Final Report Sand Casting Practice 1
Transcript of Final Report Sand Casting Practice 1
LABORATORIUM METALURGI PROSES
DEPARTEMEN METALURGI DAN
MATERIAL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS INDONESIA
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PASIR CETAK
NPM / KELOMPOK : 0806331683 / KELOMPOK 12
TANGGAL DIKUMPULKAN : 21 APRIL 2011
TANGGAL DITERIMA : 21 APRIL 2011
KETERANGAN :
I. Tujuan Percobaan
Setelah melakukan praktikum pasir cetak ini, mahasiswa
diharapkan dapat mengetahui sifat-sifat pasir cetak dan hubungan
antara sifat-sifat pasir cetak dengan proses penuangan yang
meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Distribusi besar butir pasir.
2. Kadar air atau kadar aditif dalam pasir cetak.
3. Hubungan antara permeabilitas, kekuatan geser, dan kekuatan
tekan terhadap kadar air dan bahan aditif dalam pasir cetak.
4. Mampu bentuk (flowability) pasir cetak.
5. Perbedaan karakteristik antara pasir basah (green sand), pasir
kering (dry sand), dan pasir kering tanpa pemanasan (holding
sand).
II. Grafik Percobaan
II.1 Grafik Distribusi Pasir Cetak
Gambar II.1 Grafik Hasil Percobaan Distribusi Pasir
II.2 Grafik Distribusi Pasir Kumulatif
Gambar II.2 Grafik Berat Kumulatif Percobaan Distribusi Pasir
II.3 Grafik Pengaruh Kadar Air Terhadap Kekuatan Tekan
Gambar II.3 Grafik Pengaruh Kadar Air terhadap Kekuatan Tekan
II.4 Grafik Pengaruh Kadar Air Terhadap Kekuatan Geser
Gambar II.4 Grafik Pengaruh Kadar Air terhadap Kekuatan Geser
II.5 Grafik Pengaruh Kadar Air Terhadap Flowability
Gambar II.5 Grafik Pengaruh Kadar Air terhadap Flowability
II.6 Grafik Pengaruh Kadar Bentonit terhadap Flowability
Gambar II.6 Grafik Pengaruh Kadar Bentonit terhadap Flowability
III. Analisa Percobaan
III.1 Distribusi Pasir Cetak
Pada saat praktikum pasir cetak, praktikan tidak
mengetahui jenis pasir yang digunakan. Namun berdasarkan
pengamatan terhadap warna dan sifat-sifat pasir,
kemungkinan pasir yang digunakan adalah pasir silika.
Distribusi pasir yang baik sangat mempengaruhi sifat-sifat
permukaan (akurasi dimensi tinggi dan permukaan halus)
serta permeabilitas dari cetakan pasir itu sendiri. Pasir cetak
yang halus akan mengakibatkan penurunan permeabilitas
karena ruang antara butir-butir pasir semakin padat. Hal ini
dapat menyebabkan cacat gas hole akibat celah untuk
keluarnya udara semakin sempit[2]
. Sementara jika butir pasir
cetaknya kasar, dapat mengakibatkan permukaan cetakan
yang dihasilkan menjadi kasar.
Berdasarkan data-data yang diperoleh saat praktikum, kita
akan mengukur distribusi pasir melalui perhitungan nilai
GFN (grain fine number). Nilai GFN akan digunakan untuk
melihat kecocokan pasir yang digunakan sebagai cetakan
dengan logam cair pada proses pengecoran. Tabel III.1 di
bawah ini adalah tabel yang berisi tentang jenis logam dan
GFN yang sesuai.
Tabel III.1 Kecocokan Nilai GFN dengan Pengecoran Logam Tertentu
Jenis Logam GFN
Paduan Al 130 - 140
Paduan Mg 65 - 80
Besi Tuang Kelabu 60 - 75
Baja 40 - 60
Data percobaan distribusi pasir cetak yang kami peroleh
sesuai dengan tabel III.2 di bawah ini.
Tabel III.2 Data Perhitungan Nilai GFN
No.
Sieve
Massa Ayakan (gr) Wn Sn WnxSn
Sebelum Sesudah
10# 590,2 590,4 0,2 0 0
14# 537,8 538 0,2 10 2
16# 486,8 487 0,2 14 2.8
20# 511,4 514 2,6 16 41.6
40# 422,4 471,6 49,2 20 984
50# 394,8 435,2 40,4 40 1616
60# 404,2 426 21,8 50 1090
100# 373,8 374,4 0,6 60 36
120# 403,2 434,2 31,0 100 3100
Alas 479,6 533 53,4 120 6408
ΣWn = 199,6 ΣWnxSn =13280,4
54,66100
4,13280
Wn
SnWnGFN
..........(3.1)
Berdasarkan data di atas, jumlah pasir terbanyak tidak
berada pada tiga nomor sieve yang berurutan. Hal ini
menunjukkan bahwa pasir yang kami gunakan tidak sesuai
dengan pasir ideal dimana seharusnya jumlah pasir pada tiga
sieve yang berurutan berjumlah 2/3 dari total pasir yang
digunakan[4]
. Oleh karena itu, pasir yang diperoleh pada saat
percobaan termasuk pasir yang tidak ideal untuk dijadikan
bahan cetakan.
Nilai GFN yang didapat menurut perhitungan (3.1) adalah
sebesar 66,54. Berdasarkan nilai GFN tersebut, pasir cetak
kami cocok digunakan sebagai bahan cetakan dalam proses
pengecoran besi tuang kelabu atau paduan magnesium. Hal
ini dapat dilihat pada tabel III.1 di atas. Nilai GFN ini sangat
berpengaruh terhadap sifat-sifat cetakan pasir yang
dihasilkan. Semakin besar nilai GFN, maka akan semakin
halus butir-butir yang dihasilkan. Pasir cetak dengan ukuran
butir yang halus cocok untuk pengecoran logam cair dengan
viskositas yang rendah. Hal ini dikarenakan ukuran butir
yang kecil dapat mengurangi rongga pada cetakan pasir
sehingga logam cair tidak akan masuk ke rongga tersebut.
Dengan semakin kecilnya rongga-rongga tersebut, maka akan
meningkatkan kehalusan permukaan hasil pengecoran. Hal
ini berlaku pula sebaliknya untuk pasir dengan ukuran butir
besar yang dapat menyebabkan kasarnya produk hasil
pengecoran.
Berdasarkan percobaan distribusi pasir cetak ini, dapat
disimpulkan bahwa pasir yang digunakan oleh kelompok
kami tergolong pasir yang tidak ideal karena 2/3 dari jumlah
pasir yang digunakan tidak berada pada 3 sieve yang
berurutan. Pasir cetak yang kami gunakan ini cocok untuk
proses pengecoran besi tuang kelabu atau paduan
magnesium.
III.2 Kadar Air pada Pasir Cetak
Kandungan air dalam pasir cetak harus diperhitungkan
agar sifat pasir cetak yang diinginkan dapat terpenuhi.
Pengujian kadar air dilakukan untuk menguji apakah kadar
air yang terkandung dalam sampel pasir cetak sudah sesuai
dengan kadar air yang ditambahkan ke dalamnya. Dalam
percobaan ini praktikan menggunakan pasir basah di dalam
mesin infrared selama 15 menit. Sebelum dimasukkan ke
dalam mesin infrared, pasir basah ditimbang dengan berat
awal 30 gr. Setelah dipanaskan, berat pasir berkurang
menjadi 27,8 gr.
Tabel III.3 Data Percobaan Pemanasan Pasir dengan Infrared Dryer
Massa Pasir (gr) Selisih
Massa
(gr)
Sebelum
Infrared
Sesudah
Infrared
30 27,8 2,2
Kadar air = %33,7%10030
2,2
..........(3.2)
Berdasarkan hasil perhitungan (3.2), nilai kadar air hasil
percobaan tidak sama dengan kadar air awal yang ditetapkan
di awal, yaitu 8%. Perbedaan hasil ini kemungkinan
disebabkan oleh proses penimbangan air yang tidak presisi
atau ada air yang tertinggal di gelas saat proses mixing.
Kemungkinan lain adalah adanya air yang masih tertinggal di
sampel karena proses pemanasan yang kurang sempurna di
dalam infrared dryer.
Penambahan kadar air akan meningkatkan permeabilitas
sampai titik maksimum kemudian menurun. Hal ini
disebabkan karena ruangan antara butir-butir pasir ditempati
oleh binder yang berlebihan air sehingga gas dari dalam
cetakan maupun gas-gas yang terlarut dalam logam cair sulit
untuk dilewatkan[1]
.
III.3 Sifat Mekanis
Sifat mekanis yang akan dibahas di sini adalah kekuatan
tekan, kekuatan geser dan flowability pasir cetak. Pasir cetak
yang baik umumnya merupakan pasir yang memiliki
kekuatan tekan yang baik (tinggi), kekuatan geser yang
tinngi, dan memiliki flowability yang tinggi.
Kekuatan tekan pada pasir cetak berfungsi untuk menahan
tekanan yang timbul pada saat penuangan logam cair ke
cetakan[3]
. Dengan kekuatan tekan yang baik, maka
diharapkan tidak terjadi proses deformasi terhadap cetakan
pasir yang kita buat. Kekuatan geser juga memiliki peranan
yang penting terhadap sifat pasir cetak, yaitu pada saat proses
pengangkatan pola (pattern) dari dalam cetakan[3]
. Jika
kekuatan gesernya buruk maka cetakan tersebut akan mudah
sekali terjadi retak. Kekuatan geser dari pasir cetak ini sangat
ditentukan oleh ikatan antarbutir pasir sehingga dapat
mempertahankan bentuknya ketika pola diangkat.
Sedangkan sifat flowability pasir cetak memiliki
hubungan yang erat dengan kemampuan pasir mengalir
mengisi rongga-rongga atau ruangan cetakan sehingga dapat
membentuk pola yang diinginkan[4]
. Hal ini merupakan
alasan utama mengapa flowability (mampu alir) memiliki
hubungan yang erat dengan formability (mampu bentuk) dari
pasir cetak.
0.2 0.2 0.22.6
49.2
40.4
21.8
0.6
31
53.4
0
10
20
30
40
50
60
10 14 16 20 40 50 60 100 120 Alas
Ma
ssa
(g
r)
Nomor mesh
Grafik Hasil Percobaan Distribusi Pasir
0.2 0.4 0.6 3.2
52.4
92.8
114.6 115.2
146.2
199.6
0
50
100
150
200
250
10 14 16 20 40 50 60 100 120 Alas
Ma
ssa
Ku
mu
lati
f (g
r)
Nomor mesh
Grafik Berat Kumulatif Percobaan Distribusi Pasir
0
5
10
15
20
0 2 4 6 8 10
Ku
at
Tek
an
(lb
s/in
ch
2)
Kadar Air (%)
Kekuatan Tekan (Kadar Bentonit 7%)
green
sanddry
sandholding
sand
0
2
4
6
8
10
12
14
16
0 2 4 6 8 10
Ku
at
Ges
er (
lbs/
inch
2)
Kadar Air (%)
Kekuatan Geser (Kadar Bentonit 7%)
green
sandholding
sanddry
sand
05
101520253035404550
2 4 6 8F
low
abil
ity (
%)
Grafik Pengaruh Kadar Air terhadap Flowability
Green
Sand
Dry
Sand
Holding
sand
Kadar Air (%)
0
10
20
30
40
50
60
70
6 6.5 7 7.5
Flo
wa
bil
ity
(%)
Grafik Pengaruh Kadar Bentonit terhadap Flowability
Green
Sand
Dry
Sand
Holding
sand
Kadar Bentonit(%)