FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG …

59
26 MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA DI ERA PANDEMI COVID-19 SKRIPSI Oleh: Ardi Prakoso P.Y 201310230311319 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2020

Transcript of FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG …

26

MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA DI ERA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

Oleh:

Ardi Prakoso P.Y

201310230311319

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020

MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA DI ERA PANDEMI COVID-19

SKRIPSI

Diajukankepada Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai salah satupersyaratanuntukMemperolehGelar

SarjanaPsikologi

Oleh:

ArdiPrakoso P.Y

201310230311319

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Motivasi Belajar pada Mahasiswa di Era Pandemi Covid-19”, sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana psikologi di Universitas Muhammadiyah Malang. Dalam

proses penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan serta petunjuk

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. M. SalisYuniardi, M.Psi., PhD. Dekan Fakultas Psikologi Universitas

Muhammadiyah Malang.

2. Dr. Rr. Siti Suminarti, M.Psi. dan Sofa Amalia, S. Psi, M. Si, selaku Dosen

Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan

dan motivasi hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

3. Yudi Suharsono, S.psi, M.Psi, selaku Dosen Wali yang telah memberi dukungan

hingga selesainya skripsi ini.

4. Para dosen dan staf TU Fakultas Psikologi yang telah banyak yang memberikan

pembelajaran serta proses pendewasaan.

5. Kepada kedua orang tua saya Bapak Giri Yuswono yang tidak berhenti setia dengan

kasih sayang cinta tulus dan sabar serta mendukung segala hal yang saya lakukan

agar saya bisa menyelesaikan skripsi saya. Ibu saya tercinta Astutik Pudjirahaju yang

saya rindukan terimakasih menjadi pengingat saya untuk dapat menyelesaikan skripsi

saya serta kedua saudara laki-laki saya yang tiada henti untuk menerima segala

keinginan-keinginansaya agar tetap mau menyelesaikan kuliah saya.

6. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah memberikan

bantuan pada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini semoga menjadi amal dan

ibadah yang diterima oleh Allah SWT.

Penulis menyadari tiada satu pun karya manusia yang sempurna, sehingga kritik

dan saran demi perbaikan skripsi ini sangat penulis harapkan. Meski demikian, penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca pada

umumnya.

Malang, 29 Oktober 2020

Penulis

ArdiPrakoso P.Y

DAFTAR ISI

Halama

n

LEMBAR PENGESAHAN

…………………………………………………………...

i

SURAT PERNYATAAN

……………………………………………………………..

ii

KATA PENGANTAR

………………………………………………………………...

iii

DAFTAR ISI

………………………………………………………………………….

iv

DAFTAR TABEL

…………………………………………………………………….

v

ABSTRAK

……………………………………………………………………………

1

PENDAHULUAN

…………………………………………………………………….

1

Pentingnyamotivasibelajarbagimahasiawa……………………………………

…….

4

Perluadamotivasibelajartinggi di masa

pandemi……………………………………

5

KarakteristikIndividuMotivasiBelajartinggi dan

motivasibelajarrendah………....

6

Tujuan dan Manfaatpenelitian

………………………………...................................

7

TEORI

8

………………………………………………………………………………...

DefinisiMotivasiBelajar

……………………………………………………………..

8

Aspek- AspekMotivasibelajar

(disesuaikandenganalatukurpenelitian)…………...

9

Faktor yang

mempengaruhiMotivasiBelajar…………………………………………

10

METODE PENELITIAN

……………………………………………………………..

12

RancanganPenelitian

…………………………………………………………………

12

SubjekPenelitian

……………………………………………………………………...

12

Variabel dan InstrumenPenelitian

……………………………………………………

12

Prosedur dan Analisis Data Penelitian

………………………………………………..

12

HASIL PENELITIAN

………………………………………………………………...

13

DISKUSI

……………………………………………………………………………...

13

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

…………………………………………………..

14

REFERENSI

…………………………………………………………………………..

14

LAMPIRAN

…………………………………………………………………………..

15

DAFTAR PUSTAKA

…………………………………………………………………

30

1

MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA DI ERA PANDEMI COVID-19

Ardi Prakoso Perwiro Yudho

Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang

[email protected]

Motivasi belajar merupakan sesuatu keadaan pada diri seorang individu dimana ada suatu

dorongan untuk melakukan sesuatu guna untuk mencapai tujuan. Motivasi adalah suatu

perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif

(perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui gambaran motivasi belajar pada mahasiswa. Penelitian ini merupakan

penelitian deskriptif kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa berjumlah 54

orang. Instrumen yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar adalah skala :

konstruksi dan analisa psikometri . Metode atau teknik analisis data dengan bantuan

SPSS for windows versi 22. Hasil analisis dari 54 mahasiswa menunjukkan bahwa ada 30

(56%) mahasiswa yang memiliki motivasi yang tinggi dan ada 24 (44%) mahasiswa yang

memiliki motivasi yang rendah.

Kata kunci: motivasi, mahasiswa, belajar

Motivation to learn is a situation in an individual where there is an urge to do something

in order to achieve goals. Motivation is a change in energy in a person's personality

which is marked by the emergence of affective (feelings) and reactions to achieve goals.

The purpose of this research is to describe the learning motivation of students. This

research is quantitative descriptive. The subjects of this study were 54 students. The

instrument used to measure learning motivation is scale: construction and psychometric

analysis. Methods or data analysis techniques with the help of SPSS for windows version

22. The results of the analysis of 54 students showed that there were 30 (56%) students

who had high motivation and there were 24 (44%) students who had low motivation.

Keywords: Motivation, Students, Learning

2

Rendahnya motivasi belajar mahasiswa sering dianggap sebagai penyebab rendahnya

kualitas lulusan sebuah perguruan tinggi. Pada kebanyakan perguruan tinggi swasta,

faktor ini bahkan menimbulkan persoalan dilematis, karena dengan rendahnya motivasi

belajar, sebenarnya tidak mungkin mahasiswa dapat menguasai bahan pembelajaran

dengan baik, namun harus diluluskan demi kelangsungan perguruan tinggi tersebut.

Praktik seperti ini menjadi aman dan langgeng, karena secara tidak langsung didukung

oleh kebanyakan mahasiswa yang tujuan utamanya hanya sekedar memperoleh gelar

kesarjanaan saja, dan bukan untuk menguasai ilmu pengetahuan. Sementara, banyak

perguruan tinggi yang salah kaprah dalam menerapkan konsep kepuasan pelanggan

dalam dunia pendidikan, sehingga memudahkan mahasiswa lulus dianggap sebagai

memberikan kepuasan terhadap konsumennya (mahasiswa).

Masyarakat Indonesia semakin rasional, sehingga lulusan perguruan tinggi tidak lagi

dipandang dari gelar kesarjanaannya saja, melainkan dari konseptual/pemikirannya. Gelar

kesarjanaan tidak lagi menjadi tujuan utama seseorang dalam mengikuti pendidikan

tinggi, melainkan penguasaan ilmu pengetahuan. Akan terjadi seleksi alamiah dimana

hanya orang-orang yang benar-benar ingin menguasai bidang ilmu tertentu saja, yang

akan melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Sedangkan orang-orang yang

hanya berburu gelar kesarjanaan saja akan menjadi out of date. Pada kondisi itu, maka

kinerja perguruan tinggi tidak lagi diukur dalam menghasilkan sebanyak-banyaknya

sarjana, melainkan dari kemampuan dalam menghasilkan sebanyak-banyanya sarjana

yang berkualitas, yang diukur dari penguasaan terhadap ilmu pengetahuan.

Dewasa ini, seiring dengan pertumbuhan perguruan tinggi yang makin pesat, maka

tingkat persaingan di antara perguruan tinggi dalam memperebutkan calon mahasiswa,

juga menjadi semakin ketat. Hanya tersedia satu jalan bagi perguruan tinggi yang ingin

bertahan dalam persaingan tersebut, yaitu melalui kualitas lulusan yang dihasilkannya.

Banyak contoh dimana lulusan perguruan tinggi tidak diterima bekerja pada suatu

perusahaan, karena melalui proses penyeleksian terbukti bahwa gelar kesarjanaan yang

dimilikinya tidak sebanding dengan kenseptual/pemikirannya. Perguruan tinggi yang

menghasilkan lulusan seperti ini sebenarnya hanya tinggal menunggu waktu saja untuk

ditnggalkan calon mahasiswanya.

Berdasarkan berbagai definisi tentang motivasi, disimpulkan motivasi belajar mahasiswa

adalah sebagai suatu keadaan dalam diri mahasiswa yang mendorong dan mengarahkan

perilakunya pada tujuan yang ingin dicapainya dalam mengikuti pendidikan tinggi.

Idealnya, tujuan mahasiswa dalam mengikuti pendididkan tinggi adalah untuk menguasai

bidang ilmu yang dipelajarinya.sehingga dalam mempelajari setiap bahan pembelajaran,

3

mahasiswa terdorong untuk menguasai bahan pembelajaran tersebut dengan baik, dan

bukan hanya sekedar lulus meski dengan nilai yang sangat baik sekalipun. Meski secara

konseptual tidak ada perbedaan antara menguasai bahan pembelajaran dengan baik dan

mendapat nilai baik untuk bahan pembelajaran tersebut, namun dalam dunia pendidikan

tinggi swasta di Indonesia dewasa ini, seorang mahasiswa yang lulus dalam suatu bahan

pembelajaran dengan nilai baik, belum tentu menguasai bahan pembelajaran tersebut

dengan baik.

Sebaliknya, jika seorang mahasiswa mampu menguasai suatu bahan pembelajaran

tersebut dengan baik, maka hampir dapat dipastikan bahwa dia akan lulus dalam bahan

pembelajaran tersebut dengan nilai baik pula. Semuanya ini dapat terjadi, karena metode

evaluasi yang ada tampaknya belum bisa menghasilkan ukuran yang obyektif terhadap

penguasaan seorang mahasiswa dalam suatu bahan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan

ideal tersebut, kebutuhan akan penghargaan (hierarki kebutuhan Maslow), menjadi

kebutuhan akan aktualisasi diri. Jika pendidikan tinggi dianggap hanya sebagai kebutuhan

akan penghargaan, maka gelar kesarjanaanlah dan bukan penguasaan ilmu yang akan

menjadi tujuan utama mahasiswa dalam mengikuti pendidikan tinggi. Sehingga ketika

dalam kenyataannya, tujuan itu bisa dicapai tanpa harus susah payah belajar, buat apa

pula belajar.

Kelak di akhir proses pendidikannya, mahasiswa sudah merasa puas dapat menyandang

gelar kesarjanaan di belakang namanya dan dengan demikian membuatnya bangga.

Sebaliknya, jika pendidikan tinggi dianggap sebagai kebutuhan akan aktualisasi diri,

maka mahasiswa akan mengeluarkan semua kemampuan dan potensi yang dimilikinya

untuk memahami setiap bahan pembelajaran dengan baik. Pada tahap ini, belajar akan

menjadi kegemaran yang mengasyikan karena adanya keinginan atau semangat yang kuat

untuk memahami bahan pembelajaran. Kelak di akhir proses pendidikan, dia akan puas

dan merasa pantas menyandang gelar kesarjanaannya karena merasa sudah memahami

atau menguasai ilmunya.

Seperti pendapat Herzberg(1959) kedua tingkat kebutuhan tersebut, yaitu kebutuhan akan

penghargaan dan aktualisasi diri, merupakan faktor motivasi yang bersumber dari dalam

diri diri seseorang (intrinsik). Dengan demikian upaya untuk mengangkat kebutuhan

pendidikan tinggi dari hanya sebagai kebutuhan akan penghargaan menjadi kebutuhan

akan aktualisasi diri, harus dilakukan dari dalam diri mahasiswa. Instrument dari

perguruan tinggi yang tepat untuk menjalankan tugas ini adalah penasihat akademik yang

dijabat oleh seorang dosen.

Penasihat akademik perlu memberi pemahaman kepada mahasiswa bahwa pendidikan

tinggi merupakan kesempatan yang baik bagi mahasiswa untuk menampilkan semua

kemampuan dan potensi yang dimilikinya. Keberadaan penasehat akademik karena ia

4

satu-satunya instrument dalam perguruan tinggi yang bekerja dari dalam untuk memompa

motivasi belajar mahasiswa, sementara instrumen lainnya bekerja dari luar (ekstrinsik)

motivasi belajar mahasiswa sebelum pandemi, mereka pada waktu sebelum memasuki

pandemi covid 19 mereka masih bisa melakukan belajar di perguruan tinggi seperti biasa

pada awalnya mereka bisa bertemu dengan teman sebaya, dosen, dan orang-orang di

lingkungan perguruan tinggi. Mereka mengikuti perkuliahan secara langsung di

perguruan tinggi dengan suasana yang ramai dan tenteram, mereka bisa kuliah secara

offline serta belajar individu dan kelompok dikampus yang biasa mereka lakukan, selain

itu mereka bisa fokus belajar tatap muka dengan dosen pada biasanya lebih memahami

materi perkuliahan serta menyerap sumber ilmu pengetahuan yang diberikan oleh dosen

yang mereka pelajari.

Mereka juga bisa berinteraksi langsung dengan teman sebaya melakukan belajar

kelompok di perguruan tinggi bahkan mereka sangat bisa terbuka melalukan belajar di

lingkungan perguruan tinggi sebelum memasuki pandemi covid-19, biasanya mereka

belajar di kampus memerlukan waktu yang panjang selama 120 menit

Setelah memasuki masa pandemi covid-19 mereka sangat sulit melakukan belajar

perkuliahan disebabkan memisahkan tempat untuk belajar mahasiswa sehingga mereka

harus belajar dari rumah secara online. Mereka harus menggunakan video daring untuk

fasilitas belajar di rumah keterbatasan internet yang menjadi kendala mereka mengikuti

perkuliahan karena jarak interaksi dan komunikasi jauh sehingga mereka merasa sulit

fokus konsentrasi dalam belajar, jadi mereka dapat waktu yang singkat 30 menit

melaksanakan kuliah daring, kurangnya konsentrasi belajar yang menjadikan mereka

kesulitan dalam belajar setelah memasuki pandemi.

Motivasi belajar sangat penting untuk dimiliki oleh mahasiswa, pada dasarnya motivasi

belajar merupakan dorongan untuk melakukan kegiatan belajar di perguruan tinggi untuk

mencapai tujuan yang diinginkannya. Keadaan internal dalam diri individu yang berupa

dorongan atau penggerak tersebut, biasa disebut sebagai motivasi. Sebagaimana

diungkapkan oleh Uno (2008), motivasi merupakan dorongan dasar yang menggerakkan

seseorang untuk bertingkah laku, sesuai dengan keinginan dalam diri individu. Senada

itu, Suryabrata (1986) menjelaskan, motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang,

yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai suatu tujuan.

Dalam kaitannya dengan belajar, motivasi merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar yang terletak pada aspek psikologis mahasiswa,

seperti yang diungkapkan oleh Syah (1995), banyak faktor yang mempengaruhi kuantitas

dan kualitas perolehan hasil belajar mahasiswa diantaranya kecerdasan, sikap, bakat,

minat dan motivasi siswa.

Pentingnya motivasi belajar bagi mahasiswa hanya bisa dilakukan oleh perilaku dan

kesadaran pada diri mahasiswa masing-masing .jadi pentingnya motivasi belajar bagi

5

mahasiswa sangat mempengaruhi afektif mahasiswa dalam menerima materi dari dosen

juga diskusi Tanya jawab tugas kelompok dalam mata kuliah untuk mengembangkan

potensi dan kemampuan mahasiswa dalam keterampilan berbicara, berdidkusi, dan ujian

individu untuk mengukur kemampuan proses belajar dari materi awal sampai akhir

perkuliahan. Berani memprensentasikan materi didepan banyak mahasiswa dan dosen

sebagai fasilitator dalam belajar perkuliahan di perguruan tinggi ciri-ciri motivasi belajar

pada mahasiswa di perguruan tinggi.

Jadi pentingnya motivasi belajar bagi mahasiswa yang dikembangkan sikap dan perasan

mahasiswa selama mahasiswa belajar dikampus dari sikap kedewasaan sebagai orang

belajar mandiri dalam motivasi mahasiswa sangat penting dari kemampuan berpikir kritis

dalam menghadapi belajar dilingkungan dalam dan luar kampus. Motivasi diri akan

tumbuh positif bila integritas antara intensitas, arah dan ketekunan dalam mencapai

sasaran dapat terwujud.

Mahasiswa juga mempunyai impian dan cita-cita memperoleh hasil belajar yang

diinginkan oleh mahasiswa dalam diri mahasiswa masing-masing. Namun motivasi

belajar mahasiswa kuiah dikampus seiring berjalannya waktu mereka bisa menggunakan

tempat dan waktu dari perilaku belajar mereka yang masih belum pasti mereka

meneyelesaikan study tepat waktu yang belum ditentukan oleh mahasiswa itu sendiri.

Jadi pentingnya motivasi belajar bagi mahasiswa bisa aktif lewat diri sendiri bukan orang

lain. Karena mahasiswa berani belajar tanggung jawab pada diri sendiri dan selalu orang

lain memberi bimbingan belajar mereka dan kelebihan serta kekurangan pada diri

mahasiswa sendiri. Motivasi belajar bagi mahasiswa juga mau maju dan berkembang dari

segi ilmu pengetahuan yang mahasiwa giat dalam belajar.

Rendahnya motivasi belajar mahasiswa terlihat dari sikap antara lain, meninggalkan

perkuliahan seperti tidak masuk kelas pada waktu perkuliahan, tidak aktif dalam kerja

kelompok dalam perkuliahan, mereka selalu tidak berani bertanya kepada dosen dalam

perkuliahan dikampus, nilai mata kuliah selalu rendah sering tidak pernah mengikuti

perkuliahan sehingga mereka sulit untuk membagi waktu antara kuliah dan waktu yang

bebas dari kuliah.

Keuntungan dari tingginya motivasi belajar bagi mahasiswa patut diperhatikan yaitu

menghargai waktu dalam kuliah dikampus, sikap aktif disetiap perkuliahan dikelas,

banyak aktif berbicara Dalam perkuliahan , mampu menyapaikan pendapat didepan

teman satu kelas dan dosen pengampu, berani mengambil keputusan tepat dalam belajar,

aktif bersosial dilingkungan universitas mendapatkan teman baru untuk belajar dari

fakultas lain , sikap terbuka pada mahasiswa berbeda fakultas sama-sama mau belajar

diperguruan tinggi. Keuntungan lebih banyak dalam peran sikap mahasiswa, teratur

dalam belajar mahasiswa menyelesaikan studi tepat waktu.

Cita-cita yang bisa menentukan dari diri mahasiswa sendiri berawal dari proses perilaku

tindakan pada mahasiswa sumber dorongan perasaan perilaku mahasiswa belajar di

perguruan tinggi yang memberikan hasil belajar yang maksimal. Maka pentingnya

motivasi belajar bagi mahasiswa yang ingin hasil belajar diperguruan tinggi yang bisa

6

membuat impian dan cita-cita yaitu mahasiswa sendiri bukan orang lain. mahasiswa

dapat menguji kemampuan belajar lewat pengetahuan mahasiswa pelajari.

Motivasi seseorang akan turun jika tidak memiliki motivasi dalam belajarnya. Serta

timbul masalah belajar adalah salah satunya dari sumber pribadi dan internal. Saya ambil

contoh seseorang mendapatkan nilai rendah didalam mata kuliah bukan berarti seseorang

tersebut tidak pandai dalam belajarnya ada kemungkinan didalam pribadi seseorang

tersebut diduga memiliki masalah dalam belajarnya.

Priyatno (Herman dkk, 2006) mengemukakan dalam kelima aspek belajar, yang salah

satunya adalah kurangnya motivasi dalam belajar. Dimana keadaan siswa/mahasiswa

yang kurang bersemangat dalam belajar mereka seolah- olah tampak jera dan malas.

Untuk itu Priyatno, mengemukakan cara pengetasan masalah belajar melalui salah

satunya dengan peningkatan motivasi belajar.

Menumbuhkan semangat belajar, tentu pentingnya motivasi belajar bagi mahasiswa

sangat mempengaruhi semangat belajar mahasiswa ketika lelah dalam belajar dalam

belajar namun ada sebuah ungkapan motivasi belajar dalam memori ingatan manusia,

sehingga menumbuhkan semangat belajar itu sendiri dalam proses semangat belajar.

Menguatan proses belajar , motivasi memberikan arahan dorongan yang baik dalam

proses sama dengan menguatkan proses belajar apa yang telah mereka ketahui, selain itu

untuk membantu dan memberikan suatu pemahaman akan penguat belajar, motivasi juga

bagian proses belajar langsung maupun tidak langsung.

Menentukan arah tujuan hidup kedepan , bagi mahasiswa tentu perlu didalam kegiatan

proses proses belajar memiliki motivasi dalam tujuan hidup kedepan, sebagai ungkapan,

mau jadi apa setelah lulus nanti, saya ingin mempunyai rumah mewah, saya ingin

menjadi imam dosen disebuah universitas tinggi agama islam. Tentu banyak contoh

ungkapan tujuan dari berbagai mahasiswa, tentu dorongan dan motivasi itu sangat perlu,

dalam hal menemukan dan menentukan arah tujuan mimpi-mimpinya.

Mengembangkan pola pikir , perlahan tapi pasti di dalam kegiatan belajar ambil contoh

ketika kita bertemu dengan seseorang yang berpengaruh di sebuah kampus atau orang-

orang sukses dalam mengikuti seminar-seminar yang diadakan berbagai macam fakultas,

tentu pelajaran yang dapat diambil ketika dia menceritakan kisah hidup suksesnya,

sehingga menimbulkan atau dorongan motivasi pola pikir kita berkembang.

Motivasi sebagai kebutuhan, Mc Cleland yang mengemukakan 3 jenis kebutuhan dasar,

yaitu kebutuhan akan kekuasaan terwujud dalam keinginan mempengaruhi orang lain,

kebutuhan untuk beralifiasi, tercemin dalam terwujudnya situasi bersahabat dengan orang

lain, dan kebutuhan berprestasi, terwujudnya dalam keberhasilan melalui tugas-tugas

yang dibebankan. Tentu memasukan motivasi dalam kebutuhan belajar sangatlah perlu

dapat merubah arah lebih baik.

Motivasi belajar yang tinggi di saat pandemi membuat aktivitas kegiatan belajar

mahasiswa normal karena mahasiswa sangat butuh kekuatan fisik dan mental rohani

7

sehingga dorongan belajar di masa pandemi tidak menyurutkan semangat belajar mereka

di saat pandemi. Mahasiswa belajar lewat daring dibutuhkan untuk belajar di saat

pandemi yang belum berakhir. Mahasiswa ingin mengembangkan kemampuan belajar

dan skill belajar yang waktunya singkat dalam perkuliahan daring selama 30 menit

kedepan berbeda kuliah dikampus selama 60 menit hingga 120 menit dalam setiap hari.

Mahasiswa ingin belajar dengan cara mengingatkan dengan sikap dan waktu untuk

belajar. Jika dilihat kebutuhan belajar mereka sangat berbeda akan membuat minat

siswa/mahasiswa untuk belajar semakin tinggi dan tentu akan meningkatkan prestasi

belajar mahasiswa.

Mahasiswa memiliki motivasi belajar yang tinggi akan berupaya mengelolah waktunya

dengan diisi kegiatan-kegiatan belajar dan berkegiatan berorganisasi dengan seimbang.

Mahasiswa yang termotivasi secara terintrinsik tinggi akan aktif dalam pembelajaran dan

cenderung mendedikasikan waktunya untuk belajar mandiri. (Rockich, Winston, dkk,

2018; Jarvenoja, dkk., 2017). Jika mengacu pada dampak adanya motivasi belajar yang

tinggi yang dimiliki oleh mahasiswa.

Karena sikap mahasiswa belajar di masa pandemi tinggi tidak ada aktivitas belajar

dikampus jadi mahasiswa melaksanakan kuliah online beda dari waktu dan tempat kuliah

dikampus lebih terbuka sebelum masa pandemi.

Mahasiswa perlu adanya sosialisasi dan komunikasi untuk belajar bersama dosen dan

asdos dimasa pandemic untuk menjaga hubungan dorongan belajar yang dibutukhan

motivasi belajar tinggi melalui perilaku mahasiswa mengikuti kuliah online sehingga

mereka bisa konsntrasi pada setiap mata kuliah yang diikuti mahasiswa.

Alasan meneliti motivasi belajar bagi mahasiswa di masa pandemi untuk mengetahui

perasan serta perilaku belajar bagi mahasiswa di masa pandemi. Menjadi pola belajar

mahasiswa di masa pandemi mereka tidak bisa kuliah dikampus. Mereka harus belajar

dari rumah atau kos-kosan agar menghindari penularan virus COVID-19 yang belum bisa

mahasiswa belajar dikampus.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui tingkat motivasi belajar bagi mahasiswa di

masa pandemi mulai dari proses perubahan perilaku motivasi belajar bagi mahasiswa

dimasa pandemi juga mengetahui waktu, aktivitas belajar bagi mahasiswa yang

mengalami keadaan yang sulit dalam berinteraksi di luar kampus. Serta mengetahui

dorongan untuk belajar bagi mahasiswa di masa pandemic tanpa punya motivasi belajar

untuk mahasiswa mereka tetap semangat menghadapi cobaan yang sangat sulit dimasa

pandemi untuk mendapatkan hasil belajar dibangku perguruan tinggi.

Manfaat dari penelitian untuk mengembangkan perilaku dorongan belajar bagi

mahasiswa ingin belajar atau kuliah dimasa pandemi banyak tantangan tugas dari dosen

pengampu dan banyak cara dilakukan oleh mahasiswa mengikuti perkuliahan online,

seminar, beroganisasi untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dan teknologi

bagi mahasiswa untuk mendapatkan cita-cita yang baik bagi kepribadian mahasiswa.

8

Serta menumbuhkan rasa kepercayaan diri bagi mahasiswa menyelesaikan kuliah tepat

waktu. supaya tidak dipengaruhi oleh lingkungan bagi mahasiswa yang ingin merusak

masa depan mahasiswa lebih bisa mendapatkan tempat lingkungan positif.

Definisi Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan seluruh daya penggerak dalam diri seseorang yang

menimbulkan kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh seseorang itu

dapat tercapai (Sardiman,1986). Sanjaya (2010) mengatakan motivasi belajar adalah

salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Banyak kasus terjadi dimana seseorang

yang kurang memiliki prestasi, bukan dikarenakan oleh kemampuan yang kurang, namun

dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga Ia tidak berusaha untuk

mengarahkan segala kemampuannya.

Demikian pula dalam kegiatan belajar, prestasi seseorang akan lebih baik bila seseorang

memiliki dorongan motivasi dari eksternal, misal: keluarga, orang tua, teman, dll

sehingga prestasi dalam belajar akan menjadi lebih baik. Sebab ada kecenderungan

bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan tinggi mungkin akan gagal berprestasi karena

kurang ada nya motivasi dari lingkungan eksternal.

Menurut Bophy (1987) definisi atau pengertian motivasi belajar adalah sebagai situasi

general dan sebagai situasi spesifik, motivasi belajar adalah suatu watak yang permanen

yang mendorong seseorang untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan dalam suatu

kegiatan belajar. Sebagai situasi spesifik, motivasi belajar muncul karena keterlibatan

individu dalam suatu kegiatan tertentu diarahkan oleh tujuan memperoleh pengetahuan

atau menguasai keterampilan yang diajarkan.

Menurut Winkel dalam Puspitasari (2012) definisi motivasi belajar adalah segala usaha

didalam diri sendiri yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan dari

kegiatan belajar serta memberi arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang

dikehendaki tercapai. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non-

intelektual dan berperan meningkatkan semangat belajar dari individu.

Aspek-aspek motivasi belajar

Setiap orang memiliki keinginan untuk melakukan suatu hal yang berharga untuk diri

pribadi. Keinginan yang kuat menjadi pendorong bagi seseorang untuk melakukan suatu

aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diharapkan. Dorongan pada diri seseorang

untuk melakukan suatu aktivitas timbul karena adanya rangsangan dari dalam diri

maupun dari luar diri (lingkungan).

Seperti yang diungkapkan oleh hakim (2001), motivasi adalah suatu dorongan kehendak

yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan

9

tertentu. Agar prestasi belajar meningkat dibutuhkan suatu motivasi atau pendorong agar

seseorang lebih giat dalam belajar. Menurut pendapat dari Ibrahim dan Syaodih (1996),

motivasi memiliki peranan yang cukup besar dalam kegiatan belajar. Tanpa motivasi

hampir tidak mungkin seseorang melakukan kegiatan belajar. Misal pada mahasiswa, Ia

akan bersemangat dalam belajar jika Ia memiliki tujuan-tujuan yang ingin dicapai,

sehingga Ia akan mengarahkan kegiatan belajar untuk tercapai tujuan yang diharapkan.

Bahwa motivasi muncul akibat terdorong adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.

Contoh sikap motivasi belajar dapat dilihat melalui perilaku yang ditunjukkan mahasiswa

pada saat melaksanakan perkuliahan. Menurut sudjana (1994) motivasi belajar

mahasiswa dapat dilihat dalam beberapa hal, yakni: minat dan perhatian terhadap

perkuliahan, semangat mahasiswa untuk melaksanakan tugas-tugas kuliah, tanggung

jawab mahasiswa untuk melaksanakan tugas-tugas kuliah, rasa senang dalam

mengerjakan tugas dari dosen, reaksi yang ditunjukkan mahasiswa terhadap stimulus

yang diberikan dosen.

Aspek-aspek motivasi belajar antara lain: minat perhatian siswa pada mata pelajaran,

semangat siswa untuk melaksanakan tugas-tugas belajarnya, tanggung jawab siswa untuk

melaksanakan tugas-tugas belajarnya, rasa senang dalam mengerjakan tugas dari guru,

reaksi yang ditunjukkan siswa terhadap stimulus yang diberikan guru.

Faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

Keberhasilan belajar seseorang dalam proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh

motivasi yang ada pada dirinya. Seseorang yang memiliki motivasi belajar yang tinggi

terhadap pembelajaran maka mereka akan tergerak untuk memiliki keinginan dan

melakukan sesuatu yang dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu yang diinginkan.

Menurut Kompri (2016) motivasi belajar adalah sisi kejiwaan manusia yang terus

mengalami perkembangan, dipengaruhi oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologi

seseorang. Beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yakni:

Cita-cita dan aspirasi, cita-cita akan memperkuat motivasi belajar baik intrinsik maupun

ekstrinsik.

Kemampuan, keinginan seorang perlu dibarengi dengan kemampuan dan kecakapan

seseorang untuk mencapai target yang diharapkan.

Kondisi seseorang, kondisi meliputi jasmani dan rohani. Seorang yang sedang sakit akan

mengganggu perhatian dalam belajar.

10

Kondisi lingkungan, lingkungan dapat berupa lingkungan alam, lingkungan tempat

tinggal, pertemanan dengan teman sebaya dan kehidupan bermasyarakat.

Menurut Slameto (1991), seseorang membutuhkan suatu dorongan atau motivasi

sehingga sesuatu yang ditargetkan dapat tercapai. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar, yaitu: (1) faktor individual, seperti kematangan atau

pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi; (2) faktor sosial, seperti

keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat dalam belajar,

dll. Dengan demikian motivasi belajar pada diri seseorang sangat dipengaruhi oleh

adanya rangsangan dari luar dirinya serta kemauan yang muncul pada diri sendiri.

Menurut Sardiman (2007), bahwa yang mempengaruhi motivasi belajar adalah tingkat

motivasi belajar, tingkat kebutuhan belajar, minat dan sifat pribadi. Keempat faktor

tersebut saling mendukung dan timbul pada diri sendiri sehingga tercipta semangat

belajar untuk melakukan aktivitas sehingga tercapai tujuan pemenuhan kebutuhan.

Motivasi dalam kajian pendidikan merupakan aspek terpenting dalam keberhasilan

belajar. Tanpa motivasi, seseorang tidak akan mendapatkan hasil belajar yang baik.

Motivasi merupakan langkah awal terjadinya pembelajaran yang baik. Pembelajaran

dikatakan baik jika tujuan awal, umum dan khusus tercapai.

11

METODE PENELITIAN

Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan non-eksperimen dengan pendekatan kuantitatif deskriptif

(Rumidi 2012). Penelitian kuantitatif berisi data dalam bentuk angka sementara metode

deskriptif untuk melihat motivasi belajar pada mahasiswa di masa pandemi Covid-19.

Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa, dengan jumlah subjek 54 mahasiswa.

Dengan kriteria mahasiswa angkatan 2014 sampai angkatan 2019, mahasiswa aktif kuliah

semester 3 sampai semester 14, memiliki rentang usia 18-25 tahun. Teknik pengambilan

sampel menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah cara

pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu sehingga layak dijadikan sampel

penelitian (Winarsunu, 2009).

Variabel dan Instrumen Penelitian

Motivasi belajar merupakan dorongan kejadian-kejadian dalam diri mahasiswa dan

memberi makna yang lebih positif agar menimbulkan semangat dalam diri mahasiswa

untuk melakukan kegiatan perkuliahan. Skala yang digunakan adalah skala motivasi

belajar : konstruksi dan analisa psikometri yang dikembangkan oleh Muhib, Abdul S. D.

(n.d) Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Surabaya: UIN Sunan Ampel. yang terdiri

dari 30 item. Adapun kriteria respo dari subjek adalah, SS: Jika kamu sangat setuju

dengan pernyataan yang ada. S: Jika kamu setuju dengan pernyataan yang ada. TS: Jika

kamu tidak setuju dengan pernyataan yang ada. STS: Jika kamu sangat tidak setuju

dengan pernyataan yang ada.

Hasil uji validitas dan reliabilitas berdasarkan kuisioner 30 item jumlah indek uji validitas

0,298-0,827 ini hasil dari uji validitas yang diakukan oleh 54 subjek melaksanan kegiatan

pernyataan diperoleh. Sedangkan indeks uji reliabilitas yang diperoleh dari 54 subjek

melaksanakan kegiatan pernyataan adalah 0,688 untuk uji reabilitas dan reability statistic

yang dapat peroleh cronbach Alpha 0,917

Prosedur dan Analisa Data Penelitian

Beberapa prosedur kegiatan dalam penelitian ini antara lain: (1) tahap persiapan, yaitu

mencari fenomena dan menentukan variabel penelitian, selanjutnya peneliti menyusun

proposal penelitian untuk mendapatkan persetujuan dari dosen; (2) mencari instrumen

yang tepat, yakni skala motivasi belajar : konstruksi dan analisa psikometri yang

dikembangkan oleh Muhib, Abdul S. D. (n.d) Pengembangan Alat Ukur Psikologi.

Surabaya: UIN Sunan Ampel. yang terdiri dari 30 item dengan aspek-aspek motivasi

12

belajar meliputi: minat, semangat belajar, tanggung jawab, rasa senang, reaksi stimulus;

(3) melakukan try out mencari besarnya indeks validitas dan reliabilitas instrument yang

digunakan karena skala yang digunakan merupakan skala adaptasi dan try out dengan

menyebar skala pada 54 subjek; (4) tahap berikutnya menyebarkan instrumen penelitian

kepada subjek untuk mendapatkan data, peneliti memberikan petunjuk bagi subjek yang

mengisi instrument seperti cara menjawab dan mengisi identitas pada instrument; (5)

proses input data dan menganalisa menggunakan SPSS; dan (6) penyusunan draft bab

akhir dari skripsi. Prosedur pengambilan data dituliskan secara online via google form.

waktu pengambilan data selama 2 minggu.

Analisa Data

Analisa data menggunakan T-score. T-score adalah salah satu bentuk statistik uji standar.

Formula T-score memungkinkan untuk mengambil skor individu menjadi bentuk standar

yang membantu untuk membandingkan skor. Tujuan menggunakan T- score untuk

mengetahui kemmpuan motivasi belajar bagi mahasiswa 54 subjek yang telah melakukan

kegiatan pernyataan motivasi belajar bagi mahasiswa di masa pandemi.

13

HASIL PENELITIAN

Berikut adalah data motivasi belajar pada mahasiswa di era pandemi COVID-19.

Tabel 2. Deskripsi Subjek Penelitian

Jenis Kelamin Jumlah Responden

Jumlah Prosentase (%)

Laki-laki 15 28,0

Perempuan 39 72,0

Total 54 100,0

Usia (Tahun) JumlahResponden

Jumlah Prosentase (%)

16 1 2,0

18 8 15,0

19 8 15,0

20 11 20,0

21 14 26,0

22 7 13,0

23 5 9,0

Total 54 100,0

Dari hasil pada Tabel 2, menunjukkan bahwa mahasiswa berjenis kelamin laki-laki 15

(28%) lebih sedikit dibandingkan dengan subjek mahasiswa berjenis kelamin perempuan

yang berjumlah 39 (72%). Berdasarkan usia diketahui bahwa subjek dengan usia 21 tahun

paling banyak diantara rentang usia lainnya yaitu subjek 14 (26%), subjek dengan usia 20

tahun yaitu 11 (20%), subjek dengan usia 19 tahun yaitu 8 (15%), subjek dengan usia 18

tahun yaitu 8 (15%), subjek dengan usia 22 tahun yaitu 7 (13%), subjek dengan usia 23

tahun yaitu 5 (9%), subjek dengan usia 16 yaitu 1 (2%).

14

Tabel 3. Perhitungan Skala Motivasi Belajar

Motivasi Belajar T-score JumlahResponden

Jumlah Prosentase (%)

Tinggi T-score > 69 30 56,0

Rendah T-score ≤ 69 24 44,0

Total 54 100,0

Dari hasil pada Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 54 subjek (54%) subjek bahwa yang

memiliki motivasi belajar yang tinggi berjumlah 30 subjek (56%) dan motivasi rendah

berjumlah 24 subjek (44%).

Gambar 1. Gambaran motivasi belajar berdasarkan Jenis Kelamin

Gambaran motivasi belajar berdasarkan jenis kelamin pada Gambar 1 menunjukan bahwa

besarnya prosentase tingkat motivasi belajar pada laki-laki dan perempuan berbeda.

Tingkat motivasi belajar pada perempuan lebih tinggi dari pada tingkat motivasi belajar

pada laki-laki. Dibuktikan dengan hasil tingkat persentase motivasi belajar pada

perempuan yang tinggi 41% dan tingkat motivasi belajar yang rendah 32%. Tingkat

motivasi belajar yang tinggi pada laki-laki 15% dan tingkat motivasi belajar yang rendah

13%.

15

Gambar 2. Tingkat motivasi belajar berdasarkan usia

Gambaran motivasi belajar perhitungan tinggi rendah berdasarkan usia menunjukan

bahwa pada usia 16 tahun memiliki tingkat motivasi belajar tinggi 0%, Sedangkan tingkat

motivasi belajar rendah 1%. Usia 18 tahun memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi

2%, sedangkan tingkat motivasi belajar rendah 6%. Usia 19 tahun memiliki tingkat

motivasi belajar yang tinggi 6%, sedangkan tingkat motivasi belajar yang rendah 2%.

Usia 20 tahun memiliki tingkat motivasi belajar yang tinggi 7%, sedangkan tingkat

motivasi belajar yang rendah 4%. Usia 21 tahun tingkat motivasi belajar yang tinggi 10%,

sedangkan tingkat motivasi belajar yang rendah 4%. Usia 22 tahun tingkat motivasi

belajar yang tinggi 4%, sedangkan tingkat motivasi belajar yang rendah 3%. Usia 23

tahun tingkat motivasi belajar yang tinggi 1%, sedangkan tingkat motivasi belajar yang

rendah 4%.

16

DISKUSI

Hasil pengelolahan data penelitian motivasi belajar menunjukkan bahwa variabel

motivasi belajar secara keseluruhan memiliki skor dalam kategori tinggi. Peneliti

menemukan bahwa meskipun mahasiswa aktif dalam kuliah dengan motivasi belajar pada

mahasiswa di era pandemi COVID-19. Hal ini sama menurut pernyataan, Wina Sanjaya

(2010) berpendapat bahwa motivasi belajar bahwa salah satu aspek dinamis yang sangat

penting. Sering terjadi mahasiswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh

kemampuannya yang kurang, akan tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk

belajar sehingga Ia tidak berusaha untuk mengarahkan segala kemampuannya. Keadaan

yang terdapat pada diri seseorang individu dimana ada suatu dorongan untuk melakukan

sesuatu guna mencapa itujuan.

Apabila dilihat dari data demografis, peneliti menemukan bahwa aspek motivasi belajar

yang tinggi pada mahasiswa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan tidak memiliki

jumlah yang berbeda jauh. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Mahmudah (2009), menunjukkan bahwa tingkat motivasi belajar pada mahasiswa tinggi

memiliki tingkat lebih besar 56 daripada tingkat rendah yakni sedangkan tingkat rendah

44. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan motivasi belajar antara

motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar rendah.

Motivasi belajar pada laki-laki dan perempuan juga memiliki tingkat ketangguhan yang

berbeda yakni laki-laki yang memiliki tingkat motivasi yang tinggi sebanyak 30 subjek

dan tingkat motivasi yang rendah sebanyak 24 subjek. Tingkat motivasi pada perempuan

juga memiliki tingkatan yang berbeda, motivasi yang tinggi pada perempuan sebanyak 41

subjek dan tingkat motivasi yang rendah sebanyak 32 subjek. Keterbatasan penelitian ini

subjek tidak mudah ditemukan mahasiswa belajar dikampus selama lebih 8 semester.

Kemudian penelitian menggunakan sekali observasi untuk pengambilan data, sehingga

penelitian ini tidak mendalam untuk menggali informasi terkait dengan variabel yang

diteliti.

Karakteristik motivasi belajar tinggi laki-laki memperoleh 8 subjek (15%) dari jumlah

keseluruhan jenis kelamin laki-laki 15 subjek (28%) sedangkan motivasi belajar rendah

pada laki-laki memperoleh 7 subjek (13%) jadi dari karakteristik jumlah motivasi belajar

tinggi laki-laki adalah 15 subjek (28%). Persentase motivasi belajar tinggi jenis kelamin

laki-laki adalah 15 %, sedangkan persentase motivasi belajar rendah jenis kelamin laki-

laki adalah 13% dari jumlah persentase motivasi belajar laki-laki 28%.

Karakteristik motivasi belajar tinggi perempuan memperoleh 22 subjek (41%) dari

jumlah keseluruhan jenis kelamin perempuan 39 subjek (72%) sedangkan motivasi

17

belajar rendah pada perempuan memperoleh 17 subjek (31%) dari motivasi belajar tinggi.

Karakteristik jumlah motivasi belajar tinggi jenis kelamin perempuan persentase 41%

motivasi belajar tinggi sedangkan persentase motivasi belajar rendah jenis kelamin

perempuan 31% dari motivasi belajar yang tinggi.

Ciri-cirinya mahasiswa mampu menghadapi tugas, mahasiswa ulet menghadapi kesulitan

belajar, mahasiswa senang terhadap mata kuliah yang disukai. Suka tantangan

menghadapai mata kuliah yang level materi tinggi, mahasiswa senang mendengarkan

penyampaian materi dari dosen, mahasiswa rajin mengikuti perkuliahan pada dosen,

mahasiswa tidak cepat bosan diberi tugas oleh dosen, mereka ingin mencoba

mengerjakan tugas yang diberi oleh dosen. Mahasiswa ingin berhasil dalam setiap mata

kuliah setiap satu semester, berani mempertahankan prestasi belajar merasa yakin dan

benar, mahasiswa tidak mudah menyerah mengerjakan tugas-tugas kuliah yang dianggap

sulit, mahasiswa percaya diri bertanya tentang materi yang belum dikuasai, rajin belajar

individu secara continue, menciptakan ide dan gagasan pengetuahuan teknologi, IQ tinggi

disebabkan perilaku yang memahami lingkungan perguruan tinggi yang aman nyaman

nan asri, berhasil dalam bidang akademik yang dipelajari mahasiswa Apabila

karakteristik tersebut dikatakan telah memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Ciri-cirinya mahasiswa tidak aktif ikut perkuliahan dikampus, mahasiwa sering

mengalami gangguan perilaku diluar lingkungan kampus, malas datang untuk kuliah

demi mengorbankan cita-cita dan masa depan, mahasiswa tidak punya uang untuk

membayar SPP karena faktor masalah keluarga dari sisi finansial, mahasiswa tidak mau

mengerjakan tugas dari dosen, tidak senang pada mata kuliah yang dipelajari atau

ditekuni, kenakalan remaja diusia muda, hilangnya masa depan dan waktu kuliah

dikampus, tidak bisa kuliah dengan senang, perilaku emosi, frustasi, depresi diusia muda,

nilai IPK rendah disebabkan perilaku belajar pada mahasiswa sendiri, gangguan

kesehatan mental seperti perilaku seksual, narkoba, anarkisme, perilaku berbau

menyimpang sosial diluar kampus, IQ rendah mengganggu kecerdasan mahasiswa dari

mental perilaku mahasiswa, tidak pernah mengerjakan tugas kuliah dari dosen, tidak

pernah mengikuti perkuliahan selama satu semester, banyak peringatan masa study di

perguruan tinggi yang tidak lama lebih waktu yang diberikan oleh perguruan tinggi

Banyak juga karakteristik motivasi belajar rendah pada tipe mahasiswa motivasi belajar

rendah.

Karakteristik motivasi belajar tinggi memiliki kemampuan belajar lebih amat baik dari

attitude mulai dari perasaan perilaku dorongan ingin maju dan berkembang dalam

akademik sampai memperoleh IPK tinggi selalu aktif dalam kehidupan seluruh yang

ditekun pada kuliah di perguruan tinggi. Karakteristik motivasi belajar rendah disebabkan

faktor psikologis yang menyimpang banyak kejadian-kejadian di perguruan tinggi

mahasiswa selalu tidak mentaati aturan atau norma yang sudah diterapkan diperguruan

tinggi. Bisa jadi melakukan perbuatan yang tidak diinginkan oleh mahasiswa yang telah

dilakukan diluar kampus, seperti tidak masuk kuliah karena malas atau bosan, tempat

belajar yang tidak mendukung bagi mahasiswa, IPK selalu rendah disebabkan mahasiswa

tidak punya percaya pada diri sendiri, Pergaulaan yang salah bagi mahasiswa.

18

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hasil

penelitian ini menunjukkan subjek penelitian adalah 30 subjek (56%) temasuk motivasi

belajar tinggi, sedangkan 24 subjek (44%) termasuk dalam kategori tingkat motivasi

belajar rendah.

Implikasi dari penelitian ini agar mahasiswa tidak mudah putus asa dalam belajar,

menjadi pribadi yang saling berproses dalam bidang studi masing-masing mahasiswa.

Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi atau pribadi yang berani

menghadapi berbagai tantangan, mampu berkomitmen serta mampu mengontrol dirinya

agar tetap bisa belajar di kampus dengan baik. Motivasi belajar yang rendah akan

memiliki dampak bagi mahasiswa, antara proses studi yang molor dan tidak sesuai

dengan target.

REFERENSI

Muhib, Abdul S. D. (n.d) Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Surabaya: UIN Sunan

Ampel.

Ahmadi, Abu . (1993). Cara belajar Mandiri Dan Sukses. Solo: CV Aneka. Cipta.

Anshar Sunyoto Munandar. (2001). Psikologi Industri dan organisasi. Jakarta.

Azwar, S. (2013). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Berliner, G. (1993). Educational Psychology, Third edition. Boston: Houghton Miffin

Company.

Borg, W., dan Gall, M.D. (1979). Educational Research: An Introduction, Third Edition.

New York: Longman Group Limited.

Elida Prayitno. (1989). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan

Kebudayaan.

Fosnot, C. T. (1996). Constructivism: Theory, Perspectives, and Practice. London:

Teachers College Press, Columbia University.

Gibson, J. L. (2002). Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Hageman, G. (2000). Motivasi Untuk Pembinaan Organisasi. Jakarta: Pustaka Binaman

Pressindo.

19

Hergenhahn, B.R., dan Olson, M.H. (2008). Theories of Learning. London: Pearson

Education.

Ibrahim dan Syaodih, N. (1996). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Koontz, H. (2001). Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sardan. 2002. Tantangan

Perguruan Tinggi Swasta dalam Menghadapi Era Globalisasi dan Industrialisasi. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Mahmudah, I (2009). Perbedaan Ketangguhan pribadi (motivasi) Antara siswa dan siswi

di sekolah menengah pertama daerah rawan abrasi. Indigenous Jurnal Ilmiah Berkala

Psikologi. 11 (2), 47- 59.

Muhib, Abdul S. D. (n.d) Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Surabaya: UIN Sunan

Ampel.

Mulyadi, Psikologi pendidikan, Biro Ilmiah, FT. IAIN Sunan Ampel, Malang, (1991): 87

Rockich-Winston, N., Train, B. C., Rudolph, M. J., dan Gillette, C. (2018). Faculty

Motivations to use Active Learning among Pharmacy Educators. Currents in

Pharmacy Teaching and Learning, 10(3), 277-284.

Rumidi, S. (2012). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Sardiman. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Sardiman, AM (2006). Integrasi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Slameto. (1991). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bumi Aksara

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta.

Sudjana, N. (1992). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. (1995). Psikologi Pendidikan dengan Pedekatan terbaru. Bandung: PT

Remaja Rosda Karya.

Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT

Remaja.

Tadjab MA Ilmu Pendidikan. KaryaAbditama Surabaya (1990):102

20

Uno, Hamzah B. . (2008). Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi

Persada.

W.S Winkel. (1983) Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia, 1983

W. S Winkel. (1996). Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo

Winarsunu, Tulus. (2009). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang:

UM

21

Lampiran 1 Tabel Blueprint Skala Penelitian

22

Tabel 1

BLUE PRINT SKALA MOTIVASI BELAJAR

No. Komponen Indikator Favorabel Unfavorable Jumlah

1. Tekun menghadapi

tugas

Dapa t bekerja terus menerus

dalam waktu lama, tidak

berhenti sebelum selesai

3,2 8,4 4

2. Ulet menghadapi

kesulitan

Tidak mudah putus asa. 1,10,15 13,5,6 6

3. Tidak memerlukan

dorongan dari luar

untuk berprestasi

Tidak cepat puas dengan

prestasi yang telah dicapai

11,12 14 3

4. Senang bekerja

mandiri

Bekerja mandiri tanpa

bantuan orang lain.

22,23 30,24 4

5. Cepat bosan pada

tugas-tugas yang rutin

Hal-hal yang bersifat mekanis,

berulang-ulang begitu saja

sehingga kurang kreatif.

29 7 2

6. Dapat

mempertahankan

pendapatnya

Berusaha mempertahankan

pendapatnya.

20,26 21,25 3

7. Tidak mudah

melepaskan hal yang

sudah diyakininya

Tidak mudah melepaskan hal-

hal yang sudah diyakini

17 27,9 4

8. Senang mencari dan

memecahkan soal

Senang mencari soal-soal

untuk dipecahkan

16, 28 18, 19 4

Jumlah 15 15

23

Lampiran 2

SKALA PENELITIAN MOTIVASI BELAJAR

24

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Jl. Raya Tlogomas No. 246, Telp (0341) 464318, Malang 65144

___________________________________________________________________________

___________________________________________________________________________

Assalamualaikum wr. wb.

Dalam rangka penyelesaian tugas akhir, saya Ardi Prakoso P.Y Mahasiswa Fakultas

Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang angkatan 2012 melakukan penelitian

untuk memenuhi salah satu persyaratan wajib dalam menyelesaikan program sarjana.

Maka dari itu saya mengharapkan bantuan dari saudara untuk mengisi skala ini secara

jujur dan sesuai dengan kondisi saudara saat ini.

Pengisian skala ini hanya digunakan untuk keperluan ilmiah dan bukan untuk

keperluan tertentu, serta tidak akan mempengaruhi saudara. Sehingga saudara tidak

perlu ragu-ragu dalam mengisi semua nomor dalam skala yang diberikan secara jujur

dan sesuai dengan kondisi saudara saat ini. Selain itu data saudara juga akan

digunakan untuk keperluan ilmiah semata, tidak untuk dipublikasikan maupun

digunakan untuk alasan tertentu.

Saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan saudara/i untuk menjadi

responden dalam pengisian skala ini.

Wassalamualaikum wr. wb.

Hormat saya,

Ardi Prakoso P.Y

25

Nama/Inisial

:

……………………………………………………………………….

Usia

:

……………………………………………………………………….

Fakultas

:

……………………………………………………………………….

Universitas

:

……………………………………………………………………….

Angkatan

MasukKuliah

:

……………………………………………………………………….

Bagian 1

Instruksi:

1. Pilihlah pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan memberi tanda silang (X)

SS : Jika kamu sangat setuju dengan pernyataan yang ada.

S : Jika kamu setuju dengan pernyataan yang ada.

TS :Jika kamu tidak setuju dengan pernyataan yang ada.

STS: Jika kamu sangat tidak setuju dengan pernyataan yang ada.

2. Jawablah sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirikamu, karena semua jawaban

adalah benar.

26

3. Jangan takut dengan jawaban yang kamu berikan, KARENA JAWABAN KAMU TIDAK

BERPENGARUH TERHADAP NILAI BELAJAR KAMU.

DAFTAR PERNYATAAN

1. Walaupun mendapat nilai jelek, saya tetap semangat dalam belajar.

[SS] [S] [TS] [STS]

2. Meskipun banyak kegiatan, saya selalu belajar setiap malam.

[SS] [S] [TS] [STS]

3. Saya mengerjakan tugas-tugas sekolah tepat waktu.

[SS] [S] [TS] [STS]

4. Saya belajar kalau ada tugas saja.

[SS] [S] [TS] [STS]

5. Saya kecewa dengan hasil belajar saya.

[SS] [S] [TS] [STS]

6. Saya lebih suka bermain daripada mengerjakan tugas pada pelajaran yang tidak

saya suka.

[SS] [S] [TS] [STS]

7. Saya suka mengerjakan tugas yang sudah pernah diberikan sebelumnya.

[SS] [S] [TS] [STS]

8. Saya sering mengeluh dengan tugas-tugas sekolahsaya.

[SS] [S] [TS] [STS]

9. Dalam belajar, saya mudah sekali terpengaruh oleh pendapat teman.

[SS] [S] [TS] [STS]

27

10. Walaupun sulit menerima penjelasan yang diberikan oleh guru, saya tetap berusaha

agar bisa mendapat nilai bagus.

[SS] [S] [TS] [STS]

11. Meskipun tidak disuruh orang tua, saya tetap belajar.

[SS] [S] [TS] [STS]

12. Meskipun nilai saya diatas rata-rata, tetapi saya merasa belum cukup puas dengan

hasil belajar saya.

[SS] [S] [TS] [STS]

13. Pelajaran yang sulit, membuatsaya malas belajar.

[SS] [S] [TS] [STS]

14. Saya akan belajar jika dijanjikan hadiah oleh orang tua.

[SS] [S] [TS] [STS]

15. Banyaknya tugas dari guru, tidak membuat saya malas dalam belajar. [SS] [S] [TS] [STS]

16. Saya senang jika mendapat tugas dari guru.

[SS] [S] [TS] [STS]

17. Meskipun teman-teman meragukan, tetapi saya yakin pasti bisa.

[SS] [S] [TS] [STS]

18. Terkadang saya setres memikirkan tugas-tugas sekolah.

[SS] [S] [TS] [STS]

19. Bila mendapatkan tugas belajar, saya selalu mengolor-olor waktu untuk

mengerjakan.

[SS] [S] [TS] [STS]

20. Dalam berdiskusi, saya selalu berusaha mempertahankan pendapat saya.

[SS] [S] [TS] [STS]

21. Dalam belajar, terkadang saya ragu dengan pendapat saya.

[SS] [S] [TS] [STS]

28

22. Saya dapat mengerjakan tugas-tugas sekolah tanpa bantuan orang lain.

[SS] [S] [TS] [STS]

23. Daripada harus bertanya, saya lebih suka mengerjakan sendiri tugas-tugas sekolah

saya.

[SS] [S] [TS] [STS]

24. Kalau ada tugas belajar, saya lebih suka mengerjakan dengan guru les saya.

[SS] [S] [TS] [STS]

25. Saya selalu berkeringat ketika sedang berpendapat didepan teman-teman.

[SS] [S] [TS] [STS]

26. Jika ada pendapat yang berbeda dalam belajar, saya akan menanggapinya.

[SS] [S] [TS] [STS]

27. Dalam belajar, terkadang saya lebih meyakini pendapat orang lain, dari pada

pendapat saya sendiri.

[SS] [S] [TS] [STS]

28. Dalam belajar, saya suka mencari permasalahan untuk dipecahkan.

[SS] [S] [TS] [STS]

29. Saya lebih suka dengan tugas-tugas yang menantang.

[SS] [S] [TS] [STS]

30. Ketika ujian, saya sering menggantungkan kepada teman.

[SS] [S] [TS] [STS]

29

Lampiran 3

Tabulasi Hasil Skala Penelitian

30

Lampiran 4

Hasil Analisis Validitas & Realibitas

Skala Penelitian

31

Tabel. Indeks Validitas dan Reliabilitas

Instrumen Penelitian

Jumlah

Item

Indeks Validitas

Indeks Reliabilitas

Kuisioner 30 0,298 – 0,827 0,688

Case Processing Summary

N

%

Cases

Valid

54

100,0

Excludeda 0 ,0

Total 54 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

,917

30

32

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

X1 1.7037 .53657 54

X2 2.3148 .46880 54

X3 1.9259 .63992 54

X4 2.5926 .74018 54

X5 2.1296 .84778 54

X6 2.3704 .75975 54

X7 2.6852 .57705 54

X8 2.6481 .70463 54

X9 2.3889 .71154 54

X10 1.6111 .49208 54

X11 1.8704 .55103 54

X12 2.0926 .78352 54

X13 2.5926 .74018 54

33

X14 3.0926 .78352 54

X15 2.3148 .66798 54

X16 2.6667 .70040 54

X17 1.5000 .54079 54

X18 3.1296 .77815 54

X19 2.6111 .65637 54

X20 2.2222 .57188 54

X21 2.6667 .54944 54

X22 2.5370 .71935 54

X23 2.6852 .72226 54

X24 2.1852 .77883 54

X25 2.2963 .83845 54

X26 1.9815 .41166 54

X27 2.1852 .61657 54

X28 2.2037 .49065 54

34

X29 2.2593 .67810 54

X30 1.7037 .66246 54

Item-Total Statistics

35

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

X1 67.4630 36.970 .396 . .670

X2 66.8519 37.978 .284 . .678

X3 67.2407 35.809 .473 . .661

X4 66.5741 36.060 .363 . .668

X5 67.0370 33.697 .551 . .647

X6 66.7963 35.411 .426 . .662

X7 66.4815 40.292 -.107 . .701

X8 66.5185 36.632 .318 . .672

X9 66.7778 36.327 .350 . .670

X10 67.5556 37.950 .272 . .678

X11 67.2963 37.231 .343 . .673

X12 67.0741 40.296 -.108 . .708

X13 66.5741 34.174 .591 . .648

36

X14 66.0741 42.372 -.308 . .724

X15 66.8519 39.713 -.038 . .699

X16 66.5000 38.179 .135 . .687

X17 67.6667 36.943 .396 . .670

X18 66.0370 38.716 .054 . .695

X19 66.5556 38.780 .077 . .691

X20 66.9444 37.412 .300 . .675

X21 66.5000 39.160 .055 . .691

X22 66.6296 39.973 -.072 . .703

X23 66.4815 37.877 .162 . .685

X24 66.9815 37.830 .146 . .687

X25 66.8704 36.606 .249 . .678

X26 67.1852 39.097 .111 . .687

X27 66.9815 35.792 .497 . .660

X28 66.9630 37.546 .341 . .674

37

X29 66.9074 37.293 .252 . .678

X30 67.4630 36.744 .331 . .672

Descriptives

38

[DataSet0] D:\Orderan SPSS\Ardi\Input Data Kuisioner Motivasi Belajar.sav

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Total_X 54 55.00 87.00 69.1667 6.31186

Valid N (listwise) 54

39

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

KAT * JK 100 100.0% 0 .0% 100 100.0%

Kategori * Jenis Kelamin Crosstabulation

Count

JK

Total

Laki-laki Perempuan

Kategori Tinggi 8 22 30

Rendah 7 17 24

Total 15 39 100

40

Kategori * Jenis Kelamin Crosstabulation

Jenis Kelamin

Total Laki-laki Perempuan

Kategori Tinggi Count 8 22 30

% within Kategori 26.7% 73.3% 100.0%

% within Jenis Kelamin 53.3% 56.4% 55.6%

% of Total 14.8% 40.7% 55.6%

Rendah Count 7 17 24

% within Kategori 29.2% 70.8% 100.0%

% within Jenis Kelamin 46.7% 43.6% 44.4%

% of Total 13.0% 31.5% 44.4%

Total Count 15 39 54

% within Kategori 27.8% 72.2% 100.0%

% within Jenis Kelamin 100.0% 100.0% 100.0%

41

Kategori * Jenis Kelamin Crosstabulation

Jenis Kelamin

Total Laki-laki Perempuan

Kategori Tinggi Count 8 22 30

% within Kategori 26.7% 73.3% 100.0%

% within Jenis Kelamin 53.3% 56.4% 55.6%

% of Total 14.8% 40.7% 55.6%

Rendah Count 7 17 24

% within Kategori 29.2% 70.8% 100.0%

% within Jenis Kelamin 46.7% 43.6% 44.4%

% of Total 13.0% 31.5% 44.4%

Total Count 15 39 54

% within Kategori 27.8% 72.2% 100.0%

% within Jenis Kelamin 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 27.8% 72.2% 100.0%

42

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kategori * Usia 54 100.0% 0 .0% 54 100.0%

Kategori * Usia Crosstabulation

43

Usia

Total 16 Tahun 18 Tahun 19 Tahun 20 Tahun 21 Tahun 22 Tahun 23 Tahun

Kategori Tinggi Count 0 2 6 7 10 4 1 30

% within Kategori .0% 6.7% 20.0% 23.3% 33.3% 13.3% 3.3% 100.0%

% within Usia .0% 25.0% 75.0% 63.6% 71.4% 57.1% 20.0% 55.6%

% of Total .0% 3.7% 11.1% 13.0% 18.5% 7.4% 1.9% 55.6%

Rendah Count 1 6 2 4 4 3 4 24

% within Kategori 4.2% 25.0% 8.3% 16.7% 16.7% 12.5% 16.7% 100.0%

% within Usia 100.0% 75.0% 25.0% 36.4% 28.6% 42.9% 80.0% 44.4%

% of Total 1.9% 11.1% 3.7% 7.4% 7.4% 5.6% 7.4% 44.4%

Total Count 1 8 8 11 14 7 5 54

% within Kategori 1.9% 14.8% 14.8% 20.4% 25.9% 13.0% 9.3% 100.0%

% within Usia 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 1.9% 14.8% 14.8% 20.4% 25.9% 13.0% 9.3% 100.0%

44

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu . (1993). Cara belajar Mandiri Dan Sukses. Solo: CV Aneka. Cipta.

Anshar Sunyoto Munandar. (2001). Psikologi Industri dan organisasi. Jakarta.

Azwar, S. (2013). Penyusunan skala psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Berliner, G. (1993). Educational Psychology, Third edition. Boston: Houghton Miffin Company.

Borg, W., dan Gall, M.D. (1979). Educational Research: An Introduction, Third Edition. New York: Longman Group Limited.

Elida Prayitno. (1989). Motivasi Dalam Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Fosnot, C. T. (1996). Constructivism: Theory, Perspectives, and Practice. London: Teachers College Press, Columbia University.

Gibson, J. L. (2002). Organisasi dan Manajemen: Perilaku, Struktur, Proses. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hageman, G. (2000). Motivasi Untuk Pembinaan Organisasi. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Hergenhahn, B.R., dan Olson, M.H. (2008). Theories of Learning. London: Pearson Education.

Ibrahim dan Syaodih, N. (1996). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Koontz, H. (2001). Manajemen. Jakarta: Penerbit Erlangga. Sardan. 2002. Tantangan Perguruan Tinggi Swasta dalam Menghadapi

Era Globalisasi dan Industrialisasi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Mahmudah, I (2009). Perbedaan Ketangguhan pribadi (motivasi) Antara siswa dan siswi di sekolah menengah pertama daerah rawan

abrasi. Indigenous Jurnal Ilmiah Berkala Psikologi. 11 (2), 47- 59.

Muhib, Abdul S. D. (n.d) Pengembangan Alat Ukur Psikologi. Surabaya: UIN Sunan Ampel.

45

Mulyadi, Psikologi pendidikan, Biro Ilmiah, FT. IAIN Sunan Ampel, Malang, (1991): 87

Rockich-Winston, N., Train, B. C., Rudolph, M. J., dan Gillette, C.( 2018). Faculty Motivations to use Active Learning among

Pharmacy Educators. Currents in Pharmacy Teaching and Learning, 10(3), 277-284.

Rumidi, S. (2012). Metodelogi Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Sardiman. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sardiman, AM (2006). Integrasi dan Motivasi Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Slameto. (1991). Belajar dan Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Bumi Aksara

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, N. (1992). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Syah, Muhibbin. (1995). Psikologi Pendidikan dengan Pedekatan terbaru. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja.

Tadjab MA Ilmu Pendidikan. KaryaAbditama Surabaya (1990):102

Uno, Hamzah B. . (2008). Teori Motivasi Dan Pengukurannya. Jakarta: PT. Bumi Persada.

W.S Winkel. (1983) Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia, 1983

W. S Winkel. (1996). Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo

Winarsunu, Tulus. (2009). Statistik dalam Penelitian Psikologi dan Pendidikan. Malang: UM

46

Nama JK Umur Fakultas Universitas M. Aktif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

M Al

Topan L 3

FIK UM Ya 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 4 3 2

Rizal L 5 FEB UMM Ya 2 2 1 3 2 2 3 3 3 1 2 2 3 3 2 M Al

Topan L 3

FIK UM Ya 2 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 2 4 3 2

Erza P 2 FEB UMM Ya 1 2 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 3 3

ADELA P 4 FIK UNESA Ya 1 2 2 3 2 2 3 2 2 1 1 3 2 4 1

Pandaxx L 4 FAPSI UMM Ya 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2

Wd P 4 FAPSI UMM Ya 2 3 2 3 2 3 2 2 2 1 3 3 2 3 3

N P 4 FAPSI UMM Ya 2 3 2 4 4 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3

D P 3 FAPSI UMM Ya 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2

FA P 2 FAPSI UMM Ya 1 2 2 2 1 1 3 1 1 1 1 3 2 3 2

L P 3 FAPSI UMM Ya 1 2 1 2 2 2 2 2 3 1 2 3 2 3 2

FR P 4 FAPSI UMM Ya 1 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 1 3 2 3

O P 2 FAPSI UMM Ya 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2

Dhita P 4 FAPSI UMM Ya 2 3 1 2 2 3 2 4 3 1 2 4 3 4 2

Aldo L 4 FAPSI UMM Ya 2 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3

Yak P 5 FAPSI UMM Ya 2 2 3 3 4 2 3 3 3 1 2 1 3 3 3

A L 3 FAPSI UMM Ya 1 2 2 3 1 3 3 3 3 1 3 1 3 3 2

Nh P 4 FAPSI UMM Ya 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3

Trilili P 2 FAPSI UMM Ya 1 2 1 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2

Tif P 3 FAPSI UMM Ya 2 2 1 3 2 2 3 2 3 1 2 1 2 4 2

M L 6 FAPSI UMM Ya 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 4 3

Safna P 2 FKIP UMM Ya 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 1 1 1 4 2

E. Dahlia P 4 FAPSI UMM Ya 2 2 2 3 3 4 3 2 4 2 2 1 2 1 2

HNM P 4 FAPSI UMM Ya 1 2 1 2 2 1 2 3 2 1 2 1 2 4 2

47

Aul P 5 FAPSI UMM Ya 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2

M P 3 FAPSI UMM Ya 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2

Nabila P 6 FKIP UMM Ya 1 3 1 4 1 3 4 2 3 1 2 1 3 2 2 R P 6 FKIP UMM Ya 2 3 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 3 2

Nama JK Umur Fakultas Universitas M. Aktif 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Total

M Al

Topan L 3

FIK UM Ya 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 80

Rizal L 5 FEB UMM Ya 3 1 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 72 M Al

Topan L 3

FIK UM Ya 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 80

Erza P 2 FEB UMM Ya 3 2 3 2 2 3 3 3 3 1 2 3 2 3 2 70

ADELA P 4 FIK UNESA Ya 3 1 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 1 2 66

Pandaxx L 4 FAPSI UMM Ya 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 67

Wd P 4 FAPSI UMM Ya 2 1 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 70

N P 4 FAPSI UMM Ya 3 2 4 2 3 4 2 3 2 4 3 4 3 3 3 87

D P 3 FAPSI UMM Ya 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 1 2 74

FA P 2 FAPSI UMM Ya 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 59

L P 3 FAPSI UMM Ya 2 1 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 64

FR P 4 FAPSI UMM Ya 3 2 3 3 2 3 2 3 4 4 2 3 2 2 3 75

O P 2 FAPSI UMM Ya 2 1 2 3 2 3 2 1 3 3 2 3 2 1 1 68

Dhita P 4 FAPSI UMM Ya 2 2 2 2 3 3 3 3 3 1 2 2 2 3 1 72

Aldo L 4 FAPSI UMM Ya 2 1 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 72

Yak P 5 FAPSI UMM Ya 3 1 4 3 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 74

A L 3 FAPSI UMM Ya 2 2 4 3 3 2 3 3 1 3 2 2 3 3 2 72

Nh P 4 FAPSI UMM Ya 3 2 4 3 3 3 1 3 1 3 2 2 2 3 1 75

Trilili P 2 FAPSI UMM Ya 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 2 2 1 70

Tif P 3 FAPSI UMM Ya 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 70

M L 6 FAPSI UMM Ya 3 1 3 3 3 3 2 3 1 2 2 2 2 3 1 72

Safna P 2 FKIP UMM Ya 2 1 4 2 2 3 3 4 2 3 2 2 2 2 1 66

48

E. Dahlia P 4 FAPSI UMM Ya 2 1 4 2 2 3 1 1 2 2 3 1 2 2 1 64

HNM P 4 FAPSI UMM Ya 3 1 4 3 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 56

Aul P 5 FAPSI UMM Ya 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 71

M P 3 FAPSI UMM Ya 3 1 2 1 2 2 3 4 3 2 2 2 2 2 2 64

Nabila P 6 FKIP UMM Ya 2 1 4 4 2 3 1 2 2 1 1 2 2 1 2 63 R P 6 FKIP UMM Ya 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 1 69

Nama JK Umur Fakultas Universitas M. Aktif 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

N P 7 FKIP UMM Ya 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 2 2 4 3

G P 7 FKIP UMM Ya 2 3 2 4 1 3 2 3 2 2 2 3 3 1 3

C L 6 FKIP UMM Ya 1 2 2 3 1 3 2 3 2 1 2 2 2 3 1

RE L 7 FKIP UMM Ya 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3

D P 2 FEB UMM Ya 1 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 3 2

RE L 7 FKIP UMM Ya 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3

RE L 7 FKIP UMM Ya 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 3

M P 3 FAPSI UMM Ya 2 3 4 4 3 4 3 3 2 2 3 2 4 3 1

NI P 6 FPP UMM Ya 2 3 2 3 2 4 3 3 2 1 3 2 2 3 3

R L 5 FPP UMM Ya 2 2 2 4 1 2 1 2 2 1 2 3 2 4 4

SR P 5 FPP UMM Ya 3 3 1 3 3 2 2 4 3 1 1 1 2 3 2

AS L 2 FPP UMM Ya 1 3 2 2 1 2 3 2 1 2 1 3 1 4 3

NH P 2 FPP UMM Ya 3 3 2 3 2 4 3 3 2 2 2 2 3 3 2

Al P 5 FIKES UMM Ya 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 2

RR P 6 FIKES UMM Ya 1 2 1 3 1 1 2 3 1 1 2 3 2 4 2

S P 5 FIKES UMM Ya 1 2 1 1 1 1 3 3 1 1 1 1 1 4 4

NN P 1 FIKES UMM Ya 2 2 2 2 3 3 3 3 3 1 2 1 3 3 2

RU L 5 FIKES UMM Ya 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2

T P 5 FIKES UMM Ya 1 2 2 1 2 2 3 4 4 2 1 2 4 4 3

G P 5 FIKES UMM Ya 2 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 4 2

MD P 6 FIKES UMM Ya 2 2 3 2 4 3 2 4 2 2 1 2 4 3 3

49

RNS P 5 FIKES UMM Ya 2 2 3 3 1 2 4 1 3 2 2 2 3 4 2

GH P 4 FIKES UMM Ya 1 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 2 2 4 2

ADD P 5 FPP UMM Ya 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2

Erza P 5 FIKES UMM Ya 1 2 2 2 2 2 3 3 3 1 1 2 3 4 2

FA L 5 FT UMM Ya 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 4 2 4 1

Nama JK Umur Fakultas Universitas M. Aktif 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Total

N P 7 FKIP UMM Ya 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 64

G P 7 FKIP UMM Ya 3 2 4 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 73

C L 6 FKIP UMM Ya 2 1 4 4 1 3 3 3 2 2 2 1 2 3 2 65

RE L 7 FKIP UMM Ya 4 1 3 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 1 67

D P 2 FEB UMM Ya 2 1 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 63

RE L 7 FKIP UMM Ya 4 1 3 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 1 67

RE L 7 FKIP UMM Ya 4 1 3 2 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 1 67

M P 3 FAPSI UMM Ya 4 2 4 4 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 85

NI P 6 FPP UMM Ya 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 1 73

R L 5 FPP UMM Ya 4 1 1 3 3 2 4 3 1 1 2 2 3 3 2 69

SR P 5 FPP UMM Ya 4 3 4 3 2 2 3 3 2 3 1 2 3 3 2 74

AS L 2 FPP UMM Ya 2 1 2 3 1 3 3 3 1 2 2 1 1 2 2 60

NH P 2 FPP UMM Ya 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 68

Al P 5 FIKES UMM Ya 3 2 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 2 3 2 71

RR P 6 FIKES UMM Ya 3 1 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 62

S P 5 FIKES UMM Ya 3 1 3 2 2 3 3 1 1 2 1 2 2 3 1 56

NN P 1 FIKES UMM Ya 2 2 3 3 1 3 2 2 2 3 2 3 2 2 1 68

RU L 5 FIKES UMM Ya 3 2 4 4 2 3 2 3 2 2 1 1 2 2 2 72

T P 5 FIKES UMM Ya 4 1 4 3 2 3 2 2 1 3 2 3 2 3 1 73

G P 5 FIKES UMM Ya 3 1 4 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 1 73

MD P 6 FIKES UMM Ya 2 1 1 3 3 1 4 4 4 2 1 2 2 3 1 73

RNS P 5 FIKES UMM Ya 3 2 4 3 2 3 3 2 1 1 2 2 2 3 2 71

50

GH P 4 FIKES UMM Ya 3 1 4 3 2 2 2 3 2 4 2 3 2 3 1 69

ADD P 5 FPP UMM Ya 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2 1 1 2 68

Erza P 5 FIKES UMM Ya 2 1 3 3 2 2 2 3 3 2 2 2 3 3 1 67

FA L 5 FT UMM Ya 2 1 3 2 3 3 2 3 1 3 2 1 2 1 1 55

51

LABORATORIUM FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang 65144 Telp. 0341-464318

SURAT KETERANGAN

No: E.6.a/377/Lab-Psi/UMM/XI/2020

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Yang bertanda tangan dibawah ini Tim Divisi Psikometri Laboratorium Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang, menerangkan dengan sesungguhnya bahwa mahasiswa tersebut

dibawah ini:

Yang bersangkutan telah melakukan :

1. Cek Plagiasi

Hasil: Lulus/Perbaikan

Dengan keterangan sebagai berikut:

Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Malang, 17 November 2020

Petugas Cek

Navy Tri Indah Sari

Nama : Ardi Prakoso P. Y.

NIM : 201310230311319

Dosen Pembimbing : 1) Dr. Rr. Siti Suminarti

Fasikhah, M.Si

2) Sofa Amalia, M.Si

No Judul Skripsi Batas Maksimal Hasil

1 Motivasi Belajar

pada Mahasiswa di

era Pandemi

COVID-19

25% 19%