FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang...

74
UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN EKSPERIMEN TERBIMBING MATA DIKLAT PROSEDUR PENGELASAN PADA SISWA KELAS X TKRb SMK N 2 SURAKARTA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Oleh : HARDONO X 2508507 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang...

Page 1: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN HASIL

BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN EKSPERIMEN TERBIMBING

MATA DIKLAT PROSEDUR PENGELASAN PADA SISWA KELAS X TKRb

SMK N 2 SURAKARTA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

SKRIPSI

Oleh :

HARDONO X 2508507

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 2: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN HASIL

BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN EKSPERIMEN TERBIMBING

MATA DIKLAT PROSEDUR PENGELASAN PADA SISWA KELAS X TKRb

SMK N 2 SURAKARTA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Oleh: Hardono

X 2508507

Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Teknik Mesin

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA 2010

Page 3: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Persetujuan Pembimbing :

Pembimbing I

Drs. Suhardi,MT NIP. 194606041975011001

Pembimbing II

Drs.Karno MW,ST NIP. 195202241976031002

Page 4: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk

memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Senin

Tanggal : 5 Juli 2010

Tim Penguji Skripsi :

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. Ranto, MT

Sekretaris : Drs. Bambang Dwi Wahyudi

Anggota I : Drs Suhardi, MT

Anggota II : Drs Karno MW,ST

Disahkan Oleh :

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan,

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP 196007271987021001

1.…………

2..................

3 ................

4 .................

Page 5: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Hardono

NIM : X 2508509

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi berjudul UPAYA

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN HASIL BELAJAR

DENGAN MENGGUNAKAN EKSPERIMEN TERBIMBING MATA DIKLAT

PROSEDUR PENGELASAN PADA SISWA KELAS X TKRb SMK N 2

SURAKARTA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam skripsi ini

diberi kode dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti penyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan skripsi dan gelar yang saya

peroleh dari skripsi tesebut.

Surakarta, Juni 2010

Yang membuat pernyataan

Hardono

Page 6: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

ABSTRAK

Hardono. UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN EKSPERIMEN TERBIMBING MATA DIKLAT PROSEDUR PENGELASAN PADA SISWA KELAS X TKRb SMK N 2 SURAKARTA SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009/2010, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2010.

Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui peningkatan aktivitas

belajar siswa dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing mata pelajaran

prosedur pengelasan pada siswa X TKRb tahun pelajaran 2009/2010. (2) untuk

mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode eksperimen

terbimbing pada siswa kelas X TKRb tahun pelajaran 2009/2010.

Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan di mulai dari bulan Februari sampai

dengan bulan April 2010, bertempat di SMK N 2 Surakarta. Adapun sebagai subyek

penelitian ini adalah siswa kelas X TKRb (Teknik Kendaraan Ringan Kelas b) dengan

jumlah siswa 34 anak. Prosedur penelitian yang digunakan adalah prosedur Penelitian

Tindakan Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk

pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman pengelasan

dan teknik non tes digunakan pada lembar observasi aktivitas belajar. Adapun alat

pengumpul data berupa nilai hasil praktek dan lembar observasi aktivitas belajar siswa,

yang diambil selama pelaksanaan tindakan baik pada siklus 1 ataupun siklus 2.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran melalui

metode eksperimen terbimbing dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar

mata pelajaran prosedur pengelasan kelas X TKRb SMK N 2 Surakarta tahun pelajaran

2009/2010, berdasarkan lembar pengamatan aktivitas belajar dari siklus 1 ke siklus 2

terjadi peningkatan nilai terendah dari 67 menjadi 75 atau meningkat sebesar 11,94%,

nilai tertinggi terjadi peningkatan dari 83 menjadi 92 atau meningkat sebesar 10,84%

sedangkan nilai retata dari 75,55 menjadi 85,14 atau mengalami peningkatan sebesar

12,69%. Sedangkan pada nilai hasil belajar siswa pada siklus 1 nilai hasil praktek

didapat nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 80 dan nilai rerata 75,5,Pada Siklus 2 nilai

hasil praktek didapat nilai terendah 74 dan nilai tertinggi 84 dengan nilai rerata 78,5.

Page 7: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

Dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan pada nilai terrendah sebesar 5,71 persen,

nilai tertinggi terjadi peningkatan sebesar 5 persen, sedangakan pada nilai rerata terjadi

peningkatan sebesar 3,97 persen.

Page 8: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

MOTTO Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya, ia mendapat

pahala dari kebajikan yang dilakukannya dan mendapat siksa dari kejahatan yang dilakukannya.

(Q. S. Al-Baqarah: 286)

Berusaha maksimal, berdo’a, dan bertawakal serta yakin kepada Allah SWT Maka akan diberi kemudahan.

(Penulis)

Page 9: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

PERSEMBAHAN

Karya ini penulis persembahkan kepada :

Ä Istriku tercinta yang selalu memotivasi

langkahku

Ä Kedua anakku Ais dan Afif yang selalu

memberi semangat

Ä Keluarga besar SMK N 2 Surakarta

Ä Sobat-sobatku serta almamaterku

Page 10: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirrobil’alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan

Program S1 Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan

dorongan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih dan

penghargaan setulusnya kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang telah

memberikan izin penelitian.

2. Ketua Jurusan PTK Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang

telah memberikan izin penelitian .

3. Ketua Program PTM Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Surakarta yang

telah memberikan izin penelitian .

4. Bapak Drs. Suhardi, M.T selaku pembimbing I atas kesabaran dan waktunya untuk

membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Drs. Karno MW, ST selaku pembimbing II atas waktu bimbingan dan segala

dukungannya serta kesabarannya bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Susanta,M.M. selaku Kepala Sekolah SMKN 2 Surakarta yang telah

memberikan izin serta dukungannya bagi penulis untuk mengadakan penelitian.

7. Siswa-siswi Kelas X TKRb dan keluarga besar SMKN 2 Surakarta atas segala

partisipasi dan dukungannya saat penulis mengadakan penelitian.

8. Istriku dan ke dua anakku yang telah memberi semangat dan motivasi sehingga

terselesainya skripsi ini.

9. Semua pihak yang belum dapat penulis sebutkan yang telah membantu dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari tidak ada kemutlakan bagi kebenaran yang datangnya dari

manusia. Serta penulis menyadari penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh

Page 11: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna penyempurnaan

penulisan lebih lanjut.

Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberi manfaat bagi penulis pada

khususnya dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, Juni 2010

Penulis

Page 12: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ................................................................................................................... i

PENGAJUAN SKRIPSI ...................................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................. iv

PERNYATAAN .................................................................................................... v

ABSTRAK.............................................................................................................vi

MOTTO................................................................................................... ...........viii

PERSEMBAHAN..................................................................................................ix

KATA PENGANTAR ................................................................................ ...........x

DAFTAR ISI ................................................................................................... .....xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ..xiv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ..xvi

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Pembatasan Masalah ........................................................................ 3

C. Perumusan Masalah ......................................................................... 3

D. Tujuan Penelitian ............................................................................. 4

E. Manfaat Penelitian ........................................................................... 4

BAB II. LANDASAN TEORI,KERANGKA BERPIKIR, HIPOTESIS ..... 5

A. Kajian Teori ..................................................................................... 5

1. Pengertian Belajar ...................................................................... 5

2. Teori Belajar .............................................................................. 6

3. Eksperimen Terbimbing.......................................................... 10

4. Aktivitas Belajar .................................................................... .11

5. Hasil Belajar............................................................................13

B. Kerangka Berpikir ......................................................................... 17

C. Hipotesis ....................................................................................... 17

Page 13: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 18

A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 18

B. Subjek Penelitian ........................................................................... 19

C. Sumber Data .................................................................................. 19

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data .............................................. 20

E. Validasi Data ................................................................................. 20

F. Analisis Data .................................................................................. 20

G. Indikator Kerja ............................................................................... 20

H. Prosedur Penelitian ........................................................................ 21

BAB IV. HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN ................................... 27

A. Deskripsi Kondisi Awal ................................................................. 27

B. Deskripsi Siklus 1 .......................................................................... 29

1. Perencanaan ............................................................................. 29

2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................ 30

3. Hasil Pengamatan .................................................................... 30

4. Refleksi .................................................................................... 33

C. Deskripsi Siklus 2 .......................................................................... 35

1. Perencanaan ............................................................................. 35

2. Pelaksanaan Tindakan ............................................................. 36

3. Hasil Pengamatan .................................................................... 36

4. Refleksi .................................................................................... 39

D. Pembahasan ................................................................................... 44

E. Hasil Tindakan ............................................................................... 47

BAB V. Simpulan, Implikasi, dan Saran ....................................................... 48

A. Simpulan ........................................................................................ 48

B. Implikasi ........................................................................................ 48

C. Saran .............................................................................................. 49

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 50

LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 51

Page 14: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan kelas…………………….....

2. Perencanaan Tindakan Pada Siklus 1........................................................

3. Perencanaan Tindakan Pada Siklus 2........................................................

4. Nilai Hasil Praktek Pada Kondisi Awal....................................................

5. Interval Nilai Siswa Pada Kondisi Awal...................................................

6. Nilai Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus 1 ...........................................

7. Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1.............................

8. Nilai Hasil Belajar Pada Siklus 1..............................................................

9. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus 1....................................

10. Refleksi dari Kondisi Awal ke Kondisi Akhir..........................................

11. Nilai Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus 2 ...........................................

12. Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2.............................

13. Nilai Hasil Belajar Pada Siklus 2............................................................

14. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Siklus 2....................................

15. Refleksi dari Siklus 1 ke Siklus 2.............................................................

16. Perbandingan Nilai Aktivitas Siswa dari Siklus 1 ke Siklus 2................

17. Perbandingan Nilai Hasil Belajar dari Siklus 1 ke Siklus 2....................

18. Pembahasan Tindakan dari Kondisi Awal ke Siklus 2.............................

19. Pembahasan Aktivitas Belajar Siswa dari Kondisi Awal ke Siklus 2......

20. Pembahasan Hasil Belajar Siswa dari Kondisi Awal ke Siklus 2............

18

21

24

28

28

31

31

32

32

33

37

37

38

38

39

42

43

44

44

46

Page 15: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Unsur –unsur belajar.................................................................................

2. Alur Kerangka Berpikir……………………………................................

3. Diagram Balok Nilai Hasil Praktek Kondisi Awal..................................

4. Diagram Balok Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1.....................................

5. Diagram Balok Nilai Hasil Belajar Siklus 1.............................................

6. Diagram Balok Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2.....................................

7. Diagram Balok Nilai Hasil Belajar Siklus 2............................................

8. Perbandingan Aktivitas Belajar Siklus 1 Ke Siklus 2...............................

9. Peningkatan Prestasi Belajar Siklus 1 Ke Siklus 2.................................

6

17

29

32

33

38

39

42

43

Page 16: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Ijin Penelitian..................................................................................

2. Data Nilai Hasil Belajar Kondisi Awal.....................................................

3. Data Nilai Hasil Belajar Siklus 1.............................................................

4. Data Nilai Hasil Belajar Siklus 2..............................................................

5. Lembar Observasi Aktivitas pada Siklus 1...............................................

6. Norma Penilaian Lembar Observasi Aktivitas pada Siklus 1...................

7. Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 .....................................................

8. Lembar Observasi Aktivitas pada Siklus 2...............................................

9. Norma Penilaian Lembar Observasi Aktivitas pada Siklus 2...................

10. Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2......................................................

11. Norma Penilaian Hasil Kerja Las.............................................................

12. Lembar Kerja Siswa Siklus 1 ...................................................................

13. Lembar Kerja Siswa Siklus 2....................................................................

14. Foto-foto Kegiatan Siswa pada Kondisi Awal..........................................

15. Foto-foto Kegiatan Siswa pada Siklus 1..................................................

16. Foto-foto Kegiatan Siswa pada Siklus 2...................................................

17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1...........................................

18. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 2...........................................

19. Daftar Hadir Kolaborator dalam Pembelajaran Siklus 1..........................

20. Daftar Hadir Kolaborator dalam Pembelajaran Siklus 1..........................

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

64

66

67

68

69

72

76

77

Page 17: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Guru sangat berperan dalam menentukan tinggi dan rendahnya kualitas

pembelajaran. Guru harus mempunyai metode-metode yang tepat untuk meningkatkan

hasil siswa sesuai situasi dan kondisi lingkungannya. Selain guru faktor-faktor yang

mempengaruhi hasil belajar adalah faktor intern dan faktor ekstern. Faktor Intern yaitu

pengaruh dari luar individu seperti metode, lingkungan keluarga, sekolah dan

masyarakat.

Sering ditemukan di lapangan bahwa guru menguasai materi pada mata diklat

dengan baik tetapi tidak dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Hal

ini terjadi karena kegiatan pembelajaran tidak menggunakan metode dan media

pembelajaran yang tepat sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa rendah. Untuk

memperoleh hasil yang baik perlu didukung metode, suatu strategi pembelajaran yang

sistematis, bermakna dan media yang tepat. Guru harus melaksanakan kegiatan

pembelajaran yang sistematis, bermakna, dan media yang tepat. Guru harus

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik secara fisik maupun mental, sehingga

terjadi perubahan tingkah laku yang positif pada diri siswa yang akhirnya mampu

memperoleh hasil yang tinggi.

Guru yang profesional tidak hanya berpikir tentang apa yang akan diajarkan dan

bagaimana cara mengajarkannya, tetapi juga siapa yang menerima, apa makna belajar

bagi peserta didik, dan kompetensi apa yang akan dicapai. Pada dasarnya tidak ada

suatu pendekatan metode dan media pembelajaran yang memberdayakan semua peserta

didik dan semua materi pelajaran sekaligus, masing-masing materi pelajaran memiliki

karakteristik yang berbeda-beda. Penggunaan metode dan media pembelajaran

sebaiknya bervariasi dan kombinasi dan disesuaikan dengan karakteristik materi

pelajaran.

Media dan proses pembelajaran sangat menentukan hasil belajar siswa. Unsur-

unsur dalam proses pembelajaran yang mempengaruhi belajar adalah guru, materi,

metode, media, dan pendekatan yang digunakan. Pembelajaran akan berhasil dengan

Page 18: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

baik apabila didukung dengan guru yang profesional dengan menggunakan metode dan

media yang tepat karena membangkitkan minat dan rasa keingintahuan siswa terhadap

materi yang dipelajari.

SMK Negeri 2 Surakarta yang merupakan sekolah kejuruan dengan berstatus

sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional) sejak tahun 2004 yang

mempunyai 6 program keahlian telah berusaha untuk mengikuti arus globalisasi salah

satunya adalah persiapan tenaga kerja di masa depan dengan pemanfaatan teknologi

pembelajaran, karena aspek ini masih banyak dipandang sebagai suatu bidang yang

berkepentingan dengan persekolahan. Untuk itu teknologi pembelajaran perlu

mendapat perhatian dari para guru atau tenaga kependidikan lain dalam lingkungan

pendidikan formal, sebab teknologi pembelajaran telah berkembang sebagai suatu teori

dan praktek dimana proses, sumber dan system belajar pada manusia, baik perorangan

maupun dalam suatu ikatan organisasi dapat dirancang, dikembangkan, dimanfaatkan,

dikelola, dan dinilai.

Salah satu program keahlian di SMKN 2 Surakarta di mana peneliti mengajar

adalah program Teknik Kendaraan Ringan. Dimana dalam program tersebut ada salah

satu kompetensi pembelajaran yaitu prosedur pengelasan. Prosedur pengelasan ini

sebenarnya siswa dituntut dapat menghasilkan hasil kerja yang bagus karena diharapkan

dapat untuk bekal pada siswa di masa yang akan datang, karena pengajaran guru masih

konvensional, di mana siswa hanya mendengarkan ceramah dari guru kemudian siswa

tersebut langsung terjun praktek las tanpa disertai dengan langkah-langkah pengelasan

yang baik, sehingga berakibat hasil kerja tidak memuaskan dan hampir 35.29%

dibawah nilai KKM yaitu 75. Metode yang selama ini digunakan yaitu metode ceramah

tanpa langkah-langkah yang tepat juga akan berakibat siswa kurang beraktivitas dalam

melalukan teknik pengelasan dengan baik.

Berawal dari uraian di atas maka peneliti yang sekaligus guru dalam kelas X

TKRb akan mengangkat suatu metode pembelajaran dengan eksperimen terbimbing.

Dalam metode ini selain guru menggunakan metode ceramah juga dijelaskan dengan

langkah-langkah kerja yang baik, sehingga siswa akan mudah dalam pengerjaan

kompentensi prosedur pengelasan tersebut dan hasil kerja juga akan meningkat serta

aktivitas belajar juga meningkat karena siswa tidak akan bingung dalam pengerjaan las

Page 19: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

tesebut. Dalam metode Eksperimen terbimbing siswa akan diberi juga lembar kerja

dimana setiap saat dapat membacanya dan apabila belum jelas bisa bertanya dengan

guru, karena guru akan selalu mendampingi siswa dalam pengerjaan prosedur

pengelasan tersebut, sehingga diharapkan nilai KKM dalam kelas X TKRb akan terjadi

peningkatan.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis terdorong untuk mengadakan

suatu penelitian tindakan kelas yaitu: UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS

BELAJAR SISWA DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN

EKSPERIMEN TERBIMBING MATA DIKLAT PROSEDUR PENGELASAN

PADA SISWA KELAS X TKRb SMK N 2 SURAKARTA SEMESTER 2

TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

B. Pembatasan Masalah

Agar dalam penelitian dapat mencapai sasaran yang utama maka perlu adanya

pembatasan masalah, yaitu:

1. Permasalahan dibatasi pada bagaimana upaya meningkatkan aktivitas belajar dan

prestasi belajar dengan menggunakan metode Pembelajaran eksperimen terbimbing.

2. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada siswa kelas X TKRb SMK Negeri 2

Surakarta Semester II Tahun Pelajaran 2009/2010

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah melalui metode pembelajaran eksperimen terbimbing dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa bagi kelas X TKRb Semester 2 SMK N 2 Surakarta pada

tahun pelajaran 2009/2010?.

2. Apakah melalui metode pembelajaran eksperimen terbimbing dapat meningkatkan

hasil belajar siswa bagi kelas X TKRb semester 2 SMKN 2 Surakarta pada tahun

pelajaran 2009/2010?.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

Page 20: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar pada kompetensi prosedur

pengelasan dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing pada siswa kelas

X TKRb SMKN 2 Surakarta pada Tahun Pelajaran 2009/2010.

2. Untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar pada kompetensi prosedur

pengelasan dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing pada siswa kelas

X TKRb SMKN 2 Surakarta pada Tahun Pelajaran 2009/2010.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat dipetik dari penelitian adalah :

1. Menambah wawasan bagi para pendidik dalam menggunakan model pembelajaran

eksperimen terbimbing dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2. Siswa lebih mudah memahami kompentensi prosedur pengelasan, sehingga

aktivitas dan hasil belajar meningkat.

3. Memberikan masukan bagi para pendidik dalam pemilihan strategi pembelajaran

khususnya metode eksperimen terbimbing yang diharapkan dapat meningkatkan

efektifitas dalam pembelajaran.

Page 21: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar.

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang belajar. Manusia adalah

makhluk yang berada dalam proses menjadi (to be). Dialah makhluk yang

mengusahakan sendiri apa yang dipelajarinya, bukan makhluk yang telah diprogramkan

sejak lahir. Untuk itu manusia diperlengkapi oleh Tuhan dengan akal, sehingga dengan

ini dia bisa mengembangkan potensi potensi yang dimilikinya. Dan belajar adalah

bentuk kegiatan untuk mengembangkan potensi itu. Secara umum kita mengartikan

belajar sebagai usaha untuk mencari ilmu pengetahuan, untuk mengusai ketrampilan

tertentu. Belajar pada hakikatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan

tingkah laku pada individu yang belajar. Belajar selalu melibatkan tiga hal pokok yaitu:

adanya perubahan tingkah laku, sifat perubahannya relatif permanen serta perubahan

tersebut disebabkan oleh interaksi dengan lingkungan.

Dari pengertian di atas belajar adalah proses perubahan tingkah laku sebagai

akibat dari interaksi antara siswa dengan sumber-sumber belajar atau objek belajar, baik

yang sengaja dirancang maupun yang tidak secara sengaja dirancang namun

dimanfaatkan. Perolehan belajar, di samping penguasaan materi pembelajaran itu

sendiri, dapat juga berupa kemampuan-kemapuan lain. Dari pengalaman belajar yang

dialami, siswa dapat belajar bagaimana caranya belajar. Pengalaman belajar adalah

interaksi antara subjek belajar dengan objek belajar, misalnya siswa mengerjakan tugas,

melakukan pemecahan masalah, mengamati suatu gejala, percobaan dan lain-lain.

Aktivitas belajar sangat berkaitan dengan fungsi otak. Perkembangan dan cara fungsi

otak dipengaruhi oleh hasil interaksi dengan objek belajar atau lingkungan.

Dalam belajar ada tiga unsur yang perlu diamati dan dipelajari. Pertama, unsur

pengalaman kita sebut dengan stimulus eksternal (lingkungan atau sumber-sumber

belajar). Kedua, unsur-unsur internal yang berada pada tataran kognitif seperti berpikir

untuk mencapai pemahaman. Ketiga adalah unsur pemahaman sebagai hasil dari proses

belajar yang pada gilirannya akan mengubah penampakan dari luar. Penampakan

5

Page 22: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

prilaku ini bisa berupa sikap atau ketrampilan atau skill-skill tertentu. Ketiga unsur

tersebut digambarkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Unsur-Unsur belajar (Ratna Wilis Dahar, 1989 : 17-21)

Agar siswa berhasil dalam belajarnya, maka siswa perlu memperhatikan

prinsip-prinsip belajar. Beberapa prinsip belajar di antaranya:

1) Belajar perlu memiliki pengalaman dasar.

2) Belajar harus memiliki tujuan yang terarah.

3) Belajar memerlukan situasi yang problematis, yang akan membangkitkan

motivasi belajar.

4) Belajar harus memiliki tekad dan kemauan yang keras dan tidak mudah

putus asa.

5) Belajar memerlukan bimbingan, arahan, serta dorongan.

6) Belajar memerlukan latihan.

7) Belajar memerlukan metode yang tepat.

8) Belajar membutuhkan waktu dan tempat yang tepat.

Dengan memahami pengertian belajar dengan cermat dan memahami prisip-

prinsip belajar, maka seorang guru dapat merencanakan dan mendesain sebuah model

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan disesuaikan dengan karakter

siswa yang diajar.

2. Teori Belajar

a. Teori Belajar Kognitif

Pembelajaran produktif menggunakan pendekatan ketrampilan proses yaitu

pendekatan pada proses pembelajaran yang menekankan pada pembentukan

memperoleh pengetahuan dan mampu mengkomunikasikan hasilnya. Proses

pembelajaran produktif di SMK lebih menekankan pada pembentukan pengetahuan.

Penekanan proses pembelajaran demikian dapat diwujudkan apabila proses

pembelajaran tersebut menerapkan teori pembelajaran kognitif. Menurut ahli psikologi

Stimulus eksternal

Proses-proses

kognitif

Kognitif, afektif, psikomotorik

Page 23: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

pendidikan perkembangan kognitif bukan merupakan akumulasi dari perubahan tingkah

laku yang terpisah, tetapi pembentukan oleh kerangka mental siswa untuk memahami

lingkungan. Teori pembelajaran kognitif menjelaskan tentang pembelajaran yang

berpusat pada proses-proses mental siswa yang kurang dapat diamati. (Ratna Wilis

Dahar, 1989 : 18)

Menurut pandangan psikologi kognitif belajar merupakan hasil interaksi antara

apa yang diketahui, informasi yang diketahui dan apa yang dilakukan ketika belajar.

Ahli psikologi kognitif beranggapan bahwa pengetahuan itu dibangun dalam pikiran

siswa. Teori belajar ini dikembangkan oleh tokoh-tokoh seperti Piaget dan Vygotsky.

1) Teori Piaget

Menurut Piaget, pengetahuan datang dari tindakan dan perkembangan kognitif

sebagian besar bergantung pada seberapa jauh siswa tersebut aktif berinteraksi dengan

lingkungan, dalam arti pengetahuan itu merupakan sebuah proses, oleh karena itu untuk

memahami pengetahuan siswa dituntut untuk dapat mengenali dan menjelaskan

berbagai cara bagaimana siswa berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam pandangan

Piaget manusia tumbuh, beradaptasi, dan berubah menurut perkembangan fisik,

perkembangan kognitif dan perkembangan bahasa. Struktur intelektual terbentuk ketika

siswa berinteraksi dengan lingkungan. Artinya perkembangan kognitif siswa sebagian

besar tergantung pada seberapa jauh siswa tersebut berinteraksi dengan lingkungan

secara aktif. Interaksi dengan lingkungan tidaklah cukup untuk mengembangkan

pengetahuan kecuali jika intelegensi siswa tersebut mampu memanfaatkan pengalaman

dalam berinteraksi dengan lingkungan. Karena perkembangan intelektual siswa

didasarkan pada dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi.

Pertumbuhan intelektual merupakan proses yang terus menerus dari keadaan

ketidakseimbangan dan keseimbangan dan ketika terjadi keseimbangan maka individu

berada pada tingkat intelektual yang lebih tinggi dari sebelumnya.

Perkembangan kognitif bukanlah merupakan akumulasi dari kepingan informasi yang

terpisah, namun lebih merupakan pengkonstruksian oleh siswa suatu kerangka mental

untuk memahami lingkungan mereka. Dalam hal ini posisi guru lebih sebagai model

dengan cara memecahkan masalah bersama siswa, menjelaskan proses memecahkan

masalah dan membicarakan antara tindakan dan hasil. Guru di kelas sebagai nara

Page 24: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

sumber dan tidak sebagai penguasa di kelas yang memaksakan jawaban yang benar.

Siswa harus bebas membangun atau menstruktur pemahamannya sendiri. Bagi Piaget

intelegensi merupakan jumlah struktur yang tersedia yang dapat digunakan seseorang

pada saat-saat tertentu dalam perkembangannya. (Paul Suparno,2007: 36-41).

2) Teori Vygotsky

Teori perkembangan kognitif yang dinyatakan oleh Vygotsky mengembangkan

pemahaman pada hakekat sosiokultural dari pembelajaran di mana pebelajar tinggal

yakni interaksi sosial melalui dialog dan komunikasi verbal. Vygotsky memperkenalkan

gagasan Zone Proximal Development (ZPD). Menurut Vygotsky bahwa pembelajaran

terjadi apabila siswa bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari,

namun tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan kemampuan siswa, atau

tugas-tugas itu berada dalam ZPD siswa, yaitu tingkat perkembangan intelektual yang

sedikit lebih tinggi di atas perkembangan intelektual siswa yang dimiliki saat ini.

Vygotsky membedakan antara perkembangan dengan belajar. Belajar tidak sama

dengan perkembangan tetapi belajar terkait dengan perkembangan, yakni belajar dapat

menyebabkan terjadinya proses perkembangan intelektual.

Vygotsky memberikan batasan tentang teori perkembangan ZPD, yakni

sebagai berikut : jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya didefinisikan sebagai

kemampuan memecahkan masalah secara mandiri dan tingkat perkembangan potensial

yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang

dewasa atau melalui kerjasama dengan teman sebaya yang lebih mampu. Vygotsky

sangat yakin bahwa kemampuan yang tinggi pada umumnya akan muncul dalam dialog

atau kerjasama antar individu siswa, sebelum kemampuan yang lebih tinggi itu diserap

ke dalam individu siswa.

Ada dua hal yang ditekankan dalam teori Vygotsky, yakni :

a) Menghendaki setting kelas dengan pembelajaran yang berorientasi pada

pembelajaran kooperatif, sehingga siswa dapat berinteraksi dengan temannya dalam

tugas-tugas yang sulit dan saling memunculkan strategi-strategi pemecahan masalah

yang efektif di dalam masing-masing ZPD-nya.

Page 25: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

b) Menekankan tentang scafolding, yang artinya memberikan kepada sesorang siswa

bantuan belajar dan pemecahan masalah pada tahap-tahap awal pembelajaran yang

kemudian mengurangi bantuan itu dan memberikan kepada siswa untuk mengambil

alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya.

Bantuan yang diberikan siswa dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan,

menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh,

atau apapun yang lain yang memungkinkan siswa tumbuh secara mandiri.

b.Teori Belajar Kontruktivisme

Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses

pembentukan pengetahuan. Siswa harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir,

menyusun konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari.

Pengatahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang dipelajari, melainkan

sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman maupun

lingkungannya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus

oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi, karena adanya pemahaman-

pemahaman baru. Manusia dapat mengetahui sesuatu dengan inderanya. Seseorang

dapat mengetahui sesuatu melalui interaksinya dengan obyek dan lingkungan. Semakin

banyak seseorang berinteraksi dengan obyek dan lingkungannya, pengetahuan dan

pemahamannya akan obyek dan lingkungan tersebut akan meningkat dan lebih rinci.

Ada beberapa kemampuan yang diperlukan dalam proses mengkonstruksi

pengetahuan, yaitu; (1) kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali

pengalaman, (2) kemampuan membandingkan dan mengambil keputusan akan

kesamaan dan perbedaan, dan (3) kemampuan untuk lebih menyukai suatu pengalaman

yang satu dari pada lainnya.

Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah

memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Dalam proses belajar

konstruktivistik ini, guru tidak menstransfer pengetahuan yang telah dimilikinya,

melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuannya sendiri. Peran utama

dalam kegiatan belajar konstruktivistik ini adalah aktivitas siswa dalam mengkonstruksi

pengetahuannya sendiri, sehingga siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir

Page 26: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

sendiri, memecahkan masalah yang dihadapinya, mandiri, kritis, kreatif, dan mampu

mempertanggungjawabkan pemikirannya secara rasional.

3. Metode Eksperimen Terbimbing

Metode Eksperimen adalah metode pemberian kesempatan kepada anak didik

perorangan atau kelompok, untuk dilatih melakukam suatu proses percobaan. Menurut

Syaiful Sagala (2007:43) metode eksperimen adalah suatu cara penyajian percobaan

materi pelajaran di mana siswa secara aktif mengalami dan membuktikan sendiri apa

yang sedang dipelajarinya. Paul Suparno (2007:77) secara umum metode eksperimen

adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai

pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan memang benar, jadi

metode ini lebih untuk mengecek supaya siswa makin yakin dan jelas akan teorinya.

Biasanya metode eksperimen bukan untuk menemukan teori, tetapi lebih untuk menguji

teori atau hukum yang sudah ditemukan para ahli. Namun dalam praktek guru dapat

melakukan eksperimen untuk menemukan teori atau hukumnya. Dalam hal ini seakan-

akan teori atau hukum belum ditemukan, dan siswa diminta untuk menemukan. Tentu

guru sudah tahu teori atau hukum sebelumnya dan bagi guru arah eksperimen jelas.

Metode eksperimen dibedakan menjadi dua yaitu eksperimen terbimbing dan

eksperimen bebas dalam pembelajaran produktif kita bisa menggunakan metode

eksperimen terbimbing atau terencana. Alasan utama adalah dengan model eksperimen

terbimbing, hasilnya akan lebih cepat selesai dan lebih teratur dan terarah, sehingga

siswa tidak mudah bingung.

a. Maksud Metode Eksperimen Terbimbing.

Dengan eksperimen terbimbing seluruh jalannnya percobaan sudah dirancang

oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa. Langkah-langkah yang harus dibuat

siswa, peralatan yang harus digunakan, apa yang harus dikerjakan semuanya sudah

ditentukan sejak awal. Siswa tidak akan bingung tentang langkah-langkah yang akan

dibuat, biasanya petunjuk langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh siswa

dituliskan dalam lembar kerja siswa.

Page 27: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

b. Tugas Guru.

Untuk melakukan pembelajaran dengan eksperimen terbimbing, guru punya peran

sangat penting. Beberapa hal yang harus dilakukan guru adalah:1). memilih materi apa

yang akan ditugaskan kepada siswa. 2). merencanakan langkah-langkah kerja seperti

tujuan kerja, cara kerja dan bagaimana menganalisis hasil kerja. 3). mempersiapkan

semua perlatan yang akan digunakan sehingga pada saat siswa mencoba semua siap dan

lancar. 4). Pada saat melakukan kerja guru dapat berkeliling melihat bagaimana siswa

melakukan percobaannya dan memberikan masukan kepada siswa. 5). Bila ada

peralatan yang macet guru membantu siswa agar alat dapat jalan dengan baik. 6).

membantu siswa dalam menarik kesimpulan tentang hasil yang dikerjakan. 7). Siswa

membuat hasil kerja dan guru memeriksanya. 8). Guru sebaiknya mempersiapkan

petunjuk dan langkah kerja percobaan dalam satu lembar kerja sehingga memudahkan

siswa bekerja.

c.Tugas Siswa.

Dalam eksperimen terbimbing, siswa entah sendiri atau dalam kelompok kecil

melakukan kerja sesuai dengan petunjuk yang diberikan olah guru. Ada baiknya

kelompok dibuat kecil sehingga siswa dapat sungguh melakukan kerja dan bukan hanya

melihat kerja teman lain. Adapaun yang dilakukan siswa adalah sebagai berikut:1).

Membaca petunjuk kerja dengan teliti. 2). Mencari alat yang diperlukan. 3). Melakukan

pekerjaan sesuai petunjuk kerja. 4). Mendiskusikan tentang hasil kerja yang telah

dibuatnya. 5). Menpresentasikan hasil pekerjaannya.

4. Aktivitas Belajar .

Dalam tiap metode belajar terdapat bermacam-macam kegiatan, akan tetapi tidak

semua metode memberi kegiatan yang sama banyaknya. Pada umumnya metode

ceramah tidak menimbulkan aktivitas yang banyak. Namun demikian murid-murid

sekali-kali tidak pasif. Mereka harus berusaha menangkap isi, jalan pikiran dan inti

ceramah, menafsirkannya, menghubungkannya dengan pengetahuan yang ada,

membuat catatan, memikirkannya secara kritis.

Aliran ilmu jiwa modern memandang anak didik sebagai organisme yang

mempunyai potensi untuk berkembang, sehingga harus beraktivitas, berbuat dan harus

Page 28: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

aktif sendiri. Sementara tugas guru adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar

anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya.

Metode eksperimen terbimbing siswa dituntut aktif dalam menentukan masalah,

mengumpulkan keterangan, memberitahukan pendapat, menimbang kebenaran buah

pikiran orang, mengambil kesimpulan, sehingga metode ini banyak membangkitkan

aktivitas pada anak-anak. (Nasution:2004:92)

Piaget dalam Sardiman (2006: 100) menjelaskan bahwa anak itu berpikir

sepanjang ia berbuat, tanpa perbuatan anak itu tidak berpikir, agar anak berpikir sendiri

maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Dalam hal ini berbuat berarti

melakukan aktivitas, aktivitas belajar merupakan aktivitas yang bersifat fisik (jasmani)

dan mental (rohani).

Paul B. Diedrich dalam Nasution (2004: 91) membedakan aktivitas belajar siswa

di sekolah menjadi:

a. Visual activities (aktivitas visual), yaitu kegiatan oleh indera mata yang meliputi:

membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi.

b. Oral activities (aktivitas mulut), merupakan kegiatan fisik yang memberdayakan

indera mulut, yang meliputi: menyatakan, menanyakan, memberi saran, interupsi,

menyampaikan pendapat, melakukan wawancara.

c. Listening activities (aktivitas pendengaran) adalah kegiatan fisik dengan

menggunakan indera pendengaran (telinga), misalnya: mendengarkan percakapan,

menerima saran, berdiskusi.

d. Writing activities (aktivitas penulisan), yaitu kegiatan fisik yang berkaitan dengan

tulis menulis, misalnya: menulis laporan, mengerjakan tugas, menyalin catatan.

e. Drawing activities (aktivitas gambaran), merupakan kegiatan fisik yang berkaitan

dengan gambar, yaitu: membuat peta, menggambar, membuat grafik, membuat

diagram.

f. Motor activities (aktivitas motorik), yaitu kegiatan yang berkaitan dengan gerakan

badan, meliputi: melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain.

g. Mental activities (aktivitas mental), yakni kegiatan yang berhubungan dengan psikis

(nalar/pikir) misalnya: menanggapi, mengingat, memecahkan masalah, melihat

hubungan, menganalisis.

Page 29: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

h. Emotional activities (aktivitas perasaan), yaitu kegiatan psikis yang ada kaitannya

dengan sikap dan perasaan, misalnya: menaruh minat, merasa bosan, gembira, sedih,

bersemangat, bergairah, tenang, sungguh-sungguh.

5. Hasil Belajar.

a. Pengertian Hasil belajar

Hasil belajar menurut Gagne dibedakan menjadi lima aspek, yaitu :

kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap, dan ketrampilan.

Menurut Winkel (2007: 510) hasil belajar dapat dilihat dari perubahan-perubahan dalam

pengertian kognitif, pengalaman ketrampilan, nilai sikap yang bersifat konstan.

Perubahan ini dapat berupa sesuatu yang baru atau penyempurnaan sesuatu hal yang

pernah dimiliki atau dipelajari sebelumnya. Hasil yang dicapai dalam perbuatan

dinyatakan dalam bentuk angka. Menurut Bloom hasil belajar dibagi tiga kategori yaitu

: kognitif, afektif, psikomotorik. Hasil belajar diperoleh setelah seseorang melakukan

aktivitas baik secara individu maupun kelompok. Dengan kata lain hasil belajar

merupakan hasil dari tingkah laku akhir pada kegiatan belajar siswa yang dapat diamati

atau pencerminan proses belajar yang telah berlangsung. Menurut Saifudin Azwar

(2001: 90) hasil belajar adalah hasil dari maksimal seseorang dalam menguasai materi-

materi yang telah diajarkan. Hasil belajar merupakan fungsi yang penting dari suatu

pembelajaran. Kemampuan hasil belajar merupakan puncak dari proses belajar, pada

proses ini siswa menunjukkan keberhasilan atau kegagalan dalam belajarnya. Siswa

menunjukkan mampu atau tidaknya dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar atau

mentransfer materi pelajaran yang ia dapatkan.

Adapun fungsi dari hasil belajar adalah sebagai : 1). indikator kuantitas

pengetahuan yang telah dikuasai siswa; 2). lambang pemuasan hasrat ingin tahu; 3).

bahan informasi dalam inovasi pendidikan, karena hasil belajar dapat dijadikan sebagai

pendorong bagi siswa dalam peningkatan kualitas mutu pendidikan; 4). indikator intern

dan ekstern dari suatu instansi pendidikan, karena hasil belajar dapat dijadikan sebagai

tingkat produktivitas dan sebagai kesuksesan siswa; 5). untuk mengetahui daya serap

siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang diprogramkan kurikulum.

Page 30: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah

suatu aktivitas yang telah dilakukan dan memperoleh pengetahuan dengan memenuhi

unsur kognitif, psikomotorik, dan afektif baik individu maupun secara kelompok pada

mata pelajaran tertentu.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar.

Menurut Nana Sudjana ada dua faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar,

yaitu: faktor dari dalam siswa (internal) dan faktor dari luar diri siswa (eksternal).

Faktor dari dalam diri siswa terutama kemampuan yang dimiliki siswa, motivasi, minat,

kreativitas, perhatian, dan kebebasan belajar. Faktor yang berasal dari luar individu

adalah faktor lingkungan belajar terutama kualitas pembelajaran.

c. Mengukur Hasil belajar

Tujuan pengukuran hasil belajar selain untuk mengetahui penguasaan materi

suatu bahasan atau konsep juga untuk mengetahui kedudukan siswa dalam

kelompoknya. Dilihat dari tujuan pengukuran prestasi tes prestasi dapat melakukan

fungsi penempatan, fungsi formatif, fungsi diagnostik, dan fungsi sumatif (Saifudin

Azwar, 2001 : 77).

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam belajar diperlukan

evaluasi. Evaluasi merupakan umpan balik bagi guru, sejauh mana penguasaan dan

pemahaman siswa selama proses pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam kegiatan

belajar, salah satunya dapat dilihat dari nilai-nilai yang dituliskan dalam bentuk laporan

hasil belajar secara periodik. Hudgins mengemukakan bahwa evaluasi adalah suatu

proses sistematis dalam menganalisa dan menginterpretasikan informasi sebagai

landasan dalam menentukan tingkat pencapaian hasil belajar. Evaluasi mengandung

unsur measurement atau mengukur, karena membandingkan sesuatu dengan ukuran

tertentu yang bersifat kuantitatif. Tujuan evaluasi adalah untuk mendapatkan data

pembuktian yang akan menunjukkan sampai dimana tingkat kemampuan dan

keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan, mengukur keberhasilan mereka secara

individu maupun kelompok, dan untuk mengetahui perbedaan antara siswa yang satu

dengan lainnya. Dengan bahasa yang berbeda Asri Budiningsih (2005: 33)

mengemukakan tujuan penilaian adalah untuk mendiskripsikan kecakapan belajar siswa

sehingga dapat diketahui posisi kemampuannya dibandingkan dengan siswa lainnya,

Page 31: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

mengetahui proses pendidikan dan pembelajaran dalam mengubah tingkah laku siswa

ke arah tujuan yang diharapkan, dan menentukan tindak lanjut hasil penilaian.

Pada pedoman Pengembangan Penilaian Kurikulum SMK 2008 dijelaskan

bahwa untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik telah memiliki kompetensi dasar

perlu dikembangkan suatu sistem penilaian. Sistem penilaian yang dilakukan harus

mencakup seluruh kompetensi dasar dengan menggunakan indikator yang

dikembangkan oleh guru. Sistem penilaian berbasis kompetensi yang direncanakan

adalah sistem penilaian berkelanjutan. Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih,

kemudian hasil dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan

yang belum, serta untuk mengetahui kesulitan peserta didik.

Untuk memperoleh data dan informasi sebagai dasar penentuan tingkat

keberhasilan peserta didik dalam penguasaan kompetensi dasar yang diajarkan

diperlukan adanya berbagai jenis tagihan. Jenis tagihan yang dipakai dalam sistem

penilaian berbasis kompetensi meliputi : 1). kuis; 2). pertanyaan lisan di kelas; 3).

ulangan harian; 4). tugas individu; 5). tugas kelompok; 6). ulangan blok; 7). laporan

praktikum pengamatan dan sebagainya yang disesuaikan dengan karakteristik mata

pelajaran.

Tujuan penilaian adalah untuk: 1). mengetahui apakah siswa telah atau belum

mengusai kompetensi dasar tertentu; 2). mengetahui tingkat pencapaian kompetensi

siswa; 3). mengukur pertumbuhan dan perkembangan siswa; 4). mendiagnosis kesulitan

belajar siswa; 5). mengetahui hasil belajar; 6). mengetahui pencapaian kurikulum; 7).

mendorong siswa belajar; 8). mendorong guru agar mengajar dengan lebih baik.

Hasil belajar siswa mencakup ranah kognitif, psikomotorik, dan afektif.

Informasi ranah kognitif dan psikomotorik diperoleh dari sistem penilaian yang

digunakan untuk mata pelajaran yang sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar,

sedangkan ranah afektif diperoleh melalui kuisioner, inventori dan, pengamatan yang

sistematik. Hasil penilaian ranah kognitif dapat berupa nilai angka, untuk SMK nilai

angka dinyatakan dalam rentang nol (0) sampai dengan seratus (100), sedangkan

penilaian ranah afektif dilakukan secara kualitatif dengan huruf, misalnya A, B, atau C

dan seterusnya.

Page 32: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

B. Kerangka Berfikir

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor ekstern dan intern. Salah satu

faktor ekstern yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah pemilihan model

pembelajaran yang tepat dan efektif. Model pembelajaran yang digunakan guru sangat

menentukan keberhasilan siswa dalam memahami konsep materi tertentu. Model

pembelajaran yang baik merupakan model yang disesuaikan dengan materi yang

disampaikan, kondisi siswa, sarana yang tersedia, serta tujuan pembelajaran sehingga

dapat terlihat apakah model yang diterapkan efektif.

Materi produktif pada kompetensi prosedur pengelasan merupakan salah satu

materi yang merupakan kerja praktek yang butuh hasil kerja yang bagus dan hasilnya

dapat dinikmati oleh pengguna , sehingga materi ini perlu langkah-langkah kerja yang

bagus dan diperlukan arahan dari pembimbing yang bagus pula. Model pembelajaran

yang paling tepat untuk melibatkan aktifitas belajar dan kemandirian siswa, sehingga

pembelajaran eksperimen terbimbing sangat diperlukan siswa dalam pembelajaran

prosedur pengelasan. Perhatian dan motivasi merupakan utama dalam proses belajar

mengajar. Tanpa adanya perhatian dan motivasi belajar yang dicapai oleh siswa tidak

akan optimal. Aktivitas timbul karena adanya motivasi dalam diri siswa. Belajar adalah

proses aktif, sehingga apabila tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar sebagai

respon siswa terhadap stimulus siswa, tidak mungkin siswa mencapai hasil belajar yang

dikehendaki. Makin besar aktivitas belajar siswa, maka makin besar pula hasil belajar

yang akan dicapainya. Adapun skema kerangka berpikir sebagai berikut:

Page 33: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

Gambar 2. Alur Kerangka Berpikir

C. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir seperti uraian di atas, diajukan

hipotesis tindakan sebagai berikut:

1. Penerapan metode pembelajaran eksperimen terbimbing dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa pada mata diklat kompetensi prosedur pengelasan kelas X

TKRb SMK Negeri 2 Surakarta semester 2 tahun pelajaran 2009/2010.

2. Penerapan m etode pembelajaran eksperimen terbimbing dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata diklat kompetensi prosedur pengelasan bagi siswa

kelas X TKRb SMK Negeri 2 Surakarta semester 2 tahun pelajaran 2009/2010.

Kondisi awal

Tindakan

Kondisi akhir

Guru belum memanfaatkan metode eksperimen terbimbing

Guru menerapkan metode eksperimen terbimbing.

Diduga dengan eksperimen terbimbing dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar

Siswa Aktivitas belajar dan hasil belajar rendah

Siklus I Eksperimen terbimbing dengan 6 siswa

Siklus II Eksperimen terbimbing dengan 4 siswa.

Page 34: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.A. Waktu dan Tempat Penelitiann Tempat

Peian

1. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan selama satu semester dengan mengambil data kondisi awal

pada semester satu dan pelaksanaan tindakan dilakukan pada semester dua pada tahun

pelajaran 2009/2010 pelaksanaan penelitian tindakan dilakukan secara bertahap, adapun

tahap-tahap pelaksanaannya dapat dilihat dalam Tabel 1.

Tabel 1. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan kelas

No Uraian

kegiatan

Bulan

Jan Februari Maret April Mei

3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Menyusun

proposal

21s/d

28

2. Membuat

Instrumen

Penelitian

1 s/d 28

3 Siklus 1 6 13 20 27

4 Siklus 2 3 10 17 24

5 Analisa

Data

1

s/d

15

6. Menyusun

hasil

penelitian

22

s/d

29

Adapun isi kegiatan dari tabel di atas adalah berikut:

1. Siklus 1

18

Page 35: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

Melaksanakan eksperimen terbimbing

Membagi kelompok beranggotakan 6 siswa.

2. Siklus 2

Melaksanakan eksperimen terbimbing

Membagi kelompok beranggotakan 4 siswa.

3. Analisa data

Menbandingkan data kondisi awal dengan siklus 1

Menbandingkan siklus 1 dengan siklus 2

Menbandingkan kondisi akhir ke siklus 2

4. Menyusun hasil penelitian

Menyusun hasil penelitian dari bab satu sampai bab lima serta lampiran.

2. Tempat Penelitian.

Tempat penelitian adalah di SMK N 2 Surakarta . Penelitian mengambil kelas X TKRb

Program Teknik Kendaraan Ringan di mana peneliti mengajar pada kelas tersebut.

B. Subyek penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TKRb program Teknik Kendaraan

Ringan SMK Negeri 2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010 yang berjumlah 34

siswa.

C. Sumber Data.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data kondisi awal yang berupa nilai hasil praktek dan data aktivitas belajar siswa.

2. Data siklus 1 yang berupa nilai hasil praktek pada akhir siklus 1 dan data aktivitas

belajar siswa pada siklus 1

3. Data siklus 2 yang berupa nilai hasil praktek pada akhir siklus 2 dan data aktivitas

belajar siswa pada siklus 2.

D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data.

1. Teknik Pengumpulan data.

Page 36: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil

praktek sebagai nilai hasil belajar dan metode non tes . Hasil praktek digunakan

untuk mengetahui nilai hasil belajar dan metode non tes digunakan untuk

mengetahui data aktivitas belajar.

2. Alat Pengumpulan Data.

Hasil praktek yang digunakan untuk mengukur hasil belajar menggunakan data

hasil praktek dengan kriteria penilaian terlampir dan pada metode non tes yang

digunakan untuk penilaian aktivitas belajar siswa menggunakan lembar observasi

yang dilakukan oleh kolaborator.

E. Validasi Data

Validasi data pada penelitian ini menggunakan dua validasi data yaitu:

1. Untuk hasil belajar menggunakan validitas isi yaitu berupa kriteria penilaian tentang

hasil pekerjaan siswa pada kompetensi prosedur pengelasan.

2. Untuk aktivitas belajar siswa menggunakan Triangulasi data yaitu dari kolaborasi

dengan sesama guru Mekanik Otomotif dengan cara mendiskusikan lembar

pengamatan.

F. Analisis Data

Pada penelitian ini menggunakan dua analisis data yaitu:

1. Analisa data pada aktivitas belajar siswa menggunakan analisis deskriptif kualitatif

berdasarkan pada hasil observasi dan refleksi pada siklus 1 dan siklus 2.

2. Analisa data pada hasil belajar menggunakan analisis deskriptif komparatif yaitu

membandingkan nilai hasil praktek kondisi awal dengan nilai hasil praktek pada

siklus 1 dan terakhir nilai hasil praktek pada siklus 2.

G. Indikator Kerja

Indikator kerja tindakan terhadap peningkatan aktivitas belajar Siswa dan

hasil belajar siswa kelas X TKRb SMK N 2 Surakarta tahun pelajaran 2009/2010

dapat dilihat dengan cara berikut:

Page 37: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

Indikator kerja dapat dilihat secara umum dengan membandingkan tingkat

keberhasilan dari satu siklus ke siklus berikutnya. Keberhasilan tindakan pada siklus

1 diketahui dengan cara membandingkan dengan kondisi awal siswa dan

keberhasilan tindakan pada siklus 2 diketahui dengan cara membandingkan dengan

siklus 1. Sedangkan indikator kerja tindakan dapat dilihat dari kriteria yang telah

ditentukan peneliti, dengan kriteria apabila siswa kelas X TKRb SMKN 2 Surakarta

menunjukkan hal-hal berikut:

a) Peningkatan aktivitas belajar siswa dari kondisi awal ke siklus 1 dan dari siklus

1 ke siklus 2.

b) Peningkatan hasil belajar dari kondisi awal ke siklus 1 dan dari siklus 1 ke siklus

2.

H. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini

terdiri dari dua siklus, masing-masing siklus melalui tahap perencanaan tindakan,

pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

Adapun guru peneliti bertindak sebagai pelaksana pembelajaran, observasi,

pengumpul data, penganalisis data, dan pelapor hasil penelitian.

1. Rincian Prosedur Penelitian.

a. Siklus 1

1) Perencanaan Tindakan.

Persiapan tindakan didasarkan pada kondisi awal yang telah diuraikan pada latar

belakang penelitian, yaitu siswa kurang bersemangat dalam pembelajaran prosedur

pengelasan, sehingga hasil belajar siswa sangat kurang dalam pembelajaran prosedur

pengelasan. Dan guru menjelaskan dengan menggunakan dengan metode ceramah.

Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini adalah:

Tabel 2. Perencanaan Kegiatan Tindakan Pada Siklus 1

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

1.

Kegiatan awal

1. Guru menciptakan

lingkungan/suasana

1. Siswa

melakukan

15 menit

Page 38: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

2.

Kegiatan inti

awal belajar: salam

pembuka, berdoa,

mengabsen

2. Guru menjelaskan

tentang teori dalam

prosedur

pengelasan.

1. Guru membagi

kelompok dalam

kelas yang

beranggotakan 6

siswa dengan

masing-masing

menerima lembar

kerja yang disertai

langkah-langkah

dalam pengelasan.

Guru menjelaskan

langkah-langkah

kerja pada materi

prosedur

pengelasan.

2. Guru membimbing,

mengarahkan, dan

mengkondisikan

serta mengawasi

siswa.

kegiatan yang

disuruh oleh

guru

2. Siswa

memperhatikan

penjelasan guru

1. Siswa

memperhatikan

penjelasan guru

2. Siswa

menyampaikan

kesulitan dan

hambatan dalam

prosedur

pengelasan.

135

menit

Page 39: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

3. Kegiatan akhir 1. Meminta siswa

bertanya tentang hal

yang belum jelas

pada langkah-

langkah kerja pada

sistem prosedur

pengelasan,

melanjutkan tugas

prosedur pengelasan

pada pertemuan 2

serta pertemuan 3

mendiskusikan hasil

dari prosedur

pengelasan.Pada

pertemuan 4

diadakan penilaian

sebagai hasil belajar

siklus 1

1. Siswa

mengerjakan

tugas prosedur

pengelasan yang

diberikan guru.

30 menit

2) Tindakan

Siklus 1 dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dengan alokasi waktu 4 x 45 menit

untuk sekali pertemuan. Pada pertemuan pertama guru menjelaskan teori prosedur

pengelasan dilanjutkan dengan membagi kelompok yang beranggotakan 6 orang serta

menbagi lembar kerja yang berisi langkah-langkah kerja dalam prosedur pengelasan.

Pada pertemuan kedua digunakan untuk melanjutkan prosedur pengelasan yang

menjadi tugas minggu lalu. Pada pertemuan ketiga membahas hasil kerja dari prosedur

pengelasan serta mendiskusikan hasil kerja masing-masing kelompok. Pada pertemuan

keempat melanjutkan diskusi tentang hasil kerja dari prosedur pengelasan.

3) Observasi

Observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yang dilakukan

oleh kolaborator. Fokus pemantauan adalah proses penerapan tindakan, aktivitas siswa

Page 40: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

selama pembelajaran yang berdasarkan keaktifan serta antusias siswa dalam

mengerjakan setiap tugas pada pembelajaran serta hasil belajar sesuai dengan lembar

pemantauan dan perangkat evaluasi yang telah disiapkan.

4) Refleksi

Hasil pemantauan dan evaluasi dianalisis untuk diperoleh gambaran bagaimana dampak

pembelajaran yang telah direncanakan yaitu dengan menerapkan pembelajaran dengan

metode pembelajaran eksperimen terbimbing .Hasil analisis yang diperoleh merupakan

refleksi dari apa yang telah terjadi selama penerapan tindakan pada siklus 1.

Permasalahan pada siklus 1 digunakan sebagai pertimbangan untuk merumuskan

perencanaan tindakan pada Siklus 2.

b. Siklus 2

1) Perencanaan

Dalam tahap perencanaan tindakan pada siklus 1 peneliti mempelajari hasil refleksi

tindakan yang lebih efektif pada siklus 1, sehingga pada siklus 2 merupakan

penyempurnaan pada siklus 1.

Adapun pelaksanaan perencanaan tindakan pada siklus 2 pada tabel 3 berikut:

Tabel 3. Perencanaan Pelaksanaan Tindakan pada Siklus 2

No Tahapan

Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Waktu

1.

2.

Kegiatan awal

Kegiatan inti

1. Guru menciptakan

lingkungan/suasana

awal belajar salam

pembuka, berdoa,

mengabsen

2. Guru menjelaskan

teori prosedur

pengelasan yang

kedua.

1.Guru membagi

kelompok yang

1. Siswa

melakukan

kegiatan yang

disuruh oleh

guru.

2. Siswa

memperhatikan

penjelasan guru

1. Siswa

memperhatikan

15 menit

135

menit

Page 41: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

3.

.

Kegiatan akhir

beranggotakan 4 siswa

dan membagi lembar

kerja siswa. Guru

menjelaskan langkah-

langkah kerja dalam

materi prosedur

pengelasan yang kedua.

2. Guru membimbing,

mengarahkan, dan

mengkondisikan serta

mengawasi siswa.

1. Meminta pada siswa

bertanya tentang

langkah-langkah

kerja pada prosedur

pengelasan 2. Pada

pertemuan ke 2

melanjutkan tugas

prosedur pengelasan

2 dan pada

pertemuan ke 3

diadakan diskusi

tentang hasil

prosedur pengelasan

2 dan pada

pertemuan keempat

diadakan presentasi

penjelasan dari

guru .

2. Siswa

menyampaikan

kesulitan dan

hambatan dalam

prosedur

pengelasan.

1. Siswa

mengerjakan tugas

prosedur

pengelasan yang

diberikan guru.

15 menit

Page 42: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

tentang hasil belajar.

2) Tindakan

Tindakan yang dilakukan pada tahap ini sama seperti pada siklus 1 yaitu dilaksanakan

selama 4 kali pertemuan, tetapi pada siklus 2 pada pertemuan pertama guru menjelaskan

materi prosedur pengelasan 2 dan guru membagi kelompok yang beranggotakan 4 siswa

serta membagi lembar kerja yang berisi materi prosedur pengelasan 2, kemudian guru

menjelaskan langkah-langkah pengerjaan pada prosedur pengelasan 2. Pada pertemuan

kedua siswa melanjutkan pengerjaan prosedur pengelasan 2 dan guru selalu

mendampingi dalam prosedur pengelasan 2. Pada pertemuan ketiga mendiskusikan hasil

prosedur pengelasan 2 dan pada pertemuan keempat diadakan ulangan harian 2 sebagai

data pada siklus

3) Observasi

Observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan yang dilakukan

oleh kolaborator. Fokus pemantauan adalah proses penerapan tindakan, aktivitas siswa

selama pembelajaran yang berdasarkan keaktifan serta antusias siswa dalam

mengerjakan setiap tugas pada pembelajaran serta hasil belajar sesuai dengan lembar

pemantauan dan perangkat evaluasi yang telah disiapkan.

4) Refleksi

Hasil pemantauan dan evaluasi dianalisis untuk diperoleh gambaran bagaimana dampak

pembelajaran yang telah direncanakan yaitu dengan menerapkan metode pembelajaran

eksperimen terbimbing. Hasil analisis yang diperoleh merupakan refleksi dari apa yang

telah terjadi selama penerapan tindakan pada siklus 2. Permasalahan pada siklus 2

digunakan sebagai tindakan akhir penelitian.

Page 43: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

BAB IV

HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Kondisi Awal

1. Deskripsi Aktivitas Belajar

Pada pembelajaran produktif pada kompetensi prosedur pengelasan

pada kondisi awal yaitu pada kelas X TKRb semester 1 tahun pelajaran 2009/2010

aktivitas belajar siswa masih sangat kurang, siswa banyak yang hanya melihat-lihat

teman yang sedang mengerjakan pekerjaan las bahkan ada sebagian siswa yang

hanya bercakap-cakap dengan teman lain tanpa mempedulikan pelajaran praktek

yang diberikan oleh guru, sehingga yang terjadi siswa hanya bisa secara teoritik saja

dan tidak bisa mengerjakan tugas praktek dengan bagus.

Pada kondisi awal dalam pembelajaran guru hanya menjelaskan tahap-

tahap pengerjaan las hanya dengan metode ceramah walaupun sudah ada lembaran

cara pengerjaan las, tetapi masih bersifat langkah-langkah secara umum, hal inilah

yang menbuat siswa tidak jelas dalam pengerjaan las, sebagian siswa ada yang malu

untuk bertanya pada guru. Pada kondisi awal ini juga sebagian besar siswa merasa

kebingungan langkah-langkah apa yang mereka harus kerjakan setelah mengerjakan

yang pertama, untuk langkah kedua mereka kadang lupa mengerjakan hal ini

disebabkan langkah-langkah yang diberikan pada guru tidak bisa diterima oleh

siswa. Hal ini yang menyebabkan aktivitas belajar siswa masih kurang pada kondisi

awal, sehingga perlu suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas belajar

siswa.

2. Deskripsi Prestasi Belajar

Pada kondisi awal yaitu pada nilai semester 1 tahun pelajaran 2009/2010 siswa

kelas X TKRb yang berada di bawah nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) ada

12 siswa dari 34 siswa atau ada 35,94%, sedangkan nilai terendah dicapai pada nilai

63 dan nilai tertinggi 78 serta rerata kelas adalah 73.58, hal ini disebabkan karena

lembar kerja siswa tidak mencerminkan langkah-langkah yang pasti, sehingga akan

27

Page 44: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

membuat siswa bingung langkah mana yang harus di kerjakan oleh mereka,

sehingga berakibat nilai mereka masih sangat kurang, sehingga hasil belajar yang

dicapai juga tidak memuaskan.

Padahal dalam kompetensi prosedur pengelasan agar hasil yang dicapai bagus maka

diperlukan suatu langkah-langkah yang memudahkan siswa untuk mengerjakan

prosedur pengelasan, sehingga siswa tidak akan lupa untuk langkah berikutnya,

walaupun siswa sudah dijelaskan guru dengan jelas, tetapi di tengah-tengah mereka

mengerjakan tetap mereka akan lupa, tanpa ada prosedur kerja yang sistematika

akan mengakibatkan hasil yang dicapai juga tidak bagus. Adapun tabel nilai hasil

praktek pada kondisi awal kelas X TKRb dapat disajikan pada tabel 4 sebagai

berikut:

Tabel 4. Nilai Hasil Praktek Kondisi Awal

No Uraian Ulangan Harian

1 Nilai terendah 63

2 Nilai tertinggi 78

3 Nilai rerata 73,58

4 Rentang nilai 15

Page 45: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

Adapun interval nilai siswa dapat disajikan dalam tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Interval Nilai Siswa pada Kondisi Awal

No Interval Frekuensi

1 60-63 2

2 64-67 2

3 68-71 1

4 72-75 16

5 76-79 13

JUMLAH 34

Dari tabel 5 terlihat bahwa siswa kelas X TKRb mempunyai nilai dibawah KKM

sebanyak 12 siswa atau sebanyak 35,94% dari jumlah siswa sebanyak 34, untuk

lebih jelasnya perhatikan gambar 3 berikut:

Gambar 3. Diagram Balok Nilai Hasil Praktek pada kondisi Awal

Page 46: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

B. Deskripsi Hasil Siklus I

1. Perencanaan Tindakan

Pada pembelajaran siklus 1 pada kompetensi prosedur pengelasan kegiatan awal

guru memberikan apersepsi dengan menjelaskan pengertian prosedur pengelasan

dengan cara ceramah. Pada kegiatan inti yang terdiri dari 4 kali pertemuan dengan

setiap pertemuan dengan waktu 4 x 45 menit guru membagi kelompok berdasarkan

nilai pada kondisi awal dengan penyebaran siswa yang beranggotakan 6 orang di

mana masing-masing anak diharuskan mengerjakan prosedur pengelasan secara

individual, nilai pada hasil praktek digunakan data pada siklus 1.

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan Pertama.

Pada pertemuan pertama guru memberikan apersepsi dengan menjelaskan tentang

pengetahuan proses pengelasan busur listrik dan sifat bahan mekanis. Pada

pertemuan ini juga dijelaskan proses pengelasan benda kerja dengan las busur

listrik. Pada pertemuan ini pula guru membagi kelompok siswa yang beranggotakan

6 anak berdasarkan nilai pada kondisi awal, selanjutnya guru membagikan

lembaran-lembaran kerja yang berisikan langkah-langkah tentang proses pengelasan

benda kerja dengan las busur listrik yang dijelaskan perkelompok.

b. Pertemuan kedua

Pada pertemuan kedua guru menjelaskan lembaran-lembaran yang dibagikan pada

siswa pada pertemuan pertama, kemudian siswa mengerjakan proses pengelasan

benda kerja dengan las busur listrik. Kegiatan ini dilakukan secara kelompok tetapi

setiap anak melakukan proses pengelasan benda kerja dengan las busur listrik

secara individu.

c. Pertemuan ketiga dan keempat

Pada pertemuan ketiga siswa melanjutkan tugas tentang proses pengelasan benda

kerja dengan las busur listrik sampai pada akhir pertemuan. Pada pertemuan

keempat setiap siswa mengumpulkan hasil kerja mereka, selanjutnya diadakan

diskusi tentang hasil kerja pengelasan benda kerja dengan las busur listrik.

Page 47: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

3. Hasil pengamatan

Pada hasil pengamatan pada pelaksanaan tindakan siklus 1 pada pengamatan

aktivitas belajar siswa, sebagian besar siswa sudah aktif dalam pembelajaran

prosedur pengelasan. Dengan pembagian kelompok yang beranggotakan 6 anak

membuat kegiatan pembelajaran semakin efektif dibandingkan dengan cara klasikal.

Pada siklus ini sebagian siswa sudah mulai paham tentang langkah-langkah apa

yang mereka kerjakan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, hal ini

dikarenakan karena lembaran kegiatan yang dibagikan pada siswa disertai langkah

yang prosedural, sehingga apabila siswa lupa langkah selanjutnya dapat melihat

lembaran kerja. Pada pertemuan ke empat pada pelaksanaan diskusi tentang hasil

kerja siswa, sebagian siswa sudah mulai aktif berdiskusi tentang hasil kerja mereka,

sehingga pada siklus 1 siswa sudah mulai aktif dalam pembelajaran.

Pada pengamatan aktivitas belajar siswa guru menggunakan lembar observasi

aktivitas belajar siswa dengan mengamati selama pembelajaran atau di saat siswa

sedang melakukan praktek pengelasan benda kerja dengan las busur listrik. Dari

lembar observasi aktivitas belajar dilakukan penilaian dengan kriteria nilai sangat

baik diberi nilai 10, baik diberikan nilai 8, kriteria cukup diberi nilai 6 sedangkan

kurang diberi nilai 4, selanjutnya di jumlahkan dari 10 variabel yang diteliti, maka

akan didapatkan nilai aktivitas belajar. Dari nilai aktivitas belajar tersebut

dikelompokkan berdasarkan kategori tinggi, sedang dan rendah. Siswa yang

menpunyai nilai diatas nilai rata- rata dikategorikan tinggi, sedangkan siswa yang

menpunyai nilai aktivitas belajar siswa sama dengan nilai rerata dikategorikan

sedang, siswa yang mempunyai nilai di bawah nilai rata- rata dikelompokkan pada

kategori rendah. Adapun penilaian aktivitas belajar pada siklus 1 disajikan pada

Tabel 6 berikut:

Page 48: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

Tabel 6. Nilai Aktivitas Belajar pada Siklus 1

No Uraian Nilai Aktivitas

1 Nilai terendah 67

2 Nilai tertinggi 83

3 Nilai rerata 75,55

4 Rentang nilai 16

Adapun tabel distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa disajikan pada tabel 7

berikut:

Tabel 7. Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1

No Interval Frekuensi Frekuensi relatif 1 65-69 7 20,58% 2 70-74 8 23,52% 3 75-79 18 52,94% 4 80-84 1 2,94%

Jumlah 34 100%

Dari tabel 7 terlihat bahwa berdasarkan pengelompokkan aktivitas belajar

siswa dapat dikelompokkan menjadi aktivitas tinggi, sedang, rendah berdasarkan

nilai rerata sehingga didapat 19 siswa mempunyai aktivitas belajar tinggi, 4 siswa

mempunyai aktivitas belajar sedang, 11 siswa mempunyai aktivitas belajar rendah

dengan nilai rerata 75,55. Adapun diagram nilai aktivitas belajar siswa dapat

digambarkan sebagai berikut:

Page 49: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

Gambar 4. Diagram Balok Nilai Aktivitas Belajar siswa pada Siklus 1

Sedangkan pada hasil belajar yang diambil pada nilai hasil praktek siswa pada

prosedur pengelasan benda kerja dengan busur listrik yang norma penilaiannya

berdasarkan kriteria terlampir didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 8. Nilai Hasil Belajar Siklus 1

No Uraian Nilai Praktek

1 Nilai terendah 70

2 Nilai tertinggi 80

3 Nilai rerata 75,5

4 Rentang nilai 10

Adapun tabel distribusi frekuensi nilai hasil belajar siswa dapat disajikan

dalam Tabel 9 sebagai berikut:

Page 50: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

Tabel 9. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siklus 1

No Interval Frekuensi Frekuensi relatif 1 70-74 4 11,74% 2 75-79 29 85,23% 3 80-84 1 2,94%

Jumlah 34 100%

Dari Tabel 9 terlihat berdasarkan kriteria terlampir bahwa hasil belajar siswa

yang mempunyai kriteria baik adalah 1 siswa atau 2,94%, sedangkan 29 siswa atau

85,23% dengan kriteria cukup dan 4 siswa atau 11,74% dengan kriteria kurang. Adapun

gambar diagram balok nilai hasil belajar siswa sebagai berikut:

Gambar 5. Diagram Balok Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus 1

4. Refleksi

Penerapan metode pembelajaran dengan eksperimen terbimbing pada mata pelajaran

prosedur las pada hasil kerja proses pengelasan benda kerja dengan las busur listrik,

dibandingkan dengan kondisi awal terjadi peningkatan seperti terlihat pada Tabel 10

berikut:

Page 51: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

Tabel 10. Refleksi dari Kondisi awal ke Siklus 1

No Uraian Kondisi awal Siklus 1

1 Tindakan Dalam pembelajaran

dengan metode

ceramah, tanpa disertai

dengan lembaran kerja

yang sistematis.

Dalam pembelajaran

disertai dengan metode

eksperimen terbimbing

dengan pembagian

kelompok yang

beranggotakan 6 siswa.

2 Aktivitas

Belajar

Siswa

Pada kondisi awal

siswa belum aktif

dalam pembelajaran

terutama masih ada

siswa yang tidak mau

mengerjakan tugas

yang diberikan oleh

guru, mereka hanya

duduk saja bahkan ada

yang bermain-main saja

tanpa memperdulikan

tugas yang diberikan

oleh guru.

Siswa sebagian sudah

mulai aktif dalam

pembelajaran, mereka

suadah mulai

mengerjakan tugas-

tugas yang diberikan

oleh guru dengan baik

dengan baik. Diskusi

antara teman dalam satu

kelompok sudah mulai

aktif, interaksi antara

guru juga sudah mulai

kelihatan. Hasil laporan

observasi dengan

Page 52: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

lembar pengamatan

aktivitas belajar siswa

diperoleh 9 siswa

mempunyai aktivitas

tinggi, 4 siswa

mempunyai aktivitas

sedang, 11 siswa

mempunyai aktivitas

rendah dengan nilai

rerata 75,55, dengan

nilai aktivitas terendah

67 dan nilai tertinggi 83.

3 Hasil

belajar

Nilai hasil belajar pada

kondisi awal didapat,

nilai terendah 63 dan

nilai tertinggi 78

dengan nilai rerata

73,58.

Nilai hasil belajar

dengan kriteria

terlampir nilai terendah

70 dan nilai tertinggi 80

dengan nilai rerata 75,5.

Dari Tabel 10 tentang pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran

eksperimen terbimbing terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa, dengan

pengelompokkan aktivitas tinggi, sedang, rendah yang berdasarkan pada nilai rerata

Page 53: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

didapatkan hasil siswa beraktivitas tinggi 9 siswa atau 26,47%, siswa beraktivitas

sedang 4 siswa atau 11,76%, siswa beraktivitas rendah 11 siswa atau 32,35%

dengan nilai rerata 75,55. Peningkatan aktivitas belajar siswa ini dikarenakan siswa

mulai senang dengan metode eksperimen terbimbing yang dilengkapi dengan

lembaran kerja yang berisi langkah-langkah kerja yang sistematis, sehingga apabila

siswa lupa untuk mengerjakan langkah- langkah pengerjaan prosedur pengelasan

dapat melihat kembali.

Pada pembelajaran siklus 1 dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing

siswa sudah mulai aktif dalam mengerjakan tugas dari guru, siswa aktif melakukan

diskusi antar anggota kelompok, sehingga hasil kerja mereka menjadi bagus.

Pembagian kelompok dalam pembelajaran ini menbuat siswa mulai berinteraksi

dengan teman, bahkan dalam kelompok tersebut siswa saling menbantu teman

dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Interaksi siswa dengan guru

sudah mulai kelihatan siswa sudah mulai aktif bertanya pada guru serta berdiskusi

dengan terhadap hasil kerja mereka.

Pada tes prestasi belajar yang mengukur hasil belajar siswa pada aspek ketrampilan

yang berupa hasil kerja siswa yang dikategorikan sesuai terlampir terjadi

peningkatan nilai terendah dari 63 menjadi 70 atau mengalami peningkatan 20,63

persen. Nilai tertinggi terjadi peningkatan dari 78 menjadi 80 atau terjadi

peningkatan 23,07% dan nilai rerata naik dari 73,58 menjadi 75,5 atau mengalami

kenaikan sebesar 2,6 persen.

Berdasarkan hasil di atas siswa yang mempunyai kriteria baik dalam mengerjakan

prosedur pengelasan terlampir hanya 1 siswa sedangkan yang menpunyai kriteria

cukup 29 siswa dan 4 siswa mempunyai kriteria kurang, sehingga perlu adanya

tindakan pada siklus 2, dengan pembagian kelompok yang lebih kecil lagi, serta

lembaran-lembaran kerja dibuat dengan langkah-langkah yang lebih sistematis,

sehingga diharapakan pada siklus 2 terjadi peningkatan aktivitas belajar dan hasil

belajar.

Page 54: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

C. Deskripsi Hasil Siklus 2

1. Perencanaan Tindakan

Pada pembelajaran siklus 2 yang merupakan penyempurnaan dari siklus 1, dimana

pada siklus 2 pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing

dengan pengelompokkan siswa dengan anggota 4 siswa, serta lembaran-lembaran

kerja yang diberikan kepada siswa dibuat seefektif mungkin sehingga hasil kerja

yang dikerjakan akan bagus. Pada kegiatan awal guru memberikan apersepsi tentang

macam-macam posisi pengelasan dengan busur listrik, menjelaskan jenis-jenis

elektroda serta menjelaskan cara mengelas bahan baja dengan las busur listrik pada

posisi bawah tangan. Dalam kegiatan inti yang terdiri dari 4 kali pertemuan dengan

1 kali pertemuan pada pertemuan diadakan presentasi hasil kerja dari masing-

masing kelompok. Pada kegiatan inti guru membagi kelompok menjadi 8 kelompok,

pada pertemuan ini guru menjelaskan cara mengelas bahan baja logam dengan las

busur listrik pada posisi bawah tangan, dengan menggunakan langkah-langkah yang

sistematis, sehingga diharapkan siswa akan lebih paham.

2. Pelaksanaan Tindakan

a. Pertemuan Pertama

Pada pertemuan yang pertama guru memberikan apersepsi materi tentang macam-

macam posisi pengelasan dengan busur listrik, menjelaskan jenis-jenis elektroda

serta menjelaskan cara mengelas bahan baja dengan las busur listrik pada posisi

bawah tangan dengan menggunakan demonstrasi. Pada pertemuan ini juga guru

membentuk kelompok menjadi 8 kelompok, kemudian guru menbagi lembaran-

lembaran kerja pada tiap kelompok. Pada pertemuan ini guru menbagi benda kerja

sejumlah siswa yang berada dikelompok mereka, selanjutnya guru dengan

selangkah demi selangkah guru menjelaskan tentang cara mengelas bahan baja

lunak dengan las busur listrik pada posisi bawah tangan.

b. Pertemuan Kedua dan Pertemuan Ketiga

Pada pertemuan yang kedua dan ke tiga siswa melakukan praktek pengelasan

dengan las busur listrik pada posisi bawah tangan secara kelompok dengan benda

kerja sesuai dengan anggota kelompok. Pada pertemuan ini guru mengelilingi tiap

Page 55: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

kelompok agar guru bisa memantau hasil kerja siswa, serta dapat mengisi lembar

observasi aktivitas belajar.

c. Pertemuan Keempat

Pada pertemuan yang keempat guru memeriksa hasil kerja tiap kelompok yang

sudah selesai dalam mengerjakannya. Pada pertemuan ini juga diadakan presentasi

terhadap hasil kerja siswa.

3. Hasil pengamatan

Hasil pengamatan tentang aktivitas belajar siswa, di mana pada siklus 2

menggunakan metode eksperimen terbimbing dengan pembagian kelompok yang

beranggotakan 4 siswa terlihat siswa sudah mulai aktif dalam pembelajaran,

penjelasan guru pada pengelasan dengan bahan baja lunak dengan las busur listrik

pada posisi bawah tangan yang menggunakan langkah-langkah yang terbimbing

menbuat siswa semakin paham dengan pegelasan dengan busur listrik pada posisi

bawah tangan, sehingga siswa sangat aktif dalam pembelajaran ini. Pada

pembelajaran siklus 2 siswa dituntut untuk mengerjakan satu hasil kerja seperti pada

siklus 1, tetapi anggota kelompok yang kecil menbuat siswa lebih aktif dalam

mengerjakan hasil kerja mereka. Pada pembelajaran ini juga diadakan presentasi

tentang hasil kerja mereka, di mana siswa mempresentasikan dengan bagus.

Pada pengamatan lembar observasi aktivitas belajar siswa yang dilakukan oleh guru

pada saat siswa mengerjakan tugas dari guru dan saat melakukan presentasi

didapatkan nilai aktivitas belajar siswa sebagai berikut:

Tabel 11. Nilai Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus 2

No Uraian Nilai Aktivitas

1 Nilai terendah 75

2 Nilai tertinggi 92

3 Nilai rerata 85,14

4 Rentang nilai 17

Page 56: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

Adapun tabel distribusi frekuensi aktivitas belajar siswa disajikan pada Tabel 12

berikut:

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2

No Interval Frekuensi Frekuensi relatif 1 75-79 3 8,82% 2 80-84 9 26,47% 3 85-89 18 52,94% 4 90-94 4 11,76%

Jumlah 34 100

Berdasarkan Tabel 12 tentang distribusi frekuensi aktivitas belajar dengan

pengelompokkan seperti pada siklus 1 didapat 17 siswa menpunyai aktivitas tinggi,

5 siswa menpunyai aktivitas sedang dan 13 siswa menpunyai aktivitas rendah

dengan nilai rerata 85,14. Adapun diagram distribusi frekuensi aktivitas belajar

siswa adalah berikut:

Gambar 6. Diagram Balok Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus 2

Sedangkan pada hasil belajar yang diambil pada nilai hasil praktek siswa pada

pengelasan bahan baja lunak dengan las busur listrik pada posisi bawah tangan yang

norma penilaiannya berdasarkan kriteria terlampir didapat hasil sebagai berikut:

Page 57: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

Tabel 13. Nilai Hasil Belajar Siklus 2

No Uraian Nilai Praktek

1 Nilai terendah 74

2 Nilai tertinggi 84

3 Nilai rerata 78,5

4 Rentang nilai 10

Adapun Tabel distribusi frekuensi nilai hasil belajar dapat disajikan dalam

Tabel 14 sebagai berikut:

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Belajar Siklus 2

No Interval Frekuensi Frekuensi relatif 1 70-74 1 2,94% 2 75-79 24 70,58% 3 80-84 9 26,47%

Jumlah 34 100%

Pada nilai praktek siswa yang merupakan nilai hasil belajar berdasarkan kriteria

terlampir didapat 1 siswa mendapat nilai kurang atau 2,94%, 24 siswa mendapat

nilai cukup atau 70,58%, sedangkan 9 siswa mendapat nilai baik atau 26,47%.

Adapun distribusi nilai hasil belajar dapat digambarkan dalam bentuk diagram

berikut:

Page 58: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

Gambar 7. Diagram Balok Nilai Hasil Belajar Siswa pada Siklus 2

4. Refleksi

Penerapan metode pembelajaran dengan menggunakan eksperimen terbimbing pada

siklus 2 dengan pembagian kelompok yang beranggotakan 4 siswa siklus 2 terjadi

peningkatan dari siklus 1, seperti terlihat pada Tabel berikut:

Tabel 15. Refleksi dari Siklus 1 ke Siklus 2

No Uraian Siklus 1 Siklus 2

1 Tindakan Dalam pembelajaran

dengan metode eksperimen

terbimbing yang terdiri 6

siswa dalam kelompok,

dengan penjelasan dari guru

secara bertahap dalam

Dalam

pembelajaran

dengan metode

eksperimen

terbimbing, di mana

siswa dibagi

Page 59: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

menjelaskan prosedur

pengelasan benda kerja

dengan las busur listrik,

dilanjutkan dengan diskusi

tentang hasil kerja siswa.

menjadi 8

kelompok yang

beranggotakan

masing-masing 4

siswa. Pada

pembelajaran siklus

2 dengan tentang

mengelas dengan

bahan baja lunak

dengan las busur

listrik pada posisi

bawah tangan yang

dijelaskan dengan

cara selangkah demi

selangkah.Pada

pembelajaran guru

melakukan

pengamatan hasil

kerja secara

berkeliling, serta

pada akhir

pertemuan diadakan

presentasi hasil

Page 60: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

kerja kelompok dan

diadakan penilaian

hasil kerja.

2 Aktivitas

Belajar

Siswa

Pada siklus 1 aktivitas

belajar sudah mulai

mengalami peningkatan,

pada siklus ini karena

terbentuknya kelompok

sudah terjadi interaksi

antara siswa dengan siswa

atau siswa dengan guru.

Aktivitas belajar siswa

tampak pada pengerjaan

prosedur pengelasan benda

kerja las busur listrik, siswa

tampak semangat dalam

mengerjakan, tetapi pada

siklus ini masih ada

beberapa siswa yang

bermain- main dengan

teman lain. Berdasarkan

lembar pengamatan

aktivitas belajar siswa

Siswa sudah

berusaha aktif

dalam

pembelajaran, pada

siklus ini dibentuk

kelompok yang

beranggotakan 4

siswa, dalam

pembelajaran

dengan metode

eksperimen

terbimbing siswa

sudah aktif dalam

pembelajaran,

mereka aktif

bertanya pada siswa

lain, bahkan mereka

aktif bertanya pada

guru serta pada

akhir pembelajaran

Page 61: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

didapat 19 siswa

mempunyai aktivitas tinggi,

4 siswa mepunyai aktivitas

sedang serta 11 siswa

mempunyai aktivitas rendah

dengan nilai rerata 75,55

dengan nilai terendah 67

dan nilai tertinggi 83.

diadakan presentasi

hasil kerja mereka,

sehingga terjadi

tanggung jawab

dalam kelompok

mereka. Berdasakan

lembar pengamatan

aktivitas belajar

siswa didapat 17

siswa mempunyai

aktivitas tinggi, 5

siswa mempunyai

aktivitas sedang,

serta 13 siswa

mempunyai

aktivitas rendah

dengan nilai rerata

85,14 dengan nilai

terendah 75 dan

nilai tertinggi 92

dengan nilai rerata

85,14.

Page 62: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

3 Hasil

belajar

Nilai hasil praktek didapat

nilai terendah 70 dan nilai

tertinggi 80 dan nilai rerata

75,5, sedangkan

berdasarkan kriteria

penilaian hasil kerja

pengelasan benda kerja

dengan busur listrik

terlampir didapat 1 siswa

berkategori baik, 29 siswa

berkategori cukup dan 4

siswa berkategori kurang.

Nilai hasil praktek

didapat nilai

terendah 74 dan

nilai tertinggi 84

dengan nilai rerata

78,5, sedangkan

berdasarkan kriteria

penilaian hasil kerja

mengelas dengan

bahan baja lunak

dengan las busur

listrik pada posisi

bawah tangan

terlampir didapat 9

siswa kategori baik,

24 siswa kategori

cukup dan 1 siswa

kategori kurang.

Dari Tabel 15 di atas tentang pembelajaran dengan menggunakan metode

eksperimen terbimbing terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa, berdasarkan

lembar observasi aktivitas belajar siswa terjadi peningkatan nilai terendah dari 67

menjadi 75 atau mengalami peningkatan 11,94%, sedangkan nilai tertinggi terjadi

peningkatan dari 83 menjadi 92 atau mengalami peningkatan sebesar 10,84%, untuk

Page 63: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

nilai rerata terjadi peningkatan dari 75,55 menjadi 85,14 atau mengalami

peningkatan sebesar 12,69%. Untuk aktivitas belajar siswa yang dikategorikan

tinggi, sedang, rendah terjadi peningkatan berdasarkan nilai reratanya.

Pada pembelajaran siklus 2 dengan menggunakan metode eksperimen

terbimbing, pembelajaran di buat seefektif mungkin agar pada siklus ini siswa

benar-benar mengerjakan tugas dari guru. Pada pembelajaran dengan eksperimen

terbimbing siswa benar-benar dibimbing oleh guru dengan berdasarkan lembaran

kerja yang dibuat tahap-tahap dalam pengelasan, pada pembelajaran ini juga dibuat

kelompok dengan anggota 4 orang, dengan harapan tidak ada siswa yang tidak

mengerjakan tugas dari guru, sehingga tugas yang diberikan oleh guru sesuai

dengan jumlah siswa dalam kelompok akan menbuat siswa mempunyai rasa

tanggung jawab yang besar. Pada mengelas bahan baja lunak dengan busur listrik

pada posisi bawah tangan, guru juga mengelilingi kelompok - kelompok sehingga

pada siklus 2 terjadi interaksi siswa dengan guru, serta adanya presentasi terhadap

hasil kerja tiap kelompok di mana setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja

mereka yang disertai dengan tahap-tahap cara pembuatanya. Adapun perbandingan

aktivitas belajar siswa dari siklus 1 dan siklus 2 sebagai berikut:

Tabel 16. Perbandingan Nilai Aktivitas Siswa Dari Siklus 1 dan Siklus 2

No Interval Siklus 1 Siklus 2

1 65-69 7 0

2 70-74 8 0

3 75-79 18 3

4 80-84 1 9

5 85-89 0 18

6 90-94 0 4

Jumlah 34 34

Adapun diagram perbandingan aktivitas belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2

sebagai berikut:

Page 64: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

Gambar 8. Perbandingan Nilai Aktivitas Belajar Siklus 1 dan Siklus 2

Pada hasil kerja siswa pada siklus 2 dengan pembelajaran menggunakan

metode eksperimen terbimbing sudah ada peningkatan nilai hasil belajar

berdasarkan kriteria penilaian terlampir terjadi peningkatan pada nilai terendah dari

nilai 70 menjadi 74 atau meningkat sebesar 5,71 persen, pada nilai tertinggi terjadi

peningkatan dari 80 menjadi 84 atau meningkat sebesar 5 persen, sedangkan nilai

rerata terjadi peningkatan dari 75,5 menjadi 78,5 atau meningkat sebesar 3,97

persen. Peningkatan hasil belajar dari siklus 1 ke siklus 2 meningkat hal ini

dikarenakan pada siklus 2 siswa mulai aktif mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru serta mereka mengerjakan dengan sangat bagus. Dengan adanya lembar kerja

yang dijelaskan oleh guru pada setiap tahap dalam mengerjakan pengelasan

menbuat siswa sangat bersemangat dalam mengerjakan tugas dari guru, sehingga

hasil kerja dari siswa juga akan meningkat. Adapun Tabel perbandingan hasil

belajar dari siklus 1 ke siklus 2 adalah berikut:

Page 65: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

Tabel 17. Perbandingan Nilai Hasil Belajar dari Siklus 1 ke Siklus 2

No Interval Siklus 1 Siklus 2

1 70-74 4 1

2 75-79 29 24

3 80-84 1 9

Jumlah 34 34

Adapun diagram perbandingan hasil belajar siswa dari siklus 1 ke siklus 2

sebagai berikut:

Gambar 9. Peningkatan Hasil Belajar dari Siklus 1 ke Siklus 2

D. Pembahasan

Tabel 18. Pembahasan Tindakan dari Kondisi Awal ke Siklus 2

No Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2/Kondisi Akhir

1 Dalam pembelajaran menggunakan metode ceramah.

Dalam pembelajaran guru menggunakan metode pembelajaran dengan eksperimen terbimbing yang

Dalam pembelajaran guru menggunakan metode eksperimen terbimbing dengan menbentuk kelompok

Page 66: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

disertai dengan lembaran kerja tentang cara pengelasan benda kerja dengan las busur listrik. Dalam siklus ini dibentuk kelompok yang beranggotakan 6 orang pada pertemuan terakhir diadakan diskusi tentang hasil yang telah dikerjakan oleh siswa.

yang beranggotakan 4 siswa di mana dalam kelompok tersebut setiap anak diberi benda kerja untuk mengelas bahan baja lunak dengan las busur listrik pada posisi bawah tangan. Pada pembelajaran guru menjelaskan tiap – tiap langkah dalam pengerjaan las, pada saat pengerjaan guru selalu mengelilingi kelompok untuk melihat hasil kerja. Pada akhir pelajaran diadakan presentasi tentang hasil kerja mereka.

Tabel 19. Pembahasan Aktivitas Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus 2

No

Kondisi Awal Siklus 1

Siklus 2 /

Kondisi akhir

Refleksi Kondisi Awal

ke Kondisi Akhir

1 Dalam pembelajaran guru menjelaskan dengan metode ceramah tanpa disertai dengan lembaran kerja sehingga akan membuat

Siswa sudah mulai aktif dalam pembelajaran dengan eksperimen terbimbing dengan pembagian kelompok yang beranggotakan 6 siswa mulai nampak

Siswa sudah mulai bersemangat dalam pembelajaran dan sangat aktif mulai mengerjakan tugas dari guru, hal ini dikarenakan pada pembelajaran anggota kelompok dibuat

Dari kondisi awal ke kondisi akhir terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing , siswa sudah

Page 67: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

siswa tidak selesai dalam melakukan pengerjaan pengelasan, karena pada saat sudah sampai setengah kerja siswa lupa akan langkah berikutnya dan biasanya mereka malu untuk bertanya pada guru, akhirnya yang terjadi mereka malah bercakap-cakap ataupun bermain- main dengan alat yang ada di bengkel.

aktivitas belajar siswa, siswa sudah mulai mengerjakan tugas dari guru dengan baik. Dengan adanya lembar kerja yang diberikan oleh guru akan menbuat siswa lebih bersemangat dalam melakukan tugas dari guru, sehingga apabila mereka lupa akan langkah-langkah pengerjaan mereka bisa melihat dalam lembar kerja. Pada pembelajaran ini sudah mulai ada interaksi siswa dengan guru atau siswa dengan siswa, tetapi karena jumlah anggota

menjadi lebih kecil dengan harapan siswa akan aktif dalam kelompoknya, serta pada siklus ini guru menjelaskan dengan cara selangkah demi selangkah dengan menggunakan lembar kerja serta pada pembelajaran guru mengelilingi semua kelompok. Pembelajaran yang seperti di atas benar- benar membangkitkan semangat bagi siswa, siswa mulai aktif bertanya pada guru, siswa mulai mengerjakan pekerjaan mereka dengan bagus tanpa adanya bantuan dari teman, sehingga yang mereka kerjakan benar-benar pekerjaan mereka. Pada presentasi hasil kerja siswa menbuat siswa aktif dalam mempresentasik

mulai antusias dalam mengerjakan tugas dari guru dengan serius, siswa sudah mulai berinteraksi dengan guru, siswa sudah mulai mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi dalam pengumpulan hasil kerja. Berdasarkan lembar pengamatan terjadi peningkatan nilai terendah dari 67 menjadi 75 atau meningkat sebesar 11,94% , nilai tertinggi terjadi peningkatan dari 83 menjadi 92 atau meningkat sebesar 10,84% sedangkan nilai retata dari mengalami peningkatan 75,55 menjadi 85,14 atau mengalami

Page 68: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

yang berjumlah 6 masih ada siswa yang tidak mau mengerjakan tugas dari guru, bahkan ada yang minta tolong teman untuk mengerjakan pekerjaan mereka. Berdasarkan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa didapat nilai terendah 67 dan nilai tertinggi 83 dengan nilai reratanya75,55. Berdasarkan tingkat aktivitas belajar dari tinggi, sedang, rendah didapat1 9 siswa dengan kategori aktivitas belajar tinggi, 4 siswa dengan kategori aktivitas belajar sedang dan

an hasil mereka dengan paham betul langkah- langkah yang dilakukan dalam pengerjaan las. Berdasarkan lembar pengamatan aktivitas belajar siswa didapat nilai terendah 75 dan nilai tertinggi 92 dengan nilai rerata 85,14. Berdasarka tingkat aktivitas belajar siswa didapatkan 17 siswa dengan kategori tinggi, 5 siswa dengan kategori sedang dan 13 siswa dengan kategori rendah.

peningkatan sebesar 12,69%.

Page 69: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

11 siswa dengan kategori aktivitas rendah.

Tabel 20. Pembahasan Hasil Belajar dari Kondisi Awal ke Siklus 2

No Kondisi Awal

Siklus 1 Siklus 2 /

Kondisi Akhir

Refleksi dari Kondisi Awal ke Kondisi Akhir

1 Nilai hasil belajar dengan nilai terendah 63 dan nilai tertinggi 78 dengan nilai reratanya 73,8.

Nilai hasil belajar berdasarkan penilaian terlampir dengan nilai terendah 70 dan nilai tertinggi 80 serta nilai reratanya 75,5.

Nilai hasil belajar berdasarkan penilaian terlampir dengan nilai terendah 74 dan nilai tertinggi 84 serta nilai reratanya 78,5

Dari kondisi awal ke kondisi akhir terjadi peningkatan dari nilai terendah dari 63 menjadi 74 atau mengalami peningkatan sebesar 17,46%, nilai tertinggi dari 78 menjadi 84 atau mengalami peningkatan sebesar7,69% serta nilai rerata mengalami peningkatan dari 73,8 menjadi 78,5 atau mengalami peningkatan sebesar 6,36%.

Page 70: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

E. Hasil Tindakan

Pada pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing pada

siklus 1 ke siklus 2 terjadi peningkatan aktivitas belajar siswa , siswa mulai aktif

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, siswa mulai aktif berdiskusi dengan

teman dalam kelompoknya, siswa mulai aktif bertanya dengan guru serta dalam diri

siswa menpunyai rasa tanggung jawab yang besar dalam mempertanggungjawabkan

hasil belajar mereka. Dengan adanya metode eksperimen terbimbing siswa benar-

benar dapat memahami langkah-langkah kerja dalam pengerjaan las, sehingga hasil

kerja siswa dari siklus 1 ke siklus 2 mengalami peningkatan.

Pada pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing dengan

menggunakan metode eksperimen terbimbing ternyata secara empirik didapat hasil

sebagai berikut:

1. Aktivitas belajar siswa dari kondisi awal ke kondisi akhir terjadi peningkatan

aktivitas belajar terbukti siswa selalu rajin mengerjakan tugas yang diberikan oleh

guru, serta siswa mempunyai rasa tanggung jawab yang besar dalam mengerjakan

tugas dari guru.

2. Hasil belajar siswa berdasarkan penilaian terlampir terjadi peningkatan dari kondisi

awal ke kondisi akhir dari nilai rerata dari 73,8 menjadi 78,5 atau mengalami

peningkatan sebesar 6,36%.

Page 71: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan kajian teori dan didukung adanya hasil analisis serta mengacu pada

perumusan masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing pada mata

pelajaran prosedur pengelasan pada kelas X TKRb dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa, berdasarkan lembar pengamatan dari siklus 1 ke siklus 2 terjadi

peningkatan nilai terendah dari 67 menjadi 75 atau meningkat sebesar 11,94% , nilai

tertinggi terjadi peningkatan dari 83 menjadi 92 atau meningkat sebesar 10,84%

sedangkan nilai retata dari 75,55 menjadi 85,14 atau mengalami peningkatan

sebesar 12,69%.

2. Pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing pada mata

pelajaran prosedur pengelasan pada kelas X TKRb dari kondisi awal ke kondisi

akhir atau siklus 2 terjadi peningkatan rerata dari nilai rerata dari 73,8 menjadi 78,5

atau mengalami peningkatan sebesar 6,36%.

B. Implikasi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi guru untuk

meningkatkan keefektifan strategi guru dalam mengajar dan meningkatkan kualitas

proses belajar mengajar sehubungan dengan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa

yang akan dicapai. Hasil belajar siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode

pembelajaran dan media yang tepat bagi siswa.

Berdasarkan kriteria temuan dan pembahasan hasil penelitian seperti yang

diuraikan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan peneliti untuk membantu

dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Di samping itu, perlu penelitian lanjut

tentang upaya guru untuk mempertahankan atau menjaga dan meningkatkan hasil

belajar siswa. Pembelajaran dengan menggunakan eksperimen terbimbing pada

hakikatnya dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi

Page 72: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

permasalahan yang sejenis, terutama untuk mengatasi masalah peningkatan hasil belajar

siswa, yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi dalam penelitian ini, maka penulis

mengajukan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Dengan pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing hendaknya siswa

dapat memanfaatkannya dengan baik sehingga aktivitas belajar dan prestasi

belajar dapat meningkat.

b. Hendaknya siswa lebih aktif dalam melakukan praktek pengelasan sehingga

hasil belajar akan meningkat.

2. Bagi Guru

a. Dengan metode eksperimen terbimbing dapat membuat guru mendorong untuk

melakukan pengembangan tentang langkah-langkah dalam prosedur pengelasan.

b. Perlunya pembuatan langkah-langkah yang terencana dan sistematis dalam

metode eksperimen terbimbing yang dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa

dan hasil belajar siswa.

Page 73: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman

DAFTAR PUSTAKA

Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Asdi Mahasatya. Baharudin Esa Nur Wahyuni, 2007, Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta, AR-

R422 Media. Depdikbud,2008,Kurikulum Produktif.Jakarta:Depdikbud

Isjoni. Firdaus LN. 2007. Pembelajaran Terkini Perpaduan Indonesia-Melayu.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Jujun, S. Suriasumantri. 2003. Filsafat Ilmu. Sebuah Pengantar Populer. Jakarta:

Pustaka Sinar Harapan. Nana Sudjana. 2005. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya. Nana Syaodih Sukmadinata. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung:

Remaja Rosdakarya. Nasution .S. 2004. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nasution.S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara.

Ratna Wilis Dahar. 1989.Teori-teori Belajar.Bandung: Erlangga.

Saifuddin Azwar. 2001. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sardiman. A.M. 2005. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka

Cipta. Syaiful Sagala.2007. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfa Beta. Winkel W.S. 2007. Psikologi Pembelajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Page 74: FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ... Kelas dengan menggunakan 2 siklus. Sedangkan teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah pada hasil belajar menggunakan kriteria pedoman