Farmakoterapi TBC Kel 2

23
Presented by Rosniah Tiara Dewi Dewi Noorjannah Nur Aida Ali Istiansyah FARMAKOTERAPI TBC

description

Terapi TBC

Transcript of Farmakoterapi TBC Kel 2

Page 1: Farmakoterapi TBC Kel 2

Presented byRosniah

Tiara DewiDewi Noorjannah

Nur AidaAli Istiansyah

FARMAKOTERAPITBC

Page 2: Farmakoterapi TBC Kel 2

Infeksi primer dimulai dari implantasi organisme pada aveolar dalam ukuran cukup kecil (1-5 mm) untuk bisa melewati sel epitel bersilia pada saluran pernapasan atas.

Begitu tertanam, organisme memperbanyak diri dimakan oleh makrofag pulmonal, organisme tetap membelah meski lebih lambat, nodus limfoma bisa muncul sehingga organisme bisa diam atau menyebar melalui peredaran darah ke berbagai sistem organ.

PATOFISIOLOGI

Page 3: Farmakoterapi TBC Kel 2

Respon limfosit T yang baik sangat penting untuk mengendalikan infeksi M. Tuberculosis. Dua sel T yang memiliki respon yang berbeda.Respon TH1 adalah respon yang lebih disukai untuk TB, dan respon TH2, termasuk pengaruh berpotensi subversif interleukin (IL) 4, yang tidak diinginkan.Limfosit T mengaktifkan makrofag yang menelan dan membunuh mikobakteri. Limfosit T juga menghancurkan makrofag dewasa.Sel CD4 adalah sel T utama yang terlibat, dengan kontribusi oleh sel T γ dan sel T CD8. Sel T CD4 + menghasilkan γ interferon (INF-γ) dan sitokin lain, termasuk IL-2 dan IL-10, yang mengkoordinasikan respon imun terhadap TB.

Page 4: Farmakoterapi TBC Kel 2

M. tuberculosis memiliki beberapa cara untuk menghindari atau menolak kekebalan respon host .Secara khusus, M. tuberculosis dapat menghambat fusi lisosom untuk fagsom dalam makrofag. Hal ini mencegah enzim perusak yang ditemukan di lisosom untuk dapat ditangkap dengan basil di fagosom. Ini memungkinkan M. tuberculosis untuk masuk ke dalam sitoplasma.

M. tuberculosis virulen dapat berkembang biak dalam sitoplasma makrofag, lipoarabinomannan, polisakarida struktural utama dari sel dinding mikobakteri menghambat respon kekebalan host.

Lipoarabinomannan menginduksi sitokin imunosupresif, sehingga menghalangi makrofag teraktivasi. Selain itu, lipoarabinomannan mencegah serangan anion superoksida, hidrogen peroksida, singlet oksigen, dan radikal hidroksil.

Mekanisme survival ini membuat organisme M. tuberculosis sangat sulit untuk dikontrol. Cacat apa saja pada sistem kekebalan tubuh inang membuatnya M. Tuberculosis tidak akan dikendalikan penyakit aktif akan terjadi.

Page 5: Farmakoterapi TBC Kel 2

Kontaminasi M.tuberculosis membutuhkan aktivitasi bagian dari limfosit CDY yang di sebut sel Th-1, yang mengaktifkan mangrofag melalu sekresi interferon y. Penghambatan proliferasi mikrobakteria dicirikan oleh pembentukan tipe granuloma : granuloma proliferatif yang stabil & dengan efektif membatasi penyebaran organisme caceting granuloma (penampilan seperti keju). Caceating granuloma mempunyai pusat nekrotik, relatif tidak stabil, dan memungkinkan pertumbuhan terbatas M.tuberculosis yang terdapat didalamnya

Page 6: Farmakoterapi TBC Kel 2

TBC di sebabkan oleh M.tuberculosis yang merupakan basil samping dengan lapisan luar lilin. Mikrobakteri ini berukuran 1 sampai 4 mikron dengan bentuk lurus maupun sedikit melengkung.

ETIOLOGI

Page 7: Farmakoterapi TBC Kel 2

Lemah badan Demam Berat badan turun Batuk lebih dari 2 minggu Batuk Darah Nafsu makan berkurang Keringat malam

GEJALA KLINIS

Page 8: Farmakoterapi TBC Kel 2

STUDI KASUS

Keluhan utama : saya mengalami batuk selama 1 bulan dua hari yang lalu saya terbangun akibat nyeri yang tajam dan saya membantukkan sejumlah darah.

HS wanita berusia 52 thn datang ke UGD dengan keluhan batuk disertai dahak berwarna kuning selama sebulan yang lalu. Ia mengalami peningkatan rasa capek. SOB pada saat beraktivitas dan rasa tidak nyaman di dada. Ia juga berkeringat di malam hari. suhu tubuhnya tadi malam adalah 38,90 C. dua hari yang lalu ia menemukan adanya darah di dahaknya dan tidak disertai bau atau rasa yang aneh. Obat yang dikonsumsi hanya sediaan obat batuk OTC.

Tiga bulan yang lalu, pasien datang ke klinik dengan keluhan cepat capek , peningkatan frekuensi BAK dan sakit kepala. Hasil evaluasi klinik menunjukkan diagnosa diabetes dan hipertensi tahap 1. ia juga di diagnosa mengalami depresi sesak 3 bulan yang lalu HS pernah diimunisasi BCG.

Page 9: Farmakoterapi TBC Kel 2

Ibu HS berusia 77 thn dan dalam kondisi sehat. Saudara perempuan berusia 49 dan 56 th memiliki penyakit hipertensi. Ayahnya meninggal 4 thn yang lalu pada usia 72 thn akibat kanker paru. Suaminya meninggal 2 thn lalu akibat kanker usus besar. HS adalah imigran dari Meksiko ke Amerika serikat sejak 1 thn yang lalu. Ia tinggal bersama anak dan keluarganya, ia memiliki 2 anak perempuan yang masih tinggal di Meksiko dan sering mengunjungi mereka pada beberapa kesempatan sepanjang tahun lalu. HS bekerja di tempat penitipan anak. HS mengkonsumsi alkohol hanya saat ada acra keluarga/ teman saja. Ia tidak merokok, maupun menggunakan obat terlarang. HS alergi terhadap penisilin dengan manifestasi rash.

Page 10: Farmakoterapi TBC Kel 2

Obat yang ia gunakan :Lisinopril 20 mg PO per hariMetformin 500 mg PO dua kali sehariSertraline 50 mg PO per hari Kalsium karbonat 1000 mg PO per hariTablet ibuprofen PRN jika nyeri

Pasien melaporkan mengalami penurunan berat badan sebanyak 4 kg selama 2 bulan terakhir. Ia juga mengeluhkan demam, nyeri badan, nyeri dada disertai batuk, SOB, batuk berdahak disertai darah. Ia menyatakan mengalami perbaikan dalam hal frekuensi BAK sejak mengkonsumsi metformin.

Page 11: Farmakoterapi TBC Kel 2

DATA BASE

Nama : Ny. HS Usia : 52 thn Jenis kelamin : wanita Berat badan : 62,6 kg TB : 154,9 cm Data lab : Na 139 mmol/L, K 3,9 mmol/L, Cl 98 mmol/L, CO 2 26

mmol/L, BUN 7,1 mmol/L, kreatini serum 69 mmol/L, GOA 8,5 mmol/L, AST 55 N/L, ALT 61 U/L, Bil irubin total 1 mg/dl, HbA1C 8 %, pemeriksaan urin mikroalbumin < 30 mg/2x1 jam, glukosa (-), keton (-)Kultur sputum fl ora saluran pernapasan normal, basil tahan asam (+) organisme teridentifi kasi M tuberkulosis resisten isoniazid .Hb 13,5 g/dl, Hct 40 %, WBC 10,6 x 10 - 3 / mm3 (PMN 62 %, l imfosit 34 % monosit 5 %) RBC 4,6x106 mm 3 hasil pemeriksaan kulit : test tuberkulin 16 mm pada 48 jam hasil penelian tanda, gejala dan hasil lab konsisten dengan TB pulmona

Page 12: Farmakoterapi TBC Kel 2

SOAP

Page 13: Farmakoterapi TBC Kel 2

(Problem Medic)

SubjectObject

Assessment PlanMonitoring

TB DemamBatuk darah disertai dahak kunigSOB

RR : 18/menit

Suhu tubuh : 37,9 derajat Celcius

Kultur sputum BTA (+)

M.Tuberculosis resisten isoniazid

Pasien didiagnosa TB dilihat dari tanda, gejala dan hasil lab.Pasien belum mendapatkan terapi

Rekomendasi :Pasien diberikan terapi TBC kategori 1 karena pasien termasuk penderita baru dengan sputum BTA (+) tetapi isoniazid tidak dapat diberikan karena resisten sehingga regimen yang dianjurkan adalah kombinasi antara Rifampicin, Pyrazinamid dan Ethambuthol selama 6 bulan dengan terapi tambahan antibiotik gol. Fluoroquinolon yaitu ciprofloxacin (Guideline of management drug resistance TBC, 2008)

Rifampicin 10 mg/kg 1x1

Pyrazinamid 1500 mg 1x1

Ethambuthol 1200 mg 1x1

Ciprofloxacin 500 mg po 2x1 selama 7-14 hari

Suhu tubuh normal (36,5 derajat)

RR normal (18-24/ menit)

ESO Rifampisin : Urin berwarna kemerahan

Berat badan pasien(BMI 18,5 – 24,9)

Interaksi :Rifampisin dg pyrazinamide meningkatkan efek hepatotoksik dr rifampisin

Page 14: Farmakoterapi TBC Kel 2

(Problem Medic)

SubjectObject

Assessment PlanCounseling

TB DemamBatuk darah disertai dahak kunigSOB

RR : 18/menit

Suhu tubuh : 37,9 derajat Celcius

Kultur sputum BTA (+)

M.Tuberculosis resisten isoniazid

RifampicinMK : menghambat sintesis RNA bakteri dengan cara berikatan pada subunit beta DNA dependent RNA polimerase, memblok transkripsi RNA

PyrazinamideMK : Dikonversikan menjadi asam pirazinoat di strain rentan mcobacterium yang menurunkan pH, mekanisme aksinya belum dapat dijelaskan

Ethambutol MK : menghambat enzimarabinosil transferase yang mengganggu sintesis dinding sel mikobakteri

CiprofloxacinMK : menghambat relaksasi DNA, menghambat DNA girase pd organisme yg susceptibel

(DIH 20 th edition)

Pasien diberitahu mengenai penggunaan obat TB yang harus patuh karena pasien tergolong penderita baru sehingga kesempatan utk sembuh lebih besar dibandingkan pasien lain (kambuh, gagal terapi, putus berobat)

Pasien diberitahu sbelumnya mengenai efek dri rifampisin yaitu urine yg berwarna kemerahan agar pasien tidak merasa kaget

Page 15: Farmakoterapi TBC Kel 2

(Problem Medic)

SubjectObject

Assessment PlanMonitoring

TB DemamBatuk darah disertai dahak kunigSOB

RR : 18/menit

Suhu tubuh : 37,9 derajat Celcius

Kultur sputum BTA (+)

M.Tuberculosis resisten isoniazid

Perlu ditambahkan terapi adjuvant berupa hepatoprotektor pada pasien ini karena kombinasi obat-obat TB ini saling meningkatkan efek hepatotoksik terhadap hepar.Selain itu dalam jangka waktu pengobatan kemungkinan pasien akan mengalami penurunan berat badan sehingga nafsu makannya perlu untuk ditingkatkan.Oleh karena itu dipilih curcuma plus yang berisi vitamin B1, B2, B6, B12 dan curcuminoid

Curcuma plus 5mL3x1

Nafsu makan bertambah

Page 16: Farmakoterapi TBC Kel 2

(Problem Medic)

SubjectObject

Assessment PlanMonitoring

DM Kelebihan sedikit berat badan

-

GDA = 8,5 mmol/L

HbA1c = 8%

Pasien telah mendapat terapi metformin 500 mg 1x1Terapi ini sudah tepat sehingga tetap dilanjutkan karena GDA pasien sudah dibawah 200 mg/dL dan frekuensi BAK menurun.MK : meningkatkan sensitivitas insulin di hepar dan jaringan sehingga tetap terjadi peningkatan ambilan glukosa

(DIPIRO 7th edition)

Metformin 500 mg 2x1

Gula Darah normal (<200 mg/dL)

HbA1c = 7%

Page 17: Farmakoterapi TBC Kel 2

(Problem Medic)

SubjectObject

Assessment PlanMonitoring

HT - TD = 135/85 mmHg

Pasien telah mendapatkan terapi lisinopril 20 mg po/hari

Terapi ini sudah teapat dimana lisinopril termasuk golongan ACE Inhiibtor yang merupakan lini pertama untuk HT dengan diabetes. Selain itu tekanan darah pasien sudah hampir mendekati normal

(DIPIRO 7th edition)

Lisinopril 20 mg1x sehari

TD normal (<130/80 mmHg)

Page 18: Farmakoterapi TBC Kel 2

(Problem Medic)

SubjectObject

Assessment PlanMonitoring

Depresi Sakit kepala

Mudah lelah

- Pasien telah mendapatkan terapi sertraline 50 mg po/hari

Terapi ini sudah tepat dimana sertraline termasuk golongan SSRIs (Selective serotonin Re-uptake Inhibitor) yang merupakan lini pertama untuk depresi tahap awal tetapi pd pemeriksaan fisik pasien terlihat nyaman tanpa stress akut, terapi dilanjutkan saja selama 4 bulan dengan dosis yg sama

(DIPIRO 7th edition)

Sertraline 50 mg 1x1

ESO sertralinePusing (>10%)

Page 19: Farmakoterapi TBC Kel 2

(Problem Medic)

SubjectObject

Assessment PlanMonitoring

Nyeri - - Pasien telah mendapatkan terapi ibuprofen yang hanya digunakan apabila pasien merasakan nyeri

Terapi ini sudah tepat dimana ibuprofen termasuk golongan NSAIDsMK : menghambat sintesis of prostaglandin pd jaringan tubuh dg menghambat isoenzim COX 1 dan COX 2

(DIPIRO 7th edition)

Tablet ibuprofen prn jika nyeri

ESO ibuprofen

Page 20: Farmakoterapi TBC Kel 2

TBDi Rs, dokter memastikan informasi mengenai semua kasus baru TBPekerja di rumah sakit mencegah penyebaran TBVaksin dgn BCG

DepresiPsikoterapi (apabila episode sering terjadi)Terapi kognitif tingkah laku/ kebiasaan dan interpersonalElectroconvulsive Therapi (ECT) apabila diinginkan respon cepat saat episode terjadi

TERAPI NON FARMAKOLOGI

Page 21: Farmakoterapi TBC Kel 2

HTDiet garam Na 1,5 gram/hari; K 4,7 gram/hariOlahraga (regular aerobik) setidaknya 30 menit/hariJaga berat badan normal (BMI 18,5-24,9 kg/m2)

DMJika obesitas, turunkan berat badan45% hingga 65% kalori perhari dari karbohidratAktivitas fisik/olahraga ringan (berjalan kaki) setidaknya 150 menit/minggu

Page 22: Farmakoterapi TBC Kel 2

Obat Sebelum (Rp) Sesudah (Rp)

Rifampisin - 1.683.000

Pyrazinamide - 553.500

Ethambutol - 208.800

Ciprofloxacin -

Lisinopril 1.281.600 1.281.600

Metformin 288.000 288.000

Sertraline 1.080.000 1.080.000

Total 2.649,600 5.094.900

ANALISIS BIAYA

Page 23: Farmakoterapi TBC Kel 2

TERIMA KASIH