farmako repro tugas.docx

3
2. Antibiotik golongan apa yg akan anda pilih?(jelaskan singkat farmakokinetik, farmakodinamik, & indikasi) Pada kasus ini kami memutuskan untuk memberi antibiotik golongan eritromisin, karena dilihat dari kasus diatas ny.ina memiliki riwayat alergi pada antibiotik golongan penisilin yang notabene penisilin merupakan golongan antibiotik yang paling aman digunakan pada ibu hamil (grade B pada pregnancy risk categories), sedangkan untuk antibiotik golongan eritromisin tidak menimbulkan reaksi alergi pada orang yang memiliki riwayat alergi pada penisilin tidak seperti pada golongan sefalosporin bisa terjadi reaksi silang dengan penisilin. Farmako kinetik dan dinamik eritromisin Basa eritromisin diserap oleh usus halus kecil bagian atas; kativitasnya akan menurun karena obat dirusak oleh asam lambung. Basa eritromisin diberi selaput yang tahan asam atau digunakan dalam bentuk ester stearat atau etilsuksinat, untuk mencegah pengerusakan oleh asam lambung. Adanya makanan juga menghambat penyerapan eritromisin. Hanya 2-5% eritromisin yang disekresikan dalam bentuk aktif melalui urin. Eritromisin mengalami pemekatan dalam jaringan hati. Kadar obat aktif dalam cairan empedu dapat melebihi 100x kadar yang tercapai dalam darah. Masa paruh eliminasi eritromisin adalah sekitar 1,5 jam. Dalam keadaan insufisiensi ginjal tidak diperlukan modifikasi dosis. Eritromisin berdifusi dengan baik keberbagai jaringan tubuh kecuali ke otak dan cairan serebrospinal. Pada ibu hamil, kadar eritromisin pada sirkulasi fetus adalah 5-20% dari kadar obat dalam sirkulasi darah ibu. Obat ini disekresikan terutama melalui hati. Dialisis peritoneal dan hemodialisis tidak dapat mengeluarkan eritromisin dari tubuh. Eritromisin menekan sintesis protein bakteri. Mulai terjadi preparat oral adalah 1 jam. Waktu untuk mencapai puncak adalah 4 jam dan lama kerjanya adalah 6 jam. Indikasi Pemberian

Transcript of farmako repro tugas.docx

Page 1: farmako repro tugas.docx

2. Antibiotik golongan apa yg akan anda pilih?(jelaskan singkat farmakokinetik, farmakodinamik, & indikasi)

Pada kasus ini kami memutuskan untuk memberi antibiotik golongan eritromisin, karena dilihat dari kasus diatas ny.ina memiliki riwayat alergi pada antibiotik golongan penisilin yang notabene penisilin merupakan golongan antibiotik yang paling aman digunakan pada ibu hamil (grade B pada pregnancy risk categories), sedangkan untuk antibiotik golongan eritromisin tidak menimbulkan reaksi alergi pada orang yang memiliki riwayat alergi pada penisilin tidak seperti pada golongan sefalosporin bisa terjadi reaksi silang dengan penisilin.

Farmako kinetik dan dinamik eritromisin

Basa eritromisin diserap oleh usus halus kecil bagian atas; kativitasnya akan menurun karena obat dirusak oleh asam lambung. Basa eritromisin diberi selaput yang tahan asam atau digunakan dalam bentuk ester stearat atau etilsuksinat, untuk mencegah pengerusakan oleh asam lambung. Adanya makanan juga menghambat penyerapan eritromisin.

Hanya 2-5% eritromisin yang disekresikan dalam bentuk aktif melalui urin. Eritromisin mengalami pemekatan dalam jaringan hati. Kadar obat aktif dalam cairan empedu dapat melebihi 100x kadar yang tercapai dalam darah.

Masa paruh eliminasi eritromisin adalah sekitar 1,5 jam. Dalam keadaan insufisiensi ginjal tidak diperlukan modifikasi dosis.

Eritromisin berdifusi dengan baik keberbagai jaringan tubuh kecuali ke otak dan cairan serebrospinal. Pada ibu hamil, kadar eritromisin pada sirkulasi fetus adalah 5-20% dari kadar obat dalam sirkulasi darah ibu.

Obat ini disekresikan terutama melalui hati. Dialisis peritoneal dan hemodialisis tidak dapat mengeluarkan eritromisin dari tubuh.

Eritromisin menekan sintesis protein bakteri. Mulai terjadi preparat oral adalah 1 jam. Waktu untuk mencapai puncak adalah 4 jam dan lama kerjanya adalah 6 jam.

Indikasi Pemberian

Indikasi keteranganDifteria Merupakan obat terpilihEritrasma Merupakan obat terpilihInfeksi saluran nafas atas Terutama oleh stafilokokus, streptokokusInfeksi saluran nafas bawah Khususnya community-acquired pneumonia oleh pneumokokus,

mycoplasma, legionellaOtitis medial akut Terutama yang disebabkan oleh S.pneumoniaeUretritis non-spesifik Yang disebabkan oleh chlamydia dan ureaplasma urealyticumInfeksi kulit dan jaringan lunak

Mis. Impetigo, selulitis, pioderma, erisipelas, terutama untuk pasien yang alergi penisilin

Gastroenteritis Yang disebabkan oleh campylobacter jejuni Profilaksis demam reumatik Dipakai sebagai alternatif bagi pasien yang alergi terhadap golongan

penisilin.

Page 2: farmako repro tugas.docx

3. Sebutkan jenis antibiotik yang dapat menimbulkan efek teratogenik, jelaskan mekanismenya.

Mekanisme obat teratogenik

Farmakokinetik : Sebagian besar obat yang digunakan oleh wanita hamil dapat menembus plasenta, sehingga embrio dan janin dalam masa perkembangan terpapar terhadap efek farmakologis dan teratogenik agen tersebut. Faktor-faktor kritis yang mempengaruhi transfer obat menembus plasenta dan efek obat terhadap janin yaitu: 1) sifat fisikokimiawi, 2) kecepatan menembus plasenta dan jumlah yang mencapai janin, 3) durasi paparan, 4) sifat distribusi pada jaringan janin yang berbeda, 5) tahap perkembangan janin dan plasenta pada saat pemaparan, dan 6) efek obat yang digunakan secara kombinasi. 

Farmakodinamik : Mekanisme teratogenik. Mekanisme dari berbagai obat untuk

menimbulkan efek teratogenik masih sangat kurang dipahami dan kemungkinan bersifat multifaktor.

Misalnya obat dapat memiliki efek langsung pada jaringan maternal dengan efek sekunder atau efek

tidak langsung pada jaringan janin. Obat dapat mengganggu penyaluran oksigen atau zat makanan

melaui plasenta sehingga menimbulkan efek pada jaringan janin yang mengalami metabolisme

dengan cepat. Pada akhirnya, obat dapat memiliki efek langsung yang penting pada proses diferensiasi

dalam jaringan yang sedang berkembang. 

Perumusan suatu teratogen. Untuk dapat digolongkan dalam teratogen, suatu calon substansi

atau proses seyogianya (1) menimbulkan suatu tatanan malformasi yang khas, menunjukkan suatu

selektivitas untuk target organ tertentu, (2) muncul efek pada suatu tahapan khusus dari

perkembangan janin, yaitu selama waktu organogenesis yang terbatas pada organ target dan (3)

terbukti terdapat hubungan dengan dosis.

jenis antibiotik yang dapat menimbulkan efek teratogenik

Tretrasiklin Konsentrasi pada janin mencapai 50% konsentrasi ibu. Dalam dosis tinggi berulang kali, bersifat hepatotoksik. Pewarnaan gigi janin dan gangguan pertumbuhan tulang.

Kloramfenikol Sindrom grey, kolaps kardiovaskuler, hipotermi, sianotikRifampisin Diduga berkaitan dengan anomali kongenital, embriotoksik, dan

kematian intrauterine.Aminoglikosida Ototoksitas, kerusakan saraf V