filsafat ilmu

16
PEMIKIRAN AL-FARABI TENTANG JIWA DISUSUN OLEH: FARIZA RESTI FITRIA HERLIANA PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

description

presentasi sederhana

Transcript of filsafat ilmu

  • PEMIKIRAN AL-FARABI TENTANG JIWADISUSUN OLEH:FARIZA RESTIFITRIA HERLIANAPROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

  • LATAR BELAKANG

  • PEMBAHASAN

    Jiwa dapat diartikan sebagai sesuatu yang berbentuk materil yang melekat pada diri manusia yang tampak dan tidak tersembunyi, tetapi jiwa juga mengandung arti sebagai sesuatu yang berbentuk non-materiil, yang mengalir pada diri fisik manusia sebagai jauhar (substansi), substansi ruh ataupun substansi berfikir.A. Pengertian Jiwa

  • Jiwa adalah wujud kesempurnaan pertama karena wujud jiwa itu merupakan kehormatan dan kesempurnaan bagi jasad yang memang tidak dapat berfungsi tanpa adanya jiwa

  • B. Pemikiran Jiwa Menurut Al-FarabiMenurut Plato, jiwa adalah sesuatu yang berbeda dengan tubuh dan merupakan suatu substansi rohani. Jiwa tidak dapat matikarenamerupakan sesuatu yang adikodrati berasal dari dunia idea. Meski kelihatan bahwa jiwa dan tubuh saling bersatu, tetapijiwa dan tubuh adalah kenyataan yang harus dibedakan. Tubuh memenjarakan jiwa, oleh karenanya jiwa harus dilepaskan dari tubuh dengan dua macam cara yaitu pertama dengan kematian dan kedua dengan pengetahuan.

  • Menurut Aristoteles, jiwa adalah bentuk tubuh. Jiwa dan tubuh ibarat bentuk dan materi. Jiwa adalah bentuk dan tubuh adalah materi.Jiwa merupakan asas hidup yang menjadikan tubuh memiliki kehidupan. Jiwa adalah penggerak tubuh, kehendak jiwa menentukan perbuatan dan tujuan yang akan dicapai

  • Menurut Al-Farabi

  • Al-Farabi berpendapat bahwa jiwa pada manusia memiliki daya. Daya tersebut dipilah menjadi tiga macam, yakni sebagai berikut:Daya al-Muharrikat (gerak) daya ini mendorong untuk makan, memelihara dan berkembang.

    Daya al-Mudrikat (mengetahui) daya ini yang mendorong untuk merasa dan berimajinasi. Daya al-Nathiqat (berpikir) daya ini yang mendorong untuk berpikir secara teoritis dan praktis.

  • Daya berpikir teoritis dibagi menjadi tiga tingkatan yang dikemukakan oleh Al-Farabi. Ketiga tingkatan tersebut, antara lain:

    Akal Potensial (alHayulany) ialah akal yang baru mempunyai potensi berpikir dalam arti, melepaskan arti-arti atau bentuk-bentuk materinya.

    Akal Aktual (alAql bi al-fii) akal yang telah dapat melepaskan arti arti dari materinya, dan arti-arti itu telah mempunyai wujud dalam akal dengan sebenarnya, bukan lagi dalam bentuk potensial, tetapi dalam bentuk aktual.

  • Akal Mustafad (al-Aql al-Mustafad). Akal yang telah dapat menangkap bentuk semata-mata yang tidak dikaitkan dengan materi dan mempunyai kesanggupan untuk mengadakan komunikasi dengan akal kesepuluh atau dengan sang pencipta.

  • Tentang bahagia dan sengsaranya jiwa, Al-Farabi mengatakan bahwa jiwa yang kenal dengan Allah dan melaksanakan segala perintahnya, maka jiwa ini akan kembali ke alam Nufus (alam kejiwaan) dan abadi dalam kebahagiaan. Jiwa yang kenal dengan Allah, tetapi ia tidak melaksanakan perintahnya, maka jiwa ini akan kembali ke alam Nufus (alam kejiwaan) dan abadi dalam kesengsara. Sementara itu jiwa yang tidak kenal dengan Allah dan tidak pula pernah melakukan perintahnya, ia lenyap bagaikan jiwa hewan.

  • Jiwa dapat diartikan sebagai sesuatu yang berbentuk materiil yang melekat pada diri manusia yang tampak dan tidak tersembunyi, tetapi jiwa juga mengandung arti sebagai sesuatu yang berbentuk non-materiil, yang mengalir pada diri fisik manusia sebagai jauhar (substansi), substansi ruh ataupun substansi berfikir. Menurut Al-Farabi, jiwa berupa substansi dalam dirinya dan bentuk dalam hubungannya dengan tubuh.

  • Menurut Al-Farabi jiwa memiliki tiga daya, yakni sebagai berikut:Daya al-Muharrikat (gerak) Daya al-Mudrikat (mengetahui) Daya al-Nathiqat (berpikir) Menurut Al-Farabi daya berpikir terdiri dari tiga akal, antara lain:Akal Potensial (alHayulany)Akal Aktual (alAql bi al-fii)Akal Mustafad (al-Aql al-Mustafad)

  • Thank you for attentionandWassalamualaikum wr.wb.

  • Sesi tanya jawabPiki : bagaimana cara atau tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh kita untuk mencapai akal mustafad?Aris : apa yang melatarbelakangi kelompok ini mengambil materi pembahasan mengenai jiwa dari Al-Farabi?R. Thomas: Apakah orang yang memiliki penyakit jiwa sakit jiwa artinya tidak memiliki akal? Sri : bagaimanakah cara melepaskan jiwa dari jasad dengan cara pengetahuan?