file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._KEWARGANEGARAAN/... · Web viewAlasanya...

22
ANALISIS PEMIKIRAN JOHN LOCKE John Locke adalah seorang ahli pemikir besar tentang negara dan hukum dari Inggris. Ia hidup pada tahun 1632- 1704, di bawah kekuasaan pemerintahan Willem III, yang sifat pemerintahannya adalah Monarki yang sudah agak terbatas. Dan memang demikianlah, bahwa seluruh ajaran John Locke terutama ajarannya tentang negara dan hukum, berhubungan langsung dengan, dan mengandung gambaran yang jelas serta bersifat pembenaran pemerintahan Monarchi terbatas yang diciptakan oleh Willem III bersama permaisurinya Mary. Ajaran John Locke tentang negara dan hukum nantinya adalah akan merupakan jembatan antara pemikiran tentang negara dan hukum pada abad XVII dengan pemikiran tentang negara dan hukum pada abad XVIII. Dan dengan demikikan hukum alam pada abad ke XVII mengalami suatu pertumbuhan serta perkembangan yang sama sekali lain daripada pertumbuhan serta perkembangan yang semula. Ini disebabkan karena adanya faktor-faktor yang terletak di luar objek dari pikiran yang sebenarnya, di luar pikiran yang abstrak.

Transcript of file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._KEWARGANEGARAAN/... · Web viewAlasanya...

Page 1: file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._KEWARGANEGARAAN/... · Web viewAlasanya sejarah, jadi praktek ketatanegaraan, yaitu Romawi, Romawi terkenal sebagai negara demokrasi

ANALISIS PEMIKIRAN JOHN LOCKE

John Locke adalah seorang ahli pemikir besar tentang negara dan hukum dari

Inggris. Ia hidup pada tahun 1632-1704, di bawah kekuasaan pemerintahan Willem

III, yang sifat pemerintahannya adalah Monarki yang sudah agak terbatas. Dan

memang demikianlah, bahwa seluruh ajaran John Locke terutama ajarannya tentang

negara dan hukum, berhubungan langsung dengan, dan mengandung gambaran yang

jelas serta bersifat pembenaran pemerintahan Monarchi terbatas yang diciptakan oleh

Willem III bersama permaisurinya Mary.

Ajaran John Locke tentang negara dan hukum nantinya adalah akan

merupakan jembatan antara pemikiran tentang negara dan hukum pada abad XVII

dengan pemikiran tentang negara dan hukum pada abad XVIII. Dan dengan

demikikan hukum alam pada abad ke XVII mengalami suatu pertumbuhan serta

perkembangan yang sama sekali lain daripada pertumbuhan serta perkembangan yang

semula. Ini disebabkan karena adanya faktor-faktor yang terletak di luar objek dari

pikiran yang sebenarnya, di luar pikiran yang abstrak.

Dari ajaran Joh Locke nanti yang perlu mendapatkan perhatian istimewa

adalah tentang pendapatnya mengenai tentang hak-hak alamiah manusia yang tidak

dapat diserahkan kepada masyarakat dengan melalui atau jalan suatu perjanjian.

Sebab ajaran atau pendapat itu membuka kemungkinan besar timbulnya ajaran

tentang ajaran-ajaran manusia. Dengan demikian dalam banyak hal ajaran John Locke

adalah merupakan lanjutan dari pada ajaran kaum monarkomaken, oleh karena itu hal

ini berarti diadakannya pembatasan-pembatasan terhadap kekuasaan negara, demi

perlindungan kepentingan inndividu.

Mengenai pendapatnya tentang hukum alam, pendapat John Locke masih

sama dengan pendapat sebelumnya yaitu bahwa hukum alam tetap mempunyai dasar

Page 2: file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._KEWARGANEGARAAN/... · Web viewAlasanya sejarah, jadi praktek ketatanegaraan, yaitu Romawi, Romawi terkenal sebagai negara demokrasi

rasional dari perjanjian masyarakat yang timbul dari hak-hak manusia dari keadaan

alamiah, tetapi cara berfikir yang bersifat logis-dedukatif-matematis telah dilepaskan

dan diganti dengan suatu cara berfikir yang realistis, dengan memperhatikan

sungguh-sungguh praktek ketatanegaraan dan hukum. Dan inilah yang kemudian

menimbulkan teori-teori baru, seperti: kesabaran, pembagian kekuasaan, ajaran

tentang hak-hak asasi atau hak-hak dasar manusia dan kekuasaan perundang-

undangan yang dilakuakan oleh suatu dewan perwakilan rakyat.

Ajaran-ajaran John Lock itu nanti semua akan mempengaruhi pemikiran

tentang negara dan hukum apa abad ke XVIII, bahkan malahan akan berkembang

lebih lanjut dalam pemikiran tentang negara dan hukum abad ke XVIII, tidak saja itu

bahkan malahan dipraktekkan.

Ajaran John Lock tentang negara dan hukum ditulis dalam bukunya yang

terkenal yaitu TwoTreaties on Civil Government. Semula tujuan daripada aliran

hukum alam itu adalah untuk membatasi kekuasaan absolute dari pada negara yang

diciptakan antara lain oleh Niccollo Machiavelli dan John Boudin jadi sebenarnya

teori hukum alam ini merupakan lanjutan daripada aliran monarkomaken yang

dipelopori oleh Johanes Althusius. Tetapi para penganut hukum alam lalu melepaskan

unsur-unsur theologis atau unsur ketuhanan yang menyatakan bahwa hukum itu tidak

lagi diturunkan dari tuhan, akan tetapi dari alam kodrat, dan berdasarkan asas rasio.

Maka kekuasaan penguasa itu lagi diturunkan dari Tuhan yang mengakibatkan

kekuasaan penguasa itu bersifst mutlak, tetapi kekuasaan itu didasarkan atas hukum

alam, maka dengan demikian kekuasaan penguasa itu tidak mungkin bersifat mutlak.

Demikianlah antara lain pokok daripada ajaran John Locke, yang

menimbulkan konstruksi pemerintahan yang bersifat terbatas. Ajaran dari Thomas

Hobbes-pun sebenarnya tidak menimbulkan konstruksi pemerintahan mutlak, dalam

arti bahwa segala sesuatunya itu masih didasarkan atas norma-norma hukum alam.

Page 3: file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._KEWARGANEGARAAN/... · Web viewAlasanya sejarah, jadi praktek ketatanegaraan, yaitu Romawi, Romawi terkenal sebagai negara demokrasi

John Locke sebagaimana ia ahli pemikir hukum alam, mendasarkan juga

teorinya pada keadaan manusia dalam alam bebas. Dan memang menganggap bahwa

keadaan alam bebas atau keadaan alamiah itu mendahului adanya negara, dan dalam

keadaan itu pun telah ada perdamaian dan akal pikiran seperti halnya dalam negara.

Pendapatnya ini berbeda dengan pendapat Thomas Hobbes, karena Thomas Hobbes

mengatakan bahwa dalam keadaan alamiah itu tidak ada aturan, tidak ada

perdamaian. Jadi keadaannya lain sekali dengan keadaan negara.

Selanjutnya menurut John Locke, dalam keadaan alam bebas atau alamiah itu

manusia telah mempunyai hak-hak alamiah, yaitu hak-hak manusia yang dimaksud

yang dimiliknya secara pribadi itu adalah :

1. hak akan hidup

2. hak akan kebebasan atau kemerdekaan

3. hak akan milik, hak akan memiliki sesuatu

Jadi menurut kodratnya manusia itu sejak lahir telah mempunyai hak-hak

kodrat, hak-hak alamiah, dan yang oleh John Locke disebut hak-hak dasar, atau hak –

hak asasi, ini pun berbeda dengan pendapat Thomsa Hobbes yang berpendapat bahwa

dalam keadaan alam bebas itu manusia belum mempunyai hak apa-apa. Jadi, menurut

kodratnya manusia itu lahir tanpa hak apa-apa, hak itu baru akan diperoleh naanti

sesudah manusia itu hidup bernegara. Dalam keadaan alam bebas itu, atau sejak

manusia itu dilahirkan menurut kodratnya baru memiliki sifat-sifat, bukan hak.

Tetapi demikian John Lock dalam keadaan alam bebas itu hak-hak asasi

manusia itu tidak dapat dilaksanakan dengan baik, karena manusia itu selalu diliputi

rasa kepentingan untuk membela diri masing masing sehingga dalam keadaan bebas

itu tida ada kepastian hukum, jadi ketertiban hukum tidak dapat dilaksanakan. Ini

memeng sudah menjadi sifat dan watak daripada manusia dan tidak ada seorang pun

yang dapat melepaskan diri dari hal-hal tersebut. Hanya bedanya ada orang yang

Page 4: file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._KEWARGANEGARAAN/... · Web viewAlasanya sejarah, jadi praktek ketatanegaraan, yaitu Romawi, Romawi terkenal sebagai negara demokrasi

hendak membela kepentingan itu dengan kasar, sedang orang lain secara halus atau

secara tidak langsung.

Maka untuk menjamin terlaksananya hak-hak manusia tadi, manusia lalu

menyelenggarakan perjanjian masyarakat untuk membentuk masyarakat lalu Negara.

Dalam perjanjian itu orang-orang menyerahkan hak-hak almiahnya kepada

masyarakat tetapi tidak semuanya. Masyarakat ini kemudian menunjuk seorang

penguasa dan kepada penguasa ini kemudian diberikan wewenang untuk menjaga dan

menjamin terlaksananya hak-hak asasi manusia tadi. Tetapi didalam menjalankan

tugasnya ini kekuasaan penguasa adalah terbatas, yang membatasinya adalah hak-hak

asasi tersebut, artinya didalam menjalankan kekuasaannya itu penguasa tidak boleh

melanggar hak-hak asasi.

Tugas negara menurut John Lock adalah menetapkan dan melaksanakan

hukum alam. Hukum alam disini dalam pengertiannya yang luas artinya negara itu

tidak hanya menetapkan dan melaksanakan hukum alam saja, tetapi dalam membuat

peraturan-peraturan atau undang-undang negara pun harus juga berpedoman pada

hukum alam. Ciri atau tanda dari pada hukum alam ini adalah bahwa berlakunya

hukum ini umum dan sesuai dengan rasio. Dengan demikian maka peraturan-

peraturan yang sifatnya tidak umum itu bukan peraturan dari hukum alam. Sedangkan

peraturan yang ditetapkan secara sewenang-wenang itu tidaklah merupakan hukum

alam, karena umumnya tidak mau menaati dan ini hanya jadi, dengan demikian tugas

negara adalah :

1. membuat dan menetapkan peraturan

2. melaksankan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan itu.

3. kekuasaan mengatur hubungan dengan negara-negara lain.

Ketiga tugas inilah yang kemudian disebut ‘trias politika’ yang nantinya akan

diuraikan lebih lanjut dan disempurnakan oleh Montesquieu dalam abad ke XVIII.

Page 5: file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._KEWARGANEGARAAN/... · Web viewAlasanya sejarah, jadi praktek ketatanegaraan, yaitu Romawi, Romawi terkenal sebagai negara demokrasi

Selanjutnya sehubungaan dengan toerinya pembagian negara tadi John Lock

membicarakan tentang bentuk-bentuk negara. Dalam hal ini yang diperguankan

sebagai kriteria adalah pada siapa kekuasaan perundang-undangan adalah kekuasaan

yang tertinggi dalam negara sebab yang menyatakan kehendak daripada negara.

Berdasarkan kriteri tersebut di atas bentuk negara dapat dibedakan menjadi :

1. Apabila kekuasaan perundang-undangan itu diserahkan kepada satu orang saja

maka negara ini disebut Monarki.

2. Apabila kekuasaan perundang-undangan itu diserahkan kepada beberapa

orang, atau kepada suatu Dewan, maka negara ini disebut Aristokrasi.

3. Apabila perundang-undangan itu diserahkan kepada masyarakat seluruhnya

atau rakyat, sedang pemerintah hanya melaksanakan saja, maka negara ini

disebut Demokrasi.

Bagaimana pendapat John Locke selanjutnya ? Ia berpendapat bahwa

kekuasaan tertinggi jadi kekuasaan perundang-undangan tidak mungkin kekuasaan

terletak di tangan rakyat, tak pernah orang melihat suatu permusyawaratan umum

yang mengangkat seorang raja, paling-paling golongan terbanyak. Lain dari pada itu

orang harus membedakan pengertian penobatan dan memilih. Tuhanlah yang

memilih, sedangkan rakyat hanya menobatkan. Dan Monarki adalah bentuk yang

paling baik. Alasannya apa ? Alasanya sejarah, jadi praktek ketatanegaraan, yaitu

Romawi, Romawi terkenal sebagai negara demokrasi terbaik di seluruh dunia tetapi

akhirnya jatuh juga ke tangan kekuasaan kaisar-kaisar. Apa sebabnya ? karena di

dalam demokrasi itu tidak ada kepastian dari rakyat. Ini menghalang-halangi

tercapainya tujuan masyarakat yang telah dibentuk, jadi tujuan negara.

Apakah tujuan negara itu ? tujuan negara menurut John Locke adalah bahwa

perjanjian masyarakat untuk membentuk masyarakat dan selanjutnya negara itu

tujuannya adalah memelihara dan menjamin terlaksananya hak-hak asasi manusia.

Dan dalam perjanjian masyarakat ini tiap-tiap manusia menyerahkan hak-hak

alamiahnya kepada masyarakat, tetapi tidak semua. Yang dikecualikan, jadi yang

tidak diserahkan adalah hak-hak asasi tersebut. Karena ini, menurut John Locke tidak

Page 6: file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._KEWARGANEGARAAN/... · Web viewAlasanya sejarah, jadi praktek ketatanegaraan, yaitu Romawi, Romawi terkenal sebagai negara demokrasi

dapat dilepaskan. Justru jaminan terhadap hak-hak asasi manusia inilah yang menjadi

tujuan negara. Bahkan kekuasaan penguasa-pun dibatasi oleh hak-hak asasi ini. Jadi

hal inilah yang tidak memungkinkan kekuasaan penguasa itu bersifat mutlak. Ini

berbeda dengan pendapat Thomas Hobes yang menyatakan bahwa kekuasaan

penguasa itu harus mutlak.

ANALISIS

1. Ajaran John Locke

Ajaran John Locke tentang negara dan hukum nantinya adalah merupakan

jabatan antara pemikiran tentang negara dan hukum pada abad XVII dengan

pemikiran tentang negara dan hukum pada abad ke XVII mengalami suatu

pertumbuhan serta perkembangan yang sama sekali lain dari pada pertumbuhan serta

perkembangan yang sama semula.

Ajaran John Locke yang perlu untuk mendapatkan perhatian yaitu tentang

pendapatnya mengaenai hak-hak alamiah manusia yang tidak dapat diserahkan

kepada masyarakat dengan melalui atau jalan suatu perjanjian. Berarti diadakan

pembatasan terhadap kekuasaan negara, demi perlindungan kepentingan individu.

Dengan demikian, maka raja tidak bertindak sewenang-wenang, karena rakyat tidak

memberikan hak sepenuhnya kepada rakyat dan hal ini sangat baik untuk diterapkan

dalam suatu negara dan contoh kongkritnya dapat kita lihat dalam negara kita

Indonesia. Dengan begitu rakyat punya peranan yang penting dalam pemerintahan

yang ada seperti peran dalam pemilihan umum untuk memilih pemimpin dan di

Indonesia terlihat dalam pemilihan Presiden setip lima tahun sekali yang rakyat dapat

memilih langsung.

Semua tujuan dari pada hukum alam itu adalah untu membatasi kekuasaan

absolut dari pada negara. Dengan demikian ajaran John Locke menimbulkan

konstruksi pemerintahanyang bersifat terbatas.

Jadi, menurut John Locke keadaan alam bebas dan alamiah telah mendahului

sebelum terbentuknya negara dan saat itu telah ada perdamaian yang di inginkan oleh

Page 7: file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._KEWARGANEGARAAN/... · Web viewAlasanya sejarah, jadi praktek ketatanegaraan, yaitu Romawi, Romawi terkenal sebagai negara demokrasi

setiap manusia dan selain perdamain ada juga akal pikiran, jadi sebelum adanya

negara sudah ada yang namanya pikiran seperti halnya dalam suatu negara.. Hak-hak

alamiah yang dimaksudkan adalah;

1. Hak hidup

2. hak kebebasan atau kemerdakaan

3. hak akan milik, hak memiliki sesuatu.

Ciri dari pada hukum alam itu adalah berlakunya hukum ini umum dan harus

sesuai dengan rasio. Dengan begitu hukum yang ada harus sesuai dengan kenyataan

dan tentunya harus dapat diterima dengan akal atau logis. Sedangakan peraturan yang

sewenag-wenang terutama dalma unsur pembuatan undang-undang itu ada unsur

kepentigan orang-orang atau kelompok dan golongan tertentu bukan merupak hukum

alam, karena umum tiadak mau menaati.

Tugas negara yaitu;

Membuat UU.

Melaksanakn peraturan yang ditetapkan.

Mengatur hubungan dengan negara lain.

Bentuk negara menurut John Locke ;

1. Apabila kekuasaan perundangan-perundangan diserahkan kepada satu orang

saja, disebut Monarki

2. Apabila kekuasaan perundangan-perundangan diserahkan kepada beberapa

orang, disebut Aristokrasi

3. Apabila kekuasaan perundangan-perundangan diserahkan kepada masyarakat,

disebut Demokrasi

Tujuan negara menurut pendapat John Locke adalah perjanjian masyarakat

membentuk dan selanjutnya negara itu, tujuanya adalah untuk memelihara dan

menjamin terlaksananya hak asasi manusia. Dan mengatakan dalam perjanjian

masyarakat menyerahkan hak-hak almaiahnya kepada masyarakat ,tetapi tidak semua

hak-hak diserahkan kepada masyarakat dan hak-hak asasi itu yang menjadi tujuan

negara. Kekuasaan penguasa dibatasi oleh hak-hak asasi tiu.

Page 8: file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._KEWARGANEGARAAN/... · Web viewAlasanya sejarah, jadi praktek ketatanegaraan, yaitu Romawi, Romawi terkenal sebagai negara demokrasi

John Locke menjadi seorang pembela dari hak-hak pemerintahan monarki

terbatas. Manusia dalam keadaan bebas mengatakan sejak manusia itu dilahirkan

kedalam dunia sudah memiliki hak –hak menurut kodratnya yaitu yang sekarang kita

sebut hak asasi manusia (HAM). Selain itu juga tujuan dari adanya negara pada

umumnya yang kita ketahui yaitu untuk menjamin atau memelihara terlaksananya

hak-hak aasi, sehingga kalau ada yang melanggar hak asasi itu harus diberantas,

karena kalau hak-hak itu masih dilanggar maka manusia tidak akan merasa dirinya

berharga.

Yang menjadi kesulitan dari pada pemikir besar abad XVII khususnya John

Locke yaitu John Locke mencampur adukan hal-hal yang seharusnya logis, seperti

pemisahan antara: alam dengan rohaniah atau Agama, hukum dengan tata susila. Dan

itulah yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan yang dikehendaknya. Pembagian

kekuasaan negara menuru John Locke dipertegas dan disempurnakan oleh tokoh yang

terkenal yaitu Montesquie yang menjadi tujuanya yaitu mengusahakan agar

pemerintahan absolute itu tidak ada, karena hal itu sangat mengabaikan hak-hak asasi

manusia bahkan hak-hak yang dibawa sejak lahir.

Penerapan ajaran John Locke di negara Indonesia

Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia mengunakan tori pemisahan

kekuasaan negara oleh Montesquieu dan Montesquieu itu mempertegas teori

kekuasaan yang dikemukakan oleh John Locke. Sehingga kita sebagai negara yang

menganut sistem pembagian keuasaan Montesguieu tentu erat sekali kaitanya dengan

pendapat dari John Locke.

> Selanjutnya dalam keadaan alam bebas menuru John Locke manusia itu punya

hak-hak dasar atau alamiah yang telah dibawa sejak dia dilahirkan ke dunia, yaitu

hak-hak manusia yang dimilikinya secara pribadi yang berarti mengakui adanya

HAM dan dalam negara kita Indonesia sangat menghargai dan menghormati HAM

hal tersebut dapat dilihat dalam pasca orde baru tampak semakin jelas landasan

operasionalnya. Setelah keluarnya keppres No. 50/1993 tentang, “komunis HAM”

Page 9: file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._KEWARGANEGARAAN/... · Web viewAlasanya sejarah, jadi praktek ketatanegaraan, yaitu Romawi, Romawi terkenal sebagai negara demokrasi

dilanjutkan dengan lahirnya TAP MPR No. XVII/MPR/1998 tentang ”hak asasi

manusia”, kemudian disusul dengan keluarnya UU No. 39/1999 tentang “pelaksannan

HAM di Indonesia”, serta perpu No. 1/1999 tentang peradilan HAM”.

Tap MPR No. XVII/MPR/1998 memuat tentang piagam hak asasi manusia,

yang antara lain berisi ; hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan,

hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak atas kebebasan

informasi, hak keamanan, hak kesejahteraan, kewajiban, perlindungan dan pemajuan.

Hak-hak alamiah manusia menurut John Locke yaitu

Hak hidup

hak kebebasan atau kemerdakaan

hak akan milik, hak memiliki sesuatu

Semua hak alami manusia yang diatas semuanya ada dalam Tap MPR No.

XVII/MPR/1998 dan terdapat juga dalam UUD seperti hak kebebasan dan

kemerdekaan dan hak lainya yang ada dalam pasal 28 yang terdiri dari 10 ayat(A-J).

Dengan demikian dapat dikatakan dengan pasti pemikiran John Locke diterakan di

negara Indonesia.

> Tugas negara menurut John Locke atau yang disebut dengan Trias politik

yaitu ;

a. Legislatif yaitu membuat undang-undang.

b. Eksekutif yaitu melaksanakan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan atau yang

dibuat oleh badan Legislatif.

c. Federatif yaitu kekuasaan mengatur hubungan dengan negara-negara lain.

Dari uraian diatas dapat dikaitkan degan pembagian kekuasaan di Indonesia

(Montesquieu ), yaitu ;

a. Legislatif yaitu membuat undang-undang

b. Eksekutif yaitu melaksanakan UU dan menyusun RUU

c. Yudikatif yaitu megawasi jalanya pemerintahan

Dengan demikian ajaran John Locke yang diterapkan di Indonesia yaitu tugas

Legislatif dan Eksekutif sama, hanya saja di Indonesia Eksekutif dapat menyusun

Page 10: file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._KEWARGANEGARAAN/... · Web viewAlasanya sejarah, jadi praktek ketatanegaraan, yaitu Romawi, Romawi terkenal sebagai negara demokrasi

RUU (Presiden) atau antara legislatif,eksekutif dan yudikatif dapat bekerja sedangkan

menurut John Locke tidak dapat bekerja sama antara Legislatif, Eksekutif dan

Yudikatif.

> Dalam perjanjian masyarakat meurut John Locke tidak semua hak-hak

diserahkan kepada penguasa terutama hak yang dibawa sejak lahir, di Indonesia juga

rakyat tidak menyerahkan hak-haknya kepada pemimpin atau yang kita kenal yaitu

wakil rakyat, hal itu bisa kita lihat dengan dicantumkanya hak-hak manusia dalam

peraturan dan juga dalam undang-undang dasar 1945.

Page 11: file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._KEWARGANEGARAAN/... · Web viewAlasanya sejarah, jadi praktek ketatanegaraan, yaitu Romawi, Romawi terkenal sebagai negara demokrasi

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto, Drs., Dasar-dasar Ilmu Tata Negara untuk SMU, Jakarata ,Penerbit

Erlangga, 2000.

Kansil, Drs. SH., Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta,

Penerbit Balai Pustaka, 1992.

Page 12: file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._KEWARGANEGARAAN/... · Web viewAlasanya sejarah, jadi praktek ketatanegaraan, yaitu Romawi, Romawi terkenal sebagai negara demokrasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

John locke merupakan seorang ahli pemikir besar tenteng negara dan hukum

dari Inggris.Ajaran john locke mengenei negara,menjelaskan tentang pemisahan

kekuasaan atau separation of power yang membuka kemungkinan besar

timbulnya ajaran tentang hak dasar manusia.

Dalam ajarannya, John locke menjelaskan mengenai pemisahan kekuasaan

yang terbagi menjadi 3 bagian, yaitu : kekuasaan legislatif,eksekutif,dan

federatif.Ajaran mengenai pemisahan kekuasaan ini dinamkan Trias Politica.

Dalam ajaran Trias Politica yang dikemukakan oleh John Locke, masyarakat

menunjuk seorang penguasa ini kemudian diberikan wewenang untuk menjaga

dan menjamin terlaksananya hak-hak menusia seperti yang telah diungkapkan

sebalumnya bahwa dengan adanya Separation of power dimana disini kekuasaan

penguasa yang terbatas, yang membatasinya yaitu hak-hak azasi,artinya didalam

menjalankan kekuasaannya itu tidak boleh melanggar hak-hak azasi.Jadi disini

telah jelas bagi kita mengenai penjelasan sebelumnya bahwa dari pemisahan

kekuasaan akan lahir hak-hak dasar manusia.

Page 13: file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._KEWARGANEGARAAN/... · Web viewAlasanya sejarah, jadi praktek ketatanegaraan, yaitu Romawi, Romawi terkenal sebagai negara demokrasi

1.2 Masalah

Ajaran John Locke adalah merupakan lanjutan dari pada ajaran kaum

Monarchomachen artinya pembenci raja atau musuh-musuh raja, tetapi pengertian

tersebut tidaklah mengenai sasaranya, karena hanya ditujukan kepada perlawanan

terhadap keburukan-keburukannya yang tentu saja juga tidak kepada pemerintah

yang bersifat absolut atau terhadap rajanya sendiri.

Sedangkan tugas negara menurut John Locke adalah menetapkan dan

melaksanakan hukum alam.Hukum alam disini dalam pengertian yang luas,

artinya negara itu tidak hanya menetapkan dan melaksanakan hukum alam saja,

tetapi dalam membuat peraturan-peraturan atau undang-undang negarapun harus

juga berpedoman pada hukum alam. Ciri atau tanda daripada hukum alam ini

adalah bahwa berlakunya hukum ini umum dan sesuai dengan rasio.

John Locke berpendapat bahwa kekuasaan tertinggi jadi kekuasaan

perundang-undangan, tidak mungklin terletak di tangan rakyat, tidak pernah orang

melihat suatu permusyawaratan rakyat umum yang mengangkat seorang raja,

paling-paling golongan terbanyak.

BAB IV

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat di ambil adalah John Locke seorang pelopor liberalisme dalam bidang politik yang berasal dari Inggris yang mengatakan bahwa, rakyat sebagai pemegang kekuasaan tertinggi memberikan sebagian haknya pada penguasa untuk kepentingan bersama. Hal seperti ini hampir sama dengan sistem pemerintahan di Indonesia.

Page 14: file.upi.edufile.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._KEWARGANEGARAAN/... · Web viewAlasanya sejarah, jadi praktek ketatanegaraan, yaitu Romawi, Romawi terkenal sebagai negara demokrasi

John Locke membagi fungsi negara menjadi tiga yaitu:

1. Fungsi Legeslatif, membuat peraturan2. Fungsi Eksekutif, melaksanakan peraturan, dan Yudikatif mengawasi

pelaksanaan peraturan 3. Fungsi federatif, mengurusi urusan luar negeri dan urusan perang serta damai.

Fungsi negara seperti ini pun hampir sama dengan fungsi negara yang dimiliki oleh negara Indonesia. Hanya ada satu perbedaan , yakni Indonesia tidak memiliki fumgsi negara federatif. Indonesia memiliki fungsi negara: Legeslatif, Eksekutif, dan Yudikatif. Oleh karena itu sistem atau pendapat lain dari John Locke ini, tidak jauh berbeda dengan sistem yang di terapkan di negara kita, negara Indonesia.

4.2 Saran

Saran yang saya dapat berikan melalui pembahasan ini adalah, alangkah baiknya apabila negara kita bisa mengambil dan menerapkan sistem yang di buat oleh John Locke. Dan hasil penerapan sistem baru itu diharapkan dapat membuat negara Indonesia lebih maju dan berkembang di segala bidang kehidupan terutama dalam bidang politik. Dengan syarat sistem-sistem tersebut memiliki kriteria-kriteria yang sesuai dengan ideologi negara kita yakni pancasila. Sehingga masyarakat kita dapat menerimanya, dan menghasilkan tujuan serta cita-cita yang positif untuk membawa Indonesia pada keadaan yang lebih baik lagi dari keadaan sebelumnya.