Final RUU Pemda

29
Jakarta 2011 RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TIM PERUMUS RUU PEMDA KEMENTERIAN DALAM NEGERI RI

description

undang-undang pemda

Transcript of Final RUU Pemda

Page 1: Final RUU Pemda

Jakarta 2011

RANCANGAN UNDANG-UNDANGTENTANG PEMERINTAHAN

DAERAH

TIM PERUMUS RUU PEMDAKEMENTERIAN DALAM NEGERI RI

Page 2: Final RUU Pemda

ISU-ISU STRATEGISISU-ISU STRATEGIS

1. PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM

2. URUSAN PEMERINTAHAN UMUM

3. DAERAH BERCIRI KEPULAUAN

4. WAKIL KEPALA DAERAH5. PERAN GUBERNUR

SEBAGAI WAKIL PUSAT6. PERANGKAT DAERAH

1. PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM

2. URUSAN PEMERINTAHAN UMUM

3. DAERAH BERCIRI KEPULAUAN

4. WAKIL KEPALA DAERAH5. PERAN GUBERNUR

SEBAGAI WAKIL PUSAT6. PERANGKAT DAERAH

7. PEGAWAI NEGERI SIPIL8. PEMBANGUNAN

DAERAH9. PERATURAN DAERAH

(PERDA)10. KEUANGAN DAERAH11. PELAYANAN PUBLIK12. DESA13. KAWASAN KHUSUS14. INOVASI DAERAH

7. PEGAWAI NEGERI SIPIL8. PEMBANGUNAN

DAERAH9. PERATURAN DAERAH

(PERDA)10. KEUANGAN DAERAH11. PELAYANAN PUBLIK12. DESA13. KAWASAN KHUSUS14. INOVASI DAERAH

Page 3: Final RUU Pemda

PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM BARUPEMBENTUKAN DAERAH OTONOM BARU

PERSYARATAN PEMBENTUKAN DOB :o TEKNIS DAN ADMINISTRASI:

TEKNIS: GEOGRAFI, JUMLAH PENDUDUK, KESISTEMAN, CAKUPAN WILAYAH DAN USIA PEMERINTAHAN;

ADMINISTRASI: PERSETUJUAN DPRD, KEPALA DAERAH SECARA BERJENJANG SERTA REKOMENDASI MENTERI.

o MELALUI DAERAH PERSIAPAN YG DITETAPKAN DG PP UTK JANGKA WAKTU 3 (TIGA) TAHUN

o APABILA HASIL EVALUASI DINYATAKAN LAYAK MAKA STATUS DAERAH PERSIAPAN DITINGKATKAN MENJADI DOB

Pembentukan Top DownPembentukan Top Down Pembentukan Bottom UpPembentukan Bottom Up

o PEMBENTUKAN DAERAH OTONOM BARU UNTUK KEPENTINGAN STRATEGIS NASIONAL TIDAK MEMERLUKAN PERSYARATAN ADMINISTRATIF DAN TEKNIS SERTA TIDAK MELALUI TAHAPAN DAERAH PERSIAPAN.

Page 4: Final RUU Pemda

URUSAN PEMERINTAHAN UMUMURUSAN PEMERINTAHAN UMUM

Kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahanKewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan

1. Pengamalan Pancasila, terlaksananya UUD 1945, menjunjung tinggi Bhinneka Tunggal Ika serta mempertahankan dan memelihara keutuhan NKRI;

2. Persatuan dan kesatuan bangsa;3. Kerukunan antar umat beragama, antar etnis dan kelompok lainnya;4. Koordinasi pelaksanaan tugas antarinstansi pemerintahan di daerah; 5. Pengembangan kehidupan demokrasi berdasarkan Pancasila; dan6. Pelaks. semua Urusan Pemerintahan yang bukan merupakan kewenangan

Pemerintahan Daerah dan Instansi Vertikal.

sbg kepala wilayah adm. (dibantu perangkat pusat: kesbangpol)

Dilimpahkan oleh Presiden kepada:Dilimpahkan oleh Presiden kepada:

dibiayai APBNdibiayai APBN BUPATI/WALIKOTABUPATI/WALIKOTA

CAMATCAMAT

Pelaksanaan di kecamatan

Pelaksanaan di kecamatan

GUBERNURGUBERNUR

Page 5: Final RUU Pemda

PROVINSI BERCIRI KEPULAUANPROVINSI BERCIRI KEPULAUAN

1. Dipertimbangkan dalam penentuan kebijakan DAU (ditindaklanjuti dalam UU Perimbangan Pusat Daerah)

1. Dipertimbangkan dalam penentuan kebijakan DAU (ditindaklanjuti dalam UU Perimbangan Pusat Daerah)

2. Pemerintah Pusat dapat menugaskan kewenangannya di bidang kelautan kepada Provinsi

2. Pemerintah Pusat dapat menugaskan kewenangannya di bidang kelautan kepada Provinsi

Page 6: Final RUU Pemda

WAKIL KEPALA DAERAHWAKIL KEPALA DAERAH

Kepala DaerahKepala Daerah

KDH menentukan Wakil KDH

KDH menentukan Wakil KDH

Pegawai Negeri SipilPegawai Negeri Sipil

(+) Wa. KDH dari PNS:

-Menjaga aspek politik dan adm.-Paham pemerintahan

(-) Wa. KDH dari PNS:

-Tidak otomatis jadi KDH bila KDH berhenti

Masa jabatan Wa. KDH mengikuti KDHMasa jabatan Wa. KDH mengikuti KDH

Diangkat dariDiangkat dari

Page 7: Final RUU Pemda

PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEM.PUSATPERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEM.PUSAT

Gubernur sebagai wakil Pem. Pusat melaksanakan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

Gubernur sebagai wakil Pem. Pusat melaksanakan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

Dibantu oleh perangkat gubernur sebagai wakil Pem. Pusat dan dibiayai oleh APBNDibantu oleh perangkat gubernur sebagai wakil Pem. Pusat dan dibiayai oleh APBN

Gubernur dapat menjatuhkan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan terhadap Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota yang

menghambat pelaksanaan tugas gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat

Sekretaris daerah prov. merangkap sebagai sekretaris gub sbg wakil pusat

Sekretaris daerah prov. merangkap sebagai sekretaris gub sbg wakil pusat

Page 8: Final RUU Pemda

PERANGKAT DAERAHPERANGKAT DAERAH

Pembentukan dan susunan Perangkat daerah ditetapkan dengan Perda setelah mendapat persetujuan dari Menteri

bagi organisasi Perangkat daerah Provinsi dan dari gubernur bagi organisasi Perangkat daerah

Kabupaten/Kota

Pembentukan dan susunan Perangkat daerah ditetapkan dengan Perda setelah mendapat persetujuan dari Menteri

bagi organisasi Perangkat daerah Provinsi dan dari gubernur bagi organisasi Perangkat daerah

Kabupaten/Kota

Pembentukan dinas (melaksanakan urusan Pemda)

Pembentukan dinas (melaksanakan urusan Pemda)

Dibentuk berdasarkan tipologi beban kerja (tipe A, B dan C)

Dibentuk berdasarkan tipologi beban kerja (tipe A, B dan C)

Pembentukan badan (melaksanakan fungsi

penunjang urusan Pemda)

Pembentukan badan (melaksanakan fungsi

penunjang urusan Pemda)

Beban kerja didasarkan pada jumlah penduduk, luas wilayah, dan kemampuan keuangan daerah untuk urusan

wajib dan berdasarkan potensi, proyeksi penyerapan tenaga kerja dan pemanfaatan lahan untuk urusan pilihan

Page 9: Final RUU Pemda

SEKRETARIS DAERAHSEKRETARIS DAERAH

SEKDA PROVINSI

SEKDA PROVINSI

SEKDA KAB/KOTA

SEKDA KAB/KOTA

Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian oleh Presiden

Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian oleh Presiden

Pengangkatannya berdasarkan hasil seleksi oleh tim Pemerintah

Pusat yang dibantu oleh tim penguji independen

Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentiannya oleh gubernur

sbg wakil Pem. Pusat

Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentiannya oleh gubernur

sbg wakil Pem. Pusat

Pengangkatannya berdasarkan hasil seleksi oleh tim Pemerintah

Pusat dan tim Pemerintah Provinsi yang dibantu oleh tim

penguji independen

Diisi dari seluruh PNS yg memenuhi persyaratan

administrasi dan kompetensi

Diisi dari seluruh PNS yg memenuhi persyaratan

administrasi dan kompetensi

Diisi dari PNS yg bekerja diwilayah Prov. yg bersangkutan dan

memenuhi persyaratan administrasi dan kompetensi

Diisi dari PNS yg bekerja diwilayah Prov. yg bersangkutan dan

memenuhi persyaratan administrasi dan kompetensi

Page 10: Final RUU Pemda

KEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAHKEPALA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

KEPALA SKPD PROVINSI

KEPALA SKPD PROVINSI

KEPALA SKPD KAB/KOTA

KEPALA SKPD KAB/KOTA

Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian oleh gubernur

Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian oleh gubernur

Pengangkatannya berdasarkan hasil seleksi oleh tim Pemerintah

Pusat dan tim Pemerintah Provinsi yang dibantu oleh tim

penguji independen

Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentiannya oleh

bupati/walikota

Pengangkatan, pemindahan dan pemberhentiannya oleh

bupati/walikota

Pengangkatannya berdasarkan hasil seleksi oleh tim Pemerintah

Provinsi dan tim Pemerintah Kab/Kota yang dibantu oleh tim

penguji independen

Diisi dari seluruh PNS yg memenuhi persyaratan

administrasi dan kompetensi

Diisi dari seluruh PNS yg memenuhi persyaratan

administrasi dan kompetensi

Diisi dari PNS yg bekerja diwilayah Prov. yg bersangkutan dan

memenuhi persyaratan administrasi dan kompetensi

Diisi dari PNS yg bekerja diwilayah Prov. yg bersangkutan dan

memenuhi persyaratan administrasi dan kompetensi

Page 11: Final RUU Pemda

PERATURAN DAERAHPERATURAN DAERAH

MenteriMenteri Gubernur

Gubernur

Perda Kab/KotaPerda Kab/Kota

Disampaikan 7 hari setelah ditetapkan untuk mendapatkan nomor register

Disampaikan 7 hari setelah ditetapkan untuk mendapatkan nomor register

Perda ProvinsiPerda Provinsi

Dilarang bertentangan dengan kepentingan umum, kesusilaan dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi

Dilarang bertentangan dengan kepentingan umum, kesusilaan dan/atau peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi

MenteriGubernu

r

Perda Kab/KotaPerda Kab/Kota

Bertentangan, dibatalkan olehBertentangan, dibatalkan oleh

Perda ProvinsiPerda Provinsi

Page 12: Final RUU Pemda

RAPERDA TTG RPJPD, RPJMD, APBD, PERUBAHAN APBD, PERTANGGUNGJAWABAN PELAKS. APBD, PAJAK DAERAH,

RETRIBUSI DAERAH & TATA RUANG DAERAH

RAPERDA TTG RPJPD, RPJMD, APBD, PERUBAHAN APBD, PERTANGGUNGJAWABAN PELAKS. APBD, PAJAK DAERAH,

RETRIBUSI DAERAH & TATA RUANG DAERAH

Hasil evaluasi diikuti dengan pemberian nomor register

Hasil evaluasi diikuti dengan pemberian nomor register

Rancangan Perda Provinsi tersebut harus mendapat evaluasi Menteri Dalam Negeri sebelum ditetapkan.

Rancangan Perda Kabupaten/Kota tersebut harus mendapat evaluasi Gubernur selaku wakil pemerintah.

Page 13: Final RUU Pemda

PEMBANGUNAN DAERAHPEMBANGUNAN DAERAH

PUSATPUSAT

Pemetaan urusan wajib

Pemetaan urusan wajib

PROVINSIPROVINSI

KAB/KOTAKAB/KOTA

Sinergi perencanaan Pusat, Prov dan Kab/Kota

mencapai target nasional seperti pendidikan,

kesehatan dll

Sinergi perencanaan Pusat, Prov dan Kab/Kota

mencapai target nasional seperti pendidikan,

kesehatan dll

PUSATPUSAT

Pemetaan urusan pilihan

Pemetaan urusan pilihan

PROVINSIPROVINSI

KAB/KOTAKAB/KOTA

Sinergi perencanaan Pusat, Prov dan Kab/Kota

mencapai target nasional dibidang sektor unggulan seperti pertambangan,

kehutanan, pariwisata dll

Sinergi perencanaan Pusat, Prov dan Kab/Kota

mencapai target nasional dibidang sektor unggulan seperti pertambangan,

kehutanan, pariwisata dll

Page 14: Final RUU Pemda

KEUANGAN DAERAHKEUANGAN DAERAH

Fokus pada aspek belanja (expenditure) untuk membiayai

pelayanan dasar berdasarkan SPM

Gubernur sebagai wakil Pem. Pusat bertindak selaku koordinator

ditingkat provinsi dalam alokasi DAK

Page 15: Final RUU Pemda

PELAYANAN PUBLIKPELAYANAN PUBLIK

Pemerintahan Daerah

Pemerintahan Daerah

• Wajib menjamin terselenggara pelayanan publik

• Wajib membuat mekanisme penyampaian keluhan

• Wajib menjamin terselenggara pelayanan publik

• Wajib membuat mekanisme penyampaian keluhan

Maklumat Pelayanan PublikMaklumat Pelayanan Publik

MasyarakatMasyarakat

PEMERINTAH PUSATPEMERINTAH PUSAT Membuat Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)Membuat Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK)

Perda Pelayanan Publik sesuai Prinsip2 Pelayanan Publik & NSPK

Perda Pelayanan Publik sesuai Prinsip2 Pelayanan Publik & NSPK

Keluhan pelayanan publik disampaikan masy. pada ombudsman atau komisi pelayanan publik daerah

Keluhan pelayanan publik disampaikan masy. pada ombudsman atau komisi pelayanan publik daerah

Page 16: Final RUU Pemda

KAWASAN KHUSUSKAWASAN KHUSUS

PEMERINTAH PUSAT

PEMERINTAH PUSAT

Menetapkan kawasan khusus dalam wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota, untuk menyelenggarakan

fungsi pemerintahan tertentu yang bersifat khusus bagi kepentingan nasional.

Menetapkan kawasan khusus dalam wilayah provinsi dan/atau kabupaten/kota, untuk menyelenggarakan

fungsi pemerintahan tertentu yang bersifat khusus bagi kepentingan nasional.

Daerah yang bersangkutanDaerah yang bersangkutan

Adanya kejelasan hak dan kewajiban Pemda dalam

kawasan khusus

Adanya kejelasan hak dan kewajiban Pemda dalam

kawasan khusus

Page 17: Final RUU Pemda

D E S AD E S A

Kabupaten/Kota

Kabupaten/Kota

Dapat membentuk, menghapus, dan/atau menggabungkan

Dapat membentuk, menghapus, dan/atau menggabungkan

Memperhatikan asal usulnya ditetapkan dgn Perda berpedoman pada

peraturan perundang-undangan.

Memperhatikan asal usulnya ditetapkan dgn Perda berpedoman pada

peraturan perundang-undangan.

Desa sbg community self government

Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan yang berkaitan dengan hak-hak tradisional sepanjang masih hidup dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Berwenang mengatur dan mengurus urusan-urusan yang berkaitan dengan hak-hak tradisional sepanjang masih hidup dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam sistem Negara

Kesatuan Republik Indonesia.

Dapat melimpahkan sebagian urusan pem. yang menjadi kewenangannyaDapat melimpahkan sebagian urusan pem. yang menjadi kewenangannya

Di atur dalam UU tersendiri

Di atur dalam UU tersendiri

Page 18: Final RUU Pemda

INOVASI DAERAHINOVASI DAERAH

1. peningkatan efisiensi;2. perbaikan efektivitas;3. perbaikan kualitas pelayanan;4. tidak ada konflik kepentingan;5. berorientasi kepada

kepentingan umum;6. dilakukan secara terbuka; dan7. dapat

dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk kepentingan diri sendiri.

PRINSIP-PRINSIP

PRINSIP-PRINSIP

Semua bentuk pembaruan dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang meliputi jenis, prosedur, dan

metoda pelayanan publik

Perlindungan atas Inovasi

sepanjang tidak memperkaya diri dan/atau orang

lain

Page 19: Final RUU Pemda
Page 20: Final RUU Pemda

MASALAH : Tidak ada konsistensi antara RPJPD, RPJMD dan RKPD; Rendahnya koherensi dan sinerji antara pusat, propinsi dan kab/ kota dalam kegiatan

perencanaan dan pembangunan ; Rendahnya transparansi dan partisipasi dalam proses perencanaan; Kurangnya akurasi data yang tersedia untuk perencanaan pembangunan;

USULAN PERUBAHAN : Revitalisasi pengawasan dan pengendalian perencanaan pembangunan oleh Gubernur untuk kab/

kota dan Pemerintah untuk perencanaan pembangunan provinsi; Kewajiban daerah untuk memelihara koherensi dan konsistensi dokumen perencanaan daerah

dengan dokumen perencanaan yang dimiliki tingkat pemerintahan yang lebih tinggi: Pemerintah melakukan mapping daerah dan prioritas sektor masing-masing yang selanjutnya

dituangkan dalam dokumen perencanaan yang menyangkut pusat dan daerah. DAK digunakan untuk penyeimbangnya;

Mewajibkan pemerintah daerah untuk mengumpulkan, memperbaharui data secara teratur, dan mengelola data tentang: indikator hasil pembangunan, indikator keluaran, sumber-sumber masukan yang meliputi pendanaan baik bersumber dari APBD maupun dari masyarakat dan swasta, aset dan regulasi kusus; prosedur mengelola aset menjadi keluaran.

Membuka akses publik terhadap data tentang indikator kinerja daerah;

Tim Revisi UU 32/2004

Page 21: Final RUU Pemda

MASALAH : Sebagian besar APBD (70-80 %) dialokasikan untuk belanja

aparatur dan biaya operasional dan proporsi untuk belanja pelayanan publik sangat rendah;

Penggunaan dana dekonsentrasi dan TP untuk urusan yang telah didesentralisasikan;

Efektivitas penentuan dan penggunaan DAK;

USULAN PERUBAHAN : Pembatasan proporsi belanja aparatur dan biaya

operasional, tidak boleh melebihi dari biaya pelayanan publik;

Dekonsentrasi hanya dilakukan pada urusan ekslusif pemerintah dan urusan concurrent yang menurut kriteria tertentu sebaiknya ditangani oleh pusat (masukkan ketentuan PP 7/ 2008 mengenai dekon dan Tugas Pembantuan);

Tim Revisi UU 32/2004

Page 22: Final RUU Pemda

UNTUK PERBAIKAN EFEKTIFITAS DAK : Penguatan peran gubernur sebagai budget optimizer dalam

alokasi DAK: K/L menentukan arah dan prioritas, pagu indikatif setiap provinsi setelah mendengar pendapat gubernur. Sebelum gubernur memberi pendapat gubernur harus mendengar bupati/ walikota;

Gubernur mengkoordinasi K/L untuk merumuskan perencanaan akhir dari DAK provinsi;

Depdagri mengkordinasikan dan melakukan monitoring pelaksanaan DAK di provinsi;

Pengaturan tentang peluang daerah untuk melakukan investasi jangka panjang, jangka menengah, dan pendek

Pengaturan yang lebih detail tentang BUMD;

Tim Revisi UU 32/2004

Page 23: Final RUU Pemda

MASALAH : Tidak ada pengaturan yang menghubungkan antara pemerintah daerah dan masyarakat

sipil Tidak ada cukup tersedia informasi tentang kegiatan pemerintahan bagi masyarakat

sipil Proses kebijakan di daerah masih lebih banyak mewakili kepentingan elit politik

daripada kepentingan publik

USULAN PERUBAHAN : `Meletakan dasar bagi CSO untuk terlibat dalam local governing processes; Mewajibkan pemerintah daerah untuk melakukan konsultasi publik dalam pembuatan

Perda, penganggaran, dan kegiatan pembuatan kebijakan di daerah Menjamin hak-hak warga untuk menyampaikan keluhan terhadap pelayanan publik dan

memberi sanksi kepada pejabat yang gagal meresponnya

Tim Revisi UU 32/2004

Page 24: Final RUU Pemda

MASALAH :o Masalah pelayanan publik perkotaan sering melampaui batas-batas

administratif pemerintahan kota sehigga perlu untuk mengaturan yang efektif dan efisien seperti tata ruang yang komprehensif, transportasi, air minum, persampahan, pemakaman, dll yang memerlukan perencanaan, peleksanaan dan pembiayaan yang lintas wilayah yurisdiksi;

o Masalah perkotaan cenderung semakin kompleks dan memerlukan pengaturan yang mampu mengantisipasi perkembangan kota di masa mendatang;

USULAN PERUBAHAN : Perlunya pengenalan konsep megapolitan/ metropolitan dengan

kewenangan mengatur pelayanan publik yang sifatrnya lintas yudiksi. Termasuk kelembagaan, pembiayaan, personel, kewenagan, hubungan kerja dengan induknya diatur dalam PP;

Perlu pengaturan mengenai kawasan perkotaan dibawah kabupaten pengaturan lebih lanjut dengan PP;

Pengaturan mengenai kawasan kota yang dikelola oleh swasta (cikarang, BSD);

Tim Revisi UU 32/2004

Page 25: Final RUU Pemda

MASALAH : Pengaturan yang ada tentang kawasan khusus masih sangat terbatas dan belum

mencakup kawasan strategis lainnya seperti kawasan perbatasan dan konservasi;

Pengaturan tentang kelembagaan dari pengelolaan kawasan khusus dan hubungannya dengan pemerintahan daerah kurang jelas dan karenanya sering menjadi sumber konflik antara pengelola kawasan khusus dengan pemerintah daerah setempat.

USULAN PERUBAHAN : Perlu pengaturan yang lebih jelas tentang kawasan khusus, meliputi kawasan

ekonomi khusus, kawasan perbatasan, dan kawasan konservasi; Penentuan kawasan khusus didasarkan pada kepentingan strategis nasional; Pembentukan kawasan khusus harus ada kesepakatan antara pusat dan daerah; Perlu ada pengaturan tentang hubungan kewenangan dan kelembagaan kawasan

khusus, antara pengelola kawasan khusus dengan pemerintah daerah; Pengelolaan kawasan khusus bisa dilakukan dengan dua opsi: pembentukan

lembaga pengelola kawasan khusus atau kerjasama dengan daerah pengaturan detail diatur dalam PP;

Tim Revisi UU 32/2004

Page 26: Final RUU Pemda

MASALAH :Banyak kawasan perbatasan yang tidak terurus dengan baik, karena seringkali

secara politis tidak menguntungkan bagi kepadal daerah untuk peduli kepada kawasan perbatasan;

Kawasan perbatasan yang tidak terurus dengan baik dapat menimbulkan dampak geo-politik yang luas dan merugikan kepentingan nasional;

USULAN PERUBAHAN : Perlu ada pengaturan yang mendorong/ memberi insentif kepada daerah untuk

peduli pada kawasan perbatasan; Pendekatan terhadap kawasan perbatasan harus mencakup kepentingan

pertahanan, identitas nasional, dan kesejahteraan; Perlu pengaturan mengenai pengelolaan kawasan perbatasan salah satunya

melalui Badan Pengelola Perbatasan; badan ini dapat melibatkan multi-pihak atau kerjasama pusat dan daerah;

Pengaturan tentang kawasan perbatasan harus dapat mengurangi keinginan untuk pemekaran dan perdangan illegal;

Perlu dibuka kemungkinan kerjasama dengan negara tetangga; Perlu dipikirkan kemungkinan peran instansi vertikal tertentu di perbatasan; Kemungkinan dibuat pemda didaerah perbatasan;

Tim Revisi UU 32/2004

Page 27: Final RUU Pemda

MASALAH : Keengganan daerah untuk kerjasama dalam penyeleggaraan

pelayanan; Kerjasama antara daerah dengan swasta belum diatur dengan jelas;

USULAN PERUBAHAN : Perlu menciptakan mekanisme insentif dan disinsentif untuk

mendorong kerjasama antar daerah. Beberapa pengaturan dalam PP 50/2007 dapat dimasukan dalam UU: prinsip kerjasama: efektivitas dan efisiensi dalam pengelolaan

eksternalitas, saling menguntungkan, kepentingan publik, penyelesaian konflik sebagai akibat dari kerjasama;

JENIS KERJASAMA : WAJIB : Apabila urusan yang mencakup lintas batas daerah otonom,

urusan yang eksternalitasnya melewati batas daerah otonom, kepentingan lingkungan dan masyarakat luas, efisiensi ( kawasan perkotaan, pembangunan infrastruktur, konservasi, DAS, pengelolaan air, dan kawasan khusus) ;

SUKARELA : urusan pemerintahan yang telah menjadi kewenangan daerah otonom dan dapat berupa penyediaan pelayanan publik;

Tim Revisi UU 32/2004

Page 28: Final RUU Pemda

Perlu ada kebijakan Insentif dan disinsentif fiskal untuk mendorong kerjasama antar daerah;

Kriteria larangan kerjasama yang merugikan kepentingan masyarakat luas, misalnya, kerjasama dengan swasta dalam pengelolaan air yang merugikan petani dan masyarakat luas;

PENGATURAN BENTUK KERJASAMA : Tipe kerjasama, fihak yang bekerjasama, antar daerah, antara daerah dengan

pusat, antar pemerintah dengan swasta;

MEKANISME KERJASAMA : Untuk penyelenggaraan urusan tertentu yang memiliki dampak luas melewati

batas daerah pemda wajib melakukan kerjasama. Jika daerah tidak melakukan kerjasama maka pusat dapat mengambil alih urusan dengan biaya daeri daerah yang bersangkutan;

Inisiatif kerjasama dapat berasal dari salah satu pihak; Dilakukan oleh kepala daerah tetapi dapat didelegasikan kepada kepala SKPD; Harus ada persetujuan dari DPRD bila kerjasama membebani masyarakat Perlu ada mekanisme pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kerjasama

antar daerah;

Tim Revisi UU 32/2004

Page 29: Final RUU Pemda

TERIMA KASIHTERIMA KASIHTERIMA KASIHTERIMA KASIH