2.7. Metodologi Pengembangan Sistem 32

    2.8. Studi Literature Sistem 37

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41

    3.1. Metode Pengumpulan Data 41

  • 3.1.1. Studi Pustaka 41

    3.1.2. Wawancara 42

    3.1.3. Observasi 42

    3.2. Metode Pengembangan Sistem 42

    3.2.1. Inisialisasi Kasus 43

    3.2.2. Analisa dan Desain 44

    3.2.3. Prototype Dasar Kasus 44

    3.2.4. Pengembangan Sistem 46

    3.2.5. Implementasi Sistem 46

    3.2.6. Implementasi Tahap Lanjut 47

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 48

    4.1. Inisialisasi Kasus 48

    4.1.1. Defenisi Masalah 48

    4.1.2. Evaluasi Solusi Alternatif 49

    4.2. Analisa dan Konseptual 50

    4.2.1. Konseptual 50

    4.3. Prototype Dasar Kasus 52

    4.3.1. Formulasi 52

    4.3.2. Teknik Penalaran 52

    4.3.3. Teknik Penelusuran 53

    4.4. Mesin Inferensi 56

    4.5. Pengembangan Sistem 65

    4.5.1. Data Flow Diagram (DFD) 65

    4.5.1.1. Context Diagram 66

    4.5.1.2. Diagram Level Nol 67

    4.5.2. Rancangan Data Base 67

    4.5.3. Bagan Alir (Flowchart) 71

    4.5.3.1. Flowchart Menu Utama 72

    4.5.3.2. Flowchart Konsultasi 73

    4.5.3.3. Flowchart Login Pakar 74

    4.5.3.4. Flowchart Menu Pakar 75

    4.5.3.5. Flowchart Input 76

    4.6. Implementasi 86

    4.7. Pengujian 98

    4.2.7.1. Pengujian Akses Web 99

    4.2.7.2. Pengujian Konsultasi 100

    4.2.7.3. Pengujian Login 101

    4.2.7.4. Pengujian Menu Ubah Password 102

  • 4.2.7.5. Pengujian Menu Data Penyakit 106

    4.2.7.6. Pengujian Data Relasi 109

    4.8. Analisa Hasil Program 111

    BAB V PENUTUP 115

    5.1. Kesimpulan 115

    5.2. Saran 116

    Daftar Pustaka 117

    Lampiran-Lampiran

  • Daftar Gambar

    Gambar 2.1. Struktur Skematis Sistem Pakar 15

    Gambar 2.2. Model Water Fall 18

    Gambar 3.1. Siklus Pengembangan Sistem Pakar 43

    Gambar 4.1. Penalaran Maju 53

    Gambar 4.2. Pohon Keputusan/Tree 54

    Gambar 4.3. Contex Diagram 66

    Gambar 4.4. Diagram Level 0 67

    Gambar 4.5. Flowchart Menu Utama 72

    Gambar 4.6. Flowchart Konsultasi 73

    Gambar 4.7. Flowchart Login Pakar 74

    Gambar 4.8. Flowchart Menu Pakar 75

    Gambar 4.9. Flowchart Input Gejala Penyakit 76

    Gambar 4.10. Flowchart Input Data Penyakit 77

    Gambar 4.11. Flowchart Input Relasi 78

    Gambar 4.12. Rancangan Menu Utama 80

    Gambar 4.13. Rancangan Menu Konsultasi 81

    Gambar 4.14. Rancangan Menu Informasi 81

    Gambar 4.15. Rancangan Menu Profil 82

    Gambar 4.16. Rancangan Menu Pakar 82

    Gambar 4.17. Rancangan Menu Input Data User 83

    Gambar 4.18. Rancangan Input Ubah Password 84

    Gambar 4.19. Rancangan Input Gejala 84

    Gambar 4.20. Rancangan Input Data Penyakit 85

    Gambar 4.21. Rangcangan Input Relasi 85

    Gambar 4.22. Rancangan Output Hasil Konsultasi 86

    Gambar 4.23. Implementasi Database 87

    Gambar 4.24. Implementasi Tabel Gejala 88

    Gambar 4.25. Implementasi Tabel Penyakit 88

    Gambar 4.26. Implementasi Tabel User 89

    Gambar 4.27. Implementasi Tabel Hasil Analisa 89

    Gambar 4.28. Implementasi Tabel Pakar 90

    Gambar 4.29. Implementasi Tabel Relasi 90

    Gambar 4.30. Halaman Home 91

    Gambar 4.31. Tampilan Menu Konsultasi 92

    Gambar 4.32. Tampilan Menu Informasi 92

    Gambar 4.33. Tampilan Menu Profile 93

    Gambar 4.34. Tampilan Menu Pakar 94

    Gambar 4.35. Tampilan Input Data User 94

    Gambar 4.36. Tampilan Menu Ubah Password 95

  • Gambar 4.37. Form Input Gejala 96

    Gambar 4.38. Form Input Data Penyakit 97

    Gambar 4.39. Form Input Relasi 97

    Gambar 4.40. Tampilan Output Hasil Konsultasi 98

    Gambar 4.41. Hasil Keluaran Halaman Utama 99

    Gambar 4.42. Halaman Tidak Ditemukan 100

    Daftar Tabel

    Tabel 2.1. Perbandingan Kemampuan Pakar Dengan Sistem Pakar 12

    Tabel 2.2. Simbol DFD 26

    Tabel 2.3. Simbol-Simbol Flowchart 27

    Tabel 2.4. Penjadwalan Pengembangan Sistem 34

    Tabel 2.5. Skripsi Sebelumnya Aplikasi Sistem Pakar Diagnosa Demam 38

    Tabel 2.6. Skripsi Sebelumnya Identifikasi Kacang Menngunakan Forward Chaining 39

    Tabel 2.7. Skripsi Sebelumnya Rancang Bangun Sistem Pakar Modifikasi Motor 40

    Tabel 4.1. Gejala Penyakit 49

    Tabel 4.2. Jenis Penyakit 50

    Tabel 4.3. Data Pengobatan 51

    Tabel 4.4. Daftar Hubungan Gejala dan Penyakit 57

    Tabel 4.5. Basis Pengetahuan Gejala dan Penyakit 58

    Tabel 4.6. Basis Pengetahuan Penyakit dan Cara Pengobatannya 65

    Tabel 4.7. Gejala Penyakit 68

    Tabel 4.8. Penyakit 68

    Tabel 4.9. User 69

    Tabel 4.10. Hasil Analisa 70

    Tabel 4.11. Pakar 70

    Tabel 4.12. Relasi 71

    Tabel 4.13. Pengujian Konsultasi 100

    Tabel 4.14. Pengujian Login 102

    Tabel 4.15. Pengujian Menu Ubah Password 103

    Tabel 4.16. Pengujian Gejala 104

    Tabel 4.17. Pengujian Data Penyakit 107

    Tabel 4.18. Pengujian Relasi 110

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

    Sistem pakar atau Expert System merupakan salah satu bidang yang

    menggunakan kecerdasan buatan. Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang

    berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk

    memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar.

    Sistem pakar menggunakan pengetahuan, fakta, dan teknik penalaran untuk

    menyelesaikan masalah yang biasanya hanya dapat dilakukan oleh seorang pakar.

    Sistem pakar memiliki beberapa kategori pengembangan dan pengembangan terbesar

    dari sistem pakar adalah di bidang diagnosis, contohnya adalah diagnosis pada

    penyakit paru-paru dan pernafasan.

    Studi global pertama yang meneliti efek perokok pasif menemukan bahwa

    merokok pasif menyebabkan 600.000 kematian setiap tahun. Kelompok yang

    paling berisiko adalah anak-anak. Mereka adalah korban perokok pasif di rumah

    mereka sendiri (Armando Peruga, Tahun 2004).

    Armando Peruga, Pencetus Bebas Rokok WHO mengungkapkan,

    Diperkirakan pada tahun 2004 di seluruh dunia, sebanyak 40% anak-anak, 33%

    pria tak-merokok dan 35% perempuan tak-merokok terkena atau menjadi korban

    merokok pasif. Hal ini telah menyebabkan sekurang-kurangnya 379.000 kematian

  • 2

    akibat penyakit jantung, 165.000 dari infeksi saluran pernapasan bawah, 36.900

    karena asma dan 21.400 karena kanker paru-paru.

    Armando Peruga juga mengungkapkan bahwa merokok pasif memiliki

    dampak yang lebih besar pada perempuan, dapat menewaskan sekitar 281.000

    orang perempuan di seluruh dunia. Ini disebabkan oleh kenyataan bahwa di

    banyak belahan dunia, penelitian menunjukkan, bahwa setidaknya sekitar 50%

    atau lebih perempuan yang menjadi perokok pasif dibandingkan pria.

    Di Indonesia sendiri Berdasarkan data Riskesdas 2007, prevalensi

    merokok di Indonesia naik dari tahun ke tahun. Persentase pada penduduk

    berumur >15 tahun adalah 35,4 persen aktif merokok (65,3 persen laki-laki dan

    5,6 persen wanita), artinya 2 diantara 3 laki-laki adalah perokok aktif.

    Menurut Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH,

    kecenderungan peningkatan jumlah perokok tersebut membawa konsekuensi

    jangka panjang, karena rokok berdampak terhadap kesehatan. Dampak kesehatan

    dari konsumsi rokok telah diketahui sejak dahulu.

    Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH mengatakan, lebih

    dari 43 juta anak Indonesia hidup serumah dengan perokok dan terpapar asap

    rokok atau sebagai perokok pasif. Menurut data The Global Youth Tobacco

    Survey pada tahun 2006, 6 dari 10 pelajar di Indonesia terpapar asap rokok selama

    mereka di rumah. Sebesar 37,3 persen pelajar dilaporkan biasa merokok, dan 3

  • 3

    diantara 10 pelajar pertama kali merokok pada usia dibawah 10 tahun (

    Depkes,2011, lindungi generasi muda dari bahaya merokok )

    Hal ini dikarenakan, anak-anak dan kaum muda semakin dijejali dengan

    ajakan merokok oleh iklan, promosi dan sponsor rokok yang sangat gencar.

    Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin mencoba memberikan solusi

    kepada masyarakat agar dapat lebih mengetahui gejala-gejala penyakit paru-paru

    dan pernafasan yang paling utama disebabkan oleh perokok aktif,dengan

    melakukan penelitian dengan judul Perancangan Sistem Pakar Identifikasi

    Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Forward Chaining.

    1.2 PERUMUSAN MASALAH

    Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis merumuskan

    masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah :

    1. Bagaimana menerapkan sistem pakar untuk menganalisis dan

    mengidentifikasi penyakit paru-paru dan pernafasan.

    2. Bagaimana merancang suatu sistem informasi yang dapat mengetahui jenis

    penyakit paru-paru dan pernafasan berdasarkan gejala yang dialami pasien.

    1.3 PEMBATASAN MASALAH

    Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak keluar dari tema skripsi dan

    judul skripsi, maka penulis memberikan batasan masalah adalah sebagai berikut :

  • 4

    1. Pembuatan aplikasi sistem pakar menggunakan bahasa pemrograman PHP

    dan Database MySQL version 2.5.

    2. Metode yang digunakan dalam aplikasi sistem pakar ini adalah metode

    forward chaining.

    3. Penyakit yang dibahas adalah penyakit Influenza (flu), TBC, dan

    Bronkitis.

    4. Input program berupa pemilihan mengenai gejala gejala penyakit paru-

    paru dan pernafasan yang dialami pasien dan output yang dihasilkan

    berupa jenis penyakit, gejala, pengobatan dan pencegahannya.

    5. Pengembangan metode sistem dalam pembuatan laporan penulisan

    menggunakan model air terjun ( waterfall ). Peneliti menggunakan model

    ini karena semua kebutuhan system dapat didefenisikan secara utuh dan

    benar diawal project, maka software dapat berjalan baik dan tanpa

    masalah.

    6. Objek dari penelitian ini adalah penyakit paru-paru dan pernafasan pada

    manusia.

    1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

    1.4.1 Tujuan Penelitian

    Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam skripsi ini adalah :

    1. Menganalisa dan mempelajari jenis jenis penyakit paru-paru dan

    pernafasan berdasarkan gejala gejalanya dan disesuaikan dengan

    design aplikasi yang akan dibuat.

  • 5

    2. Merancang suatu aplikasi sistem pakar dalam bentuk sebuah website

    yang membahas tentang penyakit paru-paru dan pernafasan.

    1.4.2 Manfaat Penelitian

    Manfaat dari penelitian skripsi ini adalah:

    a. Bagi penulis

    i. Menerapkan ilmu-ilmu yang diperoleh selama dibangku

    perkuliahan

    ii. Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan kurikulum

    tingkat akhir Fakultas Sains dan Teknologi, Jurusan Teknik

    Informatika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

    iii. Merancang dan menghasilkan software system pakar, untuk

    membantu mempelajari penyakit paru dan pernafasan

    b. Bagi Umum

    i. Masyarakat umum untuk mengetahui secara dini tentang penyakit

    pernafasan.

    ii. Dapat dijadikan dokumentasi bagi seorang pakar dokter ahli

    pernafasan .

    iii. Dapat mengaplikasikan program aplikasi system pakar dalam

    mendiagnosa penyakit paru dan pernafasan berdasarkan

    pemeriksaan fisik pasien penyakit jantung.

  • 6

    c. Bagi Universitas

    i. Memberikan gambaran tentang persiapan kepada mahasiswa dalam

    menghadapi dunia luar, sehingga menjadi evaluasi dapat mudah

    dilakukan

    ii. Untuk memberikan kemudahan bagi para mahasiswa kedokteran

    dan para dokter yang ingin mempelajari tentang penyakit paru dan

    pernafasan berdasarkan pemeriksaan fisik.

    iii. Didalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukkan

    kepada mahasiswa untuk mendalami dan melnjutkan penelitian ini.

    Dan untuk mengetahui sejauh mana pengusaan materi yang

    diiberikan, sehingga dapat dijadikan sebagai pilot project untuk

    angkatan-angkatan yang akan datang

    1.5 SISTEMATIKA PENULISAN

    Sistematika penulisan ini memberikan gambaran umum tentang apa yang

    penulis bahas dalam setiap bab dari laporan skripsi ini. Adapun sistematika

    penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

    BAB I : PENDAHULUAN

    Pada bagian ini dibahas mengenai latar belakang masalah,

    perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat

    penelitian, serta sistematika penulisan.

  • 7

    BAB II : LANDASAN TEORI

    Pada bagian ini dibahas mengenai landasan teoritis dari penulisan

    laporan ini yaitu perancangan, aplikasi, kecerdasan buatan, sistem

    pakar, data flow diagram (DFD), flowchart, penyakit paru-paru dan

    pernafasan, bahasa pemrograman PHP dan database MySQL.

    BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

    Pada bagian ini dibahas mengenai tahapan pengumpulan data yang

    dilakukan, metode analisa data yang digunakan dan tools yang

    digunakan dalam pembuatan aplikasi sistem pakar.

    BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pada bagian ini dibahas mengenai hasil dan pembahasan sistem pakar,

    pembahasan struktur data yang digunakan dan hasil layout/tampilan

    aplikasi sistem pakar.

    BAB V : PENUTUP

    Pada bagian diuraikan mengenai kesimpulan dan saran yang didapat

    dari pembahasan dan aplikasi yang telah dibuat.

  • 8

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    Dalam bab ini akan diberikan penjelasan mengenai teori-teori dasar yang

    mendukung untuk pelaksanaan penelitian seperti kecerdasan buatan (artificial

    intellegence), system pakar, alat pembangun sistem pakar. Serta juga akan dibahas

    tentang PHP dan Macromedia Dreamwaver 8.0 yang akan digunakan dalam

    pengembang sistem pakar penyakit paru dan pernafasan yang berdasarkan

    pemeriksaan guna mendapatkan informasi penyakit paru dan pernafasan.

    2.1 APLIKASI

    Aplikasi berasal dari kata application yang artinya penerapan; lamaran;

    penggunaan. Secara istilah aplikasi adalah program siap pakai yang direka untuk

    melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat

    digunakan oleh sasaran yang dituju. Melalui aplikasi, kita dapat berinteraksi

    dengan berbagai macam informasi. ( Kadir, A. ,2003 : 2004 )

    Aplikasi disimpulkan sebagai : Program program yang berfungsi untuk

    menyelesaikan tugas tertentu, seperti pengolah kata, pengolah angka, pengolah

    data, desktop publishing, software telekomunikasi, grafis, dan multimedia. ( Budi

    Sutedjo Dharma Oetomo, S.Kom, MM 2002 : 97 )

    Aplikasi akan menggunakan sistem operasi (OS) komputer dan aplikasi

    yang lainnya yang mendukung. Istilah ini mulai perlahan masuk ke dalam istilah

  • 9

    teknologi informasi semenjak tahun 1993, yang biasanya juga disingkat dengan

    app. Secara historis, aplikasi adalah software yang dikembangkan oleh sebuah

    perusahaan. App Industri PC tampaknya menciptakan istilah ini untuk

    merefleksikan medan pertempuran persaingan yang baru, yang paralel dengan

    yang terjadi antar sistem operasi yang dimunculkan.

    2.2 KECERDASAN BUATAN (ARTIFICIAL INTELLIGENCE)

    Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) merupakan kecerdasan

    yang ditunjukkan oleh suatu entitas buatan. Sistem seperti ini umumnya dianggap

    komputer. Kecerdasan diciptakan dan dimasukkan ke dalam suatu mesin

    (komputer) agar dapat melakukan pekerjaan seperti yang dapat dilakukan

    manusia. Beberapa macam bidang yang menggunakan kecerdasan buatan antara

    lain sistem pakar, permainan komputer (games), logika fuzzy, jaringan syaraf

    tiruan dan robotika.

    Artifical Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan merupakan cabang dari

    ilmu komputer yang konsern dengan pengautomatisasi tingkah laku cerdas. (Anita

    Desiani dan Muhammad Arhami 2005 : 1).

    Kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara membuat

    komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia. (Minsky

    dalam Kusrini 2006 : 3)

    Dari kedua pernyataan diatas menunjukkan bahwa AI adalah bagian dari

    ilmu komputer yang mempelajari bagaimana membuat mesin (komputer) dapat

    melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang dilakukan oleh manusia bahkan bisa

    lebih baik daripada yang dilakukan manusia.

  • 10

    Adapun Artificial Intelegence memiliki beberapa karakteristik tersendiri

    anatar lain : peneleaah simbolik (symbolic processing), pelacakan (heuristik),

    teknik inferernsi dan pencocokan pola (pattern matching).

    2.3 SISTEM PAKAR (EXPERT SYSTEM)

    Sistem pakar pertama kali dikembangkan oleh periset kecerdasan buatan

    pada dasawarsa 1960-an dan 1970-an dan diterapkan secara komersial selama

    1980-an. Bentuk umum sistem pakar adalah suatu program yang dibuat

    berdasarkan suatu set aturan yang menganalisis informasi (biasanya diberikan

    oleh pengguna suatu sistem) mengenai suatu kelas masalah spesifik serta analisis

    matematis dari masalah tersebut. Tergantung dari desainnya, sistem pakar juga

    mampu merekomendasikan suatu rangkaian tindakan pengguna untuk dapat

    menerapkan koreksi. Sistem ini memanfaatkan kapabilitas penalaran untuk

    mencapai suatu kesimpulan.

    Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan

    pengetahuan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang

    biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut.

    (Martin dan Oxman dalam Kusrini 2006 : 11)

    Sistem Pakar atau Expert System adalah suatu program komputer yang

    dirancang untuk memodelkan kemampuan penyelesaian masalah yang dilakukan

    oleh seorang pakar. ( Darkin dalam Muhammad Arhami 2003 : 109)

    Dari kedua pernyataan diatas menunjukkan bahwa Sistem Pakar (Expert

    System) adalah suatu sistem komputer yang dirancang dengan menggunakan

  • 11

    pengetahuan, fakta dan teknik penalaran untuk menyelesaikan suatu masalah yang

    biasanya hanya dapat dilakukan oleh seorang pakar.

    Ada beberapa keunggulan sistem pakar, diantaranya adalah sebagai

    berikut :

    1. Menghimpun data dalam jumlah yang sangat besar.

    2. Menyimpan data tersebut untuk jangka waktu yang panjang dalam suatu

    bentuk tertentu.

    3. Mengerjakan perhitungan secara cepat dan tepat serta tanpa jemu mencari

    kembali data yang tersimpan dengan kecepatan tinggi.

    Sistem pakar mempunyai beberapa kemampuan dalam menyelesaikan

    masalah, diantaranya :

    1. Menjawab berbagai pertanyaan yang menyangkut bidang keahliannya.

    2. Bila diperlukan, dapat menyajikan asumsi dan alur penalaran yang

    digunakan untuk sampai ke jawaban yang dikehendaki.

    3. Menambah fakta kaidah dan alur penalaran sahih yang baru ke dalam

    otaknya.

    Darkin dalam Muhammad Arhami (2005 : 229) mengungkapkan

    perbandingan kemampuan antara seorang pakar dengan sebuah sistem pakar

    seperti pada Tabel 2.1.

  • 12

    Tabel 2.1 Perbandingan Kemampuan Pakar dengan Sistem Pakar

    Factor Human Expert Expert System

    Time availibility Hari Kerja Setiap saat

    Geografis Lokal/tertentu Dimana saja

    Keamanan Tidak tergantikan Dapat digantikan

    Perishable/dapat habis Ya Tidak

    Performansi Variabel Konsisten

    Kecepatan Variabel Konsisten

    Biaya Tinggi Terjangkau

    Ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan mengembangkan sistem

    pakar, antara lain :

    1. Masyarakat biasa non-pakar dapat langsung memanfaatkan keahlian di

    dalam bidang tertentu tanpa kehadiran langsung seorang pakar.

    2. Meningkatkan produktivitas kerja, yaitu bertambah efisiensi pekerjaan

    tertentu serta hasil solusi kerja.

    3. Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks.

    4. Memberikan penyederhanaan solusi untuk kasus-kasus yang kompleks

    dan berulang-ulang.

    5. Pengetahuan dari seorang pakar dapat didokumentasikan tanpa ada batas

    waktu.

    6. Memungkinkan penggabungan berbagai bidang pengetahuan dari berbagai

    pakar untuk dikombinasikan.

  • 13

    2.3.1 Ciri, Karakteristik, Keuntungan dan Kelemahan Sistem Pakar

    Ada beberapa ciri dan karakteristik yang membedakan sistem pakar

    dengan sistem yang lain. Ciri dan karakteristik yang dimaksud adalah sebagai

    berikut :

    1. Pengetahuan sistem pakar merupakan suatu konsep, bukan berbentuk

    numeris. Hal ini dikarenakan komputer melakukan proses pengolahan data

    secara numerik sedangkan keahlian dari seorang pakar adalah fakta dan

    aturan-aturan, bukan numerik.

    2. Informasi dalam sistem pakar tidak selalu lengkap, subjektif, tidak

    konsisten, subjek terus berubah dan tergantung pada kondisi lingkungan

    sehingga keputusan yang diambil bersifat tidak pasti dan tidak mutlak

    ya atau tidak akan tetapi menurut ukuran kebenaran tertentu. Oleh

    karena itu dibutuhkan kemampuan sistem untuk belajar secara mandiri

    dalam menyelesaikan masalah-masalah dengan pertimbangan-

    pertimbangan khusus.

    3. Kemungkinan solusi sistem pakar terhadap suatu permasalahan adalah

    bervariasi dan mempunyai banyak pilihan jawaban yang dapat diterima,

    semua faktor yang ditelusuri memiliki ruang masalah yang luas dan tidak

    pasti. Oleh karena itu diperlukan fleksibilitas sistem dalam menangani

    kemungkinan solusi dari berbagai permasalahan.

    4. Perubahan atau pengembangan pengetahuan dalam sistem pakar dapat

    terjadi setiap saat bahkan sepanjang waktu sehingga diperlukan

  • 14

    kemudahan dalam modifikasi sistem untuk menampung jumlah

    pengetahuan yang semakin besar dan semakin bervariasi.

    5. Pandangan dan pendapat setiap pakar tidaklah selalu sama, yang oleh

    karena itu tidak ada jaminan bahwa solusi sistem pakar merupakan

    jawaban yang pasti benar. Setiap pakar akan memberikan pertimbangan-

    pertimbangan berdasarkan faktor subjektif.

    6. Keputusan merupakan bagian terpenting dari sistem pakar. Sistem pakar

    harus memberikan solusi akurat berdasarkan masukan pengetahuan

    meskipun solusinya sulit sehingga fasilitas informasi sistem harus selalu

    diperlukan.

    Secara garis besar, banyak manfaat/keuntungan yang dapat diambil dengan

    adanya sistem pakar yaitu :

    1. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.

    2. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.

    3. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.

    4. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar.

    5. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.

    6. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.

    7. Meningkatkan kapabilitas system computer.

    8. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.

    9. Menghemat waktu dalam mengambil keputusan.

    Disamping memiliki keuntungan, sistem pakar juga memiliki kelemahan, antara

    lain :

  • 15

    1. Diperlukan biaya mahal untuk membuat dan memeliharanya.

    2. Sulit dikembangkan, hal itu erat kaitannya dengan ketersediaan pakar

    bidangnya.

    3. Sistem pakar tidak 100% bernilai benar, hal ini berkaitan dengan

    perkembangan ilmu pengetahuan pakar.

    2.3.2. Komponen Sistem Pakar

    Sistem pakar biasanya terdiri atas beberapa komponen yang masing-

    masing berhubungan seperti terlihat pada Gambar 2.1.(Kadir, A. , 2003: 2004)

    Gambar 2.1. Struktur Skematis Sistem Pakar

    Basis pengetahuan, berisi pengetahuan yang dibutuhkan untuk memahami,

    memformulasi, dan memecahkan masalah. Basis pengetahuan tersusun atas 2

    elemen dasar:

    1. Fakta, misalnya : situasi, kondisi, dan kenyataan dari permasalahan yang

    ada, serta teori dalam bidang itu

  • 16

    2. Aturan, yang mengarahkan penggunaan pengetahuan untuk memecahkan

    masalah yang spesifik dalam bidang yang khusus

    Mesin inferensi (Inference Engine), merupakan otak dari sistem pakar.

    Juga dikenal sebagai penerjemah aturan (rule interpreter). Kerja mesin inferensi

    meliputi :

    1. Menentukan aturan mana akan dipakai

    2. Menyajikan pertanyaan kepada pemakai, ketika diperlukan.

    3. Menambahkan jawaban ke dalam memori Sistem Pakar.

    4. Menyimpulkan fakta baru dari sebuah aturan

    5. Menambahkan fakta tadi ke dalam memori.

    Papan Tulis (Blackboard/Workplace) adalah memori/lokasi untuk bekerja

    dan menyimpan hasil sementara. Biasanya berupa sebuah basis data antarmuka

    pemakai (User Interface). Sistem Pakar mengatur komunikasi antara pengguna

    dan komputer.

    Subsistem Penjelasan (Explanation Facility). Kemampuan untuk menjejak

    (tracing) bagaimana suatu kesimpulan dapat diambil merupakan hal yang sangat

    penting untuk transfer pengetahuan dan pemecahan masalah. Komponen

    subsistem penjelasan harus dapat menyediakannya yang secara interaktif

    menjawab pertanyaan pengguna, misalnya :

    1. Mengapa pertanyaan tersebut anda tanyakan?

    2. Seberapa yakin kesimpulan tersebut diambil?

    3. Mengapa alternatif tersebut ditolak?

    4. Apa yang akan dilakukan untuk mengambil suatu kesimpulan?

  • 17

    5. Fakta apalagi yang diperlukan untuk mengambil kesimpulan akhir?

    Sistem Penghalusan Pengetahuan (Knowledge Refining System). Seorang

    pakar mempunyai sistem penghalusan pengetahuan, artinya, mereka bisa

    menganalisa sendiri performa mereka, belajar dari pengalaman, serta

    meningkatkan pengetahuannya untuk konsultasi berikutnya.

    2.3.3. Teknik Representasi Pengetahuan

    Teknik representasi pengetahuan digunakan untuk merepresentasikan basis

    pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram tertentu sehingga

    dapat diketahui relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data yang lain.

    Terdapat beberapa teknik representasi pengetahuan yang biasa digunakan

    dalam pengembangan suatu sistem pakar, yaitu :

    1. Rule-Based Knowledge

    Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk fakta (facts) dan aturan

    (rules). Bentuk representasi ini terdiri atas premis dan kesimpulan.

    2. Frame-Based Knowledge

    Pengetahuan direpresentasikan dalam suatu bentuk hirarki atau jaringan

    frame.

    3. Object-Based Knowledge

    Pengetahuan direpresentasikan sebagai jaringan dari objek-objek. Objek

    adalah elemen data yang terdiri dari data dan metoda (proses).

    4. Case-Base Reasoning

    Pengetahuan direpresentasikan dalam bentuk kesimpulan kasus (cases).

  • 18

    2.3.4. Metode Forward Chaining

    Metode Forward chaining dimulai dari sejumlah fakta-fakta yang telah

    diketahui, untuk mendapatkan suatu fakta baru dengan memakai rule-rule yang

    memiliki ide dasar yang cocok dengan fakta dan terus dilanjutkan sampai

    mendapatkan tujuan atau sampai tidak ada rule yang punya ide dasar yang cocok

    atau sampai mendapatkan fakta.

    Metode ini digunakan untuk mendapatkan solusi dari problem berdasarkan

    kondisi yang ada, atau suatu proses yang memulai pencarian dari premis atau data

    menuju konklusi (data-driven). Cara kerjanya adalah inference engine

    menyalakan atau memilih rule-rule dimana bagian premisnya cocok dengan

    informasi yang ada pada bagian working memory.

    Sebagai contoh, asumsikan listing berikut ini valid, masing-masing

    variable dari setiap rule menginginkan nilai benar (true) dan tujuannya adalah

    variabel G :

    R1 : JIKA A DAN C MAKA E;

    R2 : JIKA D DAN C MAKA H;

    R3 : JIKA B DAN E MAKA F;

    R4 : JIKA B MAKA C;

    R5 : JIKA F MAKA G;

    Langkah-langkah dari komputer adalah sebagai berikut :

    1. Komputer mengambil rule yang pertama (R1). Terdapat A pada posisi

    JIKA karena nilai A belum ada pada memori dan tidak ada rule yang

  • 19

    memuat konklusi A, maka komputer akan menanyakan jawaban dari A

    kepada user (diasumsikan benar).

    2. Setelah A terpenuhi maka giliran C yang akan diperiksa nilainya, tetapi

    tidak ada nilai C pada memori. Meski demikian C merupakan konklusi

    dari rule R4. Sistem akan beralih ke rule R4.

    3. Terdapat B pada posisi JIKA dari rule R4. Karena tidak terdapat pada

    memori dan bukan merupakan konklusi dari rule, maka komputer akan

    menanyakan jawaban untuk B (diasumsikan dijawab benar). Dengan

    demikian konklusi C diinputkan ke memori.

    4. Dengan diinputkannya konklusi C pada memori, maka syarat untuk

    konklusi E pada rule R4 terpenuhi juga. Konklusi E diinputkan ke

    memori, kemudian komputer akan mencari rule dengan E pada posisi

    JIKA dan akan mendapatkan rule R3.

    5. Pada rule R3 nilai B dan E terdapat pada memori dengan nilai benar,

    maka konklusi F terpenuhi dan akan diinputkan ke memori. Komputer

    kemudian mencari lagi rule dengan F pada posisi JIKA dan akan

    mendapatkan rule R5.

    6. Konklusi G pada rule R5 terpenuhi, karena F bernilai benar dan sistem

    pakar akan menghasilkan kesimpulan G.

  • 20

    2.4. PENYAKIT PARU-PARU DAN PERNAFASAN

    Paru-paru adalah salah satu organ pada sistem pernapasan yang berfungsi

    sebagai tempat bertukarnya oksigen dari udara yang menggantikan

    karbondioksida di dalam darah.

    Proses ini dinamakan sebagai respirasi dengan menggunakan bantuan

    hemoglobin sebagai pengikat oksigen. Setelah O2 didalam darah diikat oleh

    hemoglobin, selanjutnya dialirkan ke seluruh tubuh.

    Hanya vertebrata atau makhluk bertulang belakang yang memiliki paru-

    paru sebagai alat pernapasan. Tekstur paru-paru berongga dan memiliki banyak

    sekat. Terletak di dalam rongga dada, dilindungi oleh tulang selangka dan

    diseliputi oleh kantung dinding ganda (pleura) yang melekat pada permukaan luar

    paru-paru.

    Manusia memiliki dua Paru-paru. Sebelah kiri terbagi oleh 2 bagian dan

    sebelah kanan terbagi menjadi 3 bagian. Setiap satu bagian mengandung sekitar

    1500 butir udara dan 300 juta alveolus dengan luas permukaannya sekitar 140 m2

    bagi orang dewasa atau sepadan dengan lapangan tenis.

    2.4.1. Jenis Penyakit Paru-Paru dan Pernafasan

    Penyakit paru-paru dan pernafasan memiliki berbagai macam jenis,

    diantaranya adalah :

    1. Influenza (flu).

    2. Tuberkulosis (TBC).

    3. Bronkitis.

  • 21

    Untuk lebih jelasnya mengenai gejala dan pengobatan jenis penyakit diatas

    akan dibahas pada sub bab dibawah ini.

    2.4.2. Influenza

    Influenza adalah penyakit menular tergolong dalam kategori penyakit yang

    self limiting. Artinya jika tidak disertai komplikasi penyakit lain, penyakit masih

    dapat disembuhkan, asalkan tubuh diberi kesempatan meningkatkan daya tahan

    terhadap pengaruh dari luar.

    Influenza disebabkan oleh virus Influenza. Virus ini ditularkan oleh orang

    lain melalui air liur yang sudah terinfeksi pada saat penderita batuk atau bersin;

    atau melalui kontak langsung dengan sekresi (liur dan lendir) penderita.

    1. Gejala Penyakit

    Gejala influenza akan nampak 24 - 48 jam setelah terinfeksi. Adapun

    gejala gejala dari influenza, yaitu :

    a. Batuk berdahak

    b. Banyak penderita yang merasakan kesulitan bernafas dikarenakan

    dahak yang berada di saluran pernafasan.

    c. Penderita juga akan merasakan rasa sesak di dada.

    d. Hidung mampet, meler, dan bersin bersin.

    e. Banyak penderita yang merasakan tubuh sakit, hingga harus berbaring

    di tempat tidur; terutama di punggung dan tungkai.

    2. Pengobatan Penyakit

  • 22

    Sistem pengobatan yang utama untuk mengatasi influenza adalah

    meningkatkan daya tahan tubuh. Caranya adalah :

    a. Istirahat cukup.

    b. Hentikan kegiatan olahraga untuk sementara waktu.

    c. Banyak minum air putih.

    d. Hisap tablet antiseptik atau antibiotik untuk meningkatkan kekebalan

    tubuh.

    2.4.3. Tuberkulosis (TBC)

    Penyakit TBC disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

    Penyakit ini dapat menular melalui percikan ludah saat penderita batuk.

    1. Gejala Penyakit

    Adapun gejala dari penyakit TBC adalah :

    a. Batuk berdahak

    b. Banyak penderita yang merasakan kesulitan bernafas dikarenakan

    dahak yang berada di saluran pernafasan..

    c. Penderita juga akan merasakan rasa sesak di dada.

    d. Demam pada siang atau sore dan berkeringat pada malam hari.

    e. Dahak (lendir) yang keluar berwarna putih bercampur darah.

    2. Pengobatan Penyakit

  • 23

    Pengobatan untuk TBC bila sudah diketahui sejak dini sebenarnya tidak

    terlalu mahal dan mudah untuk disembuhkan karena sudah ada obat yang

    disediakan pemerintah. Cara Pengobatannya :

    a. Selama 2 bulan intensif minum obat-obatan yang mengandung

    Isoniazid (INH) dengan dosis 5-10 mg/kgbb/hari, Rifampisin dengan

    dosis 10-20 mg/kgbb/hari, Pirazinamid dengan dosis 15-40

    mg/kgbb/hari, Emtambutol dengan dosis 15-25 mg/kgbb/hari.

    b. Apabila sakit berlanjut, 4 bulan selanjutnya minum obat INH (dengan

    dosis 15-40 mg/kgbb/hari) dan Rifampisin (dengan dosis 15-20

    mg/kgbb/hari) 3x seminggu.

    c. Bila diperlukan, penderita TBC dapat juga dikarantina di tempat

    khusus agar tidak menularkan penyakitnya.

    2.4.4. Bronkitis

    Penyakit bronkitis karena peradangan pada bronkus (saluran yang

    membawa udara menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman,

    bakteri atau virus. Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.

    1. Gejala Penyakit

    Gejala penyakit brokitis adalah :

    a. Batuk berdahak.

    b. Banyak penderita yang merasakan kesulitan bernafas dikarenakan

    dahak yang berada di saluran pernafasan.

    c. Penderita juga akan merasakan rasa sesak di dada.

  • 24

    d. Wajah, telapak tangan, atau selaput lendir bewarna kemerahan.

    e. Dahak (lendir) yang keluar berwarna kuning atau hijau.

    2. Pengobatan Penyakit

    Pengobatan pada penyakit bronkitis dapat dilakukan dengan cara :

    a. Minum obat penekan batuk dan pengencer dahak seperti Gliseril

    Guikolat (GG) dan epexol.

    b. Gunakan obat-obatan herbal seperti propolis dicampur madu, teripang,

    dan daun meniran.

    2.5. ALAT BANTU PENGEMBANGAN SISTEM

    Untuk membantu dalam proses analisis sistem dan perancangan sistem,

    maka diperlukan alat pengembangan sistem. Adapun alat pengembangan sistem

    yang dimaksud, yaitu :

    a. Data Flow Diagram (DFD)

    b. Bagan Alir (Flowchart)

    Untuk penjelasan dan keterangan masing-masing alat pengembangan sistem

    ini akan dijelaskan pada sub-bab berikutnya.

    2.5.1. Data

    Data adalah deskripsi tentang benda, kejadian, aktivitas, dan transaksi,

    yang tidak mempunyai makna atau tidak berpengaruh secara langsung

    kepada pemakai. Misalnya, anda menjumpai deretan angka seperti berikut

    : 6.30 27 6.32 28 6.34, 27, itulah contoh data karena itu tidak bermakna. (

    Kadir, A. ,2003:29)

  • 25

    2.5.2. Sistem

    Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu yang

    dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan ( Kadir,A., 2003:54)

    2.5.3. Data Flow Diagram (DFD)

    DFD atau Data Flow Diagram adalah Suatu model logika data atau proses

    yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data dan kemana tujuan data

    yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan

    data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan

    pada data tersebut. (Andri Kristanto 2008 : 48)

    DFD terdiri dari beberapa simbol yang mewakili komponen-komponen

    dalam sistem. DFD adalah suatu alat yang cukup populer karena dapat

    menggambarkan arus data kedalam sistem yang terstruktur. Pada umumnya ada 4

    macam simbol. Adapun simbol simbol Data Flow Diagram (DFD) dapat dilihat

    pada Tabel 2.1.

  • 26

    Tabel 2.2 Simbol DFD

    SIMBOL KETERANGAN

    Atau

    Proses

    Atau

    Arus Data

    Atau

    Kesatuan Luar

    atau

    Simpanan Data (Data store)

    Keterangan simbol-simbol yang digunakan dalam DFD:

    a. Proses

    Merupakan kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang/manusia,

    mesin (komputer) atau gabungan dari manusia dan mesin.

    b. Arus Data (Data Flow)

    Simbol arus data berupa anak panah yang merupakan penghubung

    antara kesatuan luar dan proses, dari proses kesimpanan data, dan dari

    simpanan data ke kesatuan luar/sebaliknya.

    c. Kesatuan Luar (Eksternal Entity)

    Merupakan kesatuan diluar sistem yang dapat berupa orang dan

    organisasi.

    d. Simpanan Data (data store)

    Merupakan data dari data yang dapat berupa suatu file atau database,

    sistem komputer, atau suatu arsip/catatan manual.

  • 27

    2.5.4. Bagan Alir (FLOWCHART)

    Flowchart adalah untaian simbol gambar ( chart ) yang menunjukkan

    aliran (flow) dari proses terhadap data, simbol-simbol unutk flowchart dapat

    diklasifikasikan menjadi simbol untuk program dan simbol untuk sistem

    (peralatan hardware). (Suarga, 2006:6).

    Flowchart digunakan untuk menolong analis dan programmer untuk

    memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih kecil, sehingga dapat

    menolong dalam menganalisis alternative-alternatif lain dalam pengoperasian.

    Adapun simbol-simbol yang digunakan dalam membuat flowchart terlihat

    pada Tabel 2.2.

    Tabel 2.3 Simbol-simbol Flowchart

    No Bentuk Flow Chart Keterangan

    1

    Pemberian nilai awal

    2

    Input

    3

    Proses

    4

    Pengujian

    5

    Awal atau akhir program

  • 28

    6

    Konektor pada satu halaman

    7

    Arah urutan proses

    8

    Keterangan

    9

    Konektor pada halaman lain

    Dalam hal ini simbol-simbol yang diterapkan oleh peneliti adalah nomor 2

    sebagai simbol input data, nomor 4 sebagai simbol pengujian, nomor lima sebagai

    simbol awal atau akhir program, nomor 7 sebagai simbol arah urutan proses,

    nomor 8 sebagai simbol keterangan.

    2.6. PEMROGRAMAN PHP DAN DATABASE MYSQL

    PHP merupakan bahasa pemrograman berbasis web. Bahasa ini

    mempunyai kelebihan yaitu kompabilitasnya dengan berbagai macam jenis

    database, dukungan dengan berbagai macam jenis sistem operasi. Namun PHP

    lebih cocok dan umum digunakan jika digabungkan dengan database MySQL.

    2.6.1. Sekilas tentang PHP

    PHP adalah singkatan dari PHP Hypertext Preprocessor. PHP merupakan

    bahasa pemrograman untuk membuat web yang bersifat server-side scripting.

    PHP dapat digunakan untuk membuat halaman web yang bersifat dinamis.

  • 29

    PHP dapat dijalankan pada berbagai macam sistem operasi, misalnya

    Windows, LINUX, dan Mac OS. Selain Apache, PHP juga mendukung beberapa

    web server lain, misalnya Microsoft IIS dan Caudium, PWS.

    PHP dapat memanfaatkan database untuk menghasilkan halaman web

    yang dinamis. Sistem manajemen database yang sering digunakan bersama PHP

    adalah MySQL, Akan tetapi PHP juga mendukung sistem manajemen database

    Oracle, Microsoft Access, Interbase, dan dBase. ( Winpec Hengky Solution, 2010)

    Untuk menjalankan sistem PHP dibutuhkan 3 komponen

    1. Web server, karena PHP termasuk bahasa pemograman server side.

    2. Program PHP, program yang memproses script PHP.

    3. Database server, yang berfungsi untuk mengelola database.

    Kelebihan PHP dari bahasa pemograman lain adalah :

    1. Bahasa pemograman PHP adalah sebuah bahasa script yang tidak

    melakukan sebuah kompilasi dalam penggunanya.

    2. Web server yang mendukung PHP dapat ditemukan dimana-mana dari

    mulai ISS sampai dengan apache, dengan konfigurasi yang relatif mudah

    3. Dalam isi pengembangan lebih mudah, karena banyaknya milis-milis dan

    devoleper yang siap membantu dalam pengembangan.

  • 30

    4. Dalam isi pemahaman, PHP adalah bahasa scripting yang paling mudah

    karena referensinya banyak.

    2.6.2. Sejarah Singkat MySQL

    MySQL dikembangkan sekitar tahun 1994 oleh sebuah perusahaan

    pengembang software dan konsultan database yang bernama MySQL AB yang

    bertempat di Swedia. Saat itu perusahaan tersebut masih TeX Data Konsult AB,

    dan tujuan awal dikembangkan MySQL adalah mengembangkan aplikasi web

    pada client.

    Awalnya Michael Windenicus Monty, pengembang satu-satunya di TeX

    mempunyai sebuah aplikasi UNIREG dan ruti ISAM buatannya sendiri dan

    sedang mencari antarmuka SQL yang cocok untuk diimplementasikan ke

    dalamnya. Mula-mula Monty menggunakan miniSQL (mSQL) pada

    eksperimennya itu, namun mSQL dirasa kurang sesuai karena terlalu lambat

    dalam pemrosesan query.

    Akhirnya Monty menghubungi David Hughes, pembuat mSQL yang

    sedang merilis versi kedua mSQL. Kemudian Monty mencoba membuat sendiri

    mesin SQL yang mempunyai antar muka mirip dengan SQL tetapi dengan

    kemampuan yang lebih sesuai dan akhirnya lahirlah MySQL.

    Tentang pengambilan nama MySQL sampai saat ini masih belum jelas

    asal usulnya. Ada yang berpendapat nama My diambil dari huruf depan dan

    belakang Monty, tetapi versi lain mengatakan nama itu diambil dari putri Monty

    yang kebetulan bernama My.

  • 31

    Beberapa keistimewaan yang dimiliki MySQL sebagai backend dalam

    mengolah database adalah :

    1. Mudah digunakan

    Perintah dalam MySQL dan aturan-aturannya relatif mudah diingat dan

    diimplementasikan, karena MySQL menggunakan SQL sebagai bahasa

    standar database.

    2. Open source

    MySQL sudah menggunakan konsep open source artinya siapapun dapat

    berkecimpung dalam mengembangkan MySQL dan hasil

    pengembangannya dipublikasikan kepada para pemakai.

    3. Biaya murah

    Pemakai dapat menggunakan MySQL tanpa harus mengeluarkan biaya

    yang cukup mahal selama mengikuti konsep open source/GNU Public

    Licences.

    4. Keamanan

    MySQL menerapkan sistem keamanan dan hak akses secara bertingkat,

    termasuk dukungan dengan keamanan data secara pengacakan lapisan

    data. Adanya tingkatan user dan jenis akses yang beragam. Terdapat

    sistem pengacakan password (encrypted password)

    5. Listas platform

  • 32

    MySQL dapat dijalankan pada beberapa sistem operasi seperti Linux,

    Windows, FreeBSD, Novell Netware, SUN Solaris, SCO OpenUnix, dan

    IBMsAIX.

    6. Kapabilitas

    MySQL mampu memproses data yang tersimpan dalam database dengan

    jumlah 50 juta record, 60.000 tabel, dan 5.000.000.000 jumlah baris.

    Mampu memproses sebanyak 32 indek per tabel.

    2.7. METODOLOGI PENGEMBANGAN SYSTEM

    Segala sesuatu yang akan kita kembangkan seharusnya memiliki kerangka

    kerja penelitian, demikian pula dengan langkah langkah pengembangan sistem /

    perangkat lunak. Adapun metode pengembangan sistem yang penulis gunakan

    dalam pembuatan laporan penulisan ilmiah ini adalah model air terjun (Waterfall)

    yang mengacu pada bidang ilmu Rekayasa Perangkat Lunak (RPL). Waterfall

    adalah sebuah metode pengembangan software yang bersifat sekunsial dan terdiri

    dari 5 tahap yang saling terkait dan mempengaruhi. Keterkaitan dan pengaruh

    antar tahap, ada karena output sebuah tahap dalam Waterfall Model merupakan

    input bagi tahap berikutnya, dengan demikian ketidaksempurnaan hasil

    pelaksanaan tahap sebelumnya adalah awal ketidaksempurnaan tahap berikutnya.

    Memperhatikan karakteristik ini, sangat penting bagi peneliti untuk melakukan

    analisa kebutuhan dan desain sistem sesempurna mungkin sebelum masuk ke

    dalam tahap penulisan kode program. Berikut Gambar 3.1 model waterfall beserta

    uraian masing masing tahapan

  • 33

    Gambar 3.1 Model Waterfall (Roger S. Pressman : 2009)

    Penulis menggunakan model Waterfall dikarenakan pengaplikasiannya

    mudah dan kelebihan dari model ini adalah ketika semua kebutuhan sistem dapat

    didefinisikan secara utuh, dan benar di awal project, maka Software Engineering

    dapat berjalan dengan baik dan tanpa masalah. Meskipun seringkali kebutuhan

    sistem tidak dapat didefinisikan sesuai dengan yang diinginkan, tetapi problem

    pada kebutuhan sistem di awal project lebih ekonomis dalam hal uang (lebih

    murah), usaha, dan waktu yang terbuang lebih sedikit jika dibandingkan problem

    yang muncul pada tahap-tahap selanjutnya.

    Pada sub bab ini akan diuraikan langkah langkah model air terjun

    (waterfall) berdasarkan gambar 3.1 , yaitu sebagai berikut :

    1. System / Information Engineering and Modeling

    Design

    Software

    Requiremts

    Analysis

    Testing /

    Verifacation

    Coding

    System /Information

    Engineering and

    Modeling

  • 34

    Pemodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem

    yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Penjadwalan

    pengembangan suatu sistem atau perangkat lunak ini dapat dilihat pada

    Tabel 3.2.

    Tabel 2.4 Penjadwalan Pengembangan Sistem

    Kegiatan

    Februari Maret April Mei

    I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

    Perencanaan

    Analisa

    Perancangan

    Implementasi

    Testing

    2. Analisa

    Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis terhadap gejala penyakit, jenis

    penyakit dan data pengobatan dengan melakukan tahapan wawancara

    terhadap dokter dan pasien serta mensurvey setiap pasien penderita

    penyakit paru dan pernafasan untuk memperoleh informasi tentang ilmu di

    dunia kesehatan. penelusuran data-data yang didapat dengan menggunakan

    metode forward chaining agar aplikasi yang dibangun terarah, sehingga

    dapat menghasilkan sebuah aplikasi yang berfungsi maksimal. Data yang

    ditelusuri meliputi :

    1. Gejala Penyakit Pasien yang terdiri dari :

    - Batuk Berdahak

  • 35

    - Kesulitan Pernafasan

    - Sesak di Dada

    - Hidung mampet,meler, dan bersin

    2. Jenis Penyakit Pasien yang terdiri dari

    - Influenza

    - Tuberkulosis

    - Bronkitis

    3. Perancangan

    Tahap ini membahas tentang perancangan dari model sistem dengan

    menggunakan dua alat bantu yaitu untuk menggambarkan suatu sistem

    yang telah ada atau sistem baru yang dikembangkan secara logika

    menggunakan dua data flow diagram ( DFD ) yaitu diagram context dan

    diagram level 0. Data Flow Diagram adalah diagram yang menunjukan

    aliran data di antara pengguna, proses dan database yang terkait dengan

    software., kemudian untuk mengetahui arus pekerjaan secara keseluruhan

    dari sistem menggunakan flowchart. Dalam melakukan perancangan,

    penulis juga menentukan rancangan input dan output yang digunakan.

    1. Perancangan Input yang terdiri dari :

    G01 = Batuk Berdahak.

    G02 = Kesulitan Pernafasan.

    G03 = Sesak di dada.

    G04 = Hidung mampet, meler, dan bersin-bersin.

  • 36

    G05 = Badan terasa sakit, terutama pada bagian punggung dan

    tungkai

    G06 = Demam pada siang atau sore dan berkeringat pada malam

    hari

    G07 = Dahak berwarna putih bercampur darah

    G08 = Wajah, telapak tangan, atau selaput lendir berwarna

    kemerahan

    M09 = Dahak berwarna kuning atau hijau

    2. Perancangan Output yang terdiri dari :

    P01 = Influenza

    P02 = Tuberkulosis

    P03 = Bronkitis

    4. Implementasi

    Pada tahap ini akan dibahas tentang urutan proses dari pembuatan dari

    sistem ini sendiri. Tahap ini dimulai dari pembuatan database

    menggunakan MySQL version 2.5 kemudian dibuat desain tampilan menu

    dan form-form input sesuai dengan kebutuhan sistem dilanjutkan dengan

    memasukkan coding program sesuai dengan form yang telah dibuat. Pada

    tahap ini penulis menggunakan aplikasi Macromedia Dreamweaver 8.0

    untuk merancang sistem pakar ini. Hasil dapat dilihat di bab IV

    5. Pengujian

    Pengujian software dilakukan untuk memastikan bahwa software yang

    dibuat telah sesuai dengan desainnya dan semua fungsi dapat

  • 37

    dipergunakan dengan baik tanpa ada kesalahan. Pengujian software

    biasanya dilakukan dalam 2 atau 3 tahap yang saling independen, yaitu :

    pengujian oleh internal yaitu peneliti, pengujian oleh divisi Quality

    Assurance dan pengujian oleh pengguna di rumah sakit atau klinik. Dalam

    tahap ini, rumah sakit atau klinik harus memastikan bahwa kerangka /

    skenario pengujian software dibuat dengan lengkap meliputi semua proses,

    kebutuhan dan pengendalian yang ada di dalam dokumen analisa

    kebutuhan dan desain sistem.

    2.8. STUDI LITERATURE SISTEM

    Sebagai acuan dalam menyusun skripsi ini, peneliti tidak hanya terpaku dari

    sumber yang ada pada buku maupun media elektronik lain. Skripsi lain tentang

    aplikasi pembelajaran yang sebelumnya sudah pernah dibuat menjadi

    pertimbangan dan acuan untuk menghasilkan aplikasi yang lebih baik lagi. Dari

    beberapa skripsi yang menjadi acuan penulis, semuanya dibandingkan untuk

    mendapatkan kelebihan dan kekurangan dari aplikasi sistem pakar yang telah

    dibuat. Berpedoman dari aplikasi-aplikasi tersebut penulis dapat melihat

    kekurangan dan fitur apa saja yang masih perlu ditambahkan dengan berpatok

    kepada kebutuhan user.

  • 38

    Judul : Pengembangan Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis

    Penyakit Penyebab Demam Pada Anak

    Pengarang : Syahida Arfiani (2006) UIN JAKARTA

    Tabel 2.5 Skripsi sebelumnya tentang Aplikasi Sistem Pakar Untuk Mendiagnosis

    Penyakit Penyebab Demam Pada Anak

    Keunggulan

    Pengguna dapat langsung berinteraksi dengan aplikasi dengan

    cara menggerakkan tombol-tombol yang terdapat dihalaman

    yang tersedia sehingga dapat memudahkan pengguna untuk

    mendiagnosa penyakit yang diderita.

    Kelemahan

    Tidak adanya menu cetak atau print pada aplikasi sehingga

    aplikasi ini dianggap kurang oleh peneliti.

    Perangkat lunak

    yang digunakan

    Borland Delphi 7.0, Microsoft Access2003

  • 39

    Judul : Identifikasi Tumbuhan Kacang-Kacangan (Papilionaceae)

    Menggunakan Sistem Pakar Dengan Pendekatan Forward Chaining

    Pengarang : Taufiq (2006) UIN Syarif Hidayatullah

    Tabel 2.6 Skripsi sebelumnya tentang Identifikasi Kacang-Kacangan

    Menggunakan Sistem Pakar dengan Pendekatan Forward Chaining

    Keunggulan

    Memeliki keakuratan dalam identifikasi Jenis tumbuhan

    papilionace dengan menggunakan forward chaining.

    Kelemahan

    Tampilan home yang kurang memuaskan sehingga kurang

    menarik pengguna untuk melakukan identifikasi dengan

    aplikasi ini, dan identifikasi hanya dibatasi pada jenis kacang-

    kacangan.

    Perangkat lunak

    yang digunakan

    MATLAB (Matrix Laboratory), GUIDE

  • 40

    Judul : Rancang Bangun Sistem Pakar Memodifikasi Sepeda Motor

    Suzuki Satria 120R

    Pengarang : Muhammad Febriansyah (2005) UIN Syarif Hidayatullah

    Tabel 2.6 Skripsi sebelumnya tentang Rancang Bangun Sistem Pakar

    Memodifikasi Motor Suzuki Satria 120R

    Keunggulan

    Dengan tampilan user friendly memudahkan user dalam

    mengakses system tersebut tanpa harus mendaftar hak akses

    dan tanpa adanyakehadiran seorang pakar.

    Kelemahan

    Ruang lingkup yang masih kecil dan penelusuran penelusuran

    data yang tidak bersifat dinamik.

    Perangkat lunak

    yang digunakan

    PHP, MySQL

  • 41

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1 METODE PENGUMPULAN DATA

    Pembahasan metodologi yang digunakan dalam proses penyelesaian

    skripsi ini pada dasarnya adalah merupakan urutan langkah-langkah yang harus

    dilakukan. Untuk mengumpulkan data dalam kegiatan penelitian diperlukan cara-

    cara atau teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat

    berjalan dengan lancar. Peneliti melakukan beberapa langkah pengumpulan data

    seperti studi pustaka, wawancara dan observasi.

    3.1.1 Studi Pustaka

    Sumber referensi yang penulis pergunakan adalah buku, majalah atau

    Koran, dan internet. Adapun referensi yang penulis gunakan dalam penelitian ini

    adalah sebagai berikut :

    a. Metodologi Kesehatan.

    b. Kapita selekta Kedokteran.

    c. Kamus Kedokteran.

    d. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan.

    e. Majalah bulletin of the world Health Organization.

    Buku-buku tersebut merupakan buku yang dianjurkan pakar dalam penelitian

    ini untuk digunakan sebagai bahan pengumpulan data. Data lengkap dari daftar

    buku-buku tersebut dapat dilihat pada daftar pustaka. Selain itu penulis juga

  • 42

    menggunakan website www.medieastore.com, www.infomedika.com, dan

    biomed.ee.itb.ac.id sebagai media informasi di internet.

    3.1.2 Wawancara

    Pada tahap ini penulis melakukan wawancara terstruktur dengan manajemen

    klinik Makmur Jaya yaitu Hj. Elizar Bahar M.kes. dari beberapa wawancara yang

    telah peneliti lakukan dengan pakar mengenai masalah kesehatan dan pelayanan

    penyakit paru dan pernafasan, peneliti mendapatkan beberapa data jenis penyakit,

    gejala dan penanganannya. Beberapa hasil wawancara yang telah penulis lakukan

    dapat dilihat pada lampiran 2.

    3.1.3 Observasi

    Pada metode ini data diperoleh dengan melakukan peninjauan kelapangan

    guna mendapat fakta pendukung dalam penelitian. Observasi peneliti laksanakan

    pada bulan Juli 2011 di Klinik Makmur Jaya, Ciputat. Dari observasi tersebut

    peneliti mendapatkan beberapa data sekunder berupa jenis masalah kesehatan

    yang umumnya diderita perokok aktif dan upaya yang dilakukakn oleh dokter

    umum dalam menanggulanginya.

    3.2 METODE PENGEMBANG SISTEM

    Dalam pengembang sistem pakar ini terdapat siklus pengembangan untuk

    mengembangkan system seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Siklus

    pengembangan sistem pakar ini adalah dengan menggunakan metode

    pengembangan Expert System Development Life Cycle, Turban Efraim (1995).

  • 43

    Pada pengembangan sistem pakar, ada enam tahap yang meliputi

    identifikasi, konseptualisasi, formalisasi, implementasi, pengujian dan

    pengembangan sistem.

    Gambar 3.1 Siklus Pengembangan sistem Pakar

    3.2.1 Inisialisasi Kasus

    Inisialisasi kasus adalah langkah pertama dalam pengembangan sistem

    pakar. Tahap ini merupakan tahap pentuan hal-hal penting sebagai dasar dari

    Inisialisasi Kasus

    Analisis dan Desain Sistem

    Prototype Dasar Kasus

    Pengembangan Sistem

    Implementasi Sistem

    Implementasi Tahap Lanjut

  • 44

    permasalahan yang akan dibahas, tahap untuk mengkaji dan membatasi masalah

    yang akan diimplementasikan kedalam sistem. Tujuan pokoknya adalah

    mengidentifikasi masalah dan setiap masalah yang diidentifikasikan harus dicari

    solusi dari tujuan yang ingin dicapai dari proses pengembang tersebut.

    3.2.2 Analisa dan Desain Sistem

    Pada tahap ini knowledge engineer dan pakar menentukan konsep yang

    akan dikembangkan menjadi sistem pakar. Hasil inisialisasi kasus akan

    dikonseptualisasikan dalam bentuk relasi antar data, hubungan antar pengetahuan

    dan konsep-konsep penting dan ideal yang akan diterapkan dalam sistem. Pada

    tahap ini juga menganalisis data-data penting yang harus didalami bersama

    dengan pakar dibidang permasalahan, sehingga hasilnya dapat memberikan

    jawaban pasti bahwa sasaran permasalahan tepat, benar dan sudah sesuai.

    3.2.3 Prototype Dasar Kasus

    Dalam tahap ini hubungan antar unsur akan digambarkan dalam bentuk

    format yang biasa digunakan oleh sistem pakar seperti mekanisme inferensi yang

    meliputi : teknik penalaran menggunakan forward chaining, teknik best first

    search, dan representasi pengetahuan yang meliputi ; diagram pohon dan kaidah

    produksi.

  • 45

    3.2.3.1. Mekanisme Inferensi

    Mekanisme inferensi adalah bagian dari system pakar yang

    melakukan penalaran dengan menggunakan isi daftar aturan berdasarkan

    urutan dan pola tertentu. Secara umum komponen yang ada dalam

    mekanisme inferensi adalah :

    3.2.3.1.1. Teknik Penalaran

    Teknik penalaran (inferensi) yang digunakan untuk

    mencapai kesimpulan yang sesuai dengan kebutuhan dan

    mekanisme inferensi untuk masalah pendiagnosaan yaitu

    menggunakan teknik forward chaining yang memulai

    penelusurannya dari sekumpulan data menuju kesimpulan

    3.2.3.1.2. Teknik Penelusuran

    Teknik penelusuran yang digunakan adalah teknik

    penelusuran best first search yang melakukan penelusuran dengan

    mencari solusi yang terbaik berdasarkan pengetahuan yang dimiliki

    sehingga penelusuran dapat ditentukan harus dimulai dari mana.

    3.2.3.2. Representasi Pengetahuan

    Teknik representasi pengetahuan pada sistem pakar untuk

    mendiagnosa penyakit paru dan pernafasan dengan masalah

    menggunakan metode kaidah produksi. Representasi pengetahuan

  • 46

    dengan kaidah produksi pada dasarnya berupa aplikasi aturan

    (rule) yang berupa :

    a. Antecedent, yaitu bagian awal yang mengekspresikan situasi

    atau premis (pernyataan berawalan F).

    b. Konsekuen, yaitu bagian yang menyatakan suatu tindakan

    tertentu atau konklusi yang diharapkan jika suatu situasi atau

    premis bernilai benar (pernyataan berawalan THEN).

    3.2.4 Pengembangan Sistem

    Setelah tahap prototype dasar kasus selesai, kemudian diimplementasikan

    dengan membuat perancangan sistem yang akan dibangun. Perancangan sistem ini

    terdiri dari perancangan basis data, perancangan antar muka pemakai dan sarana-

    sarana pendukung sistem. Pada sistem pakar ini menggunakan bahasa

    Pemograman PHP MySQL dan Macromedia Dreamwaver sebagai alat bantu

    implementasi program serta sebagai alat bantu pembangunan system pakar.

    3.2.5 Implementasi Sistem

    Sistem pakar yang telah dibangun perlu adanya implementasi sistem, yaitu

    tahap yang meliputi proses inputan pemakai ; instalasi, demosntrasi, dan

    penerapan sistem ; dokumentasi; dan keamanan. Selain itu, perlu adanya evaluasi

    untuk menguji dan menentukan kesalahannya. Hal ini merupakan hal yang umum

    dilakukan karena suatu sistem belum tentu sempurna setelah selesai

    pembuatannya sehingga proses evaluasi diperlukan untuk penyempurnaannya.

  • 47

    Dalam evaluasi akan ditemukan bagian-bagian yang harus dikoreksi untuk

    menyamakan permasalahan dan tujuan akhir pembuatan sistem.

    3.2.6 Implementasi Tahap Lanjut

    Dalam tahap ini aktivis yang akan dilakukan adalah operasi, pemeliharaan,

    upgrade dan perluasan, serta evaluasi sistem.

  • 48

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Bab ini merupakan bab hasil dan pembahasan dalam pembangunan sistem

    pakar identifikasi penyakit paru dan pernafasan menggunakan metode forward

    chaining. Seperti yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya yaitu mengenai

    tahapan-tahapan yang dilakukan dalam pengembang sistem pakar. Dan berikut ini

    pembahasan secara terperinci mengenai pengembangan sistem pakar pakar

    penyakit paru dan pernafasan.

    4.1. INISIALISASI KASUS

    Dalam tahap ini, seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya

    merupakan pengidentifikasian terhadap masalah yang akan dianalisa pengkajian

    dan pembahasan masalah yang akan diimplementasikan kedalam sistem, dan

    fasilitas pendukung pembangunan sistem pakar penyakit paru dan pernafasan.

    4.1.1 Difinisi Masalah

    Sebagai salah satu organ tubuh manusia yang terpenting adalah

    paru-paru yang mempunyai peran dalam peredaran pernafasan didalam

    susunan anatomi manusia. Paru-paru seperti halnya organ tubuh lainnya

    dapat mengalami gangguan fungsinya maupun juga dapat terinfeksi

    penyakit. Jika hal ini terjadi maka harus segera ditangani dan diperiksakan

    kepada yang ahli dibidangnya, yaitu dokter spesialis paru dan pernafasan.

    Jika hal ini tidak ditangani dengan serius dapat mengakibatkan kematian.

  • 49

    Namun sering kali kita jumpai para pasien tidak mengetahui dengan benar

    gejala-gejala penyakit jantung dan pemekrisaan-pemeriksaan jika terjadi

    serangan. Hal ini dikarenakan kurangnya media informasi tentang penyakit

    paru dan pernafasan masyarakat umum. Aplikasi sistem pakar yang akan

    dikembangkan dapat dipergunakan sebagai alat pembelajaran bagi

    masyarakat umum dan mahasiswa kedokteran yang ingin tahu tentang

    penyakit paru dan pernafasan.

    4.1.2 Evaluasi Solusi Alternatif

    Dengan melihat uraian diatas, maka perlunya dikembangkan suatu

    sistem yang dapat membantu dalam penyebaran informasi penyakit paru

    dan pernafasan dan solusinya kepada masyarakat, agar dapat mengetahui

    gejala-gejala penyakit jantung dan pemeriksaannya pada saat diderita atau

    tidak

    Sistem yang akan dibuat adalah aplikasi sistem pakar untuk

    memberikan solusi terhadap penyakit paru-paru. Sistem ini akan

    memberikan pengetahuan berdasarkan pemeriksaan fisik penderita

    penyakit paru dan pernafasan, yang dimulai dari pemeriksaan dan

    dilanjutkan untuk mencari solusinya dari hasil pemeriksaan untuk

    mengetahui penyakit paru dan pernafasan yang diderita seseorang.

    Untuk selanjutnya diharapkan masyarakat dan para penderita paru

    dan pernafasan khususnya dapat mengetahui informasi tentang penyakit

    paru dan pernafasan secara menyeluruh yang berdasarkan pemeriksaan

    fisik penyakit paru dan pernafasan.

  • 50

    4.2. ANALISA DAN KONSEPTUAL

    4.2.1. Konseptual

    Dalam tahap ini knowledge engineer dan pakar akan menentukan

    konsep yang akan dikembangkan menjadi sistem pakar untuk mendiagnosa

    penyakit paru dan pernafasan berdasarkan pemeriksaan fisik pasin penyakit paru

    dan pernafasan

    Hasil dari pembuatan konsep ini antara knowledge engineer dan

    pakar adalah dengan terkumpulnya data-data mengenai pengeleompokkan

    pemeriksaan penyakit paru dan pernafasan. Berdasarkan analisa pemeriksaan fisik

    pasien penyakit paru dan pernafasan yang terdiri dari :

    1. Gejala Penyakit

    Basis pengetahuan dari gejala penyakit paru-paru dan pernafasan dapat

    dilihat pada Tabel 4.1.

    Tabel 4.1 Gejala Penyakit

    Kode Gejala Penyakit

    G01 Batuk Berdahak

    G02 Kesulitan Pernafasan

    G03 Sesak di dada

    G04 Hidung mampet, meler, dan bersin-bersin.

    G05 Badan terasa sakit, terutama pada bagian punggung dan tungkai

    G06 Demam pada siang atau sore dan berkeringat pada malam hari

    G07 Dahak berwarna putih bercampur darah

    G08 Wajah, telapak tangan, atau selaput lendir berwarna kemerahan

    G09 Dahak berwarna kuning atau hijau

  • 51

    2. Jenis Penyakit

    Basis pengetahuan dari Jenis Penyakit dapat dilihat pada Tabel 4.2.

    Tabel 4.2 Jenis Penyakit

    Kode Penyakit

    P01 Influenza

    P02 Tuberkulosis

    P03 Bronkitis

    3. Cara Pengobatan Penyakit

    Basis pengetahuan dari Cara Pengobatan dapat dilihat pada Tabel 4.3.

    Tabel 4.3 Data Pengobatan

    Kode Pengobatan

    CP01 Istirahat yang cukup

    CP02 Hentikan Kegiatan olahraga untuk sementara waktu

    CP03 Banyak Minum Air Putih

    CP04 Hisap tablet antiseptik atau antibiotik untuk

    meningkatkan kekebalan tubuh

    CP05 Selama 2 bulan intensif minum obat-obatan yang

    mengandung Isoniazid (INH) dengan dosis 5-10

    mg/kgbb/hari, Rifampisin dengan dosis 10-20

    mg/kgbb/hari, Pirazinamid dengan dosis 15-40

    mg/kgbb/hari, Emtambutol dengan dosis 15-25

    mg/kgbb/hari.

  • 52

    CP06 Apabila sakit berlanjut, 4 bulan selanjutnya minum

    obat INH (dengan dosis 15-40 mg/kgbb/hari) dan

    Rifampisin (dengan dosis 15-20 mg/kgbb/hari) 3x

    seminggu.

    CP07 Bila diperlukan, penderita TBC dapat juga dikarantina

    di tempat khusus agar tidak menularkan penyakitnya.

    CP08 Minum obat penekan batuk dan pengencer dahak

    seperti Gliseril Guikolat (GG) dan epexol.

    CP09 Gunakan obat-obatan herbal seperti propolis dicampur

    madu, teripang, dan daun meniran.

    4.3 PROTOTYPE DASAR KASUS

    4.3.1 Formulasi

    Format yang digunakan dalam pembangunan sistem pakar adalah

    mekanisme inferensi yang meliputi teknik penalaran, dan teknis penelusuran dan

    representasi pengetahuan yang meliputi kaidah produksi.

    4.3.2. Teknik Penalaran

    Teknik penalaran yang digunakan dalam pembuatan sistem pakar

    untuk informasi penyakit paru dan pernafasan ini dengan menggunakan teknik

    forward chaining (penalaran maju) yang dimulai penelusurannya dari sekumpulan

    dan menuju kesimpulan yang diinginkan. Artinya data-data atau gejala-gejala dari

    pemeriksaan akan dikumpulkan terlebih dahulu, kemudian akan direkam/disimpan

    selanjutnya dianalisa untuk mencari solusinya.

  • 53

    Observasi 1 Kaidah A Fakta a Kaidah A Kesimpulan 1

    Fakta b Kaidah B Kesimpulan 2

    Kesimpulan 3

    Observasi 2 Kaidah fakata c kaidah Kesimpulan 4

    Gambar 4.1 Penalaran Maju

    4.3.3 Teknik Penelusuran

    Selain teknik penalaran, diperlukan juga teknik penelusuran data

    dalam bentuk network atau jaringan yang terdiri dari nodes berbentuk tree atau

    pohon. Ada tiga teknik penelusuran yang dipergunakan dalam pembangunan

    sistem pakar yaitu ; depth first search, bread first search dan best first search.

    Dalam pembuatan aplikasi sistem pakar penyakit paru dan pernafasan ini

    menggunakan teknik penelusuran berbentuk tree atau pohon yang melakukan

    penelusuran data-data pada node-node secara mendalam simpul sistem pakar

    bergerak menurun ke tingkat dalam yang berurutan. Atau proses pencariannya

    akan dilakukan pada semua anaknya sebelum dilakukan pencarian ke node-node

    yang selevel. Untuk gambar rancangan rule dapat dilihat di Gambar 4.2.

  • 54

    N1 N2 N3

    N4 N5 N6 N7 N8

    N9 N10

    N11 N12

    Gambar 4.2 Pohon Keputusan atau Tree

    Lambang bulat pada pohon keputusan melambangkan sebagai node akar

    atau cabang (bukan daun) sedangkan kotak melambangkan node daun. Jika

    pengetahuan yang terbentuk berupa kaidah produksi dengan format:

    Jika Premis Maka Konklusi Node-node akar akan menjadi Premis dari

    aturan sedangkan node daun akan menjadi bagian konklusinya. Dari

    Atr1

    Atr2 H5 Atr5

    Atr3

    Atr4

    H4

    H1

    H6 H7 H8

    H2 H3

  • 55

    gambar pohon keputusan pada gambar 4.2, dapat dibentuk aturan sebagai

    berikut :

    1.jika Atr_1 = N_1

    Dan Atr_2 = N_4

    Dan Atr_3 = N_9

    Maka H_1

    2. Jika Atr_1 = N_1

    Dan Atr_2 = N_4

    Dan Atr_3 = N_10

    Dan Atr_4 = N_11

    Maka H_2

    3jika Atr_1 = N_1

    Dan Atr_2 = N_4

    Dan Atr_3 = N_10

    Dan Atr_4 = N_12

    Maka H_2

    4. Jika Atr_1 = N_1

    Dan Atr_2 = N_5

    Maka H_4

    5. Jika Atr_1 = N_2

    Maka H_5

    6. Jika Atr_1 = N_3

  • 56

    Dan Atr_5 = N_6

    Maka H_6

    7. Jika Atr_1 = N_3

    Dan Atr_5 = N_7

    Maka H_7

    8. Jika Atr_1 = N_3

    Dan Atr_5 = N_8

    Maka H_8

    Model case based reasoning dapat digunakan sebagai metode akuisi si

    pengetahuan dalam aplikasi system pakar diagnosis penyakit. Aturan yang

    dihasilkan sistem ini mampu digunakan untuk mendiagnosis penyakit

    didasarkan pada data-data pasien. Dalam penentuan diagnosis penyakit

    belum diimplementasikan derajat kepercayaan terhadap hasil diagnosis

    tersebut.

    4.4. MESIN INFERENSI

    Dalam tahap ini, penulis melakukan penalaran dengan menggunakan isi

    daftar aturan berdasarkan urutan dan pola tertentu. Mekanisme inferensi untuk

    pengujian aturan yang penulis gunakan adalah metode forward chaining.

    Penelusuran dilakukan dengan memilih gejala terlebih dahulu dan

    kemudian dicocokan dengan aturan aturan yang ada.

  • 57

    Dibawah ini merupakan tabel mesin inferensi yang digunakan sebagai

    acuan dalam pembuatan aplikasi sistem pakar penyakit paru paru dan

    pernafasan. Mesin inferensi untuk hubungan antara gejala dan penyakit dapat

    dilihat pada tabel 4.4. Mesin inferensi untuk basis pengetahuan gejala dan

    penyakit dapat dilihat pada tabel 4.5. Mesin Inferensi untuk basis pengetahuan

    penyakit dan cara pengobatan dapat dilihat pada Tabel 4.4.

    Tabel 4.4 Daftar Hubungan Gejala dan Penyakit

    No Gejala Kode

    Gejala

    Penyakit

    Influenza

    (P01

    TBC

    (P02)

    Bronkitis

    (P03)

    1. Batuk Berdahak G01 x x x

    2. Kesulitan Pernafasan G02 x x x

    3. Sesak di dada G03 x x x

    4. Hidung mampet, meler, dan

    bersin-bersin.

    G04 x

    5. Badan terasa sakit, terutama

    pada bagian punggung dan

    tungkai

    G05 x

    6. Demam pada siang atau sore

    dan berkeringat pada malam

    hari

    G06 x

    7. Dahak berwarna putih

    bercampur darah

    G07 x

    8. Wajah, telapak tangan, atau

    selaput lendir berwarna

    kemerahan

    G08 x

    9. Dahak berwarna kuning atau

    hijau

    G09 x

  • 58

    Tanda silang (x) pada jenis penyakit didalam Tabel 4.4 menunjukkan

    pasien mengalami penyakit tersebut diatas

    Tabel 4.5 Basis Pengetahuan Gejala dan Penyakit

    No. Aturan

    1 IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 THEN P01

    2 IF G01 AND G02 AND G03 AND G05 THEN P01

    3 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 THEN P01

    4 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 THEN P01

    5 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 THEN P01

    6 IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G05 THEN P01

    7 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G06 THEN P01

    8 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G07 THEN P01

    9 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G08 THEN P01

    10 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G09 THEN P01

    11 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 THEN P01

    12 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G07 THEN P01

    13 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G08 THEN P01

    14 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G09 THEN P01

    15 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 THEN P01

    16 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G07 THEN P01

    17 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G08 THEN P01

    18 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G09 THEN P01

    19 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G06 AND G08 THEN P01

    20 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G06 AND G09 THEN P01

    21 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G07 AND G08 THEN P01

    22 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G07 AND G09 THEN P01

    23 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G08 THEN P01

  • 59

    24 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G09 THEN P01

    25 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G07 AND G08 THEN P01

    26 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G07 AND G09 THEN P01

    27 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G08 THEN P01

    28 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G09 THEN P01

    29 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G07 AND G08 THEN P01

    30 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G07 AND G09 THEN P01

    31 IF G01 AND G02 AND G03 AND G06 THEN P02

    32 IF G01 AND G02 AND G03 AND G07 THEN P02

    33 IF G01 AND G02 AND G06 AND G07 THEN P02

    34 IF G01 AND G03 AND G06 AND G07 THEN P02

    35 IF G02 AND G03 AND G06 AND G07 THEN P02

    36 IF G01 AND G02 AND G03 AND G06 AND G07 THEN P02

    37 IF G01 AND G02 AND G04 AND G06 AND G07 THEN P02

    38 IF G01 AND G02 AND G05 AND G06 AND G07 THEN P02

    39 IF G01 AND G02 AND G06 AND G07 AND G08 THEN P02

    40 IF G01 AND G02 AND G06 AND G07 AND G09 THEN P02

    41 IF G01 AND G03 AND G04 AND G06 AND G07 THEN P02

    42 IF G01 AND G03 AND G05 AND G06 AND G07 THEN P02

    43 IF G01 AND G03 AND G06 AND G07 AND G08 THEN P02

    44 IF G01 AND G03 AND G06 AND G07 AND G09 THEN P02

    45 IF G02 AND G03 AND G04 AND G06 AND G07 THEN P02

    46 IF G02 AND G03 AND G05 AND G06 AND G07 THEN P02

    47 IF G02 AND G03 AND G06 AND G07 AND G08 THEN P02

    48 IF G02 AND G03 AND G06 AND G07 AND G09 THEN P02

    49 IF G01 AND G02 AND G04 AND G06 AND G07 AND G08 THEN P02

    50 IF G01 AND G02 AND G04 AND G06 AND G07 AND G09 THEN P02

    51 IF G01 AND G02 AND G05 AND G06 AND G07 AND G08 THEN P02

  • 60

    52 IF G01 AND G02 AND G05 AND G06 AND G07 AND G09 THEN P02

    53 IF G01 AND G03 AND G04 AND G06 AND G07 AND G08 THEN P02

    54 IF G01 AND G03 AND G04 AND G06 AND G07 AND G09 THEN P02

    55 IF G01 AND G03 AND G05 AND G06 AND G07 AND G08 THEN P02

    56 IF G01 AND G03 AND G05 AND G06 AND G07 AND G09 THEN P02

    57 IF G02 AND G03 AND G04 AND G06 AND G07 AND G08 THEN P02

    58 IF G02 AND G03 AND G04 AND G06 AND G07 AND G09 THEN P02

    59 IF G02 AND G03 AND G05 AND G06 AND G07 AND G08 THEN P02

    60 IF G02 AND G03 AND G05 AND G06 AND G07 AND G09 THEN P02

    61 IF G01 AND G02 AND G03 AND G08 THEN P03

    62 IF G01 AND G02 AND G03 AND G09 THEN P03

    63 IF G01 AND G02 AND G08 AND G09 THEN P03

    64 IF G01 AND G03 AND G08 AND G09 THEN P03

    65 IF G02 AND G03 AND G08 AND G09 THEN P03

    66 IF G01 AND G02 AND G03 AND G08 AND G09 THEN P03

    67 IF G01 AND G02 AND G04 AND G08 AND G09 THEN P03

    68 IF G01 AND G02 AND G05 AND G08 AND G09 THEN P03

    69 IF G01 AND G02 AND G06 AND G08 AND G09 THEN P03

    70 IF G01 AND G02 AND G07 AND G08 AND G09 THEN P03

    71 IF G01 AND G03 AND G04 AND G08 AND G09 THEN P03

    72 IF G01 AND G03 AND G05 AND G08 AND G09 THEN P03

    73 IF G01 AND G03 AND G06 AND G08 AND G09 THEN P03

    74 IF G01 AND G03 AND G07 AND G08 AND G09 THEN P03

    75 IF G02 AND G03 AND G04 AND G08 AND G09 THEN P03

    76 IF G02 AND G03 AND G05 AND G08 AND G09 THEN P03

    77 IF G02 AND G03 AND G06 AND G08 AND G09 THEN P03

    78 IF G02 AND G03 AND G07 AND G08 AND G09 THEN P03

    79 IF G01 AND G02 AND G04 AND G06 AND G08 AND G09 THEN P03

  • 61

    80 IF G01 AND G02 AND G04 AND G07 AND G08 AND G09 THEN P03

    81 IF G01 AND G02 AND G05 AND G06 AND G08 AND G09 THEN P03

    82 IF G01 AND G02 AND G05 AND G07 AND G08 AND G09 THEN P03

    83 IF G01 AND G03 AND G04 AND G06 AND G08 AND G09 THEN P03

    84 IF G01 AND G03 AND G04 AND G07 AND G08 AND G09 THEN P03

    85 IF G01 AND G03 AND G05 AND G06 AND G08 AND G09 THEN P03

    86 IF G01 AND G03 AND G05 AND G07 AND G08 AND G09 THEN P03

    87 IF G02 AND G03 AND G04 AND G06 AND G08 AND G09 THEN P03

    88 IF G02 AND G03 AND G04 AND G07 AND G08 AND G09 THEN P03

    89 IF G02 AND G03 AND G05 AND G06 AND G08 AND G09 THEN P03

    90 IF G02 AND G03 AND G05 AND G07 AND G08 AND G09 THEN P03

    91 IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G06 THEN P01 AND P02

    92 IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G07 THEN P01 AND P02

    93 IF G01 AND G02 AND G03 AND G05 AND G06 THEN P01 AND P02

    94 IF G01 AND G02 AND G03 AND G05 AND G07 THEN P01 AND P02

    95 IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 THEN P01

    AND P02

    96 IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G07 THEN P01

    AND P02

    97 IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G06 AND G07 THEN P01

    AND P02

    98 IF G01 AND G02 AND G03 AND G05 AND G06 AND G07 THEN P01

    AND P02

    99 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G06 AND G07 THEN P01

    AND P02

    100 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G07 THEN P01

    AND P02

    101 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G07 THEN P01

    AND P02

    102 IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G07

    THEN P01 AND P02

    103 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G06 AND G07 AND G08

    THEN P01 AND P02

    104 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G06 AND G07 AND G09

    THEN P01 AND P02

  • 62

    105 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G07 AND G08

    THEN P01 AND P02

    106 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G07 AND G09

    THEN P01 AND P02

    107 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G07 AND G08

    THEN P01 AND P02

    108 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G06 AND G07 AND G09

    THEN P01 AND P02

    109 IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G08 THEN P01 AND P03

    110 IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G09 THEN P01 AND P03

    111 IF G01 AND G02 AND G03 AND G05 AND G08 THEN P01 AND P03

    112 IF G01 AND G02 AND G03 AND G05 AND G09 THEN P01 AND P03

    113 IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G08 THEN P01

    AND P03

    114 IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G09 THEN P01

    AND P03

    115 IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G08 AND G09 THEN P01

    AND P03

    116 IF G01 AND G02 AND G03 AND G05 AND G08 AND G09 THEN P01

    AND P03

    117 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G08 AND G09 THEN P01

    AND P03

    118 IF G01 AND G03 AND G04 AND G05 AND G08 AND G09 THEN P01

    AND P03

    119 IF G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G08 AND G09 THEN P01

    AND P03

    120 IF G01 AND G02 AND G03 AND G04 AND G05 AND G08 AND G09

    THEN P01 AND P03

    121 IF G01 AND G02 AND G04 AND G05 AND G06 AND G08 AND G09

    THEN P01 AND