Farmakognosi Kel. 4 Fix

download Farmakognosi Kel. 4 Fix

of 21

Transcript of Farmakognosi Kel. 4 Fix

A. Tetrasiklin dan Derivatnya1. ASAL DAN KIMIA

Antibiotik golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan ialah klortetrasiklin yang dihasilkan oleh Streptomyces aureofaciens. Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dari Streptomyces rimosus. Tetrasiklin sendiri dibuat secara semi sintetik dari klortetrasiklin, tetapi juga dapat diperoleh dari spesies Streptomyces lain. Tetrasiklin adalah zat antimikroba yang diperoleh dengan cara deklorinasi klortetrasiklin, atau dengan mereduksi oksitetrasiklin atau dengan cara fermentasi. Biosintesanya yaitu melalui reaksi malonat asetat, yaitu : 8 unit asam malonat melakukan ikatan dan mengadisi atom C nomer 2 sehingga akan mengalami dekarboksilasi yang menyebabkan terbentuknya senyawa poliketida dengan atom C nomer 19. Kemudian mengalami karbonil etilen kondensasi membentuk 6 metil pretetramide. Lalu dia mengalami metilasi dan hidroksilasi sehingga membentuk senyawa intermediate. Kemudian senyawa ini mengalami halogenasi yang akhirnya membentuk senyawa klortetrasiklin. Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam natrium atau garam HCl-nya mudah larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl tetrasiklin bersifat relatif stabil. Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat labil sehingga cepat berkurang potensinya. Struktur kimia tetrasiklin :

FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat

Antibiotika Derivat

1

Pemerian : serbuk hablur, kuning, tidak berbau atau sedikit berbau lemah Preparat : Tetrasiklin HCl

2.

FARMAKODINAMIK

Golongan tetrasiklin ini menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi dua proses dalam masuknya antibiotik ke dalam ribososm bakteri Gram negatif ; pertama secara difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua melalui sistem transpor aktif. Setelah masuk antibiotik berikatan secara reversibel dengan ribosom 30S dan mencegah ikatan tRNA-aminoasilpada kompleks mRNA-ribosom. Hal tersebut mencegah perpanjangan rantai peptida yang sedang tumbuh dan berakibat terhentinya sintesis protein. Mekanisme kerja tetrasiklin ini yaitu bakteriostatik dengan cara menghambat sintesis protein kuman. Tetrasiklin ini termasuk antibiotika Broad spektrum , yaitu untuk bakteri gram positif, bakteri gram negatif, aerob dan anaerob, spiroket, mikoplasma, riketsia, klamidia, legionela dan protozoa tertentu. Tertrasiklin ini memberikan efek non-terapi yang berupa reaksi kepekaan, toksik dan iritasi, serta reaksi akibat perubahan biologi. Derivat dari tetrasiklin yaitu : demeklosiklin, klortetrasiklin, doksisiklin, methasiklin, oksitetrasiklin, dan minosiklin

FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat

Antibiotika Derivat

2

3.

FARMAKOKINETIK

Absorpsi Sekitar 30-80% tetrasiklin diserap dalam salura cerna. Doksisiklin dan minosiklin diserap lebih dari 90%. Absorpsi sebagian besar berlangsung di lambung dan usus halus. Adanya makanan dalam lambung menghambat penyerapan, kecuali minosiklin dan doksisiklin. Absorpsi dihambat dalam derajat tertentu oleh pH tinggi dan pembentukan kelat yaitu kompleks tetrasiklin dengan suatu zat lain yang sukar diserap seperti aluminium hidroksid, garam kalsium dan magnesium yang biasanya terdapat dalam antasida, dan juga ferum. Tetrasiklin diberikan sebelum makan atau 2 jam sesudah makan. Distribusi Dalam plasma semua jenis tetrasiklin terikat oleh protein plasma dalam jumlah yang bervariasi. Dalam cairan cerebrospinal (CSS) kadar golongan tetrasiklin hanya 10-20% kadar dalam serum. Penetrasi ke CSS ini tidak tergantung dari adanya meningitis. Penetrasi ke cairan tubuh lain dan jaringan tubuh cukup baik. Obat golongan ini ditimbun di hati, limpa dan sumssum tulang serta di sentin dan email gigi yang belum bererupsi. Golongan tetrasiklin menembus sawar uri dan terdapat dalam ASI dalam kadar yang relatif tinggi. Dibandingkan dengan tetrasiklin lainnya, doksisiklin dan minosiklin daya penetrasinya ke jaringan lebih baik. Ekskresi Golongan tetrasiklin diekskresi melalui urin dengan filtrasi glomerolus dan melalui empedu. Pemberiaan per oral kira-kira 2055% golongan tetrasiklin diekskresi melalui urin. Golongan tetrasiklin yang diekskresi oleh hati ke dalam empedu mencapai kadar 10 kali kadar dalam serum. Sebagian besar obat yang diekskresi ke dalam lumen usus ini mengalami sirkulasi enterohepatik; maka obat ini masih terdapat dalam darah untuk waktu lama setelah terapi dihentikan. Bila terjadi obstruksi pada saluran empedu atau gangguan faal hati obat ini akan mengalami

FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat

Antibiotika Derivat

3

kumulasi dalam darah. Obat yang tidak diserap diekskresi melalui tinja

4.

EFEK SAMPING

Gangguan lambung. Penekanan epigastrik biasanya disebabkan iritasi dari mukosa lambung dan sering kali terjadi pada penderita yang tidak patuh yang diobati dengan obat ini. Efek terhadap kalsifikasi jaringan. Deposit dalam tulang dan pada gigi timbul selama kalsifikasi pada anak yang berkembang. Hal ini menyebabkan pewarnaan dan hipoplasi pada gigi dan menganggu pertumbuhan sementara. Hepatotoksisitas fatal. Efek samping ini telah diketahui timbul bila obat ini diberikan pada perempuan hamil dengan dosis tinggi terutama bila penderita tersebut juga pernah mengalami pielonefritis. Fototoksisitas . Fototoksisitas, misalnya luka terbakar matahari yang berat terjadi bila pasien menelan tetrasiklin terpajan oleh sinar matahari atau UV. Toksisitas ini sering dijumpai dengan pemberian tetrasiklin, doksisiklin dan deklosiklin. Gangguan keseimbangan. Efek samping ini misalnya pusing, mual, muntah terjadi bila mendapat minosiklin yang menumpuk dalam endolimfe telinga dan mempengaruhi fungsinya. Pseudomotor serebri. Hipertensi intrakranial benigna ditandai dengan sakit kepala dan pandangn kabur yang dapat terjadi pad orang dewasa. Meskipun penghentian meminum obat membalikkan kondisi, namun tidak jelas apakah dapat terjadi sekuela permanen. Superinfeksi. Pertumbuhan berlebihan dari kandida (misalnya dalam vagina) atau stafilokokus resisten (dalam usus) dapat terjadi.

5.

PENGGUNAAN KLINIS

Penyakit yang obat pilihannya golongan tetrasiklin adalah:FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat Antibiotika Derivat

4

a. Riketsiosis.

Perbaikan yang dramatik tampak setelah penggunaan obat golongan ini. Demam mereda dalam 1-3 hari dan ruam kulit hilang dalam 5 hari. Perbaikan klinis tampak 24 jam setelah terapi.b. Infeksi

klamidia. Limfogranuloma venereum: Golongan tetrasiklin merupakan obat pilihan utama penyakit ini. Terapi 3-4 minggu dan 1-2 bulan untuk keadaan kronik. c. Psitakosis: pemberiaan golongan tetrasiklin selama beberapa hari mengatasi gejala klinis. d. Inclusion conjunctivitis: pengobatannya dengan salep mata atau tetes mata yang mengandung golongan tetrasiklin selama 2-3 minggu. e. Trakoma: pengobatan dengan salep mata golongan tetrasiklin dikombinasikan dengan doksisiklin oral selama 40 hari. f. Uretritis nonspesifik. Pengobatan dengan tetrasiklin oral 4 kali sehari 500 mg selama 7 hari.g. Infeksi Mycoplasma pneumoniae. Dapat diatasi dengan obat

golongan tetrasiklin. Walaupun penyembuhan cepat dicapai, bakteri ini mungkin tetap ada dalam sputum setelah obat dihentikan. Infeksi basil a. Bruselosis: Pengobatan yang memuaskan didapat setelah 3 minggu dengan golongan tetrasiklin. Untuk kasus berat dikombinasi dengan streptomisin. b. Tularemia: Terapi dengan tetrasiklin cukup baik meskipun streptomisin adalah obat pilah utama penakit ini.c. Kolera:

tetrasiklin adalah antibiotik paling efektif untuk kasus i ni. Dapat mengurangi kebutuhan cairan infus sebanyak 50 %dari yang dibutuhkan. namun bila streptomisin tidak dapat digunakan maka dapat dipakai golongan tetrasiklin

d. Sampar: stretomisin adalah pilihan utama untuk penyakit ini .

FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat

Antibiotika Derivat

5

Infeksi kokus. Golongan tetrasiklin tidak lagi diindikasikan untuk infeksi staphylacoccus maupun streptococcus karena sering dijumpai resistensi. Adanya resistensi strain Str.pneumoniaemembatasi penggunaannya untk penumonieae akibat kuman ini. Infeksi venerik. a. Gonore: penisilin merupakan obat pilihan utama namun bagi paseien yang alergi penisilin dapat diberikan tetrasiklin oral 4 kali sehari 500 mg atau doksisiklin 2 kali sehari 100 mg selama 7 hari. Tetrasiklin mempunyai masking effect terhadap infeksi sifilis sehingga menyulitkn diagnosis. b. Sifilis: tetrasiklin merupakan obat pilihan ke dua setelah penisilin untuk sifilis dengan dosis 4 kali sehari 500 mg per oral selama 15 hari. Juga efektif untuk chancroid dan granuloma inguinal.c. Akne vulgaris. tetrasiklin dapat menghambat prouksi asam

lemak dari sebum, dengan dosis 2 kali sehari 250 mg selama 2-3 minggu hingga beberapa bulan

Infeksi lain.a. Actinomycosis: Golongan tetrsiklin dapat digunakan jika penisilin

G tidak dpat diberikan pada pasien. b. Frambusia: respon penderita terhadapa golongan tetrasiklin berbeda-beda. Ada yang hasilnya baik, dapula yang tidak memuaskan. Penisilin merupakan pilihan utama untuk penyakit ini.c. Leptospirosis:

walaupun tetrasiklin dan penisilin G sering digunakan untuk penyakit ini, efektivitasnya tidak terbukti secara mantap. Infeksi saluran cerna: tetrasiklin merupakan ajuvan yang bermanfaat pada amubiasis intestinal akut, dan infeksi Plasmodium falciparum. Selain itu efektif untuk disentri oleh strain shigella yang peka.

FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat

Antibiotika Derivat

6

6.

PENGGUNAAN TOPIKAL

Hanya dibatasi untuk infeksi mata saja. Salep mata golongan tetrasiklin efektif untuk mengobati trakoma dan infeksi lain pada mata oleh gram-positif dan gram negatif yang sensitif. Selain itu juga untuk profilaksis oftalmianeonatorum pada neonatus. Profilaksis pada penykit paru menahun Banyak penelitian yang hasilnya kontroversial mengenai keamanan tetrasiklin 500 mg sehari per oral pad pasien ini. Bahaya potensial pemberiaan jangka lama ini ialah timbulnya superinfeksi bakteri atau jamur yang sulit dikendalikan. Bila tetrasiklin diberikan dengan metoksifluoran maka dapat menyebabkan nefrotoksisk. Bila dikombinasikan dengan penisilin maka aktivitas antimikrobanya dihambat. Bila tetrasiklin digunakan bersamaan dengan produk susu maka akan menurunkan absorpsinya karena membentuk khelat tetrasiklin dengan ion kalsium yang tidak dapat diabsorpsi.

7.

DERIVAT TETRASIKLIN 1. Demeklosiklin Penggunaannya sebagai antibiotik terutama dalam penyakit Lyme, jerawat dan bronkitis. Demeclocycline biasanya juga digunakan untuk mengobati pasien kanker yang telah mengembangkan kondisi yang dikenal sebagai syndrome of inappropriate antidiuretic hormone (SIADH).

2. Klortetrasiklin (7-klortetrasiklin) Klortetrasiklin ini asalnya dari fermentasi bakteri Streptomyces aurofaciens. merupakan antibiotika pertama yang ditemukan dari golongan tetrasiklin. Klortetrasiklin ini mempunyai nama dagang Aureomycin 3. Doksisiklin Doksisiklin ini diserap lebih dari 90% dalam saluran cerna. Dibandingkan dengan tetrasiklin lainnya, doksisiklin daya

FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat

Antibiotika Derivat

7

penetrasinya ke jaringan lebih baik. Biasanya doksisiklin digunakan untuk pencegahan pada infeksi Antraks. Dan digunakan untuk pengobatan dan pencegahan Malaria, serta perawatan infeksi Kaki Gajah. Doksisiklin di pasaran tersedia dalam bentuk sediaan tablet dan kapsul dengan kandungan 50 mg dan 100 mg. 4. Methasiklin 5. Oksitetrasiklin (5-hidroksitetrasiklin) Oksitetrasiklin ini berasal dari bakteri Streptomyces rimosus. Memiliki nama dagang Terramycin. Oksitetrasiklin berguna dalam pengobatan infeksi karena Ricketsia dan Klamidia, pada saluran nafas, saluran cerna, kulit dan jaringan lunak dan infeksi karena hubungan kelamin. Secara oral maka efek sampingnya yaitu diare. Oksitetrasiklin di pasaran tersedia dalam bentuk sediaan kapsul 500 mg dan vial 50 mg/ml untuk injeksi. 6. Minosiklin Sama seperti doksisiklin, minosiklin diserap lebih dari 90% dalam saluran cerna. Selain doksisiklin dan dibandingkan dengan tetrasiklin lainnya, minosiklin ini daya penetrasinya ke jaringan lebih baik. Minosiklin digunakan untuk mengobati infeksi bakteri seperti Pneumonia dan infeksi saluran nafas lain, jerawat dan infeksi kulit, kelamin dan saluran kemih. Minosiklin dipasaran dalam bentuk kapsul dengan kandungan 50 mg dan 100 mg

B. Antrasiklin (antineoplasma)Antrasiklin merupakan turunan antibiotika yang berasal dari metabolisme Asam Asetat. Beberapa antibiotika dari golongan ini berasal dari jenis jamur Streptomyces berkhasiat sebagai sitotaksis, disamping kerja antibakterinya. Sitotaksis, suatu sifat yang dapat menghancurkan sel-sel pada organ tertentu. Zat-zat ini dapat mengikat DNA secara kompleks, sehingga sintesanya berhenti.

FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat

Antibiotika Derivat

8

Antrasiklin

terdiri aromatik.

dari

Antrakuinon

dengan

cincin

non

+ =

Yang Doksorubisin, idarubisin,

terpenting Daunorubisin, mitoxantron),

dari dan

golongan derivat

Antrasiklin

adalah (Lyovac,

sintesisnya

(epirubisin,

bleomisin,

(d-)actinomisin

Cosmegen) dan mitomisin (Mitomycin-C). 1. Doksorubisin Sinonim : Adriamycin RD, Adriblastina Berasal dari : Streptomyces peuticus var caesius Melting Point : 229-231oC Kelarutan : Larut dalam air, metanol, alkohol berair, dan hampir tidak larut dalam aseton, benzena, kloroform, etil eter dan petroleum eter. Kegunaan : Zat ini menghambat sintesa dari DNA dan RNA, mungkin melalui daya kerjanya terhadap topoisomerase II. Obat ini lazimnya digunakan dalam kombinasi, terutama pada leukimia akut dan limfoma non-Hodgkin, juga banyak pada tumor lainnya, misalnya kanker mamma yang tersebar. Obat ini memiliki khasiat Imunosupresif. Berhubung plasma t1/2 nya tinggi, kerjanya lama sekali, begitu pula turunan-turunannya. Merupakan salah satu sitostatikum yang paling banyak digunakan.

FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat

Antibiotika Derivat

9

Efek samping : sangat kardiotoksis, yakni dapat merusak otot jantung (efek kumulatif) dengan gagal jantung. Sifat ini mungkin diakibatkan oleh terbentuknya radikal bebas yang di dalam jantung tidak diinaktivir karena tidak adanya enzim katalase dengan khasiat antioksidans. Juga bersifat myelotoksism sering rontok rambut total (reversibel), mual dan muntah-muntah. Selama terapi biasanya dilakukan monitoring ECG dan darah. Kemih dapat berwarna merah, juga pada dauno-, epi-, dan idarubisin, pada mitoxantron urin berwarna biru-hijau. Dosis: infus i.v 50-75 mg/m2 sehari setiap 3 minggu. Struktur Kimia :

2. Daunorubisin Sinonim : Daunoblastina Berasal dari : Streptomyces peuticus var caesius Kegunaan : khasiat dan efek samping sama dengan Doksirubisin, terutama digunakan pada leukimia akut, resistensi silang dengan Doksorubisin dapat terjadi Dosis : infus cepat 30-60 mg/m2 sehari selama 3-5 hari setiap 4-6 minggu 3. Epirubisin Sinonim : FarmorubicinRD, Farmorubicin, Pharmorubicin

FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat

Antibiotika Derivat

10

Berasal dari : Streptomyces peuticus var caesius Melting Point : 185oC Analog gula. Struktural Merupakan dari doxorubicin dari anthracycline doksorubisin antibiotik, dengan

perbedaannya hanya pada posisi kelompok C-4 hidroksi dari bagian stereoisomer penggunaan sama. Efek samping : Sama dengan Doksorubisin, tetapi efek yang sama pada kanker mamma terbesar di perlukan dosis yang kurang lebih 30% lebih tinggi. Dosis: infus i.v.75-90 mg/m2 setiap 3 minggu 4. Idarubisin Sinonim : Zavedos Berasal dari : Streptomyces peuticus var caesius Karakteristik : lebih lipofil, sehingga absorpsinya kedalam sel lebih baik Kegunaan : digunakan pada leukimia akut sebagai monoterapi atau terapi kombinasi Dosis : infus i.v. 12 mg/m2 selama 3 hari

5. Mitoxantron Sinonim : Novantrone, Mitozantrone Berasal dari : Streptomyces peuticus var caesius Melting Point : 160-162oC

FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat

Antibiotika Derivat

11

Kelarutan : Sedikit larut dalam air; sedikit larut dalam metanol, dan hampir tidak larut dalam aseton, asetonitril, kloroform.

Kegunaan : Obat ini terutama digunakan pada kanker mamma yang tersebar dan limfoma non-Hodgkin. Tidak ada resistensi-silang dengan adriamisin Dosis: infus i.v. 12 mg/m2 setiap 3 minggu Struktur Kimia : analog struktural sintetik dari anthracyclinones dimana dua rantai komponen penting yaitu, aminosugar dan nonyaitu, amino-etil aromatik. Cincin strategis telah diganti dengan sepasang amino alkil samping

6. Bleomisin Sinonim : Bleocin, Blemycin Berasal dari : Streptomyces verticilus Kegunaan : Efektif sekali untuk kanker testis, kombinasi dengan vinblastin dan cisplatin dan dapat menyembuhkan tuntas sebagian besar dari pasien. Obat ini juga digunakan pada limfoma Hodgkin dan kanker lai, khususnya di daerah kepala dan leher. Efek sitotoksisnya diduga akibat pembentukan radikal oksigen. Efek samping : paling berat adalah sifat toksisnya bagi paru-paru (pneumotoksis): batuk, radang dan fibrosis. Oleh karena itu terapi perlu disertai monitoring fungsi paru. Selain itu seringkali merusak

FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat

Antibiotika Derivat

12

kulit dan mukosa, juga dapat menimbulkan reaksi anafilaktis. Tidak bekerja imunosupresif dan hanya myelotoksis ringan. Dosis : i.v. atau i.m. 1x seminggu 5-20 UI/m2 Struktur Kimia :

C. Antibiotik Golongan MakrolidAntibiotika golongan makrolid mempunyai persamaan yaitu terdapatnya cincin lakton yang besar dalam rumus molekulnya. Golongan makrolida hampir sama dengan penisilin dalam hal spektrum antikuman, sehingga merupakan alternatif untuk pasienpasien yang alergi penisilin. Bekerja dengan menghambat sintesis protein kuman. Aktif secara in vitro terhadap kuman-kuman Gram positif, Gram negatif, mikoplasma, klamidia, riketsia dan aktinomisetes. Selain sebagai alternatif penisilin, eritromisin juga merupakan pilihan utama untuk infeksi pneumonia atipik (disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae) dan penyakit Legionnaires (disebabkan Legionella pneumophilla) termasuk dalam golongan makrolida. contoh dari golongan kelompok antibiotic ini adalah eritromisin, piramisin, dan roksitromisin. 1. Eritromisin Eritromisin dihasilkan Streptomyces erythreus. Zat ini berupa kristal berwarna kekuningan, larut dalam air sebanyak 2 mg/ml. Eritromisin

FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat

Antibiotika Derivat

13

larut lebih baik dalam etanol atau pelarut organik. Antibiotik ini tidak stabil dalam suasana asam, kurang stabil pada suhu kamar tetapi cukup stabil pada suhu rendah. Aktivitas in vitro paling besar dalam suasana alkalis. Larutan netral eritromisin yang disimpan pada suhu kamar akan menurun potensinya dalam beberapa hari, tetapi bila disimpan pada suhu 5 biasanya tahan sampai beberapa minggu

Struktur kimia eritromisin Antibiotik eritromisin yang termasuk dalam golongan makrolid adalah antibiotik spektrum luas yang sangat efektif, dan mempunyai toksisitas yang rendah pada manusia Spektrum antimikroba: In vitro, efek terbesar eritromisin thd kokus gram positif, seperti Str. pyogenes dan Str. pneumoniae. Batang gram positif yg peka thd eritromisin ialh Cl. perfringens, C. diphtheriae, dan L. monocytogenes. Eritromisin tdk aktif thd kebanyakan kuman gram negatif, namun ada beberapa spesies yg sangat peka thd eritromisin yaitu N. gonorrhoeae, Campylobacter jejuni, M. pneumoniae, Legionella pneumophila, dan C. trachomatis. Eritromisin efektif terhadap organisme gram positif, terutama pneumokokus, streptokokus, stafilokokus, dan korinobakteri pada konsentrasi plasma 0,02 -2 g/ml.

Aktivitas antimikroba : Golongan makrolid menghambat sintesis protein kuman dengan jalan berikatan secara reversibel dengan ribosom subunit 50S, dan bersifat bakteriostatik atau bakterisid.FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat Antibiotika Derivat

14

Resistensi: Terjadi melalui 3 mekanisme yang diperantarai oleh plasmid yaitu: (1) menurunnya permeabilitas dinding sel kuman, (2) berubahnya reseptor obat pd ribosom kuman, dan (3) hidrolisis obat oleh esterase yg dihasilkan kuman tertentu (Enterobacteriaceae) Penggunaan klinik: Infeksi streptokokus. Paringitis, scarlet fever dan erisipelas oleh Str. pyogenes dapat diatasi dengan pemberian eritromisin, Pneumonia oleh pneumokokus juga dapat diobati. Infeksi stafilokokus. Entromisin merupakan alternatif penisilin untuk infeksi ringan oleh S. aureus (termasuk strain yang resisten thd penisilin). Tetapi munculnya strain-strain yang resisten telah mengurangi manfaat obat ini. Infeksi Campylobacter. Gastroenteritis oleh Campylobacter jejuni dapat diobati dengan eritromisin. Tetanus. Eritromisin dpt membasmi Cl. tetani pd penderita tetanus yg alergi terhadap penisilin. Sifilis. Untuk penderita sifilis stadium dini yang alergi terhadap penisilin, dapat diberikan eritromisin Gonore. Eritromisin mungkin bermanfaat untuk gonore diseminata pd wanita hamil yang alergi terhadap penisilin. Pertusis. Bila diberikan pada awal infeksi, eritromisin dapat mempercepat penyembuhan. Infeksi Mycoplasma pneumoniae. Eritromisin mempercepat turunnya panas dan mempercepat penyembuhan sakit. Penyakit Legionnaire.

FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat

Antibiotika Derivat

15

Eritromisin merupakan obat yang dianjurkan utnuk pneumonia yang disebabkan oleh Legionelia pneumophila. Infeksi Klamidia. Eritromisin merupakan alternatif tetrasiklin utk infeksi klamidia tanpa komplikasi yg menyerang uretra, endoserviks, rektum atau epididimis. Difteri. Eritromisin sangat efektif untuk membasmi kuman difteri baik pada infeksi akut maupun pada carrier state. Dalam hal Ini yang penting antitoksin. Penggunaan profilaksis. Obat terbaik untuk mencegah kambuhnya demarn reumatik ialah penisilin. Sulfonamid dan eritromisin dapat dipakal bila penderita alergi terhadap penisilin. Eritromisin juga dapat dipakai sebagai pengganti penisilin untuk penderita endokarditis bakterial yang akan dicabut giginya. 2. Spiramisin

Spiramisin adalah antibiotika golongan Makrolida yang dihasilkan olehStreptomyces ambofaciens. Secara in vitro (tes laboratorium) aktivitas antibakteri Spiramisin lebih rendah daripada Eritromisin. Sediaan yang tersedia dari spiramisin adalah bentuk tablet 500 mg. Seperti Eritromisin, Spiramisin digunakan untuk terapi infeksi rongga mulut dan saluran nafas. Spiramisin juga digunakan sebagai obat alternatif untuk penderita Toksoplasmosis yang karena suatu sebab tidak dapat diobati dengan Pirimentamin dan Sulfonamid (misalnya pada wanita hamil, atau ada kontra indikasi lainnya). Efeknya tidak sebaik Pirimentamin dan Sulfonamid. Pemberian oral kadang-kadang menimbulkan iritasi saluran cerna.

3. Roksitromisin Roksitromisin adlah derivat Eritromisin yang diserap dengan baik pada pemberian oral. Obat ini lebih jarang menimbulkan iritasi lambung dibandingkan dengan Eritromisin.

FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat

Antibiotika Derivat

16

Juga (bioavailabilitas) kadar obat yang tersedia tidak banyak terpengaruh oleh adanya makanan dalam lambung. Kadar obat dalam darah dan plasma lebih tinggi dari Eritromisin. Bentuk sediaan yang beredar adalah tablet atau kapsul 150 mg dan 300 mg. Indikasinya diperuntukkan untuk infeksi THT, saluran nafas bagian atas dan bawah seperti bronkitis akut dan kronik, penumonia, uretritis (selain Gonore) akut dan kronis, infeksi kulit seperti pioderma, impetigo, dermatitis dengan infeksi, ulkus pada kaki.

D.Antibiotik Turunan PolienAntibiotik turunan polien dihasilkan oleh Streptomyces sp. Dikarakterisasi oleh adanya cincin besar yang mengandung lakton dan ikatan rangkap terkonjugasi. Antibiotika polien tidak mempunyai aktivitas antibakteri atau antiriketsia tetapi aktif terhadap jamur dan yeast. Contoh antibiotic polien yang banyak digunakan sebagai antijamur adalah Amtoterisin B, kandisidin, dan nistatin. Mekanisme kerja antibiotic turunan polien terhadap fungi dapat melalui beberapa cara, yaitu : 1. Mempengaruhi permeabilitas membrane sitoplasma, 2. Menghambat sintesa protein, dan 3. Menghambat sintesa asam nukleat.

Jamur yang menginfeksi manusia (mikosis) dapat dibagi menjadi empat kelompok yaitu : a. Mikosis sistemik Mikosis ini mempengaruhi organ internal dan visceral, tersebar secara luas dan melibatkan banyak jaringan yang berbeda-beda. Yang termasuk mikosis sistemik antara lain : Aspergilosis, antijamur : amfoterisin B (intravena), 5-fluorositosin Kandidiasis, antijamur : amtoterisis B (intravena), 5-fluorositosin (oral), nistatin (oral+setempat)

FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat

Antibiotika Derivat

17

Histoplasmosis ( Histoplasma capsulatum), antijamur : amfoterisin B (intravena), ketokonazol (oral)

b. Mikosis subkutan Mikosis ini terdapat pada tulang muka, kulit, dan jaringan subkutan. Mikosis ini disebabkan oleh jamur yang masuk ke kulit melalui pengotoran tanah, serpih atau duri yang terlokalisasi pada jarungan subkutan. Yang termasuk mikosis subkutan antara lain : Kromomikosis (jamur dimorfi) Maduromikosis Sporotikosis (Sporothrix schenkii) Antijamur : amfoterisin B penggunaan intravena.

c. Mikosis kutan Mikosis ini menginfeksi epidermis rambut dan kuku. Penyakitnya disebut dermatofitosis. Berdasarkan daerah yang terkena infeksi jamur dapat dibedakan sebagai berikut : Tinea pedis (pada kaki) Tinea corporis (pada tubuh) Tinea cruris (pada lipatan paha) Tinea capitis (ketombe) Antijamur amfoterisin B, nistatin, dan mikonazol.

d. Mikosis superficial Mikosis ini menginfeksi rambut dan lapisan superficial dari epidermis. Yang termasuk mikosis jenis ini yaitu : Black piedra

FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat

Antibiotika Derivat

18

Tinea nigra White piedra Antijamur : griseotulvin (oral), asam salisilat, asam benzoat, mikonazol, dan klotrimazol.

Macam-macam antibiotik polien : 1. Amphothericin B Asal : Streptomyces nodosus.

Khasiat : untuk infeksi mycotic dengan penggunaan secara intravena. Nama dagang : Fungizone. Pemerian : seperti jarum atau prisma berwarna kuning jingga,

tidak berbau, tidak berasa,bersifat basa amfoter lemah,tidak larut air, tahan pada suhu 40C.

2.

Candicidinum Asal : Streptomyces griceus.

Khasiat : untuk control candidiasis di penggunaan bentuk salep dan suppositoria. Nama dagang : Candeptin, Vanobit.

vagina

dengan

3.

Nistatin Asal : Streptomyces noursei.

Khasiat : untuk infeksi kulit, intestinal, dan vagina . Nama dagang : Mycoctatin, Nilstat, O-V statin.

FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat

Antibiotika Derivat

19

Pemerian : bubuk warna kuning kemerahan bersifat higroskopis, berbau khas. Bersifat toksik sehingga tidak digunakan sebagai obat sitemik.

4.

Griseofulvin Asal : biosintesa jamur Penicillium griseofulvum, P.nigrum,

P.janczuski, & P.patulum. Khasiat : untuk infeksi jamur pada kulit, kuku, dan rambut dengan penggunaan secara oral dan kelebihannya dapat menembus lapisan keratin kuku dan rambut. Nama dagang : Fulvicin, Grifulvin, Fulcin F, dan Grisactin.

5.

Pimarisin Asal : Streptomyces natalensis. Khasiat : infeksi C. albicans, T. vaginalis & infeksi mata oleh

Fusarium solani dengan penggunaan secara topikal.

6.

Ritampisin Asal

: semisintetik mediterranei.

rifamycin

B

dari

Streptomyces

Khasiat : untuk bakteri gram positif dan negative ( TBC). Efek samping : feses, urin, saliva, dan keringat menjadi merah.

7.

Novobiosin Asal : Streptomyces niveus & S. spheroids. Khasiat : untuk bakteri gram positif ( untuk staphylococcus

resisten penisilin) dan bakteri gram negative ( hanya Proteus Vulgaris).FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat Antibiotika Derivat

20

Nama Dagang : Albamycin, Carhomycin.

8.

Fumagilin Asal : Jamur Aspergillus fumigatus. Khasiat : untuk infeksi protozoa Entamuba histolika.

Daftar PustakaObat-obat penting: khasiat, penggunaan dan sampingnya , Oleh Tan Hoan Tjay & Kirana Rahardja Pharmacognocy and Pharmabiotechnology second edition), Ashutosh Kar efek-efek

(revised-expanded

Buku farmakologi dan Terapi, edisi 4, Bagian farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 1995 Buku farmakologi dan Terapi, edisi 5, Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2007

FARMAKOGNOSI Metabolisme Asam Asetat

Antibiotika Derivat

21