Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

27
FARMAKOTERAPI 3 Kelompok 3 : Dame Roida Gultom Ita Purnama Sari Maya Listya Prago Kaipur Yessi Seftiara M. Nur Ichwani Septriani Ningsih Sinusitis

description

sinusitis

Transcript of Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

Page 1: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

FARMAKOTERAPI 3

Kelompok 3 :Dame Roida GultomIta Purnama SariMaya ListyaPrago KaipurYessi SeftiaraM. Nur IchwaniSeptriani Ningsih Sinusiti

s

Page 2: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

Kasus.....

Seorang merasakan hidungnya tersumbat oleh lendir yg berwarna kuning dan kental, di juga menderita batuk dan merasakan lelah,nyeri dan sakit di hidung. Dia diperkirakan dokter flu biasa dan iberi obat lu tetapi tidak membantu. Ketika pasien merasakan sakit kepala yang parah sehingga menemui kembali dokter, setelah melihat gejala dan sejarah pasien ternyara dia didiagnosa menderita sinusitis...

Page 3: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

SINUSITISA. DEFINISI

Suatu peradangan pada rongga tengkorak yang menghubungkan hidung dan rongga mata yang terjadi karena alergi atau infeksi virus, bakteri.

Page 4: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

SINUSITIS

Sinusitis maksilaris: menyebabkan nyeri pada rahang atas yaitu pada pipi tepat di bawah mata, sakit gigi dan sakit kepala.

Sinusitis frontalis: menyebabkan sakit kepala di dahi(diatas mata didaerah alis)

Sinusitis etmoidalis: menyebabkan nyeri di belakang dan di antara mata serta sakit kepala di dahi, kadang-kadang dengan pembengkakan kelopak mata dan jaringan sekitar mata. Peradangan sinus etmoidalis juga bisa menyebabkan nyeri bila pinggiran hidung ditekan, berkurangnya indera penciuman dan hidung tersumbat.

Sinusitis sfenoidalis:menyebabkan nyeri leher, dengan sakit telinga dan perasaan sakit yang mendalam dibagian atas kepala (dibelakang etmoid didaerah atas hidung dan dibelakang mata)

Page 5: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

Sinus Anatomy

Page 6: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

Sinus Anatomy

Page 7: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

SINUSITIS

B. KLASIFIKASIAcute : >4 weeks Subacute : 4 to 12 weeks Chronic : >12 weeks Recurrent : berulang, dengan beberapa

serangan dalam waktu 1 tahun

Page 8: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

SINUSITIS

C. ETIOLOGIBakteri Penyebab:Streptococcus pnemoniae (30-40%)Haemophilus influenzae (20-30%)Moxarella cataahalis (12-20%)Streptococcus pyogenesisStaphylococcus aureusBakteri anaerob

Page 9: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

SINUSITIS

D. GEJALA

Gejala Subyektif

Demam Lesu Hidung tersumbat Sekresi lendir hidung yang kental dan

terkadang berbau Sakit kepala yang menjalar dan lebih

berat pada pagi hari Pada sinusitis yang merupakan

komplikasi penyakit alergi sering kali ditandai bersin, khususnya pagi hari atau kalau dingin.

Gejala obyektif

Kemungkinan ditemukan pembengkakan pada daerah bawah orbita (mata) dan lama kelamaan akan bertambah lebar sampai ke pipi.

Page 10: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

SINUSITIS

E. DIAGNOSA Berdasarkan pada riwayat keluhan pasien Pemeriksaan fisik yang dilakukan dokter. CT Scan (Diperlukan bila sinusitis gagal disembuhkan

dengan pengobatan awal) Rhinoskopi Terkadang diperlukan penyedotan cairan sinus

dengan menggunakan jarum suntik untuk dilakukan pemeriksaan kuman. Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan jenis infeksi yang terjadi.

Page 11: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

SINUSITIS

KOMPLIKASI Orbital Cellulitis Meningitis Extradural abscess Subdural abscess Brain abscess Osteomyelitis Cavernous Sinus Thrombosis

Page 12: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

Penjelasan Ilmiah

Orbital Cellulitis : peradangan jaringan lunak atau penyambung pada bagian rongga tulang yang berisi bola mata, pembuluh darah dan sarafnya, dengan eksudat encer, menyebar melalui pecahan-pecahan ruang-ruang jaringan dan interstitial, dapat menjadi ulserasi (tukak/luka) dan abses (kumpulah nanah akibat luka).

Meningitis : radang selaput otakExtradural abscess : terdapat nanah pada lapisan yang

paling luar dari tiga selaput (meningen) otak dan medula spinalis yaitu pada bagian dura mater

Page 13: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

Penjelasan Ilmiah

Subdural abscess : terdapat nanah pada lapisan yang paling luar dari tiga selaput (meningen) otak dan medula spinalis yaitu pada bagian arachnoidea

Meningen : terdiri dari dura mater, arachnoidea mater dan pia mater

Brain abscess : terdapat nanah pada bagian otakOsteomyelitis : peradangan tulang setempat, setempat

atau generalisata, akibat infeksiCavernous Sinus Thrombosis : pembentukan atau adanya

bekuan darah yang tidak bergerak disepanjang pembuluh darah pada ruang berongga dihidung atau sinus

Page 14: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

SINUSITIS

Sinus CT

14

Page 15: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis
Page 16: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

SINUSITIS

F. TERAPI Antibiotik untuk mengontrol infeksi bakteri

- amoksisillin (sering digunakan untuk anak-anak dan orang dewasa)- trimetropim-sulfametoksazol (alternatif untuk dewasa)- sefalosporin, makrolida dan kuinolon ( untuk yang alergi amoksisillin)

Kortikosteroid Saline mukolitik Dekongestan Operasi (jika terapi diatas tidak berhasil)

* memperbesar jalan saluran sinus* mengangkat polip dihidung

Page 17: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

Contoh sediaan saline mukolitik

Page 18: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

OBAT DOSIS INDIKASI

Efedrin

Fenilefrin (neo-Synephrine, sinex)

Fenilpropanolamin (propadrine, dristan, diemtapp)

Pseudoefedrin (Actifed, Novafed, Sudafed)

Oksimetazolin (Afrin)

D:PO: 25-50 mg, t.i.d, q.i.d

Larutan 0,25-1 %

D:PO: 25-50 mg, t.i.d, q.i.d

D: PO: 60 mg setiap 4-6 jam

Semprot 0,05%, tetes

Obat bebas dpt dipakai tersendiri atau dalam kombinasi menyebabkan vasokontriksi selaput lendir hidung.Untuk rinitis. Kurang kuat dibandingkan dengan epinefrin. Dapat menyebabkan sakit kepala dan hipertensi yang sementara.Untuk rinitis bermacam-macam kombinsi, efek pada SSP tidak sebanyak efedrin

Untuk rinitis. Perangsangan pada SSP dan hipertensi tidak seberat efedrin

Dekongestan dengan masa kerja panjang. Dipakai 2 x sehari, pagi dan sore hari. Dapat menyebabkan kongesti rebound

Tabel obat dekongestan hidung dan sistemik (Amin simpatomimetik)

Page 19: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

Perbedaan polip dengan sinusitis?

Sinusitis adalah peradangan saluran pada rongga tengkorak yang menghubungkan hidung dan rongga mata, kata sinusitis itu sendiri berasal dari bahasa latin yaitu sinus yaitu cekungan dan itis yang berarti radang.

Sedangkan penyakit polip hidung merupakan penyumbatan rongga hidung karena adanya pembengkakan atau pembesaran daging tumbuh di dalam rongga hidung atau bisa di sebut dengan tumor hidung karena memang bentuknya seperti daging yang tumbuh dalam hidung, polip hidung tersebut terjadi karena munculnya masa lunak yang mengandung banyak cairan di dalam rongga hidung, yang terjadi akibat inflamasi mukosa seperti daging yang tumbuh di dalam hidung. Daging yang tumbuh ini merupakan pertumbuhan dari selaput lendir hidung yang bersifat jinak.

Page 20: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

Sinusitis disebabkan tertutupnya sinus (rongga di dalam hidung) yang disebabkan oleh alergi,infeksi menahun, adanya benda asing di hidung atau bisa juga karena polip di hidung.

Jika polip di hidung terjadi karena adanya pembengkakan akibat penimbunan cairan atau lendir di sekitar lubang sinus pada rongga hidung. Lendir yang terlalu lama di sinus dapat menyebabkan infeksi dan bisa menjadi penyebab terjadinya sinusitis.

Page 21: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

Gambar Terdapatnya Polip

Page 22: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

Mengapa pada pasien mengidap otitis media, ketika dia mengalami sinusitis, otitis medianya bisa kambuh?

Ada beberapa komplikasi sinusitis. Salah satunya, radang telinga tengah kronis (otitis media kronis) yang dikenal sebagai congek. Hal tersebut disebabkan lendir masuk ke telinga sehingga bagian telinga tengah meradang.

Gejala awalnya, suhu badan naik dan gendang telinga memerah. Otitis media yang tak kunjung sembuh bisa mengakibatkan tuli kondusif. Komplikasi tersebut terutama terjadi pada anak-anak. Karena jarak antara telinga dan hidung pada anak relatif lebih pendek. Padahal, saluran yang menghubungkan keduanya relatif lebih besar sehingga memudahkan penjalaran infeksi dari hidung ke telinga.

Page 23: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

Gambar Telinga Pengidap Otitis Media

Page 24: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

Bagaimana mekanisme hidung bisa berdarah(mimisan) jika dia mengidap sinusitis?

Ada dua tipe pendarahan pada hidung (mimisan/epistaksis) :

Tipe anterior (bagian depan). Merupakan tipe yang biasa terjadi.

Tipe posterior (bagian belakang).Dalam kasus tertentu, darah dapat

berasal dari sinus. Selain itu pendarahan yang terjadi dapat masuk ke saluran pencernaan dan dapat mengakibatkan muntah.

Page 25: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

PenyebabSecara Umum penyebab epistaksis dibagi dua yaitu : Lokal dan Sistemik

LokalPenyebab lokal terutama trauma, sering karena kecelakaan

lalulintas, olah raga, (seperti karena pukulan pada hidung) yang disertai patah tulang hidung, mengorek hidung yang terlalu keras sehingga luka pada mukosa hidung, adanya tumor di hidung, ada benda asing (sesuatu yang masuk ke hidung) biasanya pada anak-anak, atau lintah yang masuk ke hidung, alergi dan infeksi atau peradangan hidung dan sinus (rinitis dan sinusitis)

SistemikPenyebab sistemik artinya penyakit yang tidak hanya terbatas

pada hidung, yang sering meyebabkan mimisan adalah hipertensi, infeksi sistemik seperti penyakit demam berdarah dengue atau cikunguya, kelainan darah seperti hemofili, autoimun trombositipenic purpura.

Page 26: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

Semua pendarahan hidung disebabkan lepasnya lapisan mukosa hidung yang mengandung banyak pembuluh darah kecil. Lepasnya mukosa akan disertai luka pada pembuluh darah yang mengakibatkan pendarahan.

Page 27: Farmakoterapi III, Kel. 3, Sinusitis

THANKS for YOUR ATTENTION