Filsafat Ilmu

29
Review Materi Filsafat Ilmu Dalam berpikir manusia pasti mengacu pada pengetahuan-pengetahuan sebelumnya. Berpikir berarti proses bergeraknya suatu pengetahuan menuju pengetahuan lain. Sehingga dapat dipastikan bahwa semua pengetahuan memiliki dasar. Jika yang menjadi dasar dari suatu pengetahuan tidak dapat diterima kebenarannya maka semua pengetahuan yang berpijak pada hal tersebut juga tidak dapat diterima kebenarannya. Penelaahan atau pengkajian terhadap apa-apa yang menjadi dasar dari pikiran manusia disebut dengan filsafat. Dari pengertian tersebut maka filsafat mempunyai karakteristik berpikir secara mendasar tentang segala sesuatu sampai kepada akar permasalahannya sehingga diketahui hakikat dari segala sesuatu yang dikaji. Karena filsafat membahas hal yang mendasar inilah maka ia sering disebut sebagai The Mother of science (ibunya ilmu). Ilmu adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang suatu objek tertentu. Sedangkan pengetahuan adalah tercerminnya suatu realitas dalam benak atau pikiran manusia. Dengan denikian kita dapat mengartikan bahwa Ilmu Ekonomi (misalnya) adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang upaya manusia memenuhi kebutuhannya dengan sumber daya yang ada. Filsafat Ilmu dengan demikian dapat kita artikan sebagai penelaahan atau pengkajian secara mendalam terhadap dasar-dasar suatu ilmu. Hal ini sangat penting, sebagaimana dikatakan di atas jika yang menjadi dasar suatu ilmu tidak dapat dibenarkan maka apapun yang ada diatasnya (yang merujuk) kepadanya juga tidak dapat dibenarkan. Ibaratnya adalah suatu bangunan yang berdiri diatas pondasi yang lemah maka bangunan itu akan runtuh. Dalam pembahasan filsafat ilmu ada tiga segi yang dibahas yaitu: 1. Ontologi (Apa yang menjadi obyek suatu ilmu), 2. Epistemologi (cara mendapatkan ilmu), dan 3. Aksiologi (Untuk apa ilmu tersebut?). 1

Transcript of Filsafat Ilmu

Page 1: Filsafat Ilmu

Review Materi Filsafat Ilmu

Dalam berpikir manusia pasti mengacu pada pengetahuan-pengetahuan sebelumnya. Berpikir berarti proses bergeraknya suatu pengetahuan menuju pengetahuan lain. Sehingga dapat dipastikan bahwa semua pengetahuan memiliki dasar. Jika yang menjadi dasar dari suatu pengetahuan tidak dapat diterima kebenarannya maka semua pengetahuan yang berpijak pada hal tersebut juga tidak dapat diterima kebenarannya.

Penelaahan atau pengkajian terhadap apa-apa yang menjadi dasar dari pikiran manusia disebut dengan filsafat. Dari pengertian tersebut maka filsafat mempunyai karakteristik berpikir secara mendasar tentang segala sesuatu sampai kepada akar permasalahannya sehingga diketahui hakikat dari segala sesuatu yang dikaji. Karena filsafat membahas hal yang mendasar inilah maka ia sering disebut sebagai The Mother of science (ibunya ilmu).

Ilmu adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang suatu objek tertentu. Sedangkan pengetahuan adalah tercerminnya suatu realitas dalam benak atau pikiran manusia. Dengan denikian kita dapat mengartikan bahwa Ilmu Ekonomi (misalnya) adalah kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang upaya manusia memenuhi kebutuhannya dengan sumber daya yang ada.

Filsafat Ilmu dengan demikian dapat kita artikan sebagai penelaahan atau pengkajian secara mendalam terhadap dasar-dasar suatu ilmu. Hal ini sangat penting, sebagaimana dikatakan di atas jika yang menjadi dasar suatu ilmu tidak dapat dibenarkan maka apapun yang ada diatasnya (yang merujuk) kepadanya juga tidak dapat dibenarkan. Ibaratnya adalah suatu bangunan yang berdiri diatas pondasi yang lemah maka bangunan itu akan runtuh.

Dalam pembahasan filsafat ilmu ada tiga segi yang dibahas yaitu:1. Ontologi (Apa yang menjadi obyek suatu ilmu), 2. Epistemologi (cara mendapatkan ilmu), dan 3. Aksiologi (Untuk apa ilmu tersebut?).

1

Page 2: Filsafat Ilmu

Ontologi

Ontologi membahas tentang apa yang diketahui oleh manusia. Karena tak mungkin "yang tiada" memberikan efek pada pikiran manusia, maka pasti yang tercermin dalam pikiran manusia adalah suatu realitas.

Realitas (kenyataan) adalah segala sesuatu yang ada. Untuk memudahkan pemahaman manusia, kenyataan diidentifikasi menjadi dua hal yaitu kenyataan yang bisa diukur oleh manusia dan yang tidak bisa diukur oleh manusia.

Yang bisa diukur secara kuantitatif oleh manusia disebut sebagai kenyataan materi, sedangkan kenyataan yang tidak bisa diukur secara kuantitatif manusia disebut sebagai kenyataan non-materi.. Dengan kata lain materi adalah kenyataan yang bisa diindera dan non materi adalah sebaliknya.

Realitas materi mempunyai banyak ciri-ciri yaitu;1. Terbatas ruang dan waktu2. Dapat dibagi3. Tersusun oleh sesuatu yang lain4. Memiliki ukuran kuantitatif / dapat diukur secara kuantitatif

Contoh dari realitas materi adalah kursi, mobil, pesawat, darah, atom dan lain sebagainya. Realitas non-materi mempunyai ciri kebalikan dari materi. Contoh dari realitas non-materi adalah akal, jiwa, pikiran dll.

Pentingnya pembahasan ontologis berkaitan dengan pembuktian kebenaran pikiran dari isi yang dikandung oleh pikiran. Apakah sebuah pengetahuan sesuai dengan realitas atau tidak. Jika tidak maka pengetahuan tersebut bernilai salah.

Selain itu ontologi juga digunakan untuk menetapkan batas-batas dari obyek pengetahuan atau ilmu yang sedang dibahas. Jika obyeknya adalah materi maka batasannya juga harus materi. Jika obyeknya non materi maka batasannya juga non-materi.

Dengan mengetahui hakikat dari apa yang kita bahas maka kita dapat membatasi bahasan kita dengan hakikat yang kita ketahui. Jika kita membahas tentang kursi misalnya, maka kita dapat membatasi kursi dengan hakikat-hakikat kursi itu, misalnya bahwa kursi mempunyai berat, luas, dapat dibagi dan lain sebagainya.

2

Page 3: Filsafat Ilmu

Epistemologi

Epistemologi membahas tentang bagaimana seorang manusia mendapatkan pengetahuan. Pentingnya pembahsan ini berkaitan dengan apakah suatu ilmu apakah ia dididapat dengan cara yang bisa didapatkan orang lain atau tidak. Jika tidak dapat diketahui orang lain maka pengetahuannya tidak dapat dipelajari oleh orang lain.

Secara garis besar, dalam epistemologi cara mendapatkan pengetahuan ada dua yaitu secara ilmiah dan secara tidak ilmiah. Pengetahuan secara ilmiah bukan berarti lebih benar dari pengetahuan secara tidak ilmiah. Pembagian ini hanya didasarkan pada dapat atau tidaknya semua orang memperoleh pengetahuan tersebut.

Pengetahuan secara ilmiah didapat melalui dua hal yaitu secara rasional dan empiris. Pengetahuan secara rasional berkaitan dengan cara mendapatkan pengetahuan berdasarkan kaidah-kaidah berpikir. Sedangkan pengetahuan secara empiris berkaitan dengan apakah suatu pengetahuan sesuai dengan kenyataan empirik.

Semua manusia dapat melakukan kedua hal tersebut karena semua manusia memiliki potensi akal sekaligus potensi inderawi. Potensi akal manusia mutlak sama. Sedangkan potensi inderawi manusia tidak mutlak sama tetapi mempunyai kemiripan yang erat.

Pengetahuan yang didapatkan secara tidak ilmiah bisa terjadi dengan berbagai cara seperti melalui wahyu, intuisi, perasaan dan informasi dari orang yang dipercaya. Pengetahuan yang didapatkan dengan cara ini tidak dapat dipelajari oleh semua orang. Ia membutuhkan kebenaran ilmiah untuk meyakinkan orang-orang yang tidak mengalami hal yang sama dengan orang yang mempercayainya.

3

Page 4: Filsafat Ilmu

Aksiologi

Aksiologi membahas tentang nilai suatu pengetahuan. Nilai dari sesuatu tergantung pada tujuannya. Maka pembahasan tentang nilai pengetahuan tidak dapat dipisahkan dari tujuannya.

Masing-masing manusia memang mempunyai tujuan sendiri. Namun pasti ada kesamaan tujuan secara obyektif bagi semua manusia. Begitu juga dengan pengetahuan. Semua pengetahuan memiliki tujuan objektif.

Tujuan dari pengetahuan adalah untuk mendapatkan kebenaran. Maka nilai dari pengetahuan atau ilmu adalah untuk mendapatkan kebenaran. Hal ini terlepas dari kebenaran yang didapatkan untuk tujuan apa. Apakah untuk memperbaiki atau untuk merusak diri.

Dalam menilai sebuah kebenaran ada dua pandangan yang berbeda. Pertama adalah pandangan bahwa kebenaran bersifat mutlak (absolutisme), sedang pandangan kedua menyatakan bahwa kebenaran bersifat relatif (Relativisme).

Pembahasan tentang aksiologi begitu penting karena jika pengetahuan yang didapat manusia tidak dapat dipastikan atau dimutlakkan kebenarannya, maka bagaimana mungkin manusia dapat menyusun sebuah ilmu? Bagaimana manusia akan menentukan pilihan jika antara satu pilihan dengan yang lain bernilai sama, yaitu relatif?

Pengertian relatif adalah jika sesuatu memiliki nilai yang berubah-ubah jika dibanding dengan sesuatu yang berbeda-beda. Misalnya 5 meter akan relatif panjang jika dibandingkan dengan 1 meter dan juga relatif pendek jika dibandingkan dengan 10 meter. Ketika manusia berpikir, maka pembanding dari pikiran tidak berubah-ubah yaitu kenyataan itu sendiri. Sehingga suatu pengetahuan hanya akan dihukumi dengan nilai benar atau salah. Jika suatu pengetahuan sesuai dengan realitasnya maka pengetahuan tersebut benar, begitu juga sebaliknya. Pembandingan kebenaran suatu pengetahuan dengan pengetahuan lain yang berbeda-beda akan bernilai relatif.

4

Page 5: Filsafat Ilmu

Pengetahuan

Emmanuel Kant mengatakan bahwa apa yang kita katakan rasional itu ialah suatu pemikiran yang masuk akal tetapi menggunakan aturan hukum alam. Dengan kata lain, menurut Kant rasional itu ialah kebenaran akal yang diukur dengan hukum alam.

Kesimpulannya:1. Sesuatu yang rasional ialah sesuatu yang mengikuti / sesuai dengan hukum alam.2. Yang tidak rasional ialah yang tidak sesuai dengan hukum alam3. Kebenaran akal diukur dengan hukum alam

Jadi, di sini, akal itu sempit aja, hanya sebatas hukum alam. Itulah sebabnya kita dapat mengatakan bahwa pemikiran yang rasional sebenarnya belum dapat disebut pemikiran tingkat sangat tinggi. Pemikiran rasional belum mampu mengungkap sesuatu yang tidak dapat diukur dengan hukum alam.

Oleh karena itu, dalam matakuliah Filsafat Pengetahuan (Philosophy of Knowledge) yang didiskusikan tidak hanya pengetahuan sain (science), tapi seluruh pengetahuan termasuk yang “aneh-aneh” seperti pelet, kebal, santet, dan lain-lain. Manusia ingin tahu lantas ia mencari. hasilnya ia tahu sesuatu. Sesuatu itulah yang disebut pengetahuan, jadi pengetahuan ialah semua yang diketahui, titik.

Tujuannya agar kita dapat memperlakukan masing-masing pengetahuan itu sesuai kaplingnya. Pengetahuan sain ialah pengetahuan yang rasional dan didukung bukti empiris. Namun, gejala yang paling menonjol dalam pengetahuan sain adalah adanya bukti empiris itu. Pengetahuan sain itu mempunyai paradigma dan metode tertentu. Paradigmanya disebut paradigma sain (scientific paradigm) dan metodenya disebut metode ilmiah (metode sain, scientific method). Formula utama dalam pengetahuan sain adalah buktikan bahwa itu rasional dan tunjukan bukti empiris-nya.

Logis dan Rasional

Kebenaran logis terbagi dua, pertama logis-rasional, seperti yang telah diuraikan diatas, kedua logis-supra-rasioanal. Logis-supra-rasional ialah pemikiran akal yang kebenarannya hanya mengandalkan argumen, ia tidak diukur dengan hukum alam. Bila argumennya masuk alkal maka ia benar, sekalipun melawan hukum alam. Dengan kata lain ukuran kebenaran logis-supra-rasional ialah logika yang ada di dala susunan argumennya. Kebenaran logis-supra-rasional itu ialah kebenaran yang masuk akal sekalipun melawan hukum alam.

Kita dapat membuat beberapa ungkapan sebagai berikut:1. Yang logis ialah yang masuk akal.2. Yang logis itu mencakup yang rasional dan yang supra-rasional.3. Yang rasiona ialah yang masuk akal dan sesuai dengan hukum alam.

5

Page 6: Filsafat Ilmu

4. Yang supra-rasional ialah yang masuk akal meski tidak sesuai hukum alam.5. Istilah logis bisa dipakai dalam pengertian rasional atau pun supra-rasional.

Pengetahuan Sains

Ontologi sain membahas hakikat dan struktur sain. Epistemologi sain difokuskan pada cara kerja metode ilmiah. Sedangkan pembahasan aksiologi sain diutamakan pada cara sain menyelesaikan masalah yang dihadapi manusia.

Hakikat pengetahuan sain pertama, masalah rasional. Hipotesis harua berdasarkan rasio, dengan kata lain hipotesis harus rasional. Dalam hal hipotesis yang saya ajukan itu rasionalnya ialah: untuk sehat diperlukan gizi, telur banyak mengandung gizi, karena itu, logis bila semakin banyak makan telur maka semakin sehat.

Hipotesis saya itu belum diuji kebenarannya. Kebenarannya barulah dugaan. Tetapi hipotesis yang telah mencukupin dari segi kerasionalannya. Dengan kata lain, hipotesisnya itu rasional. Kata ”rasional” di sini menunjukan adanya hubungan pengaruh atau hubungan sebab akibat.

Kedua, masalah empiris. Cara kerja saya dalam memperoleh teori itu adalah cara kerja metode ilmiah. Rumus baku metode ilmiah ialah: logico-hypothetico-verificatif (buktikan bahwa itu logis, tarik hipotesis, ajukan bukti empiris).

Pada dasarnya carakerja sain adalah mencari hubungan sebab-akibat atau mencari pengaruh sesuatu terhadap yang lain. Asumsi dasar sain adalah tidak ada kejadian tanpa sebab.

Asumsi ini oleh Fred N. Kerlinger (Foundation of behavior research, 1973;378) dirumuskan dalam ungkapan post hoc, ergo propter hoc (ini tentu disebabkan oleh ini). Asumsi ini benar bila sebab akibat itu memiliki hubungan rasional.

6

Page 7: Filsafat Ilmu

Ilmu atau sain dibagi dua, yaitu sain kealaman dan sain sosial.

1. Sain Kealaman• Astronomi• Fisika: mekanika, bunyi, cahaya dan optik, fisika nuklir• Kimia: kimia organik, kimia teknik• Ilmu bumi: paleontologi, ekologi, geofisiks, geokimia, mineralogi, geografi• Ilmu hayat: biofisika, botani, zoologi

2. Sain Sosial• Sosiologi: sosiologi komunikasi, sosiologi politik, sosiologi pendidikan• Antropologi: antropologi budaya, antropologi ekonomi, anropologi politik• Psikologi: psikologi pendidikan, psikologi anak, psikologi abnormal• Ekonomi: ekonomi makro, ekonomi lingkungan, ekonomi pedesaan• Politik: politik dalam negeri, politik hukum, politik internasional

Epistemologi Sain

Pada bagian ini diuraikan objek pengetahuan sain, cara memperoleh pengetahuan sain dan cara mengukur benar-tidaknya pengetahuan saui.

Objek pengetahuan sain (yaitu objek-objek yang diteltit sain\0 ialah semua objek yang empiris. Jujun F. Suriasumantri (Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, 1994;105) menyatakan bahwa objek kajian sain hanyalah objek yang berada pada ruang lingkup pengalaman manusia. Yang dimaksud pengalaman disini ialah pengalaman indera.

Objek kajiani sain haruslah objek-objek yang empiris sebab bukti-bukti yang harus ia temukan adalah bukti-bukti yang empiris. Bukti empiris ini diperlukan untukmenguji bukti rasional yang telah dirumuskan dalam hipotesis.

7

Page 8: Filsafat Ilmu

PENGETAHUAN FILSAFAT

Poedjawijatna (Pembimbing ke alam filsafat, 1974:11), mendefenisikan filsafat sebagai sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab yang sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu berdasarkan akal pikiran belaka.

Filsafat terdiri atas tiga cabang yaitu : Ontologi, epistemologi dan aksiologi. Ontologi membicarakan hakikat (segala sesuatu), in berupa pengetahuan tentang hakikat segala sesuatu. Epistemologi, cara memperoleh pengetahuan itu. Aksiologi, membicarakan guna pengetahuan itu. Salah satu filsafat yang masih baru ialah filsafat perenial, adalah filsafat yang dipandang dapat menjelaskan segala kejadian yang bersifat hakiki, menyangkut kearifan yang diperlukan dalam menjalani hidup benar, yang menjadi hakikat seluruh agama dan tradisi benar spiritualitas manusia. Adanya suci atau yang satu dalam seluruh manifestasinya seperti dalam agama, filsafat, seni, dan sain. Pembicaraan mengenai objek utama filsafat perennial tentu akan sulit bila tidak dihubungkan dengan alam ciptaan Tuhan. Filsafat perennial melihat dua kecenderungan dalam manusia, yaitu Aku-Objek yang bersifat terbatas dan Aku-subject yang dalam kesadarannya tentang keterbatasan ini mampu membuktikan bahwa dalam dirinya sendiri ia bebas dari keterbatasannya. Filsafat perenial bukan berarti tidak menghargai akal. Namun dalam menghargai akal itu yang dihargai ialah orang yang menggunakannya bukan pada kemampuan akal itu

Filsafat perennial bukan berarti tidak menghargai akal.Nzmun dalam menghargai akal itu yang dihargai ialah orang yang menggunakannya bukan pada kemampuan akal itu. Etika adalah kumpulan petunjuk untuk mengefektifkan usaha transformasi diri yang akan memungkinkan untuk mengalami dunia dengan cara baru. Isi etika adalah bentuk-bentuk kerendahhatian, kedermawanan, ketulusan.

________________________________________________________________

8

Page 9: Filsafat Ilmu

HAKIKAT ILMU DALAM DISIPLIN AKADEMIS(Oleh: MAHMUD SAEFI. Guru SMP N 5 CILACAP)

Pengantar

Sejak awal sejarah ternyata manusia menggunakan akal budi dan fikirannya untuk mencari tahu apa sebenarnya yang ada dibalik segala kenyataan (realitas) itu. Proses itu mencari tahu itu menghasilkan kesadaran, yang disebut pengetahuan. Jika proses itu memiliki ciri-ciri metodis, sistematis dan koheren, dan cara mendapatkannya dapat dipertanggung-jawabkan, maka lahirlah ilmu pengetahuan.

Ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang (1) disusun metodis, sistematis dan koheren (bertalian) tentang suatu bidang tertentu dari kenyataan (realitas), dan yang (2) dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu di bidang (pengetahuan) tersebut.

Makin ilmu pengetahuan menggali dan menekuni hal-hal yang khusus dari kenyataan (realitas), makin nyatalah tuntutan untuk mencari tahu tentang seluruh kenyataan (realitas).

Dalam kehidupan sehari-hari Ilmu pengetahuan, yang kadang disebut sains, merupakan komponen terbesar yang diberikan sebagai mata pelajaran dalam semua tingkatan pendidikan di samping humaniora dan agama.

Mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dari mulai pendidikan anak usia dini sampai perguruan tinggi ada banyak sekali cabang disiplin ilmu. Perkembangan ilmu pengetahuan sebagai disiplin akademik tersebut semakin lama semakin berkembang seiring munculnya ilmu-ilmu baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu pengetahuan baru bahkan kearah ilmu pengetahuan yang lebih khusus lagi seperti spesialis bidang tertentu.

Untuk memberikan gambaran tentang begitu banyaknya disiplin ilmu dan bidang-bidang kajiannya, maka perlu adanya pembahasan khusus tentang hal tersebut. Salah satu upaya pembahasan, makalah ini disusun untuk menuju jalan pemahaman disiplin akademik yang dimaksud di atas.

Hakikat Ilmu

Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakan ilmu dengan pengetahuan-pengetahuan lainnya. Ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan yaitu gabungan antara berpikir secara rasional dan empiris (Suriasumantri, 1984b).

9

Page 10: Filsafat Ilmu

Hal senada diungkapkan oleh Adisusilo (1983) yang menyatakan bahwa Ilmu pengetahuan atau science adalah suatu proses untuk menemukan kebenaran pengetahuan. Karena itu, ilmu pengetahuan harus mempunyai sifat ilmiah, yaitu pengetahuan yang diperoleh secara metodis, sistematis, dan logis. Metodis maksudnya adalah bahwa pengetahuan itu diperoleh dengan cara kerja yang terperinci, baik yang bersifat induktif maupun deduktif, sesuai dengan tahapan-tahapan metode ilmu, misalnya dimulai dengan observasi, perumusan masalah, mengumpulkan dan mengklasifikasi fakta, membuat generalisasi, merumuskan hipotesis, dan membuat verifikasi.

Sementara itu, Gie (1984) menyatakan bahwa pemahaman terhadap konsepsi ilmu yang sistematik dan lengkap hendaknya mencakup segi-segi denotasi (cakupan), konotasi (ciri penentu), dan dimensi (keluasan). Ketiga segi tersebut perlu dibedakan secara tegas dan tidak dicampuradukkan dalam pembahasan tentang ilmu.

Menurut Suriasumantri (1984a) ciri-ciri keilmuan didasarkan pada jawaban yang diberikan ilmu terhadap tiga pertanyaan pokok yang mencakup apa yang ingin kita ketahui (ontologis), bagaimana cara mendapatkan pengetahuan tersebut (epistemologi), dan apa nilai kegunaannya bagi kita (axiologi). Dalam hal ini, falsafah mempelajari masalah ini sedalam-dalamnya dan hasil pengkajiannya merupakan dasar dari eksistensi atau keberadaan ilmu.

Ontologi membahas tentang apa yang kita ketahui dan seberapa jauh kita ingin tahu. Kemudian, bagaimana cara kita mendapatkan pengetahuan mengenai obyek tersebut ? Untuk menjawab pertanyaan ini kita berpaling kepada epistemologi, yakni teori pengetahuan (Suriasumantri,1984a). Menurut Pranarka (1987), orang perlu mencari dan mempertanyakan dasar-dasar dari ilmu itu, terutama menunjukkan legitimasi epistemologinya. Selanjutnya, jawaban untuk pertanyaan ketiga tentang nilai kegunaan pengetahuan, berkaitan dengan axiologi yakni teori tentang nilai. Setiap bentuk buah pemikiran manusia dapat dikembalikan pada dasar-dasar ontologi, epistemologi, dan axiologi dari pemikiran yang bersangkutan.

Secara lebih rinci, Suriasumantri (1984b dan 1984c) menyatakan bahwa tiap-tiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh pengetahuan yang disusunnya. Komponen tersebut adalah ontologi, epistemologi, dan axiologi. Ontologi merupakan asas dalam menetapkan batas/ruang lingkup ujud yang menjadi objek penelaahan (objek formal dari pengetahuan) serta penafsiran tentang hakikat realitas (metafisika) dari objek formal tersebut. Epistemologi merupakan asas mengenai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi suatu tubuh pengetahuan. Sedangkan aksiologi merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan yang telah diperoleh dan disusun dalam tubuh pengetahuan tersebut.

Menurut Aristoteles (384-322 sM), pemikiran kita melewati 3 jenis abstraksi (abstrahere = menjauhkan diri dari, mengambil dari). Tiap jenis abstraksi melahirkan satu jenis ilmu pengetahuan dalam bangunan pengetahuan yang pada waktu itu disebut filsafat:

Aras abstraksi pertama - fisika. Kita mulai berfikir kalau kita mengamati. Dalam berfikir, akal dan budi kita “melepaskan diri” dari pengamatan inderawi segi-segi tertentu, yaitu “materi yang dapat dirasakan” (“hyle aistete”). Dari hal-hal yang partikular dan nyata, ditarik daripadanya hal-hal yang bersifat umum: itulah proses abstraksi dari ciri-ciri

10

Page 11: Filsafat Ilmu

individual. Akal budi manusia, bersama materi yang “abstrak” itu, menghasilan ilmu pengetahuan yang disebut “fisika” (“physos” = alam).

Aras abstraksi kedua - matesis. Dalam proses abstraksi selanjutnya, kita dapat melepaskan diri dari materi yang kelihatan. Itu terjadi kalau akal budi melepaskan dari materi hanya segi yang dapat dimengerti (“hyle noete”). Ilmu pengetahuan yang dihasilkan oleh jenis abstraksi dari semua ciri material ini disebut “matesis” (“matematika” – mathesis = pengetahuan, ilmu).

Aras abstraksi ketiga - teologi atau “filsafat pertama”. Kita dapat meng-"abstrahere" dari semua materi dan berfikir tentang seluruh kenyataan, tentang asal dan tujuannya, tentang asas pembentukannya, dsb. Aras fisika dan aras matematika jelas telah kita tinggalkan. Pemikiran pada aras ini menghasilkan ilmu pengetahuan yang oleh Aristoteles disebut teologi atau “filsafat pertama”. Akan tetapi karena ilmu pengetahuan ini “datang sesudah” fisika, maka dalam tradisi selanjutnya disebut metafisika.

Disiplin Akademis

Suatu disiplin akademik atau bidang studi, adalah suatu cabang pengetahuan yang diajarkan atau diteliti di tingkat perguruan tinggi. Disiplin-disiplin ini didefinisikan dan diakui oleh jurnal akademik yang mempublikasikan riset pada suatu bidang serta masyarakat terpelajar dan departemen atau fakultas akademik yang menjadi tempat para praktisi di bidang tersebut. Masing-masing bidang studi biasanya memiliki beberapa subdisiplin atau cabang yang garis batas antara masing-masing bidang tersebut sering kali bersifat buatan dan ambigu.

Ilmu alam:

a. Biologi– Aerobiologi– Anatomi– Biofisika– Bioinformatika– Biokimia– Biologi evolusioner– Biologi kelautan– Biologi manusia– Biologi molekular– Biologi sel– Biologi– Botani– Ekologi– Endokrinologi– Entomologi– Etnobotani– Fikologi– Fisiologi– Genetika

11

Page 12: Filsafat Ilmu

– Komunikasi hewan– Kriobiologi– Kronobiologi– Limnologi– Mikologi– Mikrobiologi– Neurosains– Paleontologi– Parasitologi– Patologi– Sistematika (Taksonomi)– Virologi– Xenobiologi– Zoologi

b. FisikaAkustikaAstrofisikaBiofisikaDinamika NewtonianDinamika fluidaDinamika kendaraanElektromagnetismeFisika atomik, molekul, dan optikFisika benda kondensiFisika fase padatFisika kedokteranFisika komputasiFisika kuantumFisika matematikaFisika molekulFisika nuklirFisika partikelFisika plasmaFisika teoriGeofisikaIlmu bahanKriogenikMekanikaMekanika statistikOptikTermodinamika

c. Ilmu Antariksa1) Astronomi Astrobiologi2) Astronomi3) Astrofisikaa) Gravitasi– Lubang hitamb) Medium antarbintangc) Simulasi numerik dalam

12

Page 13: Filsafat Ilmu

– Astrofisika plasma– Fisika galaksi– Astrofisika energi tinggi– Hidrodinamika– Magnetohidrodinamika– Pembentukan bintangd) Kosmologi fisike) Astrofisika bintang– Helioseismologi– Evolusi bintang– Nukleosintesis bintangf) Astronomi observasiAstronomi sinar gammaAstronomi inframerahAstronomi gelombang mikroAstronomi optikAstronomi radioAstronomi UVsinar-Xd. Ilmu BumiEdafologiGemologiGeodesiGeofisikaGeografiGeokimiaGeologiGeomorfologiGlasiologiHidrogeologiHidrologiIlmu keplanetanIlmu lingkunganIlmu tanahMeteorologiMineralogiOseanografiPaleontologiPedologiSedimentologi

e. KimiaBiokimiaIlmu bahanKimia analitikKimia anorganikKimia fisikKimia informatikaKimia komputasiKimia kuantumKimia organikKimia teori

13

Page 14: Filsafat Ilmu

2. Matematika dan KomputerMatematikaAljabarAnalisisGeometri and topologiLogika dan fundamental matematikaMatematika terapanTeori bilanganTeori probabilitasIlmu komputerAlgoritmaArsitektur komputerBahasa pemrogramanIlmu informasiInteraksi manusia-komputerJaringan komputerKeamanan dan kehandalan komputerKecerdasan buatanKomputasi dalam ilmu sosial, seni dan humaniora, serta profesiKomputasi dalam matematika, ilmu alam, teknik, dan kedokteranKomputasi kuantumKomputasi paralelKomputasi terdistribusiKomputer dan masyarakatKomputer grafisRekayasa perangkat lunakSistem informasi (informatika bisnis)Sistem operasiStruktur dataTeori komputasi

3. Ilmu SosialAntropologiAntropologi biologiAntropologi budayaAntropologi kedokteranAntropologi sejarahAntropologi linguistikArkeologiArkeologi Timur DekatArkeologi eksperimentalArkeologi kelautanArkeologi klasikEgiptologiEkonomiBioekonomiEkonometrikEkonomi IslamEkonomi eksperimentalEkonomi energi

14

Page 15: Filsafat Ilmu

Ekonomi evolusionerEkonomi feminisEkonomi fisikEkonomi hijauEkonomi institutionalEkonomi internationalEkonomi kesejahteraanEkonomi keuanganEkonomi komputasiEkonomi konsumenEkonomi lingkunganEkonomi manajerialEkonomi matematikaEkonomi moneterEkonomi perburuhanEkonomi perilakuEkonomi perkembanganEkonomi platformEkonomi politikEkonomi publikEkonomi real estateEkonomi sosialisEkonomi sumber dayaEkonomi transportasiEkonomi wirausahaGeografi ekonomiHukum dan ekonomiKeuangan publikMakroekonomiMikroekonomiNeuroekonomiOrganisasi industrialSejarah ekonomiSosioekonomiSosiologi ekonomiTeori perkembangan manusiaTeori permainanGeografiGeografi fisikGeografi lingkunganGeografi manusiaGeografi regionalKartografiIlmu politikAdministrasi publikAnalisis kebijakan/Kajian kebijakanCivicsEkonomi politikFilsafat politikHubungan internasionalKebijakan publik

15

Page 16: Filsafat Ilmu

Perbandingan politikPsefologiKajian etnikKajian genderKajian wilayahPsikologiEmosiIlmu kognitifIlmu perilakuKomunikasi intrapersonalNeuropsikologiParapsikologiPsikoanalisisPsikofisikPsikologi abnormalPsikologi biologisPsikologi diferensialPsikologi eksperimentalPsikologi evolusionerPsikologi forensikPsikologi kepribadianPsikologi kesehatanPsikologi klinisPsikologi kognitifPsikologi komunitasPsikologi kuantitatifPsikologi olahragaPsikologi organisasiPsikologi pendidikanPsikologi perkembanganPsikologi positifPsikologi sosialPsikologi terapanPsikometriSosiologiDemografi sosialEkologi manusiaEvaluasi programFungsionalismeGerakan sosialInformatika komunitasInteraksionismeKajian budayaKajian ilmuKajian ilmu dan teknologiKajian masa depanKetimpangan sosialKriminologiPerilaku kolektifPerkembangan ekonomiPerubahan sosial

16

Page 17: Filsafat Ilmu

SosiobiologiSosiologi agamaSosiologi bencanaSosiologi budayaSosiologi ekonomiSosiologi feminisSosiologi industrialSosiologi keluargaSosiologi komputasiSosiologi konflikSosiologi lingkunganSosiologi mediaSosiologi medisSosiologi murniSosiologi olahragaSosiologi pasarSosiologi pedesaan (rural)Sosiologi penyimpangan (deviant)Sosiologi perkotaan (urban)Sosiologi politikSosiologi publikSosiologi visualTeori sosial

4. HumanioraAgama1) Agama Abrahamik– Yudaisme– Kristen– Islam2) Agama Dharmik– Hinduisme– Buddhisme3) Agama Taoik4) Agama lain5) Ateisme dan humanisme6) Mitologi dan folklore7) Perbandingan agamaArsitektur, desain, dan seni terapanArsitekturDesain interiorDesain lansekap– Perencanaan perkotaanDesain busanaDesain industri (desain produk)Desain komunikasi visual– Desain grafis– Desain antarmuka penggunaDesain tekstilBahasa dan linguistikAnalisis diskursus

17

Page 18: Filsafat Ilmu

BahasaFilologiFonetikFonologiInterlinguistikKajian komposisiLinguistik historisLingustik komputasi/pemrosesan bahasa naturalMorfologiPragmatikRetorikaSejarah linguistikSemantikSemiotikSintaksisSosiolinguistikFilsafatEpistemologiEstetikaEtikaFilsafat akalFilsafat bahasaFilsafat logikaFilsafat politikFilsafat terapanTradisi dan mazhab filsafatMetafisikaSejarah filsafatSastraPerbandingan sastraPenulisan kreatifSastra duniaTeori sastraSejarahEtnohistoriSejarah AmerikaSejarah budayaSejarah diplomatikSejarah ekonomiSejarah EropaSejarah ilmu dan teknologiSejarah intelektualSejarah kunoSejarah militerSejarah modernSejarah TiongkokSeni pertunjukan_ Musik_ Tari_ Film dan televisi_ Teater

18

Page 19: Filsafat Ilmu

Seni Rupa1) Fotografi2) Kaligrafi3) Lukisan4) Menggambar5) Patung6) Sejarah seni7) Seni grafis8) Seni kreatif9) Seni murni10) Seni studio

5. lmu TerapanBisnisAdministrasi bisnisAdministrasi seniAkuntansiEtika bisnisHubungan industrial dan perburuhanKeuanganKewirausahaanManajemenManajemen perhotelanManajemen risiko dan asuransiHukumFilsafat hukumHukum IslamHukum KanonHukum YahudiHukum konstitusiHukum perdataHukum pidanaPerbandingan hukumYurisprudensiIlmu keluarga dan konsumenDesain interiorIlmu giziPendidikan konsumenPerumahanTekstilIlmu kesehatanFarmasiKedokteran hewanIlmu kesehatan terkait– Keperawatan– Ilmu gizi– Optometri– Fisioterapi– Patologi wicara dan bahasaIlmu kedokteran– Anestesi

19

Page 20: Filsafat Ilmu

– Endokrinologi– Epidemiologi– Forensik– Geriatri– Ginekologi– Hematologi– Ilmu bedah– Ilmu bedah orthopedi– Ilmu bedah saraf– Ilmu penyakit dalam– Kardiologi– Kedaruratan medis– Kedokteran gigi– Kedokteran olahraga– Kedokteran umum– Kesehatan masyarakat– Nefrologi– Neurologi– Obstetri– Oftalmologi– Onkologi– Otolaringologi– Patologi– Pediatri– Perawatan primer– Podiatri– Psikiatri– Psikologi– Pulmonologi– Radiologi– Rematologi– Traumatologi– UrologiIlmu militer1) Angkatan laut2) Angkatan udara3) Artileri4) Doktrin5) Etika militer6) Hukum militer7) Intelijen militer8) Kampanye militer9) Kedokteran militer10) Kepemimpinan11) Logistik12) Sejarah militer13) Strategi14) Taktik militer15) Teknik pertempuran16) Teori permainaIlmu perpustakaan dan museum

20

Page 21: Filsafat Ilmu

Arsitektur informasiBibliometrikaIlmu pengarsipanInformatikaMuseologiJurnalisme, media, dan komunikasiJurnalisme– Jurnalisme cetak– Jurnalisme media baru– Jurnalisme penyiaran– jurnalisme sastraKajian media– Media massa– Radio– TelevisiKomunikasi– Desain komunikasi– Hubungan masyarakat– Komunikasi hewan– Komunikasi lisan– Komunikasi massa– Komunikasi nonverbal– Pemasaran– Penulisan teknik– Periklanan– Propaganda– Teori informasiKesejahteraan sosialGerontologiKerja sosial kedokteranKerja sosial sekolahKesehatan mentalKesejahteraan anakPelayanan keluarga dan anakPemasyarakatanPraktik komunitasPendidikanKepemimpinan pendidikanKurikulum dan instruksiPsikologi pendidikanTeknologi pendidikanPertanian dan kehutananAgrologiAgronomiAkuakultur (perikanan)Apikultur (peternakan lebah)Ekonomi agrikulturHortikulturIlmu hewanIlmu tumbuhanKehutanan

21

Page 22: Filsafat Ilmu

SilvikulturTeknikRekayasa perangkat lunakTeknik akustikTeknik arsitekturTeknik biosistemTeknik ekologiTeknik elektroTeknik fisikaTeknik instrumentasiTeknik kelautanTeknik keselamatanTeknik kimiaTeknik komputerTeknik komunikasiTeknik lingkunganTeknik materialTeknik mesinTeknik nuklirTeknik optikTeknik otomotifTeknik penerbanganTeknik penjaminan kualitasTeknik perminyakanTeknik pertambanganTeknik pertanianTeknik pertempuranTeknik sipilTeknik sistem kendaliTeknik telekomunikasiUrusan publikAdministrasi nirlabaAdministrasi publikKeadilan pidanaKeselamatan kebakaranManajemen taman dan rekreasiPemasyarakatan

Penutup

Ilmu dan disiplin akademik yang diuraian di atas dapat kami ambil kesimpulan antara lain:

22

Page 23: Filsafat Ilmu

23