fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti...

27
i TINJAUAN YURIDIS JUAL BELI SENJATA API DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1951 TENTANG SENJATA API PERUBAHAN ATAS “ORDONNANTIETIJDELIJKE BIJZONDERE STRAFBEPALINGEN” JURNAL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Untuk mencapai derajat S-1 pada Program Studi Ilmu Hukum Oleh : MUHAMMAD ARIFSYAH D1A014223 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

Transcript of fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti...

Page 1: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti dan memenuhi aturan undang-undang tentang senjata api. Penelitian ini dilakukan dengan

i

TINJAUAN YURIDIS JUAL BELI SENJATA API DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1951

TENTANG SENJATA API

PERUBAHAN ATAS “ORDONNANTIETIJDELIJKE BIJZONDERE STRAFBEPALINGEN”

JURNAL ILMIAH

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Untuk mencapai derajat S-1 pada

Program Studi Ilmu Hukum

Oleh :

MUHAMMAD ARIFSYAH

D1A014223

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2019

Page 2: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti dan memenuhi aturan undang-undang tentang senjata api. Penelitian ini dilakukan dengan

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

TINJAUAN YURIDIS JUAL BELI SENJATA API DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1951

TENTANG SENJATA API

PERUBAHAN ATAS “ORDONNANTIETIJDELIJKE BIJZONDERE STRAFBEPALINGEN”

Program Studi Ilmu Hukum

Oleh :

MUHAMMAD ARIFSYAH

D1A014223

Menyetujui,

Pembimbing I

Dr. Aris Munandar, SH., M.Hum. NIP. 196108161988031004

Page 3: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti dan memenuhi aturan undang-undang tentang senjata api. Penelitian ini dilakukan dengan

iii

“TINJAUAN YURIDIS JUAL BELI SENJATA API DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 1951 TENTANG SENJATA

API” PERUBAHAN ATAS (ORDONNANTIETIJDELIJKE BIJZONDERE STRAFBEPALINGEN)

NAMA : MUHAMMAD ARIFSYAHNIM : D1A014223FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM

ABSTRAK

Jual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti dan memenuhi aturan undang-undang tentang senjata api. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimanakah pengaturan terhadap jual beli senjata api menurut ketentuan hukum positif Indonesia dan pertanggungjawaban hukum terhadap jual beli senjata api ilegal. Jenis penelitian normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Sumber bahan hukum adalah data kepustakaan, jenis bahan hukumnya adalah hukum primer, sekunder dan tersier, yang dikumpulkan dengan mengacu pada peraturan, hasil penelitian, buku, dokumen dan bahan hukum penunjang lainnya. Hasil penelitianya adalah prosedur pendirian pabrik, proses jual beli, penggunaan, prosedur pemusnahan, serta akibat hukum dalam undang-undang, dan KUH Pidana.

Kata kunci : Jual Beli, Senjata Api.

JURIDICAL REVIEW OF FIREAMS BUSINESS ACCORDING TO LAW 12/1951 ABOUT FIREAMS(ORDONNANTIETIJDELIJKE BIJZONDERE

STRAFBEPALINGEN)

ABSTRACTFirearms business is an illegal activity, unless it complies with terms and condition as regulated in Law 12/1951 about Firearms. This topic will be reviewed in this research by referring to Indonesian positive law and legal responsibility of this business. This research is a normative research with statute and conceptual approach. This research uses literature review by collecting primary, secondary, and tertiary data and legal materials, including regulations, previous researches, textbooks, journals, and other documents. Finding of this research describes the cycle of firearms business, starting from factory building procedures, sales procedure, whether it is export or import, procedure of firearms uses, to firearms elimination procedures. In addition, the legal consequences of firearms business is regulated in the Law about firearms and the Indonesian Criminal Law.Keywords: Business, Firearms

Page 4: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti dan memenuhi aturan undang-undang tentang senjata api. Penelitian ini dilakukan dengan

1

I. PENDAHULUAN

Di era globalisasi 1seperti ini perkembangan zaman yang sangat cepat sangat

dirasakan oleh masyarakat Indonesia, contohnya dalam berbagai bidang seperti

dalam bidang bidang sosial, ekonomi, dan juga teknologi. Perkembangan tersebut

dapat menimbulkan berbagai macam dampak, baik yang positif maupun yang

negatif bagi masyarakat. Hal tersebut dapat memicu meningkatnya segala tindak

kejahatan di dalam masyarakat berupa pembunuhan, pencurian, perampokan dan

juga penodongan yang telah banyak terjadi di dalam masyarakat, sehingga

menimbulkan rasa tidak aman bagi warga masyarakat. Oleh karena itu sebagian

besar warga masyarakat berusaha menjaga atau mencegah agar mereka terhindar

dari segala tindak kejahatan tersebut, maka menurut sebagian masyarakat senjata

api cocok untuk menjaga diri, sebagai alat untuk pembelaan diri dan juga untuk

perlindungan diri.

Untuk memiliki senjata api diperlukan biaya yang tidak murah, hanya orang-

orang tertentu saja yang dapat memiliki senjata api, yaitu mereka yang karena

tugas dan jabatannya diperbolehkan memiliki dan membawa senjata api. Namun

bukan hanya orang-orang yang karena tugas dan jabatannya saja yang

diperbolehkan membawa serta memiliki senjata api. masih ada orang-orang dari

golongan ekonomi tertentu yang dapat memiliki serta membawa senjata api.2

1http://www.e-journal.uajy.ac.id2Andamari, Pengawasan Pihak Kepolisian Terhadap Penyalahgunaan

Senjata Api Yang Dimiliki WargaSipil Khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta, (Skripsi Sarjana Hukum Universitas Atma Jaya), 2011, hlm. 3

Page 5: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti dan memenuhi aturan undang-undang tentang senjata api. Penelitian ini dilakukan dengan

2

Seseorang yang tanpa izin mempunyai dan menyalahgunakan senjata api, dapat

dijerat dengan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951

tentang Senjata Api. Untuk memperoleh izin kepemilikan senjata api, tidaklah

mudah karena harus melalui prosedur yang telah ditentukan. Pemberian Izin

Khusus Senjata Api (IKHSA) terutama bagi warga sipil, yang dikeluarkan oleh

Divisi Intelijen Mabes Polri meliputi syarat yang ketat antara lain adalah harus

mendapatkan rekomendasi dari Kepolisian Daerah (Polda) setempat, rekomendasi

Kepolisian Daerah (Polda), kemudian menyerahkan Surat Keterangan Cakap

Kepolisian (SKCK), harus lulus psikotes (meliputi mental dan psikologis) dan

serta telah memiliki kemampuan dan kemahiran menggunakan senjata api.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis telah

menentukan rumusan masalah dan tujuan penlisan dari skripsi ini, yaitu :1.

Bagaimanakah pengaturan jual beli senjata api menurut ketentuan hukum positif

Indonesia. dan 2. Bagaimanakah pertanggung jawaban hukum terhadap jual beli

senjata api ilegal ?.3

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 4penelitian hukum

Normatif dengan pendekatan sebagai berikut :5 1. Pendekatan Perundang-

Undangan (Statute Approach), 2. Pendekatan Konseptual (Conceptual Approach).

3I Putu Sugiarta, Perlindungan Hukum Jual Beli Hp Bekas, (Skripsi Sarjana Hukum Universitas Mataram), 2015, hlm. 5-6

4 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudy, Penelitian Hukum Normatif (suatu tinjauan singkat), Rajawali pers, Jakarta,2001, hlm : 13-14

5 Johny Ibrahim, Teori, Metode dan Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia publishing, Malang-Jawa Timur, 2oo7, hlm. 30

Page 6: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti dan memenuhi aturan undang-undang tentang senjata api. Penelitian ini dilakukan dengan

3

Jenis dan sumber bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : 1.

Bahan hukum primer yang merupakan bahan-bahan hukum yang mempuyai

kekuatan mengikat, yang terdiri dari :6Norma (dasar) atau kaidah dasar, yaitu

UUD 1945, Peraturan Dasar mencakup diantaranya Batang Tubuh UUD 1945 dan

Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat, Peraturan Perundang-undangan yang

berhubungan dengan obyek penelitian, seperti Kitab Undang-undang Hukum

Perdata dan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1951 tentang Senjata Api

Perubahan Atas“Ordonnantietijdelijke Bijzondere Strafbepalingen”,Peraturan

Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang

Perizinan, Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Nonorganik. 2). Bahan

hukum sekunder, hasil penelitian, karya-karya hukum, makalah-makalah, diktat,

buku referensi, surat kabar7.

Tehnik memperoleh bahan hukum dalam penelitian ini adalah studi

kepustakaan (Library Researc). Studi kepustakaan terhadap bahan hukum

sekunder dikumpulkan dengan melakukan studi kepustakaan, yaitu dengan

mengumpulkan. Membaca, mempelajari, membuat catatan-catatan, kutipan-

kutipan serta menelaah bahan-bahan pustaka berupa peraturan perundang-

undangan, rancangan undang-undang, hasil penelitian, jurnal ilmiah, dan makalah

seminar yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

II. PEMBAHASAN6Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia

(UI) Press, Jakarta, 1986, hlm : 527 Hilman Hadikusuma, Metode Pembuata Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu

Hukum, Mandar Maju, Bandung, 1995, hlm : 65

Page 7: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti dan memenuhi aturan undang-undang tentang senjata api. Penelitian ini dilakukan dengan

4

Bagaimanakah pengaturan jual beli senjata api menurut hukum positif

indonesia ?

Di Indonesia syarat yang harus terpenuhi untuk memiliki sebuah senjata api

sebenarnya tidaklah mudah, pemohon harus lulus dalam berbagai tes berkaitan

dengan psikologi atau keadaan kejiwaan dari si pemohon ijin tersebut yang

diselenggarakan oleh Mabes Polri. Dari segi administrasipun, syarat yang diminta

harus semua terpenuhi, hal ini dimaksudkan agar tidak semua orang dapat dengan

mudahnya dapat memiliki atau menguasai senjata api. Di dalam beberapa undang

– undang yang ada di Indonesia, terdapat beberapa macam senjata yang dapat

dibeli dan digunakan oleh masyarakat sipil, pembelian senjata tersebut

dimaksudan untuk digunakan dari berbagai kepentingan misalnya senjata yang

digunakan untuk bela diri maupun senjata api yang digunakan sebagai sarana

kepentingan olahraga, adapun pembelian terhadap senjata api dapat dilakukan

atau dibeli pada pabrik atau PT (Perseroan Terbatas) senjata api yang telah resmi

yang direkomendasikan oleh menteri pertahanan dan telah diaggap legal yang

telah memenuhi syarat-syarat pendirian pabrik produksi senjata api. Syarat

pendirian pabrik atau usaha produksi senjata api ini telah diatur pada Peraturan

Menteri Pertahanan Negara Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2012 tentang

Pedoman dan Tata Cara, Pembinaan, Pengembangan, Pegawasan, dan

Pengendalian Industri Bahan Peledak.

Didalam pasal 13 Peraturan Menteri Nomor 36 Tahun 2012 terdapat beberapa

kategori badan usaha bahan peledak yaitu8 :Usaha produksi, usaha pengadaan,

8Indonesia, Peraturan Menteri Pertahanan Negara Republik Indonesia, tentang Pedoman dan Tata Cara, Pembinaan, Pengembangan, Pengawasan, dan Pengendalian Industri Bahan Peledak, No. 36 Tahun 2012.

Page 8: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti dan memenuhi aturan undang-undang tentang senjata api. Penelitian ini dilakukan dengan

5

usaha pendistribusian.Dalam melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud diatas,

para pelaku usaha terlebih dahulu harus memenuhi syarat sebelum sebelum

mendirikan pabrik produksi senjata api, syarat tersebut adalah pelaku usaha harus

memiliki surat rekomendasi pendirian pabrik dan memiliki bukti kepemilikan atau

penguasaan tanah maupun modal yang cukup untuk mendirikan pabrik, selain itu

pelaku usah juga harus menyiapkan bahan baku dalam pembuatan senjata api dan

telah memliki desain serta tenaga ahli yang berkompeten dalam pendirian pabrik

dan juga telah memiliki surat kelayakan lingkungan hidup serta telah memenuhi

syarat teknis yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Bahan Peledak antara

Kementrian.

Kemudian setelah memenuhi syarat pendirian pabrik, pelaku usaha dapat

melakukan kegiatan usahanya yaitu melakukanpengolahan untuk mengubah bahan

bakudan/atau bahan peledak menjadi bahan peledak dan/atau bahanpeledak

senjata api dengan memenuhi beberapa syarat seperti, memenuhi persyaratan

untuk pendirian pabrik, dan Badan Usaha memiliki Izin Usaha Industri (IUI) dari

Kementerian Perindustrian, Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar

Perusahaan (TDP) dari Kementerian Perdagangan, melampirkan bukti adanya

kepemilikan atau penguasaan pabrik bahan peledak yang akan beroperasi,

memiliki sertifikat atau berita acara hasil penilaian dari tim pengawas independen,

memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam rapat koordinasi Tim

Pengawas Bahan Peledak Antarkementerian.

Selanjutnya adalah sesuai dengan pasal 19 Peraturan Menteri Nomor 36 Tahun

2012, barang yang sudah diproduksi oleh pabrik dengan memenuhi beberapa

Page 9: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti dan memenuhi aturan undang-undang tentang senjata api. Penelitian ini dilakukan dengan

6

persyaratan, pelaku usaha dapat melakkan pengadaan atau pun import bahan

peledak, yang dimaksud dengan pengadaan adalah suatu kegiatan untuk

menyediakan bahan peledak dan/atau bahan peledak assesoris melalui produksi di

dalam negeri atau impor. Kegiatan pengadaan atau import bahan peledak harus

dilakukan sesuai dengan peraturan Menteri Nomor 36 Tahun 2012.

Selanjutnya adalah Pasal 20 yaitu pendistribusian, yang dimaksud dengan

pendistribusian adalah suatu kegiatan untuk menyerahkan kepemilikan bahan

peledak dan/atau bahan peledak assesoris dari produsen bahan peledak kepada

Badan Usaha Bahan Peledak dan/atau dari Badan Usaha Bahan Peledak ke

pengguna akhir dan/atau ekspor.

Setelah melakukan pendistribusian senjata api yang telah diproduksi,

selanjutnya senjata api tersebut dapat diperjual belikan kepada pemesan atau

seseorang yang ingin membeli senjata api yang telah memenuhi standar dn

persyaratan yang telah ditentukan oleh kepolisian daerah. Pembelian senjata api

dapat dilakukan dalam dua jenis pembelian yaitu dengan melakukan pembelian

didalam negeri maupun diluar negeri (import).

Proses Jual Beli Senjata Api

Pada Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Bab 5 Pasal 1457 menjelaskan

bahwa jual beli adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu

mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu barang, dan pihak lain untuk

membayar harga yang dijanjikan. Sesuai dengan pasal tersebut dapat mengacu

bahwa apabila dalam jual beli salah satu seseorang melanggar atau tidak

Page 10: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti dan memenuhi aturan undang-undang tentang senjata api. Penelitian ini dilakukan dengan

7

memenuhi persyaratan yang dalam jual beli, maka transaksi atau proses jualbeli

tersebuat akan dinyatakan batal dan tidak terjadi aktifitas jual beli.

Pada proses jual beli senjata api, terdapat juga beberapa aturan tentang tata

cara proses pembelian senjata api, baik itu senjata api untuk bela diri ataupun

senjata api untuk kepentingan olahraga, beberapa aturan tersebut dapat dilihat

pada beberapa peraturan misalnya adalah Peraturan Kepala Kepolisian Republik

Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata

Api Untuk kepentingan Olahraga dan terdapat juga pada Peraturan Kepala

Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017. Semua proses

pembelian maupun pemakaian sampai pada penggunan senjata api terdapat

didalam peraturan-peraturan tersebut.

Proses penjualan senjata api selanjutnya dapat dilakukan atas ketentuan

undang-undang yang berlaku, penjualan dapat dilakukan oleh produsen senjata api

yang sekaligus bertindak sebagai penjual senjata api, produsen akan menjual

senjata api apabila seorang pembeli telah memenuhi persyaratan yang telah

ditetapkan dalam Undang-undang yang berlaku. Dalam melakukan aktifitas

penjualan, penjual harus memenuhi hak dan kewajiban sebagai seorang penjual

yang telah diatur didalam Pasal 1457 KUHPerdata tetang Jual Beli.9 Hak yang

dapat diperoleh oleh penjual adalah menerima pembayaran dari harga yang telah

disepakati oleh pembeli dari barang yang ia jual. Menurut pasal 1513

KUHPerdata menjelaskan bahwa kewajiban utama pembeli adalah membayar

harga pembelian pada waktu dan ditempat yang ditetapkan dalam persetujuan, hal

9 R.Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Balai Pustaka, 2009. Hlm 48.

Page 11: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti dan memenuhi aturan undang-undang tentang senjata api. Penelitian ini dilakukan dengan

8

tersebut merupakan hak yang harus diterima oleh penjual seperti pada umumnya.

Kemudian pada pasal 1517 KUHPerdata diatur juga jiak pembeli tidak membayar

harga pembelian, maka penjual dapat menuntut pembatalan jual beli menurut

ketentuan pasal 1266 dan 1267, kemudian pembatalan jual beli dapat dilakukan

oleh penjual jika pembeli tidak ada itikad baik dalam melakukan pembayaran.

Selanjutnya adalah kewajiban-kewajiban penjual yang telah ditetapkan didalam

Pasal 1474 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata dengan memenuhi kewajiban-

kewajiban sebagai seorang penjual diantaraya adalah, penjual wajib menyerahkan

barang yang dijual kepada pembeli, dan penjual wajib menanggung atau

menjamin atas barang yang dijual.

Kemudian didalam pasal 1491 KUHPerdata menyebutkan bahwa

penanggungan yang menjadi kewajiban penjual terhadap pembeli adalah untuk

menjamin dua hal yaitu pertama adalah penguasaan barang yang dijual itu secara

aman dan tentram, dan yang kedua adalah tidak adanya cacat yag tersembunyi

pada barang tersebut, atau yang sedemikian rupa sehingga menimbulkan alasan

untuk pembatalan pembelian yang dikarenakan penjual tidak memenuhi prestasi

yang telah diperjanjikan sebelumnya. Didalam peraturan Jual Beli didalam KUH

perdata dijelaskan bahwa apabila penjual tidak memenuhi kewajibannya maka

pembelian atau kesepakatan dalam pembelian dapat dianggap batal karena tidak

memenuhi perjanjian dari awal, kemudian sanksi yang dapat dikenakan kepada

pihak penjual yang diterangkan dalam Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 36

Tahun 2012, seorang atau badan penjual senjata api akan dikenakan sanksi

administratif apabila dalam rangka pendistribusian senjata api tidak memenuhi

Page 12: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti dan memenuhi aturan undang-undang tentang senjata api. Penelitian ini dilakukan dengan

9

syarat yang telah ditentukan, adapun sanksi administratif tersebut adalah10:

peringatan tertulis pertama, peringatan tertulis kedua, pencabutan Izin Usaha dan

Pendistribusian senjata api.

Kemudian apabila penjual baik itu PT (perseroan terbatas) maupun seseorag yang

melakukan kegiatan penjualan secara ilegal atau tidak memenuhi perjanjian dan

peraturan yang ada, sesuai dengan KUHPerdata pembelian barang (Senjata Api)

dapat dinyatakan batal dan dapat dikenakan sanksi administratif serta Pidana

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1951 Tentang Senjata api.

Dalam melakukan transaksi pembelian, tentunya banyak sekali peraturan yang

harus dipenuhi oleh calon pemegang senjata api, peraturan tentang pembelian

senjata api terdapat pada PERKAP Nomor 8 Tahun 2012, yang menjelaskan

prosedur pembelian senjata api untuk kepentingan olahraga, kemudian selanjutnya

adalah PERKAP Nomor 11 Tahun 2017 yang mengatur tentang pembelian senjata

api untuk kepetingan bela diri. Dalam melakuan pembelian senjata api seorang

pembeli harus mengetahui Hak dan Kewajiban sebagai seorang pembeli, sesuai

dengan pasal 1481 KUHPerdata.11

Selanjutnya adalah kewajiban pembeli adalah menyerahkan barang yang sudah

diperjualbelikan kepada pihak penjual dan dapat menanggung dan menjamin agar

penguasaan barang yang dijual secara aman dan tentram dan menjamin cacat

tersembunyi atas barang tersebut, dan jika dalam melakukan proses jual beli hak

10Indonesia, Peraturan Menteri Pertahanan Negara Republik Indonesia, tentang Pedoman

dan Tata Cara, Pembinaan, Pengembangan, Pengawasan, dan Pengendalian Industri Bahan

Peledak, No. 36 Tahun 2012.11R.Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Balai Pustaka,

2009. Hlm 48.

Page 13: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti dan memenuhi aturan undang-undang tentang senjata api. Penelitian ini dilakukan dengan

10

dan kewajiban pembeli tidak dipenuhi atau tidak sesuai dengan perjanjian, maka

jual beli tersebut dapat dilakukan pembatalan.

Dalam pembelian senjata api secara legal dan resmi haruslah sesuai dengan

peraturan yang ada, peraturan tersebuat mulai dari aturan yang ada dalam

KUHPerdata sampai kepada Peraturan yang lebih rinci lainnya seperti PERKAP

mor 8 Tahun 2012 dan PERKAP Nomor 11 Tahun 2017, semua peraturan diatas

menerangkan bahwa bagaimana cara pembelian dan kode etik sebagai seorang

pembeli yang baik, dalam KUHPerdata, apabila seseorang tidak memenuhi

sebagian atau semua Peraturan yang telah ditetapkan, maka proses jual beli dapat

dibatalkan karena tidak sesuai dengan perjanjian yang ada dan diatur dalam pasal

1457 KUHPerdata tentang jual beli, selanjutnya adalah akibat hukum apabila

salah satu persyaratan yang diajukan oleh pemohon pembelian senjata api

olahraga maupun senjata api untuk beladiri maka persyaratan itu akan ditolak dan

berkas permohonan tidak akan diterima.

Berikut ini adalah berbagai peraturan hukum indonesia yang mengatur tentang

senjata api : 1. UU No. 12 Tahun 1951 Tentang Senjata Api Perubahan Atas

“Ordonantietijdelijke Bijzondere Strafbepalingen” , 2. Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 1996 Tentang Senjata Api Dinas Direktorat

Jenderal Bea Cukai Presiden Republik Indonesia. 3. Keputusan Presiden Republik

Indonesia Nomor 125 Tahun 1999 Tentang Bahan Peledak. 4. Peraturan Menteri

Pertahanan Negara Republik IndonesiaNomor 36 Tahun 2012 Tentang Pedoman

dan Tata Cara, Pembinaan, Pengembangan, Pengawasan, dan Pengendalian

Industri Bahan Peledak. 6.Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik

Page 14: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti dan memenuhi aturan undang-undang tentang senjata api. Penelitian ini dilakukan dengan

11

Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata

Api Untuk Kepentingan Olahraga. 7. Peraturan Kepala Kepolisian Negara

Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Perizinan, Pengawasan dan

Pengendalian Senjata Api Nonorganik.

Penegakan hukum terhadap jual beli senjata api ilegal ?

Bagi pelaku Sipil dapat dikenakan sanksi Pasal 1 ayat (1) UU No.12/Drt/1951,

selanjutnya dalam pasal 6 ayat (1) yang menjelaskan bahwa12pasal tersebut jelas

menerangkan bahwa pihak yang berhak atau bertugas menangani kejahatan

berkaitan dengan senjata api adalah polisi, sesuai dengan ketentuan 13Undang –

undang Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik

Indonesia.

PelakuMiliter, sesuaidalam Undang – undang No. 31 Tahun 1997

Tentang Peradilan Militer, Pelaku dari lingkungan militer, dapat dijatuhi

pidana sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1951, selain

dikenakan sanksi pidana, anggota militer juga akan dikenakan sanksi

seperti teguran lisan, tertulis, mutasi demosi, penundaan kenaikan

pangkat, pemberhentian dengan hormat, dan pemberhentian dengan tidak

hormat melalui sidang disiplin maupun kode etik.

III. PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik beberapa kesimpulan

12Indonesia, Undang-Undang No. 12 Tahun 1951, tentang Mengubah Ordonnantietijdelijke Bijzondee Strafbepalingen, LN No. 78 Tahun 1951. Pasal 6.

13Indonesia, Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, TLN No. 4168. Pasal 15.

Page 15: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti dan memenuhi aturan undang-undang tentang senjata api. Penelitian ini dilakukan dengan

12

bahwa Jual beli senjata api adalah suatu kegiatan yang dilegalkan apabila

mengikuti dan telah memenuhi persyaratan dalam Undang-undang, senjata api

dibagi dalam dua kepentingan yaitu senjata api olahraga dan senjata api beladiri,

sebagaimana yang dimaksud dalam Peraturan Kepala Kepolisian Nomor 8 Tahun

2012 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Untuk Kepentingan

Olahraga, dan Peraturan Kepala Kepolisisan Nomor 11 Tahun 2017 Tentang

Perizinan, Pengawasan dan Pengendalian Senjata Api Nonorganik. Dalam

pembelian senjata api haruslah pada tempat yang telah resmi/legal dan telah

memenuhi izin usaha produksi senjata api sesuai dengan Peraturan Menteri

Pertahanan Nomor 36 Tahun Tentang Tata Cara Pembinaan, Pengembangan,

Pengawasan, dan Pengendalian Industri Bahan Peledak.Jual beli Senjata Api

ilegal dapat menimbulkan dampak negatif dan menimbulkan banyak kerugian

bagi masyaratakat, kerugian yang ditimbulkan bukan hanya harta tetapi juga

berupa nyawa seseorang karena banyaknya penjualan senjata api ilegal, untuk itu

seseorang (sipil/militer) yang terbukti melakukan jual beli atau perbuatan

penyalahgunaan senjata api dapat dikenakan sanksi ataupun hukuman yang sesuai

dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1951 dengan dapat dihukumdengan

hukuman mati atau hukuman penjara seumur hidup atau hukuman penjara

sementara setinggi-tingginya dua puluh tahun dan dapat sanksi pidana maupun

disiplin, sanksi yang sesuai dengan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP)

pasal yang dikenakan tergantung perbuatan pidana apa yang dilakukan. Kemudian

apabila pelakunya dari lingkungan militer, maka hukumannya akan ditambah

sepertiga dari perbuatan pidananya, selain dikenakan sanksi pidana, anggota

Page 16: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti dan memenuhi aturan undang-undang tentang senjata api. Penelitian ini dilakukan dengan

13

militer juga akan dikenakan sanksi seperti teguran lisan, tertulis, mutasi demosi,

penundaan kenaikan pangkat, pemberhentian dengan hormat, dan pemberhentian

dengan tidak hormat melalui sidang disiplin maupun kode etik.

Saran

Bagi yang ingin membeli atau memiliki senjata api sebaiknya terlebih

dahulu mengenal hak dan kewajibannya sebagai pemegang senjata api,

hak yang dimaksud adalah apakah seseorang berhak atau

tidak,diperbolehkan atau tidak untuk memiliki senjata api, selanjutnya

adalah kewajiban sebagai calon pemegang senjata api huruslah

memenuhi atau mengikuti peraturan dan prosedur yang telah diatur dalam

undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan presiden, peraturan

menteri ataupun peraturan kepolisian yang mengatur tentang senjata api.

Kemudian dalam peredaran ataupun penjualan senjata api ilegal, pihak

berwajib dalam hal ini selaku pihak kepolisian, harus lebih memperketat

pengamanan terhadap jual beli senjata api ilegal, khususnya pada eksport

maupun import senjata ilegal yang dilakukan oleh oknum yang tidak

bertanggung jawab, dan apabila seseorang/oknum yang telah terbukti

melakukan penjualan senjata api ilegal, sebaiknya diberikan sanksi yang

tegas sesuai dengan perbuatannya masing-masing agar dapat memberikan

efek jera dan tidak ada lagi yang melakukan perbuatan yang sama lagi.

Daftar Pustaka

Buku, Makalah, Artikel

Page 17: fh.unram.ac.id€¦ · Web viewJual beli senjata api adalah kegiatan yang legal apabila mengikuti dan memenuhi aturan undang-undang tentang senjata api. Penelitian ini dilakukan dengan

14

Andamari, Pengawasan Pihak Kepolisian Terhadap Penyalahgunaan Senjata Api

Yang Dimiliki WargaSipil Khususnya Daerah Istimewa

Yogyakarta, (Skripsi Sarjana Hukum Universitas Atma Jaya),

2011, hlm. 3.

Hilman Hadikusuma, Metode Pembuata Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum,

Mandar Maju, Bandung, 1995, hlm. 65

I Putu Sugiarta, Perlindungan Hukum Jual Beli Hp Bekas, (Skripsi Sarjana

Hukum Universitas Mataram), 2015, hlm. 5-6.

Johny Ibrahim, Teori, Metode dan Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia

publishing, Malang-Jawa Timur, 2oo7, hlm. 30.

R.Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Balai

Pustaka, 2009. Hlm 48

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudy, Penelitian Hukum Normatif (suatu tinjauan

singkat), Rajawali pers, Jakarta,2001, hlm : 13-14.

Peraturan Perundang-undangan

Indonesia, Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 11

Tahun 2017 Tentang Perizinan, Pengawasan dan Pengendalian

Senjata Api Nonorganik. LN No. 2 Tahun 2002, TLN No. 4168.

Indonesia, Peraturan Menteri Pertahanan Negara Republik Indonesia, tentang

Pedoman dan Tata Cara, Pembinaan, Pengembangan,

Pengawasan, dan Pengendalian Industri Bahan Peledak, No. 36

Tahun 2012.

Indonesia, Undang-Undang Darurat Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1951

tentang Mengubah “Ordonnantietijdelijke Bijzondere

Strafbepalingen” (STBL. 1948 Nomor 17) dan Undang-Undang

Republik Indonesia Terdahulu Nomor 8 Tahun 1948, LN No.78

Tahun 1951.