Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

90
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU DI KELURAHAN GUBUG KECAMATAN GUBUG KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2006 SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat pada Universitas Negeri Semarang Oleh Atin Widiastuti NIM. 6450403050 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT 2007

description

skripsi diare

Transcript of Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

Page 1: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN

PARTISIPASI KADER DALAM KEGIATAN POSYANDU

DI KELURAHAN GUBUG KECAMATAN GUBUG

KABUPATEN GROBOGAN TAHUN 2006

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Atin Widiastuti

NIM. 6450403050

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

2007

Page 2: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

ii

ABSTRAK

Atin Widiastuti. 2006. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi

Kader dalam Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006. Skripsi. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing: I. dr. Oktia Woro KH, M.Kes, II. Arum Siwiendrayanti, SKM.

Kata Kunci: Partisipasi Kader dan Kegiatan Posyandu Permasalahan dalam penelitian ini adalah Faktor-Faktor apa sajakah yang berhubungan dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan kader posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan dengan jumlah kader 60 orang. Sampel yang diambil sejumlah 52 orang yang diperoleh dengan menggunakan teknik random sampling dengan cara undian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) angket dan 2) Lembar observasi rata-rata cakupan D/S. Data yang diperoleh dalam penelitian diolah dengan uji statistik fisher dengan α 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa p value dari beberapa faktor yang diteliti sebagai berikut: 1) Pengetahuan kader tentang posyandu ( p value=0,497), 2) Lama kerja kader (p value=0,057), 3) Jam kerja kader (p value=0,253), 4) Pemberian insentif (p value=0,378), 5) Jumlah kader (p value=0,051), 6)Ketersediaan alat dan bahan (p value=0,739), 7) Seleksi (p value=0,299), 8)Pembinaan kader (p value=0,178), 9) Frekuensi pertemuan kader (p value=1,000). Kesimpulannya p value lebih dari 0,05.

Hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor-faktor dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006. Beberapa saran berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah masih perlunya dilakukan pelatihan ulang kader dan diharapkan juga bagi kader yang belum lama menjadi kader posyandu agar dapat lebih meningkatkan keaktifannya dalam kegiatan posyandu sehingga kelangsungan kegiatan posyandu dapat terus dipertahankan.

Page 3: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

iii

Abstract Atin Widiastuti. 2006. Factors that were related with the cadre’ s

participation in the posyandu's activities in the district Gubug the subdistrict Gubug the regency Grobogan in 2006. The final project of public health science program study, Faculty of physical education, Semarang State University. Advisor: I. dr. Oktia Woro KH, M.Kes, II. Arum Siwiendrayanti, SKM.

Key Word: The cadre’s participation and the posyandu's activities The problem in this research was any factor that was related with the cadre’s participation in the posyandu's activities in the district Gubug the subdistrict Gubug the regency Grobogan. This research aimed at knowing factors that were related with the cadre’s participation in the posyandu's activities in the district Gubug the subdistrict Gubug the regency Grobogan.

This kind of the research was the analytical survey with the cross sectional approach. The population in this research was the cadre’s whole posyandu in the district Gubug the subdistrict Gubug the regency Grobogan with the number of cadres 60 people. The sample that was taken by an amount 52 people who were accepted by using the technique random sampling by means of the lottery. The instrument that was used in this research was: 1) questionnaire and 2) sheets of average observation of D/S scope. The data that was accepted in the research was processed with the statistical test fisher with α 0.05.

Results of the research showed that p value from some factors that were researched as follows:1) a knowledge about posyandu's cadre ( p value=0.497), 2) How long the cadre worked (p value=0.057), 3) How many time the cadre worked (p value= 0.253), 4) to gift reward (p value=0.378), 5) a number of cadre (p value=0.051), 6) stock of tools and goods (p value=0.739), 7)The selection (p value=0.299), 8) Training in cadre (p value=0.178), 9) How many time the meeting was held to cadre (p value=1.000). The conclusion was p value is more than 0.05.

Results of the research and discussions could be concluded that there is no significant relationship between the factors and the cadre's participation in the posyandu's activities in the district Gubug the subdistrict Gubug the regency Grobogan in 2006. There suggestions of the research need to be done a training again and was hoped for also for the cadre who for a long time has not yet become the cadre posyandu so that more could increase his activity in the activity posyandu so as continuation of the activity posyandu could continue to be maintained.

Page 4: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

iv

PENGESAHAN

Telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.

Pada hari : Senin

Tanggal : 4 Juni 2007

Panitia Ujian

Ketua, Sekretaris, Drs. Sutardji, M.S. Drs. Herry Koesyanto, M.S. NIP. 130523506 NIP. 131571549

Dewan Penguji, 1. Eram Tunggul Pawenang, SKM, M.Kes. (Ketua) NIP. 132303558 2. dr. Hj. Oktia Woro KH, M.Kes (Anggota) NIP. 131695159

3. Arum Siwiendrayanti, SKM (Anggota) NIP. 132308385

Page 5: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.S. Al Mujadilah:11).

2. Sumber kekuatan baru bukanlah uang yang berada dalam genggaman tangan

beberapa orang, namun informasi ditangan orang banyak (John Naisbitt).

3. Jadikan ketakutanmu sebagai bentuk keberanian, jadikan kebingunganmu

sebagai bentuk keingintahuan, jadikan kesendirianmu sebagai bentuk

kemandirian, jadikan keputusasaanmu sebagai bentuk kepasrahan dan jadikan

keterbatasanmu sebagai bentuk keyakinan (penulis).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepadaku

2. Ayah dan Ibuku tercinta

3. Sahabat terbaikku Tira

4. Almamaterku

Page 6: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala

limpahan rahmat, taufiq dan hidayahNya sehingga laporan skripsi dengan judul”

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Kader dalam Kegiatan

Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun

2006“ ini dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat kelulusan

Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas

Negeri Semarang.

Selama dalam proses penyusunan skripsi ini penulis menyadari sekali

hambatan-hambatan yang penulis hadapi, akan tetapi berkat bantuan dan

bimbingan dari semua pihak dan khususnya pihak-pihak terkait dalam

pelaksanaan penelitian di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan

ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang, Bapak

Drs. Sutardji, M.S, atas izin penelitiannya.

2. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang, Ibu

dr. Oktia Woro KH, M.Kes, atas dukungannya.

3. Pembimbing I Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri

Semarang, Ibu dr. Oktia Woro KH, M.Kes, yang telah membimbing,

memberikan arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.

Page 7: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

vii

4. Pembimbing II Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri

Semarang, Ibu Arum Siwiendrayanti, SKM, yang telah membimbing,

memberikan arahan dan motivasi dalam penyusunan skripsi.

5. Kepala Puskesmas Gubug I, Bapak dr. Nur Handoko, atas izin penelitiannya.

6. Kepala Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan, Ibu

Anissatul Qibthiyah, atas ijin penelitiannya.

7. Rekan-rekan angkatan 2003 Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas

Negeri Semarang, terima kasih atas dukungan beserta doa kalian.

8. Tetanggaku: Ibu Rini, Ibu Ida, Ibu Siswanto, Bapak Yayas, terima kasih atas

bantuan yang telah diberikan.

9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penelitian ini.

Semoga bantuan dan kebaikannya mendapat pahala yang berlipat ganda dari

Allah SWT. Meski demikian, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi

ini masih jauh dari sempurna dan banyak kekurangannya, hal ini disebabkan

keterbatasan pengetahuan penulis. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat

membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca.

Semarang, Juni 2007

Penulis

Page 8: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………………………………....………………… i

ABSTRAK……………………………………………………………… ii

ABSTRACT............................................................................................. iii

PENGESAHAN……………………............…………………………... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………... v

KATA PENGANTAR.............................................................................. vi

DAFTAR ISI............................................................................................. viii

DAFTAR TABEL..................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………............. 1

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………….…… 4

1.3 Tujuan Penelitian…………………………………………………….. 4

1.4 Manfaat Hasil Penelitian……………………………………………... 6

1.5 Keaslian Penelitian………….………………………………………... 7

1.6 Ruang Lingkup Penelitian…………………………………………..... 8

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Posyandu……………………………………………………………... 9

2.2 Kader Posyandu…………………………………………………….... 17

Page 9: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

ix

2.3 Partisipasi kader dalam kegiatan

posyandu……………………………………………………………… 18

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi

kader……………………………………………………...................... 19

2.5 Bentuk-bentuk partisipasi...................................................................... 21

2.6 Pelatihan kader...................................................................................... 21

2.7 Faktor-faktor yang berpengaruh pada kompleksitas dan motivasinya.. 22

2.8 Kerangka Teori...................................................................................... 25

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep…………………………………………………....... 26

3.2 Hipotesis Penelitian………………………………………………........ 26

3.3 Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran…………......................... 27

3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian……………………………................. 32

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian……………………………................. 32

3.6 Instrumen Penelitian…………………………………………….......... 34

3.7 Teknik Pengambilan

Data………………………………………............................................ 37

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis

Data……………………………………………..................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data......................................................................................... 41

4.2 Hasil Penelitian........................................................................................ 44

4.3 Pembahasan............................................................................................. 62

Page 10: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

x

4.4 Hambatan dan Kelemahan Penelitian...................................................... 71

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan.................................................................................................. 73

5.2 Saran........................................................................................................ 73

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Hasil Cakupan Program Posyandu………………………………….... 12

2. Hasil Perhitungan Reliabilitas................................................................ 37

3. Karakteristik Responden Menurut Umur…………………………...... 42

4. Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin………………........ 42

5. Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Terakhir…………….. 43

6. Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan………………………... 44

7. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Kader

tentang Posyandu…………………………………………………… 45

8. Distribusi Frekuensi Responden Menurut

Lama Kerja Kader…………………………………………………… 46

9. Distribusi Frekuensi Responden Menurut

Jam Kerja Kader…………………………………………………….. 47

10. Distribusi Frekuensi Responden Menurut

Jumlah Kader………………………………………………………… 47

11. Distribusi Frekuensi Responden Menurut

Ketersediaan Alat dan Bahan…………………………....................... 48

12. Distribusi Frekuensi Responden Menurut

Proses Seleksi………………………………………………………… 49

13. Distribusi Frekuensi Responden Menurut

Pemberian Insentif…………………………………………………… 50

Page 12: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

xii

14. Distribusi Frekuensi Responden Menurut

Pembinaan Kader…………………………………………………….. 50

15. Distribusi Frekuensi Responden Menurut

Frekuensi Pertemuan Kader………………………………………….. 51

16. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Partisipasi Kader................ 52

17. Analisis Hubungan antara Pengetahuan Kader tentang Posyandu

dengan Partisipasi Kader dalam Kegiatan Posyandu………………. 53

18. Analisis Hubungan antara Lama Kerja Kader dengan Partisipasi Kader

dalam Kegiatan Posyandu…………………………………………. 54

19. Analisis Hubungan antara Jam Kerja Kader dengan Partisipasi Kader

dalam Kegiatan Posyandu……………………………………………. 55

20. Analisis Hubungan antara Jumlah Kader dengan Partisipasi Kader

dalam Kegiatan Posyandu…………………………………………… 56

21. Analisis Hubungan antara Ketersediaan Alat dan Bahan di Posyandu

dengan Partisipasi Kader dalam Kegiatan Posyandu………………… 57

22. Analisis Hubungan antara Seleksi dengan Partisipasi Kader

dalam Kegiatan Posyandu…………………………………………… 58

23. Analisis Hubungan antara Pemberian Insentif dengan Partisipasi Kader

dalam Kegiatan Posyandu…………………………………………… 59

24. Analisis Hubungan antara Pembinaan Kader dengan Partisipasi Kader

dalam Kegiatan Posyandu…………………………………………… 60

Page 13: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

xiii

25. Analisis Hubungan antara Frekuensi Pertemuan Kader dengan Partisipasi

Kader dalam Kegiatan Posyandu…………………………………….. 61

26. Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi.. 62

Page 14: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka teori....................................................................................... 25

2. Kerangka Konsep................................................................................. 26

3. Peta Wilayah Kelurahan Gubug........................................................... 143

4. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian.................................................. 144

Page 15: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Penentuan Besar Sampel Menurut Tabel Krecjie……………………. 75

2. Jadwal Posyandu Pada Saat Penelitian di Kelurahan

Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan................................... 76

3. Daftar Nama Responden di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan Tahun 2006......................................................... 77

4. Lembar Angket (Uji Coba)..................................................................... 80

5. Data Perhitungan Validitas dan Reliabilitas........................................... 84

6. Lembar Angket (valid)............................................................................ 93

7. Laporan Data Cakupan D/S Kegiatan Posyandu ................................... 96

8. Lembar Observasi Data Rata-Rata Cakupan D/S

Selama 3 Bulan di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan Tahun 2006............................................................................ 100

9. Data Primer Pengetahuan Kader Tentang Posyandu............................. 103

10. Data Primer Lama Kerja Kader dan Jam Kerja Kader............................ 106

11. Data Primer Jumlah Kader dan Ketersediaan Alat dan Bahan................ 109

12. Data Primer Seleksi dan Pemberian Insentif................................ 113

13. Data Primer Pembinaan Kader dan Frekuensi Pertemuan Kader............ 116

14. Distribusi Frekuensi Sebagai Keterangan dari Beberapa Item Soal

dalam Angket.......................................................................................... 119

Page 16: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

xvi

15. Pedoman Penilaian Menggunakan Me Pada Variabel Bebas Tertentu

seperti Pengetahuan Kader Tentang Posyandu........................................ 122

16. Hasil Olah Data Primer............................................................................ 124

17. Surat Permohonan Ijin Penelitian............................................................ 139

18. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian....................................... 141

19. Daftar Nama Pembantu Penelitian.......................................................... 142

20. Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian...................................................... 144

Page 17: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sehat adalah suatu keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Undang-

Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan).

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 maka pembangunan

kesehatan di Indonesia khususnya Propinsi Jawa Tengah diselenggarakan dengan

tujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya melalui

tercapainya visi “ Jawa Tengah Sehat 2010 Yang Mandiri Dan Bertumpu Pada

Potensi Daerah”.

Kegiatan Posyandu merupakan salah satu Upaya Kesehatan Bersumberdaya

Masyarakat yang melibatkan partisipasi masyarakat dalam upaya pelayanan

kesehatan dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat, yang

dilaksanakan oleh kader kesehatan yang telah mendapatkan pendidikan dan

pelatihan dari puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar.

Alasan posyandu didirikan yaitu agar posyandu dapat memberikan pelayanan

kesehatan khususnya dalam upaya pencegahan penyakit dan pelayanan keluarga

berencana. Selain itu dengan adanya kegiatan posyandu, diharapkan dapat

menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya dalam bidang kesehatan

dan keluarga berencana. Keberhasilan kegiatan posyandu sangat bergantung pada

1

Page 18: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

2

partisipasi secara aktif dari kader yang bertugas di posyandu dengan melibatkan

petugas puskesmas dan petugas BKKBN sebagai penyelenggara pelayanan

profesional untuk membimbing kader agar mampu memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat secara optimal

(Drs. Nasrul Effendy, 1998: 267-271).

Partisipasi kader dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain faktor

masyarakat, faktor tokoh masyarakat dan faktor petugas puskesmas (DEPKES RI,

1989: 43). Ketiga faktor tersebut memiliki hubungan yang erat dalam memotivasi

kader agar dapat terus berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan posyandu

sehingga apabila salah satu faktor tidak ikut terlibat dalam kegiatan posyandu

maka kegiatan posyandu tidak dapat berjalan secara optimal.

Sejak tahun 1998, pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan kurang

memperhatikan posyandu. Menurut Profil Kesehatan Jawa Tengah tahun 2003,

pada tahun 2002 jumlah posyandu mengalami penurunan sebanyak 530 posyandu

dibandingkan tahun 2001 yaitu dari 46.275 menjadi 45.745. Demikian juga

dengan jumlah kader aktif yang pada tahun 2002 mengalami penurunan 46.652

kader dibandingkan dengan tahun 2001 yaitu dari 194.552 kader menjadi 147.900

kader.

Berdasarkan data laporan Puskesmas Gubug pada bulan Februari 2006

diketahui jumlah kader sebanyak 60 orang dan jumlah posyandu terdapat 12

posyandu namun yang lapor hanya 10 posyandu yang ada di Kelurahan Gubug

sedangkan data mengenai jumlah kader aktif belum ada dan dilihat dari tingkat

kemandirian posyandu, posyandu yang ada di Kelurahan Gubug termasuk dalam

Page 19: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

3

posyandu tingkat madya yang memiliki kriteria yaitu pelaksanaan kegiatan

posyandu sudah dapat dilaksanakan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata

jumlah kader yang bertugas 5 orang, akan tetapi cakupan program utama seperti

KB, KIA, Gizi dan Imunisasi masih rendah yaitu kurang dari 50%.

Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa kegiatan posyandu di Kelurahan

Gubug dalam pelaksanaannya kurang mendapat perhatian secara optimal dari

petugas puskesmas. Meskipun kegiatan posyandu merupakan salah satu bentuk

Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat dengan dana kegiatan berasal dari

swadaya masyarakat sendiri namun bila dari pihak Puskesmas tidak ada perhatian

terhadap kegiatan tersebut maka kegiatan posyandu pun tidak dapat berjalan

dengan baik, karena peranan petugas Puskesmas sangat diperlukan dalam

memotivasi dan membantu kader posyandu dalam memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat termasuk didalamnya memberikan pelatihan kepada

kader posyandu agar kader posyandu dapat terus aktif berpartisipasi dalam

kegiatan Posyandu.

Selain itu dengan melihat tingkat posyandu di Kelurahan Gubug termasuk

dalam tingkat madya maka upaya petugas puskesmas dalam membimbing kader

untuk memotivasi masyarakat agar memanfaatkan posyandu sebagai salah satu

tempat pelayanan kesehatan dinilai masih perlu ditingkatkan agar cakupan

program utama sebagai salah satu indikator penentu tingkat kemandirian

posyandu dapat memenuhi target sehingga kegiatan posyandu akan dapat terus

dipertahankan kelestariannya dan dapat ditingkatkan kualitas kader posyandu

Page 20: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

4

yang memiliki peran penting sebagai pelaksana kegiatan posyandu agar derajat

kesehatan di masyarakat dapat meningkat.

Oleh karena itu, diperlukan kerja sama semua pihak dalam pengefektifan

kembali peran posyandu ditengah masyarakat termasuk didalamnya yaitu

mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi kader yang juga

berperan penting dalam pelaksanaan kegiatan posyandu (Abdul Waid, 2005).

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Partisipasi Kader dalam Kegiatan

Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitian ini

adalah faktor-faktor apa sajakah yang berhubungan dengan partisipasi kader

dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi

kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan.

Page 21: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

5

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Untuk mengetahui hubungan pengetahuan kader tentang

posyandu dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di

Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.

1.3.2.2 Untuk mengetahui hubungan lama kerja kader dengan partisipasi

kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan.

1.3.2.3 Untuk mengetahui hubungan jam kerja kader dengan partisipasi

kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan.

1.3.2.4 Untuk mengetahui hubungan pemberian insentif dengan

partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.

1.3.2.5 Untuk mengetahui hubungan jumlah kader dengan partisipasi

kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan.

1.3.2.6 Untuk mengetahui hubungan ketersediaan alat dan bahan dengan

partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.

1.3.2.7 Untuk mengetahui hubungan pembinaan kader dengan partisipasi

kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan.

Page 22: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

6

1.3.2.8 Untuk mengetahui hubungan seleksi dengan partisipasi kader

dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan.

1.3.2.9 Untuk mengetahui hubungan frekuensi pertemuan kader dengan

partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.

1.4 Manfaat Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1.4.1 Puskesmas

Memberikan gambaran mengenai beberapa faktor yang berhubungan

dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu yang dapat digunakan

sebagai tambahan informasi dalam usaha–usaha mengantisipasi terjadinya

pengunduran diri kader posyandu.

1.4.2 Kader posyandu

Memberikan gambaran dan informasi mengenai kader yang masih

berpartisipasi secara baik dan kurang berpartisipasi dalam kegiatan posyandu

yang pada akhirnya diharapkan dapat mengantisipasi penyebab kader tersebut

kurang berpartisipasi dalam kegiatan posyandu.

1.4.3 Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Menambah informasi hasil penelitian yang selanjutnya dapat digunakan

sebagai acuan bagi peneliti lain.

Page 23: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

7

1.4.4 Peneliti

Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang revitalisasi

posyandu yang terkait dengan peningkatan partisipasi kader posyandu.

1.5 Keaslian Penelitian

No. Judul Penelitian Nama

Peneliti

Tahun dan

Tempat

Penelitian

Hasil Penelitian

1. Faktor-faktor

yang

berpengaruh

terhadap kader

dalam

penyuluhan di

meja 4 program

UPGK

Kun

Aristiati

1988, di

Kecamatan

Ngrampal

Kabupaten

Sragen

Pengetahuan kader

menunjukkan

hubungan positif

dengan penyuluhan di

meja 4

2. Studi uji

hubungan

beberapa faktor

kader dengan

kelangsungan

kader posyandu

Titik Emi

Mastuti

2003, di

Kecamatan

Panjatan

Kabupaten

Kulon

Progo

Yogyakarta

Ada hubungan

jenjang pelatihan,

proses pemilihan

menjadi kader dan

keikutsertaan dalam

organisasi lain dengan

kelangsungan kader

Page 24: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

8

Perbedaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan penelitian

sebelumnya terletak pada variabel bebas dan variabel terikat serta tempat

penelitian.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

1.6.1 Ruang Lingkup Tempat

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan.

1.6.2 Ruang Lingkup Waktu

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai dengan Oktober

tahun 2006.

1.6.3 Ruang Lingkup Materi

Materi yang akan diteliti berkaitan dengan faktor-faktor yang

berhubungan dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di

Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan yang termasuk

dalam pemberdayaan masyarakat yang dipelajari pada bidang ilmu

Manajemen Kesehatan.

Page 25: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

9

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 POSYANDU

2.1.1 Pengertian Posyandu

Posyandu awalnya adalah sebuah organisasi pelayanan pencegahan

penyakit dan keluarga berencana bagi kalangan istri berusia subur dan

balita (gmikro, 2006).

Pengembangan selanjutnya, Posyandu dapat dibina menjadi suatu

forum komunikasi dan pelayanan dimasyarakat, antara sektor yang

memadukan kegiatan pembangunan sektoralnya dengan kegiatan

masyarakat, untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam

memecahkan masalahnya melalui alih teknologi (DEPKES RI,1986:11).

Kegiatan Posyandu adalah perwujudan dari peran serta masyarakat

dalam menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan. Upaya masyarakat

untuk menjaga dan meningkatkan kesehatan sudah dikenal sejak lama,

tetapi biasanya sudah dalam bentuk upaya yang bersifat perorangan atau

keluarga. Dalam kegiatan Posyandu, masyarakat mempunyai peran pokok

dalam upaya menjaga dan meningkatkan kesehatan, sedangkan peranan

petugas kesehatan adalah untuk membantu upaya yang pada dasarnya

merupakan kegiatan masyarakat sendiri (DEPKES RI,1989:1-2).

9

Page 26: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

10

2.1.2 Sasaran Posyandu

Sasaran penduduk Posyandu adalah balita, Ibu hamil, Ibu menyusui,

dan Pasangan Usia Subur (PUS) (A. A. Gde. Muninjaya, 1999 :103).

2.1.3 Penyelenggaraan Posyandu

Posyandu diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut:

2.1.3.1 Mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak balita

dan angka kelahiran.

2.1.3.2 Mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia

dan Sejahtera (NKKBS), sebagai salah satu upaya

mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal

yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum dari

tujuan nasional.

2.1.3.3 Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk

mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan

lain yang menunjang sesuai dengan kebutuhan.

Posyandu direncanakan dan dikembangkan oleh kader bersama

Kepala Desa dan LKMD (Seksi KB-Kes dan PKK) dengan bimbingan

Tim Pembina LKMD Tingkat Kecamatan (DEPKES RI,1986:11-12).

Mereka adalah warga masyarakat yang tidak mendapat imbalan berupa

gaji dari pemerintah, melainkan bekerja secara sukarela (DEPKES

RI,1989:3).

Kegiatan Posyandu diselenggarakan sekali dalam sebulan selama

kurang lebih 3 jam (Warta Posyandu, 1993/1994:1) pada tempat yang

Page 27: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

11

mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan oleh masyarakat sendiri.

Dengan demikian kegiatan Posyandu dapat dilaksanakan di pos pelayanan

yang telah ada, rumah penduduk, balai desa, tempat pertemuan RT atau

ditempat khusus yang dibangun masyarakat.

Pelaksanaan Kegiatan Posyandu terdiri dari 5 program utama yaitu

KIA, KB, Imunisasi, Gizi dan Penanggulangan Diare yang dilakukan

dengan “Sistem Lima Meja” antara lain:

Meja I : Pendaftaran

Meja II : Penimbangan bayi dan balita

Meja III : Pengisian KMS (Kartu Menuju Sehat)

Meja IV : Penyuluhan perorangan meliputi:

1. Mengenai balita berdasar hasil penimbangan

berat badannya naik atau tidak naik, diikuti dengan

pemberian makanan tambahan, oralit dan

vitamin A.

2. Terhadap Ibu hamil dengan resiko tinggi, diikuti

dengan pemberian tablet besi.

3. Terhadap PUS agar menjadi peserta KB lestari,

diikuti dengan pemberian kondom.

Meja V : Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi

pelayanan KIA, Imunisasi, dan pengobatan serta pelayanan lain sesuai

dengan kebutuhan setempat (DEPKES RI, 1986:12).

Page 28: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

12

2.1.4 Peranan Posyandu

Sejak tahun 1987 jumlah Posyandu di Indonesia mengalami

peningkatan hampir 3 kali lipat dibandingkan dengan tahun 1986 yaitu

sejumlah 185.660 Posyandu yang kemudian meningkat terus dari tahun ke

tahun. Hal serupa juga terjadi pada cakupan program Posyandu yang telah

dilaksanakan dengan hasil sebagai berikut

Tabel 1

Hasil Cakupan Program Posyandu

Pelayanan % Cakupan Program

Balita 74%

Imunisasi

DPT 1 61,9%

Polio 3 60,9%

TT2 Ibu hamil 22,4%

KB (Kontrasepsi Oral) 32,4%

Pemeriksaan Antenatal 11,2%

Sumber: Warta Posyandu Tahun 1993/1994

Namun meningkatnya jumlah Posyandu tersebut ternyata belum diikuti

dengan peningkatan kualitas kader dalam pelaksanaan kegiatan Posyandu

sehingga perlu segera dilakukan revitalisasi Posyandu (Warta

Posyandu,1993/1994:2).

Page 29: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

13

Revitalisasi Posyandu adalah upaya pemberdayaan Posyandu untuk

mengurangi dampak krisis ekonomi terhadap penurunan status gizi dan

kesehatan Ibu dan anak (DEPKES RI,1999:17).

2.1.5 Kemandirian Posyandu

Tumbuh dan berkembangnya Posyandu telah membawa dampak yang

amat luas dan dapat digolongkan dalam 3 hal:

2.1.5.1 Berkembangnya Posyandu telah mendorong tumbuhnya

UKBM lainnya seperti POD (Pos Obat Desa), Polindes (Pondok

Bersalin Desa), Pos UKK (Upaya Kesehatan Kerja), UKGMD

(Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat Desa), P2M-PKMD

(Pemberantasan Penyakit Menular dengan pendekatan PKMD),

DPKL (Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan), Dana sehat, dan

lain-lain.

2.1.5.2 Disisi lain, institusi Posyandu yang menguat membuat setiap

program bahkan dari sektor lain, beramai-ramai memanfaatkan

Posyandu sebagai “Entry Point” pelaksanaan programnya.

Penambahan program ini memang bertujuan untuk mengembangkan

Posyandu, tetapi tentu saja membawa konsekuensi dalam aspek

pembinaan.

2.1.5.3 Makin banyaknya jumlah Posyandu mendorong terjadinya

variasi tingkat perkembangan yang beragam. Ada sebagian Posyandu

telah mencapai tingkat perkembangan yang sangat maju, disisi lain

Page 30: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

14

masih banyak Posyandu yang berjalan tersendat bahkan kemudian

tinggal papan nama.

Semua Posyandu didata tingkat pencapaiannya, baik dari segi

pengorganisasian maupun pencapaian programnya. Tujuannya adalah

melakukan kategorisasi atau stratifikasi Posyandu yang bisa

dikelompokkan menjadi 4 tingkat, yaitu berturut-turut dari terendah

sampai tertinggi sebagai berikut:

1) Posyandu Pratama (warna merah)

Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang belum masih

mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya

terbatas.

Keadaan ini dinilai gawat, sehingga intervensinya adalah pelatihan

kader ulang. Artinya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan

pelatihan dasar lagi.

2) Posyandu Madya (warna kuning)

Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan

lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang

atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi dan

Imunisasi) masih rendah, yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian

kegiatan posyandu sudah baik tetapi masih rendah cakupannya.

3) Posyandu Purnama (warna hijau)

Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya

lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih,

Page 31: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

15

dan cakupan 5 program utamanya (KB,KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari

50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada dana

sehat yang masih sederhana.

4) Posyandu Mandiri (warna biru)

Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur,

cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan dana sehat

telah menjangkau lebih dari 50% KK.

Indikator yang digunakan sebagai penyaring atau penentu tingkat

kemandirian Posyandu, yaitu:

1. Frekuensi penimbangan per tahun

Seharusnya Posyandu menyelenggarakan kegiatan setiap bulan, jadi bila

teratur akan ada 12 kali penimbangan setiap tahun. Dalam kenyataannya, tidak

semua Posyandu dapat berfungsi setiap bulan, sehingga frekuensinya kurang

dari 12 kali setahun. Untuk ini diambil batasan 8 kali.

Posyandu yang frekuensi penimbangannya kurang dari 8 kali per tahun

dianggap masih rawan, sedangkan bila frekuensinya sudah 8 kali lebih

dianggap sudah cukup mapan.

2. Rata-rata jumlah kader tugas pada hari H Posyandu

Jumlah kader yang bertugas pada hari H Posyandu dapat dijadikan indikasi

lancar tidaknya Posyandu. Hari H merupakan puncak kegiatan Posyandu, oleh

karena itu banyaknya kader yang bertugas pada hari itu amat menentukan

kelancaran Posyandu.

Page 32: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

16

Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa kegiatan di Posyandu bisa

tertangani dengan baik bila jumlah kader 5 orang atau lebih. Bila kurang dari 5

orang, biasanya kader kewalahan melayani sasaran yang datang ke Posyandu.

3. Cakupan D/S

Cakupan D/S dapat dijadikan sebagai tolok ukur peran serta masyarakat dan

aktivitas kader atau tokoh masyarakat dalam menggerakkan masyarakat

setempat untuk memanfaatkan Posyandu.

D/S dianggap baik bila dapat mencapai 50% atau lebih, sedangkan bila

kurang dari 50%, dapat dikatakan bahwa Posyandu ini belum mantap.

4. Cakupan Imunisasi

Cakupan Imunisasi dihitung secara kumulatif selama satu tahun. Cakupan

kumulatif dianggap baik bila mencapai 50% ke atas, sedangkan bila kurang

dari 50% dianggap posyandunya belum mantap.

5. Cakupan Ibu hamil

Cakupan Pemeriksaan Ibu hamil juga dihitung secara kumulatif selama satu

tahun. Batas mantap tidaknya Posyandu digunakan angka serupa yaitu 50%.

6. Cakupan KB

Cakupan peserta KB juga dihitung secara kumulatif selama satu tahun.

Pencapaian 50% keatas dikatakan mantap, sedangkan kurang dari 50% berarti

belum mantap (DEPKES RI,1997:48-51).

Page 33: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

17

2.2 Kader Posyandu

2.2.1 Pengertian Kader Posyandu

Kader Posyandu adalah anggota masyarakat yang :

2.2.1.1 Dipilih dari dan oleh masyarakat setempat yang disetujui dan

dibina oleh LKMD.

2.2.1.2 Dalam melaksanakan kegiatan bertanggung jawab pada

masyarakat melalui LKMD.

2.2.1.3 Mau dan mampu bekerja secara sukarela.

2.2.1.4 Sebaiknya dapat membaca dan menulis huruf latin.

2.2.1.5 Masih mempunyai cukup waktu untuk bekerja bagi masyarakat

disamping usahanya mencari nafkah (DEPKES RI, 1987:13).

2.2.2 Tugas Kader Posyandu

Kader bertugas untuk mempersiapkan pelaksanaan kegiatan bulanan di

posyandu dengan cara yaitu:

2.2.2.1 Sehari sebelumnya semua ibu hamil, ibu menyusui, ibu

balita, diberi informasi akan ada kegiatan di posyandu.

Jangan lupa mencatat sasaran kegiatan Posyandu.

2.2.2.2 Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan seperti

meja, dacin, sarung timbangan, Kartu Menuju Sehat,

Sistem Informasi Posyandu, oralit dan vitaminA. Bila ada

alat atau bahan yang belum tersedia, maka dapat meminjam

kepada petugas atau membuat sendiri.

Page 34: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

18

2.2.2.3 Pembagian tugas diantara para kader, dibantu ibu-ibu yang

lain (DEPKES RI,1994:9-10).

2.3 Partisipasi Kader dalam Kegiatan Posyandu

Partisipasi Kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan

kelompok, masyarakat atau Pemerintah (DEPKES RI, 1989: 37).

Peran Kader secara umum yaitu melaksanakan kegiatan pelayanan

kesehatan bersama dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat sedangkan

peran kader secara khusus terdapat beberapa tahap yang meliputi:

a. Tahap Persiapan :

Memotivasi masyarakat untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan dan bersama-

sama masyarakat merencanakan kegiatan pelayanan kesehatan ditingkat desa.

b. Tahap Pelaksanaan:

Melaksanakan penyuluhan kesehatan secara terpadu, mengelola kegiatan UKBM.

c. Tahap Pembinaan:

Menyelenggarakan pertemuan bulanan dengan dasawisma untuk membahas

perkembangan program dan masalah yang dihadapi keluarga, melakukan

kunjungan ke rumah pada keluarga binaannya, membina kemampuan diri melalui

pertukaran pengalaman antar kader (Dinkes Propinsi Dati I Jateng, 1999: 5-6).

Partisipasi kader didalam suatu kegiatan posyandu dapat dibagi dalam

beberapa tingkat:

Page 35: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

19

2.3.1 Pemakai atau pengguna

Pelaksanaan kegiatan Posyandu memerlukan alat-alat yang diperlukan

seperti dacin, sehingga dalam hal ini kader mempunyai hak untuk

menggunakan alat tersebut saat melakukan penimbangan balita.

2.3.2 Pelaksana

Pelaksanaan kegiatan Posyandu ada sebagian kader yang ikut membantu

dalam kegiatan Posyandu (seperti penimbangan) tetapi tidak bersedia ikut

dalam kegiatan lainnya, seperti pertemuan kegiatan Posyandu. Kader seperti

ini sudah berpartisipasi tetapi dalam tingkatan pelaksana.

2.3.3 Pengelola

Tingkat partisipasi yang dilakukan sudah lebih tinggi lagi karena yang

bersangkutan ikut aktif dalam berbagai kegiatan bukan hanya dalam

pelaksanaan tetapi juga hal-hal lain yang bersifat pengelolaan, seperti

merencanakan kegiatan, pencatatan dan pelaporan, pertemuan kader dan

sebagainya.

2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi kader

2.4.1 Faktor masyarakat pada umumnya

2.4.1.1 Manfaat kegiatan yang dilakukan

Jika kegiatan yang diselenggarakan memberikan manfaat yang

nyata dan jelas bagi kader maka kesediaan kader untuk berpartisipasi

menjadi lebih besar.

Page 36: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

20

2.4.1.2 Adanya kesempatan untuk berperan serta

Kesediaan berpartisipasi juga dipengaruhi oleh adanya

kesempatan atau ajakan untuk berpartisipasi dan kader melihat bahwa

memang ada hal-hal yang berguna dalam kegiatan itu.

2.4.1.3 Memiliki keterampilan tertentu yang bisa disumbangkan

Jika kegiatan yang dilaksanakan membuktikan orang-orang

dengan memiliki ketrampilan tertentu, maka hal ini akan menarik bagi

orang-orang yang memiliki ketrampilan tersebut, untuk ikut

berpartisipasi.

2.4.1.4 Rasa memiliki

Rasa memiliki suatu kegiatan akan tumbuh jika sejak awal

kegiatan masyarakat sudah diikutsertakan. Jika rasa memiliki bisa

ditumbuhkan dengan baik, maka partisipasi kader dalam kegiatan di

desa akan dapat dilestarikan.

2.4.2 Faktor tokoh masyarakat

Jika dalam kegiatan yang diselenggarakan masyarakat melihat bahwa

tokoh-tokoh masyarakat yang disegani ikut serta maka mereka akan tertarik

juga untuk berpartisipasi.

2.4.3 Faktor Petugas

Petugas yang memiliki sikap yang baik seperti akrab dengan

masyarakat, menunjukkan perhatian pada kegiatan masyarakat dan mampu

mendekati para tokoh masyarakat untuk berpartisipasi.

Page 37: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

21

2.5 Bentuk-bentuk partisipasi

Bentuk partisipasi dapat dibedakan dalam:

2.5.1 Partisipasi karena terpaksa

Disini masyarakat berpartisipasi karena adanya ancaman atau sanksi.

2.5.2 Partisipasi karena imbalan

Disini partisipasi terjadi karena ada imbalan tertentu yang diberikan, baik

dalam bentuk imbalan materi atau imbalan kedudukan.

2.5.3 Partisipasi karena kesadaran

Ini adalah bentuk partisipasi yang diinginkan, karena disini kader

berpartisipasi atas dasar kesadaran (DEPKES RI,1989:37-43).

2.6 Pelatihan Kader

Pelatihan kader adalah salah satu kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka

persiapan alih teknologi kepada masyarakat. Namun dari kenyataan dan

pengalaman, didapat bahwa kesinambungan dan kelestarian kader dipengaruhi

oleh ada tidaknya pembinaan dari petugas.

Tugas-tugas kader agar dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan maka

pembinaan kader secara lintas sektor mutlak diperlukan. Adapun ruang lingkup

pembinaan tersebut mencakup:

1. Pembinaan Petugas

2. Pembinaan Kader

3. Pembinaan kegiatan Posyandu

Pembinaan dilaksanakan berdasarkan permasalahan yang diperoleh dari

lapangan, apakah hasil supervisi, laporan kegiatan atau tindak lanjut dari suatu

Page 38: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

22

pelatihan dan telah direncanakan dalam forum lintas sektor

(DEPKES RI,1994:6-8).

2.7 Faktor-faktor yang berpengaruh pada kompleksitas dan motivasinya

2.7.1 Umur

Umur mempunyai kaitan erat dengan tingkat kedewasaan seseorang yang

berarti kedewasaan teknis dalam arti ketrampilan melaksanakan tugas maupun

kedewasaan psikologis. Dikaitkan dengan tingkat kedewasaan teknis,

anggapan yang berlaku ialah bahwa makin lama seseorang bekerja,

kedewasaan teknisnya pun mestinya meningkat. Pengalaman seseorang

melaksanakan tugas tertentu secara terus menerus untuk waktu yang lama

biasanya meningkatkan kedewasaan teknisnya.

Asumsi yang sama berlaku untuk semua jenis pekerjaan karena salah satu

kelebihan manusia dari makhluk lainnya adalah kemampuannya belajar dari

pengalaman, terutama pengalaman yang berakhir pada kesalahan

(Sondang,2004:81). Lama kerja seorang kader juga dapat berpengaruh pada

partisipasinya dalam kegiatan posyandu dimana seorang kader harus

mempunyai pengalaman menjadi kader sekurangnya 60 bulan (Anies Irawati

dkk, 2001).

2.7.2 Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan sikap umum seseorang yang positif terhadap

kehidupan organisasionalnya. Salah satu faktor yang turut berperan dalam

mengukur tingkat kepuasan kerja seseorang yaitu penerapan sistem

Page 39: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

23

penghargaan yang adil. Dalam kehidupan organisasional, masalah keadilan

sesungguhnya adalah masalah persepsi.

Secara sederhana dinyatakan bahwa biasanya seseorang akan merasa

diperlakukan secara tidak adil apabila perlakuan itu dilihatnya sebagai suatu

hal yang merugikan. Dalam kehidupan bekerja persepsi itu dikaitkan dengan

berbagai hal yaitu mengenai insentif dan jumlah jam kerja

(Sondang,2004:129-130).

Insentif adalah salah satu jenis penghargaan yang dikaitkan dengan

prestasi kerja (Mutiara,2002:88).

2.7.3 Kemampuan

Ditinjau dari teori motivasi dan aplikasinya, kemampuan dapat

digolongkan pada 2 jenis yaitu kemampuan fisik dan kemampuan intelektual

yang sangat berkaitan dengan tingkat pengetahuan seseorang.

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang

(Overt Behavior) (Soekidjo Notoatmodjo,1997:127-129). Dari pengalaman

dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan

lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.

Namun demikian perubahan pengetahuan belum merupakan jaminan

terjadinya perubahan perilaku pada orang dewasa.

Hal ini dapat dipahami karena orang dewasa sudah mempunyai

pengetahuan yang mungkin sudah mereka miliki bertahun-tahun sehingga

Page 40: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

24

pengetahuan yang belum mereka yakini tersebut menjadi sulit diterima. Untuk

itu diperlukan usaha-usaha tersendiri agar kader meyakini pentingnya

pengetahuan dengan cara belajar mengajarnya sesuai dengan perubahan yang

dirasakan oleh kader dengan metode belajar mengajar yang tepat dan kadang-

kadang perubahan perilaku tersebut memerlukan dukungan material (Soekidjo

Notoatmodjo, 2003:50). Selain itu tingkat pengetahuan kader yang diberikan

oleh petugas kesehatan melalui penyuluhan juga akan tergantung pada media

yang digunakan (DEPKES RI, 1992: 67).

2.7.4 Proses Seleksi

Pada dasarnya proses seleksi merupakan usaha yang sistematik yang

dilakukan guna lebih menjamin bahwa mereka yang diterima menjadi anggota

organisasi adalah orang-orang yang dianggap paling tepat untuk dipekerjakan

(Sondang,2004:201).

Proses seleksi ini sangat berkaitan dengan motivasi kader dapat

berpartisipasi dalam kegiatan Posyandu itu terdapat 2 hal yaitu kesadaran

sendiri dan dipilih langsung oleh petugas kesehatan atau tokoh masyarakat.

Page 41: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

25

2.8 Kerangka Teori

Berdasarkan teori-teori yang telah dikemukakan, maka disusun kerangka

teori sebagai berikut:

Skema dari modifikasi Blum dan Green

Sumber: Buku Pendidikan dan Perilaku Kesehatan

(Soekidjo Notoatmodjo, 2003: 15)

Motivasi Kader

Partisipasi Kader

Predisposing Factor Pengetahuan kader Jumlah jam kerja Lama Kerja

Enabling Factor Dana Insentif Jumlah kader tiap posyandu Ketersediaan alat dan bahan

Reinforcing Factor Pembinaan Kader oleh petugas Pertemuan Kader Seleksi

Keberhasilan Kegiatan Posyandu

Page 42: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Variabel Bebas

Variabel Terikat

3.2 Hipotesa Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu

ada faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi kader dalam kegiatan

posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.

1. Pengetahuan Kader

tentang posyandu 2. Lama kerja Kader 3. Jam Kerja Kader 4. Pemberian insentif 5. Jumlah kader 6. Ketersediaan alat dan

bahan 7. Pembinaan kader 8. Seleksi 9. Frekuensi pertemuan

kader

Partisipasi kader dalam kegiatan posyandu

26

Page 43: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

27

3.3 Definisi Operasional dan Skala Pengukuran

Adapun definisi operasional variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

No. Variabel Definisi operasional Skala

1. Pengetahuan kader

tentang posyandu

Kemampuan kader dalam

mengetahui hal-hal yang

berkaitan dengan kegiatan

posyandu meliputi:

1. Program posyandu

2. KMS

Cara pengukuran dilakukan

dengan mengisi angket.

Ordinal

Kategori:

Baik jika skor

≥ Me

Kurang jika

skor < Me

(Me = 11)

2. Lama kerja Kader Lamanya pengalaman kerja

minimal 5 tahun dan

meningkatnya keterampilan

seseorang bekerja menjadi

kader posyandu. Cara

pengukuran dilakukan dengan

mengisi angket.

Ordinal

Kategori:

Baik jika

skor ≥ Me

Kurang jika

skor < Me

(Me = 3)

Page 44: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

28

3. Jam kerja kader Waktu penyelenggaraan

kegiatan posyandu oleh kader

yang meliputi:

1. Lama waktu

berlangsungnya

kegiatan posyandu

kurang lebih 3 jam

2. Lama waktu kegiatan

posyandu setiap

bulannya selalu sama

atau tidak

Cara pengukuran dilakukan

dengan mengisi angket.

Ordinal

Kategori:

Baik jika

skor ≥ Me

Kurang jika

skor < Me

(Me = 4)

4. Pemberian insentif Imbalan yang diberikan oleh

petugas puskesmas kepada

kader posyandu. Cara

pengukuran dilakukan dengan

mengisi angket.

Ordinal

Kategori:

1 Tidak diberi

insentif

2 diberi

insentif

Page 45: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

29

5. Jumlah kader Banyaknya kader yang bertugas

pada masing-masing posyandu

minimal 5 orang dan rutinnya

kader hadir dalam kegiatan

posyandu setiap bulannya. Cara

pengukuran dilakukan dengan

mengisi angket.

Ordinal

Kategori:

Baik jika

skor ≥ Me

Kurang jika

skor < Me

(Me = 3)

6. Ketersediaan alat

dan bahan

Pemenuhan alat dan bahan yang

diperlukan dalam kegiatan

posyandu oleh kader posyandu

yang terdiri dari dacin beserta

sarung timbangan, timbangan

injak, KMS, Sistem Informasi

Posyandu berupa register

penimbangan, PMT, oralit,

Vitamin A dan tablet besi. Cara

pengukuran dilakukan dengan

mengisi angket.

Ordinal

Kategori:

1 Tidak

Mencukupi

jika terdapat <

8 alat dan

bahan

2 Mencukupi

jika terdapat 8

alat dan bahan

7. Pembinaan kader Upaya pemberian bimbingan

dan motivasi kepada kader oleh

petugas puskesmas dalam

peningkatan pelayanan

kesehatan di posyandu. Cara

Ordinal

Kategori:

1 Tidak diberi

pembinaan

2 Diberi

Page 46: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

30

pengukuran dilakukan dengan

mengisi angket.

pembinaan

8. Seleksi Cara pemilihan seseorang

menjadi kader posyandu. Cara

pengukuran dilakukan dengan

mengisi angket.

Ordinal

Kategori:

1 Ditunjuk

2 Keinginan

sendiri

9. Frekuensi pertemuan

kader

Pelaksanaan kegiatan

pertemuan kader sebagai salah

satu penunjang kegiatan

posyandu yang meliputi:

1. Rutinnya pertemuan

kader diselenggarakan

setiap bulan

2. Kehadiran kader dalam

mengikuti pertemuan

kader selama 1 tahun

minimal 8 kali

Ordinal

Kategori:

Baik jika skor

≥ Me

Kurang jika

skor < Me

(Me = 3)

Page 47: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

31

Cara pengukuran dilakukan

dengan mengisi angket.

10. Partisipasi kader

dalam kegiatan

posyandu

Partisipasi kader adalah

keaktifan kader dalam

memotivasi warga untuk datang

ke posyandu. Cara pengukuran

menggunakan lembar observasi

rata-rata cakupan D/S.

Ordinal

Kategori:

Baik jika rata-

rata cakupan

D/S ≥50%

Kurang jika

rata-rata

cakupan D/S

<50%

Page 48: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

32

3.4 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode survai analitik

pendekatan Cross Sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas dan

variabel terikat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.

Penelitian ini dalam penentuan kriteria dilakukan berdasarkan nilai rata-

rata. Rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan skor nilai dari instrument,

kemudian dibagi dengan jumlah sampel.

nXi

Me ∑=

Keterangan:

Me= rata-rata

Xi = Skor nilai instrumen

n = jumlah sampel

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek

yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono,2002:55).

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan kader posyandu di

Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan dengan jumlah

kader 60 orang.

Page 49: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

33

3.5.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut(Sugiyono, 2002:56). Penentuan besarnya sampel diperoleh

dengan menggunakan tabel Krecjie ( dapat dilihat pada lampiran 1) yang

dalam melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5%

(Sugiyono, 2002: 62-63) sehingga besar sampel dalam penelitian ini untuk

populasi sebanyak 60 orang yaitu 52 orang.

3.5.2.1 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel yaitu

teknik random sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana

semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau

bersama-sama diberi kesempatan sama untuk dipilih menjadi anggota

sampel dengan cara undian yaitu seperti layaknya orang melaksanakan

undian (Cholid Narbuko,2004:111-112).

Adapun langkah-langkahnya adalah:

1. Menuliskan nama kader masing-masing pada selembar kertas kecil.

2. Menggulung setiap kertas kecil yang sudah bertuliskan nama

masing-masing kader.

3. Memasukkan gulungan-gulungan kertas tersebut dalam aqua gelas.

4. Mengocok baik-baik aqua gelas tersebut.

5. Mengambil satu persatu gulungan tersebut hingga didapatkan 52

nama responden sebagai sampel.

Page 50: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

34

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data (Soekidjo, 2002:18). Instrumen penelitian yang akan di

gunakan yaitu:

1. Lembar angket berupa daftar pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

pengetahuan kader tentang posyandu, lama kerja kader, jam kerja kader,

pemberian insentif, jumlah kader, ketersediaan alat dan bahan, pembinaan

kader, proses seleksi, dan frekuensi pertemuan kader.

2. Lembar observasi rata-rata cakupan D/S digunakan untuk mengukur partisipasi

kader dalam kegiatan posyandu dengan cara mengetahui rata-rata cakupan D/S

selama 3 bulan.

3.6.1 Uji Angket Sebagai Alat Ukur

Angket dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian perlu uji validitas

dan reliabilitas. Untuk itu angket tersebut harus dilakukan uji coba “ Trial” di

lapangan.

3.6.1.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Suharsimi Arikunto,

2002:144). Teknik uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini

adalah uji validitas internal dengan menggunakan analisis butir.

Page 51: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

35

Rumus: ( )( )( ){ } ( ){ }2222 YYNXXN

YXXYNrxy∑−∑∑−∑

∑∑−∑=

Keterangan:

r xy = Koefisien korelasi antara x dan y

N = Jumlah responden

XY = Skor masing-masing pertanyaan dikali skor total

X = Item Pertanyaan

Y = Skor total

Uji validitas yang dilakukan terhadap 20 responden uji coba,

berdasarkan tabel nilai r product moment, taraf signifikan 5%, nilai r

tabel adalah 0,444.

Hasil dari 10 soal tentang pengetahuan, 2 soal lama kerja, 3 soal

tentang jam kerja, 3 soal tentang pemberian insentif, 2 soal tentang

jumlah kader, 3 soal tentang ketersediaan alat dan bahan, 2 soal tentang

pembinaaan kader, 2 soal tentang proses seleksi dan 3 soal tentang

frekuensi pertemuan kader diperoleh nilai korelasi pertanyaan dalam

angket yang tidak memenuhi taraf signifikan yaitu nomor soal 4, 6, 7, 10

dari pertanyaan tentang pengetahuan, nomor soal 14 dari pertanyaan

tentang jam kerja, nomor soal 21 dari pertanyaan tentang ketersediaan

alat dan bahan dan nomor soal 28 dari pertanyaan tentang frekuensi

pertemuan kader ( dibawah 0,444) sehingga dinyatakan tidak valid, soal

yang tidak valid dihilangkan.

Page 52: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

36

3.6.1.2 Reliabilitas

Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

baik (Suharsimi Arikunto, 2002: 154).

Pengukuran reliabilitas menggunakan bantuan komputer dengan

rumus alpha. Untuk mengetahui reliabilitas dari angket sebagai alat ukur,

maka digunakan rumus alpha:

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛−

= ∑2

2

11 1)1( t

b

kkr

σσ

Keterangan:

r 11 = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2∑ bσ = Jumlah varians butir

2tσ = Varians butir

Page 53: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

37

Pengukuran reliabilitas terhadap 20 responden uji coba, didapatkan

hasil sebagai berikut:

Tabel 2

Hasil Perhitungan Reliabilitas

PERTANYAAN NILAI

RELIABILITAS

Pengetahuan Kader tentang Posyandu 0,623

Lama Kerja Kader 0,604

Jam Kerja Kader 0,629

Pemberian Insentif 0,889

Jumlah Kader 0,660

Ketersediaan Alat dan Bahan 0,476

Pembinaan Kader 0,569

Proses seleksi 0,516

Frekuensi Pertemuan Kader 0,497

Hasil pengukuran reliabilitas dengan 20 responden uji coba,

didapatkan bahwa r hitung > r tabel sehingga pengukuran dinyatakan

reliabel yang diperoleh dari r product moment dengan α 5% dan r tabel

0,444. Jadi semua item soal reliabel dan sudah dapat digunakan untuk

pengambilan data.

3.7 Teknik pengambilan data

Data yang diambil dalam penelitian ini meliputi data primer maupun data

sekunder. Data yang dikumpulkan adalah data primer meliputi identitas responden

Page 54: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

38

(nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, pendidikan terakhir); pengetahuan;

lama kerja; jam kerja; pemberian insentif; jumlah kader; ketersediaan alat dan

bahan; pembinaan kader; proses seleksi; frekuensi pertemuan kader sedangkan

data sekunder berupa data monografi Kelurahan Gubug dan data daftar nama

kader yang ada di Kelurahan Gubug.

3.7.1 Pengambilan Data Primer

Metode yang digunakan dalam pengambilan data primer adalah

3.7.1.1 Metode angket

Angket adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian

mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut

kepentingan umum (Soekidjo Notoatmodjo, 2002: 112).

Pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan

cara mengedarkan angket yang telah disusun sedemikian rupa kemudian

angket langsung diisi oleh responden sendiri. Jenis pertanyaan yang ada

dalam angket adalah pertanyaan tertutup dan pilihan. Angket ini sebelum

disebarkan kepada sampel, terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitas

untuk dapat memenuhi kriteria.

3.7.1.2 Metode Observasi

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengamati dan mencatat secara sistemik gejala-gejala yang diselidiki

(Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2004: 70). Dalam penelitian ini

observasi yang dilakukan adalah dengan cara dokumentasi berupa

lembar observasi yaitu mencatat data cakupan D/S kegiatan posyandu

Page 55: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

39

yang meliputi data sasaran balita dan data balita yang datang ke

posyandu selama tiga bulan yang kemudian diperoleh data rata-rata

cakupan D/S selama tiga bulan.

3.7.2 Pengambilan Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari puskesmas dan Kelurahan Gubug yang

berkaitan dengan keperluan penelitian.

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.8.1 Pengolahan Data

Pengolahan data merupakan proses yang sangat penting dalam penelitian.

Kegiatan dalam proses pengolahan data meliputi:

1. Editing

Mengedit adalah memeriksa daftar pertanyaan yang telah diserahkan oleh

para pengumpul data. Tujuan daripada editing adalah untuk mengurangi

kesalahan atau kekurangan yang ada didalam daftar pertanyaan yang sudah

diselesaikan sampai sejauh mungkin.

2. Koding

Koding adalah mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden

ke dalam kategori-kategori.

3. Tabulasi

Pekerjaan tabulasi adalah pekerjaan membuat tabel. Jawaban-jawaban

yang sudah diberi kode kategori jawaban kemudian dimasukkan dalam tabel

(Cholid Narbuko,2004:154-155).

Page 56: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

40

3.8.2 Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analitik dengan

menggunakan:

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap tiap

variabel dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya

menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel seperti pengetahuan

kader tentang posyandu, lama kerja kader, jumlah kader, jam kerja kader,

frekuensi pertemuan kader, pemberian insentif, seleksi, pembinaan kader dan

ketersediaan alat dan bahan serta partisipasi kader dalam kegiatan posyandu.

2. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat merupakan analisis yang dilakukan terhadap dua

variabel yang diduga berhubungan. Variabel bebas dan variabel terikat yang

diteliti disesuaikan dalam skala ordinal sehingga pengujian statistiknya

menggunakan chi square dan apabila tidak memenuhi syarat chi square maka

menggunakan uji lainnya yaitu Fisher yang perhitungannya dilakukan dengan

bantuan komputer. Kriteria signifikan hasil uji statistik berdasarkan

probabilitas, adalah sebagai berikut:

Jika Probabilitas > 0,05 maka Ho diterima

Jika Probabilitas < 0,05 maka Ho ditolak

(Singgih Santoso, 2001: 238).

Page 57: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Kelurahan Gubug merupakan salah satu kelurahan yang berada di wilayah

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Propinsi Jawa Tengah dengan luas

wilayah 4.019.000 Ha.

Kelurahan Gubug mempunyai batasan-batasan wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kelurahan Pranten dan Kelurahan Kedungwungu

Sebelah Selatan : Kelurahan Kunjeng, Kelurahan Kuwaron, dan Kelurahan

Rowosari

Sebelah Barat : Kecamatan Tegowanu

Sebelah Timur : Papanrejo

Berdasarkan data monografi Kelurahan Gubug pada bulan Juli sampai

dengan Desember tahun 2005, jumlah penduduk Kelurahan Gubug adalah

9.363 jiwa yang terdiri dari 4.588 jiwa laki-laki dan 4.775 jiwa perempuan.

Sebagian besar penduduk Kelurahan Gubug beragama islam yang berjumlah

7.515 jiwa dan sebagian besar penduduk Kelurahan Gubug bermata

pencaharian sebagai wiraswasta.

41

Page 58: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

42

4.1.2 Karakteristik Responden

4.1.2.1 Umur dan Jenis Kelamin Responden

Responden dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan berdasarkan

karakteristik umur dan jenis kelamin yang dapat dilihat pada tabel

berikut

Tabel 3

Karakteristik Responden Menurut Umur

Umur Frekuensi Prosentase

<20 tahun 1 1,9 %

20-30 tahun 8 15,4 %

>30 tahun 43 82,7 %

Total 52 100 %

Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2006

Tabel 4

Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase

Perempuan 52 100%

Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2006

Berdasarkan tabel 3 dan 4 dapat dilihat bahwa karakteristik

responden menurut umur, sebagian besar responden berumur lebih dari

30 tahun sebanyak 82,7% dan untuk responden yang berumur kurang

dari 20 tahun sebanyak 1,9% sedangkan karakteristik responden menurut

Page 59: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

43

jenis kelamin secara keseluruhan responden berjenis kelamin

perempuan.

4.1.2.2 Pendidikan Terakhir Responden

Responden dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan berdasarkan

karakteristik menurut pendidikan terakhir yang dapat dilihat pada tabel

berikut

Tabel 5

Karakteristik Responden Menurut Pendidikan Terakhir

Pendidikan

Terakhir

Frekuensi Prosentase

SD 5 9,6 %

SLTP 19 36,5 %

SLTA 19 36,5 %

PT 9 17,3 %

Total 52 100 %

Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2006

Berdasarkan tabel 5 dapat dilihat bahwa karakteristik responden

menurut pendidikan terakhir sebanyak 36,5% responden tersebut

merupakan lulusan SLTP dan SLTA sedangkan responden yang tamat

SD sebanyak 9,6%.

4.1.2.3 Pekerjaan Responden

Responden dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan berdasarkan

karakteristik menurut pekerjaan yang dapat dilihat pada tabel berikut

Page 60: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

44

Tabel 6

Karakteristik Responden Menurut Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Prosentase

Pedagang 2 3,8 %

Swasta 8 15,4 %

PNS 7 13,5 %

Wiraswasta 4 7,7 %

Lain-Lain 31 59,6 %

Total 52 100 %

Sumber: Data Primer Penelitian Tahun 2006

Berdasarkan tabel 6 dapat dilihat bahwa karakteristik responden

menurut pekerjaan sebanyak 59,6% responden bermata pencaharian

sebagai ibu rumah tangga yang didalam tabel terdapat pada kelompok

lain-lain.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisis Univariat

Analisis Univariat dimaksudkan untuk menggambarkan hasil penelitian

yang diperoleh berupa prosentase dan disajikan dalam bentuk tabel. Analisis

Univariat dalam penelitian ini adalah variabel bebas yang meliputi

pengetahuan kader tentang posyandu, lama kerja kader, jam kerja kader,

jumlah kader, ketersediaan alat dan bahan, seleksi, pemberian insentif,

pembinaan kader dan frekuensi pertemuan kader serta variabel terikatnya yaitu

partisipasi kader dalam kegiatan posyandu.

Page 61: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

45

4.2.1.1 Pengetahuan Kader tentang Posyandu

Pengetahuan kader tentang posyandu dikelompokkan menjadi 2

kriteria yaitu baik dan kurang. Hasil penelitian mengenai pengetahuan

kader tentang posyandu adalah sebagai berikut

Tabel 7

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pengetahuan Kader

tentang Posyandu

Tingkat

pengetahuan

Frekuensi Prosentase

Kurang 20 38,5%

Baik 32 61,5%

Total 52 100 %

Sumber: Data Primer Penelitian tahun 2006

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa penelitian yang telah

dilakukan kepada 52 responden diperoleh hasil mengenai pengetahuan

kader tentang posyandu menunjukkan bahwa sebanyak 32 responden

(61,5%) termasuk dalam kriteria baik dan sebanyak 20 responden

(38,5 %) termasuk dalam kriteria kurang.

4.2.1.2 Lama Kerja Kader

Lama kerja kader dikelompokkan menjadi 2 kriteria yaitu baik dan

kurang. Hasil penelitian tentang lama kerja kader adalah sebagai berikut

Page 62: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

46

Tabel 8

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Lama Kerja Kader

Lama Kerja

kader

Frekuensi Prosentase

Kurang 5 9,6%

Baik 47 90,4%

Total 52 100 %

Sumber: Data Primer Penelitian tahun 2006

Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa penelitian yang telah

dilakukan kepada 52 responden diperoleh hasil mengenai lama kerja

kader bekerja di posyandu menunjukkan bahwa sebanyak 47 responden

(90,4%) termasuk dalam kriteria baik dan sebanyak 5 responden (9,6%)

termasuk dalam kriteria kurang.

4.2.1.3 Jam Kerja Kader

Jam kerja kader dikelompokkan menjadi 2 kriteria yaitu baik dan

kurang. Hasil penelitian tentang jam kerja kader adalah sebagai berikut

Page 63: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

47

Tabel 9

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jam Kerja Kader

Jam Kerja

kader

Frekuensi Prosentase

Kurang 12 23,1%

Baik 40 76,9%

Total 52 100 %

Sumber: Data Primer Penelitian tahun 2006

Berdasarkan tabel 9 dapat dilihat bahwa penelitian yang telah

dilakukan kepada 52 responden diperoleh hasil mengenai jam kerja

kader bekerja di posyandu menunjukkan bahwa sebanyak 40 responden

(76,9%) termasuk dalam kriteria baik dan sebanyak 12 responden

(23,1%) termasuk dalam kriteria kurang.

4.2.1.4 Jumlah Kader

Jumlah kader dikelompokkan menjadi 2 kriteria yaitu baik dan

kurang. Hasil penelitian tentang jumlah kader adalah sebagai berikut

Tabel 10

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jumlah Kader

Jumlah Kader Frekuensi Prosentase

Kurang 8 15,4%

Baik 44 84,6%

Total 52 100 %

Sumber: Data Primer Penelitian tahun 2006

Page 64: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

48

Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa penelitian yang telah

dilakukan kepada 52 responden diperoleh hasil mengenai jumlah kader

yang bekerja di posyandu menunjukkan bahwa sebanyak 44 responden

(84,6%) termasuk dalam kriteria baik dan sebanyak 8 responden (15,4%)

termasuk dalam kriteria kurang.

4.2.1.5 Ketersediaan Alat dan Bahan

Ketersediaan alat dan bahan dikelompokkan menjadi 2 kriteria yaitu

mencukupi dan tidak mencukupi. Hasil penelitian tentang ketersediaan

alat dan bahan adalah sebagai berikut

Tabel 11

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Ketersediaan Alat dan

Bahan

Ketersediaan

Alat dan Bahan

Frekuensi Prosentase

Tidak

Mencukupi

21 40,4 %

Mencukupi 31 59,6 %

Total 52 100 %

Sumber: Data Primer Penelitian tahun 2006

Berdasarkan tabel 11 dapat dilihat bahwa penelitian yang telah

dilakukan kepada 52 responden diperoleh hasil mengenai ketersediaan

alat dan bahan di posyandu menunjukkan bahwa sebanyak 31 responden

Page 65: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

49

(59,6%) termasuk dalam kriteria mencukupi dan sebanyak 21 responden

(40,4%) termasuk dalam kriteria tidak mencukupi.

4.2.1.6 Seleksi

Seleksi dikelompokkan menjadi 2 kriteria yaitu keinginan sendiri

dan ditunjuk oleh petugas puskesmas atau ibu-ibu PKK. Hasil penelitian

tentang seleksi adalah sebagai berikut

Tabel 12

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Seleksi

Seleksi Frekuensi Prosentase

Ditunjuk 20 38,5%

Keinginan Sendiri 32 61,5%

Total 52 100 %

Sumber: Data Primer Penelitian tahun 2006

Berdasarkan tabel 12 dapat dilihat bahwa penelitian yang telah

dilakukan kepada 52 responden diperoleh hasil mengenai seleksi

menunjukkan bahwa sebanyak 32 responden (61,5%) termasuk dalam

kriteria keinginan sendiri dan sebanyak 20 responden (38,5%) termasuk

dalam kriteria ditunjuk.

4.2.1.7 Pemberian Insentif

Pemberian insentif dikelompokkan menjadi 2 kriteria yaitu diberi

insentif dan tidak diberi insentif. Hasil penelitian tentang pemberian

insentif adalah sebagai berikut

Page 66: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

50

Tabel 13

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pemberian Insentif

Pemberian Insentif Frekuensi Prosentase

Tidak diberi Insentif 9 17,3 %

diberi Insentif 43 82,7 %

Total 52 100 %

Sumber: Data Primer Penelitian tahun 2006

Berdasarkan tabel 13 dapat dilihat bahwa penelitian yang telah

dilakukan kepada 52 responden diperoleh hasil mengenai pemberian

insentif menunjukkan bahwa sebanyak 43 responden (82,7%) termasuk

dalam kriteria diberi insentif dan sebanyak 9 responden (17,3%)

termasuk dalam kriteria tidak diberi insentif.

4.2.1.8 Pembinaan Kader

Pembinaan kader dikelompokkan menjadi 2 kriteria yaitu diberi

pembinaan dan tidak diberi pembinaan. Hasil penelitian tentang

pembinaan kader adalah sebagai berikut

Tabel 14

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Pembinaan Kader

Pembinaan Kader Frekuensi Prosentase

Tidak diberi pembinaan 8 15,4 %

Diberi pembinaan 44 84,6 %

Total 52 100 %

Sumber: Data Primer Penelitian tahun 2006

Page 67: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

51

Berdasarkan tabel 14 dapat dilihat bahwa penelitian yang telah

dilakukan kepada 52 responden diperoleh hasil mengenai pembinaan

kader menunjukkan bahwa sebanyak 44 responden (84,6%) termasuk

dalam kriteria diberi pembinaan dan sebanyak 8 responden (15,4%)

termasuk dalam kriteria tidak diberi pembinaan.

4.2.1.9 Frekuensi Pertemuan Kader

Frekuensi pertemuan kader dikelompokkan menjadi 2 kriteria yaitu

baik dan kurang. Hasil penelitian tentang frekuensi pertemuan kader

adalah sebagai berikut

Tabel 15

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Frekuensi Pertemuan

Kader

Frekuensi

Pertemuan Kader

Frekuensi Prosentase

Kurang 8 15,4%

Baik 44 84,6%

Total 52 100 %

Sumber: Data Primer Penelitian tahun 2006

Berdasarkan tabel 15 dapat dilihat bahwa penelitian yang telah

dilakukan kepada 52 responden diperoleh hasil mengenai frekuensi

pertemuan kader menunjukkan bahwa sebanyak 44 responden (84,6%)

termasuk dalam kriteria baik dan sebanyak 8 responden (15,4%)

termasuk dalam kriteria kurang.

Page 68: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

52

4.2.1.10 Partisipasi Kader dalam Kegiatan Posyandu

Partisipasi kader dikelompokkan menjadi 2 kriteria yaitu baik dan

kurang. Hasil penelitian tentang partisipasi kader adalah sebagai berikut

Tabel 16

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Partisipasi Kader dalam

Kegiatan Posyandu

Partisipasi Kader Frekuensi Prosentase

Kurang 11 21,2%

Baik 41 78,8%

Total 52 100 %

Sumber: Data Primer Penelitian tahun 2006

Berdasarkan tabel 16 dapat dilihat bahwa penelitian yang telah

dilakukan kepada 52 responden diperoleh hasil mengenai partisipasi

kader menunjukkan bahwa sebanyak 41 responden (78,8%) termasuk

dalam kriteria baik dan sebanyak 11 responden (21,2%) termasuk dalam

kriteria kurang.

4.2.2 Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dilakukan terhadap data hasil penelitian untuk menjawab

hipotesis penelitian yang telah disusun sebelumnya. Uji statistik yang

digunakan adalah dengan menggunakan uji Fisher. Hasil perhitungan dapat

disajikan dalam tabel berikut ini:

Page 69: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

53

4.2.2.1 Hubungan antara Pengetahuan Kader tentang Posyandu dengan

Partisipasi Kader dalam Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006

Tabel 17

Analisis Hubungan antara Pengetahuan Kader tentang Posyandu

dengan Partisipasi Kader dalam Kegiatan Posyandu

Variabel Bebas Variabel Terikat

Partisipasi Kader

Kurang Baik

Tingkat

Pengetahuan

Kader tentang

posyandu

Frekuensi % Frekuensi %

p value

Kurang 3 15 17 85

Baik 8 25 24 75

0.497

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel 17 dapat diketahui p value = 0,497 (p>0,05)

sehingga Ho yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara pengetahuan kader tentang posyandu dengan partisipasi kader

dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan Tahun 2006 diterima.

Page 70: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

54

4.2.2.2 Hubungan antara Lama Kerja Kader dengan Partisipasi Kader

dalam Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan Tahun 2006

Tabel 18

Analisis Hubungan antara Lama Kerja Kader dengan Partisipasi

Kader dalam Kegiatan Posyandu

Variabel

Bebas

Variabel Terikat

Partisipasi Kader

Kurang Baik

Lama Kerja

Kader

Frekuensi % Frekuensi %

p value

Kurang 3 60 2 40

Baik 8 17 39 83

0.057

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel 18 dapat diketahui p value = 0,057 (p>0,05)

sehingga Ho yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara lama kerja kader dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu

di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006

diterima.

Page 71: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

55

4.2.2.3 Hubungan antara Jam Kerja Kader dengan Partisipasi Kader dalam

Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan Tahun 2006

Tabel 19

Analisis Hubungan antara Jam Kerja Kader dengan Partisipasi

Kader dalam Kegiatan Posyandu

Variabel

Bebas

Variabel Terikat

Partisipasi Kader

Kurang Baik

Jam kerja

kader

Frekuensi % Frekuensi %

p value

Kurang 4 33.3 8 66.7

Baik 7 17.5 33 82.5

0.253

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel 19 dapat diketahui p value = 0,253 (p>0,05)

sehingga Ho yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara jam kerja kader dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu

di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006

diterima.

Page 72: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

56

4.2.2.4 Hubungan antara Jumlah Kader dengan Partisipasi Kader dalam

Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan Tahun 2006

Tabel 20

Analisis Hubungan antara Jumlah Kader dengan Partisipasi Kader

dalam Kegiatan Posyandu

Variabel

Bebas

Variabel Terikat

Partisipasi Kader

Kurang Baik

Jumlah

kader

Frekuensi % Frekuensi %

p value

Kurang 4 50 4 50

Baik 7 15.9 37 84.1

0.051

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel 20 dapat diketahui p value = 0,051 (p>0,05)

sehingga Ho yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara jumlah kader dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di

Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006

diterima.

Page 73: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

57

4.2.2.5 Hubungan antara Ketersediaan Alat dan Bahan dengan Partisipasi

Kader dalam Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006

Tabel 21

Analisis Hubungan antara Ketersediaan Alat dan Bahan dengan

Partisipasi Kader dalam Kegiatan Posyandu

Variabel

Bebas

Variabel Terikat

Partisipasi Kader

Kurang Baik

Ketersediaan

alat dan

bahan Frekuensi % Frekuensi %

p value

Tidak

mencukupi

5 23.8 16 76.2

Mencukupi 6 19.4 25 80.6

0.739

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel 21 dapat diketahui p value = 0,739 (p>0,05)

sehingga Ho yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara ketersediaan alat dan bahan dengan partisipasi kader dalam kegiatan

posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

Tahun 2006 diterima.

Page 74: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

58

4.2.2.6 Hubungan antara Seleksi dengan Partisipasi Kader dalam Kegiatan

Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan Tahun 2006

Tabel 22

Analisis Hubungan antara Seleksi dengan Partisipasi Kader dalam

Kegiatan Posyandu

Variabel

Bebas

Variabel Terikat

Partisipasi Kader

Kurang Baik

Seleksi

Frekuensi % Frekuensi %

p value

ditunjuk 6 30 14 70

Keinginan

Sendiri

5 15.6 27 84.4

0.299

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel 22 dapat diketahui p value = 0,299 (p>0,05)

sehingga Ho yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara seleksi dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di

Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006

diterima.

Page 75: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

59

4.2.2.7 Hubungan antara Pemberian Insentif dengan Partisipasi Kader

dalam Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan Tahun 2006

Tabel 23

Analisis Hubungan antara Pemberian Insentif dengan Partisipasi

Kader dalam Kegiatan Posyandu

Variabel

Bebas

Variabel Terikat

Partisipasi Kader

Kurang Baik

Pemberian

insentif

Frekuensi % Frekuensi %

p value

Tidak diberi

insentif

3 33.3 6 66.7

diberi

insentif

8 18.6 35 81.4

0.378

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel 23 dapat diketahui p value = 0,378 (p>0,05)

sehingga Ho yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara pemberian insentif dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu

di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006

diterima.

Page 76: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

60

4.2.2.8 Hubungan antara Pembinaan Kader dengan Partisipasi Kader

dalam Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan Tahun 2006

Tabel 24

Analisis Hubungan antara Pembinaan Kader dengan Partisipasi

Kader dalam Kegiatan Posyandu

Variabel Bebas Variabel Terikat

Partisipasi Kader

Kurang Baik

Pembinaan kader

Frekuensi % Frekuensi %

p value

Tidak diberi

pembinaan

0 0 8 100

diberi pembinaan 11 25 33 75

0.178

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel 24 dapat diketahui p value = 0,178 (p>0,05)

sehingga Ho yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara pembinaan kader dengan partisipasi kader dalam kegiatan

posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

Tahun 2006 diterima.

Page 77: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

61

4.2.2.9 Hubungan antara Frekuensi Pertemuan Kader dengan Partisipasi

Kader dalam Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006

Tabel 25

Analisis Hubungan antara Frekuensi Pertemuan Kader dengan

Partisipasi Kader dalam Kegiatan Posyandu

Variabel

Bebas

Variabel Terikat

Partisipasi Kader

Kurang Baik

Frekuensi

pertemuan

kader Frekuensi % Frekuensi %

p value

Kurang 2 25 6 75

Baik 9 20.5 35 79.5

1.000

Sumber: Data Primer yang diolah

Berdasarkan tabel 25 dapat diketahui p value = 1,000 (p>0,05)

sehingga Ho yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan

antara frekuensi pertemuan kader dengan partisipasi kader dalam kegiatan

posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan

Tahun 2006 diterima.

Page 78: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

62

Tabel 26

Pedoman untuk Memberikan Interprestasi terhadap Koefisien

Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2002: 216)

4.3 Pembahasan

Pembahasan hasil penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:

4.3.1 Gambaran partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan

Gubug

Kegiatan posyandu adalah perwujudan dari peran serta masyarakat dalam

menjaga dan meningkatkan kesehatan, sedangkan peranan petugas kesehatan

adalah untuk membantu upaya yang pada dasarnya merupakan kegiatan

masyarakat sendiri (Depkes RI, 1989:1-2).

Berdasarkan dari penjelasan Kepala Puskesmas Gubug, kegiatan

posyandu yang ada di Kelurahan Gubug merupakan suatu kegiatan yang

berada di bawah naungan tim PKK (BKKBN) dan biasanya dari tim PKK

tersebut meminta bantuan kepada warga untuk bersedia menjadi kader

posyandu, akan tetapi dalam pelaksanaannya terdapat kesulitan dalam

Page 79: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

63

mengajak warga untuk ikut berpartisipasi menjadi kader sehingga sebagian

besar warga yang menjadi kader posyandu di Kelurahan Gubug, masih dalam

hubungan satu keluarga atau kerabat dekat. Selain itu jika didalam masyarakat

terdapat permasalahan mngenai kesehatan Ibu dan anak atau penjelasan

berkaitan dengan posyandu maka tim PKK bersama kader dengan dibantu

oleh Kepala Kelurahan dan Petugas Puskesmas membahas masalah tersebut

dalam suatu rapat yang lebih dikenal oleh masyarakat yaitu pertemuan kader.

Pertemuan kader biasanya dilaksanakan setiap bulan pada tanggal 3 dan

sumber dana untuk pertemuan kader berasal dari swadaya masyarakat sendiri

sedangkan dari pihak puskesmas kadang-kadang juga memberikan subsidi

dana yang digunakan untuk pemberian insentif berupa uang sebesar

Rp. 4000,00 kepada masing-masing kader pada saat pelaksanaan posyandu.

4.3.2 Hubungan antara Pengetahuan Kader tentang Posyandu dengan

Partisipasi Kader dalam Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006

Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang

(Overt Behavior) (Soekidjo,1997:127-129).

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

responden tingkat pengetahuan tentang posyandu di Kelurahan Gubug

sebanyak 61,5% termasuk dalam kategori baik. Hal tersebut dapat terjadi

karena responden sebagai kader posyandu sudah pernah mendapatkan

Page 80: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

64

pelatihan dasar sebelumnya dari petugas puskesmas dalam pemberian

pelayanan kesehatan kepada masyarakat termasuk didalamnya mendapatkan

informasi mengenai cara pelaksanaan posyandu sehingga pengetahuan yang

responden miliki tidak berpengaruh dalam perubahan perilaku responden

untuk terus berpartisipasi dalam kegiatan posyandu, meskipun dari observasi

peneliti pelaksanaan kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug sebagian besar

belum memenuhi sistem 5 meja seperti yang disarankan oleh Departemen

Kesehatan RI namun hal tersebut tidak memberikan pengaruh terhadap

partisipasi responden dalam kegiatan posyandu. Dengan demikian tidak ada

hubungan antara pengetahuan kader tentang posyandu dengan partisipasi

kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan Tahun 2006.

4.3.3 Hubungan antara Lama Kerja Kader dengan Partisipasi Kader dalam

Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan Tahun 2006

Seseorang dalam bekerja akan lebih baik hasilnya bila seseorang

tersebut memiliki keterampilan dalam melaksanakan tugas dan keterampilan

seseorang dapat terlihat pada lamanya seseorang bekerja ( Sondang, 2004: 81).

Begitu juga dengan kader posyandu, semakin lama seseorang bekerja menjadi

kader posyandu maka keterampilan dalam melaksanakan tugas pada saat

kegiatan posyandu akan semakin meningkat sehingga nantinya partisipasi

kader dalam kegiatan posyandu akan semakin baik. Dari hasil penelitian, lama

kerja sebagian besar responden termasuk dalam kategori baik, hal tersebut

Page 81: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

65

terjadi karena lama bekerja kader sudah cukup lama yaitu sebanyak 55,8%

bekerja ≥ 5 tahun dengan disertai meningkatnya keterampilan responden

dalam pelaksanaan kegiatan posyandu. Selain itu faktor yang juga

mempengaruhi responden dalam bekerja cukup lama di posyandu karena

responden sudah ada rasa memiliki satu sama lain dan memahami akan

manfaat kegiatan posyandu yang menjadi tanggung jawab mereka sebagai

pelaksana kegiatan posyandu untuk membantu dalam upaya peningkatan

derajat kesehatan masyarakat didaerah setempat sehingga dengan demikian

tidak ada hubungan antara lama kerja kader dengan partisipasi kader dalam

kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan Tahun 2006.

4.3.4 Hubungan antara Jam Kerja Kader dengan Partisipasi Kader dalam

Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan Tahun 2006

Kegiatan posyandu diselenggarakan sekali dalam sebulan selama kurang

lebih 3 jam (Warta Posyandu, 1993/1994:1). Sedangkan dari observasi peneliti

kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug sebagian besar dilaksanakan sebulan

sekali dan biasanya berlangsung 2 jam (≤ 3 jam) sebanyak 92,3% dan jam

kerja tersebut selalu rutin dilakukan setiap bulan pada saat kegiatan posyandu

berlangsung sehingga sebagian responden untuk jam kerja kader termasuk

dalam kategori baik sebanyak 76,5%. Namun kegiatan posyandu di Kelurahan

Gubug biasanya mengalami kemunduran waktu dari waktu yang sudah

disepakati bersama yaitu sore jam 15.30 atau pagi jam 09.00 karena

Page 82: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

66

kesibukan masing-masing kader dan kadang kurangnya kesadaran masyarakat

untuk datang ke posyandu dengan tepat waktu sehingga biasanya kegiatan

posyandu baru dimulai sesudah setengah jam dari waktu pelaksanaan.

Meskipun demikian kemunduran waktu dan lama waktu kegiatan posyandu

berlangsung 2 jam tidak menjadikan suatu permasalahan yang berarti sehingga

tidak ada hubungan yang signifikan antara jam kerja kader dengan partisipasi

kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan Tahun 2006.

4.3.5 Hubungan antara Jumlah Kader dengan Partisipasi Kader dalam

Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan Tahun 2006

Jumlah kader yang bertugas pada hari H Posyandu dapat dijadikan indikasi

lancar tidaknya Posyandu. Hari H merupakan puncak kegiatan Posyandu, oleh

karena itu banyaknya kader yang bertugas pada hari itu amat menentukan

kelancaran Posyandu. Dari pengalaman selama ini menunjukkan bahwa

kegiatan di Posyandu bisa tertangani dengan baik bila jumlah kader 5 orang

atau lebih. Bila kurang dari 5 orang, biasanya kader kewalahan melayani Ibu

berbalita yang datang ke Posyandu (Depkes RI, 1997: 50).

Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden sebanyak 73,1%

menyebutkan bahwa jumlah kader pada masing-masing posyandu di Kelurahan

Gubug kurang dari 5 orang maka jika hal itu dilakukan secara rutin setiap bulan

maka akan berpengaruh pada tugas kader dalam memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat yang tidak dapat bekerja secara optimal. Dengan

Page 83: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

67

kurang optimalnya kader dalam bekerja karena jumlah kader kurang dari 5

orang maka hal ini juga dapat berpengaruh pada partisipasi kader dalam

kegiatan posyandu namun karena kegiatan posyandu merupakan kegiatan yang

bersumber daya masyarakat sehingga rasa memiliki sangat terlihat dari warga

yang juga menimbangkan balita ikut serta membantu kader yang kewalahan

melayani ibu berbalita dalam kegiatan posyandu sehingga hal tersebut dapat

menyebabkan tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah kader dengan

partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006.

4.3.6 Hubungan antara Ketersediaan Alat dan Bahan dengan Partisipasi

Kader dalam Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006

Salah satu tugas kader yaitu mempersiapkan alat dan bahan yang

diperlukan di posyandu(DEPKES RI, 1994: 10). Berdasarkan hasil observasi,

alat dan bahan yang tersedia di posyandu Kelurahan Gubug antara lain dacin

beserta sarung timbangan, Sistem Informasi Posyandu berupa lembar register

penimbangan bayi, balita dan ibu hamil, vitamin A, PMT, KMS. Namun alat

seperti timbangan injak yang ada pada beberapa posyandu dilihat dari

kondisinya sudah tidak berfungsi dengan baik dan responden sebanyak 36,5%

menggunakan alat dan bahan seadanya jika ketersediaan alat dan bahan di

posyandu tidak mencukupi, tanpa adanya upaya dari mereka untuk

memperbaiki atau mengganti alat tersebut. Akan tetapi faktor tersebut tidak

menjadikan suatu hambatan bagi responden untuk dapat berpartisipasi dalam

Page 84: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

68

kegiatan posyandu sehingga tidak ada hubungan yang signifikan antara

ketersediaan alat dan bahan dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu

di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006.

4.3.7 Hubungan antara Seleksi dengan Partisipasi Kader dalam Kegiatan

Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan Tahun 2006

Seleksi merupakan usaha yang sistematik yang dilakukan guna lebih

menjamin bahwa mereka yang diterima menjadi anggota organisasi adalah

orang-orang yang dianggap paling tepat untuk dipekerjakan

(Sondang,2004:201). Hal itu juga dilakukan pada pemilihan kader posyandu

di Kelurahan Gubug dan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar

responden sebanyak 61,5% terpilih menjadi kader posyandu atas keinginan

sendiri dan hal itu menunjukkan kesadaran masyarakat untuk bersedia

menjadi kader posyandu sudah cukup baik sehingga responden dapat

melaksanakan tugasnya sebagai pelaksana kegiatan posyandu dengan

tanggung jawab dan hal tersebut tidak berpengaruh dengan partisipasi

responden dalam kegiatan posyandu.

4.3.8 Hubungan antara Pemberian Insentif dengan Partisipasi Kader dalam

Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan Tahun 2006

Insentif adalah salah satu jenis penghargaan yang dikaitkan dengan

prestasi kerja (Mutiara, 2002: 88).

Page 85: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

69

Sebagian besar responden di Kelurahan Gubug sebanyak 82,7% dalam

melaksanakan kegiatan posyandu ada pemberian insentif sebesar

Rp. 1000-Rp.5000. Menurut penjelasan responden pada saat pengisian angket,

pemberian insentif yang diberikan oleh pihak puskesmas yaitu sebesar

Rp. 4000,00 namun insentif tersebut diberikan kepada kader tidak rutin setiap

bulan tetapi hanya kadang-kadang saja sebanyak 44,2%. Tetapi justru pada

saat pelaksanaan PIN, biasanya insentif yang diberikan oleh pihak puskesmas

kepada kader cukup besar. Dengan adanya hal tersebut tidak mempengaruhi

responden dalam melaksanakan tugas sebagai kader posyandu di Kelurahan

Gubug yang bekerja dengan tanpa mengharapkan imbalan sesuai dengan

pernyataan yang menyebutkan bahwa kader posyandu adalah anggota

masyarakat yang mau dan mampu bekerja secara sukarela

(DEPKES RI, 1987: 13).

4.3.9 Hubungan antara Pembinaan Kader dengan Partisipasi Kader dalam

Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten

Grobogan Tahun 2006

Kegiatan posyandu adalah perwujudan dari peran serta masyarakat dalam

menjaga dan meningkatkan kesehatan sedangkan peranan petugas kesehatan

adalah untuk membantu upaya yang pada dasarnya merupakan kegiatan

masyarakat sendiri.(Depkes RI, 1989:1-2)

Peranan petugas puskesmas di Kelurahan Gubug dalam membantu

pelaksanaan kegiatan posyandu dilakukan dengan cara memberikan bantuan

berupa pembinaan kader yang menurut penjelasan responden saat pengisian

Page 86: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

70

angket, pembinaan yang biasa responden terima yaitu pembinaan evaluasi

kegiatan posyandu berkaitan dengan masalah gizi pada balita yang

disampaikan pada saat pertemuan kader.

Sebagian besar responden di Kelurahan Gubug (84,6%) sudah mendapat

pembinaan dari petugas puskesmas dan pembinaan tersebut (63,5%)

dilaksanakan secara rutin setiap bulan sehingga hal itu juga dapat menjadi

salah satu penyebab tidak ada hubungan yang signifikan antara pembinaan

kader dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug

Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006.

4.3.10 Hubungan antara Frekuensi Pertemuan Kader dengan Partisipasi Kader

dalam Kegiatan Posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan Tahun 2006

Salah satu tingkat partisipasi kader dalam kegiatan posyandu yang

harus dilakukan oleh kader yaitu memiliki kemampuan sebagai pengelola

seperti mengadakan pertemuan kader(DEPKES RI, 1989: 39).

Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar responden di Kelurahan

Gubug (57,7%) telah mengikuti pertemuan kader sebanyak ≥ 8 kali namun ada

sebagian kecil responden yang pada saat pengisian angket menjelaskan bahwa

responden tersebut kadang beberapa kali tidak mengikuti pertemuan kader

karena adanya kesibukan lain seperti memasak dan meskipun mereka tidak

mengikuti pertemuan kader, responden tetap mendapatkan informasi dari

kader lain karena sebagian besar kader posyandu yang ada di Kelurahan

Gubug masih dalam hubungan satu keluarga. Dengan demikian tidak ada

Page 87: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

71

hubungan yang signifikan antara frekuensi pertemuan kader dengan partisipasi

kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug

Kabupaten Grobogan Tahun 2006.

4.4 Hambatan dan Kelemahan Penelitian

Selama proses pelaksanaan penelitian, peneliti menemui hambatan dan

kelemahan antara lain:

4.4.1 Hambatan

Hambatan yang biasa ditemui saat pelaksanaan penelitian selama 3 bulan

yaitu:

1. Masih adanya kader yang pada saat pengisian angket kurang jujur dalam

menjawab pertanyaan sehingga peneliti berusaha meminta kader untuk

dapat lebih bersikap terbuka dalam pengisian angket.

2. Pengisian angket pada saat selesai kegiatan posyandu tidak dapat

dilakukan pada semua kader yang bertugas karena ada kader yang tidak

hadir dalam kegiatan posyandu sehingga cara peneliti dalam menyebarkan

angket yaitu dengan mendatangi langsung rumah responden.

4.4.2 Kelemahan

Beberapa kelemahan dalam penelitian ini antara lain:

1. Masih adanya kader yang belum jelas mengenai cara pengisian angket

sehingga peneliti berusaha menjelaskan cara pengisian angket kepada

kader.

2. Masih ada kader yang tidak mau mengisi jawaban dari pertanyaan yang

seharusnya dijawab oleh kader yang kemudian peneliti berusaha untuk

Page 88: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

72

tidak memaksa kader untuk menjawab sehingga dalam penentuan skor

untuk pertanyaan yang tidak diisi maka diberi skor 0.

3. Pengkategorian dalam penelitian ini menggunakan Mean (Me) atau rata-

rata yang menjadikan salah satu penyebab hasil penelitian ini tidak ada

hubungan antara faktor-faktor yang diteliti seperti pengetahuan kader

tentang posyandu, lama kerja kader, jam kerja kader, pemberian insentif,

jumlah kader, pembinaan kader, seleksi, ketersediaan alat dan bahan, dan

Frekuensi pertemuan kader dengan partisipasi kader dalam kegiatan

posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan.

Page 89: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian mengenai faktor-faktor yang

berhubungan dengan partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di

Kelurahan Gubug Kecamatan Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006

maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada hubungan antara faktor-

faktor yang diteliti seperti pengetahuan kader tentang posyandu, lama kerja

kader, jam kerja kader, pemberian insentif, jumlah kader, pembinaan kader,

seleksi, ketersediaan alat dan bahan, dan Frekuensi pertemuan kader dengan

partisipasi kader dalam kegiatan posyandu di Kelurahan Gubug Kecamatan

Gubug Kabupaten Grobogan Tahun 2006.

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Puskesmas

Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa masih ada kader

yang tidak hadir dalam kegiatan posyandu yang dapat dilihat dari jumlah

kader (73,1%) kader yang bertugas pada saat posyandu masih kurang

dari 5 orang sehingga masih perlu dilakukan suatu upaya berupa

pelatihan ulang kader agar kader dapat terus berpartisipasi dengan selalu

rutin hadir dalam kegiatan posyandu.

5.2.2 Kader Posyandu

Berdasarkan hasil penelitian mengenai lama kerja kader dapat

terlihat bahwa masih ada kader (44,2%) yang lama menjadi kader < 5

73

Page 90: Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Diare

74

tahun sehingga dengan adanya pengalaman kerja kader yang masih

belum lama ini diharapkan agar kader tersebut dapat lebih meningkatkan

keaktifannya dalam kegiatan posyandu sehingga kelangsungan kegiatan

posyandu dapat terus dipertahankan.