Feb Full.pdf Low Res

download Feb Full.pdf Low Res

of 16

Transcript of Feb Full.pdf Low Res

  • 8/8/2019 Feb Full.pdf Low Res

    1/16

  • 8/8/2019 Feb Full.pdf Low Res

    2/16

  • 8/8/2019 Feb Full.pdf Low Res

    3/16

    3PEMBARUAN TANI EDISI 72 FEBRUARI 2010

    Reklaiming Lahan Sejahterakan Petani Bonde

    BONDE. Dahulu kamisering kelaparan, dan tidak dapat memenuhi kebutuhandasar keluarga, dan anak-anak kami tidak dapat mengenyampendidikan ungkap Anggal,petani Bonde yang merupakanKetua Serikat Petani Indonesia(SPI) Cabang Manggarai Timurketika mulai bercerita tentangperjuangan reklaiming tanahadat tahun 2001 yang pernahdikuasai oleh Seminari di Kisol,Nusa Tenggara Timur. Saat inisemua keadaan berbalik, kamitidak lagi mengalami kesu-litan, kehidupan kami dibalut ketenangan karena memilikilahan yang dapat diolah men-jadi sandaran hidup, tambahAnggal.

    Tanah seluas 700 Ha yangterletak di wilayah Bonde, Ke-

    camatan Borong, Kelurahan Ta-nah Rata, NTT, tepat di bawahkaki gunung Ndeki ini dibutuh-kan waktu dua jam perjalanandengan jalan kaki, jika meng-gunakan kendaraan bermotordapat ditempuh dengan waktu30 menit dari ibu kota Kabu-paten Manggarai Timur. ArahSelatan dari wilayah tersebut berbatasan dengan laut Sawu,Flores dan lokasi tanah men-capai 50 meter di atas permu-kaan laut.

    Di atas tanah tersebut para

    petani berhasil melakukanreklaiming lahan seluas 700Hektar yang merupakan hak petani di wilayah Bonde, daripihak Seminari. Tanah tersebut awalnya merupakan wilayahmasyarakat adat Rongga yangterdiri dari 14 Suku.

    Pada tahun 1965masyarakat adat Rongga me-nyerahkan lahan seluas 1000hektar kepada masyarakat un-tuk dijadikan penggembalaanbersama hewan ternak mere-ka. Akan tetapi, lahan dikuasaioleh Seminari, dia real tanahtersebut dipagar oleh pihak Seminari sehingga petani tidak dapat memanfaatkan tanah un-tuk kelangsungan hidup mer-eka.

    Kondisi di atas membuat para petani menuntut hak atastanah mereka kembali kepa-da pihak seminari yang telahmengingkari janjinya denganmemanfaatkan dan menguasailahan tersebut tanpa memberiakses kepada petani untuk menggarapnya. Meskipun de-mikian, Seminari hingga saat ini masih menguasai lahan se-luas 200 Hektar.

    Lahan seluas 700 hektarini dihuni 80 Kepala Keluarga(KK) seluruhnya bekerja di sek-tor pertanian. Di Lahan terse-

    but terdapat berbagai jenis

    REFORMA AGRARIA

    tanaman antara lain, jagung,kacang, pisang, padi, umbi-

    umbian, jati, mahoni, mindi,kelapa, sorean, dan mente.Selain bercocok tanampetani juga memelihara he-wan ternak antara lain, babi,sapi, kambing, ayam. Secarabertahap, petani di daerahsekitar akan memasuki la-han yang telah direklaiminguntuk melakukan kegiatanbercocok tanam.

    Dengan memanfaatkanlahan pertanian tersebut,kini petani dapat membiayai

    kehidupan mereka, tanpaharus merisaukan bagaima-na nasib tidak menentu yangmereka alami sekian tahun.Hasil pertanian yang mer-eka kembangkan digunakanuntuk memenuhi kebutu-han hidup sehari-hari, biayakesehatan, serta membiayaisekolah anak-anak mereka.Kami sungguh bersyukuratas tanah yang diperoleh,tanah akan kami gunakansebesar-besarnya untuk ke-pentingan masyarakat desasekitar, hingga tercapai kes-ejahteraan bersama, tuturAnggal.

    Ali Fahmi, Ketua Depar-temen Penguatan OrganisasiSPI, mengatakan SPI akanterus memperjuangkan hak atas tanah petani, karena haltersebut merupakan dasarperjuangan organisasi SPIyaitu melakukan pembaruanagraria Upaya pelaksanaanpembaruan agraria ini dimu-lai dari dilaksanakannya pro-gram landreform yaitu suatuupaya yang mencakup pe-mecahan dan penggabungansatuan-satuan usaha tani,dan perubahan skala pemi-likan. Tanpa tanah petanitidak akan bisa mencapaikemakmuran dan mendap-atkan kehidupan yang lebihbaik, ungkap Ali.#

    PALEMBANG. Wakil MenteriPertanian Bayu Krisnamurthimengatakan bahwa kenaikanharga karet yang mencapaiUS$ 3 per kg sangat mengun-tungkan petani, karena biayaproduksi petani karet berkisarantara US$ 1 US$ 1,2 per kgkaret. Makanya kebijakan un-tuk kontrol pasokan ke pasardan ekspor akan dilanjutkan,kata Bayu seperti dikutipAntara News (19/1) saat meng-hadiri pertemuan tiga negara

    produsen karet terbesar yangdinamakan ITRC ( International Tripartite Rubber Council ) yak-ni Thailand, Indonesia, dan Ma-laysia di Kuala Lumpur.

    Namun pernyataan terse-but ditanggapi berbeda olehDewan Pimpinan Wilayah(DPW) Serikat Petani Indo-nesia (SPI) Sumatera Selatan.Ketua Majelis Wilayah Petani(MWP) SPI Sumsel, Basori me-nyebutkan bahwa walaupunharga karet dunia sudah men-

    capai US$ 3, tetapi harga ditingkat petani masih sama, yak-ni Rp 8.000 sampai Rp 10.000per kg . Hal ini sama denganbiaya produksi US$ 1 US$1,2 seperti yang diungkapkanBayu tersebut. Hal ini berartipetani tidak akan mendapat-kan nilai tambah dari kenaikanharga tersebut. Pihak yang me-nikmatinya hanyalah pedagangdan pengusaha remiling. Iniberarti petani masih menjadiburuh di lahannya sendiri, te-gas Basori.

    Kepala Biro Pengorganisa-sian SPI Sumsel, Amar Rusdimenambahkan bahwa petanisebaiknya tidak tergantungpada tanaman ekspor ini, tetapitetap mengembangkan pola di-versi ikasi, khususnya pangan.Ini semua agar petani tetapberdaulat tambah Amar.#

    KEBIJAKAN AGRARIA

    Petani karet tetapjadi buruh dinegara sendiri

    Seorang petani Bonde sedang memanen hasil pertaniannya di atastanah yang berhasil direklaiming seluas 700 hektar

    TANAH UNTUK PETANI !!!www.spi.or.id

  • 8/8/2019 Feb Full.pdf Low Res

    4/16

    4 PEMBARUAN TANI EDISI 72 FEBRUARI 2010

    Petani SPI Duduki DPRD, BPN dan Kantor Gubernur Sumsel

    KONFLIK AGRARIA

    PALEMBANG. Serikat Petani In-donesia (SPI) bersama petaniDesa Rengas, Kabupaten Ogan

    Ilir melakukan aksi massa dikantor Dewan PerwakilanRakyat Daerah (DPRD) Sumseldan Gubernur Sumsel, Senin(28/12). Aksi massa yang ber-jumlah 1000 orang ini berjalanberiringan dari Gedung OlahRaga Sriwijaya Palembangmenuju gedung DPRD Sumsel.Massa menuntut DPRD segeramengaudit PTPN VII yang di-duga kuat telah merugikannegara, karena PTPN VII dis-inyalir telah mengusahakanperkebunannya di luar izin Hak Guna Usaha (HGU) yang telahditetapkan secara nasional.Massa juga mendesak kemen-terian BUMN, Badan Pemer-iksa Keuangan (BPK), serta Ba-dan Pertanahan Negara (BPN)untuk mengaudit keberadaanusaha PTPN VII.

    Pada kesempatan yangsama, M Iqbal Romzi dan ADjauhari, Wakil Ketua DPRDSumsel menemui peserta aksiuntuk membicarakan lebih rin-ci apa tujuan mereka menuntut ke DPRD. Dari hasil pertemuantersebut pihak DPRD Sumselberjanji akan membuat pani-tia khusus penyelesaian konf-lik tersebut dan segera turunke lapangan. Setelah selesaimelakukan aksi di depan kan-tor DPRD Sumsel, massa aksikemudian bergerak menujukantor Gubernur Sumsel. Da-lam aksinya mereka menuntut Pemerintah Provinsi Sumseluntuk menginstruksikan PTPNVII agar segera mengembalikantanah warga Desa Rengas dantanah warga Sidomulyo, sertamengintruksikan PTPN VIIuntuk membayar kompensasiatas kerugian karena selamaini masyarakat sekitar perke-bunan tidak dapat mengeloladan mengusahakan tanahnya.

    Mukti Sulaiman, Asisten IPemprov Sumsel mengatakanKarena sudah memiliki buktiyang cukup tentang PTPN VIIyang tidak memiliki HGU, seh-ingga surat permintaan dukun-gan penyelesaian sengketa lah-

    an petani Desa Rengas, sudahditandangani oleh Gubernur,tutur Mukti saat menemuibeberapa perwakilan petani.

    Lebih lanjut AchmadYakub, Ketua DepartemenKajian Strategis SPI, menga-takan Surat yang telah ditan-data- ngani tersebut segeradikeluarkan oleh PemprovSumsel. Jika diperlukan su-rat eksekusi agar PTPN VIImeninggalkan lokasi. Dengandemikian lahan yang disen-ketakan dapat dikembalikankepada petani, tutur Yakubdisela-sela orasinya. Selainitu mereka juga menuntut ke-pada BPN Sumsel agar segeralakukan pemetaan dan pen-gukuran tata batas HGU PTPNVII yang berada pada wilayahBurai (Cinta Manis) dan Be-tung. Dan segera melaksana-kan Pembaruan Agraria un-tuk menjawab ketimpangandan kemiskinan terhadapkaum tani Indonesia.

    Pembaruan Agraria men-cakup, Pemerintah harusmemberikan jaminan per-lindungan tanah bagi rakyat,dan penyelesaian sengketahpertanahan. Selain itu pemer-intah memberikan akses bagikaum tani untuk mengusaha-kan tanahnya, berupa modal

    ,bibit, pupuk, dan sarana pe-

    nunjang produksi pertanianlainnya.

    Setelah melakukan aksi,petani menginap di kantorDPRD Sumsel untuk melaku-kan aksi di Badan PertanahanNasional (BPN) Sumsel dankembali mendatangi kan-tor Pemprov Sumsel, Selasa(29/12). Mereka menagih janjisurat instruksi yang diberikanoleh Gubernur Sumsel tentangpenyelesaian sengketa lahanpetani dengan PT. PerkebunanNusantara (PTPN) VII.

    Aksi massa berlanjut kee-sokan harinya (29/12), massamenuntut BPN Sumsel untuk segera melakukan pemetaandan kepastian ijin Hak GunaUsaha (HGU) PT. PerkebunanNusantara (PTPN) VII (Persero)yang berada di wilayah Burai(Cinta Manis) dan Betung. Mer-eka juga menuntut BPN segeramembuat pernyataan tertulisyang memastikan tanah wargaDesa Rengas dan Sidomulyotidak termasuk dalam izin HGUPTPN VII, serta tidak mereko-mendasikan penerbitan izinperluasan HGU PTPN VII padawilayah tanah sengketa.

    Setelah melakukan orasi,perwakilan demonstran ber-dialog dengan pihak BPN. Padapertemuan tersebut, Achmad

    Yakub, Ketua Departemen Ka-

    Ratusan Massa Petani SPI melakukan aksi di kantor DPRD dan Guber-nur Sumatera Selatan.

    jian Strategis SPI, mendesak kepada Kepala BPN Sumsel,untuk memberikan ketegasan

    berupa surat pernyataanterkait dengan HGU PTPN VII,terutama di desa Rengas dandesa Sidomulyo.

    Atas desakan tersebut,Kepala Kanwil BPN Sumsel, Drs.H. Suhaily Syam, SH.MH menge-luarkan surat pernyataan yangberisi PTPN VII tidak memilikiHGU di areal tanah Desa Ren-gas I, II, Lubuk Bandung, Keca-matan Payaraman. Selain itu,PTPN VII juga tidak memilikiHGU di Desa Betung I, II, Keca-matan Lubuk Keliat, serta DesaSunor Kecamatan RambangKuang, di Kabupaten Ogan Ilir,Sumsel. Seluruh lahan terse-but luasnya mencapai 4.881,24hektar.

    Masih dalam surat tersebut,PTPN VII juga tidak memilikiHGU di Desa Sidomulyo, Kabu-paten Banyuasin, Sumatera Se-latan, seluas 5.805,1745 hektar.Permohonan Hak Guna Usahatidak akan diproses sebelumada penyelesaiaan denganmasyarakat yang mengklaim diatas tanah tersebut. Demikianungkapan Suhaily Syam, dalamsurat pernyataan yang dikelu-arkan BPN Sumsel. Surat terse-but dibacakan di depan massaaksi. Dengan adanya surat tersebut petani semakin yakinatas perjuangannya selama ini,tanah yang mereka perjuang-kan akan kembali menjadi milik petani Desa Rengas. Walaupunpembebasan lahan yang dilaku-kan oleh PTPN VII sebelumnyamelalui berbagai tekanan danintimidasi terhadap petani.

    Menurut Yakub, surat tersebut menegaskan, PTPNVII beroperasi secara ilegaldan merugikan negara selama27 tahun ini. Bahkan PTPNVII melakukan pelanggaranlainnya, karena awal pemben-tukan Unit Usaha Pabrik Gula(UUPG) Cinta Manis adalah un-tuk perkebunan tebu, namundilokasi UUPG Cinta Manissekarang ini banyak ditanamipohon sawit dan karet, ung-kap Yakub.#

  • 8/8/2019 Feb Full.pdf Low Res

    5/16

    PEMBARUAN TANI CAMPESINOS EDISI 72 FEBRUARI 2010

    PORT AU PRINCE. Tragedi gem-pa yang baru-baru ini terjadi diHaiti mengejutkan masyarakat dunia karena dampak destruk-tifnya bagi lingkungan dankonsekuensi sosialnya, teru-tama bagi hilangnya nyawamanusia. Sayangnya, bencanaalam bukanlah hal baru di ka-wasan Karibia, yang juga padatahun 2008 pernah terkenadampak badai Hanna dan Ike.Hal ini Juga bukan pertamakalinya bagi La Via Campesinamengamati komunitas inter-nasional membuat janji kerjasama dan bantuan ke Haiti.

    Koordinator Umum La ViaCampesina (LVC), Henry Sara-gih mengatakan bahwa sebagaiorganisasi pergerakan petaniyang memiliki perwakilan diHaiti, LVC mengorganisir agarsetiap bentuk bentuk soli-daritas berdasarkan penghor-matan terhadap kedaulatan

    masyarakat Haiti dan sepenuh-

    Tolak Eksploitasi Haiti Pasca Gempa

    Kantor organisasi petani HaitiMPP-MPNKP- di Port-au-Prince yang hancur terkena dampak gempa.

    nya sesuai dengan kebutuhandan tuntutan masyarakat Hai-ti.

    Henry yang juga KetuaUmum Serikat Petani Indo-nesia (SPI) menjelaskan bah-wasanya ini adalah saatnyabagi negara-negara yang ter-gabung dalam Misi PBB untuk Stabilisasi Haiti (MINUSTAH),khususnya Amerika Serikat,Perancis dan Kanada, untuk menarik kembali kebijakan-kebijakan yang sebelumnyatelah mereka implementasi-kan di Haiti. Kondisi Haiti yangrentan akibat bencana alamini - yang sebagian besar diaki-batkan karena kerusakan ling-kungan, kurangnya infrastruk-tur-infrastruktur dasar, sertalemahnya tindakan sosial yangdilakukan oleh negara sendiri -sama sekali tidak berhubungandengan kebijakan-kebijakantersebut, yang secara historistelah merongrong kedaulatanrakyat dan negara mereka seh-ingga menghasilkan sebuah se-jarah sosial, ekonomi, lingku-ngan, sekaligus budaya utang.Dalam hal ini, LVC menolak mi-literisasi sebagai respons palsuterhadap bencana ini, khusus-nya tindakan sepihak Amerika

    Serikat untuk mengirim tamba-han 20.000 tentara untuk men-jaga ekonomi dan kepentingangeopolitik di Haiti. "PasukanMINUSTAH selama enam tahuntidak memberikan sumbanganefektif untuk stabilisasi ataupenyediaan infrastruktur pub-lik" tambah Henry.

    Henry menjelaskan bahwaLVC menyerukan kepada pe-merintah dan organisasi in-ternasional untuk segera dantanpa syarat membatalkan

    utang luar negeri Haiti, yang

    akan mempengaruhi kehidu-pan jutaan masyarakat Haiti.LVC juga menuntut agar sum-ber daya yang dialokasikan un-tuk bantuan dan rekonstruksitidak menciptakan utang baru,atau prasyarat yang dipaksakanseperti praktek lembaga-lem-baga keuangan internasionalseperti Bank Dunia, Bank Pem-bangunan Interamerican, IMF,ataupun negara-negara donor.LVC juga menolak intervensidari perusahaan-perusahaanswasta multinasional yangberusaha mengeruk keuntun-gan miliaran dollar dari tra-gedi ini bernilai untuk menuaikeuntungan miliaran dolar da-lam rekonstruksi Haiti, sepertiyang terjadi di Irak, atau untuk mengeksploitasi tenaga kerjamurah dan melanjutkan penja-rahan sumber daya alam.

    Masyarakat Haiti, organ-isas-organisasi, gerakan-ge-rakan sosial dan dewan per-wakilan negara harus menjadiprotagonis terhadap upaya in-ternasional untuk memba-ngun kembali negeri mereka.Masyarakat Haiti telah berkali-kali berhasi bangkit dari keter-purukan dengan usaha, kekua-tan dan keyakinan mereka

    sendiri. Masyarakat Haiti-lahyang pertama kali merdeka dikawasan Amerika.

    "Kami selalu waspada,dan mengikuti perkembangandi Haiti dan berdialog denganorganisasi-organisasi, dalamrangka untuk memastikan bah-wa kerjasama internasional di-lakukan atas dasar solidaritasdan bahwa kesalahan-kesala-han kebijakan masa lalu tidak terulang lagi, untuk Haiti yangmerdeka dan berdaulat" tam-

    bah Henry.#

    G L O B A L I Z E H O P E

    G L O B

    A L I Z E S T R U G G L E

    www.viacampesina.org

  • 8/8/2019 Feb Full.pdf Low Res

    6/16

    6 PEMBARUAN TANI CAMPESINOS EDISI 72 FEBRUARI 2010

    TOLAK WTO

    Cegah WTO Bangkit Kembali!!!

    JENEWA. Direktur JenderalWTO telah memanggil wakil

    dari 153 negara anggota WTOdan 56 negara pengamat, na-mun bukan untuk sebuah sesinegosiasi melainkan untuk pertemuan diskusi dan penila-ian perundingan multilateralpada 30 November-2 Desem-ber 2009 yang lalu di Jenewa,Swiss. Meskipun demikian,masih banyak organisasimasyarakat sipil yang tetapmenutup mata pada negosiasiperdagangan yang memper-siapkan pencapaian sukses

    di Putaran Doha pada tahun2010.Oleh sebab itu sekitar 100

    orang dari OWINFS ( Our World Is Not For Sale ) tetap meng-ikuti kemajuan dalam konfe-rensi yang mengumpulkansekitar 3000 delegasi tersebut.30 orang di antaranya yangmewakili La Via Campesinaterus aktif di luar tempat kon-ferensi dengan melakukan aksisimbolis seperti memblokadegedung WTO, membagi-bagi-kan press release yang isinyamendesak WTO keluar daripertanian, dan sebagainya.

    Hasil konferensi tersebut menyatakan bahwa para men-teri menegaskan kembali per-lunya untuk menyimpulkanPutaran Doha pada tahun 2010demi kepentingan ekonomidunia. Mereka juga menyata-kan akan memperkuat hubun-gan antara WTO dan organisasiinternasional lainnya.

    Ditinjua dari sisi pertani-annya, Koordinator Umum LaVia Campesina, Henry Saragihmenegaskan bahwa perjanjianperdagangan dalam WTO san-gat membahayakan petani ke-cil. Dalam arena pasar bebashanya perusahaan-perusahaanagribisnis raksasa saja yangmenuai keuntungan, semen-tara itu petani kecil semakintersisihkan. Terlebih lagi un-tuk petani kecil di negaraberkembang. Banjir panganimpor membuat harga produk pertanian dalam negeri terte-kan, petani kehilangan insentif

    untuk bertani. Situasi sepertiini dalam jangka panjang akan

    merusak tatanan produksi per-tanian dan kedaulatan panganrakyat terancam.

    Di Indonesia, ketergan-tungan pada pangan imporsemakin hari semakin parah.Sejak tahun 1995 Indonesia te-lah meliberalisasi perdaganganproduk pertanian. Sebagai con-toh, saat ini kebutuhan susudan produk susu 70% dipenuhioleh impor, kedelai 60%,garam 50%, danjagung 28%.

    K e a d a a nseperti inim e m -ba-

    w aIndonesiamasuk da-lam jebakanpangan. Petanikecil semakinmiskin dan penduduk pedesaan terancam rawan pan-gan, tegas Henry.

    Sementara itu dalam per-temuan tingkat menteri diNew Delhi pada awal Septem-ber 2009 yang lalu, tidak adakemajuan yang dibuat di Je-newa berkaitan dengan posisinegara-negara berkembangdan kurang maju. Contohnyaadalah pemerintahan Indiayang malah semakin antusiasdan proaktif terhadap rencanaperdagagan bebas WTO. Di

    satu sisi, India berkomitmenuntuk melindungi produk per-

    tanian domestiknya, namun disisi lain, pada kawasan inter-nasionalnya Menteri {ereko-nomian India malah menjadisalah seorang menteri yangmendorong suksesnya G20.

    Menteri Perdagangan In-dia menjadi semakin menolak untuk bertemu dengan wakil-wakil LSM dan beberapa serikat petani dan serikat pekerja. Dia

    juga menjelaskan kepadapara wartawan

    bahwa kasus

    bunuh diridi Indias a m a

    seka-l i

    tidak a d a

    hubun-g a n n y a

    de- nganl iberal isasi

    perdaganganpertanian. Na-

    mun hal tersebut hanyalah tindakan pen-

    galihan isu yang cukup sem-brono, mengingat telah diketa-hui bahwa sejak Januari 2009lebih dari 900 kasus bunuhdiri telah terjadi di wilayah Wi-darbha.

    Henry menjelaskan bahwasebenarnya ada beberapa halyang perlu kita cermati padakeputusan-keputusan yang di-ambil di Jenewa Desember lalu,diantaranya adalah "protek-sionisme hijau", dimana WTOtidak akan melepaskan begitu

    saja pasar dari perdagangan-karbon. Di sisi lain, Henry men-

    gatakan bahwa berdasarkanpertemuan di Roma yang lalu,La Via Campesina berkeinginanuntuk memberikan legitimasisepenuhnya bagi FAO untuk menanganipasar dari produk-produk pertanian.

    Selanjutnya yang juga per-lu dicermati adalah mengenaiperundingan bilateral ataupunmultilateral yang masih meru-pakan perpanjangan tangan ideWTO, seperti yang kita kenaldengan istilah Free Trade Agree-

    ment (FTA). FTA (perjanjianperdagangan bebas) ini akansemakin memuluskan terjadin-ya liberalisasi perdagangan.Ide ini betul-betul beresiko. Isuini menjadi semakin relevansejak diselenggarakannya per-temuan menteri-menteri per-dagangan dari negara-negarayang berkomitmen melaksana-kan perjanjian mulitilateral diJenewa yang lalu-yang paralelterhadap konferensi WTO ke7- yang didorong oleh UNCTAD(United Nations Conference onTrade and Development).

    Setidaknya 43 negara sep-erti Argentina, Brazil, Kuba,Chili, Indonesia, Thailand, Ko-rea Selatan, Vietnam, Iran, dsbadalah para anggotanya yangprosesnya dikenal denganGSTP (Global System of TradePreferences ) sejak 1989. Prosesini bertujuan untuk pemben-tukan suatu sistem preferensitarif di antara negara-negaraberkembang. Pada 2 Desemberyang lalu para menteri anggotaGSTP ini telah sepakat untuk mengurangi tarif masuk dari 20persen hingga 70 persen dariproduk-produk yang diperda-gangkan antara negara anggotaGSTP ini.

    "Jadi walaupun WTO telahberhasil kita jatuhkan, ternyatamasih banyak cara-cara lainyang digunakan suksesor-sukesor WTO untuk memulus-kan liberalisasi perdagangan,khususnya produk-produk per-tanian" ungkap Henry.#

  • 8/8/2019 Feb Full.pdf Low Res

    7/16

    7 PEMBARUAN TANI CAMPESINOS EDISI 72 FEBRUARI 2010

    SOLIDARITAS

    Surat dari Haiti:"Port-au-Prince haruskami kosongkan"

    Bebaskan TahananIklim!!

    PORT-AU-PRINCE. Gempayang telah mengguncang Haiti

    pada Januari lalu telah cukupmemporakporandakan negaratersebut. Berikut ini adalah su-rat dari anggota La Via Campe-sina yang berdomisili di Haitisetelah gempa.

    "Ya, Iderle dan aku masihhidup. Aku berada di Papayepada saat bencana. Aku se-dang memberikan sesi pelati-han. Aku dibiarkan tanpa alat komunikasi. Tapi selama tigahari terakhir ini, kami telahmendapatkan akses untuk

    berkomunikasi dan kami mulaimendapatkan beberapa infor-masi. Kami akan terus meng-informasikan situasi terbaru.Situasi cukup mengerikan diPort-au-Prince. Kita sekarangberbicara tentang 100 hingga200.000 korban. Kota ini luluhlantak. Kantor MPP dan MP-NKP di Port-au-Prince besertasegala peralatan telah menghi-lang. Kantor di Tet Kole belumrusak. Banyak anggota La ViaCampesina kehilangan rumahmereka dan semua harta mi-lik mereka. Mereka juga kehi-langan anggota keluarga mer-eka. Pada saat ini, kami harusmengosongkan Port-au-Prince.Kami membantu orang untuk mencapai Dataran Tinggi Ten-gah di mana MPP telah membu-ka pusat pelatihan untuk parakorban bersedia meninggalkanPort-au-Prince. Kami juga beru-saha untuk membantu orang-orang yang terluka dikirim kerumah sakit di Dataran TinggiTengah. Mereka datang dari se-luruh penjuru negeri. Kami in-gin menyediakan makanan danuang untuk obat-obatan. Beritadari wilayah Timur-Selatanjuga mengkhawatirkan. Jacmelkota adalah 60% hancur. Ban-yak anggota MPNKP telah kehi-langan rumah mereka di CayesJacmel, Marigot dan Bainet. Diwilayah Barat, kota-kota sep-erti Kenskof, Leogane, Grand-Goave terpengaruh. Kami akantetap memberitahu anda men-genai perkembangan terkini diHaiti". #

    PERUBAHAN IKLIM

    KOPENHAGEN. Perundinganiklim yang berlangsung di Ko-

    penhagen Desember lalu bera-khir dengan kegagalan karenapendekatan egois pemerintahyang mengubah bencana iklimmenjadi sebuah peluang bisnis.Bersamaan dengan hal terse-but, mobilisasi gerakan sosialdari beragam organisasi di se-luruh dunia juga berkumpuldan melakukan aksi damai diKopenhagen untuk menuntut keadilan iklim dari negara-neg-ara maju. Sepanjang mobilisasitersebut, polisi Denmark juga

    cukup banyak menangkap danmengkriminalisasi para pe-serta aksi damai, bahkan masihbanyak diantara mereka yangmasih berada di penjara hinggasaat ini.

    Koordinator umum La ViaCampesina (LVC), Henry Sara-gih sungguh menyesalkan halini. Henry menyayangkan tin-dakan polisi Denmark yangmenangkapi orang-orang yangjustru menyuarakan aspirasimasyarkat dunia yang sebel-umnya sama sekali tidak diden-garkan para peserta konferensidi Bella Center, Kopenhagen.Ini sungguh aneh, mereka han-ya mengekspresikan penda-pat mereka di sebuah negarademokrasi, tapi mengapa mere-ka malah ditangkap dan dipen-jarakan" tegas Henry.

    Henry menjelaskan bahwaLVC sangat menuntut pemer-intah Denmark untuk segeramembebaskan semua tahananiklim dan mencabut segalatuduhan terhadap mereka, baik itu penduduk Denmark sendiriataupun dari luar Denmark.Gerakan menuntut keadilaniklim ini akan tetap bersamamereka dan akan terus meng-kampanyekannya hingga terca-pai keadilan iklim.

    "Kami juga mendesak UN-FCCC untuk meminta pemer-intah Denmark agara segeramembebaskan para tahanandan menjamin kebebasan be-rekspresi dan hak perbedaanpendapat selama konferensiIklim" tambah Henry. #

  • 8/8/2019 Feb Full.pdf Low Res

    8/16

    8 PEMBARUAN TANI CAMPESINOS EDISI 72 FEBRUARI 2010

    Henry Saragih, Ketua Umum Serikat Petani Indonesia dan Koordinator Umum La Via Campesina bersama

    Gus Dur dalam Konferensi Internasional Gerakan Rakyat Melawan Penjajahan Baru (15-17 Desember 2006)

    Gus Dur bersama SPI mendukung advokasi kasus Tanah Awu (28 Februari 2006)

    Keluarga besar Serikat Petani Indonesia dan La Via Campesina turut berdukacita ataskepergian Almarhum K. H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Gus Dur pernah berujar bahwa

    40 persen tanah perkebunan seharusnya didistribusikan kepada rakyat

  • 8/8/2019 Feb Full.pdf Low Res

    9/16

    9PEMBARUAN TANI EDISI 72 FEBRUARI 2010

    SPI Gelar Rakornas Politik dan Pendidikan Paralegal

    ORGANISASI

    Departemen Politik, Hukumdan Keamanan Nasional men-gadakan Rapat Koordinasi Na-sional (Rakornas) dibeberapawilayah Serikat Petani Indo-nesia (SPI) antara lain, Banten,Jambi, Surabaya, tanggal 17November-15 Desember 2009.Rakornas tersebut dihadiri

    oleh pengurus Dewan Pimpi-nan Cabang dan Dewan Pimpi-nan Wilayah SPI.

    Rakornas bertujuan untuk menyeleraskan pemahamandan gerak langkah dari pusat sampai basis agar berjalansinergis. Selain Rakornas, De-partemen Politik, Hukum danKeamanan Nasional juga men-gadakan pelatihan paralegal.Pelatihan tersebut bertujuanagar perjuangan SPI berbasishukum dapat dilakukan secarabaik dan benar sehingga kaderSPI dapat bergerak diberbagailevel, dari basis hingga nasional,karena salah satu perjuanganbersama adalah bagaimana SPImemperjuangkan pembaruanagraria, sepeti hak atas tanah,dan hak atas pangan.

    Rakornas menghasilkansejumlah rekomendasi dan pe-tunjuk pelaksanaan (juklak)dan Petunjuk teknis (juknis)tentang program kerja ditingkat pusat hingga tingkat wilayah. Juklak dan juknistersebut telah disebarkan kewilayah-wilayah untuk segera

    dilaksanakan dengan berbagaitarget dan kegiatan yang telahditetapkan. Landasan penyusu-nan program kerja bersumberpada Anggaran Dasar/Angga-ran Rumah Tangga (AD/ART)dan Garis Besar Haluan Organ-isasi (GBHO) dengan tema per-juangan Kesatuan Kaum Tanidan Persatuan Nasional un-tuk Mewujudkan PembaruanAgraria dan Kedaulatan Rakyat menuju Keadilan Sosial.

    Semoga hasil rakornas inibisa segera dilaksanakan un-tuk kemajuan organisasi, ujarAgus Rully Ardiansyah KetuaDepartemen Politik, Hukumdan Keamanan Nasional SPI.Rully optimis hasil rakor bisamempercepat dan memperbai-ki kinerja organisasi.#

    PA S A M A NBARAT. Pihak Polres Pasa-man Barat danKoramil daerahsetempat men-gancam parapetani anggotaSerikat PetaniIndonesia (SPI)Basis Teluk La-lang, KabupatenPasaman Barat,Sumatera Barat (6/1). Ancaman ini diterimaoleh para petani setelah mer-eka melakukan reklaimingatas lahan seluas 600 hektar.Selain ancaman, Polres Pasa-man Barat juga menyita be-berapa dokumen milik petanianggota SPI.

    Tanah seluas 600 hatersebut awalnya adalahwilayah ulayat Nagari AirBangis dibawah kekuasaanDaulat Koto Rajo Pasamanyang digunakan sebagai lahanpertanian dan pemukiman.Pada tahun 1988, pemerin-tah memberikan izin HPHkepada PT Sumber Surya Se-mesta seluas 79.000 ha un-tuk mengelola hutan ulayat tersebut. PT Sumber SuryaSemesta melakukan pengam-bilan kayu pada daerah yangberupa hutan tersebut, ke-mudian diambil alih olehPT Rimba Swasembada Se-mesta seluas 3.620 ha dalamlokasi yang sama pada tahun1992 untuk dijadikan hutanproduksi dengan penanamankayu akasia dan kayu mint.

    PT Rimba SwasembadaSemesta dengan programpemerintah juga memban-gun areal transmigrasi Hu-tan Tanaman Industri (HTI)untuk kebutuhan tenagakerja. Kegiatan PT Swasem-bada Semesta hanya berlan-sung sampai tahun 2001 danhingga saat ini areal yangsudah ditanami tersebut ter-lantar termasuk di dalam-nya para transmigrasi HTI.Kondisi tersebut membuat

    para petani kembali menun-

    KONFLIK AGRARIA

    Agus Rully (berdiri, paling kanan) bersama peserta Rakornas Politik dan Pendidikan Paralegal di Banten

    Pasca reklaiming, kepolisian ancampetani SPI Basis Teluk Lalang

    tut haknya. Lahan terlantaryang ditinggalkan PT RimbaSwasembada Semesta tersebut kemudian direklaiming olehpetani Teluk Lalang pada Mei2009. Proses reklaiming inisebelumnya telah mendapat dukungan dari kalangan adat (Tuo Waris) dengan membuat surat hibah atas tanah tersebut seluas 2.000 ha kepada petani.Lahan seluas 600 ha ini dihuni300 kepala keluarga (KK) dantelah ditata menjadii peru-mahan dan tanaman pangan.Pasca reklaiming tersebut, an-caman terus berdatangan daripihak Koramil maupun PolresPasaman Barat. Pada 9 Januari2010, SPI Basis Teluk Lalangdidatangi aparat Koramil danPolres Pasaman Barat. Pihak kepolisian menuduh petanimelakukan penghasutan un-tuk melakukan reklaiming danmelakukan penebangan liardikawasan hutan tersebut.

    Sukardi Bendang, KetuaDPW SPI Sumatera Barat, men-gatakan bahwa tindakan dantuduhan yang dilakukan olehpolisi sama sekali tak berala-san. Mereka menuduh kamimelakukan penebangan liar, pa-dahal yang dibuka masyarakat adalah sisa dan bekas pen-ebangan yang dilakukan PTRimba Swasembada Semesta,yang memang merupakan hak rakyat tegas Sukardi. Kamipetani anggota Serikat PetaniIndonesia akan terus memper-juangkan hak atas tanah ini,karena tanah ini adalah hak kami dan akan terus kami per-

    tahankan tambahnya.#

    UUPA No. 5 TAHUN 1960UNTUK REFORMA AGRARIA SEJATI !!!www.spi.or.id

  • 8/8/2019 Feb Full.pdf Low Res

    10/16

    10 PEMBARUAN TANI EDISI 72 FEBRUARI 2010

    Aksi SPI Tolak HP3

    KEBIJAKAN AGRARIA

    Pertanian Indonesia Terancam ACFTA

    JAKARTA. Perjanjian Perda-gangan Bebas Asean-China(ACFTA) telah diberlakukansecara penuh per 1 Januari2010, setelah sejak 2002 per-janjian ini ditandatangani dandiberlakukan bertahap. Lebihdari 6600 komoditi dari Chinaakan masuk ke Indonesia tanpa

    dikenai tarif masuk sama sekali(nol persen). Keikutsertaan In-donesia dalam ACFTA kembalimenunjukkan betapa pemerin-tah Indonesia telah salah lang-kah dalam strategi pembangu-nan ekonomi nasional saat ini.

    Dalam tiga tahun tera-khir, perbandingan neracaekspor dan impor nonmigasantara Indonesia dan Cina se-lalu menunjukkan angka de-

    isit. Data Bank Indonesia (Mei2009) menyebutkan bahwa

    pada 2006 kita mengalami de-isit sebesar 0,993 milyar dolarAS. Pada 2007 jumlahnya naik mencapai US$ 2,708 milyarbahkan pada 2008 angkanyameningkat tajam mencapaiUS$ 7,898. Selama 2009 Cinamenjadi negara pemasok ba-rang impor nonmigas terbesardengan nilai US$ 12,01 miliar(BPS 2010).

    Ketua Umum Serikat PetaniIndonesia (SPI), Henry Saragihmenegaskan bahwa rendahnya

    harga produk dari China telah

    menghantam petani hortikul-tura dalam negeri. Salah satuyang terkena imbas paling be-sar ialah petani bawang putih.Henry menjelaskan bahwatragedi yang dialami petanibawang putih ini terjadi sejak tahun 2005, ketika ACFTA padasaat itu telah menghapuskantarif impor bawang putih dariCina, setelah sebelumnya padatahun 1996 tarif impor bawangputih diturunkan menjadi limapersen.

    Impor bawang putih ini pundapat dilakukan secara bebasoleh para importir tanpa meng-gunakan acuan standar mutu,akibatnya pasar bawang putihdomestik dibanjiri produk Cina.Kebijakan penurunan tarif im-por, menyebabkan harganyajauh lebih murah dibanding

    bawang putih lokal. "Akibatnyagairah petani untuk menanambawang putih semakin menu-run karena tidak menguntung-kan dan banyak petani dan pen-gusaha yang terpaksa gulungtikar" kata Henry. Di sampingbawang putih, barang-barangimpor dari Cina terbesar yangmasuk ke Indonesia adalahadalah buah-buahan, dengannilai impor Januari-september2006 mencapai US$ 134,6 jutaatau meningkat US$ 73,8 juta

    dibanding periode sama tahun

    sebelumnya.Henry menambahkan bah-

    wasa pemerintah berkilahdengan menyatakan hal ini di-imbangi dengan sektor perke-bunan dimana terjadi pening-katan trade balance Indonesiadengan China dari US$ 800 jutahingga US$ 2,3 miliar. Namunberkaca pada komoditi ke-lapa sawit dan Crude Palm Oil (CPO), ketergantungan padapasar dan harga internasionaluntuk ekspor menyebabkanbanyak kerugian pada petanisawit dan produsen CPO. Padasaat harga jatuh dimana petaniserta produsen tidak memilikikontrol sama sekali untuk itu,kita harus rela merugi. Lebihburuknya lagi, kita terus didor-ong sebagai eksportir bahanmentah, sehingga industri hu-lu-hilir kita terbengkalai, tidak terbangun dan terintegrasi.

    "Hal ini tentunya mengin-gatkan kita dengan apa yangterjadi pada era kolonial, ketikaIndonesia hanya menjadi daer-ah pengerukan bahan mentahkondisi yang terus dibiarkanhingga hari ini" tegas Henry.Jika beberapa produk non-migas seperti minyak sawit,karet, pulp and paper , dan ke-lapa (kopra) didorong sebagaiproduk unggulan, logika ori-entasi ekspor akan menggen-jot produksi. Terkait ini, akanbanyak ekspansi usaha perke-bunanyang konsekuensi so-sial-ekonomi dan lingkungan-nya masih menyimpan banyak masalah.

    Henry juga mengingatkanbahwa sebaiknya pemerin-tah benar-benar mengevalu-asi proses ACFTA ini. "Untuk memajukan pertanian Indo-nesia, selain dibutuhkan cetak biru pertanian dari hulu hinggahilir, insentif untuk petani punmutlak dibutuhkan. Terkait dengan perdagangan bebas,melindungi petani dan rakyat Indonesiaserta menggairah-kan pasar dan harga domestik sudah lama diusulkan namunmiskin implementasi", tambahnya. #

    JAKARTA. Serikat PetaniIndonesia (SPI) bersamaKoalisi Tolak Hak Pengusa-haan Perairan Pesisir (HP3)melakukan aksi menolak di-sahkannya Undang-UndangNo. 27 Tahun 2007 tentangPengelolaan Wilayah Pesi-sir dan Pulau-Pulau Kecil(PWP3K), dan menyerahkandokumen judicial review ter-hadap UU No. 27 Tahun 2007kepada Mahkamah Konsti-tusi.

    Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI), Hen-ry Saragih dalam orasinyamenegaskan bahwa praktek-praktek komersialisasi jugasudah terjadi terhadap parapetani di Indonesia. Tinggi-nya kasus penggusuran la-han petani oleh pihak-pihak pemodal merupakan buktibahwa para pemodal se-makin kuat mencengkeram-kan kukunya kepada parapengambilan keputusan dinegeri.

    Rezim neoliberalismeini sudah semakin meresah-kan kita, oleh karena itu kitaharus memperkuat gerakanrakyat baik itu petani, ne-layan, dan semua elemenmasyarakat lainnya untuk melakukan perlawanan ter-hadap kaum neoliberalismedan kapitalisme internasion-al dari pelosok hingga dunia.tegas Henry.#

    Petani dengan pisang hasil ladangnya, penghasilan mereka terancamapabila pemerintah kita menerapkan ACFTA di bidang pertanian

    KOALISI

  • 8/8/2019 Feb Full.pdf Low Res

    11/16

    11PEMBARUAN TANI EDISI 72 FEBRUARI 2010

    DPP SPI Kunjungi Lahan Petani Rengasyang Diusahakan PTPN VII

    DPC SPI Asahan gelar seminar Pembaruan Agraria dan Pembangunan Pedesaan

    KONFLIK AGRARIA

    PALEMBANG. Dewan Pengu-rus Pusat (DPP) Serikat PetaniIndonesia (SPI) mengunjungiDesa Rengas, Kecamatan Pa-yaraman, Kabupaten Ogan Ilir,Sumatra Selatan, Rabu (30/12).Kunjungan tersebut dilaku-kan setelah sebelumnya SPImelakukan aksi massa bersa-ma petani Desa Rengas, di Kan-tor DPRD dan Pemprov Sumsel,dan Kanwil Badan PertanahanNasional (BPN) Sumsel, 28-29Desember 2009.

    Achmad Yakub, KetuaDeparteman Kajian Strategis(SPI), yang juga KoordinatorTim Investigasi dan AdvokasiNasional SPI untuk kasus DesaRengas. Dalam kunjungan-nya Yakub melakukan diskusimengenai rangkaian aksi yangtelah dilakukan bersama tokohmasyarakat Desa Rengas.

    Dalam pertemuan terse-but juga membahas prinsip-prinsip perjuangan secara da-mai mengambil hak atas tanahyang telah dirampas PTPN VIIsemenjak 27 tahun lalu. Danmenyikapi rencana pertemuandengan pihak Pemprov Sum-sel pada 6 Desember 2010,di Kantor Pemprov Sumsel,Palembang. Petani Rengas me-

    ASAHAN. DPC Serikat PetaniIndonesia (SPI) Kabupaten

    Asahan mengadakan seminarsehari dengan tema Pemba-ruan Agraria dan Pembangu-nan Pedesaan di KabupatenAsahan di Aula SekolahTinggi Ilmu Hukum Muham-madiah Asahan (STIHMA)Kisaran, Selasa (29/12).Seminar dihadiri petani ang-gota SPI Kabupaten Asahandan Kabupaten Batu Bara,seminar ini juga dihadiri olehkalangan dari mahasiswa,akademisi, birokrasi sertapolitisi di Kabupetan Asah-an. Acara yang dihadiri lebihdari seratus orang ini diisioleh pembicara yang berasaldari BPN Kabupaten Asahanyang diwakili oleh Zulkar-naen Kepala Tata Usaha BPNKabupaten Asahan, HendriDunand Ketua STIHMA Kisa-ran, Zubaidah Ketua BPC SPIAsahan.

    Tujuan dari seminarini adalah mengangkat isu-isu perjuangan pembaruanagraria yang merupakansalah satu agenda perjuan-gan SPI. Banyak kasus ta-nah yang dialami oleh petanianggota SPI Kabupaten Asa-han yang sampai saat ini be-lum terselesaikan sementaraintimidasi dan teror masihtetap dihadapi oleh petaniyang berjuang merebut la-han mereka yang dirampaspihak perkebunan, ungkapZubaidah, Ketua BPC Asahandisela-sela acara seminarberlangsung. Henry Saragih,Ketua DPP SPI mengung-kapkan keprihatinannya ter-hadap kondisi petani yangsedang memperjuangkanhak mereka, Banyak kasussengketa tanah yang belumterselesaikan. Hal tersebut dikarenakan kebijakan poli-tik yang dihasilkan pemerin-

    negaskan, dengan atau tanpadukungan dari Pemprov Sum-sel, mereka akan melakukanpenguasaan lahan kembali.Karena tanah tersebut me-mang tanah masyarakat DesaRengas yang telah diserobot oleh PTPN VII. Dan pihak PTPNVII telah melakukan tindak kriminal di atas lahan petani,ungkap salah satu petani DesaRengas.

    Pada kesempatan yangsama, Yakub mengemukakankeberhasilan petani SPI yangdapat dipetik sebagai pelaja-ran dalam perjuangan hak atastanahnya kembali seperti, diSukabumi, Jambi, Nusa Teng-gara Timur (NTT) serta daerahperjuangan SPI lainnya. Dalampertemuan tersebut, petaniDesa Rengas mengutarakan ke-inginan besar untuk bergabung

    dengan SPI Sumsel. Setelahberdiskusi, Tim Advokasi Na-sional SPI bersama tiga orangpetani Rengas meninjau lahansengketa yang telah dipatok petani dengan kayu gelam.Serta mereka melihat bebera-pa pondok petani Rengas yangtelah dibakar oleh pihak PTPNVII.#

    Achmad Ya'kub (memegang tiang pancang) bersama para petaniRengas di lahan mereka yang diusahakan oleh PTPN VII

    tah Indonesia saat ini, banyak undang-undang yang member-atkan petani bahkan melemah-kan posisi tawar petani dalammemperjuangkan haknya,ujar Henry. Di tengah acaraseminar ini, Ketua STIHMAKisaran memberikan beasiswakuliah di STIHMA Kisaran un-tuk petani dan anak petanisebagai ungkapan kepedulianterhadap pendidikan di ka-langan rumah tangga petani.Di akhir acara pengurus DPCSPI Asahan melakukan diskusibersama dengan Ketua DPPSPI dengan petani anggota SPIKabupaten Asahan dan Kabu-paten Batu Bara yang hadirsaat seminar ini. Mereka mem-bicarakan strategi perjuanganagraria terkait banyaknya ang-gota basis SPI yang mengalamisengketa tanah dengan pihak perkebunan besar. Selain itumereka mendiskusikan men-genai bagaimana cara menin-gkatkan ekonomi petani. Saat ini petani selalu dihitung tetapitidak pernah diperhitungkansehingga kita perlu mengga-lang kekuatan diantara petaniagar kita dapat diperhitungkansehingga memiliki posisi tawaryang lebih baik, hal itu dapat di-

    wujudkan dengan tumbuhnyakesadaran diantara kita untuk sama-sama membangun danmenggalang kekuatan kaumtani, ungkap Wagimin, KetuaDPW SPI Sumut sebagai katapenutup diskusi yang disam-but dengan mengatakan sloganhidup petani oleh seluruh pe-serta diskusi#.

    PENDIDIKAN

    (Kiri-kanan) Syahmana Damanik,Wagimin, Henry Saragih, Zubaedah

    RICE IS LIFE, CULTURE AND DIGNITY Beras adalah Kehidupan, Kebudayaan, dan Martabat www.spi.or.id

  • 8/8/2019 Feb Full.pdf Low Res

    12/16

    12 PEMBARUAN TANI EDISI 72 FEBRUARI 2010

    ANALISIS

    Perampasan Tanah di Indonesia

    JAKARTA. Istilah Land Grab-bing atau Perampasan tanahpertama kali dikemukakanoleh sebuah lembaga perta-nian GRAIN di Spanyol, padatahun 2008. Istilah ini diguna-kan untuk menyebut mengenaipengambilan tanah-tanah per-tanian oleh perusahaan besarmelalui investasi agribisnis.Saat ini istilah land grabbingsudah semakin populer bahkantelah menjadi perhatian berba-gai lembaga PBB seperti Food and Agriculture Organization (FAO) dan International Fund for Agricultural Development (IFAD).

    Banyak pihak mencemas-kan mengenai land grabbing ,karena makin mempersulit adanya upaya memberikanakses pada buruh tani atas ta-nah pertanian. Pangan seketikamenjadi suatu komoditas yangbernilai tinggi. Dengan mer-oketnya harga bahan pangan10-40 persen pertanian pangantiba-tiba menjadi sektor yangmenggiurkan, pangan menjadiladang emas baru.

    Hal tersebut menyebabkanterjadinya gelombang investasike sektor tanaman pangan diseluruh dunia. Di Indonesia,salah satu yang mengadu pe-runtungan di sektor panganini adalah Bin Laden Group.Beberapa bulan silam mereka

    telah menyatakan akan meng-investasikan US$ 2 miliar un-tuk pembukaan food estate diLampung dan Sulawesi Tengah.Sebelumnya grup yang samatelah berencana menggelon-torkan US$ 4,37 miliar padaproyek mereka berupa pembu-kaan lahan pertanian pangan

    seluas 500.000 hektare di Mer-auke, Papua.Selain investor asing, peru-

    sahaan raksasa nasional sep-erti Medco Energi, Sinar MasGroup, dan Artha Graha jugamelakukan hal serupa, peru-sahaan-perusahaan ini me-mutuskan terjun dalam bisnispangan dengan membuka food estate seluas 585.000 hektar didaerah Merauke juga. Pemer-intah yang melihat hal ini se-bagai peluang usaha baru dankesempatan untuk mengun-dang investor ke sektor perta-nian pangan yang selama initidak menarik minat dan um-umnya dikelola oleh keluarga-keluarga petani mendukungperkembangan fenomena yangterjadi ini melalui sejumlah ke-bijakan baru yang dikeluarkan.Undang-Undang No. 25/2007tentang Penanaman Modal(UUPM) dengan berbagai tu-runannya yang memberikanpeluang bagi investor untuk semakin menguasai sumber-sumber agraria. Instruksi Pres-

    iden No. 5/2008 tentang FokusProgram Ekonomi 2008-2009termasuk di dalamnya men-gatur Investasi Pangan SkalaLuas ( Food Estate ). Inpres inidalam kacamata pemerintahbertujuan untuk menjawabpermasalahan pangan nasionaldengan memberikan kesempa-tan kepada pengusaha dan in-vestor untuk mengembangkanperkebunan tanaman pan-gan.

    Lebih lanjut PeraturanPresiden No 77/2007 tentangdaftar bidang usaha tertutupdan terbuka disebutkan bahwaasing boleh memiliki modalmaksimal 95 persen dalambudi daya padi. Peraturan inijelas akan sangat merugikan13 juta petani padi yang sela-ma ini menjadi produsen pan-gan utama, apalagi 77 persendari jumlah petani padi yangada tersebut masih merupakanpetani gurem.

    Sesungguhnya terlepasdari istilah yang dikemukakanoleh GRAIN perampasan ta-nah bukanlah hal yang baru diIndonesia, perjuangan mela-wan perampasan tanah telahmenjadi perjuangan panjangjutaan petani kecil di Indone-sia selama bertahun-tahun.Perjuangan terhadap ek-spansi perkebunan yang se-makin meluas dan menggilashabis lahan-lahan pertanianmasyarakat. Dalam 20 tahunterakhir terjadi peningkatanperluasan perkebunan kelapasawit seluas 6.103.679 hektardengan rata-rata pertumbuhan305.183 hektar per tahun.

    Selain krisis pangan yangmenyebabkan berkembang-nya perampasan tanah untuk perkebunan pangan, peram-pasan lahan oleh perkebunan,krisis iklim yang terjadi saat inijuga menyebabkan terjadinyaperampasan tanah model baru.Suatu mekanisme perampasanakses dan kontrol atas pen-gelolaan tanah secara diam-di-am dengan dalih perlindunganbumi dari perubahan iklim,

    perampasan tanah ini diatur

    dalam mekanisme perdagan-gan karbon.

    Saat ini diperkirakan ter-dapat 26,6 juta hektar lahan diIndonesia yang diperdagang-kan dalam mekanisme perda-gangan karbon ini. Dengan nilaiuang yang beredar sekitar 6,3milyar US$ (sekitar Rp 63 tril-iun). Bukan jumlah yang keciltentunya, mengingat lahan per-tanian di Indonesia saat ini sajahanya sekitar 17.04 juta hektar,dengan rata-rata kepemilikantanah per kapita yang sangat kecil sebesar 820 hektar perkapita.

    Di Muara Jambi, para petaniharus berjuang melindungi hak mereka untuk bisa menggarapdi lahan seluas 101.000 hektartanah yang di klaim menjadikawasan konservasi. Di Ulu Ma-sen, Nangroe Aceh Darssalam(NAD) sekitar 750.000 hektartanah rakyat sudah tidak bolehditinggali dan digarap lagi, be-lum lagi puluhan proyek lain-nya yang sedang berkembang.Ratusan bahkan ribuan rumahtangga petani akan kehilanganlahan dan sumber penghidu-pannya akibat skema perlind-ungan bumi yang tidak manu-siawi ini. Sementara di sisi lainproses industri besar-besarandan pengerukan sumber dayaalam terus berkembang.

    Lebih lanjut proses per-ampasan tanah ini juga didu-kung oleh lembaga-lembagakeuangan internasional atasnama pembangunan. Salahsatu contohnya adalah rencanapembangunan tol Trans Jawasepanjang 652 km. Pemban-gunan tol ini dikatakan akanmeningkatkan perkembangansektor industri di Pulau Jawa.Untuk pembangunan tol ini655.400 hektare lahan per-tanian harus rela dikonversi,belum lagi 60 hektar hutanlindung di Jawa Tengah danJawa Timur juga jadi korban.Padahal tingkat konversi lahandi Jawa sudah mencapai rata-rata 40.000 hektar per tahun.

    Ladang Jagung milik anggota SPI di NTT. Penerapan Food Estate akansemakin merampas ladang-ladang jagung milik keluarga petani.

    Bersambung Ke Halaman 13

  • 8/8/2019 Feb Full.pdf Low Res

    13/16

    13PEMBARUAN TANI EDISI 72 FEBRUARI 2010

    Berapa banyak petani yangakan kehilangan tanahnya?Jika rata-rata keluarga petanidi Jawa mengelola 0,4 hektartanah maka dengan pemban-gunan tol Trans Jawa ini akanada 1.638.500 rumah tanggatani yang akan kehilangantanah garapan dan sumberpenghidupannya.2 Rencanapembangunan jalan tol inidilakukan dengan menggu-nakan hutang dari Asian De-velopment Bank (ADB) sebe-sar 500 juta US$.

    Pengembangan perta-nian dengan mengandalkansistem agribisnis tidak akanmenjawab permasalahankrisis harga pangan yang ter-jadi saat ini. Sesungguh-nya produksi pangan duniamencukupi untuk memberimakan seluruh penduduk dunia. Permasalahan ses-ungguhnya terletak padapenguasaan sumber-sumberproduksi serta distribusipangan yang terkonsentrasipada perusahaan-perusa-haan besar. Sesungguhnyaketika terjadi krisis panganpada tahun 2007-2008 lalu,keuntungan yang diterimaperusahaan-perusahaanagribisnis dan pangan justrumeningkat pesat. Konsen-trasi pemilikan tanah-tanahpertanian di tangan perusa-haan agribisnis dan industripangan raksasa justru akanmenyebabkan semakin rent-annya masyakarat terhadapkerawanan pangan.

    Langkah nyata untuk mengatasi krisis pangan ada-lah dengan sungguh-sungguhmelaksanakan pembaruanagraria. Saat ini di Indonesiamasih terdapat 12.418.0563hektar tanah terlantar yangakan sangat bermanfaat jikadidistribusikan untuk diman-faatkan oleh keluarga-kelu-arga tani. Pendistribusian ini

    hendaknya mengutamakan ke-luarga tani yang tak bertanah,buruh tani dan petani-petanikecil dengan kepemilikan ta-nah kurang dari 0,5 hektar. Jikarata-rata satu keluarga tanimendapatkan 2 hektar tanahuntuk digarap, sesuai pasal 8Perpu No.56/1960 untuk batasminimum yang dapat menja-min kelangsungan hidup kelu-arga, maka terdapat 6.209.028keluarga yang akan mendapat-kan sumber penghidupan yanglayak disamping untuk me-menuhi kebutuhan pangan danproduk pertanian nasional.

    Selain itu dengan melak-sanakan pembatasan maksi-mum kepemilikan lahan danmelakukan pembatasan modalasing dalam pengelolaan sum-ber daya agraria. Saat ini masih44 persen tenaga kerja di In-donesia bekerja di pertanian,melihat besarnya angka terse-but maka penguasaan sumber-sumber agraria yang meratadan dikelola oleh rakyat memi-liki peranan yang lebih besardalam mengatasi kemiskinandan kelaparan baik di wilayahperkotaan maupun pedesaandibandingkan sektor ekonomilainnya.

    Apabila petani sebagaipenghasil pangan memiliki,menguasai dan mengkon-trol alat-alat produksi pan-gan seperti tanah, air, benihdan teknologi serta berbagaikebijakan yang mendukung-nya dalam bingkai pelaksan-aan pembaruan agraria makakedaulatan pangan akan dapat ditegakkan dan akan berjalanseiring dengan proses pem-bangunan pedesaan yang saat ini dikenal sebagai kantong-kantong kemiskinan.

    Elisha Kartini T. SamonStaf Departemen Kajian Strategis Nasional

    Serikat Petani Indonesia

    JAKARTA. Serikat Petani Indo-nesia (SPI) bersama organisasirakyat lainnya melaporkan ke-bohongan Delegasi Pemerin-tah Repulik Indonesia (DELRI)pada pertemuan perubahaniklim ke-15 di Kopenhagen,Denmark, kepada pimpinan De-wan Perwakilan Rakyat (DPR),di gedung DPR RI, Selasa (5/1).SPI menyampaikan segala ben-tuk kebohongan publik olehDELRI pada pertemuan di Ko-penhagen. Dalam Pertemuantersebut tidak ada konsultasipublik mengenai isi materiyang akan disampaikan padapertemuan perubahan iklimke-15 di Kopenhagen, Den-mark untuk membawa agendarakyat ke forum internasionalserta hasil yang didapat di Ko-penhagen berbeda dengan apayang disampaikan ke publik.

    Henry Saragih, Ketuaumum SPI mengungkapkankebohongan yang dilakukanDELRI antara lain skema penu-runan 26 persen emisi karbontidak jelas oleh pemerintah SBYdan tidak masuk akal. Pada-hal sebenarnya banyak negaraselatan yang memiliki konseptentang penyelamatan iklim,akan tetapi malah mengikutikepentingan negara-negara G20.

    Belum ada kesepakatanyang mengikat tentang Reduc-ing Emissions from Deforesta-tion and Degradation (REDD),tetapi pemerintah kita telahmenjalankannya sebagai con-toh proyek. Namun sejumlahproyek atas nama proyek per-cobaan ( pilot project ) sudahdijalankan di Indonesia dengandikeluarkannya Permenhut No.68 tahun 2008 tentang penye-lenggaraan pengurangan emisikarbon dan dari deforestasidan degradasi hutan. Saat inidirencanakan terdapat 26,6juta hektar lahan di Indonesiayang diperdagangkan dalammekanisme perdagangan kar-bon ini. Dengan nilai uang yangberedar sekitar 6,3 milyar US$(sekitar Rp 63 triliun). Skema

    ini menjual murah 26,6 juta

    SPI laporkan DELRI ke DPR RI

    PERUBAHAN IKLIM

    hektar hutan alam Indonesiamulai dari tegakan pohon, he-

    wan, tumbuhan, tanah, sumbermata air, dan ruang interaksisosial, dan entitas masyarakat hukum adat di wilayah terse-but, hanya seharga Rp. 12 permeter perseginya, ungkapHenry.

    Demi mengakomodirproyek-proyek tersebut pemer-intah Indonesia melalui Depar-temen Kehutanan sudah men-geluarkan kebijakan yang akanmenjamin pelaksanaannya.Pemerintah Indonesia meru-pakan negara pertama di duniayang mengeluarkan kebijakannasional yang mengatur men-genai perdagangan karbon danREDD. Melalui UU No. 32 tahun2009 tentang perlindungan danpengelolaan lingkungan hidup,Permenhut No. 30 tahun 2009tentang REDD dan Permenhut No. 36/2009 tentang Tata CaraPerizinan Usaha PemanfaatanPenyerapan dan/atau Peny-impanan Karbon pada HutanProduksi dan Hutan. Meskipunmenyebutkan tentang peranhukum adat di dalamnya, na-mun tidak diatur dalam pera-turan tersebut tentang hak-hak masyarakat adat dan kompen-sasi dari tergusurnya merekadari lahan pencaharian mer-eka.

    Pramono Anung, Wakil Ket-ua DPR RI, berjanji akan segeramemanggil DELRI mengenaipenjelasan hasil yang merekadapatkan di Kopenhagen, Den-mark. Sebagai wakil rakyat,kami akan segera memanggilDELRI agar mereka menjelas-kan skema penurunan emisi26 persen yang dilakukan olehPemerintah kita. Karena fakta-fakta di lapangan, risiko Indo-nesia sangat besar, dan negaraIndonesia berkomitmen sen-diri mengurangi emisi seban-yak 26 persen, padahal negaralain tidak ada, tuturnya. #

    Sambungan dari hal. 12 Perampasan Tanah ...

    PETANI BERSATU MELAWAN NEOLIBERALISME!!!

  • 8/8/2019 Feb Full.pdf Low Res

    14/16

    14 PEMBARUAN TANI EDISI 72 FEBRUARI 2010

    Muscab DPC SPIKabupaten LimaPuluh Kota

    Mamock: "SPI adalah Masa Depan CerahPetani Indonesia"

    ORGANISASI

    LIMA PULUH KOTA. DewanPengurus Cabang (DPC) Se-rikat Petani Indonesia (SPI)Kabupaten Lima Puluh Kota,Sumatera Barat melaksanakanMusyawarah Cabang (Muscab)pada 21-23 Desember 2009.Peserta Muscab berasal darilima kecamatan yakni, Keca-matan Pangkalan Koto Baru,Harau, Luak, Bukit Barisan, danSitujuh Limo Nagari.

    Ketua Majelis CabangPetani (MCP), Evi Deliza Na-sution mengatakan bahwa se-lain membicarakan mengenaikon lik agraria yang tidak kun -jung selesai di Sumbar, Mus-cab juga membahas pertanianberkelanjutan yang merupakanprogram kampanye SPI dalammewujudkan kedaulatan pan-gan rakyat Indonesia. Programyang telah dijalankan oleh SPIwilayah Sumbar antara lain,pelatihan, magang, dan mem-perbanyak demplot pertanianberkelanjutan, pembuatanbank benih bersama di tingkat cabang yang diakses langsungoleh basis baik pembuatan danpemanfaatannya. SPI wilayahSumbar menolak masuknyabenih impor dan bibit-bibit transgenik, serta mendorongpenggunaan benih lokal di Ka-bupaten Lima Puluh Kota, tu-tur Evi.

    Ketua Badan PelaksanaCabang (BPC), Hazlina menya-takan bahwa tujuan dari Mus-cab adalah membangun watak,karakter kader dan anggota or-ganisasi yang berperikemanu-siaan, adil, dan beradab mela-lui pendidikan dan pelatihan.Selain itu juga untuk memupuk jiwa sosial dan semangat go-tong royong antar sesama ang-gota.

    "Muscab kali ini juga beru-paya untuk menghidupkankembali budaya pertanian dankearifan tradisional petani danmengkombinasikannya denganilmu pengetahuan yang terusberkembang" tutur Hazlina

    dengan cukup semangat. #

    Sugiatmo, pria kelahiranSolo, 6 Maret 1947 ini adalahpotret seorang pejuang taniyang tak lekang dimakan za-man. Pria yang akrab dipanggilmamock ini berasal dari ke-luarga yang cukup sederhanadan bersahaja. Ayahnya adalahseorang guru di Sekolah Rakyat sekaligus anggota TNI yangsering mengorganisir massa didaerah pedesaan, sedangkanibunya adalah seorang ibu ru-mah tangga.

    Di masa mudanya Mamock cukup aktif di berbagai kegia-tan dan organisasi sosial. Priayang memiliki 4 orang anak inimenyatakan bahwa semenjak muda dia telah aktif di kepan-duan. Mamock muda juga per-nah aktif di teater dan sempat membentuk teater Marguyu-dan di Jakarta bersama FransSoedibyanto-adik kandung al-marhum budayawan terkenalIndonesia, WS Rendra. Priaberumur 63 tahun ini padamasa mudanya juga aktif di pe-muda Marhaenis. Saya adalahSoekarnois sejati ungkapnya.

    Mamock muda adalah se-orang yang sudah cukup ma-

    pan kondisi ekonominya. Pada

    PEJUANG TANI

    usia 24 tahun, Mamock

    sudah bekerja di peru-sahaan pengeboranminyak asal AmerikaSerikat, Atlantic Rich- ield Company . Dia jugapernah berprofesi se-bagai Manajer Front Of ice Ski Diving Center di Pulau Putri Resort Hotel. Namun itu se-mua tidak membuat-nya puas. Pria berka-camata ini bertuturbahwa segala fasilitasyang didapatkannyaitu justru membuatnyahampa. Mamock ber-tutur bahwa dulu diaselalu pergi berliburke desa-desa untuk mencari ketenangan.Saya ini anak kota dandibesarkan di kota, tapi

    kok malah lebih senangdi desa ya? ungkapnya denganjujur.

    Anak kelima dari dela-pan bersaudara ini mulaifokus di dunia organisasi pada1979. Mamock kembali kedaerah kelahirannya di Solodan bergabung dengan PartaiDemokrasi Indonesia (PDI) dandi Pemuda Demokrat-sebuahormas independen. Saya mera-sakan ketimpa- ngan yang be-gitu tinggi antara masyarakat perkotaan yang cenderunghedonis dengan kehidupanmasyarakat desa yang cukupjujur ungkapnya. Pada 1986,Mamock mulai bergabung dibeberapa Lembaga SwadayaMasyarakat (LSM) seperti danmerupakan seorang Commu-nity Organizer ( CO) yang cu-kup berpengalaman. Bersamarekan-rekan seperjuangannya,Mamock membentuk Himpu-nan Petani Mandiri Jawa Ten-gah (HPMJT) yang kemudianpada 1998 melebur ke FederasiSerikat Petani Indonesia (FSPI)hingga kini berganti menjadiunitaris menjadi Serikat PetaniIndonesia (SPI).

    Pria yang gemar bermaincatur ini mengatakan bahwa

    SPI adalah satu-satunya or-

    ganisasi massa perjuanganpetani independen yang kon-sisten dalam perjuangan re-forma agraria. Mamock jugaberpendapat bahwasanyasetiap jengkal tanah di duniaini pasti membuat masalah.Oleh karena itu hingga saat ini, Mamock masih meme-gang teguh prinsip rukunenteng yakni bagaimanadengan kerukunan itu segalasesuatunya bisa dilakukandan diselesaikan.

    Anggota Majelis Nasion-al Petani (MNP) SPI untuk wilayah Jawa Tengah ini men-gatakan bahwa dia akan ter-us mengawal SPI untuk tetapmemperjuangkan petanidemi mewujudkan pemba-ruan agrarian dan keadilansosial. SPI ini adalah masadepan cerah petani Indone-sia, oleh karena itu saya akanterus mengawal dan menga-wasi SPI ini diminta ataupuntidak diminta ungkapnya.Mamock mengatakan bahwakita harus banyak berteri-makasih kepada para petani.Pria ini juga mengungkapkanya semulia-mulianya manu-sia itu adalah petani. Kalaupetani tidak ada kita mau ma-kan apa? Oleh karena itu diabertekad untuk membalasjasa para petani, saya akanterus berbuat baik kepadapara petani dan akan terusmengembangkan basis-basisdan cabang-cabang baru SPI"tegasnya.

    Ketua Umum SPI, HenrySaragih mengatakan bahwaMamock adalah salah se-orang pejuang tani yang tetapkonsisten memperjuangkankepentingan petani. Di usia-nya yang tidak muda lagi, Pak Mamock masih rajin turunke basis-basis, Pak Mamock bahkan masih mengorganisirterbentuknya cabang SPI ditiga Kabupaten yakni Banyu-mas, Pekalongan dan Jeparaungkap Henry dengan bang-ga.#

  • 8/8/2019 Feb Full.pdf Low Res

    15/16

    15PEMBARUAN TANI EDISI 72 FEBRUARI 2010

    JAKARTA. Dewan PimpinanPusat (DPP) Serikat PetaniIndonesia (SPI) melakukandiskusi dengan Dr. HC. Ir. Gu-nawan Wiradi M.Sos.Sc di kan-tor DPP SPI, Jalan MampangPrapatan XIV No. 5 Jakarta Se-latan (19/1). Gunawan Wiradimerupakan guru agraria Indo-nesia yang hidupnya didedi-kasikan untuk memperjuang-kan reforma agraria sebagailandasan pembangunan bangsaini. Di usianya yang menginjak 77 tahun beliau tidak pernahberhenti membangun gagasan-gagasan dan mendorong pelak-sanaan reforma agraria yangsejati di Indonesia.

    Menurutnya reforma agrar-ia merupakan konsep yangsangat kompleks namun men-desak untuk dilaksanakan. Dan

    pelaksanaannya sangat ber-

    Diskusi DPP SPI bersamaGunawan Wiradi

    SEREMONIA

    gantung pada kemauan politik negara. Kemauan itu akan bisatercapai jika penguasa negaramendapatkan pemahamanterus-menerus dari hasil pe-nelitian yang objektif dan jujurmengenai reforma agraria.

    Gunawan menegaskanbahwa Undang-Undang Pokok Agraria Agraria (UUPA) No. 5tahun 1990 merupakan salahsatu dari sedikit Undang-Un-dang berbobot yang pernahdibuat oleh bangsa ini. UU inicukup modern rumusannyadan merupakan salah satuUndang-Undang yang pertamakali menghilangkan batasangender. Untuk melaksanakanreforma agraria sejati, kitaharus kembali ke UUPA No. 5Tahun 1960 tegasnya.

    Gunawan menambahkan

    pemerintahan sekarang ini

    memang susah menerapkanUUPA karena beberapa halseperti birokrasi yang mu-lai dari tataran paling atashingga paling bawah yangtidak mengerti mengenaipermasalah agraria secaraelementer. Beliau juga me-nyayangkan sebagai negeriyang agraris, Indonesia samasekali tidak memiliki pakaragraria, yang ada hanyalahpara ahli hukm agraria.

    Dalam diskusi tersebut,Ketua Umum Serikat PetaniIndonesia (SPI), Henry Sara-gih juga berpendapat samadengan Gunawan Wiradi.Henry menegaskan SPI se-bagai organisasi perjuanganmassa berbasis petani men-empatkan UUPA ini sebagaidasar perjuangan SPI. Garisperjuangan SPI sejalan den-gan UUPA No 5. Tahun 1960,demi tercapainya pemba-ruan agraria dan kedaulatanpangan ungkap Henry.

    Baik Gunawan Wiradi danHenry Saragih juga menggar-isbawahi mengenai neolib-eralisme yang saat ini sudahmenjarah semua aspek dipemerintahan kita. Pahamneoliberal ini akan terus di-usung oleh para kapitalis danpemodal yang akhirnya me-mang bertujuan mengubahdan menghapus Undang-Un-dang di satu negara, sepertiUUPA No. 5 Tahun 1960 yangsangat pro kepada rakyat initegas Gunawan.

    SPI juga berkomit-

    men untuk melawan neo-liberalisme yang mengha-langi perkembangan sektorekonomi, akibatnya negaraterhambat dalam menjaminkesehatan rakyat, kesejahter-aan, kedaulatan nasional danmelestarikan lingkunganhidup jika dianggap bahwakebijakan-kebijakan itumenghambat pertumbuhanekonomi tegas Henry.#

    JAKARTA. Serikat Petani In-donesia (SPI) menyampaikansimpati yang amat dalam ter-hadap masyarakat Haiti yangyang terkena bencana gempabumi yang menyebabkan ke-matian yang ditaksir mencapaipuluhan ribu orang. SPI yangtergabung dalam OrganisasiPetani Internasional-La ViaCampesina menggalang soli-daritas kemanusiaan untuk tu-rut meringankan situasi yangmenyedihkan ini, khususnyakepada para anggota La ViaCampesina yang berdomisili diHaiti. Mengacu pada sejarah,masyarakat Haiti adalah mer-eka yang cukup tegar dan kuat,mengingat masyarakat Haiti-lah yang pertama di Amerikayang menghapuskan perbuda-kan dengan sungguh-sungguh.SPI melalui La Via Campesinatidak melebih-lebihkan dan me-laporkan bahwa efek dari setiapbencana alam selalu jauh lebihakut dalam konteks kemiski-nan atau kerentanan. SPI me-mahami bahwa kekuatan alammemang tidak dapat dikontrolatau diprediksi dan kekuatanalam tersebut bukanlah tang-gung jawab masyarakat inter-nasional. Tetapi pertanyaannyaadalah bagaimana mungkinmasyarakat internasionalyang sama terus menyebabkanketidakadilan dalam kebijakandan struktur global. Hal inimengarah pada struktur dankebijakan yang jauh lebih rent-an dan lebih efektif dampaknyadibandingkan dengan dampak

    destruktif dan jumlah korbanbencana alam seperti sepertigempa di Haiti ini.

    Ketua Umum SPI, HenrySaragih menyatakan bahwa SPImelalui La Via Campesina me-nyerukan solidaritas interna-sional untuk masyarakat Haiti."SPI juga turut berduka citasedalam-dalamnya atas parakorban yang tertimpa musibahini, khususnya bagi kaum tanidan para anggota organisasi-organisasi perjuangan petani

    di Haiti", tambahnya.

    Gunawan Wiradi (kiri) dan Henry Saragih (kanan) berdiskusi di DPPSPI, Jalan Mampang Prapatan XIV No. 5 Jakarta Selatan.

    SPI turut berduka atasbencana gempa Haiti

    SOLIDARITAS

  • 8/8/2019 Feb Full.pdf Low Res

    16/16

    16 PEMBARUAN TANI EDISI 72 FEBRUARI 2010

    SPI Buka Sekolah Gratis untuk Pemuda Tani

    PENDIDIKAN

    BOGOR. Serikat Petani Indone-

    sia (SPI) sebagai salah satu or-mas tani terbesar di Indonesia,melalui Pusat Pendidikan danPelatihan (Pusdiklat) perta-nian berkelanjutan baru-baruini telah melaksanakan salahsatu programnya yakni seko-lah lapang teknis pertanianberkelanjutan. Sekolah lapangini merupakan kegiatan rutinyang dilaksanakan oleh Pus-diklat SPI sebagai salah satuujung tombak dalam pelatihandan pengkaderan petani ang-

    gota SPI. Sekolah lapang yangberlangsung selama dua bu-lan ini diikuti 12 peserta yangdatang dari berbagai daerahantara lain, Nusa TenggaraTimur, Nusa Tenggara Barat,Jawa Timur, Jawa Tengah danJawa Barat.

    Peserta dibekali denganpengetahuan dan wawasanmencakup analisis sosial,ekonomi, dan politik Indone-sia yang tengah terancam olehagenda neoliberalisme yangbergerak untuk kepentingan

    para pemodal. Di sekolah

    lapang ini peserta diberikanpemahaman mengenai pent-ingnya perjuangan pemba-ruan agraria dalam rangkapencapaian kedaulatan pan-gan yang secara langsungberdampak pada kedaulatanpetani, bangsa, dan negaraIndonesia.

    Melalui sekolah lapangpeserta mendapatkan penge-tahuan mengenai pertanianberkelanjutan seperti pent-ingnya pemahaman menge-

    nai ekosistem, pengelolaanhama terpadu, pengelolaanlahan, irigasi serta beberapacontoh budidaya tanaman,seperti hortikultura, padi,dan palawija.

    Beberapa pengetahuanaplikatif pertanian berkelan-jutan juga dikemas dalambentuk praktikum sepertipraktikum dasar ilmu tanah,pembuatan pupuk kompos,bokashi, arang sekam, laru-tan nabati, efektif mikroor-ganisme, uji benih, sampai

    metode penanaman System

    Rice Intensi ication (SRI).Peserta juga diberikan pe-mahaman mengenai pengelo-laan panen, pasca panen, danpemasaran. Semua ini dipela-jari dengan metode simulasidan magang di koperasi SPI ba-sis Cibeureum. Selain itu, untuk menambah dan memacu minat peserta dalam pengembanganilmu dan pengetahuan, pesertamengunjungi balai benih danbiogenetika, balai penelitiantanaman aromatik, balai pene-

    litian ternak, pusat budidayajamur, pusat keanekaragamanhayati, pemijahan ikan, danBank Benih SPI di Bogor.

    Pusdiklat SPI yang terletak di Desa Cibeurem, Bogor ini te-lah mencetak 33 calon kaderteknis pertanian berkelanjutanSPI. Setiap calon kader teknisdiharapkan mampu menjalank-an tugasnya selama empat bulan pasca kelulusan untuk membangun demplot pertani-an berkelanjutan di wilayahnyamasing-masing dan menjadi

    Para peserta sekolah lapang teknis pertanian angkatan kedua yang baru saja melaksanakan wisudanyadi Pusdiklat SPI Bogor setelah menjalani pendidikan pertanian berkelanjutan selama dua bulan penuh

    contoh di daerahnya, sehinggapetani di sekitarnya tertarik untuk mendirikan demplot tersebut. Selain itu, para calonkader teknis diharapkanmampu membantu kerja-kerjapendidikan di wilayah masing-masing.

    Untuk mendukung kegia-tan sekolah lapang, SPI melaluiPusdiklat pertanian berkelan-jutan memberikan fasilitasbelajar penuh kepada pesertasekolah lapang. Selama pelak-sanaan sekolah lapang berba-gai kejadian menarik menam-bah keakraban diantara para

    peserta dari berbagai wilayahseperti adanya kegiatan man-di bersama dalam satu kamarmandi, hal tersebut dikarena-kan Pusdiklat hanya memilikisatu kamar mandi.

    Di acara wisuda, pesertaterlihat bersemangat untuk segera mengimplementasikanilmu-ilmunya. Jauh dari yangsaya perkirakan, saya men-gira akan ditempatkan di villa,ternyata di saung, akan tetapihal tersebut tidak mematah-

    kan semangat kita untuk terusbelajar mencari ilmu, selain itusaung memang sudah menjaditempat tinggal kita seperti dikampung halaman, kalau kitaditempatkan di villa atau ge-dung ber-AC itu bukan habitat kita, ungkap Nanang, KetuaKelas sekolah lapang angkatanII, disela-sela acara wisuda..

    Pada kesempatan yangsama Abdul Karim, pesertadari Nusa Tenggara Barat,mengatakan awalnya kami se-

    mua bingung karena setiaporang berbicara dalam dialek yang berbeda. Dengan ber-jalannya waktu akhirnya kamidapat menyesuaikan diri den-gan menggunakan bahasa per-satuan yaitu bahasa Indonesia,tutur Karim.

    Hal lain diungkapkanpara peserta perempuan, Yo-nati Jelulut dari NTT, Denganmengikuti sekolah lapang,saya merasa menjadi sesorangperempuan mandiri, ungkap-nya.#