Faktor Yang Mendasari Kebiasaan Merokok Pada Mahasiswa Fk Unsri Tahun 2011

8
 FAKTOR YANG MENDASARI KEBIASAAN MEROKOK PADA MAHASISWA FK UNSRI TAHUN 2011 BAB I A. Latar Belakang B. Tujuan C. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rok ok  Rokok adalah silinder dari kertas yang berukura n a ntar 70 h ingga 120 mm dengan diameter 10 mm berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada sa;ah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya. Di luar negeri, bahan baku rokok hanya tembakau yang dikenal dengan istilah rokok  putih, sedangkan di Indonesia, selain itu, bahan baku rokok adalah tembakau dan cengkeh yang disebut rokok kretek. Rokok tembakau mengandung bermacam zat yang mempengaruhi tubuh. Sebatang rokok mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia dan 400 dari total bahan tersebut dapat meracuni tubuh, dengan 40 diantaranya menyebabkan kanker. Pada perokok yang merokok satu bungkus tiap harinya, ia menghisap lebih dari 50.000 isapan per tahun dan tiap isapannya mengirimkan kandungan zat kimia ke paru-paru dan aliran darah. Dari sekian banyaknya kandungan dalam rokok, beberapa zat yang memiliki implikasi terpenting antara lain: y K arbon Monoksida Rokok tembakau mengandung 1 hingga 5 persen karbon monoksida atau 10.000 hingga 50.000 ppm. K arbon monoksida menganggu kapasitas darah dalam membawa oksigen dan juga menganggu system saraf. K arbon monoksida dalam rokok dapat berbahaya secara akut mamupun kronis. K arbon monoksida meningkatkan risiko infark miokard, stroke, maupun risiko kardiovaskuler lainnya.

Transcript of Faktor Yang Mendasari Kebiasaan Merokok Pada Mahasiswa Fk Unsri Tahun 2011

5/13/2018 Faktor Yang Mendasari Kebiasaan Merokok Pada Mahasiswa Fk Unsri Tahun 2011 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/faktor-yang-mendasari-kebiasaan-merokok-pada-mahasiswa-fk-unsri-tahun-2011 1/8

 

FAKTOR YANG MENDASARI KEBIASAAN MEROKOK 

PADA MAHASISWA FK UNSRI TAHUN 2011

BAB I

A.  Latar Belakang 

B.  Tujuan 

C. 

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.  Rok ok  

Rokok adalah silinder dari kertas yang berukuran antar 70 hingga 120 mm dengan

diameter 10 mm berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada sa;ah satu

ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.

Di luar negeri, bahan baku rokok hanya tembakau yang dikenal dengan istilah rokok 

 putih, sedangkan di Indonesia, selain itu, bahan baku rokok adalah tembakau dan cengkeh yang

disebut rokok kretek.

Rokok tembakau mengandung bermacam zat yang mempengaruhi tubuh. Sebatang rokok 

mengandung lebih dari 4.000 bahan kimia dan 400 dari total bahan tersebut dapat meracuni

tubuh, dengan 40 diantaranya menyebabkan kanker. Pada perokok yang merokok satu bungkus

tiap harinya, ia menghisap lebih dari 50.000 isapan per tahun dan tiap isapannya mengirimkan

kandungan zat kimia ke paru-paru dan aliran darah. Dari sekian banyaknya kandungan dalam

rokok, beberapa zat yang memiliki implikasi terpenting antara lain:

y  K arbon Monoksida

Rokok tembakau mengandung 1 hingga 5 persen karbon monoksida atau 10.000

hingga 50.000 ppm. K arbon monoksida menganggu kapasitas darah dalam membawa oksigen

dan juga menganggu system saraf. K arbon monoksida dalam rokok dapat berbahaya secara

akut mamupun kronis. K arbon monoksida meningkatkan risiko infark miokard, stroke,

maupun risiko kardiovaskuler lainnya.

5/13/2018 Faktor Yang Mendasari Kebiasaan Merokok Pada Mahasiswa Fk Unsri Tahun 2011 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/faktor-yang-mendasari-kebiasaan-merokok-pada-mahasiswa-fk-unsri-tahun-2011 2/8

 

Sedikit bukti menyatakan bahwa karbon monoksida merupakan agen penguat dalam

kebiasaan merokok, walaupun nikotin yang dominan berperan. K arbon monoksida dapat

menyebabkan sakit kepala pada beberapa perokok yang sudah mengurangi rokoknya.

y  Tar 

Tar, fase partikulat dari rokok tembakau, juga penting dalam menyebabkan kebiasaan

merokok. Tar memperkuat efek nikotin dalam menyebabkan kebiasaan merokok.

y   Nikotin

 Nikotin telah lama dianggap sebagai zat utama penyebab kecanduan dalam merokok.

 Nikotin merupakan agen farmakologis terkuat di dalam rokok.  Nikotin secara cepat

diekstraksi, memasuki sirkulasi pulmoner, dipompa ke aorta dimana disana menstimulasi

kemoreseptor sehingga menimbulkan stimulasi pusat respiratori dan kardiovaskuler di batang

otak.

Dalam satu kali sirkulasi, seperempat dari nikotin yang dihisap melewati kapiler otak dan karena mampu melewati sawar darah otak, maka masuk kedalam otak. Di dalamnya,

nikotin menstimulasi reseptor nikotin.  Nikotin juga menstimulasi zona kemoreseptor emetik 

sehingga menyebabkan mual dan muntah. Tiga-per-empat nikotin yang dihisap dialirkan ke

seluruh tubuh dan bereaksi pada tempat dimana terdapat reseptor nikotin yang menyebabkan

aktivasi traktus gastrointestinal, midriasis, dilatasi bronkus, penurunan motilitas usus, dan

glikogenolisis.

Sedangkan bahan lainnya yang terkandung yang mampu meracuni tubuh antara lain:

y  Aseton, bahan pembuat cat

y   Naftalene, bahan untuk kapur barus

y  Arsenik, zat kimia untuk membunuh hama serangga

y  Vinil chlorida, bahan pembuat plastic PVC 

y  Potassium nitrat, bahan pembuat pupuk 

y  Polonium-201, suatu bahan radioaktif 

y  Amonia, gas tak berwarna yang dapat memasuki sel-sel tubuh

y  DDT, yang digunakan untuk racun serangga

y  Cadmium, yang digunakan untuk aki mobil

y  Formaldehid, merupakan zat yang banyak digunakan sebagai pengawet

y  Phenol, terdiri dari kristal hasil destilasi kayu dan arang. Zat ini menghalangi

aktivitas enzim

y  Methanol, bahan bakar roket.

Sudah diketahui secara umum bahwa rokok menyebabkan beragam gangguan kesehatan

mulai dari yang paling ringan hingga yang paling berat. Gangguan kesehatan yang ditimbulkan

5/13/2018 Faktor Yang Mendasari Kebiasaan Merokok Pada Mahasiswa Fk Unsri Tahun 2011 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/faktor-yang-mendasari-kebiasaan-merokok-pada-mahasiswa-fk-unsri-tahun-2011 3/8

 

rokok antara lain perubahan struktur dan fungsi saluran pernapasan. Salah satu yang paling sering

adalah peradangan paru kronis dan obstruktif seperti bronkitis kronis dan emfisema. Sekitar 85%

dari pasien PPOK disebabkan oleh merokok.

Dalam rokok, terdapat 40 zat kimia yang bersifat karsinogenik. Beberapa yang paling

 penting diantaranya tar, benzopiren, uretan, dan dibenzopiren.T

ar mengendap sebagian besar di paru-paru sehingga kanker paru merupakan kanker yang paling sering dikaitkan dengan merokok.

Seorang perokok memiliki risiko kanker paru 10-30 kali lebih besar dibandingkan bukan

 perokok.

Rokok juga merupakan faktor penyebab penyakit kardiovaskuler. Rokok menyebabkan

  perubahan dari sistem kardiovaskuler sehingga menyebabkan gangguan pembuluh darah.

Penyakit yang telah diidentifikasi dipengaruhi kebiasaan merokok antara lain hipertensi, penyakit

 jantung koroner, dan stroke.

B.  Klasifikasi Perok ok dan Jenis Rok ok  

K ebiasaan merokok seseorang dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kategori.

Sweeting membagi perokok ke dalam tiga kategori, yakni:

1.  Bukan perokok, yakni seseorang yang belum pernah mencoba merokok sama sekali.

2.  Perokok eksperimen, yakni seseorang yang telah mencoba merokok tapi tidak 

menjadikannya sebagai suatu kebiasaan.

3.  Perokok tetap atau reguler, yakni seseorang yang teratur merokok, baik dalam

hitungan mingguan atau dengan intensitas yang lebih tinggi lagi.

Perokok juga dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah rokok yang dihisapnya, yakni:

1.  Perokok ringan, yakni seseorang yang mengkonsumsi rokok antara 1-10 batang

rokok perhari

2.  Perokok sedang, yakni seseorang yang mengkonsumsi rokok antara 11-20 batang

 perhari

3.  Perokok berat, yakni seseorang yang mengkonsumsi rokok lebih dari 20 batang

 perhari

C.  Prevalensi Merok ok di Indonesia 

Pada tahun 2001, dari 1,2% seluruh jumlah perokok di dunia, 4,2% merupakan penduduk 

Indonesia. Prevalensi perokok dewasa di Indonesia meningkat dari 27% pada tahun 1995 menjadi

32% pada 2001. Pada tahun 2001, 62% laki-laki Indonesia yang berusia lebih dari 10 tahun

adalah perokok. Hanya sedikit perempuan Indonesia yang merokok, yakni 1-3%. Merokok di

5/13/2018 Faktor Yang Mendasari Kebiasaan Merokok Pada Mahasiswa Fk Unsri Tahun 2011 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/faktor-yang-mendasari-kebiasaan-merokok-pada-mahasiswa-fk-unsri-tahun-2011 4/8

 

kalangan perempuan Indonesia yang sedikit ini mencerminkan norma sosial dan kesadaran atas

status ekonominya yang rendah.

Survei The Global Youth Tobacco Surveys (GYTS) yang dilakukan di Jakarta, Indonesia,

dan negara sekitar menemukan bahwa prevalensi perokok pada kalangan muda di Indonesia lebih

tinggi dibandingkan negara sekitar. Prevalensi tersebut adalah 22% di Jakarta, 9% di Singapura,18% di Filipina, dan 5% di Cina. Ternyata tidak hanya pada prevalensinya, tetapi usia mereka

 pertama kali mencoba rokok juga lebih dini pada pemuda Indonesia. Survei pada pelajar berusia

13-17 tahun menemukan bahwa 47% pemuda Indonesia mengaku telah mencoba rokok 

setidaknya satu kali dan 10% mencoba merokok sebelum usia 10 tahun. Prevalensi merokok yang

lebih tinggi pada laki-laki memberikan kesan bahwa lingkungan  smoking-friendly dimana

merokok merupakan salah satu cara untuk mengekspresikan pertemanan dan sosialisasi.

D.  Perilak u Merok ok  

Perilaku merokok merupakan suatu hal kompleks yang melibatkan berbagai tahapan.

Perilaku merokok ini melewati tahapan-tahapan yang berhubungan dengan persepsi seseorang

akan perilaku merokok, frekuensi merokok, intensitas merokok, dan berbagai faktor lain yang

mengarah kepada ketergantungan akan nikotin. Leventhal dan Cleary menyatakan terdapat empat

tahap dari perilaku merokok yang membuat seseorang menjadi perokok, yaitu:

1.  Tahap  P reparation 

Tahap pertama dari perilaku merokok adalah tahap persiapan atau  preparation. Pada

tahap ini, seorang individu mendapatkan gambaran yang menyenangkan mengenai

merokok. Seringkali tahap ini dimulai pada usia kanak-kanak, dimana anak-anak 

mengembangkan sikap terhadap rokok sehingga walaupun belum mencobanya, mereka

sudah memiliki gambaran seperti apa merokok itu.

2.  Tahap  I nitiation 

Tahap inisiasi atau initiation adalah tahap ketika seorang individu mencoba rokok untuk 

 pertama kalinya. Tahap ini merupakan tahap yang cukup menentukan sebelum seseorang

  benar menjadi perokok. Pada tahap ini, setelah seseorang mencoba rokok, ia akhirnya

akan memutuskan untuk melanjutkan perilakunya atau tidak. A pabila seseorang mencoba

rokok dengan 1-2 batang rokok saja, maka kemungkinannya untuk menjadi perokok 

sangat kecil. Bila seseorang telah mencoba sepuluh batang atau lebih, maka ia memiliki

kemungkinan untuk menjadi perokok sebesar 80%. Leventhal dan Cleary juga

menyatakan bila seseorang telah merokok empat batang rokok pada awalnya, maka ia

akan cenderung menjadi perokok regular. K adang tahap ini dapat berlangsung hingga

satu tahun atau lebih. Rasa serak dan panas yang dialami seseorang pada tahap ini

menjadi salah satu faktor penentu apakah pasien melanjutkan perilaku merokoknya atau

tidak.

3.  Tahap  Becoming a Smoker  

5/13/2018 Faktor Yang Mendasari Kebiasaan Merokok Pada Mahasiswa Fk Unsri Tahun 2011 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/faktor-yang-mendasari-kebiasaan-merokok-pada-mahasiswa-fk-unsri-tahun-2011 5/8

 

Pada tahap menjadi seorang perokok atau becoming a smoker , seorang individu

mulai memberikan label pada dirinya sebagai seorang perokok dan mulai mengalami

ketergantungan akan nikotin. Biasanya dibutuhkan dua tahun bagi seseorang untuk 

menjadi perokok reguler. Tahap ini memungkinkan seseorang membentuk konsep akan

  perilaku merokok, belajar kapan dan bagaimana melakukan perilaku merokok, serta

menyatakan peran perokok pada konsep dirinya sendiri.

4.  Tahap  M aintanance of Smoking  

Pada tahap keempat ini, merokok menjadi bagian dari pengaturan diri individu

( self-regulating ) dalam berbagai situasi dan kesempatan. Pada tahap ini terdapat faktor 

  psikologis dan mekanisme biologis yang bergabung dan menjadi suatu pola dalam

 perilaku merokok. Faktor psikologis yang dimaksud adalah seseorang memandang rokok 

sebagai kebiasaan, kecanduan, sarana penurunan kecemasan dan ketegangan, relaksasi,

cara berteman dengan sekitar, dan memperoleh penghargaan sosial. Faktor mekanisme

  biologis yang dimaksud dikaitkan dengan efek penguat nikotin dan kadar nikotin yang

dibutuhkan dalam aliran darah yang menyebabkan kecanduan.

E.  Faktor yang Mendasari Kebiasaan Merok ok  

Faktor-faktor yang mendasari kebiasaan merokok pada seseorang dapat dilihat

  berdasarkan berbagai model. Salah satunya adalah model PRECEDE oleh Green yang

menyatakan bahwa program promosi kesehatan dapat merubah lingkungan dan perilaku, dalam

hal ini perilaku merokok., melalui strategi-strategi pendidikan dan organisasi. Berdasarkan model

PRECEDE, faktor-faktor yang mendasari kebiasaan merokok pada seseorang, yakni:

1.  Faktor predisposisi ( predisposing factors)

Faktor predisposisi adalah faktor terdahulu yang menyebabkan alasan dan

motivasi untuk melakukan perilaku merokok. Faktor ini termasuk pengetahuan, sikap,

kepercayaan, penilaian, dan persepsi. Faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok 

antara lain pengetahuan akan efek buruk merokok, pandangan norma sosial akan

merokok, kepercayaan mengenai perilaku merokok, dan paparan seseorang pada iklan-

iklan rokok.

2.  Faktor (enabling factors)

Faktor E

 NABLI

 NG adalah faktor terdahulu yang memungkinkan motivasi merokok 

menjadi kenyataan. Faktor ini antara lain kemampuan, sumber daya, dan penghalang

yang mampu menyebabkan seseorang menjadi terbiasa merokok. Akses terhadap rokok,

harga, ketersediaan rokok, dan peraturan-peraturan yang mengaturnya juga mendasari

kebiasaan merokok.

3.  Faktor penguat (reinforcing factors)

5/13/2018 Faktor Yang Mendasari Kebiasaan Merokok Pada Mahasiswa Fk Unsri Tahun 2011 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/faktor-yang-mendasari-kebiasaan-merokok-pada-mahasiswa-fk-unsri-tahun-2011 6/8

 

Faktor penguat merupakan faktor yang selanjutnya memberikan insentif pada perilaku

 perokok yang menyebabkan merokok menjadi sesuatu yang menetap dan diulang. Faktor 

ini antara lain sikap dan pandangan dari teman sebaya, guru, orang tua, keluarga, dan

lain-lain.

F

aktor-faktor yang mendasari kebiasaan merokok juga dapat dilihat berdasarkan model I nitiation-Establishment- M aintanance. Pomerlau menyatakan bahwa perilaku merokok 

merupakan tahap yang terdiri dari  I nitiation (inisiasi) dan establishment  (pernyataan),

maintenance (mempertahankan), dan cessation. Proses seseorang dapat mempertahankan

kebiasaan merokoknya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Secara garis besar, faktor tersebut

dibagi tiga, yakni faktor biologis, faktor perilaku, dan faktor psikososial.

1.  Faktor Biologi

Salah satu faktor yang mendasari kebiasaan merokok adalah kandungan dari

rokok sendiri yang memiliki sifat adiktif sehingga menyebabkan ketergantungan akan

merokok sehingga seseorang tetap berada dalam tahap mempertahankan (maintenance).

Bila dilihat dari sudut pandang kecanduannya, nikotin dari rokok menempati

urutan pertama dalam ketergantungan, bila dibandingkan alkohol, kokain, dan heroin.

Seseorang akan menjadi ketergantungan akan nikotin setelah merokok setidaknya empat

kali.

 Nikotin mengeluarkan efek neurofisiologisnya melalui otak.  Nikotin merangsang

nukleus akumbens, suatu daerah kaya dopamine yang menjadi pusat yang mengatur 

  perilaku adiktif.  Nikotin juga melepaskan kortikosteroid dan endorphin yang bekerja

  pada berbagai reseptor di otak. Penggunaan nikotin menyebabkan efisiensi dalam

memproses informasi dan menurunkan kelelahan.  Nikotin juga memiliki efek sedatif,

menurunkan ansietas, dan menginduksi euforia.

2.  Faktor Perilaku

Saat perilaku merokok telah mencapai tahap kebiasaan, beberapa faktor 

mempengaruhi keberlangsungannya. Tahap mempertahankan dipandang sebagai tahap

dimana merokok dianggap sebagai suatu perilaku kondisi menetap ( steady-state

behavior). K onsistensi kebiasaan ini juga dibantu dengan pengaruh lingkungan dan

adanya faktor penguat.

Leventhal dan Cleary menyatakan salah satu faktor perilaku yang dimaksud

adalah kebiasaan. Perilaku merokok menjadi sebuah perilaku yang harus tetap dilakukan

tanpa adanya motif yang bersifat negative ataupun positif. Seseorang merokok hanya

untuk meneruskan perilakunya tanpa tujuan tertentu.

3.  Faktor Psikososial

5/13/2018 Faktor Yang Mendasari Kebiasaan Merokok Pada Mahasiswa Fk Unsri Tahun 2011 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/faktor-yang-mendasari-kebiasaan-merokok-pada-mahasiswa-fk-unsri-tahun-2011 7/8

 

Banyak faktor psikosial yang mempengaruhi kebiasaan merokok. Secara garis besar,

faktor psikososial dibagi menjadi faktor individu dan XX.

a.  K epribadian

Banyak penelitian dilakukan untuk mencari hubungan antara kepribadian

dengan perilaku merokok. Creswell dkk menyatakan bahwa merokok merupakan

salah satu bentuk kompensasi karena tidak tercapainya kesuksesan di sekolah.

Hasenfus menyatakan bahwa anak-anak dan remaja pada awalnya merokok karena

ketertarikan dan rasa ingin tahu semata, tetapi pada akhirnya, merokok dianggap

mereka sebagai coping mechanism seperti orang dewasa lakukan. Bergin dan Wake

menyatakan kebiasaan merokok tampaknya dipicu pindah tempat tinggal, ketiadaan

orang tua, atau matrikulasi di perguruan tinggi.

 b.  K eluarga

Orang tua yang merokok jelas mempengaruhi kebiasaan merokok pada anak-

anaknya. Pada keluarga dengan kedua orang tua merokok, 22,2% anak laki-laki dan

29,7% anak perempuannya kelak menjadi perokok juga, bila dibandingkan dengan

11,3% dan 7,6% pada keluarga yang bukan perokok. Banyak peneliti menyatakan

 bahwa kebiasaan merokok orang tua merupakan faktor utama yang secara langsung

mempengaruhi kebiasaan merokok pada remaja usia sekolah. Angka ini biasanya

lebih besar pada anak laki-laki karena di luar lingkungan keluarganya, mereka juga

akan mendapat dukungan dari teman sebayanya, tidak seperti perempuan.

Selain kebiasaan merokok orang tua, penerimaan orang tua akan anaknya

yang merokok juga merupakan salah satu faktor yang berkontribusi akan kebiasaan

merokok.  Namun, penelitian Allegrante dkk. menyatakan bahwa faktor ini tidak 

signifikan karena banyak orang tua yang menentang hal tersebut.

Beberapa penelitian juga menyatakan bahwa adanya saudara lebih tua yang

merokok merupakan faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok. Dua puluh

delapan hingga 30% laki-laki dan 25-26% perempuan memiliki saudara lain yang

merokok juga. Jika orang tua merokok dan saudara lebih tuanya merokok, maka anak 

tersebut empat kali lebih mungkin menjadi perokok dibandingkan yang tidak.

c.  Tekanan teman sebaya

Tekanan dari teman sebaya menjadi faktor signifikan yang mendasari

seseorang mencoba rokok. Pengaruh teman sebaya mungkin datang dari teman

dekat, dibandingkan dengan tekanan kelompok. Memiliki teman sebaya ataupun

kelompok teman yang merokok tampaknya menjadi prediktor utama merokok pada

anak usia 5 hingga 12 tahun. Bytiner menyatakan, di Inggris, variabel penting dalam

kebiasaan merokok adalah jumlah teman mereka yang merokok.

5/13/2018 Faktor Yang Mendasari Kebiasaan Merokok Pada Mahasiswa Fk Unsri Tahun 2011 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/faktor-yang-mendasari-kebiasaan-merokok-pada-mahasiswa-fk-unsri-tahun-2011 8/8

 

d.  K elas sosial

Status ekonomi, yang ditegaskan berdasarkan pekerjaa, memiliki hubungan

dengan kebiasaan merokok. Pekerja kantoran eksekutif seperti professional dan ahli

teknik memiliki angka merokok lebih kecil dibandingkan pekerja kasar seperti buruh

dan teknisi. Hubungan ini sangat erat pada laki-laki, sedangkan perempuancenderung memiliki hubungan yang sebaliknya. Pekerja wanita eksekutif memiliki

angka merokok lebih tinggi.

e.  Penggunaan zat/obat lain

Adanya penggunaan zat atau obat lain merupakan salah satu faktor yang

mendasari kebiasaan merokok. Perokok mengkonsumsi lebih banyak kopi (kafein),

alkohol, obat psikotropika, marijuana, dan aspirin, bila dibandingkan bukan perokok.

f.  Media massa

Maraknya media massa yang beredar di masa kini merupakan salah satu

faktor yang mempengaruhi kebiasaan merokok pada masyarakat. Iklan-iklan rokok 

secara luas disebarkan melalui media massa cetak maupun elektronik. Selain itu, di

Indonesia sendiri, banyak acara-acara anak muda yang disponsori rokok,

memberikan kesan bahwa anak muda merupakan salah satu pangsa pasar rokok yang

diutamakan. Banyaknya paparan mengenai rokok melalui media massa semakin

meningkatkan risiko seseorang menjadi perokok.