Fella Lbm 1 Mata

download Fella Lbm 1 Mata

of 42

description

szggzrbbhhmkgvh

Transcript of Fella Lbm 1 Mata

1. Anatomi mata

Rongga orbita adlh rongga yg berisi bola mata dan terdapat 7 tulang yg membentuk dinding orbita yaitu: lakrimal, etmoid, sphenoid, frontal, dan dasar orbita yg terutama trdiri atas tulang maksila, bersama2 tulang palatinum dan zigomatikus.Rongga orbita yg berbentuk pyramid ini terletak pd kedua sisi rongga hidung. Dinding lateral orbita membentuk sudut 45 derajat dgn dinding medialnya.Dinding orbita terdiri atas tulang : atap/ superior : os. Frontal lateral : os. Frontal, os. Zigomatik, os. Maksila, ala magna os. Sphenoid inferior : os. Zigomatik, os. Maksila, os. Palatina nasal : os. Maksila, os. Lakrimal, os. Etmoid

Bola mata terdiri dari 3 lapisan yaitu Tunika fibrosa terdiri dari bagian yang opak, sclera, dan bagian anterior yang transparan kornea. Sclera terdiri dari cairan fibrosa padat dan berwarna putih, sclera ditembus oleh n.opticus. Lamina cribosa adalah daerah sclera yang ditembus oleh serabut2 N. Opticus Tunika vasculosa choroidea yang terdiri dari lapisan luar berpigmen dan lapisan dalam yang sangat vaskular. Corpus ciliare ke arah posterior dilanjutkan oleh choroidea, dan keanterior terletak di belakang batas perifer iris. Corona ciliaris adalah bagian posterior corpus ciliare dan permukaannya mempunyai alur2 dangkal disebut striae ciliares. Processus ciliaris adalah lipatan2 yang tersusun secara radial, dan pada permukaan posteriornya melekat ligamentum suspensorium iridis. Musculus ciliaris terdiri dari serabut2 otot polos meridianal dan sirkular. Serabut meridianal berjalan ke belakang dari area taut cornea sclera menuju ke processus ciliaris, persarafannya oleh serabut parasimpatis dari n.oculomotorius, dan fungsinya adalah apabila m.ciliaris kontraksi maka ia akan menarik corpus ciliaris kedepan hal ini menghilangkan tegangan yang ada pada ligamentum suspensorium, dan lensa yang elastis menjadi lebih cembung. Keadaan ini meningkatkan refraksi lensa. Iris adalah diafragma berpigmen yang tipis dan kontraktil dengan lubang di tengahnya yaitu pupila, iris membagi ruang antara camera oculi anterior dengan camera oculi posterior, serabut otot iris bersifat involunter dan terdiri atas serabut2 sirkular dan radial Tunika nervosa retina, retina terdiri atas pars pigmentosa di sebelah luar dan pars nervosa di sebelah dalam. Permukaan luar melekat pada choroidea dan bagian dalam berhubungan dengan corpus vitreus. Pinggir anteriornya membentuk cincin berombak disebut ora serrataIsi bola mata : Humor aquosus cairan bening yang mengisi camera oculi anterior dan posterior. Diduga cairan ini merupakan secret dari processus ciliaris, dari sini mengalir ke camera posterior. Fungsi humor aquosus adalah untuk menyokong dinding bola mata dengan memberikan tekanan dari dalam sehingga menjaga bentuk bola mata. Cairan ini juga memberi makanan pada cornea dan lensa dan mengangkut hasil2 metabolisme. Corpus vitreus mengisi bola mata dibelakang lensa dan merupakan gel yang transparan. Fungsi corpus vitreus adalah menambah daya pembesaran mata. Juga menyokong permukaan posterior lensa dan membantu melekatkan pars nervosa retina ke pars pigmentosa retina. Lensa merupakan struktur bikonveks yang transparan, yang dibungkus oleh capsula transparan. Letaknya di belakang iris dan di depan corpus vitreus serta dikelilingi processus ciliaris ( Anatomi Klinik, Ricard S. Snell, Edisi 6, EGC )

Oganon Visuum :1. Oculus : Bulbus oculi : Selubung bukbus oculi : Tunika fibrosa : Cornea,sklera Tunika vasculosa: Choroidea,corpus ciliare,iris Tunika nervosa: Stratum piqmenti,retina Isi bulbus oculi: Humor aquous Lensa crystalina Corpus vitreum Nervus opticus2. Organo oculi accessoria : Musculi oculi Palpebra Conjungtiva Glandula lacrimalis

DARI SITUS ORGANOON VISUUM :a. alis matalipatan kulit menebal yang ditutupi rambut. Lipatan kulit ditunjang oleh serat-serta otot di bawahnyab. cavum orbital adalah ruangan berbentuk pyramid sisi empat bagian2 orbita : basisberbentuk segi empat, merpakan pintu masuk ke dalam orbita , karenanya disebut aditus orbitaetepi atas dan tepi bawahnya disebut margo supraorbitalis dan margo infraorbitalis.Tulang2 yang membentuk basis orbita adalah : os frontal os zygomaticus os maxila apexterletak disebelah posterior , dibentuk oleh foramen optikum terdapat pada ujung medial fissura orbitalis superior dekat canalis opticus atapdisebelah depan adalah dibentuk oleh pars orbitalis os frontalisdisebelah belakang dibentuk oleh ala magna os sfenoidalisantara os sfenoid dan os frontal terdapat suturabsfenofrontalisatap ini membatasi orbita dengan fossa cranii anterior dasar dibagian anterolateral dibentuk oleh facies orbitalis ossis zygomaticus dibagian tengah oleh facies orbitalis maxillae dibagian belakang oleh processus orbitalis ossis palatinidasar orbita ini membatasi orbita dari sinus maxilaris dinding lateraldibelah depan dibentuk oleh processus frontalis ossis zygomaticum disebelah belakang dibentuk oleh ala magna ossis sphenoidalis dan pars orbitalis ossis frontalis dinding medialdibentuk oleh : processus frontalis maxillae os lacrimalis lamina orbitalis ossis ethmoidalis corpus sphenoidalis

c. palpebraSecara anatomis dibagi menjadi 4 lapisan : I. Lapisan epidermal :II. Lapisan muscular : m.Levator palpebra m.Orbicularis oculi: m.Mulleri : m.Riolani III. Lapisan tarsal : jaringan ikat padat sbg kerangka palpebra. Pada tarsus ada Gld.Meibom dng produksi sebum utk melicinkan kelopak mata. Fungsi : Memberi bentuk palpebra Origo & insertio otot Memberi kekuatan pada palpebraIV. Lapisan conyunctiva Otot kelopak mataa. M.orbicularis oculi Inervasi: n.Fasialis Fungsi: menutup matab. M.levator palpebra Inervasi: N.occulomotorius Fungsi: membuka matac. M.tarsalis mulleri Inervasi syaraf simpatis Fungsi: pertahankan buka palpebrad. Konjungtiva Merupakan jaringan mukosa Terdiri atas : Conjunctiva palpebra Conjunctiva fornix Conjunctiva bulbie. bulbus oculliberbentuk bulat, panjang max. 24 mm.Dibungkus 3 lapisan jaringan : Sklera : jaringan ikat Jaringan uvea : jaringan vaskuler. Isinya ; iris, corpus siliar, dan coroid Retina, ada 10 lapis. Melapisi 2/3 posterior bola mataf. kornea Merupakan lanjutan dari sclera, ikut membentuk bola mata Merupakan bagian dari media refraktai. Corneaii. Humor aquousiii. Lensaiv. Corpus vitreum Bersifat transparan dan avaskuler

g. Iris Merupakan lanjutan corpus ciliare ke depan dan merupakan diafragma yang membagi bola mata menjadi segmen anterior dan segmen posterior.Iris dibagian tengah membentuk celah disebut pupil Perdarahan : iris mendapat perdarahan dari a.ciliaris posterior longus dan a.ciliaris anterior Persarafan : Plexus nervosus yang terdapat pada corpus ciliare Serabut parasimpatis dari N III Serabut saraf simpatish. PupilPada anak berukuran kecil karena belum berkembangnya saraf simpatik. Dewasa sedangOrang tua mengecil karena rasa silau akibat lensa yg sklerosisFungsi : Mengatur jumlah cahay yg masuk ke mata Meningkatkan ketajaman fokusi. lensa berbentuk biconvex, avasculair, tak berwarna dan transparan.Permukaan belakang lebih cembung daripada permukaan depan.Terletak dibelang iris , didepan corpus vitreum.Lensa ini digantungkuan pada processus ciliaris oleh zonula zinii atau ligamentum suspensorium lentis.Disebelah depan lensa ada humor aquosus fungsi lensa : memfokuskan cahaya di retina shg terjadi gambaran yang sempurnaj. retina merupakan membran saraf yang tipis, halus,tidak berwarna dan transparan fungsi : sbg reseptor sinar retina dapat dibedakan menjadi 3 bagian : pars coeca retinae : yaitu bagian retina yang tidak dapat untuk melihat pars optica retinae : yaitu bagian retina yang dapat untuk melihat ora serrata : yaitu batas antara pars coeca dan pars optica retinaetempat dimana axix visualis memotong retina disebut macula lutea.Ditengahnya terdapat lekukan disebut fovea centralis.Pada pemeriksaan funduscopi macula lutea tampak lebih merah daripada sekitarnya dan pada fovea centralis seolah-olah ada cahaya yang disebut fovea refleksstruktur macula lutea : tidak ada serabut saraf sel2 ganglion sangat banyak dipinggirnya, tetapi di macula sendiri tidak ada lebih banyak sel conus daripada sel bacilus, bahkan di fovea centralis sendiri hanya ada sel conusfungsi conus : untuk melihat warnauntuk melihat cahaya dng intensitas tinggiuntuk penglihatan sentralfungsi bacilus : tidak dapat melihat warna untuk melihat cahaya dng intensitas rendah untuk penglihatan perifer dan orientasi ruangank. skleramerupakan dinding yang paling tebal dan kuat.Ditembus N II pada lamina cribrosa.Pada tempat perlekatan otot extrinsik bola mata, ketebalannya berkurang.Permukaan luar sclera berwarna keputih-putihan dan tertutup oleh : conjunctiva bulbi yang merupakan refleksi conjucctiva palpebralis capsula tenon jaringan episclera yang banyak mengandung pembuluh darahpersarafan : berasal dari N.Ciliarisperdarahan : vasa episcleralis dan tunica choroideal. otot-otot penggerak mata1. m. Rectus superior2. m. Rectus inferior3. m. Rectus media4. m. Rectus lateral5. m. Obliquus superior6. m. Obliquus inferiorm. persarafan1. n. Oculomotorius : yang menginervasi bola mata2. n. Troklear : yang menginervasi bola mata3. n. Abduscent : yang menginervasi bola mata4. n. Fascialis5. n. Trigeminus : menginervasi lakrimal, frontal, dan nasosilian. vaskularisasi arteri dan vena oftalmica a. Siliaris anterior dan posteriorsumber : Organa Sensuum Bagian Anatomi FK UNDIP

Secara struktral anatomis, bola mata berdiameter 2,5 cm dimana 5/6 bagiannya terbenam dalam rongga mata, dan hanya 1/6 bagiannya saja yang tampak pada bagian luar. Perhatikan gambar dibawah ini:

Gambar diatas adalah gambar anatomi mata. Bagian-bagian mata mempunyai fungsi-fungsi tertentu. Fungsi-fungsi dari anatomi mata adalah sebagai berikut: Sklera: Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya bola mata. Otot-otot mata, adalah Otot-otot yang melekat pada mata, terdiri dari: muskulus rektus superior (menggerakan mata ke atas) dan muskulus rektus inferior (mengerakan mata ke bawah). Kornea: memungkinkan lewatnya cahaya dan merefraksikan cahaya. Badan Siliaris: Menyokong lensa dan mengandung otot yang memungkinkan lensa untuk beroakomodasi, kemudian berfungsijuga untuk mengsekreskan aqueus humor. Iris: Mengendalikan cahaya yang masuk ke mata melalui pupil, mengandung pigmen. Lensa: Memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa. Bintik kuning (Fovea): Bagian retina yang mengandung sel kerucut. Bintik buta: Daerah syaraf optic meninggalkan bagian dalam bola mata Vitreous humor: Menyokong lensa dan menjaga bentuk bola mata Aquous humor: Menjaga bentuk kantong bola mataOtot, Saraf dan Pembuluh darah Pada MataOtot yang menggerakan bola mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakan mata tergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot. Otot penggerak bola mata terdiri enam otot yaitu:

Muskulus oblik inferior memiliki aksi primer eksotorsi dalam abduksi, dan memiliki aksi sekunder elevasi dalam adduksi, abduksi dalam elevasi. Muskulus oblik superior memiliki aksi primer intorsi dalam aduksi, dan aksi sekunder berupa depresi dalam aduksi, dan abduksi dalam depresi. Muskulus rektus inferior memiliki aksi primer berupa gerakan depresi pada abduksi, dan memiliki aksi sekunder berupa gerakan ekstorsi pada abduksi, dan aduksi dalam depresi. Muskulus rektus lateral memiliki aksi gerakan abduksi. Muskulus rektus medius memiliki aksi gerakan aduksi Muskulus rektus superior memiliki aksi primer yaitu elevasi dalam abduksi dan aksi sekunder berupa intorsi dalam aduksi serta aduksi dalam elevasi.Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.

Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada tulang orbita.Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan, sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis. Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang. Struktur pelindungStruktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur dan bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka sehingga cahaya masih bisa masuk. Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.

Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya yang sangat terang. Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan tidak tembus cahaya. Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga membungkus permukaan mata. Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang). Kelenjar kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah penguapan air mata. Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui 2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.Bola mata mempunyai 3 lapis dinding yang mengelilingi rongga bola mata. Ketiga lapis dinding ini dari luar ke dalam adalah sebagai berikut:

SkleraSklera merupakan jaringan ikat dengan serat yang kuat; berwarna putih buram (tidak tembus cahaya), kecuali di bagian depan bersifat transparan, disebut kornea. Konjungtiva adalah lapisan transparan yang melapisi kornea dan kelopak mata. Lapisan ini berfungsi melindungi bola mata dari gangguan.KoroidKoroid berwarna coklat kehitaman sampai hitam merupakan lapisan yang berisi banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi dan oksigen terutama untuk retina. Warna gelap pada koroid berfungsi untuk mencegah refleksi (pemantulan sinar). Di bagian depan, koroid membentuk badan siliaris yang berlanjut ke depan membentuk iris yang berwarna. Di bagian depan iris bercelah membentuk pupil (anak mata). Melalui pupil sinar masuk. Iris berfungsi sebagai diafragma, yaitu pengontrol ukuran pupil untuk mengatur sinar yang masuk. Badan siliaris membentuk ligamentum yang berfungsi mengikat lensa mata. Kontraksi dan relaksasi dari otot badan siliaris akan mengatur cembung pipihnya lensa.Retina

Lapisan ini peka terhadap sinar. Pada seluruh bagian retina berhubungan dengan badan sel-sel saraf yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai ke otak. Bagian yang dilewati urat saraf optik tidak peka terhadap sinar dan daerah ini disebut bintik buta.

Adanya lensa dan ligamentum pengikatnya menyebabkan rongga bola mata terbagi dua, yaitu bagian depan terletak di depan lensa berisi carian yang disebut aqueous humor dan bagian belakang terletak di belakang lensa berisi vitreous humor. Kedua cairan tersebut berfungsi menjaga lensa agar selalu dalam bentuk yang benar. Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan. Selaput transparan yang melapisi kornea dan bagian dalam kelopak mata disebut konjungtiva. Selaput ini peka terhadap iritasi. Konjungtiva penuh dengan pembuluh darah dan serabut saraf. Radang konjungtiva disebut konjungtivitis.Untuk mencegah kekeringan, konjungtiva dibasahi dengan cairan yang keluar dari kelenjar air mata (kelenjar lakrimal) yang terdapat di bawah alis. Air mata mengandung lendir, garam, dan antiseptik dalam jumlah kecil. Air mata berfungsi sebagai alat pelumas dan pencegah masuknya mikroorganisme ke dalam mata.Normalnya, sinar sinar sejajar yang masuk ke dalam bola mata akan dibiaskan oleh sistem optis bolamata dan terfokus dalam satu titik yang jatuh tepat pada retina. Kondisi ini disebut emmetropia. Dari proses jatuhnya titik cahaya diretina inilah, yang biasanya menyebabkan kelainan pada mata, baik itu kelainan dengan mata minus, ataupun mata dengan positif, atau biasa disebut dengan rabun.Anatomi Tambahan pada MataAnatomi tambahan pada mata terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata dan aparatus lakrimalis. Alis mata: terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata, fungsinya untuk melindungi mata dari cahaya dan keringat juga untuk kecantikan. Kelopak mata: ada 2, yaitu atas dan bawah. Kelopak mata atas lebih banyak bergerak dari kelopak yang bawah dan mengandung musculus levator pepebrae untuk menarik kelopak mata ke atas (membuka mata). Untuk menutup mata dilakukan oleh otot otot yang lain yang melingkari kelopak mata atas dan bawah yaitu musculus orbicularis oculi. Ruang antara ke-2 kelopak disebut celah mata (fissura pelpebrae), celah ini menentukan melotot atau sipit nya seseorang. Pada sudut dalam mata terdapat tonjolan disebut caruncula lakrimalis yang mengandung kelenjar sebacea (minyak) dan sudorifera (keringat). Bulu mata: ialah barisan bulu-bulu terletak di sebelah anterior dari kelenjar Meibow. Kelenjar sroacea yang terletak pada akar bulu-bulu mata disebut kelenjar Zeis. Infeksi kelenjar ini disebut Lordholum (bintit). Apparatus lacrimalis: terdiri dari kelenjar lacrimal, ductus lacrimalis, canalis lacrimalis, dan ductus nassolacrimalis.

2. Histology mataMata adalah organ indera yang sangat khusus bagi penglihatan dan fotoresepsi. Setiap bola mata dikelilingi oleh 3 lap yg berbeda. Lapisan luar adalah sclera, di bagian dalam sclera terdapat lapisan berpigmen padat yang disebut koroid. Lapisan paling dalam mata adalah retina. Di atas mata terdapat kelenjar lakrimalis yg sec tetap menghasilkan air mata. Secret lakrimal mengandung mukosa, garam, dan enzim anti bakteri lisozim. Fungsinya untuk membasahi, melindungi, melumasi dan membersihkan permukaan mata.Humour aquous yg terdapat di dlm COP dan COA membasuh kornea dan lensa yang avaskuler dan memasok nutrient dan oksigen ke struktur struktur ini. Ruang vitreus di belakang lensa mengandung masa mirip gel yg disebut ruang vitreum.Retina bersifat fotosensitif dan mengandung 3 neuron : fotoreseptif yaitu sel batang ( sangat sensitive terhadap cahaya, terutama cahaya lemah yaitu pd malam hari) dan sel kerucut (yg tidak sensitive pd cahaya lemah dan berespon baik pd cahaya terang), sel ganglion, sel bipolar,sel amakrin,sel muller,sel horizontal.KorneaSusunan seragamEpitel anteriorEpitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan tanpa papil.Membran limitans anterior (membran BOWMAN)Di bawah epitel kornea berasal dari stroma kornea di bawahnya.Stroma kornea (substansia propria)Membentuk badan kornea terdiri atas serat kolagen paralel yang membentuk lamela tipis dan lapisan2 fibroblas gepeng bercabang yaitu keratosit diantara serat kolagen.Membran limitans posterior (membran DESCEMENT)Membran basal yang berada di posterior dari stroma kornea.EndotelMenutupi permukaan posterior kornea tersusun dari epitel squamous simplek.Retina, koroid, dan sklera

Dinding bola mata terdiri atas sclera, koroid, dan retina. Retina mengandung sel sel reseptor fotosensitif. Lapisan koroid dan retinaKoroid di bagi atas beberapa lapis : lamina suprakoroid, lap vaskuler, lap koriokapiler dan membrane limitans transparan atau membran vitrea atau membrane bruch(retikulin dan kolagen)Lamina suprakoroid terdiri atas lamella serat serat kolagen halus, anyaman serat elastin luas, fibroblast, dan banyak melanosit besar.Lapisan vaskuler mengandung banyak pembuluh darah berukuran sedang dan besar.Lapisan koriokapiler mengandung anyaman kapiler dengan lumen besar di dalam stroma serat kolagen dan elastin halus.Membrane vitrea bersebalahan dengan sel sel pigmen.Di sebelah sel sel pigmen terdapat lap fotosensitif yg terdiri dari sel batang langsing dan sel kerucut yg lebih tebal. Kedua sel ini terdapat di sebelah membrane limitan eksterna yg dibentuk oleh cabang cabang sel neuroglia, yaitu sel sel muller. Kelenjar lakrimalis

Kelenjar asiniBentuk dan ukuran bervariasi, mirip jenis serosa tapi lumennya besar. Ada yang menampakkan kantung2 tak teratur dengan sel di dalamnya. Sel2 asinar lebih silindris daripada piramidal mengandung granul sekresi dan tetes lipid besar dan terpulas lemah.Duktus eksekretorius intralobularSaluran yang terletak di dalam sebuah lobus dan diantara kantung2 asini. Duktus intralobular yang kecil dilapisi epitel selapis kuboid atau silindris. Duktus intralobular yang lebih besar terdiri dari dua lapis sel silindris rendah atau epitel bertingkat semu.Duktus interlobularSaluran yang terletak diantara lobus dan diantara kantung2 asini. Terdiri dari dua lapis sel silindris rendah atau epitel bertingkat semu.Sel mioepitel : mengelilingi tiap2 asini

Sumber : Atlas Histologi. Hasil pembiasan sinar pada mata ditentukan oleh media penglihatan yang terdiri atas kornea, aqueous humor (cairan mata), lensa, badan vitreous (badan kaca), dan panjangnya bola mata. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjang bola mata sedemikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan dibiaskan tepat di daerah makula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia dan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada keadaan mata tidak melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh (H. Sidarta Ilyas, 2004). 2.2.1. Kornea

Kornea (Latin cornum=seperti tanduk) adalah selaput bening mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya. Kornea merupakan lapisan jaringan yang menutupi bola mata sebelah depan dan terdiri atas 5 lapis, yaitu: 1. Epitel Epitel squamous complex. Tebalnya 50 m, terdiri atas 5 lapis selepitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan sel gepeng. Pada sel basal sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini terdorong ke depan menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat berikatan erat dengan sel basal di sampingnya dan sel poligonal di depannya. Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren.

2. Membran Bowman Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang merupakan kolagen yang tersusun teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma. Lapisan ini tidak mempunyai daya regenerasi 3. Stroma

Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratur sadangkan dibagian perifer serat kolagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio atau sesudah trauma.

4. Membran Descement

Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stroma kornea

5. Endotel

Berasal dari mesotelium, berlapis satu,bentuk heksagonal, besar 20-40 m. Endotel melekat pada membran descement melalui hemi desmosom dan zonula okluden (H. Sidarta Ilyas, 2004). Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar, saraf V. saraf siliar longus berjalan supra koroid, masuk ke dalam stroma kornea, menembus membran Boeman melepaskan selubung Schwannya. Seluruh lapis epitel dipersarafi samapai kepada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir saraf. Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan (H. Sidarta Ilyas, 2004).Trauma atau panyakkit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem pompa endotel terganggu sehingga dekompresi endotel dan terjadi edema kornea. Endotel tidak mempunya daya regenerasi (H. Sidarta Ilyas, 2004). Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan. Pembiasan sinar terkuat dilakukan oleh kornea, (H. Sidarta Ilyas, 2004). 2.2.2. Aqueous Humor (Cairan Mata)

Aqueous humor mengandung zat-zat gizi untuk kornea dan lensa, keduanya tidak memiliki pasokan darah. Adanya pembuluh darah di kedua struktur ini akan mengganggu lewatnya cahaya ke fotoreseptor. Aqueous humor dibentuk dengan kecepatan 5 ml/hari oleh jaringan kapiler di dalam korpus siliaris, turunan khusus lapisan koroid di sebelah anterior. Cairan ini mengalir ke suatu saluran di tepi kornea dan akhirnya masuk ke darah. Jika aqueous humor tidak dikeluarkan sama cepatnya dengan pembentukannya (sebagai contoh, karena sumbatan pada saluran keluar), kelebihan cairan akan tertimbun di rongga anterior dan menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler (di dalam mata). Keadaan ini dikenal sebagai glaukoma. Kelebihan aqueous humor akan mendorong lensa ke belakang ke dalam vitreous humor, yang kemudian terdorong menekan lapisan saraf dalam retina. Penekanan ini menyebabkan kerusakan retina dan saraf optikus yang dapat menimbulkan kebutaan jika tidak diatasi (Lauralee Sherwood, 1996). 2.2.3. Lensa

Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di dalam bola mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di belakang iris dan terdiri dari zat tembus cahaya (transparan) berbentuk seperti cakram yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi (H. Sidarta Ilyas, 2004).Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks dan terletak di dalam bilik mata belakang. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yaitu epitel kuboid simplek yang membentuk serat lensa di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus-menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral lensa sehingga membentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam kapsul lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal dan dewasa. Di bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak di sebelah depan nukleus lensa disebut sebagai korteks anterior, sedangkan dibelakangnya korteks posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras dibanding korteks lensa yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula Zinn yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar (H. Sidarta Ilyas, 2004). Secara fisiologis lensa mempunyai sifat tertentu, yaitu: Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam akomodasi untuk menjadi cembung Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan, Terletak ditempatnya, yaitu berada antara posterior chamber dan vitreous body dan berada di sumbu mata.

(H. Sidarta Ilyas, 2004). Keadaan patologik lensa ini dapat berupa: Tidak kenyal pada orang dewasa yang mengakibatkan presbiopia, Keruh atau apa yang disebut katarak, Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi

(H. Sidarta Ilyas, 2004). Lensa orang dewasa dalam perjalanan hidupnya akan menjadi bertambah besar dan berat (H. Sidarta Ilyas, 2004).

2.2.4. Badan Vitreous (Badan Kaca) Badan vitreous menempati daerah mata di balakang lensa. Struktur ini merupakan gel transparan yang terdiri atas air (lebih kurang 99%), sedikit kolagen, dan molekul asam hialuronat yang sangat terhidrasi. Badan vitreous mengandung sangat sedikit sel yang menyintesis kolagen dan asam hialuronat (Luiz Carlos Junqueira, 2003). Peranannya mengisi ruang untuk meneruskan sinar dari lensa ke retina. Kebeningan badan vitreous disebabkan tidak terdapatnya pembuluh darah dan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya kekeruhanbadan vitreous akan memudahkan melihat bagian retina pada pemeriksaan oftalmoskopi (H. Sidarta Ilyas, 2004). Vitreous humor penting untuk mempertahankan bentuk bola mata yang sferis (Lauralee Sherwood, 1996). 1. Retinal pigment epithelium (RPE)2. Lapisan fotoreseptor segmen dalam dan luar.(Rods/Cones)3. Membran limitans eksterna Lapisan yang membatasi bagian dalam fotoreseptor dari inti selnya4. Lapisan luar inti sel fotoreseptor5. Lapisan luar plexiformis Pada bagian makular, ini dikenal sebagi Lapisan serat Henle (Fiber layer of Henle).6. Lapisan dalam badan inti7. Lapisan dalam plexiformis8. Lapisan sel ganglion Lapisan yang terdiri dari inti sel ganglion dan merupakan asal dari serat syaraf optik.9. Lapisan serat syaraf Yang mengandung akson okson sel ganglion yang berjalan menuju ke nervus opticus.10. Membran limitans interna Tempat sel-sel Mller berpijak.3. FisiologisFisiologi Retina MataSeperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa, terina mata terdiri dari dua sel, yaitu sel batang dan sel kerucut. Kedua sel ini mempunyai kerja yang berbeda. Sel kerucut berfungsi menangkap bermacam-macam warna cahaya yang masuk ke mata, sedangkan sel batang, hanya menangkap cahaya yang berwarna hitum putih saja.Sel kerucut lebih banyak digunakan pada siang hari dan pada tempat-tempat yang terang, sedangkan pada malam hari dan di tempat-tempat yang gelap, sel batang lebih banyak digunakan. Selain itu, kerusakan pada sel kerucut, akan menyebabkan gangguan pada mata seperti buta warna, dan hanya bisa melihat hitam putih saja. Ataupun buta warna parsial (buta warna sebagian), jika terjadi kerusakan hanya bagian-bagian tertentu saja pada reseptor sel kerucut ini.Dari gangguan sel batang dan sel kerucut ini yang menentukan gangguan penglihatan lainnya seperti buta warna, buta warna parsial, miopi, hypermetropi, rabun senja dan lain-lain. Ini disebabkan karena kedua sel ini yang memegang peranan vital dalam penglihatan manusia, karena mengubah cahaya menjadi sinyal-sinyal saraf yang akan diteruskan ke otak.4. Bagaimana mekanisme melihat?

http://annisamayasari.blogspot.com/2011/04/11-struktur-dan-anatomi-mata.html

~Mata Sebagai KameraSecara optic dapat disamakan dengan sebuah kamera fotografi biasa. Mata memiliki system lensa, system aperture yang dapat berubah(pupil), dan retina yan dapat disamakan dengan film. System lensa terdiri dari empat prbatasan refraksi: a. Perbatasan antara kornea dan udara b. Perbatasan antara permukaan posterior kornea dan humor aquos c. Perbatasan antara humor aquos dan anterior lensa mata d. Perbatasan antara posterior lensa dan humor vitreusSedang setiap media refraksi memiliki index bias yangbebeda-beda guna untuk membelokkan cahaya agar cahaya yang masuk terkumpul tepat pada fovea. a. Kornea: 1.38 b. Humor aquos 1,33 c. Lensa lristalina 1,4 d. Humor vitreus 1,34

Prinsip RefraksiRefraksi atau bias merupakan pembelokan berkas cahaya yang terjadi saat berkas cahaya berpindah ke medium yang mempunyai kepadatan berbeda. Berkas cahaya yang melewati medium dengan kepadatan berbeda akan berubah arah perjalanannya. Kecuali bila arah berkas cahaya tegak lurus terhadap permukaan medium, maka berkas tidak akan dibelokkan. Derajat refraksi dipengaruhi oleh 1. Perbedaan kepadatan medium. Semakin besar perbedaan kepadatan medium, semakin besar derajat refraksi2. Besar sudut jatuh berkas cahaya pada medium. Semakin besar perbedaan kepadatan medium, semakin besar derajat refraksi.Secara umum, gelombang cahaya dipancarkan secara divergen dari sumber cahaya.Berkas cahaya yang divergen tersebut dapat difokuskan pada satu titik dengan menggunakan lensa cembung (konveks). Lensa cembung (konveks) akan menyebabkan konvergensi (penyatuan berkas) sedangkan lensa cekung (konkaf) akan menyebabkan divergensi (penyebaran berkas). Semakin besar kelengkungan lensa maka semakin besar derajat pembiasan dan semakin kuat lensa. Perubahan kekuatan lensa akan mengubah panjang fokal yaitu jarak dari pusat lensa ke poin fokal.

Refraksi Mata NormalSekitar 2/3 total kekuatan refraksi mata berada pada kornea sedangkan 1/3 sisanya pada lensa. Namun kekuatan refraksi kornea menetap tidak dapat berubah sedangkan kekuatan lensa dapat diubah-ubah berdasarkan kecembungannya. Berikut rincian indeks bias masing-masing medium refraksi pada mata:1. Antara udara dan permukaan anterior kornea mata. Indeks bias internal udara adalah 1 sedang kornea 1,38.1. Antara permukaan posterior dari kornea dan aqueous humor. Indeks bias internal aqueous humor sebesar 1,33.1. Antara aqueous humor dan permukaan anterior dari lensa mata. Indeks bias internal lensa kristal sebesar 1,401. Antara permukaan posterior lensa dan vitreous humor. Indeks bias internal vitreous humor sebesar 1,34.Simak3

Gambar 1. Indeks bias media refraksi mata1

Lensa mata adalah lensa konveks, sehingga seperti yang dijelaskan sebelumnya, akan terjadi konvergensi yaitu penyatuan berkas cahaya yang masuk ke mata ke satu titik fokal. Agar bayangan dapat ditangkap dengan focus, titik fokal tersebut harus jatuh tepat di retina.Pada pengelihatan jarak jauh (> 6 m), berkas cahaya masuk secara paralel dan kemudian mengalami refraksi oleh lensa tanpa akomodasi sehingga berkas jatuh tepat di retina. Bila jarak objek dekat ( jarak antara origo dan inersi zonula akan mengendur, sehingga lensa yang lentur ini berubah menjadi lebih bulat>daya refraksi bertambah karena akomodasi.Untuk pengelihatan dekat Otot siliar akan berkontraksi>serabut zonula mnegndor dan lensa bentuknya menjadi lebih bulat yang berarti akan menambah daya refraksi.Untuk pengelihatan jauh Otot siliar mengendor>serabut-serabut zonula dan kapsul menegang dan bentuk lensa menjadi lebih lonjong yang berakibat menurunnya daya refraksi.Peran LensaPada orang muda, lensa terdiri atas kapsul elastis yang kuat dan berisi cairan kental yang mengandung banyak protein dan serabut-serabut transparan. Bila lensa berada dalam keadaan relaksasi tanpa tarikan terhadap kapsulnya, maka lensa dianggap berbentuk hampir sferis. Namun selain terdapat kapsul elastis, juga terdapat ligamen yang sangat tidak elastis, yaitu zonula yang melekat disekeliling lensa, menarik tepi lensa kearah bola mata. Ligamen ini secara konstan direnggangkan oleh perlekatannya ke badan siliar pada tepi anterior koroid dan retina. Hal ini menyebabkan lensa relatif datar dalam keadaan mata istirahat.Tempat perlekatan ligamen lensa di badan siliar merupakan suatu otot yang disebut otot siliaris. Otot ini mempunyai dua perangkat serabut, yaitu serabut meridional dan serabut circular. Serabut meridional membentang sampai peralihan kornea-sklera. Kalau serabut ini berkontraksi, bagian perifer dari ligamen lensa tadi akan tertarik kedepan dan bagian medialnya ke arah kornea, sehingga remangan terhadap lensa akan berkurang sebagian. Serabut sirkular akan tersusun melingkar mengelilingi bagian dalam mata, sehingga pada waktu berkontraksi terjadi gerakan sfingter, jarak antar pangkal ligamen mendekat, dan sebagai akibatnya regangan ligamen terhadap kapsula lensa berkurang.Jadi, kontraksi seperangkat serabut otot polos dalam otot siliaris akan mengendurkan kapsula lensa, dan lensa akan lebih cembung seperti balon karena sifat elastisitas kapsulanya. Oleh karena itu bila otot siliaris melakukan relaksasi lengkap, kekuatan dioptri lensa akan berkurang menjadi sekecil mungkin yang dapat dicapai oleh lensa. Sebaliknya bila otot siliaris berkontraksi sekuat-kuatnya, kekuatan lensa menjadi maksimal.Pengaturan akomodasi melalui saraf parasimpatisOtot siliaris hampir seluruhnya diatur oleh sinyal saraf parasimpatis yang dijalarkan ke mata dari nukleus saraf kranial ketiga pada batang otak. Perangsangan saraf parasimpatis menimbulkan kontraksi otot siliaris, yang selanjutnya mengendurkan ligamen lensa dan meningkatkan daya bias. Dengan meningkatnya daya bias, mata mampu melihat objek lebih dekat dibanding sewaktu daya biasnya rendah. Akibatnya dengan memendeknya objek kearah mata, frekwensi impuls saraf~Jalur Informasi VisualBermula dari sel fotoreseptor retina melalui nervus optik , kiasma dan traktus optik menuju LGN dan Berakhir pada area cortex visual~Perjalanan impuls dari retina ke korteksCahaya diterima oleh fotoreseptor pada retina dan dirubah menjadi aktivitas listrik diteruskan ke kortek. Serabut-serabut saraf optikus terbagi di optik chiasma (persilangan saraf mata kanan dan kiri), bagian medial dari masing-masing saraf bersilangan pada sisi yang berlawanan dan impuls diteruskan ke korteks visual.

5. Macam-macam px. MataPEMERIKSAAN SUBYEKTIF Anamnesis keluhan utama : digolongkan menurut lama, frekuensi, intermitensi dan cepat timbulnya. Lokasi, berat dan keadaan lingkungan. Riwayat kesehatan lalu1. berpusat pada kesehatan umum2. penyakit sistemik3. gg vaskuler yang biasanya menyertai penyakit mata: diabetes dan hipertensi. Riwayat keluarga1. berhubungan dengan gg mata : strabismus glaucoma katarak masalah retina : degenerasi macula

PEMERIKSAAN OBYEKTIF pemeriksaan visus pemeriksaan fisik : untuk menilai fungsi maupun anatomi kedua mata.1. adnexa (palpebra dan jaringan periokuler)2. conjungtiva3. cornea keratometer (alat terkalibrasi yang mengukur radius kelengkungan kornea dalam 2 merisian yang terpisah 90 derajat)fotokeratoskop alat yang menilai keseragaman dan ratanya permukaan dengan memantulkan pola lingkaran konsentris ke atasnya.Pachymeter mengukur ketebalan kornea sentral.4. camera oculi anterior dengan gonioskopi, alat pemeriksaan anatomi kamera anterior dengan pembesaran binokuler dan sebuah goniolens khusus.5. pupil (simetris, ukuran, bentuk bulat atau tidak teratur, reaksi terhadap cahaya dan akomodasi)6. lensa7. corpus vitreus8. retina

motilitas mata mengevaluasi perpaduan kedua mata dan gerakannya, baik masing-masing sendiri (ductions) dan bersama (version).(Daniel G. Oftalmologi Umum. Edisi 14. widya medika)PEMERIKSAAN MATA (urutan u/ mengisi cat.medis) Subjektif (allo / autoanamnesis) : Anamnesis yang baik, dapat untuk menentukan 80% dari diagnosis Identitas penderita : nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan Sacred seven ( Untuk RPS ) 1. Keluhan utama 2. Onset 3. Lokasi( mata kanan / kiri )4. Gejala yang menyertai 5. Terapi yang sudah diberikan 6. Faktor yang memperberat 7. Faktor yang memperingan Fundamental four : Riwayat penyakit dahulu / riwayat sakit sebelumnya Riwayat penyakit sistemik Riwayat penyakit keluarga Riwayat sosial ekonomi Obyektif Pemeriksaan visus Inspeksi (mata kanan lebih dulu, sistematis dimulai dari anterior)1. Kesan pasangan bola mata ( gerak & posisi )2. Supersilia, silia 3. Palpebra 4. Konjungtiva 5. Kornea 6. Camera oculi anterior7. Iris8. Pupil9. Lensa 10. Korpus vitreum 11. Retina Alat pemeriksaan Optotype Lampu batere Lensa + 20 Dioptri Kaca pembesar Lampu listrik 75 watt Cermin cekung berlubang Keratoskop placido Oftalmoskop

Pemeriksaan visus Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui visus seseorang dan memberikan penilaian menurut ukuran baku yang ada. Visus harus diperiksa walaupun secara kasar untuk membandingkan visus kedua mata. Kedua mata diperiksa sendiri-sendiri, karena dengan diperiksa binokuler tidak dapat diketahui adanya kekaburan pada satu mata. Pada bayi dan anak preverbal, pemeriksaan visus sentral dapat dilakukan dengan melihat reflek cahaya di kornea dan kemampuannya dalam fiksasi dan mengikuti obyek yang digunakan untuk pemeriksaan. Bila reflek cahaya terletak di sentral kornea, yang berarti terjadi fiksasi di fovea, dan bila saat obyek digerakkan penderita mampu mengikuti dengan baik, maka disebut kemampuan fiksasi dan mengikuti obyek adalah baik, yang berarti kemungkinan anak tersebut mempunyai visus normal Pada umur 2 - 3 tahun, anak sudah mampu mengenali dan mengerjakan uji gambar-gambar kecil (kartu Allen). Pada anak umur 3 4 tahun umumnya sudah dapat melakukan permainan E (E games), yaitu dengan kartu Snellen konvensional dengan huruf E yang kakinya mengarah ke berbagai arah, dan si anak diminta menunjukkan arah kaki huruf E tersebut dengan jarinya. Pada anak umur 5 6 tahun keatas, umumnya sudah dapat dilakukan pemeriksaan seperti pada orang dewasa. Bila penderita mampu membaca huruf-huruf deretan paling atas tetapi tidak dapat membaca sampai deret 6/6 (20/20), maka nilai yang tercantum dipinggir deretan huruf terkecil yang masih dibaca dicatat. Jika huruf yang paling besarpun tidak dapat dibaca, penderita disuruh maju sampai huruf terbesar tadi dapat dibaca dan kemudian jarak tersebut dicatat. FOCAL ILLUMINATION ( PEMERIKSAAN SEGMEN ANTERIOR BOLA MATA ) Tujuan: Untuk memeriksa 1/3 anterior bola mata, dimulai supersilia, silia, palpebra, konjungtiva, kornea, COA, iris, pupil dan lensa Dasar: Melakukan inspeksi segmen anterior bola mata dengan pembesaran sederhana dan penyinaran yang difokuskan. Sinar yang datang dari sumber cahaya (biasanya lampu pijar ) dikumpulkan menggunakan condensing lens dan difokuskan pada objek yang akan diperiksa. Dilakukan inspeksi objek yang diperiksa dengan menggunakan kaca pembesar. Pemeriksaan dilakukan secara sistematis dan berurutan Alat: Lampu pijar Condensing lens Kaca pembesar Teknik : Lampu pijar diletakkan di samping depan penderita dan menghadap ke arah penderita ( berjarak 50 cm ). Sinar dari lampu pijar dikumpulkan dan difokuskan pada objek yang diperiksa dengan condensing lens Objek diperiksa dengan bantuan kaca pembesar Nilai: Akan tampak seluruh bagian 1/3 anterior bola mata dan dilihat kelainan yang ada Catatan: Untuk memeriksa mata kanan sebaiknya lampu pijar diletakkan di sebelah kanan depan penderita, dan sebaliknya SkiaskopiTujuan: menilai kejernihan media refrakta Dasar: Fundus okuli yang berwarna kuning kemerahan akan menimbulkan reflek fundus bila sisinari. Bila media refrakta jernih, maka reflek fundus akan tampak kuning cemerlang Alat: - Cermin cekung berlubang - Sumber cahaya ( lampu pijar )Teknik: - Sumber cahaya diatur di samping belakang penderita - Skiaskop diarahkan ke pupil penderita, diatur agar sinar dari sumber cahaya jatuh tepat pada cermin skiaskop - Skiaskop diatur sedemikian rupa sehingga pantulan sinar dari skiaskop jatuh pada pupil Pemeriksaan tekanan bola mata dengan cara palpasiTujuan: Untuk memeriksa tekanan bola mata dengan palpasi memakai ujung jari Dasar: Merupakan pengukuran tekanan bola mata dengan menekan bola mata dengan jari pemeriksa.Teknik: - Penderita disuruh melirik ke bawah dengan posisi wajah menghadap lurus kedepan - Kedua jari telunjuk pemeriksa diletakkan pada kulit kelopak tarsus atas penderita. - Jari-jari lain bersandar pada dahi penderita - Satu jari telunjuk mengimbangi tekanan sedang jari telunjuk yang lain menekan bola mata.Nilai: Dengan pengalaman sebelumnya dapat dinyatakan tekanan bola mata N, N+1, N+2, N+3 atau N-1, N-2, N-3, yang menyatakan tekanan lebih tinggi atau lebih rendah dari normal.Catatan: Cara ini sangat baik pada kelainan mata bila tonometer tidak dapat dipakai atau dinilai seperti pada sikatrik kornea, kornea irreguler dan infeksi kornea. Cara pemeriksaan ini memerlukan pengalaman pemeriksa karena terdapat faktor subyektif.PEMERIKSAAN VISUS PERIFERvisus perifer dapat diperiksa dengan :a. test konfrontasib. tangent screenc. perimeter

a. Test Buta WarnaKartu ishihara adalah adalah kartu dengan titik2 berwarna yg kecerahannya dan bayangannya membentuk angka, huruf atau yg lainnya. Kartu ini digunakan untuk menguji daya pisah warna mata penderita yang diuji atas kemungkinan adanya buta warna. Pada pemeriksaan pasien diminta melihat dan mengenali tanda gambar yang diperlihatkan dalam waktu 10 detik.

PEMERIKSAAN VISUS SENTRALTujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui visus seseorang dan memberikan penilaian menurut ukuran baku yang ada. Visus harus diperiksa walaupun secara kasar untuk membandingkan visus kedua mata. Kedua mata diperiksa sendiri-sendiri, karena dengan diperiksa binokuler tidak dapat diketahui adanya kekaburan pada satu mata.

Pada bayi dan anak preverbal, pemeriksaan visus sentral dapat dilakukan dengan melihat reflek cahaya di kornea dan kemampuannya dalam fiksasi dan mengikuti obyek yang digunakan untuk pemeriksaan. Bila reflek cahaya terletak di sentral kornea, yang berarti terjadi fiksasi di fovea, dan ketika obyek digerakkan penderita mampu mengikuti dengan baik, maka disebut kemampuan fiksasi dan mengikuti obyek adalah baik, yang berarti kemungkinan anak tersebut mempunyai visus normal.

Pada umur 2 - 3 tahun, anak sudah mampu mengenali dan mengerjakan uji gambar-gambar kecil (kartu Allen). Pada anak umur 3 4 tahun umumnya sudah dapat melakukan permainan E (E games), yaitu dengan kartu Snellen konvensional dengan huruf E yang kakinya mengarah ke berbagai arah, dan si anak diminta menunjukkan arah kaki huruf E tersebut dengan jarinya. Pada anak umur 5 6 tahun keatas, umumnya sudah dapat dilakukan pemeriksaan seperti pada orang dewasa.

Metode pengukuran visus yang umum adalah menggunakan optotipe Snellen (Snellen chart). Penderita menghadap optotipe pada jarak 6 meter (20 feet). Mata diperiksa satu persatu dimulai mata kanan lebih dulu, mata yang tidak diperiksa ditutup tanpa menekan bola mata. Penderita diminta membaca huruf-huruf pada optotipe mulai dari huruf yang paling besar pada deret paling atas berturut-turut ke deretan-deretan di bawahnya. Jika mampu membaca huruf terkecil yang dipinggirnya ada angka kecil 20 atau 6, berarti visusnya adalah 20/20 atau 6/6. ini dicatat, dan dengan urutan kerja yang sama dilakukan pula pemeriksaan untuk mata kiri.

Bila penderita mampu membaca huruf-huruf deretan paling atas tetapi tidak dapat membaca sampai deret 6/6 (20/20), maka nilai yang tercantum dipinggir deretan huruf terkecil yang masih dibaca dicatat. Jika huruf yang paling besarpun tidak dapat dibaca, penderita disuruh maju sampai huruf terbesar tadi dapat dibaca dan kemudian jarak tersebut dicatat.

Teknik dasar Pemeriksaan Matab. Pemeriksaan funduskopiPemeriksaan funduskopi di bidang neurologi bertujuan untuk menilai keadaan fundus okuli terutama retina dan papil nervus optikus. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan alat berupa oftalmoskop. Papil normal berbentuk lonjong, warna jingga muda, di bagian temporal sedikit pucat, batas dengan sekitarnya tegas, hanya di bagian nasal agak kabur. Selain itu juga terdapat lekukan fisiologis. Pembuluh darah muncul di bagian tengah, bercabang keatas. Jalannya arteri agak lurus, sedangkan vena berkelok-kelok. Perbandingan besar vena : arteri adalah 5:4 sampai 3:2.(Http://yayanakhyar.wordpress.com)

c. Pemeriksaan Tekanan Bola MataPengukuran tekanan bola mata yang paling sederhana adalah dengan menggunakan dua jari telunjuk yang menekan secara bergantian bagian atas palpebra superior dan merasakan tegangan bola mata. Dengan pengalaman seorang dokter dapat merasakan tekanan bola mata yang biasanya dinyatakan dalam N (Normal), N+ 1, N+2, N+3 untuk tekanan yang lebih tinggi dibanding normal serta N-1, N-2, N-3 untuk tekanan bola mata yang rendah. Pengukuran tekanan bola mata dengan menggunakan alat dapat dilakukan dengan tonometer. Tonometer Schiotz:Dilakukan inclentasi (penekanan) terhadap permukaan kornea. Dengan beban tertentu akan terjadi kecekungan pada kornea dan akan terlihat perubahan pada skala Schiotz. Makin rendah tekanan bola mata maka skala yang terlihat akan lebih besar dan berlaku sebaliknya. Angka skala yang clitunjuk dilihat nilainya di dalam tabel untuk konversi nilai tekanan dalam mmHg.Kelemahan penggunaan Tonometer Schiotz adalah mengabaikan faktor kekakuan sklera (scleral rigidity). Pemeriksaan dengan menggunakan alat ini perlu dilakukan dengan hati-hati karena dapat menyebabkan lecetnya kornea yang mengakibatkan keratitis. Tonometer Aplanasi :Dilakukan dengan menggunakan alat Tonometer yang dikaitkan dengan Slitlamp. Pengukuran tekanan bola mata di sini tidak dipengaruhi oleh faktor kekakuan sklera.Dengan perkembangan teknologi saat ini digunakan Tonometer non kontak dengan prinsip kerja hembusan udara pada permukaan kornea yang langsung dapat diketahui hasil pengukuran tekanan bola mata dalam mmHg.

d. Pemeriksaan Kelenjar Lakrimalis Uji produksi tes Schirmer Dng strip kertas saring dipasang pada konjungtiva, normal 5 menit basah semua Uji saluran : Tes flourescein Mata ditetes flourescein 2%. Normal flourescein masuk ke hidung Tes anel Pungtum ditusuk jarum tumpul disemprot air, akan terasa masuk hidung (pada bayi terlihat reflek menelan)

e. Tindal Efek / Oblique IlluminationYaitu fenomena dimana terjadi pantulan2 cahaya oleh radang pada partikel2 COA.Tindal ( + ) garis yang menghubungkan fokus kornea dan fokus iris, artinya da kekeruhan di COATindal ( - ) ada fokus sinar pada kornea dan di iris, tanpa ada gars yang menghubungkannya

f. Fundus Reflek untuk memeriksa keadaan media refrakta

Sumber cahaya dari kanan belakang pendrita, sinar dipenulkan ke dalam bola mata melelui pupil ( yang sudah di lebarkan ) lalu pemeriksa mengintip pantulan sinar dari dalam mata melelui lubang yang ada di tengah cermin.Funduds reflek normal warnanya merah cemerlang. Kalau terjadi kekeruhan pada media refrakta ( misal HA ) maka akan tampak bintik kehtaman / warna hitam dengan latarbelakang merah.Sumber : Ilmu Penyakit Mata, Seri Catatan Kuliah, FK Undip

6. Bagaimana mata tidak bisa kering?

Sistem Lakrimasi Air mata melewati empat proses yaitu produksi dari aparatus atau sistem sekretori lakrimalis, distribusi oleh berkedip, evaporasi dari permukaan okular, dan drainase melalui aparatus atau sistem ekskretori lakrimalis. Abnormalitas salah satu saja dari keempat proses ini dapat menyebabkan mata kering (Kanski et al, 2011). 2.1.1. Aparatus Lakrimalis Aparatus atau sistem lakrimalis terdiri dari aparatus sekretori dan aparatus ekskretori (Kanski et al, 2011; Sullivan et al, 2004; AAO, 2007), yaitu : 1. Aparatus Sekretorius Lakrimalis.

Aparatus sekretorius lakrimalis terdiri dari kelenjar lakrimal utama, kelenjar lakrimal assesoris (kelenjar Krausse dan Wolfring), glandula sebasea palpebra (kelenjar Meibom), dan sel-sel goblet dari konjungtiva (musin). Sistem sekresi terdiri dari sekresi basal dan refleks sekresi. Sekresi basal adalah sekresi air mata tanpa ada stimulus dari luar sedangkan refleks sekresi terjadi hanya bila ada rangsangan eksternal (Kanski et al, 2011; Sullivan et al, 2004; AAO, 2007). 2. Aparatus Ekskretorius Lakrimalis.

Dalam keadaan normal, air mata dihasilkan sesuai dengan kecepatan penguapannya sehingga hanya sedikit yang sampai ke sistem ekskresi (Sullivan, 2004). Dari punkta, ekskresi air mata akan masuk ke kanalikulus kemudian bermuara di sakus lakrimalis melalui ampula. Pada 90% orang, kanalikulus superior dan inferior akan bergabung menjadi kanalikulus komunis sebeum ditampung dalam sakus lakrimalis. Di kanalikulus, terdapat katup Rosenmuller yang berfungsi untuk mencegah aliran balik air mata. Setelah ditampung di sakus lakrimalis, air mata akan diekskresikan melalui duktus nasolakrimalis sepanjang 12-18 mm ke bagian akhir di meatus inferior. Disini juga terdapat katup Hasner untuk mencegah aliran balik (Sullivan et al, 2004; AOA, 2007). Gambar 2.1. Anatomi Sistem Lakrimalis (Wagner et al, 2006)

2.1.2. Dinamika Sekresi Air Mata Laju pengeluaran air mata dengan fluorofotometri sekitar 3,4 L/menit pada orang normal dan 2,8 L/menit pada penderita mata kering (Eter et al, 2002). Sedangkan menurut Nichols (2004), laju pengeluaran air mata adalah 3,8 L/menit dengan interferometri. Antara dua interval berkedip, terjadi 1-2 % evaporasi, menyebabkan penipisan 0,1 m PTF dan 20% pertambahan osmolaritas (On et al, 2006). Distribusi volume air mata pada permukaan okular umumnya sekitar 6-7 L yang terbagi menjadi tiga bagian, yakni (Sullivan, 2002) : 1. Mengisi sakus konjungtiva sebanyak 3-4 L. 2. Melalui proses berkedip sebanyak 1 L akan membentuk TF dengan tebal 6-10 m dan luas 260 mm. 3. Sisanya sebanyak 2-3 L akan membentuk tear meniscus(air mata yang berada pada sudut antara konjungtiva bulbi inferior dengan tepi kelopak bawah) seluas 29 mm dengan jari-jari 0,24 mm (Yokoi et al, 2004). Menurut Wang et al (2006), TF digabungkan dari tear meniscus atas dan bawah saat berkedip. Ketebalan TF bersifat iregular pada permukaan okular sehingga tidak ada ketebalan yang tepat untuk ukuran TF (Wang et al, 2006). Menurut Smith et al (2000) ketebalan berkisar antara 7-10 m sedangkan Pyrdal et al (1992) menyatakan TF seharusnya memiliki ketebalan 35-40 m dan mayoritas terdiri dari gel musin. Menurut Palakuru et al (2007), TF berada dalam keadaan paling tebal saat segera setelah mengedip dan berada dalam keadaan paling tipis saat kelopak mata terbuka. Dalam penelitian mereka, angka perubahan ketebalan ini menunjukkan nilai yang sama dengan kelompok yang disuruh melambatkan kedipan matanya. Mereka menyimpulkan hal ini disebabkan oleh refleks berair yang segera. 2.1.3. Mekanisme Distribusi Air Mata Mengedip berperan dalam produksi, distribusi dan drainase air mata (Palakuru et al, 2007). Berbagai macam teori mengenai mekanisme distribusi air mata (AAO, 2007). Menurut teori Doane (1980), setiap berkedip, palpebra menutup mirip retsleting dan menyebarkan air mata mulai dari lateral. Air mata yang berlebih memenuhi sakus konjungtiva kemudian bergerak ke medial untuk memasuki sistem ekskresi (Kanski et al, 2011; Sullivan et al, 2004). Sewaktu kelopak mata mulai membuka, aparatus ekskretori sudah terisi air mata dari kedipan mata sebelumnya. Saat kelopak mata atas turun, punkta akan ikut menyempit dan oklusi punkta akan terjadi setelah kelopak mata atas telah turun setengah bagian . Kontraksi otot orbikularis okuli untuk menutup sempurna kelopak mata akan menimbulkan tekanan menekan dan mendorong seluruh air mata melewati kanalikuli, sakus lakrimalis, duktus nasolakrimalis dan meatus inferior. Kanalikuli akan memendek dan menyempit serta sakus lakrimalis dan duktus nasolakrimalis akan tampak seperti memeras. Kemudian setelah dua per tiga bagian kelopak mata akan berangsur-angsur terbuka, punkta yang teroklusi akan melebar. Fase pengisian akan berlangsung sampai kelopak mata terbuka seluruhnya dan siklus terulang kembali (Doane, 1980). TF dibentuk kembali dari kedipan mata setiap 3-6 detik. Saat kelopak mata terbuka, lapisan lemak ikut terangkat. 2.1.4. Mekanisme Ekskresi Air Mata Ada tiga mekanisme yang dapat menyebabkan penipisan PTF yaitu absorbsi ke kornea (inward flow), pergerakan paralel air mata sepanjang permukaan kornea (tangential flow) dan evaporasi (Nichols et al, 2005). Lain halnya dengan Tsubota et al (1992), Mathers et al (1996), dan Goto et al (2003). Mereka berpendapat bahwa evaporasi hanya berperan minimal menyebabkan penipisan penipisan TF. Akan tetapi, Rolando et al (1983) menunjukkan bahwa evaporasi berperan penting menyebabkan penipisan TF. Smith et al (2008) menyebutkan bahwa hal ini bervariasi sesuai keadaan dan melibatkan kombinasi berbagai mekanisme. Laju evaporasi pada orang normal adalah 0,004 (Craig, 2000), 0,25 (Goto et al, 2003), 0,89 (Mathers, 1996), 0,94 (Shimazaki, 1995), 1,2 (Tomlinson, 1991), 1,61 (Hamano, 1980), 1,94 (Yamada, 1990). Perlu waktu 3-5 menit untuk ruptur PTF (Kimball, 2009). 2.1.5. Kedipan Mata Delapan puluh persen dari mata berkedip secara sempurna, delapan belas persen berkedip secara inkomplit dan dua persen twitch. Bila ditinjau berdasarkan rangsang berkedip, berkedip terdiri dari tiga kategori, yaitu (Acosta et al, 1999; Pepose et al, 1992; Delgado et al, 2003) : 1. Berkedip involunter yaitu berkedip secara spontan, tanpa stimulus dengan generator kedipan di otak yang belum diketahui secara jelas. 2. Berkedip volunter yaitu secara sadar membuka dan menutup kelopak mata. 3. Refleks berkedip adalah berkedip yang dirangang bila ada stimulus eksternal melalui nervus trigeminus dan nervus fasialis.

Berkedip melibatkan dua otot yaitu muskulus levator palpebra superior dan muskulus orbikularis okuli (AAO, 2007). Aktivitas berkedip melibatkan nukleus kaudatus (Mazzone et al, 2010) dan girus presentralis media (Kato et al, 2003), dan inhibisi berkedip melibatkan korteks frontal (Stuss et al, 1999; Mazzone et al, 2010).

a. Mekanisme pertahanan mata (saat ada benda asing)Beberapa mekanisme membantu melindungi mata dari cedera. Kecuali bagian anteriornya, bola mata dilindungi oleh kantung tulang tempat mata berada. Kelopak mata berfungsi sebagai shutter (daun penutup) untuk melindungi bagian anterior mata dari gangguan luar. Kelopak mata menutup secara refleks untuk melindungi mata pada saatsaat yang mengancam, misalnya bendabenda yang datang cepat, cahaya yang sangat menyilaukan, dan keadaankeadaan sewaktu kornea atau bulu mata tersentuh. Kedipan kelopak mata secara spontan berulangulang membantu menyebarkan air mata yang melumasi, membersihkan dan bersifat bakterisidal. Air mata diproduksi secara terusmenerus oleh kelenjar lakrimalis di sudut lateral atas dibawah kelopak mata. Cairan pembersih mata ini mengalir melalui permukaan kornea dan bermuara ke saluran alus di sudut kedua mata dan akhirnya dikosongkan ke belakang saluran hidung. Sistem drainase ini tidak dapat menangani produksi air mata yang berlebihan sewaktu menangis, sehingga air mata membanjir dari mata. Mata juga dilengkapi dengan bulu mata protektif yang menangkap bendabenda halus di udara seperti debu sebelum masuk ke mata.Sumber : www.doctorolgy.net Adanya sekresi kelenjar lakrimaliskarena mata mempunyai palpebra superior dan inferior yang dapat menutup dan berfungsi melindungi bola mata anterior. Berkedip membantu menyebarkan lapis tipis air mata, yg melindungi kornea dan konjunctiva dari dehidrasiSumber : Oftalmologi Umum

7. Apa saja Bagian-bagian di sekitar mata?Alat Tambahan Mata Alat tambahan mata terdiri dari alis mata, kelopak mata, bulu mata dan apparatus lakrimalis.1. Alis Mata : terdiri dari rambut kasar yang terletak melintang di atas mata. Alis melintang diatas mata. Alis mata berfungsi dalam kecantikan dan melindungi mata dari keringat. 2. Kelopak Mata : terdiri dari dua bagian yaitu kelopak mata atas dan bawah. Dari dalam ke luar, kelopak mata terdiri dari lapisan-lapisan :- konjungtiva yaitu selaput lender yang melapisi bagian dalam kelopak mata dan melapisi juga permukaan bola mata;- kelenjar meibomian yang dapat menghasilkan lemak untuk mencegah pelekatan kedua kelopak mata;- lapisan tarsal yaitu lapisan jaringan ikat yang kuat untuk menunjang kelopak mata;- otot orbikularis okuli yang berfungsi menutup bola mata;- jaringan ikat dan kulit luar 3. Bulu Mata merupakan barisan rambut pada ujung kelopak mata. Pada bulu mata terdapat kelenjar minyak yang disebut kelenjar zeis yang terletak pada akar bulu mata. Infeksi pada kelenjar minyak disebut bintil (hordeolum)

4. Aparatus lakrimalis terdiri dari kelenjar lakrimalis, duktus (saluran lakrimalis), dan duktus nasolakrimalis. Kelenjar lakrimalis (kelenjar air mata) terletak di sudut lateral atas rongga mata, berfungsi untuk menghasilkan air mata. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata, juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi. Dari kelenjar ini keluar kurang lebih dua belas saluran lakrimalis yaitu saluran-saluran yang mengalirkan air mata menuju konjungtiva kelopak mata atas.

c. Otot Mata, Saraf dan Pembuluh Pada setiap mata terdapat enam otot lurik yang menghubungkan bola mata dengan tulang sekitarnya. Otot ini berfungsi menggerakan bola mata, sehingga mata dapat mengerling ke kanan, kiri, atas dan bawah. Gerakan otot bola mata berada di bawah kesadaran. Beberapa otot bekerja sama menggerakkan mata. Setiap otot dirangsang oleh saraf kranial tertentu. Tulang orbita yang melindungi mata juga mengandung berbagai saraf lainnya.- Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak- Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata- Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot pada tulang orbita.

8. Mengapa dapat melihat dengan jelas tanpa merubah posisi?

9. Bagaimana mekanisme Pengaturan gerakan mata?