FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

24
FARMAKOLOGI PADA PASIEN GAGAL JANTUNG Dosen Pengampu : Nur Rochmah, S.Farm., M.Farm., Apt Disusun Oleh : Kelompok 2 1. Aryanti (108114009) 2. Mukharom (108114010) 3. Nurul Khasanah (108114011) 4. Siti Karina H (108114012) 5. Novieka Dwi M (108114013) 6. Lutfi Tri K (108114014) 7. Anah Nur A (108114015) 8. Tuminah (108114016) 9. Mey Ferdita S (108114017) 10. Khasbulloh (108114018) S1 KEPERAWATAN Farmakologi Pada Pasien Gagal Jantung Page 1

Transcript of FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

Page 1: FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

FARMAKOLOGI PADA PASIEN GAGAL JANTUNG

Dosen Pengampu : Nur Rochmah, S.Farm., M.Farm., Apt

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Aryanti (108114009)

2. Mukharom (108114010)

3. Nurul Khasanah (108114011)

4. Siti Karina H (108114012)

5. Novieka Dwi M (108114013)

6. Lutfi Tri K (108114014)

7. Anah Nur A (108114015)

8. Tuminah (108114016)

9. Mey Ferdita S (108114017)

10. Khasbulloh (108114018)

S1 KEPERAWATAN

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

TAHUN AKADEMIK 2014/2015

Farmakologi Pada Pasien Gagal Jantung Page 1

Page 2: FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

BAB II

PEMBAHASAN

A. Gagal Jantung

1. Pengertian

Gagal jantung kongestif adalah suatu kejadian dimana jantung

tidak dapat memompa darah yang mencukupi untuk kebutuhan

tubuh (Mycek et al., 2001).

Gagal jantung kongestif muncul ketika jantung gagal untuk

menyediakan aliran darah yang mencukupi untuk jaringan

sehingga kebutuhan oksigen dan nutrisi jaringan tidak terpenuhi

(Hudson et al., 2003).

Penggunaan istilah gagal jantung beragam dipakai, seperti

payah jantung, gagal jantung kongestif, dekompensasi kordis,

gagal jantung, dan lainnya. Yang terbaru adalah tidak disebut

Gagal jantung kongestif karena sering kali tanda kongestif tidak

tampak atau tersembunyi.

2. Patofisiologis

Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak mampu memompa

darah pada jumlah yang dibutuhkan untuk metabolisme yang normal.

Pada tahap awal gagal jantung, kerja pompa jantung dirawat

oleh mekanisme kompensasi seperti menaikkan pengisian

ventrikel (increase preload).

Beberapa istilah dalam gagal jantung yaitu kegagalan akut dan

kronis, gagal jantung kanan dan kiri, kegagalan output rendah dan

tinggi, gagal jantung depan dan belakang (Amir, 2007).

a. Kegagalan akut dan kronis

b. Kegagalan jantung kanan dan kiri

c. Kegagalan output rendah dan tinggi

Farmakologi Pada Pasien Gagal Jantung Page 2

Page 3: FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

d. Gagal jantung sistolik dan diastolik

e. Gagal jantung depan dan belakang

3. Manifestasi Klinik

Gejala gagal jantung yang menahun dapat dihubungkan dengan

pengurangan curah jantung atau kongesti vena sistemik dan atau

pulmonaris (Chung, 1995).

a. Dipsnea

b. Kongesti vena sistemik dan endema

c. Kelelahan, kelemahan

d. Proteinuria

e. Dipsnea nokturna paroksimal

f. Ortopnea

g. Batuk

h. Nokturia

i. Anoreksia

4. Penatalaksanaan Terapi Farmakologi

Tujuan terapi gagal jantung kongestif adalah untuk meredakan

gejala, menunda perkembangan penyakit, mengurangi perawatan di

RS dan tingkat mortalitas (Hudson et al., 2003).

Tindakan dan pengobatan pada gagal jantung ditunjukkan pada 5

aspek (Ganiswarna, 2005) yaitu :

a. Mengurangi beban kerja jantung

b. Memperkuat kontraktilitas miokard

c. Mengurangi kelebihan garam dan cairan

d. Melakukan tindakan dan pengobatan khusus terhadap penyebab

e. Faktor-faktor pencetus kelainan yang mendasari

Farmakologi Pada Pasien Gagal Jantung Page 3

Page 4: FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

Terdapat 3 obat yang menunjukkan efektifitas klinik dalam

mengurangi gejala insufisiensi jantung tapi tidak mengembalikan

kondisi patologik yang asli (Ganiswarna, 1995). Tiga golongan

tersebut adalah :

a. Vasodilator

Vasodilator dapat menurunkan secara selektif beban

jantung sebelum kontraksi, sesudah kontraksi atau keduanya

(vasodilator yang seimbang).

1) Vasodilator Parental hendaknya diberikan kepada pasien

dengan kegagalan jantung berat atau tidak dapat diminum

obat-obatan oral misalnya pada pasien setelah operasi.

a) Nitro g l i s e rin adalah vasodilator kuat dengan pengaruh

pada vena dan pengaruh yang kuat pada jaringan

pembuluh darah arteri. Penumpukan vena paru dan

sistemik dipulihkan melalui efek tersebut. Obat ini juga

merupakan vasodilator koroner yang efektif sehingga

merupakan vasodilator yang lebih disukai untuk terapi

kegagalan jantung pada keadaan infark miokard akut

atau angina tak stabil.

b) N a trium ni t ropusida adalah vasodilator kuat dengan sifat-

sifat venodilator kurang kuat. Efeknya yang menonjol

adalah mengurangi beban jantung setelah kontraksi dan

ini terutama efektif untuk pasien kegagalan jantung

yang menderita hipertensi atau reguitasi katub berat

(Kelly dan Fry, 1995).

2) Vasodilator Oral

a) P e n g h a m b a t ACE

Mengeblok sistem renin angiotensin aldosteron

dengan menghambat perubahan angiotensin I menjadi

angiotensin II, memproduksi vasodilator dengan

membatasi angiotensin II, menginduksi vasokonstriksi dan

Farmakologi Pada Pasien Gagal Jantung Page 4

Page 5: FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

menurunkan retensi sodium dengan mengurangi sekresi

aldosteron (Massie dan Amidon, 2002).

Obat yang serba guna tersebut menurunkan tahanan

perifer sehingga menurunkan afterload, menurunkan

resistensi air dan garam (dengan menurunkan sekresi

aldosteron) dan dengan jalan menurunkan preload

(Katzung, 1992).

Contoh obatnya sebagai berikut captropil, enalapril,

enalaprilat dan lisinopril.

b) An g io t e nsin r e s e ptor bl o k e r ( A R B )

Merupakan pendekatan lain untuk menghambat

system RAA adalah yang akan mengeblok atau

menurunkan sebagian besar efek sistem. Namun demikian

agen ini tidak menunjukkan efek penghambat ACE pada

jalur potensial lain yang memproduksi peningkatan

bradikinin, prostaglandin dan nitrit oksida dalam jantung

pembuluh darah dan jaringan lain. Karena itu, ARB dapat

dipertimbangkan sebagai alternatif pendapat ACE pada

pasien yang tidak dapat menerima pendapat ACE

(Massie dan Amidon, 2002). Contoh obat pada

golongan ARB yang digunakan dalam terapi gagal

adalah losartan, valsartan, dan kondensartan. Ketiga obat

tersebut tidak memiliki interaksi yang berarti dengan obat-

obat lain (Stokley, 1996).

c) B e t a - B lok e r

Untuk terapi kegagalan jantung bersifat

kontroversial namun dapat efek-efek yang merugikan dari

katekolamin pada jantung yang mengalami kegagalan

termasuk menekan reseptor beta pada otot jantung situasi

kegagalan jantung (Kelly dan Fry,

1995). Beta bloker digunakan pada pasien gagal jantung

Farmakologi Pada Pasien Gagal Jantung Page 5

Page 6: FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

stabil ringan, sedang atuau berat (Massie dan Amidon,

2002). Obat ini digunakan untuk terapi gagal jantung

adalah karvedilol, bisoprolol dan metoprolol succinate

(Hunt et al., 2005).

d) Ant a g onis k a n a l kals i um

Secara langsung menyebabkan relaksasi otot polos

pembuluh darah dan penghambat pemasukan kalsium

kedalam sel otot jantung. Kegunaan pokok obat ini dalam

terapi gagal jantung adalah berasal dari pengurangan

iskemia pada pasien dengan penyakit jantung koroner

yang mendasari. Semua antagonis kalsium mempunyai

sifat inotropik negatif sehingga digunakan secara

berhati-hati pada pasien dengan difungsi ventrikal kiri

(Kelly dan Fry, 1995). Obat-obat golongan tersebut

sebaiknya dihindari kecuali untuk dipakai dalam terapi

hipertensi dan angina dan untuk indikasi tersebut hanya

amlodipin yang boleh digunakan pada pasien gagal

jantung (Hunt et al., 2005) Contoh obatnya nifedipine,

nicardipine, diltiazem dan isradipine.

e) Antagonis reseptor adrenergik

Secara teoritis dapat melawan beberapa efek yang

merugikan yang berkaitan dengan aktivasi kompensasi

pada sistem syaraf simpatik pada kegagalan jantung.

Blokade adrenergik alpha mengurangi vasokonstriksi,

resistensi vaskuler sistemik danbeban jantung sesudah

kontraksi dengan melalui antagonisasi efek norepinephrin.

Blokade adrenergik beta untuk terapi kegagalan jantung

bersifat kontrosepsial namun dapat membatasi efek-efek

yang merugikan dari catecholamine pada jantung yang

mengalami kegagalan termasuk menekan reseptor beta

pada otot jantung dalam situasi kegagalan jantung.

Farmakologi Pada Pasien Gagal Jantung Page 6

Page 7: FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

Beberapa jenis antgonis reseptor dan contohnya,

diantaranya :

i. Antagonis reseptor alpha

Prazosin adalah vasodilator yang seimbang yang

mengurangi tekanan ventrikel kiri dan kanan secara

bermakna serta tekanan darah sistemik.

Daxozosin adalah obat antagonis reseptor alpha

yang digunakan terhadap hipertensi.

ii. Antagonis adrenergik beta

f) Nitr a t

Terutama berkhasiat venodilator dan oleh karena

ini bermanfaat untuk menyembuhkan gejala-gejala

penumpukan vena dan paru-paru. Obat-obat golongan ini

mengurangi iskemia otot dengan menetralkan tekanan

pengisian ventrikel dan dengan melebarkan arteri koroner

secara langsung (Kelly dan Fry, 1995). Contoh obat

golongan ini adalah Isosorbit mono nitrat (ISMN) dan

dinitrat (ISND).

g) Hidr a l a z in

Hidralazin adalah obat yang murni mengurangi

beban jantung setelah konstraksi yang bekerja langsung

pada otot polos arteri untuk menimbulkan vasodilatasi.

Hidralazin terutama berguna dalam pengobatan reguitasi

mitral kronis dan insufisiensi aorta (Kelly dan Fry, 1995).

Hidralazin oral merupakan dilator arterioral poten dan

meningkatkan output kardiak pada pasien gagal

jantung kongestif (Massie dan Amidon, 2002).

b. Diuretik

Diuretik merupakan cara yang paling efektif meredakan

gejala pada pasien dengan gagal jantung yang kongestif sedang

sampai berat. Tujuan dari pemberian diuretik adalah mengurangi

Farmakologi Pada Pasien Gagal Jantung Page 7

Page 8: FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

gejala retensi cairan yaitu meningkatkan tekanan vena jugularis

atau edema ataupun keduanya. Diuretik menghilangkan

retensi natrium pada CHF dengan menghambat reabsorbsi

natrium atau klorida pada sisi spesifik di tubulus ginjal.

Bumetamid, furosemid, dan torsemid bekerja pada tubulusdistal

ginjal (Hunt et al., 2005).

Pasien dengan gagal jantung yang lebih berat

sebaiknya diterapi dengan salah satu loop diuretik, obat-obat ini

memiliki onset cepat dan durasi aksinya yang cukup singkat.

Manfaat dari terapi diuretik yaitu dapat mengurang edema pulmo

dan perifer dalam beberapa hari bahkan jam. Diuretik merupakan

satu-satunya obat yang dapat mengontrol retensi cairan pada

gagal jantung (Hunt et al., 2005). Dieuretika dibagi menjadi

beberapa jenis, diantaranya :

1) Dieuretika thiazide (hidroklorotiazid, klortalidon, metalazone,

indapamide)

2) Dieuretika Ansa Henle (furosemide, bumetanide, asam

ethacrynat)

3) Dieuretika yang menahan kalium (spironolacton, triamteren,

amiloride)

c. Obat-Obat Inotropik

Obat-Obat-obat inotropik positif meningkatkan kontraksi

otot jantung dan meningkatkan curah jantung. Meskipun obat-

obat ini bekerja melalui mekanisme yang berbeda, dalam tiap

kasus kerja inotropik adalah akibat penigkatan konsentrasi

kalsium sitoplasma yang memicu kontraksi otot jantung (Mycek et

al., 2001). Beberapa golongan obat intropic, diantaranya :

1) Di g i t a l i s glycosida

Meningkatkan kontraktilitas miokardium melalui

inhibisi reversible terhadap aktivitas natrium-kalium ATP ase

pada sarcolemma. Digoxin paling efektif bila digunakan dalam

Farmakologi Pada Pasien Gagal Jantung Page 8

Page 9: FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

penatalaksanaan kegagalan jantung :

a) Yang disertai atau disebabkan oleh vibrilasi atau flutter

(kepak) atrium atau takikardia supraventrikuler yang

responsif terhadap digoxin.

b) Pada pasien dengan dilatasi ventrikel kiri dan fungsi

sistolik yang terganggu dengan gejala berupa suara jantung

ketiga, fraksi ejeksi yang rendah dan ratio cardio-throracic

yang besar.

Obat golongan digitalis ini memiliki berbagi mekanisme kerja

sebagi berikut :

a) Pengaturan konsentrasi kalsium sitosol

b) Peningkatan kontraktilitas otot jantung

2) A g onis β - a d r e n e r g i c

Stimuli β- adrenergic memperbaiki kemampuan jantung

dengan efek inotropik spesifik dalam fase dilatasi. Hal ini

menyebabkan masuknya ion kalsium ke dalam sel miokard

meningkat, sehingga dapat meningkatkan kontraksi. Contoh

obat ini adalah dopamine dan dobutamin (Mycek et al., 2001).

3) I nhib i tor f o s fodi e ste ra s e

Inhibitor fosfodiesterase memacu konsentrasi intrasel

siklik -AMP. Ini menyebabkan peningkatan kalsium intrasel

dan kontraktilitas jantung. Obat yang termasuk dalam

golongan inhibitor fosfodiesterase adalah amrinon dan

mirinon (Mycek et al., 2001).

4) Antagonis aldosteron

Antagonis aldosteron termasuk spironolakton dan

inhibitor konduktan natrium diktus kolektifus (triamteren

dan amilorid). Obat-obat ini sangat kurang efektif bila

digunakan sendiri tanpa kombinasi dengan obat lain

untuk penatalaksanaan pada gagal jantung. Meskipun

demikian, bila digunakan kombinasi dengan Tiazid atau

Farmakologi Pada Pasien Gagal Jantung Page 9

Page 10: FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

diuretika Ansa Henle, obat-obat golongan ini efektif dalam

mempertahankan kadar kalium yang normal dalam serum

(Kelly dan Fry, 1995).

Terapi obat untuk gagal jantung menurut NYHA (Walker dan

Edwards, 2003)

Status fungsioanal

pasien (NYHA)

kelas Terapi Obat

Asimptomatik

I

ACE Inhibitor jika dikontraindikasikan atau

toleransi rendah diinginkan AII

antagonis, digoksin atau hidralazin +

isosorbit dinitrat.

II

Ditambah dengan diuretik (umumnya loop

diuretic), jika cocok diberikan

Karvedilol atau Bisoprolol

Simptomatik IIII

IV

Jika cocok, diberikan Plan

Carvedilol atau Bisoprolol

Spironolakton

Digoxin

Metolazone

Hidralazine + Isosorbit dinitrat

5. Dosis

Dosis dan cara pemberian di pengaruhi oleh keadaan yang

mendasari dan keparahan sakitnya. Ketersediaan obat dalam darah

pada pemberian secara oral (kira-kira 60-75 % bila di berikan dalam

bentuk tablet),dan mulai kerja obat lebih cepat pada terapi secara I.V

adalah 36-38 jam,pemuatan digoksin di laksanakan dengan

memberikan 0,25-0,5 mg PO atau I.V pada mula pertama kemudian di

ikuti dengan 0,25 mg setiap 6 jam hingga mencapai dosis total sebesar

1,0-1,5 mg .Tanda-tanda toksisitas hendaknya di cari sebelum mulai

Farmakologi Pada Pasien Gagal Jantung Page 10

Page 11: FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

memberikan dosis berikutnya.Terapi pemeliharaan di pengaruhi oleh

umur,berat badan tanpa lemak,dan fungsi injal pasien.Bila fungsi

ginjal normal maka dosis harian yang biasa adalah 0,125 - 0,375 mg.

Eksreksi digoksin berkaitan secara linear dengn clearance

kreatinin, dan dosisnya supaya di turunkan atau selang pemberiannya

di perlebar pada pasien dengan insufisiensi ginjal.Perlu di kaji

berulang kali untuk penentuan akhir dosis optimum pada pasien

dengan insufisisensi ginjal , pasien yang menggunakan obat-obatan

lain yang dapat mempengaruhi metabolisme digoksin,atau mereka

yang di curigai tidak atau sulit menaati aturan pengobatan.Ini di

dasarkan penilaian kadar digoksin serum yang di lakukan secara

kerap.Kadar obat dalam darah belum dapat di tentukan sebelum 6 jam

dari saat pemberiaanya karena distribusinya belum sempurna sehingga

hasil pengukuran tidak dapat di interpretasikan.

6. Interaksi Obat

Interaksi obat paling tidak melibatkan dua jenis obat yaitu obat

objek dan obat presipitan. Obat objek adalah obat yang aksilefeknya

dipengaruhi atau diubah oleh obat lain, sedangkan obat presipitan

adalah obat yang mempengaruhi aksilefek obat lain (Suryawati,

1995).

Pada penulisan resep sering beberapa obat diberikan secara

bersamaan, sehingga memungkinkan terdapat obat yang kerjanya

berlawanan. Mekanisme interaksi obat secara garis besar dapat

dibedakan menjadi tiga mekanisme yaitu Interaksi

farmasetiklinkompatibilitas, interaksi dengan mekanisme

farmakokinetika, dan interaksi dengan farmakodinamik (Ganiswarna,

1995).

a. Interaksi Farmasetik atau Inkompatibilitas

Inkompatibilitas merupakan interaksi obat yang terjadi

diluar tubuh (sebelum obat diberikan) antara obat yang tidak

Farmakologi Pada Pasien Gagal Jantung Page 11

Page 12: FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

dapat dicampur (inkompatibilitas). Pencampuran obat demikian

dapat menyebabkan terjadinya interaksi langsung secara fisik atau

kimiawi, yang hasilnya mungkin terlihat sehingga pembentukan

endapan, perubahan warna, atau mungkin juga tidak terlihat.

Interaksi ini biasanya berakibat inaktivasi obat (Ganiswarna,

1995). Contoh, pencampuran penisilin dan aminoglikosida akan

menyebabkan hilangnya efek farmakologik yang diharapkan

(Anonim, 2000).

b. Interaksi Farmakokinetik

Interaksi Farmakokinetik adalah mekanisme yang terjadi

apabila satu obat mengubah absorbsi, distribusi,

metabolismeltransformasi dan eliminasi obat lain, sehingga

interaksi ini meningkatkan atau mengurangi jumalah obat yang

tersedia dalam tubuh untuk menimbulkan efek farmakologinya.

Interaksi farmakokinetika yang terjadi pada satu obat belum tentu

terjadi pula pada obat-obat yang sejenis kecuali jika diketahui sifat

farmakokinetikanya sama pula (Anonim, 2000).

1) Interaksi dalam absorbsi di saluran cerna

Interaksi obat dalam saluran cerna meliputi :

a) Perubahan pH Saluran Cerna

b) Interaksi langsung

c) Perubahan waktu pengosongan lambung dan waktu transit

dalam usus (Mobilitas Saluran Cerna)

d) Waktu transit dalam usus

e) Kompetisi untuk mekanisme absorbsi obat

f) Obat yang analog dengan makanan

g) Perubahan flora usus

h) Efek toksik pada Saluran Cerna

2) Interaksi dalam distribusi

a) Interaksi dalam ikatan protein plasma

b) Interaksi dalam ikatan jaringan

Farmakologi Pada Pasien Gagal Jantung Page 12

Page 13: FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

c) Interaksi dalam metabolisme

d) Interaksi dalam proses eliminasi

c. Interaksi Farmakodinamik

Interaksi farmakodinamik adalah interaksi antara obat

yang bekerja pada sistem reseptor yang sama sehingga

terjadi efek aditif, sinergistik atau antagonistic. Mekanisme

interaksi yang terjadi antara lain adalah sinergisme dan aditif,

antagonisme, perubahan mekanisme transport obat, dan

gangguan cairan dan elektrolit (Stockley, 1994). Interaksi ini

terjadi pada :

1) Interaksi pada reseptor

2) Interaksi fisiologik

3) Perubahan dalam kesetimbangan cairan dan elektrolit

4) Gangguan mekanisme pengambilan amin di ujung saraf

adrenergik

5) Interaksi dengan penghambat Monoamin oksidase

(penghambat MAO).

Interaksi obat pada pengobatan gagal jantung yang biasa terjadi

menurut Harrison (Harrison et al., 2001)

Kelas obat Interaksi obat Efek Samping

ACE inhibitor

Antacid Menurunkan absorbsi obat.Spironolakton (Aldoctone)

Dengan co-administration,hasilnya meningkatkan levelpotassium, khususnya pada

orang tua dan pasien dengandisfungsi ginjal.

Lithium Meningkatkan level lithium.

NSAID Menurunkan fungsi ginjal.

β bloker Menurunkan heart rate dankonduksi atroventricular node.

Calcium chanel bloker(diltiazem [Cardizem] dan

Menurunkan heart rate dankonduksi atroventricular node.

Farmakologi Pada Pasien Gagal Jantung Page 13

Page 14: FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

Amiodaron(Cordarone)

Digoksin (Lanoxin) Meningkatkan konsentrasidigoksin, Menurunkan heart rate dan konduksi atroventricularnode.

Quinidine Meningkatkan konsentrasiquinidine.

Phenytoin (Dilantin) Meningkatkan konsentrasiphenytoin, menurunkan konsentrasi amiodarone.

Prokainamid (Pronestyl)

Meningkatkan konsentrasiprokainamid.

Theophyline Meningkatkan konsentrasitheophyline.

Warfarin (Coumadin) Meningkatkan INR.

β-blokerAmiodarone, ditiazem,verapamil,

Menurunkan heart rate dankonduksi atroventricular node.

Digoxin

Amiodarone Meningkatkan konsentrasidigoxin, Menurunkan heart rate dan konduksi atroventricularnode.

Digoxin Antacid Menurunkan absorbsi digokxin.

7. Efek Samping

a. Bloker reseptor adrenergik dapat menyebabkan gagal jantung pada

penderita dengan gangguan fungsi otot jantung.

b. gagal jantung sering terjadi meskipun curah jantung menurun,

menunjukan adanya penurunan tekanan darah yang mengurangi

beban kerja jantung.

c. Risiko gagal jantung dapat dikurangi bila terlebih dulu diberikan

diuretik, tetapi biasanya dianjurkan untuk diberikan digitalis. –

bloker tidak menghambat efek inotropik digitalis tetapi kedua obat

ini mendepresi konduksi AV.

d. –bloker meningkatkan resistensi jalan nafas dan menimbulkan

serangan asma pada penderita dengan riwayat asma.

e. –bloker dapat menyebabkan ekstremitas dingin.

Farmakologi Pada Pasien Gagal Jantung Page 14

Page 15: FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

f. Penggunaan klinik –bloker menimbulkan supersensitivitas terhadap

beta agonis karena diperkirakan terjadi peningkatan jumlah

reseptor beta sebagai mekanisme adaptasi.

g. Dapat menimbulkan rasa lelah, gangguan tidur dan depresi.

h. Dapat menyebabkan gangguan saluran cerna (muntah, diaredan

konstipasi) tetapi jarang.

8. Penggunaan Obat Dan Efek Samping Pada Ibu Hamil dan

Menyusui

Obat Penggunaan Efek sampingpotensial

Keamanan Saatmenyusui

ACE inhibitor

Hipertensigagal jantung

Oligohidramnion,Retardasi pertumbuhan intra uterin, PDA, Prematuritas, hipotensi neonatal, gagal ginjal, anemia, kematian, abnormalitas muskoloskeletal

Tidak Ok

Farmakologi Pada Pasien Gagal Jantung Page 15

Page 16: FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

Penyekat Beta

Hipertensi, aritmiaInfark miokard, iskemia, kardiomiopati hipertropik, hipertiroid, stenosis mitral, sindroma Marfan, kardiomiopati

Bradikardia janin, beratbadan lahir rendah, hipoglikemia,respiratory distress, partus memanjang

Ya Ok

Digoksin Aritmia, gagaljantung

Berat badan lahirrendah, prematuritas

Ya Ok

Diueretika Hipertensi, gagaljantung kongestif

Mengurangi perfusiutero plasenta

Belum jelas Ok

Nitrat Hipertensi, gagal jantung

Fetal distress denganhipotensi maternal

Ya Data tidak ada

Farmakologi Pada Pasien Gagal Jantung Page 16

Page 17: FARMAKOLOGI GAGAL JANTUNG

DAFTAR PUSTAKA

Pedoman Pengobatan

Editor : Michele Woodley, M.D & Alison Whelan, M.D

Departemen Of Medicine, Washington University, 1992

Farmakologi Pada Pasien Gagal Jantung Page 17