FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

27
MAKALAH FARMAKOLOGI ANTIHIPERTENSI DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 EKSTENSI : 1. ANDRIANI PROBO SUMILIR P 272 240 090 41 2. ARDIYAN BAYU NUGRAHENI P 272 240 090 42 3. BAITI RATIH SETYANINGSIH P 272 240 090 44 4. DESTA GALIH MARTINA P 272 240 090 45 5. DESTI PUSPITA P 272 240 090 46 6. DHINA P 272 240 090 47 7. DIANI ENMA MAULIDA P 272 240 090 48 8. DIAN INTAN PERMATA SARI P 272 240 090 49 9. DWI AGUSTINA P 272 240 090 50

Transcript of FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

Page 1: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

MAKALAH FARMAKOLOGI

ANTIHIPERTENSI

DISUSUN OLEH KELOMPOK 1 EKSTENSI :

1. ANDRIANI PROBO SUMILIR P 272 240 090 41

2. ARDIYAN BAYU NUGRAHENI P 272 240 090 42

3. BAITI RATIH SETYANINGSIH P 272 240 090 44

4. DESTA GALIH MARTINA P 272 240 090 45

5. DESTI PUSPITA P 272 240 090 46

6. DHINA P 272 240 090 47

7. DIANI ENMA MAULIDA P 272 240 090 48

8. DIAN INTAN PERMATA SARI P 272 240 090 49

9. DWI AGUSTINA P 272 240 090 50

KEMENTRIAN KESEHATAN REPBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

JURUSAN KEBIDANAN

2010

Page 2: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

ANTIHIPERTENSI

A. PENGERTIAN

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi

peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita yang

mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90

mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi. Tekanan darah

yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal

jantung dan merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.

Klasifikasi

Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa menurut JNC VII [1]

Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik

Normal < 120 mmHg (dan) < 80 mmHg

Pre-hipertensi 120-139 mmHg (atau) 80-89 mmHg

Stadium 1 140-159 mmHg (atau) 90-99 mmHg

Stadium 2 >= 160 mmHg (atau) >= 100 mmHg

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau

lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih

dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.

Hipertensi pada kehamilan

Terdiri dari : hipertensi esensial kronik, preeklamsi-eklamsia, hipertensi

kronik dengan eklamsia. Hipertensi esensial kronik yaitu hipertensi yang telah ada

sebelum hamil atau telah terdiagnosis sebelum kehamilan ke-20. Tujuan terapi :

mengurangi komplikasi akibat hipertensi tanpa merugikan fetusnya.

Preeklamsia adalah kondisi khas kehamilan yang terjadi setelah 20 minggu,

ditandai perfusi buruk pada banyak organ. Tekanan darah meningkat disertai

proteinuria dan edema, serta kadang-kadang gangguan koagulasi dan gangguan fungsi

hati. Preeklamsia bisa berkembang cepat menjadi fese konvulsif yang disebut

eklamsia. Pemberian antihipertensi berorientasi pada keselamatan ibu, karena tidak

jelas apakah penurunan tekanan darah akan menguntungkan fetus. Diuretik harus

Page 3: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

dihindari karena akan memperburuk perfusi organ. Bila kelahiran akan terjadi, diberi

antihipertensi parenteral dengan hidralazin intravena.

Pada prinsipnya, pengobatan hipertensi dilakukan secara bertahap, dimulai

dari modifikasi pola hidup ( menurunkan kegemukan, latihan fisik/aerobik secara

teratur, mengurangi makan garam, makan vit. K, Ca dan Mg yang cukup, tidak

minum alkohol dan merokok ), baru kalau respon kurang dilakukan terapi

farmakologik ( dengan obat ).

Gejala Hipertensi

Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala :

sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi kabur

yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan

bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati

hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.

Penyebab Hipertensi

1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum

diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh

hipertensi).

2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari

adanya penyakit lain.

Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan

pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan

meningkatnya tekanan darah. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya

adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal

atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB).

Page 4: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:

1. Penyakit Ginjal

Stenosis arteri renalis, Pielonefritis, Glomerulonefritis, Tumor-tumor ginjal,

Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan), Trauma pada ginjal (luka yang

mengenai ginjal), Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

2. Kelainan Hormonal : Hiperaldosteronisme, Sindroma Cushing,

Feokro:mositoma

3. Obat-obatan : Pil KB, Kortikosteroid, Siklosporin, Eritropoietin, Kokain,

Penyalahgunaan alcohol, Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

4. Penyebab Lainnya : Koartasio aorta, Preeklamsi pada kehamilan, Porfiria

intermiten akut, Keracunan timbal akut.

Obat tradisional yang dapat digunakan sebagai anti hipertensi, misalnya : murbei,

daun cincau hijau, seladri (tidak boleh lebih 1-10 gr per hari, karena dapat

menyebabkan penurunan tekanan darah secara drastis), bawang putih (tidak boleh

lebih dari 3-5 siung sehari), Rosela , daun misai kucing, minuman serai. teh serai yang

kering atau serai basah(fresh) diminum 3 kali sehari. Dalam seminggu dapat nampak

penurunan tekanan darah tinggi

Angina pektoris

Angina pektoris atau disebut juga Angin

Duduk adalah penyakit jantung iskemik

didefinisikan sebagai berkurangnya pasokan

oksigen dan menurunnya aliran darah ke dalam

miokardium. Gangguan tersebut bisa karena

suplai oksigen yang turun (adanya aterosklerosis

koroner atau spasme arteria koroner) atau

kebutuhan oksigen yang meningkat. Sebagai

manifestasi keadaan tersebut akan timbul Angina

pektoris yang pada akhirnya dapat berkembang menjadi infark miokard. Angina

Page 5: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

pektoris dibagi menjadi 3 jenis yaitu Angina klasik (stabil), Angina varian, dan

Angina tidak stabil.

Angina klasik biasanya terjadi saat pasien melakukan aktivitas fisik.

Sedangkan Angina varian biasa terjadi saat istirahat dan biasa terjadi di pagi hari.

Angina tidak stabil tidak dapat diprediksi waktu kejadiannya, dapat terjadi saat

istirahat dan bisa terjadi saat melakukan kegiatan fisik. Obat antiangina terdiri dari

berbagai macam golongan. Pilihan terapi pengobatan antiangina meliputi golongan

nitrat, beta bloker, dan Ca channel antagonis

Penyakit Gagal Ginjal

Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit

dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan

hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali

dalam hal penyaringan pembuangan elektrolit tubuh,

menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh

seperti sodium dan kalium didalam darah atau produksi

urine.

Penyebab Gagal Ginjal

Terjadinya gagal ginjal disebabkan oleh beberapa penyakit serius yang

didedrita oleh tubuh yang mana secara perlahan-lahan berdampak pada kerusakan

organ ginjal. Adapun beberapa penyakit yang sering kali berdampak kerusakan ginjal

diantaranya :

Penyakit tekanan darah tinggi (Hypertension)

Penyakit Diabetes Mellitus (Diabetes Mellitus)

Adanya sumbatan pada saluran kemih (batu, tumor, penyempitan/striktur)

Kelainan autoimun, misalnya lupus eritematosus sistemik

Menderita penyakit kanker (cancer)

Kelainan ginjal, dimana terjadi perkembangan banyak kista pada organ ginjal

itu sendiri (polycystic kidney disease)

Page 6: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

Rusaknya sel penyaring pada ginjal baik akibat peradangan oleh infeksi atau

dampak dari penyakit darah tinggi. Istilah kedokterannya disebut sebagai

glomerulonephritis.

Angiotensin

Angiotensin (bahasa Inggris: angiotensin, hypertensin, angiotonin) adalah sebuah

dipsogen dan hormon oligopeptida di dalam serum darah yang menyebabkan

pembuluh darah mengkerut hingga menyebabkan kenaikan tekanan darah.

Angiotensin merupakan stimulan bagi sekresi aldosteron dari adrenal korteks, dan

merupakan bagian dari sistem RAA (renin-angiotensin-aldosteron). Prekursor

angiotensin adalah angiotensinogen yang disekresi oleh hati.

Renin

Renin (bahasa Inggris: renin, angiotensinogenase) adalah enzim yang disekresi

oleh ginjal yang berperan dalam lintasan metabolisme sistem RAA (Renin-

Angiotensin-Aldosteron) yang mengendalikan tekanan darah dan kadar air dalam

tubuh dengan mengatur volume ekstraselular dari plasma darah, cairan tubuh, cairan

limfatik dan vasokonstriksi arteri.

Anti Angina

Antiangina adalah obat untuk angina pectoris (ketidak seimbangan antara

permintaan (demand) dan penyediaan (supply) oksigen pada salah satu bagian

jantung

Penyebab angina:

Kebutuhan O2 meningkat → exercise berlebihan

Penyediaan O2 menurun → sumbatan vaskuler

Cara kerja Antiangina:

Menurunkan kebutuhan jantung akan oksigen dengan jalan menurunkan

kerjanya. (penyekat reseptor beta)

Melebarkan pembuluh darah koroner → memperlancar aliran darah

(vasodilator)

Kombinasi keduanya

Page 7: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

Obat Antiangina:

1. Nitrat organik

2. Beta bloker

3. Calsium antagonis

Farmakodinamik

Dilatasi pembuluh darah → dapat menyebabkan hipotensi → sinkop

Relaksasi otot polos → nitrat organik membentuk NO → menstimulasi

guanilat siklase → kadar siklik-GMP meningkat → relaksasi otot polos

(vasodilatasi)

Menghilangkan nyeri dada → bukan disebabkan vasodilatasi, tetapi karena

menurunya kerja jantung

Pada dosis tinggi dan pemberian cepat → venodilatasi dan dilatasi arteriole

perifer → tekanan sistol dan diastol menurun , curah jantung menurun dan

frekuensi jantung meningkat (takikardi)

Efek hipotensi terutama pada posisi berdiri → karena semakin banyak darah

yang menggumpul di vena → curah darah jantung menurun.

Menurunya kerja jantung akibat efek dilatasi pembuluh darah sistemik →

penurunan aliran darah balik ke jantung

Nitrovasodilator menimbulkan relaksasi pada hampir semua otot polos:

bronkus, saluran empedu, cerna, tetapi efeknya sekilas → tidak digunakan di

klinik

Farmakokinetik

Metabolisme nitrat organik terjadi di hati

Kadar puncak 4 menit setelah pemberian sublingual

Ekskresi sebagian besar lewat ginjal

Efek Samping obat : sakit kepala, hipotensi, meningkatnya daerah ischaemia

Page 8: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

Indikasi :

1. Angina pectoris

2. Gagal jantung kongestif

3. Infark jantung

OBAT ANTI HIPERTENSI

1. KORTIKOSTEROID (Deksametason)

Farmakokinetik

- dapat diberikan oral,IM,IV, intra nasal, salap dan tetes mata.

- diabsobsi dengan baik di GI Trac dan otot

- waktu paruh 2-5 jam

- dimetabolisme di hepar dan sebagian kecil diekskresi melalui urin

Farmakodinamik

- kerja utmanya menekan peradangan akut

- jika diberikan oral dan IM memiliki lama kerja yang panjang

- dapat menyebabkan peningkatan gula darah, penumpukan lemak yang abnormal di

wajah dan tubuh,peningkatan tekanan intr okuler, hipertensi,tukak peptic dan retardasi

pertumbuhan.

2. A-B Vask 5 mg;10mg

KOMPOSISI

A-B Vask®5   :

Tiap tablet mengandung Amlodipine besylate 6,934 mg setara dengan amiodipine 5

mg.

A-B Vask® 10 : Tiap tablet mengandung  Amlodipine besylate 13,868 mg setara

dengan amlodipine 10 mg

Page 9: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

CARA KERJA OBAT

Farmakologi :

Amlodipine adalah inhibitor influks kalsium (slow channel blocker atau

antagonis ion kalsium), yaitu menghambat influks ion-ion kalsium transmembran ke

dalam jantung dan otot polos Mekanisme kerja antihipertensi amiodipine dikarenakan

adanya efek relaksasi secara langsung pada otot polos vaskular, sedangkan

mekanisme yang tepat untuk menghilangkan angina belum sepenuhnya diketahui.     

Farmakokinetika :

Setelah pemberian dosis terapeutik secara oral, amiodipine diabsorpsi dengan

baik dan kadar puncak dalam plasma tercapai setelah 6 - 12 jam Volume distribusi

amlodipine kira-kira 21 liter/kg Waktu paruh eliminasi plasma terminal adalah sekitar

35 - 50 jam dan konsisten pada pemberian dosis sekali sehari Kadar mantap dalam

plasma tercapai 7 - 8 hari setelah pemberian secara terus menerus sehari sekali

Sebanyak 97,5% amlodipine dalam sirkulasi terikat dengan protein plasma

Amlodipine sebagian besar dimetabolisme di hati menjadi metabolit inaktif, di

ekskresi di urin 10% dalam bentuk tidak berubah dan 60% sebagai metabolit Pada

penderita hipertensi, pemberian dosis sehari sekali memberikan penurunan tekanan

darah yang signifikan secara klinis baik pada posisi terlentang maupun berdiri setelah

interval waktu 24 jam. Karena mula kerja yang lambat maka tidak terjadi hipotensi

akut setelah pemberian amlodipine pada penderita angina .Pemberian dosis sekali

sehari meningkatkan waktu exercise dan menurunkan frekuensi serangan angina dan

konsumsi tablet nitrogliserin. Amlodipine tidak mempengaruhi efek metabolisme atau

perubahan-perubahan lipid (lemak) dalam plasma.

INDIKASI

Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan hipertensi dan digunakan dalam

bentuk tunggal untuk mengontrol tekanan darah pada sebagian besar penderita

Penderita-penderita yang tidak cukup terkontrol bila hanya menggunakan obat

antihipertensi tunggal, dapat lebih menguntungkan bila pemberian amlodipine

dikombinasi dengan diuretik tiazid, inhibitor adrenoreceptor, atau inhibitor

anglotensin-converting enzym.

Page 10: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan iskemia miokardial yang

disebabkan obstruksi fixed (angina stabil) dan atau vasospasme/vasokonstriksi

(Prinzmetal's atau angina varian) dari pembuluh darah koroner Amlodipine dapat

digunakan sebagai gambaran klinik yang menunjukkan suatu kemungkinan komponen

vasospastik / vasokonstriktif tetapi belum nampak adanya vasospasme /

vasokonstriksi. Amlodipine dapat digunakan dalam bentuk tunggal (monoterapi) atau

dikombinasi dengan obat-obat antiangina lain, terutama pada penderita angina yang

sukar disembuhkan dengan nitrat dan atau dengan p-blocker pada dosis adequat /

dosis yang memadai

KONTRA INDIKASI

Amlodipine dikontraindikasikan pada penderita yang sensitif terhadap

dihidropiridin.

EFEK SAMPING

-     Amlodipine ditoleransi dengan baik Pada penelitian klinik dengan kontrol

plasebo yang mencakup penderita dengan hipertensi dan angina, efek

samping yang umum terjadi adalah sakit kepala, edema, somnolen, palpitasi,

nyeri abdomen, lelah, mual, flushing, dan pusing-pusing Tidak ada kelainan-

kelainan tes laboratorium yang signifikan secara klinis yang berkaitan dengan

amiodipine

-     Efek samping lain yang sedikit ditemukan pada pengalaman klinis adalah

pruritus, rash, dispnea, astenia, kram otot, hiperplasia gingiva, dispepsia dan

yang jarang ditemukan eritema multiforme, Seperti pada calcium channel

Mockers, efek samping lain jarang dilaporkan dan tidak bisa dibedakan    dari

gejala penyakit penyebabnya: infark miokard, aritmia (termasuk takikardi

ventrikular dan fibrilasi atrium) dan nyeri dada.

PERINGATAN DAN PERHATIAN

* Penggunaan pada penderita gagal qinjal

Amlodipine sebagian besar dimetabolisme menjadi metabolit inaktif, dan 10%

diekskresikan dalam bentuk utuh melalui urin Perubahan-perubahan kadar amiodipine

dalam plasma tidak ada korelasi dengan derajat kegagalan ginjal. Dosis normal

Page 11: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

amiodipine dapat digunakan pada penderita tersebut namun amlodipine tidak dapat

didialisis.

* Penggunaan pada penderita gagal funqsi hepar

Waktu paruh amiodipine menjadi lebih panjang pada penderita gagal fungsi hepar,

oleh karena itu perlu perhatian khusus pada penggunaannya. Dosis rekomendasi

belum ada yang pasti.

* Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui.

Keamanan penggunaan amlodipine pada ibu hamil dan menyusui belum dibuktikan /

diteliti. I Amiodipine   tidak menunjukkan toksik pada penelitian reproduktif pada

binatang yang diberi I dosis 50 kali (dosis   maksimum yang direkomendasikan pada

manusia), efek yang timbul yaitu hanya memperpanjang parturisi dan   kerja pada

tikus percobaan. Berdasarkan hal tersebut di atas, penggunaan pada ibu hamil dan

menyusui   hanya direkomendasikan bila tidak ada alternatif lain yang lebih aman dan

bila penyakitnya itu sendiri   membawa risiko yang besar pada ibu dan anak.

* Penggunaan pada penderita lanjut usia.

Waktu yang diperlukan untuk mencapai konsentrasi plasma puncak amiodipine sama,

baik pada orang tua maupun orang muda. Klirens amlodipine akan menurun dengan

peningkatan AUC dan eliminasi waktu paruh penderita lanjut usia, karena mudah

ditoleransi dengan baik Oleh karena itu, dosis normal dapat direkomendasikan pada

penderita lanjut usia.

INTERAKSI OBAT

Amlodipine aman diberikan bersama-sama dengan diuretik tiazid, $-blocker,

inhibitor angiotensin-converting enzym, long-acting nitrat, nitrogliserin sublingual,

obat-obat I antiinflamasi non-steroid, antibiotika, dan obat hipoglikemik oral. Pada

penelitian khusus I disebutkan bahwa pemberian amlodipine bersama-sama digoksin

tidak mengubah kadar digoksin dalam serum dan klirens renal digoksin pada

sukarelawan normal. Pemberian bersama-sama dengan simetidin tidak mengubah

farmakokinetika amiodipine. Data in-vitro I dari penelitian pada plasma manusia

menyebutkan bahwa amiodipine tidak mempunyai efek pada ikatan protein dengan

obat-obat yang diuji (digoksin, fenitoin, warfarin, atau indometasin).

Page 12: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

OVERDOSIS

Walaupun tidak ada penelitian yang menyebutkan tentang overdosis

amlodipine, tetapi dari data yang ada menunjukkan bahwa overdosis dapat

menyebabkan vasodilatasi perifer yang  berlebihan dengan tanda selanjutnya berupa

hipotensi sistemik yang lebih lama. Hipotensi yang signifikan secara klinik karena

overdosis amlodipine memerlukan dukungan kardiovaskuler aktif termasuk

pemantauan jantung dan fungsi pernafasan,peninggian anggota badan, dan perhatian

terhadap volume cairan sirkulasi dan pengeluaran urin. Bahan vasokonstriktor dapat

membantu memulihkan tegangan vaskular dan tekanan darah,diberikan bila tidak ada

kontraindikasi terhadap penggunaannya. Karena amlodipine sebagian besar terikat

dengan protein, dialisis tidak menguntungkan / tidak direkomendasikan.

Pada beberapa kasus, pencucian / kuras lambung dapat membantu

menurunkan laju absorpsi amlodipine.

KEMASAN

A-BVask   ® 5 : Kotak, 3 blister @ 10 tablet

No. Reg. DKL0813313810A1 

A-B Vask ® 10 : Kotak, 3 blister @ 10 tablet

No Reg. DKL0813313810B1

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

Simpan di tempat(15:25°C) dan kering

PT. LAPI LABORATORIES

CIKANDE –INDONESIA

FISIOLOGI

*  Untuk hipertensi :     Dosis lazim adalah 5 mg amiodipine satu kali sehari, dapat

ditingkatkan sampai dosis maksimum 10 mg tergantung respons penderita secara

individual dan berat penyakit. Bayi, penderita yang lemah (fragile), penderita lanjut

usia atau penderita dengan gagal fungsi hati dapat dimulai dengan dosis 2,5 mg

amiodipine satu kali sehari dan dosis ini dapat digunakan ketika amiodipine ditambah

dengan terapi anti hipertensi lain Sebagian besar penderita hipertensi dengan dosis

pemakaian 5 mg setiap hari tidak perlu peningkatan dosis Bagi mereka yang

Page 13: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

memerlukan dosis lebih tinggi, amlodipine dapat ditingkatkan menjadi 7,5 mg setiap

hari dengan dosis maksimum 10 mg setiap hari. Dosis yang dianjurkan untuk chronic

stable atau angina vasospastik adalah 5-10 mg, dan dosis yang rendah untuk penderita

lanjut usia dan penderita gagal fungsi hati,

*Tidak diperlukan penyesuaian dosis bila digunakan bersamaan dengan diuretic

tiazid, p-bloker, dan angiotensin converting enzyme inhibitors.

*  Untuk anak-anak  :     Sampai saat ini penggunaan amlodipine untuk anak-anak

tidak pernah dilaporkan / belum pernah diberikan pada anak-anak.

EFEK SAMPING

 - Amlodipine ditoleransi dengan baik Pada penelitian klinik dengan kontrol plasebo

yang mencakup    penderita dengan hipertensi dan angina, efek samping yang umum

terjadi adalah sakit kepala, edema,    somnolen, palpitasi, nyeri abdomen, lelah, mual,

flushing, dan pusing-pusing Tidak ada    kelainan-kelainan tes laboratorium yang

signifikan secara klinis yang berkaitan dengan amiodipine

-  Efek samping lain yang sedikit ditemukan pada pengalaman klinis adalah pruritus,

rash, dispnea,    astenia, kram otot, hiperplasia gingiva, dispepsia dan yang jarang

ditemukan eritema multiforme,    Seperti pada calcium channel Mockers, efek

samping lain jarang dilaporkan dan tidak bisa dibedakan    dari gejala penyakit

penyebabnya: infark miokard,   ' aritmia (termasuk takikardi ventrikular dan    fibrilasi

atrium) dan nyeri dada.

3. ACCUPRIL 5 MG; 10 MG; 20 MG  

ACCUPRIL 5MG; 10 MG; 20 MG

 GOLONGAN : K

KANDUNGAN:Quinapril

 INDIKASI :

Hipertensi, gagal jantung kongestif

PERHATIAN :

Gangguan fungsi ginjal, gagal jantung kongestif berat.

Page 14: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

INTERAKSI OBAT :

- Dapat mengurangi penyerapan Tetrasiklin

- Monitor kadar Kalium dalam serum saat Quinapril digunakan dengan diuretika

hemat Kalium, Kalium tambahan, atau pengganti garam yang mengandung Kalium.

 EFEK SAMPING :

Sakit kepala, pusing, rinitis, batuk, infeksi saluran pernafasan bagian atas,

letih, mual, muntah, dispepsia, dan parestesia (gangguan perasaan kulit seperti

kesemutan).

KEMASAN :

Tablet 10 mg x 30 biji.

DOSIS :

* Hipertensi :

- pada pasien yang tidak menggunakan diuretika : dosis awal 10 mg sekali sehari,

pemeliharaan : 20-40 mg/hari.

- pada pasien yang juga menggunakan diuretika : dosis awal 5 mg sekali sehari.

* Gagal jantung kongestif : dosis awal 5 mg, pemeliharaan : 10-20 mg/hari.

 

PENYAJIAN :

Dikonsumsi pada perut kosong (1 atau 2 jam sebelum/sesudah makan)

4. ACEPRESS 12,5 MG ;25 MG

ACEPRESS 12,5 MG

GOLONGAN : K

KOMPOSISI :

Acepress Tablet 12,5 mg, tiap tablet mengandung :

Kaptopril 12,5 mg

INDIKASI :

Acepress Tablet diindikasikan untuk :

1. Hipertensi :

Page 15: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

Acepress Tablet dapat digunakan sebagai pengobatan awal pada pasien

dengan fungsi ginjal normal. Pada pasien dengan kerusakan fungsi ginjal, terutama

dengan penyakit pembuluh kolagen, sebaliknya Acepress Tablet untuk pasien

hipertensi yang mempunyai perkembangan efek samping yang tidak diharapkan dari

obat lain, atau dengan respon yang tidak memuaskan pada obat kombinasi.

Acepress Tablet untuk pengobatan gagal jantung kongestif biasanya dalam

kombinasi dengan diuretik dan Digitalis. Efek yang bermanfaat dari Acepress Tablet

dalam gagal jantung tidak diperlukan pada saat pemakaian Digitalis.

2. Disfungsi ventrikular kiri sesudah IM :

Untuk perbaikan penyelamatan IM pada pasien disfungsi ventrikular kiri yang

secara klinis stabil menunjukkan penyemburan fraksi < 40 % dan untuk mengurangi

bahaya pada gagal jantung dan perawatan selanjutnya gagal jantung kongestif pada

pasien tersebut.

3. Diabetes nephropati :

Acepress Tablet untuk pengobatan diabetes nephropati (proteinuria > 500 mg /

hari) pada pasien dengan diabetes melitus tipe I - diabetes melitus dependent dan

retinopati.

PERHATIAN :

Gagal ginjal berat, penyakit autoimun.

Interaksi obat : efek hipotensi dipertinggi oleh diuretika, antihipertensi lainnya dan

diperendah oleh Indometasin dan Salisilat.

EFEK SAMPING :

Gangguan pengecapan, batuk kering (tidak berdahak), infeksi rongga mulut,

kemerahan pada kulit, gatal-gatal, demam, eosinofilia, trombositopenia, anemia,

iritasi saluran cerna, angioedema, limfadenopati, hipotensi yang bersifat sementara,

takhikardia. Jarang : kerusakan sel hati dan sakit kuning, agranulositopenia,

neutropenia.

DOSIS :

Acepress Tablet harus diminum dalam dosis tunggal dan harus diminum 1 jam

sebelum makan

Hipertensi :

Page 16: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

Dosis awal Acepress Tablet :

12,5 mg 2 - 3 kali sehari.

Dosis umum Acepress Tablet :

12,5 sampai 150 mg 2 atau 3 kali sehari.

Gagal jantung :

Untuk pengobatan awal disarankan menggunakan diuretik dan kemungkinan

penipisan garam atau volume yang parah. Pada pasien dengan tekanan darah normal

atau rendah yang telah diberikan diuretik dan kemungkinan menjadi hiponatremik dan

/ atau hipovolemik, dimulai dengan dosis 6,25 atau 12,5 mg 3 kali sehari, dapat

meminimalkan besar atau durasi dari efek hipotensi; untuk pasien tersebut, kenaikan

sedikit demi sedikit terhadap dosis umum harian dapat terjadi sampai beberapa hari

kemudian. Pada umumnya dosis awal untuk semua pasien adalah 25 mg 3 kali sehari.

Sesudah dosis 50 mg 3 kali sehari tercapai, tunda kenaikan berikutnya, jika

memungkinkan, untuk paling tidak 2 minggu diamati jika terdapat respon yang

memuaskan. Kebanyakan pasien yang diamati mendapat perbaikan secara klinis

dengan dosis 50 atau 100 mg 3 kali sehari. Jangan melebihi dosis maksimal

Acepress Tablet 450 mg sehari. Acepress Tablet secara umum harus digunakan

bersamaan dengan diuretik dan Digitalis.

Gangguan fungsi ginjal :

Karena Acepress Tablet secara utama diekskresikan melalui ginjal, kecepatan

ekskresi menurun pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal. Pasien tersebut akan

lebih lama untuk mencapai kadar Acepress Tablet pada keadaan tunak dan akan

mencapai kadar lebih tinggi keadaan tunak untuk pemberian dosis harian daripada

pasien dengan fungsi ginjal normal. Oleh karena itu, pasien tersebut dapat merespon

pada frekuensi dosis yang lebih kecil atau kurang. Maka untuk pasien dengan

kerusakan ginjal yang signifikan, dosis awal harian Acepress Tablet harus diturunkan,

dan naikkan sedikit demi sedikit, yang harus lebih pelan (interval 1 - 2 minggu).

Setelah efek terapetik yang diinginkan tercapai, dosis harus secara perlahan

diturunkan sedikit demi sedikit untuk diamati dosis minimal yang efektif. Pada pasien

dengan kerusakan ginjal yang parah, jika dibutuhkan kombinasi dengan diuretik maka

lebih baik digunakan diuretik Furosemide daripada thiazide.

Page 17: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

KEMASAN :

Acepress Tablet 12,5 mg : Dus berisi 10 strip @ 10 tablet

5. ACETENSA

ACETENSA

GENERIK

Losartan K.

INDIKASI:Hipertensi.

PERHATIAN:Kehamilan, bayi baru lahir, menyusui, penurunan volume

intravaskuler.

EFEK SAMPING

Lelah, bengkak, sakit perut, nyeri dada, sakit kepala, faringitis, angina

pektoris, blok atrio-ventrikular derajat ke-2, kerusakan cerebrovaskular, hipotensi,

infark miokardial, gangguan fungsi hati.

KEMASAN:Tablet 50 mg x 3 x 10

DOSIS:Dosis awal : 50 mg/hari, dapat ditingkatkan menjadi 100 mg 1 kali sehari.

6. ACTAPIN 10

ACTAPIN

GENERIK:Amlodipine besylate.

INDIKASI:Hipertensi, angina stabil dan atau angina Prinzmetal's atau varian.

KONTRA INDIKASI:Hipertensi berat, kehamilan.

Page 18: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

PERHATIAN

# Kerusakan fungsi hati dan ginjal.

# Gagal jantung, menyusui, usia lanjut.

EFEK SAMPING

Pusing, sakit kepala, wajah kemerahan, flushing, somnolen, otot letih, edema

perifer (ankles), palpitasi, nyeri perut, mual, mengantuk.

KEMASAN

Tablet 10 mg x 3 x 10's.

DOSIS

Awal 5 mg sehari, dapat ditingkatkan sampai 10 mg sehari.

Lanjut usia & pasien dengan insufisiensi hati Awal 2.5 mg sekali sehari.

Page 19: FARMA HIPERTENSI-MAKALAH

DAFTAR PUSTAKA

Deglin, Vallerand, 2005, Pedoman Obat Untuk Perawat, Jakarta, EGC

Ganiswarna, 1995, Farmakologi dan Terapi, Jakarta, FKUI

Kee, Hayes, 1996, Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, Jakarta,

EGC

http://dr-suparyanto.blogspot.com/2010/04/obat-kardiovaskuler.html