FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati...

97
FORMULASI MIKROPARTIKEL TEOFILIN MENGGUNAKAN PENYALUT KITOSAN-ALGINAT YANG DIPAUT SILANG DENGAN NATRIUM TRIPOLIFOSFAT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Farmasi Jurusan Farmasi Pada Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar Oleh: FIRDYAWATI S NIM. 70100110044 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2014

Transcript of FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati...

Page 1: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

FORMULASI MIKROPARTIKEL TEOFILIN MENGGUNAKAN PENYALUT

KITOSAN-ALGINAT YANG DIPAUT SILANG DENGAN NATRIUM TRIPOLIFOSFAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Farmasi Jurusan Farmasi

Pada Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar

Oleh:

FIRDYAWATI S NIM. 70100110044

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSAR

2014

Page 2: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Mahasiswa yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Firdyawati S

NIM : 70100110044

Tempat/Tanggal Lahir : Ujung Pandang/14 Desember 1992

Jurusan : Farmasi

Fakultas : Ilmu Kesehatan

Alamat : Jl. Bangkala dalam V no.11 Blok 8 Perumnas Antang

Makassar

Judul : Formulasi Mikropartikel Teofilin Menggunakan

Penyalut Kitosan-Alginat yang Dipaut Silang dengan

Natrium Tripolifosfat

Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini

benar adalah hasil karya sendiri. Jika di kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan

duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka

skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, Juli 2014

Penyusun,

Firdyawati S NIM: 70100110044

Page 3: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

iii

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Formulasi Mikropartikel Teofilin Menggunakan Penyalut

Kitosan-Alginat yang Dipaut Silang dengan Natrium Tripolifosfat” yang disusun oleh

Firdyawati S, NIM: 70100110044, Mahasiswa Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu

Kesehatan UIN Alauddin Makassar, diuji dan dipertahankan dalam Ujian

Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Jumat tanggal 29 Agustus 2014 M yang

bertepatan dengan tanggal 3 Dzulqaidah 1435 H, dinyatakan telah dapat diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Fakultas Ilmu

Kesehatan, Jurusan Farmasi. Gowa, 29 Agustus 2014 M

3 Dzulqaidah 1435 H

DEWAN PENGUJI

Ketua : Dr. dr. H. Andi Armyn Nurdin, M.Sc. (.....................)

Sekretaris : Drs. Wahyuddin G, M.Ag. (.....................)

Pembimbing I : Surya Ningsi, S.Si., M.Si., Apt. (.....................)

Pembimbing II : Isriany Ismail, S.Si., M.Si., Apt. (.....................)

Penguji I : Dra. Hj. Faridha Yenny Nonci, M.Si., Apt. (.....................)

Penguji II : Dra. Hj. Fatimah Irfan Idris, M.Ag. (.....................)

Diketahui oleh: Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar,

Dr. dr. H. Andi Armyn Nurdin, M.Sc. NIP. 19550203 198312 1 001

Page 4: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur yang sebesar-besarnya penulis panjatkan kepada Allah swt.

atas limpahan rahmat, rezeki dan karunia-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

”Formulasi Mikropartikel Teofilin Menggunakan Penyalut Kitosan-Alginat yang

Dipaut Silang dengan Natrium Tripolifosfat” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana dari Program

Studi Farmasi pada Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar.

Dalam kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu hingga penyelesaian

skripsi ini, terutama kepada:

1. Ayahanda Sudirman R, S.Sos. dan Ibunda Nurhaeni Baba, S.Kep.,Ns., saudara

Firman S, S.Kom., M.M. serta semua anggota keluarga yang senantiasa memberi

dukungan dengan setulus hati.

2. Bapak Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing HT., M.S. selaku Rektor UIN Alauddin

Makassar

3. Bapak Dr. dr. H. Andi Armyn Nurdin, M.Sc. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Kesehatan UIN Alauddin Makassar

4. Ibu Fatmawaty Mallapiang, S.KM., M.Kes. selaku Wakil Dekan I Fakultas Ilmu

Kesehatan UIN Alauddin Makassar.

Page 5: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

v

5. Ibu Dra. Hj. Faridha Yenny Nonci, M.Si., Apt. selaku Wakil Dekan II Fakultas

Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar, sekaligus penguji kompetensi yang

telah memberikan bimbingan dan pengarahan untuk penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. Wahyuddin G, M.Ag. selaku Wakil Dekan III Fakultas Ilmu

Kesehatan UIN Alauddin Makassar.

7. Bapak Nursalam Hamzah S.Si., M.Si., Apt. selaku ketua Jurusan Farmasi

Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar.

8. Ibu Surya Ningsi, S.Si., M.Si., Apt. selaku pembimbing I yang telah meluangkan

waktu dan pikirannya dalam membimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Ibu Isriany Ismail S.Si., M.Si., Apt. selaku pembimbing II yang senantiasa

memberikan motivasi dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini.

10. Ibu Dra. Hj. Fatimah Irfan Idris, M.Ag. selaku penguji agama yang telah

memberikan saran dan pengarahan untuk menyelesaikan skripsi ini.

11. Dosen serta seluruh staf Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin

Makassar atas curahan ilmu pengetahuan dan segala bantuan yang diberikan sejak

menempuh pendidikan di Jurusan Farmasi hingga terselesaikannya skripsi ini.

12. Seluruh Laboran Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin

Makassar yang senantiasa membimbing dan mengarahkan penulis selama

penelitian.

Page 6: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

vi

13. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010, kakak-kakak dan adik-adik di

Farmasi UIN Alauddin Makassar yang juga selalu memberi dukungan, serta

pihak-pihak yang tidak sempat dituliskan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, masukan berupa saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan demi menyempurnakan kekurangan yang ada. Semoga tulisan ini

bermanfaat dengan segala keterbatasannya.

Makassar, Juli 2014

Penyusun,

Firdyawati S NIM. 70100110044

Page 7: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

vii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................. ii

PENGESAHAN ....................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ........................................................................... iv

DAFTAR ISI ........................................................................................ vii

DAFTAR TABEL .................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii

ABSTRAK ............................................................................................. xiii

ABSTRACT ............................................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………… ....................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................ 4

C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian ............... 4

1. Definisi Operasional……………………………………… . 4

2. Ruang Lingkup Penelitian……………………………….. ... 5

D. Kajian Pustaka ..................................................................... 6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………………………. ... 8

1. Tujuan Penelitian ................................................................ 8

2. Kegunaan Penelitian ……………………………………. .. 8

Page 8: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

viii

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Mikroenkapsulasi …………………………………………... .. 9

B. Aplikasi Mikroenkapsulasi ………………………………….. 11

C. Mekanisme dan Kinetika Pelepasan Mikropartikel ................. 13

D. Pengaruh Karakteristik Mikropartikel pada Drug Delivery .. ... 13

E. Metode Mikroenkapsulasi ............................................. .......... 18

F. Kitosan ....................................................................................... 22

G. Natrium Alginat ......................................................................... 26

H. Teofilin ………………………………………………………. 27

I. Tinjauan Pengobatan dalam Islam …………………………… 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian ...... .............................................. 38

1. Jenis Penelitian .................................................................. 38

2. Lokasi Penelitian ............................................................... 38

B. Pendekatan Penelitian ............................................................. 38

C. Metode Pengumpulan Data .................................................... 39

1. Rancangan Formula .......................................................... 39

2. Pembuatan Mikropartikel .................................................. 39

3. Pengamatan Bentuk dan Ukuran Mikropartikel ................. 40

4. Penentuan Kadar Obat dalam Mikropartikel ...................... 40

a. Pembuatan Larutan Dapar Fosfat pH 7,4 ..................... 40

b. Pembuatan Larutan Baku Teofilin ............................... 40

c. Pembuatan Kurva Baku Teofilin ................................. 40

Page 9: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

ix

d. Penetapan Kadar Obat dalam Mikropartikel ................. 41

D. Instrumen Penelitian ................................................................. 41

E. Validasi dan Reliabilitas Instrumen ........................................ 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan .................................................................. 43

1. Kurva Baku Teofilin ........................................................ 43

2. Penyalutan Obat dalam Mikropartikel ............................. 44

3. Karakteristik Mikropartikel .............................................. 44

B. Pembahasan ............................................................................ 44

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................... 50

B. Implikasi Penelitian ............................................................... 50

KEPUSTAKAAN ..................................................................................... 51

LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................ 57

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .................................................................. 81

Page 10: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

x

DAFTAR TABEL

No. Halaman 1. Formula Mikropartikel ……………………………………………………… 39

2. Hasil Penyalutan Obat dalam Mikropartikel ……………………………........ 44

3. Bentuk dan Ukuran Mikropartikel ……………………………………….. .... 44

4. Absorbansi Teofilin pada Beberapa Konsentrasi ……………………….... .... 58

5. Nilai Absorbansi Mikropartikel Teofilin Tiap Formula .............................. .... 58

Page 11: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

xi

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Mikrokapsul dan Mikrosfer ……………………………………… ........ 10

2. Skema Aplikasi Mikroenkapsulasi …………………………………...... 11

3. Struktur Kitosan ………………………………………………………. . 24

4. Struktur Alginat ……….……………………………………………….. 26

5. Struktur Teofilin ………………………………………………………. . 28

6. Kurva Baku Teofilin ………………………………………………….. 43

7. Komponen Mikropartikel Formula ……… ........................................... 70

8. Mikropartikel Formula 1 dengan Bentuk Sferis pada Mikroskop Optik XSZ-107BN Perbesaran 100x ………………………………… .. 71

9. Mikropartikel Formula 2 dengan Bentuk Non Sferis pada Mikroskop Optik XSZ-107BN Perbesaran 100x …………………………………. . 71

10. Mikropartikel Formula 3 dengan Bentuk Sferis pada Mikroskop Optik XSZ-107BN Perbesaran 100x …………………………………. . 72

11. Ukuran Mikropartikel Formula 1……………………………………… 73

12. Ukuran Mikropartikel Formula 2 …………………………………….. 74

13. Ukuran Mikropartikel Terkecil Formula 3 …………………………… 75

14. Ukuran Mikropartikel Terbesar Formula 3 …………………………… 76

15. Serbuk Mikropartikel Formula 1 ……………………………………… 77

16. Serbuk Mikropartikel Formula 2 ……………………………………… 77

17. Serbuk Mikropartikel Formula 3 ……………………………………… 78

Page 12: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

xii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Pembuatan Mikropartikel dan Karakterisasi …………………………. 57

2. Absorbasi Kurva Baku Teofilin ……………………………………… 58

3. Absorbansi Mikropartikel Teofilin Tiap Formula ................................ 58

4. Perhitungan Efisiensi Enkapsulasi …………………………………… 59

5. Komponen Mikropartikel …………………………………………….. 70

6. Bentuk Mikropartikel …………………………………………………. 71

7. Ukuran Mikropartikel ………………………………………………… 73

8. Serbuk Mikropartikel …………………………………………………. 76

9. Sertifikat Bahan Baku Teofilin ……………………………………….. 79

Page 13: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

xiv

ABSTRACT

Name : Firdyawati S. NIM : 70100110044 Title : Formulation Theophylline Microparticles Using Chitosan-Alginate Coating

Cross-Linked with Sodium Tripolyphosphate

A research about “Formulation Theophylline Microparticles Using Chitosan-Alginate Coating Cross-Linked with Sodium Tripolyphosphate” has done. This research aims to determine the ability of the coating of chitosan-alginate cross-linked with sodium tripolyphosphate to theophylline in form of microparticles and to get the concentration of Chitosan that effectively produces Theophylline microparticles with good characteristic, that is encapsulation efficiency of drug as well as the shape and the size of obtained microparticles.

Microparticles formulation was done with the emulsification ionic gelation method by using chitosan concentrates variation on formula 1, 2, and 3 in succession 1%, 2%, and 3% with concentration span 80, sodium alginate, sodium tripolyphosphate made stable in succession 2%, 0,1%, and 2%. The amount of theophylline which encapsulated on microparticles was measured by using spectrophotometer UV-VIS at wavelength of 286 nm. The observation of particles shape and size was done by using microscope. The encapsulation efficiency obtained from formula 1, 2, and 3 in succession 91,1%, 79,94%, and 71,91% with particles size in succession 3-10 µm, 3-21 µm, and 4-40 µm. The obtained particles have spherical and non spherical shape. Formulation with 1% chitosan concentration and 0,1% sodium alginate have the best characteristic with 91,1% encapsulation efficiency and 3-10 µm spherical particles shape and size.

Page 14: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan

kesehatan (Susanti, 2011: 1). Salah satu yang menjadi trend topik pengembangan

sistem penghantaran obat adalah mikropartikel (Srifiana, 2013: 1).

Mikropartikel dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang kecil yang

berukuran 1-1000 µm terdiri dari suatu bahan aktif atau bahan inti yang dikelilingi

oleh suatu penyalut atau menempel ke dalam suatu struktur matriks (Ahmad, 2011:

384, Syamsur, 2010; 28). Mikropartikel merupakan hasil proses mikroenkapsulasi

yang umumnya terdiri dari mikrokapsul dan mikrosfer. Mikrokapsul adalah sistem

vesikular di mana obat ini terbatas pada rongga dikelilingi oleh struktur batas,

misalnya polimer, sedangkan mikrosfer adalah sistem bola matriks di mana obat

tersebar secara fisik dan merata (Ismarani et al, 2011: 14).

Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

pahit, perlindungan obat dari kondisi lingkungan (kelembaban, cahaya, panas, dan

oksidasi), solusi pada inkompatibilitas dengan komponen lain, mengembangkan sifat

alir dari serbuk, mendapatkan sediaan lepas lambat, dan mencegah iritasi lambung

(Syamsur, 2010: 28). Obat yang masuk ke dalam tubuh secara oral harus disalut

dengan media penyalut karena molekul obat yang berbentuk kristal dapat melukai

lambung. Selain itu penyalutan berguna untuk menahan pelepasan obat di dalam

tubuh (Harahap, 2012: 11-12).

Page 15: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

2

Sejumlah bahan penyalut telah digunakan untuk pembuatan mikropartikel

meliputi polimer alam, sintetik maupun bahan alam yang dimodifikasi (Patel et al,

2011: 3). Kriteria polimer yang ideal sebagai penyalut adalah biokompatibel,

biodegradabel, memiliki respon imun yang minim, sifat toksisitasnya yang rendah,

larut air dan tidak mahal seperti kitosan. Karena sifat tersebut kitosan merupakan

biomaterial yang sangat menjanjikan untuk penggunaannya sebagai pembawa

(carrier) pada sistem penghantaran obat (Banne, 2011: 2, Mardliyati, 2012: 90).

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa penggunaan kitosan sebagai agen

penyalut sangat baik (Dartiawati, 2011: 10).

Namun kitosan dalam bentuk gel bersifat mudah rapuh sehingga perlu

dimodifikasi. Oleh karena itu dibuat modifikasi kitosan dengan alginat. Pada

penelitian sebelumnya telah dilakukan modifikasi kitosan pada sistem penghantaran

obat ketoprofen yaitu kitosan-gom guar, kitosan-CMC, kitosan-alginat dan kitosan-

gom guar-alginat. Kinerja membran kitosan termodifikasi tersebut melalui uji difusi

memberikan gambaran bahwa mekanisme pelepasan ketoprofen diawali dengan

proses pembengkakan (swelling) membran saat membran kontak dengan cairan,

selanjutnya pembukaan pori sehingga obat terlepas. Dimana hasil disolusi secara in

vitro menunjukkan bahwa modifikasi kitosan-alginat mampu menahan pelepasan

ketoprofen dalam medium asam (pH 1,2) sampai menit ke-180 sebesar 7-17%.

Sementara pelepasan ketoprofen maksimum dalam medium basa (pH 7,4) pada

kitosan-alginat adalah 73-100% sampai menit ke-360 (Sugita, 2010: 107-108).

Gel kitosan-alginat terjadi karena terbentuknya jejaring tiga dimensi antara

molekul kitosan dan alginat yang terentang pada seluruh volume gel yang terbentuk

Page 16: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

3

dengan menangkap sejumlah air di dalamnya. Sifat jejaring serta interaksi molekul

yang mengikat keseluruhan gel menentukan kekuatan, stabilitas, dan tekstur gel

(Dartiawati, 2011: 10). Untuk menstabilkan sifat tersebut, maka dilakukan modifikasi

dengan menggunakan zat penaut silang. Zat penaut silang yang sering digunakan

antara lain glutaraldehida atau natrium tripolifosfat (NaTPP). Penggunaan

glutaraldehid sebagai penaut silang untuk sistem penghantar obat umumnya dihindari

karena bersifat toksik. Pembentukan tautan silang ionik antara polikation kitosan

dengan senyawa polianion berupa natrium tripolifosfat dinilai lebih baik. NaTPP

merupakan senyawa polianion yang tidak beracun jika diinteraksikan dengan kitosan

dalam media asam melalui kekuatan elektrosatik ion untuk membentuk tautan silang

(Kenyar, 2012: 4).

Zat aktif yang dapat dibuat dalam sistem mikropartikel dapat berupa zat

padat maupun cair dengan ukuran partikel yang kecil. Sifat-sifat zat aktif dari sistem

mikroenkapsulasi tergantung dari tujuan mikroenkapsulasi tersebut (Istiyani, 2006:7).

Salah satu bahan obat yang dapat dibuat dalam bentuk mikropartikel adalah

teofilin. Teofilin merupakan senyawa obat yang banyak dipakai untuk pengobatan

asma bronkial. Teofilin diabsorbsi dengan baik pada saluran gastrointestinal, sekitar

90–100% bioavailabilitas, memiliki aktivitas anti inflamasi dan waktu paruh plasma

3-9 jam. Selain rasa teofilin pahit, efek samping teofilin adalah sinus takikardia,

mual, muntah dan indigesti akibat meningkatnya sekresi asam lambung (Syamsur,

2010: 29). Sifat teofilin ini dapat dijadikan sebagai indikator untuk memformulasi

dalam bentuk mikropartikel sehingga dapat untuk mengontrol pelepasan zat aktif,

Page 17: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

4

memperpanjang kerja obat, kenyamanan penggunaan obat serta menurunkan efek

samping obat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan berikut:

1. Bagaimana pengaruh perbandingan kitosan-alginat yang dipaut silang dengan

natrium tripolifosfat terhadap efisiensi penjerapan teofilin dalam

mikropartikel?

2. Berapa perbandingan penyalut yang digunakan dalam formula untuk

menghasilkan karakteristik mikropartikel teofilin yang baik?

3. Bagaimanakah pandangan Islam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di

bidang pengobatan?

C. Definisi Operasional dan Ruang Lingkup Penelitian

1. Definisi Operasional

a. Mikropartikel merupakan hasil proses mikroenkapsulasi yang digunakan untuk

menyalut suatu bahan dengan ukuran 1–1000 μm, terbuat dari polimer, lilin, atau

bahan pelindung lainnya seperti polimer. Dimana polimer yang bersifat

biodegradabel dan biokompatibel merupakan pilihan sebagai matriks pembawa

dalam pembuatan mikropartikel (Sari et al, 2012: 10).

b. Teofilin adalah suatu bronkodilator yang membebaskan obstruksi saluran napas

pada asma kronis, dan mengurangi gejala dari penyakit kronik. Teofilin

diabsorbsi dengan baik oleh saluran pencernaan dan beberapa preparat lepas

lambat tersedia (Mycek, 2001: 222).

Page 18: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

5

c. Kitosan merupakan polimer alami yang diperoleh dari limbah cangkang udang

maupun kepiting yang mengandung kitin. Kitosan sendiri dihasilkan dari proses

deasetilasi kitin, yang dapat terjadi secara enzimatik maupun kimiawi

(Harianingsih, 2010: 8). Kitosan merupakan biomaterial yang sangat menjanjikan

untuk penggunaannya sebagai pembawa (carrier) pada sistem penghantaran obat

(Mardliyati, 2012: 90).

d. Alginat merupakan salah satu contoh hidrokoloid alami yang dapat digunakan

sebagai bahan penyalut. Alginat dapat berinteraksi dengan kitosan melalui

pembentukan kompleks polielektrolit (PEC). PEC dibentuk dengan mereaksikan

2 polielektrolit dengan muatan berbeda dan banyak mengadung air sehingga

membentuk jejaring tautan-silang ionik (Tarirai, 2005: 33).

e. Natrium tripolifosfat merupakan senyawa polianion yang tidak beracun jika

diinteraksikan dengan kitosan dalam media asam melalui kekuatan elektrosatik

ion untuk membentuk tautan silang (Kenyar, 2012: 4).

2. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah memformulasi mikropartikel untuk

mengetahui perbandingan kitosan-alginat yang dipaut silang dengan natrium

tripolifosfat terhadap efisiensi penjerapan teofilin dan untuk mengetahui

perbandingan optimum penyalut untuk membentuk mikropartikel teofilin.

Page 19: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

6

D. Kajian Pustaka

1. Syamsur Rijal (2010) yang berjudul pengaruh pH larutan tripolifosfat

terhadap karakteristik fisik serta profil pelepasan mikropartikel teofilin-

kitosan mengemukakan bahwa pada pembuatan mikropartikel dengan metode

emulsifikasi dibutuhkan bahan penyambung silang yang berfungsi sebagai

pengeras dan mempertahankan bentukan mikropartikel. Bahan penyambung

silang yang sering digunakan untuk pembuatan mikropartikel adalah

tripolifosfat dimana tripolifosfat merupakan multivalen anion non-toksis yang

dapat membentuk gel dengan reaksi sambung silang ionik antara gugus anion

dari tripolifosfat dengan gugus amin bebas bermuatan positif dari chitosan

Meningkatnya jumlah dan menurunnya pH larutan tripolifosfat, menyebabkan

jumlah gugus negatif tripolifosfat yang reaksi sambung silang ionik dengan

gugus positif dari chitosan semakin banyak sehingga memperlambat

pelepasan obat dari mikropartikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kandungan bahan obat dari mikropartikel teofilin-kitosan yang dibuat dengan

metode emulsification ionic-gelation paling besar (34,61±0,08 %) dengan

larutan TPP pH 6.

2. Purwantiningsih Sugita (2012) yang berjudul enkapsulasi ketoprofen dengan

kitosan-alginat berdasarkan jenis dan ragam konsentrasi tween 80 dan span 80

menjelaskan bahwa telah dilakukan penelitian sebelumnya mengenai

kombinasi kitosan-CMC, kitosan-alginat dan kitosan-gom guar-alginat.

Kinerja membran kitosan termodifikasi tersebut melalui uji difusi

memberikan gambaran bahwa mekanisme pelepasan ketoprofen diawali

Page 20: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

7

dengan proses pembengkakan (swelling) membran saat membran kontak

dengan cairan, selanjutnya pembukaan pori sehingga obat terlepas. Hasil

pembahasan disolusi secara in vitro menunjukkan bahwa membran kitosan

termodifikasi yang mampu menahan pelepasan ketoprofen dalam medium

asam (pH 1,2) sampai menit ke-180 berturut-turut adalah kitosan-gom guar-

alginat 2-13%, kitosan-alginat 7-17%, kitosan-cmc 11-14% dan kitosan gom

guar (pada menit ke-90, mikrokapsul hancur). Sementara pelepasan

ketoprofen maksimum dalam medium basa (pH 7,4) berturut-turut adalah

kitosan-alginat (73-100% sampai menit ke-360), kitosan gom guar (52-74%

sampai menit ke-90) dan kitosan-cmc (38-45% sampai menit ke-120).

3. Akanksha Garud (2010) yang berjudul Preparation and Evaluation of

Chitosan Microcapsules of Metronidazole using Tripolyphosphate Cross-

linking Method menjelaskan hasil penelitiannya dimana pada penggunaan

konsentrasi natrium tripolifosfat 2% menghasilkan efisiensi mikrokapsul yang

terbaik.

Dari judul-judul penelitian diatas dapat diketahui bahwa penelitian tentang

mikropartikel teofilin dengan menggunakan penyalut kitosan telah dilakukan

sehingga dilakukanlah penelitian ini untuk mengetahui penjerapan dan karakterisasi

mikropartikel teofilin dengan kombinasi penyalut kitosan-alginat.

Page 21: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

8

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui pengaruh perbandingan kitosan-alginat yang dipaut silang

dengan natrium tripolifosfat terhadap efisiensi penjerapan teofilin dalam

mikropartikel.

b. Mengetahui perbandingan penyalut yang paling efektif dalam membentuk

mikropartikel teofilin yang baik.

c. Mengkaji pandangan Islam terhadap perkembangan ilmu pengetahuan di

bidang pengobatan.

2. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memperoleh :

a. Data ilmiah mengenai perbandingan kitosan-alginat yang dipaut silang

dengan natrium tripolifosfat terhadap efisiensi penjerapan teofilin.

b. Data morfologi dari mikropartikel teofilin tersalut kitosan-alginat yang

dipaut silang dengan natrium tripolifosfat.

c. Formula mikropartikel yang mengandung teofilin sebagai obat asma

bronkial.

Page 22: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

9

Page 23: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

9

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Mikroenkapsulasi

Mikroenkapsulasi adalah salah satu bidang yang paling menarik di bidang

sistem penghantaran obat. Ini adalah bidang interdisiplin yang memerlukan

pengetahuan tentang bidang ilmu polimer murni, pendekatan dengan teknologi emulsi

dan pemahaman mendalam tentang obat dan stabilisasi protein. Pada awal 1970-an

ini dianggap lebih dari sebuah seni daripada ilmu karena sebagian besar penelitian ini

dikembangkan di perusahaan-perusahaan farmasi dan sangat sedikit informasi yang

dibahas dalam pertemuan ilmiah. Saat ini, topik mikroenkapsulasi secara luas

dipelajari di dalam perusahaan dan universitas farmasi besar serta lembaga penelitian.

Meskipun para ilmuwan pada awal tahun 1970-an terutama berkaitan dengan

enkapsulasi pewarna untuk menghasilkan kertas karbon, ilmuwan saat ini telah

menguasai teknologi untuk tingkat sedemikian rupa sehingga sel-sel serta protein

halus dan gen dapat dienkapsulasi (Bansode et al, 2010: 38).

Mikroenkapsulasi digambarkan sebagai proses memasukkan partikel

berukuran mikron padatan atau tetesan cairan atau gas dalam shell inert, yang pada

gilirannya membungkus dan melindungi mereka dari lingkungan eksternal. Produk

yang diperoleh dengan proses ini disebut mikropartikel, mikrokapsul dan mikrosfer

yang membedakan morfologi dan struktur internal. Bila ukuran partikel di bawah 1

µm mereka dikenal sebagai nanopartikel, nanokapsul, nanosfer, dan partikel yang

memiliki diameter antara 3-800 µm dikenal sebagai mikropartikel, mikrokapsul atau

Page 24: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

10

mikrosfer. Partikel yang lebih besar dari 1000 µm dikenal sebagai makropartikel

(Jyothi, 2010: 187).

Produk mikroenkapsulasi (mikropartikel) dapat didefinisikan sebagai

sesuatu yang kecil terdiri dari suatu bahan aktif atau bahan inti yang dikelilingi oleh

suatu penyalut atau menempel ke dalam suatu struktur matriks. Sebagian besar

penyalut mikropartikel atau matriks merupakan polimer organik akan tetapi, lemak-

lemak dan lilin juga digunakan. Secara umum diterima bahwa produk

mikroenkapsulasi (mikropartikel) memiliki diameter lebih besar dari 1 µm dan dapat

mencapai 1000 µm. Mikropartikel yang diperdagangkan memiliki rentang diameter

dari 3 dan 800 µm dan mengandung 10-90 % bahan inti (Ahmad, 2011: 384).

Gambar 1. Mikrokapsul dan Mikrosfer (Thummar, 2013: 188).

Sejumlah bahan aktif telah dienkapsulasi meliputi adhesif, kimia pertanian,

sel-sel hidup, enzim-enzim aktif, pengaroma, pewangi, farmasetik dan tinta. Secara

morfologi, ada dua struktur yang umum : mikrokapsul dan mikrosfer. Mikrokapsul

merupakan suatu sistem reservoir dengan bentuk yang teratur ataupun tidak teratur

yang terdiri suatu bahan inti yang jelas dan bahan penyalut. Sedangkan mikrosfer

adalah sesuatu yang homogen yang dibuat dari suatu fase kontinu dari satu atau lebih

polimer yang bercampur dimana partikel obat terdispersi di seluruh matriks, pada

partikel-partikel ataupun molekular (tingkat disolusi). Beberapa metode yang berbeda

Page 25: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

11

dalam proses enkapsulasi dalam sebagian besar kasus baik untuk mikrokapsul

maupun mikrosfer. Sebagai contoh, polimerisasi antar muka dan pemisahan fase

merupakan metode yang paling sering digunakan untuk membuat mikrokapsul

sedangkan metode penguapan pelarut dapat menghasilkan mikrosfer ataupun

mikrokapsul tergantung formulasi dan prosesnya (Wasfy, 2009: 1).

B. Aplikasi Mikroenkapsulasi

Ada banyak alasan mengapa obat-obatan dan bahan kimia

dimikroenkapsulasi. Berbagai aplikasi mikroenkapsulasi disajikan di bawah ini :

Gambar 2. Skema Aplikasi Mikroenkapsulasi (Kumar et al, 2011: 2-3).

Page 26: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

12

Teknologi mikroenkapsulasi telah digunakan secara luas dalam desain

pelepasan terkontrol. Adapun tujuannya adalah:

1. Untuk menutupi rasa pahit dari obat-obatan seperti Paracetamol,

Nitrofurantoin, dll.

2. Mikroenkapsulasi dapat mengurangi toksisitas dan resiko terjadinya iritasi

saluran gastrointestinal dari beberapa obat seperti Teofilin.

3. Sifat higroskopis bahan inti dapat dikurangi dengan mikroenkapsulasi

misalnya.

4. Sejumlah zat telah dimikroenkapsulasi untuk mengurangi bau dan

volatilitasnya (Umar, 2011: 480).

5. Untuk memperlambat dan memperpanjang waktu pelepasan obat.

6. Obat-obat yang peka terhadap kelembaban, sinar matahari dan oksigen dapat

dilindungi dengan teknik mikroenkapsulasi seperti nifedipin yang dilindungi

dari ketidakstabilan jika terkena cahaya.

7. Teknik mikroenkapsulasi juga sangat membantu mencegah inkompatibilitas

dari obat.

8. Mikroenkapsulasi juga dapat digunakan untuk mengubah tempat absorpsi dari

obat. Aplikasi ini sangat berguna untuk obat-obat yang bersifat toksik pada

pH yang lebih rendah (Kumar et al, 2011: 2-3).

Page 27: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

13

C. Mekanisme dan Kinetika Pelepasan Mikropartikel

Pelepasan obat dari mikrosfer terjadi oleh mekanisme umum termasuk

difusi, degradasi polimer, dan hidrolisis atau erosi.

1. Difusi

Pada kontak dengan cairan berair pada saluran pencernaan (GIT), air

berdifusi ke bagian dalam partikel. Pembubaran obat terjadi dan solusi obat menyebar

di seluruh mantel keluar ke eksterior.

2. Degradasi polimer

Obat ini dilarutkan dalam matriks dan terdistribusi secara merata di

seluruhnya. Obat ini sangat melekat pada matriks dan dirilis pada degradasi matriks.

Difusi obat lambat dibandingkan dengan degradasi matriks.

3. Erosi

Beberapa lapisan dapat dirancang untuk mengikis secara bertahap dengan

waktu, sehingga melepaskan obat yang terkandung dalam partikel. Erosi polimer,

yaitu hilangnya polimer disertai dengan akumulasi monomer dalam media rilis. Erosi

polimer dimulai dengan perubahan struktur mikro pembawa air menembus di

dalamnya mengarah ke plastisisasi matriks (Kumar, 2011: 21-22).

D. Pengaruh Karakteristik Mikropartikel pada Drug Delivery

1. Ukuran partikel

Ukuran partikel dan distribusi ukuran adalah karakteristik yang paling

penting dari sistem mikropartikel. Pelepasan obat dipengaruhi oleh ukuran partikel.

Partikel yang lebih kecil memiliki luas permukaan yang lebih besar, oleh karena itu,

sebagian besar obat terkait akan berada di atau dekat permukaan partikel,

Page 28: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

14

menyebabkan pelepasan obat yang cepat. Padahal, partikel yang lebih besar memiliki

core besar yang memungkinkan lebih banyak obat yang akan dikemas dan perlahan

berdifusi keluar. Partikel yang lebih kecil juga memiliki risiko yang lebih besar

agregasi partikel selama penyimpanan dan transportasi dispersi mikropartikel. Ini

selalu merupakan tantangan untuk merumuskan mikropartikel dengan ukuran sekecil

mungkin tapi stabilitas maksimum. Degradasi polimer juga dapat dipengaruhi oleh

ukuran partikel. Misalnya, laju degradasi polimer ditemukan meningkat seiring

dengan peningkatan ukuran partikel in vitro. Ia berpikir bahwa dalam partikel yang

lebih kecil, produk degradasi yang terbentuk dapat berdifusi keluar dari partikel

dengan mudah sedangkan pada partikel besar, produk degradasi yang lebih cenderung

tetap dalam matriks polimer untuk jangka waktu lebih lama untuk menyebabkan

degradasi dari bahan polimer. Oleh karena itu, hipotesis bahwa partikel yang lebih

besar akan memberikan kontribusi terhadap degradasi polimer lebih cepat serta

pelepasan obat. Namun, Panyam et al menyiapkan partikel dengan rentang ukuran

yang berbeda dan menemukan bahwa tingkat degradasi polimer in vitro tidak

substansial berbeda untuk partikel ukuran yang berbeda.

Saat ini, metode tercepat dan paling rutin menentukan ukuran partikel

adalah dengan spektroskopi photoncorrelation atau hamburan cahaya dinamis.

Spektroskopi foton-korelasi membutuhkan viskositas medium untuk diketahui dan

menentukan diameter partikel dengan gerak Brown dan sifat hamburan cahaya. Hasil

yang diperoleh dengan spektroskopi photoncorrelation biasanya diverifikasi oleh

scanning atau elektron mikroskop transmisi (SEM atau TEM).

Page 29: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

15

Ketika mikropartikel yang diberikan secara intravena, mereka mudah

dikenali oleh sistem kekebalan tubuh, dan kemudian dibersihkan oleh fagosit dari

peredaran. Terlepas dari ukuran mikropartikel, permukaan hidrofobik mereka

menentukan jumlah komponen terserap darah, terutama protein (opsonins). Hal ini

pada gilirannya mempengaruhi nasib in vivo mikropartikel mengikat opsonins ini ke

permukaan mikropartikel disebut opsonisasi bertindak sebagai jembatan antara

mikropartikel dan fagosit. Hubungan obat untuk operator konvensional mengarah ke

modifikasi profil biodistribusi obat, seperti yang terutama dikirimkan ke sistem

fagosit mononuklear (MPS) seperti hati, limpa, paru-paru dan sumsum tulang.

Memang, suatu waktu dalam aliran darah, permukaan mikropartikel nonmodified

(mikropartikel konvensional) dengan cepat dan besar-besaran opsonized dibersihkan

oleh makrofag organ kaya MPS. Umumnya, itu adalah IgG, komponen C3 yang

digunakan untuk pengakuan zat asing, terutama makromolekul asing. Oleh karena itu,

untuk meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam penargetan obat oleh

mikropartikel, perlu untuk meminimalkan opsonisasi dan untuk memperpanjang

sirkulasi mikropartikel secara in vivo. Hal ini dapat dicapai dengan a) Lapisan

permukaan mikropartikel dengan hidrofilik polimer/surfaktan; b) Perumusan

mikropartikel dengan kopolimer biodegradable dengan segmen hidrofilik seperti

Polyethylene glycol (PEG), polietilen oksida, polyoxamer, poloxamine dan polisorbat

80 (Tween 80) (Padalkar, 2011: 105-106).

Page 30: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

16

2. Drug Loading

Idealnya, sistem mikropartikel yang baik harus memiliki kapasitas drug loading yang

tinggi sehingga mengurangi jumlah bahan matriks untuk administrasi. Drug loading

dapat dilakukan dengan dua metode:

a. Memasukkan pada saat produksi mikropartikel (metode penggabungan)

b. Menyerap obat setelah pembentukan mikropartikel dengan menginkubasi

pembawa dengan larutan obat terkonsentrasi (metode penyerapan) (Mohanraj.

2006: 566).

Drug loading dan efisiensi obat sangat tergantung pada kelarutan obat padat

dalam bahan matriks atau polimer (pembubaran padat atau dispersi), yang

berhubungan dengan komposisi polimer, berat molekul, interaksi obat dan kehadiran

gugus ester atau karboksil. Bagian PEG tidak memiliki atau sedikit efek pada drug

loading. Untuk molekul kecil, studi menunjukkan penggunaan interaksi ionik antara

obat dan matriks bahan dapat menjadi cara yang sangat efektif untuk meningkatkan

drug loading (Padalkar, 2011: 106-107).

3. Pelepasan obat

Untuk mengembangkan sistem mikropartikulat yang baik, baik pelepasan

obat dan biodegradasi polimer merupakan faktor pertimbangan yang penting. Secara

umum, laju pelepasan obat tergantung pada kelarutan obat, desorpsi permukaan

terikat/obat terserap, difusi obat melalui matriks mikropartikel, matriks mikropartikel

erosi/degradasi, dan kombinasi proses erosi/difusi. Jadi kelarutan, difusi dan

biodegradasi bahan matriks mengatur proses pengeluaran. Dalam kasus mikrosfer, di

mana obat didistribusikan merata, pengeluaran terjadi dengan difusi atau erosi dari

Page 31: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

17

matriks. Jika difusi obat lebih cepat dari erosi matriks, mekanisme pelepasan

sebagian besar dikendalikan oleh proses difusi. Pelepasan awal yang cepat atau

‘meledak’ ini terutama disebabkan terikat lemah atau obat terserap ke permukaan

mikropartikel besar. Jelaslah bahwa metode penggabungan memiliki efek pada profil

pelepasan. Jika obat dimuat dengan metode penggabungan, sistem memiliki efek

ledakan yang relatif kecil dan karakteristik pelepasan berkelanjutan yang lebih baik.

Jika partikel mikro dilapisi dengan polimer, pelepasan ini kemudian dikendalikan

oleh difusi obat dari inti melintasi membran polimer. Lapisan membran bertindak

sebagai penghalang untuk melepaskan, oleh karena itu, kelarutan dan difusi obat

dalam membran polimer menjadi faktor penentu dalam pelepasan obat. Selain merilis

tarif juga dapat dipengaruhi oleh interaksi ionik antara obat dan penambahan bahan

tambahan. Ketika obat ini terlibat dalam interaksi dengan bahan-bahan tambahan

untuk membentuk kurang kompleks larut air, maka pelepasan obat bisa sangat lambat

dengan hampir tidak ada efek pelepasan meledak, sedangkan jika penambahan bahan

bantu misalnya, penambahan etilen oksida-oksida propilena blok kopolimer (PEO-

PPO) dengan kitosan, mengurangi interaksi model bovine serum albumin obat (BSA)

dengan bahan matriks (kitosan) karena interaksi elektrostatik kompetitif PEO-PPO

dengan kitosan, maka peningkatan pelepasan obat bisa diamati.

Berbagai metode yang dapat digunakan untuk mempelajari pelepasan secara

in vitro obat ini adalah :

a. Side-by-side sel difusi dengan membran buatan atau biologis

b. Dialisis teknik difusi

c. Kebalikan teknik dialisis

Page 32: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

18

d. Agitasi disertai oleh ultrasentrifugasi/sentrifugasi

e. Teknik ultrafiltrasi atau teknik sentrifugal ultrafiltrasi.

Biasanya studi pelepasan dilakukan oleh agitasi terkontrol diikuti dengan

sentrifugasi. Karena memakan waktu dan kesulitan teknis yang dihadapi dalam

pemisahan mikropartikel dari media pelepasan, teknik dialisis umumnya lebih disukai

(Padalkar, 2011: 107).

E. Metode Mikroenkapsulasi

Metode pembuatan dan teknik yang digunakan dalam mikroenkapsulasi

harus dipertimbangkan dari berbagai sisi. Berbagai macam proses mikroenkapsulasi

yang dikelompokkan meliputi proses kimiawi, mekanik dan fisik. Beberapa teknik

mikroenkapsulasi yaitu (Agnihotri, 2004: 8-15).

1. Koaservasi

Metode koaservasi merupakan salah satu dari teknik mikroenkapsulasi yang

pertama kali digunakan, yang telah digunakan untuk berbagai macam obat. Metode

ini berdasar pada pemisahan dari suatu larutan polimer hidrofilik ke dalam dua fase,

yaitu tetesan-tetesan kecil dari fase yang kaya dengan polimer dan fase cair yang

encer. Koaservasi dapat dibagi menjadi koaservasi sederhana dan koaservasi

kompleks berdasarkan jumlah polimer yang digunakan untuk membuat mikropartikel.

a. Koeservasi sederhana

Proses ini melibatkan satu polimer (seperti gelatin, polivinil alkohol,

karboksimetil selulosa dan pemisahan fase dapat diinduksi dengan kondisi yang

dihasilkan dalam proses desolvasi atau dehidrasi dari fase polimer. Keadaan ini

meliputi penambahan zat-zat bukan pelarut yang dapat bercampur dengan air, seperti

Page 33: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

19

etanol, aseton, dioksan, isopropanol atau propanol, penambahan garam-garam

anorganik seperti halnya natrium sulfat dan perubahan temperatur.

b. Koaservasi kompleks

Proses ini melibatkan dua polimer hidrofilik yang memiliki muatan

berlawanan. Netralisasi dari semua muatan positif pada salah satu polimer dengan

muatan negatif untuk polimer yang lainnya digunakan untuk menghasilkan

pemisahan fase yang kaya polimer. Sampel terbaik yang diketahui adalah sistem

gelatin-gum arab yang dirintis oleh Bungenberg de Jonge di awal 1940an. Ketika

interaksi elektrostatik dilibatkan, pH medium sangat penting. Sebagai contoh, dalam

gelatin-gom arab, pH sebaiknya di bawah titik isoelektrik gelatin, sehingga dapat

menjaga muatan positif.

2. Emulsi pautan-silang

Sejumlah polimer hidrofilik dari alam, seperti gelatin, albumin, pati,

dekstran, asam hialuronat dan kitosan dapat dibekukan dengan proses pautan silang.

Suatu emulsi air-minyak dibuat dengan mengemulsikan larutan polimer dalam fase

minyak (khususnya minyak-minyak sayur atau campuran minyak dan pelarut organik,

yang terdiri dari emulgator seperti span 80. Emulsi yang stabil adalah peanut silang

dengan menggunakan agen peanut silang yang tepat seperti glutaraldehid untuk

mengeraskan tetesan. Pemanasan dan penambahan counter polyions atau bahan

peanut-silang dapat menjadi alternatif dalam metode ini.

Thanoo et al menyiapkan mikrosfer kitosan dengan metode emulsi pautan

silang kitosan dalam minyak parafin sebagai media eksternal dengan menggunakan

glutaraldehid dioktil sulfosuccinat sebagai agen stabilisasi. Penambahan agen

Page 34: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

20

penstabil selama pembentukan partikel menghasilkan mikrosfer dengan geometri bola

dan permukaan yang halus. Efisiensi enkapsulasi hingga 80% yang dicapai untuk

teofilin, aspirin atau griseofulvin.

3. Gelasi ionik atau pembentukan kompleks polielektrolit

Gelasi ionik meliputi pautan-silang dari polielektrolit dengan adanya

counter ion multivalensi. Sebagai contoh, penyemprotan larutan natrium alginat ke

dalam larutan natrium klorida untuk menghasilkan partikel gel yang kaku. Gelasi

ionik sering diikuti pembentukan kompleks polielektrolit dengan perubahan muatan

polielektrolit. Pembentukan kompleks ini menghasilkan suatu membran polielektrolit

kompleks di permukaan partikel gel yang dapat meningkatkan kekuatan mekanik dari

partikel. Untuk partikel gel kalsium alginat, polilisin sering digunakan untuk tujuan

ini. Polimer-polimer lain yang dapat digunakan dalam metode gelasi ionik yaitu

kitosan/tripoliposfat, karboksimetilselulosa/aluminium atau kitosan, k-karagenan/

kalium atau kitosan, pektin/kalsium, gom gelan/kalsium, poliposfazen/kalsium atau

polilisin. Metode ini dikembangkan oleh Lim dan Sun untuk enkapsulasi sel,

meskipun sekarang ini telah digunakan dalam enkapsulas sel maupun enkapsulasi

obat.

4. Polimerisasi antar permukaan

Monomer-monomer dapat dipolimerisasi antar dua permukaan zat yang

tidak bercampur untuk membentuk suatu membran. Sebagai contoh, suatu membran

nilon yang dihasilkan dari polimerisasi dua monomer khususnya diamin dan diklorida

antar permukaan keduanya. Fase yang tidak berair terdiri dari surfaktan dan fase air

terdiri dari obat dan diamin yang dicampurkan untuk membentuk suatu emulsi

Page 35: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

21

minyak-air. Penambahan fase bukan air yang terdiri dari asam klorida ke dalam

emulsi dan dibiarkan hingga terjadi polimerisasi antar muka. Polimerisasi dapat

diakhiri dengan penambahan fase bukan air yang berlebihan.

5. Pengeringan semprot

Pengeringan semprot merupakan langkah tunggal, sistemnya tertutup dan

merupakan proses yang dapat diterapkan untuk sebagian besar bahan. Obat

disuspensikan dalam suatu pelarut yang cocok (air ataupun bukan air), yang terdiri

dari polimer. Larutan atau suspensi diatomisasi ke dalam chamber pengering,

mikropartikel terbentuk sebagai butiran yang telah diatomisasi kemudian dikeringkan

dengan gas pemanas. Hasil dari proses pengeringan semprot sangat tergantung pada

sifat-sifat bahan: pengaturan instrument seperti suhu, kecepata aliran bahan, aliran

udara semprot, aliran aspirator, secara bersama-sama dapat mempengaruhi parameter

akhir produk seperti ukuran partikel, hasil, beban suhu, dan jumlah pelarut yang

tersisa. Optimalisasi dari parameter-parameter biasanya dibuat melalui percobaan dan

kesalahan dalam pengerjaan.

6. Desolvasi semprot

Desolvasi semprot meliputi penyemprotan suatu larutan polimer di atas

suatu cairan desolvator. Sebagai contoh, mikropartikel yang dibuat dari

penyemprotan suatu larutan polimer polivinil alcohol ke atas tangas aseton. Di sini,

pelarut polimer (air) diekstraksi ke dalam aseton dan PVA mengendap untuk

membentuk mikropartikel padat. Dalam contoh lain, BSA (Bovin Serum Albumin)

telah dienkapsulasi dalam PLGA poly (lactic-co-glycolic-acid) dengan metode ini.

Page 36: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

22

Obat yang telah dimikronisasi disuspensikan ke dalam larutan PLGA-aseton dan

diatomisasi secara ultrasonik ke dalam tangas etanol.

7. Penyalutan semprot

Dalam penyalutan semprot, bahan penyalut disemprotkan ke atas partikel

obat padat yang diputar dalam sebuah chamber penyalut. Metode ini biasa digunakan

untuk menyalut tablet atau kapsul.

8. Supercritical Fluid

Metode ini relatif baru, dapat meminimalisir penggunaan pelarut organik

dan proses pembuatan yang sulit. Memiliki dua keuntungan khusus : kompresibilitas

yang tinggi dan cairan yang lebih rapat. Metode ini lebih luas dibagi menjadi dua

bagian : expansion of supercritical solution (RESS), yang berguna untuk cairan

superkritis (seperti karbondioksida) sebagai pelarut untuk polimer dan supercritical-

anti solvent crystallization (SASS) menggunakan cairan sebagai anti-solvent yang

dapat mengendapkan polimer.

Dalam sistem penghantaran obat, berbagai macam metode telah dilakukan

untuk membuat mikropartikel kitosan. Beberapa mikropartikel kitosan telah berhasil

dibuat dengan metode emulsifikasi pautan silang dan metode gelasi ionik (Patel et al,

2011: 3).

F. Kitosan

Keberadaan polimer dalam sistem penghantaran obat dengan pelepasan

yang berkelanjutan sangat penting, karena hampir semua sistem tersebut

menggunakan polimer sebagai pembawa. Dahulu, polimer terbagi dalam tiga

kelompok besar, yaitu: polimer larut, polimer biodegradabel atau biokompetibel, dan

Page 37: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

23

polimer mukoadesif. Saat ini, keberadaan polimer cukup variatif, bahkan sudah

mengarah pada polimer multifungsi, yang dapat bersifat sebagai mukoadesif,

menginhibisi-enzim, peningkat-permeasi, dan menginhibisi-efflux pump. Salah satu

polimer yang termasuk dalam polimer multifungsi adalah kitosan (Kurniawan,

2011:1).

Kitosan merupakan polimer alami yang diperoleh dari limbah cangkang

udang maupun kepiting yang mengandung kitin. Kitosan sendiri dihasilkan dari

proses deasetilasi kitin, yang dapat terjadi secara enzimatik maupun kimiawi. Proses

secara kimia dihasilkan dengan mereaksikan kitin dengan alkali sehingga terjadi

proses penghilangan gugus asetil (deasetilasi) dari gugus asetamido menjadi gugus

amina.

Proses produksi kitosan (dari sebelum terbentuknya kitin) meliputi

demineralisasi, deproteinasi, dan deasetilasi. Demineralisasi dilakukan dengan

menggunakan larutan asam encer yang bertujuan untuk menghilangkan mineral yang

terkandung dalam bahan baku. Deproteinasi dilakukan dengan menggunakan larutan

basa encer untuk menghilangkan sisa-sisa protein yang masih terdapat dalam bahan

baku (Harianingsih, 2010: 8).

Polimer ini larut dalam asam, tidak larut dalam pelarut organik, air, la rutan

ber-pH netral maupun larutan alkali. Namun, bentuk garamnya larut dalam air, dan

kelarutan tersebut bergantung pada derajat deasetilasi dan pHnya. Nilai pKa dari

gugus N-amino pada kitosan adalah 6,5, oleh karena itu, kitosan larut pada larutan

asam organik dengan pH < 6,5 (Cecilia, 2011: 4). Sifat-sifat kitosan dihubungkan

dengan adanya gugus-gugus amino dan hidroksil yang terikat. Adanya gugus tersebut

Page 38: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

24

menyebabkan kitosan mempunyai reaktivitas kimia yang tinggi dan penyumbang

sifat polielektrolit kation dalam larutan asam organik (Kenyar, 2012: 2).

Gambar 3. Struktur Kitosan (Mardliyati, 2012: 90)

Karena sifat-sifat istimewa seperti mukoadhesif, biokompatibel,

biodegradabel, nontoksik dan tingkat imonogenisitas yang rendah, kitosan merupakan

biomaterial yang sangat menjanjikan untuk penggunaannya sebagai pembawa

(carrier) pada sistem penghantaran obat (Mardliyati, 2012: 90). Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa penggunaan kitosan sebagai pengantar obat dapat meningkatkan

efisiensi obat tanpa menimbulkan efek samping pada tubuh (Lee et al, 2006: 42).

Oleh karena sifatnya yang unik, yaitu bersifat polikationik dalam suasana

asam, non-toksik, biokompatibel, dan juga biodegradabel, kitosan dapat dibentuk

menjadi gel dan dapat dimanfaatkan sebagai matriks dalam sistem pengantaran obat.

Modifikasi gel telah banyak dikembangkan dengan menambahkan hidrokoloid alami,

di antaranya karboksimetil selulosa (CMC), alginat, gom guar, dan gom xantan

(Yundhana, 2008: 1).

Sifat mekanik kitosan adalah mudah rapuh. Untuk menstabilkan sifat

tersebut, maka dilakukan modifikasi dengan menggunakan zat pengikat silang. Zat

pengikat silang yang sering digunakan antara lain glutaraldehida dan natrium

tripolifosfat (NaTPP). Penggunaan glutaraldehida sebagai pengikat silang untuk

Page 39: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

25

sistem penghantar obat umumnya dihindari karena bersifat toksik. Selain itu, ikatan

silang yang terjadi melalui reaksi pembentukan basa Schiff antara gugus aldehida

ujung pada glutaraldehida denga gugus amino pada kitosan membentuk imina, yang

kemudian akan menyebabkan ikatan kimia yang kuat antar polimer kitosan. Hal ini

harus dihindari, karena dapat menyebabkan sulitnya proses pelepasan obat.

Pembentukan ikatan silang ionik antara polikation kitosan dengan senyawa polianion

berupa natrium tripolifosfat dinilai lebih disukai. Natrium tripolifosfat merupakan

senyawa polianion yang tidak beracun jika diinteraksikan dengan kitosan dalam

media asam melalui kekuatan elektrosatik ion untuk membentuk ikatan silang.

Kekuatan mekanik gel kitosan meningkat dengan penggunaan NaTPP, karena NaTPP

memiliki rapatan muatan yang tinggi sehingga interaksi dengan polikation dari

kitosan akan lebih besar.

Obat yang disalut dengan kitosan akan tertahan di dalam tubuh sebelum

terlepas menyebabkan pelepasan dapat berlagsung lama. Mekanisme pelepasan obat

yang disalut dengan kitosan di dalam tubuh terjadi akibat difusi, erosi dan swelling.

Difusi obat melalui membran kitosan, erosi kitosan sehingga kitosan terdegradasi

meninggalkan obat dan swelling dimana partikel akan menggembung hingga batas

tertentu lalu pecah menyebabkan obat di dalam partikel terlepas seiring pecahnya

partikel (Harahap, 2012: 12).

Page 40: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

26

G. Natrium Alginat

Natrium alginat adalah senyawa dalam bentuk garam dan turunan asam

alginat. Natrium alginat merupakan polimer yang membentuk koloid hidrofilik yang

diekstraksi dengan garam alkali dari bermacam-macam jenis alga laut coklat

(Phaeophyceae). Rumus molekul natrium alginat adalah (C6H7O6Na)n dan bobot

molekul 198,11. Titik lebur lebih dari 300 0C dan pH = 7,2 untuk 1% larutan air.

Larut dalam air dan mengental, tidak larut dalam larutan alkohol dengan alkohol

lebih dari 30%, tidak larut dalam eter, kloroform dan asam dengan pH kurang dari

tiga (Istiyani, 2008: 21).

Gambar 4. Struktur Alginat (Berger, 2009, 71: 54).

Natrium alginat merupakan polimer yang paling luas digunakan sebagai

polimer pada mikropartikel (Hariyadi, 2013; 22). Natrium alginat termasuk salah satu

koloid alami berbentuk garam monovalen yang larut dalam air tetapi mengendap dan

membentuk gel pada pH < 3. Alginat dalam bentuk garam natrium alginat mudah

didapatkan, murah, bersifat biokompatibel, tidak beracun, dan tidak karsinogen

(Rosalita, 2008: 2).

Page 41: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

27

Natrium alginat dapat membentuk gel (formasi egg-box), film, manik

(beads), pelet, mikropartikel, dan nanopartikel. Oleh karena itu, alginat juga dapat

digunakan sebagai bahan penyalut.

Sifat utama natrium alginat yang terlihat dari struktutnya adalah

kemampuannya untuk membentuk gel dengan adanya kation divalent ion tersebut

berfungsi sebagai penaut-silang antar molekul alginat.

Penggunaan alginat dalam formula ini selain sebagai agen penetrasi juga

dapat memperkuat struktur gel kitosan sehingga tidak mudah rapuh (Sugita, 2013: 1)

Alginat dapat berinteraksi dengan kitosan melalui pembentukan kompleks

polielektrolit (PEC). PEC dibentuk dengan mereaksikan 2 polielektrolit dengan

muatan berbeda dan banyak mengadung air sehingga membentuk jejaring tautan-

silang ionik (Tarirai, 2005: 33). Jejaring silang alginat-kitosan juga memerlukan ion

Ca2+ untuk meningkatkan kekuatan mekaniknya. Alginat telah diaplikasikan sebagai

penyalut hormon insulin penyalutan sel bakteri tanpa kehilangan aktivitas biologisnya

dan pengantar sistem obat untuk tuberkulosis (Qurrat, 2003: 536).

H. Teofilin

Teofilin adalah suatu bronkodilator yang membebaskan obstruksi saluran

napas pada asma kronis, dan mengurangi gejala dari penyakit kronik. Sebelumnya,

sandaran utama terapi asma teofilin telah digantikan secara luas oleh agonis-β dan

kortikosteroid. Teofilin diabsorbsi dengan baik oleh saluran pencernaan dan beberapa

preparat lepas lambat tersedia (Mycek, 2001: 222).

Page 42: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

28

Gambar 5. Struktur Teofilin (Sweetman, 2009: 1140).

Teofilin dengan nama lain Theophyllinum, 3,7-Dihydro-1,3-dimethylpurine-

2,6(1H)-dione, 1,3 Dimethylxanthine merupakan suatu bronkodilator dengan rumus

kimia C7H8N4O2 dan memiliki berat molekul yaitu 180,2. Pemerian teofilin berupa

serbuk kristal berwarna putih atau hamper putih. Sedikit larut dalam air, lebih mudah

larut dalam air panas, sedikit larut dalam alkohol, dalam kloroform, dan dalam eter;

bebas larut dalam larutan alkali hidroksida dan amonia (Sweetman, 2009: 1140).

Alkaloid ini terdapat bersama kofein pada daun teh dan memiliki sejumlah

khasiat, antara lain berdaya spasmolitis terhadap otot polos, khususnya otot bronchi,

menstimulasi jantung (efek inotrop positif) dan mendilatasinya. Teofilin juga

menstimulasi SSP dan pernapasan, serta bekerja diuretik lemah dan singkat.

Efek bronkodilatasinya tidak berkolerasi baik dengan dosis, tetapi

memperlihatkan hubungan jelas dengan kadar darahnya (dan kadar di air liur). Luas

terapeutiknya sempit, artinya dosis efektifnya terletak berdekatan dengan dosis

toksisnya. Dosisnya 125-250 mg dengan pemberiannya 3 sampai 4 kali sehari (Tjay,

2007: 651-652). Efek sampingnya berupa iritasi dan stimulasi SSP gastrointestinal.

Teofilin dapat menyebabkan mual, muntah, sakit perut, diare, dan gangguan

pencernaan lainnya, insomnia, sakit kepala, gelisah, lekas marah, gelisah, tremor, dan

jantung berdebar. Kejang, aritmia jantung, hipotensi berat, atau serangan jantung

Page 43: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

29

dapat terjadi lebih besar pada injeksi intravena, dan kematian telah dilaporkan. Obat

ini terlalu iritan untuk penggunaan intramuscular (Sweetman, 2009: 1140).

Resorpsinya di usus buruk dan tidak teratur. Itulah sebabnya mengapa

bronchodilator tua ini dahulu jarang digunakan. Baru pada tahun 1970-an, diketahui

bahwa resorpsi menjadi lebih sempurna bila digunakan dalam bentuk serbuk

mikrofine (besarnya partikel 5-10 mikron). Teofilin sebaiknya digunakan sebagai

sediaan sustained release yang memberikan resorpsi konstan dan kadar dalam darah

yang lebih teratur (Tjay, 2007: 651-652).

Teofilin diabsorbsi dengan baik pada saluran gastrointestinal, sekitar 90-

100% bioavailabilitas, memiliki aktivitas anti inflamasi dan waktu paruh plasma 3-9

jam. Selain rasa teofilin pahit, efek samping teofilin adalah sinus takikardia, mual,

muntah dan indigesti akibat meningkatnya sekresi asam lambung. Pembuatan

mikropartikel teofilin bertujuan untuk mengontrol pelepasan zat aktif dan

memperpanjang kerja obat serta menurunkan efek samping obat (Syamsur, 2010: 29).

I. Tinjauan Pengobatan dalam Islam

Di dalam al-Qur’an, Allah memerintahkan manusia untuk memikirkan dan

mengkaji tanda-tanda penciptaan disekitar mereka. Rasulullah Muhammad saw, Sang

utusan Allah, juga memerintahkan manusia untuk mencari ilmu. Barang siapa

menyelidiki seluk-beluk alam semesta dengan segala sesuatu yang hidup dan tak

hidup di dalamnya dan memikirkan serta menyelidiki apa yang dilihatnya di

sekitarnya, akan mengenali kebijakan, ilmu dan kekuasaan abadi Allah (Yahya, 2004:

15).

Page 44: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

30

Orang memikirkan hal-hal seperti inilah yang dinamakan orang berfikir dan

dapat mencapai kesimpulan yang sangat bermakna, penuh hikmah dan penting setiap

saat semenjak bangun tidur hingga kembali ke tempat tidur dan mengambil hikmah

ataupun kesimpulan dari apa yang dipikirkannya. Dalam QS Ali Imran/3: 190-191

Allah berfirman:

Terjemahnya : Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka” (Departemen Agama RI, 2005: 160-161).

Hakikat yang ditegaskan pada ayat ini dan salah satu bukti kebenaran hal

tersebut adalah mengundang manusia untuk berpikir, karena Sesungguhnya dalam

penciptaan, yakni kejadian seperti matahari, bulan, dan jutaan gugusan bintang yang

terdapat di langit atau dalam pengaturan sistem kerja langit yang sangat teliti serta

kejadian dan perputaran bumi pada porosnya, yang melahirkan silih bergantinya

malam dan siang perbedaannya, baik dalam masa maupun dalam panjang dan

Page 45: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

31

pendeknya terdapat tanda-tanda kemahakuasaan Allah bagi ulul albab, yakni orang-

orang yang memiliki akal yang murni (Shihab, 2009: 370).

Ulul albab yang disebutkan pada ayat adalah orang-orang, baik laki-laki

maupun perempuan, yang terus-menerus mengingat Allah, dengan ucapan dan atau

hati dalam seluruh situasi dan kondisi saat bekerja atau istirahat, sambil berdiri atau

duduk atau dalam keadaan berbaring, atau bagaimanapun dan mereka memikirkan

tentang penciptaan, yakni kejadian dan sistem kerja langit dan bumi dan setelah itu

berkata sebagai kesimpulan: “Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan alam raya

dan segala isinya ini dengan sia-sia, tanpa tujuan yang hak. Apa yang kami alami,

atau lihat, atau dengar dari keburukan atau kekurangan. Maha suci Engkau dari

semua itu. Itu adalah ulah atau dosa dan kekurangan kami yang dapat menjerumuskan

kami ke dalam siksa neraka maka peliharalah kami dari siksa neraka (Shihab ,2009;

372).

Di atas, terlihat bahwa objek zikir adalah Allah, sedang objek pikir adalah

makhluk-makhluk Allah berupa fenomena alam. Ini berarti pengenalan kepada Allah

lebih banyak didasarkan kepada qalbu, sedang pengenalan alam raya oleh

penggunaan akal, yakni berpikir (Shihab, 2009: 373). Zikir dan pikir inilah yang

harus senantiasa didasari dengan keimanan.

Dari ayat tersebut dijelaskan pula bahwa Allah menciptakan alam raya dan

segala isinya tidak ada yang sia-sia tanpa tujuan yang hak, sebagaimana dalam

penelitian ini dibuat formulasi mikropartikel yang berguna untuk mengurangi efek

samping obat dan member kenyamanan pada pengguna obat.

Page 46: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

32

Pengembangan ilmu pengetahuan serta teknologi (IPTEK) dalam semua

bidang semakin pesat adanya. Kemajuan IPTEK saat ini diperuntukkan untuk

memberi kemudahan pada manusia. Dalam dunia medis, kemudahan yang dimaksud

adalah memberi kenyamanan serta kepatuhan bagi para pengguna obat.

Kemajuan teknologi dalam dunia medis saat ini melirik perhatian peneliti

untuk terus mengembangkan teknologi penghantaran obat mikropartikel. Keunggulan

dari penggunaan obat mikropartikel yaitu menutupi rasa pahit dari obat,

memperpanjang kerja obat, menurunkan frekunsi pemberian obat serta menurunkan

efek samping obat.

Dunia obat-obatan berkembang sedemikian pesat, mengikuti kualitas dan

kuantitas penyakit yang tak kalah cepatnya berkembang. Salah satu kemajuan

teknologi dalam dunia medis saat ini adalah pengembangan sistem penghantaran obat

mikropartikel. Sebagai makhluk yang berpikir, manusia tidak akan merugi karena

melakukan segala bentuk kebaikan, karena sekecil apapun kebaikan tersebut akan

bernilai pahala bagi-Nya. Sebagaimana firman Allah swt pada QS al-Zalzalah/99: 7

Terjemahnya : Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya. Dan Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya Dia akan melihat (balasan)nya pula (Departemen Agama RI, 2005: 1410).

Page 47: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

33

Ayat tersebut menjelaskan bahwa semua diperlakukan secara adil, maka

barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah, yakni butir debu sekali

pun, kapan dan dimana pun niscaya dia akan melihatnya. Dan demikian juga

sebaliknya, barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah sekali pun,

niscaya dia akan melihatnya pula. (Shihab, 2009: 531).

Dijelaskan juga bahwa manusia janganlah ragu untuk melakukan suatu

kebaikan karena sekecil biji dzarrah pun akan dilihat oleh Allah swt., yang mana

dalam penelitian ini dilakukan pembuatan bentuk sediaan mikropartikel yang

merupakan salah satu inovasi dalam sistem penghantaran obat modern untuk

mengatasi efek samping obat. Hal ini akan memudahkan manusia dalam mengobati

dirinya sendiri.

Perkembangan teknologi dan proses pembuatan obat kini semakin maju dan

diperlukan bahan-bahan obat, baik bahan aktif maupun bahan tambahan lainnya.

Allah berfirman dalam QS al-Baqarah/2 : 168

Terjemahnya : Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu (Departemen Agama RI, 2005: 56).

Makanan halal adalah makanan yang tidak haram, yakni memakannya tidak

dilarang oleh agama. Makanan haram ada dua macam yaitu haram karena zatnya,

Page 48: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

34

seperti babi, bangkai, dan darah; dan yang haram karena sesuatu bukan dari zatnya,

seperti makanan yang tidak diizinkan oleh pemiliknya untuk dimakan atau

digunakan. Makanan yang halal adalah yang bukan termasuk kedua macam ini

(Shihab, 2009: 458).

Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa dalam pembuatan suatu formula

mikrokapartikel menggunakan bahan-bahan obat yang didalamnya memanfaatkan

bahan yang halal berarti segala sesuatu yang tidak dilarang oleh agama, dan yang

tayyib (baik), bermanfaat bagi tubuh dan mengurangi efek samping bagi tubuh

manusia dan yang tidak membahayakan bagi tubuh.

Islam sangat memerhatikan kondisi kesehatan sehingga dalam Al-Quran dan

hadis ditemui banyak referensi tentang sehat. (Hendrik, 2009: 66). Misalnya dalam

hadis Bukhari yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, Rasulullah saw. bersabda:

ث ا ك م يه ون ف ب غ ان م ت م ع ن لم س ه و ي ل ع لى ا ص ا قال قال النيب م ه نـ ع ا ي ض باس ر ع ن م رياغ ر الف ة و ح )رواه البخاري (الناس الص

Artinya: Dari Ibnu Abbas ra. berkata, telah bersabda Nabi saw.: Dua kenikmataan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia, adalah kesehatan dan waktu luang. (HR. Al-Bukhariy, hadis no. 5932).

Sesuai dengan sunnah nabi inilah, umat islam diajarkan untuk senantiasa

mensyukuri nikmat kesehatan dan diberikan oleh Allah Swt. Bahkan bisa dikatakan

jika kesehatan adalah nikmat Allah Swt., yang terbesar dan harus diterima manusia

dengan rasa syukur. Bentuk syukur terhadap nikmat Allah karena telah diberi nikmat

kesehatan adalah senantiasa menjaga kesehatan. Konsekuensi rasa syukur atas nikmat

Page 49: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

35

Allah Swt akan berdampak pada diri manusia itu sendiri. Hal ini dijelaskan dalam

firman Allah QS Ibrahim/ 14: 7 yakni:

Terjemahnya: Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"(Departemen agama RI, 2008: 347).

Ayat diatas secara tegas menyatakan sebagaimana Nabi Musa as. berkata

kepada kaumnya: “Dan ingatlah juga nikmat Allah kepada kamu semua tatkala

Tuhan Pemelihara dan Penganugrah aneka kebajikan kepada kamu memaklumkan:

“Sesungguhnya Aku, yakni Allah, bersumpah demi kekuasaan-Ku, jika kamu

bersyukur pasti Aku tambah nikmat-nikmat-Ku kepada kamu karena sungguh amat

melimpah nikmat-Ku. Karena itu, berharaplah yang banyak dari-Ku dengan

mensyukurinya dan jika kamu kufur, yakni mengingkari nikmat-nikmat yang telah

Aku anugrahkan dengan tidak menggunakan dan memanfaatkannya sebagaimana

Aku kehendaki maka akan Aku kurangi nikmat itu bahkan kamu terancam mendapat

siksa-Ku sesungguhnya siksa-Ku dengan berkurang atau hilangnya nikmat itu atau

jatuhnya petaka atas kamu akan kamu rasakan amat pedih” (Shihab. 2002: 329).

Hadis tentang kesembuhan suatu penyakit karena obat tertentu adalah atas izin Allah

Page 50: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

36

ل ج ز و ع ن ا أ بإذ ر بـ اء الد اء و د يب ا أص فإذ اء و د اء د ل ك قال ل )رواه مسلم ( أنهArtinya:

Dari Jabir dari Rasulullah saw. bersabda: “Setiap penyakit ada obatnya. Dan jika suatu obat mengena tepat pada penyakitnya ia akan sembuh dengan izin Allah ta’ala (HR. Muslim, hadis no. 4084).

Hadis tersebut menunjukkan bahwa tidak ada penyakit yang tidak bisa

disembuhkan dan obat yang diberikan sesuai dengan penyakitnya. Maka dari itu obat

harus terus dicari dan dikaji dengan melakukan penelitian.

Penyembuhan manusia dari suatu penyakit yang dideritanya adalah mutlak

kekuasaan Allah SWT, bukan kekuasaan manusia, karena penyakit datangnya dari

Allah SWY, dan pasti Allah akan menurunkan obatnya. Beberapa kaidah dalam

pengobatan yang wajib diperhatikan oleh setiap muslim saat berusaha mengobati

penyakit yang dideritanya, adalah bahwa obat dan dokternya hanya merupakan sarana

kesembuhan terhadap suatu penyakit. Dalam berusaha mencari obat/pengobatan,

tidak boleh dilakukan dengan cara-cara yang syirik dan diharamkan oleh syariat-

syariat Islam (baik yang berhubungan dengan teknik pengobatan maupun obat-

obatnya) (Hendrik, 2009: 68).

Islam menentang pengobatan versi dukun dan para tukang sihir. Tetapi di

sini terdapat suatu hal yang harus dimengerti dan cermat, bahwa ayat-ayat, dzikir-

dzikir, doa-doa dan beberapa ta’awwudz (permohonan perlindungan kepada Allah)

yang dipergunakan dengan mengobati yang dikenal dengan istilah ruqyah pada

hakikatnya pada semua ayat, dzikir-dzikir, doa-doa, dan ta’awwudz itu sendiri

memberi manfaat yang besar dan juga dapat menyembuhkan. Selain hal tersebut,

Page 51: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

37

islam sangat menghargai bentuk-bentuk pengobatan yang didasarkan oleh ilmu

pengetahuan, penelitian eksperimen ilmiah, dan hukum sebab-akibat.

Indikasi sakit, sembuh, dan sehat dalam bahasa Al-Quran, secara berurutan

dapat didasarkan pada kata maradl, syifa’, dan salim. Kata maradl dan syifa’ secara

berdampingan diungkapkan dalam QS al-Syura’/ 26 : 80.

Terjemahnya: “Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan Aku” (Departemen agama RI, 2008: 370).

Ayat di atas menyatakan bahwa: Tuhan semesta alam itu adalah Dia yang

apabila aku memakan atau meminum sesuatu yang mestinya kuhindari atau

melakukan kegiatan yang menjadikan aku sakit, maka hanya Dia pula Yang

menyembuhkan aku sehingga kesehatanku kembali pulih (Shihab, 2009: 255).

Pada ayat ini tampak jelas bahwa sakit (maradl) terkait dengan manusia,

sedangkan kesembuhan (syifa’) merupakan sesuatu yang diberikan kepada manusia,

dan bersandar kepada Allah Swt., kandungan makna ini mengantarkan kita kepada

sebuah pemahaman bahwa setiap penyakit pasti ada obatnya. Apabila obatnya sesuai

dengan penyakitnya, kesembuhan akan terjadi, dan atas izin dari Allah Swt (Hendrik,

2009: 67).

Page 52: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

38

Page 53: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Lokasi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental yang bertujuan untuk

mengetahui perbandingan kitosan-alginat yang dipaut silang dengan natrium

tripolifosfat terhadap efisiensi penjerapan teofilin dan untuk mengetahui

perbandingan optimum penyalut untuk membentuk mikropartikel teofilin.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian di Laboratorium Kimia Analisis Fakultas Ilmu Kesehatan

Jurusan Farmasi Universitas Islam Negeri Makassar, Laboratorium Farmasetika

Fakultas Ilmu Kesehatan Jurusan Farmasi Universitas Islam Negeri Makassar,

Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Jurusan Farmasi Universitas

Islam Negeri Makassar, Laboratorium Biofarmaka Pusat Kegiatan Penelitian

Universitas Hasanuddin Makassar.

B. Pendekatan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan uraian pada latar belakang, penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.

Page 54: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

39

C. Metode Pengumpulan Data

1. Rancangan Formula

Tabel 1. Formula Mikropartikel No. Nama Bahan F 1 F 2 F 3 1 Teofilin 200 mg 200 mg 200 mg 2 Asam asetat 1% 20 mL 20 mL 20 mL 3 Parafin Cair 100 mL 100 mL 100 mL 4 Kitosan 1% 2% 3% 5 Natrium Alginat 0,1% 0,1% 0,1% 6 Natrium Tripolifosfat 2% 2% 2% 7 Span 80 2% 2% 2%

Ket : F = Formula

2. Pembuatan Mikropartikel dengan Metode Emulsifikasi Gelasi Ionik

Sebanyak berturut-turut untuk formula F1, F2 dan F3 masing-masing 200

mg, 400 mg, dan 600 mg kitosan dilarutkan dalam larutan asam asetat 1% 20 mL

dalam labu Erlenmeyer kemudian ditambahkan 20 mL natrium alginat 0,1% (b/v)

diaduk hingga homogen. Didispersikan 200 mg teofilin ke dalam larutan kitosan-

alginat dan ditambahkan perlahan-lahan ke dalam wadah yang berisi 100 mL paraffin

cair dan span 80 2% (b/v) disertai pengadukan yang konstan pada kecepatan 1400

rpm selama 15 menit menggunakan magnetic stirrer. Ke dalam emulsi tersebut

ditambahkan 20 mL natrium tripolifosfat 2% (b/v) secara perlahan-lahan dan diaduk

dengan kecepatan 1400 rpm selama 2,5 jam. Mikropartikel yang terbentuk kemudian

disaring dan dicuci dengan sejumlah n-heksan kemudian dikeringkan.

Page 55: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

40

3. Pengamatan Bentuk dan Ukuran Mikropartikel

Diamati bentuk dan ukuran mikropartikel dengan menggunakan mikroskop

optik.

4. Penentuan Kadar Obat Dalam Mikropartikel

a. Pembuatan Larutan Dapar Fosfat pH 7,4

Dicampurkan 250 mL kalium dihidrogenfosfat 0,2 M dengan 195,5 mL

natrium hidroksida 0,2 N, diencerkan dengan air bebas karbondioksida hingga 1000

mL.

b. Pembuatan Larutan Baku Teofilin

Ditimbang seksama 100,0 mg teofilin, dimasukkan ke dalam labu ukur

100,0 mL dan dilarutkan dengan dapar fosfat pH 7,4 hingga batas tanda disertai

pengadukan, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 1000,0 bpj.

Dipipet larutan baku standar teofilin 1000,0 bpj sebanyak 10,0 mL,

dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL kemudian diencerkan dengan dapar fosfat

pH 7,4 hingga batas tanda disertai pengadukan, sehingga diperoleh larutan dengan

konsentrasi 100,0 bpj.

c. Pembuatan Kurva Baku Teofilin

Dipipet larutan baku (100,0 bpj) sebanyak 2,0 mL; 4,0 mL; 6,0 mL; 8,0 mL,

masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL lalu dicukupkan volumenya

dengan larutan dapar fosfat pH 7,4 sampai batas tanda. Larutan yang diperoleh

dihomogenkan. Diperoleh larutan dengan konsentrasi 20,0 bpj, 40,0 bpj, 60,0 bpj,

80,0 bpj, dan 100,0 bpj dari larutan baku. Kemudian diukur serapannya secara

Page 56: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

41

spektrofotometri pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh dan sebagai

blanko digunakan dapar fosfat pH 7,4.

d. Penetapan Kadar Obat Dalam Mikropartikel

Ditimbang secara seksama 20,0 mg mikropartikel, disuspensikan dalam 10,0

mL dapar fosfat pH 7,4 untuk melarutkan teofilin yang ada dalam formula lalu

disaring. Dipipet 1,0 mL dari larutan tersebut untuk formula 1 dan dipipet 4,0 mL

untuk formula 2 dan 3, dicukupkan volumenya hingga 10,0 mL. Ditentukan kadarnya

secara spektrofotometri pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh dari

percobaan sebelumnya. Dibuat pula larutan blanko dengan menggunakan dapar fosfat

pH 7,4. Efisiensi enkapsulasi obat ditentukan berdasarka rumus :

Efisiensi enkapsulasi = { [ T - D ] / T } x 100%

Keterangan:

T = total jumlah obat yang ditambahkan dalam formula

D = jumlah obat yang larut

D. Instrumen Penelitian

Alat penelitian yaitu batang pengaduk, beker gelas (Pyrex®), blender

(Panasonic®), cawan porselin, labu erlenmeyer (Pyrex®), labu tentukur (Pyrex®),

magnetic stirrer (Heidolph®), mikroskop optik (Yazumi XSZ-107BN®), pipet volume

(pyrex®), neraca analitik (Kern ALJ 220-4 NM®), sendok tanduk, spoit,

spektrofotometer UV-Vis (Genesys 10S UV-Vis®)

Page 57: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

42

Bahan penelitian yaitu air suling, asam asetat 1%, kalium dihidrogenfosfat,

kitosan (PT. Biotech Surindo®), kertas saring whatman no.42 (GE Healthcare®),

natrium alginat, n-heksan, natrium hidroksda, natrium tripolifosfat, parafin cair, span

80, teofilin (Kimia Farma®).

E. Validasi dan Reliabilitas Instrumen

Alat ukur yang digunakan untuk penentuan kadar adalah spektrofotometer

UV-Vis. Validasi metode dijaga dengan pembuatan kurva baku menggunakan baku

pembanding. Reliabilitas dijaga dengan melakukan pengulangan pengukuran sampai

tiga kali untuk konsentrasi yang sama.

Page 58: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Kurva Baku Teofilin

Pembuatan kurva baku Teofilin dilakukan dengan menggunakan

spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang maksimum 286 nm. Kurva baku

Teofilin menunjukkan hubungan linear antara absorban (y) dan konsentrasi Teofilin

(x) dalam pelarut dapar fosfat pH 7,4. Persamaan regresi linear kurva baku

memberikan R2 = 0,9936 dengan grafik sebagai berikut:

Gambar 6. Kurva Baku Teofilin

y = 0.0073x + 0.0517R² = 0.9936

00.10.20.30.40.50.60.70.80.9

0 50 100 150

Abs

orba

n

Konsentrasi (bpj)

Kurva Baku Teofilin

Series1

Linear (Series1)

Page 59: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

44

2. Penyalutan Obat dalam Mikropartikel

Tabel 2. Hasil Penyalutan obat dalam Mikropartikel

Formula Teofilin (mg)

Kitosan (%)

Natrium Alginat

(%)

Natrium Tripolifosfat

(%)

Efisiensi Enkapsulasi

(%) F 1 200 1 0,1 2 91,1

F 2 200 2 0,1 2 79,94

F 3 200 3 0,1 2 71,91

3. Karakteristik Mikropartikel

Mikropartikel yag dihasilkan memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda tiap

formula. Bentuk dan ukuran mikropartikel dinyatakan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3. Bentuk dan Ukuran Mikropartikel

Formula

Bentuk Ukuran (µm)

F 1 Sferis 3 – 10

F 2 Non Sferis 3 – 21

F 3 Sferis 4 – 40

B. Pembahasan

Mikropartikel merupakan salah satu bagian penting dalam sistem

penghantaran obat karena memiliki ukuran yang kecil (Syamsur, 2010: 28).

Formulasi mikropartikel dalam penelitian ini menggunakan teofilin sebagai

model obat. Teofilin merupakan senyawa obat yang banyak dipakai untuk

pengobatan asma bronkial. Dimana teofilin memiliki aktivitas anti inflamasi dan

waktu paruh plasma 3-9 jam, rasa pahit dan dapat menyebabkan iritasi lambung

(Syamsur, 2010: 29). Ankit menyatakan bahwa obat-obat dengan tingkat iritasi yang

Page 60: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

45

tinggi dalam saluran lambung usus memiliki potensi untuk diformulasi mikropartikel

(Ankit, 2011: 12). Dimana kelebihan sediaan mikropartikel dalam bidang farmasi

dapat digunakan sebagai penutup rasa pahit, perlindungan obat dari kondisi

lingkungan (kelembaban, cahaya, panas, dan oksidasi), solusi pada inkompatibilitas

dengan komponen lain, mengembangkan sifat alir dari serbuk, mendapatkan sediaan

lepas lambat, mencegah iritasi lambung dan dapat memperpanjang kerja obat

(Syamsur, 2010: 28).

Mikropartikel terbuat dari bahan inti yang disalut dengan bahan penyalut

seperti polimer (Nurhariadi, 2010: 1). Pada formulasi mikropartikel digunakan

kombinasi penyalut kitosan-alginat. Kombinasi penyalut akan membentuk matriks

yang bisa meningkatkan stabilitas penyerapan bahan obat (Nurhariadi, 2010: 1).

Dimana kriteria penyalut yang ideal adalah biokompatibel, biodegradabel, memiliki

respon imun yang minim, sifat toksisitasnya yang rendah, larut air dan tidak mahal

seperti kitosan (Patel et al, 2011: 3). Karena sifat tersebut kitosan merupakan

biomaterial yang sangat menjanjikan untuk penggunaannya sebagai pembawa

(carrier) pada sistem penghantaran obat (Park et al, 2005: 10). Namun kitosan dalam

bentuk gel bersifat mudah rapuh sehingga perlu dimodifikasi dengan natrium alginat

untuk memperbaiki sifat reologinya seperti kekuatan mekanik, titik pecah, ketegaran,

pembengkakan, dan pengerutan yang sesuai untuk sistem penghantaran obat. Gel

kitosan-alginat terjadi karena terbentuknya jejaring tiga dimensi antara molekul

kitosan dan natrium alginat yang terentang pada seluruh volume gel yang terbentuk

dengan menangkap seluruh air di dalamnya (Sugita, 2010: 107-108). Natrium alginat

yang disalut dengan kitosan akan membentuk matriks yang bisa meningkatkan

Page 61: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

46

stabilitas penyerapan bahan obat melalui reaksi polikationik-polianionik yang biasa

digunakan untuk kombinasi polimer (Restiana, 2010: 1).

Metode yang digunakan pada formulasi mikropartikel ini menggunakan

metode emulsifikasi gelasi ionik yang digolongkan dalam metode emulsifikasi pautan

silang dimana kelebihan dari metode ini dapat menghasilkan mikropartikel dengan

ukuran kurang dari 100 µm (Istiyani, 2008: 10).

Gelasi ionik yang terjadi karena pautan silang secara kimia melalui interaksi

elektrostatik serta pautan silang kimia. Dan dalam formula ini menggunakan natrium

tripolifosfat sebagai bahan penaut silang polimer kitosan. Penggunaan ion natrium

tripolifosfat merupakan alternatif pengganti dari senyawa glutaraldehid yang umum

digunakan dalam pembuatan mikropartikel. Kitosan yang dipaut silang dengan

senyawa glutaraldehid akan menghasilkan mikropartikel dengan tingkat toksisitas

cenderung lebih tinggi dibandingkan kitosan yang dipaut silang dengan natrium

tripolifosfat (Kenyar, 2012: 4). Konsentrasi kitosan yang digunakan bervariasi untuk

masing-masing formula 1, 2 dan 3 berturut-turut 1%, 2% dan 3%. Beberapa

penelitian sebelumnya menggunakan perbedaan konsentrasi kitosan sebagai variabel

untuk mengkaji efisinsi enkapsulasi obat dari mikropartikel. Dimana konsentrasi

kitosan dapat mempengaruhi keseragaman bentuk dan ukuran mikropartikel yang

dihasilkan (Honary, 2009: 54).

Penambahan span 80 berfungsi sebagai surfaktan untuk menstabilkan

emulsi partikel dalam larutan. Dengan adanya span 80, maka partikel-partikel di

dalam larutan akan terselimuti dan menstabilkan satu sama lain sehingga proses

pemecahan partikel yang dipengaruhi oleh kecepatan serta lamanya waktu

pengadukan akan semakin efektif dengan mencegah aglomerasi (Sugita, 2010: 108).

Page 62: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

47

Mikropartikel diperoleh dari hasil penyaringan dan dicuci berulang dengan

sejumlah n-heksan untuk menghilangkan paraffin cair yang terdapat dalam

mikropartikel sehingga dapat dikeringkan hingga diperoleh serbuk mikropartikel.

Pengeringan mikropartikel menggunakan freeze dryer dimana prinsipnya

dimulai dari proses pembekuan dan dilanjutkan dengan proses pengeringan yaitu

mengeluarkan atau memisahkan hampir sebagian besar air dalam bahan yang terjadi

melalui mekanisme sublimasi yaitu perubahan fase dari padat (es) ke uap

(Purwiyatno, 2013: 53).

Berdasarkan pembuatan kurva baku teofilin dalam pelarut dapar fosfat pH

7,4 memberikan persamaan kurva baku y = 0,0073x + 0,0517 dengan R2 = 0,9936

yang menunjukkan adanya hubungan linear antara nilai absorbansi terhadap

konsentrasi zat terlarut yang dianalisis. Hubungan linear yang baik memiliki nilai

koefisien korelasi r pada analisis regresi linear y = bx + a, dimana hubungan linear

yang ideal dicapai jika nilai b = 0 dan r mendekati nilai 1 (Suriansyah, 2012: 3).

Mikropartikel yang dihasilkan dari formula 1, 2 dan 3 berturut-turut adalah

149 mg, 877,3 mg dan 828,4 mg. Perbedaan hasil ini disebabkan karena perbedaan

konsentrasi penyalut kitosan yang digunakan.

Analisis serbuk mikropartikel menggunakan mikroskop berfungsi untuk

mengidentifikasi bentuk serta ukuran mikropartikel teofilin yang telah terbentuk.

Berdasarkan analisis gambar yang dihasilkan melalui pengamatan dengan

menggunakan mikroskop perbesaran 100 kali didapatkan bentuk yang sferis dan non

sferis dengan ukuran yang berbeda-beda. Pada formula 1 diperoleh bentuk yang sferis

dengan ukuran 3µm – 10 µm. Pada formula 2 diperoleh bentuk yang non sferis

dengan ukuran 3µm –21 µm, sedangkan pada formula 3 diperoleh bentuk yang sferis

Page 63: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

48

dengan ukuran 4µm – 40µm. Dapat dilihat bahwa semakin tinggi konsentrasi

penyalut kitosan yang digunakan maka semakin besar ukuran partikel mikropartikel

yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi konsentrasi kitosan yang

digunakan maka partikel-partikel yang terbentuk dari reaksi elektrostatis antara

kitosan dan natrium tripolifosfat sangat banyak dan padat, sehingga bergerombol

membentuk agregat menjadi partikel berukuran lebih besar sehingga sulit terpecah

menjadi partikel yang lebih kecil (Mardliyati, 2012: 92). Sedangkan pada formula 2

diperoleh bentuk yang non sferis disebabkan karena teofilin yang tidak masuk ke

dalam matriks melainkan menempel di permukaan mikropartikel sehingga tidak

terbentuk penyalutan dengan bentuk sferis (Tiyaboonchai, 2003: 567).

Efisiensi enkapsulasi teofilin dilakukan dengan mengukur berapa banyak

teofilin tersalut di dalam mikropartikel. Kadar teofilin yang tersalut dapat diketahui

berdasarkan nilai absorban yang terukur pada spektrofotometer UV-Vis pada panjang

gelombang maksimum 286 nm.

Dari hasil pengukuran dan perhitungan didapatkan nilai efisiensi

enkapsulasi dari formula 1, 2, dan 3 berturut-turut 91,1%, 79,94%, dan 71,91%. Hasil

pengukuran kadar teofilin yang terenkapsulasi menunjukkan bahwa peningkatan

konsentrasi penyalut kitosan akan menurunkan efisiensi enkapsulasi teofilin. Hal ini

disebabkan karena peningkatan konsentrasi penyalut kitosan menghasilkan pori-pori

gel yang terbentuk semakin rapat sehingga permeabilitas terhadap obat semakin kecil

dan tidak terjerap dalam inti (Ratna, 2013: 38).

Dari ketiga formula yang memiliki nilai efisiensi enkapsulasi terbaik yaitu

formula 1 dengan konsentrasi penyalut kitosan 1% dan natrium alginat 0,1% (1:0,1)

dengan karakteristik mikropartikel paling baik yaitu bentuk yang sferis dengan

Page 64: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

49

ukuran partikel terkecil 3 µm dan terbesar 10 µm. Dimana dijelaskan bahwa

mikropartikel adalah partikel padat yang berbentuk sferis berukuran 1-1000 µm

(Nurhariadi, 2010: 1).

Dalam sistem penghantaran obat yang menggunakan partikel sebagai

penghantar seperti mikropartikel, kemampuan menyalut obat yang tinggi dengan

ukuran partikel yang kecil dan bentuk sferis yang seragam adalah lebih baik. Hal ini

akan memudahkan pemberian obat melalui rute tertentu seperti pemberian secara

intravena, intranasal, dan sebagainya (Jamaluddin, 2012: 50).

Page 65: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

50

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Semakin tinggi perbandingan kitosan-alginat yang digunakan maka semakin

rendah efisiensi penjerapan teofilin dalam mikropartikel

2. Penyalut kitosan-alginat (1:0,1) menunjukkan karakteristik mikropartikel

teofilin yang paling baik dengan bentuk yang sferis dan ukuran partikel

berkisar 3 µm sampai 10 µm.

3. Islam menganjurkan untuk melakukan pengobatan berdasarkan konsep ilmu

pengetahuan yang telah teruji dengan menggunakan bahan dan cara yang baik

dan halal.

B. Implikasi Penelitian

1. Perlu dilakukan penelitian dengan variasi konsentrasi penyalut natrium alginat

sehingga didapatkan hasil yang lebih maksimal.

2. Perlu dilakukan pengujian pelepasan teofilin pada mikropartikel secara in

vitro.

Page 66: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

52

KEPUSTAKAAN

Agnihotri, Sunil A. Recent advances on chitosan-based micro- and nanoparticles in drug delivery. Journal of Controlled Release, 2004.

Al-Bukhariy, Abu ‘Abd Allah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin al-Mugirah bin

Bardazbah al-Jafi. [tth.]. Shahih al-Bukhari, Jilid VII. Semarang: Maktabah wa Mathba’ah Karya Toha Putra.

Al-Naisaburiy, al-Imam Abi al-Husain Muslim bin al-Hajjaj al-Qusyairi. [tth] Shahih

Muslim. Bandung: Maktabah Dahlan. Ankit, Kumar. Microencapsulation as A Novel Drug Delivery System. International

Pharmaceutica Science, 2011. Banne, Yos. Preparasi Nanopartikel Kurkumin Menggunakan Kitosan Rantai Sedang

dan Uji Cellular Uptake pada Kultur Sel T47D secara In Vitro. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada, 2011.

Bansode S. S, S. K. Banarjee, D. D. Gaikwad, S. L. Jadhav, R. M. Thorat.

Microencapsulation: A Review, vol. 1 (2). Vishal Institute of Pharmaceutical Education and Research, 2010.

Cecilia SN, Christy. Preparasi dan Karakterisasi Kitosan Suksinat sebagai Polimer

Dalam Sediaan Mikrosfer Mukoadhesif. Depok: FMIPA UI, 2011. Dartiawati. Perilaku Disolusi Nanokapsul Ketoprofen Tersalut Gel Kitosan-Alginat

secara in Vitro. Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2011. Departemen Agama RI. Alquran dan Terjemahannya. Semarang: Karya Toha, 2005. Dirjen POM. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan RI,

1979. Harahap, Yosmarina. Preparasi dan Karakterisasi Nanopartikel Kitosan dengan

Variasi Asam. Depok: UI, 2012. Hariyadi, Dewi Melani. Optimasi Mikrosfer Ovalbumin-Alginat yang Diproduksi

dengan Teknik Aerosolisasi, vol. 2 (1). Surabaya: Universitas Airlangga, 2013.

Page 67: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

52

Hendrik. Habbatus Sauda’ :Tibbun Nabawiy untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Solo: Pustaka Iltizam, 2009.

Purwiyatno. “Freeze drying Technology: for Better Quality and Flavor for Dried

Products”, vol. 8 (2). Food Review Indonesia (2013). Harianingsih. “Pemanfaatan Limbah Cangkang Kepiting menjadi Kitosan Sebagai

Bahan Pelapis (Coater) pada Buah Stroberi”. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro, 2010.

Honary, Soheila. “The effect of chitosan molecular weight on the properties of

alginate/chitosan microparticles containing prednisolone”, vol. 8 (1). University of Benin, Tropical Journal of Pharmaceutical Research (2009).

Ismarani, Dyah Iswantini Pradono, Latifah K Darusman. “Mikroenkapsulasi Ekstrak

Formula Pegagan-Kumis Kucing- Sambiloto sebagai Inhibitor Angiotensin I Converting Enzyme secara In Vitro”, vol. 3 (1). CEFARS, Jurnal Agribisnis dan Pengembangan Wilayah (2011).

Istiyani, Khoirul. “Mikroenkapsulasi Insulin dengan Penyalut Kitosan”. Skripsi.

Bogor: FMIPA UI, 2008 Jyothi, N. Venkata Naga, P. Muthu Prasanna, Suhas Narayan Sakarkar, K. Surya

Prabha, P. Seetha Ramaiah, G. Y Srawan. “Microencapsulation Techniques, Factors Influencing Encapsulation Efficiency”. India, Journal of Microencapsulation (2010).

Kenyar Nindita Hermanus, Dyah. “Sintesis dan Karakterisasi Nanopartikel Ekstrak

Kulit Kayu Mahoni (Swietenia macrophylla king.) sebagai Bahan Suplemen Antihiperkolesterolemia”. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2012.

Kumar B. Pavan, I. Sarath Chandiran, B. Bhavya, M. Sindhuri. “Microparticulate

Drug Delivery System: A Review”, vol. 1 (1). Indian Journal of Pharmaceutical Science & Research (2011).

Kurniawan, Dhadhang Wahyu. “Pembuatan Mikropartikel Metformin Hidroklorida

Menggunakan Matriks Kitosan Tertiolasi”. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, 2011.

Mardliyati Etik, Sjaikhurrizal El Muttaqien, Damai Ria Setyawati. “Sintetis

Nanopartikel Kitosan-Trypolyphosphate dengan Metode Gelasi Ionik:

Page 68: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

53

Pengaruh Konsentrasi dan Rasio Volume Terhadap Karakteristik Partikel”. Skripsi. Serpong: Pusat Teknologi Farmasi dan Medika, 2012.

Mycek, Mary J. Farmakologi Ulasan Bergambar. Edisi II; Jakarta: Widya Medika,

2001. Mohanraj, V. J and Y Chen. “Nanoparticles”. Tropical Journal of Pharmaceutical

Research (2006). Nurhariadi, Miky. “Pengaruh Cara Penyalutan Terhadap Karakteristik Fisik dan

Profil Pelepasan Mikropartikel Teofilin-Alginat-Kitosan”. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga, 2010.

Padalkar, Abhay N. “Microparticles : An Approach For Betterment of Drug Delivery

System”, vol. 3 (1). International Journal of Pharma. Research and Development (2012).

Patawari, A. Masrurah. Optimasi Nanokapsul Nifedipin Tersalut Kitosan Alginat

yang Dipaut Silang dengan Natrium Tripolifosfat. Makassar: UIN Alauddin, 2013.

Patel et al. “Microencapsulation: Review on Novel Approaches”. International

Journal of Pharmacy & Technology (2010). Park Jae, Hyung et al. “Biodegradable Polymer for Microencapsulation of Drugs”.

International Journal of Science (2005). Qurrat, Ul – Ain. “Alginated Based Oral Drug Delivery System for Tuberculosis:

Pharmacokinetics and Therapeutic Effect”. Journal of Antimicrobial Chemotherapy (2003).

Rakhmaningtyas, Wisnu Ajeng. “Preparasi dan Karakterisasi Mikropartikel Sambung

Silang Kitosan-Alginat Tripolifosfat dalam Sediaan Film Bukal Verapamil Hidroklorida”. Skripsi. Depok: Universitas Indonesia, 2012.

Rajesh, Asija. “Formulation and Evaluation of Colon Targeted Delayed Release

Microspheric Capsules of Albendazole”, vol. 1 (4). Journal of Drug Discovery and Therapeutics (2013).

Page 69: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

54

Ratna, Arfah. “Sintesis dan Karakterisasi Membran Kitosan-PEG (Polietilen Glikol) sebagai Alternatif Pengontrol Sistem Pelepasan Obat”. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2013

Restiana, Anindya. “Pengaruh Cara Penyalutan Terhadap Karakteristik Fisik dan

Profil Pelepasan Mikropartikel Ketoprofen-Alginat-Kitosan (Dibuar dengan Metode Orifice-Ionic Gelation Menggunakan Penyalut Kitosan)”. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga, 2010.

Rosalita, Yoana Nova. Emulsifikasi Untuk Mikroenkapsulasi Propranolol

Hidroklorida dengan Penyalut Alginat. Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2008.

Sari, Retno, Desy Puspita, Agus Syamsur Rijal. “Pengaruh Perbandingan Obat-

Polimer Terhadap Karakteristik Fisik dan Pelepasan Mikropartikel Ketoprofen-Kitosan”, vol. 1 (2). Surabaya: Universitas Airlangga, Pharma Scientia (2012).

Shihab, Quraish, M. Tafsir Al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian al-Qur’an, vol.

2. Jakarta: Lentera Hati. -------. Tafsir Al-Misbah: pesan, kesan dan keserasian al-Qur’an, vol. 15. Jakarta:

Lentera Hati. Sri, Jyothi S, A.Seethhadevi, K. Suria Prabha, P. Muthuprasanna, P. Pavitra.

“Microencapsulation: A Review”, vol. 3. International Journal of Pharma and Bio Sciences (2012).

Srifiana, Yudi. “Mikroenkapsulasi Ketoprofen dengan Metode Koaservasi

Menggunakan Pragelatinisasi Pati Singkong dan Metode Semprot Kering Menggunakan Pragelatinisasi Pati”. Skripsi. Depok: Fakultas Farmasi Program Studi Magister Ilmu Kefarmasian, 2013.

Sudaryanto, et al. “Pembuatan Mikrosfer Berbasis Polimer Biodegradable

Polilaktat”. Indonesian Journal of Materials Science (2003).

Sugita, Purwantiningsih. “Enkapsulasi Ketoprofen dengan Kitosan-Alginat

Berdasarkan Jenis dan Ragam Konsentrasi Tween 80 dan Span 80”, vol. 14 (2). Bogor: Makara, Sains (2010).

Page 70: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

55

-------. “Ketoprofen Encapsulation Optimization with Chitosan-Alginate Cross-

Linked with Sodium Tripolyphosphate and Its Realease Mechanism Determination Using in Vitro Dissolution”. Bogor: Universitas Pertanian Bogor, IJRRAS (2013).

Suriansyah, Agung. “Perbandingan Metoda Kurva Kalibrasi dan Metoda Adisi

Standar pada Pengukuran Merkuri dalam Air yang Memiliki Kandungan Senyawa Organik Tinggi Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom”. Pontianak: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura (2012).

Susanti, Fitria Niken. “Pengaruh Penggunaan Matriks Na-Montmorillonit Terpilar

Kitosan Berat Molekul Medium Terhadap Sifat Fisis dan Profil Disolusi Tablet Lepas Lambat Teofilin”. Skripsi. Surakarta: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret, 2011.

Sweetman, Sean C. Martindale The Complete Drugs. Edisi 36; London:

Pharmaceutical Press, 2009. Syamsur, Muh. Agus, Aga Mikail, Retno Sari. “Pengaruh pH Larutan Tripolifosfat

Terhadap Karakteristik Fisik Serta Profil Pelepasan Mikropartikel Teofilin-Chitosan”, vol. 8 (2). Surabaya: Majalah Farmasi Airlangga (2010).

Tarirai, Clemence. “Cross-Linked Chitosan Matrix System for Sustained Drug

Release”. Tshwane University of Technology (2005). Thummar AV, Kyada CR, Kalyanvat R, Shreevastva B. “A Review on Mucoadhesive

Microspheres as a Novel Drug Delivery System”, vol. 2 (2). International Journal for Pharmaceutical Research Scholars (IJPRS) (2013).

Tiyaboonchai W, Ritthidej GC. “Development Of Indomethacin Sustained Release

Microcapsules Using Chitosan Carboxymethyl Cellulose Complex Coaservation”. Songklanakarin J Sci Technol (2003).

Tjay, Tan Hoan. Obat-Obat Penting: Khasiat, Penggunaan dan Efek Sampingnya.

Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006. Umer Hammad, Hemlata Nigam, Asif M Tamboli, M. Sundara Moorthi Nainar.

“Microencapsulation: Process, Techniques and Applications”, vol. 2. International Journal of Research in Pharmaceutical and Biomedical Sciences (2011).

Page 71: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

56

Wasfy. “Recent Patents Review in Microencapsulation of Pharmaceuticals The

Emulsion Solvent Removal Methids”. Recent Patents on Drug Delivery and Formulation (2009).

Yahya, Harun. Alquran dan Sains. Bandung: Dzikra, 2004. Yundhana, Yuyu. “Mikroenkapsulasi Obat Anti-Peradangan Ketoprofen yang

Tersalut Gel Kitosan Karboksimetil Selulosa”. Skripsi. Bogor: Institut Pertanian Bogor, 2008.

Page 72: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

57

Lampiran 1. Pembuatan Mikropartikel dan Karakterisasi

- Dilarutkan dalam asam asetat 1%

- Ditambahkan larutan alginat

- Ditambahkan teofilin

- Dimasukkan ke campuran larutan paraffin cair dan span 80 dengan kecepatan 1400 rpm selama 15 menit

- Ditambahkan larutan natrium tripolifosfat dan diaduk dengan kecepatan 1400 rpm selama 2,5 jam

- Disaring

- Dicuci n-heksan dan dikeringkan

Pengamatan mikroskop Ukur kadar teofilin bentuk dan ukuran yang terenkapsulasi

Kitosan

Larutan kitosan-alginat

Dispersi teofilin kitosan-alginat

Emulsi

Mikropartikel

Data Data

Residu

Page 73: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

58

Lampiran 2. Absorbansi Kurva Baku Teofilin

Tabel 4. Absorbansi Kurva Baku Teofilin

Konsentrasi (bpj) Absorbansi

20 0,177

40 0,352

60 0,510

80 0,639

100 0,760

Dari tabel (4) diperoleh kurva baku teofilin yang menunjukkan hubungan linear

antara absorbansi (y) dan konsentrasi (x) dengan persamaan regresi y = 0,001 x +

0,023

Page 74: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

59

Lampiran 3. Absorbansi Mikropartikel Teofilin Tiap Formula

Tabel 5. Nilai absorbansi mikropartikel teofilin tiap formula

Formula Konsentrasi awal

(mg)

Absorbansi Replikasi

I II III

F I 200 0,237 0,319 0,453

F II 200 0,226 0,324 0,442

F III 200 0,215 0,313 0,448

Page 75: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

60

Lampiran 4. Perhitungan Efisiensi Enkapsulasi

1. Perhitungan % obat yang terenkapsulasi pada formula 1

a. Formula 1 replikasi 1

20,0 mg mikropartikel, dilarutkan dalam 10,0 ml dapar fosfat pH 7,4 lalu

disaring. Dipipet 1,0 ml lalu dicukupkan hingga volume 10,0 ml, diukur

serapannya pada spektrofotometer. Absorbansinya sebesar 0,237 persamaan

garis linear Y = 0,0073x + 0,0517, dimana Y = absorban dan X = konsentrasi.

Y = 0,0073x + 0,0517

0,237 = 0,0073x + 0,0517

0,0073x = 0,237 – 0,0517

0,0073x = 0,1853

X = 25,3835 µg/ml

V1 . N1 = V2 . N2

1 ml. N1 = 10 ml . 25,3835 µg/ml

N1 = 253,835 µg/ml ଶହଷ,ଷହ ଵ = ଶ,ହଷଷହ

ଵ ଵ

149

18,9107 = 20

2,53835

Jadi teofilin yang larut dalam 149 mg mikropartikel sebesar 18,9107 mg.

Efisiensi enkapsulasi = { [ T - D ] / T } x 100%

T = total jumlah obat yang ditambahkan dalam formula

D = jumlah obat yang larut

Page 76: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

61

Efisiensi Enkapsulasi = { [ 200 – 18,9107 ] / 200 } x 100%

= (181,0899/200) x 100%

= 0,9054 x 100%

= 90,54%

b. Formula 1 replikasi 2

20,0 mg mikropartikel, dilarutkan dalam 10,0 ml dapar fosfat pH 7,4 lalu

disaring. Dipipet 1,0 ml lalu dicukupkan hingga volume 10,0 ml, diukur

serapannya pada spektrofotometer. Absorbansinya sebesar 0,226 persamaan

garis linear Y = 0,0073x + 0,0517, dimana Y = absorban dan X = konsentrasi.

Y = 0,0073x + 0,0517

0,226 = 0,0073x + 0,0517

0,0073x = 0,226 – 0,0517

0,0073x = 0,1743

X = 23,8767 µg/ml

V1 . N1 = V2 . N2

1 ml. N1 = 10 ml . 23,8767 µg/ml

N1 = 238,767 µg/ml

238,767 1000 =

2,38767 10

149

17,7881 = 20

2,38767

Jadi teofilin yang larut dalam 149 mg mikropartikel sebesar 17,7881 mg.

Page 77: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

62

Efisiensi enkapsulasi = { [ T - D ] / T } x 100%

T = total jumlah obat yang ditambahkan dalam formula

D = jumlah obat yang larut

Efisiensi Enkapsulasi = { [ 200 – 17,7881 ] / 200 } x 100%

= (182,2119/200) x 100%

= 0,9110 x 100%

= 91,10%

c. Formula 1 replikasi 3

20,0 mg mikropartikel, dilarutkan dalam 10,0 ml dapar fosfat pH 7,4 lalu

disaring. Dipipet 1,0 ml lalu dicukupkan hingga volume 10,0 ml, diukur

serapannya pada spektrofotometer. Absorbansinya sebesar 0,215 persamaan

garis linear Y = 0,0073x + 0,0517, dimana Y = absorban dan X = konsentrasi.

Y = 0,0073x + 0,0517

0,215 = 0,0073x + 0,0517

0,0073x = 0,215 – 0,0517

0,0073x = 0,1633

X = 22,3698 µg/ml

V1 . N1 = V2 . N2

1 ml. N1 = 10 ml . 22,3698 µg/ml

N1 = 223,698 µg/ml

223,698 1000

= 2,23698

10

149

16,6655 =

20 2,23698

Page 78: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

63

Jadi teofilin yang larut dalam 149 mg mikropartikel sebesar 16,6655 mg.

Efisiensi enkapsulasi = { [ T - D ] / T } x 100%

T = total jumlah obat yang ditambahkan dalam formula

D = jumlah obat yang larut

Efisiensi Enkapsulasi = { [ 200 – 16,6655 ] / 200 } x 100%

= (183,3345/200) x 100%

= 0,9166 x 100%

= 91,66%

Jadi, rata-rata efisiensi enkapsulasi formula 1 yaitu 91,1%

2. Perhitungan % obat yang terenkapsulasi pada formula 2

a. Formula 2 replikasi 1

20,0 mg mikropartikel, dilarutkan dalam 10,0 ml dapar fosfat pH 7,4 lalu

disaring. Dipipet 4,0 ml lalu dicukupkan hingga volume 10,0 ml, diukur

serapannya pada spektrofotometer. Absorbansinya sebesar 0,319 persamaan

garis linear Y = 0,0073x + 0,0517, dimana Y = absorban dan X = konsentrasi.

Y = 0,0073x + 0,0517

0,319 = 0,0073x + 0,0517

0,0073x = 0,319 – 0,0517

0,0073x = 0,2673

X = 36,6164 µg/ml

V1 . N1 = V2 . N2

4 ml. N1 = 10 ml . 36,6164 µg/ml

N1 = ଷ,ଵସ ஜ/

Page 79: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

64

N1 = 91,541 µg/ml

91,541 1000

= 0,91541

10

,ଷ ସ,ଵହସସ

= ଶ ,ଽଵହସଵ

Jadi teofilin yang larut dalam 877,3 mg mikropartikel sebesar 40,1544 mg.

Efisiensi enkapsulasi = { [ T - D ] / T } x 100%

T = total jumlah obat yang ditambahkan dalam formula

D = jumlah obat yang larut

Efisiensi Enkapsulasi = { [ 200 – 40,1544 ] / 200 } x 100%

= (159,8456/200) x 100%

= 0,7992 x 100%

= 79,92%

b. Formula 2 replikasi 2

20,0 mg mikropartikel, dilarutkan dalam 10,0 ml dapar fosfat pH 7,4 lalu

disaring. Dipipet 4,0 ml lalu dicukupkan hingga volume 10,0 ml, diukur

serapannya pada spektrofotometer. Absorbansinya sebesar 0,324 persamaan

garis linear Y = 0,0073x + 0,0517, dimana Y = absorban dan X = konsentrasi.

Y = 0,0073x + 0,0517

0,324 = 0,0073x + 0,0517

0,0073x = 0,324 – 0,0517

0,0073x = 0,2723

X = 37,3013 µg/ml

Page 80: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

65

V1 . N1 = V2 . N2

4 ml. N1 = 10 ml . 37,3013 µg/ml

N1 = ଷଷ,ଵଷ ஜ/

N1 = 93,2532 µg/ml

93,2532 1000

= 0,932532

10

,ଷ ସ,ଽହହ

= ଶ ,ଽଷଶହଷଶ

Jadi teofilin yang larut dalam 877,3 mg mikropartikel sebesar 40,9055 mg.

Efisiensi enkapsulasi = { [ T - D ] / T } x 100%

T = total jumlah obat yang ditambahkan dalam formula

D = jumlah obat yang larut

Efisiensi Enkapsulasi = { [ 200 – 40,9055 ] / 200 } x 100%

= (159,0945/200) x 100%

= 0,7954 x 100%

= 79,54%

c. Formula 2 replikasi 3

20,0 mg mikropartikel, dilarutkan dalam 10,0 ml dapar fosfat pH 7,4 lalu

disaring. Dipipet 4,0 ml lalu dicukupkan hingga volume 10,0 ml, diukur

serapannya pada spektrofotometer. Absorbansinya sebesar 0,313 persamaan

garis linear Y = 0,0073x + 0,0517, dimana Y = absorban dan X = konsentrasi.

Page 81: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

66

Y = 0,0073x + 0,0517

0,313 = 0,0073x + 0,0517

0,0073x = 0,313 – 0,0517

0,0073x = 0,2613

X = 35,7945 µg/ml

V1 . N1 = V2 . N2

4 ml. N1 = 10 ml . 35,7945 µg/ml

N1 = ଷହ,ଽସହ ஜ/

N1 = 89,4862 µg/ml

89,4862

1000 = 0,894862

10

,ଷ ଷଽ,ଶହଷଵ

= ଶ ,ଽସଶ

Jadi teofilin yang larut dalam 877,3 mg mikropartikel sebesar 39,2531 mg.

Efisiensi enkapsulasi = { [ T - D ] / T } x 100%

T = total jumlah obat yang ditambahkan dalam formula

D = jumlah obat yang larut

Efisiensi Enkapsulasi = { [ 200 – 39,2531 ] / 200 } x 100%

= (160,7469/200) x 100%

= 0,8037 x 100%

= 80,37%

Jadi, rata-rata efisiensi enkapsulasi formula 2 yaitu 79,94%

Page 82: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

67

3. Perhitungan % obat yang terenkapsulasi pada formula 3

a. Formula 3 replikasi 1

20,0 mg mikropartikel, dilarutkan dalam 10,0 ml dapar fosfat pH 7,4 lalu

disaring. Dipipet 4,0 ml lalu dicukupkan hingga volume 10,0 ml, diukur

serapannya pada spektrofotometer. Absorbansinya sebesar 0,453 persamaan

garis linear Y = 0,0073x + 0,0517, dimana Y = absorban dan X = konsentrasi.

Y = 0,0073x + 0,0517

0,453 = 0,0073x + 0,0517

0,0073x = 0,453 – 0,0517

0,0073x = 0,4013

X = 54,9726 µg/ml

V1 . N1 = V2 . N2

4 ml. N1 = 10 ml . 54,9726 µg/ml

N1 = ହସଽ,ଶ µ/

N1 = 137,4315 µg/ml

137,4315

1000 = 1,374315

10

828,4

56,9241 = 20

1,374315

Jadi teofilin yang larut dalam 828,4 mg mikropartikel sebesar 56,9241 mg.

Efisiensi enkapsulasi = { [ T - D ] / T } x 100%

T = total jumlah obat yang ditambahkan dalam formula

D = jumlah obat yang larut

Page 83: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

68

Efisiensi Enkapsulasi = { [ 200 – 56,9241 ] / 200 } x 100%

= (143,0759/200) x 100%

= 0,7153 x 100%

= 71,53%

b. Formula 3 replikasi 2

20,0 mg mikropartikel, dilarutkan dalam 10,0 ml dapar fosfat pH 7,4 lalu

disaring. Dipipet 4,0 ml lalu dicukupkan hingga volume 10,0 ml, diukur

serapannya pada spektrofotometer. Absorbansinya sebesar 0,442 persamaan

garis linear Y = 0,0073x + 0,0517, dimana Y = absorban dan X = konsentrasi.

Y = 0,0073x + 0,0517

0,442 = 0,0073x + 0,0517

0,0073x = 0,442 – 0,0517

0,0073x = 0,3903

X = 53,4657 µg/ml

V1 . N1 = V2 . N2

4 ml. N1 = 10 ml . 53,4657 µg/ml

N1 = ହଷସ,ହ µ/

N1 = 133,6642 µg/ml

133,6642

1000 = 1,336642

10

828,4

55,3637 = 20

1,336642

Jadi teofilin yang larut dalam 828,4 mg mikropartikel sebesar 55,3637 mg.

Page 84: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

69

Efisiensi enkapsulasi = { [ T - D ] / T } x 100%

T = total jumlah obat yang ditambahkan dalam formula

D = jumlah obat yang larut

Efisiensi Enkapsulasi = { [ 200 – 55,3637 ] / 200 } x 100%

= (144,6363/200) x 100%

= 0,7231 x 100%

= 72,31%

c. Formula 3 replikasi 3

20,0 mg mikropartikel, dilarutkan dalam 10,0 ml dapar fosfat pH 7,4 lalu

disaring. Dipipet 4,0 ml lalu dicukupkan hingga volume 10,0 ml, diukur

serapannya pada spektrofotometer. Absorbansinya sebesar 0,448 persamaan

garis linear Y = 0,0073x + 0,0517, dimana Y = absorban dan X = konsentrasi.

Y = 0,0073x + 0,0517

0,448 = 0,0073x + 0,0517

0,0073x = 0,448 – 0,0517

0,0073x = 0,3963

X = 54,2876 µg/ml

V1 . N1 = V2 . N2

4 ml. N1 = 10 ml . 54,2876 µg/ml

N1 = ହସଶ, µ/

N1 = 135,719 µg/ml

Page 85: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

70

135,719 1000

= 1,35719

10

828,4 56,2148

= 20

1,35719

Jadi teofilin yang larut dalam 828,4 mg mikropartikel sebesar 56,2148 mg.

Efisiensi enkapsulasi = { [ T - D ] / T } x 100%

T = total jumlah obat yang ditambahkan dalam formula

D = jumlah obat yang larut

Efisiensi Enkapsulasi = { [ 200 – 56,2148 ] / 200 } x 100%

= (143,7852/200) x 100%

= 0,7189 x 100%

= 71,89%

Jadi, rata-rata efisiensi enkapsulasi formula 3 yaitu 71,91%

Page 86: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

71

Page 87: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

71

Lampiran 5. Komponen Mikropartikel

Gambar 7. Komponen Mikropartikel pada Mikroskop Optik XSZ-107BN Perbesaran 100x (A)Shell material; (B) Core material

A

B

Page 88: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

72

Lampiran 6. Bentuk Mikropartikel

a. Formula 1

Gambar 8. Mikropartikel Formula 1 dengan Bentuk Sferis pada Mikroskop Optik XSZ-107BN Perbesaran 100x

b. Formula 2

Gambar 9. Mikropartikel Formula 2 dengan Bentuk Non Sferis pada Mikroskop Optik XSZ-107BN Perbesaran 100x

Page 89: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

73

c. Formula 3

Gambar 10. Mikropartikel Formula 3 dengan Bentuk Sferis pada Mikroskop Optik XSZ-107BN Perbesaran 100x

Page 90: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

74

Lampiran 7. Ukuran Mikropartikel

a. Formula 1

Gambar 11. Ukuran Mikropartikel Formula 1

Keterangan : = Mikropartikel terbesar

= Mikropartikel terkecil

Skala obektif yaitu pada pembesaran 100 adalah 1,25

Skala okuler yaitu pada pembesaran 10 adalah 12,5

Ukuran skala = 0,01 x ଵ,ଶହଵଶ,ହ

= 0,001 mm

1 skala = 1 µm

Pembacaan skala = 1 µm x 3

= 3 µm (ukuran terkecil)

Pembacaan skala = 1 µm x 10

= 10 µm (ukuran terbesar)

Page 91: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

75

b. Formula 2

Gambar 12. Ukuran Mikropartikel Formula 2

Keterangan : = Mikropartikel terbesar

= Mikropartikel terkecil

Skala obektif yaitu pada pembesaran 100 adalah 1,25

Skala okuler yaitu pada pembesaran 10 adalah 12,5

Ukuran skala = 0,01 x ଵ,ଶହଵଶ,ହ

= 0,001 mm

1 skala = 1 µm

Pembacaan skala = 1 µm x 3

= 3 µm (ukuran terkecil)

Pembacaan skala = 1 µm x 21

= 21 µm (ukuran terbesar)

Page 92: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

76

c. Formula 3

Gambar 13. Ukuran Mikropartikel Terkecil Formula 3

Keterangan : = Mikropartikel terkecil

Skala obektif yaitu pada pembesaran 100 adalah 1,25

Skala okuler yaitu pada pembesaran 10 adalah 12,5

Ukuran skala = 0,01 x ଵ,ଶହଵଶ,ହ

= 0,001 mm

1 skala = 1 µm

Pembacaan skala = 1 µm x 4

= 4 µm

Page 93: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

77

Gambar 14. Ukuran Mikropartikel Terbesar Formula 3

Keterangan : = Mikropartikel terbesar

Skala obektif yaitu pada pembesaran 100 adalah 1,25

Skala okuler yaitu pada pembesaran 10 adalah 12,5

Ukuran skala = 0,01 x ଵ,ଶହଵଶ,ହ

= 0,001 mm

1 skala = 1 µm

Pembacaan skala = 1 µm x 40

= 40 µm

Page 94: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

78 Lampiran 8. Serbuk Mikropartikel

a. Formula 1

Gambar 15. Serbuk Mikropartikel Formula 1

b. Formula 2

Gambar 16. Serbuk Mikropartikel Formula 2

Page 95: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

79

c. Formula 3

Gambar 17. Serbuk Mikropartikel Formula 3

Page 96: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

80 Lampiran 9. Sertifikat Bahan Baku Teofilin

Page 97: FAKULTAS ILMU KESEHATAN UIN ALAUDDIN MAKASSARrepositori.uin-alauddin.ac.id/6839/1/Firyayawati S_opt.pdf · Mikropartikel dalam bidang farmasi dapat digunakan sebagai penutup rasa

80

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Firdyawati S, penulis dengan nama panggilan firda ini lahir di

Ujung Pandang pada tanggal 14 Desember 1992 dari pasangan

Bapak Sudirman R, S.Sos. dan Ibu Nurhaeni Baba S.Kep., Ns.

Pendidikannya berawal di TK Aisyah Makassar yang dilanjutkan

ke SD Inpres Antang II Makassar. Pada tahun 2005, penulis

melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 8 Makassar selama 3 tahun. Setelah lulus

kemudian penulis menjadi pelajar di SMA Negeri 5 Makassar dan akhirnya

melanjutkan studinya ke Jurusan Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Alauddin Makassar pada tahun 2010. Pengalaman organisasi penulis yaitu

aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan Farmasi periode 2009-2010

hingga periode 2010-2011.