fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web...

42
PENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ABSTRAK Oleh: RANGGA PERMANA NPM : 0811031045 Tlpn : 085669760854 Email : [email protected] Pembimbing I : Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.Si Pembimbing II : Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi diversifikasi korporat terhadap excess value perusahaan. Apakah dengan adanya strategi diversifikasi akan menambah nilai perusahaan atau justru mengurangi nilai perusahaan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Excess value yang merupakan sebuah ukuran dari kinerja perusahaan. Sampel perusahaan ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006- 2010. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 25 perusahaan yang menjadi sampel. Data yang digunakan berasal dari laporan keuangan konsolidasian perusahaan yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik (1) strategi diversifikasi, leverage, ROA, dan size secara bersama-sama berpengaruh terhadap excess value, (2) level diversifikasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap excess value perusahaan, (3) leverage, size, dan ROA tidak berpengaruh terhadap excess value perusahaan.

Transcript of fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web...

Page 1: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

PENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR

DI BEI

ABSTRAK

Oleh:

RANGGA PERMANANPM : 0811031045

Tlpn : 085669760854Email : [email protected]

Pembimbing I : Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.SiPembimbing II : Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi diversifikasi korporat terhadap excess value perusahaan. Apakah dengan adanya strategi diversifikasi akan menambah nilai perusahaan atau justru mengurangi nilai perusahaan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Excess value yang merupakan sebuah ukuran dari kinerja perusahaan.

Sampel perusahaan ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010. Sampel dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 25 perusahaan yang menjadi sampel. Data yang digunakan berasal dari laporan keuangan konsolidasian perusahaan yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia dan Indonesia Capital Market Directory (ICMD).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara statistik (1) strategi diversifikasi, leverage, ROA, dan size secara bersama-sama berpengaruh terhadap excess value, (2) level diversifikasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap excess value perusahaan, (3) leverage, size, dan ROA tidak berpengaruh terhadap excess value perusahaan.

Kata kunci: strategi diversifikasi, leverage, ROA, size, dan excess value.

Page 2: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

THE EFFECT OF CORPORATE DIVERSIFICATION STRATEGY ON EXCESS VALUE OF MANUFACTURING COMPANY LISTED IN BEI

ABSTRACT

By:

RANGGA PERMANANPM : 0811031045

Tlpn : 085669760854Email : [email protected]

Pembimbing I : Dr. Ratna Septiyanti, S.E., M.SiPembimbing II : Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si

This study aimed to determine the effect of corporate diversification strategy on the excess value of the company. Whether the existence of a diversification strategy will add value to the company or actually decreases the value of the company. The dependent variable in this study is Excess value which is a proxy of company performance.

Samples of this company is a manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange 2006-2010 periods. Samples were selected using purposive sampling method and obtained a sample of 25 companies. The data were taken from the company's consolidated financial statements derived from the Indonesia Stock Exchange website and Indonesia Capital Market Directory (ICMD).

The results showed that statistically (1) the strategy of diversification, leverage, ROA, and the size effect simultaneously on excess value, (2) the level of diversification has negative and significant effect on the excess value of the company, (3) leverage, size and ROA have no significant effect on excess value of the company.

Keywords: diversification strategy, leverage, ROA, size, and excess value.

Page 3: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Diversifikasi tingkat korporat mulai populer di Amerika sekitar tahun 1950-an.

Sejak saat itu perusahaan yang mengambil kebijakan diversifikasi semakin

meningkat dikarenakan ada semacam keyakinan bahwa dengan melakukan

diversifikasi maka resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan akan semakin

rendah karena resiko tersebut mengurangi ketergantungan pasar dengan memecah

perusahaan menjadi beberapa segmen dan tidak terpusat di kegiatan inti

perusahaan.

Di Indonesia sendiri terutama yang sudah menjadi perusahaan go publik sudah

banyak yang mengambil kebijakan diversfikasi. Perusahaan-perusahaan di

Indonesia yang sebagian besar merupakan perusahaan milik keluarga, melakukan

pengembangan kegiatan bisnisnya ke sektor yang berbeda dengan kegiatan utama

dari perusahaan tersebut. Dapat kita lihat banyak perusahaan di Indonesia yang

memiliki anak perusahaan yang jumlahnya lebih dari satu, baik yang memiliki

kegiatan bisnis di pasar yang sama ataupun di pasar yang berbeda. Sehingga dapat

kita katakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang

terdiversifikasi.

Perdebatan mengenai pro dan kontra strategi diversifikasi perusahaan terhadap

nilai perusahaan telah berlangsung lama. Banyak perusahaan yang melakukan

kegiatan diversifikasi dengan tujuan untuk mengurangi resiko di bisnisnya. Selain

dianggap dapat menurunkan tingkat resiko, strategi diversifikasi juga dipandang

dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Diversifikasi dapat meningkatkan

profitabilitas karena sebagian perusahaan menganggap bahwa dengan adanya

strategi diversifikasi di perusahaan mereka, akan meningkatkan efisiensi biaya

yang terjadi. Efisiensi biaya terjadi diakibatkan dari sektor diversifikasi yang

dapat menggunakan fasilitas, supplier, alur distribusi, atau bahkan karyawan yang

sama. Chatterjee dan Wernerfelt (1991) berpendapat bahwa diversifikasi

memudahkan koordinasi pada perusahaan yang memiliki banyak divisi yang

berbeda yang dapat melakukan transaksi secara internal. Berger dan Ofek (1995)

juga berpendapat bahwa manfaat yang dirasakan dengan adanya diversifikasi

Page 4: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

adalah pengurangan pajak dikarenakan mekanisme transaksi secara internal. Hal

itulah yang yang menjadi pertimbangan perusahaan karena mereka tidak perlu

mengeluarkan biaya yang terlampau besar seperti ketika akan membangun

kegiatan awal.

Selain dipandang banyak manfaat dari adanya diversifikasi, bagi sebagian orang

diversifikasi memiliki sudut pandang yang berbeda. Walaupun diversifikasi dapat

mengakibatkan berkurangnya ketergantungan pasar, terkadang pihak manajemen

yang melakukan diversifikasi justru membawa perusahaan ke resiko yang baru.

Perusahaan dapat melupakan bisnis utamanya, sehingga akan membahayakan

bisnis yang sebenarnya merupakan kegiatan utama di perusahaan mereka. Resiko

lain yang dapat diakibatkan diversifikasi yaitu perusahaan akan memerlukan

fasilitas ataupun organisasi baru untuk menunjang keberhasilan dari diversifikasi

tersebut. Resiko terbesar timbul ketika perusahaan memutuskan untuk mengambil

kebijakan diversifikasi ke kegiatan bisnis yang memiliki pasar yang berbeda.

Pengetahuan perusahaan akan pasar yang baru masih sangat sedikit dan

perusahaan akan memerlukan modal yang besar untuk diinvestasikan sebagai

modal awal membangun bisnis diversifikasi tersebut.

Begitu juga dengan mengambil kebijakan diversifikasi ke arah diversifikasi yang

sejenis (related diversification). Perusahaan mungkin akan kehilangan reputasi

akan kegiatan utama dari perusahaan tersebut. Jensen (1986) juga berpendapat

bahwa manajer perusahaan cenderung untuk mengambil investasi yang

menurunkan nilai (value decreasing) dan ketika mengalokasikan investasi pada

segmen usaha mereka. Sehingga banyak perusahaan yang justru mengalami

penurunan kinerja ketika mengambil kebijakan strategi diversifikasi.

Penelitian mengenai diversifikasi korporat di negara lain yaitu Berger dan Ofek

(1995) yang menguji pengaruh diversifikasi terhadap kinerja perusahaan yang

terdapat pada The Compustat Industry Segment (CIS) di Amerika Serikat dengan

periode tahun 1986-1991. Penelitian Berger dan Ofek (1995) menunjukkan bahwa

level diversifikasi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan yang diukur

dengan excess value.

Page 5: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Di Indonesia sendiri ada beberapa penelitian yang menguji tentang pengaruh

strategi diversifikasi korporat terhadap kinerja perusahaan diantaranya yaitu Harto

(2007), dan Sari et al. (2011). Hasil penelitian Harto (2007) dan Setionoputri et

al. (2009) mennunjukkan bahwa level diversifikasi tidak berpengaruh signifikan

terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan hasil penelitian Sari et al. (2011)

menunjukkan hasil bahwa level diversifikasi berpengaruh negatif secara

signifikan. Hasil-hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa masih terjadi

inkonsistensi atas pengaruh dari diversifikasi korporat terhadap kinerja

perusahaan yang ada di Indonesia.

Berdasarkan penjelasan di atas, banyaknya perbedaan pendapat mengenai

pengaruh diversifikasi perusahaan terhadap kinerja perusahaan menjadikan hal ini

menarik untuk diteliti, sehingga penulis tertarik melakukan penelitian tersebut

dengan menganalisa pengaruh diversifikasi terhadap kinerja perusahaan di

perusahaan manufaktur yang listed di BEI, penelitian ini berjudul “Pengaruh

Strategi Diversifikasi Korporat Terhadap Excess Value Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di BEI”.

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Apakah strategi diversifikasi korporat berpengaruh terhadap excess value

perusahaan?

1.2.2 Batasan Masalah

1. Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah perusahaan

Bergerak di sektor industri Manufaktur.

2. Variabel yang diteliti hanya level diversifikasi, leverage, ROA, dan Size.

Page 6: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

I.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk menganalisis dan mengetahui apakah diversifikasi korporat

berpengaruh terhadap excess value perusahaan manufaktur.

I.3.1 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan serta informasi yang

berguna, antara lain :

1. Menambah konsep atau teori bagi perkembangan ilmu akuntansi terutama

mengenai pengaruh strategi diversifikasi korporat terhadap kinerja

perusahaan.

2. Memberikan penjelasan kepada praktisi-praktisi akuntansi mengenai

dampak dan pengaruh strategi diversifikasi perusahaan yang selama ini

masih tidak konsisten.

2. LANDASAN TEORI, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1. Diversifikasi Perusahaan

2.1.1. Pengertian Diversifikasi

Menurut Bettis and Mahajan (1985) diversifikasi bisnis adalah keanekaragaman

jenis usaha baik yang saling berkaitan (related business) maupun yang tidak

saling berkaitan (unrelated business). Coulter (2002) juga menyatakan bahwa

strategi diversifikasi adalah strategi pertumbuhan perusahaan dimana perusahaan

melakukan ekspansi operasinya dengan memasuki industri yang berbeda.

2.1.2. Klasifikasi Diversifikasi

Diversifikasi dapat diklasifikasikan menjadi kategori berkaitan dan tidak

berkaitan. Sebuah perusahaan dikatakan memiliki diversifikasi berkaitan (related

diversification) ketika bisnis yang dijalankan berada dalam pasar yang sama;

Semakin erat jalinan di antara unit-unit bisnis, semakin terkait diversifikasinya

yang berarti semakin rendah tingkat diversifikasinya (Rumelt, 1982). Harrison

(2003) menyatakan bahwa diversifikasi berkaitan berarti organisasi masuk ke

Page 7: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

dalam aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan bisnis utama atau bisnis inti

perusahaan. Sedangkan strategi diversifikasi tidak berkaitan tidak tergantung pada

suatu bentuk keterkaitan dengan bisnis yang ada.

Diversifikasi berkaitan adalah strategi yang melaluinya perusahaan bertujuan

untuk membangun atau memperluas sumberdaya, kapabilitas, dan kompetensi inti

yang ada dalam usahanya untuk mencapai daya saing strategis (Capron, 1999).

Menurut Coulter (2002) diversifikasi berkaitan adalah diversifikasi yang

dilakukan perusahaan yang memasuki industri berbeda namun memiliki salah satu

keterkaitan dengan operasional perusahaan yang telah ada.

Menurut Wheelen dan Hunger (2002) strategi diversifikasi berkaitan merupakan

strategi pertumbuhan dimana perusahaan memasuki industri baru yang masih

berkaitan dengan strategi perusahaan ketika perusahaan memiliki posisi

persaingan yang tinggi namun industri tidak lagi menarik. Oleh karena itu,

diversifikasi berkaitan terpilih sebagai strategi tingkat perusahaan yang berusaha

untuk menggali jangkauan ekonomis (economic of scope) di antara unit-unit

bisnisnya. Jangkauan ekonomis adalah penghematan biaya yang berkaitan dengan

pentransferan kompetensi yang dikembangkan dalam bisnis utama ke sebuah

bisnis yang baru.

Penelitian Rumelt (1982) menemukan bahwa perusahaan memiliki perbedaan

profitabilitas secara signifikan ketika mengaplikasikan strategi diversifikasi yang

berbeda. Dalam studi ini definisi strategi diversifikasi merujuk pada pendapat

Bettis and Mahajan (1985) yang menyatakan bahwa diversifikasi bisnis adalah

keanekaragaman jenis usaha baik yang saling berkaitan (related business) maupun

yang tidak saling berkaitan (unrelated business).

2.2. Excess Value

Excess Value of Firm (EXVAL) adalah sebuah ukuran dari kinerja perusahaan

yang terdiversifikasi. EXVAL merupakan selisih kinerja perusahaan diversifikasi

dibandingkan dengan segmen perusahaan tersebut. Nilai kinerja ini didapatkan

dengan membagi nilai perusahaan sesungguhnya (market capitalization) dengan

nilai yang sudah disesuaikan dengan pengaruh industri yang disebut imputed

Page 8: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

value. Imputed value menunjukkan tingkat kinerja perusahaan pada level

individual (single firm). Nilai ini menunjukkan bagaimana kinerja masing-

masing segmen perusahaan dihasilkan ketika mereka dianggap seolah-olah

merupakan perusahaan individu yang independen. Nilai EXVAL yang positif

berarti perusahaan yang melakukan diversifikasi memiliki kinerja yang lebih

tinggi dibandingkan tidak melakukan diversifikasi dan nilai negatif menunjukkan

kinerja yang lebih rendah.

Menurut Rue dan Byard (1977), kinerja didefinisikan sebagai hasil yang dicapai

oleh suatu organisasi. Pengukuran kinerja adalah pengukuran atas hasil dari

implementasi strategi, dan hasil kinerja yang dianggap baik akan menjadi standar

untuk mengukur kinerja di masa mendatang. Kinerja dijelaskan sebagai refleksi

dari pencapaian keberhasilan perusahaan yang dapat dijadikan sebagai hasil yang

telah dicapai dari berbagai aktivitas yang dilakukan (Ventrakaman dan

Ramanujam, 1986).

2.3. Model Penelitian

2.4. Pengembangan Hipotesis

1. Level Diversifikasi dan Excess Value

Level Diversifikasi (X1)

Leverage (X3) Excess Value (Y)

Size (X6)

ROA (X4)

Variabel Independen:

Variabel Kontrol: Variabel Dependen:

Page 9: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Salah satu manfaat dengan adanya diversifikasi adalah segmen-segmen dari

perusahaan tersebut dapat bertransaksi secara internal (Berger dan Ofek, 1995).

Sehingga dengan dimungkinkannya transaksi internal di dalam industri

manufaktur yang terdiversifikasi, perusahaan yang membutuhkan bahan baku

untuk usahanya tidak perlu membeli dari supplier yang berasal dari luar

perusahaan karena perusahaan dapat memperoleh bahan baku yang berasal dari

perusahaan itu sendiri. Sehingga diversifikasi akan mendorong terjadinya

transaksi secara internal yang akan meningkatkan kinerja dari masing-masing

segmen yang bertransaksi, dan kemudian akan meningkatkan kinerja perusahaan

secara keseluruhan.

Pemikiran ini didukung oleh hasil penelitian Berger dan Ofek (1995) yang

menyatakan hasil positif signifikan antara level diversifikasi perusahaan dengan

kinerja perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah:

Ha1: Level diversifikasi perusahaan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap excess value.

2. Leverage dan Excess Value

Leverage menunjukkan tingkat pembiayaan suatu perusahaan yang berasal dari

pinjaman. Tingginya rasio leverage terhadap aset menunjukkan semakin banyak

aktiva yang didanai hutang pada pihak luar dan menunjukkan resiko perusahaan

dalam pelunasannya. Jika perusahan tersebut adalah perusahaan yang

terdiversifikasi dan masing-masing segmennya memiliki tingkat leverage yang

tinggi maka akan menyebabkan rasio leverage secara keseluruhan yang juga

tinggi di suatu perusahaan tersebut. Tingginya leverage akan mendorong insentif

manajemen untuk merekayasa kinerja untuk menjaga kepercayaan dari pihak

eksternal (Black et al, 2003). Sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi

hutang sebuah perusahaan, justru akan menurunkan kinerja perusahaan melalui

rekayasa yang dibuat oleh pihak manajemen perusahaan tersebut.

Page 10: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Pemikiran ini didukung dengan penelitian Sari et al. (2011) yang menunjukkan

bahwa leverage memiliki pengaruh negatif terhadap kinerja perusahaan. Dengan

demikian hipotesis yang diajukan adalah:

Ha2: Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap excess value.

3. Return on Asset (ROA) dan Excess Value

Menurut Ang (1997), return on asset diukur dari laba bersih setelah pajak

(earning after tax) terhadap total assetnya yang mencerminkan kemampuan

perusahaan dalam penggunaan investasi yang digunakan untuk operasi perusahaan

dalam rangka menghasilkan profitabilitas perusahaan.

ROA yang tinggi mengakibatkan sumber dana internal perusahaan meningkat.

Sumber dana yang memadai dapat mendorong perusahaan untuk mengambil

kebijakan perluasan usaha. Salah satu strategi perluasan usaha yang dapat

dilakukan adalah diversifikasi perusahaan. Keuntungan yang dapat diperoleh

perusahaan dengan melakukan diversifikasi salah satunya yaitu meningkatnya

kinerja dari perusahaan tersebut.

Di dalam ROA, dengan membandingkan laba setelah pajak dengan total aset,

dapat dilihat seberapa besar tingkat pengembalian yang dihasilkan perusahaan

dalam beroperasi. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang

semakin baik, karena tingkat kembalian (return) perusahaan tersebut semakin

besar. (Husnan, 1998).

Pemikiran ini didukung oleh hasil penelitian Sari et al. (2011) yang meneliti

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008. Hasil penelitian

Sari et al. (2011) menyebutkan bahwa Return on Asset (ROA) berpengaruh positif

terhadap kinerja perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan adalah:

Ha3: Return on Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap excess

value.

4. Size dan Excess Value

Page 11: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Size menunjukkan ukuran sebuah perusahaan. Semakin besar ukuran sebuah

perusahaan menunjukkan semakin besarnya aset yang dimiliki sebuah perusahaan

tersebut. Ketika sebuah perusahaan telah memiliki ukuran yang besar, perusahaan

tersebut akan cenderung terdorong untuk melakukan strategi perluasan usaha.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan yaitu diversifikasi. Diversifikasi

dilakukan dengan tujuan peningkatan kinerja perusahaan dan juga meminimalisasi

resiko yang dapat terjadi di perusahaan tersebut.

Semakin besar asset suatu perusahaan, maka semakin besar pula peluang

perusahaan untuk mengelola perusahaan dan memiliki kinerja (Excess Value)

yang tinggi juga (Setionoputri et al. , 2009).

Sehingga dengan kata lain, semakin besar aset yang dimiliki oleh suatu

perusahaan akan mengakibatkan perusahaan memiliki kesempatan yang semakin

tinggi untuk mengembangkan kinerjanya dikarenakan banyaknya aset yang

tersedia untuk diinvestasikan dalam kegiatan operasi perusahaan tersebut.

Pemikiran ini sejalan dengan penelitian Harto (2007) dan Berger dan Ofek (1995)

yang menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif secara

signifikan terhadap kinerja perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan

adalah:

Ha4: Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap excess value.

3. METODA PENELITIAN

3.1. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data tentang Data

total penjualan, jumlah segmen usaha dan total penjualan setiap segmen, total

aktiva, total hutang, dan laba setelah pajak diperoleh dari laporan keuangan

konsolidasian perusahaan yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia. Data

juga diperoleh dari Indonesia Capital Market Directory (ICMD) yaitu mengenai

nilai kapitalisasi pasar.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Page 12: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Ada beberapa metode yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini,

yaitu:

a. Data perusahaan dari situs Bursa Efek Indonesia berupa profil dan laporan

keuangan konsolidasian.

b. Telaah Literatur yaitu sumber-sumber data yang diperoleh dari berbagai

bahan bacaan tertulis baik di buku, internet, penelitian terdahulu, ataupun

sumber tertulis yang lainnya.

3.3. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

dalam Bursa Efek Indonesia. Sedangkan untuk pengambilan sampel, digunakan

teknik pengambilan sampel purposive sampling yaitu sampel diambil berdasarkan

kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria-kriteria tersebut adalah:

1. Perusahaan sampel terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan telah

menerbitkan laporan keuangan tahun 2006, 2007, 2008, 2009, dan 2010.

2. Memiliki laporan keuangan konsolidasian dan pengungkapan laporan

segmen yang lengkap untuk tahun tahun 2006, 2007, 2008, 2009, dan

2010.

Tabel 3.1 Daftar perusahaan yang menjadi sampel penelitian

1 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (Asia Intiselera)2 CEKA Cahaya Kalbar Tbk3 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk4 MYOR Mayora Indah Tbk5 STTP Siantar TOP Tbk6 AKRA AKR Corporation Tbk7 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk8 SMCB Holcim Indonesia Tbk9 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk

10 CTBN Citra Tubindo Tbk11 KICI Kedaung Indah Canindo Tbk12 ARNA Arwana Citramulia Tbk13 KBLM Kabelindo Murni Tbk14 MTDL Metrodata Electronics Tbk15 ADMG Polychem Indonesia Tbk16 BRAM Branta Mulia Tbk17 GJTL Gajah Tunggal Tbk

Page 13: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

18 INTA Intraco Penta Tbk19 SMSM Selamat Sempurna Tbk20 UNTR United Tractors Tbk21 INTD Inter Delta Tbk22 KONI Perdana Bangun Pusaka Tbk23 KLBF Kalbe Farma Tbk24 PYFA Pyridam Farma Tbk25 SCPI Schering Plough Indonesia Tbk

3.4. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

3.4.1. Variabel Dependen

Variabel dependen atau juga dikenal variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen di dalam penelitian ini

adalah Excess Value of Firm yang artinya adalah selisih kinerja antara perusahaan

yang tersegmentasi atau terdiversifikasi dibandingkan dengan segmen perusahaan

tersebut. Berger dan Ofek (1995) mengukur Excess Value of Firm dengan:

Keterangan:

MC : Market Capitalization

IVi.t : Imputed Value

Segsales : Penjualan masing-masing segmen

: rasio median dari MC terhadap penjualan untuk segmen

perusahaan

3.4.2. Variabel Independen

Variabel independen atau juga dikenal variabel bebas adalah variabel yang

mempengaruhi variabel terikat. Variabel independen yang digunakan dalam

penelitian ini adalah level diversifikasi. Level diversifikasi disimbolkan dengan

DIVER. Variabel ini diukur dengan menggunakan indeks herfindahl. Indeks

herfindahl menunjukkan seberapa besar sebuah perusahaan terkonsentrasi pada

Page 14: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

sebuah segmen. Indeks herfindahl yang semakin mendekati angka satu

menunjukkan bahwa sebuah perusahaan semakin terpusat pada sebuah segmen

dan jika angka indeks menunjukkan angka semakin menjauhi angka satu, maka

perusahaan tersebut dapat dikatakan semakin terdiversifikasi. Adapun indeks

herfindahl yaitu:

Keterangan:

Segsales : Penjualan masing-masing segmen.

Sales : total penjualan.

3.4.3. Variabel Kontrol

Variabel Kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor

luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol dalam penelitian ini yaitu:

1. Leverage

Leverage disimbolkan dengan LEV. Variabel ini merupakan sebuah rasio

antara total hutang terhadap total aset. Leverage dipilih sebagai sebuah

variabel karena dalam melakukan pengembangan kinerjanya, hutang

merupakan salah satu cara untuk mendapatkan dorongan dana untuk

mendukung kesuksesan pengembangan usahanya.Variabel leverage

diperjelas dengan rumus:

Keterangan :

TH : Total Hutang

TA : Total Aset

Page 15: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

2. Return on Asset

Return on Asset disimbolkan dengan ROA. Variabel ini membandingkan

rasio antara laba bersih setelah bunga dan pajak dengan total aktiva. ROA

dipilih sebagai variabel penelitian ini karena ROA yang merupakan rasio

profitabilitas merupakan dapat digunakan sebagai ukuran kesuksesan

kinerja sebuah perusahaan. Return on Asset (ROA) digambarkan dengan

rumus:

Keterangan :

EAT : Earning After Tax, yang merupakan laba bersih setelah dikurangi

pajak.

TA : Total Aset

3. Size

Size merupakan variabel kontrol yang menunjukkan level ukuran

perusahaan yang diukur dengan nilai log natural total asset perusahaan.

Size perusahaan dipilih sebagai variabel didalam penelitian ini karena

perusahaan yang telah memiliki kinerja yang baik, maka total aset yang

dimiliki perusahaan tersebut juga akan tinggi.

3.5. Metode Analisis

Untuk menguji pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen

yaitu excess value perusahaan, maka digunakan metode analisis regresi linier

berganda dengan model sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan:

Y = Excess Value (sebuah ukuran dari kinerja)

X1 = Diversifikasi Perusahaan

X2 = Leverage

X3 = ROA

X4 = Size Perusahaan ( ln Total Aset)

Page 16: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

3.5.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif bermanfaat untuk mengukur rata-rata, nilai maksimum dan

minimum, standar deviasi dari masing-masing perusahaan yang menjadi sampel

penelitian pada periode 2006-2010. Analisis deskriptif ini dengan menggunakan

SPSS versi 18.0.

3.5.2. Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian ini digunakan model regresi linier berganda, sehingga untuk

tahap awal harus dilakukan uji-uji asumsi klasik seperti normalitas,

multikolinearitas, autokorelasi, dan heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik

dilakukan agar dapat diketahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan

benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, gejala multikolinearitas,

dan gejala autokorelasi.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model

regresi, variabel independent, variabel dependent atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah

distribusi data normal atau mendekati normal. Uji dilakukan melalui

analisis Kalmogorov Smirnov. Uji Kalmogorov Smirnov yang

menunjukkan Sig. lebih besar dari (>) 0,05 maka dinyatakan normal.

b. Uji Multikolinearitas

Multikoleniaritas adalah suatu keadaan dimana variabel independent yang

satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling

berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala

multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai Tolerance dan VIF

(Variance Inflation Factor) untuk setiap variabel bebas.. Hubungan linear

antar variabel inilah yang disebut dengan multikolinearitas. Dapat

dinyatakan tidak terjadi multikolinier apabila nilai VIF tidak lebih dari 10.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel

independen.

Page 17: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi antar anggota sampel yang diurutkan

berdasarkan waktu. Autokorelasi menunjukkan adanya kondisi yang

berurutan antara gangguan atau distribusi yang masuk dalam regresi. Uji

autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi antara

anggota serangkaian data observasi yang diurutkan menurut waktu (time

series) . Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi dalam penelitian ini

maka digunakan Run Test dengan melihat koefisien korelasi uji tersebut.

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dan residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika

berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan metode Rank

Spearman. Metode ini dilakukan dengan mengkorelasikan semua variabel

bebas terhadap nilai mutlak residualnya.

1.9.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis di dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Koefisien

Determinasi (Uji R2), uji Anova, dan uji nilai koefisien regresi.

a. Uji Koefisen Determinasi (Uji R2)

Pengujian Koefisien Determinasi (R2) dilakukan untuk melihat seberapa

besar pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Koefisien

Determinasi (R2) berkisar antara 0 sampai dengan 1 (0 ≤ R2 ≤ 1). Bila R2

mendekati 0, maka pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat

adalah kecil, dan bila R2 mendekati 1, maka pengaruh dari variabel bebas

terhadap variabel terikat adalah besar.

Page 18: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

b. Uji Anova

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen

secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Derajat

kepercayaan yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai F hasil

perhitungan lebih besar daripada nilai F menurut tabel maka hipotesis

alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

c. Uji Nilai Koefisien Regresi

Uji Nilai Koefisien Regresi digunakan untuk mengetahui apakah variabel-

variabel independen berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel

dependen. Derajat signifikansi yang digunakan adalah 0,05. Apabila nilai

signifikan lebih kecil dari derajat kepercayaan maka kita menerima

hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen

berpengaruh terhadap variabel dependen.

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisis Deskriptif

Tabel 4.1 Statistik DeskriptifDescriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

EXVAL 125 1.3900 6.2100 4.889360 1.1294223

DIVER 125 .1921 .9902 .595737 .2326066

LEV 125 .0470 1.0147 .475719 .2212214

ROA 125 -.1087 .2589 .061439 .0681135

lnTotalAset 125 15.7700 30.3600 24.019520 4.2802018

Valid N (listwise) 125

Page 19: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

4.2. Uji Asumsi Klasik

4.2.1. Uji Normalitas

Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov SmirnovOne-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 125

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation .80427297

Most Extreme Differences Absolute .120

Positive .086

Negative -.120

Kolmogorov-Smirnov Z 1.342

Asymp. Sig. (2-tailed) .054

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Di dalam hasil pengujian ini nilai Kolmogorov-Smirnovsebesar 1,342 dan Sig. (2-

tailed) menunjukkan nilai sebesar 0,054 > 0,05. Sehingga dapat dinyatakan data

tersebar secara normal

4.2.2. Uji Multikolineritas

Tabel 4.3 Hasil Uji MultikolinearitasCoefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 6.035 .538 11.223 .000

DIVER -3.291 .321 -.678 -10.254 .000 .967 1.034

LEV .274 .376 .054 .730 .467 .779 1.283

ROA -1.992 1.190 -.120 -1.674 .097 .821 1.219

lnTotalAset .034 .018 .127 1.889 .061 .931 1.074

a. Dependent Variable: EXVAL

Page 20: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Dari hasil uji multikolinearitas diketahui bahwa VIF (Variance Inflation Factor)

dari masing-masing variabel tidak ada yang melebihi 10, sehingga dapat dikatakan

bahwa tidak terjadi multikolinearitas di antara variabel-variabel independen.

4.2.3. Uji Autokorelasi

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi dengan Run Test Runs Test

Unstandardized

Residual

Test Valuea 1.48000b

Cases < Test Value 124

Cases >= Test Value 1

Total Cases 125

Number of Runs 3

Z .128

Asymp. Sig. (2-tailed) .899

a. Mode

b. There are multiple modes. The mode with

the largest data value is used.

Pada hasil Uji Autokorelasi dengan Run Test diperoleh Asymp. Sig. (2-tailed)

sebesar 0,899 yang berarti lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa

di dalam model regresi ini tidak terjadi autokorelasi.

4.2.4. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Rank SpearmanCorrelations

Unstandardized

Residual DIVER LEV ROA lnTotalAset

S

p

e

a

r

m

a

n

'

s

r

Unstandardized Residual Correlation Coefficient 1.000 .009 -.020 .120 .055

Sig. (1-tailed) . .461 .411 .091 .271

N 125 125 125 125 125

DIVER Correlation Coefficient .009 1.000 -.134 -.013 .069

Sig. (1-tailed) .461 . .068 .443 .223

N 125 125 125 125 125

LEV Correlation Coefficient -.020 -.134 1.000 -.428** -.188*

Sig. (1-tailed) .411 .068 . .000 .018

N 125 125 125 125 125

Page 21: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

h

o

ROA Correlation Coefficient .120 -.013 -.428** 1.000 .128

Sig. (1-tailed) .091 .443 .000 . .077

N 125 125 125 125 125

lnTotalAset Correlation Coefficient .055 .069 -.188* .128 1.000

Sig. (1-tailed) .271 .223 .018 .077 .

N 125 125 125 125 125

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

Dari data yang dihasilkan menunjukkan bahwa masing-masing variabel memiliki

nilai sig. > 0.05, Sehingga dapat dikatakan bahwa masing-masing variabel bebas

yaitu diversifikasi, leverage, ROA dan size tidak menunjukkan gejala adanya

heteroskedastisitas di dalam model regresi tersebut.

4.3. Pengujian Hipotesis

4.3.1. Koefisien Determinasi

Tabel 4.6 Tabel Koefisien Determinasi Model Summary

Model

R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate

1 .702a .493 .476 .8175676

a. Predictors: (Constant), lnTotalAset, ROA, DIVER, LEV

Nilai Adjusted R Square menunjukkan nilai sebesar 0,476, yang berarti bahwa

47,6% excess value dapat dijelaskan oleh variasi dari variabel diversifikasi,

leverage, ROA dan Size, sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel-variabel lain

di luar model.

4.3.2. Uji Anova

Tabel 4.7 Signifikansi Model Regresi

Page 22: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 77.964 4 19.491 29.160 .000a

Residual 80.210 120 .668

Total 158.174 124

a. Predictors: (Constant), lnTotalAset, ROA, DIVER, LEV

b. Dependent Variable: EXVAL

Hasil regresi ini diperoleh F-hitung sebesar 29,160 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,000. Karena probabilitasnya lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikataan

bahwa model ini dapat digunakan. Sehingga diperoleh simpulan bahwa excess

value dipengaruhi secara bersama-sama oleh diversifikasi, leverage, ROA dan

Size. Dapat disimpulkan juga bahwa model penelitian ini signifikan.

4.3.3. Uji Nilai Koefisien Regresi

Tabel 4.8 Uji Nilai Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.B Std. Error Beta

1 (Constant) 6.035 .538 11.223 .000

DIVER -3.291 .321 -.678 -10.254 .000

LEV .274 .376 .054 .730 .467

ROA -1.992 1.190 -.120 -1.674 .097

lnTotalAset .034 .018 .127 1.889 .061

a. Dependent Variable: EXVAL

4.3.4. Pengujian Hipotesis Pertama

Hipotesis yang pertama dari penelitian ini menduga bahwa level diversifikasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap excess value perusahaan.

Hipotesisnya:

Ha1: Level diversifikasi perusahaan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap excess value.

Menurut hasil regresi yang dilakukan, variabel level diversifikasi mempunyai

koefisien regresi sebesar -3,291 dengan p=0,000. Dengan koefisien yang bernilai

Page 23: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

negatif, berarti setiap peningkatan level diversifikasi sebesar 1% akan

mengakibatkan penurunan excess value sebesar 3,291 dengan asumsi variabel

lainya adalah tetap. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi α=5% dan

hasil p(0,000) < 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa secara statistik Ha1 tidak

terdukung. Hasil dari pengujian hipotesis yang pertama ini adalah level

diversifikasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap excess value

perusahaan. Jadi semakin rendah level diversifikasi maka excess value akan

semakin tinggi

4.3.5. Pengujian Hipotesis Kedua

Hipotesis yang kedua dari penelitian ini menduga bahwa leverage berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap excess value perusahaan. Hipotesisnya:

Ha2: Leverage berpengaruh negatif dan signifikan terhadap excess value.

Menurut hasil regresi yang dilakukan, variabel level diversifikasi mempunyai

koefisien regresi sebesar 0,274 dengan p=0,467. Dengan koefisien yang bernilai

positif, berarti setiap peningkatan level diversifikasi sebesar 1% akan

mengakibatkan peningkatan excess value sebesar 0,274 dengan asumsi variabel

lainya adalah tetap. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi α=5% dan

hasil p(0,467) > 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa secara statistik Ha2 tidak

terdukung.

4.3.6. Pengujian Hipotesis Ketiga

Hipotesis yang ketiga dari penelitian ini menduga bahwa ROA berpengaruh

positif dan signifikan terhadap excess value perusahaan. Hipotesisnya adalah

sebagai berikut:

Ha3: ROA berpengaruh positif dan signifikan terhadap excess value.

Menurut hasil regresi yang dilakukan, variabel level diversifikasi mempunyai

koefisien regresi sebesar -1,992 dengan p=0,097. Dengan koefisien yang bernilai

negatif, berarti setiap peningkatan ROA sebesar 1% akan mengakibatkan

penurunan excess value sebesar 1,992 dengan asumsi variabel lainya adalah tetap.

Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi α=5% dan hasil p(0,097) > 0,05.

Sehingga dapat dikatakan bahwa secara statistik Ha3 tidak terdukung.

Page 24: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

4.3.7. Pengujian Hipotesis Keempat

Hipotesis yang ketiga dari penelitian ini menduga bahwa size berpengaruh positif

dan signifikan terhadap excess value perusahaan. Hipotesisnya:

Ha4: Size berpengaruh positif dan signifikan terhadap excess value.

Menurut hasil regresi yang dilakukan, variabel level diversifikasi mempunyai

koefisien regresi sebesar 0,034 dengan p=0,061. Dengan koefisien yang bernilai

positif, berarti setiap peningkatan ROA sebesar 1% akan mengakibatkan

peningkatan excess value sebesar 0,034 dengan asumsi variabel lainya adalah

tetap. Penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi α=5% dan hasil p(0,061) >

0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa secara statistik Ha4 tidak terdukung.

4.4 Pembahasan

Hasil penelitian yang dilakukan ini menunjukkan bahwa excess value perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI dipengaruhi beberapa variabel secara bersama-

sama, yaitu diversifikasi, leverage, ROA, dan Size. Dari hasil regresi terlihat

bahwa nilai adjusted R2 pada tabel 4.6 sebesar 0,476. Ini menunjukkan bahwa

peningkatan dan penurunan excess value perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI sebesar 47,6% dipengaruhi oleh variabel level diversifikasi, leverage, ROA,

dan Size sedangkan 52,4% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar model

penelitian ini.

Sedangkan dengan uji nilai koefisien regresi didapatkan hasil:

1. Level diversifikasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap excess

value perusahaan. Semakin tinggi level diversifikasi sebuah

perusahaan maka excess value perusahaannya akan semakin rendah

dan semakin rendah level diversifikasi sebuah perusahaan maka excess

value perusahaannya akan semakin tinggi. Hasil penelitian ini

mendukung penelitian Sari et al. (2011) yang mengatakan bahwa level

diversifikasi berpengaruh secara negatif terhadap excess value

perusahaan. Level diversifikasi berpengaruh negatif terhadap excess

value karena pihak manajemen melakukan investasi pada segmen yang

kurang memiliki prospek yang baik di masa mendatang. Sehingga

Page 25: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

strategi diversifikasi justru akan menurunkan kinerja dari perusahaan

tersebut. Dengan kata lain level diversifikasi dapat dikatakan

berpengaruh negatif karena kesalahan pihak manajemen dalam

mengambil keputusan. Seperti dalam Jensen (1986) yang menyebutkan

bahwa manajer perusahaan cenderung mengambil investasi yang

menurunkan nilai ketika mengalokasikan pada segmen usaha mereka.

Stultz dalam Harto (2005) menyatakan bahwa perusahaan yang

terdiversifikasi akan menempatkan investasi yang terlalu besar pada

lini usahanya dengan kesempatan investasi yang rendah.

2. Leverage berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap

excess value perusahaan. Leverage tidak berpengaruh signifikan

karena manajemen tidak bisa memaksimalkan hutang yang didapat

dari pihak luar perusahaan, sehingga hutang yang didapat hanya

meningkatkan kewajiban perusahaan tanpa bisa dimanfaatkan untuk

meningkatkan kinerja perusahaan. Hal ini terlihat dari banyaknya

perusahaan yang hutangnya tinggi, tetapi rasio profitabilitas seperti

misalnya ROA, masih bersifat negatif. Inilah yang menyebabkan

leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap excess value

perusahaan. Hasil ini didukung oleh penelitian Sari et al. (2011) yang

menunjukkan bahwa leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap

excess value.

3. ROA berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap excess

value perusahaan. ROA tidak berpengaruh signifikan karena ROA

merupakan rasio profitabilitas untuk mengukur laba yang dihasilkan

perusahaan hanya dengan aktiva yang dihasilkan oleh perusahaan.

Sedangkan ROA belum memperhitungkan rasio hutang yang

digunakan dalam aktivitas perusahaan. Aktiva yang dimiliki

perusahaan bisa saja berasal dari hutang selama perusahaan beroperasi.

Sehingga untuk mengukur kinerja dengan rasio profitabilitas yang

dalam hal ini adalah ROA, masih belum cukup untuk mengukur

kinerja perusahaan secara keseluruhan. Hasil penelitian ini sejalan

Page 26: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

dengan penelitian Sari et al. (2011) yang memberikan hasil bahwa

ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap excess value perusahaan.

4. Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa variabel Size berpengaruh

secara positif dan tidak signifikan terhadap excess value perusahaan.

Mengukur size perusahaan dengan menggunakan total aset hanya

merupakan salah satu cara untuk mengukur sebuah perusahaan. Selain

dengan total aset, size perusahaan juga dapat diukur dengan penjualan

ataupun modal. Banyaknya cara pengukuran inilah yang menyebabkan

ketika alat ukur untuk size perusahaan yang digunakan tidak tepat akan

mengakibatkan hasil penelitian menjadi tidak signifikan. Hasil ini

tidak sejalan dengan penelitian Setionoputri et al. (2009) yang

menyebutkan bahwa size berpengaruh positif signifikan terhadap

excess value perusahaan.

5. SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pengaruh strategi diversifikasi

terhadap kinerja perusahaan yang diukur dengan excess value. Dari hasil

pengujian yang telah dilakukan dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. strategi diversifikasi, leverage, ROA, dan Size berpengaruh signifikan

secara bersama-sama terhadap excess value.

2. strategi diversifikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

excess value perusahaan.

3. Leverage dan Size berpengaruh secara positif dan tidak signifikan

terhadap excess value perusahaan.

4. ROA berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap excess

value perusahaan.

5.2. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu penelitian ini hanya meneliti variabel

level diversifikasi, leverage, ROA, dan Size. Penelitian juga hanya dilakukan pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2010 dan melaporkan

laporan segmen secara terus-menerus dalam periode tersebut.

Page 27: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

5.3. Saran

Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang sejenis hendaknya

memberikan perbaikan-perbaikan terhadap penelitian ini sehingga hasil yang akan

didapat selanjutnya menjadi lebih baik.

Saran perbaikan yang diusulkan untuk penelitian selanjutnya adalah:

1. Memperpanjang periode penelitian

2. Menambahkan variabel selain dari variabel yang telah digunakan di dalam

penelitian ini.

3. Menambahkan sampel penelitian untuk memperluas cakupan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Adi Sari, Inayah, Adi Wiratno, dan Eko Suyono. 2011. “Pengaruh Strategi Diversfikasi dan Karekteristik Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan”.

Ang, Robert. 1997. Buku Pintar Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Mediasoft Indonesia.

Berger. P.G. dan Ofek E. 1995. “Diversification’s Effect On Firm Value,” Journal Of Financial Economics, Vol 37.

Bettis, R.A. dan V.Mahajan. 1985. “Risk/Return Performace of Diversification Firms,” Management Science Vol. 31.

Black, B. S., H. Jang, dan W. Kim. 2003. Does Corporate governance Affect Firms’ Market Values? Evidence from Korea. Working Paper (April).

Capron, L. 1999. “The Long Term Performance of Horizontal Acquisitions,” Strategic Management Journal vol. 20.

Chatterjee, S. dan B.Wernerfelt. 1991. “The Link Between Resources And Type of Diversification: Theory and Evidence,” Strategic Management Journal Vol 12.

Coulter, M., 2002. Strategic Management in Action, Second Edition, New Jersey: Prentice-Hall.

David, F.R., 2002. Manajemen Strategis: Konsep, Edisi Bahasa Indonesia. Diterjemahkan oleh Alexander Sindoro. Jakarta: Prenhallindo.

Harrison, J.S., 2003. Strategic Management of Resources and Relationships, New York: John Wiley & Sons.

Page 28: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR

Harto, Puji. 2007. “Pengaruh Diversifikasi Korporat Terhadap Kinerja Perusahaan,” Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 1.

Husnan, Suad, 1998, Manajemen Keuangan – Teori dan Penerapan, Buku 2, BPFE Yogyakarta.

Jensen, Michael C. 1986. “Agency Cost Of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Take Overs,” American Economic Review Vol 76.

Kariasih, Ni Putu. 2011. “Pengaruh Manajemen Laba Riil pada Nilai Perusahaan Dimoderasi dengan Penerapan Corporate Governance”.

Lang, L.H.D. dan R.E. Stulz. 1994. “TobinsQ, Corporate Diversification and Firm Performance,” Journal Of Political Economy, Vol 102.

Mawardi, Wisnu, 2005, ”Analisis Faktor Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum dengan Total Asset Kurang dari 1 Triliun)”, Jurnal Bisnis Strategi,Vol.14, No.1, Juli.

McConnell, J.J. dan Servaes. 1990. “Additional Evidence on Equity Ownership and Corporate Value.” Journal of Financial Economics, Vol 27.

Rue, L.L. dan L.L. Byard, 1977. Management, Skill and Application, New York: McGraw-Hill Co.

Rumelt, R.P., 1982. “Diversification Strategy and Profitability,” Strategic Management Journal, Vol.12, No.3.

Setionoputri, Annaria, Carmel Meiden, dan Dergibson Siagian. 2008. “Pengaruh Diversifikasi Korporat Terhadap Excess Value Perusahaan Manufaktur, Perdagangan Grosir, danEceran, serta Properti dan Real Estat Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2005-2007,” Simposium Nasional Akuntansi Vol. 12 Palembang.

Sudrajat. 1988. Mengenal Ekonometrika Pemula. Bandung

Sumodiningrat.2001. Metode Statistika. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Venkatraman, N. dan V. Ramanujam, 1986. “Measurement of Business Performance in Strategy research: A Comparison Approaches,” Academy of Management Review, Vol.11.

Wheelen, T.L. and J. David Hunger, 2002. Strategic Management and Business Policy. Eight Edition, New Jersey: Prentice-Hall.

Page 29: fe-akuntansi.unila.ac.idfe-akuntansi.unila.ac.id/2010/images/stories/skripsi/... · Web viewPENGARUH STRATEGI DIVERSIFIKASI PERUSAHAAN TERHADAP EXCESS VALUE PERUSAHAAN MANUFAKTUR