FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

44
LAPORAN PENELITIAN GAMBARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KRIAN, KECAMATAN KRIAN, KABUPATEN SIDOARJO (STUDI KASUS) Disusun oleh : 1. I Made Eka Darmawan, S.Ked 01700006 2. Luthva Azizah Utami, S.Ked 01700050 3. Ratna Azizah Handayani, S.Ked 01700131 4. Argo Dwi Nurcahyo, S.Ked 01700139 5. Evy Maretnawati, S.Ked 01700205 SMF ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA 2008

description

diare

Transcript of FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

Page 1: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

LAPORAN PENELITIAN

GAMBARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE

PADA BALITA DI KELURAHAN KRIAN, KECAMATAN KRIAN,

KABUPATEN SIDOARJO (STUDI KASUS)

Disusun oleh :

1. I Made Eka Darmawan, S.Ked 01700006

2. Luthva Azizah Utami, S.Ked 01700050 3. Ratna Azizah Handayani, S.Ked 01700131 4. Argo Dwi Nurcahyo, S.Ked 01700139 5. Evy Maretnawati, S.Ked

01700205

SMF ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA

SURABAYA 2008

Page 2: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan “ LAPORAN

PENELITIAN DENGAN JUDUL GAMBARAN FAKTOR FAKTOR YANG

BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA DI

KELURAHAN KRIAN, KECAMATAN KRIAN, KABUPATEN SIDOARJO

(STUDI KASUS)”.

Laporan ini merupakan bagian dari kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Kami

berharap dengan tersusunnya laporan ini dapat membantu memperluas pengetahuan

kami dalam memahami cara berorganisai, manajemen kesehatan di PUSKESMAS

serta dapat berfikir kritis dalam menghadapi permasalahan yang ada di masyarakat

khususnya dalam bidang kesehatan.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof.Dr.H.Bambang Rahino.S,selaku rektor Universitas Wijaya Kusuma

Surabaya.

2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

3. dr. Widianto Hadiwinoto,M.S, selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.

4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo beserta staf.

5. dr. H.Hari Subagyo, selaku kepala puskesmas Krian, Kecamatan Krian

Kabupaten Sidoarjo.

6. Ibu Atik Sri Wulandari, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing.

7. Bpk. Zainul Arifin, SH , Kepala Kelurahan Krian beserta staf.

8. Bidan desa beserta Kader di desa Krian.

9.Semua pihak yang telah membantu hingga tersusunya laporan ini.

Bila ada kesalahan atau kekurangan dalam laporan ini, adalah semata-

mata karena ketidak sempurnaan kami, oleh sebab itu kami mohon maaf dan

mengharapkan saran serta kritik dari semua pihak demi pengembangan pengetahuan

dan kesempurnaan laporan ini.

Sidoarjo, Juli 2008

Penyusun

Page 3: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. vi

DAFTAR DIAGRAM ……………………………………………………… viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 2

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 2

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Diare…………......................................................... 4

B. Penyebab Diare…………………........................................... 4

C. Patogenesa Diare................................................................... 6

D. Patofisiologi…........................................................................ 6

E. Gejala Klinis…………………….………………………….. 7

F. Komplikasi…………………………………………………. 7

G. Pengobatan…………………………………………………. 8

H. Cara Pencegahan Diare…………………………………….. 9

BAB III OBJEK DAN METODE

A. Bentuk Penelitian .................................................................. 10

B. Tempat dan Waktu Penelitian…........................................... 10

C. Obyek Penelitian................................................................... 10

D. Cara Pengumpulan Data….................................................... 10

E. Cara Mengolah Data………………...................................... 11

F. Variabel Penelitian…...…………………………………….. 11

G. Definisi Operasional ………………………………………. 11

H. Kerangka Konsep Penelitian………………………………... 15

BAB IV HASIL DAN ANALISA

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ……………………… 16

B. Hasil Penelitian dan Analisa ………………………………. 18

Page 4: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengetahuan Tentang Faktor Penyebab Diare

Pada Ibu Balita Penderita diare ……………………………… 31

B. Gambaran Penggunaan Air Bersih Untuk Keperluan

Sehari-hari Pada Ibu Balita Penderita Diare………………….. 31

C. Penggunaan Jamban Pada Penderita Diare …………………... 32

D. Gambaran Tentang Penyehatan Makanan dan Minuman

Pada Keluarga Balita Penderita Diare ………………………… 32

E. Gambaran Tentang Sarana Tempat Pembuanagn Sampah

Pada Rumah Ibu Penderita diare ……………………………… 33

F. Gambaran Tentang Keadaan Rumah dan Lingkungan

Tempat Tinggal Ibu Balita Penderita Diare …………………… 33

G. Gambaran Jarak Antara Sumur Sebagai Sumber Air Bersih

Dan Sumur Resapan …………………………………………… 34

H. Gambran Tingkat Ekonomi Degan Kejadian Diare ……............ 34

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ……………………………………………………. 35

B. Saran ………………………………………………………….... 36

LEMBAR KUISIONER

Page 5: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

DAFTAR TABEL

Tabel IV.1 Tabel Data Umum Kelurahan Krian …………………………….. 16

Tabel IV.2 Tabel Data Khusus Kelurahan Krian …………………………….. 17

Tabel 1 Tabel Distribusi Frekuensi Ibu Balita yang Pernah Mendapat

Penyuluhan tentang Pengertian dan Faktor-Faktor Penyebab Diare

…………………………………………………………………….. 18

Tabel 2 Tabel Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita tentang Faktor-

Faktor Penyebab Diare …………………………………………… 19

Tabel 3 Tabel Distribusi Frekuensi Asal Air Bersih untuk Keperluan Sehari-

Hari ………………………………………………………………. 19

Tabel 4 Tabel Distribusi Frekuensi Penggunaan Air Minum yang Sudah

Dimasak sampai Mendidih ……………………………………… 20

Tabel 5 Tabel Distribusi Frekuensi Kepemilikan Jamban atau WC di Rumah

…………………………………………………………………… 21

Tabel 6 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Masyarakat Yang Tidak

Memiliki Jamban atau WC Untuk Buang Air Besar……………… 21

Tabel 7 Tabel Distribusi Frekuensi Jenis Jamban atau WC yang Digunakan

……………………………………………………………………. 22

Tabel 8 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Tangan Setelah

Buang Air Besar …………………………………………………. 23

Tabel 9 Tabel Distribusi Frekuensi Penyimpanan Peralatan Makanan …... 23

Tabel 10 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Bahan Makanan

Sebelum Dimasak ……………………………………………….. 24

Tabel 11 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Memasak atau Membeli di

Luar ……………………………………………………………… 25

Tabel 12 Tabel Distribusi Frekuensi Penyajian Makanan di Meja ……….. 25

Tabel 14 Tabel Distribusi Frekuensi Kepemilikan Tempat Sampah ……... 26

Tabel 15 Tabel Distribusi Frekuensi Tempat Membuang Sampah ……….. 27

Tabel 16 Tabel Distribusi Frekuensi Keadaan Tempat Sampah di Rumah . 27

Tabel 17 Tabel Distribusi Frekuensi Keadaan Kebersihan di Sekitar

Lingkungan Rumah ……………………………………………. 28

Tabel 18 Tabel Distribusi Frekuensi Lalat di Sekitar Rumah …………… 28

Tabel 19 Tabel Distribusi Frekuensi Jarak Sumur Sebagai Sumber Air

Bersih Dengan Sumur Resapan ……………………………….. 29

Tabel 20 Tabel Distribusi Frekuensi Tingkat Ekonomi Dengan Kejadian

Diare …………………………………………………………… 30

Page 6: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Diagram Distribusi Frekuensi Ibu Balita yang Pernah Mendapat

Penyuluhan tentang Pengertian dan Faktor-Faktor Penyebab Diare

………………………………………………………………………. 18

Diagram 2 Diagram Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita tentang Faktor-

Faktor Penyebab Diare ……………………………………………… 19

Diagram 3 Diagram Distribusi Frekuensi Asal Air Bersih untuk Keperluan

Sehari-hari ………………………………………………………….. 20

Diagram 4 Diagram Distribusi Frekuensi Penggunaan Air Minum yang Sudah

Dimasak sampai Mendidih ………………………………………… 20

Diagram 5 Diagram Distribusi Frekuensi Kepemilikan Jamban atau WC di

Rumah ……………………………………………………………… 21

Diagram 6 Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Masyarakat Yang Tidak

Memiliki Jamban atau WC Untuk Buang Air Besar ………………. 22

Diagram 7 Diagram Distribusi Frekuensi Jenis Jamban atau WC yang Digunakan

……………………………………………………………………… 22

Diagram 8 Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Tangan Setelah

Buang Air Besar …………………………………………………… 23

Diagram 9 Diagram Distribusi Frekuensi Penyimpanan Peralatan Makanan …. 24

Diagram 10 Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Bahan Makanan

Sebelum Dimasak …………………………………………………. 24

Diagram 11 Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Memasak atau Membeli di Luar

……………………………………………………………………… 25

Diagram 12 Diagram Distribusi Frekuensi Penyajian Makanan di Meja ………. 26

Diagram 13 Diagram Distribusi Kepemilikan Tempat Sampah ………………… 26

Diagram 14 Diagram Distribusi Frekuensi Tempat Membuang Sampah ………. 27

Diagram 15 Diagram Distribusi Frekuensi Keadaan Tempat Sampah di Rumah . 27

Diagram 16 Diagram Distribusi Frekuensi Keadaan Kebersihan di Sekitar

Lingkungan Rumah ……………………………………………….. 28

Diagram 17 Diagram Distribusi Frekuensi Lalat di Sekitar Rumah …………... 29

Diagram 18 Diagram Distribusi Frekuensi Jarak Sumur Sebagai Sumber Air

Bersih Dengan Sumur Resapan …………………………………… 29

Diagram 19 Diagram Distribusi Frekuensi Tingkat Ekonomi dengan Kejadian

Diare ………………………………………………………………. 30

Page 7: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN

“GAMBARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

TINGGINYA DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KRIAN,

KECAMATAN KRIAN, KABUPATEN SIDOARJO ( STUDI KASUS

Telah disetujui sebagai salah satu prasyarat untuk dapat mengikuti ujian profesi

dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya tahun 2008.

Mengetahui

Kepala Puskesmas Krian

( Dr. H. Hari Subagio )

Surabaya, Juni 2008

Dosen Pembimbing

( Atik Sri Wulandari, SKM.,M.Kes )

Page 8: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Peningkatan kesehatan lingkungan sebagai upaya perbaikan mutu

lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan melalui kegiatan peningkatan

penyehatan lingkungan serta pencegahan dari kondisi fisik dan biologis yang

tidak baik termasuk berbagai akibat sampingan dari pembangunan.

Upaya penyehatan lingkungan pemukiman merupakan usaha untuk

meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar,

pengawasan mutu lingkungan dan tempat-tempat umum, termasuk pengendalian

pencemaran lingkungan dengan meningkatkan peran serta masyarakat dan

keterpaduan pengelolaan lingkungan melalui analisis dampak lingkungan.

Penyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah di Indonesia.

Padahal berbagai upaya penanganan, baik secara medik maupun upaya perubahan

tingkah laku dengan melakukan pendidikan kesehatan terus dilakukan. Namun

upaya-upaya tersebut belum memberikan hasil yang menggembirakan. Setiap

tahun penyakit ini masih menduduki peringkat atas, khususnya di daerah-daerah

miskin.

Jumlah penderita diare yang datang ke Pusat Kesehatan Masyarakat

(Puskesmas) jauh lebih sedikit dibanding jumlah penderita sebenarnya. Mereka

yang memeriksakan diri ke Puskemas didata hanya 25 dari per 1.000 penduduk.

Namun berdasarkan survei yang dilakukan Depkes (Departemen Kesehatan)

melalui survei kesehatan rumah tangga, ternyata penderita diare berjumlah 300

per 1.000 penduduk (Sinar Harapan, 2003).

Dari tahun ke tahun diare termasuk dalam sepuluh besar penyakit yang

dilaporkan masyarakat. Hal ini menunjukkan penyakit ini tetap ada di masyarakat

dengan kejadian yang hampir sama tiap tahunnya.

Berdasarkan data yang kami dapatkan dari Puskesmas Krian, penderita

diare pada balita di kelurahan Krian selama bulan Januari sampai Mei 2008

menunjukkan angka kejadian yang tetap tinggi yaitu sebanyak 10-13 kasus per

bulan baik yang ditemukan di sarana kesehatan maupun ditemukan oleh

KKD/Swasta/Posyandu. Bila dibandingkan dengan kelurahan lainnya seperti

kelurahan Kraton yaitu sebesar 6-9 kasus; kelurahan Sidomulyo sebesar 4-10

kasus; kelurahan Tambak sebesar 9-11 kasus; kelurahan Jati Kalang sebesar 5-8

kasus; kelurahan Terung Kulon sebesar 6-12 kasus; kelurahan Terung Wetan

sebesar 7-12 kasus; kelurahan Junwangi 6-12 kasus; kelurahan Terik sebesar 7-

Page 9: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

2

10 kasus; kelurahan Gamping sebesar 8-12 kasus; kelurahan Jeruk Gamping 7-10

kasus; kelurahan Kemasan sebesar 5-11 kasus; kelurahan Sedengan Mijen sebesar

6-13 kasus; kelurahan Katerungan sebesar 8-13 kasus dan kelurahan Tropodo

sebesar 5-13 kasus.

Dengan masih tingginya angka kejadian diare pada balita di pusat

kecamatan, maka kami tertarik untuk mengetahui bagaimana gambaran faktor

yang mempengaruhi tingginya diare pada balita di Kelurahan Krian, Kecamatan

Krian, Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan hal tersebut maka kami mengadakan

penelitian dengan judul “Gambaran Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan

Tingginya Diare Pada Balita di Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten

Sidoarjo( Studi Kasus)”.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Masalah Umum

Gambaran faktor lingkungan, personal higiene(perilaku), sosial ekonomi

dan pendidikan/pengetahuan berpengaruh dalam peningkatan diare pada

balita?

2. Masalah Khusus

a. Bagaimana gambaran pengetahuan masyarakat tentang faktor penyebab

diare?

b. Bagaimana gambaran keadaan air bersih dengan terjadinya diare?

c. Bagaimana gambaran keadaan jamban dengan terjadinya diare?

d. Bagaimana gambaran penyehatan makanan dan minuman dengan

terjadinya diare?

e. Bagaimana gambaran keadaan sarana tempat pembuangan sampah dengan

terjadinya diare?

f. Bagaimana gambaran keadaan lingkungan dengan terjadinya diare?

g. Bagaimana gambaran jarak antara sumur resapan dan sumur sebagai

sumber air bersih dengan terjadinya diare?

i. Bagaimana gambaran angka kejadian diare pada masyarakat ekonomi

menengah keatas dan kebawah?

C. TUJUAN PENELITIAN

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi tingginya diare

pada balita di Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo.

Page 10: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

3

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang faktor

penyebab diare.

b. Untuk mengetahui gambaran keadaan air bersih dengan terjadinya diare.

c. Untuk mengetahui gambaran keadaan jamban dengan terjadinya diare.

d. Untuk mengetahui gambaran penyehatan makanan dan minuman dengan

terjadinya diare.

e. Untuk mengetahui gambaran keadaan sarana tempat pembuangan

sampah dengan terjadinya diare.

f. Untuk mengetahui gambaran keadaan lingkungan dengan terjadinya

diare.

g. Untuk mengetahui gambaran jarak antara sumur resapan dan sumur

sebagai sumber air bersih dengan terjadinya diare.

h. Untuk mengetahui gambaran angka kejadian diare pada masyarakat

ekonomi menengah keatas dan kebawah.

D. MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan

lingkungan.

2. Menambah wawasan bagi peneliti hubungan antara kesehatan lingkungan

dengan timbulnya diare.

3. Memberi masukan kepada Puskesmas, khususnya bagi tenaga kesehatan

dalam menyampaikan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan dalam

hubungannya untuk menekan jumlah kasus diare serendah mungkin.

Page 11: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI DIARE

Menurut Hipocrates diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang tidak

normal dan cair. Di bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, diare diartikan

sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan

frekuensi lebih banyak dari biasanya (frekuensinya lebih dari 3 kali dalam 24

jam). Neonatus dikatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4

kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya

lebih dari 3 kali.

B. PENYEBAB DIARE

Keadaan lingkungan fisik dan biologis pemukiman penduduk Indonesia

belum maksimal, hal ini berakibat masih tingginya angka kesakitan dan kematian

karena berbagai penyakit. Salah satu penyakit terbanyak yang disebabkan oleh

buruknya sanitasi di lingkungan masyarakat adalah diare.

Diare menyerang siapa saja tanpa kenal usia. Diare yang disertai gejala

buang air besar terus-menerus, muntah dan kejang perut sering dianggap bisa

sembuh dengan sendirinya, tanpa perlu pertolongan medis. Memang diare jarang

sekali yang berakibat kematian, tapi bukan berarti bisa dianggap remeh. Penyakit

yang juga populer dengan nama muntah berak alias muntaber ini bisa dikatakan

sebagai penyakit endemis di Indonesia, artinya terjadi secara terus-menerus di

semua daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaan, khususnya di daerah-

daerah miskin. Di kawasan miskin tersebut umumnya penyakit diare dipahami

bukan sebagai penyakit klinis, sehingga cara penyembuhannya tidak melalui

pengobatan medik (Sunoto, 1987). Kesenjangan pemahaman semacam ini

merupakan salah satu penyebab penting yang berakibat pada lambatnya

penurunan angka kematian akibat diare (Surya Candra et al, 1990).

Pemukiman kumuh merupakan kawasan yang menjadi tempat

berkembangnya diare. Padahal di perkotaan seperti Jakarta, kawasan kumuh terus

berkembang, karena semakin mahal dan terbatasnya lahan yang tersedia untuk

pemukiman. Kerapatan bangunannya sangat tinggi (walaupun bangunannya

permanen), tidak teratur, kondisi ventilasinya buruk, dan sanitasi lingkungan tidak

terlalu baik merupakan ciri pemukiman kumuh.

Lingkungan yang buruk disertai rendahnya tingkat kesadaran masyarakat

untuk berperilaku sehat menjadikan kawasan kumuh sebagai kawasan yang rawan

Page 12: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

5

akan penyebaran penyakit. Lingkungan yang buruk menjadi penyebab

berkembangbiaknya berbagai virus penyakit menular. Karena itu berbagai infeksi

penyakit sering terjadi pada para penghuni kawasan kumuh. Penyakit menular

yang sering dijumpai adalah diare. Gaya hidup yang jorok, tidak memperhatikan

sanitasi menyebabkan usus rentan terhadap serangan virus diare.

Namun, seperti yang telah dijelaskan di atas, berkembangnya perilaku

pencegahan ini sangat tergantung pada kondisi pribadi masing-masing individu,

termasuk persepsi individu bersangkutan dalam memandang diare. Dengan kata

lain jika seseorang mempersepsikan diare adalah penyakit yang membahayakan

maka yang bersangkutan dapat diproyeksikan akan semakin berusaha keras untuk

melakukan pencegahan agar tidak terserang diare. Sebab, upaya pencegahan

penyakit ini bersumber pada seluruh aktivitas manusia yang berkaitan dengan

upaya preventif (Aswitha Budiarso, 1987).

Penyebab tidak langsung dipengaruhi oleh lingkungan, higiene sanitasi,

sosial ekonomi dan pendidikan/pengetahuan, sedangkan penyebab langsung diare

terkait dengan masalah infeksi (bakteri, virus, parasit), gangguan malabsorbsi,

makanan basi atau beracun, alergi, dan imunodefisiensi .

Kebiasaan penduduk desa yang suka membuang kotoran di sungai, tidak

mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum memberi makan pada anak, tidak

menjaga kebersihan makanan, serta perilaku yang tidak mencerminkan pola hidup

sehat dapat menjadi penyebab timbulnya diare.

Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :

1. Faktor Infeksi

a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan

penyebab utama diare pada anak–anak, infeksi enteral ini meliputi infeksi

bakteri dan infeksi virus

b. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan

seperti otitis media akut. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan

anak dibawah umur 2 tahun

2. Faktor Malabsorbsi

Malabsorbsi karbohidrat, pada anak terutama intoleransi laktosa

Malabsorbsi lemak

Malabsorbsi protein

3. Faktor Makanan

Makanan basi, beracun dan alergi terhadap makanan

4. Faktor Psikologis

Page 13: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

6

Rasa takut dan cemas, bisa menimbulkan diare pada anak yang lebih dewasa,

namun kasus ini jarang ditemukan.(Anonim.,2000; Soeprapto P., 1994 )

C. PATOGENESA DIARE

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :

Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan

menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi

pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Cairan yang berlebihan ini

akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

Gangguan Sekresi

Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi

peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare

timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

Gangguan Motilitas Usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap

makanan dan cairan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus

menurun akan mengakibatkan pertumbuhan bakteri berlebihan yang selanjutnya

dapat menimbulkan diare.

Patogenesis Diare Akut :

1. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil

melewati rintangan asam lambung

2. Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus

3. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)

4. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan

menimbulkan diare

Patogenesis Diare Kronis :

Lebih komplek dan faktor–faktor yang menimbulkannya ialah infeksi bakteri,

parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan lain–lain

D. PATOFISIOLOGI

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :

1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya

gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis metabolik, hipokalemia dan

sebagainya)

2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang,

pengeluaran bertambah)

Page 14: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

7

3. Hipoglikemia

4. Gangguan sirkulasi darah

E. GEJALA KLINIS

Gejala klinis diare antara lain :

1. Frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali

2. Nafsu makan berkurang atau tidak ada

3. Tinja cair dan mungkin disertai lendir atau darah

4. Bila penderita kehilangan banyak cairan dan elektrolit maka gejala dehidrasi

mulai tampak

5. Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare dan dapat disebabkan

oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam

basa elektrolit

F. KOMPLIKASI

Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi

berbagai macam komplikasi seperti :

1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)

2. Renjatan hipovolemik

3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, bradikardi,

perubahan pada elektrokardiogram)

4. Hipoglikemia

5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktosa karena

kerusakan vili mukosa usus halus

6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik

7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita juga

mengalami kelaparan

Page 15: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

8

Gejala Klinis Dehidrasi Ringan Sedang Berat

Keadaan Umum Kesadaran Baik Gelisah Apatis koma Rasa haus + + + + + + Sirkulasi Nadi Normal Cepat Cepat sekali Respirasi Pernapasan Biasa Agak cepat Kussmaul (Cepat dan

dalam) Kulit Ubun–ubun besar Agak cekung Cekung Cekung sekali Turgor dan tonus Biasa Lambat Lambat sekali Mata Agak cekung Cekung Cekung sekali Diuresis Normal Oliguria Anuria Selaput Lendir Normal Agak kering Kering / asidosis

Sumber : Anonim., 2000, Ilmu Kesehatan Anak I. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.

G. PENGOBATAN

Derajat Dehidrasi

Kebutuhan Cairan Jenis Cairan Cara/Lama Pemberian

Berat + 30 ml/kg/1jam (10 tts/ kg/menit)

C I T.I.V./3 jam atau lebih cepat

Sedang + 70 ml/kg /3 jam (+ 5 tts/kg/mnt)

C I atau oralit T.I.V./3 jam atau T.I.G./3 jam Atau oral 3 jam

Ringan

+ 50 ml/kg/3 jam (+3-4 tts/kg/mnt)

C II atau oralit T.I.V./3 jam atau T.I.G./3 jam.

Tanpa Dehidrasi

+ 10-20 ml / kg setiap kali diare

Oralit atau cairan rumah tangga

Oral sampai diare berhenti

Sumber : Suparto, Pitono, et.al,1994, Gastroenterologi Diare Pedoman Diagnosis dan Terapi LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr. Soetomo, Surabaya

Keterangan : T.I.V. : Tetes Intra Venous T.I.G. : Tetes Intra Gastrik

Page 16: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

9

Sedangkan dasar pengobatan diare adalah :

Pemberian cairan

Pemberian cairan bertujuan untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang

hilang dan untuk memenuhi kebutuhan. Pemberian ini tergantung pada jenis

cairan, jalan pemberian cairan, jumlah cairan dan jadwal / kecepatan

pemberian cairan.

Dietetik / pemberian makanan

Obat–obatan

Mengobati penyakit penyerta

H. CARA PENCEGAHAN DIARE

1. Pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan

2. Mencuci tangan dengan sabun setelah berak atau sebelum memberi makan

anak

3. Menggunakan jamban dan menjaga kebersihannya

4. Membuang tinja di jamban

5. Menggunakan air matang untuk makanan dan minuman

6. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar (Anonim., 2000)

Page 17: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

10

BAB III OBYEK DAN METODE

A. BENTUK PENELITIAN

Penelitian ini bersifat deskriptif yang menggambarkan tentang faktor yang

mempengaruhi tingginya diare pada balita di Kelurahan Krian, Kecamatan Krian,

Kabupaten Sidoarjo.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian ini berada di Kelurahan Krian, Kecamatan Krian,

Kabupaten Sidoarjo pada tanggal 9 Juni 2008 – 14 Juni2008.

C. POPULASI DAN SAMPEL

1. Populasi

Populasi adalah balita diare yang pernah MRS di Puskesmas Krian,

Kabupaten Sidoarjo yang berasal dari Kelurahan Krian pada periode Januari-

Mei 2008.

2. Besarnya Sampel

Sebagai obyek penelitian kami mengambil sample sebanyak 20 balita yang

pernah berobat di puskesmas Krian, Kabupaten Sidoarjo dan sebagai

responden adalah ibu berbalita diare.

D. OBYEK PENELITIAN

Adalah ibu yang memiliki balita diare yang berobat di Puskesmas Krian,

Kabupaten Sidoarjo pada periode bulan Januari–Mei 2008.

E. CARA PENGUMPULAN DATA

Data Primer

Dikumpulkan dengan tehnik wawancara menggunakan acuan kuisioner

dan pengamatan langsung terhadap ibu yang memiliki balita diare yang

berobat di Puskesmas Krian, Kabupaten Sidoarjo pada periode bulan Januari–

Mei 2008.

Data Sekunder

Meliputi gambaran umum daerah penelitian yang didapat dari kantor Desa

Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo.

Page 18: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

11

F. CARA MENGOLAH DATA

Editing Data

Meneliti lengkap tidaknya kuisioner yang sudah diisi, kejelasan

jawabannya, kesesuaian antara jawaban yang satu dengan yang lainnya, serta

relevansi jawaban dan keseragaman satuan data.

Coding

Mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya.

Tabulasi Data

Memasukkan data-data yang terkumpul ke dalam tabel sehingga

menghasilkan tabel-tabel distribusi frekuensi secara manual.

Analisa

Analisa data dengan menggunakan metode deskriptif yaitu : analisis data

difokuskan untuk mendapatkan gambaran faktor yang mempengaruhi

tingginya diare balita di Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten

Sidoarjo.

G. VARIABEL PENELITIAN

Variabel yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Pengetahuan tentang faktor penyebab diare

2. Gambaran penggunaan air bersih

3. Penggunaan jamban pada penderita diare

4. Gambaran tentang penyehatan makanan dan minuman

5. Gambaran tentang sarana tempat pembuangan sampah

6. Gambaran tentang keadaan lingkungan

7. Gambaran jarak antara sumur resapan dan sumur sebagai sumber air bersih

8. Gambaran tingkat sosial ekonomi menengah keatas dan kebawah dengan

timbulnya diare

H. DEFINISI OPERASIONAL

1. Penyuluhan tentang diare

Responden dinyatakan :

a. Pernah; apabila pernah mendengar 1 kali atau lebih penyuluhan tentang

diare dalam 6 bulan terakhir oleh petugas kesehatan atau kader

b. Tidak pernah; apabila sama sekali tidak pernah mendengar penyuluhan

tentang diare dalam 6 bulan terakhir oleh petugas kesehatan atau kader

Page 19: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

12

2. Pengetahuan tentang penyebab diare.

Diare ditandai gejala klinis berupa : buang air besar dengan frekuensi yang

meningkat dari normal atau lebih dari 3 kali dalam 24 jam, dan konsistensi

tinja yang cair atau lembek. Disertai atau tanpa dehidrasi.

Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yang bisanya diketahui

masyarakat, yaitu :

Faktor Infeksi

Faktor Makanan

Responden dinyatakan:

Mengetahui penyebab diare; apabila dapat menyebut sekurang kurangnya satu

faktor penyebab.

Tidak mengetahui apabila responden tidak bisa menyebut factor penyebab

diare.

3. Sumber air bersih

Syarat air bersih yaitu air yang secara fisik jernih, tidak berwarna, tidak

berbau dan tidak berasa.

Responden dinyatakan:

Mendapatkan air dari sumber air bersih bila mendapatkan air dari sumur,

PDAM, Air kemasan maupun Isi ulang

4. Memasak air sampai mendidih

Memasak air sampai mendidih dengan tanda adanya gelembung-gelembung

udara dan uap air pada air yang dimasak.

Responden menyatakan:

a. Ya, apabila untuk keperluan air minum responden selalu memasak air

sampai mendidih

b. Tidak, apabila tidak pernah memasak air untuk keperluan minum

(bukan

responden yang menggunakan air mineral sebagai air minum)

Air mineral yang kami maksud dalam kuisioner adalah air dalam kemasan

seperti Aqua, Club, Total, Ades, Vit, dan lain-lain. Air disini kami anggap

dimasak. Air isi ulang bukan termasuk dalam kategori air mineral.

5. Kepemilikan WC

WC adalah jamban dengan leher angsa lengkap dengan penampungan

kotoran/septic tank

Responden menyatakan

a. Ya, apabila responden memiliki WC sebagai tempat buang air besar.

Page 20: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

13

b. Tidak, apabila responden tidak memilikinya atau memakai sarana

umum yang ada misalnya MCK.

6. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sehabis buang air besar

Kebiasaan ini dimaksudkan untuk mengurangi bakteri yang menempel pada

tangan sehabis buang air besar.

Responden menyatakan:

a. Ya, apabila setelah buang air besar selalu mencuci tangan dengan

sabun.

b. Tidak, apabila setelah buang air besar hanya mencuci dengan air.

7. Penyimpanan peralatan makanan.

Penyimpanan peralatan makanan sebaiknya ditempat tertutup bebas dari debu

dan serangga misalnya lalat dan kecoak.

Responden menyatakan:

a. Menyimpan peralatan ditempat tertutup apabila memenuhi kriteria

diatas.

b. Menyimpan peralatan ditempat terbuka bila hanya dibiarkan di rak saja

tanpa ada penutup.

8. Mencuci bahan makanan

Yang dilakukan seharusnya selalu mencuci bahan makanan sebelum memasak

dengan air yang mengalir.

Responden menyatakan:

a. Selalu, apabila setiap kali memasak mencuci bahan makanan yang akan

diolah.

b. Jarang, apabila kadang-kadang mencuci bahan makanan sebelum

dimasak.

c. Tidak pernah, apabila tidak pernah mencuci bahan makanan sebelum

dimasak.

9. Memasak makanan

Memasak makanan sendiri apabila responden:

a. Tahu bahan pembuat

b. Cara pengolahan

c. Cara penyimpanan

Responden dinyatakan:

a. Masak sendiri, apabila dalam memperoleh makanan responden

memasak sendiri.

b. Membeli diluar, apabila dalam memperoleh makanan reponden tidak

memasak sendiri melainkan membeli diluar

Page 21: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

14

10. Penyajian makanan

Upaya yang seharusnya dilakukan responden menutup makanan yang

disajikan dengan tudung saji.

Responden menyatakan:

a. Ya, apabila sebelum makanan disantap responden menutup makanan

yang

disajikan.

b. Tidak, apabila makanan yang disajikan dibiarkan terbuka tanpa

penutup.

11. Tempat sampah

Yang diharapkan responden memiliki suatu tempat yang terbuat dari seng,

plastik, semen, kayu, baik di dalam maupun di luar rumah. Yang ideal tempat

sampah bertutup.

Responden menyatakan:

a. Ya, apabila responden memiliki fasilitas tempat sampah.

b. Tidak, apabila responden tidak memiliki tempat sampah.

Dan tempat sampah yang ideal diharapkan tempat sampah yang berpenutup.

12. Membuang sampah

Diharapkan responden membuang sampah pada tempat sampah bukan di

sungai ataupun pekarangan rumah.

Responden menyatakan:

a. Ya, apabila responden selalu membuang sampah pada tempat sampah.

b. Tidak, apabila responden tidak membuang sampah pada tempat sampah

termasuk di sungai maupun di pekarangan rumah.

13. Lingkungan yang bersih

Diharapkan tidak adanya sampah atau kotoran yang berserakan di sekitar

lingkungan rumah, termasuk lalat.

Responden menyatakan:

a. Ya, apabila lingkungan rumah bersih.

b. Tidak, apabila lingkungan rumah kotor.

14. Jarak antara sumur sebagai sumber air bersih dan sumur resapan

Jarak sumur resapan dengan sumur gali (sumur sebagai sumber air bersih)

sekurang-kurangnya 10 meter.

Responden menyatakan:

a. 5 meter, apabila jarak antara sumur resapan dan sumur sebagai sumber

air bersih 5 meter atau kurang.

Page 22: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

15

b. 7 meter, apabila jarak antara sumur resapan dan sumur sebagai sumber

air bersih 7 meter.

c. 10 meter, apabila jarak antara sumur resapan dan sumur sebagai sumber

air bersih 10 meter atau lebih.

15. Pendapatan keluarga

Yang dimaksudkan pendapatan pendapatan rata-rata seluruh anggota keluarga

yang bekerja per bulan.

a. Rp. 1.000.000,00 (ekonomi bawah)

b. Rp. 1.000.000,00 s/d Rp. 2.000.000,00 (ekonomi menengah)

c. > Rp.2.000.000,00 (ekonomi atas)

I. KERANGKA KONSEP PENELITIAN

Penggunaan jamban Kepemilikan jamban Buang air besar di jamban Jenis jamban Mencuci tangan setelah buang air besar

Gambaran penyehatan makanan dan minuman Penyajian makanan Penyimpanan peralatan makan Kebiasaan mencuci makanan Kebiasaan memasak makanan

Gambaran sarana tempat pembuangan sampah Membuang sampah ditempat sampah Keadaan tempat sampah

Gambaran keadaan lingkungannya Keadaan lingkungan rumah Banyaknya lalat di sekitar rumah

Gambaran penggunaan air bersih untuk keperluan sehari-hari

Asal air bersih Memasak air sampai mendidih Mencuci alat dapur

Pengetahuan tentang faktor penyebab diare

Gambaran jarak antara sumur resapan dan sumur sebagai sumber air bersih

Gambaran tingkat ekonomi menengah keatas dan kebawah dengan kejadian diare

Penderita diare yang

berusia dibawah 5 tahun yang berobat di Puskesmas

Page 23: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

16

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

A. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN : KELURAHAN KRIAN

Tabel IV. 1 Tabel Data Umum Kelurahan Krian

a. Identitas 1) Desa

2) Kecamatan

3) Kabupaten

4) Propinsi

Krian

Krian

Sidoarjo

Jawa Timur

b. Data

Geografi

c. Data

Demografi

1) Luas wilayah

2) Batas-batas desa

- Utara

- Selatan

- Barat

- Timur

1) Jumlah Penduduk

2) Jumlah KK

3) Jumlah RW

4) Jumlah RT

93,036 Ha

Desa Kraton

Desa Katerungan/

Desa Jeruk Gamping

Desa Kemangsen

Kec.Balong Bendo

Kel.Tambak Kemeraan

9.503 orang

2.175 orang

4 orang

40 orang

Sumber : Data Profil Kelurahan krian

Page 24: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

17

Tabel IV. 2 Tabel Data Khusus Kelurahan Krian

a. Perangkat Desa 1) Kepala Kelurahan 2) Sekretaris Desa 3) Kaur Pemerintahan

1 orang 1 orang 1 orang

b. Peranserta Masyarakat

1) Ketua RW 2) Ketua RT 3) Kader Posyandu 4) PPKBD 5) Sub–PPKBD 6) Dukun Bayi

4 orang 40 orang 20 orang 1 orang 1 orang - orang

c. Data Sumber Daya 1) Sarana Pendidikan a) Jumlah TK b) Jumlah SD/MI c) Jumlah SLTP/MTs d) Jumlah SMU/MA

2) Sarana Ibadah a) Jumlah Masjid b) Jumlah Mushola

2 buah 4 buah 2 buah 1 buah

8 buah 23 buah

d. Jenis Pekerjaan 1) Pegawai Negeri Sipil 2) TNI / ABRI 3) Swasta 4) Petani 5) Buruh tani 6) Wiraswasta / Pedagang 7) Pertukangan 8) Pensiunan 9) Pemulung 10) Jasa 11) Nelayan

545 orang 71 orang 3.714 orang 63 orang - orang 3.725 orang 24 orang 179 orang 4 orang 715 orang - orang

e. Tingkat Pendidikan Penduduk

1) Tidak tamat SD 2) Tamat SD 3) Tamat SLTP 4) Tamat SMU 5) Perguruan Tinggi 6) Akademi / D1-D2

238 orang 225 orang 3.719 orang 3.975 orang 341 orang 42 orang

f. Agama 1) Islam

2) Kristen 3) Katolik 4) Hindu 5) Budha

8.237 orang 683 orang 475 orang 41 orang 67 orang

g. Potensi Prasarana

Kesehatan

1) Puskesmas Pembantu 2) Poliklinik 3) Apotik 4) Posyandu

- buah - buah 7 buah 9 buah

Sumber : Data Profil Kelurahan Krian

Page 25: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

18

Sarana, Transportasi dan Komunikasi

a. Sarana dan Transportasi

Kelurahan Krian memiliki jalan seluas 3 Ha dengan sarana transportasi hanya

berupa transportasi darat yaitu berupa ojek, delman, bus, colt, truk dan becak.

Hampir seluruh wilayah Kelurahan Krian dapat dilalui oleh kendaraan roda

empat.

b. Komunikasi

Kelurahan Krian sudah terdapat jaringan televisi, radio, dan telepon. Hampir

sebagian besar masyarakat sudah memanfaatkannya.

B. HASIL PENELITIAN DAN ANALISA

1. Pengetahuan tentang Faktor Penyebab Diare

a. Penyuluhan tentang faktor-faktor penyebab diare

Tabel 1 Tabel Distribusi Frekuensi Ibu Balita yang Pernah Mendapat Penyuluhan tentang Pengertian dan Faktor-Faktor Penyebab Diare

No. Mendapat Penyuluhan Diare Jumlah % 1 2

Pernah Tidak pernah

8 12

40 60

Total 20 100 Sumber : Hasil Survey di Kelurahan Krian Diagram 1 Diagram Distribusi Frekuensi Ibu Balita yang Pernah Mendapat Penyuluhan tentang Pengertian dan Faktor-Faktor Penyebab Diare

40.00%

60.00%

Pernah

Tidak Pernah

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu dari balita penderita diare tidak pernah mendapat penyuluhan dari tenaga kesehatan yaitu sebanyak 60% dan hanya sebagian kecil yang pernah mendapat penyuluhan yaitu 30%.

Page 26: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

19

b. Pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab diare

Tabel 2 Tabel Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita tentang Faktor-Faktor Penyebab Diare

No. Pengetahuan Tentang Faktor Penyebab Diare

Jumlah %

1 2

Tahu Tidak Tahu

10 10

50 50

Total 20 100 Sumber : Hasil Survey di Kelurahan Krian Diagram 2 Diagram Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita tentang Faktor-Faktor Penyebab Diare

50.00%50.00%

TahuTidak tahu

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden ibu dari balita penderita diare sudah mengetahui tentang faktor-faktor penyebab diare dan tidak tau penyebab diare sama besarnya, yaitu 50%.

2. Gambaran Penggunaan Air Bersih Untuk Keperluan Sehari-hari

a. Asal air bersih untuk keperluan sehari-hari (memasak dan minum) pada penderita diare

Tabel 3 Tabel Distribusi Frekuensi Asal Air Bersih untuk Keperluan Sehari-hari

No. Asal Air Bersih Jumlah % 1 2 3 4 5

Sungai Sumur PDAM Air kemasan Air isi ulang

- 15 3 - 2

- 75 15 -

10

Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian

Page 27: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

20

Diagram 3 Diagram Distribusi Frekuensi Asal Air Bersih untuk Keperluan Sehari-hari

0%

75%

15%0%

10%

SungaiSumurPDAMAir KemasanAir Isi ualng

Dari tabel diatas dapat kita ketahui asal air bersih dari ibu balita penderita diare untuk keperluan sehari-hari adalah dari berbagai sumber namun sebagian besar berasal dari sumur yaitu 85% dan PDAM sebesar 15%.

b. Penggunaan air minum yang sudah dimasak sampai mendidih pada penderita diare Tabel 4 Tabel Distribusi Frekuensi Penggunaan Air Minum yang Sudah Dimasak sampai Mendidih

No Penggunaan Air Minum yang Sudah Dimasak

Jumlah %

1 2

Ya Tidak

20 -

100 -

Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian

Diagram 4 Diagram Distribusi Frekuensi Penggunaan Air Minum yang Sudah Dimasak sampai Mendidih

100%

0%

YaTidak

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa seluruh responden yaitu ibu dari balita penderita diare sudah mengkonsumsi air minum yang telah dimasak sampai mendidih.

Page 28: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

21

3. Penggunaan Jamban pada Penderita Diare

a. Kepemilikan jamban atau WC di rumah

Tabel 5 Tabel Distribusi Frekuensi Kepemilikan Jamban atau WC di Rumah

No Memiliki Jamban/WC di Rumah

Jumlah %

1 2

Memiliki Tidak Memiliki

6 14

30 70

Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian

Diagram 5

Diagram Distribusi Frekuensi Kepemilikan Jamban atau WC di Rumah

30%

70%

MemilikiTidak memiliki

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar responden ibu balita

penderita diare tidak memiliki jamban atau WC di rumah, sebesar 70% dan

yang memiliki jamban atau WC, sebesar 30%.

b. Kebiasaan masyarakat yang tidak memiliki Jamban atau WC untuk

buang air besar Tabel 6 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Masyarakat Yang Tidak Memiliki Jamban atau WC Untuk Buang Air Besar No Kebiasaan Masyarakat Yang Tidak

Memiliki Jamban atau WC untuk Buang Air Besar

Jumlah %

1 2 3

MCK Sungai Pekarangan

4 10 -

28,57 71,43

- Total 14 100

Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian

Page 29: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

22

Diagram 6 Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Masyarakat Yang Tidak Memiliki Jamban atau WC Untuk Buang Air Besar

28,57%

71,43%

0,00%

MCKSungaiPekarangan

Berdasar tabel diatas dapat diketahui bahwa responden dan keluarga yang

tidak memiliki jamban atau WC jika buang air besar di sungai, sebesar 71,43% dan yang ke MCK 28,57%.

c. Jenis jamban atau WC yang digunakan

Tabel 7 Tabel Distribusi Frekuensi Jenis Jamban atau WC yang Digunakan

No Jenis Jamban/WC yang Digunakan

Jumlah %

1 2

WC dengan leher angsa Jamban

4 2

66,67 33,33

Total 6 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian

Diagram 7 Diagram Distribusi Frekuensi Jenis Jamban atau WC yang Digunakan

66,67%

33,33%

WC denganleher angsaJamban

Berdasarkan data tabel diatas kebanyakan keluarga ibu balita penderita diare menggunakan jamban jenis leher angsa di rumah yaitu sebesar 66,67% dan sebanyak 33,33% memakai jenis Jamban.

Page 30: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

23

d. Kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar

Tabel 8 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Tangan Setelah Buang Air Besar

No Kebiasaan Mencuci Tangan

Jumlah %

1 2

Ya Tidak

16 4

80% 20%

Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian.

Diagram 8

Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Tangan Setelah Buang Air Besar

80.00%

20.00%

Ya

Tidak

Berdasar tabel diatas masih terlihat adanya responden yang tidak mencuci

tangannya setelah buang air besar yaitu 20% dan dari mereka telah mencuci tangan setelah buang air besar yaitu 80%.

4. Gambaran tentang Penyehatan Makanan dan Minuman

a. Penyimpanan peralatan makanan

Tabel 9 Tabel Distribusi Frekuensi Penyimpanan Peralatan Makanan

No Penyimpanan Peralatan Makanan

Jumlah %

1 2

Di tempat Terbuka Di tempat Tertutup

11 9

55 45

Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian

Page 31: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

24

Diagram 9

Diagram Distribusi Frekuensi Penyimpanan Peralatan Makanan

55%

45%

Ditempat TerbukaDitempat Tertutup

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa penyimpanan peralatan makan oleh

ibu balita penderita diare yang disimpan ditempat terbuka, sebesar 55% sedangkan yang disimpan di tempat tertutup, sebesar 45%.

b. Kebiasaan Mencuci Bahan Makanan Sebelum Dimasak

Tabel 10 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Bahan Makanan Sebelum Dimasak. No Kebiasaan mencuci bahan

makanan sebelum dimasak Jumlah %

1 2 3

Selalu Jarang Tidak pernah

19 1 -

95 5 -

Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian

Diagram 10

Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Bahan Makanan Sebelum Dimasak.

95%

5% 0%

SelaluJarangTidak pernah

Page 32: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

25

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa masih terlihat adanya responden yang jarang mencuci bahan makanan sebelum dimasak, sebesar 5% dan yang selalu mencuci bahan makanan sebelum dimasak, sebesar 95%.

c. Kebiasaan memasak atau membeli di luar

Tabel 11 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Memasak atau Membeli di Luar

No Kebiasaan Memasak atau Membeli di Luar

Jumlah %

1 2

Masak Sendiri Sering Membeli di Luar

20 -

100 -

Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian

Diagram 11 Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Memasak atau Membeli di Luar

100%

0%

Masak Sendiri

Sering MembeliDiluar

Berdasarkan tabel diatas seluruh responden ibu balita penderita diare memiliki

kebiasaan memasak sendiri makanan untuk keluarganya daripada membeli makanan di luar.

d. Penyajian makanan di meja (ditutup dengan tudung saji)

Tabel 12 Tabel Distribusi Frekuensi Penyajian Makanan di Meja

No Penyajian Makanan Dimeja

Jumlah %

1 2

Ditutup Tidak Ditutup

19 1

95 5

Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian

Page 33: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

26

Diagram 12 Diagram Distribusi Frekuensi Penyajian Makanan di Meja

95.00%

5.00%

DitutupTidak Ditutup

Berdasar tabel diatas hampir seluruh ibu balita penderita diare telah melakukan penyajian makanan yang baik dengan menutupnya dengan tudung saji sebelum dimakan sebesar 95% tapi masih ada yang tidak menutupnya yaitu 5%.

5. Gambaran tentang Sarana Tempat Pembuangan Sampah

a. Kepemilikan tempat sampah Tabel 13 Tabel Distribusi Frekuensi Kepemilikan Tempat Sampah

No Kepemilikan tempat sampah Jumlah % 1 2

Ya Tidak

10 10

50 50

Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian

Diagram 13

Diagram Distribusi Kepemilikan Tempat Sampah

50.00%50.00%

Ya Tidak

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa kepemilikan tempat sampah antara yang punya dan yang tidak memiliki tempat sampah sama besar.

Page 34: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

27

b. Tempat membuang sampah Tabel 14

Tabel Distribusi Frekuensi Tempat Membuang Sampah No Tempat Membuang Sampah Jumlah % 1 2

Pada Tempat Sampah Tidak Pada Tempat Sampah

14 6

70 30

Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian Diagram 14

Diagram Distribusi Frekuensi Tempat Membuang Sampah

70.00%

30.00%

Pada tempat sampah

Tidak pada tempatsampah

Berdasarkan data diatas terlihat bahwa sebagian besar ibu balita penderita

diare telah membuang sampahnya pada tempat sampah yaitu 70% dan 40% yang tidak membuang sampahnya pada tempat sampah.

c. Keadaan tempat sampah di rumah

Tabel 15 Tabel Distribusi Frekuensi Keadaan Tempat Sampah di Rumah

No Keadaan Tempat Sampah Jumlah % 1 2

Selalu Tertutup Selalu Terbuka

12 8

60 40

Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian

Diagram 15

Diagram Distribusi Frekuensi Keadaan Tempat Sampah di Rumah

60.00%

40.00%

Selalu TertutupSelalu Terbuka

Berdasarkan tabel diatas kebanyakan tempat sampah ibu balita penderita diare dalam keadaan selalu terbuka sekitar 60% dan hanya 40% yang selalu tertutup.

Page 35: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

28

6. Pengetahuan tentang Keadaan Rumah dan Lingkungannya

a. Keadaan kebersihan di sekitar lingkungan rumah

Tabel 16 Tabel Distribusi Frekuensi Keadaan Kebersihan di Sekitar Lingkungan Rumah

No Keadaan Kebersihan di Sekitar Lingkungan Rumah

Jumlah %

1 2

Bersih Tidak Bersih

8 12

40 60

Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian

Diagram 16

Diagram Distribusi Frekuensi Keadaan Kebersihan di Sekitar Lingkungan Rumah

40%

60%

BersihTidak bersih

Berdasarkan tabel diatas didapatkan lingkungan yang tidak bersih, sebesar

60% dan lingkungan bersih hanya, sebesar 40%.

b. Lalat di sekitar rumah anda

Tabel 17 Tabel Distribusi Frekuensi Lalat di Sekitar Rumah

No Lalat di Sekitar Rumah Jumlah % 1 2

Banyak Tidak Banyak

9 11

45 55

Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian

Page 36: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

29

Diagram 17 Diagram Distribusi Frekuensi Lalat di Sekitar Rumah

55.00%

45.00%

Tidak banyak

Banyak

Berdasarkan tabel diatas terlihat masih banyaknya lalat di sekitar rumah ibu balita penderita diare sekitar 45% dan hanya 55% yang menyatakan tidak ada banyak lalat di sekitar rumahnya.

7. Gambaran jarak sumur sebagai sumber air bersih dengan sumur resapan

Tabel 18 Tabel Distribusi Frekuensi Jarak Sumur Sebagai Sumber Air Bersih

Dengan Sumur Resapan No Jarak Sumur dengan resapan Jumlah % 1 2 3

5 Meter 7 Meter 10 Meter

1 3 2

16.67 50

33.33 Total 6 100

Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian

Diagram 18 Diagram Distribusi Frekuensi Jarak Sumur Sebagai Sumber Air Bersih Dengan Sumur Resapan

16.67%

50.00%

33.33%

5 Meter7 Meter10 Meter

Page 37: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

30

Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui sebagian besar jarak sumur sebagai sumber air bersih dengan sumur resapan di rumah balita penderita diare berjarak 5 meter yaitu 16,67% , yang berjarak 7 meter yaitu 50%, dan yang berjarak 10 meter yaitu 33,33%.

8. Gambaran tingkat ekonomi dengan kejadian diare

Tabel 19

Tabel Distribusi Frekuensi Tingkat Ekonomi Dengan Kejadian Diare No Jumlah pendapatan rata-rata per bulan Jumlah % 1 2 3

≤ Rp.1.000.000,00 Rp.1.000.000,00 s/d Rp.2.000.000,00 > Rp.2.000.000,00

19 1 -

95 5 -

Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian

Diagram 19 Diagram Distribusi Frekuensi Tingkat Ekonomi dengan Kejadian Diare

95.00%

5.00%0.00%

≤ Rp.1.000.000,00

Rp.1.000.000,00 s/dRp.2.000.000,00> Rp.2000.000,00

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui sebagian besar penderita diare di derita oleh masyarakat menengah kebawah, sebanyak 95 % dan menegah ke

Page 38: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

31

BAB V PEMBAHASAN

A. PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR PENYEBAB DIARE PADA IBU

BALITA PENDERITA DIARE

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita penderita diare di

Kelurahan Krian , Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, didapatkan gambaran

sebagai berikut :

1. Sebagian besar ibu dari balita penderita diare tidak pernah mendapat

penyuluhan dari tenaga kesehatan yaitu sebanyak 60%

2. Responden ibu dari balita penderita diare sudah mengetahui tentang faktor-

faktor penyebab diare dan yang belum sama besar, yaitu 50%

Gambaran ini memperlihatkan masih banyaknya ibu dari balita penderita

diare yang tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang diare, dan sebagian

besar dari mereka tidak mengetahui tentang faktor-faktor penyebab diare.

Sehingga secara langsung maupun tidak langsung rendahnya pemahaman ibu

balita penderita diare dan keluarganya tentang diare dapat mempengaruhi

terjadinya diare.

B. GAMBARAN PENGGUNAAN AIR BERSIH UNTUK KEPERLUAN

SEHARI-HARI PADA IBU BALITA PENDERITA DIARE

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita penderita diare di

Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, didapatkan gambaran

sebagai berikut :

1. Asal air bersih dari ibu balita penderita diare untuk keperluan sehari-hari

yang terbanyak berasal dari sumur sebesar 75%

2. Seluruh responden yaitu ibu dari balita penderita diare sudah mengkonsumsi

air minum yang telah dimasak sampai mendidih sebesar 100%

Gambaran diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar para ibu dari

balita penderita diare sudah memiliki kesadaran yang cukup tinggi untuk

memakai air bersih untuk minum dan memasak, dan juga telah memasaknya

dengan baik sebelum dikonsumsi. Sehingga kemungkinan bukan karena faktor air

bersih yang menyebabkan diare, tetapi mungkin kualitas dari air sumur yang

dipakai kurang memenuhi syarat kesehatan.

Page 39: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

32

C. PENGGUNAAN JAMBAN PADA KELUARGA BALITA PENDERITA

DIARE

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita penderita diare di

Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, didapatkan gambaran

sebagai berikut :

1. Dari Responden ibu balita penderita diare telah memiliki jamban atau WC di

rumah yaitu sebesar 30%

2. Bagi Responden yang tidak memiliki jamban atau WC, sebesar 71,43%

memanfaatkan sarana MCK

3. Kebanyakan keluarga ibu balita penderita diare menggunakan jamban jenis

leher angsa di rumah sebesar 66,67%

4. Sebagian besar dari responden mencuci tangan setelah buang air besar yaitu

80%

Dari uraian diatas menunjukkan sebagian besar dari ibu balita penderita

diare dan keluarganya sebagian besar tidak memiliki jamban dan WC, tapi

mereka memanfaatkan sarana MCK yang ada. Juga dari pengakuan mereka yang

telah mencuci tangan sehabis buang air besar, dapat dianggap mereka telah

memiliki kesadaran dan perilaku yang baik dalam pemanfaatan jamban. Namun

tidak menutup kemungkinan faktor pemanfaatan jamban/ WC dan MCK dapat

berpengaruh dengan terjadinya diare.

D. GAMBARAN TENTANG PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN

PADA KELUARGA BALITA PENDERITA DIARE

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita penderita diare di

Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, didapatkan gambaran

sebagai berikut :

1. Penyimpanan peralatan makan oleh ibu balita penderita diare yang disimpan

di tempat terbuka sebesar 55%

2. Kebiasaan ibu balita penderita diare untuk mencuci bahan makanan sebelum

dimasak sebesar 95%

3. Seluruh responden ibu balita penderita diare memiliki kebiasaan memasak

sendiri makanan untuk keluarganya daripada membeli makanan di luar

sebesar 100%

4. Sebagian besar ibu balita penderita diare telah melakukan penyajian makanan

yang baik dengan menutupnya dengan tudung saji sebelum dimakan sebesar

95%

Page 40: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

33

Gambaran diatas memperlihatkan bahwa hampir sebagian besar ibu balita

penderita diare telah melakukan penyajian makanan yang baik bagi keluarganya.

Walaupun semua responden menyatakan memasak sendiri makanan untuk

keluarganya tapi perlu lebih diteliti apakah mereka sudah melakukannya dengan

cara yang sehat dalam arti dari segi pemilihan bahan, pengolahan, kebersihan

tempat dan alat-alat untuk memasak, penyimpanan, dan sebagainya. Dan faktor

lain yang mungkin berpengaruh pada penderita diare yang masih diragukan atau

penderita mengalami intoleransi dengan makanan tertentu.

E. GAMBARAN TENTANG SARANA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH

PADA RUMAH IBU BALITA PENDERITA DIARE

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita penderita diare di

Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, didapatkan gambaran

sebagai berikut :

1. Kepemilikan tempat sampah prosentase sama besar antara yang memiliki

sarana tempat sampad dan yang tidak sebesr 50%

2. Sebagian besar ibu balita penderita diare telah membuang sampahnya pada

tempat sampah yaitu 70%

3. Kebanyakan tempat sampah ibu balita penderita diare dalam keadaan selalu

terbuka sekitar 40%

Gambaran hal-hal tersebut diatas memperlihatkan walaupun sebagian

besar responden dan keluarganya sudah membuang sampah pada tempat sampah

namun kebanyakan tempat sampah di rumah responden dalam keadaan terbuka,

bahkan ada yang langsung membuang sampah di tempat pembuangan sampah

terbuka yang memungkinkan untuk menjadi sarang lalat dan kemudian lalat itu

hinggap pada makanan di rumah keluarga balita penderita diare. Hal ini dapat

menjadi penyebab terjadinya diare.

F. GAMBARAN TENTANG KEADAAN RUMAH DAN LINGKUNGANNYA

PADA TEMPAT TINGGAL IBU BALITA PENDERITA DIARE

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita penderita diare di

Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo didapatkan gambaran

sebagai berikut :

1. Dari sebagaian besar responden menyatakan bahwa disekitar lingkungan

rumahnya dalam keadaan kotor sebesar 60%

2. Masih banyak lalat di sekitar rumah ibu balita penderita diare sekitar 45%

Page 41: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

34

Dari gambaran diatas dapat kita ketahui hampir sebagaian rumah dari

keluarga balita penderita diare dalam keadaan yang kurang bersih dan

menyatakan masih banyaknya lalat di sekitar rumah yang dapat menjadi vektor

bagi penularan diare pada balita.

G. GAMBARAN JARAK ANTARA SUMUR SEBAGAI SUMBER AIR

BERSIH DAN SUMUR RESAPAN

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita penderita diare di

Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo didapatkan gambaran

sebagai berikut :

“Sebagian besar jarak sumur sebagai sumber air bersih dan sumur resapan di

rumah balita penderita diare berjarak kurang dari 10 meter yaitu 66,67%”

Melihat gambaran tersebut diatas karena jarak sumur sebagai sumber air

bersih dan sumur resapan yang kurang dari 10 meter pada sebagian besar rumah

responden bisa menimbulkan pencemaran air sumur oleh tinja. Sehingga hal ini

dapat menjadi faktor yang cukup berpengaruh pada terjadinya diare.

H. GAMBARAN TINGKAT EKONOMI DENGAN KEJADIAN DIARE

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita penderita diare di

Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo dapat digambarkan

sebagai berikut :

“Sebagian besar penderita diare berasal dari tingakat ekonomi menengah

kebawah sebesar 95%”

Melihat gambaran diatas tidak menutup kemungkinan tingkat ekonomi

dapat mempengaruhi kejadian diare.

Page 42: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

35

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Pengetahuan tentang Faktor Penyebab Diare pada Ibu Balita Penderita

Diare

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan didapatkan masih kurangnya

penyuluhan tentang diare, dan hampir semua ibu balita penderita diare tidak

mengetahui tentang faktor-faktor sanitasi dasar. Sehingga secara langsung

maupun tidak langsung rendahnya pemahaman ibu balita penderita diare dan

keluarganya tentang diare dan sanitasi dasar dapat mempengaruhi terjadinya

diare.

2. Gambaran Penggunaan Air Bersih untuk Keperluan Sehari-hari pada

Ibu Balita Penderita Diare

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan memperlihatkan sudah cukup

tingginya kesadaran ibu balita penderita diare dalam penggunaan air bersih

untuk keperluan sehari-hari. Tetapi mungkin kualitas air kurang memenuhi

syarat kesehatan. Sehingga kemungkinan dapat menjadi salah satu faktor

tingginya kejadian diare.

3. Penggunaan Jamban pada Keluarga Balita Penderita Diare

Berdasarkan hasil survey menunjukkan sebagian besar dari ibu balita

penderita diare dan keluarganya sebagian besar tidak memiliki jamban dan

WC, tapi mereka memanfaatkan sarana MCK yang ada. Juga dari pengakuan

mereka yang telah mencuci tangan sehabis buang air besar, dapat dianggap

mereka telah memiliki kesadaran dan perilaku yang baik dalam pemanfaatan

jamban. Namun tidak menutup kemungkinan faktor pemanfaatan jamban/ WC

dan MCK dapat berpengaruh dengan terjadinya diare.

4. Gambaran tentang Penyehatan Makanan dan Minuman pada Keluarga

Balita Penderita Diare

Berdasarkan hasil survey memperlihatkan bahwa hampir sebagian

besar ibu balita penderita diare telah melakukan penyajian makanan yang baik

bagi keluarganya. Dan tidak menutup kemungkinan ada faktor lain yang

berpengaruh pada penderita diare.

5. Gambaran tentang Sarana Tempat Pembuangan Sampah pada Ibu

Balita Penderita Diare

Berdasarkan survey kebanyakan responden telah membuang sampah

pada tempat pembuangan sampah namun sebagian besar tempat pembuangan

Page 43: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

36

sampah dalam keadaan terbuka. Hal ini memungkinkan untuk menjadi sarang

lalat dan vektor penyakit lainnya, sehingga dapat menjadi salah satu penyebab

terjadinya diare.

6. Gambaran tentang Keadaan Rumah dan lingkungannya pada Tempat

Tinggal Ibu Balita Penderita Diare

Berdasarkan survey dapat kita ketahui hampir sebagaian rumah dari

keluarga balita penderita diare dalam keadaan yang kurang bersih dan

menyatakan masih banyaknya lalat di sekitar rumah yang dapat menjadi

vektor bagi penularan diare pada balita, sehingga kemungkinan hal ini sebagai

salah satu faktor kejadian diare balita di Kelurahan Krian cukup tinggi.

7. Gambaran Jarak antara Sumur Sebagai Sumber Air Bersih dan Sumur

Resapan pada Rumah Keluarga Balita Penderita Diare

Berdasarkan survey jarak antara sumur resapan dari sumur gali pada

rumah keluarga balita penderita diare sebagian besar berjarak kurang dari 10

meter. Sehingga hal ini dapat menjadi faktor yang cukup berpengaruh pada

terjadinya diare.

8. Gambaran Tingkat Ekonomi dengan Kejadian Diare

Berdasarkan hasil survey sebagian besar kejadian diare dialami oleh

masyarakat ekonomi menengah kebawah, tidak menutup kemungkinan

tingakat ekonomi berpengaruh terhadap tingginya kejadian diare di Kelurahan

Krian.

B. SARAN-SARAN

1. Meningkatkan penyuluhan tentang faktor penyebab diare diare bagi masyarakat

melalui kader-kader posyandu. Dapat juga melalui pertemuan-pertemuan

informal seperti pengajian, arisan ibu-ibu, dan lain sebagainya.

2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kebersihan lingkungan, seperti

kegiatan gotong royong rutin, membuat tempat pembuangan sampah yang

tertutup, dan sebagainya.

Page 44: FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf

37