FILSAFAT BAB I.docx

13
A. Latar Belakang Masalah Berbagai upaya yang telah dilaksanakan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan pendidikan kejuruan padakhususnya. Namun demikian sampai saat ini belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Sekolah menengah kejuruan sebagai lembaga pendidikan formal, bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Oleh karena itu, pendidikan khususnya pendidikan kejuruan perlu diorganisir dan diarahkan pada pencapaian lima pilar, yaitu: (1) belajar untuk beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, (2) belajar untuk mengetahui (learning to know), (3) belajar untuk berbuat (learning to do), (4) belajar untuk hidup antar sesama secara berdampingan (learning together), dan (5) belajar untuk membentuk jati diri (learning to be) (PP 19 tahun 2005).Setelah diberlakukannya Undang- Undang No.22 Tahun 1999 tentang otonomi pemerintahan daerah, dimana memberi dampak terhadap pelaksanaan manajemen pendidikan yaitu manajemen yang memberi ruang, gerak yang lebih luas kepada pengelolaan pendidikan untuk menemukan

Transcript of FILSAFAT BAB I.docx

A. Latar Belakang MasalahBerbagai upaya yang telah dilaksanakan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan pendidikan kejuruan padakhususnya. Namun demikian sampai saat ini belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Sekolah menengah kejuruan sebagai lembaga pendidikan formal, bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan,pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Oleh karena itu, pendidikan khususnya pendidikan kejuruan perlu diorganisir dan diarahkan pada pencapaian lima pilar, yaitu: (1) belajar untuk beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, (2) belajar untuk mengetahui (learning to know), (3) belajar untuk berbuat (learning to do), (4) belajar untuk hidup antar sesama secara berdampingan (learning together), dan (5) belajar untuk membentuk jati diri (learning to be) (PP 19 tahun 2005).Setelah diberlakukannya Undang-Undang No.22 Tahun 1999 tentang otonomi pemerintahan daerah, dimana memberi dampak terhadap pelaksanaan manajemen pendidikan yaitu manajemen yang memberi ruang, gerak yang lebih luas kepada pengelolaan pendidikan untuk menemukan strategi berkompetisi dalam era kompetitif untuk mencapai output pendidikan yang berkualitas dan mandiri,tidak terlepas dari peranan kepala sekolah dan guru. Otonomi daerah juga melaksanakan manajemen berbasis sekolah, yang menekankan pentingnya kepemimpinan kepala sekolah yang efektif, pemberdayaan kepala sekolah dalam mengelola sumber daya pendidikan secara mandiri dan kreatif, disertai dengan komitmen kepala sekolah untuk meningkatkan mutu sekolah dan kinerja sekolah. Kerja guru merupakan kumpulan dari berbagai tugas untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepuasan dalam menjalankan tugas merupakan aspek penting bagi kinerja guru, hal ini disebabkan sebagian besar waktu guru digunakan untuk bekerja di sekolah. Guru dituntut untuk untuk bekerja dengan memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pemakai sekolah seperti siswa, orang tua, dan masyarakat. Salah satu faktor yang menunjang guru untuk bekerja dengan sebaik-baiknya yaitu kepuasan kerja. Artinya jika guru puas terhadap perlakuan organisasi (sekolah) maka mereka akan bekerja penuh semangat dan bertanggung jawab. Kepuasan kerja (job satisfaction) guru merupakan sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia, karena secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi produktivitas kerja. Suatu gejala yang dapat membuat rusaknya kondisi organisasi sekolah adalah rendahnya kepuasan kerja guru dimana timbul gejala seperti kemangkiran, malas bekerja, banyaknya keluhan guru, rendahnya prestasi kerja, rendahnya motivasi kerja, rendahnya kualitas pengajaran, indisipliner guru dan gejala negatif lainnya. Menurut pengamatan penulis Salah satu penyebab rendahnya kepuasan kerja guru tak lepasnya dari pemberian insentif yang dianggap terlalu kecil, kekecewaan terhadap pemimpin sekolah, lingkungan kerja yang tidak kondusif, rekan kerja yang tidak mendukung dan konflik sosial yang terjadi antar guru.Sebaliknya kepuasan yang tinggi sangat diharapkan karena dapat dikaitkan dengan hasil positif kerja guru. Kepuasan kerja yang tinggi menandakan bahwa sebuah organisasi sekolah telah dikelola dengan baik dengan manajemen yang efektif. Kepuasan kerja yang tinggi menunjukkan kesesuaian antara harapan guru dengan imbalan yang disediakan oleh organisasi. Meningkatkan kepuasan kerja bagi guru merupakan hal yang sangat penting, karena menyangkut masalah hasil kerja guru yang merupakan salah satu langkah dalam meningkatkan mutu pelayanan kepada siswa. Berdasarkan uraian di atas, dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan pemerintah telah memberdayakan kepala sekolah sedemikian rupa serta otonomi yang memberi ruang, gerak yang lebih luas untuk mengelola pendidikan, namun dalam kenyataannya, mutu pendidikan di Indonesia masih memprihatinkan khususnya di Bengkulu. Rendahnya kualitas pendidikan di Bengkulu dapat dicermati dari laporan Tim pusat Penilian pendidikan Kementrian dan kebudayaan Republik Indonesia melalui Bengkulu Antara News. com menyebutkan bahwa kualitas pendidikan di Provinsi Bengkulu termasuk menengah ke bawah di tingkat Nasional. Penilaian tersebut berdasarkan pemantauan di empat sekolah di wiliyah Bengkulu. Untuk mencapai kepuasan kerja seorang seorang guru harus memiliki hubungan yang baik dengan guru maupun elemen sekelah yang lain sehingga mampu memahami perasaan, kemamuan dan kebutuhan orang lain. Untuk maksud tersebut seorang guru harus memiliki kecerdasan interpersonal diantaranya bekerjasama dengan orang lain, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, memiliki kepekaan (empati) sosial terhadap orang atau kelompok, berkomonikasi secara efektif, menjalin hubungan kerja, dan lainnya. Namun berdasarkan pengamatan penulis sebagian guru di Provinsi bengkulu khususnya di Kabupaten seluma kemampuan guru berkomunikasi, empati, bekerjasama, memahami perasaan siswa maupun guru masih rendah, hal ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam menghadapi masalah di sekolah ataupun menciptakan relasi sosialnya.Pada dasarnya guru yang memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi yaitu mampu untuk merasakan dan mengamati reaksi-reaksi atau perubahan orang lain yang ditunjukkan baik secara verbal maupun non-verbal, mampu untuk memahami dan mencari pemecahan masalah yang efektif dalam suatu interaksi sosial serta memiliki penguasaan keterampilan komunikasi sosial. Seorang yang memiliki ciri-ciri kecerdasan interpersonal seperti tersebut di atas cenderung akan dapat bersosialisasi dengan baik, termasuk dalam bekerja ia akan merasa puas. Hal ini terjadi karena seorang guru yang memiliki kecerdasan interpersonal biasanya memiliki hubungan yang baik dengan orang-orang yang ada disekitarnya. Orang yang memiliki kecerdasan interpersonal tinggi biasanya dalam bekerja tidak banyak memiliki masalah, sehingga pada akhirnya ia akan cenderung lebih menikmati pekerjaannya dan merasa puas dengan keadaannya meskipun mungkin banyak terjadi kekurangan (seperti mendapatkan gaji yang tidak terlalu tinggi, dll), karena yang mereka butuhkan dalam bekerja bukan hanya faktor materi semata. Selain kecerdasan interpersonal Komitmen organisasi termasuk variabel yang mendukung keberhasilan guru dalam menjalankan tugasnya. Komitmen yang tinggi akan mendorong individu untuk berusaha dan berjuang semaksimal mungkin untuk kemajuan organisasi dan dirinya. Komitmen organisasi mencakup tiga hal penting, yaitu identifikasi atau kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi, keterlibatan atau kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi dan loyalitas atau keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan Ety Endriani STIE AUB Surakarta menyebutkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikansi terhadap Kinerja di Workshop SMK Katolik Santo Mikael surakarta.Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis terhadap guru selama ini, bahwan faktor-faktor penyebab kegagalan guru dalam melaksanakan tugasnya di sekolahnya bukan hanya disebabkan oleh kurangnya fasilitas, namun lebih banyak disebabkan kegagalan dalam memaksimalkan kecerdasan interpersonalnya, termasuk komitmen organisasinya. Dari uraian di atas, ternyata banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja, sehingga perlu dilakukan pembatasan. Pembatasan ini dilakukan karena ketebatasan waktu dan kendala lainnya, sehingga hanya difokuskan pada beberapa variabel yang diduga berpengaruh terhadap kepuasan kerja yaitu komitmen organisasi dan kecerdasan interpersonal.B. Identifikasi MasalahBerdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang akan di teliti yaitu :1. Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan kepuasan kerja ?2. Apakah terdapat hubungan antara lingkungan kerja dengan kepuasan kerja ?3. Apakah terdapat hubungan antara pemberian insentif guru dengan kepuasan kerja ?4. Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja ?5. Apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kepuasan kerja?6. Apakah terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan dengan kepuasan kerja ?7. Apakah terdapat hubungan antara disiplin guru dengan kepuasan kerja ?8. Apakah terdapat hubungan antara komitmen organisasi dengan kepuasan kerja ?

C. Pembatasan MasalahMasalah utama penelitian adalah kepuasan kerja sebagai variabel dependen, yang dibatasi hubungannya dengan kecerdasan interpersonal sebagai variabel independen 1, dan komitmen organisasi variabel independen 2.

D. Perumusan Masalah1. Apakah terdapat hubungan antara kecerdasan interpersonal dengan kepuasan kerja guru ?2. Apakah terdapat hubungan antara komitmen organisasi dengan kepuasan kerja guru ?3. Apakah terdapat hubungan secara bersama-sama antara kecerdasan interpersonal dan komitmen organisasi dengan kepuasan kerja guru ?.E. Kegunaan Penelitian1. Dalam kajian penelitian dapat bermanfaat dibidang keilmuan yaitu ilmu perilaku organisasi dan manajemen. Kajian ini merupakan sumbangan pada materi kecerdasan interpersonal, komitmen organisasi dan kepuasan kerja tentang ada tidaknya hubungan diantara ketiga variable tersebut.2. Dalam kajian penelitian ini diharapkan dapat menemukan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan kerja guru. Selanjutnya kajian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan kepada dunia pendidikan dalam kerangka meningkatkan mutu dan profesionalitas guru.3. Jika hasil penelitian ini ternyata terbukti dengan pembuktian secara empirik dimana ada hubungan yang positif antara kecerdasan interpersonal denga kepuasan kerja, dan hubungan komitmen organisasi dengan kepuasan kerja, serta secara bersama-sama terdapat hubungan positif antara keterampilan kerja dan komitmen organisasi dengan kepuasan kerja, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi Dinas Pendidikan Kabupaten seluma dalam merancang program yang berkaitan dengan peningkatan kepuasan kerja guru.4. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan masukan kepada sekolah-sekolah khususnya Sekolah Menengah Kejuruan di utamakan guru-gurunya sebagai bahan evaluasi kinerjanya, dan masukan bagi guru-guru sebagai bahan untuk mengevaluasi kinerjanya baik sebagai individu maupun sebagai kelompok sehingga secara bersama-sama dapat merencanakan langkah yang konkrit untuk menentukan kepuasan kerja di masa-masa selanjutnya.

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN INTERPERSONAL DAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU SMK DI KABUPATEN SELUMA Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah FILSAFATDosen Pengampu: Prof. Dr. Yufiarti, MPd

Disusun Oleh :INDAH HERAWATI (No. Register 7616120901)Pogram Studi:MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA2012PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN (DEWAN PENDIDIKAN DAN KOMITE SEKOLAH)

Diajukan untuk memenuhi salah satu mata kuliah MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAHDosen Pengampu: DR. Fachrudin Arbah M.Pd

Disusun Oleh :INDAH HERAWATI (No. Register 7616120901)ANDI BAHTIAR FRANCISKA No. Register 76161208()Pogram Studi:MANAJEMEN PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA2012