FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS...

62
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2020 NAMA : NIM : KELOMPOK:

Transcript of FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS...

Page 1: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2020

NAMA : NIM : KELOMPOK:

Page 2: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 2

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER

Tim Penyusun :

Drh. Nurina Titisari, M. Sc. Drh. Herlina Pratiwi, M.Si

Drh. Aulia Firmawati, M.Vet.

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2020

Page 3: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 3

KATA PENGANTAR

Kegiatan praktikum Fisiologi Veteriner adalah suatu kegiatan akademik yang wajib

diikuti mahasiswa dan diharapkan dapat meningkatkan keterampilan serta pengetahuan

mahasiswa dalam matakuliah Fisiologi Veteriner. Praktikum Fisiologi Veteriner mengajarkan

mengenai pemeriksaan fungsi fisiologis tubuh.

Demi mendukung kelancaran kegiatan praktikum maka disusunlah panduan

praktikum yang wajib dimiliki oleh setiap mahasiswa. Panduan ini diharapkan mampu

memberi dasar yang mantap untuk memahami fungsi fisiologis tubuh. Mahasiswa diharapkan

aktif karena mata kuliah ini merupakan ilmu dasar bagi matak uliah selanjutnya. Kritik dan

saran kami harapkan guna menyempurnakan materi dalam buku ini.

Malang, 2020

Tim Penulis

Page 4: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 4

DAFTAR ISI

Hal

1. Kata Pengantar.......................................................................................................... 3

2. Daftar Isi..................................................................................................................... 4

3. Tujuan…………………………………..................................................................... 5

4. Jadwal Praktikum..................................................................................................... 6

5. Praktikum I : Pendahuluan.......................................................................................... 7

6. Praktikum II : Fisiologi Sel I…………....................................................................... 11

7. Praktikum III : Fisiologi Sel II…................................................................................ 16

8. Praktikum IV : Sistem Saraf…………………............................................................ 18

9. Praktikum V : Sistem Muskular ………………….…................................................ 24

10. Praktikum VI : Presentasi Kasus Neuromuskular……............................................... 30

11. Praktikum VII : Sistem Indra....................................................................................... 34

12. Praktikum VIII : Sistem Endokrin I………….…....................................................... 43

13. Praktikum IX : Sistem Endokrin II..………….…....................................................... 47

14. Praktikum X : Presentasi Kasus Endokrin……………............................................... 52

15. Praktikum XI : Fisiologi Cairan Tubuh………………............................................... 54

16. Praktikum XII : Metabolisme Basal….………………............................................... 57

Page 5: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 5

Tujuan Instruksional Umum :

Menuntun mahasiswa agar mengetahui secara nyata keadaan fisiologi hewan dalam

kehidupannya.

Tujuan Instruksional Khusus :

Mahasiswa dapat mengerti keadaan fisiologis dan perubahan yang terjadi sehubungan dengan

bidang ilmu tersebut pada hewan

Page 6: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 6

JADWAL PRAKTIKUM FISIOLOGI VETERINER

Jadual praktikum : Senin (A dan C) dan Rabu (B dan D)

Waktu : 07.30-16.20

Tempat : Laboratorium Fisiologi lantai 5 (kampus dieng)

Mgg ke Tgl Pokok Bahasan PIC

A B C D

1 27/1 - 30/1 2020 Praktikum I

Pendahuluan

NTS NTS NTS NTS

2 03/2 – 06/2 2020 Praktikum II Fisiologi Sel I

NTS NTS NTS NTS

3 10/2 – 13/2 2020 Praktikum III

Fisiologi Sel II

NTS NTS NTS NTS

4 17/2 – 20/2 2020 Praktikum IV Sistem Saraf

HPW HPW HPW HPW

5 24/2 – 27/2 2020 Praktikum V Sistem Muskular

HPW HPW HPW HPW

6 02/3 – 05/3 2020 Praktikum VI

Presentasi Kasus

Neuromuskular

HPW HPW HPW HPW

7 09/3 – 12/3 2020 Ujian Praktikum I

NTS NTS NTS NTS

8 30/3 – 02/4 2020 Praktikum VII

Sistem Indra

AUF AUF AUF AUF

9 06/4 – 09/4 2020 Praktikum VIII

Sistem Endokrin I

AUF AUF AUF AUF

10 13/4 – 16/4 2020 Praktikum IX

Sistem Endokrin II

AUF AUF AUF AUF

11 27/4 – 30/4 2020 Praktikum X

Presentasi Kasus

Endokrinologi

HPW HPW HPW HPW

12 04/5 – 07/5 2020 Praktikum XI

Fisiologi Cairan Tubuh

NTS NTS NTS NTS

13 11/5 – 14/5 2020 Praktikum XII

Metabolisme Basal

NTS NTS NTS NTS

14 18/5 – 21/5 2020 Ujian Akhir Praktikum NTS NTS NTS NTS

Tim Pengajar Mata Praktikum Fisiologi Veteriner :

1. Drh. Nurina Titisari, M.Sc (NT)*

2. Drh. Herlina Pratiwi (HP)

3. Drh. Aulia Firmawati, M.Sc (AUF)

Page 7: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 7

PRAKTIKUM I

PENDAHULUAN

Fisiologi adalah ilmu yang mempelajari aktivitas fungsional normal tubuh,

mempelajari sifat dan cara kerja berbagai unsur yang membangun tubuh hewan maupun

manusia sehingga merupakan suatu kesatuan kerja sistem. Dalam fisiologi dibahas sifat dan

cara kerja berbagai sistem dalam tubuh maupun sifat dan cara kerja antar sistem tersebut.

Dalam buku penunutun ini dicantumkan tujuan dan dasar teori untuk tiap topik praktikum.

Dengan mempelajari bagian ini sebelum praktikum, praktikan mempersiapkan dirinya

untuk suatu pengalaman praktis menguji coba konsep yang dijelaskan dalam tujuan dan dasar

teori tersebut. Sehingga diharapkan praktikan dapat menghayati praktikum tersebut secara

utuh.

Sebelum melakukan praktikum, praktikan diharapkan telah mengerti dasar teori

percobaan yang akan dilakukan, dengan demikian setiap tindakan/ perlakuan atau prosedur

yang diperlukan dalam praktikum diketahui maksudnya. Demikian pula, maksud

dicantumkannya tujuan praktikum ialah agar praktikan dapat mengukur dirinya sendiri,

apakah tujuan praktikum tersebut sudah dicapai, apakah ia telah berhasil mengungkapkan

sesuatu dari praktikum yang baru diselesaikan tadi, atau tidak.

Page 8: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 8

A. TATA TERTIB PRAKTIKUM

A.1 Tata tertib kehadiran

1. Praktikum wajib diikuti setiap mahasiswa yang mengambil mata kuliah Fisiologi

Veteriner I.

2. Praktikum dilakukan tepat waktu (sesuai dengan jadwal)

3. Kehadiran praktikum mutlak 100%.

4. Mahasiswa tidak boleh terlambat dan harus hadir di Ruang Laboratorium yang sesuai

dengan jadwal, minimal 10 menit sebelum praktikum dimulai.

5. Pada setiap kehadiran praktikum mahasiswa wajib mengisi presensi kehadiran dan

menandatanganinya di kolom yang disediakan serta menandatangani daftar hadir.

6. Tidak ada praktikum susulan kecuali apabila ada surat resmi dari bagian akademik

FKH UB

7. Bagi yang tidak hadir pada waktu praktikum yang telah ditentukan, maka yang

bersangkutan tidak mendapatkan nilai praktikum pada praktikum tersebut.

A.2 Tata tertib di dalam ruangan praktikum.

1. Selama kegiatan praktikum wajib memakai jas praktikum.

2. Setiap kali akan praktikum, kelompok praktikum menyerahkan tiket masuk yang

memuat tentang judul, pendahuluan, bahan dan alat serta metoda/prosedur kerja

sebagai tanda masuk untuk dapat mengikuti praktikum.

3. Setelah selesai praktikum, mahasiswa wajib membersihkan peralatan yang digunakan,

menyimpan alat-alat ke tempat semula.

4. Apabila terjadi kerusakan alat (pecah atau kerusakan lainnya ) maka wajib melaporkan

dan mengganti alat yang dirusakkan tersebut sebelum akhir semester berjalan.

5. Dilarang makan, minum dan menggunakan telepon genggam di dalam ruang

praktikum.

6. Dilarang meninggalkan ruang praktikum tanpa seijin dosen yang bertugas dan dilarang

melakukan kegiatan lain selama praktikum

7. Disarankan membawa sarung tangan, masker dan lap//serbet/tisu untuk keperluan

sendiri.

Page 9: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 9

A.3 Tata tertib penilaian dan laporan

1. Nilai pretest dibawah 60 tidak diperbolehkan mengikuti praktikum, kecuali dengan

persetujuan dosen koordinator praktikum

2. Selama pengamatan harus diawasi asisten/dosen dan dipertanggungjawabkan dengan

persetujuan asisten pada lembar laporan sementara.

3. Mahasiswa harus membuat laporan akhir yang berisi hasil pengamatan praktikum

sesuai materi yang telah ditentukan dan menjalani Ujian Akhir Praktikum.

4. Tidak ada pretest dan post test susulan, ujian akhir praktikum susulan bisa dilakukan

apabila ada surat resmi dari bagian akademik FKH UB

B. PERENCANAAN PENILAIAN

Penilaian didasarkan pada prestasi mahasiswa dalam mengerjakan aktivitas pembelajaran

yaitu:

a. Ujian Akhir Praktikum dengan bobot 50%

b. Pre test dan Post test dengan bobot 25 %

c. Laporan 15%

d. Aktivitas lab dengan bobot 10%

1. TEKNIK PENGGUNAAN MIKROSKOP

1. Ambil mikroskop dari tempat penyimpanan

2. Buka penutup mikroskop, cek kelengkapan mikroskop.

3. Buka gulungan kabel mikroskop dan hubungkan stacker ke sumber listrik.

4. Nyalakan mikroskop dengan menekan tombol “ON” atau tanda “I”, kemudian atur

pencahayaan, kembali lakukan pengecekan dengan cara mengamati dari lensa okuler, baik

kebersihan lapangan pandangan maupun cukup tidaknya pencahayaan serta berfungsi atau

tidaknya penggeser lensa maupun penggeser sampel.

5. Letakkan sampel (preparat pada objek glass) pada meja obyek dan jepit dengan penjepit,

usahakan daerah yang akan diperiksa tepat berada di bawah lensa objektif

6. Gunakan lensa objektif mulai dari pembesaran rendah (4x10) ke tinggi (100x10).

7. Untuk pembesaran 1000x (100x10), gunakan minyak emersi

Page 10: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 10

8. Geser penggeser meja objektif (makrometer) ke atas dan ke bawah, kombinasikan dengan

putaran fokus lensa (micrometer), untuk memfokuskan pandangan pada daerah yang akan

diperiksa

9. Gunakan penggeser samping dan atas bawah untuk mengamati lapangan pandang yang

lain.

10. Matikan lampu mikroskop bila dalam waktu ±15 menit, mikroskop tidak digunakan

11. Jangan sekali-kali memindahkan mikroskop saat lampu menyala “ON”

12. Pindahkan mikroskop dengan cara diangkat, jangan memindahkan dengan cara digeser.

13. Setelah pemakaian, matikan lampu mikroskop, kemudian cabut stacker dari sumber listrik

14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol terutama

pada pembesaran 1000x yang memakai minyak emersi

15. Gulung kabel dan kembalikan mikroskop ke tempat semula.

Tgl

Koreksi

Catatan untuk Revisi Tanda tangan

Dosen/Asisten

Nilai

Page 11: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 11

PRAKTIKUM II

FISIOLOGI SEL I

OSMOTIC FRAGILITY TEST

Tujuan : Mempelajari pengaruh berbagai macam kosentrasi larutan NaCl, larutan saponin

dan larutan ureum terhadap sel darah merah.

Dasar Teori :

Membran sel hewan eukariot bersifat semipermiabel dan merupakan struktur sel

yang memisahkan sitoplasma dengan lingkungan luarnya. Berperan sebagai pembatas

pergerakan bahan masuk dan ke luar sel, molekul hidropobik dapat melewatinya dengan

mudah, sedangkan molekul hidropilik lebih sulit. Dibentuk oleh: a. Dua lapisan lipid

(posfolipid) bagian kepala yang bersifat hidropilik mengarah ke cairan ekstrasel dan ke

sitoplasma, sedangkan kakinya yang hidropobik bertemu pada bagian dalam lapisan membran.

b. Protein yang tersusun seperti mosaik pada lapisan lipid (pada bagian dalam, luar dan

menembus dari luar ke dalam membran/trasmembran) yang berfungsi sebagai komponen

struktural membran, pompa dan saluran ion, carrier, reseptor dan enzim. c. Kolesterol (pada

hewan eukariot jumlah kolesterol ini menentukan permeabilitas membran terhadap air, makin

banyak kolesterol makin kurang permeabilitasnya terhadap air misal pada tubuli distal ginjal).

Air akan bergerak mengikuti gradien osmotik melewati membran sel. Bila sel eritrosit berada

pada medium yang lebih rendah tekanan osmotiknya, air akan masuk ke dalam sel. Membran

sel eritrosit akan pecah (hemolisis) saat penambahan volume cairan sel, melewati ambang

batas yang dapat ditahan membran sel, hemoglobin akan tersebar pada medium. Bila sel yang

mengalami hemolisis lebih banyak dari yang tidak mengalami hemolisis, campuran darah dan

medium akan bewarna merah cerah. Sebaliknya bila sel yang mengalami hemolisis lebih

sedikit dari yang tidak mengalami hemolisis, campuran darah dan medium bewarna merah

keruh. Bila sel darah merah berada pada mebium yang lebih tinggi tekanan osmotiknya, air

akan ke luar dari sel, sel akan mengkerut (krenasi). Medium yang berisi sel eritrosit yang

mengalami krenasi akan bewarna merah keruh. Bila sel berada pada medium yang

Page 12: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 12

mengandung bahan pelarut lemak, membran sel akan rusak, sel eritrosit juga akan mengalami

hemolisis.

I. ALAT DAN BAHAN

1. Larutan NaCl 0.9%, 0.65%, 0.45%, 0.25%, 0%, (aquadest)

2. 1% ureum dalam larutan NaCl 0.9%

3. 1% ureum dalam aquadest

4. 1% saponin dalam larutan NaCl 0.9%

5. 1% saponin dalam aquadest

6. Larutan NaCl 3%

7. Tabung reaksi 10 buah dalam rak

8. Pipet 5 ml 11 buah

9. Gelas objek 1 buah dengan 2 buah kaca penutup

10. Mikroskop

11. Kertas tissue/lap bersih dan halus

12. Darah yang tersedia (di tambah dengan antikoagulan)

II. CARA KERJA

1. Beri nomor 1-10 pada tabung reaksi yang digunakan

2. Isi tabung 1 : larutan NaCl 0.9% (larutan isotonis dengan darah sebagai kontrol)

3. Isi tabung 2 : larutan NaCl 0.65%

4. Isi tabung 3 : larutan NaCl 0.45%

5. Isi tabung 4 : larutan NaCl 0.25%

6. Isi tabung 5 : larutan NaCl 0% (aquadest)

7. Isi tabung 6 : 1% ureum dalam larutan NaCl 0.9%

8. Isi tabung 7 : 1% ureum dalam aquadest

9. Isi tabung 8 : 1% saponin dalam larutan NaCl 0.9%

10. Isi tabung 9 : 1% saponin dalam aquadest

11. Isi tabung 10 : larutan NaCl 3%

12. Masing-masing sebangyak 5 ml

Page 13: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 13

13. Tambahkan 3 tetes darah ke dalam setiap tabung dan homogenkan (dengan

menggoyangkan rak tabung reaksi)

14. Periksa warna dan kekeruhan larutan di dalam tabung

15. Warna merah cerah menunjukan adanya hemolisis.

Warna merah keruh belum tentu tidak terjadi perubahan-perubahan. Kemungkinan sebagian

sel eritrosit mengalami hemolisis atau perubahan lainnya. Untuk memastikannya perlu

dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis.

Cara pemeriksaan dengan mikroskop :

1. Pada gelas objek tempatkan di bagian kiri satu tetes larutan dari tabung 1 sebagai

kontrol (pembanding), dan pada bagian kanan satu tetes larutan dari tabung 2. tutup

masing-masing dengan gelas penutup.

2. Periksa di bawah mikroskop dengan lensa objektif. 10x dan okuler. 10x . perhatikan

dan bandingkan bentuk sel, besar dan banyaknya sel eritrosit dari sampel yang terletak

dibagian kanan gelas obyek, yang berasal dari tabung nomor 2. dengan kontrol

dibagian kiri gelas obyek.

3. Lakukan pemeriksaan yang sama untuk tabung-tabung lainnya, dengan menggunakan

tabung ke 1 sebagai kontrol.

4. Catatlah hasil pengamatan pada kolom-kolom yang tersedia.

5. Pada kolom pemeriksaan makroskopis, tuliskan + bila terlihat jelas adanya hemolisis

(warna merah cerah) dan tambahkan derajat hemolisis sempurna bila tidak ditemukan

eritrosit pada pemeriksaan mikroskopis dan tidak sempurna bila pada pemeriksaan

mikroskopis masih ditemukan sel eritrosit dan

6. Bila belum terlihat adanya hemolisis (warna merah keruh).

7. Pada kolom pemeriksaan mikroskopis: Untuk bentuk, tuliskan bulat licin, bulan berigi-

rigi, atau gambaran lainnya; untuk besar, bandingkan dengan kontrol (dari tabung

no.1 ), tuliskan = (sama dengan kontrol), > (lebih besar) dan < (lebih kecil); dan untuk

relatif banyaknya sel eritrosit dibandingkan dengan kontrol, tanda = (sama), > (lebih

banyak), dan < (lebih sedikit) dari kontrol.

Page 14: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 14

III. HASIL PENGAMATAN

Hal yang perlu dibahas :

Page 15: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 15

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Tgl

Koreksi

Catatan untuk Revisi Tanda tangan

Dosen/Asisten

Nilai

Page 16: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 16

PRAKTIKUM III

FISIOLOGI SEL II

Tujuan :

Mempelajari kelarutan Molekul/senyawa polar dan non polar

Dasar Teori

Molekul polar adalah molekul yang atom-atomnya berbagi elektron, dimana

masingmasing atom tidak sama kekuatannya dalam menarik pasangan elektron sehingga

terbentuk muatan negatif dan positif . Sedangkan molekul nonpolar adalah molekul dimana

atom-atomnya berbagi elektron secara berimbang.sehingga tidak terbentuk perbedaan muatan.

Molekul polar akan larut pada pelarut polar dan molekul nonpolar larut pada pelarut nonpolar.

I. ALAT DAN BAHAN

1. Tabung reaksi

2. Spatula

3. Pipet tetes

4. Minyak goreng

5. NaCl Kristal

6. AgNO3

II. CARA KERJA

1. Masukkan ke dalam tabung reaksi: air dan minyak goreng dengan perbandingan

1:1

2. Ke dalam tabung tersebut dimasukkan kristal NaCl seujung spatula, kemudian

tabung ditutup, lalu dikocok sampai kristal NaCl larut (menghilang)

3. Diamkan sampai fase air dan minyak goreng terpisah

4. Minyak dikeluarkan dengan pipet, lalu dimasukkan ke tabung reaksi lain

5. Tambahkan perak nitrat (AgNO3) pada tabung yang berisi fase air dan fase minyak

kemudian, perhatikan perubahaan yang terjadi

Page 17: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 17

Hal yang perlu dibahas :

1. Apa kesimpulannya?

2. Apa sifat dari NaCl?

3. Apa sifat dari air?

4. Apa sifat dari minyak?

5. Apa fungsi AgNO3?

Tgl

Koreksi

Catatan untuk Revisi Tanda tangan

Dosen/Asisten

Nilai

Page 18: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 18

PRAKTIKUM IV

SISTEM SYARAF

Tujuan :1. Macam- macam refleks yang dikendalikan oleh otak

2. Macam-macam refleks yang dikendalikan oleh medula spinalis

3. Mempelajari fungsi dari bagian-bagian susunan syaraf pusat

Dasar Teori :

Secara anatomi, susunan saraf otonom terdiri atas saraf praganglion, ganglion dan

pasca ganglion yang mempersarafi sel efektor. Serat eferen persarafan otonom terbagi atas

sistem persarafan simpatis dan parasimpatis. Sistem saraf simpatis disalurkan melalui serat

torakolumbal 1 sampai lumbal 3. Serat saraf eferennya kemudian berjalan ke ganglion

vertebral, pravertebral dan ganglia terminal. Sistem persarafan parasimpatis (segmen

kraniosakral susunan saraf otonom) disalurkan melalui beberapa saraf kranial yaitu N. III, N.

VII, N. IX, N. X dan serat saraf yang berasal dari sakral 3 dan 4.

Sistem persarafan simpatis secara fisiologis teraktivasi pada kondisi stress. Sistem

persarafan simpatis ditandai oleh detak jantung yang meningkat, pernafasan yang cepat,

peningkatan tekana darah, pupil miosis dan sebagainya. Sistem persarafan parasimpatis secara

fisiologis bersifat relaksasi. Sistem parasimpatis ditandai oleh detak jantung dan pernafasan

yang normal, tekanan darah yang normal, pupil midriasis.

Gerak refleks merupakan respon yang cepat dan tidak disadari terhadap perubahan

lingkungan interna maupun eksterna. Refleks dikendalikan oleh sistem saraf yaitu otak

(disebut refleks kranial) atau medula spinalis (disebut refleks spinal) lewat saraf motorik

kranial dan spinal. Saraf kranial dan saraf spinal dapat berupa saraf somatik yang

mengendalikan refleks otot kerangka atau saraf otonom yang mengendalikan refleks otot plos,

jantung dan kelenjar. Meskipun refleks spinal dapat terjadi tanpa keterlibatan otak, tetapi otak

seringkali memberikan pertimbangan dalam refleks spinal. Refleks adalah suatu respon organ

efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat otomatis atau tanpa sadar, terhadap suatu stimulus

tertentu. Respon tersebut melibatkan suatu rantai yang terdiri atas sekurang-kurangnya 2

Page 19: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 19

neuron, membentuk suatu busur refleks. Dua neutron aferen, sensoris, atau reseptor, dan

neuron eferen, motoris, atau efektor. Umumnya satu atau lebih neuron penghubung

(interneuron) terletak di antara neuron reseptor dan neuron efektor. Meskipun refleks dapat

melibatkan berbagai bagian otak dan sistem saraf otonom, refleks yang paling sederhana

adalah refleks spinal. Suatu refleks spinal yang khas adalah refleks rentang yang digambarkan

dengan refleks pemukulan ligamentum patela (suatu tendon), sehingga menyebabkan otot lutut

terentang.

Pada dasarnya semua sel memiliki sifat iritabilitas, artinya sel dapat menanggapi

(merespon) rangsangan yang sampai kepadanya. Sifat tersebut tampak masih sangat menonjol

pada sel otot dan sel saraf. Sel otot akan menunjukkan respon apabila padanya diberi

rangsangan lewat saraf atau langsung pada otot. Respon yang ditunjukkan oleh sel otot

umumnya berupa kontraksi otot, sedangkan respon yang pada sel saraf tidak dapat diamati,

sebab berupa proses pembentukan potensial aksi yang kemudian dirambatkan berupa impuls.

Adanya respon sel saraf hanya dapat diamati pada efektornya. Untuk mengetahui lebih lanjut

tentang sistem saraf, maka perlu dilakukan praktikum ini.

I. ALAT DAN BAHAN

1. Manusia (3 praktikan)

2. parfum, minyak wangi, minyak kayu putih

3. pensil, penggaris dan alat tulis lain

4. garputala

5. flashlight pen

II. CARA KERJA

Adapun yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

Praktik ini dikerjakan perkelompok, salah satu dari praktikan dipilih menjadi probandus

praktikan (OP) dan teman lain melakukan perlakuan kepada OP dan mencatat hasilnya.

apabila hasil yang didapatkan sama dengan yang tertera dibawah ini maka dikatakan normal

Page 20: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 20

III. HASIL PENGAMATAN

Keterangan probandus

1 Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

2 Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

3 Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

No

Saraf

Saraf Otak Perlakuan Hasil Normal

Hasil Pengamatan

1 2 3

1 Nervus

Olfactorius

Memberi 3 odoran kepada

praktikan, misal parfum,

minyak angin atau sesuatu

yang berbau khas (Mata

tertutup)

OP dapat mengenali bau

dari masing-masing sampel

yang diberikan

2 Nervus

Opticus

Menggerakkan sebuah

benda (alat tulis) ke arah

atas, bawah, kanan dan kiri

didepan mata OP

OP dapat mengikuti

kemana arah benda

digerakkan, maksimal 1800

3 Nervus

Oculomotor

ius

Memberikan cahaya

kepada mata OP sekilas

Pupil mata OP akan

mengecil (ukuran

diperkirakan karena tidak

Page 21: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 21

dapat dengan jelas

menghitung jarak pupil)

4 Nervus

Trochealis

Menggerakkan benda ke 8

sisi OP OP dapat mengikuti

gerakan benda tersebut ke

8 sisi (00, 45

0, 90

0, 135

0,

1800, 225

0, 270

0, 315

0)

5 Nervus

Trigeminus

OP membuka mulut,

kemudian mandibula OP

diketuk

Mulut OP masih sama

seperti saat sebelum

diketuk, apabila ada reaksi

berlebih maka dikatakan

tidak normal atau ada

gangguan

6 Nervus

Abducens

Cek nistagmus

(menggerakkan benda

secara cepat dan lambat

didepan OP)

OP dapat melihat benda

baik dalam keadaan cepat

maupun lambat

7 Nervus

Facialis

OP menutup mata,

praktikan lain mencoba

membuka mata OP

OP tetap menutup mata

dan tidak membuka, jika

mudah ada gangguan

OP tersenyum dilihat

apakah semitris atau tidak

Senyum OP simetris,

artinya baik sisi kanan

maupun sisi kiri mulut OP

sama sudutnya

8 Nervus

Vestibuloco

chlearis

Garpu tala diketuk di

bagian lunak, misalkan

tangan. kemudian

didengarkan oleh OP

OP dapat mendengar

dengan baik dan selaras

(pada saat garputala masih

bergetar dan masih

terdengar, ketika berhenti

bergetar, hilang juga suara

Page 22: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 22

getarannya)

9 Nervus

Glossophary

ngeus

OP mengucapkan kata ”ah” Ketika mengucapkan kata

”ah”, ovula terlihat lurus

10 Nervus

Vagus

11 Nervus

Accesorius

OP mengangkat bahunya

sekencang mungkin, dan

praktikan lainnya menekan

bahu OP sekuat mungkin

OP tetap mempertahankan

posisinya, dan tidak mudah

turun dengan yang

diberikan dari praktikan

lain

12 Nervus

Hypoglossu

s

OP melipat lidah OP Dapat melipat lidahnya,

membentuk U atau

bergelombang

Hal yang perlu dibahas :

1. Gambarkan histologi sel saraf !

2. Sebutkan perbedaan saraf pusat dan saraf tepi!

3. Sebutkan perbedaan saraf simpatis dan parasimpatis !

4. Sebutkan fungsi ke 12 nervus yang terdapat pada saraf otak (kranial) beserta lokasi intinya

Page 23: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 23

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Tgl

Koreksi

Catatan untuk Revisi Tanda tangan

Dosen/Asisten

Nilai

Page 24: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 24

PRAKTIKUM V

SISTEM MUSKULAR

A. RANGSANGAN TERHADAP SEDIAAN OTOT SARAF

Tujuan :

1. Mempelajari cara mematikan katak dan membuat sediaan otot saraf.

2. Mengenal jenis dan kerja beberapa alat perangsang.

3. Mengenal berbagai macam rangsangan terhadap sediaan otot saraf.

Dasar Teori :

1. Impuls Saraf dan Kontraksi Otot

Impuls pada saraf merambat dari dendrit sampai ujung akson. Setiap rangsangan yang

kekuatannya mencapai harga ambang akan menimbulkan potensial aksi yang akan merambat

sepanjang akson dan ini disebut impuls saraf. Pada ujung akson, pada motor-end-plate, impuls

saraf ini menyebabkan sekresi asetilkolin yang ditangkap oleh reseptor, yang terletak pada serabut

otot. Reaksi asetikolin-reseptor ini menimbulkan potensial aksi pada serabut otot yang akan

menjalar berupa impuls otot melalui tubulus T yang nantinya akan sampai pada sisterne retikulum

sarkoplasma, dan menstimulasi pengeluaran Ca++. Peningkatan kadar Ion Ca ++ bebas intra sel

yang berasal dari retikulum sarkoplasma ini diperlukan untuk berlangsungnya kontraksi otot

rangka, demikian pula energi dari ATP yang dihidrolisa oleh ATP-ase. Setelah kontraksi selesai

ion kalsium harus dipompa kembali ke dalam sisterne secara aktif yang juga memerlukan energi

dari ATP.

2. Mekanisme Kerja Alat Perangsang

Pinset Galvanis.

Kaki-kaki pinset Galvanis terdiri dari tembaga (Cu) dan seng (Zn). Menurut deret volt antar

keduanya terdapat perbedaan potensial, yang bila dihubungkan melalui sesuatu larutan elektrolit

akan terjadi arus listrik. Cu merupakan kutub positif dan Zn kutub negatif.

Page 25: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 25

I. ALAT DAN BAHAN :

1. Hewan coba : Dua ekor katak kodok sawah (Fejervarya canrivora)

2. Sonde (jarum penusuk) otak katak

3. Papan katak

4. Beberapa buah jarum pentul

5. Dissecting set dan gunting

6. Larutan garam faali :NaCl 0,65% atau larutan Ringer

7. Gelas arloji atau gelas petri

8. Pinset Galvanis

9. Stimulator elektronik lengkap dengan kabel-kabelnya.

10. Kristal garam dapur atau gliserin

11. Cuka glasial

12. Gelas pengaduk

13. Korek api

II. CARA KERJA :

A. Mematikan katak untuk keperluan percobaan

1. Pegang katak seperti pada gambar 16, yaitu pegang kepala katak dengan menempatkan

kepala katak tersebut antara telunjuk dan jari tengah, fiksir katak dengan ketiga jari

lainnya. Bengkokkan kepalanya.

2. Tusuk otak katak dengan sonde yang tajam pada foramen oksipitalenya (pada sudut

medial antara garis tulang kepala dengan garis tulang punggung)

3. Masukan sonde ke ruang tengkorak, putar kekiri dan kekanan ke atas dan ke bawah.

4. Lihat mata hewan percobaan, bila setengah menutup dan tidak ada reaksi lagi terhadap

sentuhan, perusakkan dihentikan.

5. Sekarang rusaklah sumsum punggungnya dengan menusukkan sonde ke arah belakang

ke dalam kanalis vetebralis.

Page 26: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 26

6. Yakinkan bahwa sonde masuk kedalam rongga sumsum tulang punggung tersebut.

Tusukkan sejauh mungkin. Perhatikan kaki katak yang meronta-ronta sewaktu sonde

ditusukan sebagai tanda medula spinalis tertusuk.

7. Lepaskan sonde, kaki-kaki katak menjadi lemas.

Cara memegang katak VE = M. Vasus externus

B = M. Biceps, SM = M. Semimembranosus

GM = M. Gastrocnemius, TA = Tendo Achilles.

B. Membuat sediaan otot saraf (atau disebut juga preparat saraf otot)

1. Letakan katak yang telah dimatikan pada 1, di atas papan katak.

2. Buka kulit dan otot perut.

3. Singkirkan jeroan.

4. Perhatikan keluarnya n. ischiadicus dari susum tulang belakang.

5. Lihatlah masing-masing n. ischiadicus.

6. Potong n. ischiadicus pada bagian cranial.

7. Balikan badan katak.

8. Angkat tulang ekor tinggi-tinggi, potonglah ke arah cranial sejauh mungkin.

9. Telusuri n. ischiadicus ke atas sambil menggunting otot-otot disebelah atasnya.

Page 27: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 27

10. Sayat fasia antara m. Biceps femoris dengan m. Semimembranosus, tampaklah n.

ischiadicus dan a. Femoralis setelah kedua otot tadi dikuakkan.

11. Potong paha di atas seperempat bagian bawah (n. Ischiadicus jangan terpotong)

12. Lepaskan m. gastrocnemius dari tulangnya (buang tulangnya).

13. Potong tendo achilles maka akan didapatkan preparat otot saraf yang terdiri dari :

a. Sepertiga bagian bawah paha

b. n. ischiadicus

c. m. gastrocnemius

C. Berbagai macam rangsangan pada sediaan otot saraf

1. Rangsangan mekanis

a. Pijitlah pangkal n. ischiadicus dengan batang korek api atau gelas pengaduk.

2. Rangsangan Galvanis.

a. Tempelkan kaki-kaki pinset Galvanis pada saraf. Saraf harus dalam keadaan

basah oleh larutan garam faali.

b. Coba tempelkan satu kaki pinset pada saraf, kaki satunya pada medium garam

faali.

c. Sekarang tempelkan kaki-kaki pinset pada mediumnya saja sementara saraf

berada pada diantaranya.

d. Perhatikan pada saat satu kaki diangkat dari medium dan pada saat ditempelkan

pada medium. Adakah pada keduanya itu kontraksi otot?

3. Rangsangan osmotis.

a. Dengan kertas atau gelas pengaduk tempelkan sejumlah kecil serbuk garam

dapur pada pangkal saraf.

b. Tunggu beberapa menit, perhatikan sifat kontraksi.

c. Kalau tak ada garam dapur pakailah gliserin.

4. Rangsangan kimiawi.

a. Celupkan sepotong kertas atau kapas ke dalam cuka glasial dan tempelkan pada

pangkal saraf.

5. Rangsangan panas.

Page 28: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 28

a. Nyalakan sebatang korek api, padamkan lalu segera tempelkan pada pangkal

saraf.

b. Atau rendamlah gelas pengaduk dalam air mendidih. Hati-hati angkat dan

tempelkan pada pangkal saraf.

6. Rangsangan Faradis.

a. Rangsanglah saraf dengan rangsangan tunggal dengan elektroda dari suatu

stimulator. Atur kekuatan rangsangannya.(voltasenya).

Hal yang perlu dibahas :

1. Rangsangan mekanis

Bagaimana sifat kontraksi otot ? Beri penjelasannya !

2. Rangsangan Galvanis.

Bagaimana sifat kontraksi otot pada rangsangan tutup ? Beri penjelasannya !

Bagaimana sifat kontraksi otot pada rangsangan buka ? Beri penjelasannya !

3. Rangsangan osmotis.

Bagaimana sifat kontraksi otot ? Beri penjelasannya !

4. Rangsangan kimia

Bagaimana sifat kontraksi otot ? Beri penjelasannya !

5. Rangsangan panas

Bagaimana sifat kontraksi otot ? Beri penjelasannya !

6. Rangsangan Faradis

Bagaimana sifat kontraksi otot ? Beri penjelasannya !

Page 29: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 29

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Tgl Koreksi Catatan untuk Revisi Tanda tangan

Dosen/Asisten

Nilai

Page 30: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 30

PRAKTIKUM VI

PRESENTASI KASUS NEUROMUSKULAR

Tujuan:

1. Menambah pengetahuan mahasiswa terkait kasus pada neuromuscular yang diberikan

2. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam memahami dan mempresentasikan

hasilnya dalam bentuk power point

3. Meningkatkan kemampuan manajerial mahasiswa dalam mengerjakan tugas secara

berkelompok

I. ALAT :

a. Laptop

b. Proyektor

CARA KERJA:

1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 4-5 orang mahasiswa

2. Setiap kelompok mahasiswa mengerjakan tugas kasus yang diberikan oleh dosen

pengampu mata kuliah fisiologi dasar

3. Buatlah powerpoint sebagai materi diskusi

4. Tulis dalam bentuk ringkasan dari presentasi semua kelompok di buku praktikum

sebagai laporan sementara

5. Laporan akhir wajib membuat suatu makalah dengan melampirkan sumber jurnal

beserta powerpoint

Page 31: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 31

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Page 32: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 32

Page 33: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 33

Tgl Koreksi Catatan untuk Revisi Tanda tangan

Dosen/Asisten

Nilai

Page 34: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 34

PRAKTIKUM VII

SISTEM INDERA

Tujuan :

1. Praktikum Indera Pengecap

a. Menentukan kecermatan pengecapan praktikum pada penggunaan beberapa

bahan.

b. Menentukan daerah penyebaran reseptor dari keempat sensasi kecap primer,

berdasarkan kepekaan tertinggi terhadap bahan yang bersangkutan.

c. Menentukan daerah penyebaran reseptor kecap selain sensasi primer

2. Praktikum Pembau

Mengetahui pentingnya pengaruh rangsangan bau terhadap kepekaan seseorang

3. Praktikum Indera Pembau dan Pengecap

Mengetahui pentingnya pengaruh bau terhadap kesan pengecapan.

4. Praktikum Pengaruh Dingin Terhadap Rasa Sakit

Mengetahui adanya pengaruh dingin terhadap rasa sakit atau nyeri

5. Kepekaan Sentuhan

a. Mengetahui letak kepekaan terhadap sentuhan dari bagian kulit.

b. Melatih kepekaan terhadap sentuhan.

Page 35: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 35

I. Prosedur Kerja

1. Pengecap

A. Alat dan Bahan

a. Alat : Cotton bud, cawan petri, gelas kimia, sapu tangan, peta rasa, tissu

atau kapas.

b. Bahan: Larutan NaCl (asin), larutan asam jawa (asam), larutan gula

(manis), larutan kopi tanpa gula (pahit), larutan cabe/merica (pedas),

larutan masako/royko (gurih) dan air putih.

B. Langkah Kerja

a. Sebelum percobaan dimulai, membersihkan dulu gusi dan lidah dari sisa-

sisa makanan dengan berkumur. Kemudian membersihkan lidah dengan

tissue/kapas agar tidak basah oleh air ludah.

b. Menuangkan cairan pada cawan Petri, agar tidak mengetahui larutan apa

yang dipergunakan.

c. Menutup mata praktikan agar tidak mengetahui larutan apa yang

digunakan.

d. Menyentuhkan cotton bud pada tempat-tempat pusat pengecap dan

praktikan diminta untuk mengatakan rasa apa yang dirasakan setiap kali

sentuhan dan pada tempat mana yang paling terasa macam larutan yang

disentuhkan.

e. Mengulangi percobaan ini dengan cotton bud yang lain sesuai larutannya.

Menanyakan : Apakah pada daerah yang disentuh dirasakan rasa larutan

tertentu (sesuai/tidak dengan macam larutan yang dicobakan).

f. Bila jawaban praktikan sesuai dengan larutan yang dicobakan, maka pada

gambar lidah diberi tanda + dan bila tidak sesuai diberi tanda -.

g. Mengulangi percobaan ini pada orang lain dengan cotton bud yang

berbeda. Kemudian membandingkan hasilnya.

h. Setiap penggantian larutan praktikan harus berkumur terlebih dahulu.

Page 36: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 36

2. Pembau

A. Alat dan Bahan

1. Alat: Spuit/Syringe 2,5 ml, sapu tangan dan kapas.

2. Bahan: Minyak menthol, minyak angin, parfum, dan minyak cengkih.

B. Langkah Kerja

1. Praktikan tidak boleh flu/ pilek

2. Menutup mata yang bersangkutan (praktikan)

3. Mengambil parfum dengan jarum syringe secukupnya, kemudian

melepaskan jarum dan membiarkan syringe dalam kondisi posisi terbalik

(lubang jarum menghadap ke atas).

4. Menyisipkan ujung penutup pada bagian belakang dalam hidung melalui

lubang hidung satu sisi, sedangkan satu sisi lain lubang hidung ditutup

dengan kapas agar yang membau hanya satu sisi saja. Kemudian praktikan

membau atau menghirup. Tanyakan bau apa yang dibaunya. Lalu mencatat

hasilnya.

5. Setelah itu, posisi syringe diarahkan ke atas, dan praktikan disuruh

menghirup lagi. Menanyakan bau apa yng dibaunya dan mana yang lebih

bau pada posisi pertama atau posisi kedua, lalu membandingkannya.

Kemudian mencatat hasilnya.

6. Mengulangi percobaan tersebut dengan bahan yang lain.

7. Menutup lubang hidung yang satu dengn kapas dan yang satu tetap terbuka.

8. Menuang bahan pada spuit secukupnya

3. Hubungan Pembau dan Pengecap

A. Alat dan Bahan

1. Alat: Tusuk gigi, pisau, kapas/tissue, sapu tangan

2. Bahan: Bengkoang, kentang, apel, air putih

B. Langkah Kerja

1. Menutup mata praktikan dan hidungnya ditutup dengan sapu tangan,

2. Lidah dibersihkan dengan kapas/tissue

Page 37: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 37

3. Meletakkan sekerat bahan, secara bergantian. Menanyakan apa yang

dirasakan setiap kali bahan diletakkan di lidah dan tanyakan juga apakah ia

dapat membau atau mengecap.

4. Mengulangi percobaan, akan tetapi hidung terbuka

5. Mengulangi percobaan dua kali pada praktikan yang sama dan mengulangi

percobaan untuk praktikan yang lain lalu bandingkan.

4. Pengaruh Dingin Terhadap Rasa Sakit

A. Alat dan Bahan

1. Alat: jam/stopwatch dan tissue

2. Bahan: es batu

B. Langkah Kerja

1. Praktikan duduk dan telapak tangannya mendatar di atas meja.

2. Mencubit telapat tangannya dengan intensitas sedang hingga dia mulai

sakit dan meneruskan hingga dia tidak merasakan sakit/nyeri

3. Mengulangi cubitan pada tempat yang tadi setelah membiarkan praktikan

beberapa saat

4. Mengusap es dengan gerakan memutar sekitar daerah itu dan

mengeringkan dengan tissue

5. Mencatat waktu begitu ia tidak merasakan sakit

6. Mengusap es tetapi pada daerah terdekat dengan area cubitan tadi

7. Melakukan pada telapak tangan yang lain

8. Melakukan pada praktikan yang lain dan bandingkan.

5. Kepekaan Sentuhan

A. Alat dan Bahan

1. Sapu tangan

2. Spidol

3. Penggaris

4. Jangka

Page 38: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 38

B. Langkah Kerja

1. Praktikan ditutup matanya dan salah satu lengannya diletakkan di atas meja

2. Kaki jangka diletakkan pada jarak 3 cm dan disentuhkan dengan tekanan

ringan kedua kaki jangka tadi secara bersama-sama pada bagian ventral

lengan bawah praktikan. Jika dia merasakan dua titik maka kedua kaki

jangka diperkecil, sebaliknya bila praktikan merasakan satu titik maka

jarak ke dua kaki diperbesar.

3. Dilakukan sedikit demi sedikit sampai memperoleh jarak yang terpendek

yang masih dirasakan dua titik oleh praktikan.

4. Data yang diperoleh dicatat

5. Diulangi pada praktikan lain

6. Mengulangi kegiatan diatas pada lengan bawah bagian dorsal, telapak

tangan bagian ventral dan dorsal, ujung jari tangan kiri dan tangan kanan,

dahi, pipi, tengkuk, dan bibir.

Hal yang perlu dibahas :

1. Apakah hasil nya sama antara kelompok praktikan ?

2. Mengapa terjadi perbedaan hasil praktikum ?

Page 39: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 39

LEMBAR KERJA MAHASISWA

1. Pengecap

1 Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

2 Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

3 Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Bagian lidah

Depan Tepi kanan-

kiri Depan

Tepi kanan-

kiri Belakang Tengah Pangkal

Nama

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

Rasa Hasil (+) terasa (-) tidak terasa

Pedas

Gurih

Manis

Asam

Pahit

Asin

Page 40: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 40

2. Pembau

Ket . (+) tercium samar, (++) tercium sedang, (+++)tercium kuat, (-) tidak tercium

3. Hubungan Pembau dan Pengecap

Nama

Praktikan

Sekerat bahan

Apel Bengkuang Kentang

Hidung

di

buka

Hidung

di

tutup

Hidung

di

buka

Hidung

di

tutup

Hidung

di buka

Hidung

di tutup

Mengecap

Membau

Rasa

Mengecap

Membau

Rasa

Mengecap

Membau

Rasa

Keterangan : = bisa mengecap, -- =tidak berbau, (+++)= Manis, (++)=kurang manis,

(+)= Sangat kurang manis

No. Nama Bahan Lubang jarum

dibawah

Lubang jarum

diatas Telapak tangan

1

2

3

Page 41: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 41

4. Pengaruh Dingin Terhadap Rasa Sakit

Nama Praktikan Sebelum dikasih es (waktu) Sesudah dikasih es (waktu)

sakit Biasa sakit Biasa

3. Kepekaan Sentuhan

Nama praktikan Lengan

bawah

Lengan

bawah

dorsal

Telapak

tangan

ventral

Telapak

tangan

dorsal

Ujung

jari

tangan

kiri

Ujung

jari

tangan

kanan

dahi pipi teng

kuk bibir

(Satuan dalam mm)

Page 42: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 42

Tgl

Koreksi

Catatan untuk Revisi Tanda tangan

Dosen/Asisten

Nilai

Page 43: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 43

PRAKTIKUM VIII

SISTEM ENDOKRIN I

Tujuan :

1. Menjelaskan peranan sistem endokrin dalam menjaga homeostatis tubuh

2. Menjelaskan mekanisme kerja hormon insulin terhadap kadar gula darah

Dasar Teori :

Di dalam tubuh kita terdapat dua sistem yang bertanggung jawab terhadap pengaturan

lingkungan internal. Penghantaran informasi yang cepat dan terarah diatur oleh sistem saraf,

sedangkan pengaturan fungsi sel secara global dan berlangsung lama merupakan tanggung

jawab sistem endokrin. Sistem ini berkerja melalui penghantaran informasi secara kimiawi

dengan perantaraan hormon.

Hormon insulin merupakan hormon yang tersusun dari rangkaian asam amno yang

dihasilkan oleh sel beta kelenjar pancreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangasangan pada

sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan ke dalam darah sesuai kebutuhan tubuh

untuk keperluan regulasi glukosa darah. Secara fisiologis regulasi glukosa darah yang baik

diatur bersama dengan hormon glukagon yang disekresikan oleh sel alfa kelenjar pancreas.

Insulin mempunyai fungsi penting pada berbagai proses metabolisme dalam tubuh terutama

metrabolisme karbohidrat. Hormon ini sangat penting perannya dalam proses utilisasi glukosa

oleh hampir seluruh jaringan tubuh terutama otot, lemak dan hepar.

Gangguan metabolisme glukoasa yang terjadi diawali dengan kelainan pada dinamika

sekresi insulin berupa gangguan fase sekresi insulin yang tidak sesuai kebutuhan (inadekuat).

Defisiensi insulin ini secara langsung menimbulkan dampak buruk terhadap homeostasis

glukosa darah. Yang pertama terjadi adalah hiperglikemia akut pascaprandial (HAP) yaitu

peningkatan kadar glukosa darah segera (10-30 menit) setelah beban glukosa (makan minum).

Page 44: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 44

I. ALAT DAN BAHAN :

Hewan coba : ikan mas kecil

Stopwatch

Insulin 40 IU/mL

Gelas piala 500 mL

Glukosa

Alat suntik 1 mL

Aquades

II. CARA KERJA :

1. Tempatkan seekor ikan mas kecil pada gelas piala yang berisi 200 mL air yang ditetesi 20

tetes insulin

2. Amati baik-baik saat insulin dan air berdifusi melalui membran insang menuju ke aliran

darah

3. Hasil dari peningkatan kadar insulin dalam darah adalah penurunan kadar gula darah

menjadi dibawah normal. Akibatnya ikan akan mengalami iritabilitas (pusing), konvulsi

(kejang) dan koma

4. Saat gelaja-gejala diatas terjadi, pindahkan ikan ke gelas piala yang berisi 200 mL air dan ½

sendok teh glukosa

5. Saat glukosa berdifusi melalui membran insang menuju aliran darah, kadar gula darah

meningkat dan ikan akan kembali normal

Hal yang perlu dibahas :

Bagaiman cara kerja insulin berdifusi masuk ke dalam aliran darah ikan?

Kenapa bisa terjadi iritasbilitas, konvulsi dan koma pada ikan?

Apa itu resistensi insulin?

Mekanisme kerja insulin dan glucagon

Page 45: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 45

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Gerakan ikan mas Waktu dan Hasil Pengamatan

Saat di dalam air

Saat di dalam air

yang ditambahi

insulin

Saat di dalam air dan

glukosa

Page 46: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 46

Tgl Koreksi Catatan untuk Revisi Tanda tangan

Dosen/Asisten

Nilai

Page 47: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 47

PRAKTIKUM IX

SISTEM ENDOKRIN II

Tujuan :

1. Melihat pengaruh glukokortikoid terhadap pertumbuhan (berat badan) puyuh

2. Melihat pengaruh glukokortikoid terhadap konsumsi pakan

3. Melihat pengaruh glukokortikoid terhadap kadar glukosa darah

4. Melihat pengaruh glukokortikoid terhadap rasio heterofil dan limfosit

Dasar Teori :

Glukokortikoid merupakan kelompok hormon steroid yang disekresikan dari korteks

adrenal dan memiliki peranan vital untuk mempertahankan tubuh dalam kondisi stress. Dalam

kondisi stress, glukokortikoid akan dilepaskan ke aliran darah untuk meningkatkan

metabolisme energi, dengan cara meningkatkan glukoneogenesis, lipolisis, dan glikogenesis di

otot, hati, dan jaringan adiposa. Hal ini mengakibatkan jumlah glukosa, asam amino dan asam

lemak di aliran darah meningkat. Glukokortikoid juga akan mempengaruhi gambaran

hematologi dengan menurunkan jumlah leukosit (leukopenia) dan meningkatkan jumlah

heterofil (heterofilia) dan menurunkan jumlah limfosit (limfopenia). Hal ini mengakibatkan

rasio heterofil dan limfosit (HLR) sering dijadikan parameter untuk melihat stress).

Glukokortikoid juga meredakan proses peradangan (anti inflamasi dan imunosupresi) sehingga

sering diberikan pada kejadian infeksi. Derivat glukokortikoid yang sering diresepkan adalah

deksametason, betametason, kortikosteron dll.

I. ALAT DAN BAHAN :

1. Hewan coba : Burung puyuh

2. Glukometer dan strip

3. Syringe 1 cc

4. Gelas Objek

5. Timbangan

6. Metanol dan Giemsa

Page 48: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 48

II. CARA KERJA :

1. Pembagian kelompok perlakuan berdasarkan dosis deksametason dan suhu kandang.

Setiap kelompok mendapatkan 1 ekor puyuh dan diberi nomor dengan kalung.

Kandang untuk kelompok pagi dan siang dibedakan berdasarkan suhu.

Kelas Kelompok Kode Suhu kandang Dosis

Deksametason

Pagi

1 PA1 25 - 26℃(kontrol)

2 PA2 28 - 29℃

3 PA3 31 - 32℃

4 PA4 34 - 35℃

5 PA5 28 - 29℃

Pagi

1 PB1

25-26℃(kontrol)

0 mg/kg BB

2 PB2 2 mg/kg BB

3 PB3 4 mg/kg BB

4 PB4 8 mg/kg BB

5 PB5 2 mg/kg BB

Pagi

1 PC1 25 - 26℃(kontrol)

2 PC2 28 - 29℃

3 PC3 31 - 32℃

4 PC4 34 - 35℃

5 PC5 31-32℃

Siang

1 SA1

25-26℃(kontrol)

0 mg/kg BB

2 SA2 2 mg/kg BB

3 SA3 4 mg/kg BB

4 SA4 8 mg/kg BB

5 SA5 2 mg/kg BB

Siang

1 SB1 25 - 26℃(kontrol)

2 SB2 28 - 29℃

3 SB3 31 - 32℃

4 SB4 34 - 35℃

5 SB5 34 - 35℃

Siang

1 SC1

25-26℃(kontrol)

0 mg/kg BB

2 SC2 2 mg/kg BB

3 SC3 4 mg/kg BB

4 SC4 8 mg/kg BB

5 SC5 2 mg/kg BB

6 SC6 16 mg/kg BB

Page 49: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 49

2. Setiap ekor puyuh ditimbang

3. Dilakukan pengambilan darah sebelum perlakuan dari vena jugularis, kemudian

dibuat preparat ulas darah, dan pengukuran kadar glukosa dengan glukometer

4. Dilakukan penghitungan jumlah leukosit dan diferensial leukosit

5. Setiap puyuh ditimbang

6. Setiap puyuh diberikan deksametason secara per oral sesuai dosis (lihat tabel),

deksametason diencerkan dengan air/aquades, pemberian deksametason dilakukan

selama 7 hari.

7. Setiap hari dilakukan penimbangan berat badan dan penimbangan jumlah pakan dan

sisa pakan (feed intake). Air minum diberikan ad libitum

8. Pada hari ke-7 dilakukan pengambilan darah dari vena jugularis, kemudian dibuat

preparat ulas darah, dan pengukuran kadar glukosa darah dengan glucometer

Page 50: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 50

Tabel Kerja

Kelompok :

Dosis Deksametason :

Suhu Kandang :

Page 51: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 51

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Tgl Koreksi Catatan untuk Revisi Tanda tangan

Dosen/Asisten

Nilai

Page 52: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 52

PRAKTIKUM X

PRESENTASI KASUS ENDOKRIN

Tujuan:

1. Menambah pengetahuan mahasiswa terkait kasus pada endokrin yang diberikan

2. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam memahami dan mempresentasikan

hasilnya dalam bentuk power point

3. Meningkatkan kemampuan manajerial mahasiswa dalam mengerjakan tugas secara

berkelompok

ALAT :

1. Laptop

2. Proyektor

CARA KERJA:

1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 4-5 orang mahasiswa

2. Setiap kelompok mahasiswa mengerjakan tugas kasus yang diberikan oleh dosen

pengampu mata kuliah fisiologi dasar

3. Buatlah powerpoint sebagai materi diskusi

4. Tulis dalam bentuk ringkasan dari presentasi semua kelompok di buku praktikum

sebagai laporan sementara

5. Laporan akhir wajib membuat suatu makalah dengan melampirkan sumber jurnal

beserta powerpoint

Page 53: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 53

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Tgl Koreksi Catatan untuk Revisi Tanda tangan

Dosen/Asisten

Nilai

Page 54: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 54

PRAKTIKUM XI

FISIOLOGI CAIRAN TUBUH

Perhitungan IMT (Indeks Massa Tubuh)

Tujuan :

1. Mahasiswa dapat mengukur tinggi badan dan berat badan yang valid dan realiabel

2. Mahasiswa dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran

tinggi badan dan berat badan

3. Mahasiswa dapat menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh)

4. Mahasiswa dapat menghitung kebutuhan cairan tubuh perhari pada keadaan normal

Dasar Teori

Cairan tubuh merupakan faktor penting dalam berbagai proses fisiologis didalam tubuh.

Dapat dikatakan, kemampuan kita untuk bertahan hidup sangat tergantung dari cairan yang

terdapat dalam tubuh kita. Oleh karena itu, terdapat berbagai mekanisme yang berfungsi untuk

mengatur volume dan komposisi cairan tubuh agar tetap dalam keadaan seimbang atau disebut

juga dalam keadaan homeostasis. Sistem kardiovaskuler berfungsi untuk mensuplai berbagai

bahan yang penting melalui darah keseluruh jaringan. Sistem-sistem lainya seperti ginjal,

paru-paru dan hati berfungsi untuk menjaga jumlah dan komposisi caiaran tubuh agar selalu

dalam keadaan seimbang. Apabila terjadi ketidakseimbangan antara cairan yang ada dalam

tubuh dan cairan yang dibutuhkan oleh tubuh, maka akan terjadi ketidak seimbangan atau

terjadi gangguan pada berbagai system yang berhubungan dengan kebutuhan cairan tersebut.

Kelainan tersebut dapat berupa kelebihan caiaran maupun kekurangan cairan.

Indeks massa tubuh (IMT) merupakan nilai yang diambil dari perhitungan hasil bagi antara

berat badan (BB) dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan (TB) dalam meter. IMT

dipercayai dapat menjadi indikator atau menggambarkan kadar adipositas dalam tubuh

seseorang. IMT merupakan alternatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh secara luas

untuk menentukan status gizi seseorang.

Page 55: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 55

I. ALAT DAN BAHAN :

1. Antropometris set

2. Timbangan

II. BAHAN

1. Probandus : Manusia

CARA KERJA :

1. Dipersiapkan 2 alat pengukur tinggi badan (satu pada timbangan dan satu yang

dilengketkan di dinding yang biasa digunakan di tempat praktek). Begitu pula

timbangan ada 2 alat timbangan.

2. Dibagi 2 kelompok agar tidak saling mengganggu, dan membagi tugas agar ada yang

memeriksa dan yang menjadi orang coba; dan kemudian bertukar peran. (5 menit)

3. Praktikan melakukan pengukuran secara bergantian (20 menit)

4. Dilakukan diskusi tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran,

menghitung IMT dan mengklasifikasikannya serta menghitung kebutuhan cairan

perhari.

Hal yang perlu dibahas :

Jelaskan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran!

Hitunglah IMT yang didapatkan?

Hitung kebutuhan cairan perhari bagi probandus !

Page 56: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 56

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Tgl Koreksi Catatan untuk Revisi Tanda tangan

Dosen/Asisten

Nilai

Page 57: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 57

PRAKTIKUM XII

METABOLISME BASAL

Tujuan :

1. Menghitung dan menyimpulkan besar metabolisme ”basal” dan metabolisme kerja

orang/hewan coba.

2. Mempelajari pengaruh faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi metabolisme basal

Dasar Teori

Pengertian metabolisme adalah setiap proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh

makhluk hidup. Proses tersebut meliputi proses pembentukkan dan penggunaan energi, karena

itu tingkat metabolisme tiap individu ditentukan oleh tingkat aktivitas tiap individu

berdasarkan atas besarnya energi yang digunakan dengan melihat dari besarnya panas yang

dilepaskan oleh tubuh atau besarnya pemakaian oksigen. Derajat metabolisme seseorang

sangat bergantung dengan aktifitas atau kerja dari individu yang bersangkutan. Karena

aktifitas kerja sangat bervariasi maka diperlukan standart dimana dengan demikian tingkat

metabolisme suatu individu dapat dinilai dan dibandingkan, keadaaan tersebut dinamakan

keadaan basal.

Metabolisme basal atau sering disebut Energi Pengeluaran Basal (Basal Energy

Expenditure) adalah kebutuhan energi untuk mempertahankan kehidupan atau energi yang

mendukung proses dasar kehidupan, contohnya : mempertahankan temperatur tubuh, kerja

paru-paru, pembuatan sel darah merah, detak jantung, filtrasi ginjal, dan lain sebagainya.

Untuk menentukan nilai dari BEE ini harus dalam kondisi basal. Kondisi basal tersebut

meliputi : 12-16 jam setelah makan, posisi berbaring, tidak ada aktivitas fisik satu jam

sebelum pemeriksaan, kondisi rileks, temperatur tubuh normal, temperatur ruangan harus 21-

250C, dan dalam kondisi yang kelembapannya normal. Adapun syarat untuk mendapatkan

keadaan basal (matabolisme basal) adalah :

1. Waktu yang paling baik untuk melakukan pemeriksaan adalah waktu pagi hari sebelum

melakukan aktifitas apapun.

2. Malam hari sebelum pemeriksaan dapat tidur nyenyak dalam waktu yang cukup

Page 58: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 58

3. Pada waktu pemeriksaan harus bebas dari pengaruh obat-obatan

4. 12 jam terakhir tidak makan. Hanya boleh minum air tawar

5. 2 hari terakhir (48 jam) tidak makan banyak protein

6. Pemeriksaan dilakukan dalam keadaan berbaring pada suasana tenang dan dalam batas

suhu nyaman.

I. ALAT DAN BAHAN :

a. Stopwatch

b. Termometer

c. Timbangan dan pengukur tinggi badan

d. Tensimeter

e. Alat pencatat suhu ruangan

II. BAHAN

a. Hewan coba : Kucing, anjing dan manusia coba

CARA KERJA :

1. Ukur berat badan, tinggi badan orang/hewan coba

2. Posisikan orang coba/hewan coba dalam keaadaan rileks dan nyaman dengan suhu

ruang 21o-25

oC.

3. Pengukuran I : Ukur suhu dengan menggunakan termometer, pulsus dan respirasi

orang/hewan coba dalam keadaan rileks dan nyaman dengan suhu ruang 21o-25

oC

(pengukuran respirasi dapat dilihat pada praktikum II, pengukuran pulsus dapat dilihat

pada praktikum III)

4. 10 menit kemudian lakukan pengukuran II setelah melakukan exercise selama 5 menit

: ukur suhu dengan menggunakan termometer, pulsus dan respirasi orang/hewan coba

dalam keaadaan rileks dan nyaman dengan suhu ruang 21o-25

oC (pengukuran respirasi

dapat dilihat pada praktikum II, pengukuran pulsus dapat dilihat pada praktikum III)

5. Kemudian simpulkan

Page 59: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 59

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Hasil : Sebelum Exercise

1. Manusia Coba

Nama Orang Coba : ............................. Tinggi badan : .................................m

Umur : ......................Thn Berat badan : ................................Kg

Jenis Kelamin : ............................. Suhu tubuh : ...............................OC

Suku Bangsa/Ras : ............................. Tekanan darah : ................../..................

Frekuensi nadi : Frekuensi Pernafasan :

- Permulaan : .................../menit - Permulaan : ............................/menit

- Akhir : .................../menit - Akhir : ............................/menit

2. Hewan Coba

Nama Hewan Coba : ........................... Tinggi badan : .................................m

Umur : ........................Bln Berat badan : ................................Kg

Jenis Kelamin ............................. Suhu tubuh : ...............................OC

Suku Bangsa/Ras : ............................

Frekuensi nadi : Frekuensi Pernafasan :

- Permulaan : ..................../menit - Permulaan : ............................/menit

- Akhir : ..................../menit - Akhir : ............................/menit

3. Hewan coba

Nama Hewan Coba : ........................... Tinggi badan : .................................m

Umur : ........................Bln Berat badan : ................................Kg

Jenis Kelamin ............................. Suhu tubuh : ...............................OC

Suku Bangsa/Ras : ............................

Frekuensi nadi : Frekuensi Pernafasan :

- Permulaan : ..................../menit - Permulaan : ............................/menit

- Akhir : ..................../menit - Akhir : ............................/menit

Page 60: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 60

Hasil : Sesudah Exercise

a. Manusia Coba

Nama Orang Coba : ............................. Tinggi badan : .................................m

Umur : ......................Thn Berat badan : ................................Kg

Jenis Kelamin : ............................. Suhu tubuh : ...............................OC

Suku Bangsa/Ras : ............................. Tekanan darah : ................../..................

Frekuensi nadi : Frekuensi Pernafasan :

- Permulaan : .................../menit - Permulaan : ............................/menit

- Akhir : .................../menit - Akhir : ............................/menit

b. Hewan Coba

Nama Hewan Coba : ........................... Tinggi badan : .................................m

Umur : ........................Bln Berat badan : ................................Kg

Jenis Kelamin ............................. Suhu tubuh : ...............................OC

Suku Bangsa/Ras : ............................

Frekuensi nadi : Frekuensi Pernafasan :

- Permulaan : ..................../menit - Permulaan : ............................/menit

- Akhir : ..................../menit - Akhir : ............................/menit

c. Hewan coba

Nama Hewan Coba : ........................... Tinggi badan : .................................m

Umur : ........................Bln Berat badan : ................................Kg

Jenis Kelamin ............................. Suhu tubuh : ...............................OC

Suku Bangsa/Ras : ............................

Frekuensi nadi : Frekuensi Pernafasan :

- Permulaan : ..................../menit - Permulaan : ............................/menit

- Akhir : ..................../menit - Akhir : ............................/menit

Page 61: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 61

Hal yang perlu dibahas :

Faktor yang mempengaruhi metabolisme basal

Tgl Koreksi Catatan untuk Revisi Tanda tangan

Dosen/Asisten

Nilai

Page 62: FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS ...vlm.ub.ac.id/pluginfile.php/45230/mod_resource/content/1/...14. Bersihkan lensa dengan kertas lensa, bila perlu gunakan larutan xylol-alkohol

Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 62