Fatigue-Kelelahan Logam _AA

163
TM-475 Semester 7 1 [email protected]-UNJANI

description

Kelelahan Logam (Metals Fatigue)

Transcript of Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Page 1: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

TM-475Semester 7

[email protected]

Page 2: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Tujuan Umum:

1. Memberikan pemahaman tentang aspek mekanik dan metalurgi terhadapkegagalan patah2. Memahami fenomena kelelahan (fatigue) pada logam dan struktur3. Memahami konsep mekanika retakan dan implikasinya pada desain teknik

Mata Kuliah Prasyarat: Metalurgi Mekanik I & II, Metalurgi

Fisik I & II.

Kaitan dg Mata Kuliah Lain: Analisis Kegagalan Logam.

Materi:1. Metalurgi kelelahan logam2. Metoda-metoda prediksi umur lelah3. Kelelahan logam pada amplitudo berubah4. Konsep mekanika retakan5. Faktor intensitas tegangan (KIc)6. Desain toleransi kerusakan dan prediksi umur sisa

[email protected]

Page 3: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Referensi:

1. Fundamentals of metal fatigue analysis, Julie A Bannantine.2. Elementary engineering fracture mechanics, David Broek.3. Mechanical Metallurgy, Dieter.4. Fracture mechanics dan prediksi umur lelah, Mardjono

Siswosuwarno.5. Aplikasi mekanika retakan pada analisis kegagalan logam,

Ahmad Taufik.

Ketentuan Perkuliahan:

1. Jumlah Tatap Muka di kelas : 14 X2. Tugas terstruktur pada setiap sesi perkuliahan3. Mahasiswa wajib hadir kuliah minimal 80 %4. Keterlambatan kuliah maksimum 15 menit5. Bobot nilai : Tugas = 20 %, UTS dan UAS masing-

masing 40 %

[email protected]

Page 4: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

SesiKe-

Pokok Bahasan Hasil Pembelajaran Penilaian Hasil PembelajaranMetode

Penilaian

01Karakteristik

kelelahan logam

Mahasiswa mengetahui dan memahamikegagalan patah lelah pada komponen logam.

Mahasiswa mampu menjelaskankarakteristik dari patah lelah yangterjadi pada komponen logam.

ჱ Tugasჱ UTSჱ UAS

02Aspek metalurgipada kelelahan

logam

Mahasiswa mengetahui dan memahami aspekmetalurgi yang mempengaruhi perilakukelelahan pada logam.

Mahasiswa mampu menjelaskan aspekmetalurgi yang mempengaruhiperilaku kelelahan logam.

03 batas lelah logam

Mahasiswa mengetahui dan memahami bataskelelahan logam serta cara menentukannya.

Mahasiswa mampu menjelaskan bataskelelahan logam serta caramenentukannya.

04 Konsep S-N

Mahasiswa mengetahui dan memahamihubungan antara tegangan (S) yang bekerjapada komponen logam dengan umur (N)komponen tersebut.

Mahasiswa mampu menghitungtegangan yang bekerja pada komponenlogam serta mampu memprediksiumur komponen tersebut berdasarkanKonsep S-N.

05 Konsep -N

Mahasiswa mengetahui dan memahamihubungan antara regangan () yang bekerjapada komponen logam dengan umur (N)komponen tersebut.

Mahasiswa mampu menghitungtegangan dan regangan yang bekerjapada komponen logam serta mampumemprediksi umur komponen tersebutberdasarkan konsep -N.

06Pengaruh takikan

pada perilakukelelahan logam

Mahasiswa mengetahui dan memahamipengaruh takikan ataupun geometrikomponen terhadap kegagalan lelah.

Mahasiswa mampu menjelaskan danmenghitung pengaruh takikan ataupungeometri komponen terhadap umurlelahnya.

07Penjalaran retak

lelah

Mahasiswa mengetahui dan memahamikonsep penjalaran retak lelah.

Mahasiswa mampu menjelaskan dankonsep penjalaran retak lelah sertamampu memprediksi umur lelahberdasarkan konsep tersebut.

[email protected]

Page 5: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

SesiKe-

Pokok Bahasan Hasil Pembelajaran Penilaian Hasil PembelajaranMetode

Penilaian

08Kelelahan pada

amplitudo berubah

Mahasiswa mengetahui dan memahamipengaruh amplitudo tegangan maupunregangan yang tidak konstan terhadap perilakukelelahan logam.

Mahasiswa mampu menjelaskanpengaruh amplitudo teganganmaupun regangan yang tidak konstanterhadap perilaku kelelahan logamserta dapat memprediksi umurlelahnya.

ჱ Tugasჱ UTSჱ UAS

09Konsep dasar

mekanika retakan

Mahasiswa mengetahui dan memahami konsepdasar mekanika retakan dan hubungannyadengan kegagalan patah.

Mahasiswa mampu menjelaskankonsep dasar mekanika retakan danmampu menghitung parameterkegagalan berdasarkan konseptersebut.

10tegangan elastik

pada ujung retakan

Mahasiswa mengetahui dan memahamikeadaan tegangan elastik pada ujung retakan.

Mahasiswa dapat menjelaskankeadaan tegangan elastik pada ujungretakan.

11Plastisitas padaujung retakan

Mahasiswa mengetahui dan memahamiplastisitas logam pada ujung retakan.

Mahasiswa dapat menjelaskanplastisitas logam pada ujung retakan.

12Faktor intensitas

tegangan

Mahasiswa mengetahui dan memahamiparameter dari faktor intensitas tegangan danhubungannya dengan kegagalan patah.

Mahasiswa dapat menjelaskan danmampu menghitung faktor intensitastegangan yang bekerja pada suatukomponen logam.

13Tegangan dan

Regangan bidangpada ujung retakan

Mahasiswa mengetahui dan memahamikeadaan tegangan maupun regangan bidangpada ujung retakan.

Mahasiswa dapat menjelaskankeadaan tegangan maupun reganganbidang pada ujung retakan.

14Desain toleransikerusakan dan

prediksi umur sisa

Mahasiswa mengetahui dan memahami konsepdesain toleransi kerusakan dan caramemprediksi umur sisa dari suatu komponenlogam.

Mahasiswa dapat menjelaskan konsepdesain toleransi kerusakan sertamampu menghitung dan memprediksiumur sisa dari suatu komponenlogam.

[email protected]

Page 6: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

I. KARAKTERISTIK KELELAHAN LOGAM

Kelelahan (Fatigue) adalah salah satu jenis kegagalan(patah) pada komponen akibat beban dinamis(pembebanan yang berulang-ulang atau berubah-ubah).Diperkirakan 50%-90% (Gambar.1.1) kegagalan mekanisadalah disebabkan oleh kelelahan.

Gambar. 1.1 Distribusi mode kegagalan.6

Page 7: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Modus kegagalan komponen atau struktur dapat

dibedakan menjadi 2 katagori utama yaitu:1.Modus kegagalan quasi statik (modus kegagalanyang tidak tergantung pada waktu, dan ketahananterhadap kegagalannya dinyatakan dengan kekuatan).2.Modus kegagalan yang tergantung pada waktu(ketahanan terhadap kegagalannya dinyatakan denganumur atau life time).

Jenis- jenis modus kegagalan quasi statik yaitu:1.Kegagalan karena beban tarik.2.Kegagalan karena beban tekan.Kegagalan karena beban geser.

Patahan yang termasuk jenis modus kegagalan iniadalah patah ulet dan patah getas.

7

Page 8: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Sedangkan jenis-jenis modus kegagalan yangtergantung pada waktu yaitu:1. Kelelahan (patah lelah).2. Mulur.3. Keausan.4. Korosi.

Fenomena kelelahan logam mulai timbul pada

pertengahan abad ke-19 yaitu dengan seringnya terjadi patahpada komponen kereta api dimasa itu:

• Di Versailles (Paris), 1944, menewaskan 40-80 penumpang,akibat patah poros roda.

• 20 April 1887, 3 orang tewas dan 2 terluka, akibat patahdraw bar.

• 27 Mei 1887, 6 orang tewas, akibat patah roda.• 23 Juni 1887, 1 orang tewas, akibat patah rel.

•2 Juli 1887, Kecelakaan paling serius, akibat patah poros roda. 8

Page 9: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Pelopor dalam penelitian mengenai kelelahan

logam adalah Wohler (Jerman) dan Fairbairn(Inggris) tahun 1860. Pengamatan yang lebihmendetail terhadap kelelahan logam, dilakukansejak 1903 oleh Ewing dan Humparey yangmengarah pada lahirnya teori ’Mekanisme PatahLelah’.

Hingga saat ini, mekanisme patah lelahadalah terdiri atas 3 tahap kejadian yaitu:Tahap awal terjadinya retakan (crack inisiation).Tahap penjalaran retakan (crack propagation).Tahap akhir (final fracture). 9

Page 10: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Pada Gambar. 1.2 dibawah ini ditunjukkan secara skematispenampilan permukaan patahan dari kegagalan lelah padaberbagai kondisi pembebanan.

Gambar. 1.2 Skematis permukaanpatah lelah dari penampang bulatdan persegi pada berbagai kondisipembebanan.

[email protected]

Page 11: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Karakteristik kelelahan logamdapat dibedakan menjadi 2 yaitu karakteristikmakro dan karakteristik mikro.

Karakteristik makro merupakan ciri-ciri

kelelahan yang dapat diamati secara visual(dengan mata telanjang atau dengan kaca

pembesar). Sedangkan karakteristik mikrohanya dapat diamati dengan menggunakanmikroskop.

[email protected]

Page 12: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

1.1 Karakteristik MakroskopisKarakteristik makroskopis dari kelelahan logam adalah sebagaiberikut:1. Tidak adanya deformasi plastis secara makro.2.Terdapat tanda ’garis-garis pantai’ (beach marks) atau clamshell atau stop/arrest marks, seperti yang ditunjukkan padaGambar. 1.3 dibawah ini.

Gambar. 1.3 Permukaanpatah lelah pada poros.

1932

1947

1948

1950

1951

12

Page 13: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

3. Terdapat ’Ratchet marks’ seperti yang ditunjukkanpada Gambar. 1.4 dibawah ini.

Gambar. 1.4 Permukaan patah lelahdari baut akibat beban tarik.

[email protected]

Page 15: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Ratchet marks menjalar kearah radial dan merupakan

tanda penjalaran retakan yang terjadi bila terdapat lebih darisatu lokasi awal retak, ratchet marks ini merupakan pertemuanbeach marks dari satu lokasi awal retak dengan beach marksdari lokasi lainnya.

Tanda garis-garis pantai (beach marks)yang merupakan tanda penjalaran retakan,mengarah tegak lurus dengan tegangan tarikdan setelah menjalar sedemikian hinggapenampang yang tersisa tidak mampu lagimenahan beban yang bekerja, maka akhirnyaterjadilah patah akhir atau patah statik.

15

Page 16: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Luas daerah antara tahap penjalaran retakan dantahap patah akhir secara kuantitatif dapatmenunjukkan besarnya tegangan yang bekerja. Jikaluas daerah tahap penjalaran retakan lebih besardaripada luas daerah patah akhir, maka teganganyang bekerja relatif rendah, demikian sebaliknya.

Tahap I terjadinya kelelahan logam yaitu tahappembentukan awal retak, lebih mudah terjadi padalogam yang bersifat lunak dan ulet tetapi akan lebihsukar dalam tahap penjalaran retakannya (tahap II),artinya logam-logam ulet akan lebih tahan terhadappenjalaran retakan. Demikian sebaliknya, logam yangkeras dan getas, akan lebih tahan terhadappembentukkan awal retak tetapi kurang tahanterhadap penjalaran retakan. 16

Page 17: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Tahapan pembentukan awal retak dan penjalaranretakan dalam mekanisme kelelahan logam,membutuhkan waktu sehingga umur lelah darikomponen atau logam, ditentukan dari ke-2 tahap(Gambar. 1.5) tersebut(total fatigue life, NT = fatigue initiation, Ni + fatigue

propagation, Np)Fase-fase yang terjadi selama kejadian kelelahanlogam tersebut adalah sebagai berikut:

Cyclicslip

Pengintianretak mikro

Perambatanretak mikro

Perambatanretak makro

Patahakhir

Umur pengintian awal retak Umur Penjalaran retakan

Gambar. 1.5 Fase-fase kegagalan lelah (fatigue).17

Page 18: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Gambar. 1.6 Skematispenampang melintang darikegagalan lelah tahap Idan II.

Tahap I (pembentukan awal retak) dan tahap II(penjalaran retakan) pada mekanisme kegagalanpatah lelah tersebut (Gambar. 1.6) dapat dijelaskanlagi dengan penggambaran sebagai berikut: 18

Page 19: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Gambar. 1.7 Skematis tahapretak mikro dan makro padakelelahan logam.

Tahap retak makro (tahap II)

Tahap retak mikro (tahap I)

19

Page 20: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

1.2 Karakteristik MikroskopisKarakteristik mikroskopis dari kelelahan logam adalah sebagaiberikut:1.Pada permukaan patahan terdapat striasi (striations).2.Permukaan patahan memperlihatkan jenis patahtransgranular (memotong butir) tidak seperti jenis patahintergranular seperti yang terjadi pada kasus SCC (stresscorrosion cracking) atau mulur (creep).

Persamaan striasi dan beach marks adalah

sebagai berikut:1.Ke-2 nya menunjukkan posisi ujung retak yang terjadi setiapsaat sebagai fungsi dari waktu siklik.2.Ke-2 nya berasal dari lokasi awal retak yang sama.3.Ke-2 nya memiliki arah yang sama (parallel ridges).4.Ke-2 nya tidak hadir pada logam-logam yang terlalu kerasatau terlalu lunak. 20

[email protected]

Page 22: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Perbedaan striasi dan beach marks adalah

sebagai berikut:

1.Ukuran striasi adalah mikroskopis (1 ÷ 100 µ) dan hanya dapatdilihat dengan menggunakan mikroskop elektron.2.Ukuran beach marks adalah makroskopis (> 1000 µ atau 1mm) dan dapat dilihat dengan mata telanjang.3.Striasi mewakili majunya ujung retakan yang bergerak setiapsatu siklus pembebanan, sedangkan beach marks mewakiliposisi dari ujung retakan ketika beban siklik berhenti untuksatu perioda tertentu. (satu beach mark dapat terdiri atasratusan bahkan ribuan buah striasi).

[email protected]

Page 24: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

1.Carilah sah satu contoh gambar/photopenampang patah lelah (fatigue fracture),berilah keterangan posisi awal retak, arahpenjalaran retakan dan daerah patahakhirnya. Jelaskan jenis material, jenisbeban yang bekerja, dan jelaskan pulasecara kualitatif besarnya pembebanannya.

2. Buatlah skematis penampang patahandari kedua gambar berikut dan tunjukkanposisi awal retak, arah perambatanretakan, patah akhir dan jenis bebannya.

Page 25: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

Fig. 1.1 Fatigue-fracture surface of a keyedshaft of AISI 1040 steel (~30 HRC).

Page 26: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

Fig. 1.2 Fatigue fracture surface of a 200-mm (8-in) diameterpiston rod of an alloy steel steam hammer used for forging.

Page 27: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

II. ASPEK METALURGISPADA KELELAHAN LOGAM

[email protected]

Page 28: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 2

SesiKe-

Pokok Bahasan Hasil Pembelajaran Penilaian Hasil PembelajaranMetode

Penilaian

01Karakteristik

kelelahan logam

Mahasiswa mengetahui dan memahamikegagalan patah lelah pada komponen logam.

Mahasiswa mampu menjelaskankarakteristik dari patah lelah yangterjadi pada komponen logam.

ჱ Tugasჱ UTSჱ UAS

02Aspek metalurgipada kelelahan

logam

Mahasiswa mengetahui dan memahami aspekmetalurgi yang mempengaruhi perilakukelelahan pada logam.

Mahasiswa mampu menjelaskan aspekmetalurgi yang mempengaruhiperilaku kelelahan logam.

03 batas lelah logam

Mahasiswa mengetahui dan memahami bataskelelahan logam serta cara menentukannya.

Mahasiswa mampu menjelaskan bataskelelahan logam serta caramenentukannya.

04 Konsep S-N

Mahasiswa mengetahui dan memahamihubungan antara tegangan (S) yang bekerjapada komponen logam dengan umur (N)komponen tersebut.

Mahasiswa mampu menghitungtegangan yang bekerja pada komponenlogam serta mampu memprediksiumur komponen tersebut berdasarkanKonsep S-N.

05 Konsep -N

Mahasiswa mengetahui dan memahamihubungan antara regangan () yang bekerjapada komponen logam dengan umur (N)komponen tersebut.

Mahasiswa mampu menghitungtegangan dan regangan yang bekerjapada komponen logam serta mampumemprediksi umur komponen tersebutberdasarkan konsep -N.

06Pengaruh takikan

pada perilakukelelahan logam

Mahasiswa mengetahui dan memahamipengaruh takikan ataupun geometrikomponen terhadap kegagalan lelah.

Mahasiswa mampu menjelaskan danmenghitung pengaruh takikan ataupungeometri komponen terhadap umurlelahnya.

07Penjalaran retak

lelah

Mahasiswa mengetahui dan memahamikonsep penjalaran retak lelah.

Mahasiswa mampu menjelaskan dankonsep penjalaran retak lelah sertamampu memprediksi umur lelahberdasarkan konsep tersebut.

Page 29: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Kelelahan logam diawali dengan pembentukan awalretak dan dilanjutkan dengan penjalaran retakanhingga komponen mengalami patah.

Lokasi awal retak pada komponen atau logam yangmengalami pembebanan dinamis atau siklik adalahpada titik daerah dimana memiliki kekuatan yangpaling minimum dan atau pada titik daerah dimanamengalami tegangan yang paling maksimum.

Oleh karena itu untuk memperkirakan umur lelahsuatu komponen merupakan suatu hal yang cukupsulit, hal ini disebabkan oleh banyaknya faktor-faktoryang mempengaruhi umur lelahnya.

[email protected]

Page 30: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Faktor-faktor yang mempengaruhi umur lelah:1.Pembebanan:

1.Jenis beban:uniaksial, lentur, puntir.2.Pola beban: periodik, random.3.Besar beban (besar tegangan).4.Frekwensi siklus beban.

2.Kondisi material.1.Ukuran butir.2.Kekuatan.3.Penguatan dengan larutan padat.4.Penguatan dengan fasa ke-2.5.Penguatan regangan.6.Struktur mikro.7.Kondisi permukaan (surface finish).8.Ukuran Komponen.

3.Proses pengerjaan.1.Proses pengecoran.2.Proses pembentukan.3.Proses pengelasan.4.Proses pemesinan.5.Proses perlakuan panas.

4.Temperatur operasi.5.Kondisi lingkungan.

[email protected]

Page 31: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

2.1 Pengaruh PembebananParameter pembebanan yang berpengaruh

terhadap kelelahan logam adalah tegangan rata-rata,σm dan tegangan amplitudo, σa serta frekwensipembebanan.

2.1.1 Pengaruh Tegangan Rata-rata, σm

Gambar. 2.1 Pengertian tegangan siklik. [email protected]

Page 32: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Tegangan amplitudo:σa = (σmax - σmin) / 2 (2.1)Tegangan rata-rata:σm = (σmax + σmin) / 2 (2.2)Rasio tegangan:R = σmin / σmax (2.3)

Besarnya tegangan rata-rata yang bekerja akan menentukanterhadap besarnya tegangan amplitudo yang diijinkan untukmencapai suatu umur lelah tertentu. Bila tegangan rata-ratasama dengan 0 atau rasio tegangan sama dengan -1, makabesarnya tegangan amplitudo yang diijinkan adalah nilai bataslelahnya (Se). Dengan demikian jika tegangan rata-ratanyasemakin besar maka tegangan amplitudonya harus diturunkan.Hal ini terlihat pada alternatif diagram Goodman atau padadiagram-diagram lainnya, lihat Gambar 2.2 berikut ini:

[email protected]

Page 33: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Gambar. 2.2 Diagram-diagram batas tegangan terhadapkelelahan logam.

7

[email protected]

Page 34: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Persamaan-persamaan yang digunakan padadiagram batas tegangan seperti yangditunjukkan dalam Gambar 2.2 diatas adalahsebagai berikut:

• Soderberg (USA, 1930):σa/Se + σm/Sy = 1 (2.4)

• Goodman (England, 1899):σa/Se + σm/Su = 1 (2.5)

• Gerber (Germany, 1874):σa/Se + (σm/Su)

2 = 1 (2.6)• Morrow (USA, 1960s):

σa/Se + σm/σf = 1 (2.7)

[email protected]

Page 35: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

dimana, Se adalah batas lelah (endurance limit), Su

adalah kekuatan tarik dan σf adalah tegangan patahsebenarnya (true fracture stress). Perbandingandari tegangan amplitudo terhadap tegangan rata-rata disebut rasio amplitudo (A= σa/σm), sehinggahubungan antara nilai R dan A yaitu sebagaiberikut:

jika R=-1, maka A=~ (kondisi fully reversed)jika R=0, maka A=1 (kondisi zero to maximum)jika R=~, maka A=-1 (kondisi zero to minimum)

[email protected]

Page 36: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Pada Gambar 2.2 diatas yang memperlihatkan amantidaknya kondisi pembebanan terhadap kelelahan logam,berdasarkan hasil diskusi atas berbagai permasalahan, makadapat dinyatakan sebagai berikut:

• Diagram. a (Soderberg) adalah paling konservatif dan palingaman, atau digunakan pada kondisi nilai R mendekati 1.• Data hasil pengujian, cenderung berada diantara diagram. bdan c (Goodman dan Gerber).• Untuk baja keras (getas), diagram. b dan d (Goodman danMorrow) hampir berimpit (sama).• Untuk baja lunak (ulet), diagram. D (Morrow) akan lebihakurat.• Pada kondisi R<1 (atau perbedaan tegangan rata-rata dantegangan amplitudo cukup kecil), maka ke-4 diagram hampirsama (berimpit).

10

[email protected]

Page 37: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Alternatif diagram Goodmanseperti yang ditunjukkan padaGambar 2.2 diatas adalahyang paling banyakdigunakan, dan diagramGoodman yang lama (asli)seperti yang ditunjukkan padaGambar 2.3 dibawah ini,sekarang sudah tidak dipakailagi.

Gambar. 2.3 Diagram Goodman. 11

Page 38: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Pengaruh dari tegangan siklik (SN) terhadap tegangan rata-rata atau sebaliknya, dapat terlihat pada diagram masterseperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.4 berikut ini.

Gambar. 2.4 Diagram master baja AISI 4340untuk menentukan pengaruh dari tegangan rata-

rata pada kelelahan logam.

AISI 4340 steelSu = 158, Sy = 147 kpsi.σmin = 20, σmax = 120,σm = 70, σa = 50 kpsi.

12

Page 39: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Untuk melihat pengaruh tegangan siklik (SN) terhadap umurlelah pada kondisi R=-1 (tegangan siklik sama dengan teganganamplitudo) dapat dilihat pula pada diagram Haigh berikut ini.

Gambar. 2.4 Diagram Haigh.

[email protected]

Page 40: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Jika tegangan siklik atau tegangan amplitudo meningkat,maka umur lelah akan semakin menurun, begitu pula daripengaruh meningkatnya tegangan rata-rata, maka akanmenyebabkan penurunan umur kelelahan logam.

Tabel 2.1 Persamaan dankoordinat perpotongan pada

kuadran ke-1 untuk Goodman dankriteria kegagalan lainnya.

14

[email protected]

Se

Se

Page 41: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

Tabel 2.2 Persamaandan koordinat

perpotongan padakuadran ke-1 untukGerber dan kriteriakegagalan lainnya.

[email protected]

Se

Se

Page 42: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

2.1.2 Pengaruh Tegangan Amplitudo, σa

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, teganganamplituda akan sangat berpengaruh terhadap umurkelelahan logam. Perkiraan kelelahan padapembebanan yang kompleks atau variabel,seringkali didasarkan pada hukum kerusakan nonlinier (linier damage rule) yang pertama kalidiajukan oleh Palmgren (1924) dan dikembangkanoleh Miner (1945) sehingga metoda ini dikenaldengan hukum Miner. Hukum ini tidak selalu sesuaidengan kenyataan, sehingga muncullah berbagaialternatif yang lain seperti teori kerusakan nonlinier (oleh Collins), metoda perhitungan siklus(cycle counting) yaitu metoda perhitungan curahhujan rain flow counting (oleh Downing).

[email protected]

Page 43: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

2.1.3 Pengaruh Frekwensi Pembebanan

Pengaruh frekwensi ini dapat dilihat pada pengujiankelelahan logam dengan frekwensi ± 500÷10.000siklus/menit, pada interval ini hampir tidak adapengaruhnya terhadap kekuatan lelah materialnya.Sebagai contoh pada pengujian kelelahan baja denganfrekwensi 200÷5.000 siklus/menit, tidak menunjukkanadanya pengaruh tersebut terhadap batas lelahnya,tetapi pengujian pada frekwensi 100.000 siklus/menit,maka batas lelahnya akan semakin meningkat (karenapada frekwensi tinggi, deformasi plastis yang terjaditidak sebesar pada frekwensi rendah). Pengaruhfrekwensi tersebut terjadi pula pada logam-logam nonferro.

[email protected]

Page 44: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

2.2 Pengaruh Kondisi Material

Awal retak lelah terjadi dengan adanya deformasiplastis mikro setempat, dengan demikian komposisikimia dan struktur mikro material akan sangatmempengaruhi kekuatan untuk menahan terjadinyadeformasi plastis sehingga akan sangat berpengaruhpula terhadap kekuatan lelahnya. Parameter-parameter dari kondisi material yang mempengaruhikekuatan lelah tersebut yaitu antara lain dijelaskanberikut ini.

[email protected]

Page 45: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

2.2.1 Pengaruh Ukuran Butir

Butir halus yang akan meningkatkan kekuatan luluh dankekuatan lelah atau akan meningkatkan umur lelah logam,hanya dapat terjadi pada pembebanan siklik dengan kondisiHCF atau LCS (High Cycle Fatigue atau Low CycleStress/Strain), tetapi berdasarkan hasil experimenmenunjukkan bahwa pada pembebanan siklik dengan kondisisebaliknya yaitu LCF atau HCS (Low Cycle Fatigue atau HighCycle Stress/Strain), ternyata ukuran butir tidak berpengaruhterhadap umur lelah.

Ukuran butir, pada satu sisi dapat meningkatkan umur lelah,tetapi disisi lain akan meningkatkan kepekaan terhadap takikan(notch). Spesimen yang halus permukaannya dan memilikistruktur berbutir halus, akan meningkatkan umur lelah, tetapijika spesimen tersebut memiliki takikan, maka akan berumurlebih pendek jika berbutir halus.

[email protected]

Page 46: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

2.2.2 Pengaruh Kekuatan

Sebagai patokan kasar, baja memiliki batas lelahsebesar:

Se = 0,5 Su (2.8)Hal ini terlihat pada Gambar. 2.5 dan 2.6 berikut

ini:

Gambar. 2.5 Pengaruhkekuatan tarik terhadap

batas lelah.

[email protected]

Page 47: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

21

Gambar. 2.6 Hubungan antara batas lelah (lentur putar) dengan kekuatan tarikbaja.

[email protected]

Page 48: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

22

Sedangkan untuk logam-logam non ferro (Cu, Ni, Mg,dan lain-lain) memiliki batas lelah sebesar:Se = 0,35 Su (2.9)Perbandingan Kekuatan lelah, Se dan kekuatan tarik,Su disebut rasio kelelahan. Jika pada spesimentersebut memiliki takikan, maka rasio kelelahan akanmenurun hingga 0,2÷0,3. Dengan demikian, semakintinggi kekuatan tarik logam, maka akan semakintinggi pula kekuatan lelahnya. Kekuatan tariktersebut dapat ditingkatkan melalui mekanisme-mekanisme penguatan logam, yaitu antara lain:•Penguatan larutan padat•Penguatan fasa ke-2•Pengutan presipitasi•Penguatan regangan•Dan lain sebagainya

[email protected]

Page 49: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

23

Rasio kelelahan dari batas lelah karenapembebanan aksial hasil eksperimen adalah sebesar0,6÷0,9 dan secara konsevatif diestimasi sebesar:

Se (aksial) ≈ 0,7 Se (bending) (2.10)

Sedangkan rasio kelelahan hasil eksperimendengan uji lelah puntir dan bending atau lentur putaradalah sebesar 0,5÷0,6 dan hubungan tersebut secarateoritis dituliskan:

Se (puntir) ≈ 0,577 Se (bending) (2.11)

[email protected]

Page 50: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

24

2.2.3 Pengaruh Penguatan Larutan Padat

Atom-atom asing akan menyebabkan distorsi kisi sehinggamenghasilkan medan tegangan pada kisi kristal logam yangakan menghambat gerakan dislokasi yang pada akhirnya akanmeningkatkan kekuatan logam termasuk batas lelahnya,apalagi jika atom asing tersebut yang larut padat interstisi,menimbulkan strain aging, maka akan lebih meningkatkanbatas lelah logam seperti yang ditunjukkan pada Gambar. 2.7berikut ini.

Efek atomasing

Strain aging dariatom asing

Logam murni

Gambar. 2.7 Pengaruh unsur paduan/atomasing terhadap batas lelah.

Page 51: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

25

2.2.4 Pengaruh Fasa ke-2

Fasa ke-2 yang keras akan menghalangi gerakan dislokasi sehinggaakan meningkatkan kekuatan logam. Parameter fasa ke-2 yangberpengaruh tersebut adalah: bentuk, ukuran dan distribusinya.

Sebagai contoh baja yang memiliki struktur Ferit-Perlit denganbentuk sementit lamelar dan speroidal, maka kekuatan statiknya relatifsama tetapi batas lelahnya dapat berbeda. Fasa ke-2 dengan bentuklamelar akan memiliki batas lelah yang relatif lebih rendah (Gambar.2.8), hal ini dikaitkan dengan bentuk tersebut akan lebih peka terhadapefek takikan, hal yang serupa terjadi pula pada fasa perlit atau karbidayang kasar, fasa alpha bebas dan austenit sisa.

Sementit speroidal

Sementit lamelarGambar. 2.8 Pengaruh bentuk karbida

terhadap batas lelah.

Page 52: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

26

2.2.5 Pengaruh Pengerasan Regangan

Logam yang dikeraskan atau diperkuat melaluimekanisme pengerasan regangan, akanmeningkatkan kekuatan statik dan sikliknya, hal inidikarenakan penjalaran retakan akan menjadi lebihlambat pada logam yang telah mengalamipengerasan regangan (Gambar 2.9).

Gambar. 2.9 Pengaruh pengerolandingin terhadap kurva S-N baja.

Page 53: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

27

2.2.6 Pengaruh Struktur Mikro

Struktur mikro merupakan satu faktor disamping komposisikimia yang sangat menentukan kekuatan logam, baikkekuatan statik maupun sikliknya (Gambar 2.10). Sebagaicontoh baja yang memiliki struktur Martensit akan memilikikekuatan statik yang relatif tinggi akan tetapi kekuatanlelahnya relatif lebih rendah (karena bersifat getas)dibandingkan baja dengan struktur Martensit temper (karenaada peristiwa strain aging pada ujung retakan). Batas lelahbaja akan lebih tinggi lagi jika struktur yang dimilikinya adalahfasa Bainit.

Gambar. 2.10 Pengaruhstruktur mikro terhadap

rasio kelelahan.

[email protected]

Page 54: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

28

2.2.7 Pengaruh Surface Finish

Kelelahan logam merupakan suatu fenomenapermukaan, sehingga kondisi permukaan (surfacefinish) logam akan sangat mempengaruhi bataslelahnya. Kondisi permukaan tersebut sangatditentukan oleh perlakuan permukaan seperti:• Plating, dimana proses ini akan menghasilkantegangan sisa tarik pada permukaan logam.• Thermal (proses diffusi), seperti karburisasi,nitriding, dan lainnya dapat menimbulkan tegangansisa tekan pada permukaan logam.• Mechanical, misalnya shot peening, dapatmenghasilkan tegangan sisa tekan pada permukaanlogam.

[email protected]

Page 55: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

29

Dengan demikian proses perlakuan permukaan dapatmenghasilkan tegangan sisa ataupun ketidakkontinyuan (takik,fillet, retak) pada permukaan logam yang akan sangatmempengaruhi batas lelah dari logam yang bersangkutan(Gambar 2.11 sampai 2.13). Disamping itu proses perlakuanpermukaan yang dapat menghasilkan kekasaran permukaantertentu pada baja akan menghasilkan suatu faktor koreksipermukaan dari komponen baja seperti yang ditunjukkan padaGambar 2.14 dan 2.15.

Gambar. 2.11 Pengaruh pelapisanchrom terhadap kurva S-N baja

4140.

Page 56: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

30

Gambar. 2.12 Pengaruh pelapisan nikelterhadap kurva S-N baja.

Gambar. 2.13 Pengaruh shot peeningterhadap kurva S-N baja lapis nikel.

Page 57: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

31

Gambar. 2.14 Faktor koreksi kondisipermukaan pada komponen baja.

Gambar. 2.15 Faktor koreksi kekasaranpermukaan (RA : root mean square atau AA :

Arithmetic Average) dan kekuatan darikomponen baja.

[email protected]

Page 58: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

32

Proses elektroplating nikel atau chrom dapatmenyebabkan penurunan kekuatan lelah hingga 60 %dan semakin tebal lapisan akan semakin menurunkankekuatan lelahnya, hal ini disebabkan oleh karenatimbulnya tegangan sisa tarik pada permukaan logamyang dilapis yang relatif cukup tinggi. Solusi untukmenghindari pengaruh buruk dari proses ini adalah:1. Dilakukan proses nitriding sebelum proseselektroplating.2. Dilakukan proses shot peening sebelum atausetelah proses elektroplating.3. Dilakukan proses stress relieving (baja = 260oCdan aluminium = 121oC) setelah proseselektroplating.

[email protected]

Page 59: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

33

Proses elektroplating cadmium dan seng tidak begituberpengaruh terhadap kekuatan lelah, tetapi semua jenisproses elektroplating jika kurang kontrolnya dapatmenimbulkan penggetasan hidrogen yang mempengaruhikekuatan logamnya.

Pada Gambar 2.16 dan 2.17 ditunjukkan skematisdistribusi tegangan sisa pada batang yang dikenaipembebanan lentur (bending) dan beban aksial tarik.

Gambar. 2.16 Tegangansisa pada batang tanpatakikan yang dikenai

beban lentur.

[email protected]

Page 60: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

34

Berdasarkan Gambar 2.16 diatas dapatdijelaskan keadaan tegangan (Gambar 2.16e) padapermukaan batang yang mengalami beban lentur(Gambar 2.16d) yaitu sebagai berikut:1. Pada titik1, permukaan batang mendekati titikluluh dan distribusi tegangan linier (Gambar 2.16a).2. Jika beban lentur meningkat hingga titik 2,permukaan batang mulai mengalami luluh ataudeformasi plastis (Gambar 2.16b).3. Jika momen menurun hingga titik 3, makabatang akan memiliki distribusi tegangan sisa(Gambar 2.16c).

[email protected]

Page 61: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

35

Gambar. 2.17 Tegangansisa pada batang bertakikyang dikenai beban tarik.

Contoh lain dari tegangan sisa ini ditunjukkan pada Gambar. 2.17dari batang pelat yang mengalami beban tarik siklik (Gambar 2.17d)dan dapat dijelaskan sebagai berikut:1. Pada titik 1 akan menyebabkan luluh atau deformasi plastis padaujung takikan dari material (Gambar 2.17b) dan jika bebandihilangkan (titik 2), maka material akan mendapat tegangan sisatekan (Gambar 2.17c).2. Jika terjadi beban siklik (titik 3 dan 4), maka tegangan padaujung retakan akan mengalami siklik pula (Gambar 2.17e).

[email protected]

Page 62: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

36

Metoda lain untuk menghasilkan tegangan sisaadalah dengan pemberian tegangan awal(prestressing atau presetting) yang dapatmenyebabkan peningkatan kekuatan lelah daribatang bertakik dengan pembebanan aksial sepertiditunjukkan pada Tabel 2.3 berikut ini.

Tabel.2.3 Batas lelah daripelat berlubang dengan

pembebanan

[email protected]

Page 63: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

37

Presetting ini umumnya diterapkan pada komponen pegasulir dan pegas daun dimana pemberian beban awal ini harusmemiliki arah yang sama dengan pembebanan kerjanya.Presetting dapat pula menyebabkan penurunan kekuatanlelah 20÷50 % jika diterapkan pada pembebanan lenturputar.

Proses perlakuan permukaan secara thermalmisalnya karburising dan nitriding akan sangatmenguntungkan terhadap ketahanan lelah sepertiyang ditunjukkan pada Tabel. 2.4, hal inidikarenakan proses tersebut menyebabkanpeningkatan kekuatan permukaan material, danmenyebabkan pula timbulnya tegangan sisa tekanpada permukaannya yang disebabkan adanyaperubahan volume. Demikian halnya pada prosesperlakuan permukaan flame dan inductionhardening.

[email protected]

Page 64: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

38

Tabel. 2.4 Pengaruhproses nitriding terhadap

batas lelah.

Selanjutnya proses perlakuan permukaan secaramekanis misalnya shot peening yang menyebabkantimbulnya tegangan sisa tekan pada permukaanmaterial, akan sangat menguntungkan kekuatanatau lelah materialnya. Hal ini ditunjukkan padaGambar. 2.18 dan 2.19 berikut ini.

Gambar. 2.18 Pengaruh proses shotpeening terhadap kurva S-N dari roda gigi

yang dikarburisasi.

Page 65: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

39

Gambar. 2.19 Pengaruh proses shotpeening terhadap batas lelah dari baja baja

kekuatan tinggi.

2.2.8 Pengaruh Ukuran Komponen

Kelelahan merupakan fenomena permukaan, maka akansangat ditentukan oleh ukuran permukaan. Semakin besarukuran maka akan semakin besar pula kemungkinanterjadinya pembentukan awal retaknya, sehingga munculfaktor modifikasi batas lelah karena faktor ini yaitu sebagaiberikut:Csize = 1 jika d ≤ 8 mm (2.12)

Csize = 1,189 d-0,097 jika 8 mm < d ≤ 250 mm (2.13)

Page 66: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

40

Pengaruh ukuran ini berhubungan dengan lapisan tipispermukaan material yang terkena tegangan 95 % atau lebih.Gambar 2.20 menunjukkan semakin besar ukuran akansemakin besar pula volume dari permukaan material yangmengalami tegangannya.

Gambar. 2.20 Gradien tegangan pada spesimenberukuran besar dan kecil.

[email protected]

Page 67: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

41

Pengaruh ukuran ini ditunjukkan pada Tabel 2.5berikut ini:

Tabel. 2.5 Pengaruh ukuran terhadap batas lelah.

[email protected]

Page 68: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

42

Contoh Soal 2.1:

Beberapa batang baja kekuatan tinggi akandipergunakan sebagai lembaran pegas daun, pegastersebut akan bekerja dengan kondisi tegangan zeroto maximum (R=0) dengan 3 titik pembebanan.Lebar batang adalah 1 in dan tebal: 0,145 in.Pilihlah 2 kondisi perlakuan terhadap batangdibawah ini yang akan memberikan umur lelah takberhingga dengan menggunakan persamaanGoodman sebagai perhitungannya.

[email protected]

Page 69: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

43

A. Kondisi as Heat Treated (Quench+Temper):•Kekerasan = 48 HRc (≈ 465 BHN).•Tegangan sisa pada permukaan = 0 ksi.•Kekasaran permukaan (AA) = 24 μin.

B. Kondisi as Shot Peened:•Kekerasan = 49 HRc (≈ 475 BHN).•Tegangan sisa pada permukaan = -80 ksi.•Kekasaran permukaan (AA) = 125 μin.

[email protected]

Page 70: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

44

Jawab:

* Untuk kondisi A:

Kekuatan:Se = 100 ksi (BHN > 400) dan,Su = 0,5 BHN = 0,5 . 465 = 232 ksi

Ukuran luas pelat pegas:A = w t = 1 . 0,145 = 0,145 in2 maka,

Diameter ekuivalennya adalah:A = Л/4 dek

2 = 0,145dek = 0,43 in = 10.92 mm sehingga,

[email protected]

Page 71: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

45

*Faktor modifikasi pengaruh ukuran:Csize = 1,189 d-0,097 = 1,189 (10,92)-0,097 = 0,94

*Faktor modifikasi pengaruh pembebanan adalah 1karena pembebanan berupa lentur atau bending.Karena kekasaran permukaannya = 24 μin, makasesuai dengan Gambar 2.15 dapat diketahui;*Faktor modifikasi pengaruh kekasaran permukaanyaitu sebesar = 0,75

Dengan demikian batas lelah setelahmemperhitungkan faktor-faktor modifikasinyaadalah:S’

e=Se.Csize.CLoad.Csurf finish=100 . 0,94 . 1 . 0,75= 70,5ksi

[email protected]

Page 72: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

46

Maka tegangan yang diijinkan bekerja pada pegastersebut:σa / Se + σm / Su = 1

Untuk pembebanan zero to max atau R=0 maka,σa = σm = σmax / 2 = σ sehingga,σ / Se + σ / Su = 1σ / 70,5 + σ / 232 = 1 maka,σ = 54 ksi sehingga,σmax = 108 ksi

Untuk kondisi A, pegas tersebut dapat bekerja dengan umurtak berhingga dengan siklus tegangan antara 0 ÷ 108 ksi.(aktualnya adalah antara 0 ÷ 100 ksi, dengan demikianperhitungan diatas memiliki faktor kesalahan: 8 %).

[email protected]

Page 73: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

47

•Untuk kondisi B:

Kekuatan:Se = 100 ksi (BHN > 400) dan,Su = 0,5 BHN = 0,5 . 475 = 238 ksiKarena kekasaran permukaannya = 125 μin, makasesuai dengan Gambar. 23 dapat diketahui;

*Faktor modifikasi pengaruh kekasaran permukaanyaitu sebesar = 0,58

Dengan demikian batas lelah setelahmemperhitungkan faktor-faktor modifikasinyaadalah:S’

e=Se.Csize.CLoad.Csurf finish=100 . 0,94 . 1 . 0,58= 54,5ksi

[email protected]

Page 74: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

48

Karena pengaruh tegangan sisa dipermukaan sebesar-80 maka:σa / Se + σm / Su = 1 dan,σa = σm = σmax / 2 = σ sehingga,σ / Se + {(σ-80) / Su} = 1σ / 54,5 + {(σ-80) / 238} = 1 maka,σ = 59,3 ksi sehingga,σmax = 118,6 ksi

Untuk kodisi B, pegas tersebut dapat bekerja dengan umur takberhingga dengan siklus tegangan antara 0÷118,6 ksi.(aktualnya adalah antara 0÷140 ksi, dengan demikianperhitungan diatas memiliki faktor kesalahan: 15 %).

[email protected]

Page 75: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

49

2.3 Pengaruh Proses Pengerjaan

Pada dasarnya setiap ketidakkontinyuan danketidakseragaman pada material akan berpengaruhlangsung terhadap penjalaran retak lelah atauketahanan lelah material, ketidakkontinyuan inidapat berupa takikan dari geometri komponenataupun berupa retakan dan rongga sebagai akibatsuatu proses pengerjaan. Selain ituketidakseragaman yang berupa ketidakmohogenanstruktur ataupun berupa segregasi dari suatuproses pengerjaan akan sangat berpengaruh pulaterhadap ketahanan lelah material.

[email protected]

Page 76: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

50

2.3.1 Pengaruh Proses Pengecoran

Hal-hal yang berpengaruh terhadap ketahanan lelah logamsebagai akibat negatif dari proses pengecoran adalah:• Segregasi (terutama segregasi makro)• Cacat rongga• Porositas• Retak panas• Terak, slag atau inklusi• dan lain-lain

Gambar. 2.21 Cacat-cacat coran.

Page 77: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

51

2.3.2 Pengaruh Proses Pembentukan

Logam hasil proses pembentukan akan memilikibatas lelah yang lebih tinggi dari benda coran, namuncacat-cacat dari suatu proses pembentukan akansangat merugikan pula terhadap batas lelah logamyang dihasilkan. Cacat-cacat tersebut antara lain:•Cacat laps atau seams (berupa lipatan) padapermukaan produk tempa atau roll.•Oksida yang terjebak pada lipatan di permukaanproduk tempa atau roll.•Permukaan yang kasar.•dan lain-lain.

[email protected]

Page 78: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

52

Pada Gambar 2.22, Tabel 2.4 dan Gambar 2.23ditunjukkan pengaruh proses pembentukanterhadap ketahanan lelah baja, dan pada Gambar2.24 ditunjukkan pula pengaruh anisotrop yangdihasilkan dari proses pembentukan logam sertaGambar 2.25 memperlihatkan jenis-jenis cacatproses pembentukan.

Gambar. 2.22 Pengaruh pengerolan dinginterhadap kurva S-N baja.

Page 79: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

53

Tabel. 2.6 Kekuatan lelah pada 105

siklus dari baut baja AISI 8635

Gambar. 2.23 Pengaruhpenempaan terhadap batas lelah

baja.

Page 80: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

54

Gambar. 2.24 Pengaruhanisotrop terhadap ketahanan

patah.

Gambar. 2.25 Cacat-cacat prosestempa dan ekstrusi.

Page 81: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

55

2.3.2 Pengaruh Proses Pengelasan

Proses pengelasan melibatkan pencairan danpembekuan, maka segala jenis cacat-cacat corandapat terjadi didaerah logam las. Sedangkandaerah terpengaruh panas (Heat Affected Zone)dapat terjadi perubahan struktur mikro yangmenghasilkan fasa getas dan butir kasar, hal iniakan sangat merugikan ketahanan lelahsambungan lasan disamping adanya tegangan sisatarik pada daerah tersebut. Pada Gambar 2.26ditunjukkan jenis-jenis cacat lasan.

[email protected]

Page 82: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

56Gambar. 2.26 Cacat-cacat lasan.

Page 83: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

57

2.3.3 Pengaruh Proses Pemesinan

Kondisi permukaan logam sangat berpengaruhterhadap umur lelahnya, permukaan yang kasarmerupakan tempat yang tegangan lokalnya tinggisehingga dapat menjadi lokasi awal retak lelah.Dengan demikian proses pemesinan yangmenentukan kekasaran permukaan logam akanmenentukan pula terhadap ketahanan lelahnyadisamping timbulnya tegangan sisa sebagai akibatdeformasi plastis pada saat pembentukan geramdalam operasi pemesinan tersebut (Gambar. 2.27),bahkan jika tegangan sisa tarik muncul yang cukupbesar seperti dalam proses penggerindaan yangcukup berat, dapat menimbulkan retak rambut(Gambar 2.28).

[email protected]

Page 84: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

58

Gambar. 2.27 Pengaruh prosespenggerindaan terhadap kurva S-N

baja.

Gambar. 2.28 Cacat-cacat prosespemesinan.

Page 85: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

59

2.3.5 Pengaruh Proses Perlakuan Panas

Pengaruh dari proses perlakuan panas yang dapat menurunkankekuatan lelah adalah:•Over heating yang menyebabkan butir kasar.•Over heating yang menyebabkan pencairan fasa bertitik cairrendah.•Retak quench.•Tegangan sisa•Dekarburisasi (Tabel 2.7).•dan lain-lain.

Tabel. 2.7 Pengaruhdekarburisasi terhadap batas

lelah.

[email protected]

Page 86: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

60

2.4 Pengaruh Temperatur Operasi

Pada temperatur tinggi, kekuatan logam akanmenurun sehingga deformasi plastis akan lebihmudah terjadi dan batas lelah menjadi tidak jelas(hilang) yang disebabkan oleh karena pengaruhmobilitas dislokasi (lihat Gambar 2.29).

RoomTemperature

HighTemperature(750oC)

Gambar 2.29. Pengaruh temperaturterhadap batas lelah baja.

Page 87: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

61

2.5 Pengaruh Kondisi Lingkungan

Kondisi lingkungan yang korosif akan menyerangpermukaan logam dan menghasilkan lapisan oksidaatau produk korosi. Umumnya oksida adalah sebagailapis lindung dan dapat mencegah kerusakan korosiselanjutnya, tetapi pembebanan siklik dapatmenyebabkan pecahnya lapisan tersebut dankerusakan korosi berikutnya sehingga timbul korosisumuran yang berfungsi sebagai takikan. Hal itulahyang menyebabkan penurunan kekuatan lelah,pengaruh lingkungan korosif ini menurunkankekuatan lelah logam hingga 10 % serta dapatmenyebabkan batas lelah menjadi tidak jelas (hilang)seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.30, 2.31 danTabel 2.8 dan 2.9 berikut ini.

[email protected]

Page 88: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

62

Gambar 2.30. Pengaruh lingkunganterhadap kurva S-N baja.

Gambar 2.31. Pengaruhkekuatan tarik terhadap korosi-

lelah berbagai jenis baja.

Page 89: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

63

Tabel. 2.9 Pengaruh perlakuan permukaan terhadap korosi-lelah baja.

Tabel. 2.8 Kekuatan lelah baja pada beberapa kondisi lingkungan.

[email protected]

Page 90: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

64

Gambar. 2.32 Pengaruh lingkungan dan variabel metalurgis lainnya terhadapbatas lelah.

[email protected]

Page 91: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

65

Tugas:

2.1 Batang silinder berdiameter 2,5 in dan memilikikekasaran permukaan 125 μ in terbuat dari bahanbaja AISI 1035 dengan kekuatan tarik, Su = 92 Ksi.Tentukanlah beban yang akan menghasilkan umurtak berhingga untuk kondisi: pembebanan aksialbolak-balik (R=-1) dan pembebanan puntir bolak-balik (R=-1).2.2 Gambarlah grafik hubungan antara kekuatanlelah, Se dengan kekuatan tarik, Su dengan berbagaikondisi permukaan hasil perlakuan proses: HotRolling, Machining, Forging dan Poleshing.(Gunakanlah Gambar. 2.14).

[email protected]

Page 92: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

66

2.3 Suatu baja paduan memiliki kekuatan tarik, Su =100 ksi. Baja tersebut diproses shot peening sehinggamenghasilkan tegangan sisa -50 ksi yangmenyebabkan peningkatan kekerasan dari 200 BHNmenjadi 250 BHN serta peningkatan kekasaranpermukaan dari 5 menjadi 50 μ in. Estimasilahkekuatan lelah baja tersebut sebelum dan setelahperlakuan shot peening.2.4 Poros baja kondisi A hasil proses pemesinan akandiganti oleh poros baja kondisi B hasil proses forging.Tentukanlah diameter dari poros pengganti tersebutyang akan dipakai pada pembebanan puntir bolak-balik yang menghasilkan umur 106 siklus.Poros A: Su = 80 KsiSurface finish, AA = 125 μ in (machined)Diameter = 1,5 inPoros B: Su = 90 KsiSurface finish, AA = as forged

Page 94: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

SesiKe-

Pokok Bahasan Hasil Pembelajaran Penilaian Hasil PembelajaranMetode

Penilaian

01Karakteristik

kelelahan logamMahasiswa mengetahui dan memahamikegagalan patah lelah pada komponen logam.

Mahasiswa mampu menjelaskankarakteristik dari patah lelah yangterjadi pada komponen logam.

ჱ Tugasჱ UTSჱ UAS

02Aspek metalurgipada kelelahan

logam

Mahasiswa mengetahui dan memahami aspekmetalurgi yang mempengaruhi perilakukelelahan pada logam.

Mahasiswa mampu menjelaskan aspekmetalurgi yang mempengaruhiperilaku kelelahan logam.

03 batas lelah logamMahasiswa mengetahui dan memahami bataskelelahan logam serta cara menentukannya.

Mahasiswa mampu menjelaskan bataskelelahan logam serta caramenentukannya.

04 Konsep S-N

Mahasiswa mengetahui dan memahamihubungan antara tegangan (S) yang bekerjapada komponen logam dengan umur (N)komponen tersebut.

Mahasiswa mampu menghitungtegangan yang bekerja pada komponenlogam serta mampu memprediksiumur komponen tersebut berdasarkanKonsep S-N.

05 Konsep -N

Mahasiswa mengetahui dan memahamihubungan antara regangan () yang bekerjapada komponen logam dengan umur (N)komponen tersebut.

Mahasiswa mampu menghitungtegangan dan regangan yang bekerjapada komponen logam serta mampumemprediksi umur komponen tersebutberdasarkan konsep -N.

06Pengaruh takikan

pada perilakukelelahan logam

Mahasiswa mengetahui dan memahamipengaruh takikan ataupun geometrikomponen terhadap kegagalan lelah.

Mahasiswa mampu menjelaskan danmenghitung pengaruh takikan ataupungeometri komponen terhadap umurlelahnya.

07Penjalaran retak

lelahMahasiswa mengetahui dan memahamikonsep penjalaran retak lelah.

Mahasiswa mampu menjelaskan dankonsep penjalaran retak lelah sertamampu memprediksi umur lelahberdasarkan konsep tersebut. 2

[email protected]

Page 95: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

Konsep tegangan-siklus (S-N) merupakan pendekatanpertama untuk memahami fenomena kelelahanlogam. Konsep ini secara luas dipergunakan dalamaplikasi perancangan material dimana tegangan yangterjadi dalam daerah elastik dan umur lelah cukuppanjang. Metoda S-N ini tidak dapat dipakai dalamkondisi sebaliknya (tegangan dalam daerah plastisdan umur lelah relatif pendek), hal ini dapat dilihatpada Gambar 3.1. Umur lelah yang diperhitungkandalam metoda S-N ini adalah umur lelah tahap I(inisiasi retak lelah) dan umur lelah II (propagasiretakan).

Page 96: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

4

HCS=High Cycles Stress/Strain LCF=Low Cycles Fatigue

LCS=Low Cycles Stress/Strain PCS=Plastic Cycles Strain

HCF=High Cycles Fatigue ECS=Elastic Cycles Strain

HCF atau ECSLCF atau PCS

LCF

HCF Total = Elastic and Plastic

Elastic

Plastic

Gambar. 3.1 Pembagian daerah umur lelah dalam kurva S-N.

Page 97: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

Batas daerah pada Gambar 41 tersebut diatas adalahantara 10÷105 tergantung jenis materialnya (baja:±104 siklus).

Dasar dari metoda S-N ini adalah diagram Wohleratau diagram S-N yang secara experimen didapat daripengujian lelah lentur putar dengan tegangan yangbekerja berfluktuasi secara sinusiodal antarategangan tarik dan tekan, sebagai contoh adalah padapengujian R.R Moore dengan 4 titik pembebanan padafrekwensi 1750 rpm terhadap spesimen silindrisberdiameter 0,25÷0,3 in. Kurva hasil pengujian iniditunjukkan pada Gambar 3.2, 3.3 dan 3.4 berikut ini.

Page 98: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

Gambar. 3.2 Kurva S-Nbaja AISI 1045.

Gambar. 3.3 Kurva S-N aluminium 2024-T4.

Page 99: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 7

Gambar. 3.4 Kurva S-N beberapa baja yang diplotdalam rasio Se/Su.

Page 100: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 8

Kekuatan lelah atau batas lelah (endurancelimit), Se adalah tegangan yang memberikanumur tak berhingga. Sebagai Contoh padanilai batas lelah baja AISI 1045 seperti yangditunjukkan pada Gambar 3.2 diatas yaitusebesar 50 ksi. Kebanyakan jenis baja dengankekuatan tarik dibawah 200 ksi memiliki nilaibatas lelah sebesar 0,5 dari kekuatantariknya, hal ini ditunjukkan pada Gambar 2.7dan Gambar 3.4 diatas.

Page 101: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 9

Tegangan dibawah batas lelah akan menyebabkanlogam aman terhadap kelelahan, hal ini disebabkankarena gerakan dislokasinya akan terhambat olehatom-atom asing interstisi sehingga tidak akanmenghasilkan PSB (Presistant Slip Band). Batas lelahlogam-logam BCC (Body Centered Cubic) akan tidakjelas sehingga kurvanya menjadi kontinyu jikamengalami kondisi sebagai berikut:

Over load periodik (sehingga dislokasi mengalamiunlock atau unpin).Lingkungan yang korosif.Temperatur tinggi (sehingga mobilitas dislokasitinggi).

Page 102: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

10

Pada logam-logam FCC (Face centered Cubic), bataslelahnya tidak jelas atau kurvanya kontinyu (Gambar3.5), sehingga kekuatan lelahnya ditentukan dari nilaitegangan yang memberikan umur: 5X108 siklus.

BCC Metals

FCC Metals

Gambar. 3.5 Perbandingan kurva S-N pada logam BCC dan FCC.

Page 103: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

11

Kurva S-N baja dapat diestimasi dari rasio kelelahanseperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7 dan 3.4yaitu ditunjukkan pada Gambar 3.6 berikut ini.

Gambar. 3.6 Estimasi kurva S-N untuk Baja.

Page 104: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 12

Hubungan tegangan siklik, S dan umur lelah, N(siklus):S = 10C Nb (untuk: 103 < N < 106) (3.1)atau:N = 10-C/b S1/b (untuk: 103 < N < 106) (3.2)

Eksponen C dan b ditentukan sebagai berikut:b = - 1/3 log (S1000/Se) (3.3)C = log {(S1000)

2/Se} (3.4)

Page 105: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 13

Batas lelah:Se = 0,5 Su (Su ≤ 200 ksi atau 1379 Mpa)

(3.5)Se = 0,25 BHN (BHN ≤ 400) (3.6)Se = 100 ksi atau 689,5 Mpa (3.7)

(Su > 200 ksi atau 1379 Mpa)

Tegangan siklik yang menghasilkan umur 1000 siklus:S1000 = 0,9 Su (3.8)

Estimasi hubungan S-N (untuk: 103 < N < 106)adalah:S = 1,62 Su N-0,085 (3.9)atauS = 0,81 BHN N-0,085 (3.10)

Page 106: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

14

Berdasarkan persamaan garis lurus(Y=mX+C) dari Gambar 3.6 diatas, estimasihubungan S-N (untuk: 103 < N < 106 atauSe<S<S1000) adalah:

S=-[(S1000 – Se)/(106 – 103)] N + S1000

=-(S1000 – Se) 10-6 N + S1000

=-(0,9 Su – 0,5 Su) 10-6 N + 0,9 Su

=-0,4 Su 10-6 N + 0,9 Su

=Su (0,9 – 0,4 10-6 N)

S/Su=k=0,9 – 0,4 10-6 N0,4 10-6 N = 0,9 – k

Page 107: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

15

maka:

N = [(0,9-k)/0,4] 106 (3.11)

Untuk N>106 siklus:Sa/Sb = (Nb/Na)

R (3.12)

dimana:Sa = Kekuatan lelah pada umur Na

Sb = Kekuatan lelah pada umur Nb

Na = Umur lelah pada kekuatan lelah Sa

Nb = Umur lelah pada kekuatan lelah Sb

R = Rasio tegangan = σmin / σmax

[email protected]

Page 108: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 16

Pada tegangan siklik, S atau SN sebesar teganganpatah sebenarnya, σf maka umur lelah adalahsebesar 1 atau ¼ siklus.

Hubungan tegangan maksimum, σmax dengan bataslelah dan kekuatan tarik, dapat dirumuskan sebagaiberikut:

σmax = (2 Se Su) / {Se + Su + R (Se – Su)} (3.13)

Page 109: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

17

Contoh Soal 3.1:

Suatu komponen baja dengan Su = 150 ksidan Se = 60 ksi mengalami pembebanan siklikdengan tegangan maksimum 110 ksi dantegangan minimum 10 ksi. Denganmenggunakan persamaan Goodman, tentukanumur komponen baja tersebut.

Jawab:σmax = 110 Ksiσmin = 10 Ksiσa = ( 110 – 10 ) : 2 = 50 Ksiσm = (110 + 10 ) : 2 = 60 Ksi

Page 110: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

18

dari persamaan Goodman:σa /Se + σm /Su = 1σa /SN + σm /Su = 150/SN + 60/150 = 1SN = 83 Ksi

Jika diplot pada Diagram haigh:

Su=15060

83

Se=0,5Su=60

S1000=0,9Su=110

σm

σa

Page 111: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

19

Maka umur komponen akan berada pada siklus antara103 ÷ 106 dengan nilai tegangan siklik sebesar 83 Ksi.

Jika diplot pada Diagram S-N:

S (Ksi)

N (siklus)

110

83

60

103 106

Page 112: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 20

dapat dihitung berdasarkan persamaanS-N:

S = 1,62 . Su . N-0,085

83 = 1,62 . 150 . N-0,085

N = 3,1 . 105 Siklus

Page 113: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 21

Contoh Soal 3.2:

Suatu batang komponen baja dengankekuatan tarik, Su = 114 Ksi memiliki lebar 1inch dan tebal ¼ inch dan pada kedua sisinyaterdapat takikan ½ lingkaran dengan radius1/10 inch.Tentukan umur lelah komponen tersebut jikadikenai beban berulang (R=-1) denganamplitudo beban 10 Kips.

Page 114: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 22

Jawab.

Penampang sisa, Anet = ¼ . 0,8 = 0,2 in2

Maka:Snet = P/Anet = 10 Kips / 0,2 in2 = 50 Ksi

Berdasarkan persamaan S-N, sehingga:S = 1,62 . Su . N-0,085

50 = 1,62 . 114 . N-0,085

N = 4,7 . 106 Siklus

Page 116: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

3.1 Baja dengan kekuatan tarik, Su = 100 Ksi.Prediksikanlah tegangan siklik yang diijinkan yangakan memberikan umur: 103 dan 106 siklus. Ulangiprediksi tersebut untuk baja dengan kekuatan tarik220 Ksi. Gambarkan pula skematis kurva S-N nya.

3.2 Estimasikanlah kekerasan minimum (BHN) daribaja yang akan dipakai sebagai suatu komponenyang mendapat tegangan siklik ± 100 Ksi dan harusberumur 500.000 siklus.

3.3 Estimasikanlah umur lelah (dalam siklus) yangdirencanakan terhadap komponen: batang torak padamesin otomotif, handle rem sepeda motor dan engselpintu. Berikanlah penjelasannya.

Page 117: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

3.4 Suatu baja dengan kekuatan tarik, Su = 70 Ksidan kekuatan lelah, Se = 33 Ksi. Tentukanlahtegangan maksimum (zero to max, R = 0) yangmemberikan umur lelah: 103 dan 106 siklus.Gunakanlah persamaan Goodman dalam prediksitersebut.

3.5 Suatu komponen mengalami tegangan siklik:σmax = 75 Ksi dan σmin = -5 Ksi. Jika komponentersebut terbuat dari baja dengan kekuatan tarik, Su

= 100 Ksi, prediksikanlah umur lelahnya.

3.6 Pendekatan lain dalam memprediksi umur lelahadalah dengan persamaan Basquin (1910):

σa = (σf - σm) (2Nf)b

Page 118: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

dimana:σf = kekuatan patah sebenarnya (true fracturestrength)b = eksponen kekuatan lelah2Nf = umur kegagalan (cycles to failure)

Jika Su = 75 Ksi, σf = 120 Ksi dan b = -0,085.Tentukanlah tegangan siklik yang diijinkan (σa) yangdapat bergabung dengan σm sebesar 40 ksi danmemberikan umur lelah 5.105 siklus. Bandingkan pulahasilnya jika prediksi dilakukan melalui persamaanGoodman.

Page 120: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

SesiKe-

Pokok Bahasan Hasil Pembelajaran Penilaian Hasil PembelajaranMetode

Penilaian

01Karakteristik

kelelahan logamMahasiswa mengetahui dan memahamikegagalan patah lelah pada komponen logam.

Mahasiswa mampu menjelaskankarakteristik dari patah lelah yangterjadi pada komponen logam.

ჱ Tugasჱ UTSჱ UAS

02Aspek metalurgipada kelelahan

logam

Mahasiswa mengetahui dan memahami aspekmetalurgi yang mempengaruhi perilakukelelahan pada logam.

Mahasiswa mampu menjelaskan aspekmetalurgi yang mempengaruhiperilaku kelelahan logam.

03 batas lelah logamMahasiswa mengetahui dan memahami bataskelelahan logam serta cara menentukannya.

Mahasiswa mampu menjelaskan bataskelelahan logam serta caramenentukannya.

04 Konsep S-N

Mahasiswa mengetahui dan memahamihubungan antara tegangan (S) yang bekerjapada komponen logam dengan umur (N)komponen tersebut.

Mahasiswa mampu menghitungtegangan yang bekerja pada komponenlogam serta mampu memprediksiumur komponen tersebut berdasarkanKonsep S-N.

05 Konsep -N

Mahasiswa mengetahui dan memahamihubungan antara regangan () yang bekerjapada komponen logam dengan umur (N)komponen tersebut.

Mahasiswa mampu menghitungtegangan dan regangan yang bekerjapada komponen logam serta mampumemprediksi umur komponen tersebutberdasarkan konsep -N.

06Pengaruh takikan

pada perilakukelelahan logam

Mahasiswa mengetahui dan memahamipengaruh takikan ataupun geometrikomponen terhadap kegagalan lelah.

Mahasiswa mampu menjelaskan danmenghitung pengaruh takikan ataupungeometri komponen terhadap umurlelahnya.

07Penjalaran retak

lelahMahasiswa mengetahui dan memahamikonsep penjalaran retak lelah.

Mahasiswa mampu menjelaskan dankonsep penjalaran retak lelah sertamampu memprediksi umur lelahberdasarkan konsep tersebut. 2

[email protected]

Page 121: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

Metoda ε-N didasarkan pada observasi terhadapbanyak komponen yang merupakan respon materialpada lokasi-lokasi kritis (takikan). Metoda ε-N inimemprediksi umur lelah tahap I (pembentukkan awalretak) saja, hal ini berbeda dengan metoda S-N yangmemprediksi umur lelah tahap I dan II (penjalaranretak). Pada kondisi pembebanan rendah(HCF/LCS/ECS) akan menghasilkan Load ControlledTest (S-N) dan Strain Controlled Test (ε-N) yangequivalen. Metoda ε-N ini merupakan suatu metodayang sangat berguna untuk mengevaluasi umur lelahdari komponen yang memiliki takikan.

Page 122: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

4

4.1 Perilaku Material4.1.1 Perilaku Tegangan-Regangan Monotonik

Suatu pengujian tarik monotonik pada spesimen uji,pada umumnya adalah untuk menentukan perilakutegangan-regangan teknis dari suatu material(Gambar 4.1).

(a)

(b)

Gambar 4.1 (a)Spesimen uji tariksebelum dan padasaat terdeformasi.(b) perbandingantegangan-reganganteknis dansebenarnya.

Page 123: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

Keterangan Gambar 4.1 diatas adalah:P=bebanlo=panjang awaldo=diameter awalAo=luas penampang awall=panjang sebenarnyad=diameter sebenarnyaA=luas penampang sebenarnya

Persamaan tegangan-regangan:Tegangan teknis, S = P/Ao (4.1)Regangan teknis, e = ∆l/lo = (l-lo)/lo (4.2)Tegangan sebenarnya, σ = P/A (4.3)Regangan sebenarnya, ε = ∫l dl/l = ln l/lo (4.4)

lo

Page 124: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

6

Hubungan tegangan-regangan teknis dan sebenarnya:∆l= l-lol=lo - ∆lmaka, ε=ln [(lo+∆l)/lo] = ln (1+∆l/lo) = ln (1+e)

(4.5)

Hubungan tersebut berlaku sampai titik maksimum(necking) dimana pada daerah tersebut deformasiyang terjadi secara homogen sehingga berlaku pulahubungan volume konstan. Maka hubungan teganganteknis dan sebenarnya pada daerah ini adalah:Ao lo = AlAo /A = l/loε = ln l/lo = ln Ao/A = ln (1+e)S = F/Ao

σ = F/Ao = S Ao /A = S (1+e) (4.6)

Page 125: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

7

Regangan total yang terjadi pada saat deformasiadalah jumlah dari regangan elastis dan reganganplastis.εt = εe + εp (4.7)

secara skematis, regangan total ini ditunjukkan padaGambar 4.1 dibawah ini.

Gambar 4.2 Regangan elastis dan plastis.

Page 126: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 8

Hubungan tegangan-regangan pada daerah elastis,dinyatakan oleh persamaan Hooke:εe = σ/E (4.8)

dimana, E=Modulus elastisitas.

Sedangkan hubungan tegangan-regangan plastis,mengikuti persamaan tegangan alir sebagai berikut:σ = K εp

n

εp = (σ/K)1/n (4.9)

dimana, K=keofisien kekuatann=exponen pengerasan regangan:

Su/Sy = (n/offset)n exp (-n)

Page 127: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 9

Dari hubungan tegangan-regangan pada titik patah(fracture):σf = Ff/Af

εf = ln Ao/Af = ln 1/(1-q)σf = K εf

n

maka, K = σf/εfn (4.10)

sehingga:εp = [σ/ (σf/εf

n )]1/n= [(σ εfn)/ σf]

1/n = εf (σ/σf)1/n

(4.11)

dari Persamaan 4.7 dan 4.8 maka:εt = σ/E + (σ/K)1/n (4.12)

Page 128: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

10

4.1.2 Perilaku Tegangan-Regangan Siklik

Kurva tegangan-regangan monotonik telah lamadipergunakan dalam menentukan parameter desainuntuk membatasi tegangan-tegangan yang terjadipada struktur teknik dan komponen yang mengalamipembebanan statis. Demikian halnya dengan kurvategangan-regangan siklik, adalah dipergunakan untukmemperkirakan ketahanan struktur dan komponenyang mengalami pembebanan siklik atau dinamis(beban berubah-ubah atau berulang-ulang).

Gambar 4.3 menunjukkan kurva histerisis loopsebagai respon material terhadap pembebanan siklik.

[email protected]

Page 129: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

11

Gambar 4.3 Diagram histerisis (hysteresis loop).

Page 130: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

12

Tegangan-regangan amplitudo:εa = ∆ε/2 (4.13)σa = ∆σ/2 (4.14)

Regangan total:∆ε = ∆εe + ∆εp (4.15)

Regangan amplitudo total:∆ε/2 = ∆εe/2 + ∆εp/2 (4.16)Dengan substitusi dari hukum Hooke, maka:∆ε/2 = ∆σ /2 + ∆εp/2 (4.17)

Page 131: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

13

4.1.2 Perilaku Transient: Regangan Siklik Hardeningdan Regangan Siklik Softening

Respon tegangan regangan dari logam, seringkaliberubah secara drastis pada pembebanan siklik.Perubahan ini tergantung pada kondisilogamnya (hardening dan tempering atauannealing) yang meliputi:

• Cyclically harden• Cyclically soften• Stabil• Campuran antara soften dan harden

Pada Gambar 4.4 ditunjukkan respon tegangan darisuatu material yang mengalami pembebananregangan (b) dan respon regangan-reganganuntuk dua siklus (c). Pada gambar tersebutterlihat peningkatan tegangan pada setiapsiklus regangan, sebaliknya penurunantegangan dari siklik sotening diperlihatkan padaGambar 4.5.

Page 132: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 14

Gambar 4.4 Siklik hardening: (a)Amplitudo regangan konstan. (b)

Respon tegangan. (c) Respontegangan-regangan siklik.

Gambar 4.4 Siklik softening: (a)Amplitudo regangan konstan. (b)

Respon tegangan. (c) Respontegangan-regangan siklik.

Page 133: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 15

Respon tegangan-regangan siklik untuk terjadinyasiklik hardening atau softening adalah tergantungpada kestabilan substruktur dislokasinya, secaraumum:Pada material lunak, awalnya kerapatan dislokasinyarendah, dengan adanya cyclic plastic straining makakerapatan dislokasinya akan meningkat sehinggamenjadi bertambah keras atau kuat (siklik hardening).Pada material keras, adanya cyclic plastic strainingakan menyebabkan terjadinya pengturan dislokasisehingga menurunkan ketahanan terhadap deformasi(siklik softening).

Page 134: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 16

Manson memprediksi fenomena siklik hardening atau softeningdari suatu material berdasarkan sifat-sifat monotoniknya(Gambar 4.6), yaitu:•σuts / σys > 1,4 maka material akan mengalami siklik hardening.•σuts / σys < 1,2 maka material akan mengalami siklik softening.

Perilaku siklik ini dapat pula diprediksi bedasarkan nilaieksponen pengerasan regangan monotonik, yaitu:•n > 0,2 maka material akan mengalami siklik hardening.•n < 0,1 maka material akan mengalami siklik softening.Pada umumnya perilaku siklik hardening atau softening terjadihanya pada awal kelelahan (±20÷40% umur lelah) danselanjutnya adalah stabil (±50% umur lelah).

Page 135: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

17

Gambar 4.6 Kurva tegangan-regangan siklik dan monotonik.

Page 136: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

4.2 Hubungan Tegangan-Regangan siklikSeperti halnya dalam kondisi monotonik, makahubungan tegangan-regangan pada kondisi siklik daptdinyatakan sebagai berikut:σ = K’ εp

n’ (4.18)dimana, σ =tegangan amplitudo

K’=konstanta tegangan siklikεp=regangan plastis siklikn’=koefisien pengerasan regangan siklik, ditentukan

dari plot log-log tegangan-regangan siklik, secaraumum untuk logam besarnya adalah: 0,1÷0,25 rata-rata: 0,15sehingga:εp = (σ/K’)1/n (4.19)maka sesuai dengan Persamaan (4.7) dan (4.12):ε = σ/E + (σ/K’)1/n’ (4.20)

Page 137: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

19

Gambar 4.7 Plot log-logtegangan-regangansiklik.

dan regangan amplitudonya sesuai denganPersamaan (4.16) yaitu:∆ε/2 = ∆σ/2E + (∆σ/2K’)1/n’ (4.21)

Atau total regangannya adalah:∆ε = ∆σ/E + 2(∆σ/2K’)1/n’ (4.22)

Page 138: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 20

Contoh Soal 4.1:Material dengan sifat-sifat mekanik sebagai berikut:E=30. 103 ksin’=0,202K’=174,6 ksiMaterial tersebut dikenai regangan berulang (fullyreversed) dengan range regangan, ∆ε=0,04.Tentukan respon tegangan-regangan dari materialtersebut.

Jawab:Gambar dibawah ini menunjukkan sejarahregangannya, pada pembebanan awal (titik. 1):

ε1 = σ1/E + (σ1/K’)1/n’

0,02= σ1/30.103 + (σ1/174,6)1/0,202

σ1=77,1 ksi

Page 139: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 21

Regangan amplitudo:∆ε = ∆σ/E + 2(∆σ/2K’)1/n’

0,04= ∆σ/30.103 + 2(∆σ/(2. 174,6))1/0,202

∆σ=154,2 ksiTegangan pada titik. 2:ε2 = ε1 - ∆ε = 0,02 – 0,04 = -0,02σ2 = σ1 - ∆σ = 77,1 – 154,2 = -77,1 ksi

Page 140: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

4.3 Kurva ε-N (Regangan-Siklus)

Tahun 1910, Basquin meneliti bahwa data S-N(regangan elastik) dapat di plot secaralinier dalam skala log-log:

∆σ/2 = σ’f (2Nf)b (4.23)

dimana, ∆σ/2 =amplitudo teganganσ’f =konstanta kekuatan (tegangan) lelah

2Nf =jumlah siklus kegagalan (1putaran=1/2 siklus)

b =eksponen kekuatan (tegangan) lelahatau eksponen Basquin=-0,05÷-0,12 ;rata-rata=-0,085

Page 141: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

Pada tahun 1950-an, Coffin dan Manson (sendiri-sendiri) menemukan data εp-N juga linier dalamkoordinat log-log:

∆εp/2 = ε’f (2Nf)c (4.24)

dimana, ∆εp/2 =amplitudo regangan plastisε’f =konstanta keuletan (regangan) lelah

(untuk logam ulet≈1 dan untuk logam keras≈0,5)c =eksponen keuletan (regangan) lelah=

-0,5 (Coffin, untuk logam keras) ÷ -0,7(Manson,untuk logam ulet), rata-rata= -0,6 (Manson)

Page 142: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected]

Sehingga amplitudo regangannya sesuai denganPersamaan (4.16) dan (4.17) adalah:

∆ε/2 = σ’f/E (2Nf)b + ε’f (2Nf)

c (4.25)

Persamaan (4.25) diatas jika di plot dalam sebuahdiagram menghasilkan kurva seperti yangditunjukkan pada Gambar 4.8 (a) berikut ini.

Page 143: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 25

(a) (b)

Gambar 4.8 Kurva ε-N.

Page 144: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 26

Umur transisi (Gambar 4.8 (b)) yang merupakanumur regangan elastis sama dengan umur reganganplastis dapat ditentukan sebagai berikut:

∆εe/2 = ∆εp/2σ’f/E (2Nf)

b = ε’f (2Nf)c dimana 2Nf=2Nt

2Nt = (ε’f E / σ’f )1/b-c (4.26)

Berdasarkan Gambar 4.8 (b), dapat ditunjukkanbahwa jika kekuatan atau kekerasan materialmeningkat maka umur transisi akan menurun. Hal inidiperlihatkan pula pada Gambar 4.9 berikut ini.

Page 145: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 27

Gambar 4.9 Kurva ε-N untuk baja karbon medium kondisi quenchingdan normalizing

Page 146: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 28

Pada baja karbon medium yang dinormalising(relatif ulet): 2Nt=90.000 siklus dan jikadalam kondisi dikeraskan (queching) akanmemiliki 2Nt=15 siklus. Dengan demikianuntuk regangan tertentu pada kondisiquenching akan memberikan umur lelah yanglebih lama pada daerah pembebananregangan elastis atau siklus lelah tinggi.Sebaliknya pada kondisi normalising akanmemberikan umur lelah yang lebih lama padapembebanan regangan plastis atau sikluslelah rendah (lihat Gambar 3.1).

Page 147: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 29

Contoh Soal 4.2:

Berikut ini diberikan data sifat mekanik monotonikdan siklik dari suatu spesimen baja yang dipoles,yaitu:Data monotonik.

Sy = 158 ksiSu = 168 ksiE = 28,4 X 103 ksiσf = 228 ksiq = 52 %εf = 0,734

Page 148: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 30

Data siklik:

Page 149: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 31

Tentukanlah konstanta tegangan-regangandan regangan-siklus (K’, n’, σ’f , b, ε’f , c)untuk baja tersebut.

Jawab:Menentukan σ’f dan b dengan menggunakanhubungan antara tegangan amplitudo dengansiklus kegagalan (dari data siklik):∆σ/2 = σ’f (2Nf)

b

Menentukan ε’f dan c dengan menggunakanhubungan antara amplitudo regangan plastisdengan siklus kegagalan (dari data siklik):∆εp /2 = ε’f (2Nf)

c

Page 150: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

32

maka sifat-sifat sikliknya adalah:σ’f = 222 ksi (berdasarkan pendekatan = 228 ksi)b = -0,076 (berdasarkan pendekatan = -0,085)ε’f = 0,811 (berdasarkan pendekatan = 0,734)c = -0,732 (berdasarkan pendekatan = -0,6)

Kurva regangan-siklus berdasarkan data siklik:

Page 151: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 33

Menentukan K’ dan n’ dengan menggunakanhubungan antara tegangan amplitudo denganamplitudo regangan plastis:σ = K’ (εp)

n’

maka menghasilkan sifat-sifat siklik:K’ = 216 ksin’ = 0,094

atau dapat ditentukan pula melaluipersamaan:

K’ = σ’f / (ε’f)n’ = 227 ksi dan

n’ = b/c = 0,104

Page 152: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 34

Contoh Soal 4.3:

Suatu batang komponen baja dengankekuatan tarik, Su = 114 Ksi memiliki lebar 1inch dan tebal ¼ inch dan pada kedua sisinyaterdapat takikan ½ lingkaran dengan radius1/10 inch.Tentukan umur lelah komponen tersebut jikadikenai beban berulang (R=-1) denganamplitudo beban 10 Kips.

Page 153: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 35

Jawab.

Penampang sisa, Anet = ¼ . 0,8 = 0,2 in2

Maka:Snet = P/Anet = 10 Kips / 0,2 in2 = 50 Ksi

Berdasarkan persamaan ε-N:∆ε/2 = σ’f (2Nf)

b + ε’f (2Nf)c

b=-0,085 (diambil nilai rata-ratanya)c =-0,6 (diambil nilai rata-ratanya)σ’f≈ σf ≈ Su+50 (ksi) = 114+50=164 ksiε’f≈ εf =ln 1/(1-q)=1(diambil untuk logam ulet)

Page 154: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 36

∆ε = ∆σ/E + 2(∆σ/2K’)1/n’

∆σ=σmax- σmin=50-(-50)=100 ksin’ ≈ n atau n’=b/c=-0,085/-0,6=0.142K’= σ’f/ε’f

n’=154 ksi

maka:∆ε = 100/30.103 + 2(100/(2. 154))1/0,142 = 0,0042sehingga:∆ε/2 = σ’f/E (2Nf)

b + ε’f (2Nf)c

0,0021= (164/30.103) (2Nf)-0,085 + 1 (2Nf)

-0,6

maka:2Nf = 70.000 siklus (dihitung dengan teknik iterasi)Umur tersebut merupakan umur fatik tahap satuyaitu pada tahap pembentukan awal retak.

Page 156: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 38

4.1 Suatu logam memiliki sifat mekanikmonotonik sebagai berikut:E=193 GpaSu=650 MpaSy=325 MpaPada kondisi pembebanan siklik, apakahmaterial akan bertambah keras ataubertambah lunak?Hitung regangan yang dicapai pada ½ sikluspertama untuk tegangan amplitudo 200 Mpa.Tentukan regangan total (stabil) danamplitudo regangan untuk teganganamplitudo 200 Mpa.

Page 157: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

39

4.2 Berikut ini disampaikan kurva beban-pertambahan panjang dari material kuningan dengannilai modulus elastisitas, E = 100 Gpa dan datalainnya sebagai berikut:Panjang awal, lo = 167 mmDiameter awal, do = 3,17 mmDiameter akhir (pada daerah necking), df = 2,55 mmTentukanlah:•kekuatan luluh (0,2 % offset), Sy.•Kekuatan tarik, Su.•Prosentase reduksi penampang, % RA.•Regangan patah sebenarnya, εf.•Kekuatan patah sebenarnya, σf.•Konstanta tegangan, K.•Eksponen pengerasan regangan,n.•Tegangan sebenarnya pada beban maksimum.•Regangan sebenarnya pada beban maksimum.

Page 158: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 40

Page 159: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

41

4.3 Berikut ini disampaikan data sifat mekanikmonotonik beberapa logam-logam teknik.

Page 160: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

42

Manakah diantara logam-logam tersebut yang akanmengalami siklik hardening, softening atau stabil?

Tunjukkan pula dari logam-logam tersebut yangmenjadi pilihan terbaik untuk menentukan:•Beban tarik maksimum (batang halus).•Perpanjangan seragam maksimum sebelum neckingpada saat pembebanan tarik.•Energi maksimum yang diperlukan dari batang halusuntuk terjadinya regangan sebesar 0,001.•Energi maksimum yang diperlukan untuk terjadinyapatah.•Regangan elastis minimum pada saat terjadinyanecking.•Regangan totalmaksimum pada saat necking.

Page 161: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

43

4.4 Berikut ini disampaikan data parametertegangan-regangan siklik dan regangan-siklus darisuatu baja.

σ’f = 133 ksib = -0,095ε’f = 0,26c = -0,47n’ = 0,202K’ = 174,6 ksiE = 30.103 ksi

Tentukanlah umur fatik dari baja tersebut dengankondisi regangan seperti ditunjukkan pada Gambardibawah ini. Kondisi regangan A: amplitudo konstan.B dan C: memiliki overload awal sebagai tegangansisa.

Page 162: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

44

Pergunakanlah persamaan regangan-siklus dariMorrow yang memperhitungkan tegangan rata-rata,σo yaitu sebagai berikut:

∆ε/2 = ((σ’f – σo) / E) (2Nf)b + ε’f (2Nf)

c

Dalam perhitungan umur fatik ini pergunakanlah jugapersamaan Manson-Halford:

∆ε/2 = ((σ’f – σo) / E) (2Nf)b + ε’f ((σ’f – σo) / σ’f)

c/b

(2Nf)c

Bandingkan pula hasilnya jika mempergunakanpersamaan Smith-Watson-Topper:

σmax (∆ε/2) = ((σ’f)2 / E) (2Nf)

2b + σ’f ε’f (2Nf)b+c

Page 163: Fatigue-Kelelahan Logam _AA

[email protected] 45