Financial Inclusion

48
SINERGI PROGRAM KEUANGAN INKLUSIF Layanan Keuangan Digital (LKD), Financial Identity Number (FIN) & Sistem Informasi Harga Komoditi (SIHK) Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM Februari 2014

description

Layanan Keuangan Digital (LKD), Financial Identity Number (FIN) & Sistem Informasi Harga Komoditi (SIHK)

Transcript of Financial Inclusion

  • SINERGI

    PROGRAM KEUANGAN INKLUSIF Layanan Keuangan Digital (LKD), Financial Identity Number (FIN) &

    Sistem Informasi Harga Komoditi (SIHK)

    Departemen Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

    Februari 2014

  • 2

    Latar Belakang

    Know Your Country

    Apa Kata Ekonom

    Benchmarking

    Kenapa BI Perlu

    Keuangan Inklusif Indonesia

    Program

    Koordinasi

  • A LATAR BELAKANG 3

  • 1

    4

    by CGAP

    by Wales Co-operative Center

    by SBY Global Policy Forum Sep -2010

    Simpanan

    Kredit

    Asuransi

    Transfer

    Definisi di Strategi Nasional Financial Inclusion - Indonesia

    .....financial inclusion is about providing access to an adequate range of safe, convenient and

    affordable financial services to disadvantaged and other vulnerable groups, including low

    income, rural and undocumented persons, who have been underserved or excluded from the

    formal financial sector. Financial inclusion can also be defined as ensuring access to financial

    services at an affordable cost in a fair and transparent manner. By FATF - 2103

    Definisi LATAR BELAKANG

  • PERSPECTIVE EXTERNAL : UNBANKED TINGGI LATAR BELAKANG 2

    Financial Inclusion Index

    Sumber : Worldbank, Global Financial Inclusion Index , 2011

    Total Dewasa Berbank Tidak Berbank

    Orang Dewasa Dunia Berbank (milyar)

    Sumber : Worldbank, Honohan, Human Development Index, 2008

  • Relative Financial Inclusion Deficit and Surplus Countries

    deficit

    surplus

    Source : Hariharan and Marktanner, ICA Institute and Kennesaw State University , 2012

    UNBANKED LEBIH TINGGI DI EMERGING MARKET 3

    Sumber : Worldbank, Global Financial Inclusion Index , 2011

    Orang Dewasa Punya Rekening di Sektor Keuangan : Rural VS Urban

    Orang Dewasa Punya Rekening di Sektor Keuangan : Gender

    LATAR BELAKANG

  • B KNOW YOUR COUNTRY 7

  • Unbanked Tinggi 1

    orang dewasa di Indonesia memiliki rekening di Lembaga Keu. Formal 20%

    Savers Financial Inclusion Borrowers Financial Inclusion

    > 68% masyarakat menabung

    > 48% hny menabung dilembaga keuangan > 17% pembiayaan dari bank > 40% tidak bisa meminjam

    > 36% meminjam dari informal sumber: Survei Neraca Rumah Tangga WB - 2011

    sumber: World Bank, Global Financial Inclusion Index - 2011

    Survey financial literacy LDFEUI, 2012

    35,1%

    KNOW YOUR COUNTRY

  • SURVEY RT MISKIN INDONESIA (
  • Tingkat Layanan Perbankan 3

    10

    Keterangan :

    Penduduk miskin : penduduk yang memiliki ratarata pengeluaran/pendapatan per kapita per bulan di bawah garis

    kemiskinan disebut penduduk miskin.

    Garis kemiskinan Rp 259,520 per kapita perbulan (Sept 2012)

    KNOW YOUR COUNTRY

    sumber: Bank Indonesia, BPS, 2012

    17.7

    31.5

    6.4

    14.3

    3.7

    4.5

    Branch Density

    Sumber : WEF, Redefining the Emerging Market Opportunity, 2012

    Persentase

    penduduk miskin,

    Sep 2013

  • 4

    0

    500

    1000

    1500

    2000

    2500

    3000

    3500

    4000

    0.2

    0.25

    0.3

    0.35

    0.4

    0.45

    2002 2004 2006 2008 2010 2012

    GINI Ratio VS GDP/Capital

    Gini Ratio (LHS) GDP/capita (RHS)*

    -5.0

    -4.0

    -3.0

    -2.0

    -1.0

    0.0

    1.0

    2.0

    3.0

    0.30

    1.30

    2.30

    3.30

    4.30

    5.30

    6.30

    7.30

    2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

    Penurunan Jml Org Miskin VS GDP Grwoth

    Delta Penurunan org miskin (jutaan)-RHS

    GDP Growth-LHS

    Pertumbuhan tidak merata, inequality meningkat KNOW YOUR COUNTRY

    Inequality Low and Middle income trap

    Sumber: Biro Pusat Statistik

    Sumber : World Bank, Doing Business 2014, Indonesia, 2013.

    The most problematic factors for doing business

  • 5 UKM Besar, belum digarap maksimal KNOW YOUR COUNTRY

    Total kredit UMKM dalam kredit perbankan hanya 19,85%.

    Pertumbuhan kredit UMKM sekitar 15%(yoy), kredit perbankan 21% (yoy).

    Usaha menengah mendominasi kredit UMKM 51,40% dan share kredit mikro hanya 18,65%.

    Jumlah unit usaha UMKM mencapai 56,53 juta mendominasi unit usaha dengan porsi 99,99% dari jumlah total pelaku usaha.

    UMKM mempekerjakan sekitar 97,16% dari total tenaga kerja 110,81 juta.

    sumber: Statistik MSMEs 2012, Kementerian Koperasi dan UMKM

    sumber: Data Bank Indonesia, Juni 2013, diolah

    UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia

    Penyaluran kredit perbankan kepada UMKM masih rendah

    UMKM memberi porsi sekitar 56% dari total GDP 2012.

    sumber: Kementerian Koperasi dan UMKM, 2012

    Rata-rata suku bunga kredit UMKM sangat tinggi > 22%.

  • Sisi masyarakat & Penyedia Jasa PENYEBAB 6

    future: pelayanan informal lebih disukai 13

    Hambatan-hambatan masyarakat dalam mengakses jasa keuangan (Honohan, 2004) :

    1. Hambatan harga (price barriers);

    2. Hambatan informasi (information barrier); dan

    3. Hambatan desain produk dan jasa (product and service design barriers).

    4. Hambatan channel

    Masyarakat

    Pendapatan yang rendah Jarak yang jauh ke lokasi kantor bank

    terdekat

    Mahalnya biaya unt transaksi & volume yg kecil

    Informasi yang masih terbatas Tingkat pengetahuan keuangan yang rendah Produk yang kurang sesuai Psikologi, image dan budaya Antrian yang panjang

    Penyedia Jasa Keuangan

    Pendirian kantor cabang bank mahal Persyaratan yang ditetapkan oleh regulator Persyaratan yang ditetapkan oleh bank Proses yang kompleks Formalitas tinggi Prefer nasabah non-grass root

  • LOAN/GDP & DEPOSIT/GDP RENDAH DAMPAK KE EKONOMI 7

    Dampak Exclusion:

    1. Ekonomi biaya mahal,

    2. Sasaran eksploitasi oleh non formal

    3. Memperbesar inequality

    4. Rigiditas gap kemiskinan (low income trap)

    5. Social problem

    6. Memperlamban proses kesejahteraan keluarga 7. Memperlamban pertumbuhan perekonomian lokal

    Indikator Jumlah

    Penduduk (juta)*

    KC Bank per 100,000

    Penduduk Dewasa

    KC Bank per 1,000 km2

    ATM per 100,000

    Penduduk Dewasa

    ATM per 1,000 km2

    Penabung di Bank per

    1,000 Penduduk

    Dewasa

    Peminjam di Bank per

    1,000 Penduduk

    Dewasa

    Loan/ GDP (%)

    Deposit/GDP (%)

    Bangladesh 154.7 8.08 64.72 5.03 40.32 513.31 87.10 55.50 68.93

    Brazil 198.7 47.26 8.24 118.60 20.68 662.37 380.53 42.42 45.97

    China 1.351 7.72 9.17 37.51 44.55 13.23 271.71 90.21 140.27

    India 1.237 11.38 33.17 11.21 32.67 - - 54.24 68.64

    Indonesia 246.9 9.59 9.24 36.47 35.15 341.57 32.85 39.13

    Kenya 43.18 5.49 2.31 9.94 4.18 - - 44.56 59.81

    Malaysia 29.24 19.91 13.00 52.94 34.56 - 389.34 117.09 146.93

    Mexico 120.8 14.52 6.41 47.33 20.89 291.40 228.62 17.29 20.76

    Pakistan 179.2 8.97 13.40 5.42 8.10 268.30 25.69 18.97 33.23

    Philippines 96.71 8.13 17.26 19.31 41.00 445.28 - 20.94 38.15

    Sri Lanka 20.33 17.49 43.71 15.41 38.51 - - 44.83 46.38

    Thailand 66.79 11.77 12.55 84.16 89.70 1,132.21 276.15 74.08 77.63

    Vietnam 88.78 3.18 6.91 21.16 46.02 - - 111.88 119.67

    Keterangan:

    Posisi 2012 Sumber: Financial Access Survey (FAS), IMF *) Countries Data, World Bank

  • C APA KATA EKONOM 15

  • Sektor Keuangan & Ekonomi = postive corellation 1 TEORI Sektor keuangan merupakan strong contributor kepada pertumbuhan

    (Baghehot, 1873; Schumpeter, 1912; Hicks, 1969 and Miller, 1998)

    Goldsmith (1969) melalui cross-country study menyimpukan size dari sistem keuangan positif contributes kepada pertumbuhan ekonomi.

    King and Levine (1993) improve on the work of Goldsmith, menegaskan bahwa terdapat strong positive relationship antara 3 indikator

    pertumbuhan (real per capital growth, growth in capital accumulation and

    total productivity growth) dan financial development measures (liquid

    liabilities over GDP, bank credit over bank credit plus central bank

    domestic assets and credit to private sector divided by GDP).

    Levine (2005) menegaskan bahwa perkembangan sektor keuangan contributes kepada pertumbuhan karena menyediakan informasi akan

    proyek-proyek potensial, monitoring pelaksanaan investasi, memperluas

    risk management dan diversifikasi, meningkatkan tabungan dan fasilitator

    pertukaran goods and services.

  • Keuangan Infklusif & Stabilitas Sistem Keuangan 2 TEORI 1. Financial crisis highlights perlunya customer protection,

    financial access dan financial stability mutually reinforcing*) 2. Penurunan risiko likuiditas. 3. Penurunan risiko kredit. 4. Peningkatan kapabilitas pengelolaan keuangan via edukasi. 5. Peningkatan persaingan. 6. Peningkatan kesempatan untuk berinteraksi dengan sector

    keuangan dan sistem ekonomi yang lebih luas. 7. Financial exclusion adalah risiko dalam usaha mencegah

    money-laundering and terrorist financing (FATF). 8. Informal financial services dapat menjadi sumber

    instabilitas.

    1. Timothy Lyman, Windsor Global Leadership Seminar on Regulating Transformational Branchless Banking, Alliance for Financial Inclusion, Windsor,

    March 9, 2009

    2. Khan HR. Financial Inclusion and financial stability : are they 2 sides of the same coin?, Indian Banker Association, Chennai, 2011

    3. Hawkins, Peneope (2006): Financial access and financial stability, in Bank for International Settlements, Central banks and the challenge of development, pp 6579, www.bis.org /events/cbcd06.pdf.

    4. Hannig, A. and Jasen, S. Financial Inclusion and Financial Stability: Current Policy Issues ADBInstutite ADBI working paper series , No. 259,

    December 2010.

    5. Cull, Robert, Asli Demirguc-Kunt and Timothy Lyman. Financial Inclusion and Stability: What Does Research Show?, 2012, CGAP

    6. Cohen, Monique, Danielle Hopkins, and Julie Lee. 2008. Financial Education: A Bridge between Branchless Banking and Low-Income Clients. Working Paper No:4. Washington, D.C.: Microfinance Opportunities.

    7. Tadu, R. and Muyambiri, B. (2013). Financial Inclusion and Financial Stability: the important role of financial regulation in explaining the relationship.

    Journal of Research in International Business and Mangement Vol. 3(4)pp 139-149, April 2013.

    8. Dittus, Peter and Michael Klein. 2011. On harnessing the potential of financial inclusion. BIS Working Paper No:347. Switzerland: Bank for international Settlement.

  • Keuangan Inklusif & poverty alleviation 3 TEORI

    Sumber : www.poverty-action.org/financialinclusion

    Beck, Thorsten, Asli Demirg-Kunt, and Ross Levine, 2007, Finance, Inequality and the Poor, Journal of Economic Growth

    Claessens, Stijn, and Erik Feijen, 2007, Financial Sector Development and the Millennium Development Goals, World Bank Working Paper No. 89 , World Bank.

    Claessens, Stijn, and Enrico Perotti, 2007, Finance and Inequality: Channels and Evidence, Journal of Comparative Economics , Vol. 35, No. 4.

    Honohan, Patrick, 2004, Financial Development, Growth and Poverty: How Close Are the Links? Policy Research Working Paper No. 3203, World Bank.

    Honohan, Patrick 2005, Banking Sector Crises and Inequality, Policy Research Working Paper No. 3659, World Bank.

    Chibbaa, Michael, 2009, Financial Inclusion, Poverty Reduction and

    theMillennium Development Goals, European Journal of Development Research

    Vol. 21, 2

    4 faktor utama dalam peningkatan financial

    access, :

    1. Keterlibatan swasta

    2. Financial literacy,

    3. Pembiayaan mikro

    4. Public sector support

    Faktor utama dalam pengurangan kemiskinan

    (Jahan & McDonald, IMF 2011):

    1. Stabilitas sistem keuangan dan macroeconomi

    2. Easy doing business

    3. Legal environment yang kondusif

    4. Financial market infrastructur yang mendukung

    5. Financial access

    6. Kompetisi

  • D BENCHMARKING 19

  • 20

    Comprehensive VS Partial 1 1. PENYUSUNAN STRATEGI FINANCIAL INCLUSION (edukasi, perlindungan konsumen,

    delivery channel, produk, kebijakan,dll)

    2. PELUNCURAN PROGRAM tertentu: DFS/MFS/Branchless Banking, basic saving, edukasi,

    P2P, dll

    Region Negara yang Memliki Strategi FI*)

    Asia Cambodia, Indonesia, Laos, Nepal, Pakistan,

    Philippines, Vietnam

    Afrika Benin, Burkina Faso, Cameroon, Congo, Cte

    d'Ivoire, Ethiopia, Gambia, Liberia, Madagascar,

    Mali, Malawi, Mauritania, Mozambique, Niger,

    Nigeria, Rwanda, Sierra Leone, Senegal, South

    Africa, Tanzania, Togo, Uganda, Zimbabwe

    Eropa &

    Central Asia

    Kyrgyz Republic, Russia, Uzbekistan

    Timur

    Tengah

    Egypt, Jordan, Syria, Yemen

    *) Source: Ros Grady, Asia-Pacific Economic Co-operation, Accelerating Financial Inclusion in Asia and the Pacific: An Operational Dialogue on Innovative Financial Inclusion Policies, Hawaii, 15 September, 2011

    Jumlah Negara yg Implementasikan Branchless

    Banking/ Mobile Financial Services**)

    **) Source: CGAP and Coffey International, data as of Q1 2012.

    Produk sederhana Prosedur sederhana Menggunakan HP & agen

    SOLUSI : International trend

    FasilitasIntermediasi &

    Distribusi

    Kebijakan / PeraturanPendukung

    PemetaanInformasiKeuangan

    FasilitasKeuangan

    Publik

    PerlindunganKonsumen

    EdukasiKeuangan

    Lebih dari 140 implementasi branchless banking (http://www.cgap.org/topics/agent-networks)

    SNKI

  • INOVASI: Mengapa Perlu ? KEUANGAN INKLUSIF INDONESIA 2

    21

    Large unbanked people

    High inequality (gini ratio 2012=0,41)

    Low financial literacy

    Unsuitable products and services

    Complex business process

    No proper channel

    Inovation

    Easy

    Low Price

    Secure & Reliable

    Affordable

    Challenge

    Channel Products Regulation Business Process Device Education Consumer

    Protection Price

    Outreach

    Proportional

    Solution

    Convenience

    1. Leadership. 2. Diversity. 3. Innovation. 4. Protection. 5. Empowerment 6. Cooperation. 7. Knowledge. 8. Proportionality. 9. Framework.

    Principles for Innovative Financial Inclusion (G20)

    Agent, mobilephone, etc Basic saving, micro

    insurance, etc Simple CDD Tablet PC, EDC, RPID,

    Mobile phone, etc Education trough

    mobilephone, agent, etc Complaint mechanism in

    agent Sinergy MNO & banks

    Example

    The fortune at bottom of the pyramid (CK Prahalad, 2004) : terdapat business yg menguntungkan dilevel masyarakat yang kurang beruntung sepanjang korporasi dapat menemukan proses bisnis yang sesuai.

    Portfolio of the poor (Collins, Morduch, Rutherford, Ruthven, 2010) : masyarakat kurang beruntung juga mampu menabung dan active money managers.

    A Radical Rethinking of the Way to Fight Global Poverty, Poor Economics (Abhiit, Banarjee & Duflos, 2011),

  • 22

    Kebijakan untuk mendukung Financial Inclusion di beberapa negara:

    UK Financial Inclusion Task Force : menyediakan no-frills acccount oleh perbankan, kredit dan advise keuangan.

    US Community Reinvestment Act (CRA) : melarang diskriminasi terhadap small account holders (min saldo=$0.10).

    India Khan Commission (2004) : memperluas jaringan perbankan melalui penggunaan business correspondents (agen). UIDAI

    Afrika Selatan Mzansi Initiative (2004): program yang melibatkan bank (5 bank) menyedikan tabungan bagi unbanked dan unserved.

    Pendekatan branchless banking : Brazil (2004), Mexico (2008), Pakistan (2008), Bangladesh (2009), Rusia (2009), Philipina (2003), Kamboja (2010), sebagian besar negara-negara Afrika.

    INTERNATIONAL PRACTICES 3 EXAMPLE :

    Nigeria : Strategi Nasional Keuangan Inklusif

    Tanzania : Strategi Nasional Keuangan Inklusif, remittance trough mobile phone

  • E KENAPA BI PERLU 23

    SBY Global Policy Forum Sep -2010

  • Policy Objective Ultimate goal (level of impact)

    Micro-prudential

    Monetary Policy Price Stability

    Stable economic growth

    (economic system)

    Macro-prudential Financial Stability

    Soundness of financial

    institutions

    Conduct of business

    Protection of

    consumers

    (individual

    institution)

    Adjust : Jeroen Kremers & Dirks Schoenmaker, Twin Peaks: Experiences in the Netherlands, Desember 2010

    BI

    OJK

    Orderly markets and

    fair treatment of

    consumers Increasing

    Wealth

    Payment system : cash less society

    Keterkaitan dengan Moneter, SSK & SP 1 KEUANGAN INKLUSIF & BI

  • Surveillance- SIFI- Non SIFI

    MacroprudentialPolicy

    Market access & Development

    Strengthened FS Resilience

    Balanced Financial Intermediation

    Enhanced Financial Efficiency

    Koordinasi&

    Kerjasama

    Diversifikasi

    Monitoring institusi keuangan

    sistemik

    Monitoring

    prosiklikalitas

    Terdapat hubungan antara keuangan inklusif dengan stabilitas sistem keuangan. (Hawkins, Peneope (2006), Hannig, A. and Jasen, S, (2010), Khan (2011), Cull, Robert, Asli Demirguc-Kunt and Timothy Lyman. (2012),Tadu, R. and Muyambiri, B. (2013) dll)

    - Sumber dana retail

    (menurunkan risiko

    likuiditas

    - Efisiensi pelayanan

    - Market UMKM baru

    (diversifikasi risiko kredit)

    - Edukasi (meningkatkan

    kapabilitas).

    - Peningkatan persaingan

    Keuangan Inklusif & Makroprudensial 2 KEUANGAN INKLUSIF & BI

  • F KEUANGAN INKLUSIF INDONESIA 26

    SBY Global Policy Forum Sep -2010

  • STRATEGI NASIONAL KEUANGAN INKLUSIF 4

    27

    Mencapai kesejahteraan ekonomi melalui pengurangan kemiskinan, pemerataan pendapatan & stabilitas sistem keuangan di Indonesia dengan menciptakan sistem

    keuangan yg dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat

    Mediasi Perbankan

    Transparansi Produk

    TabunganKu Branchless

    banking Pembiayaan

    Start-Up

    Multilicensing Kebijakan branchless

    banking Kebijakan

    kredit UMKM

    Edukasi : Pelajar

    Masyarakat lain

    Financial Identity Number (FIN)

    Informasi harga komoditi melalui HP

    PKH Jamkesmas BLT Bansos BLSM

    Stabilitas Moneterdan Nilai Tukar

    Stabilitas SistemKeuangan

    Sistem PembayaranAman & Efisien

    TU

    JUA

    N

    PR

    OG

    RA

    M

    PIL

    AR

    T

    AR

    GE

    T

    DA

    MP

    AK

    Intermediasi seimbang, ketahanan sistem keuangan, market efisien

    FasilitasIntermediasi &

    Distribusi

    Kebijakan / PeraturanPendukung

    PemetaanInformasiKeuangan

    FasilitasKeuangan

    Publik

    PerlindunganKonsumen

    EdukasiKeuangan

    27

  • Journey Financial Inclusion : a dream 5

    28

    Feasible Eligible

    Bank Agent Mobile phone

    Credit scheme

    Basic Saving

    & E-money

    Financial track record

    Feasible and Bankable Banking

    Transaction

    account Database

    Debitur Potensial

    Depositors (banked)

    Branchless Banking

    = proces

    = evolution

    Unbanked people

    Sophisticated Debtors

    Unbanked Menabung Produk Keuangan Lainnya

    loan

    development, product,

    infrastructure, etc

    time

    Kemampuan pengelolaan keuangan/ kesejahteraan

    Financial Deepening for SME

    UMKM Keuangan Inklusif

    Unbanked People Individu, unit usaha

    Nasabah Bank Individu, Unit usaha Mikro, Kecil, Menengah

    Nasabah UMKM Program bantuan pemerintah (BLT, PKH, dll)

    Banked People

    Kredit Program Transfer

    KEUANGAN INKLUSIF INDONESIA

  • Digital Financial Service*)

    Nomor Hand Phone

    No HP Link No Rekening TabunganKu/

    basic saving account

    Financial Identity Number

    Profil data nasabah

    Credit Rating (i.e non keuangan)

    Website & Sistem Informasi Keuangan Inklusif

    Kredit Mikro

    i.e penyaluran PKH

    Bank Led/ Telco Led

    Pembuatan database

    Informasi Harga (SMS)

    Edukasi Keuangan

    Moveable Collateral

    E-KTP

    sangat miskin, hampir miskin, miskin

    G to P

    Asuransi Mikro

    AKSES KAPABILITAS MINIMUM ASSYMETRIC 6 PROGRAM UTAMA

    *) Dulu branchless banking

  • eG PROGRAM 30

    banking beyond bank branches, not banking without bank branches

  • Perluasan poin akses keuangan DIGITAL FINANCIAL SERVICE 1

    Basic Saving Account

    E-Money

    Register No. HP

    Nasabah dg KYC Sederhana

    Data

    Pendukung

    1

    2

    4

    dan/atau

    31

    Akun agen

    Rekening nasabah

    Debit/kredit

    platform

    Data

    1

    3

    Akun Tujuan

    Rekening nasabah debit

    kredit

    platform

    Mobile Account Transaction

    Over the Counter Transaction

    2

    buka akun, setor, tarik, permbayaran, pembelian

    Transfer, pembayaran, pembelian

    3

    I

    II

    Deposit sbg agen

    USSD & Notifikasi

    2 otentifikasi 5 5

    2 authentification Real time

    Notifikasi

    Debit/kredit

  • 2 FINANCIAL IDENTITY NUMBER

    32

    CONTOH: FIN (8802110202012924)

    88 02 11 02 02 01 2924

    Tahun

    Kelahiran

    Bulan

    kelahiran

    Tanggal

    kelahiran

    Kode

    Propinsi

    Kode

    Kabupaten

    Codes for

    sub-district

    Unique

    Number

    2 Digit 2 Digit 2 Digit 2 Digit 2 Digit 2 Digit 4 Digit

    9999 4 digit

    from NIK

    Berasal dari NIK

    0 7 7 8 2 1 1 3 2 1 Nomor yang bersifat unik , terhubung dengan NIK

    dan merupakan nomor handphone tunggal (tidak

    melekat pada satu perusahaan telekomunikasi

    tertentu) yang dapat digunakan sebagai identitas

    keuangan

  • 3

    33

    mFisheries (Trinidad &

    Tobago)

    Beberapa KPWDN, swasta (ipasar) & berbagai negara menyediakan informasi

    harga di sektor pertanian dan perikanan.

    Devices: smartphones User: nelayan Informasi: Cuaca Tools Navigasi Tips first aid Info perbaikan kapal darurat Harga ikan di berbagai pasar

    Media: SMS ke local short code

    mFisheries

    INFORMASI HARGA BAGI PRODUSEN KECIL

  • Meningkatkan kapabilitas EDUKASI KEUANGAN 4

    Program & Target

    Tujuan Jangka Waktu

    Progress Tindak Lanjut

    a. Pelajar (SD, SMP, SMA/setingkat, Univ.)

    Meningkatkan pengetahuan keuangan.

    Materi edukasi keuangan masuk kurikulum nasional.

    Multi years : Sampai dengan 2018

    Integrasi kurikulum 156 sekolah.

    Pilot project di 7 Ibukota Prov. (Mks, Bjm, Palu, Sby, Smr, Bdg, Mdn).

    MoU dengan Kanwil Kemenag Jabar.

    Penyempurnaan bahan ajar & pelaksanaan ToT.

    Integrasi kurikulum nasional 2013 (SMA).

    Integrasi kurikulum nasional 2013 (SD & SMP).

    Monitoring & evaluasi program.

    Penyediaan bahan ajar.

    Monitoring : Per semester

    b. TKI Meningkatkan pengetahuan keuangan.

    Materi edukasi keuangan masuk materi pelatihan kesiapan TKI

    Multi years: Sampai dengan 2018

    Penyempurnaan bahan edukasi.

    Penjajakan integrasi edukasi keuangan dalam kurikulum dasar pelatihan TKI.

    Integrasi kurikulum dasar pelatihan TKI.

    Rencana pelaksanaan edukasi (4 daerah & 3 negara).

    Monitoring: Per semester

    c. Kelompok Masyarakat Tertentu

    Meningkatkan pengetahuan keuangan.

    Multi years: Sampai dengan 2018

    Penyusunan materi dan rencana pelaksanaan edukasi

    Pelaksanaan edukasi

    Monitoring: Per semester

  • Produk Simpanan Yang Sesuai BASIC SAVING ACCOUNT 5

    Program & Target

    Tujuan Jangka Waktu

    Progress Tindak Lanjut

    TabunganKu

    Masyarakat Umum dan Pelajar

    Memperluas akses layanan keuangan bagi masyarakat, melalui penyediaan tabungan murah.

    Multi years: Sampai dengan 2018

    Pencapaian TabunganKu (Apr 2013): 3,75 juta rekening dg saldo Rp4,18 Triliun.

    Survei TabunganKu (TA World Bank).

    Penyusunan konsep penyempurnaan TabunganKu.

    Penyusunan usulan kebijakan edukasi bagi perbankan.

    Penyempurnaan TabunganKu.

    Monitoring program oleh KPwBI-DN.

    Finalisasi PBI edukasi yang mencakup kewajiban penyediaan basic saving acount.

    Monitoring: Per semester

    Kampanye Gerakan Indonesia Menabung

    Masyarakat Umum dan Pelajar

    Upaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menabung.

    Multi years: Sampai dengan 2018

    Surat ke seluruh Bank untuk mendukung Hari Rajin Menabung (Hari RaBu).

    Pemantauan komitmen perbankan.

    Pelaksanaan Olimpiade Perbankan atau kegiatan kampanye bersama perbankan.

    Pelaksanaan kampanye 3P dan GIM diKP dan KPw.

    Monitoring: Per semester

  • Non Cash-based Approach PROGRAM G2P 6

    Pemb. Rek otomatis

    1

    2

    9

    Pendamping

    Agen Responden

    Edukasi I Edukasi II

    Bank Penyalur Verifikasi data (CDD)

    RTSM

    Data

    validasi

    8

    3

    4

    Data

    validasi

    Bank Kemensos

    Instruksi

    pembayaran

    transfer

    ATM

    Pengambilan

    6

    5

    7

    No HP

    Sarana 1. TabunganKu 2. E-money

    10 Laporan

    KC Bank

    Atau

    Atau

    Via ATM/KC Bank:

    - Dapat ditarik sewaktu2

    dan dimana saja

    1. HP 2. Kartu Debit 3. Buku Tabungan

    SMS notifikasi : -Rekening dibuka -Dana sudah dikredit - Pengambilan sesuka hati

    Laporan

    Responden1. Aslut 2. Aspaca

    Pendamping

    Telco

  • H KOORDINASI 37

  • 1

    DKSP

    KPWDN

    DPB

    DHKDPAU

    DPNP

    DPBS

    KEMENSOS

    LPS

    KEMENKOMINFO

    OJK

    BAPPENAS KEMENDAGRI

    TNP2KBI

    -Aspek mikroprudensial

    -Pengembangan kedepan

    Penyaluran G2P

    -KYC

    -APU/PPT

    -Limit transaksi

    -Aspek penjaminan

    -Bukti kepemilikan

    rekening

    -Penyaluran G2P

    -Penyaluran program

    pemerintah lain

    -Penjaminan

    -Bukti kepemilikan rekening

    Pengaturan mikroprudensial Keikutsertaan BPR

    -Hukum

    -Ketentuan

    Kriteria bank syariah -Kriteria bank

    -Aspek mikroprudensial

    Ketentuan sistem

    pembayaran

    -Registrasi agen

    -Monitoring

    -Review tk. Kejenuhan agen

    -Analisa dampak thd perek. daerah

    PPATK

    Bappena

    s/TNP2K

    -Jaringan , pricing, ketentuan ITE

    -Pengembangan kedepan

    BI & STAKEHOLDER

  • FORUM INTERNATIONAL 2 No.

    Organisasi Internasional

    Tahun Partisipasi

    Peran BI

    1.

    2010 Co-chair Standard Setting Bodies Sub-Group of the Global Partnership on Financial Inclusion (GPFI)

    Laporan monitoring & masukan perkembangan Financial Inclusion di Indonesia (berkala)

    2. 2010

    Knowledge and experience sharing SMEs working group Host APEC 2013- Workshop on Financial Inclusion

    3.

    2011 Leadership in Financial Inclusion Inisiative SMEs working group

    4. 2011 BI ikut dalam program Indonesia Financial Sector Strengthening Trust Fund (IFSS TF) - WorldBank

    5. 2011 BI sebagai anggota INFE (International Network on Financial Education)

    6. 2010 BI sebagai anggota Steering Committee (2013-2015) Ikut serta dalam komitmen Maya Declaration Co-chair SMEs working group Mobile Financial Services working group.

  • TERIMA KASIH 40

  • 41

    1

    Di Indonesia, sekitar 255 juta pelanggan seluler. (http://www.bisnis-kti.com/index.php/2012/05/telekomunikasi-pelanggan-seluler-sentuh-255-juta-orang/).

    240 juta pengguna

    telepon genggam

    2 juta agen & retailer

    telco

    12,5 juta mobile money

    diterbitkan

    penetrasi handphone tinggi

    240 juta pengguna

    telepon genggam

    2 juta agen & retailer

    telco

    12,5 juta mobile money

    diterbitkan

    .penggunaan telepon genggam sebagai media transaksi keuangan berdampak positif pada perekonomian termasuk UMKM, lapangan kerja, kesejahteraan RT dan keuangan

    inklusif ., Sridhar (2004), Waverman, Meschi and Fuss (2004), Lewin and Sweet (2005),Chowdhury (2006), Jensen (2007), Tcheng (2007), Donner (2008), Venturini (2009),

    Les, Levendies and Gutierres (2009), Hacker (2010), Aker and Mbiti (2010), Andrianaivo

    and Kpodar (2012).

    Sumber : Bank Indonesia Survey, 2012

    Sumber : Telcos Marketing Comparison Data, 2012

    DIGITAL FINANCIAL SERVICE

  • Informal Sektor Setempat 1

    Agen Individu Memiliki Usaha Badan Hukum

    Jam kerja operasional tidak terbatas Jam kerja operasional terbatas

    Informal dan fleksibel Lebih formal dan kurang fleksibel

    Level engagement tinggi Level engagement tidak setinggi

    Tidak ada turn over karyawan Turn over karyawan

    Benefit dimiliki langsung Benefit lebih dimiliki pemilik

    Level commitment lebih tinggi Level commitment sesuai kontrak

    Risiko lebih tinggi dari badan hukum Risiko lebih rendah dari agen individu

    Kemampuan terbatas Kemampuan lebih besar

    %Penduduk >15 Tahun Bekerja di Sektor Formal & Informal

    (BPS-Agustus 2013)

    Perbedaan Agen Individu & Badan Hukum

    DIGITAL FINANCIAL SERVICE

  • 1 Global Distribution of Growth Potentials from Financial Inclusion

    Low growth potential

    Medium growth potential

    High growth potential

    Source : Hariharan and Marktanner, ICA Institute and Kennesaw State University , 2012

    I JAWA 19,104 423 5,888 136,604,953 88,383,555 57,184,160 11,436,832

    II SUMATERA 6,656 93 2,060 54,563,410 31,068,816 20,101,524 4,020,305

    III KALIMATAN 2,140 14 726 13,787,831 8,281,674 5,358,243 1,071,649

    IV SULAWESI 1,742 23 924 17,027,267 10,207,694 6,604,378 1,320,876

    V LAINNYA 2,190 57 1,149 19,239,451 11,380,969 7,363,487 1,472,697

    31,832 610 10,746 241,222,912 149,322,708 96,611,792 19,322,358LEVEL NASIONAL

    Unbanked

    adult

    (LDFEUI, 2012)

    Target

    Nasabah: 20%

    Unbanked adult

    No Propinsi

    Jumlah

    Kantor BU

    (BI, 2013)

    Jumlah

    Kantor BPR

    (BI, 2013)*

    Koperasi

    (Kemenkop,

    2013)**

    Jumlah

    Penduduk

    (BPS, 2010)

    Penduduk

    dewasa

    (BPS, 2010)

    DIGITAL FINANCIAL SERVICE Market bagi provider besar

  • Perkembangan S/D Oktober 2013 PILOT PROJECT 1

    44

    Jumlah UPLK semakin meningkat Animo masyarakat tinggi, ditunjukkan dengan peningkatan jumlah rekening (tabungan dan e-money) dan

    transaksi yang cukup tinggi. Rata-rata menabung

  • 45

    1 jumlah agen diberbagai negara

    Source : PT Ruma

    DIGITAL FINANCIAL SERVICE

  • Penyediaan data market unbanked FINANCIAL IDENTITY NUMBER 2

    Program Kementerian

    Program - BI

    Agen LKD

    BI - Data Center

    Hasil pengumpulan

    data dan penilaian

    Capturing

    data

    2

    2

    Kirim

    Data pokok dan keuangan

    1

    Kartu FIN

    3

    4

    1. PKH 2. BLSM 3. PNPM

    1. Edukasi TKI 2. Pendampingan UMKM 3. LKD 4. Survey RT

    Credit rating

    Pemberian layanan jasa dan produk keuangan internal rating

    6

    5

    1

    1

    Analisa

    profil risiko

    Pemetaan profil nasabah potensial

    Masyarakat

    unbanked

    Pengisian formulir

    secara on line

    psycometric

    asssessment Verifikasi

    e-KTP

    3

    Notifikasi

    3

    Optional

  • Meningkatkan bargaining position INFORMASI HARGA BAGI PRODUSEN KECIL 3

    Data Harga Pedagang

    Data Harga Produsen

    Data storage

    Input

    Proses Output

    Data Processing

    Manual Input

    Input via mobile device

    Verifikasi Data

    Data o/ Surveyor

    Data Kementan

    Data Kemendag

    Alternatif data

    I

    Alternatif data

    II

  • 4 PROGRAM G2P Sumber : Rapat Persiapan Uji Coba Branchless Banking,

    September 2013, Bappenas

    25%

    Sangat

    Miskin

    Miskin

    Hampir

    Miskin/Rentan

    7.00 %

    11,37%

    25.00%

    40,00%

    11.37%

    Rumah TanggaPPLS 2011

    PendudukTahun 2012

    (15.5 Juta)

    (28.07 Juta)(5.7 juta)

    (24.7 Juta)

    40.00%(98.1 Juta)

    100,00% 100,00%(62 Juta)

    (4.3 juta)7.00 %(17.2 Juta)

    25% (61.3 Jt)

    Garis Kemiskinan Juli 2013

    Basis Data Terpadu berisikan daftar nama dan alamat 40% penduduk Indonesia dengan status sosial ekonomi terendah.

    Cakupan Program2 Perlindungan Sosial: Jamkesmas 30% (86,4 juta jiwa); Raskin dan BSM 25% (15.5 Juta RT).

    Berdasarkan data PPLS tahun 2011: - 481 ribu (50,94% RT peserta PKH memiliki HP. - 13 juta (52,4% RT) miskin memiliki HP.