Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

38
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus merupakan suatu sindrom klinis yang berhubungan dengan defisiensi sekresi insulin atau kerja insulin, sehingga mempengaruhi penggunaan glukosa darah. WHO melaporkan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025, jumlah itu akan membengkak menjadi 300 juta orang. 1 Hasil penelitian di Jakarta menunjukkan angka prevalensi yang meningkat tajam mulai dari prevalensi DM sebesar 1,7% di daerah urvan menjadi 5,7% pada tahun 1993 dan kemudian menjadi 12,8% di tahun 2001. 6 Diabetes Mellitus menduduki posisi ke-6 penyebab kematian di dunia yakni mencapai 1.125.000 penderita pada tahun 2005. Sindroma ini semakin banyak dihadapi oleh masyarakat Indonesia pada zaman sekarang ini. Data statistik di Indonesia tahun 2004 yang

Transcript of Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

Page 1: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes Mellitus merupakan suatu sindrom klinis yang berhubungan

dengan defisiensi sekresi insulin atau kerja insulin, sehingga mempengaruhi

penggunaan glukosa darah. WHO melaporkan bahwa pada tahun 2000 jumlah

pengidap diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta orang dan dalam

kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025, jumlah itu akan membengkak

menjadi 300 juta orang.1 Hasil penelitian di Jakarta menunjukkan angka

prevalensi yang meningkat tajam mulai dari prevalensi DM sebesar 1,7% di

daerah urvan menjadi 5,7% pada tahun 1993 dan kemudian menjadi 12,8% di

tahun 2001.6

Diabetes Mellitus menduduki posisi ke-6 penyebab kematian di dunia

yakni mencapai 1.125.000 penderita pada tahun 2005. Sindroma ini semakin

banyak dihadapi oleh masyarakat Indonesia pada zaman sekarang ini. Data

statistik di Indonesia tahun 2004 yang dikeluarkan oleh Ditjen Yanmed Depkes

RI tahun 2005 menunjukkan bahwa angka kejadian DM sekitar 42.000 kasus

dan menyebabkan kematian sekitar 3.316 jiwa. Secara epidemiologi

diperkirakan bahwa pada tahun 2030 prevalensi Diabetes Melitus (DM) di

Indonesia mencapai 21,3 juta orang (Diabetes Care, 2004). 

Diabetes Mellitus (DM) dapat menyebabkan banyak komplikasi,

diantaranya penyakit ginjal, penyakit kardiovaskular, gangguan saraf perifer,

dan penurunan imunitas. Komplikasi DM pada ginjal adalah Nefropati Diabetika

Page 2: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

(ND). Keadaan ini dijumpai pada 35-45% penderita DM. Berdasarkan penelitian

tahunan yang diambil pada tahun 2002 oleh Bethseda dari National Institutes of

Health, angka prevalensi ND mendekati 40% penyebab gagal ginjal terminal.

Kejadian ND akibat Diabetes Mellitus tipe I jauh lebih progresif dan dramatis

dibandingkan akibat Diabetes Mellitus tipe II.2 Studi mikroalbuminuria (MAPS)

melaporkan, hampir 60% dari penderita hipertensi dan DM di Asia menderita

ND yang terdiri atas 18,8% dengan makroalbuminuria dan 39,8% dengan

mikroalbuminuria.3

Nefropati Diabetik ditandai dengan adanya albuminuria dan perburukan

faal ginjal dari normal menjadi gagal ginjal terminal. Fungsi ginjal salah satunya

adalah menghasilkan hormon eritropoietin yang berfungsi untuk pembentukan

eritrosit. Apabila seseorang mengalami defisiensi hormon ini, maka terjadi

gangguan pembentukan eritrosit yang dapat menyebabkan kondisi yang disebut

anemia.

Anemia akibat ND termasuk ke dalam anemia yang disebabkan oleh

penyakit kronik. Manifestasi anemia timbul akibat gagal fungsi ginjal, namun

tidak terjadi pada awal kondisi DM sehingga membutuhkan waktu yang lama

untuk menyebabkan anemia pada keadaan ND.

Kondisi anemia ditandai dengan lemah, mudah lelah, tangan dan kaki

terasa dingin, kulit menjadi pucat, iritabilitas, jantung berdebar, dan tidak dapat

melakukan aktivitas seperti pada keadaan normal. Keadaan anemia pada pasien

DM juga dapat disebabkan oleh karena hal lain, seperti defisiensi nutrisi tertentu

dan akibat pemberian obat DM tertentu.

Page 3: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

Anemia yang timbul pada pasien DM ini apabila dibiarkan begitu saja

dapat meningkatkan risiko penyakit mata akibat diabetes, dan komplikasi DM

terhadap sistem kardiovaskular, dan meningkatkan risiko mortalitas pada pasien

DM. Untuk itu, penelitian tentang anemia akibat ND pada pasien DM sangat

menarik untuk diteliti.

1.2 Masalah Penelitian

Apa saja faktor risiko terjadinya anemia pada pasien DM dengan

komplikasi ND?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum :

Mengetahui faktor risiko apa saja yang dapat menyebabkan anemia pada

pasien DM dengan komplikasi ND di RSUP dr. Kariadi Semarang

1.3.2 Tujuan Khusus :

a. Mengehitung proporsi angka kejadian anemia pada pasien DM dengan

komplikasi ND di RSUP dr. Kariadi Semarang periode Desember 2013

– Februari 2014

b. Menganalisis faktor risiko anemia yang paling berhubungan dengan

pasien DM

Page 4: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Untuk Ilmu Pengetahuan :

1) Menambah pengetahuan tentang angka kejadian anemia pada pasien

DM

2) Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya

1.4.2 Manfaat Untuk Masyarakat :

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada

medis dan paramedis tentang kejadian anemia pada pasien DM, sehingga

pelayanan kesehatan dapat ditingkatkan untuk mengurangi kejadian

tersebut.

1.4.3 Manfaat Untuk Instansi Terkait :

Sebagai bekal penanggulangan komplikasi pada pasien DM, agar

tujuan jangka panjang terhidndarnya dari komplikasi makrovaskuler dan

mikrovaskular dapat tercapai.

1.5 Orisinalitas Penelitian

NO. Author, Judul Metode Hasil1 Bosman, Deborah R; et.al.

Anemia With Erythropoietin Deficiency Occurs Early in Diabetic Nephropathy

- Metode cross sectional

Terdapat 13 pasien dengan ND dari 27 pasien dengan ND yang dijadikan sampel mengalami anemia.

2 Ritz E, HaxsenVDiabetic Nephropathy and Anemia

Metode cross sectional

Penyebab anemia pada pasien nefropati diabetik adalah kurangnya hormon eritropoietin dan adanya faktor tambahan yaitu defisiensi Fe dan faktor iatrogenik

Page 5: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

Ditinjau dari penelitian-penelitian tersebut, maka perbedaan dengan penelitian

yang diajukan adalah lokasi penelitian.

Page 6: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diabetes Mellitus

Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu sindroma klinis kelainan metabolik,

ditandai oleh adanya hiperglikemik yang disebabkan oleh defek sekresi insulinm

defek kerja insulin, atau keduanya.4 Sindroma ini ditandai dengan adanya gejala

khas yaitu poliuri, polidipsi, dan polifagi. Selain itu, masih ada gejala lain yang

bisa menyertai penyakit ini, antara lain : cepat merasa haus, cepat merasa lelah,

penglihatan kabur, luka yang sulit sembuh, penurunan berat badan walaupun

sering makan, dan hilangnya sensibilitas kulit pada telapak tangan ataupun kaki.

Secara klinis terdapat 2 macam diabetes, DM tipe 1 yang biasa disebut

Insulin Dependent Diabetes Mellitus (IDDM) dan DM tipe 2 yang biasa disebut

Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). DM tipe 1 adalah

kekurangan insulin pankreas akibat destruksi autoimun sel B pankreas,

berhubungan dengan HLA tertentu pada suatu kromosom5 dan beberapa

autoimunitas serologik dan cell mediated, DM yang berhubungan dengan

malnutrisi dan berbagai penyebab lain yang menyebabkan kerusakan primer sel

beta pankreas sehingga membutuhkan insulin dari luar untuk bertahan hidup.

Infeksi virus pada atau sebelum onset juga disebut-sebut berhubungan dengan

pathogenesis diabetes.

Page 7: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

DM tipe 2 tidak memiliki hubungan baik dengan autoimunitas, HLA,

maupun virus. DM tipe 2 terjadi akibat adanya resistensi insulin pada jaringan

perifer, dimana pada DM tipe 2 ini produksi insulin oleh sel beta pankreas

cukup. DM tipe 2 sering memerlukan insulin, tetapi tidak bergantung kepada

insulin seumur hidup.5

Klasifikasi DM menurut American Diabetes Association (ADA), 2005

yaitu :

1) Diabetes Mellitus Tipe 1

DM ini disebabkan oleh kekurangan insulin dalam darah akibat

berkurangnya atau tidak adanya produksi insulin oleh sel beta pankreas

dikarenakan adanya kerusakan dari sel beta pankreas. Gejala yang

menonjol adalah poliuri (terutama malam hari), polifagi, polidipsi.

Penderita DM tipe ini biasanya memiliki berat badan yang normal atau

kurus, dan memiliki usia yang masih muda, serta memerlukan insulin

seumur hidupnya.

2) Diabetes Mellitus Tipe 2

DM tipe ini disebabkan oleh adanya resistensi insulin. Insulin yang ada

tidak dapat bekerja dengan baik, oleh karenanya kadar insulin dalam

darah penderita DM tipe ini dapat normal, rendah, bahkan meningkat.

Walaupun kadar insulin dalam darah penderita DM tipe ini dapat

normal, bahkan meningkat, tetapi fungsi insulin untuk

memetabolismne glukosa tidak ada atau kurang, akibatnya glukosa

dalam darah tetap tinggi sehingga terjadi hiperglikemia. 75% dari

Page 8: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

penderita DM tipe II ini memiliki berat badan berlebih bahkan

obesitas, dan terjadi setelah usia 30 tahun.

3) Diabetes Mellitus Tipe Lain

a. Defek genetik pada fungsi sel beta

b. Defek genetik pada kerja insulin

c. Penyakit eksokrin pankreas

d. Endokrinopati

e. Diinduksi obat atau zat kimia

f. Infeksi

g. Imunologi

4) DM Gestasional

Komplikasi dari diabetes bermacam-macam, digolongkan menjadi

komplikasi akut dan komplikasi kronik. Contoh komplikasi akut diabetes

mellitus :

1. Ketoasidosis diabetik (KAD)

KAD adalah keadaan defisiensi insulin absolut atau relatif dan

peningkatan hormon kontra regulator seperti glukagon, katekolamin,

kortisol, dan hormon pertumbuhan

2. Koma Hiperosmolar Non Ketotik

Penurunan kesadaran dengan kadar glukosa dalam darah lebih besar

dari 600 mg% yang timbul tanpa ketosis yang berarti disertai

osmolaritas plasma melebihi 350 mosm. Keadaan ini jarang mengenai

anak-anak, usia muda atau diabetes tipe non insulin dependen karena

pada keadaan ini pasien akan jatuh ke dalam kondisi KAD, sedang

Page 9: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

pada DM tipe II dimana kadar insulin dalam darahnya masih cukup

untuk mencegah lipolisis tetapi tidak dapat mencegah keadaan

hiperglikemia sehingga tidak timbul hiperketonemia

3. Hipoglikemia

Menurunnya kadar glukosa dalam darah kurang dari 60 mg% tanpa

gejala klinis atau glukosa darah sewaktu (GDS) kurang dari 80 mg%

dengan gejala klinis. Diawali dengan stadium parasimpatik dimana

akan terasa lapar dan mual disertai tekanan darah yang menurun, yang

kemudian dilanjutkan dengan stadium gangguan otak ringan yang

ditandai dengan lemah, lesu, sulit berbicara, dan adanya gangguan

kognitif yang bersifat sementara. Setelah itu dilanjutkan dengan

stadium simpatik yang ditandai dengan adanya gejala adrenergik

seperti muncul keringat dingin pada wajah dan bibir, gemetar, dan

dada berdebar-debar. Selanjutnya stadium gangguan otak berat dengan

gejala neuroglikopenik, yaitu pusing, gelisah, penurunan kesadaran

dengan atau tanpa kejang.

Komplikasi kronik dari diabetes mellitus dapat dibagi menjadi 2, yaitu

komplikasi mikrovaskuler dan makrovaskuler. Komplikasi mikrovaskuler terdiri

dari :

1. Retinopati diabetik

Terjadi iskemia retina yang progresif yang merangsang

neovaskularisasi yang pada akhirnya menyebabkan kebocoran protein

serum dalam jumlah besar. Neovaskularisasi ini bersifat rapuh dan

berproliferasi ke bagian dalam korpus vitreum. Apabila tekanan

Page 10: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

meninggi saat berkontraksi maka dapat terjadi perdarahan masif yang

berakibat penurunan penglihatan mendadak. Hal inilah yang

menyebabkan penderita DM dapat mengalami kebutaan.

2. Neuropati diabetik

Merupakan penyakit neuropati yang paling sering terjadi. Gejalanya

dapat berupa hilangnya sensasi distal. Akibat dari hilangnya sensasi

distal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya luka tanpa disadari oleh

pasien yang apabila berlanjut terus dapat terjadi ulkus pada bagian

distal tubuh dan apabila tidak dapat diperbaiki maka harus diamputasi.

Gejala yang sering dirasakan antara lain bagian tubuh distal (misalnya

kaki) terasa terbakar dan bergetas sendiri dan lebih terasa sakit di

malam hari.6

3. Nefropati diabetik

Ditandai dengan albuminuria menetap dengan kadar lebih dari

300mg/24 jam atauh lebih dari 200 ig/menit pada minimal 2x

pemeriksaan dalam waktu 3-6 bulan. Berlanjut menjadi proteinuria

akibat hiperfiltrasi patogenik kerusakan ginjal pada tingkat

glomerulus.7 Akibat glikasi nonenzimatik dan AGE, advanced

glication product yang ireversibel dan menyebabkan hipertrofi sel dan

kemotraktan mononuklear serta inhibisi sitesis nitrit oxide sebagai

vasodilator, terjadi peningkatan tekanan intraglomerulus dan bila

terjadi terus-menerus dan disertai inflamasi kronik, nefritis yang

reversibel akan berubah menjadi nefropati dimana terjadi kerusakan

menetap dan berkembang menjadi chronic kidney disease.7 Komplikasi

Page 11: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

dari ND ini dapat berupa anemia, dikarenakan adanya penurunan atau

hilangnya fungsi ginjal untuk memproduksi hormon eeritropoietin

untuk membentuk eritrosit.

Komplikasi makrovaskuler yang sering terjadi biasanya merupakan

makroangiopati. Penyakit yang termasuk dalam komplikasi makrovaskuler

antara lain :

1) Penyakit pembuluh darah jantung atau otak

2) Penyakit pembuluh darah tepi

Penyakit arteri perifer pada pasien DM terjadi dengan gejala tipikal

intermiten atau klaudikasio ataupun kadang tanpa gejala. Terkadang

ulkus iskemik kaki merupakan kelainan yang pertama muncul.7

2.2 Nefropati Diabetik

Nefropati diabetik merupakan penyebab utama penyakit ginjal stadium

akhir di seluruh dunia dan berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit

kardiovaskular. Manifestasi klinis awal adalah mikroalbuminuria. Progresi

umum mikroalbuminuria menjadi nefropati menyebabkan banyak yang

menganggap mikroalbuminuria sebagai tanda nefropati tahap awal. Setelah

terdeteksi adanya mikroalbuminuria, laju perkembangan dari penyakit ginjal

stadium akhir dan penyakit kardiovaskular dapat ditunda oleh manajemen

tekanan darah, glukosa, dan lipid.

Perjalanan alamiah nefropati diabetik merupakan proses dengan

progresivitas bertahap setiap tahun. Diabetes fase awal diatandai dengan

hiperfiltrasi glomerulus dan peningkatan LFG. Hal ini berhubungan dengan

Page 12: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

peningkatan perkembangan sel dan ekspansi ginjal, yang dimediasi oleh

hiperglikemia. Mikroalbuminuria biasa terjadi setelah 5 tahun menderita

penyakit DM tipe I, sedangkan nefropati yang ditandai dengan proteinuria lebih

dari 300mg%/ hari biasanya terjadi dalam waktu 10-15 tahun. Penyakit ginjal

stadium terminal terjadi pada sekitar 50% penderita DM tipe I, yang pada

akhirnya akan mengalami nefropati dalam kurun waktu 10 tahun.8

DM tipe II memiliki patogenesis lebih bervariasi. Penderita sering

didiagnosis sudah dengan mikroalbuminuria yang disebabkan karena

keterlambatan diagnosis dan faktor lain yang mempengaruhi ekskresi protein.

Sebagian kecil penderita dengan mikroalbuniuria akan berkembang menjadi

penyakit ginjal tahap lanjut. Tahap intervensi, sebanyak 30% penderita akan

berkembang menjadi nefropati, sekitar 20% akan berkembang menjadi penyakit

ginjal tahap akhir. Diabetes yang lama menyebabkan perubahan pada

mikrovaskuler yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal dimana kerusakan

tersebut menyebabkan kegagalan ginjal yang berat dan menimbulkan masalah

kerusakan ginjal yang bermakna dalam kurun waktu 5-10 tahun setelah

terdiagnosis.

Kerusakan ginjal disini menyebabkan penurunan fungsi ginjal, salah satu

manifestasi bermakna yang akan terjadi adalah penurunan hormon eritropoietin

untuk produksi eritrosit, akbiatnya akan terjadi anemia. Kelainan ini bisa saja

diobati dengan pemberian hormon replacement therapy, namun karena gejalanya

tidak berbeda dengan anemia karena hal lain, sering tidak terdiagnosis dan tidak

terobati.

Page 13: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

Alasan lain terjadinya anemia pada ND adalah pada kerusakan ginjal

terjadi absorbsi dan penggunaan Fe yang abnormal sehingga terjadi anemia

defisiensi besi. Salah satu penyebabnya berkurangnya darah selama

hemodialisis.

2.3 Faktor Risiko Nefropati Diabetik

Faktor risiko nefropati diabetik antara lain :

a. genetik

b. Hipertensi

c. Kontrol glukosa darah

d. Ras

2.4 Definisi Anemia dan Klasifikasi

Anemia didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana jumlah sel darah

merah atau kapsitas pengikatan oksigen lebih rendah daripada kebutuhan

fisiologis seseorang, dimana bervariasi menurut umur, jenis kelamin, kebiasaan

merokok, dan status kehamilan.

Batas kadar hemoglobin normal menurut WHO (Geneva 1968)

Usia dan jenis kelamin Kadar hemoglobin

Anak usia 6 bulan – 6 tahun 11g/dl

Anak usia 6 – 14 tahun 12g/dl

Pria dewasa 13g/dl

Wanita dewasa, tidak hamil 12g/dl

Wanita dewasa, hamil 11g/dl

Page 14: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

Pembagian anemia berdasarkan sebab/etiologinya antara lain, yaitu :

a. Anemia akibat penurunan produksi sel darah merah

1. Anemia aplastik

2. Anemia defisiensi besi

3. Anemia penyakit kronik

4. Anemia mieloptisik

5. Toksin

b. Anemia akibat destruksi/kehilangan berlebihan sel darah merah

1. Anemia hemolitik

2. Anemia akibat kehilangan darah/hemoragik

c. Anemia akibat pematangan sel darah merah yang abnormal

1. Anemia megaloblastik

2. Anemia pada keadaan preleukemi

3. Anemia sideroblastik

4. Thalassemia

5. Anemia defisiensi besi

Anemia pada penelitian ini dapat disebabkan oleh gangguan penggunaan

Fe dan vitamin B12 akibat penyakit ginjal, penyakit kronis (chronic kidney

disease akibat diabetes).

2.5 Patogenesis Anemia Akibat Komplikasi Diabetes

Anemia sebagai dampak dari penyakit kronis yang disebabkan oleh

diabetes dipengaruhi oleh imunitas tubuh.Orang dengan diabetes tipe I berisiko

Page 15: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

lebih tinggi untuk mengalami disorder autoimun, seperti gangguan celiac dan

anemia perniciosa akibat defisiensi vitamin B12.

Komplikasi diabetes salah satunya adalah kerusakan ginjal. Akibat

kerusakan sel-sel ginjal, maka hormon-hormon yang dihasilkan oleh ginjal juga

tidak diproduksi. Hormon yang berkaitan dengan anemia pada hal ini adalah

eritropoietin. Tidak diproduksinya eritropoietin maka eritropoiesis juga tidak

berjalan, akibatnya terjadi anemia. Apabila pasien DM sudah mengalami anemia

sebelum terjadi kerusakan ginjal, maka respon untuk menghadapi anemia

tersebut juga tidak baik. Hal ini disebabkan karena pada orang normal, apabila

terjadi anemia maka tubuh akan berespon dengan meningkatkan sekresi

eritropoietin untuk menstimulasi eritropoiesis, tetapi dengan kerusakan ginjal,

maka tidak dihasilkan eritropoietin untuk memproduksi eritropoiesis, akibatnya

anemia tidak dapat diatasi.

Keadaan penderita DM dengan komplikasi ND ditandai dengan

hipoalbuminemia akibat bocornya albumin ke dalam urin sehingga ditemukan

mikroalbuminuria ataupun makroalbuminuria. Albumin sendiri berfungsi untuk

mengikat logam di dalam sirkulasi. Apabila terjadi penurunan kadar albumin

diduga pengangkut logam Fe dalam sirkulasi juga berkurang, akibatnya dapat

terjadi anemia.

Keadaan hipertensi pada DM dapat meningkatkan risiko terjadinya

nefropati diabetik yang pada akhirnya juga dapat menyebabkan meningkatnya

risiko terjadinya kerusakan ginjal. Selain hipertensi, kadar HbA1c yang tinggi

menunjukkan bahwa kadar glukosa darah penderita DM tidak terkontrol,

akibatnya risiko komplikasi nefropati diabetik juga akan meningkat.

Page 16: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

Obat-obatan yang digunakan untuk mengobati DM golongan

Thiazolidinediones dan Metformin dikatakan dapat meningkatkan risiko terkena

anemia perniciosa. Hal ini diakrenakan kedua golongan obat tersebut

menyebabkan gangguan terhadap absorbsi vitamin B12.

Pada orang DM dengan komplikasi ND walaupun tidak terjadi defisiensi

Fe, namun Fe yang ada tidak dapat digunakan oleh karena tidak adanya

eritropoietin yang mrangsang eritropoiesis. Akibatnya walaupun tidak terjadi

defisiensi Fe, anemia tetap dapat terjadi.

2.6 Faktor Risiko Terjadinya Anemia

- Asupan diet kurang vitamin B12 dan Fe

- Gangguan pencernaan, misalnya gangguan absorbsi

- Menstruasi

- Kehamilan

- Mengalami penyakit kronik, seperti penyakit ginjal kronik, kanker,dan

lain-lain

- Infeksi tertentu

- Disorder autoimun

- Inherited anemia, seperti anemia bulan sabit, thalassemia

- Jenis kelamin (wanita lebih mudah terkena anemia)

- Usia

Page 17: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

BAB III

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS

3.1 Kerangka Teori

ANEMIA PENYAKIT KRONIK PADA PASIEN DM DENGAN

NEFROPATI DIABETIK

HIPERTENSI

NEFROPATI DIABETIK

USIA

JENIS KELAMINDIABETES MELLITUS

HIPOALBUMINEMIA

INFEKSI KRONIK,

PENYAKIT HEPAR KRONIK

DEFISIENSI ERITROPIETIN

KADAR HbA1c TINGGI

Page 18: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

3.2 Kerangka Konsep

3.3 Hipotesis

Jenis kelamin, usia, kondisi albuminuria dan hipertensi merupakan faktor

risiko terjadinya anemia pada penderita diabetes mellitus dengan komplikasi

nefropati diabetik di RSUP dr. Kariadi Semarang

ANEMIA PENYAKIT KRONIK PADA PENDERITA DM DENGAN

NEFROPATI DIABETIK

USIA

JENIS KELAMIN

ALBUMINURIA

HIPERTENSI

KADAR HbA1c TINGGI

Page 19: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mencakup bidang ilmu kedokteran khususnya Ilmu Penyakit

Dalam yang menitikberatkan pada faktor risiko terjadinya anemia pada pasien

Diabetes Mellitus dengan komplikasi Nefropati Diabetik di RSUP dr. Kariadi

Semarang.

4.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di RSUP dr. Kariadi Semarang. Pengambilan data

dilaksanankan pada Desember 2013 – Februari 2014

4.3 Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian observasional dengan

pendekatan cross sectional.

4.4 Populasi dan Sampel

4.4.1. Populasi Target

Semua penderita diabetes mellitus dengan komplikasi nefropati

diabetik.

4.4.2. Populasi Terjangkau

Semua penderita diabetes mellitus yang datang ke poliklinik

RSUP dr. Kariadi pada bulan Desember 2013 – Februari 2014

Page 20: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

4.4.3. Sampel Penelitian

4.4.3.1. Kriteria Inklusi

a. Semua pasien diabetes mellitus dengan komplikasi

nefropati diabetik yang mengalami anemia di RSUP

dr. Kariadi Semarang

b. Pasien bersedia berpartisipasi dalam penelitian dan

menyetujui lembar informed consent.

4.4.3.2. Kriteria Eksklusi

a. Pasien Diabetes Mellitus dengan komplikasi nefropati

diabetik yang mengalami infeksi kronis

b. Pasien diabetes mellitus dengan komplikasi nefropati

diabetik yang mengalami gangguan hepar kronik

4.4.4. Cara Sampling

Prosedur penarikan sampel penelitian untuk memenuhi tujuan

khusus nomor 1 dilakukan dengan penelusuran catatan medis.

Penarikan sampel penelitian untuk memenuhi tujuan khusus nomor 2

dilakukan dengan simple random sampling, dengan menggunakan

kriteria inklusi dan eksklusi, sampai mendapatkan jumlah yang

sesuai dengan penghitungan jumlah sampel

4.4.5. Besar Sampel

Besar sampel minimal untuk penelitian sitentukan dengan

menggunakan rumus besar sampel untuk data nominal dengan

sampel tunggal untuk estimasi proporsi suatu populasi :

n=z∝

2 P(1−P)d2

Page 21: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

Keterangan :

P : Proporsi penyakit atau keadaan yang diteliti

Pada penelitian ini digunakan prevalensi Diabetes Mellitus

dengan di provinsi Jawa Tengah (Riskesdas 2007) yaitu

sebesar 7,8% atau 0,078

α : Tingkat kemaknaan yang dikehendaki sebesar 95%

diperoleh zα = 1,96

d : Tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki sebesar 10%

atau 0,10

n=(1,96 )20,078 (1−0,078)

0,102

n=(3,8416 )10,078 (0,922)

0,01

n=27,63 ≈ 28

Berdasarkan penghitunga besar sampel, diperoleh besar sampel

minimal sejumlah 28 orang.

4.5. Variabel Penelitian

4.5.1. Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah hipertensi, kadar HbA1c,

usia, jenis kelamin, dan albuminuria

4.5.2. Variabel Tergantung

Riwayat anemia pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi

nefropati diabetik.

Page 22: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

4.5.3. Variabel Perancu

Variabel perancu pada penelitian ini adalah penyakit infeksi kronis

dan penyakit hepar kronis

4.6. Definisi Operasional

Page 23: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

4.7. Cara Pengumpulan Data

4.7.1. Alat Penelitian

No Variabel Satuan Skala

1 Usia

Usia pasien pada saat data diambil

Tahun Ratio

2 Hipertensi

Merupakan keadaan tingginya

tekanan darah, ditunjukan dengan

nilai sistole/diastole.

Pada penelitian ini tekanan darah

digolongkan menurut JNC 7 yaitu :

- Normal (<120/<80 mmHg)

- Prehipertensi (120-139/80-

89 mmHg)

- Hipertensi stage 1 (140-

159/90-99 mmHg)

- Hipertensi stage 2 (>=

160/100 mmHg)

mmHg ordinal

3 HbA1c

Pemeriksaan darah yang memeriksa

jumlah glukosa yang terikat ke

hemoglobin. Kadar HbA1c normal

adalah 4-6%

% nominal

4 Albuminuria menetap

Suatu kondisi dimana ditemukan

albumin pada urin.

Pada penelitian ini, dianggap

albuminuria menetap apabila

ditemukan albumin >300mg/24 jam

pada urin

- Nominal

5 Jenis Kelamin

Jenis Kelamin pasien DM dengan

komplikasi ND yang mengalami

anemia

- Nominal

6 Penyakit Infeksi Kronis

Penyakit infeksi berlangsung lebih

dari 2 minggu.

- Nominal

7 Penyakit Hepar Kronis

Penyakit pada hepar yang

berlangsung kronis

- Nominal

Page 24: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan catatan medik.

4.7.2. Jenis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data sekunder.

Data dikumpulkan dengan menggunakan catatan medic untuk

melihat usia, jenis kelamin, HbA1c, tekanan darah, dan kadar

albumin urin

4.7.3. Cara Kerja

Data dikerjakan dengan mengutip catatan medik. Data yang diambil

adalah nama, usia, jenis kelamin, nomor CM, tekanan darah, HbA1c,

kadar albumin urin, kemudian memindahkan data tersebut ke dalam

komputer.

4.8. Alur Penelitian

Pasien Diabetes Mellitus dengan komplikasi Nefropati Diabetik di RSUP dr. Kariadi

Semarang yang sudah diberi informed consent

Kriteria Inklusi Kriteria Eksklusi

Mengutip catatan medik pasien untuk kelengkapan

data, dan memindahkannya ke komputer

Menganalisa faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian

anemia pada pasien diabetes mellitus dengan nefropati diabeti

Page 25: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

4.9. Analisis Data

Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program komputer.

Dikerenakan variabel pada penelitan ini menggunakan skala ordinal dan

nominal, untuk variabel hipertensi dengan skala ordinal maka analisis pada

pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan statistik non

parametrik. Sedangkan variabel usia, kadar HbA1c, hipertensi, jenis

kelamin, dan albuminuria menetap akan dianalisis dengan analisis univariat,

apabila berdistribusi normal akan dinyatakan sebagai rerata dan standar

deviasi atau median interquartil range, apabila distribusinya tidak normal.

Uji normalitas distribusi data akan menggunakan Kolmogorov-Smirnov atau

Shapiro-Wilk.

Analisis kekuatan hubungan faktor risiko akan diuji menggunakan uji

korelasi untuk mengetahui faktor apa yang paling bergubungan dilakukan

uji korelas Spearman atau Koefisien Konstigensi Lambda. Setelah itu akan

dianalisis menggunakan metode regresi logistic.

4.10. Etika Penelitian

Penelitian ini akan diajukan kepada Komisi Etik Penelitian Kesehatan

Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro dan RSUP dr. Kariadi

Semarang untuk memperoleh ethical clearance. Peneliti akan menjelaskan

tujuan , manfaat, dan prosedur penelitian kepada partisipan dan mendapat

Page 26: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

persetujuan dari partisipan dalam bentuk lembar informed consent,

karenanya pasien berhak menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian.

Seluruh data yang terkumpul akan dijaga kerahasiaannya sebagai rekam

medis. Seluruh biaya yang berkaitan dengan penelitian ditanggung oleh

peneliti.

DAFTAR PUSTAKA

1. Suyono S. Diabetes Melitus di Indonesia. Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam. IV ed.

Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI . 2006

2. Djokomulyanto R. Insulin Resistance and Other Factors in the Pathogenesis of

Diabetic Nephropathy. Simposium Nefropati Diabetik . 1999

3. Association AD. Hypertension Management in Adult with Diabetes (position

statement). 2004

4. Gustaviani R. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam. IV ed. Jakarta : Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FK UI. 2006

5. Martono H PK, et.al, Diabetes Melitus pada Lanjut Usia. In : Darmono ST, dkk

editor. Naskah lengkap diabetes melitus. Semarang : Badan Penerbit Universitas

Diponegoro. 2007

6. PERKENI. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus tipe 2 di

Indonesia. Jakarta ; Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. 2006

7. Price SA. Pankreas : Metabolisme Glukosa dan Diabetes Melitus. Patofisiologi :

Konsep Klinis Proses-proses. Jakarta. 2005

Page 27: Faktor Risikoterjadinya Anemia Pada Pasien Diabetes Mellitus

8. PERKENI. Konsensus Pengelolaan DM Tipe 2 di Indonesia. Jakarta : PB

PERKENI. 2006

9. B, Lisyani Suromo, et.al. Buku Ajar Patologi Klinik II. Semarang : Bagian Patologi

Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro. 2013

10. Deborah Rbosman, et.al. Anemia With Erythropoietin Deficiency Occurs Early in

Diabetic Nephropathy. 2001. Available from :

http://care.diabetesjournals.org/content/24/3/495.long

11. Ritz E; Haxsen V. Diabetic Nephropathy and Anemia. 2006. Available from :

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16281961

12. Kostadaras,Ari. Risk factors for diabetic nephropathy. Available from :

http://www.kidneydoctor.com/dm.htm

13. Evans, Timothy C ; Capell, Peter. Diabetic Nephropathy. 2000. Available from :

http://journal.diabetes.org/clinicaldiabetes/v18n12000/Pg7.htm

14. Anemia From Declining Kidney Function in Diabetic and Hypertensive Patients.

2009. Available from :

http://www.anemia.org/professionals/feature-articles/content.php?contentid=470

15. Paul E. Stevens, Donal J. O'Donoghue, Norbert R. Lameire. Anaemia in Patients With Diabetes: Unrecognised, Undetected and Untreated? . 2003. Available from http://www.medscape.com/viewarticle/459951_4

16. Recognizing Anemia in People with Diabetes. 2009. Available from : http://www.anemia.org/patients/feature-articles/content.php?contentid=000367

17. Mayo Clinic staff. Anemia. Available from : http://www.mayoclinic.com/health/anemia/DS00321/DSECTION=risk-factors