Filsafat Ilmu Dan Perkembangannya

2
Filsafat Ilmu dan Perkembangannya Editor: M. Thoyibi Buku tipis yang sarat makna filsafat menjadi kesan awal membaca buku ini, tidak heran kalau kemudian menjadi buku wajib yang harus dibaca dalam mata kuliah Filsafat Ilmu. Sarat makna disadari bahwa filsafat ilmu adalah persoalan mendasar yang harus dikembangkan oleh masyarakat akademik. Filsadat ilmu membawa kita ke dalam suatu sistem tata nilai, bahwa ilmu pengetahuan bukan hanya dipahami secara fisik belaka, tetapi juga harus dilihat dari kerangka budaya, etika, moral dan agama sehingga ilmu tidak kering dan teralienasi oleh lingkungan. Sembilan artikel yang tersusun menjadi sebuah bunga rampai perkembangan filsafat ilmu yang nikmat untuk dibaca. Apa dan mengapa filsafat ilmu menjadi tanda tanya dalam memulai membaca buku tipis ini. Dibuka dengan paparan pertama dari tulisan Jujun S. Suriasumantri mengenai Hakekat Dasar Keilmuan memberikan kejelasan (insight) mengenai apa sebetulnya yang disebut dengan ilmu dan apa kaitan ilmu dengan ilmiah. Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menjelaskan rahasia alam agar gejala alamiah tersebut tidak lagi menjadi misteri. Disebutkan juga secara metafisik ilmu bersifat bebas nilai. Secara epistemologis, ilmu memanfaatkan dua kemampuan manusia dalam mempelajari alam, yakni pikiran dan indera yang digabungkan dalam mempelajari gejala alam untuk menemukan kebenaran. Kriteria kebeneran adalah kriteria koherensi, korespondensi dan pragmatisme. Untuk memenuhi persyaratan kriteria kebenaran, proses kegiatan keilmuan pada hakekatnya adalah serangkaian argumentasi yang membuahkan kesimpulan yang shahih. Jadi dapat dimaknai bahwa ilmu sebenarnya merupakan sesuatu yang tidak pernah selesai, meskipun didasarkan pada kerangka objektif, rasional, sistematis, logis dan empiris, ilmu tidak mungkin lepas dari koreksi. Kunto wibisono menyebutkan filsafat ilmu merupakan refleksi secara filsafati akan hakikat ilmu yang tidak akan mengenal titik henti dalam menuju sasaran yang hendak dicapai yakni keyakinan dan kebenaran. Konsep filsafat ilmu tidak terlepas dari filosofi Islam, bahwa ilmu merupakan sesuatu yang wajib dicari oleh setiap Dede Djuniardi

description

Perkembangan filsafat ilmu

Transcript of Filsafat Ilmu Dan Perkembangannya

Page 1: Filsafat Ilmu Dan Perkembangannya

Filsafat Ilmu dan Perkembangannya

Editor: M. Thoyibi

Buku tipis yang sarat makna filsafat menjadi kesan awal membaca buku ini, tidak heran kalau kemudian menjadi buku wajib yang harus dibaca dalam mata kuliah Filsafat Ilmu. Sarat makna disadari bahwa filsafat ilmu adalah persoalan mendasar yang harus dikembangkan oleh masyarakat akademik. Filsadat ilmu membawa kita ke dalam suatu sistem tata nilai, bahwa ilmu pengetahuan bukan hanya dipahami secara fisik belaka, tetapi juga harus dilihat dari kerangka budaya, etika, moral dan agama sehingga ilmu tidak kering dan teralienasi oleh lingkungan. Sembilan artikel yang tersusun menjadi sebuah bunga rampai perkembangan filsafat ilmu yang nikmat untuk dibaca.

Apa dan mengapa filsafat ilmu menjadi tanda tanya dalam memulai membaca buku tipis ini. Dibuka dengan paparan pertama dari tulisan Jujun S. Suriasumantri mengenai Hakekat Dasar Keilmuan memberikan kejelasan (insight) mengenai apa sebetulnya yang disebut dengan ilmu dan apa kaitan ilmu dengan ilmiah. Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menjelaskan rahasia alam agar gejala alamiah tersebut tidak lagi menjadi misteri. Disebutkan juga secara metafisik ilmu bersifat bebas nilai. Secara epistemologis, ilmu memanfaatkan dua kemampuan manusia dalam mempelajari alam, yakni pikiran dan indera yang digabungkan dalam mempelajari gejala alam untuk menemukan kebenaran. Kriteria kebeneran adalah kriteria koherensi, korespondensi dan pragmatisme. Untuk memenuhi persyaratan kriteria kebenaran, proses kegiatan keilmuan pada hakekatnya adalah serangkaian argumentasi yang membuahkan kesimpulan yang shahih. Jadi dapat dimaknai bahwa ilmu sebenarnya merupakan sesuatu yang tidak pernah selesai, meskipun didasarkan pada kerangka objektif, rasional, sistematis, logis dan empiris, ilmu tidak mungkin lepas dari koreksi. Kunto wibisono menyebutkan filsafat ilmu merupakan refleksi secara filsafati akan hakikat ilmu yang tidak akan mengenal titik henti dalam menuju sasaran yang hendak dicapai yakni keyakinan dan kebenaran.

Konsep filsafat ilmu tidak terlepas dari filosofi Islam, bahwa ilmu merupakan sesuatu yang wajib dicari oleh setiap muslim. Dalam artikel Charles Stanton, disebutkan bahwa para pemikir Islam mengakui adanya hierarki dalam ilmu pengetahuan. Diyakini juga bahwa konsep ilmu pengetahuan berasal dari Tuhan. Para pemikir Islam memandang bahwa semua ilmu pengetahuan baik mengenai keduniaan maupun keakheratan sama pentingnya. Konsep keseimbangan ini, selain dituntut oleh Islam, pada sisi yang lain justru akan membebaskan manusia dari arogansi, individualistis dan rasialis. Filsafat ilmu merupakan perkembangan dari salah satu cabang filsafat Yunani. Pemikiran ilmiah yang merupakan titik awal dari filsafat merupakan penemuan Yunani (Muchlis Hamidy, hal 51). Pemikiran ilmiah adalah bagian dari pemikiran filsafat.

Artikel terakhir dari S. Farid Rukanda memperjelas makna pentingnya Filsafat Ilmu bagi kalangan akademisi mensikapi kecenderungan perkembangan IPTEK. Meskipun perkembangan teknologi semakin deras dan mendorong banyak perubahan, namun metode keilmuan yang digunakan masih tetap sama dengan dua pilar utamanya yaitu rasionalisme dan empirisme. Perkembangan ilmu harus diterima secara logis (rasional) dan berdasarkan pengamatan (observasi), percobaan (experiment) dan pengalaman (experience). Oleh karena itu, dalam upaya peningkatan mutu akademik, dosen harus memahami hakekat ilmu, posisi ilmu dalam semesta pengetahuan manusia dan dalam eksistensi manusia sendiri. Pada akhirnya, filsafat ilmu dapat dipahami oleh mahasiswa dengan baik sebagai penerus dan pengembang ilmu dimasa depan.

Dede Djuniardi359800