FILSAFAT ILMU

download FILSAFAT ILMU

of 46

Transcript of FILSAFAT ILMU

FILSAFAT ILMU

OLEH: DR. ZAINAL A ARIEF, M.Sc

PENGANTARBerbicara tentang apa yang disebut Ilmu Pengetahuan termasuk pemberian definisinya, definisinya, ternyata tidak semudah dengan apa yang kita perkirakan. perkirakan. Dalam bukunya De Opbouw van de Wetenschap (1980) yang kemudian disusul dengan filosofie van de Wetenschappen (1986) Van Peursen menyatakan bahwa dahulu orang lebih mudah memberikan batasan bagaimana ilmu pengetahuan didefinisikan daripada sekarang. sekarang.

POHON PENGETAHUANPerkembangan filsafat itu sendiri telah mengantarkan adanya suatu konfigurasi dengan menunjukkan bagaimana pohon ilmu pengetahuan pengetahuan telah tumbuh mekar dan bercabang dengan subur. Masing-masing subur. Masingcabang melepaskan diri dari akarnya mengikuti metodologinya sendiri-sendiri. sendiri-sendiri.

ILMUPENGETAHUAN

FILSAFAT

PENGERTIAN FILSAFATFilsafat secara etimologis berasal dari bahasa Yunani Philosophia, Philos Philosophia, artinya suka, cinta atau kecenderungan suka, pada sesuatu, sedangkan Sophia artinya sesuatu, kebijaksanaan. kebijaksanaan. Dengan demikian secara sederhana filsafat dapat diartikan cinta atau kecenderungan pada kebijaksanaan. kebijaksanaan.

FILSAFAT BERDASARKAN WATAK DAN FUNGSINYA DAPAT DIKLASIFIKASIKAN SEBAGAI BERIKUT;

Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara tidak kritis (arti informal). informal). Filsafat adalah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi ( arti formal) Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan. keseluruhan. Artinya filsafat berusaha untuk mengkombinasikan hasil bermacambermacammacam sains dan pengalaman kemanusiaan sehingga menjadi pandangan yang konsisten tentang alam (arti spekulatif) spekulatif) Filsafat adalah analisi logis dari bahasa serta penjelesan tentang arti kata dankonsep. Corak filsafat yang demikian ini dinamakan dankonsep. juga logosentrisme. logosentrisme. Filsafat adalah sekumpulan problema yang langsung yang mendapat perhatian dari manusia dan yang dicarikan jawabannya oleh ahli-ahli filsafat. ahlifilsafat.

CIRI-CIRI BERPIKIR KEFILSAFATAN CIRIBerpikirkefilsafatan memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dibedakan dari bidang ilmu lain. Beberapa ciri berpikir kefilsafatan yang perlu diketahui antara lain: 1. Radikal, artinya berpikir sampai ke akar-akarnya, hingga Radikal, akar-akarnya, sampai pada hakikat atau subtansi yang dipikirkan. dipikirkan. 2. Universal, artinya pemikiran filsafat menyangkut pengalaman umum manusia. Kekhususan berpikir manusia. filsafati terletak pada aspek keumumnya. keumumnya. 3. Konseptual, artinya merupakan hasil generalisasi dan Konseptual, abstraksi pengalaman manusia. Misalnya apakah manusia. kebebasan itu ?

4. Koheren dan konsisten (runtut). Koheren artinya sesuai runtut). dengan kaidah-kaidah berpikir logis. Konsisten artinya tidak kaidahlogis. mengandung kontradiksi. kontradiksi. 5. Sistematik, artinya pendapat yang merupakan uraian Sistematik, kefilsafatan itu harus saling berhubungan secara teratur dan terkandung adanya maksud atau tujuan tertentu. tertentu. 6. Komprehensif, artinya mencahkup atau menyeluruh. Komprehensif, menyeluruh. Berpikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk menjelaskan alam semesta secara keseluruhan. keseluruhan. 7. Bebas, artinya sampai batas-batas yang luas, pemikiran Bebas, batasluas, filsafati boleh dikatakan merupakan hasil pemikiran yang bebas, bebas, yakni bebas dari prasangka-prasangka social, historis, prasangkahistoris, cultural, bahkan relijius. relijius. 8. Bertanggungjawab, artinya seseorang yang berfilsafat Bertanggungjawab, adalah orang yang berpikir sekaligus bertanggungjawab terhadap hasil pemikirannya, paling tidak terhadap hati pemikirannya, nuraninya sendiri. sendiri.

APAKAH PENGETAHUAN ITU?

Ilmu

.

BAGAIMANA CARANYA MEMPEROLEH PENGETAHUAN YANG BENAR?

PENGETAHUAN

Sumber Pengetahuan

Landasan Pengetahuan

SUMBER PENGETAHUAN2. EMPIRISME

1. RASIONALISME

3. INTUISI (BERPIKIR TANPA NALAR)

4.WAHYU

5. KRITERIA KEBENARAN

ILMUPENGETAHUAN

FILSAFAT

LANDASAN PENGETAHUAN ONTOLOGI

EPISTIMOLOGI

AKSIOLOGI

PENGETAHUAN AGAMA/MORAL

BAIK >< BURUK

PENGETAHUAN ESTETIKA

INDAH >< JELEK

PENGETAHUAN ILMU

ILMU ADALAH KUMPULAN PENGETAHUAN YANG TELAH DISUSUN SECARA KONSISTEN DAN KEBENARANNYA TELAH TERUJI SECARA EMPIRIS LINGKUP PENJELASAN TERBATAS PADA PENGALAMAN KARENA DAPAT DILAKUKAN PEMBUKTIAN TERJADI SPESIALISASI (KAPLING) YANG MERUPAKAN PENYEMPITAN LINGKUP BAHASAN MENJADI CABANG (BAHKAN RANTING) ILMU

BENAR>< SALAH

FILSAFAT ILMUMEMBAHAS HAKEKAT ILMU DAN MENJAWAB PERTANYAANPERTANYAANPERTANYAAN BERKAITAN DENGAN: 1. ONTOLOGI ILMU 2. EPISTEMOLOGI ILMU 3. AKSIOLOGI ILMU

ONTOLOGI1.

2.

3.

Asumsi merupakan landasan berpikir yangdianggap benar. yangdianggap benar. Ontologi adalah teori tentang apa, apa, tetamg keberadaan. keberadaan. Apa yang akan kita kaji, apa yang kita kaji, wacanakan

APA ILMU ITU? Kumpulan pengetahuan yang sudah teruji kebenarannya. kebenarannya. Ilmu bagian dari pengetahuan yang diperoleh melalui pengujian metode ilmiah. ilmiah. Fakta --- --- Ilmu hanya menguji fakta sebagaimana adanya. adanya.

JADI ONTOLOGIKEILMUAN YANG DIKAJI ADALAH FAKTA SEBAGAIMANA ADANYA, YANG DIKAJI DI SINI ADALAH PENGETAHUAN ILMIAH (SIFATNYA=ILMUWAN, BENDANYA= ILMU, WAN=ORANGNYA)

Apakah fakta itu? Fakta adalah itu? sekumpulan data yang dapat dilihat dan dirasakan oleh pancaindra. Artinya ilmu pancaindra. hanya mengkaji fakta sejauh yang dapat dilihat dan dijangkau oleh pancaindra Data adalah fakta yang sudah diklasifikasikan sesuai dengan karakteristik

EPISTEMOLOGIEpistemologi adalah teori tentang bagaimana bagaimana Epestemologi (bagaiman caranya metodologi) metodologi) Epestemologi = prosesnya metodenya

EPISTEMOLOGI ILMU

MEMBAHAS METODE ILMIAH(TERMASUK TULISAN ILMIAH)

DEDUCTO/LOGICO HIPOTHETICO VERIFIKACIO SARANA BERPIKIR ILMIAH

SARNA BERPIKIR ILMIAHAdalah alat yang membantu dalam berbagai langkah yang harus ditempuh: ditempuh: 1. Bahasa 2. Penalaran 3. Matematika, dan Matematika, 4. statistika

1.

Bahasa (ilmiah) berfungsi sebagai alat komunikasi ilmiah)dan integrasi. Komunikasi ilmiah bersifat jelas, obyektif integrasi. jelas, dan akurat.

2.

Penalaran adalah proses berpikir dalam menarikkesimpulan. kesimpulan. Ciri penalaran adalah mempunyai pola pikir (logika tertentu), analitik (intusi: tidak memiliki pola tertentu), intusi: pikir tertentu dan tidak analitik. Meskipun demikian, analitik. demikian, menurut Maslow intuisi merupakan peak experience, experience, menurut Nizsche merupakan intelegensia paling tinggi

3. Matematika merupakan Bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang disampaikan. disampaikan. Bersifat artifisial dan baru berarti setelah diberikan makna padalambang tsb. Bersifat kuantitatif yang tsb. memiliki daya prediktif dan kontrol (eksak dan akurat) akurat) yang tinggi. Sarana berpikir deduktif, dan memiliki tinggi. deduktif, kegunaan praktis. praktis.4. 5.

6.

statistik, statistik, cara berpikir induktif, pengujian hipotesis. induktif, hipotesis. Induktif adalah penarikan kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual Deduktif adalah penarikan kesimpulan yang bersifat khusus dari pernyataan yang bersifat umum. umum.

AKSIOLOGI 1Aksiologi adalah teori tentang nilai (value) value) Aksiologi (nilai guna/kegunaan=pragmatis) guna/kegunaan=pragmatis) Aksiologi berpihak pada moral, value, value, pragmatis. pragmatis. Aksiologi membahas kaitan ilmu dengan moral serta tanggung jawab ilmuwan. ilmuwan. Ilmu bebas nilai??? nilai???

AKSIOLOGI 2Ilmu tidak bebas nilai karena ilmu telah digunakan secara destruktif Ilmu berkembang pesat yang membuka kemungkinan penyalahgunaan dengan dampak negatif yang luar biasa Revolusi ilmu dalam bidang genetika yang sangat pesat tela mengubah manusia dan kemanusiaan. kemanusiaan.

AKSIOLOGI 3 (Tanggung jawab sosial ilmuwan) ilmuwan)Agar produk keilmuan sampai kpd kegunaan utk masyarakat. masyarakat. Memberikan perspektif yang benar mengenai untung rugi suatu produk keilmuan Memberi contoh dan teladan Menyadari bhw pilar masyarakat bukan hany ilmu dan teknologi. teknologi.

HAKEKAT KEBENARANADA 3 TEORI KEBENARAN 1. TEORI KOHERENSI 2. KORESPONDESI 3. TEORI PRAGMATISME

KEBENARAN ILMIAH LOGICO 2. HYPOTHETICO 3. VERIFIKATIF METODE ILMIAH: LOGICO HYPOTETICO1.

VERIFIKATIF

METODE ILMIAH

PERUMUSAN MASALAH KHASANAH PENGETAHUAN ILMIAH PENYUSUNAN KERANGKA BERFIKIR DITERIMA DITOLAK PERUMUSAN HIPOTESIS PENGUJIAN HIPOTESIS Logika Induktif STATISTIKA Logika Deduktif MATEMATIKA

METODE ILMIAHPERUMUSAN MASALAH

MATEMATIKA

Logika Deduktif

KHASANAH PENGETAHUAN ILMIAH

PENYUSUNAN KERANGKA BERFIKIR

PERUMUSAN HIPOTESIS

STATISTIKA

Logika Induktif

PENGUJIAN HIPOTESIS DITERIMA DITOLAK

KESIMPULAN

Filsafat ilmu adalah refleksi yang tidak pernah mengenal titik henti dalam menjelajahi kawasan ilmiah untuk mencapai kebenaran atau kenyataan, sesuatu yang memang tidak pernah akan habis difikirkan dan tidak pernah akan selesai diterangkan.

HAKIKAT ILMUAdalah sebab fundamental dari kebenaran universal yang implisit melekat di dalam dirinya. Dengan memahami Filsafat ilmu, berarti memamhami seluk-beluk ilmu yang paling mendasar sehingga dapat dipahami pula perspektif ilmu, kemungkinan perkembangannya, keterjalinan antar (cabang) ilmu yang satu dengan yang lain, simplikasi dan artifisialitasnya

Memasukan mata kuliah Filsafat Ilmu ke dalam kurikulum adalah tepat, dalam kerangka peningkatan mutu akademik, sebab filsafat ilmu adalah implisit dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi, dan implisit dalam paradigma manusia Indonesia seutuhnya yang di dalam penalarannya pertama-tama dan terutama harus mampu dan sanggup melakukan terobosan ke kawasan yang paling mendasar, ke kawasan untuk memahami hakikat ilmu sampai batas ultimate.

RENUNGANSejawat ilmuwan dari Universitas Padjadjaran Poespoprodjo dengan tegas mengatakan bahwa bagi para sarjana, lebih-lebih bagi para kandidat doctor, harinya sudah terlalu siang untuk tidak memahami hakikat ilmu, posisi ilmu, dalam cakrawala pengetahuan manusia, peran ilmu bagi eksistensi manusia.

Dengan memahami seluk beluk ilmu secara ilmiah-filsafati, tanpa harus menjadi seorang filsof, akan menjadikan diri kita masing-masing sebagai ilmuwan atau sarjana yang arif, terhindar dari kecongkakan intelektual yang memuakkan, dan terhindar dari arus yang memandang kebenaran ilmiah sebagai barang jadi, selesai, dan mandeg dalam kebekuan normative untuk diulang-ulang sebagai barang hafalan. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan petunjuk dan bimbingan-Nya kepada kita semua. Amien.

KLASIFIKASI DAN RELASI ANTAR ILMU-ILMU CABANGJaringan Inter-aksi untuk saling Menyapa Bukan Isolasi tetapi Diferensiasi.KLASIFIKASI *EMPIRIS ANALISIS JENIS ILMU NATURAL SCIENCE *Ilmu Hukum *Ilmu Psikologi *Ilmu Antropologi *Ilmu Alam HANDLANGS WISSENSCHAFT *Ilmu Politik *Ilmu Ekonomi *Ilmu Sosiologi HUMANIORA *Ilmu Agama *Ilmu Filsafat *Ilmu Bahsa *Ilmu Seni/Sastra *Ilmu Budaya EPISTEMOLOGI EMPIRIK *Observasi *Eksperimentasi *Komparasi HASILNYA INFORMASI DATA *Deskriptif *Erklaeren/menerangkan kondisi KEMANFAATANNYA Penguasaan/peramalan situasi TEKNIS

*SOSIAL KRITIS

INTELEKTUALISTIK RASIONALISTIK *Refleksi Kritis *Self Reflekction HERMENEUTIK *interpretasi *memahami (Verstehen) *menghayati makna melalui bahasa/teks/simbol

ANALISIS GEJALA/KECENDERUNGAN *Prediksi atas dasar asumsi *sebagai pedoman aksi MAKAN SUATU PERISTIWA SEBAGAIMANA TERCERMIN DALAM SIMBOL/TEKS *preskriptif *normatif

Penyadaran terhadap suatu situasi EMANSIPATORIS

*HISTORIS HERMENEUTIS

Pengembangan inter-subyek atas dasar pemahaman bersama PRAKSIS

INTER-RELASI SALING MENYAPA *mencegah II dari bahaya penciptaan mitos-mitos yang timbul karena sosio-analisis yang terlalu ideologis mencegah III dari bahaya subyektivisme yang timbul karena interpretasi yang terlalu dogmatis. *mencegah I dari bahaya pengelabuan kesadaran mitos-mitos scientism mencegah III dari bahaya kebutaan persepsi bahwa ada perbedaan antara dunia obyektif dan kesadaran subyektif. *mencegah I dari bahaya determinisme/naturalism yang berlebihan mencegah II dari rasionalisme/kritisisme yang tanpa arah.

Disadur dengan modifikasi seperlunya dari buku Ignas Kleden. Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan. LP3ES, Jakarta, 1987:36.

HAKEKAT BERPIKIR

MENGENAL FILSAFAT(Pertemuan 3 & 4)

1. Mengenal Filsafat 2. Ke arah pemikiran filsafat 3. Filsafat Logika

PERKEMBANGAN DAN FUNGSI OTAK (pertemuan 10)1. Fungsi Belahan Otak Kiri

2. Fungsi Belahan Otak kanan

PENALARAN

SARANA BERPIKIR ILMIAH

KERANGKA BERPIKIR ILMIAH