FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT.docx

23
FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT (J31.2) Tami C. Bangke, S.Ked SMF Ilmu Penyakit THT-KL BLUD RSUD Prof.Dr.W.Z Johannes Kupang 2013 BAB I PENDAHULUAN Setiap tahunnya ± 40 juta orang mengunjungi pusat pelayanan kesehatan karena faringitis. Banyak anak-anak dan orang dewasa mengalami 3-5 kali infeksi virus pada saluran pernafasan atas termasuk faringitis. Secara global di dunia ini viral faringitis merupakan penyebab utama seseorang absen bekerja atau sekolah. National Ambulatory Medical Care Survey menunjukkan ±200 kunjungan ke dokter tiap 1000 populasi antara tahun 1980-1996 adalah karena viral faringitis. Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan akibat infeksi maupun noninfeksi. Faringitis dapat menular melalui droplet infection dari orang yang menderita faringitis. Faktor risiko penyebab faringitis yaitu udara yang dingin, turunnya daya tahan tubuh, konsumsi makanan yang kurang gizi, konsumsi alkohol yang berlebihan. 1

description

Laporan kASUS

Transcript of FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT.docx

Page 1: FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT.docx

FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT (J31.2)

Tami C. Bangke, S.KedSMF Ilmu Penyakit THT-KL

BLUD RSUD Prof.Dr.W.Z Johannes Kupang2013

BAB I

PENDAHULUAN

Setiap tahunnya ± 40 juta orang mengunjungi pusat pelayanan kesehatan karena

faringitis. Banyak anak-anak dan orang dewasa mengalami 3-5 kali infeksi virus

pada saluran pernafasan atas termasuk faringitis. Secara global di dunia ini viral

faringitis merupakan penyebab utama seseorang absen bekerja atau sekolah. 

National Ambulatory Medical Care Survey menunjukkan ±20 0 kun j unga n ke

dok t e r t i a p 100 0 popu l a s i an t a r a t ah un 1980 -1996 ada l ah ka r ena v i r a l

faringitis. Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan

akibat infeksi mau pun non in f eks i . Fa r i ng i t i s dapa t men u l a r me l a lu i droplet

infection d a r i o r a n g y a n g menderita faringitis.

Faktor risiko penyebab faringitis yaitu udara yang dingin, turunnya daya

tahan tubuh, konsumsi makanan yang kurang gizi, konsumsi alkohol yang berlebihan.

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus

(40-60%), bakteri (5-40%), alergi, trauma dan toksin. Virus dan bakteri melakukan invasi ke

faring dan menimbulkan reaksi inflamasi lokal. Infeksi bakteri grup A Streptococcus

hemolitikus banyak menyerang anak usia sekolah dan orang dewasa. Penularan infeksi

melalui sekret hidung dan ludah.

1

Page 2: FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT.docx

Faring merupakan sebuah bangunan berbentuk pipa yang menghubungkan bagian

belakang hidung dan rongga mulut dengan pintu masuk laring dan introitus-esofagus. Faring

dibagi menjadi tiga bagian yaitu nasofaring, orofaring, dan hipofaring. Faringitis kronis

adalah kondisi inflamasi dalam waktu yang lama pada mukosa faring dan jaringan sekitarnya.

Faringitis kronis terbagi menjadi faringitis kronis hiperplastik (granular) dan faringitis kronis

atropi atau kataralis. 

Etiologi

Faringitis kronis bisa disebabkan karena induksi yang berulang-ulang faringitis akut

atau karena iritasi faring akibat merokok berlebihan dan penyalahgunaan alkohol, sering

konsumsi minuman ataupun makanan yang panas, dan batuk kronis karena alergi. Faringitis

kronis akibat gangguan pencernaan pada lambung juga mungkin terjadi namun merupakan

penyebab yang jarang ditemukan. Penyebab lain yang tidak termasuk iritan adalah pemakaian

suara berlebihan misalnya pada orator, sinusitis, rhinitis, inhalasi akibat uap yang merangsang

mukosa faring, debu, serta kebiasaan bernafas melalui mulut karena hidung tersumbat. 

Patogenesis

Pada faringitis yang disebabkan infeksi, bakteri ataupun virus dapat secara

langsungmenginvasi mukosa faring menyebabkan respon inflamasi lokal. Kuman

menginfiltrasi lapisane p i t e l , k e m u d i a n b i l a e p i t e l t e r k i k i s m a k a

2

Page 3: FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT.docx

j a r i n g a n l i m f o i d s u p e r f i s i a l b e r e a k s i , t e r j a d i  pembendungan radang

dengan infiltrasi leukosit polimorfonuklear. Pada stadium awal terdapat hiperemi,

kemudian edema dan sekresi yang meningkat.

Eksudat mula-mula serosa tapi menjadimenebal dan kemudian cendrung menjadi

kering dan dapat melekat pada dinding faring. Denganh ipe remi , pembu luh da rah

d ind ing f a r i ng men j ad i l eba r . Ben tuk sumba t an yang be rwa rna kuning,

putih atau abu-abu terdapat dalam folikel atau jaringan limfoid. Tampak bahwa

folikellimfoid dan bercak-bercak pada dinding faring posterior, atau terletak

lebih ke lateral, menjadim e r a d a n g d a n m e m b e n g k a k . V i r u s - v i r u s

s e p e r t i Rhinovirus dan Corona virusdapatmenyebabkan iritasi sekunder pada mukosa

faring akibat sekresi nasal. Infeksi streptococcal memiliki karakteristik khusus yaitu

invasi lokal dan pelepasan extracellular toxins dan protease yang dapat menyebabkan

kerusakan jaringan yang hebat karenafragmen M protein dari Group A streptococcus

memiliki struktur yang sama dengan sarkolema pada myocard dan dihubungkan dengan

demam rheumatic dan kerusakan katub jantung. Selain itu juga dapat

menyebabkan akut glomerulonefritis karena fungsi glomerulus terganggu

akibatterbentuknya kompleks antigen-antibodi.

Klasifikasi Faringitis

1. Faringitis akut

a. Faringitis viral

Disebabkan oleh rinovirus yang dapat menimbulkan gejala rhinitis dan beberapa hari

kemudian akan menimbulkan faringitis. Gejalanya berupa demam disertai rinorea, mual,

nyeri tenggorok, sulit menelan. Pada pemeriksaan tampak faring dan tonsil hiperemis.

b.Faringitis bakterial

3

Page 4: FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT.docx

Infeksi grup A Streptokokus B hemolitikus merupakan penyebab faringitis akut pada orang

dewasa (15%) dan pada anak (30%). Pasien mengalami nyeri kepala, muntah, kadang-kadang

demam dengan suhu yang tinggi. Pada pemeriksaan tampak tonsil memebesar, faring dan

tonsil hiperemis. Kelenjar limfa leher anterior membesar, kenyal, dan nyeri tekan.

Terdapat dua bentuk faringitis kronis yaitu :

1. Faringitis kronis hiperplastik 

2. Faringitis kronis atrofi 

a. Faringitis kronis hiperplastik 

Faktor predisposisi :

- Rinitis kronis dan sinusitis

-Inflasi kronik yang dialami perokok dan peminum alkohol

- Inhalasi uap yang merangsang

-Infeksi

-Daerah berdebu

-Kebiasaan bernafas melalui mulut

Manifestasi klinis :

-Rasa gatal, kering dan berlendir yang sukar dikeluarkan dari tenggorokan

-Batuk serta perasaan mengganjal di tenggorokan

Pemeriksaan fisik :

-Penebalan mukosa di dinding posterior faring

-Hipertrofi kelenjar limfe di bawah mukosa

-Mukosa dinding faring posterior tidak rata (granuler)

-Lateral band menebal

Penatalaksanaan :

-Dicari dan diobati penyakit kronis di hidung dan sinus paranasal

4

Page 5: FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT.docx

-Local dapat dilakukan kaustik dengan zat kimia  (nitras argenti, albothyl) atau dengan listrik

(elektrokauter)

-Sebagai simptomatik diberikan obat kumur atau isap, obat batuk (antitusif atauekspektoran).

b. Faringitis kronis atrofi

Adalah faringitis yang timbul akibat rangsangan dan infeksi pada laring karena terjadi rhinitis

atrofi, sehingga udara pernafasan tidak diatur suhu dan kelembabannya sehingga

menimbulkan rangsangan infeksi pada faring.

Manifestasi klinis :

-Tenggorokan terasa kering dan tebal

-Mulut berbau

Pemeriksaan fisik :

Pada mukosa faring terdapat lendir yang melekat, dan bila lendir itu diangkat akantampak

mukosa dibawahnya kering.

Penatalaksanaan :

Terapi sama dengan rhinitis atrofi, ditambah obat kumur, obat simtomatik dan menjaga hygiene

mulut. 

Gejala Klinis

Gejala umum yang sering ditemukan ialah:

- Gatal dan kering pada tenggorokkan

- Suhu tubuh naik sampai mencapai 40 0 C

- Rasa lesu dan nyeri disendi

- Tidak nafsu makan (anoreksia)

- Rasa nyeri ditelinga (otalgia)

- Bila laring terkena suara menjadi parau atau serak

5

Page 6: FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT.docx

- Pada pemeriksaan tampak faring hiperemis,dan menjadi kering, gambaran seperti

kaca dan dilapisi oleh sekresi mukus.

- Jaringan limpoid biasanya tampak merah dan membengkak

Diagnosis :

Untuk menegakkan diagnosis faringitis dapat dimulai dari anamnesa yang cermat

dan dilakukan pemeriksaan temperature tubuh dan evaluasi tenggorokan, sinus,

telinga, hidung danleher. Pada faringitis dapat dijumpai faring yang hiperemis, eksudat,

tonsil yang membesar dan hiperemis, pembesaran kelenjar getah bening di leher.

Pemeriksaan Penunjang

Adapun pemer ik saan penun j ang yang dapa t memban tu da l am

penegakkan d i agnosa antara lain yaitu :

- pemeriksaan darah lengkap

-GABHS rapid antigen detection test  bila dicurigai faringitis akibat infeksi bakteri

streptococcusgroup A

-Throat culture

Namun pada umumnya peran diagnostik pada laboratorium dan radiologi terbatas.

Penatalaksanaan

Pada viral faringitis pasien dianjurkan untuk istirahat, minum yang cukup dan

berkumur dengan air yang hangat. Analgetika diberikan jika perlu. Antivirus

metisoprinol (isoprenosine)diberikan pada infeksi herpes simpleks dengan dosis

60-100mg/kgBB dibagi dalam 4-6kali  pemberian/hari pada orang dewasa dan pada anak

<5tahun diberikan 50mg/kgBb dibagi dalam 4-6 kali pemberian/hari.

Pada faringitis akibat bakteri terutama bila diduga penyebabnya

streptococcus group Ad i b e r i k a n a n t i b i o t i k y a i t u P e n i c i l l i n G

B e n z a t i n 5 0 . 0 0 0 U / k g B B / I M d o s i s t u n g g a l a t a u amoks i s i l i n

6

Page 7: FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT.docx

50mg/kgBB dos i s d ibag i 3ka l i / ha r i s e l ama 10 ha r i dan pada dewasa

3x500mg selama 6-10 hari atau eritromisin 4x500mg/hari. Selain antibiotik juga diberikan

kortikosteroid karena steroid telah menunjukan perbaikan klinis karena dapat menekan reaksi

inflamasi. Steroid yang dapa t d ibe r i kan be rupa deksame ta son 8 -16mg/ IM

seka l i dan pada anak -anak 0 ,08 -0 ,3 mg/kgBB/IM sekali. dan pada pasien dengan

faringitis akibat bakteri dapat diberikan analgetik, antipiretik dan dianjurkan pasien

untuk berkumur-kumur dengan menggunakan air hangat atau antiseptik.

Pada faringitis kronik hiperplastik dilakukan terapi lokal dengan

melakukan kaustik f a r i ng dengan memaka i z a t k imia l a ru t an n i t r a s a rgen t i

a t au dengan l i s t r i k ( electro cauter ). Pengobatan simptomatis diberikan obat

kumur, jika diperlukan dapat diberikann obat batuk  antitusif atau ekspetoran.

Penyakit pada hidung dan sinus paranasal harus diobati. Pada faringitis kronik atrofi

pengobatannya ditujukan pada rhinitis atrofi dan untuk faringitis kronik atrofi

hanyaditambahkan dengan obat kumur dan pasien disuruh menjaga kebersihan mulut.

Prognosis

Umumnya p rognos i s pa s i en dengan f a r i ng i t i s ada l ah ba ik . Pa s i en

dengan f a r i ng i t i s  biasanya sembuh dalam waktu 1-2 minggu.

Komplikasi

Adapun komplikasi dari faringitis yaitu sinusitis, otitis media, epiglotitis,

mastoiditis, pneumonia, abses peritonsilar, abses retrofaringeal. Selain itu juga dapat terjadi

komplikasi lain berupa septikemia, meningitis, glomerulonefritis, demam rematik

akut. Hal ini terjadi secara perkontuinatum, limfogenik maupun hematogenik. 

7

Page 8: FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT.docx

BAB II

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien :

o Nama : Tn. Fandy Mola

o Jenis kelamin : Laki-laki

o Umur : 20 tahun

o Pekerjaan : mahasiswa

o Agama : Kristen Protestan

o Status Pernikahan : belum menikah

o Alamat : Tarus.

Pasien datang ke Poli THT RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes pada tanggal 17 Desember 2012

pukul 11.10 WITA. Anamnesis dilakukan pada tanggal 17 Desember pukul 11.20 WITA

secara autoanamnesis.

Keluhan Utama : Batuk sejak 1 hari SMRS

Riwayat Perjalanan Penyakit : pasien merasakan batuk sejak 1 hari SMRS. Awalnya

muncul perasaan tidak enak pada daerah tenggorok yang akhirnya menjadi batuk. Batuk

dirasakan tanpa lendir atau batuk kering. Pasien mengeluhkan suara serak sejak 1 hari SMRS.

Suara serak dirasakan setelah pasien merasakan batuk. Pasien juga mengeluhkan demam

sejak 1 hari SMRS. Demam disertai rasa menggigil. Awalnya pasien merasakan badannya

terasa hangat pada sore harinya dan pada pagi harinya panasnya meningkat. Demam juga

dirasakan setelah pasien meminum air es dan makanan yang pedis yang lama- kelamaan

meningkat panasnya. Pasien merasakan kepala terasa berat saat bangun pagi setelah panas

muncul. Kepala terasa berat dirasakan awalnya di belakang kepala seperti terikat dan makin

lama makin memberat. Makan dan minum pasien baik, sakit menelan (-), sakit pada daerah

sendi (+), pilek (-), mual (+), muntah (-) dan pembengkakan pada leher (+).

8

Page 9: FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT.docx

Riwayat Penyakit Dahulu : sejak SMA kelas 1 tahun 2008 pasien sering mengalami

gejala seperti ini dan disertai sakit menelan. Pembengkakan pada leher sejak SMA kelas 1.

Bengkak tersebut dirasakan hilang timbul. Riwayat alergi (-).

Riwayat Penyakit Keluarga : dalam keluarga pasien tidak ada yang mengalami gejala

yang sama dengan pasien.

Riwayat kebiasaan : merokok (-), meminum alkohol (-)

Riwayat Pengobatan Sebelumnya :

obat amoxcicilin, parasetamol dan demacolin saat SMA.

Sebelun berobat ke Poli THT pasien sempat meminum obat demacolin dan

amoxcicilin.

PEMERIKSAAN FISIK (Tanggal : 17 Desember 2012 pukul 12.30 WITA)

Keadaan Umum : Pasien tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)

Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg

N : 98x/mnt

S :38oC

RR : 27x/mnt

Kepala : Bentuk normal, rambut tidak mudah dicabut, warna : hitam putih

Kulit : Sianosis (-), Ikterik(-)

Mata : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), perdarahan konjungtiva

(-/-), pupil isokor 3mm/3mm, refleks cahaya langsung dan tidak

langsung (+/+)

Telinga : Deformitas daun telinga (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-), discharge (-/-)

Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-/-), epistaksis (-/-)

Mulut : Sianosis (-), bibir kering (-), tonsil T1/T1, hiperemis (-), uvula edema

(+) hiperemis (+), faringitis hiperemis (+) granulasi(+) edema (+)

9

Page 10: FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT.docx

Leher : Pembesaran KGB (+) diderah sub mandibula dengan konsistensi agak

keras , diameter ± 5 cm dan terfiksasi , trakea letak tengah.

Thoraks

Bentuk : Nomal, pelebaran vena (-), jejas/massa (-)

Paru-Paru Depan

Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis D=S, sela iga melebar (+)

Palpasi : Vocal Fremitus D=S, Nyeri tekan (-)

Perkusi : Sonor (+/+)

Auskultasi : Vesikular (+/+), Wheezing (-/-), Ronkhi (-/-)

Paru-paru Belakang

Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis D=S, kelainan tulang belakang (-).

Palpasi : Vocal Fremitus D=S

Perkusi : Sonor +/+

Nyeri ketok CVA (-/-)

Auskultasi : Vesikular (+/+), Wheezing (-/-), Ronkhi (-/-)

Jantung

Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat

10

Page 11: FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT.docx

Palpasi : Iktus cordis teraba pada ICS 7 midklavikula sinistra

Perkusi : Batas atas : ICS 3 parasternal sinistra

Batas Kanan : ICS 5 parasternum dekstra

Batas Kiri : ICS 3-ICS 7 midklavikula sinistra

Auskultasi : S1-S2 reguler, tunggal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

Inspeksi : perut agak cembung, pelebaran vena

Auskultasi : Bising Usus Normal (12x/ menit)

Palpasi : nyeri tekan epigastrik(-), hepar tidak teraba, lien tidak teraba,

Ballotement (-/-)

Perkusi :Timpani pada seluruh lapangan abdomen

Ekstremitas :

◦ Tidak ada deformitas, akral hangat

Diagnosis Kerja : J31.2 Chronic Pharyngitis ( Eksaserbasi Akut).

Pengobatan : Zycin 1X1

Cotridex 3X1

Asam Mefenamat 500mg 3X1

11

Page 12: FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT.docx

BAB III

PEMBAHASAN

Faringitis kronis bisa disebabkan karena induksi yang berulang-ulang faringitis akut

atau karena iritasi faring akibat merokok berlebihan dan penyalahgunaan alkohol, sering

konsumsi minuman ataupun makanan yang panas, dan batuk kronis karena alergi. Faringitis

kronis akibat gangguan pencernaan pada lambung juga mungkin terjadi namun merupakan

penyebab yang jarang ditemukan. Penyebab lain yang tidak termasuk iritan adalah pemakaian

suara berlebihan misalnya pada orator, sinusitis, rhinitis, inhalasi akibat uap yang merangsang

mukosa faring, debu, serta kebiasaan bernafas melalui mulut karena hidung tersumbat. 

Pada pasien penyebab terjadinya faringitis kronik adalah memakan makanan yang

dingin dan pedis. Riwayat minum alkohol (-) dan meroko (-).

Gejala umum yang sering ditemukan pada faringitis ialah:

1. Gatal dan kering pada tenggorokkan,

2. Suhu tubuh naik sampai mencapai 40 0 c,

3. Rasa lesu dan nyeri disendi,

4. Tidak nafsu makan (anoreksia),

5. Rasa nyeri ditelinga (otalgia),

6. Bila laring terkena suara menjadi parau atau serak,

7. jaringan limpoid biasanya tampak merah dan membengkak

Pada pasien ditemukan sesuai dengan gejala pada teori diatas yaitu: batuk, demam,

kepala terasa berat, suara serak, nyeri sendi dan bengkak pada leher .

Pada pemeriksaan ditemukan penebalan mukosa di dinding posterior faring, hipertrofi

kelenjar limfe di bawah mukosa, mukosa dinding faring posterior tidak rata (granuler), lateral

band menebal. Pada pemeriksaan fisik pasien ditemukan adanya faring yang hiperemis,

12

Page 13: FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT.docx

bergranular, edema serta uvula yang hiperemis dan edema yang sesuai dengan pemeriksaan

faringitis kronik.

Pemer ik saan penun j ang yang dapa t memban tu da l am penegakkan

d i agnosa antara lain yaitu :

- pemeriksaan darah lengkap

-GABHS rapid antigen detection test  bila dicurigai faringitis akibat infeksi bakteri

streptococcusgroup A

-Throat culture

Namun pada umumnya peran diagnostik pada laboratorium dan radiologi terbatas. Namun

pada pasien tidak dilakukan pemeriksaan penunjang.

Pada faringitis akibat bakteri terutama bila diduga penyebabnya

streptococcus group Ad i b e r i k a n a n t i b i o t i k y a i t u P e n i c i l l i n G

B e n z a t i n 5 0 . 0 0 0 U / k g B B / I M d o s i s t u n g g a l a t a u amoks i s i l i n

50mg/kgBB dos i s d ibag i 3ka l i / ha r i s e l ama 10 ha r i dan pada dewasa

3x500mg selama 6-10 hari atau eritromisin 4x500mg/hari. Selain antibiotik juga diberikan

kortikosteroid karena steroid telah menunjukan perbaikan klinis karena dapat menekan reaksi

inflamasi. Steroid yang dapa t d ibe r i kan be rupa deksame ta son 8 -16mg/ IM

seka l i dan pada anak -anak 0 ,08 -0 ,3 mg/kgBB/IM sekali. dan pada pasien dengan

faringitis akibat bakteri dapat diberikan analgetik, antipiretik dan dianjurkan pasien

untuk berkumur-kumur dengan menggunakan air hangat atau antiseptik.

Pada faringitis kronik hiperplastik dilakukan terapi lokal dengan

melakukan kaustik f a r i ng dengan memaka i z a t k imia l a ru t an n i t r a s a rgen t i

a t au dengan l i s t r i k ( electro cauter ). Pengobatan simptomatis diberikan obat

kumur, jika diperlukan dapat diberikann obat batuk  antitusif atau ekspetoran.

Penyakit pada hidung dan sinus paranasal harus diobati. Pada faringitis kronik atrofi

13

Page 14: FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT.docx

pengobatannya ditujukan pada rhinitis atrofi dan untuk faringitis kronik atrofi

hanyaditambahkan dengan obat kumur dan pasien disuruh menjaga kebersihan mulut.

Pengobatan pada pasien juga sesuai dengan pengobatan pada faringitis akut dan

faringitis kronik yaitu Zycin 1X1 sebagai antibiotiknya, Asam Mefenamat 500mg 3X1

diberikan untuk nyeri sendi, Cortidex 3X1 diberikan sebagai antiedema dan antiperadangan.

Pasien juga diberikan informasi untuk menghindari faktor pencetusnya yaitu menghindari

makanan yang berminyak dan pedis, makanan atau minuman yang dingin, dan makanan yang

berlemak.

14

Page 15: FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT.docx

BAB IV

KESIMPULAN

Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang dapat disebabkan oleh virus (40-60%),

bakteri (5-40%), alergi, trauma dan toksin. Faringitis kronis adalah kondisi inflamasi dalam

waktu yang lama pada mukosa faring dan jaringan sekitarnya. Faringitis kronis terbagi

menjadi faringitis kronis hiperplastik (granular) dan faringitis kronis atropi atau

kataralis. Yang terpenting pada faringitis kronik, proses pencegahanlah yang harus dilakukan

yaitu dengan menghindari makanan yang pedis dan berminyak dan juga makanan atau

minuman yang dingin.

15

Page 16: FARINGITIS KRONIK EKSASERBASI AKUT.docx

DAFTAR PUSTAKA

1. Ifan. Faringitis Kronik. Diakses Dari

http://ifan050285.wordpress.com/2010/02/12/faringitis-kronik/ ( diunduh tanggal 20-12-

2012 jam 18.00 WITA)

2. Sudibio. Faringitis. Diakses dari http://www.scribd.com/doc/47800396/faringitis

(diunduh tanggal 20-12-2012 jam 18.00 WITA).

3. Saraswati D. Faringitis Gerd. Diakses dari

http://www.scribd.com/doc/49624473/faringitis-gerd ( diunduh tanggal 20-12-2012 jam

18.00 WITA)

4. Soepardi E, Iskandar N, Jenny Bashiruddin, Ratna Restuti. Faringitis. Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher.ed 6.2007: 217-219.

5. Prof.Dr.Iskandar N, editors. Faringitis. Buku Saku Ilmu Kesehatan Tenggorok Hidung

Telinga.ed 12.2010: 176-185.

16