Filsafat Kemuhammadiyahan

13
Prof. Dr. Yusron Razak PROGRAM PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR. HAMKA JAKARTA

Transcript of Filsafat Kemuhammadiyahan

Page 1: Filsafat Kemuhammadiyahan

Prof. Dr. Yusron Razak

PROGRAM PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR. HAMKA JAKARTA

Page 2: Filsafat Kemuhammadiyahan

Pertemuan Kedua

Motivasi Mempelajari Filsafat

Kemuhammadiyahan

PROGRAM PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF.DR. HAMKA JAKARTA

Page 3: Filsafat Kemuhammadiyahan

1. Apa itu Filsafat Kemuhammadiyahan?

2. Kiprah Muhammadiyah dalam bidang

pendidikan

3. Perlunya pengembangan pemahaman

tentang Muhammadiyah

4. Filsafat Kemuhammadiyahan di

Perguruan Tinggi Muhammadiyah :

Khas PTM

5. Aspek pembahasan : landasan

ideal,dasar pemikiran, sejarah

pertumbuhan dan perkembangannya,

pengorganisasian, filosofi gerakan dan

institusi yang ada di dalamnya.

Pendahuluan

Page 4: Filsafat Kemuhammadiyahan

dimaksudkan adalah pengembangan ideologi Muhammadiyah. Ideologi disini dimaknai sebagai ”ilmu (pelajaran dan ajaran) tentang idea , yaitu ilmu (formulasi sistematik ilmiah) seseorang (sekelompok) manusia tertentu, pada waktu tertentu, di tempat tertentu, mengenai :

a. Tujuan yang akan dicapai;

b. Pedoman tentang cara-cara mencapai tujuan termaksud, berdasarkan suatu asas teori ajaran tertentu.”

Endang Saifuddin Anshari, Pokok-Pokok Pikiran tentang Islam, (Jakarta : Usaha Enterprise, Cet. II, 1976), hal. 69.

Motivasi-motivasi Filsafat Kemuhammadiyahan

Motivasi Idealis

Page 5: Filsafat Kemuhammadiyahan

• Dalamkerangka ini Muhammadiyah itu pada hakekatnya sebuah cita-cita, yang hendak melaksanakan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari. Hal itu dirumuskan dalam maksud dan tujuan Muhammadiyah, yakni : Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Untuk maksud tersebut, Muhammadiyah memedomani norma Islami yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah untuk menjadi pola bagi tingkah laku warga Muhammadiyah dalam menjalani kehidupan sehari-hari sehingga tercermin kepribadian Islami menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Motivasi-motivasi Filsafat Kemuhammadiyahan

Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah, (Yogyakarta : Pimpinan Pusat Muhammadiyah)

Page 6: Filsafat Kemuhammadiyahan

dimaksudkan untuk memperkaya pemahaman dan kesadaran tentang

sejarah perjuangan pergerakan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.

Sebagaimana diketahui bahwa bangsa Indonesia telah mengalami perjuangan panjang dalam merebut kemerdekaan

tersebut. Ia dimulai dari para pahlawan, seperti Pangeran Diponegoro, Teuku

Umar, Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Antasari, Sultan Hasanuddin,

Sisingamangaraja, yang kemudian diteruskan kepada perjuangan

pergerekan kebangsaan yang dimulai dari Syarikat Dagang Islam, Budi Utomo dsb.

Motivasi-motivasi Filsafat Kemuhammadiyahan

Motivasi Historis

Page 7: Filsafat Kemuhammadiyahan

Dalam rangkaian upaya besar tersebut, Muhammadiyah telah ambil bahagian yang tidak kecil.

Muhamadiyah telah turut menyumbangkan darma baktinya lewat kegiatan dan mewaqafkan tokoh-tokoh

bangsa yang lahir dari rahim pergerakan Muhamammadiyah. Tidak terlalu berlebihan bila

dikatakan, sebahagian besar dari the founding father (al-sabiqun al-awwalun) Republik Indonesia adalah

orang-orang yang pernah bersintuhan dengan Muhammadiyah. Untuk menyebut sebahagian kecil

dari mereka, umpamanya : Soekarno, Ki Bagus Hadikusumo, Mas Mansyur, Kahar Muzakkir, Kasman

Singodimedjo, Jenderal Soedirman, Syafrudin Prawiranegara, Ir. H. Juanda. Soekarno sebagai

proklamator sangatlah dekat dengan Muhammadiyah. Beliau pernah menjadi Ketua Majlis Pendidikan ketika

berada di pembuangan Bengkulu. Ki Bagus Hadikusmo adalah anggota BPUPKI yang telah merumuskan

Pembukaan Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945. Dari tangan beliaulah muncul rumusan “ Yang

Maha Esa” sebagai pengganti rumusan “ dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-

pemeluknya” yang dihapus.

Motivasi-motivasi Filsafat Kemuhammadiyahan

Page 8: Filsafat Kemuhammadiyahan

Motivasi etis dimaksudkan adalah motivasi kepatutan atau motivasi kelayakan, yakni memahami

Muhammadiyah berarti memahami lingkungan tempat berada. Akan dikatakan baik secara etis, atau

layak dan patut secara etis, bila seseorang yang tinggal dan hidup di suatu lingkungan tertentu,

memahami dan mengenal lingkungan itu dengan baik. Keterikatan manusia secara etis terhadap

lingkungannya merupakan hal yang harus dipelihara dan dibina secara terus menerus.

Kata etis berasal dari kata etika yang mengandung makna teori tentang laku perbuatan

manusia, dipandang dari nilai baik dan buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal. Akar kata etika

ialah ethos (Yunani) berarti adapt kebiasaan. Dalam bahasa Latin, etos itu disebut mores (mufradnya

mos). Dari kata latin inilah berasal kata moral, yang sekarang berbeda pengertiannya dari pada etika.

Motivasi-motivasi Filsafat Kemuhammadiyahan

Motivasi Etis

Lihat : Drs. Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat, Buku IV,

(Jakarta : Bulan Bintang, Cet. III, 1981), hal. 512.

Page 9: Filsafat Kemuhammadiyahan

Mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang berkuliah dan sedang membina diri di lingkungan Muhammadiyah, secara etis dituntut untuk, mengenal dan memahami apa itu Muhammadiyah. Mengetahui dan memahami dasar pemikiran, kiprah dan gerakan serta lanhkah dan program yang dilakukan oleh Muhammadiyah dalam mencapai maksud dan tujuannya. Karena, adalah suatu yang janggal atau dipandang tidak etis, bila ada mahasiswa Perguruan Tinggi Muhammadiyah tidak mengenal sama sekali apa dan bagaimana Muhammadiyah itu.

Motivasi-motivasi Filsafat Kemuhammadiyahan

Page 10: Filsafat Kemuhammadiyahan

Hal ini dimaksudkan mempelajari Muhammadiyah untuk tujuan memperoleh pengertian tentang Muhammadiyah dan berbagai aspek institusinya, dan tidak secara langsung bertujuan, yang bersifat praktis, melainkan hanya dilakukan terbatas pada kalangan sarjana di universitas-universitas atau di akademi.

Motivasi-motivasi Filsafat Kemuhammadiyahan

Motivasi Akademik

Page 11: Filsafat Kemuhammadiyahan

Bergerak atau beramal adalah mode of existence (cara berada) dari manusia. Pada amallah nilai manusia dipertaruhkan. Bila kaum rasionalis meletakkan mode of existence manusia pada berfikir (cogito ergo sum = saya berfikir baru saya ada) dan kaum eksistensialis meletakkannya pada responsi (respondeo ergo sum = saya merespn maka saya ada), maka Islam meletakkannya pada kerja (labora ergo sum = saya bekerja maka saya ada).

Motivasi-motivasi Filsafat Kemuhammadiyahan

Motivasi Amal

Page 12: Filsafat Kemuhammadiyahan

Dengan lima motivasi di atas, yakni motivasi idealis, motivasi historis,

motivasi etis, motivasi akademis, dan motivasi amal, diharapkan mata kuliah

Filsafat Kemuhammadiyahan, dapat memperjelas pemahaman tentang

Muhammadiyah itu sendiri. Pada giliran berikutnya, dari pemahaman tersebut

menjadi mengenal lebih dekat Muhammadiyah dan setelah itu akan

timbul gairah untuk beramal, dalam mewujudkan cita-cita Muhammadiyah,

yakni menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud

masyarakat Islam yang sebenar-benarnya atau Baldatun Thayyibatun wa Rabbun

Ghafur.

Motivasi-motivasi Filsafat Kemuhammadiyahan

Page 13: Filsafat Kemuhammadiyahan