Far Mak Ology

download Far Mak Ology

of 31

Transcript of Far Mak Ology

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Obat adalah zat yang dibuat bertujuan untuk mendapatkan efek pengobatan (terapi) bila diberikan pada individu yang sakit atau memerlukan pengobatan. Obat diberikan atas indikasi, perlu penimbangan secara rasional, apakah seseorang perlu memperoleh obat atau tidak. Hormon kelamin terdiri atas testosterone, steroid anabolic, estrogen, progestin, kontrasepsi oral, hanya progestin minipil, implan Levonorgestrel. Semunya hormon tersebut memiliki mekanisme kerja dan efek yang berbeda serta kerjanyapun beda. Sejumlah besar kontrasepsi oral yang mengandung estrogen atau progestin (atau keduanya) sekarang tersedia untuk digunakan secara klinis. Efek kontrasepsi androgen didasarkan atas hambatan sekresi FSH dan LH yang diikuti hambatan spermatogenesis dan produksi testosteron endogen. Dosis androgen untuk maksud ini harus sedemikian rupa sehingga kadar androgen plasma tetap normal sementara kadar dalam testis ralatif rendah disbanding keadaan normal. Kadar androgen plasma yang lebih rendah dari normal menurunkan libido, sedangkan kadar androgen terlalu tinggi menyebabkan efek samping. Ternyata sangat sulit menetukan dosis efektif untuk kontrasepsi dengan hanya menggunakan testosteron saja. Hasil penelitian menunjukkan efek yang tidak konsisten dalam mencapai azoospermia dan infertilitas, sehingga testosteron sebagai obat tunggal tidak dapat digunakan untuk kontrasepsi. Progesteron dan estrogen, walaupun menghambat spermatogenesis dan produksi testosteron, selalu menimbulkan penurunan libido, sehingga sebagai obat tunggal tidak mungkin digunakan untuk kontrasepsi laki laki. Kombinasi testosteron dengan progesteron atau kombinasi testosteron dengan estrogen mungkin dapat diterima dan digunakan sebagai kontrasepsi hormonal laki laki. Dalam hal ini progesteron atau estrogen berfungsi sebagai penghambat sekresi FSH dan LH, sedangkan pada testosteron berfungsi mempertahankan libido dan ciri seks sekunder serta fungsi organ

1

kelamin laki laki. Pada penelitian dengan dosis kombinasi tertentu, kadar testosteron plasma tetap normal sementara kadar LH dan FSH menurun

sehingga efek kontrasepsi tanpa efek samping yang berarti dapat dicapai. Tetapi kombinasi testosteron dan progesteron masih menghadapi masalah efek yang tidak konsosten dan cara pemberian yang tidak praktis. Kombinasi ini masih memerlukan pembuktian efektivitas dan keamanan pada manusia, di sampian perlu ditemukan cara pemberian yang praktis. Pada hewan, kombinasi testosteron dan estrogen secara konsisten menyebabkan infertilitas tanpa efek samping yang berarti karena estrogen dalam dosis sangat kecil mampu menghambat sekresi gonadotropin. Estrogen merupakan penghambat gonadotropin yang lebih kuat dibandingkan dengan progesteron ataupun testosteron, mungkin karena itu efektivitasnya sebagai kontrasepsi lebih konsisten daripada testosteron atau progesteron. Di samping hormon steroid tersebut di atas, agoni maupun antagonis gonadotropin releasing hormon (GnRH) juga sedang diteliti keguanaannya sebagai kontrasepsi laki laki, baik sebagai sediaan tunggal maupun dalam kombinasi dengan testosteron. Efek terhadap spermatogenesis tidak konsisten.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Pengertian obat reproduksi dan genitalia. 2. Jenis-jenis obat reproduksi dan genitalia. 3. Cara kerja dari obat reproduksi dan genitalia. 4. Cara kerja dari kontrasepsi hormonal.

C. TUJUAN PENULISAN 1. Menjelaskan pengertian obat reproduksi dan genitalia 2. Menjelaskan jenis-jenis obat reproduksi dan genitalia 3. Menjelaskan cara kerja dari obat antibiotik 4. Menjelaskan pengertian obat kontrasepsi hormonal

2

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN OBAT REPRODUKSI DAN GENITALIA Obat adalah zat yang dibuat bertujuan untuk mendapatkan efek pengobatan (terapi) bila diberikan pada individu yang sakit atau memerlukan pengobatan. Obat diberikan atas indikasi, perlu penimbangan secara rasional, apakah seseorang perlu memperoleh obat atau tidak.

B. HORMON KELAMIN 1. Testosteron Sel- sel leydid pada testis menghasilkan testosteron (jumlah yang lebih kecil dihasilkan ovarium wanita) sebagai respons terhadap stimulasi LH. Testosteron menyebabkan ciri-ciri seks sekunder pria dan kemampuan reproduksi. Kerja : meningkatkan perkembangan dan pemeliharaan organ seks pria, produksi sperma, massa otot, libido, dan ciri seks sekunder lain. Indikasi : defisiensi androgen (defisit pertumbuhan, impotensi), pubertas terlambat pada pria, meringankan kanker payudara, pembengkakan dan nyeri payudara pascapersalinan. Efek yang tidak diinginkan : wanita-virilisme, menstruasi yang tidak teratur. Pria-hiperplasia atau kanker prostat, ginekomastia (dosistainggi atau penyakit hati), kebotakan berpola, penurunan jumlah sperma. Kedua jenis kelamin hiperkalsemia, koagulopati, retensi air dan natrium, hiperlipidemia, aterosklerosis, hepatitis kolestatis, dan kanker hati. 2. Steroid Anabolik Steroid anabolik adalah erivat testosteron yang secara relatif

mempunyai efek anabolik (membangun) yang lebih dibanding efek andrognik (maskulinisasi). Kerja : meningkatkan sintesis protein anabolik.

3

Indikasi : anemia refrakter, penyakit yang menyebabkan kekurusan (kanker, osteoporosis, luka bakar, infeksi berat), katabolisme yang diinduksi oleh kortikosteroid (dari terapi jangka panjang). Penyalahgunaan : kapasitas pembentukan otot dari sterois anabolik menyebabkan penyalahgunaan yang luas dikalangan atlet. Efek samping pada para penggunaini lebih buruk daripada pasien dengan indikasi yang sesuai, karena atlet sering menggunakan dosis yang lebih tinggi untuk periode waktu yang lebih lama. Efek yang tidak diinginkan: lihat testosteron.

DERIVAT TESTOSTERON DAN STEROID ANABOLIKOBAT Derivat Testosteron Testosteron sipionat Testosteron enantat Testosteron propionat SIFAT UNIK IM. Kerja Lama. IM. Kerja pendek. Untuk pengobatan paliatif kanker payudara karena tetapi dapat cepat dihentikan jika terjadi hiperkalemia. Preparat oral kerja singkat lebih nyaman, tapi kurang efektif dibanding preparat diatas. Untuk mengobati hipogonadisme yang terjadi pada masa dewasa. Serupa dengan Fluoksimesteron. Tersedia bentuk bulat.

Fluoksimesteron

Metiltertosteron Steroid Anabolik Etilestrenol

PO. Anemia refrakter, penyakit yang menguruskan, katabolisme yanag diinduksi kortikosteroid. PO. Digunakan untuk mengobati osteoporosis. Metandrostenolon IM. Terapi tambahan untuk anemia. Nandronol dekanoat Nandronol fempropionat IM. Terapi kanker payudara metastasis. PO. Tidak diindikasikan untuk anemia. Untuk semua Oksandronolon indikasi yang tertulis pada bagian atas halaman. PO. Pengobatan anemia. Oksimetolon PO. Endometriosis, penyakit payudara fibrokistik, Danazol angioederna herediter. PO. Terapi engoidema herediter. Dapat Stanosol menyebabkan pematangan epifisis prematur.

4

3. Estrogen Mekanisme: menginduksi sisntesis protein spesifik melalui reseptor intra sel. Indikasi: kontrasepsi, vaginitis atrofik, osteoporosis, penyakit

kardiovaskuler yang terkait menopause, perdarahan menstruasi hemoragik, kegagalan perkembangan ovarium, hirsutisme, kanker prostat.

Efek

yang

tidak

diinginkan:

Nausea (memburuk pada waktu pagi, kemudian terjadi toleransi), nyeri tekan pada payudara dan edema, dan ginekomastia. Peran estogen dalam mengubah risiko penyakit

kardiovaskular belum jelas. Kontradiksi:Gambar 1. Sustanon

kehamilan neoplasma yang

(teratogenik),

tergantung estrogen, perdarahan pervaginam, kerusakan hati, kelainan tromboembolik. Framakokinetik: sebagian besar estrogen diasorbsi dengan baik secara oral. Estrogencenderung cepat didegradasi oleh hati selama lintasan pertama dari saluran cerna. Metabolitnya adalah glukuronida dan konjugat sulfida yaitu estradiol, estron, dan estriol.

4. Progestin Mekanisme: menginduksi sintesis protein spesifik melalui reseptor intrasel. Indikasi: kontrasepsi, perdarahan menstruasi hemoragik atau tidak teratur, karsinoma endometrium hipoventilasi. Efek yang tidak diinginkan: maskulinisasi penggunaan lama, lain-lain toksisitas minimal.

5

Farmakokinetik: dimetabolisme oleh hati menjadi glukuronida atau konjugat sulfat. Sebagian besar dosis awal cepat didegradasi oleh metabolisme lintasan pertama, sehigga progesteron tidak mencapai jaringan target bila diberikan secara oral. Progestin sintesis, sebaliknya, tidak rentan terhadap metabolisme lintasan pertama sehingga dapat diberikan secara oral. 5. Kontrasepsi oral Kombinasi estrogen/progestin (PIL): kontrasepsi oral yang berisi estrogen dan progestin merupakan bentuk kontrasepsi yang paling banyak digunakan. Obat ini lebih efektif dalam mencegah kehamilan dibanding tiap untuk kontrasepsi lain dan lebih nyaman dibanding banyak bentuk lain. Meskipun demikian, angka kehamilan 20-30 kali lebih tinggi dalam populasi umum dibandingkan yang diharapkan berdasarkan uji klinis yang cermat. Alasan yang paling umum untuk hal ini adalah kegagalan pasien untuk minum pil dengan interval dosis yang dianjurkan. Regimen dosis: Pil yang berisi steroid aktif diminum selama 21 hari dari siklus 28 hari. Plasebo/ pil besi diminum pada 7 hari selebihnya untuk mempertahankan pemberian dosis satu pil per hari. Selama 7 hari pil nonsteroid, pasien mengalami perdarahan putus obat. Mekanisme kerja: menekan ovulasi dengan penghambatan umpan balik pada hipotalamus dan hipofisis. Estrogen menekan FSH dan progestin menekan LH. Selain itu, steroid secara langsung menyebabkan penebalan mukosa serviks dan membuat endometrium tidak baik untuk implimentasi. Komponen estrogen: etinil estrodiol atau mestranol.

ESTROGEN DAN PROGESTINOBAT Estrogen Estradiol (mis. Estraderm) SIFAT UNIK Estrogen endogen paling poten yang disekresi oleh ovarium. Transdermmal/IM/PO. Mengurangi osteoporosis pad wanita pasca menopause. Bentuk oral dimetabolisme, menjadi

6

estron (kurang aktif). Potensi tinggi, tidak didegradasi selama metabolisme 17-etinil estradiol (mis. Estynil dan lintasan pertama (enzim hati tidak mengenal estrogen Mestranol) yang diubah susunan kimianya ini). Digunakan sebagai kombinasi dengan progestin untuk kontrasepsi. Estrogen Terkonjugasi Ester sulfat dari substansi estrogenik. Kurang poten (Premarin) dibanding estradiol, oral, IV, atau preparat vaginal efektif. Dietilstilbesterol (DES) Estrogen nonestroid. Semua obat diatas adala steroid. (Stilphostor) Sama kuat denag estradiol. Dulu digunakan oleh wanita hamil untk mencegah abortus iminens. Sistem reproduksi anak yan dilahirkan olrh ibu yang terpajan DES lebih mungkin abnormal secara fungsional dan struktural. Metabolisme lambat memungkinkan pemberian oral, topikal, atau IV dengan interval dosis lebih lebar kebanyakan preparat lain. Antiestrogen Bersaing dengan estrogen untuk reseptor estrogen Klomifen intrasel. Jadi kerja estrogen endogen menurun. Fungsi penting estrogen endogen adalahpnghambatan umpan balik hipotalamus dan hipofisis. Pendcgahan penghambatan umpan balik mengakibatkan meningkatnya pelepasan gonadotropin. Hal ini menyebabkan stimulasi ovarium, ovulasi, dan pemeliharaan korpus luteum.. digunakan untuk mengobati interfitilitas pada wanita. Dosis tinggi dapat menyebabkan pembesaran ovarium dan kista. Bisa terjadi kehamilan multipel yang tidak diharapkan. Progestin hanya IM. Terutama untuk mengobati kelainan Progesteron (progestaject) menstruasi PO/IM. Digunakan untuk aamenore sekunder dan Medroksiprogesteron (Depo-Provera) perdarahan uterus abnormal yang diinduksi hormon. Depot IM. Harus dapat mempunyai kerja lama. Harus dihindari pada wanita yang berpotensi hamil dalam waktu dekat. Kemoterapi paleatif untuk kanker payudara atau Megestrol (mis. Megace) endometrium. Obat oral yang poten. Noretindron (mis. Norlutin)

7

Komponen progestin: noretindron etinodiol, noretinodrel, norgestrel, atau levonorgestrel. Regimen dosis: dosis progstin preparat

MONOFASIK dan TRIFASIK diciptakan dengan maksud menurunkan kadar progestin fisiologis dengan lebih tepat dan untuk menurunkan efek samping denganGambar 2. Estradiol

menurunkan dosis keseluruhan progestin. Pil

BIFASIK mengandung prednison dosis rendah yang diminum selama 10 hari, diikuti dengan dosis yang lebih tinggi selama 11 hari. Kadar progestin mulai rendah pada pil TRIFASIK, kemudian meningkat tiap 7 hari sepanjang siklus 21 hari. Kadar estrogen tetap dan tidak berubah pada ketiga formulasi. Pil TRIFASIK paling menyerupai fisiologi normal dan tampaknya sama efektif dengan formulasi monofasik dan bifasik. Efek samping: formulasi yang diperbaiki secara dramatis menurunkan resiko efek samping pil keluarga berencana. Efek samping yang paling sering adalah mual, muntah, nyeri tekan payudara, retensi air, dan pertambahan berat badan. Efek samping yang lebih jarang tetapi lebih serius adalah peningkatan resiko episode tromboemboli, adenoma hati, stroke hemoragik, infark miokard, dan kanker endometrium. Merokok memperkuat resiko infark miokard 5 kali lipat pada wanita diatas usia 20 tahun. Kontraindikasi: riwayat kelainan tromboemboli, trombosis vena

profunda, penyakit vaskuler serebral, infark miokard, kanker hati, kanker yang tergantung estrogen, kanker payudara, peredaran genital yang tidak terdiagnosa, atau kecurigaan kehamilan. Interaksi obat: efek kontrasepsi menurun bila pil diminum dengan ANTIBIOTIK (ampisilin, isoniazid, neomisin, pen V, rifampin,

sulfonamid, tetrasiklin) atau OBAT SSP (barbiturat, benzodiasepin, fenitoin. Kontrasepsi meningkatkan efek kortikosteroid dan memperburuk

8

efek samping anti depresan triisiklik. Kontrasepsi oral menurunkan keefektifan antikoagulan oral, antikonvulsan, dan zat hipoglikemik oral. 6. Hanya Progestin Minipil Mekanisme belum jelas obat ini mungkin bekerja dengan cara mengubah endometrium untuk mencegah implimintasi ovum. Minipil diminum setiap hari (tidak ada istirahat 7 hari dalam siklusnya). Dosis yang terlewat diterapi seperti dijelaskan untuk untuk produk kombinasi di atas kecuali bentuk kontrasepsi berganti-ganti dianjurkan selama dua minggu setelah hilangnya dua dosis. Tidak adanya estrogen dapat menurunkan efek samping. Penggunaan yang terus menerus dapat menyebabkan amenore dan atrofi endometrium. 7. Implan Levonorgestrel Implan Levonogestrel adalah kapsul polimer sinesis yang dimasukkan Levonogestrel, suatu progestin. Kapsul ditanamsecara subkutan pada wanita yang memilih bentuk ini untuk keluarga berencana. Kapsul secara kontinyu melepaskan progestin untuk mempertahankan kadar progestin serum kntraseptif rendah. Efek samping yang paling sering adalah perdarahan menstruasi yang lama, tidak ada, atau tidak teratur.

C. KONTRASEPSI HORMONAL Sejumlah besar kontrasepsi oral yang mengandung estrogen atau progestin (atau keduanya) sekarang tersedia untuk digunakan secara klinis (Tabel 40-3). Preparat preparat ini berbeda secara kimia dan kemungkinan mempunyai banyak persamaan, tetapi ada perbedaa yang jelas. Dua tipe preparat digunakan untuk kontrasepsi oral: (1) gabungan estrogen dan progestin dan (2) terapi progestin secara terus menerus tanpa pemberian estrogen secara bersamaan. Preparat preparat untuk digunakan secara oral diabsorbsi dengan baik, dan dalam preparat kombinasi

9

farmakokinetika salah satu obat secara signifikan tidak dapat diubah oleh obat yang lain. Hanya ada satu preparat kontrasepsi implant / susuk (implant). Norgestrel, yang juga menggunakan komponen progestin yang banyak digunakan sebagai kontrasepsi oral, mampu mensupresi ovulasi dengan efektif yang dirilis dari implant subkutan. Injeksi intramuskuler dosis besar medroxyprogesterone juga menghasilkan aksi kontrasepsi berjangka panjang. 1. Efek efek Farmakologis a. Mekanisme Kerja: Kombinasi estrogen dan progestin menyebabkan efek kontrasepsi yang umumnya melalui hambatan selektif fungsi pituitari yang menyebabkan hambatan ovulasi. Agen kombinasi ini juga menyebabkan perubahan mukosa serviks dalam endometrium rahim, dan menyebabkan perubahan motilitas dan sekresi dalam tube uterina, yang semuanya menurunkan kemungkinan terjadinya konsepsi dan implantasi. Penggunaan progestin saja secara terus menerus tidak selalu menghambat ovulasi. Oleh kareana itu, faktor lain yang telah disebutkan berperan penting untuk mencegah kehamilan apabila agen agen ini digunakan. b. Efek efek pada Ovarium: Penggunaan agen kombinasi secara kronis mendepresi fungsi ovarium. Perkembangan folikuler menjadi minimal, dan korpos luteum, folikel folikel yang lebih besar, stroma edema, dan fitur fitur morfologis normal yang biasanya terlihat pada wanita wanita yang sedang mengalami ovulasi tidak tampak. Ovarium umumnya menjadi lebih kecil bahkan ketika membesar sebelum terapi dilakukan. Sebagian besar pasien menjadi kembali pada pola menstruasinya yang normal apabila obat obat ini dihentikan. Sekitar 75% akan mengalami ovulasi pada saat siklus pertama pascapengobatan dan 97% mengalami ovulasi pada saat kilus ke tiga pascapengbatan. Sekitar 2%

10

pasien tetap amenorea sampai jangka waktu lebih dari beberapa tahun setelah pemberian obat ini dihentikan. Temuan temuan sitologis pada hapusan vagina (vaginal smear) berbeda bergantung pada preparat yang digunakan. Akan tetapi, dengan hampir semua kombinasi obat, diperoleh indeks maturasi yang rendah karena pemberian agen agen progestasional.Tabel 40-3. Beberapa agen kontrasepsi oral dan kontrasepsi implant yang dipakai. Senyawa senyawa yang mengandung estrogen disusun berururtan sesuai peningkatan kandungan estrogennya (Ethinyl estradiol dan mestranol mempunyai potensi yang )

Estrogen (mg) Tablet kombinasi monofasik Leostrin 21 1/20 Leostrin 21 1,5/20 Desogen Brevicon, Modicon Demulen 1/35 Neolova 1/35 E, Norinyl 1/35, Ortho-Novum 1/35 Ovcon 35 Demulen 1/50 Ovcon 50 Ovral-28 Norinyl 1/50, Ortho-Novum 1/50 Tablet kombinasi bifasik Jenest-28, Ortho-Novum 10/11, Necon 10/11, Nelova 10/11 Hari 1-10 Hari 11-21 Tablet kombinasi trifask Triphasil, Tri-Levlan Hari 1-6 Hari 7-11 Hari 12-21 Ortho-Novum 7/7/7 Hari 1-7 Hari 8-14 Hari 15-21 Tri-Norinyl Hari 1-7 Hari 8-16 Hari 17-21 Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol Mestranol 0,02 0,03 0,03 0,035 0,035 0,035 0,035 0,05 0,05 0,05 0,05

Progestin (mg) Norethindrone aceate Norethindrone aceate Desogestrel Norethindrone Ethynodiol diacetate Norethindrone Norothindrone Ethynodiol diacetate Norothindrone D,L-Norgestrel Norothindrone 1,0 1,5 0,15 0,5 1,0 1,0 0,4 1,0 1,0 0,5 1,0

Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol

0,035 0,035

Norothindrone Norothindrone

0,5 1,0

Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol

0,03 0,04 0,03 0,035 0,035 0,035 0,035 0,035 0,035

L-Norgestrel L-Norgestrel L-Norgestrel Norothindrone Norothindrone Norothindrone Norothindrone Norothindrone Norothindrone

0,05 0,075 0,125 0,5 0,75 1,0 0,5 1,0 0,5

11

Ortho-Tri-Cyclen Hari 1-7 Hari 8-14 Hari 15-21 Tablet progestin harian Micronor, Nor-QD Ovrette Preparat progestin implan System Norplant

Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol Ethinyl estradiol

0,035 0,035 0,035

Norgestimate Norgestimate Norgestimate

0,18 0,215 0,25

Norothindrone D, L-Norgestrel

0,35 0,075

L-Norgestrel

c. Efek efek pada Uterus: setelah penggnaan jangka panjang, serviks mungkin menunjukkan hipertrofi dan pembntukan polip. Ada juga efek efek penting pada mukosa serviks, yang membuatnya lebih menyerupai mukosa pascaovulasi, misalnya, menjadi lebih kental dan jumlahnya sedikit. Agen estrogen menyebabkan perubahan yang dan mengandung progestin danGambar 3. Leostrin

perubahan morfologis

biokimia lebih lanjut pada stroma endometrium akibat pengaruh progestin, yang juga merangsang sekresi glanduler selama seluruh fase luteal. Agen-agen yang mengandung progestin-progestin 19-nor khususnya agen agen yang jumlah kandungan estrogennya lebih sedikit cenderung memproduksi lebih banyak glanduler yang atrofi dan umumnya pendarahan yang terjadi lebih sedikit. d. Efek efek pada Payudara: Stimulasi payudara terjadi pada sebagian besar pasien yang menerima agen-agen yang mengandung estrogen. Umumnya terjadi pembesaran payudara. Pemberian estrogen dan kombinasi estrogen dan progestin cenderung mensupresi laktasi. Apabila dosisnya kecil, efeknya pada pemberian ASI tidak terlalu12

signifikan. Studi tentang tronspor kontrasepsi oral ke dalam air susu menunjukan bahwa senyawa yang ditemukan dari agen ini jumlahnya hanya sedikit sekali, dan jumlah senyawa yang sedikit ini di anggap tidak penting. e. Efek efek Lain dari Kontrasepsi Oral: Efek pada sistem saraf pusat Efek kontrasepsi oral terhadap sistim saraf pusat belum dikaji dengan seksama pada manusia. Berbagai macam efek estrogen dan progesteron pada pusat pengaturan suhu dan kerja progestin sintesis tertentu juga dianggap terjadi pada sistem saraf pusat. Kiranya sangat sulit mengevaluasi pada prilaku dari senyawa ini pada manusia. Meskipun insidens perubahan yang terjadi secara menonjol pada suasana hati (mood) , efeksi dan prilaku tampaknya rendah, tetapi umunya juga dilaporkan perubahan-perubahan yang lebih ringan, dan estrogen digunakan dengan sukses dalam terapi sindroma ketegangan pramenstruasi, depresi pascapartum, dan depresi klimakterium. Efek efek pada fungsi endokrin Penghambatan sekresi gonadotropin pituitari telah

disebutkan. Estrogen telah diketahui mampu mengubah struktur dan fungsi adrenal. Estrogen yang diberikan secara oral atau

diberikan dengan dosis yang tinggi akan meningkatkan konsentrasi plasma globulin-2 yang mengikat cortisol (globulin pengikatcorticorsteroid ). Konsentrasi plasma kemungkinan meningkat dua kali lipat lebih pada individu yang tidak mendapat pengobatan, dan eskresi cartisol beb as dalam urine juga meningkat. Juga ditemukan bahwarespon ACTH terhadap pemberian metyrapone menurun oleh pengaruh estrogen dan kontrasepsi oral.

13

Preparat-preparat ini dapat menyebabkan perubahan dalam sistem angiotensil-aldosterone. dan juga Aktifitas ada renin plasma sekresi

didapatimeningkat, aldosterone.

meningkatkan

Globulin pengikat-tyroksine meningkat. Akibatnya, jumlah kadar-kadar plasma tyroksine (T) meningkat lebih besar dibanding kadar yang dilihat selama kehamilan. Karena lebih banyak tyroksine yang diikat, kadar-kadar tyroksine bebas pasien ini menjadi normal. Estrogen juga meningkatkan kadar SHBG meningkatkan ikatannya. Sejumlah besar estrogen kemungkinan menurunkan endrogen melalui supresi gonadotropin. Efek efek pada darah Fenomena tromboembolik serius yang terjadi pada wanitawanita yang mengkonsumsi kontrasepsi oral meningkatkan studi mengenai efek-efek dari senyawa ini dari kogulasi darah. Suatu gambaran yang jelas mengenai efek-efek ini belum ada. Kontrasepsi oral tidak mengubah waktu perdarahan atau waktu pembekuan darah secara konsisten. Perubahan-perubahan yang diamati adalah serupa dengan perubahan-perubahan yang

dilaporkan selama kehamilan. Ada kenaikan faktor-faktor VII, VIII, IX dan X dan penurunan pada antitrombin III, kenaikan jumlah antikoagulan coumarin mungkin diperlukan untuk

memperpanjang waktu protrombin pada pasien-pasien yang menggunakan kontrasepsi oral. Terjadi kenaikan pada besi (iron) serum total dan kapasitas pengkatan zat besi yang sama dengan yang dilaporkan pada pasien-pasien hepatitis. Perubahan-perubahan yang signifikan pada komponenkomponen seluler darah belum dilaporkan secara konsisten. Sejumlah pasien dilaporkan mengalami anemia akibat defisiensi folic acid.

14

Efek efek pada hati Hormon-hormon ini juga mempunyai efek yang besar pada fungsi hati. Sebagian dari efek-efek ini cukup merusak dan akan dibahas dibawah ini pada bagian mengenai efek-efek yang tidak diinginkan. Efek pada protein serum berasal dari efek estrogen pada sintesis berbagai globulin-a2 pada dinaikkan oleh estrogen. Efeknya pada metabolisme karbohidrat dan lipid mungkin dipengaruhi oleh perubahan-perubahan dalam metabolisme hati. Perubahan-perubahan penting pada eskresi dan dan fibrinogen. Haptoglobin-

haptoglobin serum yang juga berasal dari hati lebih ditekan dari

metabolisme obat hepatis juga terjadi. Jumlah estrogen yang terlihat selama kehamilan atau yang digunakan dalam agen-agen kontrasepsi oral dapat memperlambat klirens sulfobromophthalein dan mereduksi aliran cairan empedu. Jumlah cholic acid dalam bile acid meningkat sementara jumlah chenodeoxycholic acid

berkurang. Perubahan-perubahan ini menyebabkan peningkatan kolelitiasis yang dihubungkan dengan penggunaan agen-agen tersebut. Efek efek pada metabolisme lipid Kajian-kajian yang ada menunjukan bahwa estrogen meningkatkan serum triglyceride dan cholesterol bebas dan cholesterol ester. Fosfolipid-fospolipid juga meningkat jumlahnya, seperti halnya lipoprotein berdensitas tinggi (HDL). Lipiprotein berdensitas rendah (LDL) umumnya berkurang. Meskipun efekefek ini menguat dengan pemberian dosis 100g metranol atau ethynil estradiol, dosis sebesar 50 g atau kurang dari itu mempunyai efek yang minimal. Progestin-progestin (khususnya derivat 19-nortetosterone) cenderung mengantagonisme efek-efek estrogen ini. Preparat-preparat yang mengandung sedikit estrogen

15

dan progestin dapat sedkit menurunkan triglyceride dan lipoprotein berdensitas tinggi. Efek efek pada metabolism karbohidrat Pemberian kontrasepsi oral menyebabkan perubahanperubahan pada metabolisme karbohidrat yang mirip dengan perubahan yang diamati selama kehamilan. Ada penerununan absorpsi karbohidrat dari traktus gastrointestinal. Progesterone meningkatkan kadar insulin basal dan insulin yang induksi oleh karbohdrat yang di cerna. Preparat-preparat dengan progestin yang lebih kuat seperti norgestel dapat menyebabkan penurunan progresif pada toleransi karbohidrat selama bertahun-tahun. Akan tetapi, perubahan-perubahan pada toleransi glukosa bersifat refersibel stelah medicasi dihentikan. Efek efek pada sistem kardiovaskuler Agen-agen ini dapat menyebabkan sedikit kenaikan pada curah jantung sehubungan dengan tekanan darah sistolik dan diastolik dan laju jantung yang lebih tinggi. Tekanan darah ini kembali normal jika obat dihentikan. Meskipun tingkat perubahan tekanan darah itu kecil pada sebagian besar pasien, tetapi perubahan ini cukup menonjol pada pasien-pasien tertentu. Oleh karena itu, penting kiranya tekanan darah setiap pasien di pantau. Kenaikan tekanan darah dilaporkan terjadi pada sebagian kecil wanita-wanita pasca menopause yang diberi pengobatan pada estrogen saja. Efek efek pada kulit Kontrasepsi oral didapati menaikan pigmentasi kulit (kloasma). Efek ini kelihatannya lebih tinggi pada wanita yang kulitnya lebih gelap dan yang terpapar oleh sinar ultraviolet. Sebagian darai progestin yang mirip androgen dapat menaikan produksi sebum, yang menyebabkan jerawat pada pasien tertentu akan tetapi, karena androgen ovarium disupresi, banyak pasien-

16

pasien yang mengalami penurunan produksi sebum, jerawat, pertumbuhan rambut terminal. Preparat-preparat kontrasepsi oral sekuensial serta estrogen saja seringkali menurunkan produksi sebum.

2. Penggunaan Klinis Penggunaan kombinasi estrogen dan progestin yang paling penting adalah untuk kontrasepsi oral. Preparat-preparat denga tujuan khusus ini tersedia dalam jumlah yang sangat besar. Preparat-preparat ini dikemas khusus agar mudah diberikan pada pasien. Secara umum, preparat-preparat ini sangat efekti, apabila agen-agen ini digunakan sesuai dengan petunjuknya, maka resiko terjadinya konsepsi akan sangat kecil. Tingkat kehamilan dengan agen kombinasi ini diperkirakan sekitar 0,5-1per100 wanita per tahun. Kegagalan kontrasepsi setelah diamati pada pasien tertentu apabila satu atau lebihg dosis tidak diminum. Jika pheny toin juga digunakan (yang dapat meningkatkan katabolisme senyawa-senyawa tersebut),atau jika pasien-pasien itu mengkonsumsi antibiotika. Maka hal ini akan mengubah siklus enterohepatis. Estrogen dan progestin juga berguna untuk mengobati endometriosis. Apabila dismenore para melupakan gejala utamnya, supresi ovulasi dengan estrogen saja dapat mengurangi rasa nyeri pada setiap periode. Akan tetapi, pendekatan terapi yang demikian untuk pasien-pasien tertentu tidak cukup. Pemberian progestin atau gabungan progestin dan estrogen dosis besar dan jangka waktu yang lama dapat mencegah kerusakan jaringan endometrium secara periodik dan didalam beberapa hal akan menyebabkan fibrosis endometrium untuk jangka waktu lama. Sebagaimana yang terjadi pada sebagian besar preparat hormonal, banyak efek yang tidak diinginkan berupa efejk kerja fisiologis atau farmakologis dikeluhkan hanya karena efek-efek itu tidak sesuai denga situasi ketika agen-agen itu diberikan. Oleh karena itu, sebaiknya, produk dan pencegahan reaktifasi implan

17

yang mengandung hormon yang paling kecil efeknya sebaiknya dipilih untyuk digunakan. 3. Efek efek yang tidak diinginkan Angka kejadian toksisitas para yang dihubungkan dengan

penggunaan obat-obat ini cukup rendah. Ada sejumlah perubahanperubahan refesibel pada metabolisme antara (intermediel). Seringkali terjadi efek-efek yang diinginkan minor, tetapi kebanyakan efek yang tidak diinginkan tersebut ringan dan banyak yang hanya sejenak. Masalahmasalah yang terjadi berulang kali mungkin akan merespons dengan pengubahan simpel pada formulasi pil. Meskipun tidak harus

menghentikan pengobatan karena alasan ini, tetapi sebanyak sepertiga dari semua pasien yang menggunakan kontrasepsi oral menghentikan pemakaian kontrasepsi ini karena alasan lain, dan bukan karena ingin hamil a. Efek efek yang tidak diinginkan yang ringan 1. Mual, nastalgia, breakthroug bleeding (perdarahan diluar sirkus), dan edema dihubungkan dengan kadar estrogen dalam preparat. Efekefek ini seringkali dapat dikurangi dengan beralih pada preparat yang mengandung lebih sedi. kit estrogen atau pada agen-agen yang mengandung progestin dengan efek androgen yang lebih besar. 2. Perubahan protein-protein serum dan efek lainnya yang mempengaruhi fungsi endokrin, halus jika dipertimbangkan jika fingsi tiroid, adrenal, dan pituitari sudah di efaluasi. Penungkatan laju pengedapan (

sedimentasi) diduga disebabkan oleh kenaikan kadar fibrinogen. 3. Sakit kepala ringan hanya sebentar.migren hanya menjadi lebih parah dan di laporkan berhubungan dengan meningkatnya frekuensi

gangguan serebrovaskular.Bilaterjadi migren atau migren mulai terjadi selama terapi dengan agen-agen ini,maka pemberian obat sebaiknya di hentikan.

18

4. Withdrawal bleeding kadang-kadang tidak terjadi paling seting tidak terjadi withdrawal bleeding dengan preparat-preparat kombinasi dan mungkin menyebabkan kebingunan dalam hal kehamilan.jika keadaan ini menggangu pasien, dapat dicoba preparat lain atau metode kontrasepsi lain. b. Efek efek yang tidak diinginkan yang sedang:Apabila terjadi halhal berikut ini,maka pemakaian kontrasepsi oral sebaiknyya di hentikan. 1. Breakthrough bleeding merupakan masalah yang paling umum dan biasanya terjadi pada penggunaan agen progestin saja untuk kontrasepsi. Ini terjadi pada 25% pasien.kejadian ini lebih sering dijumpai pada pasien-pasien yang menggunakan pil kombinasi

progestin dan estrogen dalam kadar tinggi.kontrasepsi bifasik dan trifasik oral (tabel 40-3) menurunkan breakthrough bleeding tanpa meningkatkan kandungan hormon total. 2. Pertambahan berat badan lebih lazim terjadi dengan agen kombinasi yang mengandung progestin yang mirip androgen. Kejadian ini umumnya dapat di kendalikan dengan beralih pada preparat-preparat yang mengandung lebih sedikit efek progestin atau dengan melakukan diet. 3. Terjadi peningkatan pigmen kulit,terutama pada wanita-wanita berkulit gelap.pigmentasi ini cenderung bertambah sejalan dengan waktu,angka kejadiannya sekitar 5% pada akhir tahun pertama dan sekitar 40% setelah 8 tahun.Kejadian ini di duga diperburuk dengan difisiensi vitamin B. Kejadian ini seringkali bersifat reversibel setelah penghentian obat dan akan hilang dengan pelan-pelan. 4. Dapat terjadi eksaserbasi acne (jerwat) dengan penggunaan agen-agen yang mengandung progestin yang mirip androgen (lihat Tabel 40-2), sementara agen yang yang mengandung estrogen yang mengandung dalam jumlah besar biasanya juga menyebabkan pertumbuhan jerawat yang menonjol.

19

5. Hirsutisme

dapat

menjadi

semakain

parah

oleh

derivat-

nortestosterone dan kombinasi yang mengandung progestin non androgenik umumnya lebih disukai pasien. 6. Telah dilaporkan terjadinya dilatasi uretera seperti yang di amati pada saat kehamilan,dan bakteriuria lebih sering terjadi. 7. Infeksi vagina lebih sering terjadi dan lebih sulit diobati pada pasienpasien yang menerima kontrasepsi oral. 8. Aminorea terjadi pada pasien-pasien tertentu. Setelah pemberian kontrasepsi oral dihentikan, 95% pasien-pasien dengan riwayat menstruasi normal kembali menjalani masa mentruasi yang normal kembali dan beberapa pasien mengalami siklus menstruasi yang normal selama beberapa bulan berikutnya. Akan tetapi, sebagian pasien tetap mengalami aminorea selama beberapa tahun. Banyak pasien-pasien ini mengalami galaktorea. Pasien-pasien yang mengalami menstruasi yang tidak teratur sebelum menggunakan kontrasepsi oral biasanya sangat peka atau rentang untuk terjadinya aminorea yang bekepanjangan apabila agen-agen ini dihentikan. Kadar prolaktin sebaiknya diukur pada pasien-pasien ini, karena banyak pasien yang mengalami prolaktinoma. c. Efek efek yang tidak diinginkan yang berat 1. Gangguan-gangguan vaskuler Telah dilaporkan bahwa tromboembolik adalah salah satu efek awal paling serius yang tidak terduga dan yang diiteliti dengan sangat seksama. a) Penyakit tromboembolik pada vena Penyakit tromboembelik superfisial atau dalam yang parah pada wanita-wanita yang tidak menggunakan transportasi oral terjadi pada sekitar satu pasien dari 1000 wanita per tahun. Seluruh angka kejadian berkenaan dengan gangguan-gangguan ini pada akseptor yang menggunakan kontrasepsi oral dosis kecil adalah sekitar tiga kali lebih tinggi. Resiko terjadinya

20

gangguan ini meningkat selama bulan pertama penggunaan kontrasepsi oral dan berlangsung terus selama beberapa tahun. Kondisi inikembali normal dalam waktu satu bulan apabila pemakaian alat kontrasepsi oral itu dihentikan. Risiko terjado trombosis vena atau emboli paru meningkat pada wanita-wanita meningkat dengan kondisi yang memberi kecenderungan seperti statis, perubahan faktor-faktor pembekuan seperti anti thrombin III, meningkatnya kadar homocystein, atau cedera. Gangguan genetis, termasuk mutasi gen-gen yang mengatur produksi protein C (vactor v leiden), protein S, kofaktor hepatis II, dan lain-lain, samgat meningkatkan resiko tromboimboli vena. Angka kejadian gangguan gangguan ini terlalu rendah untuk skrining yang evisien dengan metode-metode yang ada saat ini akan, tetapi episode-episode sebelumnya atau riwayat keluarga mungkin berguna untuk mengidentifikasi pasien-pasien dengan kondisi ini. Kejadian tromboembolin vena dihubungkan dengan estrogen tetapi tidak dihubungkan dengan kandungan progestin dalam kontrasepsi oral, dan tromboemboli vena tidak berkaitan dengan usia, paritas, obesitas ringan, atau merokok.

Berkurangnya aliran darah vena, proliferasi endotel dalam ena dan arteri, dan meningkatnya koagulabilitas darah akibat perubahan fungsi platelet dan sistem fibrinolitik berkontribusi pada meningkatnya kejadian trombosis. Pen dari ghambat plasma utama dari thrombin, yaitu antithrombin IIII , berkurang tajam selama pemakaian kontrasepsi oral. Perubahan ini terjadi pada bulan pertama pemberian dan berlangsung terus selama pemberian dilakukan, setelah itu akseptor akan mengalami reversi satu bulan kemudian.

21

b) Infraktus miokardium Pemakaian kontrasepsi oral dihubungkan dengan risiko infaktus miokardum yang agak tinggi pada wanita-wanita gemuk, yang mempunyai riwayat preeklampsi atau hipertensi, atau hiperlipoproteinemia atau diabetes. Pada wanita-wanita peroko angka risikonya lebih tunggi. Angka risiko infraktus miokardum yang dihubungkan dengan kontrasepsi oral pada wanita-wanita bukan perokok usia 30-40 tahun adalah 4 kasus per 100.000 akseptor per tahun, dibanding 185 kasus per 100.000 pada wanita- wanita perokok berat usia 40-44 tahun. Hubungan kontrasepsi oral dengan infarktus miokardium ini diduga melibatkan percepatan atherogenesis karena menurunya toleransi glukosa, menurunnya kadar HDL, meningkatnya kadar LDL, dan meningkatnya agregasi platelet. Disamping itu, mudahnya terjadi spasme arteria koronaria juga berperan penting pada pasien-pasien ini. Komponen progestin yang terdapat pada kontrasepsi oral menurunkan kadar kolesterol HDL, sebanding dengan aktivitas androgen dan progestin. Akan tetapi, efek netonya bergantung pada komposisi pil yang digunakan dan kerentanan atau kepekaan aseptor itu terhadap efek-efek tertentu. Kajian-kajian mutakhir menunjukan bahwa risiko infarktus tidak meningkat pada para mantan akseptor yang menghentikan kontrasepsi oralnya. c) Penyakit serebrovaskuler Resiko stroke terutama terjadi pada wanita-wanita diatas usia 35 tahun. Resiko ini bertambah tinggi pada para akseptor kontrasepsi oral saat ini tetapi tidak pada mantan akseptor kontrasepsi oral. Meskipun demikian, perdarahan subarakhnoid diketahui meningkat pada akseptor kontrasepsi yang sekarang dan terdahulu dan mungkin meningkat sejalan dengan waktu. Risiko sroke trombotik atau hemorhagik yang dihubungkan

22

dengan kontrasepsi oral (berdasarkan preparat-preparat lama, dengan dosis yang lebih tinggi) diestimasi sekitar 37 kasus per 100.000 akseptor setiap tahun.sepuluh persen dari stroke ini cukup fatal, dan sebagian besar stroke yang fatal disebabkan oleh perdarahan subarokhnoid. Tidak ckupnya data yang ada untuk digunakan sebagai dasar pengukuran akibat efek merokok dengant faktor-faktor risiko lainnya. Kenaikan tekanan darah juga meningkatkan risiko tersebut, karena ada kenaikan kejadian hipertensi sebesar tiga atau enam kali lebih tinggi pada wanita yang menggunakan kontrasepsi oral. Singkatnya, data yang ada menunjukan bahwa kontrasepsi oral menaikkan risiko terjadinya berbagai gangguan

kardiovaskular pada semua usia dan diantara para perokok dan non-perokok. Akan tetapi, risiko ini tampaknya lebih mungkin terjadi pada wanita-wanita perokok berat usia 35 tahun atau lebih jelas bahwa faktor-faktor risiko ini harus

dipertimbangangkan pada setiap individu pasien yang akan mengguanakan kontrasepsi oral. 2. Gangguan gastrointestinal Banyak kasus ikterus (jaundice) kolestatis telah dilaporkan pada pasien-pasien yang mengkonsumsi obat-obat yang

mengandung progestin. Perbedaan kejadian gangguan ini dari satu populasi ke populasi lainya menunjukan adanya pengaruh faktorfaktor genetis. Ikterus yang disebabkan oleh agen-agen ini mungkin serupa dengan ikterus yang ditimbulkan oleh steroid-steroid dengan substitusi 17-alkyl lainya. Ikterus paling sering tampak pada tiga siklus pertama dan hal ini biasanya terutama terjadi pada wanitawanita dengan riwayat ikterus kolestatis selama kehamilan. Ikterus dan pruritus menghilang 1-8 minggu setelah pemakaian obat ini dihentikan.

23

Agen-agen ini juga didapati menaikkan terjadinya penyakit batu empedu simptomatis, termasuk kolesistitis dan kolangitis. Ini mungkin disebabkan oleh perubahan-perubabahan yang

bertanggung jawab pada perubahan ikterus dan bile acid seperti digambarkan diatas. Tampaknya, terjadinya adenoma hepatis juga meningkat pada wanita-wanita yang menggunakan kontrasepsi oral. Penyakit usus besar (bowel) iskemik yang bersifat sekunder pada trombosit arteria dan vena seliaka, mesenterika superior dan inferior juga dilaporkan pada wanita-wanita yang menggunakan obat-obat ini. 3. Depresi Depresi yang tingkatannya sudah cukup untuk

menghentikan terapi terjadi pada sekitar 6% pasie-pasien yang diobati dengan preparat-peparat terntu. 4. Kanker Terjadinya tumor-tumor ganas pada aseptor yang

menggunakan kontrasepsi oral telah dikaji secara intensif. Sekarang telah jelas bahwa senyawa-senyawa yang telah terdapat dalanm kontrasepsi oral mereduksi resiko kanker endometrium dan ovarium. Resiko kanker payudarah seumur hidup pada populasi ini secara keseluruhan tampaknya tidak dipengruhi oleh pemakaian kontrasepsi oral. Beberapa studi telah menunjukan meningkatnya resiko pada wanita-wanita yang lebih muda usianya, dan mungkin tumor yang terjadi pada wanita-wanita yang lebih muda ini secara klinis segera akan menjadi jelas. Hubungan resiko kanker serviks dengan pemakaian kontrasepsi oral masih kontrofersial. Perlu dicatat bahwa sejumlah studi mutakhir menghubungkan pemakaian kontrasepsi oral oleh wanita-wanita yang mengalami infeksi serviks yang disebabkan oleh human popilloma virus menyebabkan kenaikan resiko kanker serviks.

24

Disamping efek-efek diatas, sejumlah efek samping lainnya telah dilaporkan dimana adanya hubungan sebab akibat belum ditetapkan. Reaksi tidak diinginkan ini termasuk alopesia, eritema multiform, eritema nodosum, dan ganngguan kulit lainya.

4. Kontraindikasi dan Peringatan Kontraindikasi penggunaan obat-obat ini yaitu pada pasien-pasien dengan penyakit tromboflebilitas, fenomena tromboembolik, dan pasienpasien gangguan kardiovaskuler atau memiliki riwayat kondisi gangguan ini sebelumnya. Obat-obat ini sebaiknya tidak digunakan untuk mengobati pendarahan vagina dengan penyebab yang tidak diketahui. Obat-obat ini sebaiknya dihindari pada pasien-pasien yang diketahui atau diduga terkena tumor payudara atau neoplasma yang tergantung estrogen. Karena preparat-preparat ini menimbulkan gangguan yang sudah ada menjadi semakin parah, maka preparat-preparat ini sebaiknya dihindari atau digunakan dengan hati-hati pada pasien-pasien dengan penyakit hati, asma eksem, migren, diabetes, hipertensi, neuritis optikus, neuritis retrobulbar atau gangguan konvulsi. Kontarasepsi oral dapat menyebabkan edema, dan karena alasan ini, kontrasepsi oral tersebut sebaiknya digunakan dengan sangat hati-hati pada pasien gagal kongestif atau pada pasien-pasien yang edemanya dalam keadaan parah atau dapat membahayakan dirinya. Estrogen dapat meningkatkan tingkat pertumbuhan fibroid. Karena itu, bagi wanita yang menderita tumor ini, harus diberi estrogen dosis kecil dan dengan progestin yang paling androgonik. Pemakaian agen progestin saja untuk kontrasepsi mungkin akan sangat berguna terutama pada pasien-pasien yang demikian ini. Kontraindikasi agen-agen ini yang tidak boleh diberikan pada pasien remaja yang penutup epifisenya belum sempurna. Wanita- wanita yang mengguanakan kontrasepsi oral harus memahami interaksi-interaksi penting yang terjadi bila digunakan dengan

25

obat-obat antimikroba. Karena flora gastrointestinal yang normal menigkatkan siklus enterohepatis dan biovailibilitas estrogen, maka obatobat anti mikroba yang menganggu organisme flora ini akan mereduksi efikasi kontrasepsi oral. Disamping itu, pemberian bersama-sama bagi induser kuat enzim-enzim metabolisme mikrosom hati, seperti rifampin, dapat meningkatkan katabolisme estrogen atau progestin pada hati dan mengurangi efikasi kontrasepsi oral.

5. Kontrasepsi Dengan Progestin Saja Dosis kecil progestin yang diberikan secara oral atau denga cara implantasi dibawah kulit dapat digunakan untuk kontrasepsi. Progestin sangat tepat digunakan pada pasien-pasien yang bila diberikan estrogen tidak sesuai. Progestin-progestin ini kra-kira sama efektifnya dengan alat dalam rahim (intraute rine device=IUD) atau pada pil-pil kombinasi yang mengandung 20-30 g ethynilestradiol. Insiden pendrahan abnormal sangat tinggi. Kontrasepsi yang efektif dapat di capai dengan menyuntikkan 150 mg depot medroksiprogesteron acetate (DMPA) setiap tiga bulan. Setelah dosis 150 mg, ovulasi dihambat sedikitnya selama 14 minggu. Hampir semua akseptor mengalami episode-episode spotting (bercak-bercak hitam atau putih) dan bleeding (pendarahan), khususnya selama tahun pertama pemakaian. Spotting dan pendarahan akan berkurang sejalan dengan waktu, dan umumnya terjadi amenorea. Preparat ini tidak cocok untuk wanita-wanita yang merencanakan kehamilan segera setelah terapi dihentikan karena supresi ovulasi dapat berlangsung selama 18 bulan setelah suntikan terakhir. Akan tetapi, ovulasi umumnya akan kembali normal dalam jangka waktu yang sangat pendek. Pemakaian DMPA jangka panjang mengurangi hilangnya darah menstruasi dan dihubungkan dengan menurunnya resiko kanker endometrium. Supresi sekresi estrogen endogen mungkin berhubungan dengan penurunan densitas tulang

26

reversibel, dan perubahan-perubahan lipid plasma dihubungkan dengan kenaikan risiko aterosklerosis. Metode implan progestin menggunakan implantasi subkutan kapsulkapsul yang mengandung progestin (L-norgestrel). Kapsul-kapsul ini mengeluarkan steroid seperlima sampai sepertiga steroid dari agen oral, yang merupakan agen yang sangat efektif dan berlangsung 5-6 tahun. Kadar-kadar hormon yang rendah memiliki efek yang kecil pada metabolisme lipoprotein dan karbohidrat atau tekanan darah. Kelemahan dari metode ini adalah memasukkan dan mengangkat kapsul melalui pembedahan insersi dan terjadinya pendarahan tertentu diluar siklus yang tidak teratur. Hubungan hipertensi intrakarnial dengan norgerstrel yang ditanam ini telah diamati pada sejumlah kecil wanita. Pasien-pasien yang mengalami sakit kepala atau gangguan penglihatan sebaiknya diperiksa edema papilnya. Kontrasepsi dengan progestin berguna pada pasien-pasien penyakit hati, hipertensi, psikosis atau retardasi mental, atau tromboemboli sebelumnya. Efek-efek sampinganya termasuk sakit kepala, pusing, perut kembung, dan pertambahan berat badan sebanyak 1-2 kg, dan penurunan toleransi glukosa yang reversibel. Kontrasepsi pascakoitus Kehamilan dapat dicegah setelah terjadinya koitus dengan cara memberikan estrogen saja atau kombinasi dengan progestin (kontrasepsi morning after). Bial terapi dimulai dalam waktu 72 jam, ia akan efektif 99% untuk selama waktu itu. Jadwal-jadwal tertentu yang efektif diperlihatkan pada tabel 40-4. Hormon-hormon ini sering diberikan dengan antiemetik, karena 40% pasien mengalami mual-mual atau muntah-munta. Efek-efek yang tidak diinginkan lainya termasuk sakit kepala, pusing, perih pada payudara (breast tenderness), dan kejang perut dan kaki. Mifepristone (RU 486), suatu antagonis reseptor progesteron (dan glucocorti coid), tampaknya memiliki efek luteolitik dan mifepristone ini

27

sama efektifnya dengan kontrasepsi poscakoitus apabila di kombinasikan dengan prostaglandin. 6. Efek efek yang Menguntungkan dari Kontrasepsi Oral Telah diperlihatkan dengan jelas bahwa selama dekade terakhir ini penurunan dosis kandungan kontrasepsi oral sangat menurunkan efek-efek samping baik efek yang ringan maupun efek yang berat, sehingga

memberikan metode kontrasepsi yang aman dan nyaman bagi para ibu muda. Penggunaan kontrasepsi oral sekarang dihubungkan dengan banyak keuntungan yang tidak ada hubungannya denagan kontrasepsi.

Keuntungan-keuntungan ini termasuk berkurangnya resiko terjadinya kista ovarium, kanker ovarium dan endometrium, dan kanker payudara jinak. Insiden terjadinya kehamilan ektopik lebih rendah. Defisiensi zat besi dan artritis reumatoid menjadi kurang umum, dan gejala-gejala premenstruasi, dismenorea, endometreosis, jerawat, dan hirsutisme dapat membaik dengan pemakaian kontrasepsi oral ini. D. KONTRASEPSI LAKI LAKI Efek kontrasepsi androgen didasarkan atas hambatan sekresi FSH dan LH yang diikuti hambatan spermatogenesis dan produksi testosteron endogen. Dosis androgen untuk maksud ini harus sedemikian rupa sehingga kadar androgen plasma tetap normal sementara kadar dalam testis ralatif rendah disbanding keadaan normal. Kadar androgen plasma yang lebih rendah dari normal menurunkan libido, sedangkan kadar androgen terlalu tinggi menyebabkan efek samping. Ternyata sangat sulit menetukan dosis efektif untuk kontrasepsi dengan hanya menggunakan testosteron saja. Hasil penelitian menunjukkan efek yang tidak konsisten dalam mencapai azoospermia dan infertilitas, sehingga testosteron sebagai obat tunggal tidak dapat digunakan untuk kontrasepsi.

28

Progesteron dan estrogen, walaupun menghambat spermatogenesis dan produksi testosteron, selalu menimbulkan penurunan libido, sehingga sebagai obat tunggal tidak mungkin digunakan untuk kontrasepsi laki laki. Kombinasi testosteron dengan progesteron atau kombinasi testosteron dengan estrogen mungkin dapat diterima dan digunakan sebagai kontrasepsi hormonal laki laki. Dalam hal ini progesteron atau estrogen berfungsi sebagai penghambat sekresi FSH dan LH, sedangkan pada testosteron berfungsi mempertahankan libido dan ciri seks sekunder serta fungsi organ kelamin laki laki. Pada penelitian dengan dosis kombinasi tertentu, kadar testosteron plasma tetap normal sementara kadar LH dan FSH menurun

sehingga efek kontrasepsi tanpa efek samping yang berarti dapat dicapai. Tetapi kombinasi testosteron dan progesteron masih menghadapi masalah efek yang tidak konsosten dan cara pemberian yang tidak praktis. Kombinasi ini masih memerlukan pembuktian efektivitas dan keamanan pada manusia, di sampian perlu ditemukan cara pemberian yang praktis. Pada hewan, kombinasi testosteron dan estrogen secara konsisten menyebabkan infertilitas tanpa efek samping yang berarti karena estrogen dalam dosis sangat kecil mampu menghambat sekresi gonadotropin. Estrogen merupakan penghambat gonadotropin yang lebih kuat dibandingkan dengan progesteron ataupun testosteron, mungkin karena itu efektivitasnya sebagai kontrasepsi lebih konsisten daripada testosteron atau progesteron. Di samping hormon steroid tersebut di atas, agoni maupun antagonis gonadotropin releasing hormon (GnRH) juga sedang diteliti keguanaannya sebagai kontrasepsi laki laki, baik sebagai sediaan tunggal maupun dalam kombinasi dengan testosteron. Efek terhadap spermatogenesis tidak konsisten.

29

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Obat adalah zat yang dibuat bertujuan untuk mendapatkan efek pengobatan (terapi) bila diberikan pada individu yang sakit atau memerlukan pengobatan. Obat diberikan atas indikasi, perlu penimbangan secara rasional, apakah seseorang perlu memperoleh obat atau tidak. Hormon kelamin terdiri atas testosteron, , steroid anabolik, estrogen, progestin, kontrasepsi oral, minipil, implant levonorgestrel. Sejumlah besar kontrasepsi oral yang mengandung estrogen atau progestin (atau keduanya) sekarang tersedia untuk digunakan secara klinis. Preparat preparat ini berbeda secara kimia dan kemungkinan mempunyai banyak persamaan, tetapi ada perbedaa yang jelas. Efek yang ditimbulkan dari kontrasepsi hormonalpun berbeda: efek efek farmakologis, efek efek pada ovarium, efek efek pada uterus, efek efek pada payudara, efek efek lain dari kontrasepsi oral, dan lain sebagainya. Kombinasi testosteron dengan progesteron atau kombinasi testosteron dengan estrogen mungkin dapat diterima dan digunakan sebagai kontrasepsi hormonal laki laki. Dalam hal ini progesteron atau estrogen berfungsi sebagai penghambat sekresi FSH dan LH, sedangkan pada testosteron berfungsi mempertahankan libido dan ciri seks sekunder serta fungsi organ kelamin laki laki. Pada penelitian dengan dosis kombinasi tertentu, kadar testosteron plasma tetap normal sementara kadar LH dan FSH menurun

sehingga efek kontrasepsi tanpa efek samping yang berarti dapat dicapai. Tetapi kombinasi testosteron dan progesteron masih menghadapi masalah efek yang tidak konsosten dan cara pemberian yang tidak praktis. Kombinasi ini masih memerlukan pembuktian efektivitas dan keamanan pada manusia, di sampian perlu ditemukan cara pemberian yang praktis.

30

B. SARAN Apabila dalam makalah ini terdapat kekurangan diharapkan bagi para pembaca untuk memberi masukan agar kami dapat memperbaiki makalah kami di masa yang akan datang.

31