Farmakologi Masa Perinatal

60
Dr.ZULKARNAINI ZA

description

saidddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddddd

Transcript of Farmakologi Masa Perinatal

Page 1: Farmakologi Masa Perinatal

Dr.ZULKARNAINI ZA

Page 2: Farmakologi Masa Perinatal

A. UTEROTONIKA

Page 3: Farmakologi Masa Perinatal
Page 4: Farmakologi Masa Perinatal

OKSITOSIK/UTEROTONIKA : obat yang merangsang kontraksi uterus

Obat yang meningkatkan kontraktilitas uterus

Obat yang digunakan untuk Induksi Persalinan

T.D : Alkaloid ErgotOksitosinProstaglandin

Page 5: Farmakologi Masa Perinatal

1. ALKALOID ERGOTSumber : jamur yang hidup pada gandum :

claviceps purpureaDosis ergotamin Intramuskular adalah seper

sepuluh dosis oralAbsorbsinya di tempat suntikan lambat :

waktu 20 menitDimetabolisme di hepar, dan diekskresi

melalui empedu

Page 6: Farmakologi Masa Perinatal

ALKALOID ERGOTTerhadap Uterus

Meningkatkan kontraksi uterus dengan nyataEfek sebanding dengan dosis yang diberikanKepekaan uterus, tergantung pada maturitas

dan umur kehamilan

Page 7: Farmakologi Masa Perinatal

ALKALOID ERGOTSediaan

Ergotamin tartrat : Tablet oral : 1 mg Tablet sub lingual : 2 mg Ampul 1 ml : 0.5 mg/ml

Ergonovin maleat (ergometrin)Metil Ergonovin Maleat (Methergin) :

Ampul : 0,2 mg/ml Tablet oral : 0,2 mg

Ergotamin TartartDihidroergotamin

Page 8: Farmakologi Masa Perinatal

PoinUterus yang belum matur dapat juga bereaksi

terhadap Alkaloid ErgotBerinteraksi dengan reseptor serotoninergik,

noradrenergik (alfa 1) dan dopaminergikJumlah reseptor oksitosin dalam uterus

bertambah banyak selama kehamilan (>100 kali)Sistem saraf simpatis : stimulasi reseptor alfa

satu menyebabkan eksitasi uterus; stimulasi reseptor Beta dua menghambat kontraksi uterus

ALKALOID ERGOT

Page 9: Farmakologi Masa Perinatal

2. OKSITOSINDihasilkan oleh Hipofise

Lobus PosteriorMerangsang kontraksi otot

polos uterus dan kelenjar payudara

Kontraksi uterus oleh perangsangan oksitosin dipengaruhi oleh jumlah estrogen

Page 10: Farmakologi Masa Perinatal

Estrogen meninggikan kepekaan dan meninggikan aktivitas spontan otot polos uterus

Uterus yang belum dewasa tidak mudah dirangsang oleh oksitosin

Menyebabkan kontraksi myoepitel kelenjar payudara

Oksitosin efektif pada pemberian Parenteral, karena per oral akan dirusak kemotripsin

Preparat : suntikan oksitosin (Pitosin); (synticinon) berisi : 10 unit/ml

OKSITOSIN

Page 11: Farmakologi Masa Perinatal

Yang terdapat pada miometrium, endometrium dan cairan amnion adalah : Prostaglandin E dan F

Semua prostaglandin, merangsang kontraksi uterus baik hamil ataupun tidak → merangsang kontraksi uterus pada setiap umur kehamilan

3. PROSTAGLANDIN

Page 12: Farmakologi Masa Perinatal

Prostaglandin sintetik yang diresepkan pada saat melahirkan :Dinoproston (PGE2)

Untuk pematangan serviks dan induksi persalinan, biasanya diberikan per vaginam

Dinoproston diberikan intravena pada kasus missed abortion atau molahidatidosa

Carboprost (15 metil PGF2 alfa) Untuk perdarahan post partum (I. M dalam) Carboprost merupakan obat pilihan jika pasien menderita

hipertensiGemeprost (analog PGE1)

Untuk membantu evakuasi uterus → diberikan per vaginamMisoprostol (analog PGE1)

Untuk induksi serta penguatan persalinan; membuat pematangan serviks dan pengobatan perdarahan post partum

PROSTAGLANDIN

Page 13: Farmakologi Masa Perinatal

INDIKASI UTEROTONIKAInduksi partus atermMengontrol perdarahan post partumMemperbaiki atonia uteri post partumMenimbulkan kontraksi uterus selama atau

sesudah operasi sectio caesariaMenginduksi abortus terapetik sesudah

Trimester I kehamilanMengatasi atonia uteri

Page 14: Farmakologi Masa Perinatal

Drug of ChoiceObat terpilih untuk induksi partus aterm

adalah : oksitosin (10 unit) dilarutkan dalam satu liter dextrose 5 % sehingga diperoleh larutan : 10 mili unit/ml

Page 15: Farmakologi Masa Perinatal

B. TOKOLITIK

Page 16: Farmakologi Masa Perinatal

TOKOLITIKObat penghambat motilitas uterusObat yang digunakan untuk menunda

persalinanObat yang menurunkan kontraktilitas uterusObat untuk mencegah kelahiran prematur

TERDIRI DARI :

Page 17: Farmakologi Masa Perinatal

1. AGONIS BETA 2 ADRENERGIKRetodrinTerbutalinFenoterolAlbuterolSalbutamolAdrenalin

Page 18: Farmakologi Masa Perinatal

AGONIS BETA 2 ADRENERGIKEtanol bekerja langsung pada miometrium dan

secara tak langsung dengan penekanan sekresi oksitosin

Analog progestin (17 alfa hidroksi progesteron kaproat) untuk profilaksis untuk mencegah partus prematur

Perangsangan reseptor Beta 2 adrenergik di dalam miometrium menghasilkan relaksasi otot polos rahim selama kehamilan → dengan cara meningkatkan produksi siklik AMP di dalam sel otot polos miometrium dan penurunan konsentrasi kalsium intrasel miometrium

Retodrin → meningkatkan pembentukan progesteron oleh sel tropoblas → menimbulkan relaksasi miometrium

Page 19: Farmakologi Masa Perinatal

2. PENGHAMBAT PROSTAGLANDIN (NSAID)

Fenopropen, Naproksen, IndometasinSebagai penghabat sintesis

prostaglandin dengan menghambat siklooksigenase(prostaglandin sintetase)

Page 20: Farmakologi Masa Perinatal

3. ANTAGONIS KANAL KALSIUM (Nifedipin)

Sebagai obat lini pertama, karena efek samping yang lebih sedikit pada ibu; penundaan kelahiran yang lebih lama; insiden morbiditas neonatal yang lebih rendah

Lebih cocok bagi ibu hamil yang menderita Diabetes Melitus

Digunakan juga untuk hipertensi antenatalNifedipin oral : bekerja dalam waktu 30-60

menitWaktu paruh Nifedipis pendek (1-3 jam)

Page 21: Farmakologi Masa Perinatal

4. ATOSIBAN (antagosis oksitosin)

Penggunaan sama seperti tokolitik lain (menghambat oksitosin)

Pemberian hanya dibatasi selama 48 jam

Page 22: Farmakologi Masa Perinatal

5. MAGNESIUM SULFAT

Digunakan untuk pencegahan partus prematur

Kegunaan utamanya adalah pada pre eklamsia

Merupakan kofaktor yang penting dalam fosforilasi oksidatif, kontraktilitas otot dan kepekaan saraf

Pada defisiensi berat magnesium → tetani dan konvulsi

Page 23: Farmakologi Masa Perinatal

INDIKASI KLINIK PENGGUNAAN TOKOLITIK

Mencegah persalinan prematurMemperlambat atau menghentikan

persalinan untuk sesaat (saat transportasi ke RS, persiapan operasi, adanya posisi bokong)

Page 24: Farmakologi Masa Perinatal

C. OBAT YANG MENGINDUKSI

PEMATANGAN ORGAN (PARU)

Page 25: Farmakologi Masa Perinatal

KORTIKOSTEROID (GLUKOKORTIKOID)Pemberian kortikosteroid dosis tinggi pada

ibu hamil akan membantu pematangan fungsi paru pada fetus yang akan dilahirkan prematur

Mencegah terjadinga Respiratory Distress Syndrom

Betametason dan Dexamethason diberikan selama dua hari pada minggu ke 27-34 kehamilan

Induksi pembentukan surfaktan paru

Page 26: Farmakologi Masa Perinatal

Glukokortikoid : menginduksi sintesis surfaktan oleh sel alveolus tipe II

Surfaktan adalah suatu komplek fosfolipoprotein (fosfolipid) yang memudahkan pengembangan paru, yang berfungsi :

Menurunkan tegangan permukaan alveolus Meningkatkan compliance paru Mencegah paru (alveolus) kolaps

Betametason 12 mg (I.M) diberikan 2 kali dengan jarak 24 jam

Dexamethason 6 mg (I.M) diberikan 4 kali dengan jarak 12 jam

Page 27: Farmakologi Masa Perinatal

D. PENGGUNAAN OBAT ANTI HIPERTENSI

DALAM KEHAMILAN

Page 28: Farmakologi Masa Perinatal

Hipertensi kronik merupakan predisposisi preeklamsia dan eklamsia

Pre eklamsia adalah : adanya hipertensi ≥ 140/90 mmHg dan protein uria setelah umur kehamilan 20 minggu

Untuk pencegahan pre eklamsia dengan pemberian suplementasi : kalsium, magnesium dan anti oksidan (vitamin C dan E)

Page 29: Farmakologi Masa Perinatal

Pemberian golongan ACE Inhibitor (Captopril & Enalepril) dengan penggunaan secara benar pada ibu hamil, tidak meningkatkan morbiditas dan mortalitas perinatal

Pemberian Nifedipin (antagonis kalsium) per oral pada pre eklamsia berat → (POGI)

Untuk hipertensi kronik → digunakan metildopa atau nifedipin

Page 30: Farmakologi Masa Perinatal

E. PENGGUNAAN OBAT PADA IBU HAMIL DAN

MENYUSUI

Page 31: Farmakologi Masa Perinatal

Teratogenesis didefinisikan sebagai disgenesis organ tubuh janin, baik secara struktural maupun fungsi (misalnya fungsi otak)

Efek yang ditimbulkan akibat bahan yang bersifat teratogen antara lain berupa :Abnormalitas kromosomTerganggunya implantasi saat konsepsiResorpsi atau aborsi pada awal

pertumbuhan embrioMalformasi struktural

Page 32: Farmakologi Masa Perinatal

Retardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR-Intra Uterin Growth Retardation)

Kematian janinKerusakan fungsi pada neonatus

(misalnya ketulian)Abnormalitas perilakuRetardasi mental

Page 33: Farmakologi Masa Perinatal

OBAT TERBUKTI KUAT MENIMBULKAN EFEK TERATOGENIK

OBAT EFEK TERATOGENIK Aminopterin, metotreksat Malformasi sistem saraf pusat

dan anggota gerak Angiotensin-converting-

enzym(ACE-) inhibitorsGagal ginjal berkepanjangan pada bayi, penurunan osifikasi tempurung kepala, disgenesis tubulus renalis

Obat-obat Antikolinergik Ileus meconium neonatus Obat-obat Antitiroid

(propiltiouracil dan metimazol)

Gondok pada janin dan bayi, hipotiroidisme, dan aplasia kutis (methimazole)

Karbamazepin Defek neural-tube Siklofosfamid Malformasi sistem saraf pusat Danazol dan obat androgenik

lainnyaMaskulinisasi pada janin perempuan

Dietilstilbestrol Ca vagina & defek sisterna urogenital pada janin

Page 34: Farmakologi Masa Perinatal

OBAT EFEK TERATOGENIKObat hipoglikemik Hipoglikemia neonatalLitium Ebstein’s anomalyMisoprostol Moeblus sequenceAntiinflamasi non steroid (NSAID)

Konstriksi doctus arteriosus, enterokolitis nekrotikans

Parametadion Defek wajah dan sistema saraf pusat

Fenitoin (SSP)Obat-obat psikoaktif , barbiturat, opioid, dan benzodiazepines)

Gangguan pertumbuhan dan defisit SSP, neonatal withdrawal syndrome jika obat diminum pada akhir periode kehamilan

Retinoid sistemik (isotretinoin and etretinate)

Defek SSP, kardiovaskular, dan kraniofasial

Tetrasiklin Anomali pada gigi dan tulangTalidomid Fokomelia & defek organ internaTrimetadion Defek pada wajah dan SSP

Page 35: Farmakologi Masa Perinatal

OBAT EFEK TERATOGENIKAsam valporat (valpoic acid) Defek neural-tubeWarfarin Defek skeletal dan SSP, Dandy-

Walker syndromeAminoglikosid (streptomisin) Toksik terhadap nervus VIII

(ototoksik)Iodin reaktif HipotiroidismeEtanol Kerusakan SSP

Page 36: Farmakologi Masa Perinatal

WHO 2003 : mengklasifikasi penggunaan obat pada ibu menyusui dalam 4 kategori yaitu :

1. Compatible untuk ibu menyusui : bukan kontraindikasi (aman) bagi ibu yang menyusui dan bagi bayi yang disusui adalah :

Ibuprofen, parasetamol, alopurinol, prednisolon, magnesium sulfat, albendazol, mebendazol, pirantel, amoxicilin, ampicilin, benzatinpenisilin, kloksasillin, feroksimetilpenisillin (V), ceftazidim, ceftriakson

2. Compatible untuk ibu menyusui tetapi memerlukan pemantauan terhadap EFEK SAMPING pada bayi (ringan)

Efedrin, klorokuin, atropin, karbamazepin, fenitoin, asam valproat, etambutol, isoniazid (INH), pirazinamid, rifampisin.

Page 37: Farmakologi Masa Perinatal

3. Obat sebaiknya dihindari → efek samping serius pada bayi

Dimerkaprol, diazepam dosis berulang, asam nalidiksat, etosuksimid,kloramfenikol, ciprofloxacin, daksisiklin, dan meflokuin

4. Obat sebaiknya dihindari karena dapat menghambat laktasi (menurunkan produksi ASI, karena menekan prolaktin)

Bromokriptin, ergonovin (ergometrin) dan etanol

5. Obat harus dihindari → efek samping berbahaya Obat anti kanker dan bahan radioaktif

Page 38: Farmakologi Masa Perinatal

Obat-obat yang merupakan kontraindikasi pada ibu pada masa laktasi (menyusui)

Anti neoplasma (anti kanker)Anti konvulsan (anti kejang)Alkohol (etanol)Alkaloid ergot (ergonevin/ergometrin) →

menghambat prolaktin

Page 39: Farmakologi Masa Perinatal

F. PEMAKAIAN ANTIBIOTIK PADA KEHAMILAN DAN

MENYUSUI

Page 40: Farmakologi Masa Perinatal

1. GOLONGAN AMINOGLIKOSIDStreptomisinKanamisinGentamisinAmikasinTobramisinNetilmisin

Dihindari

Efek toksik terhadap N VIII (ototoksik)

Page 41: Farmakologi Masa Perinatal

2. GOLONGAN MAKROLIDEritromisinSpiramisinJosamisinMedikamisinLinkomisinKlindamisinAzitromisinKlaritromisin

Tidak dianggap berbahaya

Page 42: Farmakologi Masa Perinatal

3. KLORAMFENIKOL

dihindari depresi sumsum tulang (aplastik anemia )Neonatal Grey Baby Syndrom

Page 43: Farmakologi Masa Perinatal

4. COTRIMOXAZOL (Trimeptropin Sulfametoksazol)

Dihindari Resiko teratogenik → merupakan antagonis folat

Page 44: Farmakologi Masa Perinatal

5. NATRIUM FUSIDAT

DihindariHepatotoksik

Page 45: Farmakologi Masa Perinatal

6. METRONIDAZOL

Dihindari pemberian dosis tinggi

Page 46: Farmakologi Masa Perinatal

7. PENISILLIN & DERIVAT

AmpicilinAmoxicilinBenzilpenisilin (G)Fenoksimetilpenisilin (V)

Tidak dianggap berbahaya

Page 47: Farmakologi Masa Perinatal

8. QUINOLON

CyprofloxacinNorfloxacinOfloxacin

dihindari artropati hepatotoksik

Page 48: Farmakologi Masa Perinatal

9. PIRAZINAMID

DihindariHepatotoksik

Page 49: Farmakologi Masa Perinatal

10. RIFAMPICIN

Dosis yang sangat tinggi → teratogenikHepatotoksik

Page 50: Farmakologi Masa Perinatal

11. ISONIAZID (INH)

Tidak diketahui berbahaya

Page 51: Farmakologi Masa Perinatal

12. TETRASIKLIN

Tetrasiklin KlortetrasiklinDoksisiklinMinosiklin

Efek pada perkembangan tulang dihindariBerikatan dengan gigi → mudah caries dentis

Page 52: Farmakologi Masa Perinatal

13. SEFALOSPORINSefaleksinSefaklorSefalotinSefotaksinSeftriaxonSefamandolSefazolinSeftazidim

Tidak dianggap berbahaya

Page 53: Farmakologi Masa Perinatal

OBAT YANG SERING KALI DIGUNAKAN SELAMA MENYUSUI SERTA EFEK YANG MUNGKIN TIMBUL PADA BAYI YANG DISUSUI

OBAT EFEK PADA BAYI

KETERANGAN

Ampicilin Minimal Tidak ada efek yang tidak diinginkan yang bermakna; kemungkinan terjadinya diare dan sensitisasi alergi

Aspirin Minimal Pemberian dosis sekali waktu mungkin aman; dosis tinggi mungkin menimbulkan konsentrasi tinggi pada ASI

Caffeine Minimal Konsumsi kafein yang sedang cukup aman; konsentrasi ASI kira-kira sebesar 1% dari yang terdapat dalam darah maternal

Chloral hydrate Bermakna Dapat menyebabkan pusing jika diberi pada saat konsentrasi puncak ASI

Chloramphenicol

Bermakna Konsentrasi terlalu rendah untuk menyebabkan sindrom bayi abu-abu; ada kemungkinan terjadi supresi tulang sumsum; dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi chloramphenicol saat menyusui

Chlorothiazide Minimal Tidak terbukti adanya efek yang tidak diinginkan

Page 54: Farmakologi Masa Perinatal

OBAT EFEK PADA BAYI

KETERANGAN

Chlorpromazine

Minimal Tampaknya tidak bermakna

Codeine Minimal Tidak terbukti adanya efek yang tidak diinginkan

Diazepam Bermakna Akan menimbulkan sedasi pada bayi yang diberikan ASI; akumulasi dapat terjadi pada bayi yang baru lahir

Dicumarol Minimal Tidak terbukti adanya efek yang tidak diinginkan; mungkin mengikuti waktu protrombin bayi

Digoxin Minimal Sejumlah kecil obat memasuki ASI

Ethanol Sedang Mengonsumsi dalam ukuran sedang oleh si ibu tampaknya tidak menimbulkan efek pada bayi; sejumlah besar alkohol yang dikonsumsi ibu dapat menimbulkan efek alkohol pada bayi

Heroin Bermakna Memasuki ASI dan dapat memperpanjang ketergantungan narkotika pada bayi yang baru lahir

Iodine (radioaktif)

Bermakna Memasuki ASI dalam jumlah yang cukup untuk menimbulkan supresi tiroid pada bayi

Isoniazid (INH) Minimal Konsentrasi ASI sama dengan konsentrasi plasma maternal. Kemungkina terjadinya defisiensi pyridoxin berkembang pada bayi

Kanamycin Minimal Tidak terbukti ada efek yang tidak diinginkan

Lithium Bermakna Hindari pemberian ASI kecuali kadar dapat diukur

Page 55: Farmakologi Masa Perinatal

OBAT EFEK PADA BAYI

KETERANGAN

Methadone Bermakna (lihat heroin). Dibawah pengawasan ketat dari dokter, pemberian ASI dapat dilanjutkan. Tanda-tanda penghentian opiate pada bayi mungkin terjadi jika si ibu berhenti mengkonsumsi methadone atau menghentikan pemberian ASI secara tiba-tiba

Kontrasepsi oral

Minimal Mungkin dapat menekan laktasi pada dosis tingi

Penicilin Minimal Konsentrasi yang sangat rendah dalam ASI

Phenobarbital Sedang Dosis hipnotik tidak menimbulkan sedasi pada bayi

Phenytoin Sedang Jumlah yang memasuki ASI tidak cukup untuk menimbulkan efek yang tidak diinginkan pada bayi

Prednisone Sedang Dosis maternal rendah (5 mg/hari) mungkin aman. Dosis 2 kali atau lebih dalam jumlah fisiologis (>15 mg/hari) mungkin sebaiknya dihindari

Propranolol Minimal Sedikit sekali jumlah obat yang memasuki ASI

Propylthiouracil

Bermakna Dapat menekan fungsi tiroid pada bayi

Spironolactone Minimal Sedikit sekali jumlah obat yang memasuki ASI

Tetracycline Sedang Kemungkinan terjadinya noda permanen pada pertumbuhan gigi bayi. Sebaiknya dihindari selama masa menyusui

Page 56: Farmakologi Masa Perinatal

OBAT EFEK PADA BAYI

KETERANGAN

Theophylline Sedang Dapat memasuki ASI dalam jumlah sedang tetapi tampaknya tidak menimbulkan efek yang bermakna

Thyroxine Minimal Tidak ada efek yang tidak diinginkan dalam dosis terapeutik

Tolbutamide Minimal Konsentrasi rendah pada ASI

Warfarin Minimal Jumlah yang sangat sedikit ditemukan pada ASI.

Page 57: Farmakologi Masa Perinatal

BUKU BACAANGoodman & Gilman’s. The Pharmacological

Basic of Therapeutics 10th editionKatzung BG, ed. Basic & Clinical

Pharmacology 8th editionFarmakologi dan Terapi. FK UI. Edisi 5Farmakologi Kebidanan. EGC, Sue JordanPemakaian Obat pada Kehamilan dan

Menyusui. FK UGMFarmakologi & Terapi Pediatri. EGC. Rodde,

McLead 2th edition

Page 58: Farmakologi Masa Perinatal
Page 59: Farmakologi Masa Perinatal
Page 60: Farmakologi Masa Perinatal