FANNY Aspek-Aspek Negara
-
Upload
fanny-williany-amd -
Category
Documents
-
view
378 -
download
0
Transcript of FANNY Aspek-Aspek Negara
ASPEK-ASPEK NEGARA
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan
tepat waktu.
Berikut ini saya mempersembahkan sebuah makalah dengan judul "Aspek-aspek
Negara, dengan harapan saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari
aspek-aspek Negara.
Melalui kata pengantar ini saya lebih dahulu meminta maaf dan memohon
permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang
tepat atau menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca
Bekasi, 12 Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar isi
Bab I : Pendahuluan .....................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................ 1
1.3 Tujuan ................................................................................... 1
Bab II : Analisis Permasalahan ......................................................................... 2
2.1 Definisi dari beberapa ahli .............................................................. 2
2.2 Unsur Negara ................................................................................ 3
2.3 Sejarah Indonesia Merdeka ......................................................... 6
2.4 Bentuk-bentuk Negara ………………………………………….. 7
Bab III : Penutup ........................... .................................................................. 11
A. Kesimpulan .................................................................................. 12
B.Saran ............................................................................................. 12
Daftar Pustaka .......................................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara merupakan subyek hukum terpanting (par excellence) dibandingkan dengan.
Subyek-subyek hukum internasional lainya.Sebagai subyek hukum internasional Negara
memiliki hak-hak dan kewajiban menurut hukum internasional.
Negara sebagai subyek hukum internasional dalam arti klasik hanyalah Negara hanyalah
Negara yang berdaulat penuh,atau Negara yang tidak lagi tergantung pada Negara lain.
Anggapan semacam ini masih berpengaaruh sampai sekarang,dimana masih terdapat anggapan
bahwa hukum internasional itu pada hakikatnya adalan hukum antar Negara. Dalam arti modern
subyek hukum internasional tidak hanya terbatas pada Negara yang berdaulat penuh.
Perkataa Negara mengandung arti yang mungkin relatif dan dapat menimbulkan
penafsiran ganda.Hala ini dikarenakan beberapa peristiwa yang terjadi dalam praktek
internasional dimana diketemukan Negara di dalam Negara.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam perumusan masalah dalam makala ini kita akan membahas :
1. Apakah terdapat terdapat definisi standar untuk menggambarkan apakah Negara itu ?
2. Apa unsur-unsur yang dapat dijadikan sebuah Negara ?
3. Bagaimana lahirnya Indonesia sebagai Negara ?
4. Bentuk –bentuk sebuah Negara.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makala ini adalah :
Untuk menambah pengetahuai tentang arti sebuah Negara yang lebih terperici dan unsur-unsur
detail dalam sebuah Negara itu harus ada apa saja.lebih mengetahui beberapa definisi-definisi
tentang Negara.dan bentuk-bentuk Negara yang akan kita bahas dalam makala ini.
BAB II
ANALISIS PERMASALAHAN
2.1 Definisi dari bebepa ahli
Dalam beberapa literatur,beberapa sarjana telah mengemukakan arti negara dalam bentuk
batasan atau definisi atau kriterianya saja.Sebagai Contoh,J.L Brierly member batasan Negara
sebagai suatu lembaga(institution),sebagai suatu wadah dimana manusia mncapai tujuan-
tujuannya dan dapat melaksanakan kegiatan-kegiatannya.Fenwick mendefiisikan Negara sebagai
suatu masyarakat politik yang dioraganisasi secara tetap,bebas dari pengawasan Negara
lain,sehingga dapat bertindak sabagai badan yang merdeka dimuka bumi.Definisi yang lebih
lengkap dikemukakan oleh Henry C.Black.Beliau mendefinisikan Negara sebagai sekumpulan
orang yang secara permanen menempati suatu wilayah yang tetap,diikat oleh ketentuan-
ketentuan hukum yang,melalui pemerintahannya,mampu menyatakan perang dan damai serta
mampu mengadakan hubungan internasional dengan masyarakat internasional lainnya.
Meskipun telah banyak sarjana yang mengemukakan definisi atau kriteria tersebut namun
secara umum apa yang telah dikemukakan diatas,tidak jauh bedanya dengan unsur tradisional
suatu Negara yang tercantum dalam pasal 1 Montevideo (Pan American) Convention on rights
and Duties of States of 1933.Pasal tersebut berbunyi sebagai berikut :
a. A permanent population;
b. A defined territory;
c. A government;and
d. A capacity to enter into relation with other States
2.2 Unsur Negara
Uraian unsur-unsur Negara diatas dikemukakan Oppenheim Lauterpacht.Berikut adalah
uraian beliau tentang masing-masing unsure tersebut :
A. Harus ada rakyat.Yang dimaksud dengan rakyat yaitu sekumpulan manusia dari ke dua
jenis kelami yang hidup bersama sehingga merupakan suatu masyarakat,meskipun
mereka ini mungkin berasal dari keturunan yang berlainan,menganut kepercayaan yang
berlainan atau pun memiliki kulit yang berlainan.Syarat penting untuk unsure ini yaitu
bahwa masyarakat harus terorganisasi dengan baik “hidup” berdampingan dengan
masyarakat disorganized.
B. Harus ada daerah,dimana rakyat tersebut menetap.Rakyat yang hidup berkeliaran dari
suatu daerah kedaerah lain (a wandering people) bukan termasuk Negara,tetapi tidak
penting apakah daerah yang didiami secara tetap itu besar atau kecil,dapat juga hanya
terdiri dari suatu kota saja,seagaimana halnya dengan negar kota. Tidak dipersoalkan pula
apakah seluruh wilayah tersebut dihuni atau tidak.
Unsur ini ada unsur a tidak ada batas tertentu,baik jumlah penduduk maupun luas
daerahnya.Sebagai contoh,Nauru hanya mempunyai penduduk 10.000 orang. Dan luas negerinya
hanya 8 mil persegi.Negeri kecil ini disebut juga dengan Negara “mikro”.
Dalam praktik lain Negara dan dalam putusan peradilan serta arbitrase ditetapkan bahwa
untuk menjadi Negara tidaklah perlu memiliki wilayah yang tetap atau memiliki batasan-batasan
Negara yang tidak sedang dalam sengketa. Sebagai contoh,Israel dari sejak Negara ini
memproklamasikan dirinya sebagai Negara tanggal 14 Mei 1948 sampai saat ini tetap merupakan
suatu Negara meskipun wilayah perbatasanya belum pernah dirampungkan. Dalam Putusan
peradilan,lahir suatu prinsip yaitu bahwa suatu Negara dapat diakui sebagai Negara asalkan ia
mempunyai wilayah betapapun besar kecilnya sepanjang eilayah tersebut cukup konsisten.
Prinsip ini tampak keputusan dalam kasus Deutshe Continental Gasgesselschaft v.
Karena keadaan tertentu.suatu Negara pun tetap diakui sebagai subyek hukum
internasional,meskipun Negara tersebut tidak memiki wikayah yang tetap atau “tidak”
mempunyai wilayah tertentu. Contohnya adalah PLO. Setelah wilayah negeri ini(Palestina)
diserobot Israel,praktis Negara ini “tidak” memiliki wilayah yang sama sekali. Namun demikian
Negara-negara masih menganggapnya sebagai Negara,mnerima kantor perwakilan PLO
dinegaranya,atau ikut serta dalam konperensi-konperensi atau perjanjian internasional.
C. Harus ada pemerintahan,yaitu seorang atau beberapa orang yang mewakili rakyat,dan
memerintah menurut hukum negerinya.Suatu masyarakat yang anarchitis bukan termasuk
Negara.Dalam salah satu tulisannya,Lauterpacht malah menyatakan bahwa adanya unsure
ini,yaitu pemerintah,merupakan syarat utama untuk adanya suatu Negara.Jika pemerintah
tersebut ternyata kemudian secara hukum atu secara faktanya menjadi Negara boneka
atau Negara satelit dari suatu Negara lainya,maka Negara tersebut tidak dapat
digolongkan sebagai Negara.
Lauterpacht memberi contoh kasus “Manchukuo” sebagai salah satu Negara boneka
jepang.”Manchukuo” lahir setelah Jepang meduduki Manchuria, sebuah propinsi China
ditahun1930. Setahun kemudian Jepang mengakui “Munchukuo” sebagai pengganti wilayah
Manchuria ini. LBB menganggap “Manchukuo” ini adalah Negara boneka Jepang sebab didalam
pemerintahan “Manchukuo” banyak penjabat dan penasehat Jepang menduduki posisi-posisi
penting da strategis didepartemen-depatemen (pemerintahan),meskipun perdana mentri dan
mentri-mentrinya adalah orang-orang Cina.
Dalam pembahasanya dalam kasus internasional,penyataan pertama yang muncul adalah
kapan suatu pemerintahan menjadi sebuah Negara.J awaban atas pertanyaan tersebut adalah
terdapat dalam putusan pengadilan dalam kasus the Aaland-islands.Kasus ini menyangkut atas
lahirnya Finlandia sebagai Negara(1917).Pada mulanya Finlandia adalah bagian dari kerajaan
Rusia hingga pecahnya Revolusi Rusia. Pada waktu pemerintahan baru Rusia mengeluarkan
suatu manifesto politik yang memberikan hak kepada rakyatnya untuk menentukan nasibnya
sendiri,Diet,parlemen Finlandia, menyatakan kemerdekaanya pada 04 Desember 1917.
Proklamasi ini tidak ditentang pemerintah Soviet,namun didalam negeri Finlandia sendiri
muncul kelompok oposisi, termasuk sekelompok angkatan daratnya. Kelompok oposisi ini tetap
menyongkong pemerintah Soviet dan menolak keras pemerintah Finlandia sebagai Negara yang
terlepas dari Rusia sebagai akibat dari keadaan ini,pertumpahan darah tak terhindarkan. Namun
demikian pemerintahan Finlandia tetap bertahan dengan dukungan dari angkatan darat Uni
Soviet. Komisi Ahli Hukum yang menangani masalah ini menyatakan bahwa pemerintahan
Finlandia menjadi suatu Negara bukan pada waktu organisasi politik menjadi stabil di
wilayahnya. Pemeritahan Finlandia menjadi sebuah Negara pada waktu perang atau konflik
didalam negeri tersebut berakhir.
D. Kemampuan untuk mengadakan hubungan dengan Negara lain.
Oppenheim-Lauterpacht menggunakan kalimat lain untuk unsure keempat ini,yaitu
dengan menggunakan kalimat”pemerintahan itu harus berdaulat”Yang dimaksud dengan
pemerintahan yang berdaulat yaitu kekuasaan yang tertinggi yang merdeka dari pengaruh
suatu kekuasaan lain dimuka bumi. Kedaulatan dalam arti sempit berarti kemerdekaan
sepenuhnya,baik kedalam maupun keluar batas-batas negeri.
Menurut J.G Starkeatau ,unsur atau persyaratan inilah yang paling penting dari segi
hukum interasional. Ciri ini pulalah yang memberdakan Negara dengan unit-unit yang lebih kecil
seperti anggota-anggota federasi atau protektorat –protektorat yang tidak menangani sendiri
urusan luar negerinya dan tidak diakui oleh Negara-negara lain sebagai anggota masyarakat
internasional yang mandiri.
Disamping ke empat ciri tadi,ada dua cirri lain yang juga seyogyanya dimiliki oleh suatu
Negara..Ciri kelima itu yakti Negara tersebut harus dapat mempertanggungjawabkan tindakan-
tindakan penjabat-penjabatnya terhadap pihak atau Negara lain. Ciri ke lima demikian yakni
bahwa Negara tersebut harus mempunyai kemampuan internasional.
Ciri ke enam,yaitu bahwa Negara tersebut harus merdeka. Tanpa merdeka suatu Negara
bukanlah sebagai Negara subyek hukum internasional. Menurut Crawford,kriteria inilah yang
merupakan criteria sentral dari suatu Negara. Pendapatnay ini ditarik dari pendapat Hakim
Hubert dalam kasus de Island of palma.
Sarjana lainya,yaktni Parry and Grant,menganggap criteria kemerdekaan,disamping
kedaulatan,juga merupakan criteria sentral dari suatu Negara. Dalam pada itu,sebetulnya senilai
enam kriteria diatas, dalam hukum internasional,para sarjana lainnya mengemukakan pula
kriteria-kriteria yang cukup memainkan peran penting,meskipun terlalu menonjol. Kriteria
tersebut yaitu derajat atau tingkat kelanggengan Negara tesebut,kesediaan dan kemampuan untuk
menaati hukum internasional,tingkat peradaban Negara itu,pengakuan dari Negara lai,tertib
hukum negara tersebut,juga keabsahan berdirinya Negara itu dalam hukum internasional dan
masalah penentuan nasib sendiri Negara yang bersangkutan.
2.3 Sejarah Indonesia Merdeka
Kasus lahirnnya Indonesia sebagai Negara baru yang merdeka dan berdaulat yang hadir
ditengah-tengan masyarkat internasional pada tahun 1945 mengundang banyak perhatian
proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 ditentang keras oleh belanda.
Belanda berpendapat bahwa “Hindia Belanda” masih merupakan bagian dari Belanda.
Meskipun Belanda (dan Sekutu) melakukan interpensi militer kedalam wilayah
Indonesia,aksi militer ini tidak banyak mempengaruhi atau menggoyahkan, kemerdekaan dan
kedaulatan Indonesia.
Dalam pertumbuhannya sebagai Negara, Indonesia telah memenuhi unsure-unsur Negara
menurut Hukum Internasional.Unsur wilayah atau penduduk tidak diragukan lagi.
Unsur-Unsur pemerintahan yang mampu mengusai wilayahnya dan penduduknya tanpak
dengan disahkan UUD 1945.Dalam batang tubuh UUD 1945 telah diatur tentang lembaga-
lembaga Negara Indonesia serta kekuasaaanya masing-masing (meskipun dalam kenyataannya
pada tahun ini lembaga-lembaga ini belum terbentuk). Tentang unsure ke empat,yaitu
kemampuan dengan mengadakan hubungan dengan Negara asing dapat tampak pula batang
tubuh UUD 1945,Pasal 11 tentang kewenangan pemerintah mengadakan hubungan dengan luar
negeri.
Dalam Prakteknya kemampuan ini dapat pula tampak pada hubungan-hubungan internasional
yang diadakan oleh Indonesia,antara lain :
1. Mengadakan perjanjian internasional dengan inggris tentang soal pengambilan tawanan
perang sekutu (Recovery of Allied,Prisoners and Interness)
2. Adanya pengakuan internasional secara de facto dan de jure dari inggris, Amerika
serikat,India, Mesir,Siria,Irak dan Australia.
3. Belanda mengadakan serangkaian perundingan dengan Indonesia baik diadakan dinegeri
Belanda mupun di Indonesia.Dalam perundingan linggar jati 1946,Belanda sendiri
mengakui de fakto pemerintahan Indonesia berdaulat atas beberapa dareha tertentu
(Jawa,Madura,Sumatera). Hal ini tampak pada pasal 1 Persetujuan perundinga itu yang
menyatakan sebagai berikut :
“The Netherlands Government recognizes the government of the republic of Indonesia as
exercising de fakto authority over java.Madura and Sumatera.The areas occupied by
allied or Netherlands forces shall be included gradually,throught mutual co-operation in
republic territory”
Dari fakta-fakta diatas,dapat disimpulakan bahwa sejak Indonesia memproklaimasikan
kemerdekaannya, Indonesia sudah merdeka dan berdaulat. Serangkaian perjanjian internasional
beserta pengekuan dari Negara-negara lain memperkokoh status Indonesia sebagai Negara
merdeka dan berdaulat.
2.4 Bentuk-bentuk Negara
Dalam membahas bentuk-bentuk negara dalam hukum internasional ternyata banyak
sekali bentuk-bentuk Negara sesuai dengan nama dan cirri-ciri dari beberapa bentuk Negara
tersebut.Dalam hal ini kita fokus membahas pada bentuk-bentuk dibawah ini :
a. Negara Kesatuan;
b. Dependent states;
c. Federal states;
d. Members of Commonwealt;
a.Negara kesatuan
Negara dengan bentuk ini yaitu suatu Negara yang memilik suatu pemerintahan yang
bertanggung jawab mengatur seluruh wilayahnya. Salah-satu bentuk Negara ini adalah
Indonesia. Myanmar,Srilangka,dan Singapura digholongkan pula kedalam bentuk Negara ini.
Perancis dan Inggris Raya wilayahnya terdiri dari Inggris, Skotland dan Irlandia Utara.
b.Depardent States
Depardent States adalah Negara-negara yang bergantung kepada Negara-negara lain baik
karena adanya pengawasan dari Negara lain; adanya perjanjian,adanya persetujuan untuk
menyerahkan hubungan luara negeri dengan Negara lain atau karena adanya pendudukan sebagai
akibat perang.
Negara-negara seperti ini tidak selalu bergantung dari segi
keamanan,pertahanan,politik,administratife,tapi juga dari segi ekonomi. Beberapa kasus yang
tampak dari ketergantungan dari seperti ini yaitu Jerman,seusai perng dunia 2.Dimana pada
waktu itu Jerman terbelah dua (Jerman Barat dab Jerman Timur), Jerman barat yang berada
dibawah pengawasan nefara-negara sekutu segera mengadakan operasi pengangkutan bahan
makanan memalui udara kekota Berlin Barat karena kota ini diblokade total sehingga
komunikasi yang masih memugkinkan hanyalah melalui udara. Namun demikian cirri
ketergantungan ekonomi ini bukan berarti ketergantungan dalam arti ketergantungan kepada
bantuan ekonomi atau keuangan seperti terjadi dewasa ini pada Negara-nefara miskin (Selatan).
Ketergntungan ekonomi disini harus tampak nyata benar dan terasa kepada sebagian besar pada
negerinya.
Tentang masalah kelaparan dan kemiskinann di Ethiopia dewasa ini bukan berarti bahwa
Negara tersebut menjadi dependent states menurut pengetian hukum internasional sebab wabah
kelaparan dan kemiskinan yang terjadi didalam negerinya tidak merubah atau mempengaruhi
kedaulatan pemerintah Ethiopia dalam memimpin dan mengkontrol wilayah kedautanya dalam
mengadakan hubungan dengan Negara lain.
c.Negara Federal.
Salah-satu bentuk Negara yang cukup penting dewasa ini adalah Negara federal .Menurut
hasil suatu penelitian,dikakulasikan bahwa hamper setengah dari jumlah penduduk didunia ini
hidup dibawah pemerintahan yang berbentuk federal.Negara-negara seperti ini,misalnya adalah
Amerika serikat,India,Kanada,dan Australia.
Bentuk dasar dari Negara federal ini yaitu bahwa wewenang terhadap urusan dalam
negeri dibagi menurut konstitusi antara penjabat-federal dan anggota-anggota federasi.
Sedangkan urusan luar negerinya biasanya dipegang oleh pemerintahan federal atau
pemerintahan federal dipusat. Untuk lebih jelas mengenai pengertian federasi ini, baik kiranya
untuk memeriksa batasan yang diberikan oleh Brierly.
Karena hukum Internsionan hanya menyinggung Negara-negara yang mampu
melaksanakan hubungan-hubungan internasional,karenanya Negara federal ini dianggap suatu
Negara(sebagai subyek hukum internasional),tetapi untuk anggota-anggota negara dari federasi
ini tidak dianggpa sebagai Negara dalam arti sesungguhnya.
Bilamana suatu Negara anggota federasi (In casu:provinsi) melakukan perbuatan
melanggar kewajiban-kewajiban sebagai suatu Negara federal,Negara yang bertanggung jawab
atas perbuatan tersebut adalah Negara federal. Misalnya saja,ketika terjadi pemberontakan dan
penganiyaan terhadap warga Negara Italai di New Orleans, Amerika serikat pada tahun
1991,Amerika serikat mengakui bertanggung jawab atas kejadian tersebut dan membyayar
kompensasi terhadap Italai,meskipun sebenarnya pencegahan tindakan tersebut dan
penghukumannya berada dalam wilayah yuridiksi Negara federal Lousiana,dan bukan berada
dalam kekuasaaan Negara federal Amerika serikat.
Meskipun pada umumnya pelaksanaan hubungan luar negeri pada anggota-anggota
Negara federal ini berada eksklusif pada Negara federal,namun ada suatu konstitusi Negara
federal yang member Negara-negara anggota federal kekuasaan terbatas untuk mengadakan
hubungan luar negeri(Internasional).Misalnya saja, ditahun 1944,Pemerintahan Uni Soviet
mengubah konstitusinya yang memberikan kewenangan kepada Ukraine dan Byelo-Russia untuk
menjadi anggota PBB disamping Uni Soviet sendiri. Maksud dan perubahan konstitusi ini
dilatarbelakangi politis semata-mata. Dengan masuknya dua Negara federal ini,menjadi anggota
PBB,memungkin Uni Soviet mendapat tiga suara di PBB.Status Negara federal ini yang diberi
kewenangan untuk mengadakan hubungan luar negeri dapat juga dianggpa sebagai subyek
hukum internasional.
Bentuk Negara yang mirip dengan Negara federal ini adalah Konfenderansi.Kata
konfenderasi ini merupakan istilah yang agak mengambang karena konfederasi tidak lain adalah
Negara federal juga,teytapi kekuasaan anggota Negara federal (provinsi)-nya lebih besar.Contoh
Negara-negara dengan bentuk Negara ini misalnya saja Republik Jerman (tahun 1918-1933),
Konfederasi Swiss (sejak 1848) Amerika Serikat (1778-1787).
d.Negara-negara anggota pesemakmuran
Bentuk Negara-negara yang tergolong kedalam persemakmuran dilatarbelakangi oleh
adanya proses dekonsolisasi pada Negara Negara tersebut.Proses dekonsolisasi ini dapat terjasi
karena dua kemungkinanPertama,Negara tersebut mendekati pemerintahan penuh,berdaulat dan
terpisah dari Negara yang pernah mendudukinya; kedua,Negara tersebut terpaksa tergantung
kepada Negara yang mendudukinya karena Negara tersebut kecil dan keterbelakang
(miskin),sehingga memberinya kemerdekaan bukanlah jalan yang terbaik.Untuk Negara-negara
ini kekuasaan untuk mengatur urusan dalam negerinya tetap berada pada kekuasaannya,namun
ketergantungan kepada Negara yang pernah mendudukinya (the monhter country) dalam
beberapa urusanurusan luar negeri dan pertahanan yang diserahkan kepada Negara induknya.
Negara induk yang menonjol dalam kaitanya dengan masalah ini adalah Inggris.Negara-
negara yang masih tergantung kepada Negara induk ini disebut dengan istilah Associated States
(Negara-negara Asosiasi. Dalam kaitanya dengan Inggris Negara-negar tersebut disebut juga
dengan Negara-negara persekmuran.
Menurut J.G Starke,Negara angota-anggota Commowealth Inggris kedudukannya sui
generis,artinya Negara-negara tersebut berdiri sendiri,terlepas dari pengaturan dan pengawasan
Inggris,meskipun hubungan moral diantara mereka selalu ada.
BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Negara mempunyai arti dan definisi yang banyak,seperti yang sudah dikemukaan para
ahli diatas.Sebuah Negara adalah Suatu tempat dimana ada masyarakat,tempat yang luas, dimana
kita dapat mencapai tujuan-tujuan hidup,adanya pemerintahan dan lembaga terstuktur dan
mampu mengadakan hubungan Internasional dengan Negara lain,adanya pengankuan dari
Negara-negara lain
Ternyata membangun sebuah Negara itu tidak sangat gampang semuanya harus ada
proses kemerdekaan dengan usaha dan kerja keras perjuangan.harus ada kerja sama dan
semangat bersama dalam membentuk Negara. Contohnya Negara kita tercinta ini
Indonesia.berpuluh-puluh tahun bahkan ratusan abad lamanaya menempuh Kemerdekaan. Dan
melepaskan diri dari penjajah Belanda dan Jepang.Berapa lama Bangsa kita harus bangun dan
bangkit untuk merdeka.
3.2 Saran
Seperti yang sudah kita bahas dalam makala diatas kita jadi lebih mengetahui bagaimana sebuah
Negara itu dapat disebut Negara.dan unsur-unsur yang terkait didalamnya. Saran saya agar
masyarakat dapat lebih mengerti jelas tentang definisi dari sebuah Negara. Dan kita sebagai
generasi bangsa lebih sadar akan susahnya perjuangan bangsa kita dalam merebut Kemerdekaan
dan mendapat pengakuan dari Negara lain.Semoga makala ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Huala Adolf, S.H.1991.Aspek aspek Negara dalam Hukum Internasional.Jakarta:CV.Rajawali
Budiyanto. 2003.Dasar-Dasar Ilmu Tata Negara. Jakarta: Erlangga.
Soehino, SH., 1980.Ilmu Negara. Liberti.Yogyakarta.
Sumber lain :
http:// www.google.co.id
http:// www.kumpulblogger.com
http:// wikipedia.com