Filsafat Ketuhanan

8
1. Ilmu Pengetahuan Tentang Ketuhanan 2. Pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan akal, budi, disebut dengan phisiologis 3. Dasar-dasarbyang mendasari ajaran Ketuhanan untuk menciptakan Kesejahteraan 4. Sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan sehari- hari 5. Selain bakal dan budi akan menambahkan wahyu dalam memikirkan Tuhan 6. Dasar-dasar pedoman bagi kehidupan masyarakat 7. Selain Budi Ketakwaan dan keimanan 8. Merupakan suatu teori, yang dipergunakan secara turun temurun 9. Selain akal budi kata-kata filosofi FILSAFAT KETUHANAN Menurut Mahasiswa:

description

agama

Transcript of Filsafat Ketuhanan

Page 1: Filsafat Ketuhanan

1. Ilmu Pengetahuan Tentang Ketuhanan2. Pemikiran tentang Tuhan dengan pendekatan akal, budi,

disebut dengan phisiologis3. Dasar-dasarbyang mendasari ajaran Ketuhanan untuk

menciptakan Kesejahteraan4. Sebagai pedoman dalam menjalankan kehidupan sehari-hari5. Selain bakal dan budi akan menambahkan wahyu dalam

memikirkan Tuhan6. Dasar-dasar pedoman bagi kehidupan masyarakat7. Selain Budi Ketakwaan dan keimanan8. Merupakan suatu teori, yang dipergunakan secara turun

temurun9. Selain akal budi kata-kata filosofi

FILSAFAT KETUHANANMenurut Mahasiswa:

Page 2: Filsafat Ketuhanan

Kata filsafat = berasal dari Yunani, terdiri dari Shopos dan philos, yang artinya Cinta dan kebenaran = mencintai kebenaran, secara terus meneurus.

Ketuhanan = Iman = Percaya, Takwa =

menjalalan petunjuknya

Jadi Filsafat Ketuhanan, berusaha menjalankan petunjuk Tuhan berdasarkan kebenaran !

Jadi jawaban mahasiswa semuanya benar, tetapi yang tepat adalah:

Page 3: Filsafat Ketuhanan

Astika:

1. Samkhya2. Yoga3. Nyaya4. Waisesika5. Mimansa6. Wedanta7. Adwita8. Wasitwa9. Dwaita

Filsafat Ketuhanan menurut Hindu ada 2

Nastika1. Carwaka2. Jaina3. Buddha

Astika Percaya dengan Upakara-upakara, dan tdk percaya dengan Upacara-Upacara

Page 4: Filsafat Ketuhanan

FILSAFAT ?KETUHANAN ?

Esoteris

Eksoteris

Page 5: Filsafat Ketuhanan

“Perbedaan dasar bukanlah antara agama yang satu dengan yang lain. Dapat dikatakan garis pemisah itu bukanlah membagi perwujudan historis yang besar bagi agama-agama besar dari agama vertical: Agama Hindu, Agama Buddha dari Agama Kristen dari Agama Islam, dan seterusnya. Sebaliknya garis pemisah itu bersifat horizontal dan hanya ditarik satu kali membelah berbagai agama yang dianut sepanjang sejarah. Di atas itu terletak paham esoteris di bawahnya terletah paham eksoteris”

Menurut Frithjot Schoun (Watra, 2015:343)

Page 6: Filsafat Ketuhanan

a. Bhagawan Vyasa (I.1.2) “Jadmaddyasa yatah, artinya, “Brahman adalah asal mula dari alam semesta dan segala isinya

b. Rg.vd (I.34.11) Semogalah engkau tiga kali sebelas (33) tidak pernah jatuh dari kesucian, sumber kebenaran, yang memimpin kami menujnu jalan untuk memperoleh kebajikan. Semoga Tuhan merahmati persembahan kami.

2. Brahmavidya (Teologi)

Page 7: Filsafat Ketuhanan

a. Wrespati Tattwa, menguraikan dalam memamahi Tuhan seperti para Rsi meraba Seekor Gajah. Ketika memegang Belalainya dinyatakan Tuhan seperti Ular, Ketika memegang kepalanya dinyatakan Tuhan seperti Periuk, ketika memegang telinganya Tuhah dinyatakan seperti Kipas, ketika memegang Ekornya Tuhan dinyatkan seperti Belut, ketika memanggang perutnya Tuhan dinyatakan seperti tembok, ketika memegang kakinya Tuhan dinyakan seperti Tiang. Artinya Tuhan itu maha besar, dan manusia yang pintar sesungguhnya adalah bersifat individual.

b. Sorga di Kahyangan dinyatakan ada di Puncak Gunung, sesuai dengan pemahaman individual, sehingga pemujaanyapun berbeda-beda

3. Usaha dan Sarana untuk Memuja-Nya

Page 8: Filsafat Ketuhanan

adanya Tuhan (isbatt wujud Allah) dengan dalil wajib al-wujud dan mukmin al-wujud mengesankan duplikat Al-Farabi. Bahwa selaga yang ada ia bagi tiga tingkatkan pandangan memiliki daya kreasi sendiri.

Pemikiran umat Islam ini merupakan buah dari dorongan ajaran Alquran dan hadis. Dengan kata lain, umat Islam merupakan pewaris tradisi peradaban ketiga bangsa tersebut, yang sebelumnya telah mewarisi pula peradaban bangsa sekitarnya seperti Babilonia, Mesir, Ibrani, dan lainnya

Filsafat Islam