Filum Porifera

28
Filum (Phylum) Porifera Filum Porifera beranggotakan hewan-hewan yang sering disebut sebagai Sponges (Spons). Porifera merupakan hewan sesil, pemakan tipe suspensi, hewan multiseluler yang menggunakan sel ber flagella yang disebut koanosit untuk mengalirkan air melalui kanal air yang memiliki sistem yang unik. Porifera ialah satu-satunya filum yang tubuhnya berada pada tingkat parazoan (Kekurangan atau tidak adanya lapisan embrio yang nyata). Bukan hanya tidak adanya jaringan yang nyata, tetapi hampir semua sel tubuhnya bersifat totipotensi, yaitu mampu berubah fungsi dan bentuk. Selain fakta bahwa hewan porifera memiliki tubuh besar yang multiseluler, mereka berfungsi lebih kompleks ke arah uniseluler. Pada pembahasan seterusnya akan dibahas tentang nutrisi Porifera (makanan), organisasi sel, pertukaran udara (gas), dan respon lingkungan.

description

farmasi

Transcript of Filum Porifera

Page 1: Filum Porifera

Filum (Phylum) PoriferaFilum Porifera beranggotakan hewan-hewan yang sering disebut sebagai Sponges (Spons). Porifera merupakan hewan sesil, pemakan tipe suspensi, hewan multiseluler yang

menggunakan sel ber flagella yang disebut koanosit untuk mengalirkan air melalui kanal air yang memiliki sistem yang unik. Porifera ialah satu-satunya filum yang tubuhnya berada pada tingkat parazoan (Kekurangan atau tidak adanya lapisan embrio yang nyata). Bukan hanya tidak adanya jaringan yang nyata, tetapi hampir semua sel tubuhnya bersifat totipotensi, yaitu mampu berubah fungsi dan bentuk. Selain fakta bahwa hewan porifera memiliki tubuh besar yang multiseluler, mereka berfungsi lebih kompleks  ke arah uniseluler. Pada pembahasan seterusnya akan dibahas tentang nutrisi Porifera (makanan), organisasi sel, pertukaran udara (gas), dan respon lingkungan.

Poriferal dalam lautan bersama ikan

Habitat Porifera : Secara UmumTerdapat sekitar 5.500 spesies Porifera yang hidup yang telah digambarkan, hampir semuanya tidak berada pada zona bentik. Porifera berada pada kedalaman, tetapi pada daerah yang tidak berpolusi tinggi dan daerah tropis. Kebanyakan porifera litoral tumbuh sebagai lapisan tipis pada permukaan kasar. Sponges (Porifera) Bentik tumbuh pada

Page 2: Filum Porifera

permukaan substrat lembut biasanya berdiri tinggi dan lurus, itu untuk menghindari penimbunan oleh sediment pada lingkungan sekitar. Banyak porifera yang mencapai ukuran yang besar (hingga 2 meter pada terumbu karang karabian bahkan lebih besar lagi di Antartik) dan dapat mencapai ukuran biomassa yang signifikan. DI antartika porifera (sponges) dapat mencapai 75 % total biomassa bentik pada kedalaman 100-200 m. Daerah Subtidal dan lebih dalam lagi yang tidak terkena arus kuat biasanya tumbuh besar dan stabil, bahkan simetris pada bentuk luar. Pada air yang dalam, spons hexactinellida, sering memiliki bentuk tidak biasa, kebanyakan berbentuk seperti kaca, ada yang berbentuk bulat dan masif, dan ada yang seperti tali. Terdapat beberapa spesies dalam jumlah kecil pada kelas Demospongia yang ada pada air tawar.Porifera menampakkan hampir semua warna termasuk lavender cerah, biru, kuning, krimson, dan putih. Banyak bakteri simbiotik atau uniseluler yang memberikan warna terhadap tubuh spons.Karakteristik Filum Porifera

Filum Porifera merupakan metazoa pada tingkatan konstruksi seluler, tanpa jaringan nyata, dan porifera dewasa tidak simetris (asimetri) atau simetris radial superfisia (buatan).

Sel bersifat totipotent. Memiliki sel yang berflagella, koanosit, yang mengatur air melalui

kananl dan ruangan yang menyusun sistem kanal air. Dewasa bersifat sesil dan pemakan suspensi (suspension feeder);

pada fase larva bersifat motil dan biasanya bersifat lecithotropic. Bagian luar dan dalam lapisan sel kekurangan membran dasar. Lapisan tengah, atau mesohyl, berada pada sel motil dan pada

materi skeletal (spikula) Bahan penyusun rangka porifera (spikula), tersusun atas kalsium

karbonat atau silikon dioksida, dan atau serat kolagen.

Page 3: Filum Porifera

Anatomi Porifera

Sel leher pada porifera

Sejarah taxonomik Porifera

Secara sejarah, Kelas pada porifera telah didefinisikan atau dikelompokkan berdasarkan rangka dalamnya. Hingga sekarang, 4 kelas telah dikenali : Calcarea, Hexactinellida, Demospongiae, dan Sclerospongiae. Kelas Sclerospongiae termasuk dalam spesies yang memproduksi matriks padat, calcareous (kalsium karbonat), dan seperti batu yang sering digunakan sebagai tempat hewan yang hidup tumbuh dan berkembang. Kelas Sclerspongiae pada porifera ini sering disebut sebagai coralline sponges; Terdapat 15 spesies hidup yang telah diketahui. Coralline Sponges ini telah tidak dipelajari lagi beberapa dekade lalu dan anggotanya dimasukkan kedalam Calcarea dan Demospongia. Demospongia merupakan kelas terbesar pada porifera, terdapat 95 % dari spesies yang hidup. Karena ukuran dan variasinya, demospongiae merupakan masalah yang besar bagi para taxonomist. Beberapa tahun ini telah ditemukan kandungan kimia pada karang atau porifera yang berfungsi dalam obat-obatan (Farmasi) seperti antitumor (obat kanker), anti pembekuan, cytotoxic, in flammatory

Page 4: Filum Porifera

dll. Penemuan dari bahan bahan tersebut telah membuat penelitian terhadap porifera menjadi lebih menarik lagi.

Klasifikasi Filum Porifera (Taxonom)Kelas CalcareaSalah satu kelas dari Filum Porifera adalah  Kelas Calcarea. Ciri-ciri dari spesies pada kelas Calcarea adalah Spons bersifat Calcareous, Spikula tersusun atas Kalsium karbonat yang disebut calcite (kalsit). Elemen Rangka tidak berdiferensiasi menjadi megascleres dan microscleres; Spikula berkelipatan 1,3 atau 4. Tubuh dengan kanal tipe asconoid (askon), synconoid  (sicon), atau leuconoid (leucon). Semua spesies dari kelas Calcarea hidup di lautan.Subkelas Calcinea: Larva hidup bebas dan berupa coeblastula berlubang, berflagella, dan dapat menjadi seperti  struktur parenchymula padat melalui ingresi seluler. Koanosit nukleus terletak pada daerah basal. Flagellum bersifat independent terhadap nukleus, spikula tersusun secara triradiated, spikula bebas, dan pada beberapa spesies bersifat masif calcite (tersusun atas kalsium karbonat padat) contoh Clathrina, Dendya, Leucascus, Leucetta, Soleniscus.Subkelas Calcaronea, larva hidup bebas, sebagai tumbuhnya berflagella amphiblastulae, nuklei koanosit apikal, flagellum muncul dari nukleus, spikula bebas atau bergabung. Contoh spesies Calcaronea ialah Amphoriscus, Grantia, Leucilla, Leucosolenia, Petrobiona, Scypha (Sycon).

Page 5: Filum Porifera

Kelas HexactinellidaKelas Hexactinellida merupakan salah satu kelas pada filum porifera. Ciri-ciri Spesies pada kelas Hexactinellida adalah Berbentuk seperti gelas atau kaca, Spikula tersusun atas silikat dan bercorak 6 spikula (hexactinal), Megascleres dan microscleres selalu ada, dinding tubuh berbentuk cekung, dengan jaringan trabekular, lapisan koanosit dapat bersifat syncytial, berada pada perairan laut, terutama pada lautan dalam.Terdapat dua subkelas pada kelas Hexactinellida yaitu Amphidiscophora dan Hexasterophora.Contoh spesies pada kelas Hexactinellida yaitu : Hyalonema, Monorhaphis, Pheronema, Aphrocallistes, Caulophacus, Euplectella, Hexactinella, Leptophragmella, Lophocalyx, Rosella, Sympagella.

Kelas Demospongiae

Page 6: Filum Porifera

Salah satu kelas dari Filum Porifera adalah Demospongiae. Tersusun atas spikula silika, spikula tidak tersusun atas corak 6, rangka spikula dapat tersusun atau tergantikan oleh kolagen organik (spongin), hidup di lautan, air tawar dan pada semua kedalaman air.Pada kelas Demospongiae terdapat 3 Sukelas yaitu Homoscleremorpha, tetratinomorpha, dan subkelas Ceractinomorpha.Contoh spesies pada kelas Demospongiae ialah Asteropus, Chondrilla, Chondrosia, Cliona, Cryptotethya, Geodia, Polymastia, Rhabderemia, Stelletta, Suberites, Tethya, Tetilla,Adocia, Agelas, Aplysilla, Aplysina, Asbestopluma, Axinella, Axociella, Callyspongia, Clathria, Coelosphaera, Halichondria, Haliclona, Halisarca, Hymeniacidon, Ircinia, Spongilla, Tedania, Mycale, Microciona, Astrosclera, Calcifibrospongia, Ceratoporella, Stromatospongia, Hispidopetra, Goreauiella, Vaceletia crypta.

 Selanjutnya pelajari lebih tentang porifera secara umumShare on: Twitter Facebook Google +Filum Porifera (Karang): Ciri-Ciri dan Pengelompokan Filum Porifera | Belajar Biologi | 4.5Related Posts

Page 7: Filum Porifera

Apa itu Porifera? Bentuknya seperti apa ya? Bagi yang baru mendengar hewan porifera, pasti bertanya-tanya seperti itu. Yup, bagi sebagian banyak orang, masing asing dengan hewan tersebut bahkan belum pernah melihatnya. Nah untuk itu, pada kesempatan kali ini Zona Siswa akan mencoba menghadirkan penjelasan mengenai hal hal yang berhubungan dengan porifera. Semoga bermanfaat. Check this out!!! 

Porifera adalah satu dari beberapa jenis hewan tak bertulang belakang atau yang umum disebut hewan inverterbrata. Kata porifera sendiri berasal dari bahasa latin yaitu pous yang berarti pori dan fer yang berarti membawah. Porifera juga biasa disebut hewan berpori atau spons. Porifera juga disebut sebagai hewan multiseluler yang paling sederhana. Porifera hidup di air, kebanyak dari jenisnya hidup secara heterotof di air laut, dan sebagian hidup di air tawar.

Seperti namanya, tubuh porifera bisa kita kenali dengan bentuk luarnya yang berpori-pori seperti spons. Dapat dikatakan bahwa tubuhnya yang berpori-pori tersebut berfungsi untuk menangkap makanannya yang berupa bakteri dan plankton.

Struktur Tubuh Porifera

Tubuh porifera memiliki dua lapisan utama dan satu lapisan

Page 8: Filum Porifera

pemisah. Lapisan-lapisan tersebut adalah:1. Epidermis (lapisan terluar)Permukaan luar tubuhnya tersusun dari sel-sel berbentuk pipih dan berdiding tebal yang disebut pinakosit. Pinakosit berfungsi sebagai pelindung.Diantara pinakosit terdapat pori-pori yang membentuk saluran air yang bermuara di spongosol atau rongga tubuh yang terdapat di lapisan dalam (Endodermis).

2. Endodermis (lapisan dalam)Endodermis adalah lapisan dalam yang terdiri dari sel-sel leher atau koanosit yang memiliki flagel dan berfungsi sebagai pencerna makanan.

Cara Hidup Porifera

Sebagai mana kita ketahui porifera hidup dari memakan bakteri atau plankton yang berada di air. Bakteri atau plankton tersebut di dapat dari penyerapan yang dilakukan pori-pori (pore) yang terdapat di lapisan luar porifera. Air yang masuk kedalam tubuh porifera melalui pori-porinya tersebut kemudian disaring dengan cara menggerakan flagel yang terdapat pada koanosit yang merupakan sel pelapis spngosol.

Di spongosol makanan ditelan secara fagositosis dan oksigen diserap secara difusi oleh koanosit.Sisa pembuangan dikeluarkan melalui lubang yang disebut oskulum. Zat

Page 9: Filum Porifera

makanan dan oksigen selalin digunakan oleh koanosit, sebagian juga ditransfer secara difusi ke sel-sel yang selalu bergerak seperti amoeba, yaitu amoebosit (sel amoeboid).Fungsinya pun sama yaitu mengedarkan makan dan oksigen keseluruh sel-sel tubuh lainnya.

Oskulum : tempat keluarnya air yang berasal dari spongosol.

Mesoglea : lapisan pembatas antara lapisan dalam dan lapisan luar.

Porosit : saluran penghubung antara pori-pori dan spongosol. tempat

masuknya air.

Spongosol : rongga di bagian dalam tubuh porifera.

Ameboid : sel yang berfungsi mengedarkan makanan.

Epidermis : lapisan terluar.

Spikula : pembentuk/penyusun tubuh.

Flagel : alat gerak koanosit.

Page 10: Filum Porifera

Koanosit : sel pelapis spongosol seta berfungsi sebagai pencerna

makanan. di bagian ujungnya terdapat flagel dan di pangkalnya terdapat

vakuola.

Cara Berkembang Biak Porifera

Porifera dapat berkembang biak secara vegetatif (Aseksual) dan generatif (Seksual). Secara vegetatif, perkembangbiakan dilakukan dengan membentuk kuncup dalam koloni. Kuncup muncul dari pangkal kaki porifera. Kuncup makin membesar sehingga jika terbentuk beberapa kuncup, akan membentuk sebuah koloni. Selain itu, potongan tubuhnya yang terlepas akan mudah tumbuh menjadi porifera baru.

Porifera air tawar dapat berkembang dengan gemmula atau terbungkusnya sel-sel koanosit dengan kuat dan tebal. Keadaan ini merupakan bentuk pertahanan porifera terhadap kekeringan. Jika air telah cukup, akan tumbuh lagi menjadi porifera baru.

Pembiakan secara generatif dilakukan dengan pembuahan antara ovum dan spermatozoid. Porifera termasuk hewan yang hermafrodit (berkelamin ganda). Hasil pembuahan berupa zigot yang akan berkembang menjadi larva bersilia. Karena bersilia, larva dapat bergerak bebas dan akhirnya akan menempel pada tempat tertentu dan kemudian tumbuh menjadi porifera baru.

Page 11: Filum Porifera

Klasifikasi Porifera

Porifera diklasifikasikan ke dalam 3 kelas, yaitu:

1. Kelas CalcareaPorifera yang termasuk dalam kelas ini adalah bunga karang dengan spikulum dari kapur. Tubuhnya berbentuk silindris dengan panjang tubuh kira-kira 2,5 cm. Ruang gastral dihubungkan oleh lubang-lubang berpori. Dinding sel radial berflagelum berfungsi sebagai pencerna makanan. Makanannya berupa plankton, hewan, tumbuhan kecil, dan bahan organik. Air masuk melalui pori menuju saluran radial dan keluar melalui kloaka, kemudian ke oskulum. Bunga karang tidak dapat bergerak, tetapi oskulumnya dapat menutup. Calcarea banyak dijumpai di pantai Laut Atlantik.

Beberapa contoh porifera kelas Calcarea adalah Sycon, Clathrina, Leucettusa lancifer, Leucosolenia, Scypha dan Grantia.

2. Kelas HexactinelidaPorifera yang masuk dalam kelas ini terkenal dengan nama bunga karang gelas (Hyalospongiae). Mereka hidup di laut, mempunyai spikula dengan enam jejari polong, tubuh dapat mencapai panjang hampir 1 m dan hidup di kedalaman 100 – 4.500 m.

Page 12: Filum Porifera

Beberapa Contoh porifera kelas Hexactinelida adalah Regadrella, Euplectella, Aspergillum, Hyalonema.

3. DemospongiaPorifera kelas Demospongia dapat hidup di air laut dan air tawar. Spikulanya berbentuk serabut sebagai spongia atau silika yang tersusun menjadi enam jejari. Demospongiae bertubuh lunak karena tidak memiliki rangka dan spickula. Demospongiae adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air tawar. Kelas ini lah yang bisa dimanfaatkan sebagai spons. Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari seluruh jenis porifera.

Beberapa contoh porifera kelas demospongia adalah Euspongia, Sponggila, Hippospongia, Niphates digitalis, Cliona, Haliarsa, Microciona, Suberit.

Peran Porifera dalam Kehidupan

Porifera merupakan hewan penyusun terumbu karang (koral) sehingga memiliki fungsi ekologis yang penting bagi ekosistem perairan laut. Selain itu beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia dapat digunakan sebagai spons mandi. Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi sebagai obat penyakit kanker dan penyakit lainnya.

Page 13: Filum Porifera

BAB IPENDAHULUAN

A.       Latar Belakang Masalah     Porifera atau biasa disebut sebagai hewan berpori berasal dari kata pori yang berarti lubang kecil dan fero yang berarti membawa atau mengandung. Contoh dari porifera adalah sponsa. Sponsa merupakan hawan yang hidup menempel pada suatu substrat di laut. Telah diketahui kira-kira 2500 spesies, ada beberapa yang hidup di air tawar, tetapi sebagian besar hidup di laut. Nama filum ini dari kenyataan bahwa tubuh porifera mempunyai pori-pori. Air beserta makanan masuk melalui pori kedalam rongga di dalam tubuh dari hewan akhirnya keluar melalui oskulum. Air yang telah disaring ini akan dibuang melalui oskulum.     Tubuh sponsa terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut terdapat bagian yang  tersusun dari bahan yang lunak disebut

Page 14: Filum Porifera

mesoglea. Sel-sel yang membentuk lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur aliran sel-sel ini dapat ”menangkap” partikel makanan.Bentuk sponsa ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam mesoglea. Spikula tersusun dari silika atau kapur (kalsium karbonat). Beberapa sponsa tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut spongin. Sponsa terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis. Bila sponsa diolah dapat digunakan untuk bahan atau alat pembersih.     Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang melekat pada suatu subsurat, harus mempunyai cara untuk menyebar keturunannya ke tempat lain.Untuk tujuan itu sponsa menghasilkan larva kecil yang dapat ”berenang” dengan bebas. Larva tersebut memisahkan diri dari induknya dan setelah menemukan tempat hidup yang sesuai larva akan melekat disitu dan berkembang menjadi hewan dewasa.Berdasar fosil porifera yang ditemukan menunjukkan bahwa sponsa adalah salah satu hewan yang pertama kali muncul di bumi. Tetapi tidak ada bukti bahwa ada hewan yang berkembang dari sponsa. Sponsa seakan-akan menempati suatu tempat yang agak unik dalam dunia hewan, oleh karena itu oleh bebrapa ahli taksonomi, porifera dimasukkan dalam suatu kelompok yang disebut parasoa.

B.     Perumusan Masalah1.  Apa ciri-ciri hewan Porifera ?2.  Ada berapa kelompokkah Klasifikasi Filum Porifera ?3.  Bagaimanakah Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia ?

C.     Tujuan Penulisan Makalah1.  Mengetahui ciri-ciri hewan Porifera2.  Mengetahui kelompok Klasifikasi Filum Porifera3.  Mengetahui Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia

Page 15: Filum Porifera

BAB IIPEMBAHASAN

A.   Pengertian PoriferaPorifera dalam bahasa latin, kata Porus berarti Pori dan Fer berarti

membawa. Porifera adalah hewan multiseluler (metazoa) yang paling sederhana. Hewan ini memiliki ciri umum, yaitu tubuhnya berpori seperti busa atau spons sehingga porifera disebut juga sebagai hewan spons.

B.   Ciri-ciri Porifera1. Sudah merupakan Metazoa (Metazoa tingkat rendah), (Metazoa = hewan bersel banyak), sebab walaupun tubuhnya sudah berdiri dari banyak sel tetapi jaringan tubuhnya masih sederhana karena :a. Belum mempunyai organ tubuh yang khususb. Belum mempunyai sistem sarafYang menanggapi rangsang adalah sel-sel individual.c. Belum mempunyai saluran pencernaan makanan yang khusus.Pencernaan makanan secara intra seluler (pencernaan makanan dalam sel) karena masih intraseluler maka disebut Parazoa.2. Dinding tubuhnya berpori-pori (maka disebut Porifera) dan sudah mempunyai sistem canol.3. Dinding tubuhnya terdiri dari 2 lapis antara lain :a. Lapisan luar = epidermisTersusun dan dermal-dermal epiteliumb. Lapisan dalamTersusun dari Choanocyte = deretan sel leher masing-masing Choanocyle dilengkapi dengan Flogellum diantara 2 lapisan (lapisan dalam dan luar) terhadap zat antara berupa gelotin yang disebut Mesoglea atau Mesenchym.4. Tubuh dilengkapi kerangka yang berupa Spicula-spicula yang berasal dari :- Kapur (Ca CO3)- Silicat (H9 Si3O2)

Page 16: Filum Porifera

- Campuran kapur + silikatKerangka tersebut terdapat didalam lapisan Mesogles.5. Tempat hidup- Dilaut (kebanyakan)- Air tawar (beberapa)6. Pada tubuh Porifera terdapat pori-pori sebagai jalan masuknya air yang membawa makanan, kemudian oleh flagela yang ada pada koanosit, zat-zat makanan tadi akan ditangkap dan akan dicerna oleh koanosit atau sel leher. Setelah makanan tercerna, oleh sel amoebosit, maka sari-sari makanan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Air yang sudah tidak mengandung zat-zat yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh akan dikeluarkan melalui oskulum. Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terdapat rongga yang disebut mesenkim atau mesoglea tempat dari sel amoeboid dan skleroblast yang merupakan penyusun rangka atau spikula berada. Porifera tidak mempunyai sel saraf. Sel-sel pada Porifera sensitif terhadap rangsang antara lain choanocyt dan myocyt, karena itu gerakan dari flagellum pada choanocyt tergantung pada keadaan lingkungan.

      Struktur dan Fungsi TubuhTubuh porifera belum membentuk jaringan dan organ sehingga

porifera dikelompokkan dalam protozoa.Tubuh memiliki banyak pori-pori (ostium) yang merupakan celah masuknya air ke rongga dalam tubuh yang berukuran lebih lebar yang disebut spongocoel. Dari spongocoel, air kemudian keluar melalui oskulum, yang terdapat dipermukaan oral (atas) tubuh.Struktur anatomi porifera :

1.         Lapisan luar tubuh (epidermis) terdiri dari selapis sel yang membentuk celah-celah kecil yang disebut ostium. Sel yang membentuk dan menggerakkan ostium disebut porosit.

2.         Lapisan dalam (endodermis) terdiri atas sel berbentuk leher yang disebut koanosit. Koanosit memiliki inti, vakuola dan flagela yang berkaitan dengan fungsi sel ini sebagai ‘alat’ pencernaan. Pencernaan terjadi di dalam koanosit, oleh karena itu disebut memiliki pencernaan interseluler.

Antara tubuh bagian luar dan dalam terdapat lapisan tengah (mesoglea/mesenkim) yang terdiri dari 3 model sel, yaitu amubosit dan skleroblast dan arkeosit. Dinamakan amubosit merujuk kepada bentuk dan

Page 17: Filum Porifera

sifat selnya yang menyerupai bentuk dan sifat amuba, yang mudah berubah bentuk. Skleroblast menghasilkan rangka yang disebut spikula. Spikula umumnya terbuat dari mineral kalsium karbonat dan silika, sedangkan yang lain terbuat dari bahan organik spongin. Sedangkan arkeosit berfungsi dalam reproduksi sel secara seksual.

Porifera belum memiliki sistem pencernaan yang sempurna.Pencernaan dilakukan secara sederhana dengan cara menyaring makanan, berupa plankton dan bakteri, yang terlarut dalam air. Sel yang berperan dalam proses ini adalah koanosit. Setelah itu, maka tugas selanjutnya, yaitu mengedarkan makanan dilakukan oleh amubosit. Amubosit pula yang berperan mengangkut zat sisa pencernaan untuk dibuang.

      Cara Hidup dan HabitatPorifera hidup secara heterotof. Makanannya adalah bakteri dan

plankton.Makanan yang masuk kedalam tubuhnya berbentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan. Pencernaan dilakukan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit.

Habitat porifera umumnya di laut, mulai dari tepi pantai hingga laut dengan kedalaman 5 km.Sekitar 150 jenis porifera hidup di ait tawar, misalnya Haliciona dari kelas Demospongia.

Porifera yang telah dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau benda lainya di dasar laut. Karena porifera yang bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan.

      Reproduksi

Porifera melakukan Reproduksi Aseksual maupun Reproduksi Seksual.1.     Reproduksi secara aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan

gemmule. Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule dihasilkan hanya menjelang musim dingin di dalam tubuh porifera yang hidup di air tawar. Porifera dapat membentuk individu baru dengan regenerasi.

2.     Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (antara sperma dan ovum). Ovum dan sperma dihasilkan oleh koanosit. Sebagian besar Porifera menghasilkan ovum dan juga sperma pada individu yang sama sehingga porifera bersifat Hermafrodit.

Page 18: Filum Porifera

C.        Klasifikasi Filum PoriferaBerdasarkan bahan penyusun rangkanya, porifera diklasifikasikan

menjadi tiga kelas, yaitu Hexactinellida atau Hyalospongiae, Demospongiae, dan Calcarea (Calcisspongiae).

           HexactinellidaKerajaan     : AnimaliaFilum            : PoriferaKelas            : Hexactinellida (Schmidt, 1870)Sub Kelas   : Hexasterophora dan AmphidiscophoraOrder           : AmphidiscosidaOrder           : Aulocalycoida, Hexactinosa dan Lychniscosa

Hexactinelida merupakan porifera yang tersebar luas pada semua lautan. Habitat utama dari porifera ini adalah pada lautan dalam. Ciri yang membedakan kelas ini dari kelas lain adalah kerangkanya yang disusun oleh spikula silikat. Kerangka spons pada kelas hexactinelida tidak memiliki jaringan spongin. Sel epithelium dermal dan koanosit terbatas pada bentuk-bentuk ruang yang tersembunyi.a.     Sub Kelas HexasterophoraCiri khas yang ada pada subkelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa hexaster. Contoh Euplectella.b.     Sub Kelas AmphidiscorphaCiri utama pada sub kelas ini adalah microscleres parenchimalnya berupa Amphidics. Contoh Hyalonema.

           DemospongiaeKingdom     : AnimaliaFilum            : PoriferaKelas            : DemospongiaeOrdo            : Halichondrida

Porifera yang termasuk dalam kelas Demospongia memiliki kerangka berupa empat spikula silica atau dari serabut spongin atau keduanya.  Beberapa bentuk primitive tidak memiliki rangka. Tipe saluran air yang ada pada spons ini berupa Leuconoid. Porifera yang masuk dalam kelompok

Page 19: Filum Porifera

Demospongia memiliki penyebaran yang paling luas dari daerah tidal hingga kedalaman abvasal. Beberapa bentuk memiliki habitat di air tawar.

a.         Sub kelas TetractinomorphaCiri Utama dari sub kelas Tetractinomorpha adalah memiliki megaskleres tetraxonid dan monoxonid, mikroskleres asterose dan kadang-kadang tidak memiliki serat spongin. Tubuh spons ini memiliki bentuk  radial dan perkembangan cortical  axial mengalami kemajuan. Kelompok ini mencakup spesies ovipar dengan stereogtastrula. Famili yang primitive menetaskan amphiblastulae.

1.         Ordo HomosclerophoridaPorifera dalam ordo ini merupakan Tetractinomorpha primitive  yang memiliki struktur Leuconoid homogen dengan sedikit dareah terdeferensiasi . Larva menetas berupa amphiblastula. Spikulanya berupa teract berukuran kecil. Beberapa  spesies tidak memiliki rangka seperti pada Oscarella.

2.       Ordo ChoristidaPorifera yang termasuk ordo Choristida paling tidak memiliki beberapa megaskleres tetraxons, biasanya berupa triaenes, mikroskleres berupa aster, sterptaster atau sigmasprae yang khas. Bentuk tubuhnya seringkali  rumit. Spons ini memiki korteks yang dapat dibedakan secara jelas dan seringkali tersusun atasnlapisan fibrosa di sebelah dalam dan lapisan gelatin di bagian luar.  Contoh Geodia dan Aciculites.

b.      Sub Kelas CeractinomorphaCiri utama yang menjadi dasar pengklasifikasian dari sub kelas Ceractinomorpha adalah larvanya yang berupa stereogastrula, megaskleresnya berupa monaxonid, dan mikrosklesesnya berupa sigmoid atau chalete. Aster tidak pernah ditemukan. Pada rangkanya juga sering ditemukan sponging B tetapi dalam jumlah yang bervariasi.1.     Ordo Halichondrida

Page 20: Filum Porifera

Porifera yang ada dalam ordo Halichomonacndrida memiliki Kerangka megaskleres berupa monactinal dan atau diactinal serta tidak memiliki microskleres. Contoh Halichondrida, Hymeniacidondan, Ciocalypta.2.     Ordo PoeciloscleridaPorifera yang masuk dalam ordo ini memiliki rangka yang selalu mengandung megaskleres choanosomal dan dermal.  ContohCoelosphoera dan Myxilla.3.     Ordo Haplosclerida

Porifera ini kadang-kadang memiliki rangka silikat yang jika ada terbuat dari kategori tunggal dari megaskleres yang terletak pada serat spongin atau bergabung dalam suatu anyaman yang diikat dengan perekat spongin. Contoh Haliclona,. Megaskleresnya  berupa diactinal dan kadang-kadang berupa monactinal yang sedikit bervariasi dalam hal ukuran. Jika ada, mikroskleresnya berupa Chelate, taxiform, sigmoid atau raphdes.

Beberapa genus seperti Dactylia tidak memiliki spikula dan mempunyai rangka dari serat sponin. Rangka dermal berspikula tidak pernah ada . Dermal yang terspesialisasi hanya terlihat pada Callyspongiidae dimana suatu jaringan yang kompleks dari serat spongin bercabang-cabang menembus lapisan dermal. Contoh Callyspongia4.     Ordo DictyoceratidaPorifera  yang masuk dalam ordo Dictyoceratida tidak meiliki spikula. Rangka sepenuhnya tersusun dari suatu anyaman  dari serat spongin yang bisa menyertakan partikel lain seperti pasir,kerang ,spikula atau spons lain. Lapisan dermal sering diperkuat oleh spongin A.

         CalcareaKerajaan     : AnimaliaFilum            : PoriferaKelas            : Calcarea

        Calcarea merupakan spons yang hidup di laut. Spons ini memiki kerangka spikula dari zat kapur yang tidak terdeferensiasi menjadi megaskleres dan mikroskleres. Bentuk spons ini bervariasi dari bentuk

Page 21: Filum Porifera

yang menyerupai vas dengan simetri radial hingga bentuk bentuk koloni yang membentuk bangunan serupa anyaman dari pembuluh-pembuluh yang kecil hingga lembaran dan bahkan ada yang mencapai bentuk raksasa.a.     Sub kelas CalcaroneaCiri khas dari sub kelas ini adalah larvanya yang berupa  larva amphibalstulae. Koanosit terletak pada posisi apical. Flagela dari tiap koanosit muncul dari nucleus. Spikula triradiate biasanya satu helai yang terpanjang dari yang lain . Struktur tipe saluran air yang ada pada sub kelas ini berupa tipe leuconoid yang berasal dari tipe syconoid.

1.         Ordo Leucosolenida         Tipe ini memiliki struktur Asconoid. Contoh Leucosolenia2.     Ordo SycettidaTipe saluran air yang ada pada ordo ini ada yang berupa Syconoid atau Leuconoid. Contoh Sycon.

b.     Sub Kelas CalcineaCiri khas yang ada sub kelas Calcinea adalah larvanya yang berupa parenchymula dan flagella dari koanosit muncul tersendiri dari nucleus koanosit yang menempati  dasar sel.Pada sebagian besar spesies triradiata , spikula memiliki ukuran yang sama. Bentuk Leuconoid yang ada pada sub kelas ini tidak berasal dari tipe syconoid tetapi langsung berupa anyaman dari asconoid.

1.     Ordo ClathrinidaCiri khas dari ordo ini adalah tipe saluran airnya berupa asconoid yang secara permanen serta tidak memiliki membrane dermal atau korteks. Contoh Clathrina2.     Ordo LeucettidaCiri khas dari Ordo ini adalah tipe saluran air yang berupa Syconoid hingga Leuconoid dengan membrane dermal atau korteks yang jelas. Contoh Leucascus levcetta.3.     Ordo Pharetronida

Page 22: Filum Porifera

Ciri khas yang ada pada ordo ini adalah tipe saluran airnya yang berupa Leuconoid dan rangka tersusun dari  spikula quadriradiata yang disertai penguat calcareous. Contoh Petrobiona dan Minchinella.

D.       Peran Porifera dalam Kehidupan Manusia

         Sebagai makanan hewan laut lainnya         Sebagai sarana kamuflase bagi beberapa hewan laut         Sebagai hiasan akuarium         Sebagai alat penggosok untuk mandi dan mencuci jenis hippospongia          Porifera yang dijadikan obat kontrasepsi (KB)         Sebagai obat penyakit kanker dan penyakit lainnya         Sebagai campuran bahan industri (kosmetik)

Gambar untuk porifera :

Page 24: Filum Porifera

Filum porifera telah ada di laut sejak jaman prokambium sekitar 600 juta tahun yang lalu, berdasarkan cacatan fosil.Asal usul hewan porifera mengisyaratkan hewan ini merupakan turunan dari koloni protozoa jenis 'choanoflagellata'.'Hewan spons' itulah sebutan untuk filum porifera, disebabkan seluruh permukaan tubuh hewan ini lobang-lubang kecil (pori). Porifera merupakan hewan yang paling sederhana dari organisme multiseluler dan sebagian besar hidup di laut. Saat ini telah ditemukan 5000 - 10.000 species, dan hanya 150 species yang hidup di air tawar, umumnya hewan ini sebagai bentik di perairan.

Porifera bereproduksi melalui dua cara, yaitu secara generatif ataupun secara vegetatif. Reproduksi generatif, yaitu dengan sel-sel kelamin yang dihasilkan oleh sel amoeboid. Porifera termasuk hewan monoesius atau hermafrodit karena dalam satu tubuh bisa menghasilkan dua sel kelamin sekaligus. Reproduksi vegetatif dengan pembentukan tunas ataupun kuncup. Ketika kuncup atau tunas-tunas tersebut lepas akan tumbuh menjadi individu baru. Apabila Porifera berada dalam lingkungan yang kering, maka akan membentuk gemmule atau kuncup dalam yang nantinya juga bisa tumbuh menjadi individu baru.Tubuh Porifera yang sudah mati dapat dimanfaatkan sebagai penggosok ketika mandi ataupun mencuci. Selain itu, dapat juga dimanfaatkan sebagai hiasan yang ada pada akuarium.

DAFTAR PUSTAKA

Aryulina Diah, Ph.D. 2004. BIOLOGI SMA KELAS 1. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratamahttp://www.gurungeblog.wordpress.com/2008/11/10/mengenal-seluk-beluk-phylum-porifera/http://bebas.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor-Pendamping/Praweda/Biologi/0016%20Bio%201-4b.htm