FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …
Transcript of FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG …
i
LAPORAN PENGUJIAN EFEKTIVITAS PUPUK
UJI EFEKTIVITAS PUPUK NPK (15-11-22) MEREK "BINTANG TANI"
PADA BUDIDAYA TEBU
Oleh : Sudiarso dkk
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2017
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat Rahmat-Nya, maka laporan berjudul "Uji Efektivitas Pupuk NPK (15-11-
22) merek “BINTANG TANI” Pada Budidaya Tebu" ini dapat tersusun.
Uji Efektivitas ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan dosis
Pupuk NPK (15-11-22) merek “BINTANG TANI” terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman Tebu yang hasilnya diharapkan dapat digunakan sebagai acuan bagi
para pemakai pupuk tersebut tentunya pada kondisi agroekosistem yang
mendekati lokasi pengkajian.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada :
1. PT. PUPUT TANI MANDIRI, Medan atas kepercayaan dan dukungan dana
untuk melakukan uji efektivutas ini,
2. Tim peneliti atas kerjasamanya sehingga Uji Efektivitas dapat terlasana
dengan lancar.
3. Semua pihak yang telah membantu dan terlibat dalam Uji Efektivitas ini.
Akhirnya, saran dan kritik demi perbaikan dimasa datang sangat
diharapkan.
Malang, 6 Desember 2017
Penyusun,
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iii
DAFTAR ISI ......................................................................................... iv
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Tujuan .................................................................................... 3
II. LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN ................................................ 4
2.1 Lokasi .................................................................................... 4
2.2 Waktu Pelaksanaan ................................................................ 4
III. METODOLOGI
3.1 Metode .................................................................................. 5
3.2 Alat dan Bahan ....................................................................... 6
3.3 Pelaksanaan ............................................................................ 7
3.4 Pengamatan ........................................................................... 7
3.5 Analisis Data ........................................................................... 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan ................................................................... 8
4.1.1 Kondisi Umum Pertanaman ............................................ 8
4.1.2 Tinggi Tanaman dan Jumlah Batang per rumpun ............. 8
4.1.3 Diameter Batang .......................................................... 8
4.1.4 Produksi Tebu ............................................................... 9
4.2 Pembahasan .......................................................................... 11
VI. KESIMPULAN ................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 16
LAMPIRAN :
Analisa Usahatani Tebu ................................................................. 17
Uji Mutu Pupuk NPK (15-11-22) BINTANG TANI ................................ 19
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Gula merupakan salah satu bahan pokok Masyarakat Indonesia karena
dimanfaatkan sebagai bahan pemanis baik dalam bentuk gula konsumsi
maupun gula ravinasi yang akan diolah menjadi berbagai produk makanan
dan minuman. Kebutuhan gula terus meningkat seiring dengan meningkatnya
pertambahan jumlah penduduk, industri pangan dan bioenergy yang
menjadikan gula sebagai bahan baku. Produksi nasional hanya mampu
memenuhi kebutuhan gula konsumsi rumah tangga, sedangkan kekurangan
gula ravinasi dipenuhi dengan cara impor
Tebu (Saccharum officinarum L.) merupakan sumber bahan gula
terbesar pada famili Gramineae dibudidayakan secara intensif di daerah
dengan iklim tropis. Oleh karena itu, dalam rangka mendukung pencapaian
Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, maka diperlukan sebuah
perencanaan pengembangan tebu yang baik dan terpadu dalam setiap aspek
termasuk adanya inovasi penerapan Sistem Budidaya yang Intensif. Salah
satu aspek sistem budidaya tebu yang berpengaruh nyata terhadap produksi
adalah penerapan inovasi pemupukan yang efisien baik dari segi jenis, dosis
maupun waktu dan cara aplikasinya.
Aplikasi Pemupukan yang berkembang dikalangan petani tebu selama
ini beragam baik terhadap jenis pupuk yang digunakan (tunggal dan
majemuk) maupun terhadap dosis yang diaplikasikan yang cenderung
berlebihan untuk meningkatkan bobot tebunya. Dilain pihak, di perusahaan
perkebunan tebu, dosis aplikasi pupuk cenderung sama rata untuk semua
kondisi lahan yang beragam. Dengan terjadinya kelangkaan dan mahalnya
pupuk maka aplikasi dosis pemupukan perlu dirasionalisasi sesuai dengan
status hara tanah dan kebutuhan tebu sehingga mampu mengefisiensikan
biaya produksi.
Dosis pupuk untuk tanaman Tebu adalah spesifik lokasi yang
ditentukan oleh tingkat ketersediaan unsur hara dalam tanah. Namun pada
2
umumnya sebagian besar petani dalam melakukan pemupukan Tebu
menggunakan Phonska, Urea, ZA, SP 36 dan KCl dengan dosis pupuk yang
beragam sesuai kemampuan petani dan kurang proporsional sesuai
kebutuhan tanaman dan kurang memperhatikan kondisi kesuburan tanah.
Oleh sebab itu diperlukan teknologi pemupukan yang tepat baik dosis
maupun macam pupuk N, P dan K yang diberikan agar dicapai efisiensi yang
tinggi. Beberapa perusahaan perkebunan tebu dalam memberikan
rekomendasi pemupukan tebu cukup beragam. Bila menggunaka pupuk
tunggal rekomendasinya adalah : 6 ku/ha ZA + 2 ku/ha SP36 dan 1,5 ku/ha
KCl. Namun petani lahan sawah pada umumnya menambahkan sekitar 3
ku/ha sampai 6 ku/ha ZA.
Pemupukan dengan pupuk buatan anorganik tunggal ( N, P, K )
mempunyai tingkat efisiensi yang rendah, yaitu 20 – 45% untuk N, 10 - 30%
untuk P dan 30 - 40% untuk K. Rendahnya efisiensi pemupukan tersebut dan
meningkatnya harga pupuk menyebabkan perlunya mancarari alternativ
pemupukan yang lebih efisien dan mudah diaplikasikan. Beberapa cara yang
dilakukan untuk meningkatkan efisiensi pemupukan antara lain dengan
memberikan stimulant kedalam formula pupuk sehingga menjadi lebih reaktif,
membuat formulasi dengan komposisi kandungan hara tertentu dan dibentuk
dengan ukuran tertentu sehingga ketersediaan unsur hara dalam pupuk dapat
diatur sesuai kebutuhan tanaman.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas dalam melakukan pemupukan
perlu dicari alternatif pupuk NPK sebagai sumber N, P dan K yang dapat
meningkatkan efisiensi pemupukan. Salah satunya adalah pupuk NPK dengan
Merek dagang “BINTANG TANI” yang diproduksi oleh PT. Puput Tani Mandiri,
Medan. Spesifikasi produk secara lengkap belum dibuat oleh perusahaan.
Sesuai dengan sampel yang diterima untuk uji efektivitas, pupuk ini berbentuk
butiran (granule) berwarna merah muda. Menurut informasi dari pihak
Produsen, pupuk ini diformulasikan dengan komposisi hara N, P, K, (15%,
11%, 22%) serta ditambah hara scond makro dan mikro (hasil Uji Mutu
terlampir). Pupuk tersebut telah mendapatkan Nomor Pendaftaran dari
Kementerian Pertanian dengan Nomor : 01.01.2016.033.
3
Karena pupuk tersebut akan dikenalkan pada masyarakt luas maka
untuk mengetahui efektivitas pupuk tersebut telah dilakukan suatu kajian
tentang respon tanaman Tebu terhadap pemberian pupuk majemuk NPK (15-
11-22) merek “BINTANG TANI”. Diharapkan dari penelitian ini dapat
dijadikan salah satu rujukan untuk memperkenalkan jenis pupuk tersebut
kepada masyarakat.
1.2. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas
penggunaan pupuk NPK (15-11-22) merek “BINTANG TANI” terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman tebu.
4
II. LOKASI DAN WAKTU PELAKSANAAN
2.1 Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Mentaos, Desa Ngelawak,
Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk, berada pada zona
Agroekosistem Ept 3.1.1.2 dengan karakteristik sebagai berikut :
Ordo tanah : Inceptisol,
Tekstur : Liat berlempung;
Kebasahan : Ustic (> 4 bulan kering);
Temperatur : Isohyperthemic (25 – 32O C);
Topografi : Datar,
Tinggi tempat : 50 meter dpl.
Kesuburan tanah : (Tabel 1)
Tabel 1. Kondisi Kesuburan Lahan Lokasi Pengkajian
Parameter Hasil Metode
Nitrogen ( rendah ) PUTS (Balit Tanah, Bogor )
Phospor ( rendah ) PUTS (Balit Tanah, Bogor )
Kalium ( rendah ) PUTS (Balit Tanah, Bogor )
Bahan Organik Rendah Pembakaran basah
pH Netral pH meter HANNA
2.2 Waktu Pelaksanaan
Pengkajian ini dilaksanakan mulai bulan Februari sampai dengan
Desember 2017.
5
III. METODOLOGI
3.1 Metode
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang terdiri 7
perlakuan, yaitu 1 pemupukan standar (diberi simbol PS), 5 dosis pemupukan
NPK BINTANG TANI dengan 5 taraf yaitu P1 = 400 kg/ha, P2 = 450 kg/ha, P3
= 500 kg/ha, P4 = 550 kg/ha, P5 = 600 kg/ha dalam basis pemupukan ZA
stándar (dosis 75% stándar) dan 1 perlakuan tanpa pupuk sebagai kontrol.
Dosis pupuk standar adalah berdasr rekomendasi pupuk konvensional
menggunakan pupuk tunggal yaitu pupuk ZA 500 kg/ha, SP36 200 kg/ha dan
KCL 150 kg/ha. Petak percobaan berukuran 10 juring x 15 m dengan jarak
pusat ke pusat (pkp) 1.3 m. Tiap petak percobaan dipupuk dengan bokashi
dosis 1000 kg/ha.
Tiap perlakuan diulang 4 kali sehingga terdapat 7 x 4 = 28 petak
percobaan. Selain perlakuan pupuk NPK, tiap petak percobaan memperoleh
perlakuan pemeliharaan yang sama. Adapun perlakuan disusun sebagai
berikut : ( Tabel 2)
Tabel 2. Perlakuan Pemupukan pada Budidaya Tebu
Kode
Jenis dan Dosis Pupuk (kg per ha.)
ZA SP 36 KCl
NPK BINTANG
TANI ORGANIK
PO 0 0 0 0 0
PS 500 200 150 - 1000
P1 450 0 0 400 1000
P2 450 0 0 450 1000
P3 450 0 0 500 1000
P4 450 0 0 550 1000
P5 450 0 0 600 1000
6
3.2. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan adalah seperangkat peralatan budidaya
tanaman tebu, meteran, penggaris, timbangan analitik, oven, dan alat tulis-
menulis.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman tebu
varietas Bululawang (BL) SK Pelepasan Nomor : 322/kpts/SR.120/5/2004,
pupuk organik/bokashi, ZA dan NPK (15-11-22) merek “BINTANG TANI”.
3.3. Pelaksanaan
Pengolahan tanah
Pengolahan tanah dilakukan sebanyak 3 kali dengan menggunakan
bajak atau garu yang ditarik traktor.
Penanaman
Bibit yang ditanam merupakan bibit bagal (bibit yang mata tunasnya
belum tumbuh) berumur 6 – 7 bulan dengan mata tunas berjumlah 12
mata/m dan ditanam 6 stek setiap meter. Bibit ditimbun dengan tanah hingga
kedalaman 10-15 cm. Selanjutnya dilakukan irigasi pada kairan.
Pemeliharaan di Lahan
Setelah 1 – 2 BST dilakukan penggemburan I dengan menggunakan
sprintyn 4 mata yang ditarik oleh traktor. Penggemburan (kultivasi) dilakukan
2 kali. Pada penggemburan II menggunakan alat teratyn 3 mata. Gulma
dikendalikan secara manual dan kimiawi. Pengendalian hama penggerek
pucuk dilakukan secara biologis
Pada 3 BST dilakukan pengguludan selama 4 hari dengan
menggunakan cangkul. Klentek (pembuangan daun kering) dilakukan 1 kali
pada saat tanaman berumur 6 BST.
Aplikasi Pemupukan
Pemupukan ZA dan NPK dilakukan sebanyak dua kali. Pemupukan I
diberikan 1 BST (Bulan Setelah Tanam) sebanyak 1/3 dosis dari perlakuan.
Pada saat penanaman di lahan diberikan Bokashi sebanyak 1 ton/ha.
7
Pemupukan II diberikan saat tanaman berumur 3 BST (Bulan Setelah Tanam)
sebanyak 2/3 dosis perlakuan.
Parameter Pengamatan
1. Tinggi Tanaman
2. Jumlah anakan per Meter
3. Jumlah batang per rumpun
4. Diamater batang
5. Produksi, tebu ditimbang pada setiap petak perlakuan
6. Analisis tanah
3.4. Analisa Data
Model Analisis
Model Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Yij = m + Ti + ij ; i = 1,2 . . . t
Yij = respon pupuk ke i dan ulangan ke j
M = nilai tengah umum
Ti = pengaruh perlakuan (pupuk “NPK BINTANG TANI”) ke - i
ij = pengaruh galat percobaan pupuk “ NPK BINTANG TANI” ke i
dan ulangan ke j
Data yang diperoleh selanjutnya diuji dengan menggunakan analisis
ragam. Jika diantara dua perlakuan terjadi perbedan nyata, dilanjutkan
dengan menggunakan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan taraf p = 0,05.
8
3.5. Efektivitas Secara Agronomis
Uji efektivitas secara teknis/ agronomis dilakukan dengan perhitungan
Nilai Relativitas Agonomi ( Relativity Agronomic Effectivenes / RAE ) dengan
rumus :
Hasil pupuk uji – kontrol RAE = X 100%
Hasil pupuk standar – kontrol
Nilai RAE perlakuan standar = 100% , sehingga nilai RAE pupuk
yang diuji efektif dibanding perlakuan standar jika mempunyai nilai RAE ≥
100%
1.2. Efektivitas Secara Ekonomis
Penilaian efektivitas pupuk secara ekonomis dilakukan dengan
perhitungan nilai R/C dengan rumus :
Hasil Penjualan Produksi R/C = Biaya Produksi
9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
4.1.1 Kondisi Umum Pertanaman
Hasil analisis tanah awal menunjukkan bahwa tanah pada lokasi
penelitian tergolong agak masam dengan pH 6,1. Kemasaman tanah seperti
ini masih optimum untuk pertumbuhan tebu. Kandungan N-P-K dalam tanah
tergolong rendah.
Kondisi suhu pada bulan-bulan tersebut sebesar 27 0C - 33 0C. Secara
umum, kondisi lingkungan penelitian sesuai untuk pertumbuhan tanaman
tebu
Gulma yang terdapat pada petak percobaan pada umumnya jenis
gulma berdaun lebar yang banyak tumbuh disela-sela tanaman tebu serta
jenis rumput tumbuh di jalan dalam kebun.
4.1.2 Pertumbuhan Tinggi Batang dan Jumlah Batang per rumpun
Perlakuan pemupukan NPK secara statistik tidak berpengaruh nyata
terhadap tinggi tanaman dan jumlah batang per rumpun batang pada akhir
pengamatan (umur 8 BST), tetapi berdeda nyata dibanding dengan tanaman
tidak diberi pupuk. Tinggi tanaman yang dipupuk mencapai 207 cm – 227 cm;
sedang pada tanaman yang tidak dipupuk mencapai tinggi 141 cm. (Tabel 3).
Tabel 3. Rata-rata Tinggi Batang dan Jumlah Anakan Tebu (umur 8 BST)
Kode
Jenis dan Dosis Pupuk (kg per ha.) Tinggi Tanaman
(cm)
Jumlah Anakan per
rumpun ZA SP 36 KCl
NPK BINTANG TANI
ORGANIK
PO 0 0 0 0 0 149.4 a 22.2 a
PS 500 200 150 - 1000 216.4 b 28.5 b
P1 450 0 0 400 1000 207.1 b 26.7 b
P2 450 0 0 450 1000 215.2 b 28.3 b
P3 450 0 0 500 1000 219.8 b 29.3 b
P4 450 0 0 550 1000 227.1 b 28.8 b
P5 450 0 0 600 1000 223.7 b 30.1 b
BNT 5% 17,6
4.1
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji T taraf 5%
10
Perlakuan pemupukan NPK secara statistik tidak berpengaruh nyata
terhadap jumlah batang per rumpun yang terbentuk, tetapi berdeda nyata
dibanding dengan tanaman tidak diberi pupuk. Jumlah batang per rumpun
yang terbentuk berkisar 29.5 – 33.2. Tanaman tebu yang tidak diberi pupuk
menghasilkan pertumbuhan jumlah batang per rumpun paling sedikit yakni
24.2 batang per rumpun.
4.1.3 Diameter Batang
Perlakuan pemupukan NPK secara statistik tidak berpengaruh nyata
terhadap diameter batang pada akhir pengamatan (8 BST). Tetapi terlihat ada
kecenderungan semakin tinggi dosis pupuk NPK BINTANG TANI semakin
besar diameter batang tebu. Nilai rata-rata diameter batang pada perlakuan
yang dipupuk berkisar antara 3,48 – 3,10 cm (Tabel 4).
Tabel 4. Rata-rata Diameter Batang Tebu (Umur 8 BST)
Kode
Jenis dan Dosis Pupuk (kg per ha.) Diameter Batang (cm)
ZA SP 36 KCl NPK
BINTANG TANI
ORGANIK
PO 0 0 0 0 0 2.05 a
PS 500 200 150 - 1000 3.98 b
P1 450 0 0 400 1000 3.88 b
P2 450 0 0 450 1000 3.75 b
P3 450 0 0 500 1000 3.58 b
P4 450 0 0 550 1000 3.95 b
P5 450 0 0 600 1000 3.48 b
BNT 5% 0.76
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji T taraf 5%
4.1.4 Produksi Tebu
Hasil sidik ragam menunjukkan antar perlakuan dosis pemupukan NPK
tidak berpengaruh nyata terhadap produksi tebu, pengaruh beda nyata hanya
terjadi bila dibandingkan dengan perlakuan tanaman yang tidak diberi pupuk.
Pada penelitian ini perlakuan pemupukan diperoleh nilai produksi tebu
berkisar antara 208 kg/juring sampai 226 kg/juring (setara dengan 91.22
11
ton/ha sampai 95.89 ton/ha). Produksi terendah terjadi pada perlakuan
tanaman yang tidak diberi pupuk yakni 125 kg per juring (setara dengan 53
ton/ha (Tabel 5). Nilai ini lebih rendah dari potensi produksi varietas tebu
yang digunakan (Bululawang) yaitu sebesar 120 ton/ha yang dibudidayakan
pada lahan tegal di Turen Malang. Meskipun sidik ragam tidak beda nyata
terhadap produksi/hasil bobot batang tebu, namun perlakuan dosis pupuk
NPK BINTANG TANI memberikan hasil yang berbeda terhadap perolehan Nilai
Relativitas Agronomisnya (RAE). Peningkatan dosis mulai 450 kg/ha sampai
600 kg/ha memberikan hasil bobot batang tebu yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perlakuan lain yakni menghasilkan RAE sebesar 101%
sampai 112%. Pada perlakuan standar menghasilkan RAE sebesar 100%.
Rata-rata Bobot Tebu per Juring dan Konversi dalam 1 Hektar disajikan pada
Tabel 5.
Tabel 5. Rata-rata Bobot Tebu per Juring, Konversi dalam 1 Hektar dan Rendemen (umur 8 BST)
Kode
Jenis dan Dosis Pupuk (kg per ha.) Bobot Tebu per
Juring (Kg)
Konversi dlm 1 hektar (kg)
Nilai Relatvitas Agronomis
(%) ZA
SP 36
KCl NPK
BINTANG TANI
ORGANIK
PO 0 0 0 0 0 124.9 a 53,061 a -
PS 500 200 150 - 1000 214.6 b 91,216 b 100.0
P1 450 0 0 400 1000 207.6 b 88,241 b 92.2
P2 450 0 0 450 1000 215.3 b 91,492 b 100.7
P3 450 0 0 500 1000 222.4 b 94,531 b 108.7
P4 450 0 0 550 1000 224.1 b 95,221 b 110.5
P5 450 0 0 600 1000 225.6 b 95,891 b 112.3
BNT 5% 22.5 9,556
Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji T taraf 5%
12
4.2. Pembahasan
Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 3 dan Tabel 4. tampak
bahwa semua perlakuan yang diuji baik dengan pupuk standar maupun
penggunaan pupuk NPK (15-11-22) merek BINTANG TANI pada semua dosis
yang dicoba tidak menyebabkan perbedaan baik terhadap tinggi tanaman,
jumlah batang per rumpun maupun diameter batang yang terbentuk. Ini
membuktikan bahwa pada perlakuan dosis tersebut khususnnya ketersediaan
hara N telah mencukupi kebutuhan untuk peubah pertumbuhan tanaman.
Dengan demikian, pengaruh pupuk N dari dosis pupuk standar tidak
memberikan efek terhadap pertumbuhan vegetativ tanaman tebu.
Berdasarkan pengamatan komponen hasil terlihat bahwa perlakuan
dengan pupuk NPK (15-11-22) merek BINTANG TANI memberikan hasil yang
positip. Semakin tinggi dosis pupuk yang diberikan perkembangan
produksinya semakin baik. Dari pengamatan hasil batang tebu yang tersaji
pada Tabel 5. terlihat bahwa pemupukan NPK (15-11-22) merek BINTANG
TANI mulai dosis 450 sampai 600 kg/ha memberikan pengaruh terhadap
Nilai Relatifitas Agronomis yang lebih baik dibanding dengan menggunakan
pemupukan standar ( dosis : 600 kg/ha ZA+ 200 kg/ha SP36+ 150 kg/ha KCl).
Kenyataan ini terjadi karena tingkat penyediaan unsur hara N, P dan K pada
perlakuan pupuk NPK (15-11-22) merek BINTANG TANI yang dikombinasai
dengan pemupukan ZA dosis 75% standar (450 kg/ha) secara kuantatif
jumlah unsur hara yang tersedia telah mencukupi kebutuhan untuk
pertumbuhan tanaman dan pembentukan biomas batang tebu sehingga
memperoleh bobot yang lebih tinggi yang terlihat pada peningkatan Nilai
Relativitas Agronomis (RAE). Menurut Erwin dan Z. Abidin (1986), unsur NPK
diserap makin bertambah jumlahnya sesuai dengan bertambahnya umur
untuk pertumbuhan vegetatif. Apoen (1975) menyatakan bahwa semakin
tinggi jumlah tanaman, tinggi batang dan diameter batang maka semakin
besar pula produksi yang dihasilkan. Menurut Erwin dan Z. Abidin (1986),
unsur NPK diserap makin bertambah jumlahnya sesuai dengan bertambahnya
umur untuk pertumbuhan vegetatif. Apoen (1975) menyatakan bahwa
semakin tinggi jumlah tanaman, tinggi batang dan diameter batang maka
semakin besar pula produksi yang dihasilkan.
13
Pemberian pupuk majemuk NPK BINTANG TANI akan menambah
kandungan fosfor dalam tanah sehingga tanaman dapat menyerap unsur P
untuk aktifitas pertumbuhan. Menurut Soepardi (1983) pada proses
pembentukan gula pada batang tebu, fosfor diubah dalam bentuk adenosin
trifosfat (ATP).
Kombinasi pupuk NPK yang diberikan dalam keseimbangan yang serasi,
nitrogen, fosfor, dan kalium merupakan pelengkap satu sama lainnya yang
akan menaikkan produksi. Unsur K juga mempengaruhi interaksi N dan P.
Menurut Sundara (1998) unsur K banyak dibutuhkan tanaman tebu untuk
aktivitas pertumbuhan seperti fotosintesis, translokasi gula ke batang, dan
dapat menyeimbangkan penyerapan unsur N dan P.
Meskipun tidak berpengaruh terhadap peubah produksi, pupuk NPK
BINTANG TANI yang diberikan sampai level 600 kg/ha dapat menghasilkan
produksi yang lebih besar (98.87 ton/ha) dengan nilai RAE sebesar 112% jika
dibandingkan dengan produksi tebu yang menggunakan pupuk standar NPK
dari pupuk tunggal (Urea + SP36 + KCl) yang menghasilkan 91.22 ton/ha
dengan nilai RAE 100%. Hal ini diduga penggunaan dosis NPK BINTANG TANI
yang lebih besar dari dosis standar menyebabkan adanya penambahan unsur
N, P dan K pada tanah sehingga dapat meminimalisasi kehilangan unsur hara
makro selama fase pertumbuhan. Menurut Pawirosemadi dalam Maswal dan
Z. Abidin (1988), pada tanah yang kurang ketersediaan unsur hara N, dan P
dan K, perlu ditambah unsur hara yang diperlukan dalam jumlah yang serasi,
sebab masing-masing unsur hara akan memberikan pengaruh baik yang
penuh kepada tanaman, jika unsur hara lain juga tersedia dalam jumlah yang
cukup. Pada perlakuan pupuk NPK (15-11-22) merek BINTANG TANI yang
dikombinasai dengan pemupukan ZA dosis 75% standar (450 kg/ha) mulai
dosis 450 kg/ha sampai 600 kg/ha secara kuantatif jumlah unsur hara N,P,K
yang tersedia adalah sebanyak (172 kg – 195 kg N; 50 kg – 76 kg P dan 109
kg – 142 kg) per hektar
Dari uji coba ini tampak bahwa produksi yang dicapai oleh tanaman
yang dipupuk dengan pupuk NPK (15-11-22) merek BINTANG TANI
sebanding dengan tanaman yang dipupuk dengan dosis pupuk standar,
14
bahkan bila dosis pupuk NPK BINTANG TANI ditingkatkan dosisnya mulai
450 kg/ha sampai 600 kg/ha berpengaruh terhadap peningkatan bobot batang
tebu per hektar.
Pada dasarnya kajian ini tidak hanya terbatas pada penentuan dosis
optimum, namun lebih kepada respon tanaman Tebu terhadap pemberian
pupuk NPK (15-11-22) merek BINTANG TANI tersebut. Dari data yang
tercantum pada Tabel 5, tampak bahwa tingkat efektivitas pupuk NPK (15-11-
22) merek BINTANG TANI ini cenderung lebih baik dibanding dengan pupuk
standar. Hal ini terlihat bahwa penggunaan dosis pupuk NPK (15-11-22)
merek BINTANG TANI sebanyak 600 kg/ha dalam basis pemupukan ZA dosis
75% standar (450 kg/ha ZA) masih direspon dan memberikan pengaruh
terhadap peningkatan hasil bobot batang tebu per hektar yang paling tinggi
dengan nilai relatif agronomis (RAE) sebesar 112%. Oesman (1989)
menyatakan bahwa pemupukan dengan pupuk buatan anorganik tunggal ( N,
P, K ) mempunyai tingkat efisiensi yang rendah, yaitu 20 – 45% untuk N, 10 -
30% untuk P dan 30 - 40% untuk K. Menurut informasi dari Formulator
Perusahan, pupuk NPK BINTANG TANI merupakan pupuk dengan formula
NPK (15-11-22) yang mengandung juga Silikat (SiO2) yang sangat
bermanfaat untuk pertumbuhan batang tebu. meningkatkan faktor pembentuk
cadangan air dan hara basa dalam tanah yang dapat mengefisienkan
penggunaan air dan hara basa oleh tumbuhan (KTK yang cukup tinggi yaitu).
Kapasitas tukar kation merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya
dengan kesuburan tanah. Tanah dengan KTK tinggi mampu menjerat dan
menyediakan unsur hara lebih baik daripada tanah dengan KTK rendah.
Tanah dengan KTK tinggi bila didominasi oleh kation basa, Ca, Mg, K, Na
(kejenuhan basa tinggi) dapat meningkatkan kesuburan tanah. akan
melepaskan unsur hara yang dikandungnya sedikit demi sedikit sesuai
dengan kebutuhan tanaman. Dengan demikian, manfaat yang dirasakan dari
satu kali aplikasi lebih lama bila dibandingkan dengan pupuk konvensional.
15
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil uji efektivitas secara terbatas ini dapat disimpulkan
hal-hal sebagai berikut :
1. Tingkat efektivitas pupuk majemuk NPK merek "BINTANG TANI"
sebanding dengan pupuk standar (ZA, SP 36 dan KCl) dilihat dari
pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Tebu.
2. Penggunaan pupuk NPK merek "BINTANG TANI" dosis ≥ 450 kg per
hektar dalam basis pupuk N dosis 0,75% standar (450 kg ZA per hektar)
memberikan hasil batang tebu yang lebih tinggi dibanding dengan
perlakuan pupuk standar dengan Nilai Relatifitas Agronimis (RAE) sebesar
101% sampai 112%,
3. Penggunaan pupuk NPK merek "BINTANG TANI" pada dosis 500 kg/ha
dalam basis pupuk N dosis 0,75% standar (450 kg ZA per hektar),
merupakan dosis optimal yang menghasilkan produksi tebu sebesar
94.531 kg dengan nilai RAE sebesar 108.7% dan secara ekonomis paling
menguntungkan dengan nilai R/C sebesar 1.90 dan IBCR sebesar 3.06.
Sedangkan pada pemumpukan standar menghasilkan produksi tebu
sebesar 91.216 kg/ha dengan nilai RAE sebesar 100% dan nilai R/C 1.86.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh pemupukan NPK
(15-11-22) merek pada tanaman RC 1 (Ratoon Cane) sehingga diharapkan
pupuk yang diaplikasikan akan lebih terlihat responnya terhadap
pertumbuhan dan produksi tanaman tebu dari pada tanaman PC (Plant Cane).
16
DAFTAR PUSTAKA
Apoen, S. D. 1975. Peranan Jumlah Batang dan Tinggi Tanaman terhadap
Hasil Panen pada Budidaya Tebu. Pertemuan Teknis Tengah Tahunan
II. BP3G. Pasuruan.
Erwin, Z. Abidin. 1986. Percobaan penggunaan pupuk campur dan waktu
aplikasi pada tanaman tebu. Bulletin (04): 1-10
Foth. 1988. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Edisi ketujuh. Gajah Mada University
Press. Yogyakarta. 762 hal.
Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta. 286 hal.
Kompas. 2008. Tahun 2009, Surplus Gula. http://cetak.kompas.com [24
Januari 2009]
Leiwakabessy, F. dan Sutadi. 1998. Pupuk dan Pemupukan. Jurusan Tanah.
Fakultas Pertanian. IPB. Bogor.
Maswal, Z. Abidin. 1988. Pengaruh pemupukan NPK terhadap pertumbuhan
vegetatif dan produksi tebu varietas F-156 pada tanah aluvial. Bulletin
(2): 1-36
Pusat Penelitian dan Pengembangan Gula. 2008. Kiat Mengatasi Kelangkaan
Pupuk untuk Mempertahankan Produktivitas Tebu dan Produksi Gula
Nasional. www.p3gi.net [16 Desember 2009]
Sabiham, S., S. Djokosudardjo, G. Soepardi. 1983. Diktat Kuliah Pupuk dan
Pemupukan. Jurusan Ilmu tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. 140 hal.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Jurusan Tanah. Faperta, Institut
Pertanian Bogor. Bogor. 591 hal.
Sundara, B. 1998. Sugarcane Cultivation. First Edition. Vikas Publishing House
Pvt Ltd, New Delhi.292 p.
17
Lampiran ;
Perbandingan Analisa Usahatani Tebu Pada lahan Sawah Menggunakan NPK BINTANG TANI Dan Pupuk Standar (Tanam I)
Kode Produksi
(kg/ha)
Nilai Hasil
(Rp)
Total Biaya
Usahatani (Rp)
Penerimaan
Usahtani (Rp)
Selisih dgn standar
Biaya
Usahatani
Penerimaan
Usahatani
Nilai Ekonomi
R/C IBCR
PO 53,061 31,836,600 23,650,000 8,186,600 (5,753,000) (17,140,000) 1.35 -
PS 91,216 54,729,600 29,403,000 25,326,600 - - 1.86 2.98
P1 88,241 52,944,600 29,128,000 23,816,600 (275,000) (1,510,000) 1.82 2.85
P2 91,492 54,895,200 29,458,000 25,437,200 55,000 110,600 1.86 2.97
P3 94,531 56,718,600 29,788,000 26,930,600 385,000 1,604,000 1.90 3.05
P4 95,221 57,132,600 30,118,000 27,014,600 715,000 1,688,000 1.90 2.91
P5 95,891 57,534,600 30,448,000 27,086,600 1,045,000 1,760,000 1.89 2.78
Keterangan : 1. Harga tebu pada bulan Nopember 2017 adalah Rp. 600,- per kg. 2. Total Biaya Usahatani meliputi : Biaya Saprodi, tenaga kerja, sewa lahan,
dan biaya lain-lain. (analisa usahatani secara rinci pada lampiran 1)
18
Analisa Usahatani Tebu menggunakan Pupuk Konvensional
No U r a i a n Volume Harga satuan ( Rp )
Jumlah (Rp)
1 Biaya Saprodi :
Benih Jagung 9000 kg 600 5,400,000
NPK (15-11-22) BINTANG TANI 0 6,000 -
ZA (non subsidi) 600 kg 4,000 2,400,000
KCl 150 kg 7,000 1,050,000
SP 36 200 kg 5,000 1,000,000
Pupuk Organik 1,000 kg 300 300,000
Pestisida lain ( Total ) 1 pkt 200,000 200,000
Air Pengairan 1 lt 500,000 500,000
2 Tenaga kerja ( Total ) 98 OH 60,000 5880000
3 Sewa Lahan 1 hektar per musim 1 ha 10,000,000 10000000
Jumlah Biaya Produksi - 26,730,000
4 Biaya Lain-lain (10 % biaya produksi)
- 2673000
5 TOTAL BIAYA - 29,403,000
6 Produksi Tebu 91,216 kg 600 54,729,600
7 Pendapatan Usahatani (no. 6 - 5) 25,326,600
8 Nilai Ekonomi ( R/C )
1.86
Nilai Ekonomi ( IBCR ) 2.98
19
Analisa Usahatani Tebu menggunakan NPK BINTANG TANI Dosis 500 kg/ha
No U r a i a n Volume Harga satuan ( Rp )
Jumlah (Rp)
1 Biaya Saprodi :
Benih Jagung 9000 kg 600 5,400,000
NPK (15-11-22) BINTANG TANI 500 6,000 3,000,000
ZA (non subsidi) 450 kg 4,000 1,800,000
KCl 0 kg 7,000 -
SP 36 0 kg 5,000 -
Pupuk Organik 1000 lt 300 300,000
Pestisida lain ( Total ) 1 lt 200,000 200,000
Air Pengairan 1 lt 500,000 500,000
2 Tenaga kerja ( Total ) 98 OH 60,000 5,880,000
3 Sewa Lahan 1 hektar per musim 1 ha 10,000,000 10,000,000
Jumlah Biaya Produksi - 27,080,000
4 Biaya Lain-lain (10 % biaya produksi)
- 2,708,000
5 TOTAL BIAYA - 29,788,000
6 Produksi Tebu 94,531 kg 600 56,718,600
7 Pendapatan Usahatani (no. 6 - 5)
26,930,600
8 Nilai Ekonomi ( R/C ) 1.90
Nilai Ekonomi ( IBCR ) 3.05
20
Lampiran 1. Hasil Uji Mutu Pupuk NPK (15-11-22) Merek Bintang Tani
21