FILSAFAT ILMU 4

download FILSAFAT ILMU 4

of 44

Transcript of FILSAFAT ILMU 4

  • Sarana Berpikir Ilmiah(1)

    Untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik, diperlukan sarana berfikir. Sarana berpikir ilmiah merupakan bidang studi sendiri. Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuhnya. Ada dua hal dalam mempelajari sarana berpikir ilmiah.Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan penelaahan ilmiah secara baik.

  • Sarana Berpikir Ilmiah(2)

    Sarana ilmiah bukan merupakan ilmu jadi bukan merupakan kumpulan pengetahuan yang diperoleh berdasarkan metode ilmiah. Sarana berpikir ilmiah tidak menggunakan cara berpikir deduktif dan induktif dalam mendapatkan pengetahuannya. Dengan demikian maka sarana berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri dalam mendapatkan pengetahuannya yang berbeda dengan metode ilmiah

  • Sarana Berpikir Ilmiah(3)

    Sarana berpikir ilmiah adalah merupakan alat bagi metode ilmiah dalam melakukan fungsinya secara baik.Sarana berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam mendapatkan pengetahuannya.Untuk dapat melakukan kegiatan berpikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistika.

  • Bahasa(1)Keunikan manusia sebenarnya bukanlah terletak pada kemampuannya berpikir, melainkan terletak pada kemampuannya berbahasa. Manusia dapat berpikir dengan baik bahkan secara abstrak karena kemampuannya berbahasa.Tanpa bahasa, manusia tidak akan dapat berpikir secara rumit dan abstrak seperti yang dilakukan pada kegiatan ilmiah. Hakekat bahasa adalah manusia dapat berpikir secara berlanjut, teratur dan sistematis.

  • Bahasa 2Bahasa memungkinkan manusia berpikir secara abstrak dimana objek-objek yang faktual ditrasformasikan menjadi simbol-simbol bahasa yang bersifat abstrak. Dengan adanya transformasi ini maka manusia dapat berpikir mengenai sesuatu objek tertentu meskipun objek tersebut secara faktual tidak berada di tempat dimana kegiatan berfikir itu dilakukan. Adanya simbol bahasa yang bersifat abstrak ini memungkinkan manusia untuk memikirkan sesuatu secara berlanjut.

  • Bahasa(3)Bahasa memberikan kemampuan untuk berfikir secara teratur dan sistematik. Transformasi objek faktual menjadi simbol abstrak diwujudkan lewat perbendaharaan kata-kata dan kata-kata ini dirangkaikan oleh tata bahasa untuk mengemukakan suatu jalan pemikiran atau ekspresi peranan.Kedua aspek bahasa yakni aspek informatif dan emotif tercermin dalam bahasa yang kita gunakan.Kalau ditelaah lebih lanjut maka bahasa mengkomunikasikan tiga hal yakni fikiran, perasaan dan sikap.

  • Bahasa(4)Pada dasarnya bahasa memiliki tiga fungsi: Fungsi simbolik, Fungsi emotif, dan fungsi afektifDalam komunikasi keilmuan, fungsi simboliklah yang perlu diusahakan menonjol.Dalam komunikasi ilmiah sebenarnya, proses komunikasi itu harus terbebas dari unsur emotif agar pesan yang disampaikan bisa diterima secara produktif artinya identik dengan pesan yang dikirimkan. Manusia dapat berpikir dan berkomunikasi dengan baik karena memiliki bahasa.

  • Bahasa(5)Bahasa memberikan kemampuan untuk berpikir secara teratur dan sistematis.Jadi dengan bahasa, bukan saja manusia dapat berpikir secara teratur namun juga dapat mengkomunikasikan apa yang sedang dia pikirkan kepada orang lain. Komunikasi ilmiah bertujuan untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan. Namun bahasa tidak bebas dari berbagai kekurangannya

  • Bahasa dapat dicirikan sebagai serangkaian bunyi yang kita pergunakan dimana rangkaian bunyi ini sebagai alat komunikasi. Komunikasi dengan mempergunakan bunyi ini dikatakan juga sebagai komunikasi verbal dan masyarakatnya disebut masyarakat verbalBahasa merupakan lambang dimana rangkaian bunyi ini membentuk suatu arti tertentu. Rangkaian bunyi yang kita kenal sebagai kata melambangkan suatu objek tertentu.Tiap bangsa dengan bahasanya yang berbeda memberikan lambang yang berbeda pula

    Bahasa(6)

  • Manusia mengumpulkan lambang-lambang ini menjadi perbendaharaan bahasa yang merupakan akumulasi pengalaman dan pemikirannya. Hal ini menyebabkan bahasa semakin berkembang karena pengalaman dan pemikiran manusia yang juga berkembang. Bahasa diperkaya oleh seluruh lapisan masyarakat yang mempergunakan bahasa tersebut termasuk para ilmuan, pendidik, ahli politik, remaja, artinya tiap profesi mengembangkan bahasanya yang khas dalam kelompoknya sendiri. Bahasa(7)

  • Adanya bahasa memungkinkan kita memikirkan sesuatu dalam benak kepala kita meskipun objek yang kita pikirkan tersebut tidak berada di dekat kita.Manusia dengan kemampuannya berbahasa dimungkinkan untuk memikirkan sesuatu masalah secara terus menerus.Dengan bahasa bukan saja manusia dapat berpikir secara teratur, namun juga dapat mengkomunikasikan apa yang sedang dia pikirkan kepada orang lain. Dengan bahasa kitapun dapat mengekspresikan sikap dan perasaan kita. Bahasa(8)

  • Dengan adanya bahasa maka manusia hidup dalam dunia pengalaman yang nyata dan dunia simbolik yang dinyatakan dengan bahasa. Manusia mencoba mengatur pengalaman yang nyata dengan berorientasi kepada dunia simbolik. Komunikasi ilmiah mensyaratkan bentuk komunikasi yang sangat lain dari komunikasi estetik. Komuniksi ilmiah bertujuan untuk menyampaikan informasi yang berupa pengetahuan. Agar komunkasi ilmiah ini berjalan dengan baik maka bahasa yang digunakan harus bebas dari unsur-unsur emotifBahasa(9)

  • Komunikasi ilmiah harus bersifat reproduktif, artiya bila sipengirim komunikasi menyampaikan suatu informasi umpamanya x maka sipenerima harus menerima informasi berupa x pula. Informasi yang diterima harus merupakan reproduksi yang benar-benar sama dengan informasi yang dikirimkan untuk mencegah terjadinya mis-informasi yang dapat menghasilkan proses berpikir yang berbeda. Bahasa dengan jelas, artinya makna yang terkandung dalam kata-kata yang dipergunakan diungkapkan secara tersurat untuk mencegah pemberian makna yang lain. Bahasa(10)

  • Karya ilmiah pada dasarnya merupakan kumpulan pernyataan yang mengemukakan informasi tentang pengetahuan maupun jalan pemikiran dalam mendapatkan pengetahuan tersebut.Untuk mampu mengkomunikasikan suatu pernyataan dengan jelas maka seseorang harus menguasai tata bahasa yang baik dan ini berlaku baik bagi kegiatan ilmiah maupun non-ilmiah.Penguasaan tata bahasa dengan baik merupakan syarat mutlak bagi suatu komunikasi ilmiah yang benar. Bahasa(11)

  • Sebagai sarana komunikasi ilmiah maka bahasa mempunyai beberapa kekurangan yang pada hakekatnya terletak pada peranan multi fungsi sebagai komunikasi emotif, afektif dan simbolik.Bahasa verbal umumnya menggnakan ketiga simbol tadi yang merupakan salah satu kekurangannya.Kekurangan lain terletak pada arti yang tidak jelas dan eksak yang terkandung dalam kata-kata yang membangun bahasa.Selain itu bahasa mempunyai beberapa kata yang memiliki arti lebih dari satu.

    Bahasa(12)

  • Logika(1)

    Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan tersebut mempunyai dasar kebenaran, maka proses berpikir itu harus dilakukan dengan cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan yang menghasilkan pengetahuan baru dianggap sahih / valid kalau proses penarikannya dilakukan menurut cara tertentu.Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika yaitu suatu cara berpikir yang sahih.

  • Berbagai cara penarikan kesimpulan namun kita batasi hanya pada logika deduktif dan logika induktif.Ilmu merupakan gabungan antara berpikir deduktif dengan berpikir induktif. Penalaran ilmiah menyandarkan diri pada proses logika deduktif dan logika induktif.Logika induksi merupakan cara berpikir dimana ditarik suatu kesimpulan yang bersifat umum dari berbagai kasus yang bersifat individual.

    Logika(2)

  • Logika(3)

    Penalan secara induksi dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dalam menyusun agrumentasi dan diakiri dengan pernyataan yang bersifat umum.

    Logika deduktif adalah cara berpikir dimana dari pernyataan yang bersifat umum ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penarikan kesimpulan secara deduksi biasanya mempergunakan pola berpikir yang disebut silogismus.

  • Silogismus disusun dari dua buah pernyataan yakni premis mayor dan premis minor untuk menghasilkan kesimpulan.

    Kesimpulan merupakan pengetahuan yang didapat dari penalaran deduktif berdasarkan kedua premis tersebut.

    Dengan demikian, ketepatan penarikan kesimpulan tergantung dari kebenaran premis mayor, premis minor dan keabsahan mengambil kesimpulan

    Logika(4)

  • Matematika(1)Bila ditinjau dari epistemologi ilmu, maka matematika bukan suatu ilmu. Matematika adalah logika yang telah berkembang yang memberikan sifat kuantitatif kepada pengetahuan keilmuan.

    Matematika merupakan sarana berpikir deduktif yang amat berguna untuk membangun teori keilmuan dan menurunkan prediksi-prediksi dari padanya dan untuk mengkomunikasikan hasil-hasil kegiatan keilmuan dengan benar dan jelas serta secara singkat dan cermat

  • Matematika(2)Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan.Lambang-lambang matematika bersifat artifisial yang baru mempunyai arti setelah sebuah makna diberikan padanya. Tanpa makna tersebut maka matematika hanyalah merupakan kumpulan rumus-rumus yang mati yang paling sukar untuk dijelaskan kepada seorang yang baru belajar matematika bahwa x itu sama sekali tidak punya arti.

  • Matematika(3)Seperti kita ketahui bahwa bahasa verbal mempunyai beberapa kekurangan dan untuk mengatasi kekurangan itu kita berpaling kepada matematika.Matematika mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif.Matematika memungkinkan ilmu mengalami perkembangan dari tahap kualitatif ke kuantitatif. Matematika memungkinkan ilmu memberikan jawaban yang lebih bersifat eksak yang memungkinkan pemecahan masalah secara lebih tepat dan cermat.

  • Dalam bahasa verbal bila kita ingin membandingkan dua objek yang berbeda maka kita hanya dapat mengatakan bahwa yang satu lebih . dari pada yang lainya. Dengan demikian penjelasan dan ramalan yang diberikan oleh bahasa verbal tidak bersifat eksak sehingga daya produktif dan kontrol ilmu kurang cermat dan kurang tepat.Bahasa verbal hanya mampu mengemukaan peryataan yang bersifat kualitatif sehingga ramalan dan penjelasan yang dikemukakan oleh ilmu dalam bahasa verbal bersifat kualitatif. Matematika(4)

  • Untuk mengatasi masalah ini, matematika mengembangkan konsep pengukuran sehingga kita dapat mengetahui dengan tepat berapa panjang dan berapa pertambahan panjang sebatang logam bila dipanaskan.Dengan demikian pernyataan ilmiah yang tadinya bersifat kualitatif dapat dialihkan ke nilai kuantitatif.Sifat kuantitatif matematika ini meningkatkan daya prediktif dan kontrol dari ilmu.Ilmu menberikan jawaban yang lebih bersifat eksak yang memungkinkan pemecahan masalah secara lebih tepat dan cermat.Matematika(5)

  • Matematika memungkinkan ilmu mengalami perkembangan dari tahap kualitatif ke kuantitatif. Perkembangan ini merupakan hal yang imperatif bila kita menghendaki daya prediksi dan kontrol yang lebih tepat dan cermat dari ilmu. Pada mulanya, ilmu-ilmu sosial mengalami kesukaran dalam perkembangan ini karena problema tehnis dalam pengukuran, namun dewasa ini telah mulai memasuki tahap yang bersifat kantitatif.Pada dasarnya matematika diperlukan oleh semua disiplin keilmuan untuk meningkatkan daya prediksi dan kontrol ilmu tersebut. Matematika(6)

  • Telah diketahui bahwa berpikir deduktif adalah proses pengambilasn kesimpulan yang didasarkan kepada premis-premis yang kebenarannya telah ditentukan.Berdasarkan hal tersebut maka secara deduktif matematika menemukan pengetahuan baru berdasarkan premis-premis yang tertentu. Pengetahuan yang diketemukan ini hanyalah merupakan konsekwensi dari pernyataan-pernyataan ilmiah yang telah kita temukan sebelumnya.Dari beberaopa premis yang telah kita ketahui kebenarannya, dapat ditemukan pengetahuan baru yang memperkaya perbendaharaan ilmiah kita.Matematika(7)

  • Matematika(8)Dari perkembangannya, ilmu dibagi dalam tiga tahap yakni tahap sistematika, komparatif dan kuantitatif.Tahap sistematika dimana ilmu mulai menggolongkan objek empiris kedalam kategori tertentu.Dari penggolongan ini memungkinkan kita menemukan ciri-ciri yang bersifat umum dari anggota-anggota yang menjadi kelompok tertentu.Dalam yahap yang kedua yakni tahap komparatif, kita mulai melakukan perbandingan antara objek yang satu dengan objek yang lain, kategori yang satu ke kategori yang lain dan seterusnya, dan mencari hubungan berdasarkan perbandingan tersebut

  • Matematika(9)Tahap kuantitatif dimana kita mencari hubungan sebab akibat berdasarkan pengukuran ( bukan perbandingan ) yang eksak dari objek yang diteliti.Bahasa verbal berfungsi dengan baik pada kedua tahap yang pertamna, namun dalam tahap ketiga pengetahuan membutuhkan matematika.Lambang-lambang matematika bukan saja jelas tetapi juga eksak dengan mengandung informasi tentang objek tertentu dalam dimensi-dimensi pengukuran.

  • Disamping sebagai bahasa maka matematika juga berfungsi sebagai alat pikir.Ilmu merupakan pengetahuan yang mendasarkan diri kepada analisis dalam menarik kesimpulan menurut suatu pola berpikir tertentu dan matematika tak lain adalah metode berpikir logika. Dalam perkembangannya masalah yang dihadapi logika semakin rumit dan membutuhkan struktur analisis yang lebih sempurnah. Dengan demikian logika berkembang menjadi matematika sehingga dapat dianggap matematika sebagai masa kedewasaan logika. Matematika(10)

  • Matematika pada garis besarnya merupakan pengetahuan yang disusun secara konsisten berdasarkan logika deduktif.Kebenaran matematika tidak ditentukan oleh pembuktian secara empiris, melainkan kepada proses penalaran deduktif.Disamping sarana berfikir deduksi yang merupakan aspek estetik, matematika juga merupakan kegunaan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Bagi dunia keilmuan matematika berperan sebagai bahasa simbolik yang memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat.Matematika(11)

  • Matematika dalam hubungannya dengan komunikasi ilmiah mempunyai peranan ganda, yakni sebagai ratu dan sekaligus sebagai pelayan ilmu.Sebagai ratu, matematika merupakan bentuk tertingi dari logika.Sebagai pelayan, matematika memberikan bukan saja pengorganisasian ilmu yang bersifat logis, namun juga dalam pernyataan-pernyataan dalam bentuk model matematik.Matematika menyampaikan informasi secara jelas, tepat dan singkat.Matematika(12)

  • Matematika merupakan bahasa artifisial yang dikembangkan untuk menjawab kekurangan bahasa verbal yang bersifat alamiah. Untuk itu diperlukan usaha mengusai matematika dalam bentuk kegiatan belajar.Matematika makin lama makin bersifat abstrak dan eksentrik yang makin jauh dari tangkapan orang awam sehingga jurang antara mereka yang belajar dan yang tidak belajar semakin lebar.Matematika tidak dapat dilepaskan dari perkembangan peradaban manusia. Bagi ilmu sandiri, matematika berkembang sangat cepat.

    Matematika(13)

  • Tanpa matematika pengetahuan akan berhenti pada tahap kualitatif yang tidak memungkinkan meningkatkan penalarannya lebih jauh. Bagi bidang keilmuan modern matematika adalah suatu yang imperitif : sebuah sarana untuk meningkatkan pengetahuan deduktif.Suatu bidang keilmuan yang manapun bila menginjak kedewasaan akan bersifat kuantitatif. Ketidak tahuan tentang matematika sering menyebabkan suatu bidang keilmuan terpaku pada tahap kualitatif sehingga merupakan bidang keilmnuan yang belum tumbuh sempurnah. Matematika(14)

  • Statistika(1)Ilmu adalah pengetahuan yang telah diuji kebenarannya. Pengujian tersebut merupakan proses pengumpulan fakta yang mendukung atau menolak hipotesis yang diajukan, atau prediksi yang secara deduktif diturunkan dari teori yang bertumpu pada hipotesis itu.Statistika merupakan sarana berpikir ilmiah yang membantu menarik kesimpulan secara induktif dari fakta-fakta empiris. Penarikan kesimpulan secara statistik bersifat ekonomis dan derajat keyakinan kita atas kebenaran kesimpulan tersebut secara probabilistik dapat diperhitungkan pula.

  • Statistika(2)Peluang yang menjadi dasar dari teori statistika merupakan konsep baru yang tidak dikenal dalam pemikiran Yunani Kuno dan Romawi. Konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam suatu populasi tertentu. Penelitian ilmiah, baik yang berupa survei atau eksperimen, dilakukan dengan lebih cermat dan lebih teliti dengan menggunakan teknik-teknik statistika yang dikembangkan sesuai kebutuhan.Penarikan kesimpulan induktif pada hakekatnya berbeda dengan penarikan kesimpulan secara deduktif.

  • Statistika(3)Ilmu merupakan pengetahuan yang telah diuji kebenarannya.Semua pernyataan ilmiah bersifat faktual dan konsekuensinya dapat diuji dengan pancaindera atau alat-alat yang membantu pancaindera tersebut.Pengujian secara empiris merupakan salah satu mata rantai dalam metode ilmiah yang membadakan ilmu dari pengetahuan lainnya.Pengujian merupakan suatu proses pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis yang diajukan.Bila hipotesis didukung fakta empiris maka pernyataan hipotesis diterima dan bila tidak sesuai fakta empiris akan ditolak kebenarannya.

  • Pengujian mengharuskan kita untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari kasus-kasus yang bersifat indifidual berdasarkan logika induktif. Dipihak lain penyusunan hipotesis merupakan kesimjpulan yang bersifat indifidual dari pernyataan yang bersifat umum dengan menggunakan deduktif. Keduanya tidak sama dimana logika deduktif berpaling kepada matematika sebagai sarana penalaran penarikan kesimpulannya sedangkan logika induksi berpaling kepada statistika.Statistika(4)

  • Dalam penalaran deduktif, kesimpulan yang ditarik adalah benar bila premis-premisnya benar dan prosedur penarikan kesimpulan adalah sah.Sedangkan dalam induktif, meskipun premis dan prosedurnya benar, kesimpulannya belum tentu benar, dan hanya dapat dikatakan bahwa kesimpulan tersebut mempunyai peluang untuk benar.Statistika merupakan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk menghitung tingkat peluang ini dengan eksak.

    Statistika(5)

  • Statistika(6)Penarikan kesimpulan secara induktif menghadapkan kita kepada sebuah permasalahan mengenai banyak kasus yang harus kita amati untuk sampai kepada suatu kesimpulan yang bersifat umum.Statistika memberikan cara untuk dapat menarik kesimpulan yang bersifat umum dengan jalan mengamati hanya sebagian dari populasi yang diamati.Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan yang ditarik tersebut, yang pada pokoknya didasarkan pada asas yang sangat sederhana (makin besar contoh makin tinggi tingkat ketelitian dan sebaliknya).

  • Statistika(7)Statistika dapat memberikan kemampuan untuk mengetahui apakah suatu hubungan hanya bersifat kebetulan atau memang terkait dalam hubungan yang bersifat empiris.Statistika berfungsi meningkatkan ketelitian pengamatan kita dalam menarik kesimpulan dengan jalan menghindarkan hubungan semu yang bersifat kebetulan. Penarikan kesimpulan secara statistik memungkinkan kita untuk melakukan kegiatan ilmiah secara ekonomis dimana tanpa statistik tidak mungkin kita laksanakan.

  • Statistika(8)Karakteristik statistika sering kurang dipahami menyebabkan orang mengabaikan peranan statistika dalam telaah keilmuan. Logika selalu dihubungkan dengan matematika yang hanya berhubungan dengan logika deduksi sedangkan logika induksi berkaitan dengan statistika.Penarikan kesimpulan deduksi melalui matematika dan penarikan kesimpulan induksi melalui statistika mempunyai peranan yang sama dalam telaah keilmuan Logika induktif tidak memberikan kepastian dan hanya tingkat peluang

  • Statistika merupakan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk menarik kesimpulan secara induktif berdasarkan peluang tersebut.Dasar dari teori statistika adalah teori peluang dan teori peluang merupakan cabang dari matematika sedangkan statistika merupakan disiplin sendiri. Penguasaan statistika mutlak diperlkan untuk dapat berpikir ilmiah .Kegiatan ilmiah memerlukan penelitian untuk menguji hipotesis yang diajukan.

    Statistika(9)

  • Statistika(10)Penelitian merupakan pengamatan dalam alam empiris apakah hipotesis tersebut memang didukung oleh fakta-fakta empiris atau tidak. Statistika memberikan kita jalan bagaimana menarik kesimpulan yang bersifat umum dari fakta empiris tersebut dengan tingkat peluang dan kekeliruannya.Jadi tanpa menguasai statistika maka tidak mungkin menarik kesimpulan induksi secara sah sehingga penguasaan statistika mutlak diperlukan untuk dapat berpikir ilmiah dengan sah .

    *********************