Farmakologi 1 Edit

14
FARMAKOLOGI FARMAKOKINETIKA DAN FARMAKODINAMIKA OBAT Oleh : Sri Tasminatun,M.Si.,Apt L O : Mahasiswa mampu menjelaskan farmakologi dan pengertian di bidang farmakologi Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan farmakologi dan keperawatan sesuai kompetensinya Mahasiswa mampu menjelaskan fase obat dalam tubuh Mahasiswa mampu menjelaskan farmakokinetika obat, meliputi Absorbsi, Distribusi, Metabolisme dan ekskresi Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi farmakokinetika obat Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme aksi obat (farmakodinamika) 1. PHARMACOLOGY (pharmacon : drug, logos : science) a. Mempelajari obat : sejarah sumber bahan obat fisika dan kimia obat efek fisiologis dan biokimiawi obat mekanisme aksi obat absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi penggunaan obat untuk terapi b. Definisi Obat Menurut Kep. MenKes RI No. 193/Kab/B.VII/71

Transcript of Farmakologi 1 Edit

Page 1: Farmakologi 1 Edit

FARMAKOLOGI

FARMAKOKINETIKA DAN FARMAKODINAMIKA OBAT

Oleh : Sri Tasminatun,M.Si.,Apt

L O :

Mahasiswa mampu menjelaskan farmakologi dan pengertian di bidang farmakologi

Mahasiswa mampu menjelaskan hubungan farmakologi dan keperawatan sesuai kompetensinya

Mahasiswa mampu menjelaskan fase obat dalam tubuh

Mahasiswa mampu menjelaskan farmakokinetika obat, meliputi Absorbsi, Distribusi, Metabolisme dan ekskresi

Mahasiswa mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi farmakokinetika obat

Mahasiswa mampu menjelaskan mekanisme aksi obat (farmakodinamika)

1. PHARMACOLOGY(pharmacon : drug, logos : science)a. Mempelajari obat :

sejarah

sumber bahan obat

fisika dan kimia obat

efek fisiologis dan biokimiawi obat

mekanisme aksi obat

absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi

penggunaan obat untuk terapi

b. Definisi ObatMenurut Kep. MenKes RI No. 193/Kab/B.VII/71“Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah (pemberian antibiotik saat melakukan tindakan oprasi untu mencegah infeksi) , mengurangkan (seperti PCT/Paracetamol yang bersifat symtomatik/mengurangi gejala sakit) , menghilangkan (menghilangkan penyebabnya/kausatif) , menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit (biasanya pada obat-obat psikoterapi) , luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia”.

Page 2: Farmakologi 1 Edit

Pengertian dalam bidang farmakologi

1) Farmakognosi

2) Farmasi

3) Farmakologi klinik & farmakologi eksperimental → lebih banyak peran dokter : misal penyakit A obatnya apa, dan semacamnya. Peran perawat

4) Farmakoterapi

5) Toksikologi

1) FARMAKOGNOSI

Ilmu yang mempelajari tentang bagian-bagian tanaman atau hewan yang dapat digunakan sebagai obat alami yang telah melewati berbagai macam uji seperti uji farmakodinamik, uji toksikologi dan uji biofarmasetika.

Kunyit (Curcuma Domestica)

Vincristine & vinblastine

Vincristine & vinblastine yang terkandung dalam tanaman tapak doro (Catharanthus roseus) digunakan sebagai kemoterapi pada pasien kanker

Morfin dan turunannya

Page 3: Farmakologi 1 Edit

Morfin adalah alkaloid, berupa getah pada biji papaver somniferum. Morfin berkhasiat sebagai analgetik kuat, menekan susunan syaraf pusat dan bersifat adiktif.

2) FARMASI- Bidang profesional kesehatan , kombinasi dari ilmu kesehatan & ilmu kimia, yang

mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat.

- Ruang lingkup dari praktik farmasi : peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan terhadap pasien (patient care) di antaranya layanan klinik , evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat

Farmakologi klinik : farmakologi yang berhubungan dengan ilmu kedokteran klinis

Farmakologi eksperimental : berkaitan dengan penelitian

uji pre klinik (pada hewan uji)

uji klinik (pada manusia)

3) TOKSIKOLOGI (toxicon :racun) Ilmu yang mempelajari tentang racun (pengaruh racun pada tubuh manusia)

Toksikologi klinik à diagnosa dan terapi

Toksikologi Forensik à racun & keracunan dari aspek medikolegal

Page 4: Farmakologi 1 Edit

Toksikologi Lingkungan à pencemaran lingkungan

Toksikologi Medik à aspek cara kerja & efek pada tubuh, diagnosa, preventif dan terapi keracunan

sesuai standar kompetensi keperawatan : PG02.050: Memberikan Obat Secara Aman Dan Tepat

Keperawatan à pengkajian respons seorang klien terhadap terapi obat

Untuk dapat mengkaji, merencanakan, memberikan intervensi dan mengevaluasi efek obat dengan tepat à seorang perawat harus memiliki pengetahuan tentang farmasetik, farmakokinetik dan farmakodinamik obat

4) PROSES TERAPI

Diagnosis

(anamnesis, pemeriksaan klinik dan laboratorik)

PEMILIHAN OBAT

Obat apa (berdasar diagnosa dan kondisi pasien)

Berapa banyak (dosis, frekuensi penggunaan)

Bagaimana cara pemberian (rute pemberian)

Sembuh, tidak sembuh, efek samping, efek toksik ???

FASE FARMASETIK

FASE FARMAKOKINETIK

FASE FARMAKODINAMIK

Page 5: Farmakologi 1 Edit

I. FASE FARMASETIK Obat bisa diberikan berbagai jalur → masuk tubuh → beredar dalam tubuh. Kebanyakan di berikan melalui oral

Sekitar 80 % obat diberikan melalui mulut

Tablet Disintegrasi Dissolusi

Disintegrasi : pecah menjadi partikel yang lebih kecil (dalam lambung)

Dissolusi : mengalami absorbsi/penyerapan (dari tempat pemberian ke pembuluh darah)

Rate limiting à waktu yang dibutuhkan oleh obat untuk berdisintegrasi dan sampai menjadi siap untuk diabsorpsi oleh tubuh

Rate limiting dipengaruhi oleh bentuk sediaan obat.

Kapsul :

Kapsul ketika di minum akan pecah di lambung → serbuk akan keluar mengalami dissolusi.

Bungkus kapsul terbuat dari gelatin yang mudah pecah, namun ini tidak akan diserap akan tetapi di keluarkan bersama feses.

II. FASE FARMAKOKINETIK

Perjalanan obat dalam badan

Meliputi A D M E à Absorpsi, Distribusi, Metabolisme (atau biotransformasi) dan Ekskresi (atau eliminasi)

Obat Cair Serbuk Kapsul Tablet

Page 6: Farmakologi 1 Edit

A. ABSORPSI

Berpindahnya obat dari tempat pemberian ke dalam pembuluh darah

Absorpsi dapat berlangsung di :

Lambung dan usus pada pembe

rian peroral: tablet biasa, salut gula, salut fim, sirup, kapsul, puyer, sirup dan suspensi.

Mulut (sublingual dan buccal : tablet lozenges ).

Rektum (perektal : supositoria ).

Pada mesenterium (pemberian intraperitonial )

Bundel obat rangka (suntikan intramuskular ).

Dinding saluran nafas (perihalasi ).

Kulit ( diskus transdermal).

Suntikan : Suntikan Intravena : langsung ke pembuluh darah (tidak mengalami absorbsi) Suntikan Intravuskular : di pantat, lebih tepatnya di intramuskuler (di dalam otot) Intraperitonial : biasanya pada hewan Intrakutan : di dalam kulit

Page 7: Farmakologi 1 Edit

Intrasubkutan : di bawah kulit Supositoria : penyerapan pada dinding rektum. Misalnya pada penderita ambeien Perihalasi : di hirup. Obat masuk ke rongga paru-paru → di absorbsi di rongga paru-paru Penyerapan obat ketika di minum habis makan, obat akan tertahan di dalam lambung

sehingga proses absorbsinya menjadi lama

Absorpsi obat berlangsung secara :

Pasif (dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah) Aktif (perlu pembawa,dapat melawan perbedaan kadar) Pinositosis

Membran gastrointestinal terutama terdiri dari lemak dan protein, shg obat-obat yang larut lemak cepat menembus membran gastrointestinal.

Bioavailabilitas adalah jumlah obat, dalam persen terhadap dosis obat, yang mencapai sirkulasi sistemik dalam bentuk utuh/ aktif

Faktor-faktor yg mempengaruhi bioavailabilitas obat oral :

Faktor penderita (Kondisi fisiologis, patologis, genetik & variasi biologis) Motilitas saluran cerna Perfusi saluran cerna Kapasitas absorpsi Kapasitas metabolisme

oral

mulut

lambung

usus

rektum

perektal

v. cava inferior

buccal/sublingual

Page 8: Farmakologi 1 Edit

Faktor obat

Sifat-sifat fisika kimia obat Formulasi obat / bentuk sedian

Interaksi obat di saluran cerna

B. DISTRIBUSI OBAT

Dipengaruhi oleh :

Sifat fisikokimiawi (kelarutan dalam lemak dan air, BM, derajad disosiasi ), Keterikatan obat pada protein plasma (albumin) Faktor faali tubuh ( curah jantung, vaskularisasi atau aliran darah dan lipid content jaringan )

C. METABOLISME/ BIOTRANSFORMASI

proses perubahan obat yang terjadi karena aktivitas biologik (biotransformasi)

bertujuan memudahkan ekskresi obat

obat lipofilik (larut dalam lemak) & non-polar àhidrofilik (larut dalam air) & polar

Oleh enzim mikrosomal & non mikrosomal

tu di sel hepar, ttp juga di jaringan lain : ginjal, paru, epitel saluran cerna & plasma

METABOLISME

Reaksi fase 1 : Oksidasi Reduksi Hidrolisis

Reaksi fase 2: Glucuronidation

A

albumin

A

Obat I

Page 9: Farmakologi 1 Edit

Glycosidation Sulfation Acetylation Methylation Glutathione conjugation Amino acid conjugation

LIVER P450 SYSTEMS

Liver enzymes inactivate some drug molecules

First pass effect (induces enzyme activity)

P450 activity is genetically determined:

Some persons lack such activity à leads to higher drug plasma levels (adverse actions) Some persons have high levels à leads to lower plasma levels (and reduced drug action)

Other drugs can interact with the P450 systems

Either induce activity (apparent tolerance) Inactivate an enzyme system

PHARMACOKINETICS: DRUG CONCENTRATIONS IN PLASMA OVER TIME

1

10

100

1

10

100

Minimum Effective Concentration

Minimum Toxic Concentration

Sub-therapeutic concentrations

Plasma drug concentrationTimeTmaxCmaxAUCTlagKel and T1/2

Page 10: Farmakologi 1 Edit

PROFIL FARMAKOKINETIKA OBAT

KADAR OBAT SETELAH PEMBERIAN BERULANG

Ketidaktaatan minum obat mempengaruhi ketersediaan hayati obat yang mungkin berpengaruh terhadap efek terapi

Page 11: Farmakologi 1 Edit

D. EKSKRESI Organ utama à ginjal. Organ lain : hati (melalui empedu ke dalam usus), kelenjar keringat, liur, air mata, susu, dan

paru atau didepo ke dalam kuku dan rambut. Ekskresi oleh ginjal merupakan hasil akhir dari proses-proses filtrasi ( oleh glomerulus ),

reabsorpsi (oleh sel tubulus ginjal) dan/atau sekresi ( oleh tubulus ginjal ).

III. FASE FARMAKODINAMIK

Mempelajari efek obat terhadap fisiologi, biokimia seluler dan mekanisme kerja obat

Aktivitas àkemampuan untuk berikatan dengan reseptor spesifik

Reseptor, umumnya berupa protein

Efek yang ditimbulkan oleh obat à dapat menghasilkan/ meningkatkan respon atau menghambat respon.