Filsafat ilmu

13
Aryadi Rachman, S.Pd Filsafat Ilmu

Transcript of Filsafat ilmu

Page 1: Filsafat ilmu

Aryadi Rachman, S.Pd

Filsafat Ilmu

Page 2: Filsafat ilmu

Ada tidaknya kebenaran !

Kebenaran itu apa ?

Page 3: Filsafat ilmu

Istilah “Benar” menyangkut isi pengetahuan itu sendiri, sedangkan

“Tepat” berkenaan dengan jalan yang ditempuh untuk mencapai

pengetahuan yang dianggap benar itu, maka menyangkut cara kerja.

Benar dan Tepat

Page 4: Filsafat ilmu

Ada tiga arti cara kerja ilmu-ilmu empiris yang dapat dikatakan tepat :

1. Tepatnya cara kerja penemuan, baik dalam proses terjadinya ilmu-ilmu maupun dalam penyampaian hasilnya secara didaktis. Umpamanya dalam buku-buku pelajaran tentang fisika, dan percobaan yang dilakukan. Cara kerja ini merupakan jalan melalui hipotesa-hipotesa menuju hukum-hukum dan bahkan teori. Dengan begitu merupakan jalan dari bawah ke atas (induksi)

2. Tepatnya cara kerja dalam penerapan hasil ilmu, yaitu dari atas kebawah (deduksi).

3. Hanya untuk ilmu-ilmu kemanusiaan: tepatnya kesadaran akan hubungan timbal balik antara subyek pengetahuan dengan objeknya, yakni pendekatan khusus subjek pada objeknya. Di sini yang dimaksud adalah pendekatan dialektis yang menandai cara kerja ilmu-ilmu kemanusiaan

Page 5: Filsafat ilmu

Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan manusia. Sebagai nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat

manusiawi atau martabat kemanusiaan (human dignity) selalu berusaha “memeluk”

suatu kebenaran

Kebenaran

Page 6: Filsafat ilmu

Berdasarkan ruang lingkup potensi subjek, maka susunan tingkatan kebenaran itu menjadi :

• Tingkatan kebenaran indera adalah tingkatan yang paling sederhana dan pertama yang dialami manusia.

Teori Corespondence, menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu kedaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju/ dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut

Page 7: Filsafat ilmu

• Tingkatan ilmiah, pengalaman-pengalaman yang didasarkan disamping melalui indera, diolah pula dengan rasio.

Teori korispodensi (corespondence theory of truth), menerangkan bahwa kebenaran atau sesuatu kedaan benar itu terbukti benar bila ada kesesuaian antara arti yang dimaksud suatu pernyataan atau pendapat dengan objek yang dituju/ dimaksud oleh pernyataan atau pendapat tersebut

Page 8: Filsafat ilmu

• Tingkat filosofis, rasio dan pikir murni, renungan yang mendalam mengolah kebenaran itu semakin tinggi nilainya.

Teori Pragmatisme, Paragmatisme menguji kebenaran dalam praktek yang dikenal para pendidik sebagai metode project atau metode problem olving dai dalam pengajaran. Mereka akan benar-benar hanya jika mereka berguna mampu memecahkan problem yang ada. Artinya sesuatu itu benar, jika mengembalikan pribadi manusia di dalam keseimbangan dalam keadaan tanpa persoalan dan kesulitan. Sebab tujuan utama pragmatisme ialah supaya manusia selalu ada di dalam keseimbangan, untuk ini manusia harus mampu melakukan penyesuaian dengan tuntutan-tuntutan lingkungan

Page 9: Filsafat ilmu

• Tingkatan religius, kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan yang Maha Esa dan dihayati oleh kepribadian dengan integritas dengan iman dan kepercayaan.

• Kebenaran Religius, Kebenaran tak cukup hanya diukur dengan rasio dan kemauan individu. Kebenaran bersifat objective, universal, berlaku bagi seluruh umat manusia, karena kebenaran ini secara antalogis dan oxiologis bersumber dari Tuhan yang disampaikan melalui wahyu

Page 10: Filsafat ilmu

Bahwa kebenaran itu sangat ditentukan oleh potensi subyek kemudian pula tingkatan validitas. Kebenaran ditentukan oleh potensi subyek yang berperanan di dalam penghayatan atas sesuatu itu.

Bahwa kebenaran itu adalah perwujudan dari pemahaman (comprehension) subjek tentang sesuatu terutama yang bersumber dari sesuatu yang diluar subyek itu realita, peristiwa, nilai-nilai (norma dan hukum) yang bersifat umum.

Page 11: Filsafat ilmu

Bahwa kebenaran itu ada yang relatif terbatas, ada pula yang umum. Bahkan ada pula yang mutlak, abadi dan universal. Wujud kebenaran itu ada yang berupa penghayatan lahiriah, jasmaniah, indera, ada yang berupa ide-ide yang merupakan pemahaman potensi subjek (mental, rasio, intelektual).

Bahwa substansi kebenaran adalah di dalam antar aksi kepribadian manusia dengan alam semesta. Tingkat wujud kebenaran ditentukan oleh potensi subjek yang menjangkaunya.

Semua teori kebenaran itu ada dan dipraktekkan manusia di dalam kehidupan nyata. Yang mana masing-masing mempunyai nilai di dalam kehidupan manusia.

Page 12: Filsafat ilmu

Kebenaran mutlak Agama (Dari Tuhan), Kebenaran Filsafat (Dari Para Ilmuwan Filsafat), Kebenaran

hati nurani (dari lubuk hati yang paling dalam/hati nurani) Kebenaran psikologis (dari ilmuwan psi),

Kebenaran teoritis (Dari para ilmuwan), Kebenaran Praktis (dari para peneliti), Kebenaran sains dan

teknologi (dari pakar sains dan teknologi), Kebenaran sosial (dari pakar sosial), Kebenaran

politik (dari politikus), Kebenaran ekonomi (dari ekonomi), Kebenaran hukum (dari pakar hukum),

Kebenaran bisnis dari (bisnisman). Kebenaran individual dari (individu masing-masing), kebenaran emosional (dari emosi masing-masing). dan masih

banyak lagi kebenaran

Page 13: Filsafat ilmu

Atas Perhatiannya saya ucapkan terima kasih

Wasalam