FenomeNA Kelompok Sosial Dalam Masyarkat Multikultural

download FenomeNA Kelompok Sosial Dalam Masyarkat Multikultural

of 25

Transcript of FenomeNA Kelompok Sosial Dalam Masyarkat Multikultural

Fenomena Kelompok Sosial Dalam Masyarkat Multikultural1. Isaf Farida 2. Moza Nafisah 3. Wanodya Ratri

Keanekaragaman kelompok sosial dalam masyrakat multikultral adalah sebuah realitas yang harus disikapi dengan adil, bijakasana, dan kebesaran hati untuk menerimanya sebagai perbedaan yang ada. Dengan berkembangnya kelompok sosial dalam masyrakat akan melahirkan dua potensi yaitu potensi untuk masalah dan potensi untuk kekayaan ragam dan budaya bangsa. Terdapat berbagai keanekaragaman kelompok dalam masyarakat Indonesia yang multikultural sebagai berikut :

Kelompok Sosial Berdasarkan Perbedaan RasRas (dari bahasa Prancis race, yang sendirinya dari bahasa Latin radix, "akar") adalah suatu sistem klasifikasi yang digunakan untuk mengkategorikan manusia dalam populasi atau kelompok besar dan berbeda melalui ciri fenotipe, asal-usul geografis, tampang jasmani dan kesukuan yang terwarisi.Berikut ini adalah jenis jenis ras yang ada di Indonesia berdasarkan zaman; 1. Zaman Es Pada zaman es, daerah Indonesia terdiri atas daratan Sunda di sebelah Barat (berhubungan dengan Asia kontinental) dan daratan Sahul di sebelah Timur (berhubungan dengan Australia), daerah yang berada di antara kedua daratan tersebut adalah daerah yang disebut Wallace meliputi, Sunda kecil (Nusa Tenggara) dari Lombok ke Timur, Sulawesi, Maluku,hingga Filipina. Setelah zaman es, terdapat dua ras manusia di Indonesia, yaitu ras Mongoloid (Barat), dan ras Austroloid (Timur).

2. Tahun 2000 SM sampai Awal Abad ke-20 a. Ras Negroid Gelombang migrasi penduduk yang pertama, dengan ciri berkulit hitam, bertubuh tinggi, dan berambut keriting. Ras ini datang dari benua Asia, mendiami Papua. b. Ras Weddoid Gelombang migrasi penduduk yang kedua, dengan ciri berkulit hitam, bertubuh sedang, dan berambut keriting. Ras ini datang dari India bagian Selatan, mendiami kepuluan Maluku, dan Nusa Tenggara Timur (Kupang).

c. Melayu Tua (Proto Melayu) Gelombang migrasi penduduk yang ketiga, dengan ciri berkulit sawo matang, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan berambut lurus. Ras ini datang dari Tionghoa bagian Selatan (Yunan), mendiami Sumatra, Jawa, Madura, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan NTB.d. Melayu Muda (Deutro Melayu) Gelombang migrasi penduduk yang keempat, dengan ciri berkulit sawo matang agak kuning, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan berambut lurus. Ras ini datang melalui Semenanjung Malaya, mendiami Sumatra, Kalimantan (Dayak), dan Sulawes

Kelompok Sosial Berdasarkan Perbedaan BahasaBahasa bisa mengacu kepada kapasitas khusus yang ada pada manusia untuk memperoleh dan menggunakan sistem komunikasi yang kompleks, atau kepada sebuah instansi spesifik dari sebuah sistem komunikasi yang kompleks.

Berikut ini bahasa daerah di Indonesia : Yang dapat kami kumpulkan sebanyak 129 bahasa daerah. Wilayah Sumatera Menggunakan 21 bahasa : Aceh, Alas, Angkola, Batak, Pak-Pak, Mandailing, Karo, Lampung, Lom, Melayu, Kubu, Gayo, Mentawai, Nias, Minangkabau, Orang Laut, Enggano, Rejang Lebong, Riau, Sikule, Simulur Wilayah Bali Menggunakan 2 bahasa : Bahasa Bali Bahasa Sasak Wilayah Jawa Menggunakan 3 bahasa : Sunda, Jawa, Madura Wilayah Kalimantan Menggunakan 10 Bahasa : Bahau, Bajau, Banjar, Iban, Kayan Klemautan, Kenya, Milano, Melayu, Ot-Danum Wilayah Maluku Daerah Sekitar Ambon Timur Menggunakan 23 Bahasa : Alor, Ambelan, Aru, Banda, Belu, Buru, Geloli, Goram, Helo, Kai, Kaisar, Kroe, Lain, Leti, Pantar, Roma, Rote, Solor, Tanibar, Tetun, Timor, Wetar, Kadang Wilayah Maluku Daerah Sekitar Halmahera Menggunakan 3 Bahasa : Windesi, Ternate, Tidore Wilayah Maluku Daerah Sekitar Sula Bacan Menggunakan 3 bahasa : Bacan , Sula, Taliabo Wilayah Nusa Tenggara Barat Menggunakan 2 Bahasa : Sasak, Sumba

Wilayah Nusa Tenggara Timur Menggunakan 8 Bahasa: Sasak, Sumbawa, Timor, Tetun Sumba, Rote, Solor, Belu Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Bungku Langku Menggunakan 4 Bahasa: Bungkumori, Bahasa Laki, Landawe, Mapute Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gate Menggunakan 3: Buol, Gorontalo, Kaidipan Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Loinan Menggunakan 4 Bahasa: Balantak, Banggai, Loinan, Bobongko

Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Muna Butung Menggunakan 6 Bahasa: Bonerate, Butung, Kalaotoa, Karompa, Layolo, WalioWilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulsel Menggunakan 9 Bahasa: Bugis, Makassar, Luwu, Mandar, Pitu Sa'dan, Salu, Seko, Uluna Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Sulut Menggunakan 9 Bahasa: Bantik, Mongondow, Sangir, Talaud, Tambulu, Tombatu Tompakewa, Tondano, Tontembun Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Toraja Menggunakan 7 Bahasa: Bada' Besona, Kail, Leboni, Napu Toraja, Wotu, Pilpikoro Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Tomoni Menggunakan Bahasa Tomini Wilayah Sulawesi Daerah Sekitar Gorontalo Menggunakan Bahasa Bulanga Wilayah Papua Menggunakan 11 Bahasa: Numfar, Biak, Dani, Asmat, Waigeo, Mairasi Mandacan, Senggi, Sentani, Misol, Moni

Kelompok Sosial Berdasarkan Perbedaan Etnik/suku bangsa Kelompok etnik atau suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang anggotaanggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama.[1] Identitas suku pun ditandai oleh pengakuan dari orang lain akan ciri khas kelompok tersebut[2] dan oleh kesamaan budaya, bahasa, agama, perilaku at au ciri-ciri biologis.

M.A Jaspan (1959) menyatakan bahwa masyarakat Indonesia terdiri dari 366 suku banagsa dengan rincian sebagai berikiut : a. Sumatra : 49 suku bangsa b. Jawa : 7 suku bangsa c. Kalimantan : 73 suku bangsa d. Sulawesi : 117 suku bangsa e. Nusa Tenggara : 30 suku bangsa f. Maluku : 41 suku bangsa g. Papua : 49 suku bangsa

Kelompok Sosial berdasarkan Perbedaan Agama Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya.

Agama di Indonesia memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Hal ini dinyatakan dalam ideologi bangsa Indonesia,Pancasila: KeTuhanan Yang Maha Esa. Sejumlah agama di Indonesia berpengaruh secara kolektif terhadap politik, ekonomi dan budaya.[1]Pada tahun 2010, kira-kira 85,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam, 9,2% Protestan, 3,5% Katolik, 1,8% Hindu, dan 0,4% Buddha.[2] Dalam UUD 1945 dinyatakan bahwa "tiap-tiap penduduk diberikan kebebasan untuk memilih dan mempraktikkan kepercayaannya" dan "menjamin semuanya akan kebebasan untuk menyembah, menurut agama atau kepercayaannya".[3] Pemerintah, bagaimanapun, secara resmi hanya mengakui enam agama, yakni Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.[4][5] Dengan banyaknya agama maupun aliran kepercayaan yang ada di Indonesia, konflik antar agama sering kali tidak terelakkan. Lebih dari itu, kepemimpinan politis Indonesia memainkan peranan penting dalam hubungan antar kelompok maupun golongan.

Agama

Pemimpin Umat

Kitab Suci

Tempat Ibadat

Hari Libur Nasional

Hari Agama Pelaksanaan Nasional Ibadah

Islam

Kyai Habib Syekh

Al Quran

Masjid

Kristen

Pendeta

Alkitab

Gereja

Idul Fitri Idul Adha Tahun Baru Hijriyah Maulid Nabi Muhammad SAW Isra dan Mi'raj Wafatnya Yesus Kristus Kebangkitan Yesus Kristus Kenaikan Yesus Kristus

Nuzulul Qur'an

5 kali sehari dari Setiap hari

Jumat Agung Minggu Paskah Natal

Minggu (sabtu bagi Adventi st)

Katolik

Romo

Alkitab

Gereja

Wafatnya Yesus Kristus Kebangkitan Yesus Kristus Kenaikan Yesus Kristus Natal

Rabu Abu Kamis Putih Jumat Agung Sabtu Suci Minggu Paskah Natal

Sabtu, Minggu

Hindu

Sulinggih Pedanda Pandita

Weda

Pura

Nyepi

Deepavali Galungan Kuningan Saraswati Siwaratri Pagerwesi

Rabu, Sabtu

Buddha

Bhiksu Pandita Bhante

Tripitaka

Vihara

Waisak

Kathina puja Asadha puja Magha Puja

Minggu serta setiap tanggal 1, 8, 15, dan 23 penanggalan Chandra Sengkala

Khonghucu

Xueshi Wenshi Jiaosheng

Sishu Wujing Xiao Jing

Klenteng Kong Miao Wen Miao Litang

Imlek

Cap Go Meh Jing Tian Gong (Khing Thi Kong) Harlah Khonghucu Hari Wafat Khonghucu Qing Ming Duan Wu Dong Zhi

Tanggal 1 dan 15 Yinli /Imlek, Minggu

Kelompok Sosial Berdasrkan Jenis Kelamin Jenis kelamin (bahasa Inggris: sex) adalah kelas atau kelompok yang terbentuk dalam diri individu sebagai sarana atau sebagai akibat digunakannya proses reproduksi seksual. Penggolongan ini merupakan penggolongan klasik di masyarakat. Pengelompokan masyarakat berdasarkan jenis kelamin bersifat tertutup artinya jenis kelamin yang satu tidak bisa berpindah ke jenis kelamin yang lain.

Kelompok Sosial Berdasarkan Profesi Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode etik, serta proses sertifikasi danlisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut. Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer,teknikdan des ainer Seseorang yang memiliki suatu profesi tertentu, disebut profesional. Walaupun begitu, istilah profesional juga digunakan untuk suatu aktivitas yang menerima bayaran, sebagai lawan kata dari amatir. Contohnya adalah petinju profesional menerima bayaran untuk pertandingan tinju yang dilakukannya, sementara olahraga tinju sendiri umumnya tidak dianggap sebagai suatu profesi.

Pengelompokan masyrakat atas dasar perbedaan profesi anatara lain : 1. Kelompok PNS, pegawai BUMN dan pemerintahan. 2.. Kelompok pengusaha 3. Kelompok pedagang. 4. Kelompok petani. 5. Kelompok buruh. 6. Kelompok pengarajin.

Kelompok Sosial Berdasarkan Klan Klan atau nama keluarga adalah nama pertanda dari keluarga mana seorang berasal.[rujukan?] Marga lazim ada di banyak kebudayaan di dunia.[rujukan?] Nama marga dalam kebudayaan Barat dan kebudayaan yang terpengaruh oleh budaya Barat umumnya terletak di belakang, sehingga sering disebut dengan nama belakang. Kebalikannya, budaya Tionghoa dan Asia Timur lainnya menaruh nama marga di depan.Ada juga kebudayaan yang dulunya tidak menggunakan marga, misalnya suku Jawa di Indonesia, walapun kini sudah ada yang mengadopsi nama dalam keluarganya.[rujukan?]

Klan dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu klan besar dan klan kecil. Klan besar adalah suatu kelompok kekerabatan yang berasal dari satu nenek moyang, dan klan kecil adalah suatu kelompok kekerabatan yang terdiri dari satu nenek moyang melalui garis keturunan ayah atau garis ibu. Klan berarti kerabat atau Marga di Sumatera atau Buay di Lampung.