FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR … · Koperasi menjadi salah satu sektor penopang...
Transcript of FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR … · Koperasi menjadi salah satu sektor penopang...
i
KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM
PANDAN WANGI DI DESA TUMBU KECAMATAN
KARANGASEM KABUPATEN KARANGASEM
Oleh
DRS. I KETUT RANTAU, MSI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
ii
KINERJA KEUANGAN KOPERASI SIMPAN PINJAM
PANDAN WANGI DI DESA TUMBU KECAMATAN
KARANGASEM KABUPATEN KARANGASEM
Oleh
Drs. I Ketut Rantau, M.Si
NIM. 1105315066
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
iii
ABSTRACT
Cooperation becomes one of the supporting sectors of the economy in
Indonesia.The purpose of this study was to analyze financial performance KSP
Pandan Wangi with vertical and horizontal analysis and financial ratio analysis
in 2009 until 2013. The data used in this study are primary data and secondary
data. Types of data that used are qualitative and quantitative data with the
financial ratio analysis as a method of data analysis in this study. Determination
of the sample is determined by purposive sampling.
The results of vertical and horizontal analysis for 2009-2013 shows that
the state of fluctuation. The results of ratio analysis for 2009-2013 for the ratio of
liquidity which includes cash ratio and quick ratio showed unfavorable
circumstances. The solvency ratio which includes the total debt to total assets
showed unfavorable circumstances and total debt to equity ratio showed a bad
state. The profitability ratio which includes return on assets and also equity
returns showed unfavorable circumstances and the net profit margin shows the
situation quite well. The ratio of activity which includes fixed asset turnover
indicates excellent state and total asset turnover indicates a bad state.
Based on the results of the above analyzes are advised to KSP Pandan
Wangi for use vertical and horizontal analysis as a measurement of financial
performance formal and more advisable to maximize cooperative efforts with
existing operational costs. To the members so that further increase their
participation in various activities KSP Pandan Wangi in managed by the KSP that
ultimately increase of net income earned.
Keywords: Financial Performance, Saving-Loan Coperation, Financial Ratio
Analysis, Analysis of Vertical and Horizontal
iv
ABSTRAK
Koperasi menjadi salah satu sektor penopang perekonomian di Indonesia.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kinerja keuangan KSP Pandan
Wangi dengan analisis vertikal dan horizontal dan analisis rasio keuanga pada
tahun 2009 sampai tahun 2013. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu data primer dan data sekunder. Jenis data yang digunakan adalah data
kuantitatif dan kualitatif, dengan analisis rasio keuangan sebagai metode analisis
data dalam penelitian ini. Penentuan sampel penelitian ditentukan secara
purposive sampling.
Hasil penelitian analisis vertikal dan horizontal selama tahun 2009-2013
menunjukan keadaan yang fluktuasi. Untuk hasil analisis rasio selama tahun
2009-2013, untuk rasio likuiditas yang meliputi cash ratio dan quick ratio
menunjukan keadaan kurang baik. Rasio solvabilitas yang meliputi total debt to
total asset menunjukan keadaan kurang baik dan total debt to equity ratio
menunjukan keadaan buruk. Rasio rentabilitas yang meliputi return on asset dan
return equity menunjukan keadaan kurang baik dan net profit margin menunjukan
keadaan cukup baik. Rasio aktivitas yang meliputi fixed asset turnover
menunjukan keadaan sangat baik dan total asset turnover menunjukan keadaan
buruk..
Berdasarkan hasil berbagai analisis diatas disarankan kepada KSP Pandan
Wangi untuk menggunakan analisis vertikal dan horizontal sebagai alat ukur
kinerja keuangan secara formal dan lebih dianjurkan untuk memaksimalkan usaha
koperasi dengan menekan biaya operasional yang ada. Kepada anggota supaya
lebih meningkatkan partisipasinya dalam berbagai kegiatan KSP Pandan Wangi
yang di kelola oleh pihak KSP yang pada akhirnya meningkatkan sisa hasil usaha
yang diperoleh.
Kata Kunci : Kinerja Keuangan, Koperasi Simpan Pinjam, Analisis Rasio
Keuangan, Analisis Vertikal dan Horizontal
v
RINGKASAN
Koperasi Simpan Pinjam Pandan Wangi merupakan salah satu koperasi
yang berada di wilayah Kabupaten Karangasem yang tepatnya di Desa Tumbu
Kecamatan Karangasem. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja
keuangan Koperasi Simpan Pinjam Pandan Wangi. Penelitian ini dilaksankan
pada bulan Oktober 2014 sampai dengan bulan April 2015. Pemilihan lokasi
penelitian dilakukan dengan metode purposive, adalah pemilihan yang lokasi
secara sengaja.
Koperasi Simpan Pinjam Pandan Wangi memiliki jumlah anggota 164
orang. Koperasi Simpan Pinjam Pandan Wangi telah banyak membantu anggota
masyarakat menengah kebawah untuk memeproleh dana atau pinjaman dengan
mudah. Dengan demikian maka Koperasi Simpan Pinjam Pandan Wangi harus
lebih efektif dan efisien agar mampu bertahan dan terus ,memberikan dana/
pinjaman kepada anggotanya. Oleh karena itu perlu dilakukan eveluasi terhadap
kegiatan simpan pinjam untuk melihat perkembangan usaha koperasi ini.
Data yang diguanakan dalam penelitian ini meliputi neraca tahun 2009 s.d
2013 dan laporan laba rugi tahun 2009 s.d 2013. Variabel yang digunakan untuk
mengetahui kinerja keuangan Koperasi Simpan Pinjam Pandan Wangi adalah
analisis rasio (rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio
aktivitas) dan analisis secara vertikal dan horizontal (dengan menggunakan
laporan neraca dan laporan laba rugi),
Ditinjau dari analisis rasio, perspektif keuangan tahun 2009 s.d 2013
diperoleh rata-rata Rasio Likuiditas, yang diukur dengan Current Ratio senilai
148,68%, dan Quick Ratio senilai 142,06% kurang baik. Rata-rata yang diperoleh
vi
untuk Rasio Solvabilitas, yang diukur dengan Total Debt to Total Asset senilai
74,48% dinilai kurang baik dan Total Asset to Equity senilai 292,33% senilai
buruk. Rata-rata yang diperoleh Rasio Profitabilitas, yang diukur dengan Return
on Asset senilai 1,66% dan Return of Equity senilai 6,53% dinilai kurang baik,
sedangkan Net Profit Margin senilai 6,36% dinilai cukup baik. Rata-rata Rasio
Aktivitas, yang diukur dengan Fixed Asset Turn Over senialai 4,31% dinilai
sangat baik dan Total Asset Turn Over senilai 0,26 dinilai buruk. Kegiatan yang
sudah dilaksanakan belum berdampak sepenuhnya pada kinerja keuangan
sehingga kinerja keuangan sebagian besar dinilai kurang baik dan tidak
memenuhi standar kriteria yang ditetapkan oleh Dinas Koperasi, Pengusaha Kecil
dan Menengah.
Analisis vertikal laporan neraca dan laba rugi memperhatikan bahwa
komponen penyususn aktiva pada Koperasi Simpan Pinjam Pandan Wangi dalah
aktiva lancar, aktiva tetap dan beban yang ditangguhkan, sedangkan komponenn
penyusun pasiva adalah total kewajiban dan ekuitas. Analisis horizontal laporan
neraca dan laba rugi Koperasi Simpan Pinjam Pandan Wangi secara keseluruhan
menunjukan kecenderungan yang meningkat dari tahun dasar. Pada analisis
horizontal laporan laba rugi selama lima tahun SHU yang diperoleh menunjukan
masih adanya fluktuatif . hal ini dikarenakan besarnya beban usaha yang digunkan
pada tahun 2013.
Berdasarkan hasil berbagai analisis diatas disarankan kepada Koperasi
Simpan Pinjam Pandan Wangi untuk menggunakan analisis vertikal dan
horizontal sebagai alat ukur kinerja keuangan secara formal dan lebih dianjurkan
untuk memaksimalkan usaha koperassi dengan menekan biaya operasional yang
vii
ada. Kepada anggota supaya lebih meningkatkan partisipasinya dalam berbagai
kegiatan KSP Pandan Wangi yang di kelolah oleh pihak KSP yang pada akhirnya
meningkatkan sisa hasil usaha yang diperoleh.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widi
Wasa/Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmatnya penulis dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul Kinerja Keuangan Koperasi Simpan
Pinjam Pandan Wangi Di Desa Tumbu Kecamatan Karangasem Kabupaten
Karangasem.
Penyusunan penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat
pengisian BKD staf pengajar di lingkungan Fakultas Paertanian Universitas
Udayana. Selama penyusunan penelitian ini penulis telah banyak mendapat
bantuan dan dorongan baik berupa moril, materiil yang tidak dilupakan
Sehubungan dengan hal tersebut di atas maka melalui kesempatan ini
penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian tulisan ini.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan
demi kesempurnaan penulisan dimasa mendatang. Semoga penelitian ini ada
manfaatnya.
Denpasar, Oktober 2015
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM .......................................................................................... i
ABSTRACT ..................................................................................................... iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
RINGKASAN .................................................................................................. v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... xi
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Koperasi ................................................................. 9
2.2. Landasan dan Azaz Koperasi ................................................... 10
2.3 Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi ......................................... 11
2.4 Laporan Keuangan ................................................................... 12
2.4.1 Pengertian laporan keuangan ...................................... . 12
2.4.2 Komponen laporan keuangan ..................................... . 12
2.5 Penilaian Kinerja ..................................................................... 15
2.5.1 Pengertian penilain kinerja .......................................... 15
2.5.2 Tujuan penilaian kinerja .............................................. 16
2.5.3 Manfaat penilaian kinerja ............................................ 17
2.6 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan ..................... 17
2.7 Analisis Rasio Berdasarkan Peraturan Mentri dan
x
KUKM No. 06/Per/M//KUKM/V/2006 ................................... 19
2.8 Kerangka Pemikiran ................................................................ 22
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 24
3.2. Data Penelitian ...................................................................... 24
3.2.1. Jenis data .................................................................... 24
3.2.2. Sumber data ............................................................... 25
3.2.3. Metode pengumpulan data ........................................ 25
3.3. Populasi dan Sample ............................................................. 26
3.4. Metode Analisis Data ............................................................ 26
3.4.1 Analisis vertikal ......................................................... 26
3.4.2 Analisis horizontal ..................................................... 27
3.4.3 Analisis rasio .............................................................. 29
3.5. Variabel, Indikator, Parameter dan Pengukuran Variabel .... 31
3.6. Batasan Operasional .............................................................. 33
BAB IV GAMABARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
4.1. Wilayah Kinerja KSP Pandan Wangi ................................... 34
4.2. Sejarah Singkat KSP Pandan Wangi ..................................... 34
4.3. Struktur Organisasi KSP Pandan Wangi .............................. 36
4.4. Kondisi Ekonomi KSP Pandan Wangi .................................. 39
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Kinerja Keuangan KSP Pandan Wangi Berdasarkan
Analisis Vertikal dan Analisis Horizontal ............................. 42
5.1.1. Analisis vertikal ........................................................... 42
5.1.2. Analisis horizontal ........................................................ 45
5.2. Analisis Rasio Keuangan KSP Pandan Wangi ...................... 48
5.2.1 Rasio likuiditas ............................................................. 48
5.2.2 Rasio solvabilitas .......................................................... 50
5.2.3 Rasio rentabilitas ........................................................... 52
5.2.4 Rasio aktivitas ............................................................. . 54
xi
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ............................................................................ 56
6.2. Saran ..................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
3.1 Variabel, Indikator, Parameter dan Pengukuran Variabel ...................... 32
4.1 Perkembangan Asset KSP Pandan Wangi ............................................. 40
4.2 Perkembangan Volume Usaha dan SHU KSP Pandan Wangi ............... 41
5.1 Perhitungan Analisis Vertikal Laporan Neraca Terhadap Total
Aktiva dan Total Pasiva .......................................................................... 42
5.2 Perhitungan Analisis Vertikal Laporan Rugi Laba Terhadap Total
Pendapatan dan Total Biaya ................................................................... 45
5.3 Perhitungan Analisis Horizontal Laporan Neraca Terhadap Total
Aktiva dan Total Pasiva .......................................................................... 46
5.4 Perhitungan Analisis Horizontal Rugi Laba Terhadap Total
Pendapatan dan Total
Biaya…………………………………………… ................................... 47
5.5 Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Likuiditas KSP Pandan
Wangi tahun 2009 sampai tahun 2013.................................................... 49
5.6 Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Solvabilitas KSP Pandan
Wangi tahun 2009 sampai tahun 2013.................................................... 51
5.7 Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Rentabilitas KSP Pandan
Wangi tahun 2009 sampai tahun 2013.................................................... 52
5.8 Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Aktivitas KSP Pandan
Wangi tahun 2009 sampai tahun 2013.................................................... 54
5.9 Hasil Perhitungan rasio pada KSP Pandan Wangi tahun 2009
sampai tahun 2013 .................................................................................. 61
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Karangka Pemikiran Teoritis Kinerja Keuangan KSP Pandan
Wangi ................................................................................................. 23
4.1 Struktur Organisasi KSP Pandan Wangi ........................................... 37
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
Halaman
1. Laporan Keuangan Neraca KSP Pandan Wangi ...................................... 70
2. Laporan Keuangan Laba Rugi KSP Pandan Wnagi.................................. 71
3. Analisis Vertikal Laporan Keuangan Neraca KSP Pandan Wangi .......... 72
4. Analisis Vertikal Laporan Keuangan Laba Rugi KSP Pandan Wangi ..... 73
5. Analisis Horizontal Laporan Keuangan Neraca KSP Pandan Wangi ...... 74
6. Analisis Horizontal Laporan Keuangan Laba Rugi KSP Pandan Wangi. 75
7. Perhitungan Rasio-rasio Keuangan KSP Pandan Wangi ......................... 76
8. Perhitungan Analisis Rasio Keuangan KSP Pandan Wangi .................... 79
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dan pertumbuhan koperasi selama ini belum sepenuhnya
menampakan wujud dan peranannya. Sampai kini sektor swasta masih
mendominasi sektor perekonomian di Indonesia dan sektor koperasi
konstribusinya terhadap perekonomian di Indonesia berada dilini terakhir. Oleh
karena itu, dalam rangka menggalang dan memperkokoh perekonomian rakyat,
koperasi harus berusaha sekuat tenaga agar memiliki kinerja usaha yang tangguh
dan efisien. Sebab hanya dengan cara itulah koperasi dapat menjalankan
perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekomomian
nasional (Baswir, 2013).
Pada umumnya koperasi juga memerlukan suatu alat yang dapat
digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan koperasi agar pihak koperasi
dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik sesuai tujuan koperasi
pada umumnya. Koperasi merupakan salah satu bentuk organisasi ekonomi yang
sedang mendapatkan perhatian pemerintah. Koperasi merupakan organisasi yang
berbadan hukum. Pembangunan koperasi di Indonesia merupakan bagian dari
usaha pembangunan nasional secara keseluruhan. Koperasi harus dibangun untuk
menciptakan usaha dan pelayanan dalam menciptakan azas kekeluargaan. Usaha
koperasi adalah usaha yang sesuai dengan demokrasi ekonomi, karena didalam
demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha koperasi.
Koperasi adalah bentuk kerjasama di bidang ekonomi yang sesuai dengan
Pancasila dan UUD 1945. Di dalam UUD 1945 pasal 33 ayat 1 ditegaskan bahwa
2
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.
Adapun penjelasan dari pasal 33 tersebut menyatakan bahwa kemakmuran
masyarakatlah yang diutamakan dan bukan kemakmuran orang-seorang. Oleh
sebab itu perekonomian Indonesia disusun berdasar atas azas kekeluargaan.
Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian,
“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan
hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas
kekeluargaan”. Lembaga koperasi sejak awal diperkenalkan di Indonesia memang
sudah diarahkan untuk berpihak kepada kepentingan ekonomi rakyat yang dikenal
sebagai golongan ekonomi lemah. Strata ini biasanya berasal dari kelompok
masyarakat kelas menengah ke bawah. Eksistensi koperasi memang merupakan
suatu fenomena tersendiri, sebab tidak satu lembaga sejenis lainnya yang mampu
menyamainya, tetapi sekaligus diharapkan menjadi penyeimbang terhadap pilar
ekonomi lainnya.
Koperasi menjadi suatu perusahaan pilihan di Bali Khususnya di nilai
dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari
perkembangan jumlah kopersai di Bali meningkat dari tahun ke tahun.
Perkembangan kokperasi naik dari tahun 2009 sampai tahun 2013. Pada tahun
2009 jumlah koperasi tercatat sebanyak 3.689 unit, sementara hingga tahun 2013
jumlah koperasi meningkat menjadi 4.654 unit.
Koperasi yang tumbuh pesat di Bali, dilihat dari jumlah koperasi
menunjukan bahwa masyarakat Bali mempercayakan dana yang dimilikinya untuk
dikelolah oleh koperasi. Koperasi tersebut adalah salah satu bentuk perusahaan
3
swasta yang dimiliki oleh lebih dari satu orang.sebagai salah satu perusahaan,
koperasi memiliki tujuan yang berbeda dari tujuan perusahaan pada umumnya.
Tujuan koperasi adalah meningkatkan kesejahteraan anggotanya, bukan
memperoleh laba yang maksimal (Irwan,1997).
Pada umumnya koperasi juga memerlukan suatu alat yang dapat
digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan koperasi agar manajemen dari
pihak koperasi dapat melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik sesuai
dengan tujuan koperasi pada umumnya. Koperasi merupakan salah satu bentuk
organisasi ekonomi yang sedang mendapatkan perhatian pemerintah. Koperasi
merupakan organisasi yang berbadan hukum. Pembangunan koperasi di Indonesia
merupakan bagian dari usaha pembangunan nasional secara keseluruhan. Koperasi
harus dibangun untuk menciptakan usaha dan pelayanan dalam menciptakan azas
kekeluargaan. Usaha koperasi adalah usaha yang sesuai dengan demokrasi
ekonomi, karena didalam demokrasi ekonomi terdapat unsur-unsur usaha
koperasi.
Sebagai pedoman umum dalam mengetahui kinerja keuangan, maka
diperlukan laporan keuangan yang diterbitkan oleh koperasi, sehingga dapat
diketahui keberhasilan maupun permasalahan yang dicapai koperasi dalam
pengelolaan keuangannya. Pada hakikatnya laporan keuangan merupakan suatu
daftar finansial yang berkaitan langsung dengan posisi keuangan dan operasi
keuangan, yang keduanya memberikan informasi berkenaan dengan kondisi
keuangan koperasi. Dalam pengukuran posisi keuangan, unsur yang berkaitan
langsung adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Sebaliknya unsur yang berkaitan
4
dengan pengukuran operasi keuangan adalah pendapatan dan biaya, yang
tercermin dalam laba/rugi bersih koperasi.
Analisis laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan
teknik analisis pada laporan dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh
ukuran dan hubungan yang berarti dan berguna dalam proses pengambilan
keputusan. Dengan demikian tujuan analisis laporan keuangan adalah
mengkonversikan data menjadi informasi. Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai
dalam analisis laporan keuangan misalnya sebagai alat forecasting mengenai
kondisi dan kinerja keuangan di masa mendatang. Ada beberapa teknik yang
biasanya digunakan dalam melakukan suatu analisis, dimana salah satunya adalah
analisis rasio. Menurut Van Horne ( 1997 : 234) : “Rasio keuangan merupakan
indek yang menghubungkan dua angka akutansi dan di peroleh dengan membagi
antara satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan
inni akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. Analisis rasio
merupakan salah satu dari teknik analisis yang dapat diberikan petunjuk yang
menggambarkan kondisi KSP Pandan Wangi terutama dalam bidang
finansialnya. Analisis rasio ini dapat menjelaskan hubungan antara variabel-
variabel yang bersangkutan dan dipakai sebagai dasar untuk menilai kondisi
tertentu.
Dalam hal menganalisis koperasi yang bergerak berdasarkan usahanya
maka digunakan analisis rasio keuangan dan interplementasi dari macam-macam
rasio yang dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi
keuangan dan prestasi perusahaan (Agnes Swair, 2011). Rasio-rasio yang
5
digunakan pada umumnya adalah rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas
(rentabilitas) dan aktivitas.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan, pada dasarnya ada
keinginan untuk mengetahui pencapaian yang diperoleh perusahaan, seperti
tingkat profitabilitas, tingkat resiko ataupun tingkat kesehatan keuangan
perusahaan di masa yang akan datang. Walaupun laporan keuangan bersifat
historis, namun laporan ini biasanya memberikan indikator-indikator bagaimana
sebuah perusahaan kemungkinan berkiprah dalam periode-periode berikutnya.
Dtujuan koperasi yang telah dikemukankan tersebut mendorong
didirikannya Koperasi Simpan Pinjam Pandan Wangi yang ada di Desa Tumbu
Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem. Koperasi Simpan Pinjam
Pandan Wangi telah membantu anggotanya masyarakat menengah ke bawah
untuk dapat memperoleh dana/pinjaman dengan mudah, modal usaha,
pendidikan, kesehatan dan lain-lain. Koperasi Simpan Pinjam Pandan Wangi
melakukan penghimpunan dana dari para anggota dalam bentuk simpan pokok,
wajib, cadangan, dan donasi. Dana yang dihimpun akan diperguanakn untuk
meningkatkan permodalan yang nanatinya akan disalurkan kepada anggota dalam
bentuk kredit. Kredit tersebut pada umumnya dipergunakan oleh anggota untuk
modal kerja atau konsumsi. Melalui kegiatan ini Koperasi Simpan Pinjam Pandan
Wangi memperoleh SHU (Sisa Hasil Usaha) yang dibagikan kepada para
anggotanya setiap akhir tahun.
Berdasarkan laporan keuanagn yang telah ada, pada tahun 2009 samapi
2013 terjadi peningkatan pada aktiva lancar, aktifa tetap, kewajiban lancar,
kewajiban jangka panjang dan modal sendiri namun masih terjadi penuruan pada
6
SHU. Koperasi Simpan Pinjam Pandan Wangi belum terperinci sehingga belum
diketahui bagaiman perkembangan laporankeuangan yang terjadi pada kinerja
keuangan Koperasi Simpan Pinjam Pandan Wangi tersebut, maka dari itu
perludilakukan analisi agar tidak memberikan informasi yang semu.
Sebagai salah satu badan usaha, koperasi harus bisa mengontrol
penggunaan modal dalam koperasinya agar dapat mingkatkan efisiensi hasil
koperasi. Keberhasilan dalam penggunaan modal, dapat dilihat dari rentabilitas
koperasi.
Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan, maka untuk
melakukan penelitian berkaitan dengan pengukuran kinerja keuangan perusahaan
menggunakan analisis rasio keuangan, yang berjudul “Kinerja Keuangan Koperasi
Simpan Pinjam Pandan Wangi di Desa Tumbu Kecamatan Karangasem
Kabupaten Karangasem”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat ditarik
rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana kinerja keuanagn KSP Pandan Wangi tahun 2009 s.d 2013
berdasarkan analisis vertikal dan horizontal?
2. Bagaimana kinerja keuangan KSP Pandan Wangi tahun 2009 s.d 2013
berdasarkan analisis rasio (rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
profitabilitas, dan rasio aktivitas)?
7
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Kinerja keuangan KSP Pandan Wangi tahun 2009 s.d 2013
berdasarkan merode Vertikal dan Horizontal
2. Kinerja keuangan KSP Pandan Wangi tahun 2009 s.d 2013 ditinjau
dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas (rentabilitas)
dan rasio aktifitas.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak terkait:
1. Bagi Koperasi, sebagai masukkan bagi manajemen koperasi untuk
mengetahui efisiensi serta efektivitas perkembangan koperasi yang
pada akhirnya berguna bagi perbaikan penyusunan rencana atau
kebijakan yang dilakukan di waktu yang akan datang.
2. Bagi Penulis, menambah wawasan pengetahuan mengenai cara
menganalisis kinerja keuangan koperasi yang diperoleh dari hasil
penelitian.
3. Bagi Pembaca, memberikan tambahan referensi bagi pembaca dalam
mengaplikasikan dalam kehidupan nyata.
4. Bagi pemerintah, dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat
kebijakan-kebijakan terkait dnegan pengembangan koperasi.
8
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini meliputi permasalahan kinerja keuangan pada
KSP Pandan Wangi. Keadaan keuangan KSP Pandan wangi yang ditinjau dari
analisis vertikal dan horizontal, Analisis rasio keuangan KSP Pandan Wangi
dilihat dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas (rentabilitas) dan
rasio aktivitas. Periode analisis ini dibatasi dari tahun 2009 sampai tahun 2013.
9
II. TIJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Koperasi
Koperasi berasal dari bahasa latin cooperere yang dalam Inggris menjadi
couperation berarti “bekerja bersama”, co berarti bersama dan operation berarti
“bekerja” atau “berusaha” (to operate) . Koperasi adalah sebuah perusahaan
dimana orang-orang berkumpul bukan untuk menyatukan uang atau modal
melainkan sebagai akibat kesamaan kebutuhan ekonomi. Berdasarkan Undang-
Undang nomor 12 tahun 1967, koperasi Indonesia adalah organisasi ekonomi
rakyat yang berwatak sosial dan beranggotakan orang-orang, badan-badan hukum
koperasi yang merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama berdasar
atas asas kekeluargaan. Tujuan koperasi yaitu menjadikan kondisi sosial dan
ekonomi anggotanya lebih baik dibanding sebelum bergabung dengan koperasi
(UU No.12 Tahun 1967)
Penjenisan koperasi diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 25
Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang mana menyebutkan bahwa jenis koperasi
didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi anggotanya.
Dengan demikian, sebelum kita mendirikan koperasi harus mententukan secara
jelas keanggotaan dan kegiatan usaha. Dasar untuk menentukan jenis koperasi
adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya (UU
No.25 Tahun 1992, Pasal 16).
Koperasi bukan perkumpulan modal dan tidak mengejar keuntungan, lain
dengan badan usaha bukan koperasi yang mengutamakan modal dan berusaha
mendapatkan keuntungan. Keanggotaan koperasi berdasarkan atas perseorangan
10
bukan atas dasar modal. Prinsip-prinsip koperasi Indonesia menurut UU No.25
tahun 1992 yang berlaku di Indonesia saat ini adalah sebagai berikut :
1. keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
2. pengelolaan dilakukan secara demokrasi.
3. pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan besarnya jasa
usaha masing-masing anggota.
4. pemberian batas jasa yang terbatas terhadap modal.
5. kemandirian.
6. pendidikan Perkoperasian.
7. kerjasama antar koperasi.
2.2 Landasan dan Azaz Koperasi
Dalam landasan Undang – Undang Koperasi No. 25 tahun 1992 tentang
pokok- pokok koperasi, landasan koperasi Indonesia yang melandasi aktifitas
koperasi di Indonesia meliputi Landasan Idiil ( Pancasila ), Landasan Mental
(setia kawan dan kesadaran diri sendiri), dan Landasan Struktural dan Gerak
(UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1).
Asas Koperasi Indonesia adalah kekeluargaan dan kegotong- royongan.
Selain itu juga, menurut UU No. 25 tahun 1992 Pasal 5 disebutkan bahwa Azas
atau Prinsip koperasi, yaitu, Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka,
Pengelolaan dilakukan secara demokratis, Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU)
dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing
anggota (andil anggota tersebut dalam koperasi) pemberian balas jasa yang
11
terbatas terhadap modal Kemandirian Pendidikan perkoprasian (UU No.25 Tahun
1992, Pasal 5).
2.3 Fungsi, Peran dan Prinsip Koperasi
Berdasarkan pasar 4 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian,
Fungsi dan peran koperasi adalah:
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi
anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
Prinsip koperasi dapat dilihat dalam Bab III bagian kedua pasal 5 UU RI
No.25 tahun 1992, yaitu:
1. Keanggotaan bersifat aL-mela dan terbuka.
2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
3. Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
4. Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal
5. Kemandirian.
12
2.4 Laporan Keuangan
2.4.1 Pengertian laporan keuangan
Menurut Kamsir (2008) dalam pengertian yang sederhana, laporan
keuangan adalah laporan yang menunjukan kondisi keuangan perusahaan pada
saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Dalam definisi Jumingan (2006),
laporan keuangan merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang
terjadi dalam suatu perusahaan, sekaligus merupakan hasil tindakan pembuatan
ringkasan data keuangan perusahaan. Lantas laporan keuangan disusun dan
ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak lain yang menaruh perhatian
atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Arifin (2007) (dalam Alphasti
Rasi destiadi, 2010) dalam bukunya bahwa laporan keuangan merupakan bagian
dari proses pelaporan keuangan perusahaan, yang biasanya meliputi neraca,
laporan laba-rugi, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan. Disusun
dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali, guna memenuhi kebutuhan
sejumlah besar pemakai yang memerlukan dan berhak memperoleh informasi
yang tercakup dalam laporan keuangan, termasuk informasi tambahan.
2.4.2 Komponen laporan keuangan
Menganalisis suatu laporan keuangan, penganalisa harus mempunyai
pengertian yang mendalam tentang laporan keuangan itu sendiri dalam bentuk-
bentuk maupun prinsip yang terkandung dalam laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Neraca
13
Laporan neraca menurut penjelasan Kadarsan (1992) (dalam Alphasti Rasi
Destiadi, 2010) mempunyai berbagai macam kegunaan. Di antaranya adalah bisa
menunjukkan tentang macam atau tipe perusahaan, posisi keuangan, nilai absolut,
struktur perusahaan, likuiditas dan solvabilitas, strategi perkreditan, strategi arus
tunai, daya pinjam, serta perkembangan dari perusahaan. Neraca adalah laporan
keuangan yang memberikan informasi mengenai posisi keuangan (aktiva,
kewajiaban, ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Sebagimana dijelaskan bahwa
dalam laporan keuangan ada tiga laporan yautu: neraca, laporan laba rugi, dan
laporan kas. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai pengertian atau definisi
tentang neraca yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
a) Aktiva
1) Aktiva lancar, yaitu aktiva yang manfaat ekonominya akan diperoleh
dalam waktu satu tahun atau kurang sesuai dengan siklus normal
perusahaan (Arifin, 2007) (dalam Alphasti Rasi Destiadi, 2010). Yang
termasuk dalam aktiva lancar adalah kas atau setara kas, investasi
jangka pendek, wesel tagih, piutang usaha, piutang lain-lain,
persediaan, pajak dibayar dimuka, biaya dibayar dimuka, dan aktiva
lancar lain-lain.
2) Aktiva tidak lancar, contohnya adalah aktiva pajak tangguhan,
investasi pada perusahaan asosiasi, investasi jangka panjang lain,
aktiva tetap (peralatan kantor, mesin, kendaraan, gedung, tanah, dan
natural resources), aktiva tidak berwujud (goodwill, hak sewa, hak
paten, hak cipta, franchise (hak monopoli), dan lisensi), aktiva lain-
lain (piutang kepada direksi dan beban ditangguhkan).
14
b) Kewajiban
1) Kewajiban lancar, yaitu kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber
daya perusahaan dalam jangka waktu satu tahun atau kurang (Arifin,
2007) (dalam Alphasti Rasi Destiadi, 2010). Yang termasuk dalam
kewajiban lancar adalah pinjaman jangka pendek, wesel bayar, hutang
usaha, hutang pajak, beban masih harus dibayar, pendapatan diterima
dimuka, bagian kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo dalam
waktu satu tahun, dan kewajiban lancar lain-lain.
2) Kewajiban tidak lancar, contohnya adalah hutang hubungan istimewa,
kewajiban pajak tangguhan, pinjaman jangka panjang, hutang sewa
guna usaha, keuntungan tangguhan aktiva dijual dan disewaguna usaha
kembali, hutang obligasi, hutang subordinasi, obligasi konversi, serta
kewajiban tidak lancar lainnya (hutang perusahaan kepada direksi).
c) Ekuitas
Yang termasuk ekuitas adalah modal saham, tambahan modal disetor,
selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan, selisih transaksi perubahan
ekuitas perusahaan asosiasi, keuntungan (kerugian) belum direalisasi dari efek
tersedia untuk dijual, selisih penilaian kembali aktiva tetap, opsi saham, saldo
laba, dan modal saham diperoleh kembali.
2. Laporan laba rugi
Penjelasan dari Jumingan (2006) menyebutkan bahwa laporan laba rugi
dalam banyak literatur akuntansi diturunkan dari istilah profit and loss statement,
earning statement, operations statement, atau income statement. Kadarsan (1992)
15
menjelaskan bahwa laporan laba rugi berperan dalam mengungkapkan
keberhasilan atau kegagalan jalannya suatu perusahaan selama suatu periode
tertentu. Kegunaan laporan laba rugi di antaranya adalah untuk menentukan
pembayaran pajak, menganalisis kemungkinan perluasan luas usaha,
mengevaluasi hasil kegiatan operasional, dan mengukur daya bayar utang
perusahaan. Menurut James C Van Horne (1997), laporan rugi laba (perhitungan
hasil usaha) adalah ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan selama perode
tertentu diakhiri dengan laba atau rugi pada periode tertsebut.
2.5 Penilaian Kinerja
2.5.1 Pengertian penilaian kinerja
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional
suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran standar
kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Oleh karena jika informasi akuntansi
dipakai sebagai salah satu dasar penilaian kinerja, maka informasi yang
memenuhi kebutuhan tersebut adalah informasi akuntansi manajemen yang
dihubungkan dengan individu yang memilliki peran tertentu dalam organisasi.
Tipe informasi akuntansi manajemen yang memiliki karakteristik semacam itu
disebut informasi akuntansi pertanggungjawaban (Sanistiawan, 2004:13) (dalam
Umi Nadhiroh, 2008).
Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawannya
dalam mencapai sasaran organisasi dan memenuhi standar perilaku yang telah
ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.
16
Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang
dituangkan dalam anggaran.
Penilaian kinerja dilakukan dengan menekan perilaku yang tidak
semestinya dan untuk merangsang serta menegakkan perilaku yang semestinya
diinginkan melalui umpan balik hasil kinerja pada waktu serta penghargaan, baik
bersifat intrinsik maupun ekstrinsik (Sanistiawan, 2004:13) (dalam Umi Nadhiroh,
2008).
2.5.2 Tujuan penilaian kerja
Tujuan penilaian kinerja perusahaan menurut Munawir (2010:31) adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk
memperoleh kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau
kemampuan perusahaan untuk memenuhi keuangannya pada saat ditagih.
2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi
baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu menunjukkan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
4. Untuk mengetahui tingkat aktivitas, yaitu kemampuan perusahaan untuk
mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber
daya yang ada padanya dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan
untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya termasuk membayar
kembali pokok hutangnya tepat pada waktunya serta kemampuan membayar
17
deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami
hambatan atau krisis keuangan.
2.5.3 Manfaat penilaian kerja
Adapun manfaat dari penilaian kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengukur prestasi yang dicapai oleh suatu organisasi dalam suatu
periode tertentu yang mencerminkan tingkat keberhasilan pelaksanaan
kegiatannya.
2. Selain digunakan untuk melihat kinerja organisasi secara keseluruhan, maka
pengukuran kinerja juga dapat digunakan untuk menilai kontribusi suatu
bagian dalam pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.
3. Dapat digunakan sebagai dasar penentuan strategi perusahaan untuk masa
yang akan datang.
4. Memberi petunjuk dalam pembuatan keputusan dan kegiatan organisasi
pada umumnya dan divisi atau bagian organisasi pada khususnya.
5. Sebagai dasar penentuan kebijaksanaan penanaman modal agar dapat
meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.
2.6 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur
hubugan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui
perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut bila diperbandingkan
dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perusahaan tertentu, atau
diperbandingkan dengan alat-alat pembanding lainnya.
18
Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk
menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Dalam menganaisis
laporan keuangan digunakaan beberapa metode dan teknik yang dijadikan dasar
penganalisisan. Menurut Munawir (2010) dalam bukunya, ada dua metode
analisis yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan yaitu:
1. Analisis Horizontal, yaitu analisis yang membandingan laporan keuangan
untuk beberapa periode, sehingga akan diketahui perkembangannya. Ada dua
teknik analisis yang biasa digunakan yaitu analisis perubahan dari tahun ke
tahun dan analisis trend angka index. Analisis horizontal dalam jangka
panjang akan membentuk analisis trend. Metode ini disebut analisis dinamis.
2. Analisis Vertikal, yaitu laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu
periode saja, dengan cara membandingkan antara pos yang satu dengan pos
yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut. Untuk analisis laba rugi,
penjualan biasanya ditetapkan 100% sedangkan untuk analisis secara total
aktiva ditetapkan 100%. Metode ini disebut metode analisa statis.
3. Analisis Rasio, yaitu menggunkaan data perusahaan untuk menghitung rasio-
rasio yang mencermikan kondisi perusahaan terkini. Analisis rasio
melibatkan dua jenis perbandingan yaitu internal (membandingkan rasio saat
ini, masa lalu dan masa yang akan datang) dan eksternal (melibatkan
perbandingan rasio perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri dengan
titik waktu yang sama).
Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan perusahaan, analisis
keuangan dan pemakai laporan keuangan harus melakukan analisis terhadap
kesehatan perusahaan. Alat yang biasa digunkaan adalah rasio keuangan. Oleh
19
karena itu dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis rasio yaitu
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas yang
berpedoman pada Peraturan Menteri dan KUKM No.06/Per/M/KUKM/V/2006
tentang pedoman klasifikasi koperasi.
2.7 Analisis Rasio berdasarkan Peraturan Menteri dan KUKM
No.06/Per/M/KUKM/V/2006
Analisis rasio adalah suatu alat analisis yang penting untuk
menginterprestasikan posisi keuangan suatu perusahaan, apakah perusahaan itu
posisi keuanganya baik atau buruk, rasio memberikan gambaran keadaan
keuangan rasio rata-rata dari perusahaan yang sejenis. Melalui rasio ini akan
diperolah ukuran-ukuran tentang likuiditas, solvailitas, profitabilitas dan aktivitas
keuangan suatu perusahaan yang berpedoman pada Peraturan Menteri dan KUKM
No.06/Per/M/KUKM/V/2006. Apapun rasio-rasio keuangan tersebut yang akan
digunakan dalam menganalisis laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1) Rasio likuiditas, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas dapat dihitung
berdasarkan informasi modal kerja dari pos aktiva lancar dan hutang
lancar. Jenis rasio likuiditas yang sering dipergunakan antara lain:
(a) Current ratio (rasio lancar), digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi
dengan aktiva lancar yang dimilikinya. Rasio lancar dihitung dengan
cara membagi aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
20
(b) Quick ratio atau acid test ratio (rasio cepat), digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban yang
harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar, tanpa memperhitungkan
persediaan (persediaan adalah harta lancar yang paling tidak likuid
karena tidak mudah dijual, dan kalaupun dijual biasanya dengan
kredit/tidak tunai).
2) Rasio solvabilitas atau rasio leverage, bertujuan untuk mengukur seberapa
jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak
luar. Data yang digunakan untuk analisis rasio solvabilitas adalah neraca
dan laporan laba rugi. Rasio solvabilitas di antaranya adalah:
(a) Total debt to total assets ratio (rasio total utang terhadap total aktiva),
dikenal sebagai debt ratio, digunakan untuk mengukur persentase
kebutuhan dana yang dibelanjai dengan debt. Dalam hal ini, debt yang
dimaksudkan meliputi hutang jangka pendek (current liabilities) dan
pinjaman jangka panjang (long term debt).
(b) Tolal Debt to Equity Ratio
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
untuk membayar hutang. Rasio ini membandingkan jumlah total
hutang dengan aktiva total yang dimiliki. Dari rasio ini dapat diketahui
beberapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin uang.
pinjaman (kreditur), dan hal ini besar kemungkinan akan
mengakibatkan kebangkrutan perusahaan.
3) Rasio rentabilitas (profitability ratio), bertujuan untuk mengukur seberapa
efektif pengelolaan perusahaan sehingga menghasilkan keuntungan.
21
Rentabilitas adalah hasil akhir dari sejumlah kebijakan dan keputusan
yang dilakukan oleh perusahaan. Rasio lain dapat memberikan petunjuk
yang berguna dalam menilai keefektifan dari operasi sebuah perusahaan,
tetapi rasio rentabilitas akan menunjukkan kombinasi efek dari likuiditas,
aktivitas dan solvabilitas. Yang termasuk dalam rasio rentabilitas di
antaranya adalah:
(a) Net profit margin (marjin laba bersih), mengukur hubungan antara
penjualan dan laba bersih. Bila laba tidak mencukupi, perusahaan tidak
akan dapat memberikan keuntungan yang layak bagi para investor.
Rasio ini diperoleh dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan
penjualan.
(b) Return on total assets (tingkat pengembalian total aktiva), rasio antara
laba bersih terhadap total aktiva ini, bertujuan untuk mengukur
seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas
penggunaan seluruh aktivanya dalam kegiatan operasinya.
(c) Return on equity (tingkat pengembalian ekuitas), merupakan rasio
keuangan yang paling penting atau jumlah akhir (bottom line) yang
diukur dengan membagi laba bersih dengan ekuitas atau modal sendiri.
Return on equity berfungsi untuk mengukur tingkat pengembalian atas
investasi.
4) Rasio aktivitas atau rasio manajemen aktiva (asset management ratio),
bertujuan untuk mengukur seberapa efektif perusahaan dalam mengelola
aktivanya. Dasar pemikiran dalam pemakaian rasio aktivitas menurut
Kartadinata (1983) (dalam Alphasti Rasi Destiadi, 2010) adalah harus
22
adanya keseimbangan antara tingkat penjualan dengan tingkat investasi
dalam berbagai aktiva. Beberapa jenis rasio aktivitas yang digunakan
adalah:
(a) Fixed assets turnover ratio (rasio perputaran aktiva tetap), berfungsi
untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menggunakan aktiva
tetapnya. Ini merupakan rasio dari penjualan terhadap aktiva tetap
bersih.
(b) Total assets turnover ratio (rasio perputaran total aktiva), mengukur
perputaran dari seluruh aktiva perusahaan, rasio ini dihitung dengan
cara membagi penjualan dengan total aktiva.
2.8 Kerangka Pemikiran
Dalam menganalisi kinerja keuangan Koperasi Simpan Pinjam Pandan
Wangi, Laporan keuangan yang digunakan dalam penelitian ini berupa
laporan neraca dan laporan laba rugi. Pada laporan neraca dan laporan rugi
digunakan analisis verkital dan horizonta dan analisis rasio untuk mengetahuin
bagai mandan keadaan keuangan koperasi tersebt. Rasio yang digunakan pada
analisis rasio keuangan yaitu: 1) rasio likuiditas; 2) rasio solvabilitas; 3) rasio
rentabilitas (profitabilitas) dan 4) rasio aktivitas.
Ukuran rasio likuiditas yang dipergunakan adalah rasio lancar (current
ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Ukuran rasio solvabilitas yang digunakan
antara lain total debt to total ratio dan total debt to equity ratio. Ukuran rasio
rentabilitas yang dipergunkan adalah marjin laba bersih (net profit margin),
return on total assets (ROA) dan return on equity (ROE). Ukuran rasio
23
aktivitas yang digunakana adalah rasio perputaran aktiva tetap (fixed assets
turnover ratio), dan rasio perputaran total aktiva (total assets turnover ratio).
Berdasarkan uraian di atas, berikut adalah skema mengenai kerangka
alur pemikiran dalam menganalisis kinerja keuangan KSP Pandan Wangi di
Desa Tumbu Kecamatan Karangasem Kabupaten Karangasem pada Gambar
2.1.
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis Kinewrja Keuangan pada Kopersasi Simpan Pinjam
Pandan Wangi
KSP Pandan Wangi
Data Laporan Keuangan KSP Pandan Wangi:
1. Neraca
2. Rugi Laba
Analisis Vertikal dan
Horizontal
Analisis Rasio Keuangan
Rasio Likuiditas:
1. Rasi lancar
2. Rasio cepat
Rekomendasi
Rasio Solvabilitas:
1. Total debt to
total asset
2. Total debt to
equity ratio
Rasio Rentabilitas:
1. ROA
2. ROE
3. NPV
Rasio Aktivitas:
1. Fixed asset
turnover
2. Total asset
turnover
Kesimpulan
24
III. METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di KSP Pandan Wangi yang berlokasi di Desa
Tumbu, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Penelitian ini mulai
dilakukan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan bulan April 2015. Lokasi
dipilih dengan menggunakan metode purposive, yaitu suatu metode penentuan
daerah penelitian secara sengaja dan terencana dengan dasar pertimbangan
sebagai berikut:
1. Belum pernah dilakukan penelitian yang serupa di KSP Pandan Wangi.
2. Belum ada penelitian kinerja keuangan dari awal terbentuk KSP Pandan
Wangi
3. Pihak manajeman KSP Pandan Wangi bersikap terbuka sehingga data yang
diperlukan dalam penelitian dapat mudah diperoleh.
3.2 Data Penelitian
3.2.1 Jenis data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan
data kualitatif. Data kualitatif merupakan data yang tidak dapat dihitung dengan
satuan hitung seperti gambaran umum KSP Pandan Wangi, struktur organisasi
dan sejarah berdirinya KSP Pandan Wangi. Sedangkan data kuantitatif merupakan
data yang dinyatakan dengan angka seperti data laporan keuangan KSP Pandan
Wangi yang terdiri dari neraca dan perhitungan hasil usaha tahun 2009 sampai
tahun 2013 yang bersumber dari data sekunder dan data primer.
25
3.2.2 Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
sumbernya dengan mengadakan wawancara langsung dengan manajer KSP
Pandan Wangi. Dalam penelitian ini data primer yang dimaksud adalah berupa
sejarah koperasi. Sedangkan data sekunder adalah data yang diperoleh dalam
bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Adapun
data sekunder yang digunakan ada hubungannya dengan penelitian ini berupa
struktur organisasi koperasi, laporan neraca dan laporan rugi laba.
3.2.3 Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Observasi untuk memperoleh informasi tentang keputusan perusahaan
dalam melaksanakan kredit. Kegiatan observasi dalam penelitian ini
dilakukan dengan mengunjungi langsung ke tempat penelitian.
2. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil data secara langsung
dari instansi yang bersangkutan. Kegiatan ini dilakukan agar dapat
mendapatkan bukti tertulis dari pihak yang bersangkutan.
3. Wawancara khusus yang bertujuan untuk memperoleh informasi dari
objek penelitian melalui responden yang dituju.
4. Studi pustaka bertujuan untuk mendapatkan informasi dengan jalan
membaca dan mencatat secara sistematika fenomin-fenomin yang
dibaca dari sumber-sumber tertentu. Dalam hal ini penulis
mempelajari buku-buku literatur yang menyangkut masalah yang
berkaitan dengan laporan yang disusun.
26
3.3 Populasi dan Sampel
Dalam hal ini penulis tidak menggunkaan populasi dan sample hanya
menggunakan informan kunci. Informan kunci adalah orang yang memahami
permasalahan yang diteliti, yang menjadi informan kunci yaitu Manager Koperasi
Simpan Pinjam Pandan Wangi itu sendiri.
3.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data pada laporan keuangan yang digunakan untuk
mengukur, mengetahui, menggambarkan, menentukan serta membandingkan
proporsi pada pos-pos dalam laporan neraca, laba rugi dan arus kas.
Pada penelitian ini, metode analisis yang digunakan adalah metode analisis
vertika dan analisis horizontal dan analisis rasio keuangan.
3.4.1 Analisis vertikal
Analisis vertikal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan antara
masing-masing pos dalam laporan keuangan periode berjalan dengan jumlah total
pada laporan keuangan yang sama sehingga dapat diketahui keadaan keuangan
atau hasil operasi pada periode tertentu.
Pada laporan neraca, total aktiva ditetapkan sebagai parameter masing-
masing pos yang membentuk aktiva, dan total passiva ditetapkan sebagai
parameter masing-masing pos yang membentuk passiva. Pada laporan rugi laba,
total pendapatan ditetapkan sebagai parameter masing-masing pos dalam laporan
rugi laba. Rumus analisis vertikal sebagai berikut.
27
Keterangan: = Persentase pos yang dibandingkan
= Nilai mutlak pos yang dibandingkan
= Nilai mutlak pembanding
3.4.2 Analisis horizontal
Analisis horizontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan
laporan keuangan dari beberapa periode yang berbeda untuk melihat perubahan-
perubahan kekayaan perusahaan, modal kerja dan kas perusahaan. Dari analisis-
analisis perubahan ini dapat diketahui asal atau sumber penggunaan dana
perusahaan, disamping perkembangan perusahaan dari periode satu ke periode
yang lainnya. Untuk melakukan analisis ini diperlukan suatu dasar pengukuran
atau tahun dasar yang biasanya merupakan tahun yang paling stabil atau paling
normal dari deratan tahun-tahun laporan keuangan yang akan dianalisis. Pada tiap
pos dalam laporan keuangan yang dijadikan tahun dasar diberi indeks 100 setelah
itu dilakukan penggabungan untuk tiap pos yang sama dari tiap pos yang ada pada
tahun dasar. Rumus analisis vertikal sebagai berikut.
Keterangan: = Persentase untuk tahun ke - x
= Nilai mutlak untuk tahun ke-x
= Nilai mutlak untuk tahun dasar
3.4.3 Analisis rasio
Analisis rasio merupakan metode analisis yang digunakan dengan
menganalisis laporan keuangan pada tahun (periode) tertentu, yaitu dengan
membandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan
yang sama dengan tahun yang sama. Dalam menganalisis rasio keuangan, sebagai
standar dalam menilai kinerja keuangan pada penelitian ini digunakan standar
28
yang telah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM
No.06/Per/M/KUKM/V/2006 tentang Standar Penilaian Kesehatan, ada empat
kelompok rasio (likuiditas,solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas) dihitung dari
data laporan neraca dan rugi laba, kemudian ditabulasi berdasarkan masing-
masing rasio dan tahun tanpa uji statistik. Adapun cara menilai kinerja keuangan
dengan cara perhitungan dari 9 rasio yang terbagi dari 4 kelompok rasio sebagai
berikut:
1. Rasio likuiditas
a. Rasio lancar (current ratio), dihitung dengan cara membagi aktiva
lancar dengan kewajiban lancar.
b. Rasio cepat (quick ratio), dihitung dengan cara mengurangkan
persediaan dari aktiva lancar kemudian hasilnya dibagi dengan
kewajiban lancar.
x 100%
Kriteria current ratio dan quick ratio yang digunakan yaitu:
Sangat baik = 200% - 250%
Baik = 175% - <200%
Cukup baik = 150% - <175%
Kurang baik = 125% - < 150%
Buruk = 125%
2. Rasio solvabilitas
a. , dihitung dengan cara membagi
total hutang dengan total aktiva.
29
Kriteria total debt to total asset ratio yang digunakan yaitu:
Sangat baik = <40%
Baik = 40% - <50%
Cukup baik = 50% - <60%
Kurang baik = 60 - <80%
Buruk = >80%
b. Total Debt to Equity Ratio, dihutung dengaan cara membagi total
hutang dengan modal sendiri.
Kriteria total debt to equity ratio yang digunakan yaitu:
Sangat baik = <70%
Baik = 70% - <1000%
Cukup baik = 100% - <150%
Kurang baik = 150 - <200%
Buruk = >200%
3. Rasio rentabilitas
a. Marjin laba bersih (net profit margin), dihitung dengan membagi
antara laba bersih dengan penjualan.
Kriteria NPV yang digunakan yaitu:
Sangat baik = 15%
Baik = 10% - <15%
Cukup baik = 5% - <10%
Kurang baik = 1 - <5%
Buruk = <1%
Semakin tinggi hasil pengukuran marjin laba bersih, maka
operasi perusahaan akan dinilai baik oleh para investor.
b. Tingkat pengembalian total aktiva (return on total assets-ROA),
dihitung dengan cara membagi laba bersih dengan total aktiva.
30
Kriteria ROA yang digunakan yaitu:
Sangat baik = 10%
Baik = 7% - <10%
Cukup baik = 3% - <7%
Kurang baik = 1% - <3%
Buruk = <1%
Semakin tinggi tingkat pengembalian total aktiva, maka
semakin baik pula operasi suatu perusahaan. Secara tidak langsung
tingkat pengembalian ekuitas juga akan semakin baik, karena
pengembalian atas total aktiva menyediakan dasar-dasar yang
diperlukan oleh suatu perusahaan untuk menghasilkan tingkat
pengembalian ekuitas yang baik.
c. Tingkat pengembalian ekuitas (return on equity―ROE), dihitung
dengan membagi laba bersih dengan ekuitas.
Kriteria ROE yang digunakan yaitu:
Sangat baik = 21%
Baik = 15% - <21%
Cukup baik = 10% - <15%
Kurang baik = 3% - <10%
Buruk = <3%
4. Rasio aktivitas
a. Rasio perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover), dihitung dengan
cara membagi pendapatan dengan aktiva tetap.
b. Rasio perputaran total aktiva (total assets turnover), dihitung dengan
membagi antara pendapatan dengan total aktiva.
31
Kriteria total debt to equity ratio dan total assets turnover yang
digunakan yaitu:
Sangat baik = 3,5 kali
Baik = 2,5 - <3,5 kali
Cukup baik = 1,5 - <2,5 kali
Kurang baik = 1 - <1,5 kali
Buruk = <1 kali
3.5 Variabel, Parameter, Indikator dan Pengukuran Indikator
Variabel yang digunakan untuk mengukur penelitian ini adalah analisis
Vertikal-Horizontal serta Analisis Rasio. Berikut uraian variabel, indikator,
parameter, dan pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian dapat di
lihat pada Tabel 3.1
32
Tabel 3.1
Variabel, Indikator, Parameter, dan Pengukuran Variabel KSP Pandan Wangi
Variabel Indikator Parameter
Pengukuran
Variabel
1. Analisis
Vertikal-
Horizontal
Vertikal Kualitatif dan
Kuantitatif Horizontal
2. Analisis Rasio
Current Ratio
Kualitatif dan
Kuantitatif
Quick Ratio
Total Debt to
Total Asset
Total Debt to
Equity Ratio
Return on Asset
Return of Equity
Net Profit
Margin
Fixed Asset Turn
Over
Total Asset Turn
Over
3. Du Pont
System
ROA NPM x Total Debt to Total Asset Kualitatif dan
Kuantitatif ROE ROA x Multiplier Ekuitas
33
3.6 Batasan Operasional
1. Laporan keuangan adalah neraca dan laporan rugi laba KSP Pandan Wangi
dari tahun 2009 sampai tahun 2013
2. Analisis vertikal-horizontal adalah cara yang dilakaukan utuk menilai
kemampuan KSP Pandan Wangi dari tahun 2009 samapi tahun 2013 dengan
melihat kecenderungan pergerakan setiap neraca dan rugi laba dalam
laporan keuangan.
3. Likuiditas adalah kemampuan Koperasi Simpan Pinjam Pandan Wangi
untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dengan menggunakan dana
lancar yang tersedia pada saat tertentu.
4. Solvabilitas adalah kemampuan Koperasi Simpan Pinjam Pandan Wangi
untuk memenuhi kewajiban jangka panjang
5. Rentabilitas adalah kemampuan Koperasi Simpan Pinjam Pandan Wangi
untuk menghasilkan keuntungan berupa SHU.
6. Aktivitas adalah kemapuan Koperasi Simpan Pinjam Pandan Wangi dalam
mengukur efektifitas pemanfaatan semua sumber daya yang ada padanya.
34
IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN
4.1 Wilayah Kerja KSP Pandan Wangi
Penelitian ini dilakukan di KSP Pandan Wangi yang berlokasi di Jalan
Banjar Dinas Tumbu Kaler – Karangasem, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem,
Kabupaten Karangasem. Wilayah kerja KSP Pandan Wangi mencakup seluruh
daerah yang ada di Desa Tumbu yang mencangkup lima Banjar Desa yaitu Banjar
Tumbu Kelot, Banjar Kebon Tumbu, Banjar Tumbu Kaler, Banjar Ujung Pesisi,
dan Banjar Kaja.
KSP Pandan Wangi dengan wilayah kerja seluruh daerah Desa Tumbu
Kecamatan Karangasem mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah
utara di batasi oleh Desa Bukit, sebelah selatan di batasi oleh Selat Lombok,
sebelah barat dibatasi oleh Kelurahan Karangasem, sebelah timur dibatasi oleh
Desa Seraya Barat. Keadaan geografis wilayah kerja koperasi adalah dataran
rendah dan daerah kering, serta dekat dengan kawasan pasar dan objek wisata
Taman Ujung.
4.2 Sejarah Singkat KSP Pandan Wangi
KSP Pandan Wangi dibentuk pada tanggal 22 Oktober 2008 berdasarkan
keputusan rapat pembentukan yang dihadiri oleh pemuka-pemuka banjar di Desa
Tumbu, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Krangasem dengan nama “KSP
Pandan Wangi”. Rapat ini menghasilkan keputusan untuk memberikan mandat
35
kepada tiga orang dari anggota untuk menandatangani akte pendirian KSP Pandan
Wangi. Ketiga orang tersebut yaitu:
1. Kadek Agus Manopo
2. I Ketut Suyudnya
3. I Wayan Sanggra
Setelah memalui proses pengajuan badan hukum KSP Pandan Wangi
mengadakan pengesahan badan hukum 08/BH/XXVII.6/DKUKM/2009 tertanggal
14 febuari 2009. Jumlah anggota pada awal berdirinya adalah 50 orang. Jumlah
ini mengalami peningkatan danpenurunan hingga pada tahun 2013 jumlah
anggotanya sebanyak 164 orang.
Adapun susuan pengurusan KSP Pandan Wangi periode tahun 2009
samapi tahun 2013 adalah:
1. Pengurus
Ketua : I Kadek Agus Manopo
Wakil Ketua : Ni Made Resianti
Sekretaris I : Ni Made Suparmiwati
Bendahara : I Wayan Jaya
Bagian Umum : I Made Sapa
2. Badan Pengawas
Manajer : I ketut Suyadnya
Pembukuan : I Wayan Sanggra
Pembiayaan : I Made Regug
Kasir/ Teller : I Nengah Ayu
Marketing : i Made Karnawa
36
3. Anggota
Jumlah anggota pada tahun 2013 sebanyak 164 orang
Lamanya jabatan sebagai pengurus KSP Pandan Wangi tiap periodenya
adalah 5 tahun. Namun ada yang dipercaya sebagai pengurus hingga dua periode.
Sedangkan lamanya jam kerja seluruh karyawan/pegawai di KSP Pandan Wangi
rata-rata 6 jam per hari mulai pukul 08.00 samapi pukul 14.00 WITA.
4.3 Struktur Organisasi KSP Pandan Wangi
Setiap koperasi mempunyai struktur organisasi yang sengaja dibuat untuk
mempertegas wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing individu yang
ada dalam kopersai tersebut wewenang dan tanggung jawab tersebut biasanya
digambarkan dalam bentuk skema.
Dalam skema struktur organisasi dapat dilihat wewenang dan tanggung
jawab dari pimpinan teratas sampai paling bawah. Skema ini dapat juga berfungsi
sebagai gambaran secara umun orang yang bertanggung jawab terhadap koperasi
dan pengembangan koperasi itu sendiri. Struktur organisasi merupakan garis
wewenang dan tanggung jawab anta satu bidang dengan bidang lainnya yang
merupakan satu kesatuan bidang yang tidak dapat dipisahkan. Struktur organisasi
KSP Pandan Wangi dapat dilihat pada Gambar 4.1
37
Gambar 4.1
Struktur Organisasi KSP Pandan Wangi
Pada Gambar 4.1, dapat diuraikan wewenang dan tanggung jawab dari
masing-masing bagian yang terdapat dalam struktur organisasi KSP Pandan
Wangi, adapun bagian-bagian tersebut yaitu:
1. Rapat Anggota
Rapat anggota dihadiri oleh anggota koperasi yang merupakan kekuasaan
tertinggi dalam pengolahan koperasi. Kuasa tertinggi terletak di tangan rapat
anggota. Untuk menghadiri rapat anggota, seorang anggota tidak dapat mewakili
anggota lainnya. Sesuai dengan anggaran dasar koperasi yang bersangkutan rapat
anggota wajib diadakan dalam 1 tahun seklai. Anggota harus hadir pada waktu
yang telah ditentukan untuk membahas mengenai persoalan-persoalan yang terjadi
dalam kurun waktu setahun terakhir, pada setiap koperasi seharusnya menjalankan
usahanya untuk mencapai tujuan.
RAPAT ANGGOTA
Pembina Pengawas
Ketua
Sekretaris Bendahara
Wakil Ketua
Bagian
Umun
Pembukuan
Manajer
Kasir/Teller Pembiayaan Marketing
Anggota
38
2. Pembina
Pembina KSP dipilih dalam suatu rapat anggota untuk mewakili anggota
dalam mengelola koperasi. Pembina koperasi KSP terdiri atas ketua, wakil ketua,
sekretaris, bendahara dan bagian umum. Dalam mengelolah koperasi, pembina
memiliki kewewenangan baik yang bersumber dari peraturan atau perundang-
undangan yang berlaku (sumber hukum), rapat anggota (pendelegasian) maupun
dari anggaran dasar dan peraturan intern koperasi itu sendiri.
3. Pengawas
Badan pengawas KSP yang kedudukannya sejajar dengan pembina dipilih
oleh anggota dalam rapat anggota. Koperasi yang dipimpin oleh pengurus perlu
mendapatkan pengawasan dari rapat anggota yang diwakili oleh pengawas.
Pengawas melakukan pengawasan terhadap tata kehidupan KSP yang termasuk di
dalamnya usaha keorganisasian, kebijakan pembina dengan tujuan mendidik dan
membina supaya pembina lebih teliti serta lebih ahli dalam pengolahan KSP.
4. Manajer
Manajer adalah pelaksana pengurusan sehari-hari dalam memimpin usaha
KSP agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Manajer juga berperan sebagai
penghubung antara karyawan, sebagai pelaksanaan pekerjaan teknis dengan
pengurus yang merupakan peletak dasar pekerjaan dan kebijaksanaan. Manajer di
angkat dan diberhentikan oleh pengurus yang bertanggung jawab sepenuhnya
kepada pengurus. Kecakapan manajer tidak hanya dalam kemampuan akademis
saja tetapi dilihat dari pengalaman dan kemampuan mengelolah suatu KSP.
5. Pegawai/karyawan
39
Karyawan tidak termasuk dalam perlengkapan organisasi, mereka adalah
tenaga-tenaga yang membantu pengurus dan manajer dalam melaksanakan tugas
sehari-hari. Wewenang dan tanggung jawab dilimpahkan oleh manajer kepada
masing-masing karyawan sesuai dengan bagiannya.
6. Anggota
Anggota KSP merupakan pemilik dan sekaligus pengguna jasa KSP.
Setiap anggota memiliki kewajiban dan hak yang sama kepada KSP sebagai mana
yang telah di atur dalam anggaran dasar rumah tangga.
4.4 Kondisi Ekonomi KSP Pandan Wangi
Modal merupakan hal yang penting dalam setiap usaha koperasi. Tanpa
adanya modal, koperasi tidak dapat berjalan sebagai mana mestinya. Modal KSP
Pandan Wangi terdiri atas modal sendiri dan modal luar.
Modal sendiri dapat dikatakan modal internal, karena modal berasal dari
bagian sisa hasil usaha yang tidak dibagikan kepada anggota dan dimasukkan
sebagai modal cadangan. Sifat dari jenis modal ini adalah tertanam dalam waktu
yang tidak terbatas. Modal sendiri KSP Pandan Wangi terdiri atas simpanan
pokok , simpanan wajib, donasi, dana cadangan, dan sisa hasil usaha. Sedangkan
modal luar terdiri dari pinjaman bank dan investor yang tertarik menannamkan
modalnya.
Kekayaan koperasi yang sebagian besar berasal dari modal sendiri jauh
lebih baik bagi kesinambungan koperasi. Hal ini tidak hanya akan memberi nilai
likuiditas yang tinggi bagi koperasi juga dapat memberikan kepercayaan jaminan
40
kepada kreditur untuk menanamkan modalnya di koperasi. Perkembangan aset
KSP Pandan Wangi dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1
Perkembangan Asset KSP Pandan Wangi
Modal Sendiri
Dalam Rupiah
2009 2010 2011 2012 2013
Simpanan Pokok 2.600.000 2.700.000 2.850.000 3.000.000 3.100.000
Simpanan Wajib 8.813.000 20.200.000 27.420.000 34.100.000 38.100.000
Simpanan Khusus 94.000.000 177.390.472 185.494.193 198.287.843 205.326.652
Cadangan 650.000 650.000 650.000 650.000 650.000
SHU Tahun
Berjalan
6.649.905 7.888.406 19.859.372 15.469.845 22.104.926
Total Modal 112.112.905 208.828.878 236.273.520 242.507.688 269.281.578
Sumber: Profil KSP Pandan Wangi
Berdasarkan Tabel 4.1, tampak bahwa perkembangan modal sendiri KSP
Pandan Wangi selama lima tahun terakhir yaitu tahun 2009 sampai tahun 2013
mengalami fluktuasi. Total modal sendiri tertinggi terjadi pada tahun 2013, hal ini
disebabkan karena semakin banyaknya anggota KSP yang aktif sehingga jumlah
simpanan wajib menjadi semakin meningkat. Modal yang dimiliki KSP ini akan
digunakan untuk membiayai seluruh usaha yang dijalankan KSP dengan tujuan
pokok mensejahterakan anggotanya.
SHU merupakan sisa hasil usaha dari sebuah koperasi yang akan
dibagikan kepada setiap anggotanya berdasarkan atas jasa dari masing-masing
anggotannya. Secara umum para anggota KSP melihat perkembangan sebuah KSP
41
melalui besarnya SHU yang diperoleh setiap tahunnya, sebagian besar para
anggota menganggap bahwa semakin besar SHU yang diperoleh maka pengurus
koperasi telah menjalankan kegiatannya dengan benar. Perkembangan SHU yang
diperoleh KSP Pandan Wangi dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2
Perkembangan Volume Usaha dan SHU KSP Pandan Wangi
Tahun Volume Usaha (Rp) SHU (Rp)
2009 460.436.406
773.866.430
907.174.337
984.562.505
1.067.314.494
6.649.905
2010 7.888.406
2011 19.859.327
2012 15.469.845
2013 22.104.926
Sumber: Laporan Pertangungjawaban KSP Pandan Wangi
Tabel 4.2 di atas, volume usaha dari tahun 2009 sampai tahun 2013 terus
mengalami peningkatan dengan volume usaha terbesar pada tahun 2013, ini
berarti bahwa dalam pengelolaan modal sendiri untuk melakukan unit usaha sudah
dilakukan dengan baik. Namun, SHU yang dihasilkan sempat mengalami
kenaikan pada tahun 2009 sampai tahun 2011 dan akhirnya mengalami penurunan
di tahun 2012 akan tetapi kembali mengalami kenaikan pada tahun 2013.
Penurunan SHU ini menunjukan bahwa penggunaan modal sendiri yang
dikembangkan dalam volume usaha masih kurang efektif (masih banyak dana
yang belum dimanfaatkan dengan maksimal).
42
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kinerja Keuangan KSP Pandan Wangi Berdasarkan Analisis Vertikal
dan Analisis Horizontal
5.1.1 Analisis vertikal
Hasil analisis vertikal laporan neraca terhadap total aktiva dan total
pasiva dapat dilihat pada Tabel 5.1
Tabel 5.1
Analisis Vertikal Laporan Neraca Terhadap Total Aktiva dan Total Pasiva
2009 2010 2011 2012 2013
AKTIVA
Aktiva lancar
Kas dan Setara 1,37 1,25 1,67 2,07 2,51
Piutang Simpan Pinjam 93,03 66,61 66,92 63,76 63,28
Beban Bayar Dimuka - 1,37 1,63 1,97 2,46
Persediaan 4,03 3,21 3,00 3,36 3,60
Total Aktiva Lancar 98,44 72,45 73,21 71,16 71,85
Aktiva Tetap
Investasi - 23,91 21,73 22,09 16,08
Inventaris 1,63 3,97 5,55 7,34 15,08
Akm. Peny. Aktiva Tetap (0,26) (0,44) (0,59) (0,68) (3,10)
Total Aktiva Tetap 1,37 27,44 26,69 28,75 28,06
Beban Ditangguhkan 0,20 0,12 0,10 0,09 0,09
TOTAL AKTIVA 100 100 100 100 100
PASSIVA
Hutang Lancar
Hutang Simpanan 58,71 42,01 44,88 48,12 49,18
Hutang Dana SHU 0,49 0,40 0,51 0,53 0,64
Dana Pajak 0,42 0,20 0,23 0,34 0,38
Utang YMH Dibayar 2,87 4,47 1,93 1,78 1,91
Total Hutang Lancar 62,49 47,08 47,55 50,77 52,12
Hutang Jangka Panjang
Kredit Bank - 15,51 15,93 14,06 10,21
Utang Jangka Panjang Lainnya 13,03 10,43 10,48 10,55 12,20
Total Hutang Jangka Panjang 75,52 73,01 73,96 75,38 74,53
Ekuitas
Simpanan Pokok 0,56 0,35 0,31 0,30 0,29
Simpanan Wajib 4,09 2,61 3,02 3,47 3,61
Cadangan 18,24 22,92 20,45 19,21 19,42
Donasi 0,14 0,08 0,07 0,07 0,06
SHU Tahun Berjalan 1,44 1,02 2,19 1,57 2,09
Total Ekuitas 24,48 26,99 26,04 24,62 25,47
TOTAL PASSIVA 100 100 100 100 100
Keterangan Tahun (% )
43
Penggunaan analiis vertikal dimaksudkan untuk dapat melihat proporsi
suatu pos terhadap angka dasar tertentu dalam satu tahun yang sama. Berdasarkan
hasil analisis laporan neraca KSP Pandan Wangi secara vertikal pada Tabel 5.1,
dari tahun 2009 sampai tahun 2013 terlihat bagaimana besarnya total aktiva yang
terserap sebagai aktiva lancar cenderung mengalami penurunan, dimana pada
tahun 2009 sebesar 98,44% menjadi 71.85% pada tahun 2013. Dilihat dari per
pos, maka pos kas mengalami peningkatan selama lima tahun terakhir, nilai
tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu naik menjadi 2,51%. Hal ini terjadi karena
lebih sedikit sifatnya yang tidak mudah dipakai langsung. Pos piutang yang
diberikan terhadap total aktiva lancar merupakan pos terbesar yang terdapat pada
total aktiva lancar, yang berarti bahwa aktiva lancar dipengaruhi oleh pos
pinjaman yang diberikan. Pada pos piutang simpan pinjam mengalami fluktuasi,
nilai terkecil terjadi pada tahun 2013 yaitu 63,28%. Pada pos persediaan
mengalami fluktuasi setiap tahunnya, terjadi penurunan pada tahun 2011 yaitu
senilai 3,00%.
Pada total aktiva tetap, terhadap total aktiva mempunyai nilai yang tidak
stabil, hal ini terjadi karena nilai investasi terhadap total aktiva mempunyai nilai
yang fluktuasi. Pada tahun 2010 nilai investasi sebesar 23,91% kemudian
mengalami penurunan pada tahun 2011 dengan nilai investasi 21,73%. Pada tahun
2021 meningkat menjadi 22,09% dan pada tahun 2013 turun lagi menjadi 16,08%
dan pada nilai inventasris terjadi peningatan disetiap tahunnya. Nilai inventaris
tertinggi terjadi pada tahun 2013 dengan nilai investasi 15,08%.
44
Total aktiva tetap terhadap total aktiva mempunyai nilai yang tidak stabil,
hal ini dikarenakan nilai investasi dan nilai inventaris kantor yang dimiliki KSP
Pandan Wangi mengalami penyusutan..
Total pasiva berasal dari kewajiban lancar mengalami fluktuasi pada lima
tahun terakhir. Dilihat dari per pos, hutang simpanan mempunyai persentase yang
paling besar. Nilai hutang simpanan tahun 2009 sebesar 58,71% menurun menjadi
42,02% pada tahun 2010 kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2011, 2012
dan 2013 dengan nilai masing-masing 44,88%, 48,12% dan 49,18%. Pada pos
total hutang jangka panjang terhadap total pasiva, terjadi ketidakstabilan
dikarenakan nilai utang jangka panjang lainnya mempunyai nilai yang fluktuasi
terhadap total pasiva.
Total modal sendiri terhadap total pasiva mengalami fluktuasi selama lima
tahun terakhir dimana pada tahun 2009 nilai ekuitas 24,48% merupakan nilai
ekuitas yang paling kecil dan nilai ekuitas tertinggi terjadi pada tahun 2010
dengan niali ekuitas 26,99%. Di lihat per pos,cadangan mempunyai persentase
yang paling besar pengaruhnya terhadap modal sendiri.
45
Tabel 5.2
Perhitungan Analisis Vertikal Laporan Rugi Laba Terhadap Total Pendapatan dan
Total Biaya
Pada Tabel 5.3, total pendapatan dari tahun 2009 sampai tahun 2013 lebih
banyak dipengaruhi oleh jasa bunga pinjaman. Nilai bunga pinjaman yang
meningkat di karenakan besarnya bunga pinjaman yang diberikan kepada
anggotanya.
Analisis vertikal laporan rugi laba terhadap total beban, dimana pos beban
yang sangat berpengaruh terhadap total beban adalah beban komisi bunga simpan
pinjam. Tahun 2009 beban sebesar 57,97% mengalami fluktuasi di setiap
tahunnya hingga pada tahun 2013 menjadi 53,69%.
5.1.2 Analisis Horizontal
Analisis horizontal dilakukan untuk melihat pergerakan dari masing-
masing pos laporan keuangan dalam kurun waktu tertentu sehingga dapat
diketahui pengaruhnya terhadap perkembangan koperasi. Untuk dapat mengukur
2009 2010 2011 2012 2013
PENDAPATAN
Jasa Bunga Pinjaman 100 156,92 134,64 108,40 116,05
Jasa Administrasi Pinjaman 100 116,19 116,76 106,53 105,16
Denda dan Pinalti 100 51,96 142,68 142,17 136,63
Jasa Penyertaan 100 - - 108,56 106,95
TOTAL PENDAPATAN 100 146,74 150,07 108,41 113,79
BEBAN POKOK
Komisi Bunga Simpan Pinjam 100 122,33 166,50 110,53 109,94
Komisi Bunga Kredit Bank 100 170,43 116,47 118,00 115,13
BIAYA/BEBAN
Karyawan 100 224,58 140,30 100,00 110,53
Transpotasi 100 150,00 152,11 119,80 137,06
Penyusutan Aktiva 100 184,10 145,45 93,75 139,58
Tata Usaha Kantor 100 100,00 100,00 100,00 100,00
Penyisihan Piutang Tak Tertagih 100 184,95 130,58 112,76 106,43
Pemasaran 100 156,43 105,68 127,20 117,74
Operasional Lainnya 100 - 108,97 100,00 116,58
TOTAL BIAYA/BEBAN 100 148,78 144,18 111,49 111,73
SHU setelah pajak 100 118,62 251,75 77,90 142,89
Keterangan Tahun (%)
46
analisis horizontal dari laporan keuangan koperasi digunakan tahun 2009 sebagai
tahun dasar (tahun pembanding). Hasil analisis horizontal yang dilakukan
terhadap neraca KSP Pandan Wangi dapat di lihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3
Perhitungan Analisis Horizontal Laporan Neraca Terhadap Total Aktiva dan Total
Pasiva
Pada hasil analisis horizontal dapat dilihat pos kas dan setara kas KSP
Pandan Wangi menunjukan peningkatan pada tahun 2010 dan 2011, kemudian
terjadi penurunan pada tahun 2011 ke tahun 2012 dan ke tahun 2013. Penurunan
2009 2010 2011 2012 2013
AKTIVA
Aktiva lancar
Kas dan Setara 100 153,96 155,83 134,80 130,16
Piutang Simpan Pinjam 100 120,33 117,78 103,39 106,60
Beban Bayar Dimuka 100 - 138,76 131,89 133,88
Persediaan 100 133,89 109,29 121,54 115,13
Total Aktiva Lancar 100 123,70 118,46 105,48 108,44
Aktiva Tetap
Investasi 100 - 106,57 110,32 78,16
Inventaris 100 409,49 163,94 143,45 220,82
Akm. Peny. Aktiva Tetap 100 284,18 158,86 124,53 487,76
Total Aktiva Tetap 100 3.367,42 114,03 116,89 104,84
Beban Ditangguhkan 100 100,00 100,00 100,00 100,00
TOTAL AKTIVA 100 168,07 117,23 108,52 107,40
PASSIVA
Hutang Lancar
Hutang Simpanan 100 1,20 1,25 1,16 1,10
Hutang Dana SHU 100 1,38 1,50 1,11 1,31
Dana Pajak 100 78,22 136,17 160,23 121,00
Utang YMH Dibayar 100 261,69 50,63 100,00 115,45
Total Hutang Lancar 100 126,63 118,40 115,86 110,25
Hutang Jangka Panjang
Kredit Bank - - 120,40 95,77 78,05
Utang Jangka Panjang Lainnya 100 134,50 117,79 109,31 124,17
Total Hutang Jangka Panjang 100 334,54 119,35 101,14 97,83
TOTAL HUTANG 100 162,50 118,74 110,61 106,20
Ekuitas
Simpanan Pokok 100 103,85 105,56 105,26 103,33
Simpanan Wajib 100 107,37 135,74 124,63 111,62
Cadangan 100 211,18 104,57 101,95 108,55
Donasi 100 100 100 100 100
SHU Tahun Berjalan 100 118,62 251,75 77,90 142,89
Total Ekuitas 100 185,28 113,14 102,60 111,09
TOTAL PASSIVA 100 168,07 117,23 108,52 107,40
Keterangan Tahun
47
terjadi karena jumlah kenaikan tidak terlalu banyak, hal ini menyebabkan
terjadinya penurunan pada tahun tersebut. Pada pos investasi terjadi peningkatan
yang signifikan pada tahun 2010 karena pada tahun 2010 terjadi peningkatan
jumlah investasi yang sangat tinggi.
Pos ekuitas mengalami fluktuasi disetiap pos-posnya. Pada pos cadangan
terlihat peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2010 karena terjadi
penambahan yang cukup besar pada pos tersebut. Pada pos SHU terjadi
penurunan nilai disebabkan karena besarnya beban usaha yang digunakan.
Tabel 5.4
Perhitungan Analisis Horizontal Laporan Rugi Laba Terhadap Total Pendapatan
dan Total Biaya
Pada Tabel 5.4, pos-pos pendapatan yang mengalami fluktuasi, terjadi
pada jasa adminstrasi pinjaman. Terjadinya penurunan dikarenakan sedikitnya
pendapatan bunga yang diterima atas pinjaman yang diberikan. Sedangkan pada
dana pajak mengalami peningkatan dikarenkan semakin banyak pendapatan yang
diperoleh dari denda pinjaman yang diberikan.
PENDAPATAN
Jasa Bunga Pinjaman 100 156,92 134,64 108,40 116,05
Jasa Administrasi Pinjaman 100 116,19 116,76 106,53 105,16
Denda dan Pinalti 100 51,96 142,68 142,17 136,63
Jasa Penyertaan 100 - - 108,56 106,95
TOTAL PENDAPATAN 100 146,74 150,07 108,41 113,79
BEBAN POKOK
Komisi Bunga Simpan Pinjam 100 122,33 166,50 110,53 109,94
Komisi Bunga Kredit Bank 100 170,43 116,47 118,00 115,13
BIAYA/BEBAN
Karyawan 100 224,58 140,30 100,00 110,53
Transpotasi 100 150,00 152,11 119,80 137,06
Penyusutan Aktiva 100 184,10 145,45 93,75 139,58
Tata Usaha Kantor 100 100,00 100,00 100,00 100,00
Penyisihan Piutang Tak Tertagih 100 184,95 130,58 112,76 106,43
Pemasaran 100 156,43 105,68 127,20 117,74
Operasional Lainnya 100 - 108,97 100,00 116,58
TOTAL BIAYA/BEBAN 100 148,78 144,18 111,49 111,73
SHU setelah pajak 100 118,62 251,75 77,90 142,89
48
Pos total biaya mengalami penurunan dimasing-masing pos tersebut
karena sedikitnya bunga simpan pinjam dan bunga kredit bank yang diterima
sedang untuk biaya operasional setiap tahunnya mengalami peningkatan.
5.2 Analisis Rasio Keuangan KSP Pandan Wangi
Kinerja keuangan KSP Pandan Wangi dianalisis mengambil data dari
laporan keuangan (neraca dan laporan rugi-laba) selama lima tahun terakhir, yaitu
tahun 2009 sampai tahun 2013. Data dianalisis berdasarkan rasio-rasio keuangan,
yaitu: rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas dan rasio aktivitas.
Dalam penilaian KSP Pandan Wangi digunakan pedoman Klasifikasi koperasi
yang dibuat oleh Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia No.06/Per/M/KUKM/V/2006
5.2.1 Rasio likuiditas
Rasio Likuiditas menunjukan kemampuan KSP Pandan Wangi dalam
memenuhi kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya. Hasil analisis rasio
likuiditas ditunjukan oleh besar kecilnya aktiva lancar, yaitu aktiva yang mudah
untuk diubah menjadi kas. Rasio yang tinggi berarti ada kelebihan dana kas atau
aktiva lancar lainnya yang akan memepengaruhi profitabilitas dan rasio yang
rendah berarti semakin kecilnya jaminan atas kewajiban jangka pendeknya.
Berdasarkan perhitungan analisis rasio likuiditas diketahui bahwa kedua rasio
likuiditas berubah dari jangka waktu lima tahun, yaitu tahun 2009 sampai dengan
tahun 2013. Nilai Current Ratio berkisar antara 137,87% sampai dengan
157,52%. Nilai Quick Ratio berkisar antara 130,97% sampai dengan 151,06%.
Hasil perhitungan rasio dapat dilihat pada tabel 5.5.
49
Tabel 5.5
Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Likuiditas KSP Pandan Wangi tahun 2009
sampai 2013
Likuiditas 2009 2010 2011 2012 2013
Rata-
rata
Kriteria rata-
rata
Current Ratio 157,52 153,88 153,97 140,17 137,87 148,68 Kurang Baik
Quick Ratio 151,06 147,05 147,66 133,97 110,97 142,06 Kurang Baik
Sumber: Diolah dari Data Sekunder
1. Current Ratio
Pada tabel 5.5, dapat dilihat bahwa current ratio tertinggi ada pada tahun
2009, yakni sebesar 157,52%. Hal ini dapat diartikan bahwa kemampuan KSP
Pandan Wangi untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva
lancar adalah setiap Rp. 100 hutang lancar, dijamin oleh aktiva lancar Rp. 158.
Pada KSP Pandan Wangi terjadi kenaikan dan penuruan di tiap tahun, keadaan ini
yang berubah-ubah ini menunjukan belum maksimalnya kewajiban jangka pendek
yang dapat di bayar KSP Pandan Wangi meskipun terjadi kenaikan aktiva lancar
disetiap tahunnya.
2. Quick Ratio
Dari Tabel 5.6, dapat dihat bagaimana kemampuan KSP Pandan Wangi
dalam membayar kewajiaban jangka pendeknya dengan mengurangi penggunaan
aktiva lancar dengan persediaan yang digunakan untuk membayar kewajiban
jangka pendeknya. Keadaan quick ratio ini tidak jauh berbeda dengan keadaan
current ratio, dimana rasio tinggi terjadi pada tahun 2009 sebesar 151,06 % yang
berarti bahwa kemampuan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi
50
dengan aktiva lancar adalah setiap R.p. 100 dijamin oleh quick ratio sebesar Rp.
151.
Berdasarkan persentase ini dapat dilihat upaya dari pihak manajeman
untuk memperbaiki rasionya belum efektif setiap tahannya hal ini dapat dilihat
dari naik turunnya current ratio dan quick ratio selama lima tahun terakhir
dimana keadaannya yaitu kurang baik dimiliki current ratio dan quick ratio
dengan persentase masing-masing 148,68% dan 142,06%.
5.2.2 Rasio Solvabilitas
Rasio Solvabilitas menunjukan kapasitas KSP Pandan Wangi untuk
memenuhi kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio ini
menyangkut jaminan, yang mengukur seberapa jauh KSP Pandan Wangi dibiayai
pihak luar (kreditur). Rasio ini juga menunjukan proporsi atas penggunaan
investasi untuk membayar hutangnya. Semakin tinggi rasio ini maka semakin
besar resiko yang dihadapi dan investor akan meminta tingkat keuntungan yang
semakin tinggi. Hasil perhitungan analisis rasio solvabilitas menunjukan bahwa
kedua rasio solvabilitas, mengalami perubahan dalam jangka lima tahun, yaitu
tahun 2009 sampai tahun 2013. Nilai Total Debt to Total Asset Ratio berkisar
antara 73,01% sampai dengan 75,52%. Nilai Total Debt to Equity Ratio berkisar
antara 270,57% sampai dengan 308,50%. Hasil analisis terhadap rasio solvabilitas
dapat dilihat pada Tabel 5.6.
51
Tabel 5.6
Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Solvabilitas KSP Pandan Wangi tahun
2009 sampai 2013
Solvabilitas 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-
rata
Kriteria
rata-
rata
Total Debt to Total Asset
Ratio 75,52 73,01 73,96 75,38 74,53 74,48 buruk
Total Debt to Equity Ratio 308,50 270,57 283,95 305,99 292,64 292,33 buruk
Sumber : Diolah dari Data Sekunder
1. Total Debt to Total Asset Ratio
Ratio tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 75,52%. Hal ini berarti
semakin besar resiko yang dihadapi KSP Pandan Wangi. Penurunan rasio ini
disebabkan karena adanya peningkatan total hutang/ kewajiban yang harus
dibayar oleh pihak KSP Pandan Wangi, meskipun total aktiva terus meningkat
setiap tahunnya namun belum bisa mengurangi resiko yang dihadapi oleh KSP
Pandan Wangi. Jadi meskipun KSP Pandan Wangi mampu membayar hutang-
hutangnya, resiko yang dihadapi masih semakin meningkat.
2. Total Debt to Equity Ratio
Semakin tingginya rasio ini berarti kemampuan KSP Pandan Wangi semakin
rendah dalam membayar hutang dari modal sendirinya dan semakin rendah rasio
ini berarti semakin tinggi kemampuan modal sendiri KSP Pandan Wangi dalam
membayar utangnya. Berdasarkan Tabel 5.6, Tahun 2009 merupakan rasio
tertinggi dengan nilai 308,50% dan tahun 2010 merupakan tahun terendah dengan
nilai 270,57%. Hal ini menunjukan bahwa setiap Rp 271 modal sendiri dapat
dijamin untuk Rp. 100 hutang.
Berdasarkan hasil analisis Tabel 5.6, total debt to total asset dalam lima
tahun terakhir kurang baik dengan persentase 74,48%. Total debt to equity selama
52
lima tahun terakhir ini, dapat disimpulkan bahwa kemampuan KSP Pandan Wangi
modal sendiri buruk dengan persentase 292,33%, hal ini terjadi karena tidak
mampunya KSP menutupi hutang yang dimiliki.
5.2.3 Rasio Rentabilitas
Rasio ini mengukur seberapa besar kemampuan KSP Pandan Wangi
memperoleh laba dalam hubungnnya dengan pendapatan, aset, maupun laba bagi
modal sendiri. Rasio ini digunakan untuk mengukur hasil akhir dari sejumlah
kebijaksanaan dan keputusan-keputusan yang dibuat oleh tim manajeman KSP
Pandan Wangi. Efektifitas manajemen meliputi kegiatan fungsional manajemen
seperti: keuangan, pemasaran, sumberdaya manusia dan operasional.
Analisis rasio rentabilitas dapat memberikan gambaran kemampuan
manajemen KSP Pandan Wangi dalam memperoleh keuntungan. Perhitungan
analisis rasio rentabilitas ini menunjukan bahwa ketiga rasio rentabilitas
berfluktuatif dalam jangka waktu lima tahun, yaitu tahun 2009 sampai dengan
tahun 2013. Nilai return on asset berkisar antara 1,02% sampai dengan 2,19%.
Nilai return of equity berkisar antara 3,78% sampai dengan 8,41%. Nilai net profit
margin berkisar antara 4,79% sampai dengan 8,04%. Hasil perhitungan analisis
ini dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7
Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Rentabilitas KSP Pandan Wangi tahun
2009 sampai 2013
Profitabilitas 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-rata Kriteria
rata-rata
Return on Asset 1,44 1,02 2,19 1,57 2,09 1,66 kurang baik
Return of Equity 5,90 3,78 8,41 6,38 8,21 6,53 kurang baik
Net Profit Margin 5,93 4,79 8,04 5,78 7,25 6,36 cukup baik
Sumber : Diolah dari Data Sekunder
53
1. Return On Asset
Kemampuan dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk
menghasilkan keuntungan yang dicapai KSP Pandan Wangi pada tahun 2009
sebesar 1,44% yang merupakan rasio terendah. Return on asset tertinggi dicapai
pada tahun 2011 yaitu sebesar 2,19%, ini berarti bahwa setiap Rp. 100 modal
yang diinvestasikan akan semakin besar laba bersih sebesar Rp. 219. Penyebab
dari peningkatan kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan
aktiva untuk mendapatkan keuntungan adalah bisanya menekan biaya operasi/
beban koperasi.
2. Return of Equity
Kemampuan dari modal sendiri KSP Pandan Wangi dalam memperoleh
keuntungan selama lima tahun terakhir dapat di lihat pada Tabel 5.7. rasio ini
dipengaruhi oleh besar kecilnya hutang perusahaan, apabila proporsi hutang
semakin besar, maka rasio ini juga akan semakin besar. Tampak bahwa tahun
2011 merupakan rasio teringgi dimana return of equity yang di capai sebesar
8,41%, sedangkan pada tahun 2010 memiliki persentase yang terendah dengan
nilai 3,78%. Kenaikan dan penurunan ini disebakan karena naiknya SHU setelah
pajak dan naiknya modal sendiri.
3. Net Profit Margin
Dilihat dari rasio tersebut pada tahun 2011 net profit margin sebesar 8,04%
merupakan rasio tertinggi dan rasio terendah sebesar 4,79% yang terjadi pada
tahun 2010. Hal ini berarti bahwa setiap pendapatan Rp. 100 modal yang
diinvestasikan pada tahun 2011 akan menghasilkan laba bersih sebesar Rp. 804
54
Peningkatan terjadi karena adanya peningkatan pendapatan dan dapat menekan
biaya-biaya yang dikeluarkan untuk membiayai operasinya.
Berdasarkan Tabel 5.7, secara keseluruhan selama lima tahun terakhir
terjadi peningkatan di tiga rasio itu yaitu: rasio return of asset, net proft margin
dan return of equity. Keadaan untuk rata-rata return of asset dengan persentase
1,66% dengan keadaan kurang baik. Untuk net proft margin memiliki persentase
6,36% dengan keadaan cukup baik. Dan rata-rata return of equity yang dimiliki
sebesar 6,53% dengan keadaan kurang baik.
5.2.4 Rasio Aktivitas
Rasio ini menunjukan sejauh mana efisiensi KSP Pandan Wangi dalam
menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modalnya.
Hasil perhitungan terhadap rasio aktivitas dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8
Perhitungan Analisis Rasio Keuangan Aktifitas KSP Pandan Wangi tahun 2009
sampai 2013
Aktivitas 2009 2010 2011 2012 2013 Rata-
rata
Kriteria
rata-rata
Fixed Asset Turn Over 17,79 0,78 1,02 0,95 1,03 4,31 sangat baik
Total Asset Turn Over 0,24 0,21 0,27 0,27 0,29 0,26 buruk
Sumber : Diolah dari Data Sekunder
1. Fixed Asset Trun Over
Rasio ini menujukan bagaimana koperasi menggunkan aktiva tetap seperti
gedung, kendaraan dan mesin-mesin. Pada tahun 2009 menunjukan perputaran
aktiva tetap sebesar 17,79 kali yang merupakan perputaran tertinggi, sedangkan
pada tahun 2013 menurun drastis menjadi 1,03 kali. Dalam perputaran dana aktiva
tetap KSP Pandan Wangi tidak menetapkan standar yang ingin dicapai, tetapi
55
secara teori semakin tinggi rasio yang berhasil diperoleh KSP Pandan Wangi,
maka semakin efektif dana yang tertanam dalam aktiva tetapnya.
2. Total Asset Turn Over
Rasio ini menunjukan bagaimana efektifitas koperasi dalam menggunakan
keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dan mendapatkan laba. Pada
tahun 2009 sebesar 0,24 kali sedangkan tahun 2010 mengalami penurunan
menjadi 0,21 kali. Sedangkan pada tahun selanjutnya 2011, terjadi peningkatan
hingga pada tahun 2013 menjadi 0,29 kali. Total asset turn over KSP Pandan
Wangi mengalami naik turun, yang menyebabkan terjadinya naik turun rasio ini di
pengaruhi oleh hasil pendapatan yang di kelola KSP Pandan Wangi. Jadi KSP
Pandan Wangi dalam menggunakan seluruh asset sudah semakin efektif dalam
rangka menghasilkan keuntungan, karena terjadinya peningkatan di setiap
tahunnya.
56
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kinerja keuangan dari tahun 2009-2013 pada KSP
Pandan Wangi diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Secara analisis vertikal dan analisis horizontal terhadap laporan neraca dan
laporan rugi laba, menujukan kecenderungan menurun di setiap tahunnya.
2. Berdasarkan analisis rasio keuangan , kinerja KSP Pandan Wnagi selama
limatahun terkahir yaitu tahun 2009 s.d 2013 dapat disimpulkan dalam
keadaan buruk, dimana masih banyak yang belum memenuhi kriteria
klasifikasi.
6.2 Saran
Sebagai saran yang dapat penulis berikan berkaitan dengan hasil
pengukuran kinerja keuangan KSP Pandan Wangi adalah sebagai berikut:
1. Bagi pihak KSP Pandan Wangi, sebaiknya menggunakan analisis vertikal
dan horizontal sebagai alat ukur kinerja keuangan secara formal dan lebih
dianjurkan untuk memaksimalkan usaha koperassi dengan menekan biaya
operasional yang ada.
2. Kepada anggota supaya lebih meningkatkan partisipasinya dalam berbagai
kegiatan KSP Pandan Wangi yang di kelolah oleh pihak KSP yang pada
akhirnya meningkatkan sisa hasil usaha yang diperoleh.
3. Kepada pemerintah daerah setempat diharapkan bantuannya dalam hal
penyuluhan kepada masyarakat terhadap pentingnya keberadaan KSP
57
sehingga minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
KSP semakin meningkat.
4. Bagi mahasiswa, diharapkan dapat melakukan penelitan dengan lebih baik
dari penelitian ini yaitu dengan menambahkan faktor-faktor yang
mendukung penelitian menjadi lebih baik.
58
DAFTAR PUSTAKA
Ali Arifin. 2007. Membaca Saham. Yogyakarta. Andi.
Alwi Syafarudin, Drs, Ms. 1993. Alat-alat Analisis Pembelanjaan. Yogyakarta:
Edisi Tiga. Andi Offset.
Agus, 2006. Kinerja Keuangan PT. BPR Sinar Menara Kuta dilihat dari Analisis
Du Pont selama kurun waktu 2001 s.d 2005. Skripsi Fakultas Pertaniuan
Universitas Udayana..
Anonim. 2008. Rasio Finansial. http://wikipedia.id.org. Diakses tanggal 31
Januari 2009.
Anonimus. 1997. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian
(dilengkapi dengan UU No. 12 tahun 1967 tentang Pokok-pokok
Perkoperasian). Jakarta: Aneka Ilmu.w
Arifin, J. 2007. Cara Cerdas Menilai Kinerja Periusahaan (Aspek Finansial dan
Non Finansial) Berbasis Komputer. Elex Media Komputindo. Jakarta
Bambang, Riyanto. 2001. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan. Yogyakarta:
BPFE.
Baridwan, Zaki. 2004. Intermediete Accounting. Yogyakarta:BPFE.
C.Van Home, James. 1997. Prinsip-prinsip Manajeman Keuangan. Edisi Ketujuh.
Salembah Empat, Jakarta.
Endah Virani. 2013. Pengaruh Sktuktur Modal dan Likuiditas Terhadap Nilai
Perusahan Pada PT. Smartfren Telecom Tbk Perode 2006-2011. Skripsi.
Universitas Pendidikan Indonesia
Frans Novi Hardi. 2011. Analisis Kinerja Keuangan Pada Koperasi Kerinci
Lestari Pangkalan Kerinci tahun 2006- 2010. Skripsi. Fakutas Ekonomi.
Unibersitas Islam Riau.
Gitman, Lawrence J. (2003).Principles of Managerial Finance. Boston: Pearson
Addison Wesley.
Irwan. 1997. Pengantar Ekonomi perusahaan. Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE-
UI.
Jumingan.2006. Analisis Laporan Keuangan. Bumi Aksara. Jakarta.
59
Kadarsan, H.W. 1992. Keuangan Pertanian dan Pembiayaan Perusahaan
Agribisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Kamsir, 2008. Manajemen Perbankan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. Raja Grafindo Persada.
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan UKM No.06/Per/M/KUKM/V/2006.
Tentang “Pedoman Klasifikasi Koperasi”.
Lukman Syamsudin. 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan (Konsep Aplikasi
Dalam Perencanaan, Pengawasamn, dan Pengambilan Keputusan).
Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.
Nadhiroh, Umi. 2008. Kinerja Keungan KUD Karma Bumi Amertha di
Kecamatan Kubutambahan Kabupaten Buleleng. Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Udayana.
Pasal 16 UU No 25 tahun 1992 tentang Penggolongan Koperasi.
Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 tentang Pengkoperasian.
Pengurus KSP Pandan Wangi. 2009. Laporan Keuangan KSP Pandan Wangi
Tahun 2009. Karangasem.
Pengurus KSP Pandan Wangi. 2010. Laporan Keuangan KSP Pandan Wangi
Tahun 2010. Karangasem.
Pengurus KSP Pandan Wangi. 2011. Laporan Keuangan KSP Pandan Wangi
Tahun 2011. Karangasem.
Pengurus KSP Pandan Wangi. 2012. Laporan Keuangan KSP Pandan Wangi
Tahun 2012. Karangasem.
Pengurus KSP Pandan Wangi. 2013. Laporan Keuangan KSP Pandan Wangi
Tahun 2013. Karangasem.
Revrisond Baswir. 2013. Koperasi Indonesia Edisi Pertama. Yogyakarta. BPFE.
Sanistiawan, I Wayan.2004. Kinerja Finansial KUD Suraberata Kecamatan
Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan (Pendekata Rasio Keuangan).
Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universita Udayanan. Denpasar.
Sartono, Agus. 2006. Manajemen Keuangan dan Aplikasi, edisi 4. BPFE,
Yogyakarta.
S.Munawir. 2010. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keenam.Liberty,
Yogyakarta.
60
Soedoyono. 1991.
Sofyan Syafri Harahap. 2007. “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan”. Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada
Sutrisno. 2003. Manajemen Keuangan (Teori, Konsep, dan Aplikasi). Edisi
Pertama. Cetakan Kedua. Yogyakarta: EKONISIA.
Swair, Agnes, 2011. Analisis dan Inteprestasi Rasio Keuangan. Yogyakarta.
Selemba Empat.
UUD 1945 pasal 33 ayat 1 tentang Landasan Struktural.
UU No. 25 Tahun 1992 pasal 4 tentang Pengkoperasian.
UU No.25/1992 pasal 3 tentang Tujuan Pengkoperasian.
UU No.25/1992 pasal 5 BAB III bagian kedua tentang Prinsip Koperasi.
UU No.25/1992 tentang Perangkat Organisasi Koperasi.
UU No.25 tahun 1992 Pasal 16 Menjelaskan bahwa Jenis Koperasi.didasarkan
pada Kesamaan dan Kepentingan Ekonomi Anggotanya.