filsafat-ilmu-paper1

10

Click here to load reader

Transcript of filsafat-ilmu-paper1

Page 1: filsafat-ilmu-paper1

Nama : Roni Wisono

Nim : C0211036

Prinsip-Prinsip Metodologi Filsafat Ilmu

A. PENGANTAR

Metodologi merupakan hal yang mengkaji perihal urutan langkah-langkah yang ditempuh

supaya pengetahuan yang diperoleh memenuhi ciri-ciri ilmiah.

B. PENGERTIAN METODOLOGI

Metodologi bisa diartikan ilmu yang mempelajari tentang metode-metode. Berasal dari

bahasa yunani yaitu methodos. Methodos berarti penelitian, metode ilmiah, hipotesis,

uraian ilmiah. Menurut Anton Bakker (1984) metode adalah cara bertindak menurut

aturan tertentu.

Pengertian metode berbeda dengan metodologi dimana metode adalah suatu cara atau

jalan, petunjuk pelaksanaan atau petunjuk teknis, sehingga memiliki sifat yang praktis.

Metodologi disebut juga sebagai science of method yaitu ilmu yang membicarakan

tentang cara atau petunjuk yang praktis di dalam penelitian, sehingga metodologi

penelitian membahas konsep teoretis sebagai metode. Metodologi dapat pula dikatakan

membahas tentang dasar filsafat dari ilmu metode penelitian, karena metodologi belum

memiliki langkah praktis. Bagi sebagian besar jenis ilmu Metodologi merupakan dasar

filsafat ilmu dari suatu metode, atau langkah praktis dari suatu penelitian.

Kaelan, 2005 berpendapat bahwa ‘seorang peneliti dapat memilih suatu metode dengan

dasar filosofis tertentu, yang konsekuensinya diikuti dengan metode penelitian yang

konsisten dengan metode yang dipilihnya.

Page 2: filsafat-ilmu-paper1

Suparlan Supartono, 2005 perpendapat bahwa metodologi adalah pengkajian mengenai

bentuk dan model metode, aturan yang dipakai dalam kegiatan ilmu

pengetahuan.metodelogi bersifat umum dan metode bersifat lebih khusus.

Peter R, Senn berpendapat bahwa metode adalah suatu prosedut atau cara mengetahui

sesuatu yang mempunyai langkah sistematis sedangkan suatu pengkajian dalam

mempelajari peraturan dalam metode tersebut.

C. UNSUR-UNSUR METODOLOGI

Unsur – unsur metodologi sebagaimana telah dirumuskan oleh Anton Bakker dan Achmad

Zubair dalam buku Metodologi Penelitian Filsafat (1994), antara lain dijelaskan sebagai berikut :

1. Interpretasi

Artinya menafsirkan, membuat tafsiran, tetapi yang tidak bersifat subjektif

melainkan harus bertumpu pada evidensi objektif untuk mencapai kebenaran yang

autentik. Dengan interpretasi ini diharapkan manusia dapat memperoleh pebgertian,

pemahaman atau Verstehen. Pada dasarnya interpretasi berarti tercapainya pemahaman

yang benar mengenai ekspresi manusiawi yang dipelajari.

2. Induksi dan Deduksi

Dikatakan oleh Beerling, bahwa setiap ilmu terdapat penggunaan metode induksi

dan deduksi, menurut pengertian siklus empiris. Siklus empiris meliputi beberapa

tahapan, yakni observasi, induksi, deduksi, kajian ( eksperimentasi ) dan evaluasi.

3. Koherensi Intern

Yaitu usaha untuk memahami secara benar guna memperoleh hakikat dengan

menunjukkan semua unsur structural di lihat dalam suatu struktur yang konsisten,

sehingga benar-benar merupakan internal structure atau internal relation.

4. Holistis

Yaitu tinjauan secara lebih dalam untuk mencapai kebenaran secara utuh, dimana

objek dilihat dari interaksi dengan seluruh kenyataannya. Identitas objek akan terlihat bila

ada korelasi dan komunikasi dengan lingkungannya.

Page 3: filsafat-ilmu-paper1

5. Kesinambungan Historis

Jika ditinjau dari perkembangannya, manusia itu adalah makhluk historis.

Manusia disebut demikian karena ia berkembang dalam pengalaman dan fikiran. Dalam

perkembangan pribadi itu harus dapat dipahami melalui suatu proses kesinambungan.

6. Idealisasi

Idealisasi merupakan proses untuk membuat ideal, artinya upaya dalam penelitian

untuk memperoleh hsil yang ideal atau sempurna.

7. Komparasi

Adalah usaha memperbandingkan sifat hakiki dalam objek penelitian sehingga

dapat menjadi lebih jelas dan lebih tajam. Komparasi dapat diadakan dengan objek lain

yang sangat dekat dan serupa dengan objek utama. Komparasi juga dapat diadakan

dengan objek lain yang sangat berbeda dan jauh dri objek utama. Dalam perbandingan itu

dimaksimalkan perbedaan-perbedaan yang berlaku untuk dua objek, namun sekaligus

dapat ditemukan beberapa persamaan yang mungkin sangat strategis.

8. Heuristika

Adalah metode untuk menemukan jalan baru secara ilmiah untuk memecahkan

masalah. Heuristika benar-benar dapat mengatur terjadinya pembaharuan ilmiah dan

sekurang-kurangnya dapat memberikan kaidah yang mengacu.

9. Analogikal

Adalah filsafah meneliti arti, nilai dan maksud yang diekspresikan dalam fakta

dan data. Dengan demikian, akan dilihat analogi antara situasi atau kasus yang lebih

terbatas dengan yang lebih luas.

10. Deskripsi

Seluruh hasil penelitian harus dapat dideskripsikan. Data yang dieksplisitkan

memungkinkan dapat dipahami secara mantap.

Page 4: filsafat-ilmu-paper1

D. BEBERAPA PANDANGAN TENTANG PRINSIP METODOLOGI

1. Rene Descartes

Rene Descartes mengusulkan suatu metode umum yang memiliki kebenaran yang pasti.

Dalam karyanya termasyhur Discourse on Method, risalah tentang metode, diajukan

enam bagian penting (Dalam Rizal Mustansyir, dkk., 2001) sebagai berikut:

a. Membicarakan masalah ilmu-ilmu yang diawali dengan menyebutkan akal sehat

(common sense) yang pada umumnya dimiliki semua orang. Menurut Descartes, akal

sehat ada yang kurang, ada pula yang lebih banyak memilikinya, namun yang

terpenting adalah penerapannya dalam aktivitas ilmiah. Metode yang ia coba

temukan merupakan upaya untuk mengarahkan nalarnya sendiri secara optimal.

b. Menjelaskan kaidah-kaidah pokok tentang metode yang akan dipergunakan dalam

aktivitas ilmiah. Descartes mengajukan empat langkah atau aturan yang dapat

mendukung metode yang dimaksud sebagai berikut (dalam Rizal

Mustansyir,dkk.,2001).

1. Janganlah pernah menerima baik apa saja sebagai benar, jika Anda tidak

mempunyai pengetahuan yang jelas mengenai kebenarannya.

2. Pecahkanlah tiap kesulitan Anda menjadi sebanyak mungkin bagian dan

sebanyak yang dapat dilakukan untuk mempermudah penyelesaiannya secara

lebih baik.

3. Arahkan pemikiran Anda secar tertib, mulai dari objek yang paling sederhana

dan paling mudah diketahui, lalu meningkat sedikit demi sedikit.

4. Buatlah penomoran untuk seluruh permasalahan selengkap mungkin, dan

tinjauan ulang secara menyeluruh sehingga Anda dapat merasa pasti tidak

sesuatupun yang ketinggalan.

c. Menyebutkan beberapa kaidah moral yang menjadi landasan bagi penerapan metode

sebagai berikut:

1. Mematuhi undang-undang dan adat istiadat negeri, sambil berpegang pada

agama yang diajarkan sejak masa kanak-kanak;

2. Bertindak tegas dan mantap, baik pada pendapat yang paling meyakinkan

maupun yang paling meragukan;

Page 5: filsafat-ilmu-paper1

3. Berusaha lebih mengubah diri sendiri daripada merombak tatanan dunia.

d. Menegaskan pengabdian pada kebenaran yang acapkali terkecoh oleh indra.

e. Menegaskan perihal dualisme dalam diri manusia, yang terdiri atas dua substansi,

yaitu res cogitans (jiwa bernalar), dan res extensa (jasmani yang meluas).

f. Dua jenis pegetahuan, yaitu pengetahuan spekulatif dan pengetahuan praktis.

2. Alfred Jules Ayer

Ajaran terpenting dari Alfred Jules Ayer yang terkait dengan masalah metodologi dalam

prinsip verifikasi. Ayer termasuk salah satu penganut Positivisme Logika yang muncul

setelah Moritz Schlik. Positivisme logic berprinsip sesuatu yang tidak dapat diukur itu

tidak mempunyai makna. Dengan demikian makna sebuah proposisi tergantung apakah

kita dapat melakukan verifikasi terhadap proposisi yang bersangkutan’. (Rizal

Mustansyir, dkk.,2001)

Walaupun tokoh Positivisme Logik secara umum menerima prinsip verifikasi sebagai

tolak ukur untuk menentukan konsep tentang makna, namun mereka membuat rincian

yang cukup berbeda mengenai prinsip verifikasi itu sendiri. Prinsip verifikasi itu

merupakan pengandaian untuk melengkapi suatu kriteria, sehingga melalui kriteria

tersebut dapat ditentukan apakah suatu kalimat mengandung makna atau tidak.

3. Karl Raimund Popper

Popper seorang filsuf kontemporer yang melihat kelemahan dalam prinsip verifikasi

berupa sifat pembenaran (justification) terhadap teori yang telah ada. Popper

mengajukan beberapa prinsip sebagai berikut:

1. Popper menolak anggapan umum bahwa suatu teori dirumuskan dan dapat

dibuktikan kebenarannya melalui prinsip verifikasi oleh kaum posititivistik.

2. Cara kerja metode induksi yang secara sistematis dimulai dari pengamatan

(obeservasi) secara teliti gejala yang sedang diselidiki.

3. Popper menawarkan pemecahan baru dengan mengajukan prinsip falsi-fiabilitas,

yaitu bahwa sebuah pernyataan dapat dibuktikan kesalahannya.

Page 6: filsafat-ilmu-paper1

Bagi Popper, ilmu pengetahuan dapat berkembang maju manakala suatu hipotesis telah

dibuktikan salah, sehingga dapat digantikan dengan hipotesis baru.

4. Michael Polanyi

Menurut Michael Polanyi pengembangan ilmu pengetahuan menuntut kehidupan kreatif

masyarakat ilmiah yang pada gilirannya didasarkan pada kepercayaan akan kemungkinan

terungkapnya kebenaran-kebenaran yang hingga kini masih tersembunyi. Tugas filsafat

terutama adalah membedah penyakit-penyakit pikiran yang hanya dapat dilakukan

dengan mengajukan pertanyaan mendasar terhadap setiap pandangan yang mendasari

masyarakat.

Tujuan dari metode maieutika tekhne yaitu untuk menemukan alternative-alternatif baru

bagi hidup manusia sebagai manusia dan sebagai masyarakat. (M. Mukhtasar, 1997, hlm.

24). Kekeliruan tesis Positivisme tidak hanya pada sikapnya yang menolak cita rasa

estetis, dan nilai moral serta ikatan social, karena menggangapnya sebagai realitas

subjectif, melainkan juga pada pandanganya bahwa sesuatu masyarakat tidak dapat

dibangun atas dasar yang berakar pada prinsip moral abstrak, tetapi berakar pada tradisi

masyarakat.

Secara structural, segi ilmu pengetahuan tidak terungkap melibatkan dua hal atau dapat

disebut dua term ilmu pengetahuan tidak terungkap. Polanyi menyebut term pertama

dengan term proksimal, yaitu term yang lebih dekat, dan term kedua adalah term distai,

yaitu term yang lebih jauh. Hubungan kedua term tersebut disebut sebagai hubungan

fungsional yaitu, kita mengetahui term pertama hanya dengan mengandalkan diri pada

kesadaran kita tentangnya agar memberikan perhatian pada term kedua.

Jadi Polanyi telah merintis suatu model perkembangan baru ilmu-ilmu dengan

memadukan secara jernih antara nilai dan fakta, sehingga ilmu-ilmu dikembangkan dapat

sejalan dengan perkembangan masyarakat.

Page 7: filsafat-ilmu-paper1

Daftar pustaka

http://dorokabuju.blogspot.com/2012/05/filsafat-ilmu-pengetahuan.html

http://loekisno.wordpress.com/tag/metodologi/