Faktor Yang Mempengaruhi Homeostasis

4
FAKTOR APA SAJA YANG HARUS DI SEIMBANGKAN DALAM HOMEOSTASIS! Banyak factor dalam lingkungan internal yang harus di pertahankan secara homeostasis. Factor-faktor tersebut mencakup. 1. Konsentrasi molekul-molekul nutrien. Sel- sel memerlukan pasokan molekul nutrien secara terus-menerus untuk menghasilkan energi. Energi, sabaliknya diperlukan untuk menujang berbagai aktivitas sel baik yang bersifat khusus maupun yang untuk mempertahankan kehidupan. 2. Konsentrasi O2 dan CO2. Sel-sel memerlukan O2 untuk melakukan reaksi kimia pembentuk energi. CO2 yang dibentuk selama reaksi-reaksi ini harus dikeluarkan sehingga tidak terbentuk asam yang meningkatkan keasaman lingkungan internal. 3. Konsentrasi zat sisa. Sebagai reaksi kimia menghasilkan produk-produk akhir yang menimbulkan efek toksik pada sel tubuh jika dibiarkan berakumulasi. 4. pH. Perubahan pada pH (jumlah relative asam) berpengaruh buruk pada fungsi sel saraf dan merusak aktivitas enzim semua sel. 5. Konsentrasi garam, air, dan elektrolit lain. Karena konsentrasi relatif garam (NaCl) dan air di cairan ekstrasel mempengaruhi seberapa banyak air yang masuk atau keluar sel, maka konsentrasi keduanya diatur secara cermat untuk mempertahankan volume sel. Sel tidak berfungsi normal jika membengkak atau menciut. Elektrolit- elektrolit lain berperan dalam berbagai fungsi vital lain. Sebagai contoh, denyut jantung yang teratur bergantung pada konsentrasi kalium (K+) yang relatif konstan di cairan ekstrasel. 6. Volume dan tekanan. Komponen lingkungan internal yang beredar, yaitu plasma, harus dipertahankan pada volume dan tekanan darah yang adekuat untuk menjamin distribusi penghubung antara lingkungan eksternal dan sel yang penting ini ke sleuruh tubuh. 7. Suhu. Sel- sel tubuh berfungsi optimal dalam kisaran suhu yang sempit. Jika sel terlalu dingin maka funsi sel akan terlalu melambat; dan yang lebih buruk lagi, jika sel terlalu panas maka

description

faktor yang mempengaruhi homeost

Transcript of Faktor Yang Mempengaruhi Homeostasis

FAKTOR APA SAJA YANG HARUS DI SEIMBANGKAN DALAM HOMEOSTASIS!Banyak factor dalam lingkungan internal yang harus di pertahankan secara homeostasis. Factor-faktor tersebut mencakup.

1. Konsentrasi molekul-molekul nutrien. Sel- sel memerlukan pasokan molekul nutrien secara terus-menerus untuk menghasilkan energi. Energi, sabaliknya diperlukan untuk menujang berbagai aktivitas sel baik yang bersifat khusus maupun yang untuk mempertahankan kehidupan.

2. Konsentrasi O2 dan CO2. Sel-sel memerlukan O2 untuk melakukan reaksi kimia pembentuk energi. CO2 yang dibentuk selama reaksi-reaksi ini harus dikeluarkan sehingga tidak terbentuk asam yang meningkatkan keasaman lingkungan internal.

3. Konsentrasi zat sisa. Sebagai reaksi kimia menghasilkan produk-produk akhir yang menimbulkan efek toksik pada sel tubuh jika dibiarkan berakumulasi.

4. pH. Perubahan pada pH (jumlah relative asam) berpengaruh buruk pada fungsi sel saraf dan merusak aktivitas enzim semua sel.

5. Konsentrasi garam, air, dan elektrolit lain. Karena konsentrasi relatif garam (NaCl) dan air di cairan ekstrasel mempengaruhi seberapa banyak air yang masuk atau keluar sel, maka konsentrasi keduanya diatur secara cermat untuk mempertahankan volume sel. Sel tidak berfungsi normal jika membengkak atau menciut. Elektrolit- elektrolit lain berperan dalam berbagai fungsi vital lain. Sebagai contoh, denyut jantung yang teratur bergantung pada konsentrasi kalium (K+) yang relatif konstan di cairan ekstrasel.6. Volume dan tekanan. Komponen lingkungan internal yang beredar, yaitu plasma, harus dipertahankan pada volume dan tekanan darah yang adekuat untuk menjamin distribusi penghubung antara lingkungan eksternal dan sel yang penting ini ke sleuruh tubuh.

7. Suhu. Sel- sel tubuh berfungsi optimal dalam kisaran suhu yang sempit. Jika sel terlalu dingin maka funsi sel akan terlalu melambat; dan yang lebih buruk lagi, jika sel terlalu panas maka protein- protein structural dan enzimatik akan terganggu atau rusak.

(Lauralee Sherwood. Fisiologi Manusia, Edisi 6 EGC. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta.)1. Pengaruh Konsentrasi Oksigen dan Karbon Dioksida di Cairan Ekstrasel.Karena oksigen merupakan salah satu zat utama yang dibutuhkan untuk reaksi kimia di dalam sel, sangat menguntungkan bahwa tubuh mempunyai mekanisme pengatur khusus untuk mempertahankan konsentrasi oksigen di dlaam cairan ekstrasel agar selalu konstan dan hampir tepat sama. Mekanisme ini terutama tergantung pada sifat-sifat kimiawi hemoglobinI, yang terdapat di dalam semua sel darah merah. Sewaktu darah melewati paru, hemoglobin mengikat oksigen. Selanjutnya sewaktu darah melewati kapiler jaringan, hemoglobin tidak akan melepaskan oksigen ke dalam cairan jaringan bila oksigen sudah terlalu banyak di sana, karena afinitas kimiawinya sendiri terhadap oksigen yang cukup kuat. Namun, bila konsentrasi oksigen di dalam cairan jaringan sangat rendah, oksigen akan dilepaskan secukupnya agar konsentrasi oksigen dapat kembali mencukupi.Konsentrasi karbon dioksida di dalam cairan ekstrasel diatur dengan cara yang jauh berbeda. Karbon dioksida merupakan produk akhir utama reaksi oksidasi di dalam sel terus-menerus ditimbulkan di dalam cairan jaringan, efek massal penimbunan karbon dioksida itu sendiri akan segera menghentikan semua reaksi penghasilan-energi yang terjadi di dalam sel. Untungnya, konsentrasi karbon dioksida dalam darah yang melebihi normal akan merangsang pusat respirasi sehingga orang tersebut akan bernapas cepat dan dalam. Respirasi seperti ini akan meningkatkan ekspirasi karbon diokasida dibuang di darah dan cairan jaringan. Proses ini akan berlangsung terus menerus sampai konsentrasi karbon dioksida kembali ke nilai normal.2. Pengaruh Tekanan Darah Arteri.

Beberapa sistem turut membantu peraturan tekanan darah arteri. Salah satunya adalah sistem baroreseptor yang merupakan contoh sederhana dan sangat baik tentang mekanisme pengaturyang bekerja cepat. Di dinding daerah bifurkasi arteri karotis leher, dan juga di arkus aorta di daerah dada, terdapat banyak reseptor saraf yang disebut barireseptor, yang dapat terangsang oleh regangan dinding arteri. Bila tekanan arteri terlalu tinggi, baroreseptor akan mengirimkan rentetan cetusan impuls saraf menuju ke medulla otak. Di tempat ini, impuls-impuls tersebut akan menghambat pusat vasomotor, yang selanjutnya akan mengurangi jumlah impuls yang dihantarkan dari pusat vasomotor tersebuta ke jantung dan pembuluh darah melalui sistem saraf simpatis, bila impuls dari pusat vasomotor ini berkurang, akan terjadi penurunan aktivitas pompa jantung dan juga dilatasi pembuluh darah perifer, sehingga aliran darah melalui pembuluh daran dapat bertambah. Kedua efek ini menurunkan tekanan arteri kembali ke normal.Sebaliknya, penurunan tekanan arteri di bawah normal akan menurunkan tegangan pada reseptor regangan, sehingga pusat vasomotor menjadi lebih aktif daripada biasanya dengan demikian menyebabkan vasokonstriksi dan peningkatan kerja pompa jantung dan tekana arteri akan meningkat kembali menjadi normal.3. Kisaran Normal dan Sifat Fisik Berbagai Komponen Penting di dalam Cairan Ekstrasel.

Batas-batas yang dapat menyebabkan kematian bila dilampaui. Contohnya, kenaikan suhu tubuh hanya sebesar 11F (7C) di atas normal dapat menimbulkan lingkaran peningkatan metebolisme sel yang akan merusak sel. Kisaran keseimbangan asam-basa tubuh yang sempit, dengan nilai pH normal sebesar 7,4 dan nilai letal hanya berkisar 0,5 di luar batas normal. Faktor lain yang penting adalah konsentrasi ion kalium, karena bila konsentrasinya turun sampai kurang dari sepertiga nilai normal, pasien kemingkinan akan mengalami kelumpuhan akibat ketidakmampuan saraf untuk menjalarkan sinyal saraf. Kemungkinan lain, bila konsentrasi ion kalium meningkat samapi dua kali atau lebih dari nilai normal, otot jantung kemungkinan akan mengalami tekanan berat. Demikian juga, bila konsentrasi ion kalsium turun sampai kira-kira di bawah setengah kadar normal, seseorang kemungkinan akan mengalami kontraksi otot tetanik di seluruh tubuh akibat pembangkitan impuls spontan secara berlebihan di saraf perifer. Bila konsentrasi glukosa turun sampai di bawah setengah nilai normal, seseorang sering mengalami iritabilitas mental yang berat dan bahkan kadang-kadang mengalami kejang.Contoh-contoh ini akan memberikan kepada kita pandangan menegenai niali ekstrem dan perlunya banyak sistem pengatur yang dapat menjaga tubuh agar tetap bekerja dengan sehat; bila tidak terdapat salah satu di antara sistem pengatur ini, dapat timbul malfungsi tubuh yang berat atau kematian.