Final Ppt Ecology

download Final Ppt Ecology

of 36

Transcript of Final Ppt Ecology

YOSEPHINE SUSIE SARASWATI 69110038

SAINS DAN EKOLOGI

SAINS

DAN EKOLOGI

PENDAHULUAN Tu Wei Ming dalam tulisannya yang berjudul Beyond the Enlightenment Mentality mengatakan sudah saatnya kita harus keluar dari pemikiran bahwa : 1. Perkembangan atau pertumbuhan tidak terbatas 2.Ketersediaan sumber energi di bumi tidak akan ada habisnya

SAINSSains adalah kegiatan intelektual yang dilakukan oleh manusia yang dirancang untuk menemukan informasi mengenai dunia alam di mana manusia hidup dan untuk menemukan cara-cara bagaimana informasi tersebut dapat diatur ke dalam pola-pola bermakna. Tujuan sains adalah mengumpulkan fakta(data)

TEKNOLOGITeknologi adalah aplikasi dari sains yang memberi manfaat dan penyelesaian terhadap masalah yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari.

SAINS DAN TEKNOLOGI

Adanya penemuan sains dan teknologi ibarat pedang bermata dua, maksudnya adalah : Adanya kemudahan atau keuntungan bagi kehidupan manusia dan alam Di sisi lain, merusak kehidupan manusia dan alam Manusia termasuk dalam kategori spesies yang terancam punah

SAINS DAN TEKNOLOGI

Dengan bertambah luasnya pengetahuan, kita belajar bahwa : 1. Kecepatan dan kuantitas pertumbuhan ekonomi ada batasnya 2. Sumber daya alam ada batasnya 3. Kerusakan lingkungan berpengaruh terhadap komunitas manusia secara keseluruhan 4.Hilangnya gen, spesies, dan ekosistem akan membahayakan keseimbangan sistem pendukung kehidupan kita

ENLIGHTENMENT MENTALITY

Daya destruktif terletak pada anthropocentrism karena menghasilkan sebuah pandangan pencerahan yang disebut mentalitas pencerahan atau Enlightenment Mentality. Mentalitas pencerahan ini merupakan sebuah pergerakan pada abad 18 yang : 1. Memberikan alasan untuk memeriksa dengan seksama doktrin-doktrin dan tradisi-tradisi yang diterima sebelumnya 2. Membawa banyak reformasi dari kemanusiaan Tu Wei Ming bependapat bahwa mentalitas pencerahan ini sebagai penyebab psiko-kultural dari kerusakan lingkungan yang terjadi.

ENLIGHTENMENT MENTALITY

Makna dari mentalitas pencerahan (abad 18) : Sebagai wujud bangkitnya kesadaran manusia dalam keinginannya untuk menjadi penguasa dari segala sesuatu. Pada abad 19, mentalitas pencerahan melahirkan pemikiran-pemikiran seperti : 1. Pengetahuan adalah kekuasaan atau knowledge is power (Francis Bacon) 2. Kemajuan dan perkembangan dari kemanusiaan adalah segala sesuatu yang tidak terelakkan (August Comte) 3. Humanisasi alam (Karl Marx)

ENLIGHTENMENT MENTALITY

Konteks Barat Modern : Perkembangan ketidakseimbangan Sebab keuntungan pribadi Individualisme keserakahan Tu Wei Ming memandang perlunya mengkaji ulang pandangan-pandangan dari mentalitas pencerahan. Dibentuknya penggabungan kelompok minoritas dan elit Barat Modern

Pentingnya mengesampingkan komunitas-komunitas atau kelompok-kelompok, dan memandang komunitas manusia secara keseluruhan.

ENLIGHTENMENT MENTALITY

Langkah awal : Menciptakan pandangan baru bagi dunia (world view) membentuk komunitas global Mobilisasi dari 3 jenis sumber daya rohani dibutuhkan untuk memastikan bahwa visi ini berdiri di atas sejarah budaya yang kompleks yang menginformasikan bagaimana cara kita hidup sekarang

SUMBER DAYA ROHANI Sumber Daya Rohani 1. Filosofi Yunani Menekankan pada rasionalitas Gambaran Alkitab mengenai manusia yang berkuasa atas ikan di laut, semua unggas di udara, dan segala sesuatu yang hidup di atas bumi 2. Hinduism, Jainism, Budhism, Confucianism, Taoism, dan Islam (non Barat) Tradisi dari kelompok rohani ini menyediakan sumber daya yang canggih dan praktis dalam pandangan dunia, ritual, institusi, gaya pendidikan, dan pola hubungan manusia 3. Native American, Hawaiian, Maori dan berbagai tradisi, agama dan suku pribumi Ciri khas dari tradisi primitif adalah perasaan dan pengalaman yang mendalam

KESIMPULANModernism dapat mengambil pelajaran dari orang-orang primitif karena : 1. Mereka sangat mengenal lingkungan mereka 2. Mereka seakan-akan bisa berkomunikasi dengan alam 3. Mereka mengetahui batasan-batasan dalam memanfaatkan alam demi kelangsungan hidupUntuk menyelamatkan diri dari kepunahan, manusia harus menempatkan dirinya sebagai bagian dari sebuah ekosistem, BUKAN sebagai penguasa dari ekosistem THINK GLOBALLY AND ACT LOCALLY

1. SHALLOW ENVIRONMENTAL ETHICS / ANTROPOSENTRISME 2. INTERMEDIATE ENVIRONMENTAL ETHICS / BIOSENTRISME 3. DEEP ENVIRONMENTAL ETHICS / EKOSENTRISME

TEORI ETIKA LINGKUNGAN HIDUP

ANTROPOSENTRISME

Antroposentrisme = teori lingkungan hidup yang memandang manusia sebagai pusat dari sistem alam semesta. Manusia dan kepentingannya dianggap yang paling menentukan dalam tatanan ekosistem dan dalam kebijakan yang diambil dalam kaitan dengan alam, baik secara langsung maupun tidak langsung. Nilai tertinggi adalah manusia dan kepentingannya; nilai dan prinsip moral hanya berlaku bagi manusia; etika hanya berlaku bagi manusia.

ANTROPOSENTRISME Antroposentrisme selain bersifat egoistis, juga sangat instrumentalistik (pola hubungan manusia dan alam dilihat hanya dalam relasi instrumental yang bersifat ekonomis).

Karena bersifat instrumentalistik dan egoistis, teori ini dianggap sebagai sebuah etika lingkungan yang dangkal dan sempit (shallow environmental ethics).

ANTROPOSENTRISME

Teori ini dianggap sebagai penyebab utama dari krisis lingkungan yang terjadi. Mengapa? Teori berakar pada cara pandang yang hanya mementingkan kepentingan manusia melahirkan perilaku rakus dan arogan, sehingga menyebabkan manusia mengeksploitasi dan menguras alam semesta demi memenuhi kepentingan dan kebutuhan hidupnya dan tidak peduli terhadap alam. contoh : http://www.youtube.com/watch?v=fEi9zjtWxPI

Argumen Antroposentrisme1. Teologi Kristen yang bersumber pada kisah penciptaan dalam kitab Kejadian (penafsiran tentang kewenangan penuh yang diberikan Allah kpd manusia untuk menguasai alam beserta isinya). 2. Tradisi Aristotelian (yang dikembangkan oleh Thomas Aquinas) dg fokus utama pd Rantai Kehidupan (the Great Chain of Being). Semua kehidupan di bumi membentuk dan berada dalam rantai kesempurnaan kehidupan, mulai dari yang sederhana sampai kepada yang Maha Sempurna. Manusia menempati posisi yang paling mendekati Maha Sempurna dianggap lebih superior dari semua ciptaan lainnya. 3. Thomas Aquinas, Rene Descartes, dan Immanuel Kant manusia lebih tinggi dan terhormat karena manusia adalah satu-satunya makhluk bebas dan rasional (the free and rational being) mendekati keilahian Tuhan dan mempunyai jiwa, mampu menggunakan dan memahami bahasa (simbol) untuk berkomunikasi.

BIOSENTRISMELife-centered Theory of Environment / Biosentrisme Teori yang mendasarkan moralitas pada keluhuran hidup, setiap kehidupan dan makhluk hidup mempunyai nilai dan mempunyai nilai dan berharga pada dirinya sendiri semua makhluk hidup pantas mendapat pertimbangan dan kepedulian moral; terlepas apakah ia bernilai bagi manusia atau tidak. Manusia mempunyai kewajiban dan tanggung jawab moral terhadap alam. Inti teori etika lingkungan hidup ini menurut Albert Schweitzer adalah hormat sedalam-dalamnya terhadap kehidupan (reverence for life) karena kehidupan adalah sakral.

BIOSENTRISMESaya menjalani kehidupan yang menginginkan tetap hidup, di tengah kehidupan yang menginginkan untuk tetap hidup. Orang yang benar-benar bermoral adalah orang yang tunduk pada dorongan untuk membantu semua kehidupan, ketika ia sendiri membantu, dan menghindari apapun yang membahayakan kehidupan.

BIOSENTRISMEMenurut Paul Taylor, biosentrisme didasarkan pada 4 keyakinan sebagai berikut : 1. Manusia adl anggota komunitas kehidupan di bumi 2. Spesies manusia dan spesies lain adl bagian dari sistem yang saling tergantung sehingga kelangsungan hidup dari makhluk hidup manapun ditentukan oleh relasi satu sama lain. 3. Semua organisme adl pusat kehidupan yang mempunyai tujuan sendiri, unik dlm mengejar kepentingan sendiri sesuai dg caranya sendiri. 4. Manusia tidak lebih unggul dari makhluk hidup lainnya. Keyakinan tersebut membuat manusia menjadi lebih netral dan terbuka dalam mempertimbangkan kepentingan makhluk hidup lainnya secara serius, khususnya ketika ada benturan kepentingan antara manusia dengan makhluk hidup lain.

EKOSENTRISMEEkosentrisme kelanjutan dari teori biosentrisme Pada ekosentrisme, etika diperluas untuk mencakup komunitas ekologis seluruhnya; baik yang biotis maupun abiotis. Secara ekologis : makhluk hidup (biotis) dan bendabenda abiotis lainnya saling terkait satu sama lainnya kewajiban dan tanggung jawab moral tidak hanya dibatasi pada makhluk hidup, tetapi juga berlaku terhadap semua realitas ekologis.

EKOSENTRISMESalah satu versi ekosentrisme adalah Deep Ecology.

Pengaruh Taoisme, Fransiskus Asisi, Zen Budhisme dan Barukh Spinoza sangat kuat dalam teori dan gerakan DE. Deep Ecology (DE) diperkenalkan oleh Arne Naess tahun 1973 dalam artikelnya The Shallow and the Deep, Long-range Ecological Movement : A Summary. DE menuntut suatu etika baru yang tidak berpusat pada manusia, tetapi berpusat pada makhluk hidup seluruhnya dalam kaitannya dengan upaya mengatasi persoalan lingkungan hidup.

EKOSENTRISMEDE tidak mengubah sama sekali hubungan manusia dengan manusia. Hal yang baru adalah: 1. Manusia dan kepentingannya bukan lagi ukuran bagi segala sesuatu yang lain. Manusia bukan lagi pusat dari dunia moral, namun memusatkan perhatian kepada semua spesies atau biosphere secara keseluruhan. 2. DE dirancang sebagai sebuah etika praktis, gerakan yang harus diterjemahkan dalam aksi nyata dan konkret.

EKOSENTRISMEDE lebih tepat disebut sebagai sebuah gerakan di antara orang-orang yang mempunyai sikap dan keyakinan yang sama, mendukung suatu gaya hidup yang selaras dengan alam, dan sama-sama memperjuangkan isu lingkungan dan politik. DE suatu gerakan yang menuntut dan didasarkan pada perubahan paradigma secara mendasar dan revolusioner, yaitu perubahan cara pandang, nilai, dan perilaku atau gaya hidup.

ECOSOPHYFilsafat Deep Ecology Arne Naess disebut Ecosophy ~ meliputi pergeseran dari sekedar ilmu (science) menjadi kearifan (wisdom). ~ penggabungan dari pendekatan ekologi sebagai ilmu atau kajian tentang keterkaitan segala sesuatu di alam semesta dengan filsafat sebagai sebuah studi atau pencarian akan kearifan.Ecosophy merupakan sebuah gerakan dan kearifan dari semua penghuni alam semesta, untuk mengatur hidup selaras dengan alam dan menjaga lingkungannya sebagai rumah tangga.

ECOSOPHYKearifan ini terungkap dalam perilaku dan tindakan konkret sebagai suatu aksi dan gerakan nyata. Kearifan ini menjelma menjadi sebuah pola hidup, sebuah gaya hidup, seperti halnya aksi nyata sebagai pola hidup di setiap rumah tangga untuk merawat rumah tangganya setiap hari.Ecosophy disebut juga : 1. Teori normatif, karena ecosophy berisi cara pandang normatif yang melihat alam semesta dan segala isinya bernilai pada dirinya sendiri, sekaligus berdasarkan cara pandang itu memberikan norma-norma tertentu bagi perilaku manusia dalam berhubungan dengan alam. 2. Teori kebijakan, karena cara pandang dan perilaku tadi tidak sematamata dimaksudkan untuk individu, tetapi harus mempengaruhi dan menjiwai setiap kebijakan publik di bidang lingkungan hidup dan yang berkaitan langsung atau tidak langsung dengan lingkungan hidup. 3. Teori gaya hidup, karena cara pandang dan norma perilaku tadi merasuki setiap orang, kelompok masyarakat, dan seluruh masyarakat sebagai sebuah gaya hidup baru, sebagai sebuah budaya baru.

ECOSOPHYRumusan gaya hidup Arne Naess simple in means but rich in ends and values Arne naess sangat menekankan perubahan gaya hidup karena melihat krisis ekologi yang kita alami sekarang ini berakar pada perilaku manusia, yang salah satu manifestasinya adalah pola produksi dan konsumsi yang sangat eksesif dan tidak ekologis, tidak ramah lingkungan. Kemajuan ekonomi dan industri modern telah mempromosikan secara gencar suatu pola hidup konsumeristis, yang merupakan kesalahan reduksionistis yang mereduksi kehidupan manusia dan maknanya hanya sebatas makna ekonomis. Mengubah gaya hidup dan perilaku manusia membutuhkan energi dan waktu yang lama. Sementara kerusakan lingkungan hidup terus terjadi dengan laju semakin cepat. Maka hanya ada 2 pilihan : kita dan anak cucu akan hancur, atau kita berubah sekarang juga.

1. ISU PENCEMARANSEM Mencari teknologi untuk membersihkan limbah air dan udara yang semakin memperluas lingkup pencemaran tadi. Membuat undang-undang untuk membatasi pencemaran hanya sampai batas yang bisa diperbolehkan Industri-industri yang tidak ramah lingkungan dipindahkan ke negaranegara sedang berkembang

DEMengatasi sebab utama yang paling dalam dari pencemaran, dan bukan sekedar dampak superfisial dan jangka pendek Ada kesadaran bahwa dunia ketiga dan keempat tidak mampu menanggung seluruh biaya yang diperlukan untuk mengatasi pencemaran di wilayah masingmasing. Sehingga perlu ada kerjasama dengan negara-negara dunia pertama dan kedua. Ekspor limbah bukan hanya merupakan kejahatan terhadap umat manusia, tetapi terhadap kehidupan seluruhnya

2. ISU SUMBER DAYA ALAM

SEM

DE

Adanya keyakinan yang cukup kuat bahwa sumber daya alam tidak akan habis, karena semakin langka sumber daya alam, nilai pasarnya yang semakin tinggi justru akan mempertahankannya. Demikian pula akan ditemukan penggantinya berkat kemajuan teknologi. Lebih menekankan pentingnya sumber daya alam bagi manusia, khususnya untuk generasi sekarang di negara-negara kaya. Sumber daya alam adalah milik negara dan orang yang memiliki teknologi untuk mengeksploitasinya.

Sumber daya alam dan habitat bagi semua bentuk kehidupan. Isi alam semesta tidak dilihat sekedar sebagai sumber daya. Hal ini melahirkan suatu sikap kritis terhadap cara produksi dan konsumsi. Alam dan kekayaan yang terkandung di dalamnya tidak direduksi dan dilihat sematamata dari segi nilai dan fungsi ekonomisnya, tetapi juga nilai dan fungsi budaya, sosial, spiritual dan religius, medis dan biologis.

3. ISU KERAGAMAN BUDAYA DAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

SEM Menganggap industrialisasi di negara maju sbg model yang harus ditiru negara berkembang. Alih teknologi dari negara industri maju ke negara berkembang terjadi scr besar-besaran dan meluas, tanpa mempersoalkan ketepatgunaannya, terutama dari segi lingkungan hidup. Negara maju seakan mengekspor teknologi bersama dg kehancuran lingkungan hidup. Tidak ada penghargaan sama sekali terhadap keragaman budaya, yg pd gilirannya ketika teknologi yg sama digunakan dlm dan dg budaya yg berbeda, problem lingkungan hidup yg serius dan akut tdk bisa terhindari.

DEBerusaha untuk melindungi keragaman budaya dari invasi masyarakat industri maju, karena dilihat sbg analog dan berkaitan dg keragaman dan kekayaan bentuk-bentuk kehidupan. Negara berkembang harus dilindungi dari dominasi dan dampak teknologi Barat. Harus dikembangkan teknologi tepat guna yg sesuai dg budaya setempat, yaitu soft technology yg mampu memenuhi kebutuhan vital manusia dg sedikit sekali merusak alam. Diperlukan langkah peralihan meninggalkan teknologi Barat yg sangat tdk ramah lingkungan.

4. ISU TANAH DAN LAUT SEM

DE

Memandang bentangan alam, ekosistem dan keseluruhan entitas lainnya secara parsial lepas satu dari yang lain. Semua dilihat terutama sebagai milik individu, kelompok atau negara. Konservasi dan pemanfaatan tanah dan laut dikembangkan dalam kerangka analisis keuntungan dan kerugian, tanpa memperhitungkan kerugian sosial dan kerugian ekologis yg berlingkup global dan jangka panjang dr pengelolaan SDA.

Manusia bukan pemilik bumi ini, melainkan hanya mendiami tanah dengan memanfaatkan SDA yg ada untuk memenuhi kebutuhan vitalnya. Seandainya kebutuhan mereka yg sepele berbenturan dg kebutuhan vital dari makhluk bukan manusia, maka manusia harus mengalah. Kehancuran lingkungan hidup tidak bisa diselamatkan dengan teknologi belaka.

5. ISU PENDIDIKAN DAN PENELITIAN ILMIAH

SEM

DE

Degradasi lingkungan hidup dan berkurangnya SDA membutuhkan semakin banyak tenaga ahli yg bisa memberi nasihat tentang bagaiman melanjutkan pertumbuhan ekonomi sambil menjaga kelestarian lingkungan hidup. Dibutuhkan semakin banyak teknologi yg manipulatif untuk mengelola bumi ini, ketika pertumbuhan ekonomi global membuat degradasi lingkungan hidup semakin tidak terhindarkan dan semakin parah. Pengembangan ilmu pengetahuan memprioritaskan ilmu-ilmu keras seperti fisika dan kimia.

Pendidikan akan lebih diarahkan pada peningkatan kepekaan thd lingkungan hidup, kesadaran utk menggunakan barang-barang yg tdk konsumtif, dan pengembangan modal sosial utk bersama-sama menata kehidupan, termasuk kehidupan ekonomi yg ramah lingkungan hidup. Prioritas dialihkan dari ilmu-ilmu keras ke ilmu-ilmu lunak khususnya pengetahuan budaya, filsafat, dan etika. Bersamaan dg itu, kearifan tradisional digali kembali utk memperkaya wawasan masyarakat modern.

KEMBALI KE ALAMParadigma ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang Cartesian dengan ciri utama mekanistis-reduksionistis telah menjauhkan manusia dari alam dan menyebabkan sikap eksploitatif dan tidak peduli terhadap alam.

Apa yang disodorkan biosentrisme dan ekosentrisme mrpkn revitalisasi cara pandang dan perilaku masyarakat adat dalam interaksinya dengan alam, tetapi tenggelam di tengah dominasi cara pandang dan etika Barat modern.Suku-suku asli atau masyarakat tradisional yang seringkali dianggap kafir dalam perspektif agama besar dan universal di dunia dan juga dianggap tidak bermoral dan terbelakang oleh dunia Barat modern, sebenarnya justru mempunyai keutamaan moral yang tinggi.

KEMBALI KE ALAMProyek besar etika lingkungan hidup, terutama melalui DE adalah menghimbau dan mengajak manusia modern untuk kembali ke etika masyarakat adat dan kearifan tradisional. Kita perlu meninjau kearifan masyarakat adat di berbagai belahan dunia (termasuk Indonesia), yaitu dalam hal : 1. Cara pandang masyarakat adat tentang dirinya, alam dan hubungan antara manusia dengan alam 2. Kekhasan pengetahuan tradisional yang dimiliki masyarakat adat, sekaligus menentukan pola hidup dan perilaku masyarakat adat terhadap alam. 3. Hak-hak masyarakat adat yang perlu dilindungi, karena dengan melindungi hak-hak mereka, tidak saja eksistensi masyarakat adat dilindungi, tetapi juga etika mereka serta alam yang menjadi sasaran utama etika tersebut ikut dilindungi.

not having, but being