FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf
-
Upload
arrizal-numero-uno -
Category
Documents
-
view
212 -
download
5
description
Transcript of FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA.pdf
LAPORAN PENELITIAN
GAMBARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE
PADA BALITA DI KELURAHAN KRIAN, KECAMATAN KRIAN,
KABUPATEN SIDOARJO (STUDI KASUS)
Disusun oleh :
1. I Made Eka Darmawan, S.Ked 01700006
2. Luthva Azizah Utami, S.Ked 01700050 3. Ratna Azizah Handayani, S.Ked 01700131 4. Argo Dwi Nurcahyo, S.Ked 01700139 5. Evy Maretnawati, S.Ked
01700205
SMF ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA
SURABAYA 2008
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan “ LAPORAN
PENELITIAN DENGAN JUDUL GAMBARAN FAKTOR FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN TINGGINYA DIARE PADA BALITA DI
KELURAHAN KRIAN, KECAMATAN KRIAN, KABUPATEN SIDOARJO
(STUDI KASUS)”.
Laporan ini merupakan bagian dari kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Kami
berharap dengan tersusunnya laporan ini dapat membantu memperluas pengetahuan
kami dalam memahami cara berorganisai, manajemen kesehatan di PUSKESMAS
serta dapat berfikir kritis dalam menghadapi permasalahan yang ada di masyarakat
khususnya dalam bidang kesehatan.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof.Dr.H.Bambang Rahino.S,selaku rektor Universitas Wijaya Kusuma
Surabaya.
2. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
3. dr. Widianto Hadiwinoto,M.S, selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya.
4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo beserta staf.
5. dr. H.Hari Subagyo, selaku kepala puskesmas Krian, Kecamatan Krian
Kabupaten Sidoarjo.
6. Ibu Atik Sri Wulandari, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing.
7. Bpk. Zainul Arifin, SH , Kepala Kelurahan Krian beserta staf.
8. Bidan desa beserta Kader di desa Krian.
9.Semua pihak yang telah membantu hingga tersusunya laporan ini.
Bila ada kesalahan atau kekurangan dalam laporan ini, adalah semata-
mata karena ketidak sempurnaan kami, oleh sebab itu kami mohon maaf dan
mengharapkan saran serta kritik dari semua pihak demi pengembangan pengetahuan
dan kesempurnaan laporan ini.
Sidoarjo, Juli 2008
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. vi
DAFTAR DIAGRAM ……………………………………………………… viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 2
C. Tujuan Penelitian .................................................................... 2
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Diare…………......................................................... 4
B. Penyebab Diare…………………........................................... 4
C. Patogenesa Diare................................................................... 6
D. Patofisiologi…........................................................................ 6
E. Gejala Klinis…………………….………………………….. 7
F. Komplikasi…………………………………………………. 7
G. Pengobatan…………………………………………………. 8
H. Cara Pencegahan Diare…………………………………….. 9
BAB III OBJEK DAN METODE
A. Bentuk Penelitian .................................................................. 10
B. Tempat dan Waktu Penelitian…........................................... 10
C. Obyek Penelitian................................................................... 10
D. Cara Pengumpulan Data….................................................... 10
E. Cara Mengolah Data………………...................................... 11
F. Variabel Penelitian…...…………………………………….. 11
G. Definisi Operasional ………………………………………. 11
H. Kerangka Konsep Penelitian………………………………... 15
BAB IV HASIL DAN ANALISA
A. Gambaran Umum Daerah Penelitian ……………………… 16
B. Hasil Penelitian dan Analisa ………………………………. 18
BAB V PEMBAHASAN
A. Pengetahuan Tentang Faktor Penyebab Diare
Pada Ibu Balita Penderita diare ……………………………… 31
B. Gambaran Penggunaan Air Bersih Untuk Keperluan
Sehari-hari Pada Ibu Balita Penderita Diare………………….. 31
C. Penggunaan Jamban Pada Penderita Diare …………………... 32
D. Gambaran Tentang Penyehatan Makanan dan Minuman
Pada Keluarga Balita Penderita Diare ………………………… 32
E. Gambaran Tentang Sarana Tempat Pembuanagn Sampah
Pada Rumah Ibu Penderita diare ……………………………… 33
F. Gambaran Tentang Keadaan Rumah dan Lingkungan
Tempat Tinggal Ibu Balita Penderita Diare …………………… 33
G. Gambaran Jarak Antara Sumur Sebagai Sumber Air Bersih
Dan Sumur Resapan …………………………………………… 34
H. Gambran Tingkat Ekonomi Degan Kejadian Diare ……............ 34
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ……………………………………………………. 35
B. Saran ………………………………………………………….... 36
LEMBAR KUISIONER
DAFTAR TABEL
Tabel IV.1 Tabel Data Umum Kelurahan Krian …………………………….. 16
Tabel IV.2 Tabel Data Khusus Kelurahan Krian …………………………….. 17
Tabel 1 Tabel Distribusi Frekuensi Ibu Balita yang Pernah Mendapat
Penyuluhan tentang Pengertian dan Faktor-Faktor Penyebab Diare
…………………………………………………………………….. 18
Tabel 2 Tabel Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita tentang Faktor-
Faktor Penyebab Diare …………………………………………… 19
Tabel 3 Tabel Distribusi Frekuensi Asal Air Bersih untuk Keperluan Sehari-
Hari ………………………………………………………………. 19
Tabel 4 Tabel Distribusi Frekuensi Penggunaan Air Minum yang Sudah
Dimasak sampai Mendidih ……………………………………… 20
Tabel 5 Tabel Distribusi Frekuensi Kepemilikan Jamban atau WC di Rumah
…………………………………………………………………… 21
Tabel 6 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Masyarakat Yang Tidak
Memiliki Jamban atau WC Untuk Buang Air Besar……………… 21
Tabel 7 Tabel Distribusi Frekuensi Jenis Jamban atau WC yang Digunakan
……………………………………………………………………. 22
Tabel 8 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Tangan Setelah
Buang Air Besar …………………………………………………. 23
Tabel 9 Tabel Distribusi Frekuensi Penyimpanan Peralatan Makanan …... 23
Tabel 10 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Bahan Makanan
Sebelum Dimasak ……………………………………………….. 24
Tabel 11 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Memasak atau Membeli di
Luar ……………………………………………………………… 25
Tabel 12 Tabel Distribusi Frekuensi Penyajian Makanan di Meja ……….. 25
Tabel 14 Tabel Distribusi Frekuensi Kepemilikan Tempat Sampah ……... 26
Tabel 15 Tabel Distribusi Frekuensi Tempat Membuang Sampah ……….. 27
Tabel 16 Tabel Distribusi Frekuensi Keadaan Tempat Sampah di Rumah . 27
Tabel 17 Tabel Distribusi Frekuensi Keadaan Kebersihan di Sekitar
Lingkungan Rumah ……………………………………………. 28
Tabel 18 Tabel Distribusi Frekuensi Lalat di Sekitar Rumah …………… 28
Tabel 19 Tabel Distribusi Frekuensi Jarak Sumur Sebagai Sumber Air
Bersih Dengan Sumur Resapan ……………………………….. 29
Tabel 20 Tabel Distribusi Frekuensi Tingkat Ekonomi Dengan Kejadian
Diare …………………………………………………………… 30
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1 Diagram Distribusi Frekuensi Ibu Balita yang Pernah Mendapat
Penyuluhan tentang Pengertian dan Faktor-Faktor Penyebab Diare
………………………………………………………………………. 18
Diagram 2 Diagram Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita tentang Faktor-
Faktor Penyebab Diare ……………………………………………… 19
Diagram 3 Diagram Distribusi Frekuensi Asal Air Bersih untuk Keperluan
Sehari-hari ………………………………………………………….. 20
Diagram 4 Diagram Distribusi Frekuensi Penggunaan Air Minum yang Sudah
Dimasak sampai Mendidih ………………………………………… 20
Diagram 5 Diagram Distribusi Frekuensi Kepemilikan Jamban atau WC di
Rumah ……………………………………………………………… 21
Diagram 6 Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Masyarakat Yang Tidak
Memiliki Jamban atau WC Untuk Buang Air Besar ………………. 22
Diagram 7 Diagram Distribusi Frekuensi Jenis Jamban atau WC yang Digunakan
……………………………………………………………………… 22
Diagram 8 Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Tangan Setelah
Buang Air Besar …………………………………………………… 23
Diagram 9 Diagram Distribusi Frekuensi Penyimpanan Peralatan Makanan …. 24
Diagram 10 Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Bahan Makanan
Sebelum Dimasak …………………………………………………. 24
Diagram 11 Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Memasak atau Membeli di Luar
……………………………………………………………………… 25
Diagram 12 Diagram Distribusi Frekuensi Penyajian Makanan di Meja ………. 26
Diagram 13 Diagram Distribusi Kepemilikan Tempat Sampah ………………… 26
Diagram 14 Diagram Distribusi Frekuensi Tempat Membuang Sampah ………. 27
Diagram 15 Diagram Distribusi Frekuensi Keadaan Tempat Sampah di Rumah . 27
Diagram 16 Diagram Distribusi Frekuensi Keadaan Kebersihan di Sekitar
Lingkungan Rumah ……………………………………………….. 28
Diagram 17 Diagram Distribusi Frekuensi Lalat di Sekitar Rumah …………... 29
Diagram 18 Diagram Distribusi Frekuensi Jarak Sumur Sebagai Sumber Air
Bersih Dengan Sumur Resapan …………………………………… 29
Diagram 19 Diagram Distribusi Frekuensi Tingkat Ekonomi dengan Kejadian
Diare ………………………………………………………………. 30
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENELITIAN
“GAMBARAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
TINGGINYA DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KRIAN,
KECAMATAN KRIAN, KABUPATEN SIDOARJO ( STUDI KASUS
Telah disetujui sebagai salah satu prasyarat untuk dapat mengikuti ujian profesi
dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya tahun 2008.
Mengetahui
Kepala Puskesmas Krian
( Dr. H. Hari Subagio )
Surabaya, Juni 2008
Dosen Pembimbing
( Atik Sri Wulandari, SKM.,M.Kes )
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Peningkatan kesehatan lingkungan sebagai upaya perbaikan mutu
lingkungan hidup yang dapat menjamin kesehatan melalui kegiatan peningkatan
penyehatan lingkungan serta pencegahan dari kondisi fisik dan biologis yang
tidak baik termasuk berbagai akibat sampingan dari pembangunan.
Upaya penyehatan lingkungan pemukiman merupakan usaha untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi dasar,
pengawasan mutu lingkungan dan tempat-tempat umum, termasuk pengendalian
pencemaran lingkungan dengan meningkatkan peran serta masyarakat dan
keterpaduan pengelolaan lingkungan melalui analisis dampak lingkungan.
Penyakit diare hingga saat ini masih menjadi masalah di Indonesia.
Padahal berbagai upaya penanganan, baik secara medik maupun upaya perubahan
tingkah laku dengan melakukan pendidikan kesehatan terus dilakukan. Namun
upaya-upaya tersebut belum memberikan hasil yang menggembirakan. Setiap
tahun penyakit ini masih menduduki peringkat atas, khususnya di daerah-daerah
miskin.
Jumlah penderita diare yang datang ke Pusat Kesehatan Masyarakat
(Puskesmas) jauh lebih sedikit dibanding jumlah penderita sebenarnya. Mereka
yang memeriksakan diri ke Puskemas didata hanya 25 dari per 1.000 penduduk.
Namun berdasarkan survei yang dilakukan Depkes (Departemen Kesehatan)
melalui survei kesehatan rumah tangga, ternyata penderita diare berjumlah 300
per 1.000 penduduk (Sinar Harapan, 2003).
Dari tahun ke tahun diare termasuk dalam sepuluh besar penyakit yang
dilaporkan masyarakat. Hal ini menunjukkan penyakit ini tetap ada di masyarakat
dengan kejadian yang hampir sama tiap tahunnya.
Berdasarkan data yang kami dapatkan dari Puskesmas Krian, penderita
diare pada balita di kelurahan Krian selama bulan Januari sampai Mei 2008
menunjukkan angka kejadian yang tetap tinggi yaitu sebanyak 10-13 kasus per
bulan baik yang ditemukan di sarana kesehatan maupun ditemukan oleh
KKD/Swasta/Posyandu. Bila dibandingkan dengan kelurahan lainnya seperti
kelurahan Kraton yaitu sebesar 6-9 kasus; kelurahan Sidomulyo sebesar 4-10
kasus; kelurahan Tambak sebesar 9-11 kasus; kelurahan Jati Kalang sebesar 5-8
kasus; kelurahan Terung Kulon sebesar 6-12 kasus; kelurahan Terung Wetan
sebesar 7-12 kasus; kelurahan Junwangi 6-12 kasus; kelurahan Terik sebesar 7-
2
10 kasus; kelurahan Gamping sebesar 8-12 kasus; kelurahan Jeruk Gamping 7-10
kasus; kelurahan Kemasan sebesar 5-11 kasus; kelurahan Sedengan Mijen sebesar
6-13 kasus; kelurahan Katerungan sebesar 8-13 kasus dan kelurahan Tropodo
sebesar 5-13 kasus.
Dengan masih tingginya angka kejadian diare pada balita di pusat
kecamatan, maka kami tertarik untuk mengetahui bagaimana gambaran faktor
yang mempengaruhi tingginya diare pada balita di Kelurahan Krian, Kecamatan
Krian, Kabupaten Sidoarjo. Berdasarkan hal tersebut maka kami mengadakan
penelitian dengan judul “Gambaran Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan
Tingginya Diare Pada Balita di Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten
Sidoarjo( Studi Kasus)”.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Masalah Umum
Gambaran faktor lingkungan, personal higiene(perilaku), sosial ekonomi
dan pendidikan/pengetahuan berpengaruh dalam peningkatan diare pada
balita?
2. Masalah Khusus
a. Bagaimana gambaran pengetahuan masyarakat tentang faktor penyebab
diare?
b. Bagaimana gambaran keadaan air bersih dengan terjadinya diare?
c. Bagaimana gambaran keadaan jamban dengan terjadinya diare?
d. Bagaimana gambaran penyehatan makanan dan minuman dengan
terjadinya diare?
e. Bagaimana gambaran keadaan sarana tempat pembuangan sampah dengan
terjadinya diare?
f. Bagaimana gambaran keadaan lingkungan dengan terjadinya diare?
g. Bagaimana gambaran jarak antara sumur resapan dan sumur sebagai
sumber air bersih dengan terjadinya diare?
i. Bagaimana gambaran angka kejadian diare pada masyarakat ekonomi
menengah keatas dan kebawah?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran faktor yang mempengaruhi tingginya diare
pada balita di Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo.
3
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan masyarakat tentang faktor
penyebab diare.
b. Untuk mengetahui gambaran keadaan air bersih dengan terjadinya diare.
c. Untuk mengetahui gambaran keadaan jamban dengan terjadinya diare.
d. Untuk mengetahui gambaran penyehatan makanan dan minuman dengan
terjadinya diare.
e. Untuk mengetahui gambaran keadaan sarana tempat pembuangan
sampah dengan terjadinya diare.
f. Untuk mengetahui gambaran keadaan lingkungan dengan terjadinya
diare.
g. Untuk mengetahui gambaran jarak antara sumur resapan dan sumur
sebagai sumber air bersih dengan terjadinya diare.
h. Untuk mengetahui gambaran angka kejadian diare pada masyarakat
ekonomi menengah keatas dan kebawah.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk :
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya kesehatan
lingkungan.
2. Menambah wawasan bagi peneliti hubungan antara kesehatan lingkungan
dengan timbulnya diare.
3. Memberi masukan kepada Puskesmas, khususnya bagi tenaga kesehatan
dalam menyampaikan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan dalam
hubungannya untuk menekan jumlah kasus diare serendah mungkin.
4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI DIARE
Menurut Hipocrates diare didefinisikan sebagai pengeluaran tinja yang tidak
normal dan cair. Di bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM, diare diartikan
sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan
frekuensi lebih banyak dari biasanya (frekuensinya lebih dari 3 kali dalam 24
jam). Neonatus dikatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4
kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya
lebih dari 3 kali.
B. PENYEBAB DIARE
Keadaan lingkungan fisik dan biologis pemukiman penduduk Indonesia
belum maksimal, hal ini berakibat masih tingginya angka kesakitan dan kematian
karena berbagai penyakit. Salah satu penyakit terbanyak yang disebabkan oleh
buruknya sanitasi di lingkungan masyarakat adalah diare.
Diare menyerang siapa saja tanpa kenal usia. Diare yang disertai gejala
buang air besar terus-menerus, muntah dan kejang perut sering dianggap bisa
sembuh dengan sendirinya, tanpa perlu pertolongan medis. Memang diare jarang
sekali yang berakibat kematian, tapi bukan berarti bisa dianggap remeh. Penyakit
yang juga populer dengan nama muntah berak alias muntaber ini bisa dikatakan
sebagai penyakit endemis di Indonesia, artinya terjadi secara terus-menerus di
semua daerah, baik di perkotaan maupun di pedesaan, khususnya di daerah-
daerah miskin. Di kawasan miskin tersebut umumnya penyakit diare dipahami
bukan sebagai penyakit klinis, sehingga cara penyembuhannya tidak melalui
pengobatan medik (Sunoto, 1987). Kesenjangan pemahaman semacam ini
merupakan salah satu penyebab penting yang berakibat pada lambatnya
penurunan angka kematian akibat diare (Surya Candra et al, 1990).
Pemukiman kumuh merupakan kawasan yang menjadi tempat
berkembangnya diare. Padahal di perkotaan seperti Jakarta, kawasan kumuh terus
berkembang, karena semakin mahal dan terbatasnya lahan yang tersedia untuk
pemukiman. Kerapatan bangunannya sangat tinggi (walaupun bangunannya
permanen), tidak teratur, kondisi ventilasinya buruk, dan sanitasi lingkungan tidak
terlalu baik merupakan ciri pemukiman kumuh.
Lingkungan yang buruk disertai rendahnya tingkat kesadaran masyarakat
untuk berperilaku sehat menjadikan kawasan kumuh sebagai kawasan yang rawan
5
akan penyebaran penyakit. Lingkungan yang buruk menjadi penyebab
berkembangbiaknya berbagai virus penyakit menular. Karena itu berbagai infeksi
penyakit sering terjadi pada para penghuni kawasan kumuh. Penyakit menular
yang sering dijumpai adalah diare. Gaya hidup yang jorok, tidak memperhatikan
sanitasi menyebabkan usus rentan terhadap serangan virus diare.
Namun, seperti yang telah dijelaskan di atas, berkembangnya perilaku
pencegahan ini sangat tergantung pada kondisi pribadi masing-masing individu,
termasuk persepsi individu bersangkutan dalam memandang diare. Dengan kata
lain jika seseorang mempersepsikan diare adalah penyakit yang membahayakan
maka yang bersangkutan dapat diproyeksikan akan semakin berusaha keras untuk
melakukan pencegahan agar tidak terserang diare. Sebab, upaya pencegahan
penyakit ini bersumber pada seluruh aktivitas manusia yang berkaitan dengan
upaya preventif (Aswitha Budiarso, 1987).
Penyebab tidak langsung dipengaruhi oleh lingkungan, higiene sanitasi,
sosial ekonomi dan pendidikan/pengetahuan, sedangkan penyebab langsung diare
terkait dengan masalah infeksi (bakteri, virus, parasit), gangguan malabsorbsi,
makanan basi atau beracun, alergi, dan imunodefisiensi .
Kebiasaan penduduk desa yang suka membuang kotoran di sungai, tidak
mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum memberi makan pada anak, tidak
menjaga kebersihan makanan, serta perilaku yang tidak mencerminkan pola hidup
sehat dapat menjadi penyebab timbulnya diare.
Etiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak–anak, infeksi enteral ini meliputi infeksi
bakteri dan infeksi virus
b. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan
seperti otitis media akut. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan
anak dibawah umur 2 tahun
2. Faktor Malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat, pada anak terutama intoleransi laktosa
Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi protein
3. Faktor Makanan
Makanan basi, beracun dan alergi terhadap makanan
4. Faktor Psikologis
6
Rasa takut dan cemas, bisa menimbulkan diare pada anak yang lebih dewasa,
namun kasus ini jarang ditemukan.(Anonim.,2000; Soeprapto P., 1994 )
C. PATOGENESA DIARE
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah :
Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meninggi, sehingga terjadi
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Cairan yang berlebihan ini
akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare
timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
Gangguan Motilitas Usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus menyerap
makanan dan cairan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan pertumbuhan bakteri berlebihan yang selanjutnya
dapat menimbulkan diare.
Patogenesis Diare Akut :
1. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah berhasil
melewati rintangan asam lambung
2. Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus
3. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)
4. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare
Patogenesis Diare Kronis :
Lebih komplek dan faktor–faktor yang menimbulkannya ialah infeksi bakteri,
parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan lain–lain
D. PATOFISIOLOGI
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :
1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya
gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis metabolik, hipokalemia dan
sebagainya)
2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang,
pengeluaran bertambah)
7
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah
E. GEJALA KLINIS
Gejala klinis diare antara lain :
1. Frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
2. Nafsu makan berkurang atau tidak ada
3. Tinja cair dan mungkin disertai lendir atau darah
4. Bila penderita kehilangan banyak cairan dan elektrolit maka gejala dehidrasi
mulai tampak
5. Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan sesudah diare dan dapat disebabkan
oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam
basa elektrolit
F. KOMPLIKASI
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak dapat terjadi
berbagai macam komplikasi seperti :
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik)
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, bradikardi,
perubahan pada elektrokardiogram)
4. Hipoglikemia
5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktosa karena
kerusakan vili mukosa usus halus
6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah penderita juga
mengalami kelaparan
8
Gejala Klinis Dehidrasi Ringan Sedang Berat
Keadaan Umum Kesadaran Baik Gelisah Apatis koma Rasa haus + + + + + + Sirkulasi Nadi Normal Cepat Cepat sekali Respirasi Pernapasan Biasa Agak cepat Kussmaul (Cepat dan
dalam) Kulit Ubun–ubun besar Agak cekung Cekung Cekung sekali Turgor dan tonus Biasa Lambat Lambat sekali Mata Agak cekung Cekung Cekung sekali Diuresis Normal Oliguria Anuria Selaput Lendir Normal Agak kering Kering / asidosis
Sumber : Anonim., 2000, Ilmu Kesehatan Anak I. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
G. PENGOBATAN
Derajat Dehidrasi
Kebutuhan Cairan Jenis Cairan Cara/Lama Pemberian
Berat + 30 ml/kg/1jam (10 tts/ kg/menit)
C I T.I.V./3 jam atau lebih cepat
Sedang + 70 ml/kg /3 jam (+ 5 tts/kg/mnt)
C I atau oralit T.I.V./3 jam atau T.I.G./3 jam Atau oral 3 jam
Ringan
+ 50 ml/kg/3 jam (+3-4 tts/kg/mnt)
C II atau oralit T.I.V./3 jam atau T.I.G./3 jam.
Tanpa Dehidrasi
+ 10-20 ml / kg setiap kali diare
Oralit atau cairan rumah tangga
Oral sampai diare berhenti
Sumber : Suparto, Pitono, et.al,1994, Gastroenterologi Diare Pedoman Diagnosis dan Terapi LAB/UPF Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr. Soetomo, Surabaya
Keterangan : T.I.V. : Tetes Intra Venous T.I.G. : Tetes Intra Gastrik
9
Sedangkan dasar pengobatan diare adalah :
Pemberian cairan
Pemberian cairan bertujuan untuk menggantikan cairan dan elektrolit yang
hilang dan untuk memenuhi kebutuhan. Pemberian ini tergantung pada jenis
cairan, jalan pemberian cairan, jumlah cairan dan jadwal / kecepatan
pemberian cairan.
Dietetik / pemberian makanan
Obat–obatan
Mengobati penyakit penyerta
H. CARA PENCEGAHAN DIARE
1. Pemberian ASI eksklusif pada bayi sampai usia 6 bulan
2. Mencuci tangan dengan sabun setelah berak atau sebelum memberi makan
anak
3. Menggunakan jamban dan menjaga kebersihannya
4. Membuang tinja di jamban
5. Menggunakan air matang untuk makanan dan minuman
6. Menjaga kebersihan lingkungan sekitar (Anonim., 2000)
10
BAB III OBYEK DAN METODE
A. BENTUK PENELITIAN
Penelitian ini bersifat deskriptif yang menggambarkan tentang faktor yang
mempengaruhi tingginya diare pada balita di Kelurahan Krian, Kecamatan Krian,
Kabupaten Sidoarjo.
B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian ini berada di Kelurahan Krian, Kecamatan Krian,
Kabupaten Sidoarjo pada tanggal 9 Juni 2008 – 14 Juni2008.
C. POPULASI DAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi adalah balita diare yang pernah MRS di Puskesmas Krian,
Kabupaten Sidoarjo yang berasal dari Kelurahan Krian pada periode Januari-
Mei 2008.
2. Besarnya Sampel
Sebagai obyek penelitian kami mengambil sample sebanyak 20 balita yang
pernah berobat di puskesmas Krian, Kabupaten Sidoarjo dan sebagai
responden adalah ibu berbalita diare.
D. OBYEK PENELITIAN
Adalah ibu yang memiliki balita diare yang berobat di Puskesmas Krian,
Kabupaten Sidoarjo pada periode bulan Januari–Mei 2008.
E. CARA PENGUMPULAN DATA
Data Primer
Dikumpulkan dengan tehnik wawancara menggunakan acuan kuisioner
dan pengamatan langsung terhadap ibu yang memiliki balita diare yang
berobat di Puskesmas Krian, Kabupaten Sidoarjo pada periode bulan Januari–
Mei 2008.
Data Sekunder
Meliputi gambaran umum daerah penelitian yang didapat dari kantor Desa
Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo.
11
F. CARA MENGOLAH DATA
Editing Data
Meneliti lengkap tidaknya kuisioner yang sudah diisi, kejelasan
jawabannya, kesesuaian antara jawaban yang satu dengan yang lainnya, serta
relevansi jawaban dan keseragaman satuan data.
Coding
Mengklasifikasikan jawaban responden menurut macamnya.
Tabulasi Data
Memasukkan data-data yang terkumpul ke dalam tabel sehingga
menghasilkan tabel-tabel distribusi frekuensi secara manual.
Analisa
Analisa data dengan menggunakan metode deskriptif yaitu : analisis data
difokuskan untuk mendapatkan gambaran faktor yang mempengaruhi
tingginya diare balita di Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten
Sidoarjo.
G. VARIABEL PENELITIAN
Variabel yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Pengetahuan tentang faktor penyebab diare
2. Gambaran penggunaan air bersih
3. Penggunaan jamban pada penderita diare
4. Gambaran tentang penyehatan makanan dan minuman
5. Gambaran tentang sarana tempat pembuangan sampah
6. Gambaran tentang keadaan lingkungan
7. Gambaran jarak antara sumur resapan dan sumur sebagai sumber air bersih
8. Gambaran tingkat sosial ekonomi menengah keatas dan kebawah dengan
timbulnya diare
H. DEFINISI OPERASIONAL
1. Penyuluhan tentang diare
Responden dinyatakan :
a. Pernah; apabila pernah mendengar 1 kali atau lebih penyuluhan tentang
diare dalam 6 bulan terakhir oleh petugas kesehatan atau kader
b. Tidak pernah; apabila sama sekali tidak pernah mendengar penyuluhan
tentang diare dalam 6 bulan terakhir oleh petugas kesehatan atau kader
12
2. Pengetahuan tentang penyebab diare.
Diare ditandai gejala klinis berupa : buang air besar dengan frekuensi yang
meningkat dari normal atau lebih dari 3 kali dalam 24 jam, dan konsistensi
tinja yang cair atau lembek. Disertai atau tanpa dehidrasi.
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yang bisanya diketahui
masyarakat, yaitu :
Faktor Infeksi
Faktor Makanan
Responden dinyatakan:
Mengetahui penyebab diare; apabila dapat menyebut sekurang kurangnya satu
faktor penyebab.
Tidak mengetahui apabila responden tidak bisa menyebut factor penyebab
diare.
3. Sumber air bersih
Syarat air bersih yaitu air yang secara fisik jernih, tidak berwarna, tidak
berbau dan tidak berasa.
Responden dinyatakan:
Mendapatkan air dari sumber air bersih bila mendapatkan air dari sumur,
PDAM, Air kemasan maupun Isi ulang
4. Memasak air sampai mendidih
Memasak air sampai mendidih dengan tanda adanya gelembung-gelembung
udara dan uap air pada air yang dimasak.
Responden menyatakan:
a. Ya, apabila untuk keperluan air minum responden selalu memasak air
sampai mendidih
b. Tidak, apabila tidak pernah memasak air untuk keperluan minum
(bukan
responden yang menggunakan air mineral sebagai air minum)
Air mineral yang kami maksud dalam kuisioner adalah air dalam kemasan
seperti Aqua, Club, Total, Ades, Vit, dan lain-lain. Air disini kami anggap
dimasak. Air isi ulang bukan termasuk dalam kategori air mineral.
5. Kepemilikan WC
WC adalah jamban dengan leher angsa lengkap dengan penampungan
kotoran/septic tank
Responden menyatakan
a. Ya, apabila responden memiliki WC sebagai tempat buang air besar.
13
b. Tidak, apabila responden tidak memilikinya atau memakai sarana
umum yang ada misalnya MCK.
6. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sehabis buang air besar
Kebiasaan ini dimaksudkan untuk mengurangi bakteri yang menempel pada
tangan sehabis buang air besar.
Responden menyatakan:
a. Ya, apabila setelah buang air besar selalu mencuci tangan dengan
sabun.
b. Tidak, apabila setelah buang air besar hanya mencuci dengan air.
7. Penyimpanan peralatan makanan.
Penyimpanan peralatan makanan sebaiknya ditempat tertutup bebas dari debu
dan serangga misalnya lalat dan kecoak.
Responden menyatakan:
a. Menyimpan peralatan ditempat tertutup apabila memenuhi kriteria
diatas.
b. Menyimpan peralatan ditempat terbuka bila hanya dibiarkan di rak saja
tanpa ada penutup.
8. Mencuci bahan makanan
Yang dilakukan seharusnya selalu mencuci bahan makanan sebelum memasak
dengan air yang mengalir.
Responden menyatakan:
a. Selalu, apabila setiap kali memasak mencuci bahan makanan yang akan
diolah.
b. Jarang, apabila kadang-kadang mencuci bahan makanan sebelum
dimasak.
c. Tidak pernah, apabila tidak pernah mencuci bahan makanan sebelum
dimasak.
9. Memasak makanan
Memasak makanan sendiri apabila responden:
a. Tahu bahan pembuat
b. Cara pengolahan
c. Cara penyimpanan
Responden dinyatakan:
a. Masak sendiri, apabila dalam memperoleh makanan responden
memasak sendiri.
b. Membeli diluar, apabila dalam memperoleh makanan reponden tidak
memasak sendiri melainkan membeli diluar
14
10. Penyajian makanan
Upaya yang seharusnya dilakukan responden menutup makanan yang
disajikan dengan tudung saji.
Responden menyatakan:
a. Ya, apabila sebelum makanan disantap responden menutup makanan
yang
disajikan.
b. Tidak, apabila makanan yang disajikan dibiarkan terbuka tanpa
penutup.
11. Tempat sampah
Yang diharapkan responden memiliki suatu tempat yang terbuat dari seng,
plastik, semen, kayu, baik di dalam maupun di luar rumah. Yang ideal tempat
sampah bertutup.
Responden menyatakan:
a. Ya, apabila responden memiliki fasilitas tempat sampah.
b. Tidak, apabila responden tidak memiliki tempat sampah.
Dan tempat sampah yang ideal diharapkan tempat sampah yang berpenutup.
12. Membuang sampah
Diharapkan responden membuang sampah pada tempat sampah bukan di
sungai ataupun pekarangan rumah.
Responden menyatakan:
a. Ya, apabila responden selalu membuang sampah pada tempat sampah.
b. Tidak, apabila responden tidak membuang sampah pada tempat sampah
termasuk di sungai maupun di pekarangan rumah.
13. Lingkungan yang bersih
Diharapkan tidak adanya sampah atau kotoran yang berserakan di sekitar
lingkungan rumah, termasuk lalat.
Responden menyatakan:
a. Ya, apabila lingkungan rumah bersih.
b. Tidak, apabila lingkungan rumah kotor.
14. Jarak antara sumur sebagai sumber air bersih dan sumur resapan
Jarak sumur resapan dengan sumur gali (sumur sebagai sumber air bersih)
sekurang-kurangnya 10 meter.
Responden menyatakan:
a. 5 meter, apabila jarak antara sumur resapan dan sumur sebagai sumber
air bersih 5 meter atau kurang.
15
b. 7 meter, apabila jarak antara sumur resapan dan sumur sebagai sumber
air bersih 7 meter.
c. 10 meter, apabila jarak antara sumur resapan dan sumur sebagai sumber
air bersih 10 meter atau lebih.
15. Pendapatan keluarga
Yang dimaksudkan pendapatan pendapatan rata-rata seluruh anggota keluarga
yang bekerja per bulan.
a. Rp. 1.000.000,00 (ekonomi bawah)
b. Rp. 1.000.000,00 s/d Rp. 2.000.000,00 (ekonomi menengah)
c. > Rp.2.000.000,00 (ekonomi atas)
I. KERANGKA KONSEP PENELITIAN
Penggunaan jamban Kepemilikan jamban Buang air besar di jamban Jenis jamban Mencuci tangan setelah buang air besar
Gambaran penyehatan makanan dan minuman Penyajian makanan Penyimpanan peralatan makan Kebiasaan mencuci makanan Kebiasaan memasak makanan
Gambaran sarana tempat pembuangan sampah Membuang sampah ditempat sampah Keadaan tempat sampah
Gambaran keadaan lingkungannya Keadaan lingkungan rumah Banyaknya lalat di sekitar rumah
Gambaran penggunaan air bersih untuk keperluan sehari-hari
Asal air bersih Memasak air sampai mendidih Mencuci alat dapur
Pengetahuan tentang faktor penyebab diare
Gambaran jarak antara sumur resapan dan sumur sebagai sumber air bersih
Gambaran tingkat ekonomi menengah keatas dan kebawah dengan kejadian diare
Penderita diare yang
berusia dibawah 5 tahun yang berobat di Puskesmas
16
BAB IV HASIL DAN ANALISIS
A. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN : KELURAHAN KRIAN
Tabel IV. 1 Tabel Data Umum Kelurahan Krian
a. Identitas 1) Desa
2) Kecamatan
3) Kabupaten
4) Propinsi
Krian
Krian
Sidoarjo
Jawa Timur
b. Data
Geografi
c. Data
Demografi
1) Luas wilayah
2) Batas-batas desa
- Utara
- Selatan
- Barat
- Timur
1) Jumlah Penduduk
2) Jumlah KK
3) Jumlah RW
4) Jumlah RT
93,036 Ha
Desa Kraton
Desa Katerungan/
Desa Jeruk Gamping
Desa Kemangsen
Kec.Balong Bendo
Kel.Tambak Kemeraan
9.503 orang
2.175 orang
4 orang
40 orang
Sumber : Data Profil Kelurahan krian
17
Tabel IV. 2 Tabel Data Khusus Kelurahan Krian
a. Perangkat Desa 1) Kepala Kelurahan 2) Sekretaris Desa 3) Kaur Pemerintahan
1 orang 1 orang 1 orang
b. Peranserta Masyarakat
1) Ketua RW 2) Ketua RT 3) Kader Posyandu 4) PPKBD 5) Sub–PPKBD 6) Dukun Bayi
4 orang 40 orang 20 orang 1 orang 1 orang - orang
c. Data Sumber Daya 1) Sarana Pendidikan a) Jumlah TK b) Jumlah SD/MI c) Jumlah SLTP/MTs d) Jumlah SMU/MA
2) Sarana Ibadah a) Jumlah Masjid b) Jumlah Mushola
2 buah 4 buah 2 buah 1 buah
8 buah 23 buah
d. Jenis Pekerjaan 1) Pegawai Negeri Sipil 2) TNI / ABRI 3) Swasta 4) Petani 5) Buruh tani 6) Wiraswasta / Pedagang 7) Pertukangan 8) Pensiunan 9) Pemulung 10) Jasa 11) Nelayan
545 orang 71 orang 3.714 orang 63 orang - orang 3.725 orang 24 orang 179 orang 4 orang 715 orang - orang
e. Tingkat Pendidikan Penduduk
1) Tidak tamat SD 2) Tamat SD 3) Tamat SLTP 4) Tamat SMU 5) Perguruan Tinggi 6) Akademi / D1-D2
238 orang 225 orang 3.719 orang 3.975 orang 341 orang 42 orang
f. Agama 1) Islam
2) Kristen 3) Katolik 4) Hindu 5) Budha
8.237 orang 683 orang 475 orang 41 orang 67 orang
g. Potensi Prasarana
Kesehatan
1) Puskesmas Pembantu 2) Poliklinik 3) Apotik 4) Posyandu
- buah - buah 7 buah 9 buah
Sumber : Data Profil Kelurahan Krian
18
Sarana, Transportasi dan Komunikasi
a. Sarana dan Transportasi
Kelurahan Krian memiliki jalan seluas 3 Ha dengan sarana transportasi hanya
berupa transportasi darat yaitu berupa ojek, delman, bus, colt, truk dan becak.
Hampir seluruh wilayah Kelurahan Krian dapat dilalui oleh kendaraan roda
empat.
b. Komunikasi
Kelurahan Krian sudah terdapat jaringan televisi, radio, dan telepon. Hampir
sebagian besar masyarakat sudah memanfaatkannya.
B. HASIL PENELITIAN DAN ANALISA
1. Pengetahuan tentang Faktor Penyebab Diare
a. Penyuluhan tentang faktor-faktor penyebab diare
Tabel 1 Tabel Distribusi Frekuensi Ibu Balita yang Pernah Mendapat Penyuluhan tentang Pengertian dan Faktor-Faktor Penyebab Diare
No. Mendapat Penyuluhan Diare Jumlah % 1 2
Pernah Tidak pernah
8 12
40 60
Total 20 100 Sumber : Hasil Survey di Kelurahan Krian Diagram 1 Diagram Distribusi Frekuensi Ibu Balita yang Pernah Mendapat Penyuluhan tentang Pengertian dan Faktor-Faktor Penyebab Diare
40.00%
60.00%
Pernah
Tidak Pernah
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar ibu dari balita penderita diare tidak pernah mendapat penyuluhan dari tenaga kesehatan yaitu sebanyak 60% dan hanya sebagian kecil yang pernah mendapat penyuluhan yaitu 30%.
19
b. Pengetahuan tentang faktor-faktor penyebab diare
Tabel 2 Tabel Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita tentang Faktor-Faktor Penyebab Diare
No. Pengetahuan Tentang Faktor Penyebab Diare
Jumlah %
1 2
Tahu Tidak Tahu
10 10
50 50
Total 20 100 Sumber : Hasil Survey di Kelurahan Krian Diagram 2 Diagram Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Balita tentang Faktor-Faktor Penyebab Diare
50.00%50.00%
TahuTidak tahu
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa responden ibu dari balita penderita diare sudah mengetahui tentang faktor-faktor penyebab diare dan tidak tau penyebab diare sama besarnya, yaitu 50%.
2. Gambaran Penggunaan Air Bersih Untuk Keperluan Sehari-hari
a. Asal air bersih untuk keperluan sehari-hari (memasak dan minum) pada penderita diare
Tabel 3 Tabel Distribusi Frekuensi Asal Air Bersih untuk Keperluan Sehari-hari
No. Asal Air Bersih Jumlah % 1 2 3 4 5
Sungai Sumur PDAM Air kemasan Air isi ulang
- 15 3 - 2
- 75 15 -
10
Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian
20
Diagram 3 Diagram Distribusi Frekuensi Asal Air Bersih untuk Keperluan Sehari-hari
0%
75%
15%0%
10%
SungaiSumurPDAMAir KemasanAir Isi ualng
Dari tabel diatas dapat kita ketahui asal air bersih dari ibu balita penderita diare untuk keperluan sehari-hari adalah dari berbagai sumber namun sebagian besar berasal dari sumur yaitu 85% dan PDAM sebesar 15%.
b. Penggunaan air minum yang sudah dimasak sampai mendidih pada penderita diare Tabel 4 Tabel Distribusi Frekuensi Penggunaan Air Minum yang Sudah Dimasak sampai Mendidih
No Penggunaan Air Minum yang Sudah Dimasak
Jumlah %
1 2
Ya Tidak
20 -
100 -
Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian
Diagram 4 Diagram Distribusi Frekuensi Penggunaan Air Minum yang Sudah Dimasak sampai Mendidih
100%
0%
YaTidak
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa seluruh responden yaitu ibu dari balita penderita diare sudah mengkonsumsi air minum yang telah dimasak sampai mendidih.
21
3. Penggunaan Jamban pada Penderita Diare
a. Kepemilikan jamban atau WC di rumah
Tabel 5 Tabel Distribusi Frekuensi Kepemilikan Jamban atau WC di Rumah
No Memiliki Jamban/WC di Rumah
Jumlah %
1 2
Memiliki Tidak Memiliki
6 14
30 70
Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian
Diagram 5
Diagram Distribusi Frekuensi Kepemilikan Jamban atau WC di Rumah
30%
70%
MemilikiTidak memiliki
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebagian besar responden ibu balita
penderita diare tidak memiliki jamban atau WC di rumah, sebesar 70% dan
yang memiliki jamban atau WC, sebesar 30%.
b. Kebiasaan masyarakat yang tidak memiliki Jamban atau WC untuk
buang air besar Tabel 6 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Masyarakat Yang Tidak Memiliki Jamban atau WC Untuk Buang Air Besar No Kebiasaan Masyarakat Yang Tidak
Memiliki Jamban atau WC untuk Buang Air Besar
Jumlah %
1 2 3
MCK Sungai Pekarangan
4 10 -
28,57 71,43
- Total 14 100
Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian
22
Diagram 6 Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Masyarakat Yang Tidak Memiliki Jamban atau WC Untuk Buang Air Besar
28,57%
71,43%
0,00%
MCKSungaiPekarangan
Berdasar tabel diatas dapat diketahui bahwa responden dan keluarga yang
tidak memiliki jamban atau WC jika buang air besar di sungai, sebesar 71,43% dan yang ke MCK 28,57%.
c. Jenis jamban atau WC yang digunakan
Tabel 7 Tabel Distribusi Frekuensi Jenis Jamban atau WC yang Digunakan
No Jenis Jamban/WC yang Digunakan
Jumlah %
1 2
WC dengan leher angsa Jamban
4 2
66,67 33,33
Total 6 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian
Diagram 7 Diagram Distribusi Frekuensi Jenis Jamban atau WC yang Digunakan
66,67%
33,33%
WC denganleher angsaJamban
Berdasarkan data tabel diatas kebanyakan keluarga ibu balita penderita diare menggunakan jamban jenis leher angsa di rumah yaitu sebesar 66,67% dan sebanyak 33,33% memakai jenis Jamban.
23
d. Kebiasaan mencuci tangan setelah buang air besar
Tabel 8 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Tangan Setelah Buang Air Besar
No Kebiasaan Mencuci Tangan
Jumlah %
1 2
Ya Tidak
16 4
80% 20%
Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian.
Diagram 8
Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Tangan Setelah Buang Air Besar
80.00%
20.00%
Ya
Tidak
Berdasar tabel diatas masih terlihat adanya responden yang tidak mencuci
tangannya setelah buang air besar yaitu 20% dan dari mereka telah mencuci tangan setelah buang air besar yaitu 80%.
4. Gambaran tentang Penyehatan Makanan dan Minuman
a. Penyimpanan peralatan makanan
Tabel 9 Tabel Distribusi Frekuensi Penyimpanan Peralatan Makanan
No Penyimpanan Peralatan Makanan
Jumlah %
1 2
Di tempat Terbuka Di tempat Tertutup
11 9
55 45
Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian
24
Diagram 9
Diagram Distribusi Frekuensi Penyimpanan Peralatan Makanan
55%
45%
Ditempat TerbukaDitempat Tertutup
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa penyimpanan peralatan makan oleh
ibu balita penderita diare yang disimpan ditempat terbuka, sebesar 55% sedangkan yang disimpan di tempat tertutup, sebesar 45%.
b. Kebiasaan Mencuci Bahan Makanan Sebelum Dimasak
Tabel 10 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Bahan Makanan Sebelum Dimasak. No Kebiasaan mencuci bahan
makanan sebelum dimasak Jumlah %
1 2 3
Selalu Jarang Tidak pernah
19 1 -
95 5 -
Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian
Diagram 10
Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Mencuci Bahan Makanan Sebelum Dimasak.
95%
5% 0%
SelaluJarangTidak pernah
25
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa masih terlihat adanya responden yang jarang mencuci bahan makanan sebelum dimasak, sebesar 5% dan yang selalu mencuci bahan makanan sebelum dimasak, sebesar 95%.
c. Kebiasaan memasak atau membeli di luar
Tabel 11 Tabel Distribusi Frekuensi Kebiasaan Memasak atau Membeli di Luar
No Kebiasaan Memasak atau Membeli di Luar
Jumlah %
1 2
Masak Sendiri Sering Membeli di Luar
20 -
100 -
Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian
Diagram 11 Diagram Distribusi Frekuensi Kebiasaan Memasak atau Membeli di Luar
100%
0%
Masak Sendiri
Sering MembeliDiluar
Berdasarkan tabel diatas seluruh responden ibu balita penderita diare memiliki
kebiasaan memasak sendiri makanan untuk keluarganya daripada membeli makanan di luar.
d. Penyajian makanan di meja (ditutup dengan tudung saji)
Tabel 12 Tabel Distribusi Frekuensi Penyajian Makanan di Meja
No Penyajian Makanan Dimeja
Jumlah %
1 2
Ditutup Tidak Ditutup
19 1
95 5
Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian
26
Diagram 12 Diagram Distribusi Frekuensi Penyajian Makanan di Meja
95.00%
5.00%
DitutupTidak Ditutup
Berdasar tabel diatas hampir seluruh ibu balita penderita diare telah melakukan penyajian makanan yang baik dengan menutupnya dengan tudung saji sebelum dimakan sebesar 95% tapi masih ada yang tidak menutupnya yaitu 5%.
5. Gambaran tentang Sarana Tempat Pembuangan Sampah
a. Kepemilikan tempat sampah Tabel 13 Tabel Distribusi Frekuensi Kepemilikan Tempat Sampah
No Kepemilikan tempat sampah Jumlah % 1 2
Ya Tidak
10 10
50 50
Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian
Diagram 13
Diagram Distribusi Kepemilikan Tempat Sampah
50.00%50.00%
Ya Tidak
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa kepemilikan tempat sampah antara yang punya dan yang tidak memiliki tempat sampah sama besar.
27
b. Tempat membuang sampah Tabel 14
Tabel Distribusi Frekuensi Tempat Membuang Sampah No Tempat Membuang Sampah Jumlah % 1 2
Pada Tempat Sampah Tidak Pada Tempat Sampah
14 6
70 30
Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian Diagram 14
Diagram Distribusi Frekuensi Tempat Membuang Sampah
70.00%
30.00%
Pada tempat sampah
Tidak pada tempatsampah
Berdasarkan data diatas terlihat bahwa sebagian besar ibu balita penderita
diare telah membuang sampahnya pada tempat sampah yaitu 70% dan 40% yang tidak membuang sampahnya pada tempat sampah.
c. Keadaan tempat sampah di rumah
Tabel 15 Tabel Distribusi Frekuensi Keadaan Tempat Sampah di Rumah
No Keadaan Tempat Sampah Jumlah % 1 2
Selalu Tertutup Selalu Terbuka
12 8
60 40
Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian
Diagram 15
Diagram Distribusi Frekuensi Keadaan Tempat Sampah di Rumah
60.00%
40.00%
Selalu TertutupSelalu Terbuka
Berdasarkan tabel diatas kebanyakan tempat sampah ibu balita penderita diare dalam keadaan selalu terbuka sekitar 60% dan hanya 40% yang selalu tertutup.
28
6. Pengetahuan tentang Keadaan Rumah dan Lingkungannya
a. Keadaan kebersihan di sekitar lingkungan rumah
Tabel 16 Tabel Distribusi Frekuensi Keadaan Kebersihan di Sekitar Lingkungan Rumah
No Keadaan Kebersihan di Sekitar Lingkungan Rumah
Jumlah %
1 2
Bersih Tidak Bersih
8 12
40 60
Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian
Diagram 16
Diagram Distribusi Frekuensi Keadaan Kebersihan di Sekitar Lingkungan Rumah
40%
60%
BersihTidak bersih
Berdasarkan tabel diatas didapatkan lingkungan yang tidak bersih, sebesar
60% dan lingkungan bersih hanya, sebesar 40%.
b. Lalat di sekitar rumah anda
Tabel 17 Tabel Distribusi Frekuensi Lalat di Sekitar Rumah
No Lalat di Sekitar Rumah Jumlah % 1 2
Banyak Tidak Banyak
9 11
45 55
Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian
29
Diagram 17 Diagram Distribusi Frekuensi Lalat di Sekitar Rumah
55.00%
45.00%
Tidak banyak
Banyak
Berdasarkan tabel diatas terlihat masih banyaknya lalat di sekitar rumah ibu balita penderita diare sekitar 45% dan hanya 55% yang menyatakan tidak ada banyak lalat di sekitar rumahnya.
7. Gambaran jarak sumur sebagai sumber air bersih dengan sumur resapan
Tabel 18 Tabel Distribusi Frekuensi Jarak Sumur Sebagai Sumber Air Bersih
Dengan Sumur Resapan No Jarak Sumur dengan resapan Jumlah % 1 2 3
5 Meter 7 Meter 10 Meter
1 3 2
16.67 50
33.33 Total 6 100
Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian
Diagram 18 Diagram Distribusi Frekuensi Jarak Sumur Sebagai Sumber Air Bersih Dengan Sumur Resapan
16.67%
50.00%
33.33%
5 Meter7 Meter10 Meter
30
Berdasarkan tabel diatas dapat kita ketahui sebagian besar jarak sumur sebagai sumber air bersih dengan sumur resapan di rumah balita penderita diare berjarak 5 meter yaitu 16,67% , yang berjarak 7 meter yaitu 50%, dan yang berjarak 10 meter yaitu 33,33%.
8. Gambaran tingkat ekonomi dengan kejadian diare
Tabel 19
Tabel Distribusi Frekuensi Tingkat Ekonomi Dengan Kejadian Diare No Jumlah pendapatan rata-rata per bulan Jumlah % 1 2 3
≤ Rp.1.000.000,00 Rp.1.000.000,00 s/d Rp.2.000.000,00 > Rp.2.000.000,00
19 1 -
95 5 -
Total 20 100 Sumber : Hasil Survey Kelurahan Krian
Diagram 19 Diagram Distribusi Frekuensi Tingkat Ekonomi dengan Kejadian Diare
95.00%
5.00%0.00%
≤ Rp.1.000.000,00
Rp.1.000.000,00 s/dRp.2.000.000,00> Rp.2000.000,00
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui sebagian besar penderita diare di derita oleh masyarakat menengah kebawah, sebanyak 95 % dan menegah ke
31
BAB V PEMBAHASAN
A. PENGETAHUAN TENTANG FAKTOR PENYEBAB DIARE PADA IBU
BALITA PENDERITA DIARE
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita penderita diare di
Kelurahan Krian , Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, didapatkan gambaran
sebagai berikut :
1. Sebagian besar ibu dari balita penderita diare tidak pernah mendapat
penyuluhan dari tenaga kesehatan yaitu sebanyak 60%
2. Responden ibu dari balita penderita diare sudah mengetahui tentang faktor-
faktor penyebab diare dan yang belum sama besar, yaitu 50%
Gambaran ini memperlihatkan masih banyaknya ibu dari balita penderita
diare yang tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang diare, dan sebagian
besar dari mereka tidak mengetahui tentang faktor-faktor penyebab diare.
Sehingga secara langsung maupun tidak langsung rendahnya pemahaman ibu
balita penderita diare dan keluarganya tentang diare dapat mempengaruhi
terjadinya diare.
B. GAMBARAN PENGGUNAAN AIR BERSIH UNTUK KEPERLUAN
SEHARI-HARI PADA IBU BALITA PENDERITA DIARE
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita penderita diare di
Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, didapatkan gambaran
sebagai berikut :
1. Asal air bersih dari ibu balita penderita diare untuk keperluan sehari-hari
yang terbanyak berasal dari sumur sebesar 75%
2. Seluruh responden yaitu ibu dari balita penderita diare sudah mengkonsumsi
air minum yang telah dimasak sampai mendidih sebesar 100%
Gambaran diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar para ibu dari
balita penderita diare sudah memiliki kesadaran yang cukup tinggi untuk
memakai air bersih untuk minum dan memasak, dan juga telah memasaknya
dengan baik sebelum dikonsumsi. Sehingga kemungkinan bukan karena faktor air
bersih yang menyebabkan diare, tetapi mungkin kualitas dari air sumur yang
dipakai kurang memenuhi syarat kesehatan.
32
C. PENGGUNAAN JAMBAN PADA KELUARGA BALITA PENDERITA
DIARE
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita penderita diare di
Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, didapatkan gambaran
sebagai berikut :
1. Dari Responden ibu balita penderita diare telah memiliki jamban atau WC di
rumah yaitu sebesar 30%
2. Bagi Responden yang tidak memiliki jamban atau WC, sebesar 71,43%
memanfaatkan sarana MCK
3. Kebanyakan keluarga ibu balita penderita diare menggunakan jamban jenis
leher angsa di rumah sebesar 66,67%
4. Sebagian besar dari responden mencuci tangan setelah buang air besar yaitu
80%
Dari uraian diatas menunjukkan sebagian besar dari ibu balita penderita
diare dan keluarganya sebagian besar tidak memiliki jamban dan WC, tapi
mereka memanfaatkan sarana MCK yang ada. Juga dari pengakuan mereka yang
telah mencuci tangan sehabis buang air besar, dapat dianggap mereka telah
memiliki kesadaran dan perilaku yang baik dalam pemanfaatan jamban. Namun
tidak menutup kemungkinan faktor pemanfaatan jamban/ WC dan MCK dapat
berpengaruh dengan terjadinya diare.
D. GAMBARAN TENTANG PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN
PADA KELUARGA BALITA PENDERITA DIARE
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita penderita diare di
Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, didapatkan gambaran
sebagai berikut :
1. Penyimpanan peralatan makan oleh ibu balita penderita diare yang disimpan
di tempat terbuka sebesar 55%
2. Kebiasaan ibu balita penderita diare untuk mencuci bahan makanan sebelum
dimasak sebesar 95%
3. Seluruh responden ibu balita penderita diare memiliki kebiasaan memasak
sendiri makanan untuk keluarganya daripada membeli makanan di luar
sebesar 100%
4. Sebagian besar ibu balita penderita diare telah melakukan penyajian makanan
yang baik dengan menutupnya dengan tudung saji sebelum dimakan sebesar
95%
33
Gambaran diatas memperlihatkan bahwa hampir sebagian besar ibu balita
penderita diare telah melakukan penyajian makanan yang baik bagi keluarganya.
Walaupun semua responden menyatakan memasak sendiri makanan untuk
keluarganya tapi perlu lebih diteliti apakah mereka sudah melakukannya dengan
cara yang sehat dalam arti dari segi pemilihan bahan, pengolahan, kebersihan
tempat dan alat-alat untuk memasak, penyimpanan, dan sebagainya. Dan faktor
lain yang mungkin berpengaruh pada penderita diare yang masih diragukan atau
penderita mengalami intoleransi dengan makanan tertentu.
E. GAMBARAN TENTANG SARANA TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH
PADA RUMAH IBU BALITA PENDERITA DIARE
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita penderita diare di
Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, didapatkan gambaran
sebagai berikut :
1. Kepemilikan tempat sampah prosentase sama besar antara yang memiliki
sarana tempat sampad dan yang tidak sebesr 50%
2. Sebagian besar ibu balita penderita diare telah membuang sampahnya pada
tempat sampah yaitu 70%
3. Kebanyakan tempat sampah ibu balita penderita diare dalam keadaan selalu
terbuka sekitar 40%
Gambaran hal-hal tersebut diatas memperlihatkan walaupun sebagian
besar responden dan keluarganya sudah membuang sampah pada tempat sampah
namun kebanyakan tempat sampah di rumah responden dalam keadaan terbuka,
bahkan ada yang langsung membuang sampah di tempat pembuangan sampah
terbuka yang memungkinkan untuk menjadi sarang lalat dan kemudian lalat itu
hinggap pada makanan di rumah keluarga balita penderita diare. Hal ini dapat
menjadi penyebab terjadinya diare.
F. GAMBARAN TENTANG KEADAAN RUMAH DAN LINGKUNGANNYA
PADA TEMPAT TINGGAL IBU BALITA PENDERITA DIARE
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita penderita diare di
Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo didapatkan gambaran
sebagai berikut :
1. Dari sebagaian besar responden menyatakan bahwa disekitar lingkungan
rumahnya dalam keadaan kotor sebesar 60%
2. Masih banyak lalat di sekitar rumah ibu balita penderita diare sekitar 45%
34
Dari gambaran diatas dapat kita ketahui hampir sebagaian rumah dari
keluarga balita penderita diare dalam keadaan yang kurang bersih dan
menyatakan masih banyaknya lalat di sekitar rumah yang dapat menjadi vektor
bagi penularan diare pada balita.
G. GAMBARAN JARAK ANTARA SUMUR SEBAGAI SUMBER AIR
BERSIH DAN SUMUR RESAPAN
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita penderita diare di
Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo didapatkan gambaran
sebagai berikut :
“Sebagian besar jarak sumur sebagai sumber air bersih dan sumur resapan di
rumah balita penderita diare berjarak kurang dari 10 meter yaitu 66,67%”
Melihat gambaran tersebut diatas karena jarak sumur sebagai sumber air
bersih dan sumur resapan yang kurang dari 10 meter pada sebagian besar rumah
responden bisa menimbulkan pencemaran air sumur oleh tinja. Sehingga hal ini
dapat menjadi faktor yang cukup berpengaruh pada terjadinya diare.
H. GAMBARAN TINGKAT EKONOMI DENGAN KEJADIAN DIARE
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan pada ibu balita penderita diare di
Kelurahan Krian, Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo dapat digambarkan
sebagai berikut :
“Sebagian besar penderita diare berasal dari tingakat ekonomi menengah
kebawah sebesar 95%”
Melihat gambaran diatas tidak menutup kemungkinan tingkat ekonomi
dapat mempengaruhi kejadian diare.
35
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
1. Pengetahuan tentang Faktor Penyebab Diare pada Ibu Balita Penderita
Diare
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan didapatkan masih kurangnya
penyuluhan tentang diare, dan hampir semua ibu balita penderita diare tidak
mengetahui tentang faktor-faktor sanitasi dasar. Sehingga secara langsung
maupun tidak langsung rendahnya pemahaman ibu balita penderita diare dan
keluarganya tentang diare dan sanitasi dasar dapat mempengaruhi terjadinya
diare.
2. Gambaran Penggunaan Air Bersih untuk Keperluan Sehari-hari pada
Ibu Balita Penderita Diare
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan memperlihatkan sudah cukup
tingginya kesadaran ibu balita penderita diare dalam penggunaan air bersih
untuk keperluan sehari-hari. Tetapi mungkin kualitas air kurang memenuhi
syarat kesehatan. Sehingga kemungkinan dapat menjadi salah satu faktor
tingginya kejadian diare.
3. Penggunaan Jamban pada Keluarga Balita Penderita Diare
Berdasarkan hasil survey menunjukkan sebagian besar dari ibu balita
penderita diare dan keluarganya sebagian besar tidak memiliki jamban dan
WC, tapi mereka memanfaatkan sarana MCK yang ada. Juga dari pengakuan
mereka yang telah mencuci tangan sehabis buang air besar, dapat dianggap
mereka telah memiliki kesadaran dan perilaku yang baik dalam pemanfaatan
jamban. Namun tidak menutup kemungkinan faktor pemanfaatan jamban/ WC
dan MCK dapat berpengaruh dengan terjadinya diare.
4. Gambaran tentang Penyehatan Makanan dan Minuman pada Keluarga
Balita Penderita Diare
Berdasarkan hasil survey memperlihatkan bahwa hampir sebagian
besar ibu balita penderita diare telah melakukan penyajian makanan yang baik
bagi keluarganya. Dan tidak menutup kemungkinan ada faktor lain yang
berpengaruh pada penderita diare.
5. Gambaran tentang Sarana Tempat Pembuangan Sampah pada Ibu
Balita Penderita Diare
Berdasarkan survey kebanyakan responden telah membuang sampah
pada tempat pembuangan sampah namun sebagian besar tempat pembuangan
36
sampah dalam keadaan terbuka. Hal ini memungkinkan untuk menjadi sarang
lalat dan vektor penyakit lainnya, sehingga dapat menjadi salah satu penyebab
terjadinya diare.
6. Gambaran tentang Keadaan Rumah dan lingkungannya pada Tempat
Tinggal Ibu Balita Penderita Diare
Berdasarkan survey dapat kita ketahui hampir sebagaian rumah dari
keluarga balita penderita diare dalam keadaan yang kurang bersih dan
menyatakan masih banyaknya lalat di sekitar rumah yang dapat menjadi
vektor bagi penularan diare pada balita, sehingga kemungkinan hal ini sebagai
salah satu faktor kejadian diare balita di Kelurahan Krian cukup tinggi.
7. Gambaran Jarak antara Sumur Sebagai Sumber Air Bersih dan Sumur
Resapan pada Rumah Keluarga Balita Penderita Diare
Berdasarkan survey jarak antara sumur resapan dari sumur gali pada
rumah keluarga balita penderita diare sebagian besar berjarak kurang dari 10
meter. Sehingga hal ini dapat menjadi faktor yang cukup berpengaruh pada
terjadinya diare.
8. Gambaran Tingkat Ekonomi dengan Kejadian Diare
Berdasarkan hasil survey sebagian besar kejadian diare dialami oleh
masyarakat ekonomi menengah kebawah, tidak menutup kemungkinan
tingakat ekonomi berpengaruh terhadap tingginya kejadian diare di Kelurahan
Krian.
B. SARAN-SARAN
1. Meningkatkan penyuluhan tentang faktor penyebab diare diare bagi masyarakat
melalui kader-kader posyandu. Dapat juga melalui pertemuan-pertemuan
informal seperti pengajian, arisan ibu-ibu, dan lain sebagainya.
2. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kebersihan lingkungan, seperti
kegiatan gotong royong rutin, membuat tempat pembuangan sampah yang
tertutup, dan sebagainya.
37