FAKULTAS PETERNAKAN - Universitas Udayana...fakultas peternakan universitas udayana denpasar...

11

Transcript of FAKULTAS PETERNAKAN - Universitas Udayana...fakultas peternakan universitas udayana denpasar...

Page 1: FAKULTAS PETERNAKAN - Universitas Udayana...fakultas peternakan universitas udayana denpasar peternakan volume 22 nomor 2, juni 2019 p-issn 0853-8999 e-issn 2656-8373 majalah ilmiah
Page 2: FAKULTAS PETERNAKAN - Universitas Udayana...fakultas peternakan universitas udayana denpasar peternakan volume 22 nomor 2, juni 2019 p-issn 0853-8999 e-issn 2656-8373 majalah ilmiah

FAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

PETERNAKANVolume 22 Nomor 2, Juni 2019

p-ISSN 0853-8999 e-ISSN 2656-8373

MAJALAH ILMIAH

PERFORMANS DAN KOMPOSISI KARKAS BABI BALI BETINA MUDA YANG DIBERI RANSUM DENGAN SUPLEMENTASI PROBIOTIK Wibawa, I M. S. P., K. Budaarsa dan I G. Mahardika ...................................................................................................... 43

RESPON PEMBERIAN DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L), DAUN MENGKUDU (Morindacitrifolia L), DAN DAUN SIRIH (Piper betle L) DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN ITIK BALI Trisnadewi, A. A. A. S., T. G. B. Yadnya, A. A. P. P. Wibawa, dan I M. Mudita .......................................................... 50

PENGARUH PENGGANTIAN POLLARD DENGAN DEDAK PADI YANG DISUPLEMENTASI MULTIVITAMIN-MINERAL DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMA PRODUKSI BABI RAS PERSILANGAN Stradivari, G, E., I. B. G. Partama dan I G. N. G. Bidura ................................................................................................ 55

IDENTIFIKASI VARIASI FENOTIPIK AYAM KAMPUNG CARU DI BALI Sarini, N. P., I W. Wijana, N. M. A. Rasna, dan I N. Ardika .......................................................................................... 61

PERSEPSI PETERNAK TERHADAP PEMANFAATAN SAPI SEBAGAI ATRAKSI WISATA DI KABUPATEN TABANAN, BALI Inggriati, N. W. T., I G. Suarta, dan D. A. Warmadewi .................................................................................................... 67

IDENTIFIKASI PENAMPILAN REPRODUKSI SAPI BALI (Bos sondaicus) BETINA SEBAGAI AKSEPTOR INSEMINASI BUATAN UNTUK MENUNJANG PROGRAM UPSUS SIWAB DI KABUPATEN BADUNG DAN TABANAN Suranjaya, I G., N. P. Sarini, A. Anton, dan A. Wiyana ................................................................................................... 74

KECERNAAN RANSUM PADA KELINCI BETINA LOKAL YANG DIBERI RANSUM MENGGUNAKAN AMPAS TAHU TERFERMENTASI DENGAN ARAS BERBEDA Nuriyasa, I M. dan A. W. Puger .......................................................................................................................................... 80

PRODUKTIVITAS KACANG PINTO (Arachis pintoi) YANG DIPUPUK DENGAN JENIS DAN DOSIS PUPUK ORGANIK BERBEDA Witariadi, N. M. dan N. N. Candraasih K. ....................................................................................................................... 84

Page 3: FAKULTAS PETERNAKAN - Universitas Udayana...fakultas peternakan universitas udayana denpasar peternakan volume 22 nomor 2, juni 2019 p-issn 0853-8999 e-issn 2656-8373 majalah ilmiah

ii MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 22 Nomor 2 JuNi 2019

Jurnal Peternakan

SUSUNAN DEWAN REDAKSI MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN – UNUD

KETUA PENYUNTINGANTONIUS WAYAN PUGER

WAKIL KETUA PENYUNTINGNI NYOMAN SURYANI

SEKRETARISA. A.A. SRI TRISNADEWI

PENYUNTING PELAKSANAKOMANG BUDAARSAI GEDE MAHARDIKA

I WAYAN SUARNAI GUSTI NYOMAN GDE BIDURA

I MADE NURIYASAI MADE SUASTA

I GEDE SURANJAYAI KETUT MANGKU BUDIASA

ANAK AGUNG PUTU PUTRA WIBAWANI LUH GDE SUMARDANI

NI PUTU SARINILINDAWATI DOLOKSARIBU

I GUSTI AGUNG ISTRI ARIANI

ALAMAT REDAKSIFakultas Peternakan Universitas UdayanaJalan PB Sudirman Denpasar-Bali 80232

Email: [email protected]

PENERBITFakultas Peternakan Univeritas Udayana

p-ISSN 0853-8999e-ISSN 2656-8373

Page 4: FAKULTAS PETERNAKAN - Universitas Udayana...fakultas peternakan universitas udayana denpasar peternakan volume 22 nomor 2, juni 2019 p-issn 0853-8999 e-issn 2656-8373 majalah ilmiah

50 MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 22 Nomor 2 JuNi 2019

Respon Pemberian Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L), Daun Mengkudu (Morindacitrifolia L), dan Daun Sirih (Piper Betle L) Dalam Ransum.....

RESPON PEMBERIAN DAUN UBI JALAR UNGU (Ipomoea batatas L), DAUN MENGKUDU (Morindacitrifolia L), DAN DAUN SIRIH (Piper betle L)

DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN ITIK BALI

TRISNADEWI, A. A. A. S., T. G. B. YADNYA, A. A. P. P. WIBAWA, DAN I M. MUDITAFakultas Peternakan, Universitas Udayana

e-mail : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui respon pemberian daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.), daun mengkudu (Morinda citrifolia L.), dan daun sirih (Piper beetle L.) terhadap penampilan itik bali,. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan yaitu A: ransum tanpa daun ubi jalar ungu, daun mengkudu, dan daun sirih; B: ransum mengandung 5% daun ubi jalar ungu; C: ransum mengandung 5% daun mengkudu, dan D: ransum mengandung 5% daun sirih. Setiap perlakuan terdiri atas tiga ulangan dan setiap ulangan berisi lima ekor. Variabel yang diamati konsumsi ransum, konsumsi antioksidan, pertambahan bobot dan FCR serta karkas. Hasil penelitian menunjukkan pemberian perlakuan B, C, dan D dapat menurunkan konsumsi ransum dan meningkatkan konsumsi antioksidan daripada perlakuan A. Pemberian perlakuan B, C, dan D dapat meningkatkan pertambahan bobot dan menurunkan FCR dibandingkan dengan perlakuan A. Pemberian perlakuan B, C dan D dapat meningkatkan bobot karkas dan persentase karkas, meningkatkan persentase daging dan tulang sedangkan pada lemak karkas termasuk kulit terjadi penurunan dibandingkan dengan pemberian perlakuan A. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian daun ubi jalar ungu, daun mengkudu dan daun sirih dalam ransum dapat memperbaiki efisiensi penggunaan ransum dan karkas itik bali.

Kata kunci: daun ubi jalar ungu, daun mengkudu, daun sirih, penampilan, itik bali

RESPONSE OF PURPLE SWEET POTATO (Ipomoea batatas L.), NONI (Morinda citrifolia L.), AND BETLE (Piper betle L.) LEAVES ADDITIONAL IN

DIETS ON PERFORMANCE OF BALI DUCK

ABSTRACT

The experiment was carried out to study the response of additional leaves of purple sweet potato (Ipomoea batatas L.), noni (Morinda citrifolia L.) and betle (Piper betle L.) in diets on performance of bali duck. The experiment used completely randomized design with four treatments consists of control diet A (diet without leaves), diet B (diet containing with purple sweet potato leaf, diet C (diet containing noni leaf), and diet D (diet containing beetle leaf). Each treatment conducted with three replications and each replications consist of five ducks. The variables observed were feed consumption, antioxidant consumption, body gain, and FCR and of bali ducks. Feed consumption of bali ducks in treatment B, C and D were significantly lower, however, the antioxidant consumption significantly higher than control diet. In contrast, body weight gain in treatments B, C and D increased significantly but decreased FCR compared to treatment A. The treatments of B, C, and D can increase the carcass weight, and carcass percentage significantly. These were offered to bali ducks could increase percentage of meat and bone but significantly decrease fat of carcass including their skin for bali ducks fed with A (control treatment). It can concluded that the leaves of purple sweet potato, noni, and betle leaf in diets improved the performance and carcass of bali ducks.

Key words: purple sweet potato leaf , noni leaf, betle leaf , performance, bali duck

Page 5: FAKULTAS PETERNAKAN - Universitas Udayana...fakultas peternakan universitas udayana denpasar peternakan volume 22 nomor 2, juni 2019 p-issn 0853-8999 e-issn 2656-8373 majalah ilmiah

p-ISSN 0853-8999 e-ISSN 2656-8373 51

Trisnadewi, A. A. A. S., T. G. B. Yadnya, A. A. P. P. Wibawa, dan I M. Mudita

PENDAHULUAN

Upaya pemenuhan swasembada daging yang telah dicanangkan oleh pemerintah tidak hanya bersumber dari ternak besar saja namun ternak unggas juga memberi andil dalam menenuhi kebutuhan akan protein hewani diantaranya adalah ternak itik. Pemeliharaan ternak itik biasanya dilumbar begitu saja untuk memenuhi kebutuhan akan zat-zat nutrisi yang diperlukan oleh itik. Teknologi pertanian sudah mengarah pada efisiensi serta petani menggunakan pestisida kimia untuk membunuh hama - penyakit pada tanaman sehingga pemeliharaan itik secara ektensif mengalami kesulitan. Faktor pakan sangat menentukan dalam usaha peternakan yaitu berkisar 60 – 80% dari seluruh biaya produksi (Wahju, 2004). Peningkataan produktivitas ternak baik kuantitas dan kualitas perlu memanfaatkan daun yang bersifat herbal dan mempunyai fungsi sebagai bahan pakan dan sebagai obat misalnya daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.), daun mengkudu (Morinda citrifolia L), dan daun sirih (Piper betle L) yang bersifat antioksidan, dapat meningkatkan nilai nutrisi ransum dan dapat menurunkan kolesterol, gula dan asam urat darah yang sangat bermanfaat untuk kesehatan ternak (Yadnya et al., 2014).

Zat nutrisi yang terkandung dalam mengkudu terdiri atas protein, vitamin, dan mineral penting, tersedia dalam jumlah yang cukup pada buah dan daun mengkudu. Daun mengkudu mengandung selenium (Se) yang merupakan salah satu mineral yang bersifat antioksidan. Selain itu juga mengandung xeronine, plant sterois, alizarin, lysine, sosium, caprylic acid, arginine, proxeronin, antra quinines, trace elemen, phynilalanine, magnesium dan lain-lainya (Bangun dan Sarwono., 2002).

Agung (2012) melaporkan bahwa daun sirih mengandung betlephenol, seskuiterfen, pati, diatase, gula dan kavikol yang berfungsi untuk membunuh kuman dan jamur. Lebih lanjut dijelaskan bahwa daun sirih dapat menyembuhkan penyakit diabetes melitus, asam urat, hipertensi, kanker, maag, nyeri sendi, kolesterol, radang prostat, radang mata, radang liver, dan mencegah stroke.

Daun sirih mempunyai kemampuan sangat tinggi sebagai obat, seperti dapat menyembuhkan penyakit diabetes melitus berarti daun sirih dapat menurunkan kadar gula dalam tubuh yang berarti dapat menurunkan kadar gula dalam darah. Adanya seskuiterfen dan betlephenol yang bersifat antioksidan yang dapat menghambat proses oksidasi kolesterol sehingga kadar kolesterol LDL bisa menurun. Daun sirih mempunyai kemampuan dapat menyembuhkan asam urat berarti daun sirih mampu menurunkan kadar

asam urat di dalam darah. Pemanfaatan ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) dalam ransum terfermentasi dapat meningkatkan kecernaan, pertambahan bobot badan (Yadnya et al., 2012), dan dapat meperbaiki kualitas daging, terutama pada water holding capacity (WHC) (Yadnya et al., 2013). Susila et al. (2015) melaporkan pemanfaatan daun ubi jalar ungu pada ransum sekam padi terfermentasi dapat meningkatkan penampilan ternak itik, terutama pada kecernaan dan efisiensi penggunaan pakan. Pemberian daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.), daun mengkudu (Morinda citrifolia L.) dan sirih (Piper betle L.) dapat meningkatkan konsumsi antioksidan dan kapasitas antioksidan ransum serta dapat meningkatkan kecernaan ransum (Yadnya et al., 2014). Pemberian tepung jahe (Zingiber officinale Rosc) dalam ransum dapat meningkatkan efisiensi penggunaan ransum dan karkas pada itik bali fase pertumbuhan. Pemberian ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) terfermentasi dalam ransum dapat meningkatkan pertambahan bobot badan dan efisiensi penggunaan ransum (Yadnya, 2012).

Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul tentang respon pemanfaatan daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatasL.), daun mengkudu (Morinda citrifolia L.), dan daun sirih (Piper betle L.) terhadap penampilan itik bali.

MATERI DAN METODE

Tempat dan Lama Penelitian Penelitian kandang dilaksanakan di Desa Guwang,

Sukawati, Gianyar selama 10 minggu dan analisis karkas dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana selama empat minggu.

Itik yang digunakan dalam penelitian adalah 60 ekor itik bali umur tiga (3) minggu dengan berat badan yang homogen.

Ransum yang digunakan di dalam penelitian terdiri atas jagung kuning, kacang kedelai, bungkil kelapa, dedak padi, daun ubi jalar ungu, daun mengkudu, daun sirih, tepung ikan, garam (NaCl), dan premix.

Kandang yang digunakan kandang sistem battery colony berlantai dua sebanyak 20 petak. Setiap petak kandang mempunyai ukuran panjang 70 cm, lebar 70 cm, dan tinggi 70 cm. Kandang ditengkapi dengan tempat pakan dan tempat minum yang terbuat dari bilah –bilah bambu yang letaknya di luar dan juga dilengkapi dengan tempat penampung kotoran serta penampung sisa makanan, dan juga dilengkapi dengan lampu untuk penerangan pada malam hari.

Page 6: FAKULTAS PETERNAKAN - Universitas Udayana...fakultas peternakan universitas udayana denpasar peternakan volume 22 nomor 2, juni 2019 p-issn 0853-8999 e-issn 2656-8373 majalah ilmiah

52 MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 22 Nomor 2 JuNi 2019

Respon Pemberian Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L), Daun Mengkudu (Morindacitrifolia L), dan Daun Sirih (Piper Betle L) Dalam Ransum.....

Tabel 1. Komposisi ransum penelitian itik umur 3- 12 minggu

Komposisi bahan (%)Perlakuan

A B C DJagung kuning 55,36 50,36 50,36 50,36Kacang kedelai 9,37 9,37 9,37 9,37Bungkil kelapa 11,31 11,31 11,31 11,31Tepung ikan 10,13 10,13 10,13 10,13Dedak padi 13,26 13,26 13,26 13,26Tepung daun ubi jalar ungu - 5,00 - -Tepung daun mengkudu - - 5,00 -Tepung daun sirih - - - 5,00Mineral B12 0,50 0,50 0,50 0,50Garam dapur (NaCl) 0,15 0,15 0,15 0,15

Total 100 100 100 10

Tabel 2. Kandungan nutrisi pada ransum penelitian

Kandungan NutrisiPerlakuan Standar

Scott et al. (1969)A B C D

Metabolik energi (Kcal/kg) 2912,10 2925,82 2923,08 2901,32 2900,00Protein kasar (%) 18,23 18,35 18,33 18,25 18,00Lemak kasar (%) 6,03 6,00 6,39 6,00 6 - 9Serat kasar (%) 4,73 4,38 5,39 4,37 4-7Kalsium (%) 1,13 1,18 1.17 1.13 0,80Phosphor tersedia (%) 0,75 0,73 0,71 0,71 0,50Keterangan : A : Ransum tanpa daun ubi jalar ungu, daun mengkudu, dan daun sirihB : Ransum B yang mengandung 5% daun ubi jalar unguC : Ransum mengandung 5% daun mengkuduD : Ransum mengandung 5% daun sirih

Rancangan Percobaan Rancangan percobaan yang dipergunakan adalah

rancangan acak lengkap (RAL) dengan empat perlakuan yaitu perlakuan A: ransum tanpa daun ubi jalar ungu, daun mengkudu, dan daun sirih, B: ransum mengan-dung 5% daun ubi jalar ungu, C: ransum mengandung 5% daun mengkudu, dan D: ransum mengandung 5% daun sirih. Setiap perlakuan terdiri atas empat ulangan dan setiap ulangan berisi lima ekor itik dengan umur dengan berat yang homogen.

Peubah yang diamati sebagai berikut :1. Efisiensi penggunaan ransum terdiri atas konsumsi

ransum, pertambahan bobot badan dan feed cover-tion ratio (FCR)

2. Karkas terdiri atas bobot karkas, persentase karkas dan komposisi fisik karkas

Analisis DataData yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam

dan apabila terjadi perbedaan nyata diantara perlakuan dilanjutkan uji Duncans (Steel dan Torrie, 1989).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Efisiensi Penggunaan RansumKonsumsi ransum dan konsumsi antioksidan

pada itik yang mendapatkan perlakuan A selama 10 minggu adalah 8,050 g/ekor dan 53,70 mg/ekor (Tabel 3). Pemberian perlakuan B, C, dan D dapat menurunkan konsumsi ransum dan meningkatkan konsumsi antioksidan secara nyata (P<0,05) daripada perlakuan A. Pertambahan bobot badan dan FCR pada perlakuan A adalah 1,042 g/ekor dan 7,72 (Tabel 3). Pemberian perlakuan B, C, dan D dapat meningkatkan pertambahan bobot badan dan menurunkan FCR secara nyata (P<0,05) dibandingkan pemberian perlakuan A.

Tabel 3. Efisiensi penggunaan ransum pada itik yang diberikan ran-sum mengandung ubi jalarungu (Ipomoea batatas L.), daun mengkudu (Morinda citrifolia L.)dan daun sirih (Piper eetle L) pada itik bali selama 10 minggu

VariabelPerlakuan1)

SEM3)A B C D

Konsumsi ransum (kg/ekor)

8,050a2) 7,840c 7,770d 7,910b 5,204

Konsumsi antioksidan (mg/ekor)

53,70b 54,81b 58,77b 73,35a 0,007

Pertambahan bobot badan(kg/ekor)

1,042d 1,049c 1,061b 1,085a 1,88

Feed covertion ratio (FCR) 7,72a 7,42b 7,32c 7,29c 0,007Keterangan:1) A : ransum tanpa daun ubi jalar ungu, daun mengkudu, dan daun sirih, B: ransum

B yang mengandung 5% daun ubi jalar ungu, C: ransum mengandung 5% daun mengkudu, D: ransum mengandung 5% daun sirih

2) Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)3) SEM = Standrad Error of the Treatment Menas

Pemberian daun ubi jalar ungu, daun mengkudu, dan daun sirih dalam ransum (perlakuan B, C dan D) dapat menurunkan ransum yang dikonsumsi dan diikuti dengan peningkatan konsumsi antioksidan. Adanya antosianin pada ubi jalar ungu, xeronin pada daun mengkudu, dan seskuiterfen serta betle phenol pada daun sirih yang bersifat sebagai antioksidan dan antibakteri, sehingga memberi kesempatan untuk bakteri non patogen untuk membantu dalam proses pencernaan (Yadnya et al., 2013) sehingga semakin banyak zat nutrisi yang dapat dimanfaatkan yang akan berdampak pada peningkatan bobot badan dan penurunan nilai FCR. Hasil penelitian ini sesuai dengan diperoleh oleh Yadnya et al. (2012) yang melaporkan pemberian ubi jalar ungu sebagai antioksidan dapat meningkatkan pencernaan, pertambahan bobot badan dan meningkatkan efisiensi penggunaan ransum pada itik bali fase pertumbuhan.

Karkas Itik yang mendapatkan ransum kontrol menghasil-

kan bobot karkas dan persentase karkas adalah 976,08 g dan 73,50% (Tabel 4). Pemberian perlakuan B, C, dan

Page 7: FAKULTAS PETERNAKAN - Universitas Udayana...fakultas peternakan universitas udayana denpasar peternakan volume 22 nomor 2, juni 2019 p-issn 0853-8999 e-issn 2656-8373 majalah ilmiah

p-ISSN 0853-8999 e-ISSN 2656-8373 53

Trisnadewi, A. A. A. S., T. G. B. Yadnya, A. A. P. P. Wibawa, dan I M. Mudita

D dapat meningkatkan bobot karkas dan persentase karkas secara nyata (P<0,05) dibandingkan dengan pemberian perlakuan A. Persentase daging, tulang dan lemak termasuk kulit pada itik A adalah 36,90%, 31,46% dan 31,70% (Tabel 4). Pemberian ransum daun ubi ja-lar ungu, daun mengkudu dan daun sirih (perlakuan B, C, dan D) dapat meningkatkan persentase daging dan tulang sedangkan pada persentase lemak termasuk ku-lit terjadi penurunnan secara nyata (P<0,05) daripada perlakuan A.

Tabel 4. Karkas itik bali yang mendapatkan ransum daun ubi jalar ungu, daun mengkudu dan daun sirih

VariabelPerlakuan1)

SEM3)A B C D

Bobot potong (Kg/ekor) 1,327d2) 1,334c 1346c 1,358a 0,913Bobot karkas (g/ekor) 976,08c 995,16b 998,05b 1008,72a 2,880Persentase karkas (%)Daging (%) 36,90d 38,05c 42,60c 44,85a 0,353Tulang (%) 31,40b 35,50a 31,56b 31,17b 0,290Lemak termasuk kulit (%) 31,70a 26,45b 25,50c 24,58d 0,215Keterangan:1) A : ransum tanpa daun ubi jalar ungu, daun mengkudu, dan daun sirih, B: ransum

B yang mengandung 5% daun ubi jalar ungu, C: ransum mengandung 5% daun mengkudu, D: ransum mengandung 5% daun sirih

2) Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)3) SEM = Standrad Error of the Treatment Menas

Pemberian daun ubi jalar, daun mengkudu dan daun sirih dalam ransum dapat meningkatkan bobot karkas dan persentase karkas karena bobot karkas sangat ditentukan oleh bobot potong dan bobot non karkas, sedangkan persentase karkas ditentukan oleh bobot potong dengan bobot karkas (Soeparno, 2005). Adanya antosianin pada ubi jalar ungu, xeronin pada daun mengkudu, dan seskuiterfen serta betle phenol pada daun sirih yang bersifat sebagai antioksidan yang bersifat antibakteri sehingga bakteri yang patogen jumlahnya akan semakin berkurang yang disertai dengan bertambahnya bakteri yang non patogen (Yadnya et al., 2013) sehingga kecernaan ransum meningkat yang disertai dengan meningkatnya pertambahann bobot badan yang berakibat terhadap bertambahnya bobot potong (Yadya et al., 2012). Pemberian perlakuan B, C, dan D dapat meningkatkan persentase daging dan tulang sedangkan pada lemak terjadi penurunan. Hal ini disebabkan konsumsi antioksidan meningkat sehingga terjadi netralisasi terhadap radikal bebas semakin banyak, lemak yang diikat oleh senyawa antioksidan semakin banyak dan akan dibuang ke feses (Kumalaningsih, 2008). Lemak yang terserap melalui darah akan berkurang sehingga lemak yang terakumulasi dalam kulit semakin berkurang. Yadnya et al. (2013) melaporkan bahwa pemberian ubi jalar ungu terfermentasi dalam ransum dapat memperbaiki karkas termasuk kualitas daging.

Yadnya et al. (2014) melaporkan pemberian daun ubi jalar, daun mengkudu dan daun sirih dalam ransum dapat memperbaki profil kimia darah termasuk kadar gula asam urat dan profil lipida darah itik. Cakra (1986) melaporkan persentase dari bagian-bagian karkas sangat dipengaruhi oleh bagian karkas yang lain, berarti jika terdapat peningkatan bagian karkas, bagian karkas yang lain akan diikuti dengan penurunan.

SIMPULAN

Pemberian daun ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.), daun mengkudu (Morinda citrifilia L.) dan daun sirih (Piper betle L.) dalam ransum dapat memperbaki efisieni penggunaan ransum dan karkas pada itik bali umur 12 minggu.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Peternakan Universitas Udayana yang telah memberikan ijin untuk menggunakan fasilitas untuk mengadakan penelitian di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Udayana dan kepada staf dan petugas di Lab. Kimia dan Mikrobiologi Universitas Udayana.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, R. 2012. Ubi ungu sangat bermanfaat bagi ke-sehatan. Wordpress.Com/2012/01/02/ubi-ungu-bermanfaat-bagi-kesehatan.

Bangun, A. P. dan Sarwono. Khasiat dan Manfaat Meng-kudu. Jakarta, Agromedia Pustaka. 2002.

Cakra, I G. L. O. 1986. Pengaruh Pemberian Hijauan Versus Top Mix terhadap Karkas dan Bagian Tubuh Lainnya pada Ayam Pedaging. Skripsi Fakultas Peternakan, Universitas Udayana.

Kumalaningsih, S. 2008. Antioksidan superoksida dis-mutase (SOD) Antioksidan.centre.com. http://antioksidancentre.com (Diakses 11 Januari 2018).

Steel, R. G. D and J. M. Torrie.1989. Priciples and Pro-cedure of Statistic. Mc.Graw Hill Book Co Inc. New York London.

Yadnya, T. G. B., I. B. G.Partama, dan A. A. A. S. Tris-nadewi. 2012. Pengaruh Ransum Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas L) terfermentasi Aspergillus niger terhadap Kecernaan Ransum, Retensi Protein, dan Pertambahan Bobot Badan Itik Bali. Prosid-ing Semnas FAI 2012 ISBN : 978-602-18810=0-2, Universitas Mercu Buana, Yogyakarta.

Yadnya, T. G. B. 2012. The Usage of Purple Sweet Po-tato (Ipomoea batatas L.) in Ration Fermented by Aspergillus niger for Improving Feed Covertion

Page 8: FAKULTAS PETERNAKAN - Universitas Udayana...fakultas peternakan universitas udayana denpasar peternakan volume 22 nomor 2, juni 2019 p-issn 0853-8999 e-issn 2656-8373 majalah ilmiah

54 MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 22 Nomor 2 JuNi 2019

Respon Pemberian Daun Ubi Jalar Ungu (Ipomoea Batatas L), Daun Mengkudu (Morindacitrifolia L), dan Daun Sirih (Piper Betle L) Dalam Ransum.....

and Blood lipid Profile of Bali Duck. Proceedings 4th International Conference on Biociences and Biotechnology: Advancing Life Sciences for Health (Antiaging Development in Particular) and Food Scurity. 21st – 22nd September 2012. Udayana University denpasar-Bali, Indonesia.

Yadnya, T. G. B., I. B. Sudana, I G. Mahardika, and I M. Mastika. 2013. Efforts for Improving the Meat Qual-ity Bali Ducks through Offering Purple Sweet Potato (Ipomoea batatas L.) Fermented by Aspergillus niger.Makalah Seminar Internasional AINI, 25 – 26 September, 2013. Fakultas Peternakan, Universits Andalas, Padang , Sumatra Barat.

Yadnya, T. G. B., A. A. A. S. Trisnadewi, I G. A. I. Aryani, and I G. L. Oka. 2014. Leaves of purple sweet potato

(Ipomoea batatas L.), noni (Morinda citrifolia L) and beetle (Piper betle L.) in diets improved blood chemical profile of bali duck. J. Biol. Chem. Research, Volume 31 (1) 2014 Pages No.536 – 545. ISSN 0970-4973 (Print), ISSN 2319-3077(Online/Electronic).

Yadnya, T. G. B., N. M. S. Sukmawati, dan I W. Wirawan. 2013. Pemanfaatan daun ubi jalar ungu dalam ran-sum yang disuplementasi Starpig terhadap kadar kolesterol dalam serum darah dan karkas itik bali, Makalah Seminar Nasional di Fakultas Agroin-dustri, Universitas Mercu Buana, Yogyakarta. 9 Oktober 2013.

Wahju, J. 2004.Ilmu Nutrisi Unggas. Edisi ke-4. Univer-sitas Gajah Mada Press. Yogyakarta.

Page 9: FAKULTAS PETERNAKAN - Universitas Udayana...fakultas peternakan universitas udayana denpasar peternakan volume 22 nomor 2, juni 2019 p-issn 0853-8999 e-issn 2656-8373 majalah ilmiah

p-ISSN 0853-8999 e-ISSN 2656-8373 89

Jurnal Peternakan

UCAPAN TERIMAKASIH KEPADA MITRA BESTARI

Atas bantuan penyuntingan yang dilakukan oleh Mitra Bestari terhadap naskah-naskah karya ilmiah yang dimuat dalam Majalah Ilmiah Peternakan, Volume 22 No. 2 Juni 2019,

Redaksi mengucapkan terima kasih kepada:

KETUT SUMADII GEDE MAHARDIKAKOMANG BUDAARSA

A. WILSONMAYANI KRISTINA DEWI

I GST. LANANG OKANI NYOMAN SURYANI

ANTONIUS WAYAN PUGERDOLOK SARIBU

I GUSTI AGUNG ISTRI ARIANI

Page 10: FAKULTAS PETERNAKAN - Universitas Udayana...fakultas peternakan universitas udayana denpasar peternakan volume 22 nomor 2, juni 2019 p-issn 0853-8999 e-issn 2656-8373 majalah ilmiah

90 MAJALAH ILMIAH PETERNAKAN • Volume 22 Nomor 2 JuNi 2019

Jurnal Peternakan

Ketentuan Umum1. Naskah ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Ing-

gris sesuai dengan format yang ditentukan.2. Penulis mengirim naskah melalui email dalam bentuk Zip

file.3. Naskah tersebut belum pernah diterbitkan di media lain

yang dibuktikan dengan pernyataan tertulis yang ditandan-tangani oleh semua penulis bahwa naskah tersebut belum pernah dipublikasikan. Pernyataan tersebut dilampirkan pada naskah.

4. Naskah Redaksi Majalah Ilmiah Peternakan d.a.Fakultas Peternakan, UniversitasUdayana Jl. P.B. Sudirman, Denpasar, Bali Telp. (0361) 222096 e-mail :[email protected] Contac person via A.A. Trisna Dewi HP 081338391967

Standar Penulisan1. Naskah diketik menggunakan program Microsoft Word, ja-

rak 2 spasi dengan huruf Times New Roman berukuran 12 point; margin kiri 4 cm, sedangkan margin atas, kanan, dan bawah masing-masing 3 cm.

2. Setiap halaman diberi nomor secara berurutan. 3. Jika Tabel berisi angka dan huruf yang banyak maka boleh

diperkecil menggunakan huruf Times New Roman Font 10. 4. Keterangan gambar atau histogram menggunakan huruf

Times New Roman Font 105. Naskah ditulis maksimum 15 halaman termasuk gambar

dan tabel.

Urutan Penulisan1. Naskah hasil penelitian terdiri atas Judul, Nama Penulis,

Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan, Materi dan Metode, Hasil dan Pembahasan, Simpulan, Ucapan Terima Kasih, dan Daftar Pustaka.

2. Naskah kajian pustaka terdiri atas Judul, Nama Penu-lis, Alamat Penulis, Abstrak, Pendahuluan, Masalah dan Pembahasan, Simpulan, Ucapan Terima Kasih dan Daftar Pustaka.

3. Judul, harus singkat, spesifik, dan informatif yang meng-gambarkan isi naskah, maksimal 15 kata. Judul ditulis dalam dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Untuk kajian pustaka, di belakang judul agar ditulis: Suatu Kajian Pustaka. Judul ditulis dengan huruf kapital, Times New Roman berukuran 14 point, jarak satu spasi dan terletak di tengah-tengah tanpa titik.

4. Nama Penulis, font 12, ditulis tanpa gelar akademis, huruf kapital dan disingkat konsisten dengan singkatan yang su-dah sering digunakan dalam publikasi.

5. Nama Lengkap Institusi, disertai alamat lengkap dengan nomor kode pos ditulis dengan huruf kecil, Times New Ro-man font 12.

6. Alamat penulis untuk korespondensi dilengkapi dengan no-mor telepon, fax, atau e-mail salah satu penulis, diketik di bawah nama institusi.

7. Abstrak, ditulis dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Ing-gris. Abstrak seyogyanya mengandung uraian secara sing-kat tentang tujuan, materi dan metode, hasil utama, dan

simpulan. Abstrak ditulis dalam satu paragraph tidak lebih dari 200 kata, diketik satu spasi.

8. Kata Kunci (Key Words), diketik miring, font 12 maksimal 5 (lima) kata, dua spasi setelah abstrak.

9. Pendahuluan, berisi latar belakang, tujuan, dan pustaka yang mendukung. Dalam mengutip pendapat orang lain dipakai sistem nama penulis dan tahun. Contoh: Miswar (2006); Quan et al. (2002).

10. Materi dan Metode, ditulis lengkap terutama desain penelitian.

11. Hasil dan Pembahasan, Hasil dan pembahasan dijadi-kan satu. Hasil menyajikan uraian hasil penelitian sendiri. Deskripsi hasi penelitian disajikan secara jelas. Pemba-hasan memuat utamanya diskusi tentang hasil penelitian sendiri serta dikaitkan dengan tujuan penelitian (pengu-jian hipotesis).

12. Simpulan, merupakan simpulan dari hasil penelitian di-kaitkan dengan tujuan penelitian. dinarasikan, tanpa memberi nomor.

13. Pembahasan (review/kajianpustaka), memuat bahasan ringkas mencakup masalah yang dikaji.

14. UcapanTerimaKasih, disampaikan kepada berbagai pi-hak yang benar-benar membantu sehingga penelitian dapat dilangsungkan; misalnya pemberi gagasan, pe-nyandang dana.

15. Ilustrasi:a. Judul tabel, grafik, histogram, sketsa, dan gambar

(foto) diberi nomor urut, judul singkat tetapi jelas be-serta satuan-satuan yang dipakai. Judul ilustrasi di-tulis dengan menggunakan huruf Times New Roman berukuran sesuai besaran huruf table, grafik atau his-togram, masuk satu tab (5 ketukan) dari pinggir kiri, awal kata menggunakan huruf capital, dengan jarak satu spasi.

b. Keterangan tabel ditulis di sebelah kiri bawah menggunakan huruf Times New Roman berukuran 10 point jarak satu spasi.

c. Penulisan tanda atau notasi untuk analisis statistik data menggunakan superskrip berbeda pada baris/kolom yang sama menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) atau sangat nyata (P<0,01).

d. Penulisan angka desimal dalam tabel untuk Bahasa Indonesia dipisahkan dengan koma (,), untuk Bahasa Inggris digunakan titik (.).

e. Gambar, grafik, dan foto: Grafik dibuat dalam program Microsoft Excel Foto berukuran 4 R berwarna atau hitam putih dan

harus tajamf. Nama Latin, Yunani, atau Daerah dicetak miring.

Istilah asing diberi tanda petik.g. Satuan pengukuran menggunakan Sistem Internasi-

onal (SI).16. DaftarPustaka

a. Hanya memuat referensi yang diacu dalam naskah dan ditulis secara alfabetik berdasarkan huruf awal dari nama penulis pertama. Jika dalam bentuk buku, dicantumkan nama semua penulis, tahun, judul buku, penerbit dan tempat, edisi dan bab keberapa. Jika dalam bentuk jurnal, dicantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, nama jurnal, volume, nomor publikasi, dan halaman. Jika mengambil artikel dalam

PANDUAN BAGI PENULIS

Page 11: FAKULTAS PETERNAKAN - Universitas Udayana...fakultas peternakan universitas udayana denpasar peternakan volume 22 nomor 2, juni 2019 p-issn 0853-8999 e-issn 2656-8373 majalah ilmiah

p-ISSN 0853-8999 e-ISSN 2656-8373 91

Jurnal Peternakan

buku, cantumkan nama penulis, tahun, judul tulisan, editor, judul buku, penerbit, dan tempat.

b. Diharapkan dirujuk referensi 10 tahun terakhir dengan proporsi pustaka primer (jurnal) minimal 80%.

c. Dianjurkan mengacu artikel yang dimuat pada Majalah Ilmiah Peternakan sebelumnya dapat diakses pada htt://ojs.unud.ac.id.

d. Cara penulisan kepustakaan sebagai berikut:JurnalYang, C. J., D. W. Lee, I.B. Chung, Y.M. Cho, I.S. Shin,

B.J. Chae, J.H. Kim, and I.K. Han. 1997. Developing model equation to subdivide lysine requirements for growth and maintenance in pigs. J. Anim. Sci. 10:54-63

Lukiwati, D.W., N. Nuhidjat, A.H. Wibowo, J. Bambang dan T. Nurdewanto. 2005. Peningkatan produksi dan nilai nutrisi hijauan Puearia phaseoleides oleh pupuk fosfor dalam suspense fermentasi Acetobacter sac-charomyces. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Vol 7. No.2 Tahun 2005. P:82-86

BukuSuprijatna, E., U. Atmomarsono, dan R. Kartasudjana.

2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penerbit Penebar Swadaya, Bogor.

ProsidingPujaningsih, R.I., C.L. Sutrisno, dan S. Sumarsih. 2006.

Kajian kualitas pod kakao yang diamoniasi dengan aras urea yang berbeda. Di dalam: Pengembangan Teknologi Inovatif untuk Mendukung Pembangu-nan Peternakan Berkelanjutan. Prosiding Seminar Nasional dalam Rangka HUT ke-40 (Lustrum VIII) Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soed-irman; Purwokerto, 11 Pe bruari 2006. Fakultas Pe-ternakan UNSOED, Purwokerto. Halaman 54-60.

Artikel dalam BukuLeitzmann, C., A.M. Ploeger, and K. Huth. 1979. The influ-

ence of lignin on lipid metabolism of the rat. In: G.E. Inglett & S.I. Falkehag. Eds. Dietary Fibers Chemis-try and Nutrition.Academic Press. INC., New York.

Skripsi/Tesis/DisertasiSeputra, I.M.A, 2004. Penampilan dan Kualitas Karkas

Babi Landrace yang Diberi Ransum Mengandung Limbah Tempe.Tesis. Program Pascasarjana, Uni-versitas Udayana, Denpasar.

InternetHargreaves, J., 2005. Manure Gases Can Be Danger-

ous. Department of Primary Industries and Fish-eries, Queensland Govermment. http://www.dpi.gld.gov.au/pigs/9760.html. Diakses 15 September 2005.

Dokumen[BPS] Biro Pusat Statistik. 2006. Populasi Ternak Sapi di

Provinsi Bali tahun 2005.

Penerbitan• Hak cipta naskah yang dimuat sepenuhnya ada pada

Majalah Ilmiah Peternakan.• Penulis akan menerima lima eksemplar cetak lepas

setelah terbit.• Jadwal penerbitan adalah bulan Februari, Juni, dan

Oktober setiap tahun.• Penulis yang naskahnya dimuat dikenai biaya cetak

sebesar Rp 400.000,- per artikel.

• Harga langganan selama setahun (3 kali penerbitan) Rp 150.000,-sudah termasuk ongkos kirim.

Mekanisme Seleksi Naskah1. Naskah harus mengikuti format/gaya penulisan yang telah

ditetapkan.2. Naskah yang tidak sesuai dengan format akan

dikembalikan ke penulis untuk diperbaiki.3. Naskah yang sesuai dengan format diteruskan ke Dewan

Redaksi untuk ditelaah diterima atau ditolak.4. Naskah yang diterima atau naskah yang formatnya sudah

diperbaiki selanjutnya dicarikan penelaah (Mitra Bestari) tentang kelayakan terbit.

5. Naskah yang sudah diperiksa (ditelaah oleh Mitra Bestari) dikembalikan ke Dewan Redaksi dengan tiga kemungkinan (ditolak, diterima dengan perbaikan, dan diterima tanpa perbaikan).

6. Dewan Redaksi memutuskan naskah diterima atau ditolak, seandainya terjadi ketidaksesuaian di antara Mitra Bestari.

7. Keputusan penolakan Dewan Redaksi dikirimkan kepada penulis.

8. Naskah yang mengalami perbaikan dikirim kembali kepenulis untuk perbaikan.

9. Naskah yang sudah diperbaiki oleh penulis diserahkan oleh Dewan redaksi kepenyunting pelaksana.

10. Contoh cetak naskah sebelum terbit dikirimkan ke penulis untuk mendapat persetujuan.

11. Naskah siap dicetak dan cetaklepas dikirimkan ke penulis.

Bagan Alir Pemrosesan Naskah

Naskah diterima

Sekretariat

Ketua

Dewan Redaksi

Mitra Bestari

Penyunting Pelaksana

Contoh cetak

Penulis

Percetakan

Terbit

Cetak lepas