Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan Gigi

11
UMI LATIFAH 160110140107 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan Gigi A. Faktor sistemik Hyperthyroidism Hyperpituitarism Turner’s syndrome B. Faktor penghambat Hypopituitarism Hypothyroidism Cleidocranial dysostosis Down’s syndrome Achondroplasia C. Faktor lokal Posisi gigi yang salah/menyimpang Tidak adanya space pada lengkungan

description

kedokteran gigi

Transcript of Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan Gigi

UMI LATIFAH 160110140107

Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan Gigi A. Faktor sistemik Hyperthyroidism Hyperpituitarism Turners syndrome B. Faktor penghambat Hypopituitarism Hypothyroidism Cleidocranial dysostosis Downs syndrome Achondroplasia C. Faktor lokal Posisi gigi yang salah/menyimpang Tidak adanya space pada lengkungan Sangat awal kehilangan predecessor Ectopic erupsi Tidak adanya kogenital gigi Ankylosis predecessor Penahan gigi atau sisa akar deciduous Arrested tooth formation (trauma) Gigi cadangan Tumor Cyst Kebuasaan abnormal menekan muscular

Faktor yang Mempengaruhi ErupsiErupsi gigi adalah proses yang bervariasi pada setiap anak. Variasi ini bisa terjadi dalam setiap periode dalam proses pertumbuhan dan perkembangan gigi, terutama pada periode transisi pertama dan kedua. Variasi ini masih dianggap sebagai suatu keadaan yang normal jika lamanya perbedaan waktu erupsi gigi masih berkisar antara 2 tahun. Variasi dalam erupsi gigi dapat disebabkan oleh banyak faktor, antara lain sebagai berikut.A. Faktor Keturunan (Genetik)Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam menentukan waktu dan urutan erupsi gigi, termasuk proses kalsifikasi. Pengaruh faktor genetic terhadap erupsi gigi adalah sekitar 78%.

B. Faktor RasPerbedaan ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi gigi permanen. Waktu erupsi gigi orang Eropa dan campuran Amerika dengan Eropa lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan Amerika Indian.Orang Amerika, Swiss, Perancis, Inggris, dan Swedia termasuk dalam ras yang sama yaitu Kaukasoid dan tidak menunjukkan perbedaan waktu erupsi yang terlalu besar.C. Jenis KelaminWaktu erupsi gigi permanen rahang atas dan bawah terjadi bervariasi pada setiap individu. Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih cepat dibandingkan laki-laki. Perbedaan ini berkisar antara 1 hingga 6 bulan.D. Faktor LingkunganPertumbuhan dan perkembangan gigi dipengaruhi oleh faktor lingkungan tetapi tidak banyak mengubah sesuatu yang telah ditentukan oleh faktor keturunan. Pengaruh faktor lingkungan terhadap waktu erupsi gigi adalah sekitar 20%. Faktor-faktor yang termasuk ke dalam faktor lingkungan antara lain:a. Sosial EkonomiTingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan nutrisi, kesehatan seseorang dan faktor lainnya yang berhubungan. Anak dengan tingkat ekonomi rendah cenderung menunjukkan waktu erupsi gigi yang lebih lambat dibandingkan anak dengan tingkat ekonomi menengah.

b. NutrisiFaktor pemenuhan gizi dapat mempengaruhi waktu erupsi gigi dan perkembangan rahang. Nutrisi sebagai faktor pertumbuhan dapat mempengaruhi erupsi dan proses kalsifikasi. Keterlambatan waktu erupsi gigi dapat dipengaruhi oleh faktor kekurangan nutrisi, seperti vitamin D dan gangguan kelenjar endokrin. Pengaruh faktor nutrisi terhadap perkembangan gigi adalah sekitar 1%.E. Faktor PenyakitGangguan pada erupsi gigi permanen dapat disebabkan oleh penyakit sistemik dan beberapa sindroma, seperti Down syndrome, Cleidocranial dysostosis, Hypothyroidism, Hypopituitarism, beberapa tipe dari Craniofacial synostosis dan Hemifacial atrophy.F. Faktor LokalFaktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adalah : Kehilangan ruangan akibat tanggal dini gigi susu Posisi abnormal Gigi berjejal, ruang tidak cukup membuat erupsi menjadi lebih lambat Kista dentigerus yang menghalangi gigi untuk erupsi Retensi gigi susu, kadang-kadang gigi susu mengalami ankilosis Resorpsi akar gigi susu yang lambat akibat infeksi periapikal menyebabkan gigi permanen terlambat erupsi. Jarak gigi ke tempat erupsi Trauma dari benih gigi Mukosa gusi yang menebal

Faktor Keterlambatan Erupsi Umum Hereditary ginggival abnormalitas Downsyndrom Cleidocranial dysostosis Cleft lip and palate Ricketts Khusus Congenital abserice Crowding Delayed exfoliation of primary predecessor Supernumerary thooth (see below) Abnormal position of crypt Primary failure of eruptionErupsi gigi yang terjadi melewati waktu yang seharusnya. Pada beberapa kasus tidak dapat diketahui etiologinya, meskipun pada beberapa keadaan dapat dihubungkan dengan keadaan sistemik seperti riketsia, kretinisme, dan kleidokrania disostosis. Keadaan lokal juga dapat menjadi penyebab, seperti fibromatosus gingiva.

Faktor yang Menyebabkan MakrodonsiaMacrodontia dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang saling mempengaruhi.Macrodontia yang mengenai seluruh gigi dapat terjadi pada kelainan pituitary gigantism, yaitu suatu kelainan yang disebabkan oleh adanya gangguan keseimbangan hormonal.Macrodontia yang hanya mengenai gigi tertentu saja (macrodontia lokal) kadang ditemukan pada kelainan unilateral facial hyperplasia yang menyebabkan perkembangan benih gigi yang berlebihan. Selain itu, macrodontia juga dapat berhubungan dengan beberapa penyakit yang diturunkan.

Faktor yang Menyebabkan MikrodonsiaKelainan ini dapat disebabkan oleh banyak faktor. Microdontia yang mengenai seluruh gigi jarang terjadi dan bisa ditemukan pada kelainan yang diturunkan dari orangtua (congenital hypopituitarism). Selain itu bisa juga disebabkan karena adanya radiasi atau perawatan kemoterapi saat pembentukan gigi.Microdontia lokal diduga disebabkan oleh adanya mutasi pada gen tertentu.Kelainan ini juga bisa merupakan bagian dari sindroma tertentu (penyakit yang terdiri dari beberapa gejala yang timbul bersama-sama), seperti sindroma trisomy 21 atausindroma ectodermal dysplasia. Selain itu microdontia juga sering ditemui pada kelainan cleft lip and palate (bibir sumbing dan celah pada langit-langit rongga mulut).

Daftar Pustaka

Diamond ,M., 1952, Dental Anatomy, 3th ed, Mc. Millan. Dixon ,A.D., 1993, Anatomi untuk Kedokteran Gigi (terj), Church ii Livingstone, London. Itjingningsih, W.H., 1995, Anatomi Gigi ECG, Jakarta. Scheid Rickne C., 2012, Woelfel's Dental Anatomy, William and Wilkins, Baltimore.