FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240...

107
SISTEM GANTI RUGI BARANG HILANG DAN RUSAK MENURUT KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH (STUDI KASUS PADA PT. POS INDONESIA PERSERO PADANGSIDIMPUAN) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Syarat- Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum (S.H) dalam Bidang Hukum Ekonomi Syari’ah Oleh Nia Resti NIM: 13 240 0020 JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PADANGSIDIMPUAN 2018

Transcript of FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240...

Page 1: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

SISTEM GANTI RUGI BARANG HILANG DAN RUSAK

MENURUT KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

(STUDI KASUS PADA PT. POS INDONESIA PERSERO

PADANGSIDIMPUAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Syarat-

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum (S.H)

dalam Bidang Hukum Ekonomi Syari’ah

Oleh

Nia Resti

NIM: 13 240 0020

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PADANGSIDIMPUAN

2018

Page 2: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

SISTEM GANTI RUGI BARANG HILANG DAN RUSAK

MENURUT KOMPILASI HUKUM EKONOMI SYARIAH

(STUDI KASUS PADA PT. POS INDONESIA (PERSERO)

CABANG PADANGSIDIMPUAN)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Syarat-

Syarat Mencapai Gelar Sarjana Hukum (S.H)

dalam Bidang Hukum Ekonomi Syari’ah

Oleh

Nia Resti

NIM: 13 240 0020

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Drs. Ali Sati, M.Ag Johan Alamsyah, S.H., M.H.

NIP.19620926 199303 1 001 NIP. 19710920 199903 1 001

JURUSAN HUKUM EKONOMI SYARI’AH

FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

PADANGSIDIMPUAN

2018

Page 3: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan
Page 4: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan
Page 5: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan
Page 6: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan
Page 7: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan
Page 8: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

i

ABSTRAK

NAMA : NIA RESTI

NIM : 132400020

JUDUL : Sistem Ganti Rugi Barang Hilang dan Rusak Menurut

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah ( Studi Kasus Pada

PT. Pos Indonesia Persero Cabang Padangsidimpuan)

TAHUN : 2018

Mengikuti perkembangan dari perekonomian yang modern kebutuhan hidup

manusia sangatlah banyak. Baik itu kebutuhan pokok maupun kebutuhan tambahan.

Salah satu kebutuhan tambahan adalah tentang kebutuhan jasa pengiriman barang.

Kebutuhan manusia dalam pelayanan jasa, pengiriman saat ini sangatlah berkembang

mulai dari sarana dan prasarana angkutan.

Aktifitas pengiriman barang tersebut selalu diikuti pemenuhan prestasi oleh

masing-masing pihak yang bersepakat, tetapi dijumpai salah satu atau kedua belah

pihak yang terlibat dalam perjanjian tidak memenuhi ketentuan dari perjanjian yang

telah mereka sepakati,seperti terjadi komplain konsumen atas hilang atau rusaknya

barang dalam pengiriman.

Di dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah itu sendiri dibahas tentang

suatu Wanprestasi pada KHES tentang penjatuhan ganti rugi kepada orang yang

telah melakukan perjanjian itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul “Sistem Ganti Rugi

Page 9: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

ii

Barang Hilang dan Rusak Menurut Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah ( Studi

Kasus Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Padangsidimpuan”

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field reseach) yaitu penelitian

yang bertujuan untuk memperoleh informasi dan mendeskripsikan peristiwa serta

kejadian yang terjadi di lapangan sesuai dengan fakta yang ditemukan. Dengan

menggunakan tehnik wawancara untuk memperoleh informasi ataupun data dari

lapangan. Sedangkan pendekatan yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif

dengan analisis deskriptif.

Berdasarkan pembahasan dalam penelitian ini maka diperoleh hasil bahwa

penyelesaian pengiriman barang yang terjadi di PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang

Padangsidimpuan tentang ganti rugi yang dilakukan oleh PT. Pos Indonesia

Padangsidimpuan yang dilakukan dengan pemberian ganti rugi.

Page 10: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

iii

KATA PENGANTAR

Untaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah

menganugrahkan ilmu dan kesempatan kepada peneliti. Shalawat dan salam semoga

semua tetap tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Sebagai pembawa rahmat bagi

seluruh alam. Semoga kita mendapatkan syafaatnya di yaumil akhir nanti.

Skripsi yang berjudul “Sistem Ganti Rugi Barang Hilang dan Rusak Menurut

Kompilasi Hukum Ekonomi Syari‟ah (Studi Kasus Pada PT.Pos Indonesia Persero

Padangsidimpuan)” dapat diselesaikan meskipun sangat sederhana dan masih jauh

dari kesempurnaan. Hal ini disebabkan keterbatasan dan dangkalnya pengetahuan

serta kemampuan peneliti.

Namun berkat do‟a bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Skiripsi ini

dapat diselesaikan. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ibrahim Siregar, MCL, selaku Rektor IAIN

Padangsidimpuan, Bapak Drs. H. Irwan Saleh Dalimunthe, M. A selaku

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Lembaga, Bapak Aswadi

Lubis, S. E., M. Si selaku Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum,

Perencanaan dan Keuangan, Bapak Drs. Samsuddin Pulungan, M. Ag selaku

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.

2. Bapak Dr. H. Sumper Mulia Harahap, M. Ag, Bapak Dr. H. Fattahuddin Aziz

Siregar, M.Ag Selaku Dekan Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum, Bapak Alm.

Mudzakkir Khotib, MA,Bapak Ahmatnijar, M. Ag Selaku Wakil Dekan

Bidang Akademik dan Penasihat Akademik, Bapak Muhammad Arsad

Nasuttion, M. Ag Selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan

Kerjasama.

3. Bapak Dr. Ali Sati, M.Ag Selaku Pembimbing I Dan Bapak Johan Alamsyah,

S.H.,M.H Selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan

mengarahkan peneliti dalam senyelesaian skripsi ini.

Page 11: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

iv

4. Ibu Dermina Dalimunthe, M.H Selaku Sekretaris Jurusan Hukum Ekonomi

Syariah.

5. Bapak/Ibu Dosen serta civitas akademika IAIN Padangsidimpuan yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan dan bantuan selama mengikuti

perkuliahan.

6. Bapak Pimpinan, Costumer Service dan Stafdi PT. Pos Indonesia

PerseroPadangsidimpuanyang telah memberi izin dan membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

7. Pihak perpustakaan yang telah memberikan jasa peminjaman buku sehingga

segala kekurangan dalam penelitian ini dapat terlengkapi.

8. Teristimewa kepada Ayah tercinta (Ali Hasan Harahap) dan Ibunda tersayang

(Soibatul Aslamia Tanjung) yang telah bersusah payah mengasuh, mendidik

dan membesarkan penulis,serta memenuhi segala biaya perkuliahan dan juga

yang selalu berdo‟a untuk kelancaran penulisan skripsi ini. Teriring do‟a yang

terus terucap dari penulis sebagai usaha untuk membalas cinta dan kasih

mereka.

9. Saudari penulis Elsa Nofriani Harahap yang selalu memotivasi dan

memberikan semangat untuk mengerjakan penelitian ini, SaudaraPenulis

Rahul DeNandaHarahap yang membuatsemangatpenulissemakinmenggebu.

10. Sahabat-sahabat penulis yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini,

Fadli Nur Lubis, Abdul Hakim Harahap, Leli Marlina, Siti Ramlah, Nurma

yani Lubis, Khairul Zul Fadli, Syahrul Hidayat, Razoki Pandapotan, Ida Riani

Hasibuan, Fitria Dewi Hutagalung, Elfianis, Maysaroh dan untuk anak HES

Angkatan 2013 dan adik-adik seperjuangan. Terimakasih sudah membantu

penulis dalam penyelesaian skripsi ini, sehingga perjuangan terasa begitu

indah dan mudah.

Page 12: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

v

Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

khususnya bagi peneliti dan para pembaca pada umumnya.

Padangsidimpuan, Mei 2018

Peneliti,

NIA RESTI

NIM 132400020

Page 13: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

vi

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

1. Konsonan

Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkandenganhurufdalamtransliterasi inisebagiandilambangkandengan

huruf, sebagiandilambangkandengantandadansebagian lain

dilambangkandenganhurufdantandasekaligus. Berikut ini daftar huruf Arab dan

transliterasinya dengan huruf latin:

Huruf

Arab

NamaHuruf

Latin Huruf Latin Nama

Alif Tidakdilambangkan Tidakdilambangkan ا

Ba B Be ب

Ta T Te ت

a Es (dengan titik di atas) ث

Jim J Je ج

ḥa ḥ حHa(dengan titik di

bawah)

Kha Kh Kadan ha خ

Dal D De د

al Zet (dengan titik di atas) ذ

Ra R Er ر

Zai Z Zet ز

Sin S Es س

Syin Sy Es dan ya ش

ṣad ṣ صEs (dengan titik di

bawah)

ḍad ḍ ضDe (dengan titik di

bawah)

ṭa ṭ طTe (dengan titik di

bawah)

ẓa ẓ ظZet (dengan titik di

bawah)

ain .„. Komaterbalik di atas„ ع

Gain G Ge غ

Fa F Ef ف

Qaf Q Ki ق

Page 14: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

vii

Kaf K Ka ك

Lam L El ل

Mim M Em م

Nun N En ن

Wau W We و

Ha H Ha ه

Hamzah ..‟.. Apostrof ء

2. Vokal

Vokal bahasa Arab seperti vokal bahasa Indonesia, terdiridari vokal

tunggalataumonoftongdan vokal rangkapataudiftong.

a. Vokal Tunggal adalah vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa

tanda atau harkat transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin Nama

Fatḥah A A

Kasrah I I

Dommah U U و

b. Vokal Rangkap adalah vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa

gabunganan taraharkat dan huruf, transliterasinya gabungan huruf.

Tanda dan Huruf Nama Gabungan Nama

..... Fatḥahdanya Ai a dani ي

Fatḥahdanwau Au a dan u ......و

c. Maddah adalah vokal panjang yang lambangnya berupa harkat dan huruf,

transliterasinya berupa huruf dan tanda.

HarkatdanHuruf Nama HurufdanTanda Nama

Fatḥahdanalifatauya .......ا.....ىa

dangarisatas

Kasrahdanya .....ىidangaris di

bawah

Page 15: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

viii

و.... Dommahdanwau u dan garis

di atas

3. Ta Marbutah

Transliterasiuntuk ta marbutah ada dua:

a. Ta marbutah hidup, yaitu Ta marbutah yang hidup atau mendapat harkat fatḥah,

kasrah, dan ḍommah, transliterasinya adalah /t/.

b. Ta marbutahmati, yaitu Ta marbutah yang mati atau mendapat harkat sukun,

transliterasinya adalah /h/.

Kalau pada suatu kata yang akhirkatanya ta marbutah diikuti oleh kata

yang menggunakan kata sandang al, serta bacaan kedua kata itu terpisah maka

ta marbutah itu ditransliterasikandengan ha (h).

4. Syaddah (Tasydid)

Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid. Dalam transliterasi ini

tanda syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang samadengan

huruf yang diberi tanda syaddah itu.

5. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf,

yaitu:

Namun dalam tulisan transliterasinya kata sandang itu dibedakan antara kata . ال

sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah dengan kata sandang yang diikuti oleh

huruf qamariah.

Page 16: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

ix

a. Kata sandang yang diikuti huruf syamsiah adalah kata sandang yang diikuti

oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, yaitu huruf /l/

diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung diikuti kata

sandang itu.

b. Kata sandang yang diikuti huruf qamariah adalah kata sandang yang diikuti

oleh huruf qamariah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan

didepan dan sesuai dengan bunyinya.

c. Hamzah

Dinyatakan didepan. DaftarTransliterasi Arab-Latin bahwa hamzah

ditransliterasikan dengan apostrof. Namun, itu hanya terletak di tengah dan diakhir

kata. Bila hamzah itu diletakkan diawal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam

tulisan Arab berupa alif.

d. Penulisan Kata

Padadasarnyasetiap kata, baik fi’il, isim, maupun huruf, ditulis terpisah.

Bagi kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab yang sudah lazim

dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan

maka dalam translitera sini penulisan kata tersebut bisa dilakukan dengan dua

cara: bisa dipisah perkata danbisa pula dirangkaikan.

e. Huruf Kapital

Meskipun dalam sistem kata sandang yang diikuti huruf tulisan Arab

huruf kapital tidak dikenal, dalam translitera sini huruf tersebut digunakan juga.

Page 17: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

x

Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, diantaranya huruf

kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal, nama diri dan permulaan kalimat.

Bila nama diriitu dilalui oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital

tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya.

Penggunaan huruf awal kapital untuk Allah hanya berlaku dalam tulisan

Arabnya memang lengkap demikian dan kalau penulisan itudisatukan dengan kata

lain sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, huruf kapital tidak

dipergunakan.

9. Tajwid

Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman

translitera sini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan ilmu tajwid.

Karena itu keresmian pedoman transliterasi ini perlu diserta dengan pedoman

tajwid.

Sumber: Tim PuslitbangLektur keagamaan. Pedoman Transliterasi Arab-Latin.

Cetakan Kelima.Jakarta: Proyek Pengkajian dan Pengembangan Lektur

Pendidikan Agama. 2003.

Page 18: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN PEMBIMBING

LEMBARAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

BERITA ACARA UJIAN MUNAQASYAH

HALAMAN PENGESAHAN DEKAN

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

ABSTRAK ............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ iii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB LATIN ................................................ vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................................... 11

C. Batasan Istilah ................................................................................... 11

D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 13

E. Kegunanaan Penelitian ....................................................................... 13

F. Sistematika Penulisan ........................................................................ 14

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian/Penelitian Terdahulu ............................................................... 16

B. Landasan Teori ................................................................................... 17

Page 19: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

xii

1. Perjanjian ....................................................................................... 17

2. Benda ............................................................................................... 19

3. Ganti Rugi Perdata .......................................................................... 20

4. Tanggung Jawab Pengangkutan ....................................................... 20

5. Wadi’ah ........................................................................................... 25

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 39

B. Jenis Penelitian .................................................................................. 39

C. Unit Analisis Subjek Penelitian ........................................................ 40

D. Sumber Data ..................................................................................... 40

E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 42

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................... 42

BAB IV. HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan ........................................................... 44

1. Sejarah PT. Pos Indonesia (Persero) .............................................. 44

2. Visi dan Misi PT. Pos Indonesia (Persero) .................................... 48

3. Struktur Organisasi ........................................................................ 50

4. Mekanisme Pengiriman Barang ..................................................... 53

5. Syarat dan Ketentuan Layanan Pengiriman PT. POS Indonesia

(Persero) ......................................................................................... 54

6. Konsep dan Praktek Pertanggungjawaban Terhadap Barang yang

Hilang dan Rusak ........................................................................... 59

Page 20: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

xiii

B. Ganti Rugi Barang Hilang dan Rusak dalam Wadi’ah ...................... 66

1. Rusak dan Hilangnya Benda Titipan (wadi’ah) .............................. 66

2. Kontruksi Hukum Ganti Rugi Pengiriman Barang Berdasarkan

Analogi (Qiyas) Ganti Rugi dalam Wadi’ah .................................... 69

3. Ganti Rugi Pengiriman Barang ...................................................... 72

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................................... 74

B. Saran .................................................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................

Page 21: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan umum (public service) memang sarat dengan berbagai

macam masalah, apalagi jangkauannya sendiri lebih luas meliputi sektor

profit maupun nonprofit. Sedemikian luas jangkauannya, sehingga tidak

mudah mendeskripsikan persepsi masyarakat terhadap pelayanan umum.

Adanya perbedaan persepsi itu memang wajar sebagai konsekuensi sudut

pandang yang berbeda-beda, namun bukannya tidak bisa dipertemukan.

Persepsi itu sendiri, sebenarnya tidak lain pemahamannya atau pengertian

seseorang terhadap suatu hal.1

Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual

barang (produsen) atau jasa kepada pembeli (konsumen) untuk

mendapatkan keuntungan.Konsumen adalah orang yang membutuhkan

barang sedangkan produsen orang yang membuat barang, dalam kegiatan

ini maka dibutuhkan penyalur barang yang disebut distributor.

Distribusi atau penyaluran adalah kegiatan yang berhubungan

dengan usaha penyampaian atau penyaluran barang atau jasa produsen ke

konsumen.Dalam distribusi barang dan jasa ada etika ekonomi yang harus

diperhatikanoleh para pelaku ekonomi, yaitu: pemerataan, keadilan dan

ketetapan waktu serta kualitas. Dalam pendistribusian barang sangat

1Yusuf sofhie, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-instrumen hukumnya, (Bandung:

Citra Aditya Bakti, 2003), hlm. 179.

Page 22: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

diperlukan ketetapan waktu dan kualitas pendistribusian barang yang

disalurkan harus terjaga juga tidak ada kerusakan.2

Mengikuti perkembangan dari perekonomian yang modern

kebutuhan hidup manusia sangatlah banyak. Baik itu kebutuhan pokok

maupun kebutuhan tambahan. Salah satu kebutuhan tambahan adalah

tentang kebutuhan jasa pengiriman barang. Kebutuhan manusia dalam

pelayanan jasa, pengiriman saat ini sangatlah berkembang mulai dari

sarana dan prasarana angkutan.

Perusahaan yang bergerak dibidang penyelenggara jasa distribusi

lain adalah perusahaan jasa angkutan. Pengangkutan merupakan salah satu

perekonomian yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan

manusia. Tersedianya sarana pengangkutan dapat memudahkan seseorang

untuk pindah atau pergi ke suatu tempat tertentu. Selain itu sarana

pengangkutan juga digunakan dalam kegiatan pengiriman barang.

Di dalam Islam, titipan barang disebut juga wadi’ah. Barang titipan

dikenal dalam bahasa fiqh dengan al- wadi’ah, menurut bahasa,al-wadi’ah

ialah sesuatu yang ditempatkan bukan pada pemilik barang tersebut

supaya dijaganya (Ma Wudi’a Ghair Malikihi Liyahfadzahu), berarti

bahwa al-wadi’ah ialah memberikan. Makna yang kedua al-wadi’ah dari

segi bahasa ialah menerima, seperti seseoreang berkata, “awda’tuhu”

artinya aku menerima harta tersebut darinya (Qabiltu Minhu Dzalika al-

2M. Fuad dkk,Pengantar Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000), hlm. 10.

Page 23: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

Mal Liyakuna Wadi’ah “Indi). Secara bahasa al-wadi’ah memiliki dua

makna, yaitu memberikan harta untuk dijaganya dan pada

penerimaannya.3

Al wadi’ah diatas dimaksud dengan menitipkan barang kepada

yang bukan pemiliknya supaya dijaga. Terkait dengan al-wadi’ahyang

sebagaimana jawabannya di dawah ini:

Allah swtberfirman surah Al-Baqarah ayat 283:

Artinya: Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu'amalah tidak secara

tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka

hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang[180] (oleh

yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai

sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu

menunaikan amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa

kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)

menyembunyikan persaksian. dan Barangsiapa yang

menyembunyikannya, Maka Sesungguhnya ia adalah orang

3 H. Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah (PT. RajaGrafindo Persada, 2010), hlm 179.

Page 24: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

yang berdosa hatinya; dan Allah Maha mengetahui apa yang

kamu kerjakan.4

Pendapat Imam syafi’i dan Jumhur, dalam Firman Allah: wa in

kuntum ‘alaa safarin (“jika kamu dalam perjalanan”) yakni, sedang

melakukan perjalanan dan terjadi hutang piutang sampai batas waktu

tertentu; wa lam tajiduu kaatiban (“sedangkan kamu tidak memperoleh

seorang penulis”) yaitu seorang penulis yang menuliskan transaksi

untukmu. Ibnu Abbas mengatakan: “Atau mereka mendapatkan penulis,

tetapi tidak mendapatkan kertas, tinta atau pena, maka hendaklah ada

barang jaminan yang dipegang oleh pemberi pinjaman.Farihaanum

maqbuudlatun (“maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang

[oleh yang berpiutang]”) ayat ini dijadikan sebagai dalil yang

menunjukkan bahwa jaminan harus merupakan sesuatu yang dapat

dipegang. Fa in amina ba’dlukum ba’dlan fal yu-addil ladzi’tumina

amaanatahuu (“akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian

yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya

[hutangnya]”). Wal yattaqillahaaha rabbahu (“dan hendaklah ia bertakwa

kepada Allah Rabbnya”) maksudnya adalah orang yang dipercaya (untuk

memegang jaminan, hendaklah bertakwa pada Allah).5

Dari paparan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam surah

Al-Baqarah ayat 283 erat kaitannya dengan penitipan barang dikarenakan

4 Departemen Agama RI, Al-Qur’an (Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2002), hlm.69.

5Tafsir Ibnu Katsir, surat Al-Baqarah ayat 283, 2015,

Http://alquranmulia.wordpress.com/2005/04/03/tafsir-ibnu-katsir-surat-al-baqarah-ayat-283,

diakses tanggal 15 November 2017.

Page 25: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

ada barang tanggungan yang harus dijaga oleh si penerima barang

tersebut, dan penerima barang titipan tersebut sebagai pihak yang

dipercayai itu menunaikan amanatnya Amanat bagi orang yang menerima

titipan barang tersebut harus wajib mengembalikan pada waktu pemilik

benda titipan meminta kembali.

Awal mula kita melakukan penitipan barang pasti ada kaitannya

dengan suatu perjanjian.Istilah “perjanjian” dalam hukum Indonesia

disebut akad, dalam hukum Islam kata akad berasal dari kata al-‘aqd, yang

berarti mengikat, menyambung atau menghubungkan (ar-rabt). Menurut

Pasal 262 Mursyid al-Hairan, akad merupakan “pertemuan ijab yang

diajukan oleh salahsatu pihak dengan kabul dari pihak lain yang

menimbulkan akibat hukum pada objek akad.”6

Menurut Ghufron A. Mas’adi sebagaimana di kutip oleh Gemala

Dewi dkk., pengertian akad secara bahasa adalah ikatan atau mengikat.

Dikatakan ikatan (al-rabth), maksudnya adalah menghimpun atau

mengumpulkan dua ujung tali dan mengikatkan salah satunya pada yang

lain, hingga keduanya bersambung dan menjadi seperti seutas tali yang

satu.7

6 Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010),

hlm 68. 7Ghufran A. Mas’adi, Fiqh Muamallah Konstektual……. Lihat juga

Gemala Dewi, dkk, Hukum Perikatan Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), hlm

45.

Page 26: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

Dalam Bahasa Indonesia, akad dikenal dengan kontrak, perjanjian

atau persetujuan yang artinya adalah suatu perbuatan di mana seseorang

atau lebih mengikatkan dirinya terhadap orang lain.

Dalam Al-qur’an sendiri setidaknya ada 2 (dua) istilah yang

berkaitan dengan perjanjian, yaitu kata al-‘aqd (akad) dan kata al-’ahd.

Alquran memakai kata pertama (al-‘aqd)dalam arti perikatan atau

perjanjian, sedangkan kata yang kedua (al-‘ahd) dalam Al-qur’an seperti

masa, pesan, penyempurnaan dan janji atau perjanjian.

Perusahaan penyedia jasa barang yang menjadi objek penelitian

penulis adalah PT. Pos Indonesia (Persero) Padangsidimpuan. Perusahaan

ini yang kegiatan usahanya bergerak dibidang jasa pengiriman berupa

dokumen atau paket barang. Untuk memperlancar kegiatan pengiriman

barang, pihak perusahaan tidak mengangkut sendiri barang kiriman

dengan menggunakan sarana angkutan darat yang mereka miliki sendiri.

Pengiriman barang juga dilakukan dengan menggunakan sarana angkutan,

seperti kapal laut dan pesawat terbang milik perusahaan lain yang

bekerjasama dengan PT. Pos Indonesia (Persero) Padangsidimpuan.

PT. Pos Indonesia (Persero) dalam pengangkutan hanya menjadi

perantara bagi pihak pengirim barang dengan pihak pengangkut. Tugas

kantor pos meliputi pengambilan dan penerimaan barang-barang yang

akan dikirim, menyimpan dan menjaga barang-barang dengan sebaik-

baiknya sebelum dikirim, serta mengambil barang kiriman dari

Page 27: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

pengangkut dan menyerahkan kepada penerima. Perjanjian yang dibuat

antara pihak kantor Pos dan pihak pengirim barang disebut perjanjian

ekspedisi, yaitu perjanjian timbal balik antaran pihak kantor Pos yang

mengikatkan diri untuk mencari pengangkutan yang baik bagi pihak

pengirim dengan pihak pengirim yang mengikatkan diri untuk membayar

biaya pengiriman barang tersebut, maka perlu dicantumkan tanda tangan

kedua belah pihak yang nantinya akan menimbulkan konsekuensi hukum

dimana kedua belah pihak terikat pada isi perjanjian yang ada di dalam

perjanjian tersebut.

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan yang akan mengirimkan

barang harus menyiapkan dokumen yang diperlukan dan konsumen tidak

mau tahu, bahwa barang yang dikirim harus dalam keadaan utuh, selamat

dan tidak ada kerusakan pada barang tersebut serta barang yang dikirim

harus tepat waktu dengan hari yang ditentukan oleh pemilik barang. Hal

ini merupakan kesepakatan kedua belah pihak antara pemilik barang

(selaku pihak yang menitipkan barang) dengan perusahaan (pihak yang

menyediakan jasa pengiriman barang).

Selaku pihak penyedia jasa pengiriman barang pihak PT. Pos

Indonesia(Persero) berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan

pelayanan jasa yang terbaik kepada pengguna jasa. Namun, dalam

kegiatan pengiriman barang ini tidak lepas dari berbagai hambatan yang

menimbulkan kerugian bagi pihak penyedia jasa, pengirim barang maupun

penerima barang kerugian tersebut dapat terjadi karena kesalahan atau

Page 28: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

kelalaian dalam pengangkutan maupun kelalaian pihak kantor pos sendiri

sebagai perantara. Kerugian yang timbul dapat berupa kerusakan seluruh,

sebagian kehilangan barang maupun keterlambatan dari waktu yang sudah

dijanjikan.

Di samping wanprestasi itu disebabkan oleh keadaaan yang tak

terduga atau di luar kemampuan pihak PT. Pos Indonesia (Persero)

Padangsidimpuan, untuk di beri kebebasan dari ganti kerugian akibat

wanprestasi. PT. Pos Indonesia (Persero)Padangsidimpuan pun harus tidak

dalam keadaan beriktikad buruk. Karena kalau pihak PT. Pos Indonesia

(Persero) Padangsidimpuan tersebut beriktikad buruk, dia tetap dibebani

untuk membayar ganti kerugian.

Masalah bukti di sini dibebankan pada pihak PT. Pos Indonesia

(Persero)Padangsidimpuan, sehingga apabila dia tidak dapat membuktikan

alasan-alasan yang dapat membebaskan dia dari pembayaran ganti

kerugian sebagaimana disebutkan diatas, maka PT. Pos Indonesia

(Persero) Padangsidimpuan tersebut harus membayar ganti kerugian. Jadi

konsumen tidak perlu dibebani pembuktian untuk dapat menuntut ganti

kerugian kepada PT. Pos Indonesia (Persero) Padangsidimpuan yang

wanprestasi.8

Apabila pihak pengangkut lalai dalam penyelenggaraan

pengangkutan, sehingga menimbulkan kerugian bagi pihak pengirim,

8 Ahmadi Miru, Sakka Pati, Hukum Perikatan Penjelasan Makna Pasal 1233 sampai

1456 BW, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 14.

Page 29: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

maka pihak pengangkut harus bertanggung jawab untuk membayar

kerugian tersebut. Namun lain halnya jika kerugian tersebut terjadi karena

kelalaian dari PT. Pos Indonesia (Persero) cabang Padangsidimpuan. Pihak

pengirim atau penerima berupaya meminta ganti rugi kepada perusahaan

jasa pengiriman kantor pos atas kerugian tersebut. Namun dalam

pelaksanaannya, pihak perusahaan tidak menjelaskan sistem ganti rugi

kepada konsumen ketika pengiriman barang dilaksanakan dan pihak

perusahaan juga menetapkan secara sepihak besar ganti rugi yang

diberikan perusahaan terhadap konsumen atas barang yang rusak atau

hilang.

Penyelenggara pengangkutan ini berasal dari adanya suatu

perjanjian. Perjanjian yang dimaksud akan terlihat dengan adanya bukti

surat muatan atau bukti tanda terima pengiriman barang yang telah

disepakati oleh masing-masing pihak, yaitu antara pengangkut dan

pengirim. Berdasarkan perjanjian yang dibuat, maka timbullah hak dan

kewajiban yang harus dipenuhi oleh para pihak yang terkait antara mereka.

Aktifitas pengiriman barang tersebut selalu diikuti pemenuhan

prestasi oleh masing-masing pihak yang bersepakat, tetapi dijumpai salah

satu atau kedua belah pihak yang terlibat dalam perjanjian tidak memenuhi

ketentuan dari perjanjian yang telah mereka sepakati,seperti terjadi

komplain konsumen atas hilang atau rusaknya barang dalam pengiriman.

Page 30: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

Data yang penulis dapat dari pihak PT. Pos Indonesia (Persero)

cabang Padangsidimpuan dari tahun 2016 sampai 2017 rata rata hanya

terdapat 15% yang barang kiriman Rusak dan 5% barang kiriman Hilang.

Di dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah itu sendiri dibahas

tentang suatu Wanprestasi dan sanksinya, pada KHES tentang penjatuhan

ganti rugi kepada orang yang telah melakukan perjanjian itu sendiri.

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan mengangkat judul “SISTEM GANTI RUGI BARANG

HILANG DAN RUSAK MENURUT KOMPILASI HUKUM

EKONOMI SYARIAH DI PT. POS INDONESIA (PERSERO)

CABANG PADANGSIDIMPUAN”

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Supaya penelitian ini lebih terarah dan tidak menyimpang dari

topik yang dipersoalkan, maka penulis membatasi masalah penelitian ini

hanya pada sistem ganti rugi barang yang hilang dan rusak. Selanjutnya

masalah yang menjadi objek penelitian dibatasi hanya pada ganti rugi

barang yang hilang dan rusak.

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka yang

menjadi rumusan masalah peneliti ini ialah:

Page 31: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

1. Bagaimana sistem ganti rugi barang hilang dan rusak dalam

pengiriman di PT. Pos Indonesia (Persero) Padangsidimpuan?

2. Bagaimana tinjauan Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah terhadap

sistem ganti rugi barang hilang dan rusak dalam pengiriman barang di

PT. Pos Indonesia (Persero) Padangsidimpuan?

C. Batasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman dan untuk

mempermudah pemahaman terhadap istilah yang digunakan dalam

judulyang dimaksud, dibuat batasan istilah sebagai berikut:

1. Ganti rugi adalah sesuatu yang diberikan atau diterima sebagai

pengganti yang sama nilainya dengan jasa, kehilangan, atau

kerugian.Arti dari Sistem Ganti rugi barang hilang dan rusak menurut

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah di PT. Pos Indonesia (Persero)

adalah suatu pelaksanaan yang diberikan atau diterima sebagai

pengganti barang yang sudah tidak ada lagi dan rusak menurut

Kompilasi Hukum Ekonomi syariah di PT. Pos Indonesia

(Persero)Padangsidimpuan.

2. Hilang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tidak ada lagi,

lenyap, tidak kelihatan.

3. Rusak menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sudah tidak

sempurna (baik, utuh) lagi.

Page 32: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

4. PT. Pos Indonesia (Persero) cabang Padangsidimpuan adalah sebuah

perusahaan yang bergerak dibidang jasa pengiriman yang berada di

Kota Padangsidimpuan, dimana perusahaan ini merupakan salah satu

perusahaan pengiriman yang sering digunakan oleh masyarakat Kota

Padangsidmpuan.

5. Kompilasi Hukum Ekonomi Syari’ah adalah suatu peraturan yang

dikeluarkan oleh MA.RI. No. 21/2008 atas diskusi dan kajian para

pakar. KHES ini sudah memuat hukum materil dan formil yang

berkaitan dengan masalah ekonomi yang dapat dijadikan acuan bagi

para hakim, dosen, mahasiswa, dan instansi yang diperlukan, serta

dapat diaplikasikan secara Nasional.9

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pelaksanaan sistem ganti rugi barang yang hilang

atau rusak dalam pengiriman barang di. PT. Pos Indonesia (Persero)

Padangsisimpuan.

2. Untuk mengetahui tinjauan Kompilasi Hukum Ekonomi Syaria’ah

terhadap sistem ganti rugi barang yang hilang atau rusak dalam

pengiriman barang di PT. Pos Indonesia (Persero) Padangsisimpuan.

9 Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madina (PPHIMM), Kompilasi

Hukum Ekonomi Syari’ah, (Jakarta: Kencana, 2009). Hlm. 207.

Page 33: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

E. Kegunaan Penelitian

Peneliti ini diharapkan bermanfat baik dari sisi akademis

maupun praktis:

1) Sisi akademis

a. Untuk menambah hazanah ilmu pengetahuan peneliti dalam bidang

hukum islam dan khususnya dalam masalah ganti rugi.

b. Bahan perbandingan kepada peneliti berikutnya yang memiliki

keinginan untuk membahas topi permasalahan yang sama.

c. Guna memenuhi peryaratan dalam memperoleh gelar Sarjana

Hukum (S.H.) pada Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum di IAIN

Padangsidimpuan

2) Sisi praktis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi PT. Pos Indonesia

(Persero) Padangsisimpuan dan masyarakat umum yang bermaksud

mengetahui bagaimana pelaksanaan sistem ganti rugi barang yang

hilang dan rusak dalam pengiriman barang di PT. Pos Indonesia

(Persero) Padangsisimpuan.

F. Sitematika Penulisan

Penulis membagi pembahasan dalam penelitian ini ke beberapa

bagian, adapun bagian-bagian tersebut adalah sebagai berikut:

Page 34: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

Bab I adalah membahas pendahuluan yang memuat latar belakang

masalah, batasan dan rumusan masalah, batasan istilah, tujuan penelitian,

kegunaan penelitian, sistematika penulisan.

Bab II adalah tinjauan pustaka menguraikan kajian/penelitian

terdahulu, landasan teori yangb berisi perjanjian, benda, ganti rugi perdata,

tanggung jawab pengangkutan, wadi’ah.

Bab III adalah metode penelitian menguraikan lokasi dan waktu

penelitian, jenis penelitian, unit analisis subjek penelitian, sumber data,

teknik pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data.

Bab IV adalah hasil penelitian menguraikan sejarah PT. Pos

Indonesia (Persero) cabang Padangsidimpuan, visi misi, struktur

organisasi, mekanisme pengiriman barang, pelaksanaan sistem ganti rugi,

ganti rugi barang yang hilang dan rusak dalam Kompilasi Hukum

Ekonomi Syariah

Bab V adalah penutup yang menguraikan kesimpulan dan saran

yang diambil dalam uraian pada bab sebelumnya.

Page 35: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian/Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah penelitian yang sudah dilakukan

sebelumnya oleh peneliti lain. Adapun penelitian terdahulu yang

digunakan penulis adalah sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Yunahar Okta syaftian dengan judul

skripsi:Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tanggung Jawab PT. Pos

Indonesia (Persero) Cabang Yogyakarta Dalam Pengiriman Paket

Barang. Skripsi ini memfokuskan kepada bentuk tanggung jawab PT.

Pos Indonesia (Persero) cabang Yogyakarta dalam Pengiriman paket

barang.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Hawani dengan judul

skripsi:Tanggung Jawab PT. TIKI JNE Dalam Pengiriman Barang

Terhadap Konsumennya (Studi pada PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir

Cab. Bandar Lampung). Memfokuskan tentang tanggung jawab PT.

TIKI JNE dalam pengiriman barang apabila terjadi Wanprestari di

PT. TIKI Jalur Nugraha Ekakurir Cab. Bandar Lampung.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Zolla Andrestia dengan judul

skripsi:Pelaksanaan sistem ganti rugi barang yang hilang atau rusak

dalam pengiriman barang pada PT. Citra Van Titipan Kilat pekanbaru

menurut Ekonomi Islam. Skripsi ini memfokuskan kepada

Page 36: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

17

pelaksanaan ganti rugi barang yang hilang atau rusak dalam

pengiriman barang pada PT. Citra Van Titipan Kilat di Pekanbaru

Perbedaan penulis dalam mengangkat judul skripsi: Sistem

Ganti Rugi Barang Hilang dan Rusak menurut Kompilasi Hukum

Ekonomi Syariah di PT. Pos Indonesia (Persero) Cabang

Padangsidimpuan ialah penulis memfokuskan kepada ganti rugi barang

yang hilang dan rusak di PT. Pos Indonesia (Persero) menurut Kompilasi

Hukum Ekonomi Syariah.

B. Landasan Teori

1. Perjanjian

Secara etimologis perjanjian (yang dalam Bahasa Arab

diistilahkan dengan Mu‟ahadah Ittifa‟, Akad) atau kontrak perjanjian

adalah suatu perbuatan atau kesepakatan antara seseorang atau

beberapa orang dengan seseorang atau beberapa orang lainnya untuk

melakukan sesuatu perbuatan tertentu. Didalam hukum kalau

perbuatan hukum itu mempunyai akibat hukum maka perbuatan

tersebut diistilahkan dengan perbuatan hukum.

Sedangkan yang dimaksud dengan perbuatan hukum adalah

segala perbuatan yang dilakukan oleh manusia secara sengaja untuk

menimbulkan hak dan kewajiban.1Secara umum yang menjadi syarat

sahnya sesuatu perjanjian menurut Sayyid Sabiq adalah:

1 Chairuman Pasaribu, Suhrawadi K. Lubis, Hukum Perjanjian Dalam Islam (Jakarta:

Sinar Grafika Offset, 2004), hlm 1.

Page 37: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

18

a) Tidak menyalahi hukum syariah yang disepakati adanya

Maksudnya, bahwa perjanjian yang diadakan oleh para

pihak itu bukanlah perbuatan yang bertentangan dengan hukum

atau perbuatan yang melawan hukum syariah, sebab perjanjian

yang bertentangan dengan ketentuan syariah adalah tidak sah, dan

dengan sendirinya tidak ada kewajiban bagi masing-masing pihak

untuk menempati atau melaksanakan perjanjian tersebut. Dengan

kata lain, apabila isi perjanjian itu merupakan perbuatan yang

melawan hukum (Hukum syariah), maka perjanjian yang diadakan

dengan sendirinya batal demi hukum.

b) Harus sama ridho dan memiliki hak pilih

Maksudnya, perjanjian yang diadakan oleh para pihak

haruslah didasarkan kepada kesepakatan kedua belah pihak, yaitu

masing-masing pihak ridha/rela akan isi perjanjian tersebut, atau

dengan perkataan lain harus merupakan kehendak masing-masing

pihak.

c) Harus jelas dan gamblang

Maksudnya, apa yang disepakatioleh para pihak harus

terang dan jelas apa yang menjadi isi perjanjian, sehingga tidak

mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman di antara para pihak

tentang apa yang telah mereka sepakati dikemudian hari.

2. Benda

Page 38: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

19

a. Benda dalam Hukum Perdata

Istilah hukum benda merupakan terjemahan dari istilah

dalam bahasa belanda, yaitu Zakenrecht. Benda dalam arti ilmu

pengetahuan adalah segala sesuatu yang dapat menjadi obyek

hukum yaitu sebagai lawan dari subyek hukum. Obyek hukum

adalah segala sesuatu yang berguna bagi subyek hukum (manusia

atau badan hukum) dan yang dapat menjadi (obyek) suatu

hubungan hukum, karena sesuatu itu dapat dikuasai oleh obyek

hukum. Pengertian benda (Zakenrecht) dalam perspektif hukum

dinyatakan dalam pasal 499 KUHPerdata, sebagai berikut:

bergerak diatur dalam pasal 506 - pasal 508 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (KUHPer). Sedangkan untuk barang

bergerak, diatur dalam pasal 509 – pasal 518 Kitab Undang-

Undang Hukum Perdata (KUHPer).

Benda bergerak adalah benda-benda yang karena

sifatnya, tujuannya atau penetapan dalam undang-undang

dinyatakan sebagai benda bergerak. Ada 2 golongan benda

bergerak yaitu:

1) Benda yang menurut sifatnya bergerak dalam arti benda itu dapat

dipindah atau dipindahkan dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Misalnya: kendaraan (seperti : sepeda, sepeda motor, mobil), alat-

alat perkakas (seperti: kursi, meja,alat-alat tulis).

Page 39: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

20

2) Benda yang menurut penetapan undang-undang sebagai benda

bergerak adalah segala hak atas benda-benda yang bergerak.

Misalnya: hak memetik hasil, hak memakai, hak atas bunga yang

harus dibayar selama hidup seseorang, hak menuntun dimuka

pengadilan agar uang tunai atau benda-benda bergerak diserahkan

kepada seseorang (penggugat), dan lain-lain.2

3. Ganti Rugi Perdata

Menurut pasal 1243 KUHPerdata, pengertian ganti rugi

perdata lebih menitik beratkan pada ganti kerugiaan, karena tidak

terpenuhinya suatu perikatan, yakni kewajiban PT. Pos indonesia

(Persero) untuk mengganti kerugiaan konsumen akibat kelalaian

pihak PT. Pos Indonesia (Persero) tersebut melakukan wanprestasi.

Ganti rugi tersebut meliputi:

a. Ongkos atau biaya yang telah dikeluarkan.

b. Kerugiaan yang sesungguhnya karena kerusakan, kehilangan

bendamilik konsumen akibat PT. Pos Indonesia (Persero).

c. Bunga atau keuntungan yang diharapkan.

4. Tanggung Jawab Pengangkutan

Menurut arti kata, angkut berarti mengangkat dan membawa,

memuatatau mengirimkan. Pengangkutan artinya usaha membawa,

mengantar ataumemindahkan orang atau barang dari suatu tempat ke

tempat lain.Pengankutan dapat diartikan sebagai pemindahan barang

2http://belajarhukumperdata.blogspot.co.id/2013/01/benda-menurut-hukum-perdata.html,

Padatanggal 24 April 2018 pukul 17.05 WIB

Page 40: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

21

dan manusia daritempat asal ke tempat tujuan. Dalam hal ini, terkait

unsur-unsur pengangkutan adalahsebagai berikut:3

a. Ada sesuatu yang diangkut.

b. Tersedianya kendaraan sebagai alat angkutan.

c. Ada tempat yang dapat dilalui alat angkutan.

Menurut Pendapat R. Soekardono, SH.; Pengangkutan pada

pokoknyaberisikan perpindahan tempat, baik mengenai benda-benda

maupun mengenaiorang-orang, karena perpindahan itu mutlak perlu

untuk mencapai danmeninggikan manfaat serta efisiensi.Adapun

proses dari pengangkutan itumerupakan gerakan dari tempat asal dari

mana kegiatan angkutan dimulai ketempat tujuan dimana angkutan itu

diakhiri4.

Fungsi pengangkutan adalah memindahkan barang atau orang

darisuatu tempat ke tempat lain dengan maksud untuk meningkatkan

daya guna dan nilai.5 Pengankutan pada pokoknya berfungsi

membawa barang-barang yang di rasakan kurang sempurna bagi

pemenuhan kebutuhan ditempat lain dimana barang tersebut menjadi

lebih berguna dan bermanfaat.Untuk mencapai hasil yang diharapkan

3Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indoneia, (Jakarta:

Balai Pustaka,1996), Cet ke-7 edisi II, hlm45. 4Muchtarudin Siregar, Beberapa Masalah Ekonomi dan Managemen Pengangkutan¸

(Jakarta:Lembaga Penerbitan FE UI, 1981), hlm5. 5Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia, (Djambatan, 1984), Cet ke

II, hlm 1.

Page 41: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

22

serta dapat tercapai fungsi-fungsi pengangkutan, maka dalam

pengangkutan diperlukan beberapa unsur berikut:6

1) Alat angkutan itu sendiri.

Setiap barang atau orang yang akan diangkut tentu saja

memerlukan alat pengangkutan yang memadai, baik kapasitasnya,

besarnya maupun perlengkapan. Alat pengangkutan yang

dimaksud dapat berupa truk, kereta api, bis atau pesawat udara.

Perlengkapan yang disediakan harus sesuai dengan barang yang

diangkut.

2) Fasilitas yang akan dilalu oleh alat-alat pengangkutan.

Fasilitas tersebut dapat berupa jalan umum, rel kereta

api,perairan/sungai, Bandar udara, navigasi dan sebagainya. Jadi

apabila fasilitas yang dilalui oleh angkutan tidak tersedia atau tidak

sempurna maka proses pengangkutan itu sendiri tidak mungkin

berjalan dengan lancar.

1) Tempat persiapan pengangkutan.

Tempat persiapan pengangkutan ini diperlukan karena

sesuatukegiatan pengangkutan tidak dapat berjalan dengan efektif

apabila tidak ada terminal yang akan dipakai sebagai tempat

persiapan sebelum dan sesudah proses pengangkutan dimulai.

2) Tujuan pengangkutan

6Sri Rejeki Hartono, Pengangkutan dan Humum Pengangkutan Darat, (UNDIP. 1980),

hlm8.

Page 42: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

23

Pengangkutan bertujuan untuk membantu memindahkan

barang ataumanusia dari suatu tempat ke tempat lain secara efektif

dan efisien. Dikatakan efektif karena perpindahan barang atau

orang tersebut dapat dilakukan sekaligus atau dalam jumlah yang

banyak sedangkan dikatakan efisien karena menggunakan

pengangkutan perpindahan itu menjadi relatif singkat atau cepat

dalam ukuran jarak dan waktu tempuh dari tempat awal ke tempat

tujuan.

3) Pengertian Jasa pengiriman

Penyelenggara jasa pengiriman adalah kegiatan yang

dilakukan untuk menerima, membawa dan menyampaikan paket,

uang, barang dan surat jenis tertentu dalam bentuk barang cetakan,

surat kabar dari pengirim kepada penerima dengan memungut

biaya.7

Tanggung jawab pengangkutan dalam mengangkut

barang kiriman yang hilang atau rusak mempunyai 5 prinsip yaitu :

a. Tanggung jawab praduga bersalah

Menurut prinsip ini, ditekankan bahwa selalu bertanggung

jawab atas setiap kerugian yang timbul pada pengangkutan yang

diselenggarakannya, tetapi jika pengangkut dapat membuktikan

bahwa ia tidak bermasalah, maka ia dibebaskan dalam dari

tanggung jawab itu.

7Skripsi Lois Adi Putra, Tanggungjawab Pengangkut Terhadap Pengangkutan Barang

Melalui Pesawat Udara, (Makasar: Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, 2012), hlm 12.

Page 43: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

24

b. Tanggung jawab atas dasar kesalahan

Pengangkut harus bertanggung jawab atas kesalahannya dalam

penyelenggaraan pengangkutan dan harus mengganti rugi dan

pihak yang di rugikan wajib membuktikan kesalahan

pengangkut. Beban pembuktian ini diberikan kepada pihak yang

dirugikan bukan pada pengangkut.

c. Tanggung jawab pengangkut mutlak

Pengangkut harus bertanggung jawab atas setiap kerugian yang

timbul dalam pengangkutan yang diselenggarakan tanpa

keharusan pembuktian ada tidaknya kesalahan pengangkut.

d. Pembatasan tanggung jawab pengangkut

Pembatasan ganti rugi dapat dilakukan oleh pengangkut sendiri

dengan cara mengadakan klausula dalam perjanjian

pengangkutan, konosemen atau charter party, dan oleh

pembentuk undang-undang

e. Presumption of non liability

pengangkut dianggap tidak memiliki tanggung jawab. Dalam hal

ini bukan berarti pengangkut membebaskan diri dari tanggung

jawabnya ataupun dinyatakan bebas tanggungan atas benda

yang diangkutnya, tetapi terdapat pengecualian-pengecualian

dalam mempertanggungjawabkan sesuatu ke jadian atas benda

dalam angkutan.

5.Wadi’ah

Page 44: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

25

1. Pengertian wadi‟ah

Barang tititpan dikenal dalam bahasa fiqh dengan wadi‟ah.

Secara etimologis, kata wadi”ah berasal dari kata wada‟a asy-

syai‟ jika seseorang meninggalkan titipan pada orang yang

menerima titipan. Adapun wadi‟ah secara terminologis, yaitu

pemberian kuasa oleh penitip kepada orang yangmenjaga hartanya

tanpa konpensasi (ganti).8 Menurut bahasa wadi‟ah adalah sesuatu

yang ditempatkan bukan pada pemiliknya supaya dijaganya

(Mawudi‟a „inda ghair malikihi layahfadzahu), berarti bahwa

wadi‟ah adalah memberikan. Makna yang kedua wadi‟ah dari segi

bahasa adalah menerima, seperti seorang berkata, “awda‟tuhu”

artinya aku menerima harta tersebutdarinya.Secara bahasa

wadi‟ah memiliki dua makna, yaitu memberi harta untuk dijaga

dan pada penerimaannya.9

Dalam artian lain, secara etimologi, kata wadi‟ah berarti

menempatkan sesuatu bukan pada pemiliknya untuk dipelihara.

Secara terminologi, wadi‟ah menurut pasal 20 (17) Kompilasi

Hukum Ekonomi Syariah (KHES) adalah penitipan dana antara

pihak pemilik dana dengan pihak penerima titipa yang dipercaya

untuk menjaga dana tersebut.10

8Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, (Jakarta: Kencana, 2012) Cet ke-1,

hlm 282. 9Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Cet ke-1,

hlm 179. 10

Ahmad Mujahidin, Kewenangan danProsedur Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah

di Indonesia, (Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010), Cet ke-1, hlm 199.

Page 45: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

26

Wadi‟ah adalah sesuatu yang dititipkan baik uang

ataupun barang lainnya kepada seseorang yang harus menjaganya

dan harus mengembalikannya kepada pemiliknya ketika diminta.11

Sedangkan pengertian wadi‟ah menurut ulama fikih, menurut

jumhur ulama, wadi’ah adalah mewakilkan orang lain untuk

memelihara harta tertentu dengan cara tertentu dan menurut ulama

hanafiah, wadi’ah adalah mengikut sertakan orang lain dalam

menjaga harta, baik dengan ungkapan jelas, melalui tindakan,

maupun melalui isyarat.12

Fuqaha telah bersepakat mengenai

hukum kebolehan menitip dan meminta menitipkan barang kepada

seseorang, sementara dimustahabkan (disunatkan) pihak yang

diberikan amanah untuk menerima titipan itu.13

2. Macam-macam Wadi‟ah

Pada pelaksanaannya, wadi‟ah terdiri dari dua jenis,

yakni:

a. Wadi‟ah Yad al-Amanah adalah akad penitipan barang atau

uang dimana pihak menerima titipan tidak diperkenankan

menggunakan barang atauuang yang dititipkan dan tidak

bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang

titipan yang bukan diakibatkan perbuatan atau kelalaian

penerima titipan.

11

Syaikh Abu Bakar Jabil al-Jaza’ri, Minhajul Muslim, (Jakarta: Darul Haq, 2006), Cet

Ke-1 hlm501. 12

Ahmad Mujahidin, op. cit., hlm199. 13

Syafi’I Jafri, Fiqh Muamalah, (Pekanbaru: Suska Press, 2008), Cet ke-1, hlm 121.

Page 46: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

27

b. Wadi‟ah Yad adh-Dhamanah adalah akad penitipan barang

atau uang dimana pihak penerima titipan dengan atau tanpa

izin pemilik barang atauuang dapat memanfaatkan barang atau

uang titipan dan harus bertanggung jawab terhadap kehilangan

atau kerusakan barang atau uang titipan. Semua manfaat dan

keuntungan yang diperoleh dalam penggunaan barang atau

uang tersebut menjadi hak penerima titipan.14

3. Dasar Hukum Wadi‟ah

Wadi‟ah adalah salah satu jenis akad tolong menolong

antara sesama manusia, landasan syariahnya adalah Firman Allah

Swt dalam Surat An-Nisaa’ ayat 58 yaitu:

.

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan

amanatkepada yang berhak menerima nya…”15

Menurut mufassirin, bahwa ayat ini asbabu al-nuzulnya adalah

berkaitan dengan penitipan kunci Kakbah kepada Usman bin Thalhah

14

Sunarto Zulkifli, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari‟ah, (Jakarta: Zikrul

Hakim,2003) Cet ke-1 hlm 34. 15

Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, (Semarang: PT. Karya

TohaPutra,2002),hlm 113

Page 47: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

28

(seorang sahabat Nabi) sebagai amanah dari Allah Swt, tetapi walau

demikian hal ini juga berlaku dalam setiap amanat. Pada ayat lain

disebutkan di dalamSurat Al-Baqarah ayat 283, yaitu:

Artinya: “…Maka, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang

lain, hendaklah yang dipercayai itu menunaikan

amanatnya (utang) danhendaklah ia bertakwa kepada

Allah Tuhannya…”16

Dalam hadist Riwayat Abu Dawud dan al-Tirmidzi

Artinya: “Tunaikanlah amanat itu kepada orang yang memberi amanat

kepadamu dan jangan kamu menghianati orang yang

menghianatimu”

Status al-wadi‟ah ditangan orang yang dititipi adalah bersifat

amanah, bukan al-dhoman, sehingga apabila barang rusak di tangan

yang dititipi tidak sengaja menjadi rusak maka baginya tidak

16

Ibid., hlm 60.

Page 48: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

29

bertanggung jawab, kecuali kalau rusaknya barang itu disengaja atau

karena kelalaiannya.17

4. Rukun dan Syarat Wadi‟ah

a. Rukun Wadi‟ah

Menurut ulama Mazhab Hanafi, rukun wadi‟ah hanyasatu

saja, yaituijab dan kabul. Menurut ulama Syafi’iyah wadi‟ah

memiliki tiga rukun,yaitu:

1) Barang yang dititipkan (Wadi‟ah Bih).

Syarat barang yang dititipkan adalah barang atau benda

itumerupakan sesuatu yang dapat dimiliki menurut syara’.

2) Orang yang menitipkan (Muwaddi) dan yang menerima titipan

(Mustauda).

Disyaratkan bagi penitip dan penerima titipan sudah baligh,

berakal, serta syarat-syarat lain yang sesuai dengan syarat-syarat

berwakil.

3) Sighat ijab dan Kabul.

Disyaratkan pada ijab dan Kabul ini di pahami oleh kedua belah

pihak, baik dengan jelas maupun samar.

5. Syarat Wadi‟ah

a. Orang yang berakal

Menurut Mazhab Hanafi, orang yang berakad harus berakal,

anak kecil yang tidak berakal (mummayyiz) yang telah diizinkan oleh

17

Ahmad Mujahidin, op. cit., hlm200.

Page 49: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

30

walinya, boleh melakukan akad wadi‟ah, mereka tidak mensyaratkan

baligh dalam soal wadi‟ah, orang gila tidak dibenarkan melakukan

akad wadi‟ah.

Menurut jumhur ulama, orang yang melakukan akad

wadi‟ah disyaratkan baligh, berakal dan cerdas, karena akad wadi‟ah

merupakan akad yang mengandung risiko penipuan. Oleh sebab anak

kecil walaupun sudah berakal tidak dapat melakukan akad wadi‟ah

baik sebagai penitip maupun yang menerima titipan. Disamping itu

juga disyaratkan bahwa orang yang berakal itu harus cerdas,

walaupun ia sudah baligh dan berakal. Sebab orang baligh dan

berakal belum tentu dapat bertindak secara hukum, terutama sekali

apabila terjadi persengketaan.

b. Barang titipan

Barang titipan itu harus jelas dan dapat dipegang dan

dikuasai. Maksudnya barang titipan itu dapat diketahui jenisnya atau

identitasnya dan dikuasai untuk dipelihara.

6. Hukum Menerima Benda Titipan

Dijelaskan oleh Sulaiman Rasyid sebagian dikutip Hendi

Suhendi bahwa hukum menerima benda-benda titipan ada empat

macam diantaranya:

a. Sunat, disunatkan menerima titipan bagi orang yang percaya kepada

dirinya bahwa dia sanggup menjaga benda-benda yang dititipkan

kepadanya. Wadi‟ah adalah salah satu bentuk tolong menolong yang

Page 50: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

31

diperintahkan oleh Allah dalam Al-Quran, tolong menolong secara

umum hukumnya sunat. Hal ini dianggap sunnat menerima benda

titipan ketika ada orang lain yang lain pantas pula menerima titipan.

b. Wajib, diwajibkan menerima benda-benda titipan bagi seseorang

yang percaya bahwa dirinya sanggup menerima dan menjaga benda-

benda tersebut, sementara orang lain tidak ada seorang pun yang

dapat dipercaya untuk memelihara benda-benda tersebut.

c. Haram, apabila seseorang tidak kuasa dan tidak sanggup memelihara

benda titipan. Bagi orang seperti ini diharamkan menerima benda-

benda

titipan sebab dengan menerima benda-benda titipan, berarti

memberikan kesempatan kepada kerusakan atau hilangnya benda-

benda titipan sehingga akan menyulitkan pihak yang menitip.

d. Makruh, bagi orang yang percaya kepada dirinya sendiri bahwa dia

mampu menjaga benda titipan, tetapi ia kurang yakin (ragu) pada

kemampuannya, maka bagi orang yang seperti ini dimakruhkan

menerima benda titipan sebab dikahwatirkan dia akan berkhianat

terhadap yang menitipkan dengan cara merusak benda titipan atau

menghilangkannya.18

Bagi Imam Malik, menerima titipan tidak wajib sama sekali.

Diantaranya ulama-ulama ada yang berpendapat bahwa menerima

titipan itu wajib, apabila pemiliknya tidak menemukan orang yang

18

Hendi Suhendi, op.cit. hlm 184.

Page 51: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

32

bisa dititipi. Bagi ulama tersebut orang menerima titipan tidak

menerima upah atas pemeliharaannya. Sedangkan semua

keperluannya seperti tempat tinggal ataubiasanya menjadi

tanggungan pemiliknya.19

Apabila titipan tersebut berupa binatang ternak, maka orang

yang mendapatkan titipan wajib mengurusnya dengan memberinya

makanan, apabila ia tidak memberikannya makan tanpa permintaan

dari pemiliknya, kemudian binatang mati, maka ia wajib

menggantikannya, karena ia memberi makan binatang ternak adalah

diperintahkan. Disamping itu juga harus menggantikannya, ia juga

berdosa membiarkan binatang tersebut tanpa makan dan minum

kepada binatang ternak adalah hak Allah, karena binatang tersebut

wajib dipelihara.

Orang yang mendapat titipan boleh menyerahkan titipan

tersebutkepada orang lain yang biasanya menjaga hartanya, seperti

istri, budak,bendahara atau pembantunya. Jika titipan tersebut rusak

ditangan merekabukan karena perbuatan mereka dan bukan pula

karena keteledoran mereka, maka ia tidak wajib mengganti

kerusakan tersebut. Dengan demikian ia boleh menjaga sendiri

titipan tersebut atau menyerahkannya kepada orang yang

menggantikannya. Dan jika ia menyerahkan titipan yang ada

ditangannya kepada orang yang menjadi penjaga harta pemilik

19

Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid, (Jakarta: Bulan Terang, 1970), Cet-ke1, hlm 154.

Page 52: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

33

tersebut, maka ia terbebas dari tanggung jawab penjagaan tersebut,

karena demikianlah kebiasaan yang berlaku.20

7. Rusak dan Hilangnya Benda Titipan

Jika orang yang menerima titipan mengaku bahwa benda-benda

titipan telah rusak tanpa adanya unsur kesengajaan darinya, maka

ucapannya harus disertai dengan sumpah supaya perkataannya itu kuat

kedudukannya menurut hukum, namun ibnu al-Munzir berpendapat

bahwa orang tersebut diatas udahdapat diterima ucapannya secara

hukum tanpa dibutuhkan adanya sumpah.

Menurut Ibnu Taimiyah apabila seseorang yang memelihara

benda benda titipan yang mengaku bahwa benda-benda titipan

mengaku bahwa benda titipan ada yang mencuri, sementara hartanya

yang ia kelola tidak ada yang mencuri, maka orang yang menerima

benda-benda titipan tersebut wajib menggantinya.21

Orang yang meninggal dunia dan terbukti padanya terdapat

benda benda titipan milik orang lain, ternyata barang-barang titipan

tersebut tidak dapat ditemukan, maka ini merupakan utang bagi yang

menerima titipan dan wajib dibayar oleh orang para ahli warisnya, jika

terdapat surat dengan tulisannya sendiri, yang berisi ada pengakuan

benda-benda titipan, maka surat tersebut dijadikan pegangan karena

20

Saleh Al-Fauzan, Fiqh Sehari-hari, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), Cet ke-1,

hlm508. 21

Hendi Suhendi, op.cit. hlm 184.

Page 53: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

34

tulisan dapat dianggap sama dengan perkataan apabila tulisan tersebut

ditulis oleh dirinya sendiri.

Bila seseorang menerima benda-benda titipan sudah sangat lama

waktunya, sehingga ia tidak lagi mengetahui dimana atau siapa pemilik

benda-benda titipan tersebut dan sudah berusaha mencarinya dengan

carayang wajar, namun tidak dapat diperoleh keterangan yang jelas,

maka benda benda titipan tersebut dapat digunakan untuk kepentingan

agama Islam, dengan mendahulukan hal-hal yang paling penting.22

Diantara hukum yang berkaitan dengan wadi‟ah adalah jika

barang yang dititipkan rusak ditangan orang yang mendapat titipan, dan

kerusakan tersebut bukan karena keteledorannya, maka ia tidak wajib

mengganti kerusakan tersebut, sebagaimana jika kerusakan tersebut

terjadi pada miliknya. Hal ini karena titipan merupakan amanah, dan

orang yang jujur serta dapat dipercaya tidak wajib mengganti

kerusakannya jika buka karena keteledorannya.23

Ulama fikih sepakat mengatakan, bahwa akad wadi‟ah bersifat

mengikat kedua belah pihak.Akan tetapi, apakah tanggung jawab

memelihara barang itu bersifat amanat atau bersifat ganti rugi

(dhamaan). Ulama fikih sepakat bahwa status wadi‟ah bersifat amanah,

bukan dhamaan, sehingga semua kerusakan penitipan tidak menjadi

tanggung jawab pihak yang menitipi, berbeda sekiranya kerusakan itu

disengaja oleh orang yang dititipi.

22

Ibid

23Saleh Al-Fauzan, op.cit. hlm509.

Page 54: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

35

8. Penyimpanan dan Pemeliharaan Harta Titipan

Penyimpanan dan pemeliharaan harta titipan diatur dalam

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah sebagai berikut: 24

a. Mustaudi‟ boleh meminta pihak yang lain yang dipercaya untuk

menyimpan objek wadi‟ah. Pasal 415.

b. Mustaudi‟ harus menyimpan objek wadi‟ah di tempat yang layak dan

pantas. Pasal 416.

c. Apabila Mustaudi‟ terdiri atas beberapa pihak, dan objek wadi‟ah

tidak dapat dibagi-bagi, maka salah satu pihak dari mereka dapat

menyimpannya sendiri setelah ada persetujuan dari pihak yang lain,

atau mereka menyimpannya secara bergiliran. Pasal 417.

d. Apabila objek wadi‟ah dapat dipisah-pisah, maka masing-masing

muwaddi‟ dapat mebagi-bagi objek wadi’ah sama besarnya, sehingga

setiap pihak menyimpan bagiaannya. Pasal 418 ayat (1).

e. Setiap pihak yang menyimpan bagian dari objek wadi‟ah

sebagaimana dalam ayat (1), dilarang menyerahkan bagian yang

menjadi tanggung jawabnya kepada pihak lain tanpa izin dari

muwaddi‟. Pasal 418 ayat (2).

f. Apabila muwaddi‟ tidak diketahui keberadaannya, mustaudi‟ tetap

harus menyimpan objek wadi‟ah sampai diketahui dan/atau

dibuktikan bahwa muwaddi‟ telah tiada. Pasal 419 ayat (1)

24

Ahmad Mujahidin, op. cit., hlm203.

Page 55: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

36

g. Mustaudi‟ dibolehkan memindahtangankan objek wadi‟ah

sebagaimana dalam ayat (1) setelah mendapat persetujuan dari

pengadilan. Pasal 419 ayat (2).

h. Apabila objek wadia‟ah termasuk harta yang rusak bila disimpan

lama, maka mustaudi‟ behak menjualnya, serta hasil penjualannya

disimpan berdasarkan amanah. Pasal 420 ayat (1)

i. Apabila harta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dijual dan

rusak, maka mustaudi‟ tidak wajib mengganti kerugian. Pasal 420

ayat (2).

j. Apabila objek wadi‟ah memerlukan biaya perawatan dan

pemeliharaan, maka muwaddi‟ harus bertanggung jawab atas biaya

tersebut. Pasal 421 ayat (1).

k. Apabila muwaddi‟ tidak diketahui keberadaannya, maka mustaudi‟

dapat memohon ke pengadilan untuk menetapkan penyelesaian

terbaik guna kepentingan muwaddi‟. Pasal 421 ayat (2)

l. Mustaudi‟ dialarang mencampurkan objek wadi‟ah dengan harta

yang lainnya yang sejenis sehingga tidak bisa dibedakan tanpa

seizing muwaddi‟. Pasal 422 ayat (1).

m. Apabila objek wadi‟ah bercampur dengan harta lain tanpa sengaja,

sehingga tidak dapat dibedakan antara satu dengan yang lainnya,

maka akibat pencampuran tersebut bukan tanggung jawab mustaudi‟.

Pasal 422 ayat (2).

Page 56: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

37

n. Mustaudi‟ tidak boleh mengalihkan objek wadi‟ah kepada pihak lain

tanpa seizing muwaddi‟. Pasal 423

9. Pengembalian Harta Titipan

Pengembalian harta titipan yang diatur dalam Kompilasi Hukum

Ekonomi Syariah (KHES) adalah sebagai berikut:

a. Muwaddi’ dapat mengambil kembali objek wadi’ah sesuai ketentuan

dalam akad. Pasal 424 ayat (1).

b. Setiap biaya yang berkaitan dengan pengembalian objek wadi’ah

menjadi tanggung jawab muwaddi’. Pasal 424 ayat (2).

c. Apabila mustaudi’ meninggal dunia, maka ahli waris harus

mengembalikan objek wadi’ah. Pasal 425 ayat (1)

d. Mustaudi’ tidak bertanggung jawab atas kerusakan dan/atau

kehilangan objek wadi’ahyang terjadi sebelum diserahkan kepada

muwaddi’ dan bukan karena kelalaiannya. Pasal 425 ayat (2).

e. Segala sesuatu yang dihasilkan oleh objek wadi’ah menjadi milik

muwaddi’. Pasal 426.

f. Apabila muwaddi’ tidak diketahui lagi keberadaannya, mustaudi’

harus menyerahkan objek wadi’ah kepada keluarga keluarga

muwaddi’, setelah mendapat penentapan dari pengadilan. Pasal 427

ayat (1).

g. Apabila mustaudi’ memberikan objek wadi’ah tanpa penetapan

pengadilan, maka ia harus menanggung kerugian akibat

perbuatannya itu. Pasal 427 ayat (2).

Page 57: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

38

h. Apabila mustaudi’ meninggal dunia dan sebagian harta

peninggalannya merupakan objek wadi’ah, maka ahli warisnya wajib

wajib mengembalikan harta tersebut kepada muwaddi’. Pasal 428

ayat (1).

i. Apabila objek wadi’ah hilang bukan karena kelalaian ahli waris,

maka mereka tidak harus menggantinya. Pasal 428 ayat (2).

j. Apabila muwaddi’ meninggal, maka objek wadia’ah harus

diserahkan kepada ahli warisnya. Pasal 429.25

25

Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madani (PPHIMM), Kompilasi Hukum

Ekonomi Syariah Edisi Revisi, (Kencana, 2009), hlm 112-117.

Page 58: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di PT. Pos Indonesia (Persero)

Padangsidimpuan yang beralamat di Jalan Merdeka No. 5

Padangsidimpuan, Sumatera Utara. Sedangkan waktu pelaksanaan

penelitian ini dilakukan pada bulan November 2017 sampai dengan Maret

2018

B. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan

analisis kualitatif, yaitu penelitian yang tidak mengandalkan bukti

berdasarkan logika matematika, prinsip angka atau statistik. Penelitian

kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan

menganalisis kualitas-kualitasnya, ahli-ahli mengubahnya menjadi entitas-

entitas kualitatif.1 Penelitian kualitatif ini disebut “kualitatif naturalistik”.

Istilah “naturalistik” menunjukkan bahwa pelaksanaan penelitian ini

memang terjadi secara alamiah, apa adanya, dan situasi normal yang tidak

dimanipulasi keadaan dan kondisinya, menekankan pada deskripsi secara

alami.2

1Dedy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2002), hlm 150.

2Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2002), hlm 11.

Page 59: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

40

Jenis penelitian ini tergolong dalam kualitatif deskriptif, Nasir

menjelaskan metode deskriptif adalah suatu metode dalam penelitian status

kelompok manusia, suatu objek dan suatu kondisi. Tinjauan penelitian

deskriptif adalah untuk membuat sebuah gambaran secara sistematis, faktual

dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena

dengan yang diselidiki.3 Menurut Muhammad “ Penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dilakukan untuk menguji atau menjawab pertanyaan

mengenai status terakhir suatu objek yang diteliti”. Jenis penelitian yang

penulis maksud adalah penelitian lapangan dengan mempertahankan bentuk

dan isi Sistem Ganti Rugi Barang Hilang dan Rusak Menurut Kompilasi

Hukum Ekonomi Syari’ah (KHES).

C. Unit Analisis/ Subjek Penelitian

Adapun subjek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang

berhubungan langsung dengan permasalahan yang akan penulis teliti yaitu:

di PT. Pos Indonesia (Persero) cabang Padangsidimpuan.

D. Sumber Data

Sumber data adalah menguraikan langkah-langkah yang ditempuh

untuk mengumpulkan data, jumlah yang terlibat dalam proses pengumpulan

data,4 maka sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terbagi tiga

yaitu:

a. Sumber data primer

3Muhammad Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998), hlm 63.

4Mardalis, Metode Penelitian Hukum Dalam Praktek, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hlm

64.

Page 60: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

41

Sumber data primer merupakan sumber data yang diperoleh

langsung dari subjek penelitian yaitu, pemilik barang, dengan

menggunakan alat pengukur atau alat pengambilan data langsung pada

subjek penelitian sebagai sumber data yang dicari.5Dalam penelitian ini

sumber data primernya adalah pengirim dan karyawan kantor pos.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dari pihak

lain, yang diperoleh tidak langsung dari subjek penelitian.6 Data

sekunder sebagai pelengkap yang dibutuhkan dalam penelitian ini

adalah Karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) cabang Padangsidimpuan

Sumber data sekunder dapat dibedakan dalam penelitian hukum

menjadi sumber-sumber penelitian yang berupa bahan-bahan hukum

primer yaitu Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES), bahan-

bahan hukum sekunder yaitu buku yang berkaitan dengan penelitian,

seperti buku Fiqh Muamalah, Fiqh Ekonomi Syariah, Hukum Perikatan

Islam Di Indonesia dan bahan-bahan hukum tersier yang merupakan

sebagai bahan hukum pelengkap terhadap bahan hukum primer dan

bahan hukum sekunder.

E. Teknik Pengumpulan Data

5SyaifuddinAzwar, MetodePenelitian, (Yogyakarta: PustakaBelajar, 2004), hlm91-96.

6Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2009), hlm 141.

Page 61: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

42

Untuk memperoleh data yang akan dibutuhkan dalam penelitian

ini, maka teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Studi kepustakaan dilakukan dengan cara membaca, mengutip data dari

buku-buku dan perundang-undangan serta mengklasifikasi data yang

mempunyai kaitan dengan pokok bahasan.

b. Studi dokumen dilakukan dengan cara membaca, meneliti, mempelajari

dokumen yang ada kaitannya dengan permasalahan penelitian. Pada

penelitian ini yang dimaksud dengan dokumen yang berkaitan dengan

penelitian adalah Perjanjian Pengiriman Barang.

c. Wawancara yang dilakukan penulis dengan pihak PT. Pos Indonesia

Padangsidimpuan. Wawancara ini merupakan cara yang digunakan untuk

memperoleh keterangan secara langsung atau lisan pada informan yang

terlibat dengan peristiwa hukumyang bersangkutan guna memperoleh

informasi yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. Wawancara

dilakukan dengan tidak berstruktur, hanya berupa pokok-pokok

pertanyaan yang akan ditanyakan langsung.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Keseluruhan data yang diperoleh di atas, lalu diolah dengan cara

sebagai berikut :

1. Seleksi data

Yaitu pemeriksaan data yang telah terkumpul sesuai dengan pokok

bahasan yang diteliti.

Page 62: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

43

2. Klasifikasi data

Yaitudengan mengelompokkan data yang telah terkumpul sesuai

dengan pokok bahasan.

3. Penyusunan data

Yaitu menyusun data secara sistematis dengan pokok bahasan sehingga

memudahkan untuk menganalisis data.

Bahan hukum (data) hasil pengolahan dari data sekunder tersebut dianalisis

secara kualitatif yaitu dengan menginterprestasikan data dalam bentuk kalimat

secara terperinci dan sistematis, kemudian dilakukan pembahasan. Berdasarkan

hasil pembahasan kemudian diambil kesimpulan secara induktif sebagai jawaban

terhadap permasalahan yang diteliti.

Page 63: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah PT. Pos Indonesia (Persero)

Perusahaan yang menjadi objek penelitian ini adalah PT. Pos

Indonesia (Persero) khususnya Kantor Pos Padangsidimpuan. Bila dilihat

yang secara umum, PT. Pos Indonesia (Persero) yang ada saat ini

memiliki sejarah yang panjang sehingga bisa menjadi sebuah perusahaan

yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT).

Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang,

Kantor Pos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh

Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746

dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk,

terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa

dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak

itulah pelayanan Pos telah lahir mengembangkan peran dan fungsi

pelayanan kepada publik.Setelah Kantor Pos Batavia didirikan, maka

empat tahun kemudian didirikan Kantor Pos Semarang untuk

mengadakan perhubungan pos yang teratur antara kedua tempat itu dan

untuk mempercepat pengirimannya. Rute perjalanan Pos kala itu ialah

melalui Karawang, Cirebon dan Pekalongan.

Page 64: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

45

Pos Indonesia telah beberapa kali mengalami perubahan status

mulai dari Jawatan PTT (Post, Telegraph dan Telephone). Badan usaha

yang dipimpin oleh seorang Kepala Jawatan ini operasinya tidak bersifat

komersial dan fungsinya lebih diarahkan untuk mengadakan pelayanan

publik. Perkembangan terus terjadi hingga statusnya menjadi Perusahaan

Negara Pos dan Telekomunikasi (PN Postel). Mengamati perkembangan

zaman dimana sektor pos dan telekomunikasi berkembang sangat pesat,

maka pada tahun 1965 berganti menjadi Perusahaan Negara Pos dan Giro

(PN Pos dan Giro), dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perum Pos dan

Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam

menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam

maupun luar negeri. Selama 17 tahun berstatus Perum, maka pada Juni

1995 berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos

Indonesia (Persero).

Dengan berjalannya waktu, Pos Indonesia kini telah mampu

menunjukkan kreatifitasnya dalam pengembangan bidang perposan

Indonesia dengan memanfaatkan insfrastruktur jejaring yang dimilikinya

yang mencapai sekitar 24 ribu titik layanan yang menjangkau 100 persen

kota atau kabupaten, hampir 100 persen kecamatan dan 42 persen

kelurahan atau desa, dan 940 lokasi transmigrasi terpencil di Indonesia.

Seiring dengan perkembangan informasi, komunikasi dan teknologi,

jejaring Pos Indonesia sudah memiliki lebih dari 3.800 Kantor Pos

online, serta dilengkapi electronic mobile pos di beberapa kota besar.

Page 65: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

46

Semua titik merupakan rantai yang terhubung satu sama lain secara solid

dan terintegrasi. Sistem Kode Pos diciptakan untuk mempermudah

processing kiriman pos dimana tiap jengkal daerah di Indonesia mampu

diidentifikasi dengan akurat.

Pada 1746 – Kantor Pos Pertama

Sejarah mencatat keberadaan Pos Indonesia begitu panjang,

Kantor Pos pertama didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) oleh

Gubernur Jenderal G.W Baron van Imhoff pada tanggal 26 Agustus 1746

dengan tujuan untuk lebih menjamin keamanan surat-surat penduduk,

terutama bagi mereka yang berdagang dari kantor-kantor di luar Jawa

dan bagi mereka yang datang dari dan pergi ke Negeri Belanda. Sejak

itulah pelayanan pos telah lahir mengemban peran dan fungsi pelayanan

kepada publik.

Pada 1875 - Posten Telegrafdienst

Pada tahun ini dinas Pos disatukan dengan dinas telegrap dengan

status jawatan dengan nama Posten Telegrafdienst.

Pada 1877 - Union Postale Universelle

Sejak pemerintahan kolonial dinas pos pemerintahan Belanda

sudah berhubungan dalam pengiriman surat dan barang secara

internasional, sehingga tercatat sebagai anggota Union Postale

Universelle (UPU).

Page 66: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

47

Pada 1945 - Hari Bakti Postel

Pada saat pendudukan Jepang di Indonesia, jawatan PTT dikuasai

oleh militer Jepang, 27 September 1945 Angkatan Muda PTT mengambil

alih kekuasaan PTT dan secara resmi berubah menjadi Jawatan PTT

Republik Indonesia. Peristiwa tersebut diperingati menjadi hari bakti

PTT atau hari bakti Postel.

Pada 1965 - PN Pos dan Giro

Mengamati perkembangan zaman dimana sektor pos dan

telekomunikasi berkembang sangat pesat, maka pada tahun 1965 berganti

menjadi Perusahan Negara dan Giro (PN Pos dan Giro).

Pada 1978 - Perusahaan Umum Pos dan Giro

Dan pada tahun 1978 berubah menjadi Perusahaan Umum Pos

dan Giro yang sejak ini ditegaskan sebagai badan usaha tunggal dalam

menyelenggarakan dinas pos dan giropos baik untuk hubungan dalam

maupun luar negeri.

Pada 1995 - PT. Pos Indonesia (Persero)

Selama 17 tahun berstatus Perusahaan Umum. Pada Juni 1995

berubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Pos Indonesia

(Persero).

Page 67: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

48

PT.Pos Indonesia (Persero)Mempunyai jaringan yang sangat

luas hingga 4.800 Kantor Pos online. Jumlah titik layanan (Point of

Sales) mencapai 58.700 titik dalam bentuk Kantor Pos, Agen Pos, Mobile

Postal Service, dan lain-lain. Pos Indonesia memiliki jaringan yang

dedicated, sistem distribusi yang handal, Track and Trace, layanan yang

prima, kecepatan, ketepatan, serta harga yang kompetitif. Kantor Pos

merupakan tempat strategis untuk transaksi penjualan dan atau distribusi

barang dan jasa.

Inovasi terus dilakukan oleh Pos Indonesia antara lain

pembangunan Postshop yang merupakan pengembangan bisnis ritel yang

diimplementasikan untuk merubah image Kantor Pos konvensional

menjadi Kantor Pos moderen dengan pola layanan one stop shopping,

yaitu Postal Services (jasa ritel) berupa layanan pengiriman surat, paket,

jasa keuangan, penjualan Postal items (meterai, prangko, produk filateli

dan lain-lain), layanan Online Shopping.

Pos Indonesia juga menyediakan layanan e-commerce, serta

layanan lainnya melalui aplikasi myPos dan m-pospay.

2. Visi dan Misi PT. Pos Indonesia (Persero)

Visi dan misi perusahaan merupakan acuan setiap unit bisnis dan

setiap anggot organisasi dalam membuat strategi dan mengambil

tindakan. Visi dan misi dibuat dengan mempertimbangkan linkungan

eksternal dan internal serta menggambarkan harapan dan keinginan

Page 68: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

49

perusahaan di masa mendatang. Adapun visi dan misi PT. Pos Indonesia

(Persero) sebagai berikut:

a. Visi PT. Pos Indonesia (Persero)

Visi PT. Pos Indonesia (Persero) adalah menjadi pemimpin

pasar di Indonesia dengan menydiakan layanan surat pos, paket, dan

logistic yang handal serta jasa keuangan yang terpercaya.

b. Misi PT. Pos Indonesia (Persero)

Misi PT.Pos Indonesia (Persero) yaitu:

1) Berkomitmen kepada pelanggan untuk menyediakan layanan yang

selalu tepat waktu dan nilai terbaik.

2) Berkomitmen kepada karyawan untuk memberikan iklim kerja

yang aman, nyaman, dan menghargai kontribusi

3) Berkomitmen kepada pemegang saham untuk memberikan hasil

usaha yang menguntungkan dan terus bertumbuh.

4) Berkomitmen untuk berkontribusi positif kepada masyarakat

5) Berkomitmen untuk berprilaku transparan dan terpercaya kepada

seluruh pemangku kepentingan.

3. Struktur Organisasi

Page 69: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

50

Organisasi adalah kumpulan dari banyak orang dalam mencapai

suatu tujuan. Struktrur organisasi merupakan suatu cara menggambarkan

tentang hubungan-hubungan yang ada antara pimpinan dengan anggota

organisasidalam menjalankan aktivitas perusahaan berjalan sesuai

dengan apa yang diinginkan, maka dibutuhkann suatu pengolahan yang

baik. Pengolahan yang baik dari suatu organisasi membutuhkan adanya

struktur organisasi yang baik juga, dimana struktur itu dapat

membedakan tugas dan fungsi dari setiap bagian organisasi tersebut.

Pentingnya struktur organisasi suatu badan usaha, karena dengan

struktur organisasi yang baik maka wewenang dan tanggung jawab

masing-masing bagian dari suatu badan usaha menjadi lebih jelas dan

terperinci, hal ini akan memperlancar pencapaian visi dan misi

perusahaan, perencanaan perusahaan dengan langkah-langkah yang

teratur dan terarah serta koordinir dengan baik, sehingga dapat

menunjang arah dan tujuan utama dari organisasi yang ingin dicapai

dapat terwujud sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.

Demikian juga halnya dengan struktur organisasi PT. Pos Indonesia

(Persero) Padangsidimpuan yang menggambarkan bentuk wewenang dan

tanggung jawab masing-masing bagian yangb ada didalam perusahaan

tersebut. Berikut adalah struktur organisasi PT. Pos Indonesia (Persero)

Padangsidimpuan.

Page 70: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

51

Page 71: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

52

4.Mekanisme Pengiriman barang

Mekanisme berasal dari kata dalam bahasa yunani

mechane yang memiliki arti instrumen, mesin pengangkat

beban, pengangkat, peralatan untuk membuat sesuatu dan dari

kata mechos yang memiliki arti sarana dan cara menjalankan sesuatu.

Mekanisme dapat diartikan dalam banyak pengertian yang dapat

dijelaskan menjadi 4 pengertian.Pertama, mekanisme adalah pandangan

Page 72: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

53

bahwa interaksi bagian-bagian dengan bagian-bagian lainnya dalam suatu

keseluruhan atau sistem secara tanpa disengaja menghasilkan kegiatan

atau fungsi-fungsi sesuai dengan tujuan. Kedua, mekanisme adalah teori

bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip yang dapat

digunakan untuk menjelaskan mesin-mesin tanpa bantuan

inteligensi sebagai suatu sebab atau prinsip kerja.Ketiga, mekanisme

adalah teori bahwa semua gejala alam bersifat fisik dan dapat dijelaskan

dalam kaitan dengan perubahan material atau materi yang

bergerak. Keempat, mekanisme adalah upaya memberikan penjelasan

mekanis yakni dengan gerak setempat dari bagian yang

secara intrinsik tidak dapat berubah bagi struktur internal benda alam dan

bagi seluruh alam.

Pengertian pengiriman barang ialah mempersiapkanpengiriman

fisik barang dari gudangketempat tujuan yang disesuaikan dengan

dokumen pemesanan dan pengiriman serta dalam kondisi yang sesuai

dengan persyaratan penanganan barangnya. Dengan begitu mekanisme

pengiriman barang di PT. Pos indonesia (Persero) Padangsidimpuan

seperti penulis yang telah mewawancarai costumer service ia mengatakan

“ Pengirim menulis alamat yang lengkap di paket yang sudah di packing,

kemudian mengambil nomor antrian. Setelah nomor dipanggil, pengirim

menyerahkan paket ke petugas untuk dikirim. Selanjutrnya petugas loket

menimbang paket yang hendak dikirim kemudian mengentri di aplikasi

dengan menginput kode pos, berat, nama dan alamat penerima.

Page 73: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

54

Isi kiriman juga harus dituliskan atau diinput di sistem serta

harga atau nilai barang tersebut. Setelah selesai proses penerimaan di

loket, paket tesebut di serahkan ke bagian proses untuk di kirim ke pihak

angkutan melalui jalur tarutung.

5.Syarat dan Ketentuan Layanan Pengiriman PT. Pos Indonesia ( Persero )

a. Jenis Dan Bentuk Layanan Pos

PT Pos Indonesia (Persero) merupakan Badan Usaha Milik

Negara (BUMN) yang menyelenggarakan pengiriman pos dalam

negeri dan luar negeri. Jenis pelayanan yang diselenggarakan oleh PT

Pos Indonesia (Persero) meliputi pelayanan pokok yaitu pelayanan

yang mencakup pengiriman pos, paket pos, wesel pos, pelayanan giro

dan cek pos.

Dalam menjalankan tugasnya, PT Pos Indonesia (Persero)

melayani masyarakat untuk mengirimkan barang dengan berbagai

jenis:

1) Paket pos standar dalam negeri

Layanan hemat untuk pengiriman barang dalam negeri.

2) Paket pos standar luar negeri

Layanan hemat untuk pengiriman barang luar negeri.

3) Paket pos kilat khusus

Layanan prioritas pengiriman barang untuk kota tujuan

tertentu di Indonesia. Garansi waktu tempuh kiriman dan ganti

rugi jika terjadi keterlambatan.

Page 74: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

55

4) Paket pos perlakuan khusus

Layanan pengiriman barang dengan perlakuan khusus

tersebut, dapat disesuaikan dengan permintaan pelanggan seperti

permintaan: Berita terima, reporting, track and trace, pick up

service, inserting dan pra posting.

b. Keunggulan dari layanan paket pos ini ialah:

1) Tarif ekonomis dan kompetitif.

2) Informasi layanan, tarif dan jaringan kiriman paket pos.

Dijamin penyerahan kiriman paket pos kilat khusus ke alamat

tujuan, maksimal H+4 di seluruh Indonesia.

3) Jaminan ganti rugi atas ketepatan waktu penyerahan barang dan

keamanan isi kiriman.

4) Jaringan paket pos kilat khusus terintegritasi dan terkoneksi

dengfan sistem teknologi informasi yang memungkinkan status

kiriman lebih mudah dilacak dan diketahui.

5) Jaringan pengiriman barang melalui paket pos kilat khusus

menjangkau seluruh Indonesia (182 kota/ kabupaten) dan terus

dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan

masyarakat.

6) Pick up service disediakan bagi pengiriman barang dengan paket

pos dalam jumlah tertentu. Demikian juga, layanan tambahan dapat

diberikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan bisnis, antara lain

berupa: Penyesuaian jangkauan layanan atau standar waktu

Page 75: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

56

penyerahan, pick up service, bukti pengeposan, berita acara

penyerahan barang, jejak lacak, garansi, ganti rugi, reporting atau

investigasi yang sifatnya customized by contactdengan tarif

negotiable.

c. Syarat-syarat dan Ketentuan Pengiriman Pos

PT Pos Indonesia (Persero) tidak memberikan perjanjian secara

detail kepada pemilik barang, namun sebelum melakukan transaksi

dengan PT Pos Indonesia (Persero) pemilik barang harus memahami

serta mematuhi ketentuan dan syarat-syarat pengiriman yang

ditentukan oleh PT Pos Indonesia (Persero). Adapun ketentuan dan

syarat-syarat pengirim adalah sebagai berikut :

1) Selama kiriman belum diserahkan kepada penerima masih

merupakan hak pengirim dan oleh karenanya hanya pengirim yang

berhak mengajukan pengaduan.

2) PT Pos Indonesia (Persero) bertanggung jawab terhadap kiriman

yang dikirim bila pengirim telah membayar lunas semua biaya

pengiriman dan biaya lainnya (kecuali bila ada kesepakatan

tertentu) dan memiliki Bukti Terima Kiriman asli (bukan foto

copy).

3) Pernyataan tertulis pengirim atas isi kiriman pada bukti terima

kiriman harus sama dengan isi kiriman sebenarnya. Bila

pernyataan tertulis tersebut tidak sesuai dengan isi kiriman maka

Page 76: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

57

pengirim bertanggung jawab atas pelanggaran hukum yang

dilakukannya.

4) Dilarang mengirimkan benda yang dapat membahayakan kiriman,

kiriman pos atau keselamatan orang. Pelanggaran ini diancam

dengan hukuman pidana kurungan selama-lamanya 1 (satu) tahun

atau denda setinggi-tingginya satu juta rupiah (UU No. 6 Tahun

1984 pasal 19 ayat (2)) dan wajib membayar ganti rugi kepada PT

Pos Indonesia (Persero) dan atau pihak lain atas kerugian yang

diderita. Jenis-jenis barang tersebut meliputi : a) Barang yang

karena sifatnya dapat merusakkan atau mengotorkan kiriman lain

dan atau membahayakan orang atau pegawai pos. b) Barang-

barang yang mudah meledak, mudah menyala atau dapat terbakar

sendiri. c) Binatang hidup dan tumbuh-tumbuhan atau buah-buahan

(kecuali telah memenuhi ketentuan yang berlaku misalnya

karantina). d) Barang-barang yang menyinggung kesusilaan. e)

Narkotika, candu, morphine, kokain, ganja, ekstasi dan

psikotropika lainnya yang dilarang Pemerintah. f) Barang cetakan

atau rekaman yang isinya dapat mengganggu stabilitas Nasional.

5) PT Pos Indonesia (Persero) tidak bertanggung jawab dan tidak

memberikan ganti rugi atas kiriman yang diakibatkan oleh : a)

Kerugian atau kerusakan yang disebabkan unsur kesengajaan oleh

pengirim. b) Isi kiriman yang tidak sesuai dengan pernyataan

tertulis pada bukti terima kiriman. c) Semua risiko teknis yang

Page 77: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

58

terjadi selama dalam pengangkutan, yang menyebabkan barang

yang dikirim tidak berfungsi atau berubah fungsinya baik yang

menyangkut mesin atau sejenisnya maupun barang-barang

elektronik seperti halnya : hand phone, kamera, radio atau tape,

dan lain-lain yang sejenis. d) Kerugian atau kerusakan sebagai

akibat oksidasi, kontaminasi polusi, dan reaksi nuklir. e) Kerugian

atau kerusakan sebagai akibat force majeure seperti bencana alam,

perang, hura-hura, aksi melawan pemerintah, pemberontakan,

perebutan kekuasaan atau penyitaan oleh penguasa

setempat. f) Kerugian yang tidak langsung atau untuk keuntungan

yang tidak jadi diperoleh, yang disebabkan oleh kekeliruan dalam

penyelenggaraan pos (UU No. 6 Tahun 1984 pasal 12 ayat (7)). 7)

Pengaduan yang diajukan setelah melewati waktu 30 hari, (untuk

paket, surat kilat khusus dan surat tercatat dalam negeri), 4 bulan

(untuk EMS) dan 6 bulan (untuk paket dan surat tercatat luar

negeri) sejak tanggal pengeposan.1

6. Konsep dan Praktek Pertanggungjawaban PT. Pos Indonesia

(Persero) terhadap Barang yang Hilang dan Rusak

Ganti rugi dengan nilai jaminan ganti rugi terhadap surat dan paket

diberikan ganti rugi sebagai berikut :

1 Wawancara dengan Jamalludin, 09 Januari 2018 di PT. Pos Indonesia (Persero) cabang

Padangsidimpuan

Page 78: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

59

NO Kondisi Ganti rugi dengan nilai jaminan ganti rugi

1 Hilang

Nilai jaminan ganti rugi ditambah 1 (satu) x

biaya pengiriman

2 Rusak Maksimal 50% (lima puluh persen) x nilai

jaminan ganti rugi ditambah 1 (satu) x biaya

pengiriman

3 Terlambat 1 (satu) x biaya pengiriman

Penetapan hilang atau rusak sebagian merupakan kewenangan

kepala kantor pos yang tertuang dalam surat keterangan pada formulir

pertimbangan kepala kantor pos, termasuk menentukan besar kerusakan

surat atau paket yang terjadi.

Kerusakan surat atau dokumen dan paket atau barang sebagian

yang menyebabkan tidak bermanfaatnya seluruh isi surat atau barang,

dikatagorikan barang hilang.

Pengiriman barang yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia (Persero)

tidak selamanya berjalan dengan lancar, dalam arti dapat saja terjadi suatu

kelalaian.Kalalaian ini dapat berupa keterlambatan, kerusakan dan

kehilangan. Dalam hal ini akan mendapatkan ganti rugi dari PT Pos

Indonesia (Persero).

Kelalaian yang diakibatkan oleh force majeure seperti bencana

alam, perang, dan lain-lain. pihak perusahaan tidak memberikan ganti rugi

Page 79: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

60

jika terjadi peristiwa keterlambatan, kerusakan dan kehilangan baik

sebagian maupun keseluruhan dari kiriman yang dipertanggungkan dalam

layanan harga tanggungan.Selanjutnya akan disajikan ketentuan-ketentuan

untuk kehilangan atau kerusakan sebagian juga keterlambatan. Adapun

ketentuannya sebagai berikut:

a. Penetapan kehilangan atau kerusakan sebagian merupakan

kewenangannya Kepala kantor Pos atau wakil kepala kantor pos

pribadi(kewenangan yang tidak bisa diwakilkan), yang tertuang dalam

surat keterangan pada formulir pertimbangan KAKP (lampiran 14),

termasuk menentukan besarnya kerusakan kiriman yang terjadi.

b. Kerusakan sebagian menyebabkan tidak bermanfaatnya seluruh paket

pos, maka paket pos tersebut dikategorikan sebagai hilang atau rusak

seluruhnya dan dibayarkan ganti rugi sesuai dengan hilang atau rusak

seluruhnya.

c. Besar uang ganti rugi rusak atau hilang dibayarkan sesuai dengan

ketentuan

Demikian juga untuk keterlambatan, ganti ruginya dapat

diberikan hanya pada paket pos kilat khusus dan ganti untuk yang

memanfaatkan asuransi ongkos kirim maupun dengan nilai barang,

diberikan sebesar kerugian yang sebenarnya, maksimal 2 kali ongkos kirim

. Dalam kasus tuntutan untuk keterlambatan ini tentunya dapat diterima

paling lambat 48 jam (2 hari) terhitung sejak kiriman diterima oleh si

alamat (penerima).

Page 80: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

61

Dalam proses pemberian ganti rugi yang ada di PT Pos Indonesia

(Persero) memakan waktu yang cukup lama maksimal dua bulan dari awal

pengiriman barang sampai pemberian ganti rugi.

Mula-mula pengirim barang melakukan pengaduan kepada PT

Pos Indonesia (Persero) baik melalui telepon atau pengaduan langsung ke

kantor tempat pengiriman barang. Untuk pengaduan langsung ke kantor

pemohon diminta mengisi formulir pengaduan dengan lengkap terutama

tanggal pengaduan, identitas kiriman serta nama dan tanggal serta copy

bukti nyata dari pengadu yang ada di customer care.

Data-data yang masuk di petugas akan di back up ke buku, yang

nantinya dimasukkan ke entri data pengaduan. Entri data pengaduan ini

meliputi nomor resi atau tanggal kirim, jenis produk, kantor tujuan, jenis

pengaduan, dan data dari pengadu tersebut.

Data-data yang sudah terisi lengkap dikirim ke kantor tujuan si

pengirim barang melalui sarana visual dengan harapan mendapat

jawaban/respon perihal pengaduan tersebut. Jika hal tersebut diatas

mendapat respon maka informasi ini disampaikan pada pengirim.

Dan apabila sampai 6 hari pengaduan belum ditanggapi kantor

tujuan maka kantor pos asal wajib membuat surat konfirmasi resmi. Jika

dalam batas waktu yang ditentukan surat tersebut tidak mendapatkan

respon maka kiriman tersebut dinyatakan hilang dan pengadu diminta

mengajukan tuntutan ganti rugi, caranya mengisi formulir pengajuan

Page 81: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

62

tuntutan ganti rugi, formulir pertimbangan kepala kantor pos kirim atau

tujuan.

Setelah itu pengadu mendapatkan formulir persetujuan

pembayaran ganti rugi yang telah diisi dan di tanda tangani pejabat yang

berwenang, dengan demikian pengadu mendapatkan ganti rugi. Untuk

menjamin hak recovery atas ganti rugi yang telah dibayarkan, maka setiap

pembayaran ganti rugi kerusakan/kehilangan sebagian/seluruh, wajib

dilampiri pernyataan pelepasan hak atas kiriman yang telah dibayarkan

ganti ruginya oleh penerima ganti rugi.

Bukti kasus yang penulis dapat dari pihak PT. Pos Indonesia

(Persero) Padangsidimpuan itu sendiri tidak sesuai dengan apa yang sudah

ditentukan. Kenyataannya Yoedhianto Sangkar (pengirim) mengirimkan

paket atau barang melalui PT Pos Indonesia (Persero) Surabaya dengan

tujuan Rayhan Rais (penerima) yang berada didaerah Padangsidimpuan.

Paket dikirim pada tanggal 27-05-2017 jadi melewati PT. Pos Indonesia

(Persero) Padangsidimpuan. Yoedhianto Sangkar mengirimkan paket atau

barang yang berisi sebuah sangkar. Paket diterima pada tanggal 06-06-

2017 Rayhan Rais (penerima) menerima kiriman barang tersebut dari

pihak PT Pos Indonesia (Persero) Padangsidimpuan dengan keadaan

sangkar rusak atau pecah. Dan saat itu juga pihak penerima protes kepada

pihak PT Pos Indonesia (Persero) Padangsidimpuan. Pihak kantor PT Pos

Indonesia (Persero) Padangsidimpuan pun langsung cek keadaan paket

atau barang yang Rayhan Rais terima. Pihak penerima pun menuntut ganti

Page 82: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

63

rugi kepada pihak PT Pos Indonesia (Persero) Padangsidimpuan dengan

mengisi formulir pengaduan yang berisi nama, alamat, nomor resi, tanggal

pengiriman, biaya ongkos kiriman, nilai jaminan ganti rugi dan isi kiriman.

Pihak PT Pos Indonesia (Persero) Padangsidimpuan pun langsung

memproses formulir pengaduan Rayhan Rais dan langsung mendapat

respon dari pihak PT.Pos Indonesia (Persero) Surabaya dan Pengangkutan.

Hasilnya tepat pada hari Selasa tanggal 06-06-2017 tepat pada

pukul 12.45 Wib oleh Mhd Reza H oleh PKWT selaku puri terima dibantu

oleh petugas juru buka kantong Banguntua Harahap sewaktu menerima

kiriman kantong dari Mpc Medan 20900 (penerus dari Kantor Pos

Surabaya) untuk tujuan Kantor Pos Padangsidimpuan yang diangkut oleh

Arpos D 8635 Tarutung menyampaikan bahwa :

a. Kantong dan seal diterima dalam keadaan utuh dan baik.

b.Setelah kantong dibuka dan diperiksa secara seksama dan dicocokkan

berdasarkan manifes terdapat 1 kiriman sangkar berat 4.700 gr, cocok

dengan manifes dan diproses sebagaimana mestinya, dan kiriman

tersebut diyatakan salah tutupan, bukan Mpc Medan melainkan langsung

tutupan PT. Pos Indonesia (Persero) Padangsidipuan.

c. Kiriman tersebut ditujukan kepada Rayhan Rais Jalan Sutan Soripada

Mulia Gang Anggrek Padangsidimpuan 22700 dari si pengirim

Yoedhianto Sangkar di Surabaya.

Page 83: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

64

d. Setelah dilakukan pengantaran kepada alamat yang dituju dengan

kondisi pembungkus tanpa pakingan dan diterima oleh Indah Rais

(sialamat sendiri) terlampir resi dan manifes dari Mpc Medan.

e. Kemudian selang beberapa jam Rayhan Rais mendatangai Kantor Pos

Padangsidimpuan dengan membawa kiriman tersebut dan menunjukan

kiriman yang diterimanya dalam keadaann rusak atau pecah yang

seharusnya kiriman tersebut harus dipaking.

Sehubungan dengan adanya tuntutan ganti rugi bisa diketahui bahwa

barang yang rusak atau pecah tersebut itu terjadi bukan karena kelalaian

pihak PT. Pos Indonesia (Persero) Surabaya ataupun

pengangkutan,melainkan pihak PT. Pos Indonesia (Persero)

Padangsidimpuan itu sendiri karena salah tutupan. Jadi pihak Kantor Pos

Padangsidimpuanlah yang harus bertanggung jawab atas ganti rugi barang

kiriman tersebut

Penulis merasa bahwa kasus ini ada yang mengganjal karena

pemberian uang ganti rugi yang tidak sesuai dengan ketentuan PT. Pos

Indonesia (Persero) Padangsidimpuan. Seperti yang penulis dapat dari

ketentuan PT. Pos Indonesia (Persero) Padangsidimpuan jika terjadi

kerusakan paket atau barang yang menyebabkan tidak bermanfaatnya lagi

seluruh paket atau barang dikatagorikan sebagai paket atau barang hilang.

Seperti yang dipaparkan penulis diatas jika barang hilang berarti Nilai :

Nilai jaminan ganti rugi ditambah 1 x biaya pengiriman. Tarif barang

seberat 4700 kg, ongkos kirimnya sebesar Rp. 62.205 dan nilai jaminan

Page 84: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

65

ganti rugi sebesar Rp 400.000. jadi, Rp 400.000 + 1 x Rp 62.205 = Rp

462.205. tetapi pihak PT. Pos Indonesia (Persero) Padangsidimpuan dalam

memberi uang ganti rugi hanya Rp 300.000. Dan saat penerima barang

tersebut mendapat uang ganti rugi pihak PT. Pos Indonesia (Persero)

Padangsidimpuan itu membuat lampiran pernyataan pelepasan hak atas

kiriman yang telah diberikan tanggung jawab dan dibayarkan ganti

ruginya. Untuk lebih jelasnya penulis sudah mencantumkan kasus ini di

bagian lampiran yang penulis dapatkan langsung dari Pihak PT. Pos

Indonesia (Persero) Padangsidimpuan.2

B.Ganti Rugi Barang Hilang dan Rusak dalam Wadi’ah

1. Rusak dan Hilangnya Benda Titipan (Wadi’ah)

Jika orang yang menerima benda kiriman mengaku bahwa

benda-benda kiriman telah rusak tanpa adanya unsur kesengajaan

darinya, maka ucapannya harus disertai dengan sumpah supaya

perkataannya itu kuat kedudukannya menurut hukum, namun Ibnu al-

Munzir berpendapat bahwa orang tersebut di atas sudah dapat diterima

ucapannya secara hukum tanpa dibutuhkan adanya sumpah.

Menurut Ibnu Taimiyah apabila seseorang memelihara benda-

benda kiriman mengaku bahwa benda-benda kiriman ada yang mencuri,

2 Wawancara dengan Rafiqah, 5 April 2018, di PT. Pos Indonesia (Persero) cabang

Padangsidimpuan.

Page 85: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

66

sementara hartanya yang ia kelola tidak ada yang mencuri, maka orang

yang menerima benda-bendatitipan itu wajib menggantingya. Pendapat

Ibnu Taimiyah ini berdasarkan pada atsar bahwa Umar r.a. pernah

meminta jaminan dari Anas r.a. dinyatakan hilang, sedangkan harta

Anas.r.a sendiri masih ada.

Orang yang meninggal dunia dan terbukti padanya terdapat

benda-benda titipan milik orang lain, ternyata barang-barang titipan

tersebut tidak dapat ditemukan, maka ini merupakan utang bagi yang

menerima titipan dan wajib dibayar oleh para ahli warisnya. Pengakuan

benda-benda titipan, maka surat tersebut dijadikan pegangan karena

tulisan dianggap sama dengan perkataan apabila tulisan tersebut ditulis

oleh dirinya sendiri.

Bila seseorang menerima benda-benda titipan, sudah sangat lama

waktunya, sehingga ia tidak lagi mengetahui dimana atau siapa pemilik

benda-benda titipan tersebut dan sudah berusaha mencarinya dengan

cara yang wajar, namun tidak diperoleh keterangan yang jelas, maka

benda-benda titipan tersebut dapat digunakan untuk kepentingan agama

islam, dengan mendahulukan hal-hal yang penting di antara masalah-

masalah yang penting.3

PT Pos Indonesia (Persero) mempunyai tujuan atau misi yang

bersifattolong-menolong antar sesama dalam hal menerima titipan dan

mengirimkanbarang sampai ketempat tujuan sesuai dengan kehendak

3Hendi Suhendi, op.cit. hlm 185

Page 86: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

67

pengirim barang. Hal inisesuai dengan syari’at dan anjuran dalam Islam

yakni akad wadi’ah. Yang mana akad ini merupakan suatu akad yang

bersifat tolong menolong antara sesama manusia. Para ulama juga

sepakat bahwa akad ini hukumnya boleh dan disunahkan. Selain tolong-

menolong akad wadi’ah bersifat mengikat kedua belah pihak. Akan

tetapi apakah tanggung jawab memelihara barang itu bersifat amanat

atau bersifat ganti rugi. Dalam kaitan ini, ulama fiqih sepakat bahwa

status wadi’ah bersifat amanat bukan ganti rugi, sehingga semua

kerusakan penitipan tidak menjadi tanggung jawab pihak yang ditititpi,

kecuali jika kerusakan itu disengaja oleh orang yang dititipi.

Akad wadi’ah ada disyaratkan ganti rugi atas orang yang

dititipi maka akad ini sah, orang yang dititipi juga harus menjaga

amanat dengan baik dan tidak boleh menuntut upah (jasa) dari orang

yang menitipkan. Namun, para ulama fiqih memikirkan juga

kemungkinan-kemungkinan lain perubahan sifat akad wadi’ah dari sifat

amanah menjadi ganti rugi.Apabila kemungkinan-kemungkinan yang

dikhawatirkan para ulamaitu terjadi, maka perusahaan memberikan

kompensasi, denda yang dikenakan karena pelanggaran kesepakatan.

Menurut Islam ganti rugi yang diberikan perusahaan untuk

pihak yang mengalami kelalaian sebesar riil yang diderita dan angka

kerugiannya harus nyata, jelas besarnya dan bisa dihitung serta bukan

semata berdasarkan presentasi. Selain itu kerugian hanya dibebankan

kepada pihak yang lalai dalam membayar bukan karenakeadaan yang

Page 87: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

68

terjadi di luar kemampuan manusia sehingga kerugian tidak dapat

dihindari, seperti banjir dan gempa bumi (force majeure).Para pakar

fiqih mengatakan bahwa pemberian ganti rugi adakalanya berbentuk

barang dan ada kalanya berbentuk uang.

menurut Muhammad Rawwas Qal’ahji ganti rugi berarti

mengganti kerugian apa yang dia rusak dan masuk dalam kategori

barang apa yang dia rusak, contohnya: Jika seseorang merusakkan

barang yang memang ada yang menyamainya, maka dia wajib

mengganti denganbarang yang ia rusak persis seperti semula dan jika

barang yang dirusak itu tidak ada yang menyamainya, maka cukup

menggantinya dengan harga barang tersebut.4

Tidak banyak pihak PT Pos Indonesia (Persero)

Padangsidimpuan menerima pengaduan dari pengirim barang karena

kelalaian dari PT Pos Indonesia (Persero) itu sendiri baik berupa

keterlambatan, kerusakan maupun kehilangan. Menurut pengamatan

penulis, ketentuan ganti rugi pihak PT. Pos Indonesia (Persero)

Padangsidimpuan telah sesuai dengan hukum islam hanya saja pada

keyataannya perhitungan ganti rugi yang diberikan pihakPT Pos

Indonesia (Persero) Padangsidimpuanbelum sesuai dengan apa yang

telah menjadi ketentuan pihak PT. Pos Indonesia (Persero)

Padangsidimpuan.

4Muhammad RawwasQal’ahji, EnsiklopediFiqih Umar binKhattahab, hlm 60.

Page 88: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

69

2. Kontruksi Hukum Ganti Rugi Pengiriman Barang Hilang dan

Rusak Berdasarkan Analogi (Qiyas) Ganti Rugi dalam Wadi’ah

Kontrusi hukum Analogi (Qiyas) dibangun berdasarkan

kesamaan ‘Illat antara suatu masalah yang sudah ada aturan ketentuan

hukumnya ke dalam sesuatu masalah yang belum ada aturannya dalam

bidang hukum. ‘Illat berarti kesamaan jenis ataupun memiliki suatu

kemiripan. Dalam Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) tidak

diatur mengenai pengiriman barang. Padahal pengiriman barang salah

satu kegiatan bisnis yang penting pada saat ini. Yang diatur dalam

Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah (KHES) yang ada kaitannya

dengan pengiriman barang adalah penitipan barang (wadi’ah). Didalam

wadi’ah ada diatur mengenai kehilangan dan kerusakan barang serta

ganti rugi atasnya. Sedangkan pengirim barang juga terkait erat dengan

kehilangan atau kerusakan barang dan ganti ruginya. Karena Kompilasi

Hukum Ekonomi Syariah (KHES) tidak mengatur mengenai

pengiriman barang, maka ketentuan barang hilang dan rusak serta ganti

ruginya dalam wadi’ah dapat ditetapkan ke dalam persoalan pengiriman

barang.

Secara umum dapat dikatakan bahwa penitipan barang

(wadi’ah) yang diatur dalam KHES dan Fiqh Mauamallah tetap sebagai

landasan utamanya. Terutama bisa dilihat dari :

Page 89: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

70

a. Penitipan barang (wadi’ah) menimbulkan hukum karena adanya

peralihan barang yang awalnya ada pada penitip barang (muwaddi’)

dan berpindah alih ke penerima titipan (mustaudi’).

b. Mustaudi’ harus menyimpan objek wadi’ah di tempat yang layak dan

pantas. Pasal 416 KHES

c. Mustaudi’ tidak bertanggung jawab atas kerusakan dan/atau

kehilangan objek wadi’ah yang terjadi sebelum diserahkan kepada

penerima barang muwaddi’ dan bukan karena kelalaiannya. Pasal

425 ayat (2) KHES.

d. Menurut Islam ganti rugi yang diberikan penerima barang

(mustaudi’) kepada penitip barang (muwaddi’) yang mengalami

kelalaian harus sesuai dengan angka atau nilai harga yang diderita

penitip barang (muwaddi’).

e. Penitipan barang (wadi’ah) harus jelas dalam akad wadi’ah, pihak

yang menitipkan barang juga perlu mengetahui sistem ganti ruginya

dalam penitipan barang agar menjadi jelas dan sah secara hukum jika

terjadi barang yang dititipkan hilang dan rusak.

Kontruksi hukum dengan menggunakan argumentasi analogi

(Qiyas) dari ketentuan wadi’ah dalam KHES ke dalam permasalahan

pengiriman barang diperlukan untuk mengatasi kekosongan hukum

dalam permasalahan pengiriman barang. Dengan kontruksi hukum ini

maka penentuan pengiriman barang juga dijiwai dengan prinsip-

prinsip syari’ah. Sehingga mampu mewujudkan kemaslahatan dan

Page 90: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

71

kepentingan umum. Sebagaimana terjadi kehilangan dan kerusakan

yang dikirim maka wajib diberikan ganti rugi oleh pihak pengirim

barang kepada pihak pemilik barang. Tanggung jawab pemberian

ganti rugi ini dibebankan pada pihak pengirim karena ia

mendatangkan kerugian pada pemilik barang karena barang yang dia

butuhkan tidak ada lagi, tidak berguna atau tidak bermanfaat lagi.

3. Ganti Rugi Pengiriman Barang

Berdasarkan ketentuan ganti rugi dalam pengiriman barang

akibat hilang dan rusaknya barang. Adanya perbedaan sistem ganti rugi

ini karena adanya perbedaan kondisi barang yang kerugiannya di derita

oleh pemilik barang. Dua sistem ganti rugi itu adalah ganti rugi atas

seluruh nilai barang dan ganti rugi atas sebagian nilai barang. Dan ganti

rugi pengiriman barang memiliki kesaman dengan penitipan barang

yang bisa dilihat dari :

a. Pengirimanan barang menimbulkan hukum karena adanya peralihan

barang yang awalnya ada pada pihak pemilik barang dan berpindah

alih ke pihak pengirim barang.

b. Tanggung jawab pihak pengirim barang dalam menjaga barang yang

akan dikirim supaya tidak hilang dan rusak.

c. Sistem pengiriman barang harus jelas dalam akad, pihak pemilik

barang juga perlu mengetahui sistem ganti ruginya dalam

pengiriman barang agar menjadi jelas dan sah secara hukum jika

terjadi barang yang dititipi hilang dan rusak.

Page 91: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

72

d. Tanggung jawab pengirim barang jika terjadi kerusakan atau

kehilangan maka pihak pengirim barang wajib mengganti kerugian

sebesar nilai barang yang hilang dan rusak tersebut.

e. Tanggung jawab pengirim barang jika terjadi kerusakan setengah

atau lecet dan masih bisa dimanfaatkan barangnya maka pihak

pengirim barang berhak mengganti rugi setengah nilai harga. Tetapi

jika barang yang rusak tidak bisa dimanfaatkan lagi maka barang

tersebut dikatagorikan barang hilang dan mengganti rugi seluruh

nilai harga benda tersebut.

kalimat diatas telah menunjukan bahwa penitipan barang

dengan pengiriman barang mempunyai kesamaan dalam menjalankan

ganti rugi barang yang hilang dan rusak.

Page 92: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Sistem ganti rugi barang yang hilang dan rusak dalam PT. Pos

Indonesia (Persero) cabang Padangsidimpuan ialah dengan memberikan ganti

rugi dengan nilai jaminan ganti rugi atau dengan mengembalikan barang yang

setara nilainya dengan barang yang rusak ataupun hilang. Dalam pengiriman

barang pihak PT Pos Indonesia (Persero) cabang Padangsidimpuan bekerjasama

dengan pihak pengangkutan barang. Perusahaan pengangkutan juga mempunyai

prosedur yang harus sesuai dengan syarat standar pengiriman barang. PT. Pos

Indonesia (Persero) cabang Padangsidimpuan bertanggung jawab mengganti

rugi sepanjang kerugian tersebut terjadiketika barang kiriman masih berada

dalam pengawasan PT. Pos Indonesia (Persero) cabang Padangsidimpuan

dengancatatan kerusakan tersebut memang disebabkan oleh kelalaian karyawan

atau agen dari pihak PT. Pos Indonesia (Persero) cabang Padangsidimpuan.

Dan pemberian ganti rugi barang yang hilang dan rusak belum berjalan dengan

semestinya.

Pembayaran ganti rugi yang dialami oleh konsumen dapat dilakukan

di kantor wilayah masing-masing. Pelaku usaha yaitu PT. Pos Indonesia

(Pesero) mempunyai prinsip dalam mengirimkan barang secara reliable, smart

and care. Tetapi PT. Pos Indonesia (Persero) cabang Padangsidimpuan dalam

Page 93: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

75

melaksanakan ganti rugi belum sesuai dengan Kompilasi Hukum Ekonomi

Syariah. Pelaksanaan pengiriman dan juga bentuk tanggung jawab yang

dilakukan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) belum sesuai dengan prinsip

bermuamalah dalam islam yaitu menjunjung tinggi nilai keadilan antara pihak

pengirim dan pelaku jasa.

B. SARAN

Dari apa yang telah banyak diuraikan diatas, maka penulis dapat

menyarankan sebagai berikut:

1. Untuk Perusahaan

a. Berlaku adil kepada konsumen dalam memberi ganti rugi yang mengalami

kehilangan atau kerusakan dokumen, paket atau barang.

b. Bentuk pelayanan yang telah lama dilakukan oleh PT. Pos Indonesia

(Persero) hendaknya dipertahankan kualitasnya dan lebih ditingkatkan.

Jangan sampai citra yang telah lama dibangun menjadi jelek karena

pelayanan yang kurang memuaskan. Sehingga masyarakat akan lebih

percaya dengan pelayanan jasa pengiriman paket barang yang diberikan

dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua orang.

c. Hendaknya proses penggantian tidak mempersulit pengguna jasa untuk

memperoleh ganti rugi sebagaimana mestinya.

Page 94: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

76

d. Lebih ditingkatkan lagi dalam pengawasan supaya keterlambatan yang

sering terjadi semakin berkurang.

2. Untuk pengguna jasa (konsumen)

a. Jika memang isi barang kiriman dilarang seharusnya janganmelakukan

pengiriman barang.

b. Jujurlah dalam menjelaskan isi barang.

c. Tulislah alamat tujuan dengan jelas agar kurir lebih gampang

dalammencari alamat penerima.

d. Jika mengirim barang yang mudah rusak atau pecah

lakukanlahpengepakan dengan sebaik-baiknya.

e. Jangan membuang resi bukti pengiriman sebelum barang sampai

padatujuan.

Page 95: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

77

DAFTAR PUSTAKA

Al-Fauzan, Saleh, Fiqh Sehari-hari.Jakarta: Gema Insani Press, 2005.

Al-Jaza’ri, Syaikh Abu Bakar, Minhajul Muslim.Jakarta: Darul Haq, 2006.

Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahnya Departemen Agama RI, Semarang: PT.

Karya Toha Putra,2002.

Anwar, Syamsul, Hukum Perjanjian Syariah. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 2010.

Arikunto,Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2002.

Azwar, Syaifuddin, Metode Penelitian. Yogyakarta: PustakaBelajar, 2004.

Bugin, Burhan, Analisis Penelitian Data Kualitatif.Jakarta: PT. Raja Grapindo

Persada, 2008.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an. Semarang: PT. Karya Toha Putra, 2002.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indoneia.

Jakarta: Balai Pustaka,1996).

Hartono, Sri Rejeki, Pengangkutan dan Hukum Pengangkutan Darat. UNDIP.

1980.

Jafri, Syafi’I,Fiqh Muamalah.Pekanbaru: Suska Press, 2008.

Mardalis, Metode Penelitian Hukum dalam Praktek. Jakarta: Sinar Grafika, 2008.

Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah.Jakarta: Kencana, 2012.

Marzuki, Peter Mahmud, Penelitian Hukum.Jakarta: Kencana, 2009.

Mujahidin, Ahmad,Kewenangan danProsedur Penyelesaian Sengketa Ekonomi

Syariah di Indonesia. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2010.

Mulyana, Dedy, Metodologi Penelitian Kualitatif.Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2002.

Nasir, Muhammad, Metode Penelitian.Jakarta: Ghalia Indonesia, 1998.

Page 96: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

78

Pasaribu, Chairuman, Suhrawadi K. Lubis, Hukum Perjanjian dalam

Islam.Jakarta: Sinar Grafika Offset, 2004.

Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang Indonesia.Djambatan, 1984.

Pusat Pengkajian Hukum Islam dan Masyarakat Madina (PPHIMM), Kompilasi

Hukum Ekonomi Syari’ah. Jakarta: Kencana, 2009.

Rangkuti, Ahmad Nizar, Metode Penelitian Pendidikan.Bandung: Citapustaka

Media, 2014.

Rusyd, Ibnu, Bidayatul Mujtahid.Jakarta: Bulan Terang, 1970.

Siregar, Muchtarudin, Beberapa Masalah Ekonomi dan Managemen

Pengangkutan.Jakarta:Lembaga Penerbitan FE UI, 1981.

Sofhie, Yusuf, Perlindungan Konsumen dan Instrumen-instrumen Hukumnya.

Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003.

Zulkifli, Sunarto, Panduan Praktis Transaksi Perbankan Syari’ah. Jakarta:

Zikrul Hakim, 2003.

Page 97: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

viii

Page 98: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

ix

Page 99: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

x

Page 100: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

xi

Page 101: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

xii

Page 102: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

xiii

Page 103: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

xiv

Page 104: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

xv

Page 105: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

xvi

Page 106: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

xvii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Nama : NiaResti

Nim : 132400020

TempatTanggalLahir : Jakarta, 25 Februari 1995

Jenis Kelamin : Perempuan

Page 107: FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM INSTITUT AGAMA …etd.iain-padangsidimpuan.ac.id/1189/1/13 240 0020.pdfUntaian tahmid dan tasyakur ke hadirat Allah SWT. Yang telah menganugrahkan

xviii

Agama : Islam

Fakultas/Jurusan : Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum/

Hukum Ekonomi Syariah (HES)

Alamat : Jl. KihajarDewantaraLingkungan VI

Sibuhuan.

2. Nama Orang Tua

Ayah : Ali HasanHarahap

Pekerjaan : Wiraswasta

Ibu : SoibatulAslamiaTanjung

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. KihajarDewantaraLingkungan VI.

Sibuhuan.

3. Pendidikan

a. SD Negeri 02 MunjulCipayung Jakarta-Timur, Tamat Tahun 2007

b. SMP Negeri 230 Jakarta, TamatTahun 2010

c. SMA Negeri 1 Barumun, Tamat Tahun 2013

d. Tahun 2013 melanjutkan Pendidikan Program S-1 Institut Agama

Islam Negeri Padangsidimpuan (IAIN) Jurusan Hukum Ekonomi

SyariahFakultas Syariah dan Ilmu Hukum.